pokok produk gorden dengan metode harga pokok …
TRANSCRIPT
i
` PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK GORDEN DENGAN METODE
HARGA POKOK PESANAN MENGGUNAKAN PHP
PADA PURNAMA GORDEN BANJARMASIN
Tugas Akhir
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Oleh:
INDRA BAYU KUSUMA
D020318008
PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
ii
PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK GORDEN DENGAN METODE
HARGA POKOK PESANAN MENGGUNAKAN PHP
PADA PURNAMA GORDEN BANJARMASIN
Tugas Akhir
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Komputerisasi Akuntansi
Oleh:
INDRA BAYU KUSUMA
D020318008
PROGRAM STUDI KOMPUTERISASI AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
2021
iii
NOTA DINAS
NOTA DINAS Hal : Tugas Akhir Sdr. Indra Bayu Kusuma
Kepada Yth.:
Ketua Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Banjarmasin
Di Tempat
Dengan hormat,
Setelah membaca, mengoreksi dan melakukan perbaikan, maka kami selaku
pembimbing berpendapat bahwa Tugas Akhir yang disusun oleh:
Nama : Indra Bayu Kusuma
NIM : D020318008
Program Studi : D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI
Judul Tugas Akhir : PROGRAM APLIKASI PERHITUNGAN HARGA
POKOK PRODUK GORDEN DENGAN
METODE HARGA POKOK PESANAN
MENGGUNAKAN PHP PADA PURNAMA
GORDEN
dapat diajukan dalam sidang ujian Tugas Akhir untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Komputerisasi
Akuntansi Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin.
Demikian persetujuan ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, 13 Agustus 2021
Pembimbing I
Pembimbing II
Emy Iryanie, SE, M.Si, Ak.
NIP 198601222009122005
Sri Haryati, S.Kom, M.Kom
NIP 198802022019032008
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa Tugas Akhir ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Banjarmasin.
Tugas Akhir ini belum pernah dipergunakan atau dipublikasikan untuk keperluan
lain oleh siapapun juga. Semua sumber yang saya gunakan telah saya cantumkan
sebagaimana mestinya sesuai ketentuan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya aini tidak benar,
maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Banjarmasin, ……..
Yang membuat pernyataan,
INDRA BAYU KUSUMA
NIM D020318008
vi
HALAMAN MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(QS. Al Baqarah : 286)
Computerized Accounting 2018-2021
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirahim, segala puji dan syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa ta’ala, yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya. Sholawat serta salam tak lupa senantiasa tercurah kepada baginda Nabi kita,
suri tauladan kita Rasulullah SAW, beserta para keluarga beliau, sahabat dan
pengikut beliau hingga akhir zaman.
Persembahan Tugas Akhir ini kepada :
1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, yang telah memberikan banyak kasih
sayang yang tidak akan pernah bisa terbalaskan, perhatian, dukungan yang
tidak ada henti-hentinya dan doa sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir
untuk dijadikan sebagai syarat kelulusan di Politeknik Negeri Banjarmasin.
2. Kepada Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, dan arahan, sehingga Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan.
3. Kepada Politeknik Negeri Banjarmasin, tempat membina ilmu selama ini, para
dosen di Jurusan Akuntansi, terkhususnya prodi Komputerisasi Akuntansi,
yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat
berjasa.
4. Kepada Toko Purnama Gorden, yang telah bersedia memberikan izin,
meluangkan waktu untuk melakukan proses wawancara serta bersedia
memberikan informasi-informasi terkait demi kelancaran dalam pengerjaan
Tugas Akhir ini.
5. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Komputerisasi Akuntansi
Angkatan 2018, yang senantiasa memberikan dukungan, memberikan banyak
bantuan. Dan semangat, baik secara langsung maupun tidak langsung.
viii
ABSTRAK
Indra Bayu Kusuma (D020318008), PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUK GORDEN DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN
MENGGUNAKAN PHP PADA PURNAMA GORDEN, Tugas Akhir,
Program Studi Komputerisasi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Politeknik
Negeri Banjarmasin 2021.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana menghitung harga
pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan yang sesuai
dengan konsep akuntansi biaya dan membuat sebuah program aplikasi dengan
menggunakan bahasa pemrograman php untuk menghitung harga pokok produksi
yang terkomputerisasi.
Penelitian ini merupakan studi kasus, penulis menggunakan data berdasarkan dari
RAB (Rencana Anggaran Biaya) produksi gorden dengan kategori produk gorden
blackout pada Toko Purnama Gorden, berdasarkan dari RAB tersebut dilakukan
proses perhitungan yang sesuai dengan akuntansi biaya untuk memperoleh harga
pokok produk, kemudian dibuat program aplikasi menggunakan bahasa
pemrograman php. Program aplikasi ini digunakan untuk melakukan proses
perhitungan harga pokok produk sehingga didapatkan sebuah laporan-laporan yang
berhubungan dengan harga pokok produk.
Berdasarkan dari hasil penelitian, purnama gorden untuk perhitungan harga pokok
produk, belum menggolongkan biaya yang benar sesuai dengan konsep akuntansi
biaya dalam menghitung harga pokok produksinya. Ada beberapa biaya yang
seharusnya termasuk dalam kategori bahan penolong namun dimasukkan kedalam
biaya bahan baku. Selain itu, toko belum menggolongkan secara rinci pada biaya
overhead pabrik, sehingga ada beberapa biaya sesungguhnya yang belum
dimasukkan,. Akibatnya, perhitungan harga pokok produksi belum sesuai dengan
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh harga pokok produksi tersebut. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi laba rugi yang dicapai oleh toko. Oleh karena itu,
penulis menyarankan untuk melakukan perhitungan dengan konsep akuntansi biaya
ix
agar hasil dapat ditentukan secara tepat dan untuk proses perhtungannya disarankan
menggunakan program aplikasi agar proses perhitungan untuk memperoleh harga
pokok produksi lebih cepat dan juga tepat.
Kata Kunci : Program Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produk, Perhitungan
Harga Pokok Produk Menggunakan PHP, Harga Pokok Produk, Metode Harga
Pokok Pesanan, MySQL, PHP.
x
ABSTRACT
Indra Bayu Kusuma (D020318008), CALCULATION OF THE CURTAINS
COST OF PRODUCTS WITH THE CORPORATE PRICE OF ORDER
METHODS USING PHP ON PURNAMA CURTAINS, Final Project,
Computerized Accounting Study Program, Accounting Department,
Banjarmasin State Polytechnic 2021.
The purpose of this study is to explain how to calculate the cost of production using
the cost of goods ordered method in accordance with the concept of cost accounting
and create an application program using the php programming language to calculate
the computerized cost of goods manufactured.
This research is a case study, the author uses data based on the RAB (Cost Budget)
for the production of curtains with the product category of blackout curtains at the
Purnama Curtain Shop, based on the RAB, the calculation process is carried out in
accordance with cost accounting to obtain the cost of the product, then a program
is made The application uses the PHP programming language. This application
program is used to carry out the process of calculating the cost of products so that
reports are obtained related to the cost of products.
Based on the research results, full curtains for the calculation of the cost of products,
have not classified the correct costs according to the concept of cost accounting in
calculating the cost of production. There are several costs that should be included
in the category of auxiliary materials but are included in the cost of raw materials.
In addition, the store has not classified in detail the factory overhead costs, so there
are some actual costs that have not been included. As a result, the calculation of the
cost of production is not in accordance with the costs incurred to obtain the cost of
production. This of course will affect the profit and loss achieved by the store.
Therefore, the authors suggest doing calculations with the concept of cost
accounting so that the results can be determined precisely and for the calculation
process it is recommended to use an application program so that the calculation
process to obtain the cost of goods manufactured is faster and also precise.
xi
Keywords : Application Program for Calculation of Cost of Products, Calculation
of Cost of Products Using PHP, Cost of Products, Method of Cost of Orders,
MySQL, PHP.
xii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim, allhamdulillah puji syukur kehadirat Allah
Subhanahu wa ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Program
Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produksi Gorden dengan Metode Harga Pokok
Pesanan Menggunakan PHP pada Purnama Gorden” dengan waktu yang telah
ditetapkan. Tugas akhir ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan pada program studi D3 Komputerisasi Akuntansi pada Jurusan
Akuntansi, Politeknik Negeri Banjarmasin.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Joni Riadi, S.ST.,MT, selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin
2. Ibu Nailiya Nikmah, S.Pd.,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin
3. Ibu Emy Iryanie, SE.,M.Si,Ak, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan waktu, arahan serta bimbingan kepada penulis dalam segi
penulisan dan segi Akuntansi sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
4. Ibu Sri Haryati, S.Kom,M.Kom, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak memberikan waktu, arahan serta bimbingan kepada penulis dalam segi
penulisan dan program sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan
5. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi terkhususnya Prodi Komputerisasi
Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin yang telah banyak memberikan ilmu
kepada penulis selama berkuliah di Politeknik Negeri Banjarmasin
6. Bapak Anang Hamid, selaku pemilik Purnama Gorden yang telah bersedia
menerima dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian,
memberikan data-data terkait penelitian yang penulis perlukan, serta
meluangkan waktu untuk penulis dalam melakukan wawancara terkait
gambaran dari kegiatan produksi Purnama Gorden
xiii
7. Keluarga saya khususnya kedua orangtua yang saya cintai, yang telah
memberikan banyak kasih sayang dan tidak akan pernah bisa terbalaskan,
perhatian, dukungan yang tidak henti-hentinya dan doa selama penyusunan
Tugas Akhir ini
8. Seluruh teman-teman seperjuangan khususnya Angkatan 2018 Komputerisasi
Akuntansi yang telah banyak memberikan dukungan , serta bantuan , dan selalu
membersamai dari awal kuliah hingga akhir perkuliahan, dan bersama-sama
berjuang menyelesaikan Tugas Akhir.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, baik yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan Tugas Akhir
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini pasti ada
ketidaksempurnaan sehingga terdapat kekurangan, meskipun penulis telah
berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan penulis dalam menyusun
Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya masukkan, baik
kritik maupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak pada Tugas
Akhir ini. Penulis berharap semoga apa yang tertuang dari Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri maupun bagi para
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Banjarmasin, Agustus 2021
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .......................................................................................... iii
Halaman Pengesahan ........................................... Error! Bookmark not defined.
Halaman Pernyataan Keaslian ............................................................................. iv
Halaman Motto ................................................................................................... vi
Halaman Persembahan ....................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................. viii
Abstrack .............................................................................................................. x
Kata Pengantar ................................................................................................... xii
Daftar Isi ........................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ...................................................................................................... xvi
Daftar Gambar ................................................................................................. xvii
Daftar Lampiran................................................................................................ xix
BAB I .................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................. 6
A. Landasan Teori .......................................................................................... 6
B. Hasil Pnelitian Terdahulu ........................................................................ 34
BAB III.............................................................................................................. 39
A. Jenis penelitian ........................................................................................... 39
B. Variabel Penelitian...................................................................................... 39
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 40
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 41
E. Teknik Analisa Data ................................................................................... 42
BAB IV ............................................................................................................. 48
xv
A. Hasil Perusahaan ..................................................................................... 48
1. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................................... 48
2. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................... 48
3. Proses produksi ....................................................................................... 49
4. Perhitugan Harga Jual Menurut Purnama Gorden .................................... 51
BAB V ............................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 98
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 101
xvi
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 FORMAT LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI ................... 13
TABEL 2 2 FORMAT LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR ............................................................................. 15
TABEL 2 3 JURNAL PENCATATAN HARGA POKOK PESANAN .............. 18
TABEL 2 4 FORMAT KARTU HARGA POKOK ............................................ 21
TABEL 2 5 SIMBOL BAGAN ALIR DOKUMEN ........................................... 27
TABEL 2 6 PERBANDINGAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU ............. 34
TABEL 3. 1 ALUR FLOWCHART HARGA POKOK PRODUK ..................... 43
TABEL 3. 2 ALUR PROGRAM APLIKASI (HARGA POKOK PRODUK) ..... 45
TABEL 4. 1 RAB (RENCANA ANGGARAN BIAYA) GORDEN/PESANAN
BLACKOUT ................................................................................. 50
TABEL 4. 2 BIAYA BAHAN BAKU GORDEN .............................................. 54
TABEL 4. 3 BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG GORDEN ..................... 54
TABEL 4. 4 BIAYA BAHAN PENOLONG GORDEN ..................................... 56
TABEL 4. 5 DAFTAR KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP PADA PURNAMA
GORDEN ...................................................................................... 57
TABEL 4. 6 PERHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN AKTIVA TETAP
METODE GARIS LURUS ............................................................ 57
TABEL 4. 7 BIAYA OVERHEAD PABRIK LAINNYA PADA PURNAMA
GORDEN ...................................................................................... 58
TABEL 4. 8 BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA .................... 59
TABEL 4. 9 KARTU HARGA POKOK PESANAN GORDEN ........................ 61
TABEL 4. 10 LAPORAN HARGA POKOK PRODUK GORDEN ................... 62
TABEL 4. 11 PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK
PRODUKSI ................................................................................ 63
TABEL 4. 12 NORMALISASI TAHAP 0 (UNNORMALIZED) ....................... 71
TABEL 4. 13 NORMALISASI TAHAP 1 (NORMALIZED) ............................ 72
xvii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 4. 1 DFD HIRARKI ......................................................................... 65
GAMBAR 4. 2 DIAGRAM KONTEKS ............................................................ 66
GAMBAR 4. 3 DFD LEVEL 0 .......................................................................... 66
GAMBAR 4. 4 DFD LEVEL 1 PROSES 1 ........................................................ 67
GAMBAR 4. 5 DFD LEVEL 1 PROSES 2 ........................................................ 68
GAMBAR 4. 6 DFD LEVEL 1 PROSES 3 ........................................................ 69
GAMBAR 4. 7 DFD LEVEL 1 PROSES 4 ........................................................ 70
GAMBAR 4. 8 RELASI ANTAR TABEL ......................................................... 74
GAMBAR 4. 9 STRUKTUR FISIK DATABASE ............................................. 76
GAMBAR 4. 10 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 77
GAMBAR 4. 11 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 77
GAMBAR 4. 12 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 77
GAMBAR 4. 13 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 78
GAMBAR 4. 14 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 78
GAMBAR 4. 15 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 78
GAMBAR 4. 16 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 79
GAMBAR 4. 17 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 79
GAMBAR 4. 18 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 79
GAMBAR 4. 19 STRUKTUR FISIK DATABASE ........................................... 80
GAMBAR 4. 20 TAMPILAN MENU LOGIN ................................................... 80
GAMBAR 4. 21 TAMPILAN MENU UTAMA................................................. 81
GAMBAR 4. 22 TAMPILAN MENU PENGGUNA ......................................... 81
GAMBAR 4. 23 TAMPILAN MENU INPUT BAHAN BAKU ......................... 82
GAMBAR 4. 24 TAMPILAN MENU LIST BAHAN BAKU ............................ 83
GAMBAR 4. 25 TAMPILAN MENU INPUT BTKL ........................................ 83
GAMBAR 4. 26 TAMPILAN MENU LIST TENAGA KERJA LANGSUNG ... 84
GAMBAR 4. 27 TAMPILAN MENU OVERHEAD PABRIK .......................... 85
GAMBAR 4. 28 TAMPILAN MENU INPUT BAHAN PENOLONG ............... 85
GAMBAR 4. 29 TAMPILAN MENU LIST BAHAN PENOLONG .................. 86
GAMBAR 4. 30 TAMPILAN MENU INPUT TAMBAHAN OVERHEAD
PABRIK ................................................................................. 86
GAMBAR 4. 31 TAMPILAN MENU LIST TAMBAHAN OVERHEAD
PABRIK ................................................................................. 87
GAMBAR 4. 32 TAMPILAN MENU LIST PENYUSUTAN AKTIVA TETAP 87
GAMBAR 4. 33 TAMPILAN MENU INPUT PRODUK................................... 88
GAMBAR 4. 34 TAMPILAN MENU LIST PRODUK ...................................... 88
GAMBAR 4. 35 TAMPILAN MENU INPUT DATA PESANAN ..................... 89
GAMBAR 4. 36 TAMPILAN MENU LIST DATA PEMESAN ........................ 89
GAMBAR 4. 37 TAMPILAN MENU INPUT HARGA POKOK PRODUKSI .. 90
xviii
GAMBAR 4. 38 TAMPILAN MENU LIST HARGA POKOK PRODUKSI...... 90
GAMBAR 4. 39 TAMPILAN MENU INPUT KARTU HARGA POKOK
PESANAN ............................................................................. 91
GAMBAR 4. 40 TAMPILAN MENU LIST KARTU HARGA POKOK
PESANAN ............................................................................. 91
GAMBAR 4. 41 TAMPILAN SUB MENU LAPORAN .................................... 92
GAMBAR 4. 42 LAPORAN DATA PRODUK ................................................. 92
GAMBAR 4. 43 LAPORAN DATA PESANAN ............................................... 93
GAMBAR 4. 44 LAPORAN BIAYA BAHAN BAKU ...................................... 93
GAMBAR 4. 45 LAPORAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG ............. 93
GAMBAR 4. 46 LAPORAN BIAYA OVERHEAD PABRIK ........................... 94
GAMBAR 4. 47 LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI............................. 94
GAMBAR 4. 48 LAPORAN HARGA POKOK PESANAN .............................. 95
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Balasan Izin Penelitian Toko Terkait
Lampiran 2 Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)
Lampiran 3 Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1)
Lampiran 4 Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2)
Lampiran 5 Lembar Sarann Seminar Proposal Tugas Akhir (Peguji 1)
Lampiran 6 Lembar Saran Seminar Proposal Tugas Akhir (Penguji 2)
Lampiran 7 Denah Toko
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan zaman sekarang ini banyak berkembang jenis-jenis
usaha, baik jenis usaha produksi, teknologi dan sebagainya. Salah satu jenis
usaha yang sangat bagus ialah jenis usaha di bidang produksi gorden. Usaha
di bidang produksi gorden banyak di gemari para pelaku usaha karena setiap
rumah itu pasti memiliki gorden untuk menghiasi di jendela rumahnya
masing-masing, membuat usaha seperti ini memiliki peluang keuntungan
yang bagus.
Setiap pengusaha umumnya memiliki tujuan ingin memperoleh laba
yang besar, agar dapat mencapai hal tersebut maka setiap pengusaha harus
menentukan dan merencanakan hal-hal yang berkaitan dan berpengaruh
terhadap tercapainya laba. Agar dapat tercapainya suatu laba ialah dengan
memperhitungkan biaya-biaya yang di keluarkan dalam menghasilkan
produk. Jika biaya-biaya ini tidak di perhitungkan maka akan berpengaruh
terhadap harga jual produk. Jika harga jual produk terlalu tinggi biasanya
peminat yang akan membeli juga bakal sedikit, kalau harga jual terlalu
rendah maka laba yang akan di peroleh tidak besar bahkan bisa merugikan
si pemilik usaha. Dalam hal ini perlunya konsep akuntansi biaya, dalam
konsep akuntansi biaya semua perhitungan yang asal mulanya masih tidak
teratur kini bisa di atur dengan perhitungan menggunakan akuntansi biaya.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil sebuah objek usaha di bidang
produksi gorden atau usaha developer gorden milik purnama gorden.
Purnama Gorden ini didirikan oleh Anang Hamid sejak tahun 2002.
Purnama Gorden awal mula berdiri di pasar kuripan lalu berpindah ke
Jl.Mahligai dengan menyewa sebuah toko. Purnama gorden ini bukan
sebuah perusahaan PT melainkan toko yang berfokus ke bidang produksi
gorden, purnama gorden juga menjual hasil produksi tadi di toko mereka,
untuk jenis dan motifnya juga banyak di purnama gorden seperti gorden
2
embos, gorden blackout, gorden satin, dan gorden viterase. Purnama gorden
sendiri berlokasi di jalan mahligai km 7.2 samping mini market alfa Zahra.
Dalam proses produksinya purnama gorden ini menggunakan 2 metode
yaitu metode tanpa pesanan dan juga metode pesanan.
Purnama gorden dalam melakukan perhitungan mereka tidak
menggunakan sistem akuntansi biaya baik transaksi penjualan gorden
ataupun yang melakukan pesanan terlebih dahulu. Purnama gorden
melakukan perhitungan masih secara manual yaitu menggunakan buku.
Sistem perhitungannya mereka melakukan anggran dulu misalkan ada yang
melakukan pesanan terus mereka menyiapkan bahan baku seperti benang,
kain dan sebagainya setelah dibentuk dan jadilah sebuah gorden lalu gorden
tadi di jual ke pemesan sesuai permintaan konsumen.
Selain itu, dalam penentuan harga pokok produk purnama gorden
belum ada menggunakan metode apa pun. Menggunakan metode dalam
penentuan harga pokok produk dirasa penting karena dapat berpengaruh
pada penentuan harga produk sehingga laba yang dihasilkan diharapkan
lebih baik. Disini dalam penentuan harga pokok produk, penulis
menggunakan metode pendekatan full costing, kelebihan dari metode full
costing adalah metode ini lebih rinci dalam memasukkan komponen-
komponen biaya yang diperlukan dalam suatu proses produksi.
Dari permasalahan yang telah diuraikan tersebut, maka dalam hal ini
diperlukan dukungan kemajuan teknologi berupa program aplikasi yang
sudah di program dan di rancang khusus konsep akuntansi, termasuk
akuntansi biaya agar dalam Menyusun laporan keuangan nya bisa teratur
dengan baik. Apalagi akuntansinya yang sudah terprogram dengan aplikasi,
ini memudahkan para pemilik usaha untuk melakukan suatu perhitungan,
hemat waktu, hemat biaya tidak perlu lagi membeli buku untuk menghitung
keuangan, dan hitungan yang lama bisa dilihat lagi dengan sistem.
Aplikasi perhitungan dalam menentukan harga pokok produk yang
berkonsep akuntansi biaya, salah satu program aplikasi yang bisa digunakan
dengan menggunakan aplikasi program berbasis php. Salah satu keunggulan
3
dari program berbasis php tersebut adalah aplikasi yang dihasilkan dapat di
akses secara web sehingga penggunaannya lebih efisien.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tugas akhir dengan membuat sebuah program aplikasi dengan
judul “Program Aplikasi Perhitungan Harga Pokok Produk Gorden Dengan
Metode Harga Pokok Pesanan Menggunakan php pada Purnama Gorden”.
B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang dihadapi oleh Toko Purnama Gorden
yaitu dalam perhitungan harga pokok produk mereka masih menggunakan
cara manual yaitu menggunakan buku. Selain itu, dalam penentuan harga
pokok produk purnama gorden belum ada menggunakan metode apa pun.
Hal ini dinilai penulis tidak efisien karena masih banyak terdapat kesalahan
kesalahan dalam perhitungan anggaran. sehingga memakan waktu yang
lama dalam proses penentuan harga pokok produk. Agar penulisan ini lebih
terarah, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :
1. Perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan harga pokok
pesanan full costing
2. Metode yang digunakan adalah metode harga pokok berdasarkan
pesanan
3. Produk yang dijadikan penelitian yaitu satu produk saja yaitu produk
gorden blackout
4. Implementasi yang dihasilkan dari program aplikasi adalah laporan harga
pokok produk, harga pokok pesanan
5. Tidak memperhitungkan bahan/produk yang rusak/cacat, prosesnya dari
bahan baku sampai produk jadi.
6. Aplikasi dibuat menggunakan Bahasa Pemrograman PHP.
7. Dampak yang lama tidak efisien, sedangkan dampak yang baru efisien
dan mempercepat kinerja toko dari sistem aplikasi
4
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka dapat didefinisikan
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah perhitungan harga pokok produksi gorden dengan metode
harga pokok pesanan sesuai konsep akuntansi biaya pada purnama
gorden?
2. Bagaimana membuat program aplikasi perhitungan harga pokok
produksi gorden dengan metode harga pokok pesanan menggunakan php
pada purnama gorden?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan harga pokok produksi gorden
dengan metode harga pokok pesanan menurut konsep akuntansi biaya
pada purnama gorden
2. Untuk menghasilkan program aplikasi perhitungan harga pokok produksi
gorden dengan metode harga pokok pesanan menggunakan php pada
purnama gorden
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penilitian ini adalah:
1. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini penulis mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman, khususnya mengenai sebuah program aplikasi tentang
perhitungan harga pokok produksi gorden dengan metode harga pokok
pesanan menggunakan php untuk di terapkan di toko yang diteliti
tersebut. Penulis juga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
mengenai komputerisasi akuntansi.
2. Bagi Purnama Gorden
5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, serta
wawasan pengetahuan baru untuk purnama gorden serta dapat
meningkatkan kinerja serta bahan untuk pertimbangan dalam
menentukan harga jual produk menggunakan metode pokok harga
pesanan yang lebih efektif.
3. Bagi Politeknik
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat
bagi para pembaca serta dapat menambah wawasan pengetahuan untuk
dijadikan referensi mengenai perhitungan harga pokok produk pesanan
menggunakan php bagi mahasiswa/I yang akan datang dan ingin
melakukan penelitian dan topik yang sama.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pengidentifikasian, pencatatan,
penghitungan, peringkasan, pengevaluasian, dan pelaporan biaya pokok
suatu produk baik barang maupun jasa dengan metode dan sistem
tertentu sehingga pihak manajemen perusahaan dapat mengambil
keputusan bisnis secara efektif dan efisien (Mulyadi, 2012)
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan
jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya (Dony,
2012:1).
Dapat di simpulkan akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan
terhadap biaya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Hasil dari pencatatan, perhitungan, peringkasan, dan pelaporan data-
data ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai pelaku usaha.
Akuntansi biaya dapat dijadikan acuan keputusan dalam pengambilan
keputusan untuk produksi bagi pihak manajemen. Akuntansi biaya ini
termasuk kedalam bagian manajemen karena dengan adanya akuntansi
biaya segala perhitungan dapat teratur dengan baik.
2. Pengertian Biaya
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2012:5).
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh
aktiva, jumlah yang dikorbankan tersebut secara tidak langsung disebut
harga pokok dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Dalam akuntansi
istilah biaya dipertegas dengan membedakan pengertian biaya (cost) dan
biaya sebagai beban (Expenses) (Imam Firmansyah, 2015:1).
7
3. Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut (Mulyadi, 2012: 7) Akuntansi biaya mempunyai tujuan
untuk penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, serta sebagai
informasi terkait dengan biaya untuk kepentingan manajemen dalam
pengambilan keputusan sehingga dapat membantu dalam mengelola
perusahaan dan bagian bagiannya.
4. Penggolongan Biaya
Penggolongan biaya dalam akuntansi biaya dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara, didasarkan pada tujuan dan hal-hal yang
ingin dicapai. Penggolongan biaya dalam akuntansi biaya terdapat
beberapa macam cara, berikut biaya digolongkan:
a. Penggolongan biaya menurut objek pengluaran
Penggolongan ini menggunakan nama objek pengeluaran
sebagai dasar dalam penggolongan biaya. Misalnya nama objeknya
pengeluarannya adalah biaya bahan bakar maka segala hal
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya
bahan bakar” (Mulyadi, 2012:13).
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur dapat di
golongkan menjadi 3 yaitu:
1) Biaya Produksi
Fungsi produksi yaitu fungsi yang berhubungan dengan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk
dijual.
2) Biaya Pemasaran
Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penjualan produk selesai yang siap untuk dijual dengan
cara memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai
keinginan perusahaan.
8
3) Biaya Administrasi & Umum
Fungsi Administrasi & Umum adalah fungsi yang
berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan.
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiyai
Menurut Mulyadi (2012) Sesuatu yang dibiayai dapat berupa
produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan:
1) Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika
sesuatu tersebut yang dibiayai tidak ada, maka biaya langsung
ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan
lebih mudah di identifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai.
2) Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead
pabrik. Biaya ini tidak mudah di identifikasi dengan produk
tertentu.
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan volume aktivitas
Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya
dapat di golongkan menjadi:
1. Biaya Variable
Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya
variable adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
9
2. Biaya Semi Variable
Biaya semi variable adalah biaya yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi
variable mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya
variable.
3. Biaya Semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tertentu.
4. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji
direktur produksi.
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Pengeluaran Modal
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat
lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi
adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat
terjadinya dibebankan sebagai kas aktiva dan dibebankan dalam
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara
didepresiasi, diamortisasi, atau dideplesi.
2. Pengeluaran Pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran
pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan
dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
tersebut.
10
5. Pengertian Harga
Menurut Kotler dan Amstrong (2012) Dalam arti yang sempit harga
(price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, lebih
luas lagi harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu
produk atau jasa.
6. Harga Pokok Produksi
Menurut Supriyono (2013), yang menyatakan kalau harga pokok
produksi merupakan jumlah uang yang akan dibayarkan dalam rangka
untuk memiliki produk atau jasa yang diperlukan perusahaan sebagai
sarana untuk menghasilkan keuntungan.
Harga pokok produksi adalah dimana jumlah uang yang
dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa, biaya-biaya
yang dikeluarkan itu untuk pengolahan bahan baku menjadi sebuah
produk. Dengan adanya bahan baku ini perusahaan akan mengolah
menjadi suatu produk dan akan dijual lagi untuk mendapatkan
keuntungan.
7. Unsur-unsur Biaya Produksi
Salah satu metode akuntansi standar untuk menghitung harga
pokok yang akurat adalah penggunaan 3 unsur dalam menentukan harga
pokok produk. Adapaun, unsur-unsur biaya produksi dapat digolongkan
menjadi 3 yaitu:
a. Biaya bahan baku
Bahan baku langsung adalah bahan yang dapat secara mudah
dan akurat ke barang jadi (Riwayadi, 2014:48). Biaya bahan baku
adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses
produksi untuk diubah menjadi barang jadi (Siregar, 2013:29).
11
b. Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja mengkonversi bahan baku langsung menjadi suatu
barang jadi yang siap dipasarkan. Direct Labour merupakan biay-
biaya bagi semua tenaga kerja langsung yang ditempatkan dan
diberdayakan dalam menangani kegiatan produksi secara langsung.
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang tidak masuk
dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.
Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen
lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di
departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya)
dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik, biaya overhead pabrik
dapat digolongkan ke dalam 3 kriteria yaitu:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya
Menurut sifatnya biaya overhead pabrik dibagi menjadi:
a) Biaya bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi
bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relative
kecil dibandingkan harga keseluruhan produk.
b) Biaya tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja
perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan
secara langsung kepada produk.
c) Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya suku cadang
(spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan
harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk
keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi,
kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya
dalam hubungan dengan perubahan volume produksi.
Perilaku biaya overhead pabrik ini dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu:
12
a) Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik
yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam
volume produksi.
b) Biaya overhead pabrik variable, yakni biaya overhead
pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume
produksi.
c) Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead
pabrik yang berubah namu tidak sebanding dengan
perubahan volume produksi. Untuk memudahkan
penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya
overhead pabrik semivariabel akan dipecah menjadi dua
unsur yakni biaya tetap dan biaya variable.
3) Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya
dengan departemen
Berdasarkan hubungannya dengan departemen-
departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead
pabrik dapat di golongkan menjadi 2 kelompok yaitu:
a) Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct
departemental overhead expenses), yakni biaya overhead
pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan manfaatnya
hanya dapat dinikmati oleh department tersebut.
b) Biaya overhead pabrik tidak langsung (indirect
departemental overhead expenses), yakni biaya overhead
pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu
departemen.
8. Format Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan Manufaktur
Berikut contoh format laporan harga pokok produksi pada
perusahaan manufaktur ditujukan pada tabel 2.1 sebagai berikut:
13
Tabel 2. 1 Format Laporan Harga Pokok Produksi
PT.Cahaya Kemilau
Laporan Harga Pokok Produksi
Oktober 2020
Persediaan Barang dalam proses Rp. xxx
Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku Awal Rp. xxx
Pembelian Bahan Baku Rp. xxx
Retur Pembelian (Rp.xxx)
Total Pembelian Bahan Baku Rp. xxx
Persediaan Bahan Baku Tersedia
Untuk Produksi
Rp. xxx
Persediaan Bahan Baku Akhir (Rp. xxx)
Total Biaya Bahan Baku Rp. xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. xxx
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp. xxx
Biaya perbaikan dan pemeliharaan
Mesin
Rp. xxx
Biaya Listrik dan Air Rp. xxx
Biaya Rupa-rupa overhead Rp. xxx
Total Biaya Overhead Pabrik Rp. xxx
Total Biaya Produksi Rp. xxx
Total Biaya Barang Dalam Proses Rp. xxx
Persediaan Barang Dalam Proses
Akhir
(Rp. xxx)
Harga Pokok Produksi Rp. xxx
9. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
Metode penentuan harga pokok produk adalah dengan
membebankan semua biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik) baik bersifat tetap maupun variable
kepada produk atau jasa. Unsur-unsur biaya pada harga pokok produksi
terdapat pada dua pendekatan yaitu metode full costing dan variable
costing (Halim et al, 2013:47).
14
a. Metode pendekatan full costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik, baik variable maupun tetap ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi, dan umum)
(Widilestariningtyas et al, 2012:16).
Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode full
costing terdiri dari unsur biaya produk berikut ini:
Biaya Bahan Baku xx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Biaya Overhead Pabrik Tetap xx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xx
Harga Pokok Produk xx ………..1
Menurut (Mulyadi, 2014), metode penentuan harga pokok
produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya ke
dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur
biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu
full costing dan variable costing.
b. Metode pendekatan variable costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variable
saja ke dalam harga pokok produk. Metode variable costing ini
dikenal dengan nama direct costing (Widilestariningtyas et al,
2012:67).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur
harga pokok produk menurut metode ini meliputi:
Biaya Bahan Baku xx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xx
Biaya Overhead Pabrik Variabel xx
Harga Pokok Produksi xx ………2
15
10. Format Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan
Pendekatan Full Costing
Berikut format laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan
pendekatan Full Costing ditujukan pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2 2 Format Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur Pendapatan Penjualan
Rp. xxx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Produk Jadi Rp. xxx
Harga Pokok Produksi:
Persediaan awal produk dalam proses Rp. xxx
Biaya produksi:
Biaya Bahan Baku Rp. xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. xxx
Biaya overhead pabrik Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Persediaan Akhir Produk Dalam Proses Rp. xxx
Harga Pokok Produksi Rp. xxx
Harga Pokok Produk yang tersedia
untuk dijual
Rp. xxx
Persediaan Akhir Produk Jadi Rp. xxx
Harga Pokok Penjualan
Rp. xxx
Laba atau rugi kotor
Rp. xxx
Biaya Usaha
Biaya Administrasi & Umum Rp. xxx
Biaya Pemasaran Rp. xxx
Rp. xxx
Laba atau Rugi Usaha
Rp. xxx
Pendapatan di luar usaha Rp. xxx
Biaya di luar usaha Rp. xxx
16
Rp. xxx
Laba atau rugi sebelum pajak
Rp. xxx
Pajak penghasilan
Rp. xxx
Laba/Rugi bersih setelah pajak
Rp. xxx
Sumber: (Mulyadi, 2012:21)
11. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi
Metode pengumpulan harga pokok produksi ada dua jenis yaitu
metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses
a. Produksi atas dasar pesanan
Menurut Mulyadi (2014:72) Metode perhitungan biaya
berdasarkan pesanan yaitu dalam metode ini biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
pesanan tersebut dalam jumlah satuan produk dalam pesanan yang
bersangkutan. Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya
pesanan dari langganan/pembeli melalui dokumen pesanan
penjualan (sales order), yang membuat jenis dan jumlah produk
yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan, tanggal pesanan
diterima dan harus diserahkan. Atas dasar pesanan penjualan akan
di buat perintah produksi untuk melaksanakan kegiatan produksi
sesuai dengan yang dipesan oleh pembeli. Harga pokok pesanan
dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang
dinikmati oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan
akan dihitung pada saat pesanan selesai. Untuk menghitung biaya
satuan, jumlah biaya produksi pesanan tertentu dibagi jumlah
produksi pesanan yang bersangkutan. Karakteristik usaha
perusahaan yang menggunakan sistem penentuan biaya berdasarkan
pesanan.
17
Manfaat harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah:
1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
2. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
3. Memantau realisasi biaya produksi
4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses
b. Produksi atas dasar proses
Menurut Mulyadi (2014:84) metode perhitungan biaya
berdasarkan proses yaitu dalam metode ini biaya produksi
dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan
biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi dalam proses tertentu selama periode tertentu dengan
jumlah produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka
waktu yang bersangkutan.
Karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan sistem
penentuan biaya berdasarkan proses yaitu:
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk
jangka waktu tertentu.
Manfaat harga pokok produksi berdasarkan proses yaitu:
1. Menentukan harga jual produk
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodic
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca
18
12. Pencatatan Metode Harga Pokok Pesanan
Tabel 2 3 Jurnal Pencatatan Harga Pokok Pesanan a. Jurnal Bahan Baku
1. Untuk pembelian bahan baku dicatat dengan jurnal menggunakan metode
prepertual
Persediaan bahan baku xxx
Utang usaha/Kas xxx
Pembelian xxx
Utang usaha/Kas xxx
2. Untuk penggunaan bahan baku
Barang dalam proses xxx
Persediaan bahan baku xxx
b. Jurnal pencatatan biaya tenaga kerja
1. Mencatat biaya tenaga kerja langsung
Gaji dan upah xxx
Utang gaji dan upah xxx
2. Mencatat distribusi biaya tenaga kerja
Barang dalam proses xxx
BOP sesungguhnya xxx
Biaya administrasi dan umum xxx
Biaya pemasaran xxx
Gaji dan upah xxx
c. Pencatatan biaya overhead pabrik
1. Mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi
BOP sesungguhnya xxx
Macam-macam biaya xxx
2. Membuat pembebanan BOP
Barang dalam proses xxx
BOP yang dibebankan xxx
3. BOP yang dibebankan ditutup ke BOP sesungguhnya
BOP yang dibebankan xxx
BOP sesungguhnya xxx
d. Pencatatan barang jadi
Pencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah
selesai diolah perusahaan
Persediaan barang jadi xxx
BDP-Biaya Bahan Baku xxx
19
BDP-Biaya Tenaga Kerja xxx
BDP-Biaya Overhead pabrik xxx
Atau
Persediaan barang jadi xxx
Barang dalam proses xxx
e. Pencatatan persediaan barang dalam proses
Persediaan barang dalam proses xxx
BDP-Biaya Bahan Baku xxx
BDP-Biaya Tenaga Kerja xxx
BDP-Biaya Overhead Pabrik xxx
f. Pencatatan penyerahan barang kepada pemesan
Piutang xxx
Penjualan xxx
g. Pencatatan harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan barang jadi xxx
h. Pencatatan pencapatan penjualan produk
Piutang dagang xxx
Penjualan xxx
(Sujarweni, 2015:74-76)
13. Karakteristik Harga Pokok Pesanan
Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Tujuan produksi perusahaan untuk melayani pesanan pembeli yang
bentuknya tergantung pada spesifikasi pemesan, sehingga
produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan
identitasnya secara jelas.
b. Setiap pesanan memiliki spesifikasi tersendiri dan setiap jenis
produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
c. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya
dengan produk menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi
tidak langsung.
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok
pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi,
20
sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga
pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka
e. Jumlah total harga pokok untuk pesanan tertentu dihitung pada saat
pesanan yang bersangkutan selesai, dengan menjumlahkan semua
biaya yang dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan
f. Harga pokok satuan untuk pesanan tertentu dihitung dengan
membagi jumlah total harga pokok pesanan yang bersangkutan
dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
14. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Per Pesanan
Adapun manfaat dari harga pokok produksi per pesanan yaitu antara
lain:
a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
c. Memantau realisasi biaya produksi
d. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam
proses yang disajikan dalam neraca
15. Kartu Harga Pokok
Kartu harga pokok merupakan catatan yang penting dalam metode
harga pokok pesanan. Kartu harga pokok ini berfungsi sebagai rekening
pembantu, yang digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi tiap
pesanan produk. Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu
dicatat secara rinci dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan. Biaya produksi dipisahkan menjadi biaya produksi
langsung terhadap pesanan tertentu dan biaya produksi tidak langsung
dalam hubungannya dengan pesanan tersebut. Biaya produksi langsung
dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan secara
langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung di catat dalam kartu
harga pokok berdasarkan suatu tarif tertentu. Berikut contoh format
kartu harga pokok pesanan ditujukan pada tabel 2.4. sebagai berikut:
21
Tabel 2 4 Format kartu Harga Pokok
PT Evinda
Batam
Kartu Harga Pokok
No. Pesanan : Pemesan :
Jenis Produk : Sifat Pesanan :
Tanggal Pesan : Jumlah :
Tanggal Selesai : Harga Jual :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Biaya Overhead Pabrik
Tgl No.
BPBG
Ket
.
Jumlah Tgl No.
Kartu
Jam
Kerja
Jumlah Tgl Jam
Mesin
Tarif Jumlah
16. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Dalam menetapkan besarnya BOP yang dibebankan pada produk
suatu perusahaan didasarkan pada tarif yang sudah ditentukan di awal.
Besar biaya overhead pabrik tidak berdasarkan BOP yang sesungguhnya
terjadi. Penentuan tarif tersebut didasarkan pada beberapa sifat dari
biaya overhead pabrik, Langkah-langkah dalam penentuan overhead
pabrik yaitu:
a. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Dalam melakukan penyusunan anggaran BOP harus
diperhatikan tingkat produksi atau kapasitas yang dipakai sebagai
dasar penaksiran jumlah anggaran BOP. Kapasitas tersebut adalah
sebagai berikut:
-Kapasitas Teoritis adalah kapasitas maksimal yang bisa dihasilkan
oleh suatu departemen atau pabrik dalam kondisi yang sempurna
tanpa adanya hambatan baik itu dari internal atau dari eksternal
perusahaan.
22
-kapasitas Praktis adalah kapasitas yang bisa dicapai oleh
departemen setelah diperhitungkan adanya berbagai hambatan yang
tidak bisa dihindarkan dari internal perusahaan.
-kapasitas Normal adalah kapasitas yang bisa dicapai oleh
departemen atau pabrik setelah dikurangi dengan berbagai
hambatan yang terjadi pada internal perusahaan untuk jangka
Panjang.
-kapasitas jangka pendek adalah kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan.
b. Menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada
produk
Sebagaimana sudah diuraikan diatas sebelumnya bahwa
Langkah awal dalam penentuan tarif BOP adalah Menyusun
anggaran BOP. Sedangkan dasar penyusunan anggaran BOP adalah
kapasitas normal atau kapasitas sesungguhnya yang diharapakan.
Maka dasar yang dipakai untuk pembebanan BOP pada produksi
adalah satuan produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, jam tenaga kerja langsung, dan jam mesin.
Ada berbagai macam dasar yang dapat digunakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk antara lain:
a. Satuan Produk
Untuk dapat menentukan tarif BOP atas dasar satuan
produk maka bisa dihitung dengan cara membagi taksiran
biaya overhead pabrik dengan jumlah satuan yang dihasilkan
dan hasilnya adalah tarif BOP per unit produksi. Apabila
dirumuskan adalah sebagai berikut:
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 = 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
Rumusan BOP yang dibebankan pada produk:
23
Tarif BOP per unit X unit yang dihasilkan pada periode
yang bersangkutan
b. Biaya Bahan Baku
Untuk dapat menentukan tarif BOP atas dasar biaya bahan
baku bisa dihitung dengan cara membagi taksiran BOP dengan
taksiran biaya bahan baku yang dinyatakan dengan persentase
dan hasilnya adalah tarif BOP dalam % dari biaya bahan baku
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝐵 𝑋 100% = %𝐵𝑂𝑃 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐵𝐵
Berdasarkan BOP yang dibebankan pada produk adalah %
BOP dari bahan yang dikeluarkan pada periode yang
bersangkutan.
c. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jika tarif BOP didasarkan pada biaya tenaga kerja
langsung maka tarif tersebut dihitung dengan cara membagi
taksiran biaya overhead pabrik dengan taksiran biaya tenaga
kerja langsung yang dinyatakan dalam persentase dengan
rumus
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑇𝐾𝐿 𝑋 100% = %𝐵𝑂𝑃 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐵𝑇𝐾𝐿
d. Jam Tenaga Kerja Langsung
Jika tarif BOP ini didasarkan pada jam tenaga kerja
langsung, maka tarif tersebut bisa dihitung dengan cara
membagi taksiran BOP dengan taksiran jam kerja langsung.
Untuk dapat menghitung tarif BOP berdasarkan jam tenaga
kerja langsung dapat digunakan rumus sebagai berikut
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑋 100%
= 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑇𝐾𝐿
24
e. Jam mesin
Jika tarif BOP didasarkan pada jam mesin, maka tarif BOP
bisa dihitung dengan membagi taksiran BOP dengan taksiran
jam mesin. Berikut merupakan rumus yang digunakan
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐵𝑂𝑃
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 = 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐵𝑂𝑃/𝐽𝑎𝑚 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛
17. Penyusutan Aset Tetap
Aktiva tetap atau asset tetap adalah kekayaan perusahaan yang
memiliki wujud, secara relative tahan lama, dan digunakan untuk
menjalankan operasional perusahaan. Untuk mengetahui factor apa saja
yang memengaruhi biaya penyusutan asset tetap dan cara
mengetahuinya
a. Faktor terjadinya penyusutan
Secara umum, ada 2 faktor yang menyebabkan nilai asset
menjadi menyusut, yakni:
1) Faktor fisik
Nilai asset perusahaan dapat menyusut dikarenakan
penggunaan yang terlalu sering, usia barang yang sudah tua, dan
berbagai kerusakan.
2) Faktor fungsional
Penyusutan nilai asset juga dapat disebabkan oleh
ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi,
sehingga asset tersebut perlu diganti dengan yang baru.
Biaya penyusutan asset dibebankan di setiap periode akuntansi.
Biaya ini merupakan taksiran yang keakuratannya sangat tergantung
pada ketelitian dalam penghitungannya. Setidaknya ada 3 faktor
yang memengaruhi biaya penyusutan asset:
25
a) Harga perolehan (cost)
Harga perolehan mengacu pada biaya total untuk membeli
asset. Biaya inilah yang menjadi dasar perhitungan seberapa
besar depresiasi yang harus dialokasikan per periode akuntansi.
Harga perolehan termasuk biaya pengiriman, pajak
penjualan, dan bea cukai, serta biaya persiapan lokasi,
pemasangan, dan pengujian. Saat memperoleh property, harga
perolehan dapat mencakup survei, biaya penutupan dan
pelunasan hak gadai
b) Nilai sisa (residu)
Nilai residu adalah nilai jual Kembali suatu asset pada akhir
masa manfaatnya. untuk menentukan jumlah biaya asset yang
akan disusutkan, nilai residu harus dikurangi dari biaya asset
tetap. Dengan demikian, nilai residu digunakan sebagai
komponen perhitungan penyusutan
c) Umur ekonomis aktiva
Umur eknomis aktiva adalah periode waktu yang diharapkan
selama asset berguna bagi pemiliknya. Umur ekonomis suatu
asset bisa berbeda dari umur aktualnya. Penting bagi bisnis untuk
memperkirakan umur ekonomis suatu asset, supaya mereka
dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi
atau mengalokasikan dana untuk peralatan yang baru.
b. Metode perhitungan penyusutan aktiva tetap
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar penyusutan atau depresiasi dari suatu asset tetap.
Berikut ini adalah metode yang paling umum digunakan:
1) Metode penyusutan garis lurus
Dalam metode penyusutan garis lurus (straight line method),
nilai penyusutan dari suatu asset tetap akan selalu sama hingga
akhir umur ekonomisnya.
26
Rumus :
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
2) Metode satuan hasil produksi
Metode satuan hasil produksi menghitung biaya penyusutan
berdasarkan penggunaan aktual asset. Menurut metode ini,
beban penyusutan aktiva tetap ditetapkan berdasarkan jumlah
satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan.
Rumus :
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘
=𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
3) Metode jam jasa
Metode ini biasanya berguna untuk mendepresiasi kendaraan
atau transportasi perusahaan. Metode ini memperhitungkan
masa hidup asset untuk menghitung depresiasi. Dengan metode
ini, penyusutan dihitung dengan membagi total biaya bersih
asset dengan perkiraan masa kerjanya. Misalnya, dalam kasus
mobil, masa pakainya adalah jarak tempuh efektif.
Rumus :
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑟 𝐽𝑎𝑚 =𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
4) Metode penjumlahan angka tahun
Metode penjumlahan angka tahun adalah bentuk penyusutan
yang dipercepat yang didasarkan pada asumsi bahwa
produktivitas asset menurun seiring dengan berjalannya waktu.
Metode ini berupaya untuk membebankan biaya penyusutan
yang lebih tinggi pada tahun-tahun awal umur ekonomis asset,
karena asset tersebut paling produktif di tahun-tahun awal
penggunaannya.
27
1
Rumus :
𝑆𝑖𝑠𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑋 (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)
18. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Bagan alir adalah suatu model yang menggambarkan aliran data
dan proses untuk mengolah data dalam suatu system (mulyadi,
2016:45). Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan aliran
data dan proses untuk mengolah data dalam suatu system disajikan pada
gambar berikut:
Tabel 2 5 Simbol Bagan Alir Dokumen
Simbol Nama
simbol
Keterangan
Dokumen
Simbol ini digunakan
untuk
menggambarkan
semua jenis dokumen,
yang merupakan
formular yang
digunakan untuk
merekam data
terjadinya suatu
transaksi. Nama
dokumen
dicantumkan ditengah
simbol
Dokumen
dan
Tebusannya
Simbol ini digunakan
untuk
menggambarkan
dokumen asli dan
tembusannya. Nomor
lembar dokumen
dicantumkan di sudut
kanan atas
2
Faktur
28
Berbagi
Dokumen
Simbol ini digunakan
untuk
menggambarkan
berbagai jenis
dokumen yang
digabungkan bersama
di dalam satu paket.
Nama dokumen
dituliskan di dalam
masing-masing
simbol dan nomor
lembar dokumen
dicantumkan di sudut
kanan atas simbol
dokumen yang
bersangkutan
Catatan
Simbol ini digunakan
untuk
menggambarkan
catatan akuntansi
yang digunakan untuk
mencatat data yang
direkam sebelumnya
didalam dokumen
atau formular. Nama
catatan akuntansi
dicantumkan di dalam
simbol ini
Penghubung
pada
halaman
yang sama
(onepage
connector)
Simbol ini digunakan
untuk
menggambarkan
bagan alir, arus
dokumen dibuat
mengalir dari atas ke
bawah dan dari kiri ke
kanan dan untuk
29
memungkinkan aliran
dokumen berhenti
disuatu lokasi pada
halaman tertentu dan
Kembali berjalan di
lokasi lain pada
halaman yang sama
Akhir arus
dokumen
Untuk mengarahkan
pembaca ke symbol
penghubung halaman
yang sama yang
bernomor seperti
yang tercantum di
dalam simbol teresbut
Awal arus
dokumen
Awal arus dokumen
yang berasal dari
symbol penghubung
halaman yang sama,
yang bernomor
seperti yang
tercantum di dalam
symbol tersebut
Penghubung
pada
halaman
yang
berbeda (off-
page
connector)
Untuk menunjukan
kemana dan
bagaimana began alir
terkait satu dengan
lainnya
Keying
Menggambarkan
pemasukan data ke
dalam komputer
melalui On-line
Terminal
30
Pita
magnetic
Simbol ini
menggambarkan arsip
komputer yang
berbentuk pita
magnetik. Nama arsip
ditulis di dalam
simbol
On-line
stronge
Symbol ini
menggambarkan arsip
computer yang
berbentuk On-line (di
dalam memory
komputer)
Keputusan
Simbol ini
menggambarkan
keputusan yang harus
dibuat dalam proses
pengolahan data.
Keputusan yang
dibuat ditulis di dalam
simbol
Garis alir
Pengolahan data.
Anak panah tidak
digambarkan jika arus
dokumen mengarah
kebawah dan
kekanan. Jika arus
dokumen mengalir ke
atas atau ke kiri, anak
panah perlu
dicantumkan.
Persimpanga
n garis alir
Simbol ini digunakan
jika dua garis alir
bertemu dan salah
satu garis mengikuti
arus garis lainnya
31
Pertemuan
garis alir
Simbol untuk
menggambarkan awal
dan akhir suatu sistem
akuntansi
Mulai/berak
hir
Simbol untuk
menggambarkan
masuk ke sistem yang
digambarkan dalam
bagan alir
Masuk ke
sistem
Simbol untuk
menggambarkan
keluar dari sistem
Sumber: (Mulyadi, 2016:47-49)
19. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi komputer adalah suatu sistem yang
mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan (Marshall B.
Romney, Paul John Steinbart, 2019:10).
Sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan
(integrasi) dari sub-sub sistem/komponen baik fisik maupun nonfisik
yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara
harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah
keuangan menjadi informasi keuangan (Azhar Susanto, 2017:80).
20. Sistem Komputer
Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang
cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara
otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan
32
menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah,
instruksi-intruksi program yang tersimpan di memori (stored program)
(Slamet Riyadhi, 2015:1).
21. Sistem Basis Data
Sistem Basis Data adalah seperangkat koordinasi beberapa file data
terpusat yang saling berhubungan yang disimpan dengan sedikit
mungkin kelebihan data. Database menggabungkan catatan yang
sebelumnya disimpan dalam beberapa file terpisah ke dalam kelompok
umum yang melayani berbagai pengguna dan aplikasi pengolahan data
(Marshall B. Romney, Paul John Steinbart, 2019:99).
Sistem Basis Data merupakan basis data dengan para pemakai yang
menggunakan basis data secara bersama-sama, personil yang
merancang dan mengelola basis data, teknik-teknik untuk merancang
dan mengelola basis data, serta sistem komputer yang mendukungnya
(Pamungkas, 2017:6).
22. Database Management System (DBMS)
DBMS adalah program yang mengelola dan mengendalikan data
serta menghubungkan data dan program-program apilkasi yang
menggunakan data yang disimpan dalam database (Marshall B.
Romney, Paul John Steinbart, 2019:100).
DBMS merupakan kumpulan file yang saling berkaitan bersama-
sama dengan program untuk pengelolaannya (Subandi, Yahidi, 2018:7).
23. Normalisasi
Normalisasi adalah teknik dengan melakukan sebuah pendekatan
buttom-up yang digunakan dalam membantu mengidentifikasikan
hubungan (Indrajani, 2015:7).
Normalisasi merupakan tahapan pengelompokan komponen data
yang menjadi tabel yang menunjukkan entitas pada suatu relasi (Lubis,
2016:55).
33
24. Relasi
Relationship adalah kesesuaian antar beberapa entity. Relationship
set adalah hubungan matematika antara entity n>2, tiap bagiannya
diambil dari satuan entity {(e1, e2, … en) | el l E1, e2 I E2, …, en I En}
dimana (e1, e2, …, en) adalah relationship (Billy Sabella, 2019:14).
25. MySQL
MySQL merupakan RDBMS (server database) yang dapat
mengelola database dengan sangat cepat, dapat menampung data dalam
jumlah sangat besar, dpaat diakses oleh banyak user (Budi Raharjo,
2015:16).
MySQL adalah salah satu aplikasi DBMS yang sudah sangat banyak
digunakan oleh pemrogram aplikasi web (Kawistara, 2017:175).
26. PHP
PHP adalah suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk
menerjemahkan baris kode program menjadi kode mesin yang dapat
dimengerti oleh komputer yang berbasis server-side yang dapat
ditambahkan ke dalam HTML (Supomo, Putratama, 2016:3).
PHP merupakan salah satu bahasa pemrograman berbasis web yang
ditulis oleh dan untuk pengembang web (Solichin, 2016:11).
27. HTML
HTML merupakan bahasa pemrograman web yang
memberitahukan peramban web (web browser) bagaimana menyusun
dan menyajikan konten di halaman web (Solichin, 2016:10).
HTML (Hypertext Markup Language) adalah bahasa standard yang
digunakan untuk menampilkan halaman web (Hidayatullah, Kawistara,
2017:15).
28. CSS
CSS adalah suatu bahasa pemrograman web yang digunakan untuk
mengendalikan dan membangun berbagai komponen dalam web
sehingga tampilan web akan lebih rapi, terstruktur, dan seragam
(Wahyudi, 2017).
34
CSS berfungsi untuk membuat tampilan lebih rapi dan menarik
(Hidayatullah, Kawistara, 2017:83).
B. Hasil Pnelitian Terdahulu
Tabel 2 6 Perbandingan Hasil Penelitian Terdahulu
Aspek
Avita Ratna Sari
D020317003
Jurusan Akuntansi
Program Studi
Komputerisasi
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin 2020
Intan Melani
Kusuma
D010316014
Jurusan Akuntansi
Program Studi
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin 2020
Indra Bayu
Kusuma
D020318008
Jurusan Akuntansi
Program Studi
Komputerisasi
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin 2021
(1) (2) (3)
a. Judul Program Aplikasi
Perhitungan
Harga Pokok
Produksi Rumah
dengan Metode
Harga Pokok
Pesanan
Menggunakan
php pada PT
Fitria Trans
Tamara
Perhitungan Harga
Pokok Produksi
Rumah TIpe 36
Menggunakan
Metode Harga
Pokok Pesanan
Full-Costing pada
PT Jofa Dini
Lestari Banjarmasin
Program Aplikasi
Perhitungan Harga
Pokok Produksi
Gorden dengan
Metode Harga Pokok
Pesanan
Menggunakan php
pada Purnama
Gorden Banjarmasin
b. Objek Penelitian Harga Pokok
Produk
Harga Pokok
Produk
Harga Pokok Produk
c. Tempat Penelitian PT Fitria Trans
Tamara
PT Jofa Dini
Lestari Banjarmasin
Toko Purnama
Gorden
a. Rumusan
Masalah
Bagaimana
perhitungan
harga pokok
produksi
rumah
dengan
metode
Bagaimana
Penggolongan
biaya yang tepat
dalam
perhitungan
pokok produksi
rumah tipe 36
Bagaimanakah
perhitungan
harga pokok
produksi gorden
dengan metode
harga pokok
pesanan sesuai
35
harga pokok
pesanan
menurut
konsep
akuntansi
biaya pada
PT Fitria
Trans
Tamara?
Bagaimana
membuat
program
aplikasi
perhitungan
harga pokok
produksi
rumah
dengan
metode
harga pokok
pesanan
menggunaka
n php pada
PT Fitria
Trans
Tamara
menurut
akuntansi biaya?
Bagaimana
Perhitungan
harga pokok
produksi rumah
tipe 36 yang
sesuai dengan
metode harga
pokok pesanan
Full-Costing?
konsep akuntansi
biaya pada
Purnama
Gorden?
Bagaimana
membuat
program aplikasi
perhitungan
harga pokok
produksi gorden
dengan metode
harga pokok
pesanan
menggunakan
php pada
Purnama Gorden
b. Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui
bagaimana
perhitungan
harga pokok
produksi
rumah dengan
metode harga
pokok
pesanan
Untuk
mengetahui
penggolongan
biaya yang tepat
dalam
perhitungan
pokok produksi
rumah tipe 36
menurut
akuntansi biaya
Untuk mengetahui
bagaimana
perhitungan harga
pokok produksi
gorden dengan
metode harga
pokok pesanan
menurut konsep
akuntansi biaya
36
menurut
konsep
akuntansi
biaya pada PT
Fitria Trans
Tamara
Untuk
menghasilka
n program
aplikasi
perhitungan
harga pokok
pesanan
menggunaka
n php pada
PT Fitria
Trans
Tamara
Untuk
mengetahui
Perhitungan
harga pokok
produksi rumah
tipe 36 yang
sesuai dengan
metode harga
pokok pesanan
Full-Costing
pada Purnama
Gorden
Untuk
menghasilkan
program aplikasi
perhitungan harga
pokok produksi
gorden dengan
metode harga
pokok pesanan
menggunakan php
pada Purnama
Gorden
c. Metode
Penelitian
Harga Pokok
Pesanan
Harga Pokok
Pesanan
Harga Pokok
Pesanan
d. Hasil Penelitian Program Aplikasi
Perhitungan
Harga Pokok
Produksi Rumah
dengan Metode
Harga Pokok
Pesanan
Menggunakan
php pada PT
Fitria Trans
Tamara
Pehitungan Harga
Pokok Produksi
Rumah Tipe 36
Menggunakan
Metode Harga
Pokok Pesanan
Full-Costing pada
PT Jofa Dini
Lestari Banjarmasin
Program Aplikasi
Perhitungan Harga
Pokok Produksi
Gorden dengan
Metode Harga Pokok
Pesanan
Menggunakan php
pada Purnama
Gorden Banjarmasin
e. Persamaan dan
Perbedaan
Penelitian
Membahas
tentang
perhitungan
harga pokok
Membahas
tentang
perhitungan harga
pokok produk
Membahas tentang
pehitungan harga
pokok produk
dengan metode
37
produk
dengan
metode
harga pokok
pesanan
Metode Full
Costing
Objek
penelitian
pada bidang
usaha
perumahan
Membuat
program
aplikasi
Program
aplikasi
yang
digunakan
menggunaka
n program
php
dengan metode
harga pokok
pesanan
Metode Full
Costing
Objek penelitian
pada bidang
usaha perumahan
Tidak membuat
program aplikasi
harga pokok
pesanan
Metode Full
Costing
Objek penelitian
pada bidang usaha
Gorden
Membuat program
aplikasi
Program aplikasi
yang digunakan
menggunakan
program php
Penyempurnaan
program seperti
penambahan user
Sumber : Dibuat oleh penulis
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penilitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan
studi kasus. Jenis penelitian studi kasus adalah salah satu jenis penelitian
kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam
terhadap program, kejadian, proses, aktivitas terhadap satu atau lebih
orang (Sugiyono, 2016:15).
Dalam penulisan studi kasus ini, penulis melakukan penelitian
dengan pembahasan secara mendalam dan menggambarkan terhadap
fakta, peristiwa, dan kejadian yang terjadi berkaitan tentang perhitungan
harga pokok produksi gorden khususnya pada jenis gorden blackout
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan Full Costing pada
Purnama Gorden.
B. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Harga Pokok Pesanan
Metode harga pokok pesanan adalah biaya-biaya produksi yang
dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per
satuan yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan tersebut dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan dengan
jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan (Mulyadi,
2012:35).
Didalam metode ini ditentukan apabila toko tersebut dalam
produksi melakukan pesanan terlebih dulu baru tahap memproduksi
pesanan tersebut. Dalam produksinya Toko Purnama Gorden
menggunakan metode harga pokok pesanan.
2. Harga Pokok Produk
Harga Pokok Produk merupakan metode penentuan biaya
produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke
dalam biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya
39
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang
berperilaku variable maupun tetap (Mulyadi, 2012).
Dalam metode ini toko purnama gorden melakukan perhitungan
hanya menggunakan buku dan dalam perhitungannya tidak
menggunakan metode apapun.
3. Program Aplikasi Perhitungan HPP dengan PHP
Program aplikasi merupakan software atau perangkat lunak
komputer yang dibuat untuk tugas tertentu. Program aplikasi
perhitungan harga pokok produksi akan dihitung dengan menggunakan
program aplikasi berbasis php sebagai front end dan php My Admin
sebagai back end dalam halaman atau database perhitungan harga pokok
produksi pada purnama gorden.
Dalam metode ini dengan adanya program aplikasi perhitungan HPP
dengan php agar dapat mempermudah perhitungan di toko purnama
gorden
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data yang Dikumpulkan
a. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau
data kuantitatif yang diangkakan (scoring). Data kuantitatif
dalam penelitian ini adalah menggunakan data dari RAB
Rencana Anggaran Biaya dengan memakai gorden blcakout
pada Purnama Gorden (Sugiyono, 2015:23).
b. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat, kata,
atau gambar. Data kualitatif dalam penelitian ini berupa sejarah
singkat, tanda daftar usaha seperti Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) serta sistem yang diterapkan dalam perhitungan harga
penjualan produk gorden di Purnama Gorden (Sugiyono,
2015:23).
40
2. Sumber Data yang Dikumpulkan
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak
pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak dan lain-lain.
Data primer diperoleh dari pihak toko melalui observasi dan
wawancara langsung ke tempat penelitian. Data primer dalam
penelitian ini adalah sejarah singkat toko, Struktur anggota toko,
serta sistem yang berjalan pada toko Purnama Gorden dalam
melakukan proses produksi Gorden (Suharsimi Arikunto,
2013:172).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan
cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain
yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen. Data
sekunder dikumpulkan dari informasi yang diperoleh melalui
orang lain atau dokumen yang dimiliki oleh toko. Data sekunder
dalam penelitian ini seperti Surat Izin Usaha Perdagangan
(SIUP) (Sugiyono, 2012:141).
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian perlu adanya suatu metode yang perlu
ditempuh oleh peneliti sebagai Langkah-langkah yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain:
1. Studi Lapangan
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
dilaksanakan dengan proses tanya jawab secara langsung dengan
pemilik atau pimpinan Purnama Gorden, bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang tepat dan akurat. Adapun materi
yang dibahas dalam wawancara yaitu berkaitan tentang sejarah
41
berdirinya toko, struktur anggota, hal-hal yang berkaitan dalam
perhitungan biaya produksi, dan lain-lain.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilaksanakan adalah dengan mengumpulkan
data-data dokumen dari pihak toko yang berkaitan dengan tema
penelitian yang diangkat oleh penulis. Data dokumentasi dalam
penelitian ini seperti SIUP, Rancangan Anggaran Biaya (RAB),
serta struktur anggota toko.
c. Observasi
Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan menggunakan metode pengamatan secara langsung.
Observasi di dalam penelitian ini yaitu meneliti dan melakukan
pengamatan secara langsung dengan berkunjung ke lokasi
Purnama Gorden.
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan
referensi dan mempelajarinya dan literatur yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian
E. Teknik Analisa Data
Teknik Analisa data adalah proses mencari data, Menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis,
Menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan di
pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010:335).
Dalam penelitian ini melakukan identifikasi permasalahan dalam
toko, hal ini diperlukan untuk kemudian di analisis sehingga
menghasilkan sebuah kesimpulan dan saran bagi toko sehingga
harapannya pihak toko bisa menajalankan usahanya lebih maksimal.
42
Adapun Langkah-langkah dalam melakukan Analisa data penelitian
yaitu:
1. Analisa dan Perhitungan Harga Pokok Produk
Teknik Analisa data adalah proses mencari data, Menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesis, Menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan
yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2010:335).
Berikut Analisa perhitungan harga pokok produk pada
penelitian ini:
a. Mengumpulkan data-data mengenai biaya produksi seperti biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dan
biaya non produksi berdasarkan dari RAB jenis gorden blackout
pada Purnama Gorden.
b. Menggolongkan biaya produksi dan non produksi sesuai
penggolongan yang seharusnya menurut teori akuntansi biaya
dari RAB pada Purnama Gorden.
c. Menyusun flowchart atau began alur untuk perolehan harga
pokok produk, berikut alur penggambaran untuk memperoleh
harga pokok produk:
43
Tabel 3. 1 Alur Flowchart Harga Pokok Produk
Sumber: Dibuat oleh penulis
2. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Harga
Pokok Pesanan
Penulis membuat perhitungan harga pokok produksi dengan
metode harga pokok pesanan. Metode ini dilakukan berdasarkan
pesanan yang melibatkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
Berikut langkah yang dilakukan oleh penulis dalam pehitungan
harga pokok produk pada penelitian ini:
44
1) Lakukan penggolongan biaya produksi sesuai dengan unsur
biaya yang diperlukan dalam perhitungan harga pokok produksi
yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik untuk jenis gorden blackout
2) Melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan
metode harga pokok pesanan dan kemudian menghasilkan harga
pokok produksi
3) Membuat kartu harga pokok pesanan
4) Mencatat RAB yang diperlukan pada Purnama Gorden
5) Membuat laporan harga pokok produksi
6) Melakukan perbandingan antara perhitungan dari RAB Purnama
Gorden dengan perhitungan yang dilakukan oleh penulis
7) Penulis menarik simpulan dan saran yang ditentukan pada
Purnama Gorden
3. Desain Program Aplikasi
a. Desain Database
1) Desain tabel
Pada tahap ini yaitu membuat desain tabel-tabel yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Purnama
Gorden dalam pembuatan rancang bangun program aplikasi
tersebut. Adapun desain tabelnya yaitu tabel user, tabel
bahan baku, tabel biaya tenaga kerja langsung, tabel biaya
overhead pabrik, tabel bop bahan penolong, tabel tambahan
overhead, tabel asset tetap, tabel produk, dan tabel
pemesan.
2) Relasi antar tabel
Pada tahap ini yaitu membuat relasi antar tabel-tabel
yang sudah dibuat sesuai bentuk normal (3NF) agar tidak
terjadi perulangan dalam sistem tersebut.
45
b. Desain masukan
Pada tahap ini yaitu membuat desain masukkan yang terdiri
dari, input data master yang berisi input bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, data produk, data
pemesan, dan input transaksi berupa transaksi harga pokok
produksi dan kartu harga pokok pesanan.
c. Desain keluaran
Pada tahap ini yaitu membuat desain keluaran dari input
proses yaitu data pada setiap master data yaitu biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, data produk,
data pemesan, dan laporan dari proses transaksi yaitu laporan
harga pokok produksi dan laporan harga pokok pesanan..
d. Bentuk alur program aplikasi
Desain masukan (inputan) pada program aplikasi serta
menghasilkan sebuah keluaran (output) berbentuk laporan harga
pokok produk dan laporan harga pokok pesanan.
Tabel 3. 2 Alur Program Aplikasi (Harga Pokok Produk)
Sumber: Dibuat oleh penulis
46
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahapan pengembangan yang
meliputi proses pembuatan program, pengujian dan
pengoperasian. Dalam tahapan ini penulis membuat program
aplikasi perhitungan harga pokok pesanan menggunakan php.
Kemuadian setelah dibuat maka akan dilakukan pengujian dan
pengoperasian terhadap program tersebut agar dibandingkan
dengan sistem manual di Purnama Gorden, dengan sistem
aplikasi yang telah terkomputerisasi.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Purnama gorden adalah toko yang bergerak dibidang usaha
industri gorden telah mendapatkan izin dan telah memiliki surat izin
yang di keluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dengan nomor SIUP: No. 0244010132363 yang
di keluarkan pada tahun 2020. Purnama gorden didirikan oleh bapak
Anang Hamid selaku pemilik pada tahun 2002.
Proyek gorden di bangun oleh Purnama gorden yang beroperasi
di Jl Mahligai Km 7, Kel. Pemurus Dalam, Kec. Banjarmasin
Selatan, Kota Banjarmasin, Prov. Kalimantan Selatan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah suatu susunan atau perkumpulan yang di
bentuk dengan tujuan agar suatu perusahaan dapat berjalan. Struktur
organisasi merupakan suatu susunan pemabagian kerja atau susunan
jabatan yang berbeda namun tetap bekerja sama agar tercapainya
visi dan misi yang di inginkan perusahaan tersebut. Adapun struktur
organisasi Purnama gorden adalah sebagai berikut:
Bagan 4.1 Struktur Organisasi
Purnama Gorden
Sumber: Purnama Gorden
Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing pada
struktur organisasi Purnam Gorden sebagai berikut:
Pemilik
Anang Hamid
Bagian Produksi
Bagian Admin
48
1. Pemilik
Pemilik adalah orang yang bertanggung jawab atas usaha
yang sedang berjalan di purnama gorden dan mengawasi
jalannya usaha dan memberikan nasehat atau arahan kepada
karyawan.
2. Bagian Produksi
Bagian produksi adalah bagian yang mana tugasnya
memproduksi yang dari bahan baku sampai produk jadi
3. Bagian Admin
Bagian admin adalah bagian yang bertugas mengelola alur
keuangan dan melayani costumer yang ingin memesan di
purnama gorden
3. Proses produksi
Proses produksi adalah tahapan atau rangkaian yang dilakukan
dari bahan baku sampai produk jadi yang di proses menggunakan
tenaga kerja, mesin atau peralatan sehingga menghasilkan produk
yang bernilai jual.
Adapun proses produksi atau serangkaian tahapan dalam
memproduksi gorden di Purnama Gorden adalah sebagai berikut:
Bagan 4.2 Proses Produksi Gorden pada Purnama Gorden
Sumber: Purnama Gorden
Pekerjaan Ukur Kain dan Pemotongan
Pekerjaan Penjahitan
Pekerjaan Di gosok
Pekerjaan Pengeringan
49
Berikut penjelasan tahapan-tahapan proses produksi gorden :
a. Pekerjaan Ukur Kain dan Pemotongan
Pekerjaan ukur kain dan pemotongan merupakan pekerjaan
mendasar dalam sebuah membuat gorden. Ukur kain merupakan
unit yang terpenting karena akan berpengaruh pada bentuk suatu
gorden jika mengalami kesalahan pada bagian ukur maka akan
tidak sempurna lah gordennya. Hal pertama yang dilakukan
adalah kain kita ukur terlebih dahulu sesuai keinginan
konsumen. Tahapan berikutnya setelah kain di ukur lalu kain di
potong sesuai ukuran yang sudah di pesan oleh konsumen,
misalnya untuk badannya tingginya 225CM, lalu di potong
25CM untuk lipatan bawah dan atas.
b. Pekerjaan Penjahitan
Pekerjaan penjahitan merupakan pekerjaan tahap
berikutnya setelah selesai di ukur dan dipotong, proses
penjahitan merupakan pekerjaan yang harus teliti dan rapi dalam
pengerjaannya, karena jika meleset sedikit maka hasilnya kurang
memuaskan untuk konsumen. Kain yang telah di ukur dan telah
dilakukan pemotongan lalu kain tersebut dijahit bagian atas
untuk pulkras atau smox reng dan dijahit juga bagian bawahnya.
c. Pekerjaan Di Gosok
Pekerjaan Digosok merupakan pekerjaan tahap selanjutnya
setelah dilakukan penjahitan. Kain yang telah dijahit tersebut
kemudian digosok atau dipres agar kain tersebut bisa rapi dan
lurus dan bisa menjaga keawetan kain tersebut.
d. Pekerjaan Pengeringan
Pekerjaan pengeringan merupakan pekerjaan tahap terakhir
setelah di gosok, Kain yang telah digosok tadi lalu dikeringkan
agar kain tersebut tidak lepas jahitan-jahitannya dan bisa
mendapatkan hasil yang maksimal untuk konsumen.
50
4. Perhitugan Harga Jual Menurut Purnama Gorden
Purnama gorden dalam menentukan harga jualnya pada gorden
dengan jenis gorden blackout yaitu sebesar penentuan harga jual
berdasarkan dari perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang
dibuat oleh pihak Purnam Gorden. RAB per unit gorden tipe
blackout diuraikan pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4. 1 RAB (Rencana Anggaran Biaya) Gorden/Pesanan Blackout
No Uraian Volume Satuan Harga
Satuan
Jumlah
Harga
(Rp.) (Rp.)
A. Biaya Sewa Gedung 1 Unit 2.084.000 2.084.000
Total Biaya Tambahan 2.084.000
B. Biaya Fisik Pembuatan
(I) Bahan
1 Kain 21 Meter 150.000 3.150.000
2 Smokring 11 Meter 15.000 165.000
3 Benang 2 Pcs 2.000 4.000
4 Rel Aluminium 3 Meter 15.000 45.000
5 Rel Bulat 6 Meter 45.000 270.000
6 Hock 4 Pcs 25.000 100.000
7 Gantungan Tali 4 Pcs 17.500 70.000
Total Biaya Bahan 3.804.000
(II) Upah Pekerja
1 Upah Tukang Jahit 21 Meter 15.000 315.000
2 Upah Tukang Gosok 21 Meter 1.000 21.000
3 Upah Pengiriman 1 Unit 100.000 100.000
4 Upah Tukang Pasang 1 Unit 100.000 100.000
Total Upah Pekerja 536.000
Total Biaya Keseluruhan 6.424.000
Sumber : RAB Purnama Gorden
51
Harga Kain 21M = Rp. 3.150.000
Biaya Bahan Pembuatan = Rp. 654.000
Total Biaya Baku Pembuatan = Rp. 3.804.000
Biaya Upah Pekerja = Rp. 536.000
Biaya-biaya tambahan lainnya = Rp. 2.084.000
Harga Produksi Gorden = Rp. 6.424.000
Harga Jual untuk gorden per 21 Meter = Rp 8.000.000
Rp 6.424.000
Laba kotor untuk gorden per 21 Meter = Rp 1.576.000
B. Pembahasan hasil Penelitian
Purnama Gorden bergerak di bidang usaha industry produksi
gorden. Produksi gorden ini terletak di jalan mahligai km 7.2 samping
mini market alfa Zahra Kec. Banjarmasin Timur, dalam melakukan
proses produksinya yaitu menggunakan metode pesanan, yang mana
proses kegiatan produksi akan dilakukan apabila terdapat konsumen
yang telah melakukan akad pemesanan pembelian gorden serta telah
selesai melakukan proses administrasi yang terkait dengan pihak toko.
Setelah selesai maka akan dilakukan proses produksi gorden dengan
model yang telah disepakati sebelumnya. Adapun gorden dengan jenis
blackout selama proses pengerjaan produksi gorden biasanya akan
selesai kurang lebih sekitar 2-4 Minggu pengerjaan. Adapun hasil dari
data-data di lapangan yang penulis dapatkan dari proses pengerjaan
produksi gorden milik Purnama Gorden, seperti data RAB dan data-data
lainnya. Dalam mendapatkan menentukan harga pokok produksi, belum
menggolongkan biaya-biaya yang akan atau telah dipakai. Sehingga bisa
mengabitkan berpengaruhnya terhadap penentuan harga jual produk.
Adapun perhitungan dan Langkah-langkah yang penulis sarankan
untuk mengetahui Harga Pokok Produk gorden dengan mencoba
memakai konsep akuntansi adalah sebagai berikut :
52
1. Penggolongan Biaya Yang Disarankan
Dari hasil data yang diperoleh dalam proses produksi
pengerjaan gorden, yaitu data dari RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Gorden milik Purnama Gorden. Untuk mendapatkan perhitungan
yang benar Langkah awalnya adalah menggolongkan setiap biaya-
biaya yang terkait, sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang
berlaku terdiri dari :
a. Bahan Biaya Baku
Bahan baku merupakan bahan dasar atau bahan utama yang
digunakan untuk membuat suatu produk. Bahan baku
merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh suatu
produk jadi, Adapun bahan baku yang disarankan terdiri dari
sebagai berikut :
1) Kain ukuran 21 M
2) Smokring ukuran 11 M
3) Benang ukuran 2 Pcs
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja yang berkaitan
langsung dalam kegiatan memproduksi gorden. Biaya atau upah
tenaga kerja biasanya diberikan sesuai dengan tahapan proses
produksi tersebut yang telah dikerjakan oleh para pekerja. Biaya
tenaga kerja langsung terdiri dari sebagai berikut:
1) Upah tukang jahit
2) Upah tukang gosok
3) Upah pengiriman
4) Upah tukang pasang
53
c. Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead terbagi
menjadi :
1) Biaya bahan penolong
Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang
melengkapi bahan pembuatan gorden, namun bukan bagian
dari bahan baku utama. Berikut bahan penolong terdiri dari :
1) Rel Aluminium ukuran 3 M
2) Rel Bulat ukuran 6 M
3) Hock ukuran 4 Pcs
4) Gantungan Tali ukuran 4 Pcs
2) Biaya yang timbul sebagai akibat dari penilaian aktiva tetap
Adapun aktiva tetap yang terkait dengan biaya produksi
adalah :
a. Mesin Jahit
b. Meteran
c. Gunting
d. Toko
e. Meja
f. Kursi
g. Lemari
3) Biaya overhead pabrik lain yang secara tidak langsung
memerlukan pengeluaran uang :
a) Biaya sewa Gedung
d. Biaya non produksi
1) Administrasi dan saran prasarana
Biaya administrasi dan sarana prasarana merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk keperluan
penunjang tercapainya sebuah produksi, namun sifat biaya
54
ini bukan termasuk bagian dari biaya produksi, sehingga
biaya ini masuk dalam biaya non produksi.
2. Perhitungan biaya yang disarankan
a. Biaya bahan baku
Perhitungan biaya bahan baku gorden diuraikan pada tabel
4.2 berikut :
Tabel 4. 2 Biaya Bahan Baku Gorden No Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 Kain 21 M 150.000 3.150.000
2 Smokring 11 M 15.000 165.000
3 Benang 2 Pcs 2.000 4.000
Total Biaya Rp. 3.319.000
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
Jurnal untuk mencatat pemakaian dari bahan baku tersebut
adalah sebagai berikut :
BDP - Biaya Bahan Baku Rp. 3.319.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 3.319.000
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Perhitungan biaya tenaga kerja langsung per unit gorden
diuraikan pada tabel 4.3. berikut :
Tabel 4. 3 Biaya Tenaga Kerja Langsung Gorden
No Nama Pekerjaan Jumlah (Rp.)
1 Upah tukang jahit 315.000
2 Upah tukang gosok 21.000
3 Upah tukang kirim 100.000
4 Upah tukang pasang 100.000
Total biaya Rp. 536.000
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
55
Jurnal untuk mencatat pemakaian dari tenaga kerja
langsung tersebut adalah sebagai berikut :
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 536.000
Gaji dan Upah Rp. 536.000
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang tidak bisa
dikaitkan langsung dengan produksi suatu produk maupun jasa.
Biaya overhead merupakan jenis pengeluaran yang pada semua
jenis perusahaan. Menurut sifatnya, biaya overhead pabrik
digolongkan menjadi biaya bahan penolong, biaya reparasi
pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya yang
timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap, biaya overhead
pabrik yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang
tunai. Adapun dalam pengerjaan yang terjadi pada biaya
produksi gorden di Purnama Gorden yang sesungguhnya,
penggolongan biaya overhead pabrik sesungguhnya hanya
terdapat biaya bahan penolong, biaya yang timbul akibat
penilaian terhadap aktiva tetap dan biaya overhead pabrik yang
secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai dalam
proses produksinya.
Berikut rincian dan macam-macam biaya overhead pabrik
tersebut yang disarankan oleh penulis :
1) Biaya bahan penolong
Perhitungan biaya bahan penolong gorden diuraikan
pada tabel 4.4 berikut :
56
Tabel 4. 4 Biaya bahan penolong gorden
No Nama Bahan Kuantitas Satuan Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah Harga
(Rp)
1 Rel Aluminium 3 M 15.000 45.000
2 Rel Bulat 6 M 45.000 270.000
3 Hock 4 Pcs 25.000 100.000
4 Gantungan tali 4 Pcs 17.500 70.000
Total biaya Rp. 485.000
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
2) Biaya yang timbul akibat perolehan aktiva tetap
Dalam perhitungan penyusutan aktiva tetap, penulis
menggunakan metode garis lurus. Metode ini merupakan
metode perhitungan dengan cara yang sederhana dan metode
ini merupakan metode yang paling umum digunakan di
dalam praktik lapangan. Rumus perhitungan menggunakan
penyusutan atau depresiasi tahunan sebagai berikut :
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 = 𝐻𝑃 − 𝑁𝑆
𝑛
Keterangan :
HP = Harga perolehan (cost)
NS = Nilai sisa (residu)
n = Taksiran umur kegunaan
Berikut daftar asset tetap yang dimiliki oleh Purnama
Gorden diuraikan pada tabel 4.5 berikut:
57
Tabel 4. 5 Daftar kepemilikan Aktiva tetap pada Purnama Gorden
No
Asset
Tetap
Kuantit
as
Satuan
Tahun
Perole
han
Taksira
n
Harga
Perolehan
per unit
(Rp)
Jumlah Harga
Perolehan
(Rp)
1 Mesin
Jahit
Besar
1 Buah 2005 20
Tahun
1.500.000 1.500.000
2 Mesin
Jahit
Sedang
1 Buah 2003 20
Tahun
700.000 700.000
3 Mesin
Obras
Kecil
1 Buah 2004 20
Tahun
500.000 500.000
4 Meja 1 Buah 2010 10
Tahun
300.000 300.000
5 Kursi
Sedang
3 Buah 2010 10
Tahun
40.000 120.000
6 Kursi
Besar
3 Buah 2015 10
Tahun
50.000 150.000
7 Lemari 1 Buah 2015 8
Tahun
1.750.000 1.750.000
Total Biaya 5.020.000
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
*Jumlah harga perolehan = Harga perolehan per unit x
Kuantitas
Tabel 4. 6 Perhitungan Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Metode Garis Lurus
No Nama
Bahan
Kuan
titas
Satu
an
Tahun
Peroleh
an
Taksira
n
Harga
Perolehan
per unit
(Rp)
Jumlah
Harga
Perolehan
(Rp)
Penyusutan (Rp)
1 Tahun 1
Bulan
1 Mesin
Jahit
Besar
1 Buah 2005 20
Tahun
1.500.000 1.500.000 75.000 6.250
58
2 Mesin
Jahit
Sedang
1 Buah 2003 20
Tahun
700.000 700,000 35.000 2.917
3 Mesin
Obras
Kecil
1 Buah 2004 20
Tahun
500.000 500.000 25.000 2.083
4 Meja 1 Buah 2010 10
Tahun
300.000 300.000 30.000 2.500
5 Kursi
Sedang
3 Buah 2010 10
Tahun
40.000 120.000 4.000 333
6 Kursi
Besar
3 Buah 2015 10
Tahun
50.000 150.000 5.000 417
7 Lemari 1 Buah 2015 8
Tahun
1.750.000 1.750.000 218.750 18.246
Total Biaya 5.020.000 392.750 32.946
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
*Biaya Penyusutan per Tahun = Harga perolehan per unit –
Tahun penyusutan : Tahun Taksiran
*Biaya Penyusutan per Bulan = Biaya Penyusutan per Tahun
– Biaya penyusutan : 12 Bulan
3) Biaya overhead pabrik lain yang secara tidak langsung
memerlukan pengeluaran uang
Biaya overhead pabrik lain yang secara tidak langsung
memerlukan pengeluaran uang untuk gorden pada Purnama
Gorden diuraikan pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4. 7 Biaya overhead pabrik lainnya pada Purnama Gorden
No Nama Biaya Jumlah (Rp)
1 Biaya Sewa Gedung 2.084.000
Total Biaya 2.084.000
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
Adapun biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam
pengolahan untuk proses produksi gorden Purnama Gorden
di uraikan pada tabel 4.8 berikut :
59
Tabel 4. 8 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
No Aset Tetap % Biaya Penyusutan
(Rp)
Jumlah Biaya (Rp)
1 Mesin Jahit
Besar
100 6.250 3.125
2 Mesin Jahit
Sedang
100 2.917 1.458
3 Mesin Obras
Kecil
100 2.083 1.041
4 Meja 100 2.500 1.250
5 Kursi 100 333 166
6 Kursi 100 417 208
7 Lemari 100 18.246 9.123
8 Biaya Bahan
Penolong
100 - 485.000
Rp. 501.371
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
Jumlah produksi gorden di lokasi jalan mahligai km 7.2
samping mini market alfa Zahra pada Purnama Gorden
memproduksi sebanyak 50 unit. Sehingga dalam
perhitungan biaya overhead pabrik sesungguhnya
menggunakan jumlah unit untuk setiap jenis per unit
produksinya. Adapun perhitungan persentase untuk biaya
overhead pabrik sesungguhnya gorden adalah sebagai
berikut :
Persentase (%) gorden = 50
50 𝑥 100% = 100%
4) Menentukan dasar pembebanan biaya overhead pabrik
Menentukan dasar dalam pembebanan biaya overhead
pabrik kepada produk, penulis melakukan perhitungan
berdasarkan dari biaya tenaga kerja langsung, yaitu sebagai
berikut :
= 𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘
𝑇𝑎𝑘𝑠𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑥 100%
60
= 𝑅𝑝. 501.371
𝑅𝑝. 536.000 𝑥 100% = 93%
Perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan
berdasarkan biaya tenaga kerja langsung yaitu sebesar 93%
= 93% x Rp. 536.000
= Rp. 498.480
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik :
BDP – Biaya overhead pabrik Rp. 498.480
BOP yang dibebankan Rp. 498.480
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya yaitu sebagai berikut :
BOP Sesungguhnya Rp. 498.480
Biaya bahan penolong Rp. 485.000
Mesin jahit besar Rp. 3.125
Mesin jahit sedang Rp. 1.458
Mesin obras kecil Rp. 1.041
Meja Rp. 1.250
Kursi Rp. 166
Kursi Rp. 208
Lemari Rp. 9.123
Biaya sewa Gedung Rp. 2.084.000
Jurnal untuk menutup pembebanan biaya overhead
pabrik ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya
yaitu sebagai berikut :
BOP yang dibebankan Rp. 498.480
BOP sesungguhnya Rp. 498.480
Perhitungan selisih biaya overhead pabrik yang
dibebankan kepada produk dengan biaya overhead pabrik
sesungguhnya yaitu sebagai berikut :
61
Dibebankan kepada produk Rp. 498.480
BOP sesungguhnya Rp. 501.371
Selisih BOP Rp. 2.891
Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut :
Selisih BOP Rp. 2.891
BOP Sesungguhnya Rp. 2.891
Adapun perhitungan dari biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
dimasukkan ke dalam kartu harga pokok pesanan, kartu
harga pokok pesanan diuraikan pada tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4. 9 kartu harga pokok pesanan gorden
Toko Gorden
Jl. Mahligai Km 7.2 Samping Mini Market Alfa Zahra Banjarmasin
Purnama Gorden
Kartu Harga Pokok Pesanan
No. Pesanan PG-090 Jenis Produk Gorden
Nama Pemesan Ibu Evi Sifat Pesanan Terlaksana
Tanggal Pesan 17 Oktober 2020 Jumlah Pesan 7 Buah
Tanggal Selesai 30 November
2020
Harga Jual Rp. 8.000.000
No No. BBB Keterangan Jumlah
1 BB_001 Kain 3.150.000
2 BB_002 Smokring 165.000
3 BB_003 Benang 4.000
Total Biaya Bahan Baku Rp. 3.319.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
No No. BTKL Keterangan Jumlah
1 TK_001 Upah Tukang Jahit 315.000
2 TK_002 Upah Tukang Gosok 21.000
Biaya Bahan Baku
62
3 TK_003 Upah Pengiriman 100.000
4 TK_004 Upah Tukang Pasang 100.000
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 536.000
Biaya Overhead Pabrik
No No. BOP Keterangan Jumlah
1 BOP_001 Tarif BOP Gorden 493.120
Total Biaya Overhead Pabrik Rp. 498.480
Total Biaya Produksi Rp. 4.353.480
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
Biaya Produksi Per Unit Gorden
Biaya Bahan Baku : Rp. 3.319.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung : Rp. 536.000
Biaya Overhead Pabrik : Rp. 498.480
Total Biaya Produksi : Rp. 4.353.480
Tabel 4. 10 Laporan Harga Pokok Produk Gorden
Laporan Harga Pokok Produksi
Persediaan Barang Dalam Proses Awal…………………Rp. -
Ditambah :
Bahan Baku…………………………..Rp. 3.319.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung……….Rp. 536.000
Biaya Overhead Pabrik………………Rp. 498.480
Total Biaya Produksi…………………………………….Rp. 4.353.480
Dikurangi :
Persediaan Barang Dalam Proses Akhir…………………Rp. –
Harga Pokok Produksi…………………………………...Rp. 4.353.480
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
3. Jurnal Yang Di Sarankan Oleh Penulis
a) Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
BDP - Biaya Bahan Baku Rp. 3.319.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 3.319.000
63
b) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 536.000
Gaji dan Upah Rp. 536.000
c) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
BDP - Biaya Overhead Pabrik Rp. 498.480
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp. 498.480
Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik yang
dibebankan:
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan Rp. 498.480
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 498.480
Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrikyang dibebankan ke
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya :
Selisih Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.891
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp. 2.891
d) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi
Persediaan produk jadi Rp. 4.353.480
BDP - Biaya Bahan Baku Rp. 3.319.000
BDP - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 536.000
BDP - Biaya Overhead Pabrik Rp. 498.480
Tabel 4. 11 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Keterangan
Menurut
Toko Penulis
Biaya Bahan Baku Rp. 3.804.000 Rp. 3.319.000
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
Rp. 536.000 Rp. 536.000
Biaya Overhead Pabrik - Rp. 498.480
Biaya Lain lain Rp. 2.084.000 -
Jumlah Biaya Produksi Rp. 6.424.000 Rp. 4.353.480
Harga Pokok Produksi Rp. 6.424.000 Rp. 4.353.480
Selisih Rp. 2.070.520
Sumber : Purnama Gorden (Diolah oleh penulis)
64
Berdasarkan dari hasil perhitungan, terdapat perbedaan
perbandingan dalam perhitungan harga pokok produksi gorden
menurut toko dan menurut yang disarankan oleh penulis. Hal ini
dapat dilihat dari hasil perhitungan yang disajikan diatas.
Menurut toko pada harga pokok produksi sebesar Rp. 6.424.000.
Sedangkan menurut dari hasil perhitungan penulis didapatkan
hasil sebesar Rp. 4.353.480 dan selisihnya sebesar Rp.
2.070.520.
Hal ini dikarenakan toko tidak melakukan penggolongan
biaya produksi, dimana tidak adanya unsur biaya overhead
pabrik yang dimasukkan ke dalam biaya produksi. Selain itu
terdapat penggabungan antara biaya bahan baku dan biaya bahan
penolong, dimana biaya bahan penolong digolongkan ke dalam
unsur perhitungan biaya bahan baku. Adapun demikian toko
juga tidak melakukan perhitungan pada penyusutan akitva tetap
yang seharusnya dimasukkan ke dalam unsur biaya overhead
pabrik.
Sehingga dari hasil perbandingan perhitungan tersebut
terdapat biaya-biaya sesungguhnya yang belum dimasukkan
oleh toko dalam memperhtungkan harga pokok produksi, hal
tersebut tentunya dapat memengaruhi laba yang diperoleh toko.
4. Perancangan Sistem
Arus dari sistem yang penulis sarankan digambarkan pada
diagram alir data berikut. Diagram Alir Data (DAD) atau Data Flow
Diagram (DFD) merupakan suatu diagram yang menggunakan
notasi-notasi, berfungsi untuk menggambarkan alur data sistem.
65
Gambar 4. 1 DFD Hirarki
Sumber : Diolah oleh penulis
Diagram di atas merupakan diagram yang menggambarkan
secara keseluruhan fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem-sistem
perhitungan harga pokok produksi. Diawali dengan proses input
master data, dari data tersebut akan di proses perhitungan harga
pokok produksi melalui proses transaksi, kemudian akan di output
berupa laporan.
66
Gambar 4. 2 Diagram Konteks
Sumber : Diolah Oleh Penulis
Diagram diatas merupakan diagram yang menggambarkan
secara umum fungsi dari program aplikasi, yaitu diawali dengan
bagian produksi masukkan atau menginputkan elemen-elemen yang
dibutuhkan kemudian proses akan terjadi pada program aplikasi
sehingga selanjutnya akan menghasilkan sebuah keluaran atau
output laporan untuk pimpinan
Gambar 4. 3 DFD Level 0
Sumber : Diolah Oleh Penulis
67
Pada diagram level 0 merupakan penjabaran dari proses yang
terdapat pada diagram hirarki dan diagram konteks sebelumnya.
DFD level 0 memiliki beberapa proses, yaitu input data masukkan,
proses perhitungan, dan proses output data keluaran.
Gambar 4. 4 DFD Level 1 Proses 1
Sumber : Diolah Oleh Penulis
DFD level 1 proses 1 merupakan penjabaran lebih terperinci
mengenai kegiatan dari input data masukkan. Yaitu admin akan
melakukan penginputan data berupa data master yang terdiri dari
data bahan baku, data tenaga kerja, data overhead pabrik, data
produk, dan data pesanan. Data yang telah terinput tersebut masing-
masing akan tersimpan pada database.
68
Gambar 4. 5 DFD Level 1 Proses 2
Sumber : Diolah Oleh Penulis
DFD level 1 proses 2 menjelaskan lebih terperinci mengenai
kegiatan dari proses harga pokok produksi. Hasil dari input data
master akan dipergunakan untuk proses transaksi yang kemudian
akan menghasilkan perhitungan dari biaya produksi sehingga
menghasilkan harga pokok produk dan kartu harga pokok pesanan.
69
Gambar 4. 6 DFD Level 1 Proses 3
Sumber : Diolah Oleh Penulis
DFD level 1 proses 3 menjelaskan lebih terperinci mengenai
proses output data keluaran yang dihasilkan ditujukan kepada
pimpinan. Data keluaran dihasilkan dari input data master dan
proses transaksi yang menghasilkan data berupa laporan bahan baku,
laporan tenaga kerja, laporan overhead pabrik, laporan produk, dan
laporan pesanan. Sedang proses dari hasil proses transaksi
menghasilkan laporan harga pokok produk dan harga pokok
pesanan.
70
Gambar 4. 7 DFD Level 1 Proses 4
Sumber : Diolah Oleh Penulis
DFD level 1 proses 4 menjelaskan lebih terperinci mengenai
proses output data keluaran yang dihasilkan dari laporan input data
master dan laporan dari hasil transaksi. Pada gambar di atas laporan
yang dihasilkan dari laporan input data yaitu laporan bahan baku,
laporan tenaga kerja, laporan overhead pabrik, laporan produksi, dan
laporan pemesan. Sedangkan laporan yang dihasilkan dari proses
transaksi yaitu laporan transaksi berupa laporan harga pokok produk
dan laporan harga pokok pesanan.
71
5. Program Aplikasi
a. Normalisasi
Normalisasi adalah teknik perencanaan dalam merancang
sebuah basis data relasional. Ada beberapa tahapan dalam
normalisasi.
1) Normalisasi tahap 0 (Unnormalized)
Normalisasi tahap 0 yaitu mencantumkan semua field
yang ada berdasarkan dokumen sumber yang telah ada.
Tabel 4. 12 Normalisasi Tahap 0 (Unnormalized)
No Field No Field No Field
1 Id 22 Jumlah Harga 43 Tanggal
2 Kode bb 23 Id 44 Id
3 Nama bb 24 Nama Overhead 45 Kode Pesanan
4 Satuan 25 Jumlah Penyusutan 46 Nama Pemesan
5 Kuantitas 26 Id 47 Jumlah Pesanan
6 Harga Satuan 27 Nama Produk 48 Tanggal Pesanan
7 Total 28 Harga Jual 49 Tanggal Selesai
8 Tanggal 29 Id 50 Jenis Produk
9 Id 30 Kode Pemesan 51 Spesifikasi Produk
10 Kode BTKL 31 Nama Pemesan 52 Harga Jual
11 Nama BTKL 32 Tanggal Pesanan 53 Sifat Pesanan
12 Tanggal 33 Alamat 54 Id
13 Upah 34 Telpon 55 Nama
14 Id 35 Produk Pesanan 56 Username
15 Nama BOP 36 Status 57 Password
16 Jumlah Harga 37 Id 58 Jabatan
17 Id 38 Barang Awal 59 Id
18 Nama BOP 39 BB 60 Kode BOP
19 Satuan 40 BTKL 61 BOP Bahan
Penolong
20 Kuantitas 41 BOP 62 Tambahan BOP
21 Tarif Satuan 42 Barang Akhir 63 BOP Penyusutan
Sumber : Diolah Oleh Penulis
72
2) Normalisasi tahap 1 (NF)
Normalisasi tahap 1 NF (Normalized), adalah
pemberian primary key pada field yang akan dijadikan kunci
utama pada setiap tabel. Ada 11 tabel yaitu tabel bb dengan
primary key id_bb, pada tabel btkl yaitu id_btkl, pada tabel
tambahan overhead yaitu id_bop, pada tabel
bop_bahan_penolong yaitu id_bop_bahan_penolong, pada
tabel asset_tetap yaitu id_aset tetap, pada tabel produk yaitu
id_produk, pada tabel pesanan yaitu id_pesanan, pada tabel
kartu_hpp yaitu id_kartu_hpp, pada tabel hpp yaitu tabel
hpp dengan primary key id_hpp, pada tabel user yaitu
id_user, pada tabel bop yaitu id.
Tabel 4. 13 Normalisasi Tahap 1 (Normalized)
No Field No Field No Field
1 Id *PK 22 Jumlah Harga 43 Tanggal
2 Kode bb 23 Id *PK 44 Id *PK
3 Nama bb 24 Nama Overhead 45 Kode Pesanan
4 Satuan 25 Jumlah Penyusutan 46 Nama Pemesan
5 Kuantitas 26 Id *PK 47 Jumlah Pesanan
6 Harga
Satuan
27 Nama Produk 48 Tanggal Pesanan
7 Total 28 Harga Jual 49 Tanggal Selesai
8 Tanggal 29 Id *PK 50 Jenis Produk
9 Id *PK 30 Kode Pemesan 51 Spesifikasi Produk
10 Kode
BTKL
31 Nama Pemesan 52 Harga Jual
11 Nama
BTKL
32 Tanggal Pesanan 53 Sifat Pesanan
12 Tanggal 33 Alamat 54 Id *PK
13 Upah 34 Telpon 55 Nama
14 Id *PK 35 Produk Pesanan 56 Username
15 Nama BOP 36 Status 57 Password
16 Jumlah
Harga
37 Id *PK 58 Jabatan
73
17 Id *PK 38 Barang Awal 59 Id *PK
18 Nama BOP 39 BB 60 Kode BOP
19 Satuan 40 BTKL 61 BOP Bahan
Penolong
20 Kuantitas 41 BOP 62 Tambahan BOP
21 Tarif
Satuan
42 Barang Akhir 63 BOP Penyusutan
Sumber : Diolah Oleh Penulis
Keterangan *PK = Primary Key
3) Normalisasi tahap 2 (2NF)
Normalisasi tahap 2 yaitu sepuluh tabel dipisah
berdasarkan dari 11 buah kunci atau primary key yaitu tabel
bb, btkl, bop, produk, pesanan, bop bahan penolong,
penyusutan asset tetap, kartu pesanan, hpp, bop, dan user.
4) Normalisasi tahap 3 (3NF)
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap 2 yang
memiliki field yang lebih lengkap sesuai dengan kebutuhan
sistem yang utuh akan digambarkan pada diagram rasional.
b. Sistem basis data
1) Desain basis data secara logika
Agar sistem basis data dapat menjadi akurat, cepat, dan
tepat, serta dapat memberikan data yang diharapkan, maka
bentuklah normalisasi file. Berikut ini merupakan
normalisasi file bentuk (3NF) pada Purnama Gorden :
74
Gambar 4. 8 Relasi Antar Tabel
Sumber : Diolah oleh penulis
Penjelasan dari gambar relasi antar tabel diatas adalah
sebagai berikut :
a) Tabel User
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data pengguna.
Tabel ini memiliki field kunci id. Hal ini berarti bahwa satu
data mempunyai banyak detail pengguna.
b) Tabel bahan_baku
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan bahan baku.
Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke tabel hpp dan
kartu hpp. Hal ini berarti bahwa satu data bahan baku bisa
mempunyai banyak detail bahan baku.
c) Tabel biaya_tenaga_kerja_langsung
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data tenaga kerja
langsung. Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke tabel
hpp kartu hpp. Hal ini berarti bahwa satu data tenaga kerja
langsung bisa mempunyai banyak detail tenaga kerja.
75
d) Tabel biaya_overhead_pabrik
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data overhead
pabrik. Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke tabel
hpp dan kartu hpp. Hal ini berarti bahwa satu data overhead
pabrik bisa mempunyai banyak detail overhead pabrik.
e) Tabel bop_bahan_penolong
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data bahan
penolong. Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke
tabel bop. Hal ini berarti bahwa satu data bahan penolong
bisa mempunyai banyak detail bahan penolong.
f) Tabel tambahan_overhead
Tabel ini berfungsi untuk meyimpan data tamabahn
overhead. Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke
tabel bop. Hal ini berarti bahwa satu data tambahan overhead
bisa mempunyai banyak detail tamabahan overhead.
g) Tabel asset_tetap
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data asset tetap.
Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke tabel bop. Hal
ini berarti bahwa satu data asset tetap bisa mempunyai
banyak detail asset tetap.
h) Tabel produk
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data produk.
Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke tabel kartu
hpp. Hal ini berarti bahwa satu data produk bisa mempunyai
banyak detail produk pada tabel kartu hpp.
i) Tabel pesanan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data dari
pemesan. Tabel ini memiliki jenis relasi one to many ke tabel
kartu hpp. Hal ini berarti bahwa satu data pemesan bisa
mempunyai banyak detail pemesan pada tabel kartu hpp.
76
j) Tabel kartu hpp
Tabel ini merupakan tabel header yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produksi berdasarkan pesanan.
Tabel ini memiliki relasi one to many dengan tabel pemesan,
tabel produk, tabel bahan baku, tabel biaya tenaga kerja
langsung, dan tabel biaya overhead pabrik, dengan field
primary key id dimasing-masing tabel yang berelasi dengan
tabel kartu hpp. Hal ini berarti bahwa satu tabel bisa
mempunyai banyak detail tabel yang berelasi tersebut.
k) Tabel hpp
Tabel ini merupakan tabel header yang digunakan untuk
menghitung harga pokok produk. Tabel ini memiliki relasi
one to many dengan tabel bahan baku, tabel biaya tenaga
kerja langsung, dan tabel biaya overhead pabrik, dengan
field primary key id dimasing-masing tabel yang bereleasi
dengan tabel hpp. Hal ini berarti bahwa satu tabel bisa
mempunyai banyak detail dari tabel yang berelasi tersebut.
2) Desain basis data secara fisik
a) Tabel User
Nama tabel : User
Gambar 4. 9 Struktur fisik database
Tabel User
Sumber : Diolah oleh penulis
77
b) Tabel detail produk
Nama tabel : produk
Gambar 4. 10 Struktur fisik database
Tabel Produk
Sumber : Diolah oleh penulis
c) Tabel detail pesanan
Nama tabel : Pesanan
Gambar 4. 11 Struktur fisik database
Tabel pesanan
Sumber : Diolah oleh penulis
d) Tabel detail bahan baku
Nama tabel : bahan_baku
Gambar 4. 12 Struktur fisik database
Tabel bahan baku
Sumber : Diolah oleh penulis
78
e) Tabel detail biaya tenaga kerja langsung
Nama tabel : biaya_tenaga_kerja_langsung
Gambar 4. 13 Struktur fisik database
Tabel Biaya tenaga kerja langsung
Sumber : Diolah oleh penulis
f) Tabel detail biaya overhead pabrik
Nama tabel : biaya_overhead_pabrik
Gambar 4. 14 Struktur fisik database
Tabel Biaya overhead pabrik
Sumber : Diolah oleh penulis
g) Tabel bahan penolong
Nama tabel : bop_bahan_penolong
Gambar 4. 15 Struktur fisik database
Tabel bop_bahan_penolong
Sumber : Diolah oleh penulis
79
h) Tabel tamabahn overhead
Nama tabel : tamabahan_overhead
Gambar 4. 16 Struktur fisik database
Sumber : Diolah oleh penulis
i) Tabel penyusutan aktiva tetap
Nama tabel : aktiva_tetap
Gambar 4. 17 Struktur fisik database
Sumber : Diolah oleh penulis
j) Tabel kartu harga pokok pesanan
Nama tabel : kartu_hpp
Gambar 4. 18 Struktur fisik database
Sumber : Diolah oleh penulis
80
k) Tabel harga pokok produk
Nama tabel : hpp
Gambar 4. 19 Struktur fisik database
Sumber : Diolah oleh penulis
c. Dokumentasi
Desain tampilan antar muka yang ada dilayar komputer
sebagai bentuk-bentuk komunikasi antar pengguna dengan
komputer. Dibawah ini merupakan tampilan dari program
aplikasi perhitungan harga pokok produk dengan metode harga
pokok pesanan yang telah penulis buat, adalah sebagai berikut :
1) Login
Form login merupakan halaman awal pertama kali pada
saat user membuka program aplikasi perhitungan harga
pokok produk. From login digunakan untuk bisa mengakses
aplikasi menuju ke menu form utama dengan memasukkan
username dan password. Berikut tampilan menu login yang
penulis buat :
Gambar 4. 20 Tampilan Menu Login
Sumber : Diolah oleh penulis
81
2) Menu utama
Menu utama merupakan form menu tampilan utama
yang terdiri dari sub-sub menu yang bisa digunakan user
untuk berbagai macam kegiatan mengenai perhitungan harga
pokok produk pada toko purnama gorden. Berikut tampilan
menu utama dari aplikasi yang penulis buat :
Gambar 4. 21 Tampilan Menu Utama
Sumber : Diolah oleh penulis
3) Menu Pengguna
Menu pengguna atau menu user merupakan form yang
digunakan untuk Kelola user agar bisa akses ke program
aplikasi. Pada menu ini, pengguna bisa menambahkan,
mengedit dan menghapus akun pengguna. Berikut dibawah
initampilan dari menu pengguna atau menu user yang
penulis buat :
Gambar 4. 22 Tampilan Menu Pengguna
Sumber : Diolah oleh penulis
82
4) Data Master
Data master merupakan data yang digunakan untuk
menyimpan data-data yang nantinya akan berhubungan
dengan proses transaksi yang akan dilakukan. Data master
memiliki beberapa sub-sub menu data master, berikut
dibawah ini sub-sub menu dari data master yang penulis
buat:
a) Data master bahan baku
Form bahan baku digunakan untuk menyimpan data
bahan baku yang digunakan untuk memproduksi suatu
produk. Data master bahan baku memuat informasi
mengenai kode bahan baku, nama bahan baku, satuan
bahan baku, kuantitas bahan baku, harga persatuan, serta
jumlah keseluruhan bahan baku. Berikut tampilan data
master bahan baku, yang terdiri dari menu input untuk
menginput atau memasukkan data bahan baku, dan menu
output untuk menampilkan daftar atau list dari bahan
baku yang telah dimasukkan.
Gambar 4. 23 Tampilan Menu input bahan baku
Sumber : Diolah oleh penulis
83
Gambar 4. 24 Tampilan Menu List Bahan Baku
Sumber : Diolah oleh penulis
b) Data Master Tenaga Kerja Langsung
Data master tenaga kerja langsung digunakan untuk
menyimpan data tenaga kerja langsung dalam
memproduksi suatu produk. Form ini memuat informasi
tentang nama pekerjaan beserta upah untuk tenaga kerja
langsung. Yang digunakan untuk memproduksi suatu
produk. Berikut tampilan dari form tenaga kerja
langsung yang penulis buat :
Gambar 4. 25 Tampilan Menu Input BTKL
Sumber : Diolah oleh penulis
84
Gambar 4. 26 Tampilan Menu List Tenaga Kerja Langsung
Sumber : Diolah oleh penulis
c) Data Master Overhead Pabrik
Data master overhead pabrik digunakan untuk
menyimpan data overhead pabrik dalam memproduksi
suatu produk. Data master overhead pabrik terdiri dari
beberapa komponen yaitu bahan penolong, tambahan
overhead pabrik, serta penyusutan asset tetap, yang mana
akumulasi dari keseluruhan data tersebut menjadi
komponen dari data overhead pabrik. Berikut tampilan
dari data master overhead pabrik yang penulis buat :
1) Data Overhead Pabrik
Form ini memuat keseluruhan biaya dari
komponen-komponen overhead pabrik.
85
Gambar 4. 27 Tampilan Menu Overhead Pabrik
Sumber : Diolah oleh penulis
2) Bahan Penolong
Form ini digunakan untuk menyimpan data
bahan penolong yang digunakan sebagai bahan
penolong dalam memproduksi suatu produk. Data ini
termasuk bagian dari overhead pabrik. Berikut
tampilan yang penulis buat :
Gambar 4. 28 Tampilan Menu Input Bahan Penolong
Sumber : Diolah oleh penulis
86
Gambar 4. 29 Tampilan Menu List Bahan Penolong
Sumber : Diolah oleh penulis
3) Tambahan Overhead Pabrik
Form ini digunakan untuk menyimpan data
tambahan overhead pabrik. Data ini termasuk bagian
dari overhead pabrik. Berikut tampilan yang penulis
buat :
Gambar 4. 30 Tampilan Menu Input Tambahan Overhead Pabrik
Sumber : Diolah oleh penulis
87
Gambar 4. 31 Tampilan Menu List Tambahan Overhead Pabrik
Sumber : Diolah oleh penulis
4) Penyusutan aktiva tetap
Form ini digunakan untuk menyimpan data
biaya dari penyusutan asset tetap. Data ini termasuk
bagian dari overhead pabrik. Berikut tampilan yang
penulis buat :
Gambar 4. 32 Tampilan Menu List Penyusutan Aktiva Tetap
Sumber : Diolah oleh penulis
88
d) Data Master Produk
Data master produk digunakan untuk menyimpan
data produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan.
Data master produk memuat informasi produk beserta
harga jualnya. Berikut tampilan dari data master produk
yang penulis buat :
Gambar 4. 33 Tampilan Menu Input Produk
Sumber : Diolah oleh penulis
Gambar 4. 34Tampilan Menu List Produk
Sumber : Diolah oleh penulis
e) Data Master Pesanan
Data master pesanan digunakan untuk menyimpan
data-data pemesan yang ingin memesan produk dari
toko. Berikut tampilan dari data master pemesan yang
penulis buat :
89
Gambar 4. 35 Tampilan Menu Input Data Pesanan
Sumber : Diolah oleh penulis
Gambar 4. 36 Tampilan Menu List Data Pemesan
Sumber : Diolah oleh penulis
5) Transaksi
Data transaksi berfungsi sebagai proses untuk
melakukan perhitungan. Data-data transaksi yang digunakan
untuk melakukan proses perhitungan diperoleh dari data
master yang telah di input sebelumnya. Dalam hal ini
transaksi berfungsi sebagai proses untuk memperoleh
perhitungan harga pokok produksi dan untuk mengetahui
90
keseluruhan biaya dari kartu harga pokok pesanan. Berikut
dibawah ini sub-sub menu dari data transaksi yang penulis
buat :
a) Harga Pokok Produk
Form harga pokok produksi berfungsi sebagai form
perhitungan dalam memperoleh informasi mengenai
harga pokok produksi. Berikut tampilan dari menu harga
pokok produk yang penulis buat :
Gambar 4. 37 Tampilan Menu Input Harga Pokok Produksi
Sumber : Diolah oleh penulis
Gambar 4. 38 Tampilan Menu List Harga Pokok Produksi
Sumber : Diolah oleh penulis
91
b) Kartu Harga Pokok Pesanan
Kartu harga pokok pesanan berfungsi sebagai
informasi mengenai keseluruhan detail biaya dari produk
pesanan pemesan. Kartu harga pokok pesanan memuat
informasi mengenai data pemesan sekaligus biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam memproduksi pesanan tersebut.
Berikut tampilan dari menu kartu harga pokok pesanan
yang penulis buat :
Gambar 4. 39 Tampilan Menu Input Kartu Harga Pokok Pesanan
Sumber : Diolah oleh penulis
Gambar 4. 40 Tampilan Menu List Kartu Harga Pokok Pesanan
Sumber : Diolah oleh penulis
92
6) Laporan
Menu form laporan terdiri sub-sub menu laporan dari
data master dan laporan dari data transaksi. Berikut dibawah
ini tampilan yang memuat sub-sub menu dari form laporan.
Gambar 4. 41 Tampilan Sub Menu Laporan
Sumber : Diolah oleh penulis
a) Laporan data master
Berikut ini tampilan dari laporan data master :
1) Laporan data produk
Gambar 4. 42 Laporan Data Produk
Sumber : Diolah oleh penulis
93
2) Laporan data pesanan
Gambar 4. 43 Laporan Data Pesanan
Sumber : Diolah oleh penulis
3) Laporan biaya bahan baku
Gambar 4. 44 Laporan Biaya Bahan Baku
Sumber : Diolah oleh penulis
4) Laporan biaya tenaga kerja langsung
Gambar 4. 45 Laporan biaya tenaga kerja langsung
Sumber : Diolah oleh penulis
94
5) Laporan biaya overhead pabrik
Gambar 4. 46 Laporan Biaya Overhead Pabrik
Sumber : Diolah oleh penulis
b) Laporan transaksi
Berikut tampilan dari laporan data transaksi :
1) Laporan harga pokok produksi
Gambar 4. 47 Laporan Harga Pokok Produksi
Sumber : Diolah oleh penulis
95
2) Laporan harga pokok pesanan
Gambar 4. 48 Laporan Harga Pokok Pesanan
Sumber : Diolah oleh penulis
96
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
oleh penulis, maka penulis akan memaparkan beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut :
1. Purnama gorden dalam menggolongkan biaya produksinya belum
sesuai dengan konsep akuntansi biaya.
2. Purnama gorden dalam menggolongkan biaya bahan baku terdapat
beberapa biaya yang seharusnya masuk kategori biaya bahan
penolong dan masih belum menggolongkan biaya overhead pabrik
secara lengkap.
3. Purnama gorden dalam menghitung harga pokok produksinya secara
pesanan berdasarkan RAB. Sedangkan harga pokok produk tidak
cukup berdasarkan RAB saja, karena masih ada biaya sesungguhnya
yaitu pada biaya overhead pabrik yang berpengaruh terhadap biaya
produksi seperti biaya bahan penolong, biaya yang timbul sebagai
akibat penilaian terhadap aktiva tetap atau biaya penyusutan, biaya
overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan uang tunai.
4. Perhitungan biaya produksi menurut toko dalam memproduksi satu
tipe gorden sebesar total dari RAB yaitu Rp. 6.424.000. Sedangkan
menurut hasil penelitian pembahasan yang dilakukan oleh penulis
berdasarkan perhitungan dengan konsep akuntansi dari jumlah
keseluruhan biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik yaitu Rp. 4.348.120.
5. Pihak yang terlibat dalam pengoperasian program di purnama
gorden yaitu pemilik, admin, produksi dan costumer
6. Sistem yang digunakan di Purnama Gorden masih manual maka
dampaknya kurang efisien dan kinerjanya kurang cepat
97
7. Dari penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka
penulis membuat sebuah program aplikasi yang bertujuan untuk
menghitung harga pokok produksi gorden pada Purnama Gorden
dengan metode harga pokok pesanan menggunakan bahasa
pemograman php sehingga bisa menghasilkan data laporan-laporan
untuk harga pokok produksi gorden
B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat
penulis usulkan agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
mengambil kebijakan dan keputusan yang mungkin bisa diterapkan
pada toko purnama gorden dimasa yang akan datang. Adapun saran
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Purnama gorden dalam melakukan perhitungan harga pokok
produksi gorden sebaiknya melakukan penggolongan biaya yang
sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada kegiatan produksinya,
karena hal tersebut bisa mempengaruhi biaya laba rugi yang
didapatkan.
2. Dengan memasukkan komponen-komponen biaya yang sesuai
dengan konsep akuntansi dalam menghitung harga pokok produksi,
maka purnama gorden sebaiknya menaikkan harga jual produk,
untuk tercapainya laba.
3. Purnama goden sebaiknya menggunakan program aplikasi berbasis
komputer untuk menghitung harga pokok produksi pada setiap
pesanan produknya agar informasi perhitungan harga pokok
produksi tersimpan dengan baik dan dapat mempermudah dalam
melakukan perhitungan. Program aplikasi perhitungan harga pokok
produk dengan bahasa pemprograman php bisa menjadi salah satu
pilihan dalam melakukan kegiatan harga perhitungan harga pokok
produksi yang akan dilakukan oleh toko agar menjadi lebih mudah.
4. Dari penelitian dan pembahasan yang penulis buat, adanya beberapa
keterbatasan, kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk
98
mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan mengembangkan
topik pembahasan yang lebih lengkap sehingga dapat ditemukan
hasil yang lebih optimal.
99
Daftar Pustaka
Mulyadi. Akuntansi Biaya. Yogyakarta :
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN, 2012
Widilestariningtyas, Ony., Sony W.F and
Sri Dewi Anggadini. Akuntansi
Biaya .Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012
Firmansyah, Imam.. Akuntansi Biaya itu
Gampang. Jakarta : Dunia Cerdas,
2015
Iryanie, Emy., & Handayani, Monika. (2019). Akuntansi Biaya. Banjarmasin:
Poliban Press.
Mulyadi. (2012). Akuntansi Biaya (Edisi 5). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya
Pendekatan Tradisional dan
Kontemporer. Salemba Empat.
Jakarta.
Siregar, Baldric. 2013. Akuntansi Biaya.
Salemba Empat, Jakarta.
Halim, A. Et al., (2013). Akuntansi
Manajemen: Akuntansi Manajerial.
Edisi Kedua. Yogyakarta:
BPFE.
Widilestariningtyas. Et al., (2012).
Akuntansi Biaya. Edisi Kesatu.
Graha Ilmu: Yogyakarta.
Mulyadi. (2014). Akuntansi Biaya (Kelima).
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
100
Sujarweni, & V, W. (2015). Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Pustaka Baru Pess.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi (Edisi 4). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kombinasi. Cetakan Kedelapan. Bandung:
Alfabeta.
http://eprints.umm.ac.id/38431/3/2.%20BAB%20II.pdf
http://fullindo.blogspot.com/2015/08/penggolongan-biaya.html
http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4511/3/BAB%20II.pdf
https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-harga-pokok-produksi/
https://media.neliti.com/media/publications/269324-analisis-perhitungan-harga-
pokok-produks-439ae4df.pdf
http://ciputrauceo.net/blog/2015/12/17/pengertian-biaya-overhead-pabrik-dan-
cara-menghitung-biaya-overhead-pabrik
https://nanopdf.com/download/laporan-laba-rugi-perusahaan-manufaktur_pdf
http://repository.unsada.ac.id/252/3/Bab%202.pdf
https://maradana.files.wordpress.com/2011/12/akuntansi-biaya-5.pdf
https://mastahbisnis.com/biaya-overhead-pabrik-bop/
https://www.hashmicro.com/id/blog/menghitung-penyusutan-aktiva-tetap/
https://dianisa.com/pengertian-sistem-operasi/
https://materibelajar.co.id/pengertian-database/
https://www.dosenpendidikan.co.id/dbms/
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Slide-SIF201-Week5-Normalization.pdf
https://jagad.id/pengertian-relasi/
101
Denah Toko
Nama Toko : Purnama Gorden
Alamat : Jln Mahligai Komp. Ria Safari RT. 17 No. 20 Banjarmasin
Nama Pemilik : Anang Hamid
Telepon :08125057910
Email :-
Koordinat : -3.3537625452485678, 114.63248748540687
A. Denah/Peta Toko
B. Foto Toko
102
Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 1)
103
Lembar Bimbingan Tugas Akhir (Pembimbing 2)
104
105
Surat balasan dari purnama gorden
106
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)