pengaruh perawatan metode kanguru … · ii lembar pengesahan yang bertandatangan dibawah ini...

78
i PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUD SUKOHARJO Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : ENDHAH SULISTYOWATI NIM. ST14020 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Upload: doanmien

Post on 22-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

i

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU

TERHADAP STRES FISIOLOGIS PADA

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DI RSUD SUKOHARJO

Skripsi

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

ENDHAH SULISTYOWATI

NIM. ST14020

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

FISIOLOGIS PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH

DI RSUD SUKOHARJO

Oleh :

ENDHAH SULISTYOWATI

NIM. ST14020

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 6 Februari 2016 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan.

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Happy Indri H., S.Kep., NS., M.Kep. Sunardi, SKM., M.Kes.

NIK. 201284113

Penguji

Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep.

NIK. 201189097

Surakarta, Februari 2016

Ketua Program Studi S-1 Keperawatan.

Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep.

NIK. 200680021

ii

Page 3: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ENDHAH SULISTYOWATI

NIM : ST 14020

Dengan ini menyatakan bahwa:

1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (sarjana), baik di STIkes Kusuma Husada Surakarta

maupun diperguruan tinggi lain.

2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan

masukan Tim Penguji.

3) Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, Februari 2016

Yang membuat pernyataan

Endhah Sulistyowati

ST14020

iii

Page 4: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan anugrahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

Skripsi dengan judul “Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Stress

Fisiologis Pada Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Sukoharjo”. Dalam

penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai

pihak. Penulis menyadari tanpa adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai

pihak skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menempuh studi lanjut S-1.

2. Ibu Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns.,M.kep. selaku ketua prodi S-1 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakta.

3. Ibu Happy Indri Hapsari, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan petunjuk kepada

penulis.

4. Bapak Sunardi. SKM.,M.Kes. selaku pembimbing pendamping yang telah

meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan petunjuk kepada penulis.

5. Ibu Ika Subekti Wulandari,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Penguji skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan petunjuk kepada

penulis.

iv

Page 5: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

v

6. Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Kabupaten Sukoharjo yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Para ibu yang telah bersedia menjadi responden penelitian demi kelancaran

skripsi ini.

8. Rekan-rekan seperjuangan Program Transfer Prodi S-1 Keperawatan STIkes

Kusuma Husada Angkatan II yang selalu memberikan bantuan dan dukungan.

9. Rekan-rekan bangsal NICU yang banyak memberi dukungan.

10. Suami dan anak-anak ku, serta seluruh keluarga besar penulis yang selalu

memberi dukungan dan selalu mendoakan penulis.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga jasa dan budi baik yang telah diberikan kepada penulis selalu

mendapat balasan dengan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan

kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari

berbagai pihak. Terima kasih.

Surakarta, Februari 2016

Penulis

v

Page 6: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x

ABSTRAK ............................................................................................. xi

ABSTRACT ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori ...................................................................... 6

2.2. Stres Fisiologis ..................................................................... 10

2.3. Perawatan Metode Kanguru .................................................. 18

2.4. Keaslian Penelitian ............................................................... 24

2.5. Kerangka Teori ...................................................................... 26

2.6. Kerangka Konsep ................................................................. 26

2.7. Hipotesis ............................................................................... 26

vi

Page 7: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................ 28

3.2. Populasi dan Sample ............................................................. 29

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran .......... 32

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengupulan Data ............................ 33

3.6. Tehnik Pengolahan dan Analisa Data .................................... 35

3.7. Etika Penelitian ..................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Analisa Univariat .................................................................. 41

4.2 Analisa Bivariat .................................................................... 43

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah sebelum dilakukan

perawatan metode kanguru di RSUD Sukoharjo .................... 46

5.2. Stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah sesudah dilakukan

perawatan metode kanguru di RSUD Sukoharjo .................... 49

5.3. Pengaruh perawatan metode kanguru terhadap stres fisiologis pada

bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah dilakukan perawatan

metode kanguru di RSUD Sukoharjo ..................................... 51

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan .......................................................................... 59

6.2. Saran ................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

Page 8: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ................................................................... 24

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Hasil Ukur dan Skala

Pengukuran .............................................................................. 32

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah

Sebelum Dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo ........................ 41

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah

Sesudah Dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo ......................... 42

Tabel 4.3. Distribusi Pengaruh PMK terhadap Rata-rata Keseluruhan Suhu Tubuh,

Frekuensi Denyut Jantung, Saturasi Oksigen pada Bayi BLR Sebelum

dan Sesudah Mendapat Perawatan Metode Kanguru (PMK) di RSUD

Sukoharjo Tahun 2015 ............................................................. 44

viii

Page 9: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Teori ....................................................... 26

Gambar 2.2. Skema Kerangka Konsep .................................................... 26

ix

Page 10: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat ijin studi pendahuluan

Lampiran 2 Surat persetujuan ijin pendahuluan

Lampiran 3 Surat ijin penelitian

Lampiran 4 Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 5 Persetujuan menjadi responden

Lampiran 6 Lembar observasi

Lampiran 7 Data penelitian dan Hasil SPSS

Lampiran 8 Lembar konsultasi

Lampiran 9 Dokumentasi

Lampiran 10 SOP

Lampiran 11 Jadwal Penelitian

x

Page 11: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

xi

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Endhah Sulistyowati

Pengaruh Perawatan Metode Kangguru terhadap Stress Fisiologis pada Bayi

Berat Lahir Rendah di RSUD Sukoharjo

Abstrak

Bayi berat lahir rendah (BBLR) yang mendapat perawatan di inkubator

dengan kondisi lingkungan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) berupa

kebisingan, pencahayaan, bau-bauan, penggunaan alat dan prosedur dapat

menimbulkan stress fisiologis. Salah satu cara memberikan kenyamanan pada

bayi berat lahir rendah adalah dengan Perawatan metode kangguru (PMK).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kangguru

terhadap stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah di RSUD Sukoharjo.

Penelitian menggunakan rancangan quasi eksperiment dengan desain

penelitian kuantitatif dengan pendekatan pre and post test without control. Teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga diperoleh 48

bayi berat lahir rendah di NICU RSUD Sukoharjo. Analisis data menggunakan

Wilcoxon Signed Rank Test.

Hasil penelitian ini didapatkan rerata suhu tubuh BBLR sebelum

perlakuan sebesar 32,25C dan rerata sesudah perlakuan sebesar 36,66C, rerata

frekuensi denyut jantung sebelum perlakuan 96,25x/menit dan sesudah perlakuan

123,91x/menit, rerata saturasi oksigen sebelum perlakuan 86,69% dan sesudah

perlakuan 94,52%. Perawatan Metode Kanguru mempunyai pengaruh yang

bermakna terhadap peningkatan suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, dan

saturasi oksigen ke arah normal (p value 0,000 p < 0,05). Terdapat pengaruh

perawatan metode kanguru terhadap stres fisiologis pada bayi berat lahir rendah

sebelum dan sesudah dilakukan Perawatan Metode Kanguru di RSUD Sukoharjo.

Penelitian ini diharapkan bisa menerapkan perawatan metode kanguru

untuk menurunkan stress fisiologis pada BBLR

Kata Kunci : Stress fisiologis, bayi berat lahir rendah, perawatan metode kanguru

Daftar Pustaka : 61 (1994 – 2015)

xi

Page 12: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

xii

BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA SURAKARTA SCHOOL OF HEALTH

2016

Endhah Sulistyowati

THE INFLUENCE OF KANGAROO MOTHER CARE TREATMENT

METHOD TO PHYSIOLOGICAL STRESS AT LOW BIRTH WEIGHT

INFANT IN RSUD SUKOHARJO

ABSTRACT

Low Birth Weight Infant getting treatment in incubator by the condition

of environment in Neonatal Intensive Care Unit (NICU) in the form of noise,

illumination, aromatique, usage of appliance and procedure can generate the

physiological stress. One oj' giving the infant comfortable at low birth weight

infant with kangaroo mother care. This study purpose to knowing the influence

of kangaroo mother care treatment method to physiological stress at low birth

weight infant in RSUD Sukcharjo.

The study was using quation experiment with quantitative design by pre

and post test without control approach. The sample taking technique was using

purposive sampling so obtained 48 low birth weight infants in NICU RSUD

Sukoharjo. The data analyze was using Wilcoxon Signed Rank Test.

This study result was got temperature of body temperature average at low

birth weight infant bejore treatment have equal to 32,2oC and after treatment

have average equal to 36,66oC average of heart beat frequency before treatment

96,25x/minute and after treatment 123,91x/minute, average of saturasi oxygen

saturation before treatment 86,69% and after treatment 94, 52%. Treatment of

Kangaroo Mother Care have the influence having a meaning to make-up of body

temperature, heartbeat frequency, and oxygen saturation up at normal (p value

0,000 < 0,05). There were influences of kangaroo mother care to physiological

stress at low birth weight infants before and after done kangaroo mother care in

RSUD Sukoharjo.

This research was expected can give the influence concerning kangaroo

mother care to physiological stress at low birth weight infants

Key word : physiological stress, low birth weight infants, kangaroo mother

care

Reference : 61 (1994 - 2015)

xii

Page 13: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan

usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan

didalam rahim menjadi diluar rahim (Potter & Perry, 2005) Berat lahir adalah

indikator yang penting dan reliabel bagi kelangsungan hidup neonatus dan bayi,

baik ditinjau dari segi pertumbuhan fisik dan perkembangan status mental.

Berat lahir juga dapat digunakan sebagai indikator umum untuk mengetahui

status kesehatan, gizi, dan sosial ekonomi dari negara maju dan negara

berkembang.

Berat bayi lahir rendah adalah berat bayi lahir kurang dari 2500gram atau

5,5 pounds ( Unicef & WHO, 2004 ). Menurut Litbang, Depkes (2013) masih

terdapat 10,2% bayi dengan berat badan lahir rendah. Presentase ini menurun

dari Litbang Depkes 2010 sebesar 11.1% dan untuk di Indonesia prevalensi

tertinggi terdapat di Papua (7,6%), sedangkan yang terendah di Maluku (0,8%).

Untuk Jawa Tengah (10%), dan untuk daerah Sukoharjo khususnya di RSUD

Sukoharjo BBLR menempati urutan pertama kematian bayi dengan 47%,

dengan rujukan dari luar rumah sakit 21% dan yang lahir di RSUD Sukoharjo

26%. Sehingga perlu adanya cara untuk menaikan suhu bayi salah satu cara

yaitu perawatan metode kanguru.

1

Page 14: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

2

Bayi berat lahir rendah cenderung mengalami hipotermi (Priya, 2004).

Hal ini disebabkan karena tipisnya lemak subkutan pada bayi sehingga sangat

mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Hipotermi merupakan penyebab

kematian bayi yang cukup tinggi, (Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI 2007). Angka Kematian Neonatal (AKN) berumur 0-6hari adalah 19 per

1000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000

kelahiran hidup.

Pada umumnya bayi berat lahir rendah harus dirawat dalam incubator

(Priya, 2004). Tindakan medis ini dilakukan pada bayi berat lahir rendah yang

mengalami hipotermi. Perawatan bayi dalam inkubator menyebabkan adanya

pemisahan ibu dengan bayi berat lahir rendah. Ibu yang memiliki bayi prematur

atau bayi berat lahir rendah ditemukan kurang percaya diri dalam merawat

bayinya dibandingkan dengan ibu yang memiliki bayi berat lahir cukup

(William’s, 2010).

Selain perawatan di inkubator, kondisi lingkungan di Neonatal Intensive

Care Unit (NICU) berupa kebisingan, pencahayaan, bau-bauan, penggunaan

alat dan prosedur yang dapat menimbulkan stress dan nyeri sangat

berkontribusi terhadap morbiditas (Symington, & Pinelli, J, 2006). Bayi baru

lahir sering terpapar dengan sejumlah prosedur yang menyebabkan nyeri, baik

prosedur diagnostik, prosedur terapeutik, maupun pemasangan alat untuk

monitoring parameter fisiologis. Semua tindakan ini bisa menimbulkan stress

pada bayi. Dampak jika bayi stress adalah perubahan pada fungsi fisiologis

bayi, seperti hipotermi, denyut jantung meningkat, frekuensi pernapasan akan

Page 15: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

3

menyebabkan kejadian apneu berulang, presentase hemoglobin yang diikat oleh

oksigen (SpO2) cenderung menurun (Gitto, E., Pellegrino, S. 2012).

Salah satu cara memberikan kenyamanan pada bayi berat lahir rendah

adalah dengan Perawatan metode kangguru (PMK). PMK adalah suatu metode

perawatan bayi berat lahir rendah dengan meletakkan bayi diantara kedua

payudara ibu sehingga terjadi kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi.

(Priya, 2004). Kelebihan PMK untuk menstabilkan suhu tubuh, memberikan

kehangatan, meningkatkan durasi tidur, mengurangi tangisan bayi, dan untuk

kebutuhan kalori, mempercepat peningkatan berat badan dan perkembangan

otak. Manfaat lain yaitu meningkatkan hubungan emosional ibu dan bayi,

meningkatkan keberhasilan menyusui dan mempersingkat lama rawat (Kenner,

C., & McGrath, J.M. 2010).

Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan melakukan

pengecekan terhadap bayi berat lahir rendah menggunakan metode PMK di

RSUD Sukoharjo didapatkan data bayi lahir secara keseluruhan pada bulan Juni

2015 ada 73 bayi dengan jumlah bayi berat lahir rendah ada 38 bayi, dan pada

bulan Juli 2015 jumlah keseluruhan bayi ada 80 bayi dengan jumlah bayi berat

lahir rendah ada 35 bayi jadi jumlah bayi berat lahir rendah pada bulan Juni dan

Juli 2015 adalah 73 bayi. Bahwa di RSUD Sukoharjo PMK sudah pernah

terpapar, tetapi belum maksimal diaplikasikan, karena beban kerja perawat

yang cukup tinggi, dan juga belum adanya keaktifan dari ibu-ibu dengan bayi

berat lahir rendah karea kurangnya pengetahuan tentang PMK. Bayi- bayi

dalam incubator dari 4 bayi, 3 bayi yang tidak di tunggu ibu dengan 1 bayi

yang ditunggu ibu di dapatkan hasil bahwa bayi yang ditunggu dan selalu

Page 16: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

4

melakukan PMK secara kontinue perkembangan pada bayi lebih cepat. Peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh perawatan metode kangguru

terhadap stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah.

1.2 Rumusan Masalah

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dari masalah yang

didapatkan dari latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Adakah pengaruh perawatan metode kangguru terhadap

stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah di RSUD Sukoharjo”?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum:

Untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kangguru

terhadap stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah di RSUD

Sukoharjo.

1.3.2 Tujuan khusus:

1. Melihat gambaran stres fisiologis pada bayi berat lahir rendah

sebelum di lakukan PMK di RSUD Sukoharjo.

2. Melihat gambaran stress fisiologis bayi pada bayi berat lahir rendah

setelah dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo.

3. Menganalisis pengaruh perawatan metode kanguru terhadap stres

fisiologis pada bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah

dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo.

Page 17: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

5

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya ibu yang

memiliki bayi berat lahir rendah, mengenai pengaruh perawatan metode

kangguru terhadap stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah.

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Dengan adanya penelitian ini dapat digunakan oleh institusi

pendidikan untuk memberikan informasi tentang pengaruh perawatan

metode kangguru terhadap stress fisiologis pada bayi berat lahir rendah.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dari hasil yang telah

dilakukan.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti lain

Untuk peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini dengan

variabel lain.

Page 18: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Bayi Berat Lahir Rendah ( BBLR)

1. Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika

dilahirkan mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram. Berat lahir

yang rendah dapat disebabkan oleh kelahiran prematur atau retardasi

pertumbuhan intrauteri. ( Hockenberry dan Wilson, 2007) mengatakan

bahwa BBLR adalah seorang bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500

gram tanpa memperhatikan usia gestasi ( WHO, 1961 dalam Surasmi,

2003). Mengatakan bahwa BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang atau sama dengan 2500 gram. Berat lahir adalah berat

bayi yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir. Dari beberapa

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa BBLR adalah bayi yang

lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram tanpa

memandang masa kehamilannya.

2. Faktor Penyebab

Kelahiran dengan berat lahir rendah disebabkan oleh banyak

faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor janin, ibu dan plasenta.

Faktor penyebab berat lahir rendah yang berasal dari keadaan janin

antara lain berupa kelainan kromosom, malformasi organ, dan infeksi.

6

Page 19: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

7

Adapun faktor penyebab yang berasal dari ibu meliputi usia kehamilan

remaja atau kehamilan pada usia lebih dari 35 tahun, kehamilan kembar,

riwayat kehamilan dengan berat badan rendah dan gizi buruk, riwayat

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebelumnya, inkompetensi

servik, penyakit hipertensi, penyakit kronis, anemia, infeksi, riwayat

merokok, konsumsi alkohol, serta penyalahgunaan obat. Faktor

penyebab lain berasal dari plasenta, seperti defek plasenta dan tali pusat

( Lissauer & Fanaroff, 2009; Kosim et al., 2010).

3. Klasifikasi.

BBLR dikelompokkan menjadi prematuritas murni dan

dismaturitas. Prematuritas murni adalah bayi dengan masa kehamilan

kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk

usia kehamilan. Sedangkan dismaturitas adalah bayi dengan berat badan

kurang dari berat badan seharusnya untuk usia kehamilan, hal ini

menunjukkan bahwa bayi tersebut mengalami retardasi pertumbuhan

intrauterin (Surasmi, Handayani, & Kusuma, 2003).

2.1.2 Kehidupan extra uterin

BBLR memiliki permukaan tubuh yang relatif luas, kulit tipis

transparan dan jaringan lemak subkutan yang kurang, serta pusat

pengaturan suhu tubuh yang belum matang, karena itu BBLR mudah

mengalami kehilangan panas tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya

hipotermi. Proses kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat terjadi

melalui proses konduksi, evaporasi, konveksi dan radiasi. Hasil penelitian

Page 20: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

8

Miller, Lee dan Gould (2011) mengatakan bahwa hipotermi banyak

terjadi pada BBLR dan dikaitkan dengan terjadinya perdarahan

intraventrikular dan kematian.

Selain pusat pengaturan suhu tubuh yang belum matang BBLR

juga memiliki daya tahan tubuh yang lemah dan pembentukan antibodi

yang belum sempurna karena cadangan imunoglobulin maternal yang

menurun. Hal ini menyebabkan BBLR beresiko terhadap infeksi. Infeksi

dapat terjadi melalui beberapa cara diantaranya melalui plasenta (infeksi

intrauterin), selama persalinan (infeksi intrapartum) dan pada periode

neonatal misalnya dari ibu, lingkungan rumah sakit atau petugas

kesehatan (infeksi postnatal). Salah satu tanda adanya infeksi adalah

peningkatan suhu tubuh, oleh karena itu tindakan yang dilakukan adalah

mencegah terjadinya kehilangan panas. Perlindungan terhadap infeksi

merupakan hal yang penting untuk BBLR (Symington dan Pinelli, 2006).

2.1.3 Adaptasi Bayi

Manusia merupakan mahluk hidup yang senantiasa berinteraksi

dengan stimulus lingkungan secara terus menerus sepanjang

kehidupannya. Interaksi dengan lingkungan dimulai sejak manusia berada

dalam kandungan yang dikenal sebagai periode janin dan akan

berlangsung sepanjang kehidupan. Didalam kandungan janin hidup dalam

lingkungan yang hangat, gelap dan penuh cairan. Jenis suara yang dikenal

janin secara konstan adalah denyut jantung dan suara napas ibu (Behrman

& Vaughan, 1994). Namun ketika periode janin ini berakhir, lingkungan

Page 21: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

9

yang dihadapi adalah lingkungan diluar kandungan yang sangat berbeda.

Periode ini disebut sebagai periode bayi dimana bayi akan terpapar

dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah seperti dalam hal

pencahayaan, suhu, suara dan sebagainya. Pada periode ini pula,

ketergantungan janin pada ibu melalui hubungan dengan plasenta akan

berbagai macam asupan nutrisi, pertukaran oksigen, karbondioksida dan

darah berakhir dan bayi memulai kemandiriannya (Behrman & Vaughan,

1994; Bobak, Lowdermilk, & Jansen, 2005).

2.1.4 Kegagalan adaptasi

Pada bayi berat lahir rendah, terlebih pada bayi berat lahir sangat

rendah, dan lahir pada usia gestasi kurang dari 37 minggu, kemampuan

untuk melakukan interaksi yang adaptif dengan lingkungan seringkali

mengalami hambatan sebagai akibat imaturitas sistem organ ( Bobak,

Lowdermilk, & Jansen, 2005). Kondisi ini membuat bayi membutuhkan

dukungan perawatan intensif untuk menunjang kehidupan.

Maguire, et al. (2008) mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi

dalam perawatan intensif telah mengantarkan perawatan intensif menjadi

suatu jenis perawatan yang dilengkapi dengan berbagai macam prosedur

tindakan dan fasilitas perawatan terkini telah menunjukkan keberhasilan

dalam penurunan angka mortalitas bayi-bayi yang di rawat.

Page 22: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

10

2.2 Stres Fisiologis

Namun ternyata diketahui bahwa kemajuan teknologi dalam lingkungan

perawatan intensif ini disisi lain juga sekaligus memberikan dampak negatif

yaitu menjadi stres karena memberikan stimulasi yang berlebihan bagi bayi-bayi

yang sedang menjalani perawatann (Als et al., 1994; Symington & Pinelli,

2006). Sumber stres tersebut berasal dari prosedur pengobatan, perawatan, dan

pemeriksaan lain yang dilakukan serta beberapa fasilitas penunjang yang

digunakan.

2.2.1 Stres Fisologis Bayi

Adapun sumber stress tersebut berupa pencahayaan ruang perawatan

(Bowen 2009 ); penggantian popok; nyeri yang disebabkan oleh prosedur

invasif dan pelepasa plester; kebisingan yang ditimbulkan oleh inkubator,

ventilator, peralatan monitoring, percakapan para staf diruang perawatan,

serta suara buka tutup pintu inkubator (Als et al., 1994). Selain itu adanya

perpisahan dengan orang tua juga menjadi sumber stress lainnya dalam

lingkungan perawatan intensif ini ( Lissauer & Fanaroff, 2009).

Maguire, et al. (2008) mengungkapkan bahwa bayi berat lahir rendah

belum memiliki kemampuan untuk meregulasi setiap stimulus yang

berlebihan yang datang dari lingkungan . Kondisi lingkungan dan

aktivitas perawatan yang demikian menyebabkan bayi mengalami

hipoksemia dan periode apnu, nyeri, ketidaknyamanan, serta adanya

peningkatan level hormon stres ( Maguire et al., 2008, Als, et al. 1986,

dalam Symington & Pinelli, 2006) mengemukakan bahwa adanya

Page 23: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

11

perubahan fisiologis tubuh berupa peningkatan denyut nadi dan

penurunan saturasi oksigen dapat menjadi parameter stres yang dialami

bayi akibat stimulus lingkungan perawatan yang berlebihan.

Adapun sumber stres lainnya berasal dari pencahayaan ruang

perawatan. Bowen (2009) melaporkan bahwa pencahayaan yang terang di

ruang perawatan intensif memberikan stimulasi yang berlebihan dan

menyebabkan fungsi fisiologis bayi menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan

fungsi fisologis ini diamati dari adanya perubahan denyut nadi, saturasi

oksigen, tekanan darah dan pergerakan tubuh. Blatz (2001) juga

melaporkan bahwa pencahayaan terang dan kontinue di ruang perawatan

intensif berkontribusi terhadap terjadinya retinopathy of prematurity,

yaitu kerusakan vaskularisasi retina.

Demikian juga dengan kebisingan di ruang perawatan. Rata-rata

intensitas suara di ruang perwatan intensif adalah 50-90 desibel (dB).

Kenner & McGrath (2004), Blatz (2001) menyebutkan bahwa kebisingan

di ruang perawatan dapat merusak struktur auditori dan menyebabkan

gangguan fungsi fisiologi dan pola perilaku bayi. Gangguan tersebut

ditandai dengan terjadinya hipoksia, apnue, bradikardi, perilaku tidur-

terjaga yang irreguler, agitasi serta peningkatan tekanan intrakranial dan

tekanan darah (De Paul & Chamber, 1995, dalam Blatz, 2001; Kenner &

McGrath, 2004; Hockenberry &Wilson, 2007).

Penanganan atau handling seperti tindakan pengobatan, perawatan,

dan berbagai prosedur pemeriksaan lainnya juga menjadi sumber stres

Page 24: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

12

bagi bayi berat lahir rendah. Hasil observasi yang dilakukan Murdoc dan

Darlow (1984, dalam Westrup et al., 2000) di ruang perawatan neonatal

intensif menyebutkan bahwa bayi mendapatkan penanganan atau

handling sebanyak lebih dari 200 kali dalam periode 24 jam. Penanganan

atau handling ini berkontribusi terhadap terjadinya hipoksemia (Klauss &

Fanaroff, 1987), nyeri dan ketidaknyamanan, mengganggu periode tidur,

serta meningkatkan level hormon stres (Murdoch & Darlow, 1984, dalam

Westrup et al., 2000).

Westrup, et al. (2000) mengatakan bahwa lingkungan perawatan

intensif yang menyebabkan stres pada bayi dapat diamati dengan

terjadinya periode istirahat dan tidur bayi yang lebih pendek karena

seringkali terjaga. Padahal diketahui bahwa fase tidur dan istirahat bagi

anak, khususnya bayi merupakan fase yang sangat penting untuk tumbuh

dan berkembang karena selama fase tidur terjadi sekresi hormon

pertumbuhan dan imunitas tubuh (Ward, Clarke, & Linden, 2009). Selain

itu, terjadi pula pembentukan memori dan jalur-jalur memori jangka

panjang serta preservasi plastisitas saraf otak sehingga otak mengalami

maturasi. Berperan dalam proses belajar, adaptasi, respon, dan regulasi

stimulus yang datang dari lingkungan yang mempersiapkan anak untuk

dapat melakukan berbagai tugas perkembangan selanjutnya (Graven &

Brown, 2008; Ward, Clarke, & Lindenn, 2009).

Selain diketahui dapat menyebabkan gangguan pada periode tidur

dan istirahat, stimulus yang berlebihan dari lingkungan perawatan intensif

Page 25: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

13

ini ternyata juga memberikan dampak buruk terhadap perkembangan otak

bayi yang juga imatur (Perlman, 2001). Hal ini didukung pula dari apa

yang dikemukakan oleh Als, Duffy dan Mc Anulty (1990) yang

mengungkapkan bahwa lingkungan perwatan intensif memberikan

aktivasi yang tidak menguntungkan bagi perkembangan otak bayi berat

lahir rendah yaitu menghambat diferensiasi dan perkembangan cabang-

cabang persarafan. Keadaan ini merupakan ancaman bagi kehidupan

selanjutnya karena sesungguhnya periode kehidupan dua tahun pertama

seorang anak merupakan periode emas sekaligus kritis bagi pencapaian

pertumbuhan perkembangannya. Dalam periode ini otak berkembang

sangat pesat, merupakan suatu periode dimana pembentukan hubungan-

hubungan saraf berlangsung cepat (Depkes RI, 2006; Lissauer &

Fanaroff, 2009). Otak anak (balita) berbeda dengan orang dewasa. Sifat

otak anak lebih plastis sehingga sangat mudah untuk menerima stimulus

atau rangsangan yang datang dari lingkungan. Apabila stimulus yang

diterima adekuat maka akan berdampak baik bagi pertumbuhan dan

perkembangannya. Namun akan terjadi sebaliknya apabila stimulus yang

didapat kurang atau justru berlebihan (Kenner & McGrath, 2004; Depkes

RI, 2006).

2.2.2 Dampak Stres fisiologis Bayi

BBLR membutuhkan nutrisi yang optimal. Intake nutrisi yang

adekuat penting untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh

menurun akan lebih banyak energi yang digunakan untuk memproduksi

Page 26: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

14

panas dan terjadi peningkatan konsumsi oksigen. Namun BBLR memiliki

mekanisme pencernaan yang belum sepenuhnya berkembang. Bayi

prematur pada umumnya sudah dapat mengisap dan menelan, namun

belum terkoordinasi dengan baik hingga usia gestasi 32-34 minggu dan

belum sepenuhnya sinkron dalam 36-37 minggu usia gestasi. Selain itu

kemampuan untuk mencerna protein atau mengabsorbsi nutrisi dan tidak

maturnya sistem enzym mempengaruhi fungsi metabolik pada BBLR.

Oleh karena itu pemberian nutrisi dapat diberikan secara bertahap sesuai

dengan kondisi bayi. Berdasarkan permasalahan yang ada pada BBLR

perlu dilakukan upaya untuk mengatasi masalah- masalah BBLR, salah

satunya adalah PMK.

2.2.3 Perubahan Homeostasis

Penilaian Fungsi Fisiologis: Saturasi Oksigen, Denyut Nadi dan

Suhu Tubuh. Als, et al. (1986, dalam Symington dan Pinelli, 2006)

menyebutkan bahwa parameter yang dapat diamati pada bayi berat lahir

rendah sebagai akibat yang berlebihan dari lingkungan perawatan adalah

perubahan fungsi fisiologis tubuh berupa penurunan saturasi oksigen,

peningkatan denyut nadi dan penurunan suhu tubuh.

Deskripsi dari penilaian fungsi fisiologis saturasi oksigen, denyut

nadi, dan suhu tubuh ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

2.2.3.1 Saturasi Oksigen

Saturasi oksigen didefinisikan sebagai prosentase jumlah

hemoglobin yang teroksigenasi di dalam darah (Brooker, 2005;

Page 27: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

15

Hockenberry & Wilson, 2007). Saturasi oksigen juga merupakan

gambaran aliran oksigen dalam tubuh yang sangat penting bagi

optimalnya fungsi jantung dan organ tubuh lainnya karena oksigen

merupakan bahan bakar metabolisme. Sekitar 97% oksigen yang

ditransportasikan ke dalam aliran darah berikatan dengan

hemoglobin di dalam sel darah merah dan sebanyak 3% lainnya

larut dalam plasma. Hemoglobin yang mengikat jumlah maksimum

oksigen dalam setiap molekulnya disebut sebagai kondisi

tersaturasi (Walsh, 2002). Nilai normal saturasi oksigen berada

dalam rentang antara 90-99% ( Kattwinkel et al., 2006). Berikut ini,

beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi kadar saturasi

oksigen (Walsh, 2002; Berman et al., 2009) seperti:

b. Kadar hemoglobin

Pada kondisi dimana kadar hemoglobin rendah seperti anemia,

nilai saturasi oksigen dapat menjadi rendah karena oksigen tidak

dapat diikat oleh hemoglobin sel darah merah dalam jumlah

yang mencukupi.

c. Sirkulasi

Sistem sirkulasi berperan dalam transportasi darah dan oksigen

sehingga pada kondisi dimana sistem sirkulasi mengalami

gangguan seperti halnya pada penyakit jantung, perdarahan,

anemia, dan penyakit pada sistem pernapasan (paru-paru), akan

Page 28: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

16

turut berpengaruh terhadap ikatan oksigen dan hemoglobin

dalam darah.

2.2.3.2 Denyut Nadi

Denyut nadi merupakan gambaran dari setiap denyut

jantung yang memompakan sejumlah darah ke dalam arteri

(Walsh, 2002). Frekuensi denyut jantung berperan dalam

mempertahankan curah jantung. Rentang nilai normal denyut

nadi pada bayi, termasuk bayi berat lahir rendah, berada antara

100-160 kali setiap menitnya ( Saifuddin et al., 2006). Beberapa

faktor dapat mempengaruhi denyut nadi ini seperti latihan fisik,

berada dalam wilayah dengan tekanan atmosfir yang rendah,

kondisi emosional, penyakit jantung dan demam ( Walsh, 2002;

Gill & O’Brien, 2003). Gill & O’Brien (2003) menyatakan

bahwa setiap peningkatan suhu tubuh sebesar 1derajat Celsius,

seperti pada kondisi demam, akan meningkatkan denyut nadi

sebesar 10 kali setiap menitnya.

Adapun mengenai alat yang dapat dipergunakan untuk

mengukur nilai saturasi oksigen dan denyut nadi ini adalah

oksimeter nadi (pulse oxymetri). Pulse oxymetri merupakan alat

ukur non invasif untuk mengukur kadar saturasi oksigen darah

arteri (Walsh, 2002; Berman et al., 2009). Area pemasangan

sensor pulse oxymetri dapat pada ujung jari, hidung, daun

telinga, dahi, atau sekitar tangan dan kaki pada bayi baru lahir

Page 29: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

17

(neonatus). Sensor pulse oxymetri terdiri dari: a) dua dioda

pemancar cahaya (dioda merah dan inframerah) yang

mentransmisikan cahaya melalui kuku, darah vena, darah arteri,

dan jaringan; b) fotodetektor yang diletakkan langsung didepan

dioda. Hemoglobin yang yang tersaturasi akan lebih banyak

mengabsorbsi cahaya inframerah, sedangkan hemoglobin yang

tidak tersaturasi lebih banyak mengabsorbsi cahaya merah.

Jumlah cahaya inframerah dan merah yang diabsorbsi oleh

hemoglobin yang tersaturasi dan tidak tersaturasi dalam darah

arteri akan diukur oleh fotodetektor dan dilaporkan sebagai

presentase saturasi oksigen ( Berman et al., 2009)

2.2.3.3 Suhu tubuh

Suhu tubuh normal pada bayi baru lahir yang diukur pada

aksilla adalah 36,5-37,5oCelsius, sedangkan suhu ruangan

dipertahankan 24-26o Celsius (WHO, 2009). Salah satu ciri dari

bayi berat lahir rendah adalah mempunyai suhu tubuh yang tidak

stabil dan cenderung hipotermi (suhu <36,5oCelsius). Stres

dingin dapat meningkatkan angka kematian dan menghambat

pertumbuhan, sedangkan hipertermia dan suhu tubuh

berfluktuasi dapat menimbulkan apneu.

Suhu tubuh yang cenderung hipotermi disebabkan oleh

produksi panas yang kurang dan kehilangan panas yang tinggi.

Panas kurang diproduksi karena sirkulasi yang belum sempurna,

Page 30: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

18

respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang

belum aktif, serta asupan makan yang kurang. Mekanisme

kehilangan panas dapat terjadi melalui konduksi, evaporasi,

konveksi dan radiasi (PERINASIA, 2003).

Hipotermi dapat mengakibatkan komplikasi jangka

pendek berupa asidosis, hipoglikemia dan gangguan pembekuan

darah serta peningkatan resiko untuk distres pernapasan.

Hipotermi yang terjadi secara terus menerus atau berkelanjutan

ini dapat menimbulkan terjadinya edema sklera, perdarahan

hebat dan ikterus (PERINASIA, 2003).

Menjaga dan mempertahankan suhu lingkungan yang

hangat pada bayi berat lahir rendah sangat dibutuhkan dan

efisien untuk metabolisme tubuh yang diukur melalui

pengurangan kalori dan konsumsi oksigen. Penurunan kalori dan

asupan oksigen pada pengontrolan suhu tubuh akan

memperbaiki perubahan fisiologis, dan mengakibatkan

pertumbuhan bayi lebih cepat.

2.3 Perawatan Metode Kanguru

2.3.1 Pengertian Perawatan Metode Kanguru

Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah suatu metode perawatan

bayi baru lahir dengan meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu

sehingga terjadi kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi (Arora, 2008).

Page 31: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

19

Bobak (2005) mengatakan bahwa PMK merupakan praktik menggendong

bayi prematur yang hanya mengenakan popok dan topi pada dada telanjang

ibu (atau ayah). Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

PMK adalah suatu metode yang dilakukan pada BBLR secara kontak

langsung antara kulit ibu dan bayi. Hasil penelitian Moniem dan Morsy

(2011) tentang efektifitas kanguru terhadap BBLR menunjukkan bahwa

PMK dapat meningkatkan hubungan ibu dan bayi serta memberikan efek

positif terhadap berat badan bayi. Penelitian lain dilakukan oleh Priya

(2004). Tentang PMK untuk BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa PMK adalah salah satu intervensi untuk BBLR dan mempengaruhi

fisiologis serta perilaku BBLR.

PMK pertama kali diperkenalkan oleh Ray dan Martinez di

Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif perawatan BBLR

ditengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang

ada. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru yang bayinya lahir

memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan dikantung perut

ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan makanan

berupa air susu induknya. PMK sangat bermanfaat bagi bayi berat lahir

rendah, baik selama perawatan di rumah sakit maupun di rumah. PMK pada

umunya diberikan pada bayi dengan berat badan lahir kurang dari atau

sama dengan 1800 gram, BBLR, bayi yang tidak memiliki kegawatan

pernapasan dan sirkulasi dan bayi tidak mempunyai kelainan kongenital

yang berat.

Page 32: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

20

2.3.2 Manfaat Perawatan Metode Kanguru

Bobak (2005) mengatakan bahwa BBLR memiliki lebih sedikit

massa otot, lebih sedikit lemak coklat, lebih sedikit lemak subkutan untuk

menyimpan panas, dan sedikit kemampuan untuk mengontrol kapiler kulit.

Sehingga BBLR mudah mengalami kehilangan panas tubuh dan berisiko

terjadi hipotermia sehingga membutuhkan upaya untuk mempertahankan

suhu yang netral (36,5C -37,3o C)

PMK dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi

melalui kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi secara konduksi dan

radiasi. Dimana suhu tubuh ibu merupakan sumber panas yang efisien dan

murah juga dapat memberikan lingkungan yang hangat pada bayi. Selain itu

juga pernapasan bayi menjadi lebih teratur, denyut jantung bayi lebih stabil,

bayi dapat menetek lebih lama dan waktu tidur bayi lebih lama, sehingga

pemakaian kalori menjadi lebih berkurang dan kenaikan berat badan

menjadi lebih baik.

Selain itu PMK meningkatkan interaksi dan menguatkan hubungan

serta ikatan emosional orang tua-bayi. Ibu menjadi lebih percaya diri dalam

merwat bayinya, hubungan bayi-ibu lebih baik, dan ibu dapat menyusui

lebih lama sehingga merangsang peningkatan produksi ASI. Ayahpun

memiliki peran yang besar dalam perawatan bayinya dan meningkatkan

hubungan antara ayah dan bayi. Charpak, Giron, Cristo, Calume, dan Ruiz-

Pelaes pada tahun 2008 elakukan penelitian tentang PMK, lingkungan

rumah dan keterlibatan ayah pada tahun pertama kehidupan.Hasil penelitian

Page 33: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

21

menunjukkkan bahwa PMK memiliki dampak positif dilingkungan rumah

dimana kedua orang tua harus terlibat sebagai pengasuh langsung dalam

pelaksanaan PMK.

2.3.3 Komponen Perawatan Metode Kanguru

Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu: kontak kulit ke

kulit (skin-to-skin contact). Pemberian ASI atau breastfeeding, dan

dukungan terhadap ibu (support). Literatur terbaru menambahkan satu

komponen lagi menjadi terdiri dari 4 komponen , yaitu posisi kanguru

(kangaroo position), nutrisi (kangaroo nutrition), dukungan (kangaroo

support), dan pemulangan (kangaroo discharge) (Health Technology

Assessment (HTA) Indonesia, 2008).

Posisi Kanguru ( Kangaroo Position ) adalah kontak kulit ke kulit

antara ibu dan bayi yang diberikan secara selang seling atau terus menerus

dan dapat dimulai segera setelah lahir atau saat kondisi bayi sudah stabil.

Pada posisi kanguru menempatkan bayi pada posisi tegak didada ibunya,

diantara kedua payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya

mengenakan popok, kaos kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi

dan ibunya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi

sedikit tengadah (ekstensi). Ibu mendekap bayi yang hanya memakai

popok, topi dan kaos kaki. Posisi tungkai dan tangan bayi fleksi seperti

posisi “kodok”. Bayi mendapatkan sumber panas dan kehangatan dari kulit

ibu secara alami dan terus menerus ( HTA Indonesia, 2008 ).

Page 34: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

22

Nutrisi ( Kangaroo nutrition ) merupakan salah satu manfaat PMK,

yaitu meningkatkan pemberian ASI secara langsung maupun dengan

pemberian ASI perah. Ibu bayi dapat menyusui bayinya saat bayi bangun

dari tidur sambil terus dilakukan PMK. Hal ini dapat merangsang

peningkatan volume ASI (HTA Indonesia, 2008)

Dukungan (Kangaroo support) merupakan bentuk bantuan secara

fisik maupun emosi, baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar

ibu dapat melakukan PMK untuk bayinya (HTA Indonesia, 2008).

Pemulangan (Kangaroo discharge) adalah membiasakan ibu

melakukan PMK sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap

melakukan PMK bahkan melanjutkannya dirumah. Metode ini merupakan

salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan

apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.

2.3.4 Pelaksanaan Metode Kanguru

Pelaksanaan PMK dimulai secara bertahap dari perawatan

konvensional ke PMK yang terus-menerus (Depkes, 2008). Pelaksanaan

PMK dilakukan secara intermiten dan kontinyu. PMK intermiten

maksudnya PMK tidak diberikan sepanjang waktu, tetapi hanya dilakukan

jika ibu mengunjungi bayinya yang masih dalam perawatan di inkubator

dengan durasi minimal satu jam secara terus menerus selama satu hari.

Metode ini dilakukan di Unit Perawatan Khusus (level II) dan intensif

(level III). Sedangkan PMK kontinyu kondisi bayi harus dalam keadaan

stabil dan bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen.

Page 35: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

23

PMK diberikan sepanjang waktu dan dapat dilakukan di unit rawat

gabung, atau ruangan yang dipergunakan untuk PMK.

Setelah bayi pulang dari rumah sakit, pelaksanaan PMK secara

kontinyu bisa dilanjutkan dirumah. Ibu dapat menggendong bayinya

selama 24 jam sambil melakukan aktivitas di rumah.

2.3.5 Pengaruh PMK pada Fungsi Fisiologis Bayi.

2.3.5.1 Pengaruh PMK pada Suhu Tubuh bayi.

Panas tubuh ibu akan berpindah melalui kontak kulit dari

dada ibu ke kulit tubuh bayi, sehingga menjaga bayi tetap hangat.

Selimut atau penutup tubuh ibu dan bayi, diharapkan dapat

menjaga bayi dari suhu lingkungan sekitarnya (Dodd, 2003).

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa PMK mempengaruhi

stabilitas pengukuran suhu tubuh, frekuensi jantung, respirasi dan

saturasi oksigen ( Ludington-Hoe, et al., 1996 dalam Dodd, 2003).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa PMK sangat baik

untuk mencegah bayi berat lahir rendah mengalami hipotermi.

Observasi perubahan suhu tubuh bayi berat lahir rendah sangat

dianjurkan, karena ada kemungkinan bayi menjadi kepanasan. Bayi

berat lahir rendah yang kepanasan akan mengakibatkan

peningkatan metabolisme dan asupan oksigen, penurunan efisiensi

metabolisme, dan mempengaruhi kestabilan fisiologis tubuh (Ibe,

et al., 2004).

Page 36: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

24

2.3.5.2 Pengaruh PMK pada frekuensi denyut jantung

Penelitian yang menggunakan alat monitor kontinyu,

menemukan bahwa selama perawatan menggunakan metode

kanguru, laju frekuensi denyut jantung bayi relatif lebih stabil dan

konstan (Ludington-Hoe, et al., dalam PERINASIA, 2003).

2.3.5.3 Pengaruh PMK pada saturasi Oksigen

Hasil penelitian menyebutkan bahwa PMK dapat menaikkan

level saturasi oksigen secara signifikan (Priya, 2004). Hasil

penelitian lain juga melaporkan PMK menjaga kestabiolan saturasi

oksigen. PMK secara bermakna mengurangi frekuensi napas dan

meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini dapat disebabkan oleh

posisi bayi yang tegak, sehingga dipengaruhi oleh gravitasi bumi

dan berefek pada ventilasi dan perfusi. Posisi tegak

mengoptimalkan fungsi respirasi (Ali et, al., 2009).

2.4 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Tahun Judul Desain Sampel Hasil

Lina Marliyani 2010 Gambaran

pengetahuan

dan sikap

tenaga

kesehatan

terhadap

pelaksanaan

metode

kanguru di

ruang

perinatologi

RSUD

Banjarbaru

Deskriptif dan

pengambilan

sampel secara

total sampling

Tenaga

kesehatan yang

bekerja di

ruang

perinatologi

sejumlah 16

orang

Sebagian besar

tenaga kesehatan

memiliki

pengetahuan baik

(62,5%), dan

memiliki sikap yang

baik dalam

pelaksanaan metode

kanguru (81,3%),

serta pelaksanaan

metode kanguru oleh

tenaga kesehatan

sebanyak 68,75%)

Page 37: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

25

Yane Melisia

Lukman

2010 Pengetahuan

dan Sikap Ibu

yang Memiliki

BBLR Tentang

PMK di Ruang

Perinatologi

RS. Al Islam

Bandung

Deskriptif

kuantitatif

dengan

pengambilan

sampel secara

accidental

sampling

24 ibu bayi

yang memiliki

BBLR yang

dirawat di

Ruang

Perinatologi

Sebagian besar

responden (16

responden, 66,7%)

memiliki tingkat

pengetahuan tentang

PMK yang kurang,

sebanyak 8

responden (33,3%)

memiliki

pengetahuan baik.

Sementara untuk

sikap, sebagian besar

ibu memiliki sikap

yang tidak

mendukung terhadap

PMK yaitu sebanyak

14 responden

(58,3%), dan 10

responden (41,7%)

memiliki sikap

mendukung terhadap

PMK.

Nuniek

Wulansari

2011 Deskripsi

perawatan

BBLR dengan

metode

kanguru dan

efeknya pada

BBLR di

Ruang

Perinatologi

RSUP Dr.

Kariadi

Semarang

Deskriptif

kuantitatif dan

pengambilan

sampel secara

total sampling

untuk sampel

perawat,

consecutive

sampling untuk

sampel BBLR

10 bayi BBLR

dengan berat

badan 1250-

1800 gram

tanpa

memandang

usia gestasi dan

14 perawat di

Ruang

Perinatologi

RSUP Dr.

Kariadi

Semarang

57% responden

perawat belum

melaksanakan PMK

sesuai protap,

82% faktor

predisposisi

responden BBLR

karena faktor ibu,

100% responden

BBLR tidak

mengalami

peningkatan energi,

100% responden

BBLR tidak

menunjukkan

peningkatan

imaturitas

imunologis, 80%

responden BBLR

mendapatkan ASI,

100% responden

BBLR

pergerakannya lebih

aktif dan berat

badannya meningkat

setelah PMK

Page 38: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

26

2.5 Kerangka Teori

Gambar 2.1. Skema Kerangka Teori

Sumber: Symington, & Pinelli, J, 2006

2.6.Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Skema Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sebagai jawaban sementara atas

pertenyaan penelitian dimana penyataan ini harus diuji validitasnya secara

Faktor Penyebab :

- Faktor janin

- Ibu

- Plasenta

BBLR

Kehidupan Extra

Uterine

Adaptasi

Gagal Adaptasi

Stress Fisiologis

Bayi

Dampak

Energi

- Perubahan Homeostasis

- Suhu

- Frekuensi Denyut

- Saturasi Oksigen

Perawatan Metode

Kanguru

Stress Fisiologi

Sebelum PMK

Stress Fisiologi

Setelah Perlakuan PMK

PMK

Page 39: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

27

empiris (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Adapun hipotesis dalam penelitian ini

meliputi:

Ha: Ada pengaruh pemberian perawatan metode kanguru terhadap fungsi

fisiologis bayi berat lahir rendah.

Ho: Tidak ada pengaruh pemberian perawatan metode kanguru terhadap

fungsi fisiologis bayi berat lahir rendah.

Page 40: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan

quasi experiment. Quasi experiment dapat didefinisikan penelitian yang menguji

coba suatu intervensi pada sekelompok subjek dengan atau kelompok

pembanding namun tidak dilakukan rondomisasi untuk memasukkan subjek ke

dalam kelompok perlakuan atau kontrol (Sugiyono, 2013).

Desain penelitian yang digunakan kuantitatif dengan pre and post test

without control (control diri sendiri). Karena pada desain penelitian ini, peneliti

hanya melakukan intervensi pada satu kelompok tanpa pembanding. Kelompok

subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi

setelah intervensi (Nursalam, 2008). Efektifitas perlakuan dinilai dengan cara

membandingkan nilai post test dengan pre test. Alasan menggunakan metode ini

adalah lebih dekat dengan responden dan data yang dihasilkan jelas dan efektif.

Tujuan rancangan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan suhu tubuh,

frekuensi denyut jantung, dan saturasi oksigen, sebelum dan sesudah dilakukan

perawatan metode kanguru. Pertimbangan menggunakan satu kelompok dengan

perlakuan tanpa menggunakan kelompok kontrol disebabkan bahwa perbedaan

fungsi fisiologis bayi terlihat jelas dengan menggunakan alat yang sama pada

subyek yang sama yaitu bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah perawatan

28

Page 41: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

29

metode kanguru. Adapun skema desain pre and post test without control sebagai

berikut:

RI 01 X 02

Gambar. 3.1 Desain Penelitian pre and post test without control

Keterangan:

RI : Responden penelitian bayi berat lahir rendah

01: Fungsi fisiologis bayi berat lahir rendah yang meliputi suhu tubuh,

frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen sebelum dilakukan perawatan

metode kanguru.

02: Fungsi fisiologi bayi berat lahir rendah yang meliputi suhu tubuh,

frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen sesudah dilakukan perawatan

metode kanguru.

X: Intevensi, perawatan metode kanguru

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek /

subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2013). Populasi adalah setiap objek yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini populasinya

adalah semua bayi berat lahir rendah yang sedang menjalani perawatan di

Page 42: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

30

ruang NICU RSUD Sukoharjo. Jumlah keseluruhan populasi bayi dalam

Bulan September – Oktober 2015 yang peneliti ambil dari data rekam

medis bayi berat lahir rendah adalah 100 bayi.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek peneliti malalui sampling (Nursalam, 2008).

Tehnik pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik

Sampling menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah

tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009)

berupa kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan

persyaratan yang harus dipenuhi oleh sampel sehingga dapat

diikutsertakan dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2010). Adapun

kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

1. Bayi dengan riwayat berat lahir rendah yaitu bayi dengan berat 1500

gram - < 2500 gram. Di RSUD Sukoharjo banyak pasien dengan berat

badan seperti yang peneliti buat.

2. Bayi yang lahir pada usia gestasi lebih dari 35 minggu sampai dengan

37 minggu. Kejadian di RSUD Sukoharjo banyak yang lahir sebelum

waktunya

3. Bayi dirawat dalam inkubator dan tidak menggunakan ventilasi

mekanik. Lebih aman dan nyaman untuk ibu, bayi.

Kriteria eksklusi adalah kondisi yang menyebabkan subjek

penelitian memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikutsertakan

dalam penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2010).

Page 43: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

31

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:

1. Bayi yang mengalami sindrom distres pernapasan.

2. Bayi dengan penyakit kardiovaskular.

3. Bayi yang sedang mendapat fototerapi.

4. Bayi yang mempunyai masalah pada ibu-nya (Baby Blues).

Berdasarkan kriteria inklusi tersebut diatas maka diperoleh sampel

sebanyak 48 bayi.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang NICU RSUD Sukoharjo. Rumah

sakit ini merupakan rujukan dalam penanganan masalah kesehatan ibu dan

anak. Rumah sakit ini sudah menggalakkan perawatan metode kanguru

tetapi belum maksimal.

3.3.2 Waktu Penelitian

Pada waktu penelitian dibagi menjadi 3 tahap, meliputi penyusunan

proposal, pengumpulan data, dan pelaporan hasil penelitian. Penyusunan

proposal telah dimulai sejak awal juli 2015, pengambilan data dilakukan

bulan Juli 2015-Agustus 2015. Analisis data dilakukan setelah surat ijin

penelitian ada.

Page 44: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

32

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Hasil Ukur dan

Skala Pengukuran No Variabel Definisi operasional Alat ukur

dan cara ukur

Hasil ukur Skala

1 Variabel bebas: Perawatan metode kanguru

Pelaksanaan perawatan metode kanguru oleh ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah, dengan meletakkan bayi didada ibu sehingga kontak langsung kulit bayi, sedangkan bayi hanya menggunakan diapers dan penutup kepala (topi). Pelaksanaan metode kanguru selama 60 menit, sehari dilakukan 2x PMK selama 3 hari.

Alat ukur: lembar observasi Cara ukur: memberikan intervensi pemberian PMK pada bayi berat lahir rendah yang menjalani perawatan di ruang NICU

-

-

2. Variabel terikat: Fungsi fisiologis -Suhu tubuh Frekuensi denyut jantung

Pengukuran suhu tubuh pada aksila bayi Jumlah frekuensi denyut jantung yang diukur dalam 1 (satu) menit

Alat ukur: Termometer dan lembar observasi Cara ukur: melakukan pencatatan suhu yang tertera pada alat Alat ukur: Pulse oxymetri dan lembar observasi Cara ukur: Melakukan pencatatan frekuensi denyut nadi yang tertera pada alat

Nilai suhu tubuh dalam derajat celcius - Hipotermi : < 36,5

oC

- Normal : 36,5 – 37,5

oC

- Hipertermi : 37,5

Nilai frekuensi denyut jantung dalam kali permenit dalam angka - Bradicardi : < 100x/ menit

- Normal : 100 – 160 x/menit

- Tachicardi : >160x

Ordinal Ordinal

Page 45: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

33

-Saturasi oksigen

Pengukuran aliran oksigen ke seluruh tubuh

pulse oxymetr Alat ukur: Pulse oxymetri dan lembar observasi Cara ukur: melakukan pencatatan nilai saturasi oksigen yang tertera pada pulse oxymetri

Nilai saturasi oksigen dalam presentasi -Kurang : <90% - Normal : 90 – 99%

Nominal

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Alat penelitian yang digunakan untuk instrumen penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Lembar observasi yang terdiri dari data tentang fungsi fisiologis bayi,

yang terdiri dari suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, dan saturasi

oksigen.

2. Alat pengukur suhu dengan termometer digital untuk aksila dan pulse

oxymetri untuk monitor jantung serta saturasi oksigen, Selain peneliti

yang akan melakukan pengukuran bayi, ada 2 orang perawat yang

mendapat pendelegasian dari peneliti untuk pelaksanaan perawatan

metode kanguru ini.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

1. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung

dari studi pendahuluan pada bayi berat lahir rendah. Peneliti

Page 46: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

34

bekerjasama dengan penanggung jawab ruang NICU RSUD Sukoharjo

beserta staf perawat mengenai pelaksanaan penelitian. Peneliti

menetapkan responden yang terlibat dalam penelitian sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Peneliti menambahkan 2

asisten penelitian, disaat peneliti tidak ada di tempat penelitian. Peneliti

mulai melakukan pengumpulan data dengan menggunakan lembar

observasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

2. Pre test adalah melakukan pengukuran fisiologis bayi sebelum dilakukan

intervensi PMK. Fungsi fisiologis yang perlu dilihat adalah suhu tubuh,

saturasi oksigen, dan denyut jantung bayi. Semua dicatat dilembar

observasi, dan pengukuran fungsi fisiologis bayi dilakukan sebelum

dilakukan PMK, yaitu 2 menit setelah bayi diletakkan dalam incubator.

3. Peneliti melanjutkan dengan pelaksanaan PMK .

a. PMK dilakukan oleh ibu bayi, pelaksanaan PMK dilakukan

diruangan tempat bayi dirawat, karena ada bayi yang terpasang

alat-alat invasif seperti infus, OGT dan oksigen. Pelaksanaan PMK

selama 1 jam atau 60 menit setiap sesi selama 3 hari. Dalam sehari

pelaksanaan PMK dilakukan 2x, pagi dan sore. Ibu diberi motivasi

untuk datang setiap hari

b. Saat pelaksaanaan PMK ada aturan yang harus dijalani, bahwa

PMK tidak boleh terputus minimal 1 jam (60 menit), bila ingin lebih

dari 1 jam diperbolehkan dengan melihat kondisi bayi, dengan

melakukan pengukuran yaitu pengukuran suhu, saturasi oksigen dan

denyut nadi, setelah selesai pelaksanaan PMK.

Page 47: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

35

c. Saat pelaksanaan PMK proses menyusui masih bisa berlangsung

karena posisi bayi yang menempel pada ibu

d. Selama ibu membawa bayinya dalam posisi PMK, ibu dapat

melakukan apapun yang ia kehendaki seperti jalan-jalan, berdiri,

duduk, minum.

e. Pada pelaksanaan PMK bayi dibiarkan telanjang hanya

menggunakan popok (diapers), kaos kaki dan topi, sedangkan ibu

tanpa busana bagian atas, Bra ibu dilepas. Ibu hanya menggunakan

baju yang disediakan di ruang NICU. Kemudian bayi diletakkan

diantara kedua payudara ibu, posisi bayi seperti katak yang

menempel di dada ibu, sehingga terjadi kontak kulit bayi dan

ibunya. Pelaksanaan PMK ini dilaksanakan dalam waktu 3 hari.

4. Post Test Pelaksanaan PMK

Setelah dilaksanakan PMK, dilakukan pengukuran fisiologis yang

perlu dilihat adalah suhu tubuh, saturasi oksigen, dan denyut jantung

bayi. Semua dicatat dilembar observasi, dan pengukuran fungsi

fisiologis bayi dilakukan setelah dilakukan PMK, yaitu 2 menit setelah

bayi diletakkan dalam incubator, dan dilaksanakan selama 3 hari.

3.6 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Tehnik Pengolahan Data

Peneliti melakukan beberapa tahap dalam pengolahan data meliputi

pengecekan data (editing), pemberian kode data (coding), pemprosesan data

(entering), pengolahan data (tabulating) (Sugiyono 2013).

Page 48: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

36

1. Pengecekan Data

Dimasukan untuk mengevaluasi kelengkapan data yang

dibutuhkan, konsistensi dan kesesuaian kriteria data yang diperlukan

untuk menguji hipotesis atau menjawab tujuan peneliti. Didapatkan saat

penelitian yang digunakan sudah lengkap dan sesuai kriteria data yang

digunakan.

2. Pemberian Kode Data

Merupakan suatu metode untuk mengobservasi data yang

dikumpulkan selama penelitian ke dalam simbol yang cocok untuk

keperluan analisis terhadap hasil observasi yang dilakukan. Penelitian

ini yang dilakukan coding adalah bayi diberi kode B1, B2, B3 dan

seterusnya, sesuai dengan urutan.

3. Pemprosesan Data

Memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam data komputer,

kemudian diproses hingga mendapatkan hasilnya.

4. Pengolahan Data

Keluaran hasil data merupakan hasil pengolahan data yang sudah

diolah oleh komputer. Hasil pengolahan data ini disajikan dalam bentuk

angka.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang

diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik statistik kuantitatif dengan

menggunakan analisa univariat dan bivariat. Pada penelitian ini

Page 49: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

37

menggunakan sistem komputer dalam perhitungan data. Adapun analisis

yang digunakan sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisa Univariat adalah analisa untuk melapor tiap variabel dari

hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian data

dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk disajikan dalam bentuk

tabulasi, minimum, maksimum dan mean dengan cara memasukan

seluruh data kemudian diolah secara statistik deskriptif untuk

melaporkan hasil dalam bentuk distribusi dari masing-masing variabel.

(Notoadmojo, 2005). Analisa univariat juga digunakan untuk

menggambarkan nilai mean yang digunakan untuk data yang tidak

dikelompokkan ataupun data yang sudah dikelompokkan, nilai median

yang merupakan nilai yang berada ditengah dari suatu nilai atau

pengamatan yang disusun, serta nilai modus yang digunakan untuk

menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi (Hidayat, 2007).

Tujuan dari analisis univariat adalah untuk menjelaskan karakteristik

masing-masing variabel yang diteliti yaitu melihat gambaran strees

fisiologis pada bayi berat lahir rendah sebelum dilakukan PMK di

RSUD Sukoharjo dan melihat gambaran stres fisiologis bayi pada bayi

berat lahir rendah setelah dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo.

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau korelasi. Sebelum dilakukan analisa bivariat

Page 50: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

38

dilakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi normal atau

tidaknya data, dalam hal ini peneliti menggunakan Shapiro-Wilk,

dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50.

Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa rata-rata suhu

tubuh sebelum dan sesudah PMK mempunyai p value < 0,05. Sehingga

dapat diartikan bahwa data tidak berdistribusi normal. Distribusi data

semua dinyatakan tidak normal maka digunakan analisis Wilcoxon

Signed Rank Test untuk pengujian analisis bivariat.

Sedangkan untuk rata-rata denyut jantung sebelum PMK

mempunyai p value > 0,05; sehingga dapat diartikan data terdistribusi

normal. Namun rata-rata denyut jantung sesudah PMK mempunyai p

value < 0,05; sehingga dapat diartikan data tidak terdistribusi normal.

Distribusi data salah satu data tidak normal maka digunakan analisis

Wilcoxon Signed Rank Test untuk pengujian analisis bivariat.

Rata-rata saturasi oksigen sebelum PMK mempunyai p value <

0,05; sehingga dapat diartikan data tidak terdistribusi normal dan rata-

rata saturasi oksigen sesudah PMK mempunyai p value > 0,05;

sehingga dapat diartikan data terdistribusi normal. Distribusi data salah

satu data tidak normal maka digunakan analisis Wilcoxon Signed Rank

Test untuk pengujian analisis bivariat.

Page 51: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

39

3.7 Etika Penelitian

3.7.1 Etika penelitian dalam penelitian ini antara lain:

1. Informed consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

dalam hal ini ibu bayi berat lahir rendah dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menanda tangani lembar persetujuan. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut

antara lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data

yang dibutuhkan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dll (Hidayat, 2007).

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2007).

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

Page 52: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

40

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kekompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007).

Page 53: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Analisa Univariat

4.1.1. Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah Sebelum Dilakukan

Perawatan Metode Kanguru (PMK) di RSUD Sukoharjo

Adapun gambaran tentang stress fisiologis pada bayi berat lahir

rendah dengan indikator suhu tubuh, denyut jantung dan saturasi O2

sebelum di lakukan PMK di RSUD Sukoharjo dapat dlihat pada tabel

4.1.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah

Sebelum Dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo

Stress Fisiologis Frekuensi

(n = 48)

Persentase

(100%)

Suhu Tubuh

Hipotermi

48

100%

Denyut Jantung

Bradicardi

Normal

42

6

87.5%

12.5%

Saturasi O2 Kurang

48

100%

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2015

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa gambaran stress fisiologis

pada 48 BBLR di RSUD Sukoharjo sebelum dilakukan Perawatan

Metode Kanguru dilihat dari suhu tubuh, seluruh bayi sebelum dilakukan

Perawatan Metode Kanguru mengalami hipotermi sebanyak 48 bayi

(100%), dilihat dari denyut jantung diketahui mayoritas bayi mengalami

41

Page 54: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

42

bradicardi sebanyak 42 bayi (87.5%) sedangkan dilihat dari saturasi O2

semua bayi mengalami kurang saturasi O2 sebanyak 48 bayi (100%).

4.1.2. Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah Sesudah Dilakukan

Perawatan Metode Kanguru (PMK) di RSUD Sukoharjo

Adapun gambaran tentang stress fisiologis pada bayi berat lahir

rendah dengan indikator suhu tubuh, denyut jantung dan saturasi O2

sesudah di lakukan Perawatan Metode Kanguru di RSUD Sukoharjo

dapat dlihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah

Sesudah Dilakukan PMK di RSUD Sukoharjo

Stress Fisiologis Frekuensi

(n = 48)

Persentase

(100%)

Suhu Tubuh

Hipotermi

Normal

10

38

20.8%

79.2%

Denyut Jantung

Normal

48

100%

Saturasi O2 Normal

48

100%

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2015

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa gambaran stress fisiologis

pada 48 BBLR di RSUD Sukoharjo sesudah dilakukan Perawatan Metode

Kanguru dilihat dari suhu tubuh, mayoritas bayi sesudah dilakukan

Perawatan Metode Kanguru sebanyak 38 bayi (79,2%) bayi dalam

kondisi suhu tubuh normal. Sedangkan dilihat dari denyut jantung

diketahui semua bayi denyut jantungnya dalam kondisi normal setelah

dilakukan Perawatan Metode Kanguru yaitu sebanyak 48 bayi (100%)

dan dilihat dari saturasi O2 sesudah dilakukan Perawatan Metode Kanguru

Page 55: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

43

semua bayi mengalami kondisi saturasi O2 normal sebanyak 48 bayi

(100%).

4.2. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan Saphiro Wilk

menunjukkan bahwa rata-rata suhu tubuh sebelum Perawatan Metode Kanguru

mempunyai nilai significancy (p) sebesar 0,014 (p<0,05), rata-rata suhu tubuh

sesudah Perawatan Metode Kanguru mempunyai nilai significancy (p) sebesar

0,006 (p<0,05) yang berarti rata-rata suhu tubuh bayi antara sebelum dan

sesudah Perawatan Metode Kanguru memiliki distribusi data tidak normal.

Rata-rata denyut jantung sebelum Perawatan Metode Kanguru

mempunyai nilai significancy (p) sebesar 0,244 (p>0,05) yang berarti rata-rata

denyut jantung bayi antara sebelum Perawatan Metode Kanguru memiliki

distribusi data normal dan rata-rata denyut jantung sesudah Perawatan Metode

Kanguru mempunyai nilai significancy (p) sebesar 0,002 (p>0,05) yang berarti

rata-rata denyut jantung bayi antara sesudah PMK memiliki distribusi data tidak

normal.

Sedangkan rata-rata saturasi O2 sebelum Perawatan Metode Kanguru

mempunyai nilai significancy (p) sebesar 0,011 (p<0,05) yang berarti rata-rata

saturasi O2 sebelum Perawatan Metode Kanguru memiliki distribusi data tidak

normal dan rata-rata saturasi O2 sesudah Perawatan Metode Kanguru

mempunyai nilai significancy (p) sebesar 0,055 (p<0,05) yang berarti rata-rata

saturasi O2 bayi sesudah Perawatan Metode Kanguru memiliki distribusi data

normal.

Page 56: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

44

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa analisis

bivariat yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Ranks Test pada taraf

signifikansi 5%. Hasil analisa Wilcoxon Signed Ranks Test dapat diketahui pada

Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Pengaruh PMK terhadap Rata-rata Keseluruhan Suhu

Tubuh, Frekuensi Denyut Jantung, Saturasi Oksigen pada Bayi BLR

Sebelum dan Sesudah Mendapat Perawatan Metode Kanguru (PMK)

di RSUD Sukoharjo Tahun 2015

Variabel Mean SD Min-Maks p-value

Suhu Tubuh

Sebelum

Sesudah

35.25

36.66

0.32

0.21

34.8 – 36.0

36.1 – 37.0

0.000

Frekuensi denyut jantung

Sebelum

Sesudah

96.25

123.91

3.84

4.59

87.5 – 105.0

109.9 – 133.6

0.000

Saturasi O2 Sebelum

Sesudah

86.69

123.91

1.59

4.59

81.5 – 89.2

90.5 – 97.2

0.000

Sumber: Hasil pengolahan data dengan SPSS, 2015

Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai

p (0,000) (p < 0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan suhu

tubuh antara sebelum dan sesudah dilakukan Perawatan Metode Kanguru di

RSUD Sukoharjo dengan kata lain Perawatan Metode Kanguru efektif dapat

meningkatkan suhu tubuh bayi. Berdasarkan hasil uji statistik Wilcoxon Signed

Ranks Test diperoleh nilai p (0,000) (p < 0,05), yang berarti bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan denyut jantung antara sebelum dan sesudah dilakukan

Perawatan Metode Kanguru di RSUD Sukoharjo dengan kata lain Perawatan

Metode Kanguru efektif dapat meningkatkan denyut jantung bayi. Berdasarkan

hasil uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh nilai p (0,000) (p <

Page 57: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

45

0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan saturasi oksigen

antara sebelum dan sesudah dilakukan Perawatan Metode Kanguru di RSUD

Sukoharjo dengan kata lain Perawatan Metode Kanguru efektif dapat

meningkatkan saturasi oksigen bayi. Hal ini berarti secara keseluruhan terdapat

perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah BBLR mendapat

Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada stress fisiologisnya. Artinya ada

pengaruh perawatan metode kangguru terhadap stress fisiologis pada bayi berat

lahir rendah di RSUD Sukoharjo.

Page 58: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

46

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah Sebelum Dilakukan

Perawatan Metode Kanguru di RSUD Sukoharjo

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas bayi sebelum

diberikan metode Perawatan Metode Kanguru mengalami stress fisiologis

dimana ditinjau dari suhu tubuh semua bayi sebanyak 48 bayi (100%) mengalami

hipotermi, dilihat dari denyut jantung sebanyak 42 bayi (87,5%) bayi mengalami

bradicardi dan dilihat dari saturasi O2 semua bayi sebanyak 48 bayi (100%)

mengalami saturasi O2 kurang.

Hal ini sesuai pendapat Bobak, Lowdermilk & Jansen (2005) bayi

mengalami stress fisiologis setelah berakhirnya periode dimana saat bayi

dilahirkan dengan adaptasi lingkungan yang berbeda. Pada periode ini pula,

ketergantungan janin pada ibu melalui hubungan dengan plasenta akan berbagai

macam asupan nutrisi, pertukaran oksigen, karbondioksida dan darah berakhir

dan bayi memulai kemandiriannya. Dimana pada bayi berat lahir rendah, terlebih

pada bayi berat lahir sangat rendah, dan lahir pada usia gestasi kurang dari 37

minggu, kemampuan untuk melakukan interaksi yang adaptif dengan lingkungan

seringkali mengalami hambatan sebagai akibat imaturitas sistem organ. Kondisi

ini membuat bayi membutuhkan dukungan perawatan intensif untuk menunjang

kehidupan.

46

Page 59: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

47

Menurut Maguire, et al. (2008) mengungkapkan bahwa bayi berat lahir

rendah belum memiliki kemampuan untuk meregulasi setiap stimulus yang

berlebihan yang datang dari lingkungan. Kondisi lingkungan dan aktivitas

perawatan yang demikian menyebabkan bayi mengalami hipoksemia dan periode

apnu, nyeri, ketidaknyamanan, serta adanya peningkatan level hormon stres.

Selain itu Als, et al. (1986) dalam Symington & Pinelli (2006) menambahkan

bahwa adanya perubahan fisiologis tubuh berupa peningkatan denyut nadi dan

penurunan saturasi oksigen dapat menjadi parameter stres yang dialami bayi

akibat stimulus lingkungan perawatan yang berlebihan.

Bowen (2009) melaporkan bahwa pencahayaan yang terang di ruang

perawatan intensif memberikan stimulasi yang berlebihan dan menyebabkan

fungsi fisiologis bayi menjadi tidak stabil. Ketidakstabilan fungsi fisologis ini

diamati dari adanya perubahan denyut nadi, saturasi oksigen, tekanan darah dan

pergerakan tubuh. Kenner & McGrath (2004) dan Blatz (2001) menyebutkan

bahwa kebisingan di ruang perawatan dapat merusak struktur auditori dan

menyebabkan gangguan fungsi fisiologi dan pola perilaku bayi. Gangguan

tersebut ditandai dengan terjadinya hipoksia, apnue, bradikardi, perilaku tidur-

terjaga yang irreguler, agitasi serta peningkatan tekanan intrakranial dan tekanan

darah (De Paul & Chamber, 1995, dalam Blatz, 2001; Kenner & McGrath, 2004;

Hockenberry &Wilson, 2007).

Respon stres digerakkan oleh suatu area yang terletak pada bagian otak

depan yaitu amigdala. Respon stres ini menstimulasi pelepasan hormon

adernokortikoid dari hipotalamus yang menyebabkan stimulasi aktivitas sistem

Page 60: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

48

saraf simpatik, meningkatkan curah jantung, meningkatkan glikolisis dan

glukoneogenesis di hati, mengurangi transport glukosa ke jaringan penyimpanan,

dapat menekan aktivitas sel imun (Ward, Clarke & Linden, 2009) serta adanya

peningkatan hormon stress atau kortisol (Als et, al, 1986 dalam Symington &

Pinelli, 2006; Maguire et al, 2008).

Winkjosastro (2010) menambahkan bahwa salah satu ciri dengan BBLR

(Berat Bayi Lahir Rendah) adalah mengalami hipotermi. Dimana BBLR

mempunyai suhu yang tidak stabil dan cenderung hipotermia. Stress dingin dapat

meningkatkan angka kematian dan menghambat pertumbuhan sedangkan

hipertermia dan suhu yang berfluktuasi dapat menimbulkan apneu. Suhu yang

cenderung hipotermia disebabkan karena produksi panas kurang dan kehilangan

panas yang tinggi. Panas kurang diproduksi karena sirkulasi yang masih belum

sempurna, respirasi masih lemah, konsumsi oksigen yang rendah, otot yang

belum aktif serta asupan makanan yang kurang. Kehilangan panas terjadi akibat

dari permukaan tubuh yang relatif lebih luas dan lemak subkutan yang kurang,

terutama lemak coklat (brown fat). Hipotermia dapat mengakibatkan komplikasi

jangka pendek berupa asidosis, hipoglikemia dan gangguan pembekuan darah

serta peningkatan resiko untuk distress pernapasan. Apabila berkepanjangan

hipotermia dapat menyebabkan edema, sklerema, pernapasan hebat (terutama

perdarahan paru), dan ikterus. Selain itu pada BBLR juga memiliki ciri bayi

mengalami apneu. Kelainan ini terjadi akibat ketidakmatangan paru dan susunan

saraf pusat. Apneu didefinisikan sebagai periode tak bernapas selama lebih dari

20 detik dan disertai bradikardia. Kelainan ini dapat ditemukan pada pemantauan

Page 61: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

49

yang teliti dan terus-menerus. Semua bayi dengan masa kehamilan kurang dari

34 minggu harus secara rutin dan terus menerus dipantau sampai apneu itu hilang

selama satu minggu. Pemberian teofilin dapat mengurangi kejadian apneu sekitar

60-90%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan metode Perawatan

Metode Kanguru mayoritas bayi mengalami stress fisiologis. Adanya stress

fisiologis pada BBLR ini dikarenakan adanya ketidakmatangan organ. Selain itu

adanya perpisahan dengan orang tua (ibu) menjadi sumber stress dalam

lingkungan perawatan intensif. Jika bayi khususnya BBLR mengalami stress

fisiologis maka dapat menyebabkan terganggunya tumbuh kembang bayi.

Apalagi BBLR membutuhkan nutrisi yang optimal. Intake nutrisi yang adekuat

penting untuk mempertahankan suhu tubuh. Jika suhu tubuh menurun akan lebih

banyak energi yang digunakan untuk memproduksi panas dan terjadi peningkatan

konsumsi oksigen. Namun BBLR memiliki mekanisme pencernaan yang belum

sepenuhnya berkembang. Selain itu kemampuan untuk mencerna protein atau

mengabsorbsi nutrisi dan tidak maturnya sistem enzym mempengaruhi fungsi

metabolik pada BBLR.

5.2 Stres Fisiologis pada Bayi Berat Lahir Rendah Sesudah Dilakukan

Perawatan Metode Kanguru di RSUD Sukoharjo

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas bayi sesudah

diberikan metode Perawatan Metode Kanguru sudah tidak mengalami stress

fisiologis dimana ditinjau dari suhu tubuh mayoritas bayi sebanyak 38 bayi

Page 62: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

50

(79,2%) mengalami suhu normal dan hanya sebanyak 10 bayi saja (20,8%) masih

mengalami hipotermi meskipun sudah mengalami kenaikan suhu tubuhnya,

dilihat dari denyut jantung sebanyak 48 bayi (100%) bayi mengalami denyut

jantung normal dan dilihat dari saturasi O2 semua bayi sebanyak 48 bayi (100%)

mengalami saturasi O2 normal.

Hal ini sejalan dengan teori Astolfi & Zonda dalam Syamsu (2013),

menyatakan bahwa resiko terjadinya kelahiran bayi prematur antaranya faktor

usia ibu. Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun akan meningkatkan resiko

mengalami persalinan prematur, 64% meningkatkan terjadinya persalinan

prematur pada wanita Itali yang berusia 35 tahun atau lebih, terutama terjadi pada

kehamilan pertama.

Perubahan Heart Rate (HR) atau frekuensi denyut jantung dan saturasi O2

menunjukkan adanya stres fisiologis terhadap stressor lingkungan pada bayi

prematur (Peng et al, 2009). Bayi-bayi preterm yang dirawat di NICU terpapar

stres lingkungan, stres fisiologis dan stres psikologis. Stres lingkungan terjadi

dari stimulasi pendengaran yang berlebihan, stres fisiologis karena

ketidakmatangan organ dan stres psikologis karena terpisahnya antara ibu dan

bayi (Nyqvist et al, 2010).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya metode

Perawatan Metode Kanguru ini ternyata menimbulkan mengurangi adanya stress

fisiologis pada BBLR. Metode Perawatan Metode Kanguru ini merupakan

metode yang dilakukan pada BBLR secara kontak langsung antara kulit ibu dan

bayi. Dimana bayi akan merasakan kehangatan ibunya dan detak jantung ibu.

Page 63: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

51

Kedekatan dan kontak secara langsung inilah yang menyebabkan bayi menjadi

tenang, nyaman dipelukan ibunya, sehingga tidak mengalami stress fisiologis.

5.3 Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Stres Fisiologis pada Bayi

Berat Lahir Rendah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Perawatan Metode

Kanguru di RSUD Sukoharjo

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan

terdapat perbedaan yang bermakna stress fisiologis BBLR antara sebelum dan

sesudah mendapat Perawatan Metode Kanguru (PMK), yang artinya ada

pengaruh perawatan metode kangguru terhadap stress fisiologis pada bayi berat

lahir rendah di RSUD Sukoharjo. Terlihat peningkatan respons fisiologis bayi

prematur secara keseluruhan selama 3 hari antara sebelum dan sesudah

Perawatan Metode Kanguru yaitu suhu tubuh bayi, denyut jantung, dan saturasi

oksigen. Secara signifikan, Perawatan Metode Kanguru dapat menaikkan suhu

tubuh bayi prematur ke arah suhu normal sebesar 1,41°C dengan nilai p = 0,000.

Perawatan Metode Kanguru juga secara signifikan dapat meningkatkan denyut

jantung ke arah normal sebesar 27,66 denyut per menit dengan nilai p= 0,000.

Sedangkan, saturasi O2 juga dapat ditingkatkan oleh Perawatan Metode Kanguru

sebesar 7,83% dengan nilai p = 0,000.

Menurut hasil penelitian Astuti dkk (2015) diketahui bahwa setelah

diberikan metode kanguru berat badan bayi mengalami kenaikan, dimana berat

badan bayi memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

Hal ini dikarenakan metode kanguru mampu: 1) meningkatkan hubungan emosi

Page 64: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

52

ibu–anak, 2) menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernafasan bayi,

3)meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih

baik.,4)mengurangi stress pada ibu dan bayi, 5) mengurangi lama menangis pada

bayi, 6) memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, 7) meningkatkan produksi asi,

8) menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit,

9)mempersingkat masa rawat di rumah sakit, dimana kondisi tersebut sangat

mendukung peningatkan berat badan bayi BBLR secara optimal, yaitu adanya

peningkatan produksi ASI dan suhu tubuh yang kondusif.

Dilihat dari suhu tubuh, semua responden bayi mengalami peningkatan

suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan saturasi oksigen setelah pemberian

Perawatan Metode Kanguru , peningkatan respons fisiologis bayi dikarenakan

mayoritas bayi sebelum Perawatan Metode Kanguru respons fisiologisnya masih

rendah. Dengan kata lain, Perawatan Metode Kanguru dapat menormalkan fungsi

fisiologis bayi prematur apabila fungsi fisiologis bayi terlalu tinggi maka

Perawatan Metode Kanguru akan membuatnya menjadi normal, apabila fungsi

fisiologis terlalu rendah maka Perawatan Metode Kanguru akan membuatnya

menjadi naik (menuju ke arah normal). Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang menyebutkan bahwa beberapa manfaat Perawatan Metode

Kanguru adalah stabilisasi suhu tubuh, stabilisasi frekuensi denyut jantung, dan

perilaku bayi yang lebih baik, misalnya tangisan bayi berkurang dan sewaktu

bangun bayi terlihat lebih waspada (PERINASIA, 2008).

Dilihat dari suhu tubuhnya BBLR sesudah diberikan metode Perawatan

Metode Kanguru mayoritas mengalami suhu tubuh normal. Karena banyak

Page 65: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

53

dengan metode Perawatan Metode Kanguru mampu meningkat suhu bayi yang

mengalami hipotermia. Dengan menjaga dan mempertahankan suhu lingkungan

yang hangat pada bayi berat lahir rendah sangat dibutuhkan dan efisien untuk

metabolisme tubuh yang diukur melalui pengurangan kalori dan konsumsi

oksigen. Penurunan kalori dan asupan oksigen pada pengontrolan suhu tubuh

akan memperbaiki perubahan fisiologis, dan mengakibatkan pertumbuhan bayi

lebih cepat. Perawatan Metode Kanguru dapat mencegah terjadinya kehilangan

panas pada bayi melalui kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi secara konduksi

dan radiasi. Dimana suhu tubuh ibu merupakan sumber panas yang efisien dan

murah juga dapat memberikan lingkungan yang hangat pada bayi. Selain itu juga

pernapasan bayi menjadi lebih teratur, denyut jantung bayi lebih stabil, bayi

dapat menetek lebih lama dan waktu tidur bayi lebih lama, sehingga pemakaian

kalori menjadi lebih berkurang dan kenaikan berat badan menjadi lebih baik. Hal

ini sesuai dengan pendapat Bobak, Lowdermilk & Jansen (2005) bahwa BBLR

memiliki lebih sedikit massa otot, lebih sedikit lemak coklat, lebih sedikit lemak

subkutan untuk menyimpan panas, dan sedikit kemampuan untuk mengontrol

kapiler kulit. Sehingga BBLR mudah mengalami kehilangan panas tubuh dan

berisiko terjadi hipotermia sehingga membutuhkan upaya untuk mempertahankan

suhu yang netral (36,5C -37,3o C).

Ditambahkan oleh Ibe, et al. (2004) bahwa beberapa penelitian

menyebutkan bahwa Perawatan Metode Kanguru sangat baik untuk mencegah

bayi berat lahir rendah mengalami hipotermi. Observasi perubahan suhu tubuh

bayi berat lahir rendah sangat dianjurkan, karena ada kemungkinan bayi menjadi

Page 66: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

54

kepanasan. Bayi berat lahir rendah yang kepanasan akan mengakibatkan

peningkatan metabolisme dan asupan oksigen, penurunan efisiensi metabolisme,

dan mempengaruhi kestabilan fisiologis tubuh.

Menurut hasil penelitian Deswita, dkk (2011), Jan (2011), Syamsu (2013),

Beiranvand, et al (2014) dan Sarparast et al (2015) dan masih banyak peneliti

lain telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna dari perawatan

metode kanguru terhadap respons fisiologis bayi prematur seperti peningkatan

suhu tubuh yang semula hipotermia ke arah suhu normal. Jadi Perawatan Metode

Kanguru dapat meningkatkan suhu tubuh bayi, dan mengurangi terjadinya

hipotermia pada bayi prematur dan bayi yang lahir dengan proses caesar. Dengan

mempertahankan suhu lingkungan yang hangat pada bayi prematur sangat

dibutuhan untuk efisiensi metabolisme atau konservasi energi tubuh yang diukur

melalui mengurangan kalori. Penurunan atau penghematan kalori diharapkan

dapat memperbaiki perubahan fisiologis, dan mengakibatkan pertumbuhan yang

lebih cepat pada bayi.

Sedangkan dilihat dari frekuensi denyut jantung diketahui bahwa rata-rata

frekuensi denyut jantung BBLR mengalami perubahan ke arah normal yang

semula mayoritas mengalami bradicardia. Saturasi oksigen cenderung mengalami

penurunan, apabila frekuensi denyut jantung mengalami bradikardi atau

tachikardi. Frekuensi denyut jantung yang lambat atau sangat cepat, akan

mempengaruhi sirkulasi darah keseluruh tubuh. Sirkulasi darah yang tidak

adekuat keseluruh tubuh, terutama bagian perifer, sehingga saturasi oksigen yang

dipantau melalui pulse oxymetri menunjukkan kurang dari 90%. Ludington-Hoe,

Page 67: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

55

et al dalam PERINASIA (2008) mengemukakan pendapat bahwa manfaat

Perawatan Metode Kanguru diantaranya mampu sebagai stabilitas suhu tubuh,

frekuensi denyut jantung dan perilaku bayi lebih baik, misalnya tangisan bayi

berkurang dan sewaktu bangun terlihat lebih waspada Selama perawatan

menggunakan metode kanguru, laju frekuensi denyut jantung bayi relatif stabil

dan konstan. Frekuensi denyut jantung bayi prematur yang mengalami kenaikan

dapat terjadi akibat karena perubahan posisi dari horizontal menjadi posisi

vertikal. Hal ini terjadi akibat pengaruh gaya gravitasi bumi. Menurut peneliti,

bayi prematur cenderung mengalami bradikardi. Perawatan Metode Kanguru

mempunyai pengaruh posistif pada bayi, karena bayi merasakan detak jantung

ibu, sehingga apabila bayi yang mengalami bradikardi akan terstimulasi agar

jantungnya kembali berdenyut mengiringi detak jantung ibu. Suradi dkk (2008)

menambahkan bahwa Kangaroo Mother Care mempunyai manfaat bagi bayi

yaitu terjadi kontak kulit bayi dan ibu membuat suhu tubuh bayi lebihstabil, pola

pernafasan bayi menjadi lebihteratur, denyut jantung bayi lebih stabil, frekuensi

menangis berkurang, lebih sering minum ASI dan lama menyusui lebih panjang

serta kenaikan berat badan lebih baik.

Cong et al (2009) dalam penelitian berpendapat bahwa metode perawatan

kanguru lebih memberikan dampak positif pada frekuensi denyut jantung BBLR

dibandingkan dengan perawatan menggunakan inkubator. Frekuensi denyut

jantung bayi lebih stabil dan metode Perawatan Metode Kanguru lebih membantu

bayi untuk menangani adanya stress fisiologis pada BBLR dikarenakan adanya

prosedur yang menyakitkan kepada bayi bila dengan menggunakan inkubator.

Page 68: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

56

Menurut hasil penelitian Almeida et al (2007), Deswita dkk (2011),

Syamsu (2013), Sarparast et al (2015), Sutar et al (2015) dan masih banyak

peneliti lain menemukan hasil bahwa Perawatan Metode Kanguru dapat

meningkatkan frekuensi denyut jantung pada bayi prematur atau BBLR (bayi

berat lahir rendah) ke arah normal atau dengan kata lain dengan metode

Perawatan Metode Kanguru frekuensi denyut jantung bayi menjadi lebih stabil.

Dengan metode Perawatan Metode Kanguru berpengaruh positif terhadap

frekuensi denyut jantung bayi khususnya pada BBLR yang lahir prematur

ataupun dengan operasi sesar.

Stres fisiologis bayi dilihat dari saturasi O2 diketahui bahwa rata-rata

saturasi O2 BBLR mengalami perubahan ke arah normal yang semula semua bayi

dalam kondisi saturasi O2 kurang. Dengan metode Perawatan Metode Kanguru

dapat menjaga kestabilan saturasi oksigen. Perawatan Metode Kanguru secara

bermakna mengurangi frekuensi nafas dan meningkatkan saturasi oksigen. Hal

ini bisa disebabkan oleh posisi bayi yang tegak, sehingga dipengaruhi oleh

gravitasi bumi dan berefek pada ventilasi dan perfusi respirasi. Melalui

Perawatan Metode Kanguru rata-rata saturasi O2 darah mengalami peningkatan

yang semula kurang pada BBLR. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Priya

(2004) yang menyebutkan bahwa Perawatan Metode Kanguru dapat menaikkan

level saturasi oksigen secara signifikan. Hasil penelitian lain juga melaporkan

Perawatan Metode Kanguru menjaga kestabiolan saturasi oksigen. Perawatan

Metode Kanguru secara bermakna mengurangi frekuensi napas dan

meningkatkan saturasi oksigen. Hal ini dapat disebabkan oleh posisi bayi yang

Page 69: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

57

tegak, sehingga dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan berefek pada ventilasi dan

perfusi. Posisi tegak mengoptimalkan fungsi respirasi (Ali et, al., 2009). Akibat

adanya perawatan intensif di inkubator menyebabkan bayi mengalami resiko

sindrom stress pernafasan (Respiratory Distress Syndrome (RDS)) (Ladewig,

London, & Davidson, 2014).

Menurut hasil penelitian Deswita dkk (2011), Syamsu (2013), Akhtar et al

(2013), Sarparast et al (2015), Sutar et al (2015), Schindler and Lynn (2015),

Dehghani et al (2015) serta masih banyak peneliti lain menemukan hasil bahwa

selama Perawatan Metode Kanguru saturasi O2 dapat meningkat menuju kearah

normal pada bayi prematur atau BBLR (bayi berat lahir rendah) yang mengalami

kekurangan saturasi O2 atau dengan kata lain dengan metode Perawatan Metode

Kanguru saturasi O2 bayi menjadi lebih stabil. Dengan metode Perawatan Metode

Kanguru berpengaruh positif terhadap saturasi O2 bayi khususnya pada BBLR

yang lahir prematur ataupun dengan operasi sesar.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan BBLR diberikan metode

Perawatan Metode Kanguru, ternyata terbukti efektif terhadap tidak terjadinya

stress fisiologis pada bayi. Bayi yang mempunyai suhu tubuh normal, denyut

jantung normal dan saturasi O2 juga dalam kondisi normal, tidak akan mengalami

stress fisiologis. Kondisi bayi yang demikian secara positif berdampak pada

meningkatnya berat badan bayi secara signifikan, memiliki pengaruh positif

dalam meningkatkan perkembang kognitif. Waktu tidur bayi menjadi lebih lama

yang ditandai dengan jumlah waktu terbangun bayi lebih rendah. Dampak bagi

ibu diantaranya adalah mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan

Page 70: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

58

keberhasilan menyusui, stimulasi dini, kasih sayang antara ibu dan anak semakin

meningkat.

Menurunkan infeksi nosokomial dan memperpendek masa rawat inap

sehingga biaya lebih hemat, menurunkan risiko kematian dini pada bayi,

memperbaiki pertumbuhan pada bayi prematur dan memiliki pengaruh positif

perkembangan motorik bayi (Arifah dan Wahyuni, 2010).

Selain itu diperkuat hasil penelitian Kashaninia and Dehghan (2015) dan

Yeo et all (2015) dimana dengan menerapkan metode kanguru pada BBLR maka

dapat menaikkan berat badan bayi secara efektif, mengurangi lama rawat inap

sehingga biaya perawatan lebih murah.

Page 71: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

6.1.1 BBLR sebelum mendapatkan Perawatan Metode Kanguru mengalami

stres fisiologis, dimana rata-rata suhu tubuh BBLR sebesar 35,25oC

dengan standar deviasi sebesar 0.33oC, rata-rata frekuensi denyut jantung

BBLR sebesar 96,25x/menit dengan standar deviasi sebesar 3.84x/menit,

dan rata-rata saturasi O2 BBLR sebesar 86,69% dengan standar deviasi

sebesar 1,59%.

6.1.2 BBLR sesudah mendapatkan Perawatan Metode Kanguru mengalami

kestabilan stres fisiologisnya, dimana rata-rata suhu tubuh BBLR sebesar

36,66oC dengan standar deviasi sebesar 0.2

oC, rata-rata frekuensi denyut

jantung BBLR sebesar 123,91x/menit dengan standar deviasi sebesar

4,59x/menit, dan rata-rata saturasi O2 BBLR sebesar 94,52% dengan

standar deviasi sebesar 1,76%.

6.1.3 Terdapat pengaruh perawatan kanguru terhadap stres fisiologis pada bayi

berat lahir rendah sebelum dan sesudah dilakukan Perawatan Metode

Kanguru di RSUD Sukoharjo, dimana Perawatan Metode Kanguru

mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan suhu tubuh,

frekuensi denyut jantung, dan saturasi oksigen ke arah normal (p value

(0,000) < 0,05).

59

Page 72: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

60

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

6.2.1. Bagi RSUD Sukoharjo

Perawatan Metode Kanguru yang selama ini dilakukan di ruang

NICU RSUD Sukoharjo, bisa dijadikan sebagai tindakan yang rutin

dilakukan kepada bayi prematur bila kondisi bayi memungkinkan untuk

dilakukan Perawatan Metode Kanguru. Sebaiknya ruang NICU

memiliki ruangan khusus untuk melakukan Perawatan Metode

Kanguru, dan mempunyai rumah singgah bagi ibu-ibu yang memiliki

bayi yang masih dirawat diruang NICU, agar ibu-ibu lebih mudah

untuk mengunjungi bayinya yang dirawat.

6.2.2. Bagi Perawat di Ruang NICU RSUD Sukoharjo

Diharapkan dapat menjadi dasar dalam pemberian metode Perawatan

Metode Kanguru bagi BBLR di unit NICU. Penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan kajian bagi perawat tentang manfaat Perawatan

Metode Kanguru, sehingga pada akhirnya dapat diimplementasikan

dalam pemberian asuhan keperawatan pada bayi. Selain itu perawat

dapat lebih mensosialisasikan kepada masyarakat untuk melakukan

perawatan dengan metode Perawatan Metode Kanguru pada BBLR

secara rutin meskipun sudah pulang ke rumah, agar bayi tetap dalam

kondisi stabil dan proses tumbuh kembang berjalan dengan lancar.

Page 73: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

61

6.2.3. Bagi Masyarakat

Bagi ibu yang memiliki bayi prematur dapat tetap melakukan

Perawatan Metode Kanguru walaupun bayi sudah dirawat dirumah.

6.2.4. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi calon perawat metode Perawatan Metode Kanguru dapat

dijadikan landasan teori dalam praktek asuhan keperawatan pada

BBLR.

6.2.5. Bagi Peneliti lain

Diharapkan peneliti selanjutnya perlu menambahkan jumlah

sampel yang lebih besar, prosedur penelitian dengan waktu observasi

fungsi fisiologinya lebih ketat pada saat sebelum, selama dan sesudah

Perawatan Metode Kanguru.

Page 74: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

62

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar K, Haque M, & Khatoon S. 2013. Kangaroo Mother Care: A Simple Method

to Care for Low-Birth-Weight Infants in Developing Countries. Review

Article. J Shaheed Suhrawardy Med Coll, June 2013, Vol.5, No.1: 49-54.

Ali, S.M. Sharma, J., Sharma, R., & Alam. S. (2009). Kangoroo mother care as

compared to conventional car for low birth weight babies. Dicle Tip

Derg/Dicle Med J. 36(3). 155-160, www.proquest.com diunduh tanggal 20

Juli 2015.

Almeida CM , Almeida AFN & Forti EMP. 2007. Effects of Kangaroo Mother Care

on the Vital Signs of Low-Weight Preterm Newborns. Rev. bras. fisioter., São

Carlos, v. 11, n. 1, p. 1-5, Jan./Feb. 2007

Als, H. (1994). Manuual for the naturalistic obsrvation of newborn behavior:

Newborn individualized devolopmental care ang assessment program

(NIDCAP), Symington, A.J., Pinelli, J. (2006). Developmental care for

promoting developmental and preventing morbidity in preterm infants.

Cochrane Library. 2.

Arifah, Siti dan Sri Wahyuni. 2010. Pengaruh Kangaroo Mother Care (KMC) Dua

Jam dan Empat Jam Per Hari Terhadap Kenaikan Berat Badan Lahir Rendah

Bayi Preterm di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Prosiding Seminar

Ilmiah Nasional Kesehatan 35 – 41.

Arora,S. 2008. Kangoroo mother care. Nursing Journal of India. 99 (11) 248-250

www.proquest.com. di unduh 20 Juli 2015.

Astuti, Dyah Puji; Siti Mutoharoh; dan Rina Priyanti. 2015. Pengaruh Penerapan

Metode Kanguru Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi Baru Lahir Rendah

(BBLR) Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Jurnal Involusi

Kebidanan, Vol. 5, No. 9, Januari 2015, 65-78.

Behrman, R.E., & Vaughan, V.C. (1994). Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. (edisi12).

Jakarta: ECG.

Beiranvand, Shourangiz; Fatemeh Valizadeh; Reza Hosseinabadi; and Yadollah

Pournia. 2014. The Effects of Skin-to-Skin Contact on Temperature and

Breastfeeding Successfulness in Full-Term Newborns after Cesarean

Delivery. Research Article. Hindawi Publishing Corporation International

Journal of Pediatrics Volume 2014, Article ID 846486, 7 pages.

Blatz, S. (2001). Experimental study of incubator covers in the neonatal icu: testing

of a mid-range theory for newborn infants. Dissertation. Michigan: Wayne

State University. Diunduh pada 20 juli 2015 dari www.proquest.com.

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku Ajar Keperawatan

Maternitas. (edisi 4). Jakarta: ECG.

Page 75: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

63

Bowen, L . ( 2009). The effects of light on the neomote. FANNP NEWS, 20(4), 3-5

Brooker, C. (2005). Ensiklopedi Keperawatan. Jakarta. EGC.

Cong, Xiaomei; Susan M. Ludington-Hoe; Gail McCain; & Pingfu Fu. 2009.

Kangaroo Care modifies preterm infant heart rate variability in response to

heel stick pain: Pilot study. Early Human Development 85 (2009) 561–567

Dehghani, Khadijeh; Zahra Pour Movahed; Hamideh Dehghani; and Khadijeh

Nasiriani. A Randomized Controlled Trial of Kangaroo Mother Care Versus

Conventional Method on Vital Signs and Arterial Oxygen Saturation Rate in

Newborns Who were Hospitalized in Neonatal Intensive Care Unit. Original

Article. Journal of Clinical Neonatology | Vol. 4 | Issue 1 | January-March

2015: 26-31.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan

Obstetri Dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal

Esensial. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Deswita, Besral, dan Yeni Rustina. 2011. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru

terhadap Respons Fisiologis Bayi Prematur. Kesmas, Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional Vol. 5, No. 5, April 2011: 227-233

Dodd, V.L. (2003). Meternal Confidence Acomparison Between Mothers of Term

And Pretern Anfants by Feeding Method. Canada: Queen’s university.

www.proquest.com. di unduh 20 Juli 2015.

Gitto, E., Pellegrino, S. (2012). Stress response and prosedural pain in preterm

newborn: The role of pharmacological treatments. Eur J Pediatr; 171, 927-

933.

Health Technology Assessment (HTA) Indonesia. (2008). Perawatan BBLR dengan

metode kanguru. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Diunduh pada tanggal

20 Juli 2015 dari http:/buk.depkes.go.id.

Hidayat, A. Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2007). Wong ‘nursing mcare of infans and

children. St. Louis Missouri: Mosby.

Ibe, O.E., Austin, T., Sulliva, ., Fabanwo, O., Disu, E., & Costello, A.M.D.L. (2004).

A comparison of kangoroo mother car ang conventional incubator care for

thermal regulation of infants< 200 gr in Nigeria using continuous ambulatory

temperatire monitoring. Annals of Tropical Paediatrics, 24 : 245 -251,

www.proquest.com. di unduh 20 Juli 2015.

Jan, Mohammad Ali. 2011. Kangaroo Mother Care: No More Incubator Care. Review

Article. JPMI Vol 18 (2): 325-329.

Page 76: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

64

Kashaninia, Z and M. Dehghan. 2015. The Effect of Kangaroo Care on Weight Gain

of Premature Neonates in Hospitalized in Neonatal Intensive Care Units.

Biosciences Biotechnology Research Asia, August 2015. Vol. 12(2), 1405-

1410.

Kenner, C., & Mc Grath, J.M. (2004). Developmental care of newborns & infants: A

guide for health proffessionals. St. Louis: Mosby.

Ladewig, P., London, M., & Davidson, M. (2014). Contemporary maternal-newborn

nursing care (8th ed.). Pearson.

Lisser. T., & Fanaroff, A. 2009. At a glance: Neonatologi. Jakarta: Erlangga.

Litbang, 2013. Pokok-Pokok Hasil Risekdas Indonesia Tahun 2013, diakses tanggal

24 Juni 2015 http: //terbitan litbang depkes.go.id /terbitan/index

php/blb/catalog/book/24.

Ludington, S.M. (1990). Energy conservation during skin-to-skin contact between

premature infants and their mothers. Heart & Lung,19(5). 445-451, dalam

Blatz., S. (2001). Experimental study of incubator covers in the neonatal

icu:testing of a mid-range theory for newborn infants. Dissertation. Michigan:

Wayne State University. Diunduh pada 20 juli 2015 dari www.proquest.com.

Maguire, C.M., Walther, F.J., Zwieten, P.H., Le Cessie, S., Wit, J.M., & Veen, S.

(2008). Effects of basic developmental care on neonatal morbidity,

neuromotor development, and growth at term age of infants who were born

at<32week. Pediatrics. 121, 239-245, diunduh pada tanggal 19 Juli 2015 dari

www. pediatrics.org.

Marliyani, L. (2010). Gambaran tingkat pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan

terhadap pelaksanaan metode kanguru di ruang perinatologi RSUD

Banjarbaru. Karya Tulis Ilmiah. diunduh tanggal 20 Juli 2015.

Mc Grath, J.M., Lutes., Kenner, C., Lott, J.W., & Strodbeck, F.S. (2002).

Commentary: Development care: Acceptable or not?. Newborn & Infant

Nursing Reviews, 2(1), 46-48, diunduh pada tanggal 18 Juli 2015 dari

bwww.nainr.com.

Murdocd. D.R., & Darlow, B.A. (1984). Handling during neonatal intensive care.

Archives of Diease in Childrood, 59, 957-961, dalam Westrup, B., Kleberg,

A., Eichwald, K.V., Stjernqvist, K., & Lagercrantz., H. (2009). A randimized

developmental care ang assesment program in a swedish setting. Pediatrics,

105, 66-72 diunduh pada tanggal 20 juli 2015 dari www.pediatrics. Org.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta., 88-

89, 145-150.

Nuniek, W., 2011. 65 Karya Tulis Ilmiah. Diunduh tanggal 20 Juli 2015.

Page 77: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

65

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis, dan Insrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Nyqvist, K.H; Anderson, GC; Bergman, N.; Cattaneo, A., Charpak, N., Davanzo, R.,

Widstrom, A. 2010. Towards Universal Kangaroo Mother Care.

Recommendations and Report from the Firs European Conference and

Seventh International Workshop on Kangaroo Mother Care (no. 99). Wiley-

Blackwell.doi:10.1111/J.1651-2227.2010.01787.X.

Peng,N.H., Bachman, J., Jenkins, R., Chen, CH., Chang, Y.C., Chang, YS., Wang,

TM. 2009. Relationship between Enviromental Stressor and Stress Behavioral

Responses of Preterm Infant in NICU. Journal of Peerinatal and Neonatal

Nursing Vol 23 (4): 363-371.

Perinasia. 2008. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah Dengan Metode Kanguru.

Jakarta: Perinasia.

Potter, P.A, Perry, A.G.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Priya JJ. Kangaroo care for low birth weight babies. Nursing journal of India. 2004

[cited 2009 november 20]; (95) 9: 209-212. Available

from:http://www.proquest.umi.com.

Proverawati, Atikah dan Cahyo Ismawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Sarparast, Leila; Roya Farhadi; Maryam Sarparast; and Shabnam Shafai. 2015. The

Effect of Kangaroo Mother Care on Neonatal Outcomes in Iranian Hospitals:

A Review. Review Article. J Pediatr Rev. 2015 January; 3(1):e195.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. 2010. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.

Jakarta: Sagung Seto.

Schindler, Natalie and Kathryn Lynn. 2015. Kangaroo Care and Preterm Infants.

Honors Research Project. Spring 2015. University of Akron: Ohio’s

Polytechnic University. IdeaExchange@UAkron.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulani F. 2009. Masalah pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan bayi berat lahir

rendah (BBLR) di Indonesia dalam Konggres Nasional X Perinasia

Banjarmasin.

Suradi, R., Rohsiswatmo, R., Dewi, R., Endyarni, B. & Rustina, Y. 2008. Perawatan

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Dengan Metode Kanguru. Jakarta: HTA

Indonesia.

Page 78: PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU … · ii LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP STRES

66

Surasmi A., Handayani S., Kusuma H. (2003). Perawatan Bayi Resiko Tinggi.

Jakarta: EGC.

Sutar, Rangadhar; Suryakanta Baraha; and Prithi Sureka Mummidi. 2015. Effects of

Kangaroo Mother Care on Common Vital Parameters of Preterm Infants.

IJSR - International Journal of Scientific Research. Medical Science Volume :

4 | Issue : 12 | December 2015: 373-375.

Syamsu, Andi Fatmawati. 2013. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap

Fungsi Fisiologis Bayi Prematur dan Kepercayaan Diri Ibu dalam Merawat

Bayi. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing),

Volume 8, No.3, Nopember 2013: 163 – 175.

Symington, A.J., Pinelli, J. (2006). Developmental care for promoting developmental

and preventing morbidity in preterm infants. Cochrane Library. 2.

United Nations Children’s Fund and World Health Organization (WHO). (2004).

Low Birthweight: Country, regional and global estimates. New York :

UNICEF.

Ward, J.P.T., Clarke, R., & Linden, R. 2009. At a Glace: Physiology. Jakarta:

Erlangga.

Wiknjosastro. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta : Bina Pustaka.

Williams Transition to motherhood; a longitudinal study. Infant Mental Health

Journal. 1987 [cited 2010January 20]; 8 (4); 251-265 dalam Doxtator LA.

(2003).

Wong, D.L. Hockenberry-Eaton, M Wilson, D., Winkelstein,M.L. & schawrtz, P.

(2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (edisi 6). Jakarta: EGC.

Yane, M.L. (2010) Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Memiliki BBLR Tentang PMK

di Ruang Perinatologi RS. Al Islam Bandung. Karya Tulis Ilmiah. Diunduh

tanggal 20 Juli 2015.

Yeo, Marsha L Campbell; Timothy C Disher; Britney L Benoit and C Celeste

Johnston. 2015. Understanding kangaroo care and its benefits to preterm

infants. Review Article. Pediatric Health, Medicine and Therapeutics 2015:6

15–32.