harga pokok proses dan hargab pokok pesanan
TRANSCRIPT
Dian Melati
21220234
Tugas 2
Harga pokok pesanan dan harga pokok proses
1. Harga pokok pesananHarga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas. a) Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas. b) Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan relatif teliti dan adil. Dihubungkan dengan sistem akuntansi biaya yang digunakan untuk membebankan harga pokok kepada produk. metode harga pokok pesanan hanya dapat menggunakan:1. Sistem harga pokok historis untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, untuk ketelitian dan keadilan pembebanan biaya overhead pabrik harus digunakan tarif biaya yang ditentukan dimuka.2. Dalam metode harga pokok pesanan dapat pula digunakan sistem harga pokok yang ditentukan dimuka untuk seluruh elemen biaya produksi.
c) Biaya produksi dibagi menajadi dua jenis yaitu:1. Biaya langsung meliputi biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
Biaya langsung diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang sebenarnya2. Biaya tidak langsung meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Biaya tidak langsung dibebankan ketiap-tiap pesananan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined Rate) d) Harga pokok pesanan untuk tiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan selesai diproduksi. e) Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.f) Untuk megumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga pokok pesanan dimana tercatat hal-hal berikut ini :
Jenis produk :
Nomor pesanan :
Tgl.pesanan :
Sifat pesanan :
Nama pemesan :
Jumlah :
Tgl.selesai :
Harga jual :
Biaya produksi :
Pencatatan Akuntansia) Akuntansi biaya bahan bakuPencatatan pemakaian bahan baku didasarkan pada bukti permintaan bahan (material reguisition). Disamping dicatat di kartu persediaan bahan baku, pemakaian tersebut juga harus dicatat di kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Pada saat pembelian:Persediaan bahan baku xxx
Utang/kas xxx
m
Pada saat terjadi retur pembelian
Utang xxx
Persediaan bahan baku xxx
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya bahan baku xxx
Persediaan bahan baku xxx
b) Akuntansi Biaya Tenaga KerjaPembebanan upah langsung ke barang dalam proses, harus dicatat di kartu harga pokok pesanan sesuai dengan pemakaian tenaga kerja yang bersangkutan.
Pada saat pembayaran kepada karyawanUtang gaji dan upah xxx
Kas xxx
Pada saat pembebananBDP - Biaya tenaga kerja xxx
Gaji dan upah xxx
c) Akuntansi Biaya Overhead PabrikDalam harga pokok pesanan biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan (predetermined rate).Adapun proses penentuan tarif adalah sebagai berikut: 1. Menentukan taksiran besarnya BOP selama periode tertentu2. Menentukan dasar pembebanan (jam kerja langsung, jam kerja mesin, dll)3. Menentukan tarif BOP berdasarkan:
Taksiran BOP
Tarip BOP = ------------------ = Rp ....../Dasar pembebanan
Dasar pembebanan
Pada saat pembebanan
BDP - Biaya overhead pabrik xxx
BOP yang dibebankan xxx
Mencatat BOP SesungguhnyaBOP yang sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
Persediaan barang jadi xxxBDP - Biaya bahan baku xxx
BDP - Biaya tenaga kerja xxx
BDP - Biaya overhead pabrik xxx
d) Pencatatan Barang JadiPencatatan barang jadi didasarkan kepada pesanan-pesanan yang telah
selesai dengan demikian harga pokok barang jadi didasarkan kepada harga pokok tiap pesanan yang telah selesai dikerjakan, sehingga
besarnya harga pokok tersebut dapat dilihat di kartu harga pokok.
e) Pencatatan Persediaan Barang Dalam ProsesPersediaan barang dalam proses xxx
BDP - Biaya Bahan Baku xxxBDP - Biaya Tenaga Kerja xxxBDP - Biaya Overhead Pabrik xxx
f) Pencatatan Penyerahan Barang Kepada PemesanPiutang xxx
Penjualan xxx g) Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan xxxPersediaan barang jadi xxx
Masalah-Masalah KhususMasalah yang timbul dalam biaya produksi pada metode harga pokok pesanan adalah:1. Biaya Bahan Baku. a) Unsur harga pokok bahan bakuSesuai dengan prinsip harga perolehan (cost), maka harga pokok terdiri dari:- Harga beli menurut faktur- Ongkos angkut- Biaya-biaya lain sampai dengan bahan baku itu siap untuk dipakai, akan tetapi atas pertimbangan biaya administrasi maka dalam praktek harga pokok bahan pada umumnya dicatat berdasarkan faktur.
b) Penentuan harga pokok bahan bakuUntuk menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai kedalam proses produksi dapat dipakai metode:- Metode tanda pengenal khusus- Metode FIFO (First In First Out)- Metode LIFO (Last In First Out)- Metode Rata-Rata- Metode Angka Produksi c) Sisa BahanMerupakan bahan yang tidak terpakai (tidak menjadi bagian dari produk) dalam proses produksi dan tidak dapat dipakai dalam proses produksi berikutnya (telah rusak) tetapi masih mempunyai harga jual. Pencatatan terhadap harga jual sisa bahan dilakukan sebagai berikut:- Apabila harga jual tersebut rendah, maka pencatatan harga dilakukan pada saat penjualan- Apabila harga jual besar jumlahnya, maka pencatatan dilakukan pada saat sisa bahan tersebut diserahkan ke gudang.
d) Produk Rusak (Spoiled Goods)Merupakan produk yang tidak memenuhi kualitas yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki.Perlakuan terhadap produk rusak adalah sebagai berikut:- Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut.- Apabila terjadinya produk rusak dianggap merupakan hal yang normal, maka kerugian akibat produk rusak dibebankan kepada semua produk dengan memperhitungkan ke dalam tarip BOP dimana terdapat kerugian akibat produk rusak tersebut.
2. Biaya Tenaga KerjaDalam hubungan dengan perhitungan harga pokok produksi, maka pada umumnya tenaga kerja dibedakan sebagai berikut :.Tenaga kerja langsung : yaitu tenaga kerja yang mengerjakan produk langsung dibebankan ke perkiraan barang dalam prosesTenaga kerja tidak langsung : yaitu tenaga kerja yang tidak secara langsung turut dalam pengerjaan produk dan biaya yang terjadi dibebankan ke perkiraan biaya overhead pabrik. Beberapa masalah yang timbul dalam pencatatan biaya tenaga kerja antara lain:a) Cara perhitungan besarnya gaji dan upah
Dalam hal ini banyak perusahaan yang memakai cara dengan mengalikan jumlah jam kerja dengan tarip upah per jam b) Cara pemberian intensip
Pemberian intensip pada umumnya bertujuan agar karyawan bekerja lebih baik. pemberian intensip dapat didasarkan atas waktu kerja maupun kuantitas produksi maupun kombinasi dari keduanya. c) Perhitungan jumlah pajak atas pendapatan karyawan
Pada prinsipnya besarnya pendapatan karyawan adalah sebagai berikut:- Ditetapkan besarnya pendapatan sisa kena pajak per tahun, yaitu pendapatan sisa kena pajak per bulan 12 (dua belas).- Atas sisa kena pajak satu tahun dikenakan tarip pajak untuk mengetahui jumlah pajak satu tahun. d) Untuk menentukan besarnya potongan pajak pendapatan, maka jumlah pajak satu tahun di bagi 12 (dua belas). Kemudian tentang proses pencatatan biaya tenaga kerja adalah seperti yang telah dijelaskan di muka dalam prosedur akuntansi biaya pokok pesanan.
2. Harga pokok prosesMetode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Karakteristik Metode Harga Pokok Proses :Proses produksi bersifat terus menerus dan produk yang dihasilkan merupakan produk massa yang bersifat standar.Biaya produksi dikumpulkan dengan dicatat dalam setiap departemen produksi yang ada, untuk jangtka waktu tertentu (umumnya satu bulan).Harga pokok per unit produk dihitung dari harga pokok produk selesai periode dibagi dengan unit produk yang telah selesai dalam periode yang bersangkutan.Harga pokok produk dihitung pada akhir periode tertentu.Biaya bahan tidak perlu dipisahkan dari biaya bahan baku dan biaya bahan pembantu, dan biaya tenaga kerja tidak dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.Produk yang belum selesai (masih dalam proses) pada akhir periode, dicatat ke dalam rekening persediaan Produk Dalam Proses.Pada akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi setiap departemen, yang pada dasarnya berisi perhitungan harga pokok produk yang telah selesai, dan yang masih dalam proses, yang dinyatakan dalam total maupun per unit.
PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN1. pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi2. perhitungan harga pokok produksi per satuanmetode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan)3. penggolongan biaya produksidalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi. 4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik.Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
Biaya bahan bakuBiaya bahan penolongBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik
Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000
Total biaya produksi Rp 39.875.000Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :Produk jadiProduk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %.
2.000 kg 500 kg
METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSIBerikut ini diberikan satu contoh metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu departemen produksi tanpa memperhitungkan adanya persediaan produk dalam proses awal.Contoh 1.PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Masuk ke dalam proses: 2.500 kg
Produk jadi : 2000 kgProduk dalam proses akhir 500 kg
Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1
Unsure biaya produksi
Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per satuan
(1) (2) (3) (2);(3)Bahan bakuBahan penolongTenaga kerjaOverhead pabrik
Rp 5.000.000Rp 7.500.000Rp 11.250.000Rp 16.125.000
39.875.000
2.5002.5002.2502.150
Rp 2.0003.0005.0007.500
17.500
Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000
Rp 4.875.000
Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1 Rp 39.875.000
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Jurnal pencatatan biaya produksijurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 5.000.000
Persediaan bahan baku Rp 5.000.000 Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolongBarang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 7.500.000
Persediaan bahan penolong Rp 7.500.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerjaBarang dalam proses- biaya tenaga kerja Rp 11.250.000
Gaji dan upah Rp 11.250.000 JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrikBarang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 16.125.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp 16.125.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudangPersediaan produk jadi Rp 35.000.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku Rp 4.000.000Barang dalam proses- biaya bahan penolong Rp 6.000.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Rp 10.000.000Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 19 x1 Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000
METODE HARGA POKOK PROSES –PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSIApabila produk diolah melaui dua departemen produksi atau lebih, maka laporan biaya produksi dibuat per departemen produksi dan perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama caranya dengan perhitungan biaya produksi pada satu departemen produksi.Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan perhitungan kumulatif. Produk yang dihasilkan oleh departemen kedua dan atau departemen seterusnya merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari; 1.biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya dan2.biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen tersebut.
Departemen A Departemen B
Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kgProduk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kgProduk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kgBiaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1Biaya bahan bakuBiaya tenaga kerjaBiaya overhead pabrik
Rp 70.000
Rp 155.000Rp 248.000
Rp 0
Rp 270.000Rp 405.000
Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhirBiaya bahan bakuBiaya konversi
100%
20%
50%
Contoh2:PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A
dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Unsur biaya produksi
Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per kg
Bahan bakuTenaga kerjaOverbead pabrik
Rp 70.000155.000248.000
35.00031.00031.000
Rp 258
Total Rp 173.000 Rp 15
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A
Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000Harga pokok persediaan produk dalam prosesBiaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000
Rp 23.000
Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1
Rp 473.000
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Jurnal pencatatan biaya produksi departemen AJurnal untuk mencatat biaya bahan baku :Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A Rp 70.000
Persediaan bahan baku Rp 70.000 Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A Rp 155.000
Gaji dan upahRp 155.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen ABarang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A Rp 248.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 248.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B:Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000
Unsur biaya produksi
Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per kg
Tenaga kerjaOverbead pabrik
270.000405.000
27.00027.000
1015
Total Rp 675.000 Rp 25
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B
Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudangHarga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25
Rp 360.000600.000
Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 x Rp 40
960.000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhirHarga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000
90.000
Rp 75.000
Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B 165.000
Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 Rp 1.125.000
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
jurnal pencatatan biaya produksi departemen B Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B Rp 270.000
Gaji dan upah Rp 270.000 Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen BBarang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B Rp 405.000
Berbagai rekening yang di kredit Rp 405.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudangPersediaan produk jadi Rp 960.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 19x1 Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000