metode kanguru dewi&desi

51
BAB I PENDAHULUAN Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR). Sebagian besar penyebab BBLR di Negara berkembang adalah gangguan pertumbuhan intrauterine.intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan tenaga yang terampil. Akibatnya angka mortalitas dan morbiditas bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, Perlindungan infeksi, dan stimulasi. Pada saat bayi premartur/BBLR lahir berbagai komplikasi dapat terjadi. Semakin muda usia kehamilannya dan semakin kecil bayi tersebut semakin banyak komplikasi yang terjadi. Perawatan dini bagi bayi yang memiliki komplikasi harus disesuaikan dengan juklak institusi/nasional. Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relative tinggi, yaitu sekitar 14%. Di rs Dr. Cipto Mangunkusumo (rscm) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan angka sebesar 13,8%, sedangkan di RS M Djamil Padang Chundrayetti pada tahun 1998 mendapat angka sebesar 12,6%. Di Negara – Negara berkembang termasuk di Indinesia morbiditas dan mortalitas BBLR masih tinggi. Bayi berat lahir rendah merupan penyumbang utama kematian neonatal. Di Subbagian Perinatologi IKA FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian neonatal 1

Upload: anonymous-f5x29wgbu

Post on 09-Apr-2016

54 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

metode

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Kanguru Dewi&Desi

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi lahir dengan berat lahir rendah

(BBLR). Sebagian besar penyebab BBLR di Negara berkembang adalah gangguan pertumbuhan

intrauterine.intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan

tenaga yang terampil. Akibatnya angka mortalitas dan morbiditas bayi BBLR menjadi tinggi.

Perawatan dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan

terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan,

ASI, Perlindungan infeksi, dan stimulasi. Pada saat bayi premartur/BBLR lahir berbagai

komplikasi dapat terjadi. Semakin muda usia kehamilannya dan semakin kecil bayi tersebut

semakin banyak komplikasi yang terjadi. Perawatan dini bagi bayi yang memiliki komplikasi

harus disesuaikan dengan juklak institusi/nasional.

Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relative tinggi, yaitu sekitar

14%. Di rs Dr. Cipto Mangunkusumo (rscm) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan angka

sebesar 13,8%, sedangkan di RS M Djamil Padang Chundrayetti pada tahun 1998 mendapat

angka sebesar 12,6%.

Di Negara – Negara berkembang termasuk di Indinesia morbiditas dan mortalitas BBLR masih

tinggi. Bayi berat lahir rendah merupan penyumbang utama kematian neonatal. Di Subbagian

Perinatologi IKA FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian neonatal dini pada

kelompok bayi dengan berat lahir <1000g, 1000-1499g, dan 1500-2499g masing-masing sebesar

75%, 41,9% dan 6,6%. Penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia, hipotermia dan

infeksi. Selain kondisi yang buruk pada saat dilahirkan, kematian neonatal sering disebabkan oleh

cara penanganan kasus yang tidak tepat.

Kehangatan tubuh ibu ternyata merupaka sumber panas yang efektif untuk bayi yang lahir cukup

bulan maupun yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara kulit ibu dengan

kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contac atau Metode Kanguru (MK). Metode

Kanguru diperkenalkan pertamakali oleh rey dan Martinez dua orang ahli neonatologi dari

bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983. Metode ini merupakan cara sederhana yang

1

Page 2: Metode Kanguru Dewi&Desi

bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama,

terutama BBLR dengan berat 1200 – 2000g.

Dengan ditemukan nya metode kanguru telah terjadi revolusi perawatan BBLR/bayi kurang bulan

(BKB). Metode ini bermanfaat bagi bayi preamtur untu membantu memulihkan akibat dari

prematuritasnya dan menolong orangtua agar lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam

merawat bayinya. Metode kanguru berperan dalam perawatan bayu baru lahir secara manusiawi

dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

2

Page 3: Metode Kanguru Dewi&Desi

BAB II

PEMBAHASAN

METODE KANGURU SEBAGAI PENGGANTI INKUBATOR UNTUK BAYI

BERAT LAHIR RENDAH

Metode Kanguru (MK) ditemukan pada tahun 1983 oleh dua orang ahli neonatologi dari Bogota,

Colombia untuk mengatasi keterbatasan jumlah incubator. Setelah dilakukan berbagai penelitian,

ternyata MK tidak sekedar menggantikan peran incubator, namun juga member bnyak

keuntungan yang tidak bias diberikan oleh incubator. Metode kanguru mampu memenuhi

kebutuhan asasi BBLR dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim

sehingga member peluang BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar. Metode Kanguru

dapat meningkatkan hubungan emosi ibu – bayi, menstabilkan suhu tubuh, laju denyut jantung

dan pernapasan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik,

mengurangi stress pada ibu dan bayi,mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki

keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan kejadian infeksi

nosokomial, dan mempersingkat lama rawat di rumah sakit.

Angka kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih relative tinggi, yaitu sekitar

14%. Di rs Dr. Cipto Mangunkusumo (rscm) pada tahun 1996 Rohimi mendapatkan angka

sebesar 13,8%, sedangkan di RS M Djamil Padang Chundrayetti pada tahun 1998 mendapat

angka sebesar 12,6%.

Di Negara – Negara berkembang termasuk di Indinesia morbiditas dan mortalitas BBLR masih

tinggi. Bayi berat lahir rendah merupan penyumbang utama kematian neonatal. Di Subbagian

Perinatologi IKA FKUI/RSCM selama tahun 1998 didapatkan angka kematian neonatal dini pada

kelompok bayi dengan berat lahir <1000g, 1000-1499g, dan 1500-2499g masing-masing sebesar

75%, 41,9% dan 6,6%. Penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia, hipotermia dan

infeksi. Selain kondisi yang buruk pada saat dilahirkan, kematian neonatal sering disebabkan oleh

cara penanganan kasus yang tidak tepat.

3

Page 4: Metode Kanguru Dewi&Desi

Kehangatan tubuh ibu ternyata merupaka sumber panas yang efektif untuk bayi yang lahir cukup

bulan maupun yang BBLR. Hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara kulit ibu dengan

kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contac atau Metode Kanguru (MK). Metode

Kanguru diperkenalkan pertamakali oleh rey dan Martinez dua orang ahli neonatologi dari

bogota, Colombia Amerika Selatan pada tahun 1983. Metode ini merupakan cara sederhana yang

bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat maupun jangka lama,

terutama BBLR dengan berat 1200 – 2000g.

Dengan ditemukan nya metode kanguru telah terjadi revolusi perawatan BBLR/bayi kurang bulan

(BKB). Metode ini bermanfaat bagi bayi preamtur untu membantu memulihkan akibat dari

prematuritasnya dan menolong orangtua agar lebih percaya diri serta dapat berperan aktif dalam

merawat bayinya. Metode kanguru berperan dalam perawatan bayu baru lahir secara manusiawi

dan meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi.

BEBERAPA PERMASALAHAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Hipotermia

Salah satu cirri BBLR terutama BKB adalah mempunyai suhu yang tidak stabil dan cenderung

hipotermia (suhu < 36,5 ºC). hipotermia dapat mengakibatkan komplikasi jangka pendek berupa

asidosis, hipoglikemia, dan gangguan pembekuan darah serta peningkatan risiko untuk distress

pernafasan.

Rendahnya Daya Tahan Terhadap Infeksi

Bayi berat lahir rendah terutama BKB sangat Rentan terhadap infeksi terutama infeksi

nosokomial. Hal ini disebabkan oleh kadar immunoglobulin serum yang rendah, aktivitas

bakterisidal neutrofil dan efek sitotoksik limfosit juga masih rendah.

Apneu Pada Bayi Kurang Bulan

Kelainan ini terjadi akibat ketidakmatangan paru dan susunan saraf pusat. Apneu didefinisikan

sebagai periode tak bernafas selama lebih dari 20 detik dan disertai bradikardiasemua bayi

dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu harus secara rutin dan terus menerus dipantau

sampai apneu hilang selama satu minggu. Pemberian teofilin dapat mengurangi kejadian apneu

sekitar 60 – 90 %.

4

Page 5: Metode Kanguru Dewi&Desi

Enterokolitis Neokrotikans

Prematuritas merupakan factor risiko terjadinya enterokolitis nekrotikans (EKN) pada neonates.

Kenaikan angka harapan hidup BKB menyebabkan kenaikan kejadian EKN. Kejadian EKN

tertinggi pada bayi berat lahir <1500g. tiologi penyakit ini multifactor, yaitu factor yang

menyebabkan trauma hipoksik iskemik pada saluran cerna yang masih imatur, kolonisasi bakteri

pathogen, dan substrat protein berlebihan dalam lumen. Pembetian ASI dapat

mencegah/mengurangi kejadian EKN karena ASI merupakan cairan normo-osmolar dan

mengandung makrofag, limfosit,dan immunoglobulin yang mencegah kolonisasi bakteri

pathogen.

Kebutuhan Bayi Berat Lahir Rendah

Monintja merumuskan kebutuhan tersebut sebagai brikut :

Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai dengan pengaturan suhu, kelembaban

udara dan kebersihan lingkungan.

Kebutuhan akan fungsi perfusi dan oksigenisasi jaringan yang baik agar fungsi

metabolism dan ekskretorik dapat berlangsung adekuat.

Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat yang menjamin tunbuh kembang

optimal.

Kebutuhan emosional dan social yang menunjang tumbuh kembang yang baik.

KEUNTUNGAN METODE KANGURU

Berbagai penelitian mengenai metode kanguru telah dilakukan baik dinegara berkembang mauun

Negara maju, dan didapatkankan beberapa keuntungan menggunakan metode kanguru

dibandingkan perawatan bayi secara tradisional (menggunakan incubator).

5

Page 6: Metode Kanguru Dewi&Desi

1. Peningkatan Hubungan Emosi Ibu – Bayi

Hubungan emosional ibu dengan bayi dimulai sejak kehamilan. Ikatan emosional yang disebut

attachment atau bonding ini merupakan suatu proses hubungan bayi dengan orangtuanya. Bayi

dengan kontak yang dini dengan ibunya, lebih sedikit menangis, lebih sering tersenyum, dan

lebih banyak memanfaatkan ASI daripada bayi yang kontak dengan ibunya terlambat atau tidak

adekuat.

Tessier dkk melaporkan bahwa ibu – ibu yang menggunakan metode kanguru merasa lebih

percaya diri dalam merawat bayinya dibandingkan kelompok control dan apabila bayinya

bermasalah sehingga perlu dirawat lebih lama di rumah sakit. Perasaan khawatir pada akan

keadaan anaknya lebih besar daripada kelompok control. Metode kanguru juga meningkatkan

kedekatan ibu dan bayinya, mengurangi perasaan stress pada ibu sebagaimana pada bayi, serta

membuat ibu dan bayi lebih tenang dan rileks. Semakin dini metode kanguru diterapkan hasilnya

semakin baik.

2. Stabilisasi Suhu Tubuh

Terdapat beberapa cara untuk menjaga suhu tubuh bayi tetap hangat yaitu dengan metode

kanguru, ruangan hangat, botol yang dihangatkan, radiant warmer, tempat tidur berisi air yang

dihangatkan, dan inkubator. Ditinjau dari segi efektivitas, keamanan dan hygiene metode kanguru

sama dengan incubator tipe 3 yang paling canggih, namun dari segi segi baiya berbeda jauh.

Suatu fenomena menarik tentang pengaturan suhu tubuh ibu yang menggunakan metode kanguru

ditemukan oleh Ludington_hoe, dkk. Didapatkan bahwa suhu ibu akan meningkat bila bayi mulai

dingin dan bila bayi telah hangat maka suhu ibu menurun kembali. Hal ini tanpa disadari oleh ibu

tersebut. Mereka menyebut fenomena ini sebagai maternal neonatal thermal synchcrony. Pada

metode kanguru tidaki terjadi proses kehilangan panas baik melalui radiasi, kenveksi, evaprasi,

maupun konduksi; sedangkan ikubator masih dapat terjadi prosos kehilangan panas melalui

radiasi yangdapat mencapai 50%.

3. Stabilisasi Laju Denyut Jantung Pernapasan

Ludington-hoe dkk, dalam penelitiannya menggunakan alat monitor kontinyu, menemukan

bahwa selama perawatan menggunakan metode kanguru laju denyut jantung bayi relative stabil

dan konstan sekitar 140-160 kali per menit.ketika bayi tidur saat perawatan metode kanguru,

denyut jantung menjadi teratur.

6

Page 7: Metode Kanguru Dewi&Desi

Mengenai pola pernafasan, Ludington-Hoe melaporkan bahwa selama metode kanguru frekuensi

pernafasan bayi menjadi lebih dalam, kejadian apneu berkurang 4 x lipat, lama episode apneu,

dan periodic breathing menjadi lebih singkat.

4. Pengaruh Terhadap Tingkah Laku Bayi

Pada bayi yang dirawat dengan metode kanguru, apabila kita mengetuk punggung bayi perlahan –

lahan atau membuat keributan didekatnya, reaksi bayi hanya berupa kerutan wajah serta

pergerakan jari tangan dan kaki yang berlangsung singkatt. Selanjutnya bayi melanjutkan

tidurnya dengan tenang tanpa terbangun.

Pada perawatan metode kanguru bayi tidur dua kali lebih sering, serta lebih lama dan dalam. Hal

ini penting agarbayi dapat waspada (alert), sehingga bayi dapat melakukan berlangsung lebih

lama saat perawatan metode kanguru daripada bayi yang dirawat tersah oleh ibu.

Bayi yang dirawat di incubator bias menangis selama 2-3 menit sampai seseorang dating

merawatnya. Dengan metode kanguru jumlah tangisan dalam satu episode menurun bermakna

bahkan banyak bayi yang tidak menangis sama sekali, atau jika menangis biasanya berlangsung

selama satu menit. Tangisan yang terjadi selama metode kanguru biasanya terjadi pada saat bayi

sedang lapar dan dapat segera diketahui oleh ibu dengan memberikan ASI

5. Peningkatan Produksi Air Susu Ibu

Air Susu Ibu pada kelompok metode kanguru jumlahnya lebih banyak secara bermakna

disbanding kelompok control. Peningkatan produksi ASI dapat terjadi dengan menguatnya ikatan

emosi ibu-bayi sehingga terjadi letdown reflex yang penting bagi pemngeluaran ASI.disamping

itu, stress yang biasa terjadi pada ibu-ibu yang bayinya dirawat sakit akan berkurang bila ibu

diberi kesempatan mendekap bayinya dalam metode kanguru, hal ini berpengarus positif terhadap

produksi ASI.

6. Pengaruh Terhadap Kejadian Infeksi

Tidak satupun laporan tentang penggunaan metode kanguru yang menyatakan adanya

peningkatan kejadian sepsis. Hal ini tampaknya disebabkan flora normal kulit ibu lebih aman

bagi bayi premature yang mendapat ASI dibandingkan organism yang resisten terhadap antibiotic

yang terdapat di rumah sakit.

7

Page 8: Metode Kanguru Dewi&Desi

7. Berkurangnya Hari Rawat Di Rumah Sakit

Dengan diterpkan nya metode kanguru hari rawat di rumah sakit menjadi jauh berkurang,

meskipun jumlah kunjungan untuk control meningkat, hal ini menyebabkan penghematan biaya

perawatan, berkurangnya beban perawat dirumah sakit serta menurunnya kejadian infeksi

nosokomial.

BEBERAPA KENDALA DAN UPAYA PENANGGULANGAN

Factor budaya, tingkat pengetahuan dan kebijakan perintah dapat berpengaruh terhadap

pelaksanaan metode kanguru di masyarakat. Di Negara dengan penggunaan ASI tidak popular

maka metode kanguru akan sulit berkembang. Kebijakan pemerintah dalam menyebarluaskan

informasi mengenai berbagai manfaat metode kanguru juga akan membantu penerapan metode

kanguru ini di masyarakat. Di beberapa Negara, media cetak dan elektronik turut berperan dalam

penyebarluasan informasi secara terus menerus akan mampu mempopulerkan metode ini.

TATALAKSANA YANG DIANJURKAN

Kriteria untuk mengikuti program perawatan bayi dengan metode kanguru antara lain ditetapkan

oleh ISS world laboratory kangaroo mother program yaitu berat badan ≤ 2000g, tidak ada

masalah patologis yang menyertai, reflex hisap baik, koodinasi reflex hisap dan menelan baik,

mempunyai orangtua yang menyetujui peraturan metode kanguru dan mematuhi jadwal

pertemuan, memiliki catatan medic yang lengkap serta memperoleh informed consent dari

orangtua. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan untuk ibu, bayi, posisi bayi,

observasi bayi, cara pemberian ASI, serta kebersihan ibu dan bayi, ilustrasi metode kanguru dapat

dilihatpada gambar.

8

Page 9: Metode Kanguru Dewi&Desi

MANFAAT PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) & PENERAPANNYA

ISTILAH KMC

Prinsip “skin to skin contact” ini dalam bahasa inggris dikenal dengan KMC serta dalam

publikasi Bahasa Spanyol disebut “la Tecnica madre Canguro”. Di Indonesia, Prof. Dr. Achmad

Suryono (Ketua UKK Perinatologi, PP IDAI 200-2003) memperkenalkan istilah perawatan Bayi

Lekat (PBL) karena cara merawat ini dilakukan dengan melekatkan tubuh bayi kepada tubuh ibu.

Perinasia sendiri menggunakan istilah perawatan Metode Kanguru (PMK).

PENGERTIAN PMK

Yaitu cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popokdan topi)diletakkan

secara tegak / vertical di dada antara kedua payudara ibunya (ibu tenjang dada kemudian

diselimuti). Dengan demikian, terjadi kontak kulit bayi dengan kulitibu secara kontinyu dan bayi

memperolah panas (sesuai suhu ibunya) melalui proses konduksi. Cataneo (1998) menegaskan

pentingnya kontak kulit bayi ke ibu yang terus menerus dan berkelanjutan.(hanya dipisahketika

ibu kekamar mandi atau mengikuti pemeriksaan medis lain) sedangkan posisinya bisa vertikal

dan bisa setengah miring. Levin (1998) menekankan bahwa kontak itu harus 24 jam untuk disebut

sebagai KMC. Dalam penerapan PMK ibu dapat diganti oleh pengganti ibu misalnya suami,

nenek, kakek bayi atau sanak keluarga yang lain yang dipersiapkan untuk itu.

CARA KEHILANGAN PANAS PADA BBL

Pada intinya ada 4 cara bayi baru lahir kehilangan panas yaitu :

evaporasi merupakan proses kehilangan panas melalui proses penguapan dari tubuh yang

basah misalnya bayi yang mengompol dan tetap basah, atau tubuh bayu yang diseka

dengan alkohol dan alkoholnya menguap maka tubuh bayi terasa dingin.

Radiasi meliputi kehilangan panas melalui pemancaran panas dari tubuh bayi ke

lingkungan sekitar yang lebih dingin misalnya bayi baru lahir segera ditarus di ruang ber-

AC yang dingin maka suhu tubuh bayi akan berkurang karena panasnya terpancar ke

sekitarnya yang bersuhu lebih rendah.

9

Page 10: Metode Kanguru Dewi&Desi

Konduksi yaitu cara kehilangan panas melalui persinggungan dengan benda yang lebih

dingin. Misalnya bayi baru lahir telanjang ditimbang pada alas timbangan logam tanpa

alas maka akan ada panas dari tubuh tubuh bayi yang pindah ke alas logam timbangan.

Konveksi yaitu kehilangan panas melalui aliran udara. Misalnya bayi baru lahir

diletakkan didekat jendela atau pintu yang terbuka maka akan ada aliran udara luar ( yang

mungkin lebih dingin) yang akan berpengaruh pada suhu bayi.

MANFAAT PMK

1. Manfaat PMK Bagi Bayi

telaah yang dilakukan anderson (1991) dari berbagai penelitian menyebutkan bahwa manfaat

“kontak kulit bayi ke ibu” (skin to skin contact) adalah stabilisasi suhu (suhu tubuh bayi lebih

stabil bahkan lebih stabil daripada yang dirawat di inkubator), pola pernafasan bayi menjadi lebih

teratur (mengurangi kejadian upnea periodik), denyut jantung bayi lebih stabil, pengaturan

perilaku bayi lebih baik misalnya frekuensi menangis bayi berkurang dan sewaktu bangun bayi

lebih waspada, lebih sering bayi minum ASI dan lama mentek lebih panjang. Selain itu, juga

dilaporkan bahwa pemakaian kalori lebih kurang, kenaikan berat badan lebih baik, waktu tidur

bayi lebih lama, hubungan lekat bayi-ibu lebih baik serta berkurangnya kejadian infeksi (Suradi

dan Yanuarso, 2000).

2. Manfaat PMK Bagi Ibu

Dari telaah yang sama oleh Anderson (1991) dilaporkan bahwa PMK mempermudah pemberian

ASI, Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi, hubungan lekat ibu-bayi lebih baik, ibu lebih

sayang kepada bayinya, pengaruh psikologiss ketenangan bagi ibu dan keluarga (ibu lebih puas,

kurang merasa stres). Dari penelitian juga dilaporkan adanya peningkatan produksi ASI ibu

(Suradi dan Yanuarso, 2000). selain itu, bila ibu perlu merujuk bayi ke fasilitas kesehatan lain di

dalam maupun antar rumah sakit, serta dari dan kerumah sakit, kerumah sendiri tidak

memerlukan alat khusus karena dapat menggunakan cara PMK (Cattaneo, Davanco, Bergman,

dkk, (1998).

3. Manfaat Bagi Petugas Kesehatan

bagi petugas kesehatan palin sedikit akan bermanfaat dari segi efisien tenaga karena ibu lebih

banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian kebutuhan petugas akan berkurang. Bahkan

10

Page 11: Metode Kanguru Dewi&Desi

petugas justru dapat melakukan tugas lain yang klebih memerlukan perhatian petugas misalnya

pemeriksaan lain atau kegawatan pada bayi maupunmemberikan dukungan kepada ibu dalam

menerapkan PMK (cataneo, Davanco, Bergman, 1998).

4. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan, Klinik, RS

paling sedikit ada 3 manfaat bagi fasilitas pelayanan dengan penerapan PMK yaitu lama

perawatan lebih pendek (ibu cepat pulih) sehingga iibu cepat pulang dari fasilitas kesehatan.

Dengan demikian, tempat tersebut dpat digunakan bagi klien lain yang memerlukan (turn-over

meningkat) manfaat lain yang dikemukakan adalah pengurangan penggunaan fasilitas (listrik,

inkubator, alat canggih lain) sehingga dapat membantu efisiensi anggaran (Cattaneo, Davanco,

Bergman, 1998). dengan naiknya turn-over serta efisiensi anggaran diharapkan adanya

kemungkinan kenaikan revenue (penghasilan).

5. Manfaat Bagi Negara

karena penghasilan ASI meningkat, dan bila hal ini dapat dilakukan dalam skala makro maka

dapat menghemat devisa (import susu formula). Demikian pula, dengan peningkatan pemanfaat

ASI kemungkinan bayi sakit lebih kecil dan ini tentunya menghemat biaya perawatan kesehatan

yang dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta.

PENERAPAN PMK

PMK pada hakekatnya memiliki manfaat sebagai berikut :

1. stabilisasi BBL terutama BBLR

2. menggantikan inkubator atau sebagai alternatif

3. merawat bayi prematur/PJT

4. sebagai cara tepat guna transpor dalam merujuk bayi

potensi kendala dalam penerapan PMK yaitu faktor budaya, tingkat pengetahuan masyarakat serta

kebijakan pemerintah. Di negara yang pemanfaatan ASI tidak populer, PMK dapat mengalami

kesulitan berkembang.

11

Page 12: Metode Kanguru Dewi&Desi

TATALAKSANA YANG DIANJURKAN

ISS World Laboratory Kangoroo Mother Program memberikan petunjuk penerapan sebagai

berikut : berat badan kurang atau sama 2000 gram, tidak ada masalah patologis pada bayi, refleks

isap baik, demikian juga koordinasi refleks isap dan menelan baik, perkembangan dlam inkubator

baik, orangtua bayi yang menyetujui PMK dan mematuhi aturan, adanya catatan medik bayi yang

lengkap (Suradi dan Yanuarso, 2000)

mengenai syarat penggunaan PMK di Indonesia sebaiknya adanya komponen berikut:

ada formulasi kebijakan

ada organisasi pelayanan utamanya untuk tindak lanjut

ada perlengkapan dan peralatan untuk ibu bayi

ada petunjuk pelaksanaan

ada petugas terlatih dan

ada kelompok pendukung pengguna PMK

sedangkan persyaratan petugas PMK perlu memenuhi kriteria berikut : memiliki pengetahuan dan

ketereampuilan kapan memulai PMK, cara atau teknik menggunakan PMK, cara pemberian

minum bayi khususnya yang BBLR, semiliki kemampuan komunikasi dan konseling untuk

keluarga, memiliki kemampuan pendidikan dan motivasi bagi keluarga.

12

Page 13: Metode Kanguru Dewi&Desi

ASPEK SOSIO BUDAYA PERAWATAN METODE KANGURU (PMK)

PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN SOSIO-BUDAYA

Kebudayaan :

1. kebudayaan adalah cara hidup mahluk manusia yang tercermin dalam pola-pola tindakan

(action) dan kelakuan (behavior) (Poerwanto, 2000).

2. kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan beljar

(Koentjaraningrat, 1984).

3. kebudayaan adalah keseluruhan yang komples meliputi pengetahuan, kepercayaan,

keseniaan, hukum, moral adat, dan berbagai kemampuan serta kebiasana yang diperoleh

manusia sebagai anggota masyarakat (tylor, 1871).

4. kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah laku, eksplisit maupun implisit yang

diperoleh dan diturunkan melalui symbol yang akhirnyya mampu membentuk sesuatu

yang khas dari kelompokb kelompok manusia, termasuk perwujudan nya dalam benda-

benda material (Kroeber dan Kluckhohn, 1952).

Sosio Budaya adalah pengertian kebudayaan (1-4) serta dalam hubungan dan relasi dengan

individu lain maupun sebagai bagian masyarakat sekitar dimana yang bersangkutan hidup.

FAKTOR YANG MENDUKUNG DAN MENGHAMBAT PMK

Konsep Budaya Tentang Kehamilan

Pemahaman tentang kehamilan masih banyak dihungkan dengan kepercayaan adat

istiadat.masyarakat memandang bahwa kehamilan sebagai kodrat kewanitaan bahkan ada yang

mempercayai bahwa kematian ibu pada saat hamil merupoakan mati syahid. Hal ini berpengruh

terhadap sikap ibu yang pasrah menghadapi kehamilannya.

Konsep tentang kehamilan, kebiasaan, pantangan, tindakan yang dilakukan semasa hamil,

persalinan dan pasca salin tentu berpengaruh terhadap kesehatan bayinya,.

13

Page 14: Metode Kanguru Dewi&Desi

Praktek Perawatan Bayi Baru Lahir

Pada tahun 1992/ 1993. Perinasia melakukan penelitian Perawatan bayi di tingkat Masyarakat dan

pelayanan Dasar di wilayaha pedesaan Propinsi Sumatera Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara

Barat. Ada kebiasaan yang bermanfaat untuk merawat bayi lahir kecil yang dapat dilestarikan

misalkan praktek bayi dimana bayi diusap minyak kelapa. Kebiasaan ini duitemukan di wilayah

sumatra Barat, jawa barat. Praktek bayi segera ditetekan (disusui) ditemukan di wilayah pedesaan

Sumatra Barat dan Jawa Barat. Dan Sulawesi Selatan. Diwilayah jawa barat dilaporkan

perawatan dengan cara memungkus bayi dengan kain agar bayi tetap hangat ( pembedongan).

Dismping itu, ibu juga menggunakan botol air panas yang diletakkan di kiri-kanan bayi, dan bayi

diseka dengan air hangat. Hanya beberapa ibu menggunakan lampu dengan kekuatan 25 watt

dengan jarak 25cm, serta melakukan perawatan gabung antara botol berisi air panas dan lampu.

Beberapa ibu setiap pagi menjemur bayi yang lamanya sepuluh menit, ruang bayi dibiarkan

tertutup, serta bayimemakai baju hangat dan popok dijaga agar tidak basah. Lamanya perawatan

dengan pemberian botol berisi air panas atau lampu 1 bulan sampai 2bulan (Sutomo, 2003).dari

hasil studi ini, diperoleh kesimpulan bahwa umunya wanita pedesaan menerima PMK untuk

merawat BBLR secara mudah dan murah. Karena Indonesia sangat pluralistic disarankan

dilakukan studi serupa untuk mengenal istilah local dan kebiasaan yang telah ada di masyarakat

untuk membantu sosialisasi PMK di kemudian hari, (Suradi, Chair, Thaha, 1998).

Praktek Pemberian Minuman Bayi Baru Lahir

Dari hasil evaluasi kualitatif Proyek awal Sehat Hidup Sehat (ASUH)oleh depkes & PATH di

Kabupaten Cirebon dan Cianjur (Provinsi Jawa Barat), kabupaten Kediri dan Blitar (Propinsi

Jatim) dilaporkan bahwa ibu bayi < 2 bulan yang mendapatklan kunjungan bidan desa (BdD),

pada umunya memberikan nASI pertama kali keluar (kolostrum) kepada bayinya yang baru lahir

sekitar 30 menit sampai 1 jam setelah melahirkan. Meskipun demikian masih terdapat bebrapa

ibu bayi < 2 bulan dikabupaten Cianjur , Cirebon dan Kediri yang baru memberikan ASI pada

hari ke 2-5 setelah persalinan karena ASI belum keluar menurut ibu bayi BdD tidak memberitahu

harus diberikan ASI segera. Bebrapa ibu masih memberikan makanan sebelum ASI keluar,

makanan yang diberikan bervariasi antara lain susu formula, pisang dan border (FKM-UI &

PATH, 2003).

14

Page 15: Metode Kanguru Dewi&Desi

KESIMPULAN

adat istiadat, kepercayaan, pengetahuan, sikap, praktek berkaitan dengan budaya

masyarakat tertentu.

Ada unsur sosio budaya khusunya yang berkaitan dengan praktek perawatan serta

pemberian minuman pada bayi baru lahir. Kebiasaan, kepercayaan,praktek tersebut ada

yang menunjang dan mengahambat penerapamn PMK. Unsure lingkungan sangat

berpoengaruh atas praktrek yang dilakukan berkaitan denga perawatan bayi baru lahir.

Mengingat bahwa di Indonesia sangat kaya akan budasya, perlu identifikasi

unsure sosio budaya yang menunjang dan menghamabat poenerapan di berbagai

masyarakat yang berbeda. Hal-hal tersebut dimanfaatkan dalam upaya lebih

memasyarakatkan PMK bagi mereka yang memerlukan nya.

15

Page 16: Metode Kanguru Dewi&Desi

PEMBERIAN ASI PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Istilah Bayi berat lahir Rendah (BBLR) mencakup kelompok bayi yang lahir dengan berat kurang

dari 2500g tanpa memandang usia kehamilannya, baik prematu atau cukup bulan. Nutrisi terbaik

untuk BBLR ialah ASI ibunya sendiri. Telah dibuktikan bahwa ASI bayi premature memiliki

kelebihan antara lain kadar nitrogen total, protein, natrium, kalium, magnesium, seng, tembaga

dan IgA yang lebih tinggi dari ASI bayi cukup bulan, terutama pada minggu pertama pasca natal.

SAAT MULAI MEMBERI ASI

ASI mulai diberikan ketika keadaan umum bayi sudah cukup stabil, bayi tidak asfiksia dan tidak

menderita sindrom Gangguan Pernafasan. Kalau reflex menghisap dan menelan baik, bayi bias

langsung menetek, sedangkan bila tidak,ASI diperas kemudian diberikan dengan pipa orogastrik,

pipet, sendok, cangkir “cup feeding” atau memakai suplementer.

BBLR dengan berat > 1800g, diperkirakan usia kehamilan >34 minggu, relative

besar, reflex hisap dan menelan cukup baik. Disusukan segera setelah lahir dan dibiarkan

menetek sesering mungkin agar mendapatkan kolostrum. Pada hari pertama mungkin

masih perlu 1-2 x minum dengan sendok > 1800g yang sudah kutup bulan biasanya tidak

mempunyai kesulitan menetekbahkan kelistsn dring lspsr.

BBLR dengan berat 1500-1800 gram, prematur usia kehamilan 32-34 minggu.

Mungkin mempunyai maslah untuk menghisap dan menelan. Kalau tidak asfiksi segera

disusukan. Bila refleks hisap belum kuat, berikan ASI peras dengan sendok atau “cup

feeding”. Mendekati usia kehamilan 34 minggu, bayi mungkin sering dilatih menetek

lanngsung meskipun sebentar – sebentar berhenti. Tugas petugas kesehatan mengajari ibu

cara memeras ASI, dan memberi pengertian pada keluarga untuk memberi dukungan

moral agar ibu sabar merawat bayinya.

BBLR 125-1500 gram, kehamilan sekitar 30 -32 minggu, refleks hisap menelan

belum baik. Untuk nutrisi, peraslah ASI dan berikan melalui orogastrik. Setelaah 1-

2minggu dicoba memberikan ASI dengan sendok 1-2 kali sehari, meskipun tidak semua

habis. Makin bertambah umur bayi, makin baik refleks menelan, frekuensi dan volume

16

Page 17: Metode Kanguru Dewi&Desi

pemberian memakai sendok ditambah dicoba “cup feeding”. Setelah ada refleks

menghisap, boleh dicoba suplementer atau ASI diperas langsung ke mulut bayi.

BBLR berat < 1250 g, biasanya bermasalah, dan memerlukan infus beberapa hari

setelah stabil, dimulaiASI peras dengan pipa nasogastrik, dan seterusnya.

TEKNIK PEMBERIAN ASI

keyakinan ibu bahwa ia akan berhasil menyusui bayi kecilnya sangat penting agar ibu dapat

memberi ASI eksklusif. Kurangnya rangsangan pada putting susu pengosongan payudara yang

tidak baik akan berakibat kurangnya produksi ASI. Karena itu para ibu harus belajar cara

memeras payudara.

Ibu dapat menilai kkesipan bayi menetek dengan memasukan jari bersih kedalam mulut bayinya.

Tunggulah saat ketika bayi bangun tidur atau sedang terjaga sebelum membujuk menetek. Bila

telah terbiasa melakukan PMK, bayi kecil dapat menetek tanpa keluar dekapan ibu dalam baju

kanguru. Bila terpaksa mengeluarkan bayi, jangan membedong bayi agar bayi tetap hangat.

Teknik Menyusu Yang Baik

bayi berhadapan dengan ibu, perut bayi menempel pada perut ibu, telinga dan

lengan berada pada satu garis dan ibu bertatap muka dengan bayinya.

Dekaplah seluruh badan bai, punggung bayi bersandar ke lengan ibu dan bokong

bayi disangga dengan telapak tangan.

Pegang payudara dengan tangan yang satunya, arahkan kemulut/hidung bayi dan

sentuhkan ke bibir atau mulut bayi hal ini akan merangsang refleks “rooting”.

Bila mulut bayi telah membuka lebar, dorong kepala bayi sedikit agar putting

masuk kedalam mulut.

Ciri perlekatan yang baik :

dagu bayi menempel pada dada ibu

areola atas lebih nampak

17

Page 18: Metode Kanguru Dewi&Desi

bibir bawah melebar keluar

mulut membuka lebar

Cara menghisap baik bila bayi menghisap lambat dan dalam, kadang berhenti

untuk menelan.

Sebagai patokan bayi suagah mendapat cukup asi, perhtikan bahwa bayi harus BAK 6x sehari,

BAB sudah berwarna kuning hari ke 4. bayi < 1800 gram sebaiknya ditimbang sekali setiap hari

terutama minggu minggu pertama.

CARA MEMERAS ASI

Teknik memeras ASI dengan tangan :

Sediakan mangkok bersih bermulut lebar, cuci tangan

letakkan mangkok di dekat patudara

letakkan ibu jari diatas areola sedangakn jari lain dibawah areola

tekan sampai teraba sinus laktiferus (tempat menampung ASI dibawah areola)

atau tekan kearah tulang rusuk

tekan lepas tekan lepas dengan gerak menggeser sampai ASI memancar keluar

dan tertampung dalam mangkok. Jangan sampai terasa sakit.

Peras satu payudara selama 3-5 menit, kemudian beralih ke payudara lainnya.

Demikian seterusnya bergantian sampai payudara terasa kosong (20-30 menit)

Agar ASI tetap banyak, mulai memeras ^ jam pasca persalinan dan dianjurkan

setiap 2-3 jam.

ASI tahan selama *jam dalam suhu ruangan, 3-4 hari dalam lemari pendingin dan sampai 6 bulan

dilemari beku. Hangatkan dengan merandam dalam air panas, jangan dididihkan. Cara lain

memeras ASI langsung kemulut bayi, tentu setelah refleks hisap dan refleks menelan baik. Dalam

posisi PMK dekatkan mulut bayi ke putting susu ibu. Peras beberapa tetes, agar tercium baunya

oleh bayi. Setelah bayi membuka mulutnya peraslah daerah areola agar ASI menetes masuk

18

Page 19: Metode Kanguru Dewi&Desi

kemulut bayi. Biakan bayi menelan, kemudian peraslah lagi setelah menelan, ulangi terus sampai

tidak mau membuka mulut nya lagi.

CARA MEMBERI MINUM DENGAN SENDOK ATAU “CUP FEEDING”

untuk memberi minum, peluklah bayi dengan lengan dan bokong disanggas oleh telapak tangan

dalam posisi tegak. Tuangkan ASI peras dalam mangkok atau cangkir. Berikan dengan sendok,

tunggu sampai bayi selesai menelan, baru berikan lagi.

Minum dengan cangkir atau “cup feeding” mula-mula banyak tumpah, tetapi selanjutnya bisa

lebih cepat. Tempelkan cangkir atau gelas kecil kebibir bayi, jangan dituang. Berikan terus

sampai bayi menhisap.

MEMBERI ASI SUPLEMENTER

Tteknik penggunaan Suplementer:

Siapkan tabung orogastrik ukuran f5 dan cangkir serta plester

Tuang ASI peras atau formula yang dibutuhkan dalam cangkir

Letakkan ujung yang satunya kedalam cangkir

Biarkan bayi menetek dan perhatikan bahwa ujung pipa masuk dalam mulut bayi

Atur kecepatan aliran dengan menaik turunkan cangkir sehingga bayi selesai

menghisap dalam waktu sejitar 30 menit

pipa orogastrik perlu di sterilkan dengan direbus

Setalah ASI bertambah atau daya hisap makin kuat, kurangi jumlah susu peras

atau formula dan biarkan bayi menetek langsung lebih lama.

19

Page 20: Metode Kanguru Dewi&Desi

MEMBERI ASI DENGAN PIPA OROGASTRIK DAN SEMPRIT

Biasanya dipakai pipa orogastrik ukuran F5 atau F8

Ukur jarak dari mulut ke telinga sampai epigastrum kemudian beri tanda dengan

penanggulanganMasukkan pipa perlahan melalui mulut sampai tanda pena kemudian

lekatkan pada pipi memakai plester. Perhatikan jangan sampai tersedak.

Dengarkan dengan stetoskop diatas lambung, semprotkan udara pelalui pipa

semprit 3cc. Bila terdengar bunyi udara di lambung, berarti pipa orogastrik sudah masuk

dengan baik.

Tuang ASI pera / formula sejumlah yang diperlukan dalam semprit, sambungkan

dengan pipa, posisikan lebih tinggi dari bayi dan biarkan susu mengalir turun.

Perhatikan kalau ada perubahan nafas atau bayi muntah

Selesai minum lepas semprit, tutup klep ujung pipa orogastrik

Selama minum bayi dapat “ngempeng” pada payudara ibu atau jari ibu.

Ganti pipa setiap 72 jam.

20

Page 21: Metode Kanguru Dewi&Desi

JUMLAH ASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN

BBLR memrlukan 60 ml/kg BB pada hari pertama, kemudian perlahan bertambah sehingga

mencapai sekitar 100mg/kg/hari. Setelah itu, agar tercapai kenaikan berat yang baik, diusahakan

mencapai taget 200 ml/kg/hari pada umur 14 hari.

Berat

Lahir

Minum

Setiap

Hari ke- 1 Hari ke- 2 Hari ke-3 Hari ke- 4 Hari ke- 5 Hari ke- 6

s/d 13

Hari ke-

14

1000 s/d

1499 gr

1500 gr

2 jam

3jam60 ml/kg 80 ml/kg 90 ml/kg 100 ml/kg 110 ml/kg

120 – 180

ml/kg

180 – 200

ml/kg

Apabila ASI ibu pada hari pertama belum mencukupi, boleh diberikan susu formula, tetapi jangan

berikan dengan botol/dot.

21

Page 22: Metode Kanguru Dewi&Desi

KOMUNIKASI METODE KANGURU

Petugas kesehatan dan masyarakat luar perlu mengenal Metode Kanguru agar dapat menjadi

alternatif solusi dalam mengatasi masalah bayi BBLR. Selain memahami Metode Kanguru secara

medis – teknis, petugas kesehatan juga perlu memiliki Kemampuan Berkomunikasi.keterampilan

melakukan Komunikasi Metode Kanguru diperlukan agar dapat memotivasi keluarga yang

memiliki bayi BBLR untuk melaksanakannnya. Keterampilan komunikasi itu juga dapat

mendukung keberhasilan sosialisasi Metode Kanguru agar mendapatkan dukungan masyarakat

secara luas, yang kemudian dapat menguatkan keyakinan keluarga untuk melaksakannya dengan

penuh percaya diri.

PENGERTIAN KOMUNIKASI

Ada 4 unsur utama dalam komunikasi, yaitu :

Pengirim pesan atau sumber Informasi

Isi pesan (rumusan)

Media atau jalur penyampaian pesan

Penerima pesan

Untuk meyakinkan bahwa pesanny diterima dengan baik, diperlukan umpan balik.

Komunikasi dapat dilakukan secara :

Lisan

Tertulis

Isarat

Bahasa tubuh (body language)

22

Page 23: Metode Kanguru Dewi&Desi

PENGGUNAAN MEDIA PENDUKUNG KOMUNIKASI

Jenis – jenis media pendukung komunikasi :

Lembar balik (flip chart)

Lembar lipat (leaflet)

selebaran

buklet

poster

model atau peraga

kaset

video

film

contoh nyata

KOMUSIKASI EFEKTIF

Komunikasi lebih efektif bila dilakukan secara tatap muka. Hal – hal yang perlu diperhatikan

dalam berkomunikasi adalah :

pemberi dan penerima informasi merasa sama – sama perlu berkomunikasi

( tidak merasa terpaksa).

Percakapan mengarah pada bantuan untuk penerima pesan, bukan untuk

kepentingan pengirim pesan saja.

Bertujuan membukakan diri penerma pesan agar lebih memahami dirinya,

posisinya, alternatif yang ada, kemudian memilih yang sesuai dengan dirinya.

Hasil akhirnya adalah pemahaman diri, pemahaman posisi (kondisi dan

situasinya), pengenalan potensi dan peluang, kemampuan memanfaatkan potensi dan

peluang sehingga dapat memahami dan melakukan tindakan untuk memperbaiki

keadaannya.

23

Page 24: Metode Kanguru Dewi&Desi

MASALAH BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Setiap tahun, diperkirakan sekitar 20 juta bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Penyebabnya dapat karena lahir sebelum waktunya (prematur) atau gangguan pertumbuhan

selama masih dalam kandungan (IUGR = Intra Uterine Growth Retardation). Di negara

berkembang, BBLR terutama disebabkan oleh IUGR akibat dari ibu yang mengidap kurang gizi

pada saat hamil. Secara statistik kesakitan dan kematian pada masa neonatus dinegara

berkembang adalah tinggi, dimana penyebab utamanya adalah berkaitan dengan BBLR. Adanya

intervensi diharapkan akan menurunkan angka kejadian BBLR meskipun secara perlahan. Akan

tetapi karena faktor penyebabnya beraneka ragam dan masih banyak yang belum diketahui

penyebabnya, intervensi yang efektif masih sangat terbatas. Morbiditas dan mortalitas di negara

berkembang sangat tinggi bukan saja karena konsisi prematuritas nya, akan tetapi juga diperberat

dengan hipotermia dan infeksi nosokomial.

Di negara industri maju, kontribusi utama untuk bayi dengan BBLR adalah kelahiran premature.

Rasionya telah menurun karena kondisi sosio – ekonomik, gaya hidup, dan gizi yang lebih baik.

Adanya tenaga kesehatan yang ahli dan termpil dan didukung oleh tersedianya peralatan canggih

mrmungkinkan kehamilan berlangsung secara aman dan sehat.

APA DAN MENGAPA DIPERLUKAN METODE KANGURU

Perawtan Metode Kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan

jontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin contact). Metode ini sangat

mudah dan tepat dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi baru lahir prematur

maupun yang aterm. Esensinya adalah :

Kontak badan langsung (kulit ke kulit) antara ibu dengan bayinya secara

berkelanjutan, terus menerus, dan dilakukan sejak dini.

Pemberian ASI eksklusif (idealnya).

Dimulai dilakukan di rs, kemudian dapat dilanjurtkan dirumah.

Bayi kecil dapat dipulangkan lebih dini.

Stelah dirumah ibu perlu dukungan dan follow-up (tindak lanjut) yang memadai.

24

Page 25: Metode Kanguru Dewi&Desi

Metode ini merupakan metode yang lembut (sederhana & manusiawi), namun

efektif untuk menghindari berbagai stres yang dialami oleh bayi prematur selama

perawatan diruang perawatan intensif.

Berbagai penelitian yang membuktikan efektifitas dan keamanan PMK dilakukan terhadap bayi

prematur yang sudah melewati masa kritis atau yang sudah stabil. Dari penelitian – penelitian

dapat disimpulkan beberapa hal berikut :

PMK minimal setara dengan perawatan konvensional (perawatan dengan

inkubator), dalam hal keamanan dan perlindungan terhadap suhu tubuh bayi, jika

dikaitkan dengan mortalitasnya.

PMK memfasilitasi pemberian ASI terutama pada kiasus – kasus dengan

morbiditas yang serius.

PMK memberikan kontribusi pada perawatan yang “memanusiakan” bayi baru

lahir (humanized neonatal care) dan meningkatkan hubungan batin antara ibu dengan

bayinya.

PMK merupakan metode perawatan modern yang dapat diterapkan dimana saja,

bahkan ditempat dimana tersedia teknologi mahal dan perawatan yang memadai.

Belum pernah dilakukan penelitian tentang bagaimana PMK yang dilakukan

pada persalinan yang berlangsung di rumah.

25

Page 26: Metode Kanguru Dewi&Desi

PERSYARATAN DILAKUKAN PMK

Penerapan PMK adalah metode terbaik yang dapat digunakan segera setalh kondisi umum mebaik

dan bayi tersebut tak lagi membutuhkan perawtan intensif, melainkan hanya kehangatan dan

perlindungan dari infeksi serta pemberian minum yang memadai untuk meningkatkan

pertumbuhannya.

LOKASI

1. Rumah Bersalin

merupakan fasilitas unit persalinan kecil dengan hanya bebrapa kelahiran setiap harinya.

Tenaganya terdiri dari para bidan terlatih ; tidak ada dokter dan peralatan khusu seperti

inkubator atau penghangat. Peralatan yang dibutuhkan untuk perawtaan BBLR/prematur

seperti oksigen, obat-obatan, dan susu formula yang jumlahnya tidak mencukupi.

2. Rumah Sakit Rujukan

Fasilitas yang ada terdiri dari tenaga – tenaga terlatih (seperti bidan dan perawat khusus,

dokter anak, ahli kandungan, atau paling sedikit ada dokter umum yang berpengalaman.)

dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan dasar yang diperlukan untuk perawatan

neonatal khusus.

PETUGAS

Petugas Kesehatan yang ada seperti dokter dan perawat harus memiliki pelatihan dasar tentang

pemberian ASI dan juga pelatihan yang memadai disemua aspek PMK, yaitu :

Kapan dan bagaimana memulai penerapan PMK.

Bagaimana mengatur posisi bayi selama dan diantara pemberian minum.

Pemberian minum untuk bayi prematur dan bayi BBLR.

Pemberian ASI.

26

Page 27: Metode Kanguru Dewi&Desi

Metode pemberian minum alternatif sampai kemungkinan untuk dilakukan

pemberian ASI.

Melibatkan ibu disegala aspek perawtan bayinya, termasuk mengawasi tanda –

tanda vitalnya dan mengenali tanda – tanda bahaya.

Melakukan tindakan yang tepat dan efektif bila mendeteksi adanya masalah atau

yang berkaitan dengan si ibu.

Menentukan waktu pemulangan.

Berkemampuan untuk mendorong dan mendukung ibu dan keluarganya.

IBU

Penelitian dan pengalaman menunjukan bahwa para ibu menyukai PMK segera setelah mereka

terbiasa dengan metode tersebut. PMK harus didiskusikan dengan ibu setelah kelahiran bayinya

yang prematur, dan harus juga ditawarkan kepada ibu sebagai alternatif yang dapat digunakan

untuk mengganti metode konvensional untuk perawatan sang bayi jika bayi tersebut sudah siap.

Karena PMK membutuhkan kehadiran yang terus menerus dari sang ibu maka akan sangat

membantu jika diberikan penjelasan kepada ibu tentang keuntungan dari setiap metode yang akan

digunakan (konvensional atau PMK) dan juga membahas dengan ibu tentang pilijan – pilihan

yang dapat dilakukan untuk perawatan bayinya. Sang ibu pun harus diberi waktu dan kesempatan

untuk mendiskusikan implikasi PMK dengan keluarganya, karena ibu harus tinggal lebih lama di

RS, kemudian melanjutkan perawatan dirumah dan dqatang ke klinik rawat jalan untuk follow –

up bayinya. Sang ibu harus didukung secara penuh oleh petugas kesehatan sehingga ia dapat

secara perlahan tetapi pasti mengambil alih tanggung jawab perawatan bayinya. Secara teoritis,

sangatlah memungkinkan untuk melakukan PMK dengan ibu penggi (misalnya oleh nenek).

Namun dalam prakteknya, hal tersebut sulit dilakukan.

27

Page 28: Metode Kanguru Dewi&Desi

FASILITAS, PERALATAN, DAN PERLENGKAPAN

1. Kebutuhan Ibu

bangsal dengan 2 atau 4 tempat tidur dengan ukuran yang sesuai dengan ukuran ibu

untuk tinggal seharian dengan si bayi. Tempat tidurnya cukup nyaman untuk si ibu,

tersedia kursi yang tempat duduknya disesuaikan, bantal yang cukup yang dapat

membantu mempertahankan posisi duduk tegak atau berbaring untuk istirahat atau tidur.

Kamar tersebut harus dipertahankan kehangatan nya untuk si bayi (sekitar 22 – 24º

Celcius). Ibu juga membutuhkan kamar mandi dengan fasilitas keran, sabun dan handuk.

kebersihan ibu sangat diperlukan untuk Perawatan Metode kanguru, dan dianjurkan

untuk mencuci tangan sampai besih setelah ke kamar mandi atau setelah mengganti

popok bayi.

2. Pakaian Untuk Ibu

Para ibu dapat mengenakan pakaian apa saja yang dirasakan dapat memberikan

kenyamanan dan hangat pada suhu ruangan. Tidak diperlukan bahan khusu untuk

melakukan PMK, kecuali ada persyaratan tradisional yang ketat. Support Binder

(Ikatan/pembalut penahan si bayi agar dapat terus berada di posisi PMK). Alat ini adalah

alat satu-satunya alat khusu yang digunakan untuk PMK. Alat ini membantu ibu untuk

menahan bayinya agar dengan aman terus berada dekat dengan dada ibu. Untuk

memulainya, gunakan bahan kain yang halus, kira-kira satu meter, lipatlah secara

diagonal, lalu buatlah simpul pengaman, atau dapat juga dikaitkan ke ketiak ibu.

Selanjutnya “baju kanguru” dari pilihan ibu dapat menggantikan kain ini. Semua ini

memungkinkan untuk para ibu bebas bergerak kemanapun selama melakukan kontak

kulit langsung ibu dengan bayi.

3. Kebutuhan Bayi

Jika bayi menerima PMK secara terus menerus, bayi tersebut tidak memerlukan pakaian

yang lebih dari pakaian yang biasa dipakai bayi lain dengan perawatan konvensional.

Pada saat bayi tidak dalam posisi kanguru (PMK intermiten) bayi tersebut dapat

ditempatkan di tempat tidur yang hangat dan diberi selimut.

28

Page 29: Metode Kanguru Dewi&Desi

4. Pakaian Bayi

Jika suhu ruangannya adalah 22-24ºC, bayi pada posisi Kanguru hanya memakai popok,

topi yang hangat, dan kaus kaki. Namun jika suhu turun dibawah 22ºC, bayi tersebut

harus memakai baju tanpa lengan yang terbuat dari katun yang terbuaka bagian depannya

sehingga memungkinkan tetap terjadinya kontak kulit dengan dada dan perut ibu.

5. Peralatan Dan Keperluan Lain

Sama dengan yang digunakan pada perawatan konvensional, yaitu:

Thermometer untuk mengukur suhu badan dibawah 35ºC.

Timbangan neonates dengan interval 10 gram.

Peralatan resusirtasi dasar dan oksigen, jika mungkin harus tersedia dimana bayi

premature dirawat.

Obat-obatan untuk mencegah dan mengobati berbagai masalah bayi-bayi

premature ditambahkan sesuai dengan juklak lokal.

6. Pencatatan

Keadaan ibu dan bayi setiap harinya direkam dalam suatu formulir yang menyangkut

pemberian minum, berat badan bayi, instruksi-instruksi mengenai pemantauan yang perlu

dilakukan terhadap bayi, dan tindakan khusu yang diperlukan untuk ibu. Pencatatan yang

akurat merupakan indicator adanya perawatan individual yang baik. Indicator yang akurat

merupakan kunci dari evaluasi program yang baik.tersedia adanya sebuah buku register

yang berisi informasi dasar tentang semua bayi dan jenis perawatan yang telah diberikan,

dan informasi mengenai pengawasan dan evaluasi program secara berkala. Pada

Lampiran I tercakup berbagai jenis contoh tipe dari dokumen yang dapat dipakai untuk

tujuan ini (PMK) dan dapat diadaptasikan pada berbagai seting. Dengan demikian data

yang dikumpulkan juga akan memungkinkan untuk dilakukan perhitungan berkala(4

bulan sekali atau tahunan) dari indikator-indikator yang berguna. Hal tersebut juga

terlampir pada lampiran I.

29

Page 30: Metode Kanguru Dewi&Desi

PEMULANGAN DAN PERAWATAN DI RUMAH

Setelah bayi dapat minum dengan baik, suhu badannya stabil dalam posisi PMK dan berat

badannya bertambah, ibu dan bayinya boleh pulang. Oleh karena kebanyakan bayi pada saat

pulang masih premature, harus dipastikan adanya follow-up secara teratur oleh petugas kesehatan

terlatih yang tinggal berdekatan dengan tempat tinggal ibu. Frekuensi kunjungan dapat bervariasi,

pada mulanya setiap hari, kemudian menjadi setiap minggu, sampai dengan setiap bulan.

Semakin baik follow-up nya semakin cepat ibu dipulangkan dari suatu fasilitas kesehatan.

30

Page 31: Metode Kanguru Dewi&Desi

BAB III

KESIMPULAN, KEBIJAKAN, DAN LAMPIRAN

KESIMPULAN

Metode kanguru merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana,

murah dan dapat digunakan ketika fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.

Metode kanguru ternyata tidak hanya sekedar menggantikan incubator, namun

juga member berbagai keuntungan yang tidak bias diberikan oleh incubator.

Keuntungan menggunakan metode kanguru antara lain meningkatnya hubungan

ibu-bayi, stabilisasi suhu tubuh bayi, stabilisasi laju denyut jantung dan pernafasan

pertumbuhan dan peningkatan berat badan yang lebih baik, mengurangi stress baik pada

ibu maupun bayi, tidur bayi lebih lama, memperpanjang masa kewaspadaan (alert) bayi,

mengurangi lama menangis, memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, meningkatkan

produksi ASI menurunkan kejadian infeksi, dan mempersingkat masa rawat di rumah

sakit.

Metode kanguru mampu memnuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah

dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim sehingga member

peluang bagi BBLR untuk beradaptasi dengan baik di dunia luar.

Diperlukan upaya yang lebih strategis untuk mempopulerkan metode yang sangat

mermanfaat ini.

KEBIJAKAN

Penerapan PMK dan berbagai petunjuk pelaksanaannya harus difasilitasi oleh pembuat kebijakan

kesehatan yang mendukung di semua tingkat pelayanan. Mereka yang termasuk dalam pembuat

kebijakan kesehatan itu adalah direktur RS dan orang – orang yang berwenang terhadap sistem

pelayanan kesehatan ditingkat daerah provinsi atau pun ditingkat wilayah.

Adanya kebijakan secara nasional diperlukan untuk menjamin integrasi yang terpadu dan efektif

dari praktik dalam suatu struktur system kesehatan, pendidikan serta pelatihan yang telah ada

31

Page 32: Metode Kanguru Dewi&Desi

sebelumnya. Bayi prematur sebaiknya dilahirkan di institusi – institusi yang menyediakan

perawatan medis khusus yang dibutuhkan untuk mengatasi komplikasi yang sering dialami bayi –

bayi tersebut. Dengan demikian, jika bayi diperkirakan akan lahir premature, ibunya harus

dirujuk ke institusi-institusi seperti tersebut diatas sebelum bayinya lahir.

LAMPIRAN

1. Indikator dan pencatatan

Pencatatan klinik untuk RS dan perawatn Follow –Up bagi bayi kecil bervariasi dari satu tempat

ke tempat lain dan bergantung pada tingkat perawatan yang ditawarkan baagi bayi premature dan

BBLR. Informasi penting pada PMK, jika merupakan bagian dari program perawatan, harus

tercatat juga. Informasi di bawah ini haruslah dicatat setiap hari :

Untuk pencatatan bayi dirumah sakit :

Kapan PMK dimulai (tanggal, berat dan usia)

Kondisi bayi

Data lengkap mengenai frekuensi dan lamanya kontak kulit langsung

Apakah ibu dirawat dirumah sakit atau dating dari rumah

Metode pemberian minum utama

Pengamatan mengenai laktasi atau pemberian makan

Pertambahan berat per-hari

Episode pemyakit, kondisi atau komplikasi yang lain

Obat –obatan yang diterimah bayi

Data mengenai pemulangan : kondisi bayi, kesiapan ibu, keadaan kondisi di rumah yang

memungkinkan pemulangan, tanggal, berat, dan usia pasca menstruasi saat pemulangan,

metode pemberian minum dan petunjuk tentang follow-up (dimana, kapan dan seberapa

sering).

32

Page 33: Metode Kanguru Dewi&Desi

Ibu sebaiknya diberi surat pemulangan yang merangkum jalannya perawatan di rumah sakit dan

petunjuk untuk perawatan dirumah, pengobatan dan follow-up. Penting untuk mencatat apakah

bayi dipindah ke institusi lain atau meninggal.

Catatan mengenai follow-up selain mengenai data umum pada bayi sebaiknya berisi

informasi-informasi di bawah ini :

Saat bayi pertama kali dating (tanggal, berat, umur, dan usia paska menstruasi)

Metode pemberian minum

Lama kontak sentuhan langsung per-hari

Hal lain yang mungkin merisaukan ibu

Apakah bayi telah atau dirawat ulang di RS

Kapan ibu menghentikan kontak sentuhan langsung (tanggal, umur bayi, berat, usia paska

menstruasi, alas an penghentian dan metode pemberian minum saat penyapihan)

Catatan penting yang lain.

Jika perawatan follow-up tersedia ditempat dimana bayi dirawat, pencatatan rumah sakit dan

pencatatan follo-up sebaiknya terimpan pada satu dokumen, jika ini tak dapat dilakukan, kedua

catatan tersebut harus disatukan dengan nomor identifikasi. Pencatatan tersebut dapat digunakan

untuk pengembangan database elektronik.

Catatan follow-up yang disajikan di lampiran ini diambil dari pengalaman mereka yang telah

menerapkan program PMK dibeberapa Negara.

33

Page 34: Metode Kanguru Dewi&Desi

Contoh bagaimana informasi PMK dapat ditambahkan pada catatan follow-up

Tanggal kunjungan …./…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/…/… …/

…/…

Usia

Berat

Tambahan Berat

Metode Pemberian

minum

Rata-rata lama

kontak

Kulit langsung

(perhari)

Keluhan

Perawatan ulang ke

RS

Penyapihan

Tanggal

Usia (hitungan hari)

Usia pasca

menstruasi Berat

Alasan penyapihan dan komentar lain

34

Page 35: Metode Kanguru Dewi&Desi

Data-data ini akan menyediakan informasi dasar untuk perawatan bayi setiap hari dan prosesnya

serta menghasilkan indicator untuk program monitoring.

Jika PMK merupakan bagian dari suatu program perawatan untuk bayi yang kecil, hal-hal

dibawah ini penting untuk diketahui :

Jumlah bayi kecil (<200g dan/atau <34 minggu) yang dirawat dan proporsi mereka yang

menerima PMK

Rata-rata usia pada saat dimulai PMK (distratifikasikan berdasarkan berat dan usia

kehamilan pada saat lahir, dan berat serta usia paska menstruasi ketika dimulai PMK)

Jenis PMK (predominan atau parsial)

Rata-rata lama PMK (per hari)

Rata-rata pertambahan berat selama dilakukan PMK di institusi dan di rumah.

Rata-rata usia penyapihan dari PMK (distatifikasikan berdasar berat dan usia kehamilan

pada saat lahir, dan berat serta usia pasca menstruasi ketika dimulai PMK)

Metode pemberian minum untuk bayi pada saat penyapihan dari PMK (secara eksklusif,

atau disusui secara parsial, atau untuk disusui)

Proporsi bayi yang memerlukan perawatan di rumah sakit selama penerapan PMK di

rumah.

Tingkat kematian selama penerapan PMK di institusi atau di rumah

2. Berat Lahir dan Usia Kehamilan

35

Page 36: Metode Kanguru Dewi&Desi

Pada usia kehamilan yang berbeda, berat dapat bervariasi dengan selisih sekitar satu kg, bayi

dengan berat tertentu dapat terdapat pada usia kehamilan yang berbeda.

Table 4. rata-rata berat lahir (gr) pada 10 dan 90 ppersentil dari usia kehamilan

Usia Kehamilan Rata-rata berat lahir Persentil 10 Persentil 90

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

1200

1350

1500

1650

1800

2000

2250

2500

2750

3000

3200

3350

3500

900

1000

1100

1200

1300

1500

1750

2000

2250

2450

2650

2800

3000

1500

1650

1750

2000

2350

2500

2750

3000

3250

3500

3700

3900

4100

3. Pembatasan

36

Page 37: Metode Kanguru Dewi&Desi

PMK telah tercantum pada juklak nasional untuk perawatan bayi dengan BBLR dan bayi

premature, dan telah sukses diterapkan dibeberapa negara. Pengalaman menunjukan bahwa

masalah utama hambatan dan pembatasan dapat dikategorikan menjadi empat masalah utama :

kebijakan, implementasi, komunikasi dan pemberian minum.

37