mesiodens

16
KELOMPOK 1A MESIODENS

Upload: putri-syawalani-hery-karni

Post on 02-Feb-2016

45 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

TRANSCRIPT

Page 1: MESIODENS

KELOMPOK 1A

MESIODENS

Page 2: MESIODENS

1. Putri Syawalani Hery Karni (130600001)

2. Yolanda Simatupang (130600002)

3. Arif Ahmad Pasaribu (130600003)

4. Meylia Lestari Purba (130600004)

5. Nanthini (130600005)

6. Van Baya Ginting (130600006)

7. Annydia Maydelin Purba (130600007)

8. Maisyarah Ayu Lubis (130600008)

9. Hilda Paula Latiuriuw (130600009)

10. Allya Nurul Laily (130600010)

11. Sri Handayani (130600011)

12. Miskatul Adawiyah (130600012)

13. Afrina Fadilla (130600013)

14. Edina Raisha (130600014)

15. Dina Pulungan (130600015)

NAMA-NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

Page 3: MESIODENS

Supernumerary teeth yaitu adanya satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal, dapat terjadi pada sulung maupun gigi tetap.

Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dapat dibagi yaitu :

1. Mesiodens

Lokasinya didekat garis median diantara kedua gigi insisivus sentralis terutama pada gigi tetap rahang atas.

2. Laterodens

Laterolens berada didaerah interproksimal atau bukal dari gigi-gigi selain insisivus sentralis.

3. Distomolar

Lokasinya disebelah distal gigi molar tiga.

Jadi, Mesiodens merupakan bagian dari supernumerary teeth yang didasarkan pada lokasi gigi yang berlebih

PENDAHULUAN

Page 4: MESIODENS

1. Teori Atavisme Suatu istilah yang menggambarkan kecenderungan

seseorang untuk kembali ke sifat atau perilaku nenek moyang mereka.

Gigi supernumerary terjadi karena mengikuti primitive dentition yang mempunyai 44 gigi sehingga pada saat ini masih terdapat manusia yang mempunyai jumlah gigi yang lebih dari normal atau gigi supernumerary

2. Teori hypergenesis epithel Gigi supernumerary juga dapat terjadi akibat

hipergenesis epitel dimana sisa lamina dental atau cabang palatal lamina dental yang aktif dirangsang untuk berkembang menjadi benih gigi tambahan sehingga terbentuknya gigi supernumerary.

ETIOLOGI SUPERNUMERARY TEETH

Page 5: MESIODENS

3. Teori Faktor Keturunan (herediter) Gigi supernumerary merupakan suatu kelainan yang

diturunkan dan dibawa oleh suatu gen mutan. Teori ini didukung oleh peningkatan penemuan kasus gigi

supernumerary pada pasien dengan anomali dentofasial seperti celah bibir atau palatum.

Gigi supernumerary yang disertai dengan kelainan celah bibir dan palatum merupakan akibat dari proses fragmentasi lamina dental sewaktu pembentukan celah bibir.

Selain itu teori herediter juga didukung oleh perkembangan gigi supernumerary yang sering terjadi secara bilateral pada satu rahang.

Gigi supernumerary banyak ditemukan dari faktor keturunan dan insidensi kasus gigi supernumerary lebih tinggi pada laki- laki dibanding perempuan.

ETIOLOGI SUPERNUMERARY TEETH

Page 6: MESIODENS

4. Teori DikotomiBenih gigi terbagi dua saat perkembangannya.Satu bagian akan berkembang menjadi gigi

normal, sementara satunya lagi berkembang menjadi gigi supernumerary seperti mesiodens.

Pendukung teori ini percaya bahwa dikotomi benih gigi tersebut merupakan suatu proses germination yang lengkap

ETIOLOGI SUPERNUMERARY TEETH

Page 7: MESIODENS

Mesiodens adalah salah satu jenis gigi lebih yang terdapat di regio insisitif sentral rahang atas. Mesiodens biasanya terjadi pada anak-anak usia 3-7 tahun. Kadang-kadang mesiodens dijumpai bilateral dan kadang-kadang dalam kelipatan ketiga.Pemeriksaan dengan Mikroanalitis menunjukkan bahwa gigi mesiodens mempunyai prismata email dan tubuli dentinales yang tidak teratur .Mesiodens jarang menimbulkan keluhan dari pasien, biasanya ditemukan secara tidak sengaja karena persistensi gigi insisivus sulung, asimetri erupsi gigi insisifus atas permanen atau pada pemeriksaan radiografis.

DEFENISI MESIODENS

Page 8: MESIODENS

Berdasarkan morfologinya mesiodens terbagi menjadi tiga bentuk,yaitu:

1. Conical Mesiodens Conical mesiodens berbentuk kerucut. Conical mesiodens ini memiliki lokasi daerah pada palatinal

antara gigi-gigi insisivus pertama rahang atasAkarnya terbentuk lengkap dan dapat tumbuh ke rongga mulut.

KLASIFIKASI MESIODENS

Page 9: MESIODENS

2. Tuberculate MesiodensMemiliki bentuk seperti barel dengan beberapa tuberkel. Akarnya belum sempurna atau abnormal. Jarang tumbuh ke rongga mulut dibanding conical mesiodens,

lebih sering menyebabkan penundaan pertumbuhan gigi tetap insisivus.

Berkembang lebih lambat dan menggunakan lebih banyak tempat untuk tumbuh.

3. Molariform MesiodensMolariform mesiodens ini paling jarang dijumpai,

mahkotanya mirip premolar dan akarnya telah terbentuk sempurna.

KLASIFIKASI MESIODENS

Page 10: MESIODENS

Biasanya dilakukan dengan rontgen foto, tidak sengaja atau melalui investigasi kelainan oklusi.

Mesiodens biasanya bisa didiagnosa karena erupsi incisor sentral yang tertunda.

Arah pertumbuhan mahkota mesiodens bisa normal, terinversi atau horizontal.

DIAGNOSA MESIODENS

Page 11: MESIODENS

Gigi sulung bertahan lebih lama dalam rongga mulut

Terlambatnya erupsi dari gigi insisifus atas permanen

Kelainan posisi seperti gigi berjejalDiastema atau rotasi Dilaserasi atau perkembangan akar yang

abnormal.

AKIBAT YANG DITIMBULKAN MESIODENS

Page 12: MESIODENS

Penatalaksanaan mesiodens bergantung dari jenis dan posisi gigi, dan pengaruh tindakan pengangkatan mesiodens yang mungkin terjadi terhadap gigi-gigi yang berdekatan.

Penatalaksanaan mesiodens pertama-tama ditunjukkan untuk mengatasi etiologi rotasi yaitu dengan odontektomi mesiodens yang impaksi

Tindakan odontektomi dilakukan dengan anastesi umum, dengan pertimbangan lokasi impaksi mesiodens letaknya cukup dalam palatal.

Pencabutan gigi mesiodens sebaiknya secepat mungkin sejak saat diketahui, sebelum menimbulkan malposisi atau untuk meminimalisasi bila telah terjadi malposisi dari gigi lainnya.

PENATALAKSANAAN MESIODENS

Page 13: MESIODENS

Pencabutan mesiodens secara dini memberi kesempatan baik pada gigi normal yang sedang berkembang untuk erupsi pada posisi normalnya, akan tetapi terdapat resiko kerusakan gigi di sebelahnya yang sedang berkembang selama pembedahan

Usia yang dianjurkan oleh beberapa peneliti untuk pencabutan atau tindakan bedah adalah 8-10 tahun setelah pertumbuhan akar insisif sentral hampir selesai dengan demikian gangguan yang mungkin terjadi diharapkan seminimal mungkin.

Kadang mesiodens tidak bererupsi dan tidak menimbulkan masalah oklusal. Dalam hal ini, mesiodens bisa dibiarkan, khususnya jika gigi ini terletak tinggi di dalam rahang dan terbalik atau  jika tindakan pencabutan bisa merusak gigi yang lain.

Penundaan  perawatan dapat menyebabkan gigi yang normal bergeser atau mengalami rotasi.

PENATALAKSANAAN MESIODENS

Page 14: MESIODENS

A B

Gambar 1. : (A) Terjadi pergeseran garis median apabila

diastema sentral pasca pencabutan mesiodes tidak segera dilakukan.

(B) Gambaran radiografisnya

Page 15: MESIODENS

Supernumerary teeth atau hiperodonsia adalah keadaan yang menggambarkan kelebihan jumlah gigi yaitu adanya satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal.

Mesiodens merupakan bagian dari supernumerary teeth yang didasarkan pada lokasi gigi yang berlebih.

Mesiodens adalah salah satu jenis gigi lebih yang terdapat di regio insisitif sentral rahang atas.

Klasifikasi dari mesiodens berdasarkan morfologinya adalah Conical,Tuberculate,Molariform.

Mesiodens biasanya bisa didiagnosa karena erupsi incisor sentral yang tertunda.

Mesiodens seringkali mempengaruhi gigi-gigi sekitarnya seperti menyebabkan gigi sulung bertahan lebih lama dalam rongga mulut, serta terlambatnya erupsi dari gigi insisifus atas permanen.

KESIMPULAN

Page 16: MESIODENS

THANK YOU