desi jatimuning ratih.docx

11
PERKEMBANGAN SEJARAH SENIRUPA INDONESIA Secara garis besar fase perkembangan sejarah senirupa Indonesia dapat dikategorikan kedalam 7 fase, yaitu : 1. Masa Perintisan yaitu sekitar tahun 1817 sampai tahun 1880 Pada masa perintisan ini tokoh yang paling dikenal adalah Raden Saleh, dengan nama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman Lahir di Terbaya, pada tahun 1814 - 1880, putra keluarga bangsawan pribumi yang mampu melukis gaya atau cara barat, baik dari segi alat, media maupun teknik, dengan penggambaran yang natural dan Raden Saleh banyak mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan C. Kruseman di Den Haag. Dia sering berkeliling dunia dan pernah tinggal di Negara-Negara Eropa. Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan Raden Saleh sebagai pelopornya adalah : Bergaya natural dan romantisme Kuat dalam melukis potret dan binatang Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix. Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang Beberapa judul Karya Raden Saleh: Hutan terbakar Perkelahian antara hidup dan mati Pangeran Diponegoro Berburu Banteng di Jawa Potret para Bangsawan Contoh karya-karya masa perintisan Deanles Karya Raden Saleh Berburu Rusa - karya Raden Saleh Badai/TheStorm 1851 - Raden Saleh

Upload: letoyhadiwijoyo

Post on 22-Nov-2015

110 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PERKEMBANGAN SEJARAH SENIRUPA INDONESIA

Secara garis besar fase perkembangan sejarah senirupa Indonesia dapat dikategorikan kedalam 7 fase, yaitu :1. Masa Perintisan yaitu sekitar tahun 1817 sampai tahun 1880Pada masa perintisan ini tokoh yang paling dikenal adalah Raden Saleh, dengan nama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman Lahir di Terbaya, pada tahun 1814 -1880, putra keluarga bangsawan pribumi yang mampu melukis gaya atau cara barat, baik dari segi alat, media maupun teknik, dengan penggambaran yang natural dan

Raden Saleh banyak mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan C. Kruseman di Den Haag. Dia sering berkeliling dunia dan pernah tinggal di Negara-Negara Eropa.Ciri-ciri karya lukisan pada masa ini dengan Raden Saleh sebagai pelopornya adalah : Bergaya natural dan romantisme Kuat dalam melukis potret dan binatang Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix. Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatangBeberapa judul Karya Raden Saleh: Hutan terbakar Perkelahian antara hidup dan mati Pangeran Diponegoro Berburu Banteng di Jawa Potret para BangsawanContoh karya-karya masa perintisan

Deanles Karya Raden Saleh

Berburu Rusa - karya Raden Saleh

Badai/TheStorm 1851 - Raden Saleh

2. Masa Indonesia JelitaSelanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang memiliki konsep berbeda dengan masa perintisan, yaitu melukis keindahan dan keelokan alam Indonesia.Keadaan ini ditandai pula dengan datangnya para pelukis luar/barat atau sebagian ada yang menetap dan melukis keindahan alamMasa ini dinamakan Indonesia Jelita karena pada masa ini Karya-karya yang dihasilkan para Seniman Lukis lebih banyak menggambarkan tentang keindahan alam, serta lebih banyak menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia.TokohPelukispada MasaIndonesiaJelita ini adalah: Abdullah Suriosubroto (1878-1941) Mas Pirngadi (1875-1936) Wakidi Basuki Abdullah Henk Ngantung, Lee Man Fong (dll) Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli, Lee Mayer (Jerman) dan W.G. Hofker.Ciri-ciri lukisanyang dihasilkan yaitu: Pengambilan obyek alam yang indah Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan nilai spirituil Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia3. MASA CITA NASIONALMasa Cita NasionalyaituBangkitnya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada Tahun 1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan pertama di Jakarta, berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnyaHasil karya mereka mencerminkan : Mementingkan nilai-nilai psikologis; Tema perjuangan rakyat ; Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata; Memiliki kepribadian Indonesia ; Didasari oleh semangat dan keberanian;Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain : Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam Taman Nirwana S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go meh. Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian4. Masa Pendudukan JepangMasa Pendudukan Jepang Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta menyadari pentingnya seni lukis untuk kepentingan revolusi. Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga Kesenian Indonesia Jepang ini pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan propaganda Jepang. Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan memperkuat perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono dan Afandi, selanjutnya bergabung pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi dan sebagainyaHasil karya mereka mencerminkankelanjutandari masa cita NasionTokoh utama pada masa ini antara lain: S. Sudjojono Basuki Abdullah, Emiria Surnasa Agus Djajasumita, Barli Affandi, Hendra dan lain-lain5. Masa Setelah KemerdekaanSetelah Jepang keluar dari bumi Indonesia, dunia seni lukis mendapatkan angin segar. Masa kemerdekaan benar-benar mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai kelompok atau perkumpulan seniman, yaitu antara lain :Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang sebelumnya bernama Seniman masyarakat. Dipimpin olehS. Sudjojono, anggotanya :Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Trubus dan sebagainya.Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyatyang dipimpin oleh Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari pelukis rakyat antara lain : Hendra, Sasongko, Kusnadi dan sebagainya.Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikankursusmenggambar, yaitu Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis rakyat dkk. merumuskan pendirian lembaga pendidikan Akademi Seni Rupa.Tokoh perintisan lembaga tersebut antara lain S. Sudjojono,Hendra Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi, Sindusisworo dan lain-lain.Pada tahun 1950 diBandungberdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambaryang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh Muhtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan lain-lain.Pada tahun 1959BalaiPerguruan Tinggi Guru Gambar berubah menjadi jurusan Seni Rupa pada Institut Teknologi Bandung.Beberapa Contoh Karya Pada Masa setelah kemerdekaan

6. Masa Pendidikan FormalPada masa ini ditandai dengan lebih mantap berdirinya pendidikan formalBerdirinya ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Tanggal 18 Januari 1948 di Yogyakarta dengan direktur R.J. Katams.Perguruan Tinggi Guru Gambar(sekarang jurusan seni rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja di Bandung.Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut terbentuknya jurusan seni rupa pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikanyang terbesar di Indonesia.Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis-pelukis akademisseperti:Widayat, Bagong Kusudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas Alibasyah, Hardi, Sunarto, Siti Rulyati, Mulyadi, Irsam, Arief Sudarsono, Agus Dermawan, Aming Prayitno, dan lainnya (Yogyakarta). Popo Iskandar, Achmad Sadali, But Muchtar, Srihadi, A.D. Pirous, Hariadi, Kabul Suadi, Sunaryo, Jim Supangat, Pandu Sadewa, T. Sutanto. (Bandung).Beberapa contoh karya Masa pendidikan Formal :7. Masa Seni Rupa Baru IndonesiaPada sekitar tahun 1974, perkembangan seni rupa Indonesia disemarakkan oleh munculnya seniman-seniman muda yang berlatar belakang berbeda, yaitu seniman yang mendapatkan pendidikan formal dan otodidak sama-sama mencetuskan aliran yang tidak dapat dikelompokkan pada aliran/corak yang sudah ada dan merupakan corak baru dalam kancah seni rupa Indonesia.Kesenian yang diciptakan berlandaskan pada konsep :Tidak membeda-bedakan disiplin seniMengutamakan ekspresiMenghilangkan sikap mengkhususkan cipta seni tertentuMengedepankan kreatifitas dan serta ide baruBesifat eksprimentalPelopor Masa Indonesia Baru :Jim Supangkat,Nyoman Nuarta,S. Primka,

5. Masa Setelah KemerdekaanSetelah Jepang keluar dari bumi Indonesia, dunia seni lukis mendapatkan angin segar. Masa kemerdekaan benar-benar mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai kelompok atau perkumpulan seniman, yaitu antara lain :1. Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang sebelumnya bernama Seniman masyarakat. Dipimpin oleh S. Sudjojono, anggotanya : Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Trubus dan sebagainya.2. Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyatyang dipimpin oleh Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari pelukis rakyat antara lain : Hendra, Sasongko, Kusnadi dan sebagainya.3. Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikan kursus menggambar, yaitu Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis rakyat dkk. merumuskan pendirian lembaga pendidikan Akademi Seni Rupa.Tokoh perintisan lembaga tersebut antara lain S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi, Sindusisworo dan lain-lain.4. Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambaryang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh Muhtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan lain-lain.5. Pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar berubah menjadi jurusan Seni Rupa pada Institut Teknologi Bandung.Beberapa Contoh Karya Pada Masa setelah kemerdekaan

Balinese Beauty,Basoeki Abdullah

Ikan Karya Hendra Gunawan

Self Portrait on Kusamba Beach,1983, Karya Lukisan Affandi

Tiga Wanita Karya Barli Sasmitawinata

6. Masa Pendidikan FormalPada masa ini ditandai dengan lebih mantap berdirinya pendidikan formalBerdirinya ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) Tanggal 18 Januari 1948 di Yogyakarta dengan direktur R.J. Katams.Perguruan Tinggi Guru Gambar(sekarang jurusan seni rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja di Bandung.Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut terbentuknya jurusan seni rupa pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikanyang terbesar di Indonesia.Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis-pelukis akademisseperti:Widayat, Bagong Kusudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas Alibasyah, Hardi, Sunarto, Siti Rulyati, Mulyadi, Irsam, Arief Sudarsono, Agus Dermawan, Aming Prayitno, dan lainnya (Yogyakarta). Popo Iskandar, Achmad Sadali, But Muchtar, Srihadi, A.D. Pirous, Hariadi, Kabul Suadi, Sunaryo, Jim Supangat, Pandu Sadewa, T. Sutanto. (Bandung).Beberapa contoh karya Masa pendidikan Formal :

Beratapkan Langit dan Bumi Ampran Karya AD Pirous

Berita Duka Karya G. Sidharta

Garuda Karya Kanva Abas

Hutan Karya Widayat

7. Masa Seni Rupa Baru IndonesiaPada sekitar tahun 1974, perkembangan seni rupa Indonesia disemarakkan oleh munculnya seniman-seniman muda yang berlatar belakang berbeda, yaitu seniman yang mendapatkan pendidikan formal dan otodidak sama-sama mencetuskan aliran yang tidak dapat dikelompokkan pada aliran/corak yang sudah ada dan merupakan corak baru dalam kancah seni rupa Indonesia.Kesenian yang diciptakan berlandaskan pada konsep : Tidak membeda-bedakan disiplin seni Mengutamakan ekspresi Menghilangkan sikap mengkhususkan cipta seni tertentu Mengedepankan kreatifitas dan serta ide baru Besifat eksprimentalPelopor Masa Indonesia Baru : Jim Supangkat, Nyoman Nuarta, S. Primka, Dede Eri Supria, Redha Sorana dan sebagainya.Contoh karya pada masa Indonesia Baru :

Inul Main Ta'Patung karya Nyoman Nuarta

Kamar Ibu dan Anak karya Jim Supangkat

Karya Dede Eri Supria

Menyusu karya Heri Dono

Rongga karya Nyoman Nuarta

Transformasi karya Ivan Sagito

.1 Pengertian Karya Seni Rupa Dua DimensiKarya seni rupa dua dimensi ( Dwi Matra ) adalah karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja. Karya seni rupa dua dimensi ini di ciptakan pada bidang datar. Jenis karya seni rupa tersebut memiliki elemen-elemen yang berupa titik, garis, dan bidang.

2.2 Media Karya Dua DimensiYaitu media yang digunakan untuk pembuatan karya seni dua dimensi. Beberapa diantaranya adalah :1. PensilPensil merupakan alat yang dapat digunakan menggambar secara utuh ataupun hanya sketsa saja. Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan atau kehitaman karbonnya. Untuk pensil berkode B menandakan jenis pensil lunak dan hitam. Terdiri dari kode B, 2B, 3B sampai 6B, sangat tepat digunakan untuk media menggambar. Untuk pensil berkode H menandakan jenis pensil keras. Terdiri dari kode H, 2H, 3H sampai 6H, sering digunakan untuk menggambar proyeksi.2. Pensil Arang (Contee)Terbuat dari sejenis arang halus dan biasa digunakan untuk menggambar potret. Sifatnya hitam pekat dan agak sulit dihapus. Cocok untuk membuat gambar potret.3. Pastel dan CrayonDua jenis media ini secara fisik bentuknya hampir sama, sehingga kita seringkali keliru ketika membelinya tetapi sifat dan bahannya tidak sama. Pastel (Oil Pastel) terbuat dari bahan kapur halus yang dicampur tepung warna dan berbasis minyak. Jejak warnanya yang dihasilkan pastel sangat tajam dan kuat serta mempunyai daya lekat yang baik pada kertas. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin (lilin) dengan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras.4. PenaAlat gambar yang digunakan untuk media tinta. Terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuk dan ukurannya.5. Tinta BakDikenal juga dengan sebutan tinta Cina. Warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika kena air. Kemasan tinta bak ini ada yang berbentuk cairan dalam botol dan berbentuk balok-balok kecil (dicairkan dulu sebelum digunakan). Cara menggambar dengan tinta bak ini yaitu dengan menggunakan kuas.6. Cat Bahan pewarna ini dibedakan berdasarkan basis pengencernya, yaitu :a. Cat air (barbasis air)Jenisnya ada dua yaitu water colour yang bersifat transparan dan poster colour yang bersifat plakat atau lebih cerah.b. Cat Minyak (barbasis minyak)Jenis cat ini biasa digunakan untuk melukis diatas kain atau kanvas. Sifatnya tidak mudah kering dan warnanya tahan lama.7. KuasAlat yang digunakan untuk mengoleskan cat ke atas kertas atau kanvas. Ukuran bulunya ditandai dengan nomor kode yang tertulis pada gagang kuas. Untuk jenis kuas cat air, bulunya halus dan bentuknya meruncing ketika dicelupkan ke dalam air. Jenis kuas cat minyak, bulunya lebih kasar.8. SpidolTersedia dengan berbagai warna dan ukuran. Spidol berujung lunak dan dan bisa bergerak spontan. Tebal tipisnya garis dapat diperoleh sesuai dengan penekanan pada saat menggoreskannya.9. PaletMerupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.10. KomputerMerupakan media berkarya yang telah populer. Teknologi digital saat ini memungkinkan untuk membuat teknik gambar yang beragam.

2.3 Teknik Berkarya Seni Rupa Dua Dimensia. Teknik Aquarel (sapuan basah)Teknik ini dapat menggunakan bahan dengan campuran air di atas kertas, kain, atau bidang lain. Bila menggunakan bidang gambar berupa kertas maka dapat menggunakan cat air, cat poster, atau tinta bak. Hasilnya berupa gambar yang transparan karena menggunakan sapuan tipis dalam menggores .b. Teknik Pointilis Adalah cara atau teknik menggambar atau melukis dengan menggunakan titik-titik hingga membentuk objek.c. Teknik ArsirDibuat dengan menorehkan pensil, spidol, tinta, atau alat lain berupa garis-garis berulang yang menimbulkan kesan gelap terang, gradasi.d. Teknik Dussel (gosok)Adalah teknik menggambar dengan cara menggosok sehingga menimbulkan kesan gelap terang atau tebal tipis. Alat yang digunakan antara lain pensil, crayon, dan konte.e. Teknik Siluet (blok)Teknik menutup objek gambar dengan menggunakan satu warna sehingga menimbulkan kesan siluet.f. Teknik plakat Yaitu cara menggambar dengan menggunakan bahan cat air atau cat poster dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.g. Teknik SemprotYaitu cara melukis dengan cara menyemprotkan bahan cat cair denagn menggunakan sprayer. Untuk melukis dengan teknik ini kita harus hati-hati untuk setiap poin lukis nya. Contoh lukisan teknik semprot yaitu gambar reklame.h. Teknik TemperaTeknik melukis yang dilakukan khusus pada dinding yang masih basah sehingga hasilnya akan menyatu dengan design arsiteknya.i. Teknik KolaseTeknik melukis yang dilakukan dengan memotong kertas menjadi bagian kecil-kecil lalu potongan kertas tersebut kita tempel pada bidang lukis sehingga membentuk lukisan.

2.4 Jenis - Jenis Karya Seni Dua Dimesi1. Seni LukisSeni lukis biasanya dibuat di atas media kain kanvas, kertas, dan kaca. Peralatan yang digunakan dapat berupa cat minyak (acrylic), cat air, cat poster, dan sebagainya. Pada karya seni rupa purbakala objek yang dipilih kebanyakan berupa bentuk manusia, flora dan fauna.2. Seni GrafisIalah seni membuat gambar dengan alat cetak. Seni grafis yang datang ke Indonesia memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai teknik untuk menciptakan desain seni murni dan sebagai alat atau teknik untuk memproduksi (menggandakan) karya seni. Tokoh seniman grafis antara lain Firman Lie, Kaboel Suadi, dan Suromo.3. Seni IlustrasiIalah seni menggambar yang lebih mengutamakan fungsi gambar itu sendiri yaitu untuk menjelaskan suatu teks, kalimat, naskah yang menjelaskan suatu keadaan yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.4. Seni BatikIalah gambar hiasan yang dibuat di atas kain sutra yang teknik untuk membuatnya mengunakan bahan lilin sebagai penutup dan alat canting. Selain canting, alat-alat yang digunakan untuk membatik yaitu gawangan/tiang penyangga kain, dan wajan sebagai tempat peleburan liliSeni rupa : cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Karya seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu :1.Karya Seni Rupa 2 DimensiKarya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.Contohnya, seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan sebagainya.2.Karya Seni Rupa 3 DimensiKarya seni rupa yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang.Contoh : seni patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk.Dalam membuat hasil karya seni rupa, ada berbagai macam teknik.Teknik-teknik dasar dalam seni rupa 2 dimensi dan 3dimensi - masing-masing daerah di Nusantara mempunyai bahan atau media yang berbeda sesuai dengan lingkungannya. Hal ini juga berlaku pada teknik pembuatan karya seni rupanya, meskipun secara umum semua teknik yang digunakan terdapat kemiripannya. Berikut ini macam-macam teknik seni rupa terapan 2 dimensi dan 3 dimensi :

1. Teknik Plakat yaitu melukis dengan menggunakan cat poster, cat minyak cat akrelik, dengan goresan yang tebal, sehingga menghasilkan warna pekat dan padat. 2. Teknik Transparan yaitu teknik menggambar / melukis dengan menggunakan cat air, dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya nampak transparan. 3. Teknik Kolase yaitu melukis dengan memotong kertas yang kemudian ditempel sehingga membentuk lukisan yang realis atau abstrak.

4. Teknik 3M (melipat, menggunting, dan merekat) adalah merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk tiga dimensi.

5. Teknik Aplikasi yaitu karya hias dalam seni jahit-menjahit dengan menempelkan (menjahitkan) guntingan-guntingan kain yang dibentuk seperti bunga, buah, binatang, dsb pada kain lain sebagai hiasan.

6. Teknik Mozaik yaitu dengan menempel benda-benda tiga demensi yang ditata sedemikian rupa sehingga menghasilkan lukisan.

7. Teknik Menganyam adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan sehingga menjadi suatu karya anyaman.

8. Teknik Merakit adalah membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan. Caranya disebut merakit, hasilnya disebut rakitan. Potongan bahan disambungkan dengan cara dilas, dipatri, disekrup atau dengan cara yang lain.

9. Teknik Makrame adalah sebuah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai.

10. Teknik Menuang (cor) yaitu proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan cair ini dibuat dari semen, plastic, karet, gips, dan logam (tembaga, besi).

11. Teknik Butsir adalah teknik yang hanya menggunakan alat telapak tangan dan alat lain (kayu, kawat) sederhana. Bahan yang digunakan lunak, elastis, lentur antara lain tanah liat, plastisi.

12. Teknik Pahat yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat. Cara pembuatannya dengan menggunakan alat pahat (tatah) atau ukir dan martil. Bahan (media) yang digunakan adalah bahan keras seperti batu, cadas, kayu, gips, tanah liat kering.

13. Teknik Menjahit adalah cara melekatkan (menyambung, mengelem, dsb) dengan jarum dan benang.

14. Teknik Membangun yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk dijadikan benda trimatra (tiga dimensi).