metode harga pokok proses-pengantar

19
METODE HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES Karakter produksinya sbb: 1. Produk yg dihasilkan merupakan produk standar 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN 1. pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi 2. perhitungan harga pokok produksi per satuan metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan) 3. penggolongan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika Lk page1

Upload: asih-nurmanita-sari

Post on 17-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Metode Harga Poko Proses-pengantar

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

METODE HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR

KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSESKarakter produksinya sbb:1. Produk yg dihasilkan merupakan produk standar2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi

rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN1. pengumpulan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi

2. perhitungan harga pokok produksi per satuanmetode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan)

3. penggolongan biaya produksidalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.

4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

Lk page1

Page 2: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Manfaat informasi harga pokok produksi1. Menentukan harga jual produk2. Memantau realisasi biaya produksi3. Menghitung laba atau rugi periodic4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang

disajikan dalam neraca

METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWALVARIASI CONTOH PENGGUNAAN METODE HARGA POKOK PROSES YANG DIURAIKAN DALAM BAB INI MENCAKUP:a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya

dioleh hanya melalui satu departemen produksib. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya

diolah melalui lebih dari satu departemen produksic. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga

pokok produksi per satuan, dengan anggapan: produk hilang pada awal proses proiduk hilang pada akhir proses

METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSIContoh 1.PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1Biaya bahan bakuBiaya bahan penolongBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik

Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000

Total biaya produksi Rp 39.875.000Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :Produk jadiProduk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.

2.000 kg

500 kg

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1Masuk ke dalam proses: 2.500 kg

Produk jadi : 2000 kgProduk dalam proses akhir 500 kg

Lk page2

Page 3: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Perhitungan harga pokok produksi per satuanUnsure biaya

produksiTotal biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per

satuan(1) (2) (3) (2);(3)

Bahan bakuBahan penolongTenaga kerjaOverhead pabrik

Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000

39.875.000

2.5002.5002.2502.150

Rp 2.0003.0005.0007.500

17.500

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses

Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000 Rp 4.875.000Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1 Rp 39.875.000

Jurnal pencatatan biaya produksijurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;

Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000Persediaan bahan baku Rp 5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolongBarang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000

Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerjaBarang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000

Gaji dan upah Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrikBarang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000

Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudangPersediaan produk jadi Rp 35.000.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000

Lk page3

Page 4: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1

Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000

METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSIPerhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnyab. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama

Contoh2:PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1Departemen

ADepartemen

BProduk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kgProduk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kgBiaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1Biaya bahan bakuBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik

Rp 70.000Rp 155.000Rp 248.000

Rp 0Rp 270.000Rp 405.000

Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhirBiaya bahan bakuBiaya konversi

100%20% 50%

Lk page4

Page 5: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen AUnsur biaya

produksiTotal biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per

kg

Bahan bakuTenaga kerjaOverbead pabrik

Rp 70.000155.000248.000

35.00031.00031.000

Rp 258

Total Rp 173.000 Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A

Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000

Rp 23.000Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1 Rp 473.000

Jurnal pencatatan biaya produksi departemen AJurnal untuk mencatat biaya bahan baku :Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Rp 70.000

Persediaan bahan baku Rp 70.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000

Gaji dan upah Rp 155.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000

Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1

Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000

Lk page5

Page 6: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen BUnsur biaya

produksiTotal biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per

kg

Tenaga kerjaOverbead pabrik

270.000405.000

27.00027.000

1015

Total Rp 675.000 Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B

Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudangHarga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25

Rp 360.000600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 x Rp 40

960.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhirHarga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000

90.000

Rp 75.000Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B 165.000Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 Rp 1.125.000

jurnal pencatatan biaya produksi departemen B

Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000

Gaji dan upah Rp 270.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000

Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000

Lk page6

Page 7: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudangPersediaan produk jadi Rp 960.000

Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1

Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000

PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan

Contoh3:PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1Departemen

ADepartemen

BProduk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kgProduk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %

200 kg100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Departemen A Departemen BBiaya bahan baku Rp 22.500 Rp -Biaya bahan penolong 26.100 16.100Biaya tenaga kerja 35.100 22.500Biaya overhead pabrik 45.800 24.750

Lk page7

Page 8: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)

Biaya produksi Departemen A

Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A

Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25Biaya bahan penolong

700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 26.100 29

Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45Biaya overhead pabrik

700 + 40%x200kg=780kg 46.800 60

Rp 130.500 Rp 159

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159

Rp 111.300

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800 Rp 19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama

Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen ARp 111.300 : 700

Rp 159,00

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)

Rp 222.60

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A

Rp 63.60

Lk page8

Page 9: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)

Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B

Biaya per kg yang ditambahkan Departemen B

Biaya bahan penolong

400 kg + 60 % x 100 kg = 460 kg

Rp 16.100 Rp 35

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg

Rp 22.500 Rp 50

Biaya overhead pabrik

400 kg + 50 %x 100 kg = 450 kg

Rp 24.750 Rp 55

Rp 63.350 Rp 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60

Rp 145.040

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100Biaya tenaga kerja : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750 Rp 29.610Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 174.650

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan

Contoh:PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1Departemen

ADepartemen

BProduk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kgProduk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut :Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %

200 kg100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

Lk page9

Page 10: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp -Biaya bahan penolong 26.100 16.100Biaya tenaga kerja 35.100 22.500Biaya overhead pabrik 45.800 24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemn A ( unit ekuivalensi)

Biaya produksi Departemen A

Biaya per kg produk yang dihasilkan oleh departemen A

Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= 1000 kg

Rp 22.500 Rp 22.5

Biaya bahan penolong

700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 1000 kg

26.100 26.10

Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89Biaya overhead pabrik

700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18

Rp 130.500 Rp141.67

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 141.67

Rp 99.169

Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67

14.167,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 700 x Rp 161,91

113.334,40

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4 Rp 17.165.60

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500,00

Lk page10

Page 11: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen B ( unit ekuivalensi)

Jumlah biaya produksi yang ditambahkan di departemen B

Biaya per kg yang ditambahkan di Departemen B

Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg = 660 kg

Rp 16.100 Rp 24.39

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg

Rp 22.500 Rp 34.62

Biaya overhead pabrik 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg = 650 kg

Rp 24.750 Rp 38.08

Rp 63.350 Rp 97.09

Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 161.91

Rp 64.764,00

Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09 38.836,00Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09

51.800,00

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5

155.400,00

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904

Rp 21.289.40

Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40

Lk page11

Page 12: Metode Harga Pokok Proses-pengantar

LATIHANPT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1 dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi tersebut disajikan berikut ini :

Data produksi Dept 1 Dept 2Dimasukkan dalam proses bulan ini 31.000 kgUnit yang ditransfer ke dept 2 27.000 kgUnit yang diterima dari departemen 1 27.000 kgProduk yang ditranfer ke gudang 23.000 kgProduk dalam proses akhirBiaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 %Biaya tenaga kerja 40 %; BOP 70 %

2.000 kg3.000 kg

Produk hilang akhir prosesProduk hilang akhir proses

2.000kg1.000 kg

Biaya produksiBiaya bahan baku 20.000.000Biaya tenaga kerja 31.000.000 33.000.000Biaya overhead pabrik 29.000.000 27.000.000

1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN !

2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN!3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM

PROSES TIAP DEPARTEMEN!

Lk page12