mesin penggilingan papopodi

150
Mesin penggilingan padi diperuntukan untuk mempermudah proses pemisahan bulir beras dari kulitnya, dengan tetap mempertahankan rendemen dan mutu beras dan meminamalisir kehilangan hasil yang sering terjadi pada penggilingan atau pemisahan bulir beras dari kulitnya yang dilakukan secara manual, untuk itu mesin penggilingan padi sangat penting untuk proses pembentukan beras yang berkualitas. Sebelum memahami cara kerja dan bagian-bagian mesin penggilingan padi alangkah baiknya mengetahui jenis-jenis atau model penggilingan padi, diantaranya adalah : 1. Penggilingan Padi Manual/Tangan Model sederhana dan tradisional ini mungkin masih digunakan dibeberapa desa/pedalaman, dengan alat lesung dan alu cara kerja nya adalah dengan ditumbuk sehingga menimbulkan pergesekan dan akhirnya bulir beras akan terkelupas dari kulitnya. Dengan alat ini akan mengakibatkan tingkat kehancuran beras tinggi dan rendemen yang dicapai akan sangat rendah. 2. Penggilingan Padi Dengan Mesin Satu Step Dengan menggunakan sistem mesin pengupas dan pemoles satu unit logam yang masuk padi dan keluar menjadi beras dengan satu arah. 3. Penggilingan Padi Dengan Mesin Dua Step. Mesin ini dengan sistem Pengupas dan pemoles terpisah atau dengan dua mesin, satu mesin untuk pengupas dan mesin yang lainnya digunakan sebagai pemoles.Rendemen dari mesin ini bisa mencapai hingga 60-65 persen 4. Penggilingan Padi Dengan Mesin Multi Pass

Upload: kwai-tjioe

Post on 18-Feb-2016

241 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

popo

TRANSCRIPT

Page 1: Mesin Penggilingan Papopodi

Mesin penggilingan padi diperuntukan untuk mempermudah proses pemisahan bulir beras dari kulitnya, dengan tetap mempertahankan rendemen dan mutu beras dan meminamalisir kehilangan hasil yang sering terjadi pada penggilingan atau pemisahan bulir beras dari kulitnya yang dilakukan secara manual, untuk itu mesin penggilingan padi sangat penting untuk proses pembentukan beras yang berkualitas.

Sebelum memahami cara kerja dan bagian-bagian mesin penggilingan padi alangkah baiknya mengetahui jenis-jenis atau model penggilingan padi, diantaranya adalah :

1. Penggilingan Padi Manual/TanganModel sederhana dan tradisional ini mungkin masih digunakan dibeberapa desa/pedalaman, dengan alat lesung dan alu cara kerja nya adalah dengan ditumbuk sehingga menimbulkan pergesekan dan akhirnya bulir beras akan terkelupas dari kulitnya. Dengan alat ini akan mengakibatkan tingkat kehancuran beras tinggi dan rendemen yang dicapai akan sangat rendah. 

2. Penggilingan Padi Dengan Mesin Satu StepDengan menggunakan sistem mesin pengupas dan pemoles satu unit logam yang masuk padi dan keluar menjadi beras dengan satu arah.

3. Penggilingan Padi Dengan Mesin Dua Step.Mesin ini dengan sistem Pengupas dan pemoles terpisah atau dengan dua mesin, satu mesin untuk pengupas dan mesin yang lainnya digunakan sebagai pemoles.Rendemen dari mesin ini bisa mencapai hingga 60-65 persen

4. Penggilingan Padi Dengan Mesin Multi PassMesin ini digunakan secara bersatu dengan jenis abrasif dan friksi sehingga dapat mem=ngurangi resiko dan dengan kandungan rendemen pada hasil beraspun tinggi.

Setelah mengetahui jenis-jenis penggilingan padi, berikut ini saya akan menjelaskan bagaimana cara kerja dan bagian-bagian mesin penggilingan padi.Cara Kerja dan Bagian-Bagian Mesin Penggiling Padi

Page 2: Mesin Penggilingan Papopodi

Merujuk dari beberapa referensi pertanian ada beberapa Bagian-bagian mesin penggilingan padi diantaranya adalah:

1. Motor Penggerak Motor penggerak, merupakan bagian mesin yang melakukan gaya gerak memutar sehingga mendorong bagian-bagian lainnya untuk bergerak dan bekerja sesuai yang diinginkan, motor penggerak merupakan bagian inti dari mesin penggilingan padi ini. 

2. Mesin Pengupas/mesin pemecah kulit gabahBagian ini atau yang lebih dikenal dengan husker merupakan bagian pengupas kulit gabah yang memisahkan bulir beras dari kulitnya, bentuknya bermacam-macam, diantaranya adalah Engelberg, Rol Karet, Under Runner, Runner stone Disc dan ada juga jenis sentrifucal. Dan yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah jenis Rol Karet dengan manfaat cukup efisien, mudah penggunaan dan perawatannya. 

3. Mesin Pemisah GabahMesin ini digunakan sebagai pemisah bulir beras dari kulit pecah, sehingga menjadi bulir padi, namun tahapan ini masih belum sempurna karena masih ada tahapan Pemolesan/Penyosohan.

4. Mesin Penyosoh/PemolesMesin ini digunakan sebagai pemoles, atau pemutih beras, sehingga beras bersih namun dengan tingkat rendemen yang tetap terjaga.

5. Selanjutnya Mesin Pemisah beras kepala/Utuh dengan beras yang patah (menir) dan terakhir.6. Shinning atau Mesin Kristal yang berfungsi sebagai pencuci dan pembersih beras.

Demikian beberapa tahapan cara kerja mesin Penggilingan padi, semoga bermanfaat. 

Beli Sekarang

Previous

Next

Sebuah Kemudahan bagi Anda dan Keluarga untuk Hidup Sehat

Hidup Sehat dengan makanan sehat saat ini jadi lebih mudah dengan hadirnya layanan Eka Farm. Eka Farm membantu Anda untuk mudah mendapatkan Makanan Sehat,

terutama Beras Organik.

Page 3: Mesin Penggilingan Papopodi

Peluang Usaha ResellerDi daerah Anda masih sulit mendapatkan Beras Organik? Jadilah Reseller Eka Farm.

 

Beli OnlineAnda juga bisa membeli Produk Eka Farm melalui Online. Silahkan langsung menghubungi kami melalui kontak kami.

 

Melalui Reseller TerdekatAnda bisa dengan mudah mendapatkan Produk Eka Farm melalui Reseller yang terdekat dengan Anda.

 

Berbagai Produk Makanan Sehat dari Eka Farm

Produk Utama Eka Farm adalah Beras Organik. Beras Organik tersebut antara lain Beras Menthik Wangi Susu, Beras Merah,

Beras Hitam, Beras Diabetes, Beras Diet, Beras Penggemukan dan lain-lain.

Eka Farm terus semakin melengkapi produk-produknya untuk memenuhi kebutuhan akan makanan sehat bagi Keluarga Anda.

 

Page 4: Mesin Penggilingan Papopodi

Etalase

Rice Quality Meter RS-2000XGabah yang telah diproses menjadi beras harus diukur kualitasnya. Guna menjawab kebutuhan tersebut, Suncue Company Ltd menciptakan alat yang cukup inovatif guna mengukur kualitas fisik biji beras. Alat pengukur kualitas ini sanggup mendeteksi beras masak/matang (mature), beras belum masak (immature), beras bercelah (fissured), beras rusak, biji mati, dan kadar beras pecah (broken). Dengan display pengukuran digital, membuat mengukur kualitas beras menjadi begitu mudah dan akurat. Hasilnya, kualitas beras pun makin prima.

Portable Taste Analytic Meter PS-500Suncue Company Ltd juga memproduksi alat yang tak kalah inovatif untuk mengukur kandungan yang terdapat di dalam biji beras. Alat ini sanggup mengukur kadar air, kandungan protein, amilosa, dan asam lemak. Dari sampel biji beras yang dianalisa oleh Portable Taste Analytic Meter ini kemudian akan dirangkum menjadi data kuantitatif yang mudah untuk dibaca dan diterjemahkan. Desainnya yang kompak membuat alat ini mudah untuk dibawa dan dipindahkan ke mana pun Anda mau. Hebat bukan?

Vibrator Sifter AVS-1Memisahkan menir dari beras pecah dan beras utuh merupakan agenda wajib bagi pabrik pengolah beras jika ingin menghasilkan beras yang berkualitas. Menjawab kebutuhan tersebut Agrindo menawarkan mesin pemisah menir dengan mengusung teknologi vibrasi (getaran), sehingga proses pemisahan menir dari beras menjadi begitu mudah dan efektif. Dengan tenaga 2–2,5 Horse Power (HP) yang dihasilkan, Vibrator Sifter tipe AVS-1 ini mampu bekerja dengan kapasitas 2,5 ton per jam.

Color Sorter HSCS-SeriesSatu lagi hadir kehadapan kita, mesin inovatif yang mampu mensortasi beras tidak baik diantara beras putih berdasarkan warna untuk menghasilkan beras kualitas baik. Produk besutan Hansung ini mampu menyortir beragam jenis material seperti: beras coklat, beras lengket, beras yang berubah warna, beras rusak, beras yang berwarna hitam, benih, bahkan rumput sekalipun. Color sorter HSCS-Series ini menjanjikan kualitas pemisahan secara tepat dan terbaik dengan menggunakan teknologi CCD line, kamera pemindai dan lensa C-MOUNT. Disamping itu, dengan sistem pengaturan dan pemisahan otomatis berdasarkan warna menjaga penyortiran tetap optimal.

Page 5: Mesin Penggilingan Papopodi

Pupuk Organik Cendana 1 StrengthBagi petani yang sedang atau berkeinginan mengembangkan tanaman padi organik, kini telah hadir satu lagi pupuk organik yang mampu menjawab keinginan untuk menghasilkan tanaman organik yang mampu berproduksi tinggi. Cendana 1 Strength merupakan pupuk organik cair yang terbuat dari bahan-bahan alami. Diproses secara mikrobiologi melalui proses fermentasi sehingga mengandung senyawa bioaktif seperti asam amino, enzim, vitamin dan slow realist agent, mikroba pengurai, penambah N, pelarut fosfat dan penghasil fitohormon. Buktikan keandalannya.

Cara pengaplikasian untuk tanaman padi cukup mudah, yaitu dengan disiramkan pada akar atau disemprotkan pada tanaman dengan interfal penggunaan per 5-7 hari. Dosis penggunaan 1-2 cc per liter air. Selain digunakan untuk tanaman palawija seperti padi, Cendana 1 Strength ini juga dapat digunakan pada tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman pembibitan, tanaman hias dan tanaman tahunan.

MESIN PENGGILINGAN PADI DAN KOMPONENNYA.

Salah satu penyebab rendahnya rendemen dan mutu hasil penggilingan padi serta tingginya kehilangan hasil (susut penggilingan) adalah disebabkan dari peralatan dan mesin penggilingan. Untuk dapat memperoleh hasil penggilingan yang maksimal perlu memahami unit-unit komponen dan mesin penggilingan padi.

Ada beberapa model penggilingan padi, yaitu :1. Penggilingan manual/ tangan2. Penggilingan dengan mesin satu step.3. Penggilingan dengan mesin dua step.4. Penggilingan dengan mesin multi pass /stage

Penggilingan padi secara manual.Penggilingan dengan menggunakan tangan yaitu dengan menggunakan lesung dan alu. Cara penggilingan ini berbasis gesekan antara biji dengan biji. Pembersihan dilakukan diakhir penggilingan

Page 6: Mesin Penggilingan Papopodi

dengan penampian dengan menggunakan tampi. Cara ini membuat kehancuran beras tinggi sehingga rendemen yang dicapai rendah.

Penggilingan padi dengan mesin satu step (single phase/ satu phase)Penggilingan dengan system gesekan logam yaitu unit pengupasan dan unit penyosohan berada dalam satu mesin. Gabah masuk penggilingan dan keluar sudah dalam bentuk beras giling.Penggilingan padi dengan mesin dua step.(double phase/ dua phase)mesin pengupas dan mesin penyosoh/ pemoles terpisah atau tidak dalam satu mesin. Rendemen giling bisa mencapai 60-65 %.Penggilingan padi dengan mesin multi pass.Mesin penggilingan dengan unit penyosoh / pemoles (jenis abrasif dan jenis friksi ) bersatu, sehingga dapat mengurangi resiko-resiko yang dihadapi selama proses penggilingan

Penentuan jenis dan kombinasi mesin penggilingan paling tepat sangat ditentukan oleh kapasitas yang dibutuhkan, jenis, varietas dan sifat gabah, mutu beras putih yang diharapkan serta biaya.

Bagian komponen mesin penggiling, terdiri dari :1. Motor Penggerak.2. Mesin Pengupas/ pemecah kulit gabah (husker).Mesin ini membersihkan kulit gabah/ sekam yang tercampur dalam beras pecah kulit.Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet, jenis under runner stone disc dan jenis sentrifucal.Mesin pengupas gabah yang paling umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang tinggi, efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya 2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 – 500 mm dan lebar 120-500 mm.3. Mesin pemisah gabah (separator)Digunakan untuk memisahkan gabah dari beras pecah kulit.Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit mempunyai 3 tipe yaitu :1). Pemisah jenis kompartemen, terdiri dari dinding pemisah vertikal, papan luncur secara zigzag. Campuran gabah dan beras pecah kulit membentur papan pemisah zigzag tersebut, maka akan

Page 7: Mesin Penggilingan Papopodi

meluncur jatuh melalui papan luncur. Jika gabah yang lebih ringan akan terangkat keatas dan dikeluarkan melalui pintu keluaran dibagian atas papan luncur. Sedangkan beras pecah kulit yang berada dibagian bawah dikeluarkan melalui pintu keluaran yang berada di bagian bawah papan luncuran.2)Pemisah berdasarkan berat jenis. Pemisah ini banyak dipakai pada mesin-mesin penggiling terbaru. Pemisah jenis ini terdiri atas papan pemisah berbentuk bujur sangkar yang diletakkan miring pada bidang datar dengan sejumlah cekungan. Saat papan bergetar, gabah dan beras pecah kulit terpisah akibat dari perbedaan berat jenis.3)Pemisah jenis layar/ type saringan, terdiri dari ayakan saringan yang bergetar, berjumlah 6-15 ayakan.4. Mesin Penyosoh/ Pemoles/Pemutih (polisher)Ada 2 tipe mesin penyosoh yaitu tipe friksi dan abrasif.1).Mesin pemutih abrasif, bekerja dengan putaran yang relative cepat dan tekanan giling yang rendah sehingga peningkatan suhu beras lebih kecil dan kerusakan (pecah) lebih sedikit tetapi permukaan beras tampak kasar.2).Mesin pemutih friksi bekerja dengan putaran yang relative lambat dan tekanan giling yang tinggi sehingga menghasilkan pelepasan dedak yang lebih baik dan permukaan beras yang lebih halus. Kekurangan mesin ini, tingginya ratio beras yang dihasilkan, suhu beras yang lebih tinggi serta jenis ini menggunakan listrik lebih banyak.Sangat dianjurkan penggabungan fungsi mesin pemutih jenis abrasif dan friksi dalam proses multi pass, karena mengurangi beras patah dan peningkatan suhu beras serta memperbaiki pembuangan kecambah beras.5. Mesin pemisah beras kepala, beras patah dan menir (shifter)6. Mesin Pengkristal/ pencuci beras (shinning)

Page 8: Mesin Penggilingan Papopodi

BerasKu Organik Premium memiliki Standar Mutu sebagai berikut :

Sertifikasi Mutu Produk Dari Innofice. Lulus Uji Residu Dan Kandungan Gizi Dari Sucofindo Dan Kimia Agro. Lulus Uji Residu Dan Kandungan Gizi Dari Laboratorium Penelitian Dan Pengujian

Terpadu UGM Dan UNPAD. Sertifikasi Penyuluhan Dari Departemen Kesehatan. Sertifikasi Halal Dari Majlis Ulama Indonesia (MUI). Menggunakan Benih Padi Unggul Lokal (tidak ada rekayasa genetik). Pengairan Menggunakan Biofilter. Menggunakan Pupuk Organik Padat Dan Cair Alami. Bebas Bahan Pengawet (efek Detoksifikasi dan memperbaiki metabolisme tubuh). Berefek Therapy. Vaccum Packaging Sehingga Aman Dari Kutu Dan Jamur. Kaya Akan Serat, Nutrisi,Vitamin,Mineral dan Rendah Glukosa. Dikemas dalam kemasan Vaccum tahan hingga 2 tahun. Sistem Budidaya organik yang mendukung pelestarian alam, menjaga ekologi tanah

& air, membantu mengurangi Global Warming Effect (Efek Rumah Kaca / Pemanasan Global)

100 % Asli Produk Indonesia

Mengapa Harus Mengkonsumsi BerasKu Organik

Terbebas Dari Pupuk Kimia & Residunya. Terbebas Dari Pestisida / Racun Kimia Sintetik. Terbebas Dari Bahan Pengawet Dan Pemutih. Terbebas Dari Produk Rekayasa Genetika. Dapat Memperbaiki Metabolisme Tubuh Serta Memperbaiki & Membantu regenerasi

Sel-sel Tubuh Secara Alami. Mencegah Berbagai Penyakit. Mencegah Pembentukan Kolesterol berlebih Dalam Tubuh. Rasa nasi lebih Enak, lebih pulen dan lebih berserat Mengandung Kadar Gula Yang Sangat Rendah (indeks glikemik < 55) Sehingga

Aman Dikonsumsi Oleh Penderita Diabetes Dan Sangat Baik Untuk Mereka Yang Sedang Menjalani Program Diet. Bahkan Dianjurkan Untuk Dikonsumsi Bagi Mereka Yang Menderita Kolesterol Tinggi Dan Penderita Autis.

Rasa Dan Aroma Nasi Lebih Segar, Warna Putih Bersih Alami Dan Tidak Cepat Basi (dalam 48 jam) Tanpa Perlu Disimpan Dalam Lemari Pendingin. Hal Ini Terjadi Karena Tidak Ada Proses Pengasaman Oleh Kandungan Residu Pestisida Dan Pupuk Kimia Seperti Yang Sering Terjadi Pada Beras Non Organic .

padi Mari lanjutkan yang kemarin ngebahas masalah padi Keanekaragaman tipe beras/nasi

Page 9: Mesin Penggilingan Papopodi

Padi pera Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya.

Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

Ketan Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi

ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

Padi wangi Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia,

yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.

Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short

grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi.

Aspek budidaya Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah

sistem budidaya diterapkan untuk padi. * Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah

Sungai Yangtse di Tiongkok. * Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi

sawah. * Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan. * Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya

lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem.

Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo. Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau

penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.

Hama dan penyakit

Page 10: Mesin Penggilingan Papopodi

Hama-hama penting * Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata) * Penggerek batang padi kuning (S. incertulas) * Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera) * Wereng coklat (Nilaparvata lugens) * Wereng hijau (Nephotettix impicticeps) * Lembing hijau (Nezara viridula) * Walang sangit (Leptocorisa oratorius) * Ganjur (Pachydiplosis oryzae) * Lalat bibit (Arterigona exigua) * Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua) * Tikus sawah (Rattus argentiventer) Penyakit-penyakit penting * blas (Pyricularia oryzae, P. grisea) * hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Pengolahan gabah menjadi nasi Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan

dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.

Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak

dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.

Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras

terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:

* sekam (atau merang), yang dapat digunakan sebagai bahan bakar * bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan ternak, dan * dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk

makanan ternak. Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau ketan

yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).

Produksi padi dan perdagangan dunia

Page 11: Mesin Penggilingan Papopodi

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.

Produsen padi terbesar — 2005 (juta metrik ton) * Republik Rakyat Cina = 185 * India = 129 * Indonesia = 54 * Bangladesh = 40 * Vietnam  = 36 * Thailand  = 27 * Myanmar = 25 * Pakistan = 18 * Filipina = 15 * Brasil = 13 * Jepang = 11 Total Dunia = 700 Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Aspek budaya dan bahasa Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia

Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ilmu padi. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya

* Padi ditanam tumbuh lalang * Padi masak, jagung mengupih * Bagai ayam mati di lumbung padi Referensi 1. ^ Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier

Publishing Projects. Jakarta, 1984. Hal. 2503 2. ^ situs Gramene.org 3. ^ Focus 25, 2007 4. ^ Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes and classification of asian rice varieties. Theor.

Appl. Genet. 74:21—30. 5. ^ a b Garris, A.J. (2004). "Genetic structure and diversity in Oryza sativa L.". Genetics

169: 1631-1638. doi:10.1534/genetics.104.035642.

Page 12: Mesin Penggilingan Papopodi

6. ^ Zohary D., Hopf, M. 2000. Domestication of plants in the old world. Oxford University Press, Oxford.

Pengembangan pertanian organik di Indonesia masih memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan. hal ini terkait dengan berbagai keunggulan dan peluang yang dimilikki oleh indonesia. Namun demikian, upaya pengembangan pertanian jenis ini juga dihadapkan pada berbagai kelemahan dan ancaman yang harus segera diantisipasi. berbagai keunggulan, peluang, ancaman ddan kelemahan dalam pengembangan pertanian organik di Indonesia antara lain: 1) Kekuatan (Strengths) terdiri dari: sumber daya hayati yang kaya dan beragam, lahan original terutama wilayah timur dan tengah serta sebagian wilayah barat Indonesia, penduduk yang besar dan pendapatan perkapita yang harus meningkat merupakan pasar yang potensial;, 2) kelemahan (Weaknesses) antar lain: pengolahan umumnya petani kecil, mahalnya biaya sertifikasi, akses dan informasi pasar, terlalu supply driven, kurangnya penelitian dan pengembangan;, 3) Peluang (opportunities), yaitu: pasar (nasional dan internasional) yang berkembang, ternd hidup sehat, skandal pangan (pestisia,harmon), dan keterlibatan LSM dan lembaga donor dalam pengembangan; 4) tantangan (threats) antara lain: kalim produk konvensional sebagai produk organik, pertanian organik versus ketahanan pangan, petani frustasi akibat gagal mengakses harga preminum, masuknya produk impor.

Program Pemerintah dangan peningkatan produksi beras nasional(P2BN) dimana melalui program ketahanan pangan berupaya untuk mewujudkan ketersediaan, aksebilitas, stabilitas pengadaan pangan yang memadai, dimana kebutuhan beras nasional meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Kebutuhan beras nasional pada tahun 2007 diprediksi mencapai 30,9 juta ton dengan asumsi bahwa konsumsi beras rata-rata 139 kg/kapita/tahun ( Yuwanda, 2008). Rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,7%/tahun, maka pemerintah dituntut harus meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi.

Sedangkan dalam usaha tani padi, pengugunaan varietas unggul dan benih bermutu sangat berperan dalam meningkatkan produk pertanian dan dapat dilihat dari mutu produk varietas unggul seperti daya hasil tinggi, ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu, umur genjah, kandungan khusus tertentu (pulen, kadar protein tinggi dll). dan kesesuaian dengan pola tanam tertentu.

Prefensi konsumen terhadap nasi di suatu daerah berbeda dengan konsumen di daerah lainnya seperti konsumen di Pulau jawa menyukai nasi yang pulen (lengket) dan mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (Puslitbangtan,2006). Secara tidak langsung faktor mutu beras dikasifikan berdasarkan nama atau jenis beras serta beras yang dipakai.

Respon konsumen terhadap beras bermutu sangat tinggi. Agar konsumen mendapatkan jaminan mutu beras harus diterapkan sistem standarisasi mutu beras. Beras harus uji mutunya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) mutu beras giling pada laboratorium uji yang terakreditaasi dan dibuktikan berdasarkan sertifikat hasil uji (Suismono,2002). SNI untuk beras giling bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya manipulasi mutu beras dipasaran, terutama karena pengoplossan atau pencampuran antar kualitas atau antar varietas beras yang dihaasilkan.

Page 13: Mesin Penggilingan Papopodi

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian pupuk organik (kotoran Ayam, kotoran sapi, jerami) terhadap jumlah produksi padi yang dihasilkan; 2) mengetahui mutu beras yang dihasilkan dari pemebrian pupuk organik berdasarkan SNI.

METODOLOGI

Penelitian ini dilakuan dilahan sawah petani di Desa Rimbo Recap Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu dengan luas 1 Ha dan sistem pertanaman padi meggunakan legowo 4:1. Pengujian mutu beras dilakukan di Laboratorium Pasca Panen BPTP Bengkulu pada tahun 2011.

Perlakuan yang diterapkan addalah penananman padi varietas inpari 13 dengan menggunakan penmbahan pupuk organik limbah pertanian yaitu pupuk kompos kotoran ayam, pupuk kompos kotoran sapi, pupuk kompos jerami dengan dosis 0,5 ton/ha dan tanpa menggunakan pehan pupuk kompos. Dosis pupuk kimia yang digunakan adalah 200 kg/ha urea dan 300 kg/ha NPK Phonska. Sampel gabah dan beras yang diuji seluruhnya berasal dari hasil ubinan.

Bahan yang digunakan adalah gabah padi varietas inpari 13 hasil panen ubinan, sedangkan alat yang digunakan utuk pengolahan dan pengujian mutu adalah penggiling padi, karung, timbangan, timbangan analitik, alat ukur kadar air dan kantong plastik. Sampel gabah diambil dari hasil ubinan kegiatan Pengkajian kompetetif 2011 percontohan komponen teknologi pemanfaatan pupuk organik limbah pertanian untuk padi sawah di Kabupaten rejang Lebong. Jumlah gabah untuk masing-masing sampel sebanyak 7 kg dalam bentuk gabah kering giling. Sengan penjelassan sebagai berikut:

Sampel gabah kemudian digabung per perlakuan pupuk untuk digiling bersamaan dengan rata-rata 21 kg per perlakuan, masing-masing perlakuan diambil sampel beras hasil gilingan sebelum disosoh dan sesudah disosoh sebanyak 100 gram dengan masing-masing 4 ulangan.

Jenis pengujian mutu beras meliputi beras kepala, beras patah, butir menir, butir kapur, serta butir kuning dan rusak dengan penjelasan sebagai berikut:

Beras kepala, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan 75 % bagian dan butir beras utuh.

Beras patah, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar dari 25 % sampai dengan lebih kecil 75 % dari butiran beras utuh.

Butir menir, yaitu nutir beras sehatmaupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 25 % bagian beras utuh.

Butir kapur, yitu butir beras yang separuh bagian atau lebih berwarna putih seperti kapur dan bertekstur lunak yang iebabkan faktor fisiologis.

Butir kuning, yaitu butir beras utuh, beras kepala, beras patah, dan menir yang berwarna kuning atau kuning kecoklatan (BPTP sumatera Selatan 2006).

Page 14: Mesin Penggilingan Papopodi

Peralatan yang dipergunakan terdiri atas alat penampi atau pembersih gabah (aspirator) untuk memisahkan gabah isi dan gabah hampa, alat pemecah kulit gabah (rice husker) untuk memperoleh beras pecah kulit (BPK), alat penyosoh (rice poliser) untuk menyosoh beras pecah kulit hingga diperoleh beras berwarna putih, ayakan menir (seive) ukuran 2,5mm untuk memperoleh butir menir, alat pemisah ukuran beras (rice drum grader) untuk memisahkan beras kepala dan utuh dengan beras patah. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pda SNI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil produksi padi dengan pemberian pupuk organik limbah pertanian kotoran ayam, kotoran sapi, dan jerami secar diskriftif tidak begitu berbeda denagn yang tidak diberikan pupuk kandang. hal ini dapat dilihat dari hasil ubinan yang didapat .data hasil ubinan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel1. Produktivitas padi sawah pada beberapa perlakuan pupuk organik (ton/ha)

Perlakuan ulangan Kompos

Ayam

Kompos

Sapi

Kompos

Jerami

Kontrol

1 7,6 7.4 7,7 7,7

2 7,7 8,2 8,4 8,6

3 6,1 8 6,5 6,6

Rata-rata 7,133 7,867 7,750 7,633

berdasarkan data hasil ubinan diatas dapat kita lihat bahwa rata-rata hasil produksi tertinggi sebessar 7,867 ton/ha dengan perlakuan pemberian pupuk organik/kompos kotoran sapi dan yang terendah adalh perlakuan dengan pemeberian pupuk kompos ayam dengan rata-rata produksi 7,133 ton/ha. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pemebrian pupuk kompos kotoran sapi mampu meningkatkan hasil produksi tertinggi padi.

Hasil pengujian mutu beras dari beberapa ubinan yang diambil menunjukan bahwa rendemen beras giling dari inpari 13 berkisar anatar 65,80 % sampai 69,60. Rendemen paling tinggi didapat dari perlakuan pemberian kompos kotoran sapi dan tidak jauh berbeda dengan rendemen pemberian komps jerami yakni sebesar 69,31%. Rendemen terendah dihasilkan dari pemberian pupuk kompos kotoran ayam.

Tabel2. Kadar air gabah saat penggilingan dan rendemen yang dihasilkan dari proses penggilingan (putaran mesin 700-800 rpm)

Page 15: Mesin Penggilingan Papopodi

No Perlakuan Ka (%) Berat padi

(kg)

Berat Beras

(kg)

Rendemen

(%)

1 Penambahan Kompos Ayam 9,95 18,80 12,37 65,80

2 Penambahan Kompos sapi 9,50 17,30 12.04 69,60

3 Penambahan Kompos jerami 9,05 17,40 12,06 69,31

4 Kontrol 8,80 17,20 11,74 68,26

Rendemen beras giling dipengaruhi oleh varietas, karakteristik gabah, cara dan alat penggilingan, mutu beras yang hendak dicapai, teknik budidaya, dan agroekosistem pertanaman padi. rendemen beras giling yang tinggi belum tentu diikuti oelh persentase beras kepala yang tinggi. Hasil penelitian justru menemukan hubungan yang berkebalikan denagn kedua kriteria mutu tersebut (sutrisno.et.al 2002)

Untuk kadar air beras pun tidak ada perbedaan. Hal ini dikarenakan masing-masing perlakuan diberikan penanganan pasca panen yang sama, namun setelah dipisahkan berdasarkan mutu beras, terdapat variasi pada persentase beras kepala dan beras patah atau pecah, sedangkan butir menir, butir kapur, dan butir kuningrusak tidak terlalu bervariasi. Variasi persentase beras kepala dan beras patah bisa disebabkan oleh lokasi pertanaman padi atau penanganan pasca panen yang berbeda serta kesehatan tanaman. pada tabel 3 dapat dilihat bahwa beras yang dihasilkan dikatagorikan kedalam mutu III dan mutu IV. Pemberian pupuk organik dari kompos kotoran sapi menghasiolkan beras engan kualitas mutu III berdasarkan butir kepala sementara yang lainnya dikatagorikan mutu IV.

No Perlakuan

Variabel Pengamatan (%)

Ayam Sapi Jerami Kontrol

1 Kadar air (%) 11 11 11 11

2 Butir Kepala (%) 77,17 79,83 74,54 73,03

3 Butir patah (%) 18,06 16,77 21,63 22,11

4 Butir Menir (%) 2,31 2,12 2,12 3,72

5 Butir mengapur (%) 2,46 1,28 1,71 1,14

6 Butir kuning (%) 0 0 0 0

7 Butir Gabah (%) 0 0 0 1 butir

Page 16: Mesin Penggilingan Papopodi

8 Butir asing(%) 0 0 0 0

Tabel 4. Hasil Analisa Mutu Beras Sesudah Disosoh

No Perlakuan

Variabel Pengamatan (%)

Ayam Sapi Jerami Kontrol

1 Kadar air (%) 11 11 11 11

2 Butir Kepala (%) 75,56 78,34 74,03 74,18

3 Butir patah (%) 16,33 17,65 21,72 20,16

4 Butir Menir (%) 4,18 1,97 2,58 3,72

5 Butir mengapur (%) 2,93 2,04 1,67 1,94

6 Butir kuning (%) 0 0 0 0

7 Butir Gabah (%) 0 0 0 0

8 Butir asing(%) 0 0 0 0

Persentase beras kepala pada sampel yang berassal dari pertanaman padi yang menggunakan organik kotoran sapi palinh tinggi dengan beras patah paling sedikit dan butir menir tidak terlalu berbeda dengan yang lain. Beras patah bissa terjadi jika pada saat digiling, gaqbah masih agak basah atau terlalu kering. Beras patah juga dapat disebabkan oleh proses penyosohan. Batu sosoh yang baru dapat menghasilkan beras patah tinggi, sedangkan batu sosoh yang sudah aus menghasilkan beras patah lebih sedikit. Besarnya persentase beras patah dan butir menir ini juga bisa disebabkan oleh kurang sehatnya gabah yang dihasilkan karena pada gabah tersebut terdapat bercak-bercak.

Berdasarkan hasil pengujian mutu beras, terhadap sampel yang sudah disosoh yang berasal dari pupuk organik sapi menghasilkan beras kepala 78,34%, atau temasuk kedalam kategori mutu III standar SNI. Sementara sampel gabah yang lainnya menghasilkan beras kepala dibawah 78% sehingga termasuk kedalam kategori mutu IV.

Tabel 5. Persayratan Mutu Beras Menurut SNI 6128:2008

Komponen Mutu Satuan Mutu

I

Mutu

II

Mutu

III

Mutu

IV

Mutu

V

Page 17: Mesin Penggilingan Papopodi

Derajad sosoh (Minimum) % 100 100 95 95 95

Kadar Air (Maksimum) % 14 14 14 14 15

Beras Kepala (Minimum) % 95 89 78 73 60

Butir Patah(Maksimum) % 5 10 20 25 35

Butir Menir (Maksimum) % 1 2 2 5

Butir Merah (Maksimum) % 1 2 3 3

Butir kapur (Maksimum) % 1 2 3 5

Benda Asing (Maksimum) % 1 2 3 5

Butir Gabah (Maksimum) Butir/100 gr 1 1 2 3

Sumber: Badan Standarisasi nasional (2008)

Tabel 6. Kategori Mutu Per Komponen Yang Diamati

Komponen Mutu Satuan Ayam Sapi Jerami Kontorl

Kadar Air (Maksimum) % Mutu I Mutu I Mutu I Mutu I

Beras Kepala (Minimum) % Mutu IV Mutu III Mutu IV Mutu IV

Butir Patah (Maksimum) % Mutu III Mutu III Mutu IV Mutu IV

Butir Menir (Minimum) % Mutu III Mutu III Mutu III Mutu V

Butir Merah (Minimum) % Mutu I Mutu I Mutu I Mutu I

Butir Kapur (Minimum) % Mutu IV Mutu III Mutu III Mutu III

Benda asing (Minimum) % Mutu I Mutu I Mutu I Mutu I

Butir Gabah (Minimum) Butir/100 gr

Mutu I Mutu I Mutu I Mutu III

Untuk sampel dari beberapa perlakuan saat penanaman terdapat dua kelas mutu yang dapat dijadikan pedoman berdassarkan persentase beras kepala dan persentase beras patah menjadi dua katagori

Page 18: Mesin Penggilingan Papopodi

mutu, Yaitu untuk sampl dengan pupuk kompos kotoran ayam, jerami an tanpa menggunakan kompos menghasilkan beras yang termasuk beras patahnya lam katagori mutu IV.

Hasil pengujian mutu beras kepala dari beberapa sampel perlakuan tanaman menunjukan tidak terdapat beras yang termasuk mutu I karena beras kepala tidak mencapai minimum 95 %. Namun, beras mutu III masih disukai konsumen karena beras patahnya berkisar 10-20 %.

Dengan adanya kelas mutu, pedagang atau pelaku pasar beras akan lebih mudah memilih segmen pasar yang akan dituju. namun, sebelum beras didistribusikan ke pasar atau konsumen, perlu dilkakukan pengujian mutu beras oleh laboratorium pengujian mutu beras yang terakreditasi.

KESIMPULAN

Dari haasil pembahassan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. 1.Pemberian pupuk organik dari kotoran spi menghasil produksi padi lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pupuk organik yang lain yaitu sebesar 7,867 ton/ha GKP.

2. 2.Pemberian pupuk organik kotoran sapi menghasilkan mutu beras III lebih baik dibandingkan dengan mutu beras dengan pemberian pupuk organik kotoran ayam dan jerami yaitu dikatagorikan mutu beras IV.

3. 3.Dengan melakukan pengukuran atau identifikasi secara kuantitatif terhadap karakter fisik beras dan menentukan klasifikasi mutu beras yang dihasilkan maka diharapkan konsumen dan pelaku pasar beras akan lebih mudah memilih segmen pasar yang akan dituju.

DAFTAR PUSTAKA

Badan standarisasi nasiona.2008.Standar nasional Indonesia Beras Giling. SNI 6128:2008. Badan Standarisasi nasional, Jakarta. 9 Hlm.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan. 2006. Laporan Pelatihan dan pedoman Penanganan pascapanen padi, Palembang 27-28 Februari 2006. kerjasama IRRI-SSFFMP-BPTP Sumatera Selatan. Halm.9-13.

Puslitbangtan.2006. Padiunggulspesifikdaearah. Warta Penelitian dan pengembangan pertanian, Vol.28. No.2. Bogor. Page 4-5

Page 19: Mesin Penggilingan Papopodi

Suismono.2002. Standarisasi mutu untuk perdagangan beras di Indonesia. Majalah Pangan 39 (XI): 37:47.

Suprihatno,B.A.A.Drajat, Satoto,Baehaki,S.E.B.Suprihanto,A.Setyono,S.D.Indrasari,M.Y. Samaulah, dan H.sembiring.2009. Deskripsi Varietas padi. Balai Besar Penelitian Tanaman padi. Sukamandi.Hlm.15

Sutrisno, suismono, Jumali, dan J,S. Munarso.2002. Cara Berproduksi yang baik dalam industri beras. Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi.22 Hlm.

Yuwanda.w.2008.Prospek pengembangan padigogo aromatic dalam upaya menunjang ketahanan pangan.

Perkembangan pertanian organik di Indonesia saat ini telah menunjukan perkembnagan yang positif, walaupun pasarnya masih masih terkonsentrasi dibeberapa kota besar saja. Produk-produk pangan organik, terutama dalam bentuk produk segar dan olahan minimal telah diperdagangkan di ritel-ritel modern dan toko-toko khusus yang menjual produk pangan organik. Untik Komoditas perkebunan seperti kcang mete dan kopi bahkan telah menebus pasar ekspor.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP), Kementerian Pertanian,

Yusni Emilia Harahap mengatakan, salah satu contoh mengolah hasil limbah produk pertanian

adalah mengolah beras yang pecah menjadi tepung beras. “Biasanya beras yang pecah ketika

dipenggilingan, itu dikumpulkan dan dijual sebagai pakan unggas. Coba diolah menjadi tepung

beras, harganya jauh lebih baik dibandingkan hanya dikumpulkan dan dijual sebagai pakan,”

katanya.

Tidak hanya beras pecah yang diolah, sekam padi pun dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk

mengeringkan padi. Salah satu alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang diciptakan adalah mesin

pengering padi. Selama ini yang ada dalam pikiran kebanyakan masyarakat bahan bakar yang

digunakan adalah solar, ternyata tidak. Cukup dengan sekam padi.

“Jadi sekam padi tidak dibakar begitu saja. Bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin

pengeringan padi. Inilah sebagian kecil contoh memanfaatkan limbah pertanian yang ada,” tuturnya.

Dengan memanfaatkan limbah hasil pertanian, menurut Yusni, tidak hanya semata mengurangi

biaya produksi, melainkan dapat memberikan tambahan pendapat bagi petani. “Konsep zero

waste inilah yang sedang kami usung. Terutama dalam menghadapi MEA 2015 nanti,” katanya.

Revitalisasi PenggilinganSelain mendorong konsep zero waste pada usaha penggilingan padi, untuk meningkatkan mutu

dan kualitas beras pemerintah akan melakukan revitalisasi penggilingan padi. Revitalisasi menurut

Page 20: Mesin Penggilingan Papopodi

Yusni, sangat diperlukan karena berdasarkan sensus BPS Tahun 2012, dari 186 ribu penggilingan

padi di Indonesia, sekitar 172 ribu unit adalah penggilingan kecil yang kinerjanya belum optimal.

“Karena dikelola Gapoktan banyak penggilingan kecil yang kinerjanya penggilingannya belum

optimal, rendemen pun masih rendah,” katanya.

Menurut Yusni, ada beberapa hal yang membuat penggilingan padi kecil tidak efisien. Pertama,

kapasitas giling tidak sesuai dengan kapasitas mesin. Hal ini biasanya karena kurangnya pasokan

bahan baku, baik karena ketiadaan pasokan dari panen atau karena ketiadaan modal pembelian

bahan baku.

Kedua, kinerja penggilingan yang kurang. Akibatnya, rendemen giling masih tidak optimal. Kinerja

penggilingan tersebut dipengaruhi antara lain budaya usaha yang tidak berorientasi kepada

rendemen tinggi, kemampuan operator yang rendah dan informasi teknologi penggilingan padi yang

tidak sampai kepada pengelola penggilingan padi.

“Untuk mengatasi permasalahan tersebut kami melakukan kegiatan revitalisasi penggilingan padi.

Sejak 2012, Kementerian Pertanian telah melakukan revitalisasi penggilingan padi ke 447 lokasi

kabupaten,” katanya.

Yusni mengungkapkan, revitalisasi penggilingan padi ditujukan untuk meningkatkan kinerja

penggilingan padi, baik dari sisi pengelolaan usaha maupun sisi peningkatan rendemen dan mutu

beras yang dihasilkan. Revitalisasi tersebut antara lain, revitalisasi teknologi, perbaikan konfigurasi

penggilingan padi, perbaikan cara kerja penggilingan padi, revitalisasi/penggantian alat/mesin

penggilingan padi yang sudah usang.

“Revitalisasi usaha juga perlu dilakukan, terutama perbaikan pengelolaan usaha, revitalisasi

permodalan dan penerapan GMP untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan terjamin

keamanan pangan,” katanya. Cla/Yul

Salam Pertanian !! Info bagi adik-adik yang masih sekolah, inilah proses pengolahan padi menjadi beras yang biasa dimasak oleh ibu kita agar jadi nasi. Ternyata untuk membuat nasi yang biasa kita makan pagi, siang dan malam tak semudah yang kita bayangkan. Perlu kerja keras penuh dengan keuletan para petani kita. 

 

Page 21: Mesin Penggilingan Papopodi

 

Gambar Padi Padi

 

Hasil panen padi dari sawah disebut gabah. Gabah tersusun dari 15-30% kulit luar (sekam), 4-5% kulit ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan 2-3% lembaga. Sekam membentuk jaringan keras sebagai perisai pelindung bagi butir beras terhadap pengaruh luar. Kulit ari bersifat kedap terhadap oksigen, CO2 dan uap air, sehingga dapat melindungi butir beras dari kerusakan oksidasi dan enzimatis. Lapisan katul merupakan lapisan yang paling banyak mengandung vitamin B1. Selain itu katul juga mengandung protein, lemak, vitamin B2 dan niasin. Endosperm merupakan bagian utama dari butir beras. Komposisi utamanya adalah pati. Selain pati, endosperm juga mengandung protein dalam jumlah cukup banyak, serta selulosa, mineral dan vitamin dalam jumlah kecil.

Sekam merupakan 15-30% bagian gabah. Fungsi sekam antara lain melindungi kariopsis dari kerusakan, serangan serangga dan serangan kapang. Sekam terdiri dari palea dan lemma. Struktur palea/lemma yaitu epidermis luar, sklerenimia (mengandung lignin), parenkimia, dan epidermis dalam.

Kariopsis terdiri dari kulit luar dan endospem. Kulit luar terdiri dari perikarp (10µm), seed coat (0.5µm), nucellus (2.5µm), dan aleuron (5.0µm). Sedangkan endosperm terdiri dari sub aleuron, pati dan terdapat rongga udara pada beras pera sehingga mudah patah waktu digiling.

 

 

Page 22: Mesin Penggilingan Papopodi

Klasifikasi beras menurut FAO

Sifat fisik gabah dan beras

 

 

Dalam standarisasi mutu, dikenal empat tipe ukuran beras, yaitu sangat panjang (lebih dari 7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5.0-5.9 mm), dan pendek (kurang dari 5 mm). Sedangkan berdasarkan bentuknya (perbandingan antara panjang dan lebar), beras dapat dibagi menjadi empat tipe, yaitu : lonjong (lebih dari 3), sedang (s.4-3.0), agak bulat (2.0-2.39) dan bulat (kurang dari 2).

Tinggi rendahnya mutu beras tergantung kepada beberapa factor, yaitu spesies dan varietas, kondisi lingkungan, waktu pertumbuhan, waktu dan cara pemanenan, metode pengeringan, dan cara penyimpanan. Persyaratan mutu beras yang ditetapkan oleh Bulog (1983) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

 

 

Page 23: Mesin Penggilingan Papopodi

Persyaratan beras untuk pengadaan dalam negeri

.

Tahapan pengolahan primer padi, yaitu padi diolah menjadi gabah, kemudian dari gabah menjadi beras

 

Padi harus segera dikeringkan untuk menghindari pertumbuhan kapang yang dapat menyebabkan warna kuning. Pengeringan dapat dilakukan dengan memakai sinar matahari (penjemuran dengan menggunakan tikar, tampah, lamporan), pengering buatan dan pengering surya.

Lamporan dibuat miring supaya air dapat mengalir dan untuk mencegah air tergenang. Pada pengering buatan, jika kering cepat maka akan banyak menghasilkan beras patah. Sedangkan pengeringan dengan sinar matahari untuk menghasilkan beras kepala. Pengeringan surya tidak cocok untuk gabah biasa. Pengeringan surya ini sangat mahal biasanya untuk padi bulu yang nilai ekonominya tinggi.

a. Penggabahan

Cara penggabahan antara lain diinjak-injak, dipukulkan, ditumbuk, menggunakan pedal thresner dan mesin perontok. Keuntungan cara penggabahan diinjak-injak adalah kerusakan fisik kecil dan kemungkinan loss/hilang/terpelanting sangat kecil, sedangkan kerugiannya adalah kapasitasnya rendah. Keuntungan bila dipukulkan adalah kapasitas lebih besar sedangkan kerugiannya adalah

Page 24: Mesin Penggilingan Papopodi

ada beras yang patah, loss lebih besar. Untuk menghindarinya harus dikerjakan dalam pulungan. Keuntungan bila ditumbuki adalah kapasitas lebih besar dari pada diijak- injak, sedangkan kerugiannya adalah rendemen yang dihasilkan rendah karena banyak beras yang patah. keuntungan dengan menggunakan pedal thresner adalah kapasitasnya besar sedangkan kerugiannya adalah banyak beras yang patah.

b. Penggilingan dan Penyosohan

Penggilingan adalah proses pemisahan sekam dan kulit luar kariopsis dari biji padi agar diperoleh beras yang dapat dikonsumsi. Terdapat berbagai jenis teknologi/alat yaitu penumbukan (lesung/kincir air), penggilingan tipe Engelberg, Rice Milling Unit (RMU) dan penggilingan padi besar.

 

 

Tahapan penggilingan padi

Penggilingan Padi Besar

1. Perontokan padi. Alat yang digunakan adalah rontogan; bahannya gabah, padi gedengan, “hencak”; sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potpngan merang, kerikil, bubuk jenteng, pasir, paku/logam, dan lain- lain).

2. Pembersihan gabah kotor. Alat yang digunakan adalah ayakan goyang (paddy cleaner/ hongkwl gabah), saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik logam; bahannya gabah kotor; sehingga dihasilkan gabah bersih.

3. Pemecahan kulit (husking). Alat yang digunakan adalah pemecah kulit tipe silinder; bahannya gabah; sehingga dihasilkan beras pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang lolos, lolosan (pesak halus bercampur dedak dan menir), serta sekam.

Page 25: Mesin Penggilingan Papopodi

4. Pemisahan pesak. Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl pesak), saringan pesak, dan saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan; sehingga dihasilkan beras pecah kulit bersih, dan gabah.

5. Pemisahan gabah (paddy separation). Alat yang digunakan adalah paddy separator atau disebut gedongan; prinsipnya adalah perbedaan bobot jenis antara beras pecah kulit dan gabah, serta kehalusan permukaan gabah dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah kulit akan cepat turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-kamar.

6. Penyosohan. Alatnya adalah mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I), mesin II (penyosohan II), alat terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan karet, karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesama beras maka beras akan tersosoh; bahannya adalah beras pecah kulit; sehingga dihasilkan beras sosoh, dedak (mesin sosoh I),bekatul (mesin sosoh II); dedak dan bekatul langsung dipisahkan dengan aspirator.

7. Grading. Alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); memisahkan beras kepala, beras patah dan meni.

 

 

Komposisi gabah dan fraksi hasil giling (%db)

Komposisi kimia (%) pada kadar air 14%

 

Dalam pengertian sehari-hari, yang dimaksud dengan beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling

Page 26: Mesin Penggilingan Papopodi

(“huller”) serat alat penyosoh (“polisher”). Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luar (sekam)-nya, disebut beras pecah kulit (“brown rice”). Sedangkan beras pecah kulit yang seluruh atau sebagian dari kulit arinya telah dipisahkan dalam proses penyosohan, disebut beras giling (“milled rice”). Beras yang biasa dikonsumsi atau dijual di pasar adalah dalam bentuk beras giling.

Dalam proses penyosohan beras pecah kulit akan diperoleh hasil beras giling, dadak dan bekatul. Sebagian dari protein, lemak, vitamin dan mineral akan terbawa dalam dadak, sehingga kadar komponen-komponen tersebut di dalam beras giling menjadi menurun. Beras giling yang diperoleh berwarna putih karena telah terbebas dari bagian dedaknya yang berwarna coklat. Bagian dedak padi adalah sekitar 5-7% dari berat beras pecah kulit. Makin tinggi derajat penyosohan yang dilakukan maka makin putih warna beras giling yang dihasilkan, tetapi makin miskin beras tersebut akan zat-zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh.

 

Referensi:

Tulus. 2006. Teknologi Pengolahan Beras (Teori dan Praktek). eBookPangan.com. F.G. Winarno. 1987. Haruskah Kita Peduli rasa Nasi?. FTDC-IPB.

 

MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN PADI

Sejarah Singkat

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradabanmanusia. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monotyledonae

Page 27: Mesin Penggilingan Papopodi

Keluarga : Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza spp.

SUBSISTEM USAHA TANI : PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PERKEMBANGAN PRODUKSI, PENYEBARAN PRODUKSI DI INDONESIA, JENIS-JENIS BIBIT UNGGUL, POTENSI PRODUKTIVITAS, SYARAT-SYARAT UTAMA PERTUMBUHAN TANAMAN.

Perkembangan Luas Areal

Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti.

Departemen Pertanian (Deptan) menyediakan lebih dari 220 ribu ton benih padi untuk musim tanam (MT) 2008/2009 atau periode Oktober 2008-Maret 2009. Dari benih padi sebanyak 220.373,52 ton itu, terdiri benih bersertifikat 121.667,06 ton dan benih non-sertifikat yang disediakan sendiri oleh petani sebanyak 98.706,46 ribu ton.“Benih bersertifikat disediakan melalui bantuan pemerintah dan pasar bebas baik yang bersubsidi maupun tidak bersubsidi,” ujar Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian Sutarto Alimoeso di Jakarta kemarin.Dijelaskan, dengan sasaran tanam padi seluas 7,79 hektar, maka pada periode Oktober 2008-Maret 2009 kebutuhan benih potensial mencapai 194.823,23 ton. Dengan demikian, penyediaan benih padi pada periode tersebut terdapat surplus 25.594,77 ton atau 13,11% dari kebutuhan.

Dikatakan, selama Masa Tanam 2008/2009 sasaran luas tanam terbesar pada Desember 2008 yakni 2,20 juta hektar dengan kebutuhan benih potensial 55.080,88 ton. Sedangkan jumlah penyediaan benih mencapai 61.139,77 ton. Kemudian Januari 2009 mencapai 1,55 juta hektar dengan kebutuhan benih potensial 38.795,68 ton dan penyediaan 43.839,11 ton. November 2008 diperkirakan kebutuhan benih potensial mencapai 33.650,60 ton untuk sasaran tanam 1,34 juta hektar dengan jumlah penyediaan sekitar 37.688,67 ton.

Sementara Maret 2009 kebutuhan benih potensial mencapai 35.886,98 ton untuk sasaran tanam 1,03 juta hektar dengan jumlah penyediaan 31.064,37 ton. Sisanya yakni untuk Oktober 2008 dan Februari 2009 dengan sasaran tanam masing-masing di bawah 1 juta hektar. “Varietas-varietas yang tersedia yakni Ciherang, IR 64, Cigeulis, Ciliwung, Cobogo dan lain- lain. (http://www.kr.co.id, 2009)

Page 28: Mesin Penggilingan Papopodi

Perkembangan Produksi

Revolusi Hijau dan revolusi bibit-bibitan mulai diperkenalkan sekitar tahun 1960-an di berbagai negara berkembang. Tahun 1962 misalnya, di Indonesia diperkenalkan jenis padi baru produk dari Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI: International Rice Research Institute) di Philipina. Padi jenis baru yang dikenal dengan nama PB 8 ini adalah hasil persilangan generasi ke-8 dari 38 persilangan antara jenis padi sedang dan jenis padi unggul PETA asal Indonesia.

Keunggulan jenis baru ini dapat hidup di berbagai ketinggian karena tidak sensitif terhadap fotosintesis, juga tidak mengenal musim. Batang dan pelepahnya kuat, tumbuhnya kokoh pada nitrogen tinggi, maka kuat menopang untaian bulir-bulir. Satu hektar sawah dapat menghasilkan 10 ton gabah, bandingkan dengan pertanian tradisional yang "cuma" menghasilkan 5 @ 6 ton gabah per hektar.

Kemudian diperkenalkan jenis-jenis padi unggul lainnya. Penyebaran bibit-bibit unggul begitu pesatnya, di tahun 1974 sekitar 54% sawah basah di seluruh Indonesia sudah di-"Revolusi Hijau"-kan. Sepuluh tahun kemudian menjadi 67% dan pada tahun 1975 varietas unggul telah memenuhi lebih dari 74% lahan sawah basah di Indonesia. Penanaman padi tradisional tersingkir ke pinggir. Bahwasanya padi tradisional masih bisa eksis, itu hanya berkat kemampuan varietas tradisional ini untuk tumbuh di tanah-tanah yang tinggi (pegunungan), di areal rawa-rawa berair dalam dan lahan-lahan yang kurang sesuai untuk padi teknologi baru.

Teknologi Revolusi Hijau paling cocok pada sawah dataran rendah, karenanya di areal ini varietas tradisonal tidak punya hidup lagi. Persilangan-persilangan jenis padi tidak hanya terjadi di Phlipina, juga di Indonesia sendiri terjadi penyilangan padi. Padi-padi silang yang dihasilkan di Indonesia diberi nama-nama sungai atau nama-nama gunung seperti Cisedane, Cimandiri, Citarum, Semeru, Sadang, Krueng Aceh.

Tiga jenis padi silang yang membawa Indonesia ke tingkat swasembada beras adalah padi IR 36, Cisedane dan Krueng Aceh. Panen 3 jenis padi ini berhasil meningkatkan produksi lebih dari 49% di tahun 1979 sampai 1985. Malangnya kemudian terjadi lagi wabah wereng coklat yang menyerang sekitar 100.000 hektar sawah yang ditanami jenis-jenis padi unggul tersebut. Di belakang hari masih ditemukan bibit unggul baru yang dikenal dengan padi IR 64. Namun bersamaan dengan munculnya padi jenis-jenis baru, muncul pula jenis hama-hama baru. Maka manusiapun menciptakan jenis pestisida baru untuk membunuh hama-hama baru tersebut. Itulah mata rantai yang terjadi akibat Revolusi Hijau.

Penanaman bibit-bibit unggul jenis baru, jelas menuntut perubahan praktek bertani. Sistem pertanian tradisional tidak cocok lagi untuk menanam bibit-bibit unggul. Hanya dalam kurun waktu 20 tahun saja, sistem pertanian tradisional telah digantikan oleh model baru yang meningkatkan kerawanan-kerawanan. Tetapi dapat menyebabkan rusaknya keseimbangan ekosistem, rusaknya tanah, pencemaran makanan, juga munculnya hama-hama tanaman jenis baru. Akibat hama wereng kerugian

Page 29: Mesin Penggilingan Papopodi

mencapai 500 juta US $ atau setara dengan panen sekitar 3 juta ton. Situasi itu memunculkan penemuan IRRI jenis baru IR 36 dan IR 38 yang tahan hama wereng coklat, sehingga di tahun 1977 hasil panen nasional dapat dikembalikan ke tingkat semula (Sugeng, 2001).

Penyebaran Produksi di Indonesia

Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti.

Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1-3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6 – 7 ton/ha.

Tabel Penyebaran Produksi Padi di Indonesia

No. Daerah Luas Panen Padi Sawah

(x 1.000 ha)

Luas Panen Padi Ladang (x 1.000 ha)

1. Jawa 3.786 403

2. Sumatera 1.168 708

3. Kalimantan 448 270

4. Bali – Nusatenggara 335 132

5. Maluku – Irian Jaya - 5

(Sumber : BPP Teknologi dan MiG-6 Plus / Teguh Rahayu).

Jenis – Jenis Bibit Unggul

Balai Penyelidikan Padi di Bogor telah menemukan berbagai padi jenis unggul baru, antara lain dengan nama C4, sebagai hasil penelitian Dr. H. Siregar. Demikian juga kita mengenal jenis padi lain seperti Begawan, Peta, Remaja, Sigadis dan lainnya. Padi PB 5 dan PB 8 adalah padi jenis unggul hasil

Page 30: Mesin Penggilingan Papopodi

penelitian “ Internasional Rice Research Institute “ di Filipina. Nama padi itu sebenarnya IR 5 dan IR 8 kemudian di Indonesia diubah menjadi PB 5 dan PB 8. Huruf – huruf PB berasal dari singkatan Peta Baru.

Internasional Rice Research Institute (IRRI) telah menghasilkan lagi padi jenis baru yaitu IR 24. Sifat IR 24 itu lebih disenangi oleh masyarakat Indonesiadan Filipina, nasinya lunak dan lembab. Selain itu sifat lainnya dapat dituai pada umur 120 hari dan lebih tahan terhadap hama dan penyakit.

Dalam penelitian selanjutnya dihasilkan penyilangan – penyilangan baru dengan nama IR 26, IR 30, IR 32, IR 36. Demikian pula balai penyelidikan padi di bogor juga menyebarkan padi – padi jenis baru antara lain VUTW atau varietas Unggul Tahan Wereng dan Cisadane. Lembaga lain yang ikut berpartisipasi dalam usaha menyilangkan untuk mendapatkan varietas padi jenis baru adalah LIPI.

Produksi Beberapa Padi Jenis Unggul

No. Varietas Umur Hari Hasil Gabah kw/ha

1. Syntha 148 35

2. Dewi Tara 148 34

3. PB 5 135 60

4. PB 8 125 61

5. C4 125 – 150 -

6. IR 8 - 65

7. IR 20 - 55

8. IR 22 - 63

9. IR 24 - 68

(Sugeng, 2001).

Potensi Produktivitas

Dengan menggunakan bibit unggul, ujarnya para petani tidak perlu menunggu lama untuk memanen padi mereka. Hanya membutuhkan waktu 105 hari saja petani sudah bisa panen padi. Padi yang

Page 31: Mesin Penggilingan Papopodi

dihasilkan dari bibit unggul juga mempunyai harga jual tinggi dan cukup digemari di pasaran karena rasanya enak. Ketahanan benih ini maksimal enam bulan. Dia mengungkapkan jenis bibit unggul padi yang banyak diminati petani yaitu jenis padi Ciherang.

Dia mengungkapkan penyaluran bibit unggul di Kalbar telah mencapai 160 ton. Direncanakan pada 2007, dinas pertanian Kalbar akan membantu mensubsidi benih. Dimaksudkan untuk membantu para petani akan harga bibit unggul yang lebih tinggi dari bibit lokal dengan kualitas rendah. Bibit tersebut akan disalurkan melalui sentra-sentra bibit yang ada di daerah termasuk sentra bibit di Singbebas yaitu Singkawang, Bengkayang, dan Sambas. (http://arsip.pontianakpost.com, 2009).

Syarat – Syarat Utama Pertumbuhan Tanaman

Iklim

a. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45 derajat LU sampai 45 derajat LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan.

b. Rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Padi dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah prduksi dapat menurun karena penyerbukan kurang intensif.

c. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-27 derajat C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature 19-23 derajat C.

d. Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan.

e. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.

Media Tanam

1) Padi gogo

Page 32: Mesin Penggilingan Papopodi

a. Padi gogo harus ditanam di lahan yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara.

b. Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang cocok bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%.

c. Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 sampai 8,0.

2) Padi sawah

a. Padi sawah ditanam di tanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras 30 cm di bawah permukaan tanah.

b. Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm.

c. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus.

Ketinggian Tempat

Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan rendah sampai daratan tinggi.

( Sumber : BPP Teknologi dan MiG-6 Plus / Teguh Rahayu ).

Page 33: Mesin Penggilingan Papopodi

SUBSISTEM SARANA PRODUKSI : JENIS-JENIS DAN KEBUTUHAN SARANA PRODUKSI (BIBIT, PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK, PESTISIDA, HERBISIDA, KIMIA PERTANIAN, ALAT-ALAT DAN MESIN PERTANIAN, SUMBER-SUMBER PRODUKSI DAN PEMASARAN SARANA PRODUKSI

Bibit

Jenis – jenis bibit padi yang tersedia di pasaran dan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah :

- Aek Sibundong

- Air Tenggulang

- Bibit Padi Angke

- Bibit Padi Bahbutong Bah Butong

- Bibit Padi Banyuasin Banyu Asin

- Bibit Padi Barito

- Bibit Padi Barumun

- Bibit Padi Batang Gadis

- Bibit Padi Batang Piaman

- Bibit Padi Batang hari

- Bibit Padi Bondojudo

- Bibit Padi Celebes

- Bibit padi Ciapus

- Bibit Padi Cibogo

- Bibit Padi Cigeulis

- Bibit Padi Ciherang

- Bibit Padi Cikapundung

- Bibit padi Cilamaya Muncul

Page 34: Mesin Penggilingan Papopodi

- Bibit Padi Ciliwung

- Bibit Padi Cilosari

([email protected], 2009).

Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik

Pupuk organik yang digunakan sebagai pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos matang sebanyak 5 ton / ha. Pupuk kandang tersebut diberikan bersamaan dengan pembajakan kedua. Cara pemberiannya dengan disebarkan secara merata ke selurauh permukaan tanah. Setelah disebarkan, pupuk tersebut dibiarkan selama 4 hari. Selanjutnya tanah sawah di garu sehingga pupuk kandang dapat menyatu dengan tanah. Terkadang untuk memperoleh pupuk kandang atau kompos matang sebanyak 5 ton agak sulit. Sebagai gantinya dapat digunakan pupuk fermentasi atau bokashi ini lebih hemat dibandingkan dengan pupuk kandang atau kompos, cukup 1,5 – 2 ton / ha.

Pupuk anorganik yang digunakan dalam penanaman tanaman padi adalah pupuk yang mengandung bahan kimia antara lain: Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=200 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha. Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8 minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saatc menjelang keluar malai (untuk hasil 9 ton/ha dibutuhkan N : 171 kg atau setara dengan urea 400 kg, P : 54 kg atau setara dengan 154 TSP. K : 180 kg atau setara dengan 200 KCL sedangkan dengan MiG-6 Plus 6 liter / ha dapat menghasilkan N : 90kg, P: 50kg dan K:50kg, catatan: 1 ton membutuhkan 19kg N, 6 kg P dan 19,4 kg K).

(http://www.merauke.asia, 2009).

Pestisida

Masalah besar yang dihadapi petani terutama sejak dimulainya revolusi hijau adalah serangan hama yang dapat menghancurkan tanaman. Dalam pertanian tradisional, masalah hama yang dihadapi petani tersebut tidaklah terlalu dipusingkan karena pertani tidak merasa dirugikan. Seiring dengan perjalanan waktu, lambat laun masalah hama ini menjadi perhatian yang utama. Untuk menghadapi masalah tersebut petani mengembangkan suatu bahan untuk mengendalikannya yaitu, dengan pestisida. Pestisida yang merupakan insektisida atau racun pembasmi serangga ini sangat ampuh. Keampuan DDT sebagai racun pembasmi serangga ternyata diakui hampir seluruh orang. Namun Pestisida memberikan

Page 35: Mesin Penggilingan Papopodi

dampak negatif terhadap lingkungan dan juga manusia. (BPP Teknologi dan MiG-6 Plus, 2009).

Herbisida

Herbisida juga digunakan dalam manajemen agribisnis padi. Herbisida adalah racun yang digunakan untuk membunuh gulma atau tanaman penggangu yang ada di sekitar padi yang bersifat merugikan atau menganggu tanaman padi sehingga pada akhirnya juga akan menurunkan produktivitas tanaman padi tersebut.

Kimia Pertanian

Untuk pertumbuhan optimal, tanaman memerlukan hara atau zat makanan yang memadai di dalam tanah. Secara alami hara tersebut terpenuhi dari serasah dedaunan dan bermacam organisme lain yang mengalami proses penguraian yang akhirnya menjadi makanan bagi tanaman. Namun untuk memacu pertumbuhannya, tanaman perlu diberi zat makanan yang kemudian dikenal sebagai pupuk.

Penggunaan pupuk kimia kemudian diketahui mempunyai efek merusak tanah. Struktur tanah yang secara alami rendah, setelah mendapat perlakuan dengan penggunaan pupuk kimia secara simultan terus – menerus akhirnya menjadi bantat (sangat keras) (Andoko, 2002).

Alat – alat dan Mesin Pertanian

Sabit

Sabit juga merupakan satu jenis alat tradisional yang digunakan dalam bidang pertanian. Sabit adalah pisau yang melengkung dengan mata yang licin atau bergerigi.

Bagian dalam dari lengkungan berbentuk tajam, bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses memotong dengan cara mengiris bagian bawah tanaman yang dipotong dengan cara mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu tangan, atau ketika untuk mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain biasanyah memegang pokok tanaman. Ia mempunyai pemegang/ hulu yang diperbuat daripada kayu. Kegunaan alat ini yang paling utama adalah untuk memotong padi, rumput dan mengait buah seperti kelapa dan kelapa sawit. Namun begitu, penggunaannya yang paling meluas adalah untuk menuai padi di mana ia menggantikan

Page 36: Mesin Penggilingan Papopodi

penggunaan ani-ani yang merupakan alat utama penuai padi pada era 1960-an. Penggembala lembu dan kambing di kampung-kampung menggunakan sabit tangan untuk menyabit rumput sebagai makanan ternakan tersebut.

Alat Perontok

Power Thresher ini dapat dipakai untuk merontokkan biji-bijian (padi, jagung dan kedelai) dan dilengkapi dengan pengayak sehingga biji-bijian yang dihasilkan relatif bersih.

Mesin Sabit

Sabit biasa ataupun sabit bergerigi disebut juga sebagai alat pertanian. Namun teknologi panen padi yang berupa mesin sabit (Mower) dapat disebut sebagai mesin pertanian, karena tenaga penggeraknya adalan enjin (engine) 2 taks2 HP 6000 rpm dan berbahan bakar bensin campur. Bila menggunakan bahan bakar bensin murni, enjin akan mengalami kerusakan yang serius.

Penyemprot Hama

Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya. penyemprot dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi.

Mesin Perontok Padi Tipe Sisir

Salah satu masalah dalam usaha tani padi adalah makin langkanya tenaga kerja manusia baik untuk kegiatan prapanen maupun panen. Untuk mengatasi masalah tersebut, kini banyak diperkenalkan alat mesin pertanian salah satunya adalah mesin perontok (thresher). Jenis dan tipe alat perontok padi cukup bannyak, namun yanng populer di kalangan petani adalah gebot (manual) dan thresher (mekanis).

Perontokan gabah secara manual dengan menggunakan gebot cukup melelahkan, apalagi bila gabah sulit rontok seperti Varietas Fatmawati. Untuk varietas yang gabahnya sulit rontok, perontokan dengan thresher juga akan menurunkan kapasitas perontokan. Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil tahun 1999, kehilangan hasil akibat perontokan dengan system gebot mencapai 7,5%.

Bajak

Page 37: Mesin Penggilingan Papopodi

Bajak merupakan sebuah alat di bidang pertanian yang dipergunakan untuk menggemburkan tanah sebelum melakukan penanaman dan penaburan benih, juga merupakan salah satu alat paling sederhana dan berguna dalam sejarah.

Tujuan utama dari membajak adalah untuk membawa tanah bagian dalam yang subur ke permukaan. Bajak biasanya ditarik oleh seekor sapi. Walau demikian, di beberapa daerah, bajak ditarik oleh kuda. Sedangkan, di negara-negara maju, dipergunakan tenaga uap.

Salah satu jenis bajak adalah bajak singkal. Bajak singkal merupakan peralatan pertanian untuk pengolahan tanah yang digandengkan dengan sumber tenaga penggerak/penarik seperti tenaga penarik sapi, kerbau atau traktor pertanian. Bajak singkal berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman kedalam tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah pertama. Bajak singkal dirancang dalam beberapa bentuk untuk tujuan agar diperoleh kesesuaian antara kondisi tanah dengan tujuan pembajakan. Aneka ragam rancangan yang dijumpai selain pada bentuk mata bajak, juga di bagian perlengkapannya.

Sumber – Sumber Produksi dan sarana pemasaran produksi

Dirjen Tanaman Pangan Departemen Pertanian Sutarto Alimoeso mengemukakan kepada pers, sekitar 100.000 hektar areal persawahan musim tanam 2007-2008 yang berlangsung selama periode Oktober-Maret mengalami puso dan gagal panen. Pernyataan ini mengejutkan mengingat pengaruhnya tidak kecil terhadap produksi beras nasional. Dengan perkiraan tiap hektar menghasilkan lima ton gabah kering giling (GKG), maka kehilangan akibat puso dan gagal panen mencapai 500.000 ton, atau setara 325.000 ton beras.

Kehilangan akibat gagal panen masih akan terjadi mengingat selama ini kita mengenal dua musim tanam. Selain musim tanam (MT) 2007-2008 yang biasa juga disebut tanaman padi rendeng, sistem pertanian di sebagian besar wilayah Indonesia berlangsung tanaman padi gadu. Tanaman padi rendeng berlangsung pada musim hujan dan tanaman padi gadu berlangsung pada musim kemarau. Kedua musim tanam itu mengandung implikasi berbeda.

Selama ini kita bukan hanya tidak berhasil mengendalikan penjarahan hutan, tetapi penghijauan yang dilakukan selama ini belum memperlihatkan hasilnya. Di Pulau Jawa setidaknya terdapat tujuh daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi sumber pengairan dan irigasi, seperti DAS Ciliwung, Citarum, Cimanuk, Citanduy, Bengawan Solo, dan DAS Brantas termasuk dalam kondisi kritis.

Page 38: Mesin Penggilingan Papopodi

SUBSISTEM PENGOLAHAN : HASIL-HASIL PENGOLAHAN SAMPAI INDUSTRI HILIR (POHON PRODUKSI HASIL PENGOLAHAN), CARA PENGOLAHAN SINGKAT, RENDEMEN

Page 39: Mesin Penggilingan Papopodi

Agribisnis hulu mencakup semua kegiatan bisnis/usaha untuk memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian. Kegiatan-kegiatan ini meliputi antara lain: membuat dan menjual keperluan pertanian (pupuk organik, pestisida organik, pakan ternak, dan lain-lain), pengadaan dan menjual bibit unggul, dan lain-lain.

Sedangkan agribisnis hilir sering disebut agroindustri adalah kegiatan industri atau pengolahan bahan makanan atau makanan yang menggunakan bahan baku hasil-hasil pertanian. Di samping itu juga kegiatan-kegiatan pengangkutan dan penyimpanan hasil-hasil pertanian.

Pengolahan hasil pertanian adalah melakukan proses pembuatan bahan makanan atau makanan dengan bahan baku hasil tanaman atau ternak. Bahan makanan dapat dimakan harus diolah lagi, tetapi makanan dapat langsung dimakan. Contoh hasil pertanian diolah menjadi bahan makanan adalah: singkong menjadi tepung (tapioka, kasava, lainnya), kelapa menjadi minyak, buah marquisa menjadi sirup, ketan/beras menjadi tepung, daging menjadi dendeng, dan lain-lain. Sedangkan contoh hasil pertanian diolah menjadi makanan adalah singkong diolah menjadi kripik/tape/lemet/singkong goreng/lainnya, ketan menjadi uli/tape/lemper/lainnya, sagu menjadi bagea, daging menjadi abon, dan lain-lain.

Dalam proses produksi (baik biologis atau teknis) senantiasa disertai oleh produksi limbah dan hasil samping karena terjadi transformasi input menjadi output (bahan baku ke produk). Proses transformasi dalam semua sistem tidak terjadi secara sempurna tetapi dengan tingkat efisiensi tertentu. Dalam produksi pertanian, efisiensi berkisar pada rentang 5-40 persen. Hal ini terjadi pada indutri pengolahan padi, selain menghasilkan beras juga limbah (sekam dan dedak) dan hasil samping (menir).

Industri pengolahan padi (sederhana, kecil, menengah dan besar) menghadapi permasalahan penanganan limbah. Hampir semua penggilingan padi menumpuk sekam di sekitar bangunan. Semakin hari jumlahnya bertambah. Pembuangan sulit dilakukan karena keterbatasan tempat dan biaya yang besar. Penggunaan untuk bahan bakar (bata, pengering) masih sangat terbatas. Akibatnya, muncul berbagai persoalan lingkungan seperti estetika, bau dan sumber penyakit.

Pendekatan terpadu dalam pengolahan padi, yakni menggunakan semua bagian bahan baku untuk menghasilkan berbagai produk dalam satu lini, dapat mengurangi persoalan lingkungan sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi. Makalah ini membahas berbagai konsepsi dan dampak lingkungan, teknologi pengolahan padi, dan pemanfaatan hasil samping sebagai satu industri terpadu

Cara pengolahan Singkat

Pengolahan padi menjadi beras, secara prinsip, melibatkan tahapan yang sederhana yakni:

Page 40: Mesin Penggilingan Papopodi

(i) pemisahan kotoran,

(ii) pengeringan dan penyimpanan padi

(iii) pengupasan kulit (husking)

(iv) penggilingan (milling), dan

(v) pengemasan dan distribusi

Pemisahan kotoran dari padi hasil panen di sawah dilakukan karena masih banyak terbawa kotoran lain seperti jerami, daun, batang bahkan benda lain yang tidak lazim seperti batu dan pasir. Kotoran ini akan mengganggu proses pengeringan terutama penyerapan kalori dan penghambatan proses pergerakan padi pada tahapan berikutnya.

Kadar air padi hasil panen sangat bervariasi antara 18–25%, bahkan dalam beberapa kasus dapat lebih besar. Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air sampai sekitar 14% sehingga memudahkan dan mengurangi kerusakan dalam penyosohan dan proses selanjutnya. Kadar air yang terlalu tinggi menyulitkan pengupasan kulit dan menyebabkan kerusakan (pecah atau hancur) karena tekstur yang lunak.

Penyosohan adalah pengupasan kulit padi yang merupakan tahapan paling penting dari keseluruhan proses. Penglupasan kulit adalah transformasi padi menjadi beras yang secara prinsip sudah dapat dimasak untuk dimakan. Proses selanjutnya hanyalah penyempurnaan dari penyosohan dan untuk meningkatkan kebersihan. Gabungan dari sosoh serta kebersihan dan keutuhan biji adalah ukuran mutu beras putih.

Tahapan penggilingan adalah proses penyempurnaan penyosohan dan pelepasan lapisan penutup butir beras. Teknologi penggilingan sudah sangat berkembang untuk menghasilkan beras putih yang baik. Proses ini dibagi lagi menjadi penyosohan, pemutihan (whitening) dan pengkilapan (shining). Walaupun demikian, inti proses ini adalah untuk memisahkan lapisan penutup semaksimal mungkin.

Selain proses utama tersebut ada beberapa tambahan yakni operasi pemisahan yang dimaksudkan untuk mendapatkan beras putih utuh dan murni. Oleh karena itu, proses pemisahan terdiri dari pemisahan kotoran atau bahan asing (seperti batu, daun dan benda asing lainnya) dan pemisahan beras yang kurang baik (muda, busuk, berjamur, berwarna dan rusak/pecah). Perkembangan permintaan beras tanpa kerusakan yang meningkat mendorong perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dalam konteks inilah berkembang teknologi pemisah batu, pemisah beras berdasarkan warna (color sorter), pemisah biji pecah (rotary shifter) dan pemisah biji menurut panjang (lenght grader).

Padi Kering Panen

105 %

Page 41: Mesin Penggilingan Papopodi

Pengeringan & Penyimpanan

102 %

Padi

100 %

Beras PK

83 %

Beras Putih

72.00%

3% :Kotoran (merang, butir muda, batu, pasir, debu)

2%:Susut Simpan

17%:Sekam

11%:Dedak (9.99%), Beras Rusak (0.76%),

Beras Berwarna (0.25%)

Husker

Miller

Gambar 3. Tahapan Utama Proses Pengolahan Beras

Tahap akhir dari proses pengolahan adalah pengemasan yang ditujukan untuk memudahkan pengangkutan dan distribusi. Perkembangan terkini di bidang pengemasan menambah atribut maksud yakni estetika, dayatarik, informasi produk dan perbaikan daya simpan. Sebagai proses tambahan, dahulu kala pengemasan tidak berkembang karena selain volume pengolahan yang sangat kecil juga atribut mutu (sebagai perwujudan dari permintaan pembeli) masih sangat sedikit. Dewasa ini, teknologi pengemasan beras sudah sangat canggih yang meliputi keragaman bentuk, rupa, ukuran dan cara/metoda.

Pengolahan Padi Terpadu Berwawasan Lingkungan

Page 42: Mesin Penggilingan Papopodi

Pengolahan padi terpadu bukanlah sesuatu yang sulit pada tingkat praktek. Residu yang diahasilkan dalam jumlah yang besar hanyalah sekam dan dedak. Residu yang lain dalam bentuk daun kering, tangkai atau bahan lain jumlahnya relatif kecil dan dapat ditangani dengan mudah (dibakar atau dikomposkan). Dua residu ini harus ditangani lebih lanjut melalui pengolahan (pemanfaatan ulang) atau dibuang dengan cara yang memenuhi persyaratan pembuangan limbah. Pembuangan sebagai limbah menghadapi berbagai kesulitan yaitu keterbatasan tempat dan persoalan lingkungan. Dedak yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan bau dan mengotori tempat pembuangan. Dedak, karena mengandung unsur hara, juga menjadi media pertumbuhan mikroba baik yang menguntungkan maupun yang berbahaya bagi kesehatan.

Sekam

Volume sekam yang dihasilkan adalah 17% dari Gabah kering giling (GKG). Untuk penggilingan padi yang berkapasitas 5 ton/jam beras putih atau sekitar 7 ton GKG/jam akan dihasilkan sekam sekitar 0.85 ton/jam atau sekitar 8.5 ton/hari. Berat ini setara dengan sekitar 25 m3/hari atau 7500 m3/tahun. Volume yang besar ini akan menjadi masalah serius dalam jangka panjang apabila tidak ditangani dengan baik.

Sekam tersusun dari palea dan lemma (bagian yang lebih lebar) yang terikat dengan struktur pengikat yang menyerupai kait. Sel-sel sekam yang telah masak mengandung lignin dan silica dalam konsentrasi tinggi. Kandungan silica diperkirakan berada dalam lapisan luar (De Datta, 1981) sehingga permukaannya keras dan sulit menyerap air, mempertahankan kelembaban, serta memerlukan waktu yang lama untuk mendekomposisinya (Houston, 1972). Silica sekam dalam bentuk tridymite dan crytabolalite yang mempunyai potensi sebagai bahan pemucat minyak nabati (Proctor dan Palaniappan, 1989). Komposisi sekam dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Sekam

Kandungan Persentase

C-organik

N-total

P-total

K-total

Mg-total

SiO3

45.06

0.31

0.07

0.28

0.16

33.01

Sumber: Hidayati (1993)

Page 43: Mesin Penggilingan Papopodi

Dari komposisi kimia sekam (Tabel 2) dapat diketahui potensi penggunaannya terbatas sebagai sumber C-organik tanah dan media tumbuh (dari kandungan karbon organik yang tinggi) serta bahan pemurnian dan bahan bangunan (dari kandungan silica yang tinggi). Karbon yang tinggi juga mengindikasikan banyaknya kandungan kalori sekam. Proses yang diperlukan untuk pemanfaatan tersebut adalah:

Pengarangan (Carbonizing)

Pengarangan adalah proses pembakaran dengan oksigen terbatas. Arang padi mempunyai beberapa kegunaan, antara lain:

a. Mempertahankan kelembaban: apabila arang ditambahkan ke dalam tanah akan dapat mengikat air dan melepaskannya jika tanah menjadi kering,

b. Mendorong pertumbuhan (proliferation) mikroorganisme yang berguna bagi tanah dan tanaman,

c. Penggembur tanah: menghindari pengerasan tanah karena sifatnya yang ringan,

d. Pengatur pH: arang dapat mengatur pH dalam situasi tertentu,

e. Menyuburkan tanah: kandungan mineral arang adalah hara tanaman,

f. Membantu melelehkan salju karena arang yang disebarkan di atas salju akan menyerap panas yang dapat mencairkan salju, dan

g. Menyerap kotoran sebagai bahan pemurnian dalam pengolahan air, minyak, sirup dan sari buah.

Pembakaran

Kandungan karbon yang tinggi juga mengindikasikan bahwa sekam mempunyai kalori yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai sumber enerji panas. Banyak penggilingan padi menengah dan besar munggunakannya sebagai bahan bakar pengering padi. Penggunaan yang sama juga dapat dijumpai pada pembakaran batu bata.

Abu sisa pembakaran mengandung SiO2 sekitar 85% sehingga baik digunakan untuk pembuatan bahan bangunan (seperti papan semen) dan bahan pemurnian minyak (kelapa). Abu sekam memperbaiki daya serap air, kerapatan, perubahan panjang dan konduktifitas panas papan semen pulp. Penggunaan abu dalam pemucatan minyak kelapa dapat memperbaiki kejernihan.

Dedak

Page 44: Mesin Penggilingan Papopodi

Persentase dedak mencapai 10% dari GKG. Penggilingan dengan kapasitas beras putih sebesar 5 ton/jam akan menghasilkan dedak sebanyak 0.7 ton/jam atau sekitar 7 ton/hari. Jumlah ini terlau besar untuk diabaikan. Volume dedak sekitar 600 liter/ton, maka akan dihasilkan sekitar 12 m3 dedak setiap harinya.

Dedak adalah bagian padi yang mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi seperti minyak, vitamin, protein dan mineral. Pada kadar air 14%, dedak mengandung pati sebesar 13.8%, serat 23.7-28,6%, pentosan 7.0-8.3%, hemiselulosa 9.5-16.9%, selulosa 5.9-9.0%, asam poliuronat 1.2%, gula bebas 5.5-6.9% dan lignin 2.8-3.0% (Juliano dan Bechtel, 1985). Dari kandungan ini maka dedak telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti sumber minyak, pakan ternak dan bahan makanan.

Berbasis pada kandungan bahannya, maka dedak dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Minyaknya dapat diambil dengan ekstraksi menggunakan pelarut, protein dan vitaminnya berguna sebagai nutrisi makanan. Namun demikian, upaya pemanfaatan tersebut secara ekonomi belum menguntungkan. Ekstraksi minyak melibatkan investasi yang besar dan hanya layak pada skala yang besar pula. Ini berarti pengolahan terintegrasi pada penggilingan tidak dapat dilakukan.

Sejauh ini, dedak bukan lagi sebagai limbah tetapi telah menjadi hasil samping yang mempunyai pasar tersendiri. Pemanfaat utama adalah industri pakan ternak. Pemanfaatan lain yang telah berkembang dan peralatannya sudah dijual secara komersial adalah mengolahnya menjadi pellet. Kandungan hara yang tinggi menjadikan pellet dedak dapat digunakan untuk makan ternak terutama unggas dan pupuk organic. Bahkan dalam kondisi aplikasi awal, pellet dedak dapat menghambat pertumbuhan gulma apabila disebarkan pada permukaan tanah.

Metode Pengolahan Padi Terintegrasi

Pengolahan padi yang telah berkembang hanya beraslah produk yang harus dihasilkan. Selebihnya dipandang sebagai limbah. Pola berpikir seperti inilah yang menyebabkan industri penggilingan padi menghadapi banyak persoalan lingkungan. Pendekatan terpadu memandang semua bagian bahan baku adalah bahan yang harus dimafaatkan untuk menghasilkan produk yang bernilai (ekonomi dan lingkungan).

Dengan pendekatan terpadu maka produk yang dapat dihasilkan dalam pengolahan terpadu dapat bermacam-macam. Beberapa model dapat dikembangkan:

a. Model terpadu yang menghasilkan pellet dedak dan sekam lunak,

b. Model tepadu menghasilkan pellet dedak, arang sekam dan wood vinegar,

c. Model terpadu yang menghasilkan produk turunan dedak, arang sekam atau sekam lunak,

d. Model terpadu yang mengembangkan kombinasi berbagai produk berbasis sekam dan dedak, dan

Page 45: Mesin Penggilingan Papopodi

e. Model terpadu menghasilkan berbagai produk berbasis dedak dan pemakaian sekam sebagai sumber enerji panas.

Semua proses ini dapat diintegrasikan dalam proses pengolahan padi beskala menengah dan besar (minimum 1 ton beras putih/jam). Secara keseluruhan, model terpadu yang layak dikembangkan dengan pertimbangan teknis dan ekonomis ditunjukkan dalam Gambar 7. Pengolahan terpadu mempunyai beberapa keuntungan antara lain tidak mencemari lingkungan, mengoptimalkan pemanfaatan bahan baku dan memperoleh manfaat ekonomi total (baik langsung maupun tidak).

GKP

Pengeringan

Penyosohan

Pemutihan

Sekam

Pengarangan

Pelunakan

Beras Putih

Arang

Pengkomposan

Cuka Kayu

Kompos

Pemeletan

Pellet

Dedak

Abu Sekam

Media Tanam

Gambar 7. Pengolahan Padi Terintegrasi yang Secara Teknis dan Pembiayaan Layak

Page 46: Mesin Penggilingan Papopodi

(http.//www:\padi\memilih-usaha-pemudatani, 2009).

SUBSISTEM PEMASARAN HASIL : SALURAN PEMASARAN DN DAN EKSPOR, PERKEMBANGAN JUMLAH EKSPOR DAN KONSUMSI DN, PERKEMBANGAN HARGA DN DAN EKSPOR, NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR

Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kompleks sistem dalam berbagai subsistem yang berinteraksi satu sama lain dan dengan berbagai lingkungan pemasaran. Dengan demikian lima subsistem yaitu sektor produksi, saluran pemasaran, sektor konsumsi, aliran (flow), dan fungsional berinteraksi satu sama lain dalam subsistem keenam, yaitu lingkungan.

Pemasaran hasil pertanian dihadapkan pada permasalahan spesifik, antara lain berkaitan dengan karakteristik hasil pertanian, jumlah produsen, karakteristik konsumen, perbedaan tempat, dan efisiensi pemasaran. Terdapat enam macam pendekatan yang biasa digunakan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran hasil-hasil pertanian, yaitu pendekatan komoditi (commodity approach), pendekatan kelembagaan (institutional approach), pendekatan analitis atau efisiensi pemasaran (analytical approach), pendekatan struktur tingkah laku dan penampilan pasar (SCP approach), dan pendekatan manajemen pemasaran (marketing management approach). Masing-masing pendekatan tersebut tidak dapat berdiri sendiri sehingga memerlukan pendekatan lainnya agar dapat memberikan manfaat yang lebihmenyeluruh.

Fungsi-fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran adalah kegiatan utama yang khusus dilaksanakan untuk menyelesaikan proses pemasaran. Secara umum, fungsi pemasaran diklasifikasikan menjadi 3 yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan facilitating function. Masing-masing fungsi ini masih dapat dirinci lagi menjadi fungsi-fungsi yang lebih spesifik. Beberapa fungsi penting dalam pemasaran hasil pertanian antara lain fungsi penyimpanan, transportasi, grading dan standardisasi, serta periklanan.

Fungsi penyimpanan dimaksudkan untuk menyeimbangkan periode panen dan periode paceklik. Ada empat alasan pentingnya penyimpanan untuk produk- produk pertanian, yaitu:

a) produk bersifat musiman,

Page 47: Mesin Penggilingan Papopodi

b) adanya permintaan akan produk pertanian yang berbeda sepanjang tahun,

c) perlunya waktu untuk menyalurkan produk dari produsen ke konsumen,

d) perlunya stok persediaan untuk musim berikutnya.

Fungsi transportasi dimaksudkan untuk menjadikan suatu produk berguna dengan memindahkannya dari produsen ke konsumen. Biaya transportasi ditentukan oleh:

a) lokasi produksi,

b) area pasar yang dilayani,

c) bentuk produk yang dipasarkan,

d) ukuran dan kualitas produk yang dipasarkan.

Fungsi standardisasi dan grading dimaksudkan untuk menyeder-hanakan dan mempermudah serta meringankan biaya pemindahan komoditi melalui saluran pemasaran. Grading adalah penyortiran produk-produk ke dalam satuan atau unit tertentu. Standardisasi adalah justifikasi kualitas yang seragam antara pembeli dan penjual, antar tempat dan antar waktu. Fungsi periklanan dimaksudkan untuk menginformasikan ke konsumen apa yang tersedia untuk dibeli dan untuk mengubah permintaan atas suatu produk. Masalah yang timbul dalam periklanan produk-produk pertanian terutama berkaitan dengan karakteristik produk-produk pertanian itu sendiri.

Sebagai gambaran awal adalah struktur pemasaran padi yang sebagian besar juga dikuasai oleh jaringan tengkulak. Padi yang ditanam di semua wilayah Kecamatan Imogiri hampir separuhnya (49,26%) dipasarkan ke konsumen lokal melalui tengkulak. Hanya 39% hasil panen padi yang langsung dijual kepada pembeli, sementara peranan koperasi dalam distribusi padi hanya sebesar 8,12%.

Dominasi jaringan tengkulak terbesar terdapat pada struktur pemasaran padi di Desa Girirejo, yaitu sebesar 87,5%, sedangkan peranan tengkulak di Desan Kebon Agung sama sekali tidak ada karena 100% hasil padi petani sudah langsung dijual kepada pembeli.

Struktur Pemasaran Padi Tengkulak 49,26, Pembeli 39,05, Koperasi 8,12 Gilingan 3,03, Lainnya 21,25 .

Pangsa pasar padi Imogiri yang sudah tersedia dan dipasok secara berkelanjutan oleh petani Imogiri tidak menjadi jaminan bagi peningkatan kesejahteraan petani padi. Hal ini sesuai temuan empirik di atas, di mana marjin keuntungan sebagian besar justru masuk ke agen pemasaran (tengkulak) yang relatif menguasai pasar dengan lebih baik.

Sumber: diolah dari hasil Survey Sibermas 2007

Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010

Page 48: Mesin Penggilingan Papopodi

Potensial untuk ditingkatkan lagi produktivitasnya. Selain terbatasnya sumberdaya lahan, opportunity cost usahatani padi di Jawa juga lebih tinggi, karena tajamnya kompetisi penggunaan lahan untuk tanaman padi dengan komoditas lain yang bernilai ekonomi lebih tinggi. Hingga saat ini dan puluhan tahun ke depan, beras tetap menjadi sumber utama gizi dan energi bagi lebih dari 90 persen penduduk Indonesia. Pada tahun 2004 rata-rata kebutuhan beras per kapita sebesar 141 kg/tahun, yang terdiri dari konsumsi langsung rumah tangga 120 kg dan penggunaan industri pengolahan pangan 21 kg. Selama periode 2005-2010, permintaan beras diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 52,3 juta ton menjadi 55,8 juta ton setara gabah (Tabel 1.1).

Tabel 1.1. Perkiraan neraca ketersediaan padi berdasarkan trend 2000-2010, (GKG)

Tahun Luaspanen (000 ha)

Produktivitas (ton/ha)

Produksi (000 ton)

Permintaan

(000 ton)

Neraca

(000 ton)

2004 2005 2006

2007

2008 2009

2010

11.875

11.768

11.662

11.557

11.453

11.350

11.248

4,58

4,63

4,68

4,72

4,72

4,82

4,82

54.430

54.480

54.480

54.579

54.629

54.678

54.728

52.258

52.258

53.421

54.012

54.610

55.214

55.825

+2.172

+1.643

+1.108

+567

+19

-536

-1.097

Potensi Pengembangan

Indonesia masih memiliki potensi lahan yang cukup luas untuk pengembangan tanaman padi, yaitu sekitar 24,5 juta hektar lahan basah (sawah) dan 76,3 juta hektar lahan kering. Luas potensi lahan tersebut dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut :

Page 49: Mesin Penggilingan Papopodi

Lahan sawah.

Potensi lahan sawah non-rawa pasang surut dengan kelas yang sesuai menurut klasifikasi kesesuaian lahan luasnya mencapai sekitar 13,26 juta hektar, yang tersebar di

Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010

Sumatera (2,01 juta ha), Jawa (1,12 juta ha), Bali dan Nusa Tenggara (0,85 juta ha), Kalimantan (1,03 juta ha), Sulawesi (1,11 juta ha), serta Maluku dan Papua (7,89 juta ha). Dari total luas potensi lahan sawah tersebut, yang telah digunakan baru mencapai 6,86 juta ha (BPS 2003).

Jadi, masih tersisa potensi lahan sawah yang cukup luas untuk dikembangkan budidaya tanaman padi. Namun demikian, upaya pengembangan potensi lahan tersebut, perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: (1)aspek investasi yang mungkin mahal;

(2) kelanggengan fungsi dari lahan pertanian yang baru dibuka;

(3) aspek ketersediaan tenaga kerja untuk pertanian; dan

(4) dampak lingkungan atau perubahan ekosistem, degradasi lingkungan

Lahan rawa dan pasang surut

Luas potensi lahan rawa dan pasang surut yang sesuai untuk dikembangkan menjadi lahan sawah mencapai 3,51 juta hektar, yang tersebar di Sumatera (1,92 juta ha), Jawa (0,12 juta ha), Kalimantan (1,01 juta ha), Sulawesi (0,31 juta ha), serta Maluku dan Papua (3,51 juta ha). Dari total luas potensi lahan rawa dan pasang surut tersebut, yang telah digunakan untuk lahan sawah baru sekitar 0,93 juta ha, sehingga masih ada sisa sekitar 2,57 juta hektar yang dapat dikembangkan menjadi lahan sawah (BPS 2003).

Lahan kering

Page 50: Mesin Penggilingan Papopodi

Luas potensi lahan kering yang yang dapat dikembangkan untuk tanaman semusim, khususnya padi, ada sekitar 25,33 juta ha. Dari total luas potensi lahan kering tersebut, yang sudah dimanfaatkan masih relatif sangat kecil, sehingga dari lahan kering yang ada di Indonesia masih terbuka peluang yang sangat lebar untuk pengembangan tanaman padi.

Arah Pengembangan

Setelah tahun 1984 Indonesia mencapai swasembada beras untuk pertama kali, maka 20 tahun kemudian (2005) negara ini kembali dapat meraih posisi itu. Dengan pengalaman tersebut, dan mempertimbangkan arti strategis padi/beras bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional, maka pengembangan tanaman padi lima tahun ke depan diarahkan untuk memenuhi sepenuhnya kebutuhan beras dalam negeri (swasembada beras) secara berkelanjutan, yang

Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010

Diupayakan melalui perluasan areal panen, dan peningkatan produktivitas. Skenario pengembangan produksi padi melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas dibuat dengan mempertimbangkan kondisi agribisnis padi saat ini dan peluang peningkatan produksi berdasarkan potensi sumberdaya dan teknologi. Perluasan areal panen diproyeksikan meningkat sebesar 0,37 persen per tahun, di luar perluasan areal panen untuk kompensasi konversi lahan yang diproyeksikan meningkat sekitar 0,4 persen per tahun, sehingga secara aktual perluasan areal harus ditingkatkan sebesar 0,77 persen per tahun. Produktivitas diproyeksikan tumbuh sebesar 0,48 persen per tahun, kurang dari setengah rata-rata peningkatan produktivitas yang dicapai tahun 2001-2004. Dengan skenario ini, pada tahun 2010 target luas panen padi mencapai sekitar 12,14 juta hektar dan produktivitas sekitar 4,67 ton GKG/ha. Dengan target ini, Indonesia akan dapat mencapai swasembada beras hingga tahun 2010, bahkan dapat terus berlanjut hingga tahun berikutnya

Tabel 1.2. Skenario pencapaian swasembada beras berkelanjutan, 2005-2010 (dalam GKG)

Tahun Luaspanen (000 ha)

Produktivitas (ton/ha)

Produksi (000 ton)

Permintaan

(000 ton)

S/D

(000 ton)

2004 11.874 4,54 53.907 52.259 52.837 +1648

Page 51: Mesin Penggilingan Papopodi

2005 2006

2007

2008 2009

2010

11.918

11.963

12.007

12.051

12.096

12.141

4,56

4,58

4,61

4,64

4,65

4,67

54.366

54.829 55.296

55.767 56.242

56.721

53.421 54.012

54.610

55.214

55.825

+1529

+1408

+1284

+1157

+1028

+896

Program Aksi

Upaya pemenuhan kebutuhan beras nasional hingga tahun 2010 akan ditempuh melalui tiga cara, yaitu :

(1) Peningkatan produktivitas dengan menerapkan teknologi usahatani terobosan,

(2) Peningkatan luas areal panen melalui peningkatan intensitas tanam, pengembangan tanaman padi ke areal baru, termasuk sebagai tanaman sela perkebunan, rehabilitasi irigasi, dan pencetakan sawah baru,

(3) Peningkatan penanganan panen dan pasca panen untuk menekan kehilangan hasil dan peningkatan mutu produk, melalui pengembangan dan penerapan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Pemasaran memiliki fungsi yang sangat penting dalam menghubungkan produsen dengan konsumen dan memberikan nilai tambah yang besar dalam perekonomian. Panglaykim dan Hazil (1960) menyatakan bahwa terdapat sembilan macam fungsi pemasaran yaitu: perencanaan, pembelian, penjualan, transportasi, penyimpanan, standarisasi dan pengelompokan, pembiayaan, komunikasi, dan pengurangan resiko (risk bearing). Sebagai perusahaan, tataniaga sama pentingnya dengan kegiatan produksi karena tampa bantuan sistem tataniaga, petani akan merugi akibat barang-barang hasil produksinya tidak dapat dijual. Sistem distribusi pangan dari produsen ke konsumen dapat terdiri dari beberapa rantai tataniaga(marketing channels) dimana masing-masing pelaku pasar memberikan jasa yang berbeda. Besar keuntungan setiap pelaku tergantung pada struktur pasar di setiap tingkatan, posisi tawar, dan efisiensi usaha masing-masing pelaku. Dalam upaya peningkatan efisiensi usaha, diperlukan studi mengenai sistem pemasaran dan permasalahan yang dihadapi oleh setiap pelaku pemasaran (http://www.pemasaran padi.com, 2009).

Page 52: Mesin Penggilingan Papopodi

MASALAH-MASALAH UTAMA DALAM PENGEMBANGAN KEEMPAT SUBSISTEM

Agribisnis merupakan paradigma baru bagi sektor pertanian. Sistem agribisnis tidak hanya berhubungan dengan kegiatan usahatanai (sub-sistem on-farm) saja, namun juga terkait dengan sub-sistem off-farm (baik hulu maupun hilir) serta sub-sistem penunjang.

Pengembangan sistem agribisnis secara parsial merupakan hal yang dapat menimbulkan permasalahan baru lainnya. Secara ketersediaan sumberdaya, Indonesia memiliki potensi agribisnis yang sangat besar, baik di daratan maupun lautan. Sayangnya potensi yang besar ini belum dapat termanfaatkan dengan baik dikarenakan beberapa masalah besar yang dihadapi, yaitu:

1. Penguasaan asset produksi dan skala usaha petani yang sangat kecil serta

kemampuan permodalan usaha yang rendah

2. Ketersediaan infrastruktur yang minim, terutama di luar Jawa, baik terkait dalam pengadaan input produksi, proses produksi, maupun paska produksi (pengolahan dan pemasaran).

3. Produktivitas dan kualitas produk yang masih rendah dikarenakan pengusahaan yang tradisional dan belum menggunakan teknologi secara tepat

4. Posisi rebut tawar (bargaining position) petani yang lemah dalam memperoleh nilai jual yang menggairahkan usahanya.

5. Belum adanya kebijakan terpadu dari pemerintah yang mendukung berkembangnya agribisnis di Indonesia.

Khususnya terkait dengan sub-sistem pendukung, pengembangan sistem agribisnis tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang terkait. Sayangnya penentuan kebijakan dan berbagai bentuk pendukung pengembagan sistem agribisnis ini tersekatsekat ke dalam berbagai instansi. Dalam kondisi seperti ini pemerintah bukannya menjadi solusi tapi justeru menjadi sumber permasalahan.

Dalam kondisi tidak efektifnya sub-sistem pendukung agribisnis yang dimotori oleh pemerintah, maka mau tidak mau para petani harus mampu memperjuangkan berbagai kepentingan mereka sendiri. Pengalaman di berbagai negara maju menujukkan bahwa koperasi pertanian merupakan wadah yang efektif dalam memperjuangkan kepentingan petani ini.

Melalui koperasi diharapkan petani mampu mewujudkan kekuatan penyeimbang (coutervailing power) terhadap berbagai iklim usaha yang selama ini merugikan mereka, melakukan pengembangan pasar input dan output yang lebih menguntungkan, memperbaiki efisiensi produksi dan pemasaran, lebih baik

Page 53: Mesin Penggilingan Papopodi

dalam mengendalikan resiko, serta menjamin kelangsungan usaha dan meningkatkan pendapatan petani.

PROSPEK/ PELUANG-PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS, TOTAL VOLUME BISNIS DAN GDP YANG DIHASILKAN SELURUH SUBSISTEM AGRIBISNIS

Asumsi yang digunakan untuk menghitung proyeksi permintaan beras disajikan pada Tabel 2. Dengan perhitungan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per tahun, jumlah penduduk Indonesia pada

Page 54: Mesin Penggilingan Papopodi

tahun 2025 lebih dari 296 juta, 58% di antaranya terkonsentrasi di Jawa dan 21,3% di Sumatera. Sebenarnya, dengan elastisitas pendapatan dan harga yang kurang dari satu, konsumsi beras per kapita turun dari 114,1 kg pada tahun 2003 menjadi 111,1 kg pada tahun 2010, dan 105,0 kg pada tahun 20252).

Namun, karena laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi dari laju penurunan konsumsi maka jumlah permintaan pangan tetap meningkat. Kalau permintaan industri diperhitungkan sebesar 23,5% dari permintaan rumah tangga dan permintaan lainnya (stok) sebesar 10%3), maka kebutuhan beras pada tahun 2010 lebih dari 35 juta ton dan pada tahun 2025 lebih dari 41 juta ton, atau meningkat masing-masing 8% dan 27% dari permintaan pada tahun 2003 (Tabel 3).

Tabel 2. Asumsi yang digunakan untuk proyeksi permintaan beras.

Parameter Kota Desa

1. Pertumbuhan penduduk (%/thn) 1,49 1,49

2. Elastisitas :

a. Pendapatan

b. Harga

0,465

-0,564

0,722

-0,564

3. Pertumbuhan

a. Pendapatan

b. Harga

5,0

5,0

3,5

5,0

4. Permintaan antara (% dari kons. RT) 23,5 23,5

5. Permintaan lainnya (a.l. stok) 10 10

6. Konversi GKG – beras (%) 63 63

Keterangan:

1. BPS (2001), dianggap sama dengan pertumbuhan periode 1990-2000

2. Harianto (2001)

3. Suryana dan Hermanto (2004)

Tabel 3. Permintaan beras dalam periode 2005 - 2025, menurut wilayah (000 ton).

Page 55: Mesin Penggilingan Papopodi

Wilayah 2003 2005 2010 2015 2020 2025

Sumatera 7.433 7.601 8.037 8.499 8.987 9.504

Jawa 18.611 19.019 20.081 21.202 22.386 23.637

Bali & Nusteng

1.961 2.005 2.120 2.242 2.371 2.507

Kalimantan 1.798 1.838 1.944 2.055 2.173 2.298

Sulawesi 2.362 2.416 2.556 2.704 2.862 3.028

Maluku & Papua

399 408 432 457 484 512

Indonesia 32.563 (52.138)

33.287 (52.837)

35.170 (55.825)

37.160 (58.984)

39.263 (62.323)

41.487 (65.852)

Dengan skenario swasembada absolut (kecukupan 100%) yang digunakan, maka untuk memenuhi kebutuhan beras pada tahun 2005, 2010, 2015, 2020, dan 2025 diperlukan peningkatan produksi padi berturut-turut sebesar 0,6 juta ton (1,3%); 3,7 juta ton (7,1%); 6,8 juta ton (13,1%); 10,2 juta ton (26,3%); dan 13,7 juta ton GKG (26,3%) dari produksi tahun 2003.

Kalau skenario swasembada ontrend (kecukupan 95%) yang digunakan , yaitu mentoleransi impor beras sebesar 5% maka untuk memenuhi kebutuhan beras pada tahun 2010, 2015, 2020, dan 2025 diperlukan peningkatan produksi berturut-turut sebesar 0,9 juta ton (1,7%); 3,8 juta ton (7,5%); 7,1 juta ton (13,6%); dan 10,4 juta ton GKG (20%).

Sulawesi dan Kalimantan mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri hingga tahun 2025, bahkan diperkirakan berpeluang mencapai swasembada absolut. Sebaliknya, Jawa akan menjadi beban bagi daerah lain untuk memenuhi kebutuhan beras. Bilamana impor beras sebanyak 5% dimungkinkan, maka Jawa masih harus mendatangkan2,1 juta ton GKG pada tahun 2010; 3,8 juta ton pada tahun 2015; 5,6 juta ton pada tahun 2020; dan 7,5 juta ton pada tahun 2025.

Ke depan, permintaan beras tidak hanya menyangkut aspek kuantitas, tetapi juga kualitas, nilai gizi, aspek sosial budaya di masingmasing daerah, dan perkembangan teknologi agroindustri (http://agri-research.or.id, 2009).

GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto dalam Bahasa Indonesia, adalah satu dari beberapa indikator yang mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi.

Gross atau kotor dapat diartikan sebagai nilai depresiasi dari barang modal (Capital Stock) yang tidak dimasukan dalam perhitungan. Konsumsi dan Investasi dalam persamaan diatas adalah jumlah uang

Page 56: Mesin Penggilingan Papopodi

yang dibelanjakan untuk membeli barang dan jasa akhir (siap pakai). Ekspor dikurangi impor (juga dikenal sebagai ekspor bersih) melalui persamaan ini dapat diartikan sebagaiselisih dari nilai barang yang diproduksi didalam negeri tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri dikurangi dengan nilai barang yang ada yang dikonsumsi buatan luar negeri (import) (www.wikipedia.org, 2009).

KUNCI-KUNCI (FAKTOR UTAMA) PENGEMBANGAN AGRIBISNIS, KEBUTUHAN PENGEMBANGAN SUBSISTEM PENDUKUNG (PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BARU, PENGEMBANGAN SDM, PERKREDITAN PERMODALAN, PRASARANA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH)

Beberapa faktor yang dapat mendorong dalam usaha pengembangan agribisnis dikedua lokasi studi antara lain :

Pertama,  Ketersediaan air. Kedua lokasi studi telah memiliki prasarana fisik jaringan irigasi, yang sangat membantu dalam kelancaran pendistribusian air untuk kebutuhan komoditi yang dibudidayakan petani. Kondisi daerah irigasi Batukohok, sejak mulai dibangun irigasi tahun 1950-an kecenderungannya terus membaik.

Kedua, Prasarana fisik. Kondisi jalan sudah beraspal sehingga transportasi relatif mudah dijangkau, sehingga mobilitas petani untuk berhubungan dengan pasar di kota, maupun untuk dihubungi para tengkulak/bakul atau pihak lain yang membutuhkan produk yang dihasilkan dikedua lokasi untuk membeli hasil produksi pertanian baik yang masih bersifat bahan baku maupun bahan jadi berupa anyaman tikar mendong yang banyak diproduksi oleh masyarakat Kamulyan. Hal ini ditunjang jarak kedua lokasi dari Ibu kota Kabupaten (Tasikmalaya) dan ibu kota propinsi masih relatif dekat kurang lebih 8-20 km ke Tasikmalaya dan 106-120 kam ke ibu kota propinsi.

Ketiga, Kelembagaan yang menunjang sistim agribisnis di kedua lokasi telah cukup memadai Kelembagaan tersebut meliputi; KUD, TPK, Kios, Balai Benih Ikan (BBI), Kelompok tani, P3A, pasar, bakul/tengkulak, BRI Unit Desa dan BKPD.

Page 57: Mesin Penggilingan Papopodi

Keempat, Pengalaman dan respon petani. Petani dikedua daerah irigasi cukup berpengalaman dalam berusaha tani, di daerah irigasi Batukohok petani telah melaksanakan mina padi dan penanaman komoditi sayuran sejak tahun 1950-an. Pada awalnya hanya untuk konsumsi sendiri, sejak tahun 1960-an sudah mulai dijual dipasar lokal atau melalui tengkulak langsung di lokasi, untuk usaha tani longyam (balong ayam) baru dikenal awal tahun 1994. Sedangkan untuk daerah irigasi Cimulu, masyarakat petani melaksanakan bertanam padi dan membudidayakan tanaman mendong sejak tahun 1940-an.

Kelima, Kebijaksanaan Pemerintah. Kebijaksanaan pemerintah daerah kabupaten Tasikmalaya terutama untuk pengembangan komoditi tanaman mendong cukup kondusif khususnya untuk wilayah kecamatan manonjaya dan Awipari, yang dari dulu merupakan daerah pengrajin mendong. Kondisi tersebut telah sesuai dengan program pencanangan komoditi tanaman mendong menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Tasikmalaya (http://psdal.lp3es.or.id/kajian1.html, 2009).

HASIL ANALISIS EKONOMI/ STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS (PRODUKSI USAHATANI DAN HASIL OLAHAN)

Komoditi pertanian yang umumnya diusahakan oleh masyarakat di Provinsi NTT yaitu komoditi tanaman pangan (jagung, padi, dan ibu kayu), Tanaman perkebunan (kopi, jambu mete, kelapa, kemiri, kapuk dan vanili).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya Unit Pengelolaan Gabah Beras (UPGB) dapat menurunkan margin pemasaran baik ditingkat produsen gabah (petani) maupun ditingkat konsumen (tingkat pedagang pengecer beras). Disamping itu, umumnya margin pemasaran beras pada Divre Daerah Istimewa Yogyakarta dipengaruhi oleh harga beras ditingkat produsen (petani), volume penjualan dan jumlah lembaga pemasaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa margin pemasaran beras paling kecil terjadi jika petani melakukan penjualan langsung kepada UPGB dan lembaga pemasaran yang paling besar margin pemasaran yang terjadi adalah melalui jalur PP.

Page 58: Mesin Penggilingan Papopodi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1) Pengembangan agribisnis benih padi berlabel khususnya di kabupaten … cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pengembangan produk dan pengembangan informasi pasar dan jaringan kerja serta pembanguna sarana dan prasarana yang digunakan dalam mengembangkan agribisnis dan mencapai target kelompok petani.

2) Strategi yang perlu dilakukan dalam pengembangan agribisnis benih padi berlabel di Kabupaten … adalah melakukan suatu aksi untuk meningkatan sumber daya manusia serta mengembangkan jalur pemasaran guna tercapainya target kelompok petani, serta meningkatkan modal kerja para pengrajin.

Keseluruhan luas hamparan sawah irigasi yang terdapat di Desa Bumi Restu sebanyak 1.375 hektar, namun yang berpotensi seluas 835 hektar. Dari luasan tersebut jenis padi yang dikembangkan merupakan jenis padi yang memiliki rasa enak dan bertekstur pulen. Pengembangan padi di Desa ini menggunakan jenis yang sebagiannya tidak jelas, dan jumlahnya sebanyak 25 jenis.

Jenis ini merupakan jenis padi yang terbanyak ditanam petani, yang dapat dijadikan sebagai varietas unggul spesifik lokasi. Keunggulannya tidak mudah rontok saat berbuah, rasa nasi enak dan cenderung pulen, serta agak tahan terhadap walang sangit dan wereng. Produksi beras dengan menerapkan teknologi yang dikembangkan petani desa setiap musimnya, selama ini berkisar antara 0,4 – 1,5 ton dan belum dapat mencapai 2,0 ton. Hasil pengamatan awal memperlihatkan bahwa kebanyakan petani belum menerapkan sistem usahatani yang baik, terutama dalam pengolahan tanah, jarak tanam, penggunaan umur bibit yang layak, disamping penggunaan pupuk yang terbatas dengan menyesuaikan pada kemampuan modal yang disediakan sebelumnya. Kedalaman tanah olahan yang diterapkan petani mencapai 10 – 13 cm, jarak tanam 15 x 15 cm, umur bibit yang digunakan 30 – 35 hari, kadang dipupuk dan terkadang tidak dipupuk dengan mengandalkan pada keramahan dan kemurahan alam semata.

Luas hamparan sawah yang dimiliki setiap petani, rata ratanya sebesar 1,0 hektar. Penguasaan lahan sawah yang labih luas dari standar tersebut, hanya dapat dijumpai apabila petani tersebut memperolehnya sebagai pembelian dari petani yang tidak mau menggarap lahannya dan menjual kepada petani yang merangkap sebagai pedagang / pengusaha lokal. Kondisi hamparan sawah petani yang mengikuti kajian ini, keseluruhannya telah memenuhi teknis pembuatannya secara sempurna, namun dalam hal perbaikan pematangnya untuk menghindari kelebihan masuknya air, terkadang masih belum diperhatikan dengan baik. Karena itu, kadang ada petakan yang kelebihan air dan kadang ada petakan yang benar benar kekurangan air.

Keterampilan membuat / mencetak sawah yang dimiliki petani kajian ini, didapat dari pengalaman merekja sewaktu berada di daerah asalnya ( Jawa ). Penerapan paket teknologi sistem usahatani pada petani di Desa Bumi Restu Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, Propinsi Maluku Utara.

Hasil Analisis usahatani padi yang dilakukan terhadap 14 petani sampel setempat, memperlihatkan data bahwa pemasaran produk dalam bentuk beras yang diproduksi / diusahakan, akan lebih menguntungkan dibanding dengan mengusahakan pemasaran produknya dalam bentuk gabah.

Page 59: Mesin Penggilingan Papopodi

Keuntungan Pemasaran gabah, memang agak lebih rendah dibanding beras. Namun keuntungan beras, selalu dapat diperoleh manakala pasaran yang berlaku saat itu cukup stabil tidak dipermainkan secara rendah oleh spekulan. Keuntungan pemasaran dalam bentuk beras ditunjukkan oleh B/C rationya mencapai 2,22, nilai BEP nya mencapai 1.209,6 dan nilai ROI nya mencapai 1,21. Sedangkan produk gabah memiliki B/C ratio nya mencapai 1,74 nilai BEP nya mencapai 992,1 dan nilai ROI nya mencapai 0,74.

DAFTAR PUSTAKA

Andoko, A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.

http://agri-research.or.id., 2009. Komoditas Pasca Panen. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2009.

http://arsip.pontianakpost.com., 2009. Subsistem Agribisnis. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2009.

http://pse.litbang.deptan.go.id, 2009. Pengembangan Agribisnis. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2009.

http://www.kr.co.id., 2009. Agribisnis Padi. Diakses Tanggal 19 Oktober 2009.

http://www.merauke.asia. Faktor Agribisnis. Diakses Tanggal 19 Oktober 2009.

http://www.pemasaran padi.com., 2009. Padi. Diakses pada tanggal 15 Oktober 2009.

Page 60: Mesin Penggilingan Papopodi

[email protected]. Diakses tanggal 19 Oktober 2009.

                                               

Sugeng, H. R., 2001. Bercocok Tanam Padi. CV Aneka Ilmu, Semarang.

Home

Health

Info Sehat

Begini Cara Kerja Produksi Beras Berteknologi Canggih di SragenBy Benedikta Desideria

on 06 Nov 2014 at 16:30 WIB

19Shares

/ Facebook Twitter Google+ Email Copy Link

Page 61: Mesin Penggilingan Papopodi

Tahap akhir, pengemasan beras Cap Ayam Jago ukuran 5 kilogram di Sragen, Jawa Tengah. (Foto:

Benedikta Desideria))

Liputan6.com, Jakarta Selama ini kita mengenal bahwa beras dihasilkan secara tradisional. Dimulai dari mengeringkan gabah dibawah sinar matahari lalu dipisahkan antara beras dan kulit gabah lewat proses penggilingan. Kini zaman sudah makin maju, banyak terobosan baru menggunakan teknologi mutakhir untuk menghasilkan beras berkualitas.

TPSFood salah satu perusahaan yang menghasilkan beras Cap Jago memanfaatkan teknologi tinggi dalam memproduksi beras. Dari tiga pabrik, pabrik di Sragen, Jawa Tengah merupakan pabrik produksi beras terbesar yang mereka miliki. Dengan luas pabrik mencapai 4-5 hektar mampu menghasilkan 800 ton beras per hari.

Untuk bisa menghasilkan beras sebanyak itu, TPSFood membutuhkan gabah sebanyak dua kali lipat dari jumlah beras yang dihasilkan seperti yang diungkapkan Manufacturing Director-Rice TPSFood, Jo Tjong Seng. Gabah didapat dari petani yang telah bekerjasama dengan mereka pada hari yang sama gabah diambil dari sawah. Para petani mengambil gabah dengan dua pilihan cara yaitu combine harvester maupun cara manual dengan menggunakan treaser.

Page 62: Mesin Penggilingan Papopodi

Lalu, gabah akan masuk ke pabrik untuk memulai proses pengerjaan.

Pertama-tama, gabah dikeringkan tanpa matahari namun menggunakan alat yang mampu membuat gabah kering hingga persentase kadar air yang ditentukan. Kemudian gabah bisa langsung diproses maupun disimpan dalam tabung besar bernama silo.

Proses selanjutnya memisahkan gabah dan isinya sehingga menghasilkan brown rice. Pada salah satu tahapan juga akan ada pemisahan antara batu-batu dengan beras sehingga akan menghasilkan 100 persen bersih dari batu.

Belum selesai sampai disitu, brown rice akan disosoh kembali hingga berwarna putih bahkan mengilap. Dilanjutkan dengan memisahkan antara beras utuh, beras pecah kepala hingga beras berukuran kecil. Selanjutnya, beras akan dikemas dalam plastik dan siap dipasarkan.

Page 63: Mesin Penggilingan Papopodi

Dari awal gabah masuk hingga pengemasan semuanya dilakukan oleh mesin berteknologi tinggi. "Tak ada campur tangan manusia di dalamnya sehingga beras yang dihasilkan higienis dan berkualitas tanpa batu dengan warna putih mengilap," tutur Tjong Seng kepada rekan media nasional dan lokal saat berkunjung ke pabrik beras TPS Food di Sragen, Jawa Tengah pada Rabu (5/11/2014).

Mesin Pengupas Padi dan Poles BerasMesin Pengupas Padi dan Poles Beras TerpaduPT Mesin Maksindo menjual mesin pengupas padi dan poles beras terpadu (gabungan)

Page 64: Mesin Penggilingan Papopodi

Fungsi mesin ini mengupas padi keluar beras putih, bersih, dan mengkilap Dengan penampi yang dapat memisahkan kotoran, sekam dan bekatul Pengoperasian mesin sangat mudah Ditawarkan tanpa mesin penggerak

 Spesifikasi Mesin Pengupas Padi dan Poles Beras

Model : SB-10D Dimensi : 72x70x170 cm Kapasitas : 900 kg / jam Daya : 11 kw Putaran : 1450 rpm Berat : 230 kg Harga : Rp 6.600.000

Mesin Poles Beras (Jet Rice Polisher)Mesin pemoles beras menjadi kristal untuk meningkatkan nilai jual beras

Menjaga beras tetap utuh Hasil beras lebih berkualitas terdapat corong (silo) untuk menjaga agar bekatul (kulit beras) tetap bersih (Model

N-110-F) Mudah dioperasikan dan awet Ditawarkan tanpa penggerak (mesin)

Page 65: Mesin Penggilingan Papopodi

Model : N-70-F Dimensi : 112x44x74 cm Kapasitas : 1.100 - 1200 kg / jam Daya : 10-11 KW Putaran : 750-850 rpm Berat : 185 kg Harga : Rp 4.500.000

Model : N-110-F Dimensi : 132x44x74 cm Kapasitas :1200-1500 kg / jam Daya : 11-15 KW Putaran : 750-850 rpm Berat : 200 kg Harga : Rp 5.800.000

Page 66: Mesin Penggilingan Papopodi

 

PROSES PRODUKSI BERAS NON PESTISIDA KIMIAPosted on 27 May 2013 | Leave a comment

Persiapan sebelum penanaman

 Melakukan pengecekan ph dari lahan persawahan yang akan ditanami dengan alat khusus. Kadar Ph merupakan salah satu indikator untuk menentukan apakah lahan tersebut sudah layak untuk ditanami atau harus diolah lebih lanjut atau tidak layak ditanami.

Setelah mendapatkan kadar Ph yang sesuai, pupuk dengan kandungan khusus (campuran antara dedaunan dengan tanah dari gunung berapi dengan kandungan mineral khusus) akan ditaburkan secara merata di lahan persawahan. Selanjutnya, lahan persawahan akan diairi dengan air yang sudah melewati bak penampungan khusus untuk menetralisir kandungan logam berbahaya yang biasanya ditemukan di air tanah.

Lahan persawahan akan direndam dengan campuran tersebut selama 2 minggu, sehingga Mikro Organisme Lokal dapat berkembang biak secara optimal. Dan dapat memberikan nutrisi yang optimal saat tunas padi dipindahkan ke lahan persawahan.

Di tempat terpisah untuk persemaian benih padi, dilakukan dengan cara khusus yaitu : benih padi disemai di tanah yang sudah dicampur dengan pupuk dengan kandungan khusus. Selama masa penyemaian, tunas juga akan disemprot dengan pupuk cair khusus minimal 2 kali.

Sebelum tunas padi dipindahkan kea real persawahan, tunas padi akan direndam dengan pupuk cair khusus selama semalam untuk memberikan nutrisi kepada akarnya.

Penanaman

Setelah dipindahkan ke areal persawahan, tunas padi akan diberi pupuk secara rutin. Apabila areal persawahan di desa sekitar sudah mendapat serangan hama, maka untuk tindakan pencegahan kami akan memberikan pestisida alami diantaranya adalah : bawang putih, tembakau, jengkol, dan daun-daunan khusus. Pada dasarnya, dengan

Page 67: Mesin Penggilingan Papopodi

pemupukan secara rutin memakai pupuk khusus; padi akan tumbuh dengan ketahanan akan hama penyakit yang tinggi dan secara alamiah dapat bertahan terhadap serangan hama.

Setelah tiba waktunya maka padi akan dipanen

Pasca Panen

Setelah dipanen, gabah akan dijemur langsung di bawah matahari. Setelah kering dan mencapai kadar air sesuai standard, gabah akan digiling tanpa zat tambahan (misalnya zat pemutih, zat yang membuat butir beras mengkilat, zat pengawet, zat pewangi, dan berbagai zat tambahan lainnya).

Setelah digiling, gabah akan dimasukkan ke dalam karung dan dibawa ke tempat pengemasan.

Di tempat pengemasan, beras akan dibersihkan secara tradisional, setelah itu ditimbang dan dikemas secara kedap udara. Pengemasan dengan kemasan kedap udara akan memperpanjang umur beras walaupun pada dasarnya beras tidak memiliki waktu kadaluwarsa.

Uji laboratorium – beras bebas bahan kimia

Beras dalam kemasan akan diuji kandungan kimianya di laboratorium khusus untuk para peneliti . Uji tersebut akan membuktikan apakah selama masa produksinya tanaman padi tersebut mendapat tambahan pupuk kimia dan pestisida kimia. Hal ini akan tercermin dalam hasil uji laboratorium berupa kandungan kimia yang terdeteksi di dalam beras. Karena perlakuan yang konsisten dan pengawasan terpadu yang dilakukan sejak masa pra penanaman hingga masa pasca produksi maka hasil uji laboratorium membuktikan bahwa beras tersebut bebas dari bahan kimia. Beras bebas bahan kimia inilah yang sudah dipasarkan dengan merk tertentu di pasaran, misalnya merk Beras Organik 88.

Pengawasan dari para ahli di bidangnya 

Page 68: Mesin Penggilingan Papopodi

Masing-masing proses selalu diawasi secara ketat oleh berbagai ahli di bidangnya :

Benih padi yang disediakan langsung oleh pemulia padi yang keahliannya sudah diakui secara internasional  dan juga pemakaian Benih Penjenis (Breeder Seed).

Proses pra penanaman dan penanaman yang diawasi langsung oleh penulis, petani, Kepala Kelompok Tani yang merupakan  pemenang Penghargaan Petani Teladan tingkat Propinsi, PPL setempat (Petugas Penyuluh Lapangan) dari Dep. Pertanian, ahli dari Lembaga Penelitian terkemuka di Indonesia, Profesor Teknologi Pasca Panen yang memiliki reputasi internasional di bidang pangan fungsional.

Proses Pasca Panen yang diawasi langsung oleh penulis, ahli dari Lembaga Penelitian terkemuka di Indonesia dan Profesor Teknologi Pasca Panen yang memiliki reputasi internasional di bidang pangan fungsional.

Proses pengujian dilakukan oleh peneliti yang ahli di bidangnya (laboratorium khusus untuk penelitian)  dan proses pengujian juga  diawasi langsung oleh Kepala Laboratorium tersebut yang merupakan salah satu peneliti yang sudah memilki reputasi internasional di bidang pangan fungsional.

Gabungan dari benih unggul, pemupukan dengan pupuk khusus (tanpa bahan kimia), pencegahan dengan pestisida alami,  dan dedikasi para ahli di bidangnya sejak proses pra penanaman hingga proses pasca panen menghasilkan beras yang sudah teruji secara klinis tidak mengandung bahan kimia dan siap memberikan kontribusi sebagai  bagian dari Pangan Fungsional untuk konsumennya.

| pertanian | peternakan & perikanan | perdagangan | industri | kehutanan | pariwisata | 

Beras Organik

Trend peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan turut berimbas pada sektor pertanian. Hal tersebut dapat dilihat dengan dikembangkannya tehologi pertanian organik. Keunggulan teknologi ini adalah meminimalkan atau bahkan menghilangkan sama sekali residu-residu pestisida dan zat kimia berbahaya lainnya.

Komoditi pertanian Sragen yang telah mengaplikasikan tehnologi pertanian organik adalah beras organik yang dihasilkan oleh Padi mulia dan Pelopor. Produksi beras organik mereka telah bebas dari pestisida dan residu zat kimia lainnya (Uji lab sucofindo). 

Total luas lahan pertanian padi organic di kab Sragen adalah 3.256,77

Page 69: Mesin Penggilingan Papopodi

HA dengan total kapasitas produksi 19.439,78 ton (data tahun 2006). Jenis padi organik yang dikembangkan di Kab. Sragen antara lain varietas IR-64, Mentik wangi dan C-64 dengan kualitas yang bias disejajarkan dengan produk sejenis dari luar negri sekalipun.Harga beras organik bervariasi tergantung kualitas dan varietas.

Sistem pertanian organik tidak lepas dari penggunaan pupuk organik dan pestisida organik. Untuk mendukung system pertanian organik, Kab. Sragen turut memacu produktifitas pupuk dan pestisida organik. Saat ini  di Sragen terdapat 194 produsen pupuk organic dengan total kapasitas produksi 2.226,7 ton  serta 20 produsen pestisida organik.

Harga  dan keterangan lebih lanjut silakan hubungi [email protected]

 

PERUSAHAAN DAGANG PELOPOR ALAM LESTARI (PD PAL)

PD PAL merupakan salah satu pilot project Kabupaten Sragen. PD PAL yang berdiri pada 2001  bergerak terutama di bidang produksi beras, meliputi jenis beras organik dan non organik. Lebih dari itu, PD PAL juga didirikan dengan tujuan untuk menyangga harga dasar gabah di Kabupaten Sragen terutama saat panen raya, meningkatkan kesejahteraan para petani,

memberikan nilai tambah bagi petani, menjadi sentra penjualan beras organik – dimana merupakan produk unggulan Kabupaten Sragen.

Program pengadaan padi organik oleh PD. PAL dilaksanakan pada tahun 2001 dengan budidaya pertanian padi organik varietas Menthik Wangi dan IR 64. Pola kemitraan dijalin oleh PD. PAL dengan para kelompok tani yang memiliki kecakapan tinggi dalam budidaya padi organik. Lokasi untuk budi daya padi organik menggunakan lahan-lahan yang bebas dari pencemaran air limbah, diolah dengan menggunakan pupuk organik dari kompos sampah dan kotoran ternak. Pengendali hama tanaman menggunakan pestisida organik yang dibuat dari ekstrak daun-daunan obat dan akar tanaman yang memiliki khasiat pengendali hama tanaman padi.

Budidaya padi organik memiliki banyak keunggulan. Secara ekonomi, biaya produksi padi organik lebih rendah sedangkan nilai jual lebih tinggi. Budidaya padi organik juga bermanfaat bagi kesehatan dan program pelestarian alam. Seluruh aktivitas budidaya padi organik diawasi dan dibina oleh Dinas Pertanian dan

Page 70: Mesin Penggilingan Papopodi

Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen.

PD PAL menerapkan Ware House System untuk menampung hasil panen petani tanpa terpengaruh musim penghujan. Sistem ini merupakan proses terpadu yang dirancang untuk pengeringan gabah dengan kualitas baik, sebagai tempat pemrosesan padi menjadi beras, dan penyimpanan gabah. Sistem ini berjalan menyesuaikan kondisi pasar. Jika harga di pasaran sudah membaik atau persediaan beras di pasaran tinggal sedikit maka gabah/ beras baru dikeluarkan. Sistem ini sangat mendukung dalam program stabilitas harga petani pada saat musim panen raya.

Areal Pertanian PD PAL yang dikhususkan untuk Padi Organik mencapai 1.450 hektar, tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Sragen. Adapun kapasitas produksi PD PAL sbb:

1. Dari 1.450 hektar lahan pertanian padi organik dapat dihasilkan :    7.975 ton padi organik / tahun atau 3.987 ton beras organik / tahun2. Produksi beras organik (sudah dalam kemasan siap kirim) = 8

ton/ minggu3. Sedangkan untuk penggilingan beras organik, kapasitas

penggilingan mencapai 10-20 ton / hari4. Produksi beras non organik (sudah dalam kemasan siap kirim) =

46 ton/ minggu5. Sedangkan untuk penggilingan beras non organik kapasitas

penggilingan mencapai 32 ton/hari6. Gabah kering giling rata-rata = 30 ton/ hari

 Mesin dan Fasilitas yang dimiliki PD PAL:

Dua (3) buah mesin Pengering gabah/ dryer, kapasitas tiap mesin 10 ton/ 8 jam. Saat ini, dari 100 kg Gabah Kering Panen yang dikeringkan rata-rata dapat dihasilkan 78 kg Gabah Kering Giling (GKG) atau hanya mengalami 22 persen penyusutan.

Tiga (3) buah mesin Rice Mill Unit (RMU)/ pemecah kulit. Kapasitas tiap mesin = 3 ton/ jam

Tiga (3) buah mesin Cabie (poles). Kapasitas tiap mesin = 3 ton/ jam

1 unit mesin RMU integrated, kapasitas 50 ton/hari Dua (2) buah Mesin pengemas                                     Lantai jemur seluas 2.300 m2 Dua (2) buah Bangunan Gudang, kapasitas tiap gudang 500 ton.  Armada pengangkut yaitu truk dan pick up masing-masing 1

unit.

Pemasaran Beras Organik PD PAL : 

Page 71: Mesin Penggilingan Papopodi

Khusus untuk beras organik, PD PAL telah mengadakan kerjasama dengan beberapa pedagang di kota-kota besar di luar Sragen. Beras organic produksi PD PAL dengan merk PELOPOR telah memiliki konsumen/ pasar tetap di Semarang, Solo, Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Setiap bulannya, PD PAL harus memenuhi pesanan beras organik dari para

pedagang di kota-kota tersebut sebesar 50 ton. Sedangkan permintaan beras organik dalam bentuk kemasan mencapai 8 ton/minggu

 Investasi yang ditawarkan adalah di bidang pengadaan mesin RMU, Cabie, dan mesin pengemas, dengan penawaran sistem bagi hasil dari harga jual beras organik.

Keunggulan yang ditawarkan PD PAL:

Kontrol kualitas terhadap beras dilakukan dengan teliti, ada tenaga kerja khusus yang dilatih untuk menyortir butiran beras. Untuk beras organik, butiran beras disortir/diamati satu demi satu

Jaringan pemasaran yang sudah mantap di Indonesia Armada transportasi ekpedisi/ pengangkut yang memadai Jaringan kerjasama dengan berbagai kelompok tani yang sudah

berpengalaman menangani beras organik Proyeksi ke depan, PD PAL tidak hanya menangani bidang

pengadaan padi namun juga produk pertanian lainnya yakni jagung dan kacang. Pada saat ini PD PAL telah menampung produk jagung dan telah memiliki pasaran jagung di Semarang.

 

PD. PELOPOR ALAM LESTARI

Jl. Raya sragen – Solo Km. 7 DuyunganSidoharjo, Sragen, Jawa Tengah – IndonesiaTelp      : +62.271. 654782Fax       : +62.271.654782e-mail    : [email protected]

 

PADI MULYA

Perusahaan Beras (PB) Padi Mulya, merupakan perusahaan swasta Sragen yang bergerak di bidang produksi beras. Padi Mulya memiliki

Page 72: Mesin Penggilingan Papopodi

lahan khusus untuk pertanian beras organik seluas 250 hektar, namun baru 120 hektar yang dimanfaatkan. Padi Mulya juga menjalin kerjasama dengan 13 kelompok tani beranggotakan 500 petani yang memiliki keahlian di bidang pertanian beras organik. Oleh Padi Mulya, para petani ini dipersilakan menggarap lahan yang telah disediakan dengan padi organic. Sebagai imbal baliknya, petani harus menjual hasil panennya hanya kepada Padi Mulya. Dengan skema kerjasama ini, kapasitas produksi lahan milik Padi Mulya dalam satu kali musim panen mencapai 6 ton gabah per hektar. Gabah dari petani dibeli oleh Padi Mulya sebesar Rp 1.500,00 per kg. Setelah diproses lebih lanjut akan menghasilkan 2400 kg beras organik per hektar. Biaya produksi dari gabah menjadi beras berkisar Rp 800,00. Itu di luar ongkos angkut dan pengemasan. Sedangkan harga jual ke konsumen dipatok Rp7000,00 per kg untuk jenis menthik wangi dan Rp 6000,00 per kg untuk jenis beras C 4. Dalam satu hari, pesanan beras organik yang mampir ke Padi Mulya tidak pernah kurang dari 3 ton.

Untuk menjaga kualitas beras organic produksinya, Padi Mulya melakukan pengawasan ketat mulai dari proses pengolahan lahan, penanaman benih, pemupukan sampai dengan pemanenan padi. Semua proses tersebut turut melibatkan tenaga ahli organic Padi Mulya. 

Menurut Suyamto, direktur PB Padi Mulya, kendala yang dihadapi para produsen beras organik adalah belum populernya beras organik di kalangan masyarakat dan anggapan keliru yang menyebut beras organik hanya untuk kalangan kaya. Suyamto menegaskan bahwa harga beras organik memang sedikit lebih mahal daripada harga beras biasa, namun sebenarnya memiliki manfaat tinggi bagi kesehatan. Sebab, beras organik tidak menggunakan pestisida kimia dan pupuk kimia yang berbahaya bagi kesehatan. ‘’Itu artinya, harga beras organik sebanding dengan manfaat yang diperoleh bagi kesehatan para konsumennya,’’ tegas Suyamto.

Peluang bisnis di bidang beras organic, menurut Suyamto, masih terbuka lebar. Apalagi pemain beras organic di Indonesia masih segelintir jumlahnya. ‘’Tidak lebih dari 20 pengusaha,’’ ujarnya. Oleh sebab itu, Suyamto optimis usaha beras organic di Indonesia memiliki prospek keuntungan yang bagus, sementara tren konsumsi beras organic di Indonesia belakangan ini terus meningkat.

Sebagai ilustrasi awal, Suyamto menyebut jumlah warga menengah ke atas di negeri ini berkisar 10 persen dari 220 juta penduduk Indonesia secara keseluruhan. Ini berarti terdapat 2,2 juta konsumen potensial beras organik. Padahal, produsen beras organik yang ada di Indonesia kini baru melayani tak lebih dari 15 persen dari jumlah konsumen potensial tersebut. Padi Mulya sekarang pun baru melayani 5000 pelanggan tetap yang sebagian besar adalah pedagang beras. Seandainya calon pengusaha yang ingin terjun dalam bisnis beras organik mentargetkan untuk meraih 25 ribu pelanggan saja, maka sudah dapat dibayangkan omzet yang bakal

Page 73: Mesin Penggilingan Papopodi

diperoleh. ‘’Jangan lupa, jenjang harga eceran di tingkat konsumen langsung masih agak longgar untuk ditetapkan ulang,’’ kata Suyamto.

Menilik potensi keuntungan yang menggiurkan tersebut, Suyamto pun memiliki obsesi untuk mengembangkan produksi dan memperluas jangkauan pemasaran beras organiknya. Pria paruh baya ini juga membuka peluang kerjasama bagi calon investor yang tertarik berbisnis beras organik. Saat ini, Padi Mulya membutuhkan dana segar senilai Rp 100 milyar. Duit sebanyak itu akan dipergunakan untuk perluasan penggunaan lahan pertanian beras organic, biaya pengolahan dan perawatan padi, pembelian beras dari petani, dan sarana promosi atau iklan. ‘’Promosi untuk memasyarakatkan beras organic lewat berbagai media massa itu sangat penting untuk mempengaruhi ketertarikan pasar potensial,’’ kata Suyamto. Lewat strategi promosi yang gencar dan efektif ini pula, Suyamto yakin, pasar beras organic di Indonesia pasti kian cepat membesar

PB. PADI MULYA

Jl. Sragen-SoloKm.5 Sidoharjo Sragen, Jawa Tengah - IndonesiaTelp. (0271) 893162, Fax. (0271) 891852Mobile Phone : 0271 5868582

 Budidaya Padi Organik Metoda SRI (1)

SRI (system of rice intensification) merupakan budidaya padi yang pada awalnya diteliti dan dikembangkan sejak 20 tahun lalu di Madagascar dimana kondisi dan keadaannya tidak jauh beda dengan Indonesia. Cara budidaya SRI sebenarnya tidak asing bagi petani kita, karena sebagian besar prosesnya sudah dipahami dan biasa dilakukan petani.

Metode SRI ini dinamakan bersawah organik dan menghasilkan padi/beras organik karena mulai dari pengolahan lahan, pemupukan, hingga penanggulangan serangan hama sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Metode SRI seluruhnya menggunakan bahan organik di sekitar kita yang ramah lingkungan dan bersahabat dengan alam serta makhluk hidup di lingkungan persawahan. Dari hasil penelitian dan percobaan oleh para ahli selama berhatun-tahun di berbagai Negara menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh dengan metode SRI sangat tinggi.

Prinsip budidaya padi organik SRI terdiri dari beberapa kegiatan kunci dan prosesnya mutlak harus dilakukan agar hasil yang dicapai petani optimal.

1. Proses pembibitan2. Proses pengolahan lahan3. Proses penanaman bibit padi4. Proses pemeliharaan

Page 74: Mesin Penggilingan Papopodi

5. Proses pemupukan6. Proses pengendalian hama

Budidaya Padi Organik Metoda SRI, Pembibitan (2)

Proses pembibitan

Tahapan proses pembibitan dimulai dari proses pemilihan (seleksi) bibit padi serta penyemaian sebagaimana uraian berikut :

a. Siapkan air tawar dalam ember secukupnya lalu masukkan sebutir telur ayam/bebek, kemudian secara perlahan-lahan masukkan garam dapur sambil diaduk-aduk dengan hati-hati sehingga telur yang semula tenggelam akhirnya terapung. Artinya air tersebut sudah siap dipakai untuk seleksi bibit padi.

b. Masukkan bibit padi ke dalam ember yang berisi air+garam tadi. Bibit padi yang tenggelam itu bibit padi yang baik, sedangkan yang terapung/melayang adalah sebaliknya. Ambil bibit padi yang baik tersebut lalu cuci dengan air bersih beberapa kali kemdian direndam 2 hari, lalu diperam dengan kain basah selama 1-2 malam hingga muncul lembaga bintil putihnya untuk disemai esok harinya. Satu hektar sawah diperlukan setidaknya 5 kg bibit yang baik.

c. Buatlah adukan tanah sawah + kompos/pupuk kandang dengan perbandingan 1: 1. Setelah merata masukkan adukan tanah + kompos tadi ke dalam besek (pipiti) atau gedebog pisang atau fasilitas tempat lain yang praktis setinggi 4 cm (3/4 tinggi pipiti) yang alasnya telah dilapisi plastik atau dedaunan atau di petak sawah langsung yang telah dilapisi plastik. Direkomendasikan adukan ditambah sekam padi yang sudah lapuk 50% untuk penyubur dan memudahkan penarikan benih padi muda satu per satu ketika penanaman.

d. Sirami tanah+kompos dalam pipiti/gedebog pisang tadi agar lembab sebelum ditebar bibit padi yang sudah didiamkan selama 2 malam hingga keluar kecambah. Jumlah tebaran bibit padi per pipiti berkisar 200-250 butir. Tutupi tebaran tersebut dengan lapisan tipis adukan tanah+kompos dan potongan jerami, kemudian disirami sedikit agar persemaian tetap lembab.

e. Selama persemaian dianjurkan malam hari diberi penerangan lampu pijar 75W dengan jarak lampu ke persemaian 1-2 meter dan bebas dari gangguan hewan. Untuk menjaga kelembabanya, persemaian disirami setiap harinya dengan campuran larutan air dan MOL dengan perbandingan 30:1.

f. Setelah persemaian berumur antara 7-10 hari (sejak hari pertama persemaian) bibit padi akan berdaun dua helai dan bibit padi sudah harus ditanam pada petak sawah. Inilah perbedaan pertama cara penanaman metode SRI (System of Rice Intensification) dengan cara konvensional.

Budidaya Padi Organik Metoda SRI, Pengolahan Lahan (3)

Proses Pengolahan Lahan

a. Kondisi lahan sawah kita umumnya sudah miskin bahan organik dan banyak residu pupuk kimia serta pestisida kimia, sehingga lahan miskin unsure hara dan agregatnya sangat kuat. Karena itu perlu

Page 75: Mesin Penggilingan Papopodi

dimasukkan bahan-bahan organik minimal sama volume dan bobotnya dengan yang keluar dari sawah (jerami dan padi) atau setara 7-10 ton kompos/ha. Jerami dan sekam harus dimasukkan kembali ke sawah setelah dilakukan fermentasi (pengomposan) terlebih dahulu. Untuk mempercepat proses fermentasi/ pengomposan, jerami ditumpuk berlapis-lapis dan diberikan kotoran hewan (kohen) dan hijauan sekitar seperti ki rinyu dsb serta mikroba (dalam bentuk cairan atau kompos mikroba). Setiap lapisan jerami tebalnya 10-20 cm lalu ditaburi kohe atau mikroba, kemudian disiram hingga basah sebelum ditumpuk lapisan jerami berikutnya. Tumpukan jerami ditutup dengan plastik atau bahan lain agar tidak terlalu basah oleh air hujan atau kekeringan oleh teriknya sinar matahari. Setelah 4 pekan atau lebih, fermentasi jerami selesai menjadi kompos dasar. Ketika petak sawah akan dibajak sebarkan 50% kompos dasar merata ke seluruh petak sawah dan separuhnya lagi disebarkan waktu perataan tanah. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka selain kompos dasar tersebut dierlukan tambahan kompos mikroba yang colume atau beratnya sebanding dengan gabah yang dihasilkan sebelumnya. Genangi petak sawah beberapa hari lalu dibajak dengan kedalaman 30-40 cm. semakin dalam pengolahan lahan semakin baik karena akar padi yang sehat dapat mencapai kedalaman 60 cm. panjang malai padi akan sebandingan dengan kedalaman (panjang akar) padi.

b. Buatlah parit kecil sekeliling dalam dari petak sawah dan melintang di tengah sawah. Parit ini fungsinya untuk pengendalian air (drainase) dalam petak sawah. Lebar parit 20 cm dan kedalamannya tidak kurang dari 30 cm. untuk mendapatkan sitem aerasi yang baik dan hasil yang optimal, airi petak sawah 2 hari sekali hanya hingga macak-macak agar mikroba dapat berfungsi maksimal karena memperoleh udara yang cukup. Pembuatan parit sebaiknya dilakukan dalam keadaan tanah yang tidak berair dan agak kering agar pembetunkannya mudah serta tidak turun (longsor) lagi.

c. Setelah permukaan petak sawah rata dan dibuat selokan-selokan, dalam kondisi petak sawah macak-macak , lalu dibuat garutan untuk jarak penanaman bibit padi. Hentikan pemasukan air ke petak sawah, demikian pula hentikan pengeluaran air dari petak sawah. Jika hal ini sulit dilakukan karena geografi lokasi petak sawah atau karena system pengairan berjenjang, lakukanlah usaha sedemikian rupa jingga petak sawah tidak sampai tergenang air karena walaupun butuh air tapi padi bukan tanaman air.

Budidaya Padi Organik Metoda SRI, Penanaman Bibit Padi Organik (4) Proses penanaman bibit padia.    Pada saat penanaman bibit padi ke petak sawah, kondisi petak sawah tidak boleh tergenang tetapi hanya macak-macak saja. Lama jarak waktu dari pencabutan bibit padi dari persemaian hinggga ke penanaman di petak sawah tidak boleh melebihi 15 menit. Penundaan penanaman lebih dari 15 menit dapat menurunkan kemampuan pertumbuhan anakan rumpun padi.b.    Gunakan hanya satu bibit padi per posisi tanam, penanaman bibit padi sangat dangkal, hamper tidak dibenamkan sama sekali, hanya kedalaman 0,5-1 cm saja. Posisi akar bibit padi sejajar dengan permukaan tanah sehingga batang bibit padi dan akarnya berbentuk huruf L. kalau penanaman bibit padi dibenamkan batang dan akar akan membentuk huruf J, sehingga akan mengurangi kemampuan bibit padi untuk tumbuh, berkembang dan memiliki akar yang banyak serta kuat. Ini adalah hal yang kedua yang membedakan bertani cara SRI dengan cara

Page 76: Mesin Penggilingan Papopodi

tradisional.c.    Selain cara persemaian dan penanaman tersebut, petani dapat menggunakan cara tanam benih langsung (Tabela). Proses seleksi benih tetap sama, dan benih didiamkan selama 2 hari hingga keluar kecambah . kemudian benih tersebut ditanam tunggal dengan jarak tanam tidak boleh kurang dari 35 cm. sisakan bibit padi sekitar 2% dari kebutuhan seluruh bibit padi yang ditanam sebagai cadangan dan disemai dipinggir petak sawah. Dari berbagai pengalaman di lapangan , bibit yang mati karena sebab tidak akan melebihi angka 2%.d.    Untuk menekan oertumbuhan gulma, setelah penanaman, sawah agak direndam sedikit di atas macak-macak (1-2 cm di atas pangkal batang padi) selama 10 hari. Setelah 10 hari lalu dikeringkan kembali ke keadaang macak-macak, taburlah kompos mikroba merata per 2 baris tanaman padi lalu dibuat kamilir setiap 2 baris tanaman dengan maksud agar rupun tanaman padi mendapat posisi pinggi kamalir (parit).Budidaya Padi Organik Metoda SRI, Proses Pemeliharaan (5)

Proses pemeliharaan.

a. Selama bertanipadi secara SRI, kondisi tanah petak sawah hanya lembab dan macak-macak hingga 2 pekan sebelum panen baru benar-benar dikeringkan sama sekali.b. Bila bibit yang ditanam ada yang rusak atau kurang baik pertumbuhannya dalam 10 hari pertama setelah penanaman, lakukanlah penyulaman. Penyulaman harus dilakukan hati-hati jangan sampai ada akar yang rusak, prosedur dan caranya sama seperti oenanaman awal bibit padi, dangkal saja dan jangan terlalu dalam.c. Cara bersawah SRI sangat hemat pemakaian air (berkurang kebutuhan air lebih dari 50%). Air dijaga hanya ada di dalam parit sekitar dan tengah sawah saja.d. Penyiangan (ngarambet) sangat penting dilakukan dalam metode SRI karena produksi gabah akan berkurang 1-2 ton untuk setiap kali kelalaian penyiangan. Penyiangan dilakukan setiap 2 pekan sekali. Penyiangan pertama harus dilakukan 10 hari setelah bibit padi ditanam. Tujuan utama penyiangan adalah untuk meningkatkan aerasi udara bagi tanah sawah sehingga terjadi suplai udara (oksigen) yang cukup memadai ke dalam tanah, tanah akan lebih subur, dan gas-gas beracun di dalam tanah bisa keluar, sehingga tanah akan lebih gembur. Gulma pengganggu tanaman padi dicabut dan kemudian dibenamkan saja ke dalam tanah. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan alat penyiang yang didorong berputar, sekaligus menggali dan mengaduk tanah.

Budidaya Padi Organik Metoda SRI, Proses Pemupukan (6) Proses PemupukanPenerapan pemakaian yang tinggi dari pupuk , pestisida dan insektisida kimia pada lahan sawah untuk pertanian padi selama ini yang tidak terkendali sudah memberikan dampak sangat negative pada kesuburan lahan sawah kita. Baik secara struktur fisik tanah maupun secara bioorganisme tanah , tanah sawah kita kebanyakan mengalami tingkat kerusakan yang tinggi . hal ini diperlihatkan dengan terus menurunnya hasil panen padi per musim tanam dan seringnya terjadi serangan hama & penyakit yang luas dan dalam waktu singkat. Karena itu pada tahap awal kondisi sawah harus direhabilitasi agar memperoleh hasil yang optimal.Untuk mendapat hasil yang optimal diperlukan bahan organik setidaknya 8-10 ton/ha serta pupuk kompos organik 2-3 ton/ha. Bahan organik terbesar (8-10 ton/ha) diharapkan dapat dibuat

Page 77: Mesin Penggilingan Papopodi

sendiri oleh petani dengan memanfaatkan jerami (sisa panen) dan bahan organik yang bisa diperoleh di sekitar sawah mereka (lihat Proses Pengolahan Lahan). Jika hal tersebut sudah dilakukan, sebenarnya tidak diperlukan pemupukan lagi dalam sistem SRI, namun karena kebiasaan petani melakukan pemupukan lebih dari sekali maka dapat digunakan pupuk organik cair sebagai pelengkap dengan cara disemprotkan.Budidaya Padi Organik Metoda SRI, Proses Pengendalian Hama & Penyakit (7) Proses Pengendalian Hama & PenyakitCara bertani padi secara SRI (System of Rice Intensification) selain untuk meningkatkan produksi padi dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang ramah lingkungan, relatif murah, mudah diperoleh, juga untuk memperbaiki struktur maupun kondisi lahan persawahan secara berkesinambungan. Artinya dengan ber SRI, kita bukan saja dapat mempertahankan tingkat produktifitas padi yang tinggi, tetapi juga meningkatkan struktur dan kondisi lahan sawah serta membaiknya lingkungan hidup biotic di persawahan. Itulah sebabnya, dari data para petani di sumedang, tasikmalaya, sukabumi, dll, melaporkan adanya peningkatan produktifitas bertani padi secara SRI dari musim tanam ke musim tanam berikutnya. Dengan semakin membaiknya sistem lingkungan hidup biotik tadi berarti semakin dapat ditekan resiko kerusakan akibat serangan hama dan penyakit karena setiap hama padi akan muncul musuh alaminya (MA).Metode SRI yang diterapkan adalah menggunakan bahan-bahan organik seluruhnya dan tidak menganjurkan sama sekali pemakaian pupuk maupun obat-obatan kimia. Pemakaian air yang sangat mninim (50%) daripada cara konvensional akan dapat menekan berkembangbiaknya keong emas karena secara praktis sawah tidak pernah tergenang air, pangkal batang padi tidak pernah terendam air, kondisi sawah hanya lembab dan macak-macak saja. Kalau masih terdapat serangan hama keong emas yang cukup banyak. Itu mengindikasikan masih ada genangan air, itu berarti belum menerapkan SRI sepenuhnya.Tikus merupakan salah satu hama yang paling sangat dikhawatirkan para petani selama ini karena serangannya sangat cepat dengan jumlah kerusakan yang sangat luas. Batang padi metode SRI relatif lebih besar dan lebih keras sehingga kurang disenangi hama tikus. Hama tikus sebenarnya hanya 9 bulan, setelah itu ia akan mati. Namun setelah usia kurang dari 4 bulan, hama ini sudah dapat berkembangbiak. Itulah sebabnya, hama tikus ini sangat cepat bertambah populasinya. Hama tikus tidak menyukasi bau menyengat seperti bau jengkol dan rasa yang pahit seperti brotowali, sehingga secara mandiri para petani dapat membuat sendiri ramuan pengusir tikus, lalu disemprotkan ke tanaman padi. Cara ini selain sangat murah dan praktis, juga ramah lingkungan karena ramuan tadi tidak membunuh musuh alami dari hama yang lain.Hama capung dan burung dapat diatasi dengan memperbanyak ajir/tonggak yang dipancangkan di sawah. Sifat hama ini sangat menyenangi sesuatu yang bersifat menjulur/tegak/muncul, untuk bertengger. Pancangkanlah ajir dari bambu atau kayu sebanyak mungkin di sawah untuk menekan kerugian akibat hama ini.Untuk hama wereng, jika ada indikasi serangan taburkan abu bekas pembakaran terutama pada telur dari hama ini. Dari pengalaman, penaburan abu ini akan lebih efektif pada saat telur wereng telah menetas.

PROSES PENGOLAHAN GABAH JADI BERAS

Page 78: Mesin Penggilingan Papopodi

 Orang kota banyak yang belum tahu cara memproses gabah jadi beras. Berikut prosesnya.

Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah diproses melalui beberapa tahap sebelum menjadi beras. 1. Perontokan & Pengeringan2. Pecah Kulit3. Polish/Giling

Perontokan dan PengeringanPerontokan adalah proses memisahkan gabah dari merang.Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air gabah hasil panen untuk keperluan simpan atau giling

Urutan dua proses ini bisa dibolak balik. Pada padi hybrida umumnya dirontokkan dulu lalu dikeringkan/dijemur, sedangkan untuk padi varietas lokal umumnya dikeringkan lalu dirontokkan. Perbedaan tahapan proses ini karena padi hybrida mudah dirontokan secara manual sedangkan pada varietas lokal lebih sulit jadi memerlukan mesin perontok.

Pecah kulitSetelah dirontokkan, gabah dimasukkan ke mesin pemecah kulit. Proses ini mengelupaskan sekam dari gabah. Hasil biji beras pada proses ini yang dikenal dengan BERAS PECAH KULIT atau BROWN RICE. Biji beras masih memiliki lapisan kulit ari (aleurone dan pericarp). Lapisan kulit ari ini umum dikenal dengan istilah bekatul.

Aleurone adalah lapisan protein. Pada saat benih akan berkecambah, sel aleuron akan memecah menjadi asam amino. Dipicu oleh hormon yang dilepaskan oleh embrio, aleuron akan mensintesis enzim yang berguna untuk memacu perkecambahan.

Pericarp adalah jaringan yang mengelilingi biji, sebagai pelindung embrio. 

Berbagai penelitian membuktikan bahwa lapisan kulit ari kaya akan kandungan protein, vitamin, mineral, lemak dan serat. Oleh karena itu membiasakan mengkonsumsi beras pecah kulit menjadi lebih sehat dan lebih baik. Akan tetapi umumnya orang enggan memakannya karena nasi dari beras pecah kulit lebih keras, walaupun sudah lama dimasak, sehingga sulit dikunyah. 

GilingProses mengelupaskan lapisan kulit ari sehingga didapat biji beras yang putih bersih. Biji beras yang putih bersih ini sebagian besar terdiri dari pati.

Page 79: Mesin Penggilingan Papopodi

Struktur Gabah - Beras pecah kulit - Beras giling - Beras kecambah

RI Ekspor 134 Ton Beras Organik ke Italia, Mentan: Ini Baru PemanasanMichael Agustinus - detikfinanceSenin, 02/11/2015 14:48 WIB

Page 81: Mesin Penggilingan Papopodi

Jakarta -Di tengah keputusan pemerintah impor 1 juta ton beras dai Vietnam pada akhir tahun ini, Indonesia ternyata juga mengekspor beras. Pekan lalu 134 ton beras organik dari Indonesia dikapalkan ke Italia. 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa ekspor tersebut baru 'pemanasan' saja. Produksi beras Indonesia akan melonjak tahun depan sehingga tak perlu impor lagi, bahkan bisa ekspor dalam jumlah besar ke berbagai negara.

"Ekspor beras organik sudah 134 ton beberapa hari lalu, tapi itu baru pemanasan. Kita berdoa mudah-mudahan produksi tahun depan lebih baik," kata Amran saat makan siang di Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (2/11/2015).

Dengan sejumlah perbaikan faktor-faktor produksi pada tahun ini, Amran sangat optimistis Indonesia tak perlu lago impor beras di 2016. "Sekarang irigasi 2,6-3 juta hektar sudah diperbaiki, alsintan (alat mesin pertanian) meningkat sampai 80.000 unit. Ini optimal nanti di 2016," tandasnya.

Sebagai informasi, beras organik yang diekspor ke Italia ini diproduksi di Kabupaten Tasikmalaya.

Page 82: Mesin Penggilingan Papopodi

Eksportirnya PT Bloom Agro. Selain Italia, Amerika Serikat dan Singapura juga akan mengimpor beras organik dari Indonesia.

"Kita kemarin baru ekspor beras organik ke Italia sebanyak 134 ton. Pembelinya datang langsung dari Italia untuk melihat langsung proses produksinya," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Hasil Sembiring, kepada detikFinance pekan lalu.

Nilai tambah yang dihasilkan oleh beras organik ini sangat tinggi, harganya jauh lebih mahal dibanding beras medium dan beras premium. Di Eropa, harga beras organik asal Indonesia bisa dijual dengan harga 6 euro/kg. "Harganya di Eropa sampai 6 euro/kg," ungkap Hasil.

Karena itu, ekspor beras organik ini akan terus ditingkatkan. Dengan adanya program pengembangan 4.000 ha padi organik, produksinya akan terus bertambah. 

"Diharapkan tahun depan bisa meningkat. Ini sesuai dengan program kita untuk pengembangan padi organik 4.000 ha tahun depan. Ini memberikan nilai tambah yang bagus," tutupnya.http://finance.detik.com/read/2015/11/02/143359/3059682/4/ri-ekspor-134-ton-beras-organik-ke-italia-mentan-ini-baru-pemanasan

Khasiat dan Manfaat Beras Organik Yang Perlu Diketahui

— Anti Hipertensi, Anti Kanker, Anti Kolesterol, Anti Oksidan, Obat Diabetes

Mungkin Anda sudah banyak yang mengenal apa itu beras organik, akan tetapi tidak ada salahnya jika kita review sedikit tentang beras organik, khasiat dan manfaatnya terhadap kesehatan kita.

Apa itu Beras Organik ?

Beras organik merupakan beras yang dihasilkan melalui proses-proses organis yang ditanam dan disemai di tanah yang ramah lingkungan, 100% tidak menggunakan pestisida kimia dari awal penanaman sampai pada proses pengolahan menjadi beras yang siap dikomsumsi.Penanamannya menggunakan kompos dan pupuk hijauan, maupun Pupuk Bio Hayati serta pemberantasan hama menggunakan pestisida alami yang dihasilkan dari daun-daunan dan buah-buahan yang difermentasikan secara alami.Proses organis itu sendiri akan dapat memperbaiki struktur dan kesuburan tanah, serta membangun ekosistem yang berkelanjutan.

Page 83: Mesin Penggilingan Papopodi

Beras organik bebas dari unsur pestisida kimia yang oleh karenanya sangat baik untuk dikomsumsi sehari-hari.Dengan kadar gula yang rendah, beras organik dapat dikomsumsi oleh penderita penyakit kencing manis ( diabetes ), penderita autis, serta dapat dikomsumsi oleh mereka yang tengah menjalani program diet.Rasa khas beras organik yang membedakannya dengan beras non organik adalah rasa lebih pulen dan tidak mudah basi.Nasi yang diolah dari beras organik dapat bertahan selama dua hari tanpa perlu menyimpannya di dalam lemari pendingin ( kulkas ).

Beras organik ada beberapa macam warna, yakni hitam, merah, cokelat dan putih.tak heran jika masyarakat sering menyebutnya dengan beras herbal.Aroma dan rasa beras organik Indonesia bila sudah dimasak sangat berbeda dibanding dengan beras organik yang berasala dari India, Thailand atau negara lainnya.Beras organik dari Indonesia memiliki keunggulan dan kelabihan yakni rasa yang lebih enak karena struktur tanahnya.Aromanya harum dan tahan lama.

Keunggulan Beras Organik dan Beras Non Organik adalah memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang tinggi, kandungan glukosa, karbohidrat dan proteinnya mudah terurai, sehingga aman dan sangat baik dikomsumsi bagi penderita diabetes dan baik untuk yang sedang melaksanakan program diet, mencegah kanker, jantung, asam urat, darah tinggi, dan vertigo.Mungkin belum banyak yang mengetahui kalo Beras Merah Organik tersedia dengan tidak hanya warna putih tapi bermacam warna.Jenis manfaat beras organik bisa dikelompokkan berdasarkan warnanya.

Apa saja Manfaat Beras Organik berdasarkan Warnanya ?

Manfaat Beras Organik Warna Putih

Merupakan jenis beras yang paling banyak dikomsumsi.Beras Organik warna putih jika dibandingkan dengan beras putih un-organik sangatlah jauh berbeda.karena rasanya lebih pulen dan lebih wangi.Juga tidak mengandung pestisida kimia sehingga sangat aman untuk dikomsumsi.Beras Organik warna putih masih memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang tinggi.

Page 84: Mesin Penggilingan Papopodi

Manfaat Beras Organik Warna Hitam

Dari sisi khasiat gizi ternyata pigmen beras yang berwarna hitam mepunyai khasiat paling baik dibandingkan dengan beras organik warna lainnya, mengapa ? Beras Organik warna hitam sangat berbeda dibanding ketan hitam, baik rasa, aroma maupun penampilannya.Sangat spesifik dan unik.Bila sudah dimasak beras organik warna hitam warnanya benar-benar hitam pekat.Rasanya enak dan aromanya menimbulkan selera makan dan sangat menggugah.

Beras Organik warna hitam memiliki banyak khasiat dan manfaat bagi kesehatan kita, diantaranya

Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.

Menurunkan kadar gula darah ( sangatlah baik bagi penderita diabetes ).

Memperbaiki kerusakan sel hati ( hepatitis dan chirrosis )

Mencegah gangguan fungsi ginjal.

Memperlambat penuaan ( Antiaging )

Mencegah Anemia

Mencegah kanker

Antioksidan

Menurunkan tekanan darah ( orang yang mempunyai tekanan darah rendah sebaiknya sebaiknya menggunakan beras ini dengan dicampur dengan beras merah, perbandingan 1 : 1 )

Membersihkan kolesterol dalam darah ( baik untuk diet ).

Manfaat Beras Organik Warna Merah

Salah satu cara memasak beras merah yang diketahui adalah dengan teknik Gamma Aminobtyric Acid ( GABA ) atau Germinated Brown Rice ( GBR ) yang dapat meningkatkan hormon pertumbuhan pada manusia.Sedangkan manfaatnya adalah sebagai berikut.

Page 85: Mesin Penggilingan Papopodi

Baik untuk program diet

Mencegah berbagai penyakit saluran pencernaan

Dapat mencegah sembelit ( konstipasi )

Menurunkan kolesterol darah.

Meningkatkan perkembangan otak.

Menyehatkan jantung dan pembuluh darah

Mencegah penyakit keganasan dan penyakit degeneratif.

Memiliki kandungan Vitamin B 1 dan Mineral lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih.

Mengandung lebih banyak magnesium yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung.

Kaya akan fiber asam lemak.kandungan fibernya yang tinggi mampu mencegah sembelit, sehingga memperlancar proses pengeluaran kotoran ( defekasi ).Kandungan fiber juga membuat anda lebih kenyang dan tidak cepat lapar.

Kaya akan asam amino.

Manfaat Beras Organik Warna Cokelat.

Warnanya memang cokelat, aroma dan rasanya sangat khas, miriip ketan.beras organik warna cokelat adalah beras yang tidak digiling atau setengah digiling, jadi bisa dikatakan mempunyai rasa sedikit seperti kacang dan lebih kenyal daripada beras putih.Meskipun lebih cepat basi, tetapi beras organik warna cokelat lebih bernutrisi.

Perbedaan beras organik warna cokelat dan beras putih sebenarnya tidak terlalu jauh.Perbedaan keduanya terletak pada pemrosesan dan kandungan nutrisinya.Jika lapisan terluar atau kulit ari atau sekam dari biji padi dikupas maka hasilnya adalah beras organik berwarna cokelat.Namun jika lapisan dalam atau kulit padi juga dikupas, maka hasilnya adalah beras putih biasa.

Beberapa jenis Vitamin dan mineral akan hilang dalam proses penggilingan butir padi.Akibatnya, beberapa nutrisi yang hilang seprti Vitamin B1,B3, dan besi seringkali ditambahkan kembali pada beras putih sehingga berlabel “ diperkaya “ ( enriched ).sementara pada beras organik warna cokelat, satu jenis mineral yang tidak perlu ditambahkan adalah magnesium.

Page 86: Mesin Penggilingan Papopodi

Bagaimana Cara Memasak Beras Organik ?

1. Bilas sekali saja ( tergantung kebiasaan ), 3 gelas beras organik kemudian masukkan kedalam wadah penanak nasi.

2. Masukkan 4,5 gelas air kedalam wadah pennak nasi, jika ingin lebih pulen, tambahkan air kemudian masukkan ke dalam wadah penanak nasi.

3. Selama proses memasak jangan membuka dan mengaduk beras sehingga aroma beras tetap terjaga.

4. Setelah matang, Nasi siap dihidangkan untuk disantap.Lebih nikmat dalam keadaan panas.

http://obatnaturals.blogspot.co.id/2013/09/khasiat-dan-manfaat-beras-organik-yang.html

LATAR BELAKANGDunia pertanian merupakan salah satu bidang dari dunia usaha yang banyak bersinggungan dengan masyarakat umum secara luas. Pertanian sampai saat ini masih menjadi tumpuan hidup bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama di daerah. Hal ini menjadikan dunia pertanian menjadi salah satu penggerak utama roda perekonomian di Indonesia. Namun ketika dicermati, maka akan ditemukan sesuatu yang janggal dalam sistem tata niaga di dunia pertanian kita, terutama pada komoditas padi. Dimana petani kita tidak memiliki wewenang dalam menentukan harga gabah, padahal mereka adalah produsen utama sumber pangan kita. Hal ini menyebabkan sebagian besar petani masih hidup dalam garis kemiskinan, karena selalu menjadi pihak yang dirugikan. Para petani yang seharusnya menjadi tuan di tanahnya sendiri, malah menjadi buruh yang harus mengikuti kemauan para tengkulak dan Jika berbicara mengenai peningkatan kesejahteraan para petani, maka perlu dilakukan suatu perubahan sistem yang adil pada tata niaga di dunia pertanian kita. Suatu sistem dimana bisa menjamin pemerataan keuntungan pada semua stake holder dari

Page 87: Mesin Penggilingan Papopodi

mulai petani, kelompok tani, produsen sarana produksi pertanian, kios pertanian, pedagang gabah, pabrik penggilingan padi sampai pada konsumen. Untuk itu perlu adanya suatu Program Pemberdayaan : Kemitraan Usaha Tani dalam hal ini bergerak pada bidang Beras “Sehat” Organik dengan prinsip pemerataan kesejahteraan dengan mewujudkan integrasi di dunia pertanian melalui pertanian organik. 

PROSES BISNIS1. DIVISI BUDIDAYAPada Divisi Budidaya CV.Sirtanio Organik Indonesia Menjalankankan 3 bentuk kegiatan yang dilakukan secara sinergis dan berkesinambungan untuk menghasilkan Beras Sehat Organik. Yang pertama adalaha. Pendampingan BudidayaProses yang pertama dilakukan adalah melakukan proses alih teknologi secara teori. Pada tahap ini mitra petani kita berikan informasi terbaru mengenai perkembangan dunia pertanian dan mindset ke mitra petani bahwa dunia pertanian itu masih menarik asal dikerjakan dengan benar. Alih teknologi ini tidak hanya kita lakukan secara perorangan di lapangan, tetapi kita juga mengadakan suatu forum berkumpul para mitra petani, yang kita beri nama “Ngobrol Tani”. Ngobrol tani ini kita lakukan setiap 2 minggu sekali di setiap kelompok tani organik yang kita bina.Proses yang kedua adalah pendampingan teknis dengan implementasi teori di lapangan. Pada tahap ini mitra petani akan

Page 88: Mesin Penggilingan Papopodi

dipandu bagaimana melakukan teknik budidaya dengan benar. Proses yang ketiga adalah pengamatan rutin. Tim akan melakukan pengamatan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya di setiap tahapan budidaya dan umur tanaman, seperti jumlah anakan, tinggi tanaman, warna hijau daun, dan lain-lain. Dengan konsep pendampingan ini kita bisa menjamin keberhasilan dari program sekaligus jaminan kualitas produk budidaya.b. Jaminan Kemudahan Sarana Produksi PertanianBeberapa hal yang menjadi penyebab tidak berkembangnya pertanian organik di masyarakat adalah susahnya memperoleh sarana budidaya organik itu sendiri, seperti pupuk organik berkualitas, pengendali hama dan penyakit organik bahkan perlengkapan budidaya dan teknis pemakaiannya. Untuk itu, dalam melaksanakan program ini kami menyediakan seluruh sarana budidaya organik dari mulai bibit, pupuk organik, pestisida nabati, agensi hayati dan pupuk cair organik. Bahkan untuk merangsang agar para petani mau untuk bergabung dengan program ini, kami memakai sistem bayar panen untuk saprodi yang digunakan. Jadi mitra petani akan kami berikan saprodi secara cuma-cuma, dan baru akan diperhitungkan ketika mitra tersebut panenc. Jaminan Kemudahan PasarRendahnya minat para petani terhadap pertanian organik, adalah tidak adanya jaminan pasar yang dapat memberikan harga lebih dari apa yang mereka usahakan pada sistem pertanian organik ini. Dengan melihat kenyataan ini, maka jika ingin program ini berjalan sukses maka jaminan pembelian produk organik dengan harga khusus ini harus dipikirkan juga. Untuk itu kita mencoba membuat suatu model usaha processing dan perdagangan dengan konsentrasi di bidang beras “sehat” organik. Dimana kita sendiri yang akan membeli hasil panen dari mitra petani kita dengan sistem yang sudah disepakati bersama yaitu dengan fiksasi harga jual gabah (kontak harga). Harga Beli yang kami terapkan pun jauh

Page 89: Mesin Penggilingan Papopodi

diatas harga pasar. Hal ini membuat petani loyal kepada kami sehingga bahan baku Beras Organik pun dapat tersedia secara berkelanjutan.

2. DIVISI PROSESDivisi ini bertugas untuk mengawal seluruh proses pengolahan beras sehat organik seblang Banyuwangi agar mendapatkan mutu produk yang terbaik. Proses yang dilakukan disini adalah :• Mengawal Proses Pasca Panen Hingga Beras Curah sesuai dengan standart SNI• Product Beras Merah Organik Seblang Banyuwangi dikemas dengan kemasan Vacum• Dikawal Proses pengemasan nya agar sesuai dengan SOP yang sudah dibuat• Melakukan Management Stock Agar Sesuai dengan permintaan dari divis pemasaran

Page 90: Mesin Penggilingan Papopodi

3. DIVISI PEMASARANDivisi ini bertugas memasarkan Produk Beras Sehat Organik Seblang Banyuwangi keseluruh Indonesia. Perusahaan ini sudah bekerja sama dengan beberapa distributor dan perusahaan multinasional di Indonesia untuk mendistribusikan produk ini. CV.Sirtanio Juga membuka peluang sebesar-besarnya bagi seluruh pelaku organik untuk memasarkan produk ini. Dengan berkembangnya produk organik, kita jadikan indonesia sehat. (contack kami untuk info kerja sama)

Page 91: Mesin Penggilingan Papopodi

Head OfficeCV.Sirtanio Organik Indonesia

Jl.KH.Mahfud 353, Singojuruh, Banyuwangi, IndonesiaEmail:

[email protected]. Apa Itu Beras Merah Organik ?

Merupakan beras organik yang dipilah secara profesional dengan menjaga kulaitas dimulai dari sektor budidaya hingga procesing, beras organik ini diolah dengan standart SNI sehingga kualitas yang diberikan sesuai dengan diinginkan oleh para konsumen. Beras organic harus mendapatkan pengakuan dari Badan Sertifikasi yang berwenang disuatu Negara untuk menjamin keaslian organiknya. 

Page 92: Mesin Penggilingan Papopodi

2. Bagaimana cara memasak Beras Merah Organik ?Untuk konsumsi dengan melakukan pencampuran dengan beras putih, cara memasaknya sama dengan memasak beras putih menggunakan magic jar . Akan tetapi apabila dimasak 100% beras merah, maka disarankan untuk merendam selama 1 malam sebelum dimasak untuk mendapatkan beras merah seblang banyuwangi yang lebih pulen. 3. 1 kg Beras Merah bisa dikonsumsi untuk berapa porsi ?Untuk konsumsi rutin selama 1 bulan, 1 kg beras merah cukup dikonsumsi untuk 45 porsi remaja apabila dicampur dengan beras putih tergantung takaran makanan. 4. Apa kelebihan Beras Organik Seblang Banyuwangi dibandingkan dengan Beras Organik lainnyaa. Beras Organik Seblang Banyuwangi melalui Proses Seleksi kualitas yang ketat dimulai dari proses penanaman, perawatan, pengemasan hingga distribusi. Beras Organik Seblang Banyuwangi mempunya cita rasa yang lebih pulen dibandingkan beras organik lainnya.b. Beras Organik Seblang Banyuwangi juga sudah mendapatkan Jaminan organic yang sudah diakui sehingga mutu produk tidak perlu dipertanyakan.c. Produk Beras Organik Seblang Banyuwangi pun bisa didapatkan dengan harga terjangkau sehingga bisa dinikmati oleh seluruh kalangan konsumen.d. Campurkan Beras Organik Seblang banyuwangi dengan beras konvensional ataupun beras raskin, maka nasi yang sudah dimasak akan tahan basi hingga 2 hari, hal ini disebabkan beras organik ini benar-benar bisa mereduksi kandungan kimia dari beras konvensional.

Page 93: Mesin Penggilingan Papopodi

 5. Bagaimana cara penyimpanan Beras Merah Organik Banyuwangi ?Setelah dibuka dari kemasan, Beras Merah kemudian dimasukkan kedalam toples atau p n tupper ware yang kedap udara, hal ini disebabkan beras oorganik seblang banyuwangi tidak menggunakan pengawet apapun sehingga rawan terkena kutu.

2. http://organikbanyuwangi.com/?page_id=364

Ciri-ciri Umum Beras Organik

AKHIR-akhir ini permintaan padi atau beras organik meningkat sangat tinggi. Ini tak lepas dari kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi makanan sehat dan alami. Seiring dengan tingginya permintaan, dipasaran pun mulai tersedia beragam beras organik dengan berbagai brand. Sayangnya tingginya permintaan itu kadang membuat orang tak betanggung jawab mengambil untung dengan memalsukan beras organik. Maksudnya pemalsuan adalah yang dijual sesungguhnya beras biasa namun diberi label organik.

Sumber: jurnalasia.com

Lalu bagaimana mengetahui beras itu benar-benar organik? Tak ada cara terbaik untuk mengetahui beras itu organik atau bukan, kecuali dengan menanam sendiri dan uji laboratorium. Tentu saja cara tersebut relatif sangat mahal jika kapasitas produksi hanya sedikit karena tak memenuhi skala produksi.

Kemudian untuk memastikan berikutnya adalah dengan uji laboratorium. Dengan pengujian akan

Page 94: Mesin Penggilingan Papopodi

diketahui kandungan beras yang sesungguhnya. Apakah mengandung unsur-unsur kimia sintetis atau residu berbahaya hasil proses produksi atau tidak? Umumnya beras yang lulus uji seperti ini akan diberi sertifikasi. Tentu saja lembaga atau badan yang menguji harus kredibel dan independen untuk menjaga kualitas pengujiannya.

Dapat dikatakan bahwa beras organik adalah beras yang dihasilkan dengan “cara organik”. Lalu apa sebenarnya definisi “organik” itu? Meskipun tak ada definisi baku tentanh “organik”, namun ada ciri-ciri umum yang menandakan ke-“organik”-annya ini, diantaranya:

1. Dalam proses produksi atau penanaman tidak menggunakan pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis atau buatan.

2. Kualitas tanah dijaga dan dipertahankan dengan pemberian nutrisi alami seperti dengan menggunakan pupuk kandang, kompos, dan limbah pertanian lainnya. Namun tetap juga diperhatikan bahwa pupuk kandang misalnya, juga harus “organik”, artinya dalam peternakan juga tidak menggunakan unsur kimia buatan dalam ransum ternaknya.

3. Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari penanaman tanaman yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama. Misalnya, periode tanam pertama dan kedua menanam padi, kemudia periode ketiga lahan ditanami kedelai atau jagung, dan begitu seterusnya.

4. Untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman bisa menggunakan predator sebagai musuh alami hama dan penyakit tanaman. Misalnya untuk mengendalikan tikus, bisa menggunakan burung hantu, untuk mengdalikan belalang bisa menggunaka ikan tertentu yang dipelihara di sela-sela padi. Sedangkan untuk mengendalikan gulma bisa memanfaatkan jerami sisa panen sebelumnya.

Begitulah ciri-ciri umum beras organik. Ada satu lagi yang bisa dijadikan pengujian kalau beras itu benar-benar organik. Biasanya beras organik kalau dimasak akan lebih tahan lama, artinya tidak cepat berbau apalagi basi. Kita bisa membuktikannya sendiri. Semoga bermanfaat!

http://rumahladang.blogspot.co.id/2014/12/ciri-ciri-umum-beras-organik.html

Peluang Baru: Bisnis Beras OrganikFiled in Topik by admin on December 1, 2009 • 0 Comments

Produktivitas 10 ton per ha itu spektakuler! Bandingkan dengan produktivitas rata-rata sawah di Indonesia: 5 ton per ha. Dr Ir Ida Hodiyah, dekan Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, mengatakan produksi padi membubung antara lain karena terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Akar padi tumbuh bagus, lurus, dan panjang 20 cm atau 2 kali panjang akar padi nonorganik. Dampaknya penyerapan unsur hara optimal.

Page 95: Mesin Penggilingan Papopodi

Melonjaknya produksi itu setelah Hendra menerapkan sistem budidaya organik pada 2004. Ia meninggalkan pupuk dan pestisida kimia. Sumber nutrisi bagi tanaman masing-masing 5 ton kompos dan pupuk kandang yang difermentasi selama sebulan. Hendra yang pernah hidup menggelandang di Tanjungpriok, Jakarta Utara, itu mula-mula hanya menuai 4 ton per ha. Produksi melonjak setelah Hendra menerapkan teknologi system of rice intensification (SRI). Prof Dr Iswandi Anas dari Institut Pertanian Bogor mengatakan SRIorganik berpeluang meningkatkan produksi padi.

Ekspor

Ketika menerapkan sistem organik yang dikombinasikan dengan teknologi SRI banyak kerabat mengatakan Hendra gila. Harap mafhum, ia hanya menanam satu bibit di sebuah lubang tanam. Itu pun bibit muda berumur 7 hari. Padahal, kelaziman petani di berbagai daerah menanam 10 bibit berumur 30 hari per lubang tanam (baca: Ramai-ramai Meminang SRI, Trubus Juni 2009). Panen hingga 10 ton per ha, setelah Hendra menerapkan SRIorganik membungkam semua cemoohan.

Membudidayakan padi organik memang banyak hambatan. Tohawi Husnullah, petani di Ciseeng, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, selama 4 tahun membudidayakan padi organik. Namun, setahun terakhir ia berhenti menanam, meski permintaan beras organik sangat besar. “Pemilik tak lagi menyewakan lahan. Padahal mencari lahan dengan sumber mata air sangat sulit,” kata Tohawi.

Sumber air matarantai penting berorganik. Dengan sumber mata air, lahannya tak terkontaminasi pupuk atau pestisida kimia dari sawah lain. Kendala lain menghadang pengembangan padi organik dari hulu hingga hilir, seperti mengubah budaya menggunakan pestisida kimia ke nabati (baca: halaman 20).

Agung Prawoto dari Biocert—lembaga pemberi sertifikat organik—mendefinisikan beras organik merupakan hasil pengolahan padi yang dibudidayakan secara organik dengan memperhatikan benih, lahan, air, dan sarana produksi yang organik—bukan kimiawi. “Organik lebih menekankan pada proses budidaya, bukan sekadar hasil akhir. Jika air dari sawah sebelah yang nonorganik mengalir ke sawah organik, petani organik harus melakukan filterasi dengan tanaman tertentu,” kata Agung.

Sebutan padi organik itu bukan klaim pribadi, tetapi dibuktikan dengan sertifikat. Hendra memperoleh 2 sertifikat organik sekaligus dari IMO (Institute for Marketecology Organic) yang berbasis di Weinfelden, Swiss, dan Sucofindo. Dengan mengantongi sertifikat organik dari IMO, beras hasil budidaya Hendra dapat dipasarkan ke negara-negara di Eropa dan Amerika.

Itu bukti bahwa beras organik produksi petani sangat berkualitas hingga mampu menembus pasar ekspor. Selama ini Indonesia memang menjadi importir beras. Namun, kini Indonesia menjadi

Page 96: Mesin Penggilingan Papopodi

eksportir beras organik. “Untuk mendapatkan harga tinggi harus disasarkan untuk pasar luar negeri yang sudah terdidik menghargai produk organik. Produk yang bagus pasti dicari pasar,” kata Emily Sutanto, eksportir beras organik.

Pada Agustus 2009, Emily mengekspor 18 ton beras organik. Pembelinya adalah Lotus Food di Amerika Serikat. Ia mengemas beras organik dalam kantong berbobot 5 kg. Pada Desember 2009 direktur PT Bloom Agro itu mengekspor 19 ton ke Malaysia. AlumnusPepperdine University, Amerika Serikat, itu bermitra dengan 2.333 petani di Tasikmalaya.

Mereka memperoleh sertifikasi organik dari IMOterdiri atas 3 standar: NOP untuk pasar Amerika Serikat, EEC (Eropa), dan JAS (Jepang). Gabah-gabah produksi mereka dibeli oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Simpatik. Harganya Rp3.200 per kg gabah varietas sintanur; Rp3.500 (redrice). Harga gabah nonorganik di Tasikmalaya Rp2.600 per kg. Gapoktan menggiling gabah menjadi beras organik yang akhirnya dibeli oleh Emily Rp8.000 per kg.

Ceruk besar

Menjalin kemitraan dengan para petani juga ditempuh Suyamto di Sragen, Jawa Tengah. Ia bekerja sama dengan 300 petani bersertifikat organik yang mengelola lahan 132 ha. Pada Juni 2008, importir Jepang meminta pasokan rutin 20 ton beras organik per bulan kepada Suyamto. Namun, ketika itu beras dianggap komoditas strategis sehingga tak dapat diekspor. Ia mengurus izin ekspor ke Departemen Perdagangan dan Bulog, tetapi izin ekspor itu baru diperoleh setahun kemudian.

Saat ini Suyamto masih menggarap pasar domestik yang cukup besar. Direktur PTPadi Mulya itu membeli gabah kering panen (GKP) dari petani Rp3.500 per kg. Ia membeli GKP untuk mengontrol dan mencegah terjadinya pengoplosan dengan gabah nonorganik. Pebisnis beras organik sejak 2001 itu mengeringkan GKP menjadi gabah kering giling (GKG) hingga susut 20%. Gabah itulah yang ia olah menjadi beras organik dengan rendemen 30%. Artinya untuk memperoleh 1 kg beras perlu 3 kg gabah kering giling.

Ia kini rutin memasok 30—40 ton per bulan kepada pedagang di berbagai kota seperti Jakarta dan Sragen. Suyamto menjual beras organik Rp10.000 per kg. Menurut Suyamto biaya pemrosesan untuk menghasilkan 1 kg beras dari gabah organik mencapai Rp2.000 per kg. Jika saja ia mampu memenuhi semua permintaan, labanya bakal kian besar. Total permintaan rutin mencapai 50 ton sebulan, tetapi belum ia penuhi lantaran pasokan beras organik terbatas.

Kurang pasokan juga dialami oleh PTPelopor Alam Lestari (PAL). Menurut Ir Suwarjo MM, dari PT PAL, perusahaan itu baru mampu memasok 40—50 ton beras organik per bulan. Padahal, di luar itu masih ada permintaan rutin 100—160 ton dari produsen makanan bayi. Beberapa perusahaan lain juga menghadapi hal serupa (Lihat tabel: Kurang Pasokan).

Page 97: Mesin Penggilingan Papopodi

Tren

Para pelaku bisnis beras organik—eksportir, pengepul, dan petani—sepakat prospek beras organik sangat bagus. “Peluang bisnis beras organik terbuka lebar. Pemain masih sedikit, sedangkan konsumsi beras organik terus meningkat,” kata Suyamto. Suyamto menggambarkan jumlah warga menengah-atas berkisar 10% atau 22-juta konsumen potensial. Padahal, produsen beras organik di Indonesia kini baru melayani maksimal 15% dari jumlah konsumen potensial itu.

Lihat saja PTFastfood Indonesia yang mengelola restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken setahun terakhir menggunakan beras organik. Dari 370 gerai, 117 gerai di Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jakarta memanfaatkan beras organik. “KFCmenggunakan beras organik karena konsumen sekarang lebih melek kesehatan,” kata Novrizal, brand manager PT Fastfood Indonesia.

Buktinya di sebuah gerai yang menyajikan nasi organik dan nonorganik, 80% konsumen memilih nasi organik. Konsumen menjadi hakim yang baik. Merekalah yang bakal menentukan seberapa luas pasar beras organik. Bertambahnya konsumen berarti juga menuntut perluasan tanam. Wajar bila petani organik bermunculan di berbagai daerah. Sekadar menyebut beberapa contoh adalah Rahmat Tobadiana di Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Yogyakarta; Indraningsih di Peniwen, Malang, Jawa Timur.

Di berbagai sentra, luas penanaman padi organik terus bertambah. Kepala Dinas Pertanian Sragen Haryono mengatakan luas budidaya padi organik saat ini 3.500 ha, meningkat 35 ha dibanding tahun sebelumnya. Belum ada data tentang luas tanam padi organik secara nasional. Namun, menurut Dr Agus Setyono MS, peneliti Balai Penelitian Tanaman Padi, luas penanaman padi organik nasional tak lebih dari 5%. Jika total luas sawah 12,6-juta ha, berarti luas penanaman padi organik baru 630.000 ha.

Menurut Dr Zaenal Soedjaiz, ketua umum Maporina (Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) mereka berbondong-bondong membudidayakan padi organik karena tergiur laba. Harap mafhum, harga padi dan beras organik Rp1.000—Rp2.000/kg

lebih tinggi ketimbang padi/beras nonorganik. Sedangkan biaya produksi padi organik relatif rendah, yakni Rp1.400; nonorganik Rp1.700 per kg. Belum lagi produktivitas yang melonjak 2 kali lipat setelah tahun ke-4 penanaman.

Dengan berorganik, “Peluang petani untuk meningkatkan keuntungan kian besar,” ujar doktor Ilmu Pertanian alumnus Universitas Gadjah Mada itu. “Ini momentum yang bagus, antara produksi dan pasar saling bertemu,” kata Soedjaiz. Ir Heru Santosa MSdari Universitas Brawijaya mengatakan

Page 98: Mesin Penggilingan Papopodi

kelangkaan pupuk juga memicu petani beralih ke pola budidaya organik. Dengan menerapkan budidaya organik, petani mandiri tanpa bergantung pada pupuk kimia.

Bebas racun

Pemicu lain menurut Dr Satoto, periset Balai Penelitian Tanaman Padi, pasar beras organik semakin terbuka karena masyarakat makin menyadari pentingnya kesehatan—termasuk mengkonsumsi nasi organik. Menurut dr Oetjoeng Handayanto, ahli terapi kolon di Bandung, Jawa Barat, konsumsi nasi organik sangat bagus bagi kesehatan. Sebab, mencegah beragam penyakit degeneratif seperti kanker.

Oetjoeng mengatakan konsumsi pangan beresidu tinggi sejak dini dalam jangka panjang dapat memicu kanker; bagi pria, juga menghambat pertumbuhan zakar. Jangankan menyantap langsung, bayi yang disusui perempuan yang mengkonsumsi nasi berkadar residu tinggi saja membahayakan kesehatan. Pendapat serupa disampaikan oleh dr Erwin Chandra Wiguna MM.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada itu mengatakan residu pestisida mengancam kesehatan. Organisme yang dipacu untuk tumbuh (dengan pupuk kimia, red) pasti dalam keadaan tak seimbang. Jika dikonsumsi bakal mempengaruhi jaringan tubuh. “Kalau yang kita konsumsi sesuatu yang baik, tubuh kita pun akan baik,” ujar akupunkturis itu.

Beras organik bebas residu kimiawi lantaran tanpa pemberian pupuk dan pestisida kimia. Itu dibuktikan melalui uji laboratorium untuk memantau 18 jenis racun seperti dielarine, endrine, endosulfan, endrine aldehida, dan heptakhlor. Beras organik bermutu antara lain jika ke-18 residu itu tak terdeteksi. Dengan demikian beras organik lebih menyehatkan untuk dikonsumsi. Selain sehat bagi konsumen, budidaya padi organik juga berpeluang memperbaiki ekosistem lahan, meningkatkan produksi, sekaligus mendongkrak laba bersih petani. (Sardi Duryatmo/Peliput: Ari Chaidir, Faiz Yajri, Nesia Artdiyasa, Niken Anggrek, & Tri Susanti)

http://www.trubus-online.co.id/peluang-baru-bisnis-beras-organik/

Latar Belakang

Google + Tweet

I. PERTANIAN ORGANIK

Pertanian organic adalah sistem budidaya pertanian terpadu dengan mengoptimalkan agroekosistem dengan perlakuan menopang kesehatan tanah,ekosistem,dan orang-orang sehingga menghasilkan

Page 99: Mesin Penggilingan Papopodi

produksi pangan yang higenis dan sehat untuk di komsumsi. Hal ini berpegang pada dasar ekologi, pengklasifikasian keanekaragaman hayati sesusai kondisi local dengan mengabaikan masukan penggunaan efek samping, baik dari sarana dan prasrana penunjan proses produksi.

Bebeda degan metode pertanian konvensional secara umum yang mengandalkan bahan sintetik,hebisida, dan pestisida (kimia) untuk selain mempermudah proses reproduksi juga untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal. Secara kualitas dan kuantitas pernerapan metode pertanian ini mampu mencapai 90% hingga 100% keberhasilan hasil produksi, tetapi hal ini sudah menginduksi aspek-aspek mutu dari hasil produk itu sendiri. penggunaan bahan-bahan kimia

II. PRINSIP – PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip – prinsip ini berisi tentang sumbangan yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia, karena semua orang perlu makan setiap hari. Nilai – nilai sejarah, budaya dan komunitas menyatu dalam pertanian.

Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip – prinsip tersebut menyangkut bagaimana manusia berhubungan dengan lingkungan hidup, berhubungan satu sama lain dan menentukan warisan untuk generasi mendatang.

Pertanian organik didasarkan pada:

1. Prinsip kesehatan

2. Prinsip ekologi

3. Prinsip keadilan

4. Prinsip perlindungan

Prinsip Kesehatan

Page 100: Mesin Penggilingan Papopodi

Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.

Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat dipisahkan dari kesehatan ekosistem; tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.

Kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Hal ini tidak saja sekedar bebas dari penyakit, tetapi juga dengan memelihara kesejahteraan fisik, mental, sosial dan ekologi. Ketahanan tubuh, keceriaan dan pembaharuan diri merupakan hal mendasar untuk menuju sehat.

Peran pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan organisme, dari yang terkecil yang berada di alam tanah hingga manusia. Secara khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.

Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan kesehatan.

Prinsip Ekologi

Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan. Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.

Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan. Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Makanan dan kesejahteraan diperoleh melalui ekologi suatu lingkungan produksi yang khusus; sebagai contoh, tanaman membutuhkan tanah yang subur, hewan membutuhkan ekosistem peternakan, ikan dan organisme laut membutuhkan lingkungan perairan. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk liar organik haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus – siklus ini bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal. Bahan – bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur ulang dan dengan pengelolaan bahan – bahan dan energi secara efisien guna memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.

Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian. Mereka yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi produk – produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi lingkungan secara umum, termasuk di dalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman hayati, udara dan air.

Page 101: Mesin Penggilingan Papopodi

Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama.

Keadilan dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan makhluk hidup yang lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.

Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan. Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan kecukupan dan ketersediaan pangan ataupun produk lainnya dengan kualitas yang baik.

Prinsip keadilan juga menekankan bahwa ternak harus dipelihara dalam kondisi dan habitat yang sesuai dengan sifat-sifat fisik, alamiah dan terjamin kesejahteraannya.

Sumber daya alam dan lingkungan yang digunakan untuk produksi dan konsumsi harus dikelola dengan cara yang adil secara sosial dan ekologis, dan dipelihara untuk generasi mendatang. Keadilan memerlukan sistem produksi, distribusi dan perdagangan yang terbuka, adil, dan mempertimbangkan biaya sosial dan lingkungan yang sebenarnya.

Prinsip Perlindungan

Pertanian organik harus dikelola secara hati – hati dan bertanggung jawab untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta lingkungan hidup.

Pertanian organik merupakan suatu sistem yang hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraannya.

Karenanya, teknologi baru dan metode – metode yang sudah ada perlu dikaji dan ditinjau ulang. Maka, harus ada penanganan atas pemahaman ekosistem dan pertanian yang tidak utuh.

Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan tanggung awab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan pemilihan teknologi di pertanian organik. lmu pengetahuan diperlukan untuk menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan, aman dan ramah lingkungan. Tetapi pengetahuan ilmiah saja tidaklah cukup. Seiring waktu, pengalaman praktis yang dipadukan dengan kebijakan dan kearifan tradisional menjadi solusi tepat. Pertanian organik harus mampu mencegah terjadinya resiko merugikan dengan menerapkan teknologi tepat guna dan menolak teknologi yang tak dapat diramalkan akibatnya, seperti rekayasa genetika (genetic engineering). segala keputusan harus

Page 102: Mesin Penggilingan Papopodi

mempertimbangkan nilai – nilai dan kebutuhan dari semua aspek yang mungkin dapat terkena dampaknya, melalui proses – proses yang transparan dan artisipatif.

III. PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK

Pengembangan pertanian organik harus mengacu kepada prinsip – prinsip organik (prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan) agar mendapatkan hasil pangan yang bermutu serta aman dikonsumsi.

Berdasarkan pertimbangan pelaksanaan pembangunan pertanian di Indonesia pada saat ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pertanian alternatif:

1. Keragaman daur-ulang limbah organik dan pemanfaatannya untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

2. Memadukan sumber daya organik dan anorganik pada sistem pertanian di lahan basah dan lahan kering.

3. Mengemangkan sistem pertanian berwawasan konservasi di lahan basah dan lahan kering.

4. Memanfaatkan bermacam – macam jenis limbah sebagai sumber nutrisi tanaman.

5. Reklamasi dan rehabilitasi lahan dengan menerapkan konsep pertanian organik.

6. Perubahan dari tanaman semusim menjadi tanaman keras di lahan kering harus dipadukan dengan pengembangan ternak, pengolahan minimum dan pengolahan residu pertanaman.

7. Mempromosikan pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh pertanian untuk memperbaiki citra dan tujuan pertanian organik.

8. Memanfaatkan kotoran ternak yang berasal dari unggas, babi, ayam, itik, kambing, dan kelinci sebagai sumber pakan ikan.

Sesuai dengan prinsip – prinsip pertanian organik, ada sebuah metode pengembangan pertanian yang dikenal sebagai metode bertani ‘tanpa bekerja’ dikembangkan di Jepang oleh seorang petani Jepang yang berlatar belakang ahli mikrobiologi (mantan seorang ilmuwan laboraturium). Ada empat azas bertani alami yang dipraktikan, yaitu

Tanpa pengolahan, yaitu tanpa membajak atau membalik tanah.

Tanah sebenarnya mampu mengolah dirinya melalui penetrasi akar – akar tumbuhan, aktivitas mikroorganisme, binatang – binatang kecil dan cacing – cacing tanah.

Tanpa pupuk kimia atau kompos yang dipersiapkan.

Page 103: Mesin Penggilingan Papopodi

Kebutuhan pupuk untuk tanaman bisa dipenuhi dengan tanaman penutup tanah semisal leguminose, kacang – kacangan dan mengembalikan jerami ladang dengan ditambah sedikit kotoran unggas. Jika tanah dibiarkan pada keadaannya sendiri, tanah akan mampu menjaga kesuburannya secara alami sesuai dengan daur teratur dari tumbuhan dan binatang.

Jika tanah dibiarkan secara alami, maka kesuburannya alaminya akan naik. Sisa – sisa bahan organik dari tumbuhan dan binatang membusuk, oleh air hujan zat – zat hara masuk ke dalam tanah, diserap tanaman dan menjadi makanan mikroorganisme.

Tanpa menghilangkan gulma dengan pengerjaan tanah atau herbisida.

Pada dasarnya gulma mempunyai peranan dalam menyeimbangkan komunitas biologi dalam membangun kesuburan tanah. Gulma – gulma itu cukup dikendalikan ukan dihilangkan. Mulsa jerami, tanaman penutup tanah, penggenangan air sementara merupakan cara pengendalian gulma yang efektif.

Tidak tergantung dari bahan – bahan kimia.

Ketika praktik – praktik bertani yang tidak alami dengan pemupukan, pengolahan tanah, pemberantasan gulma maka ketidakseimbangan penyakit dan hama menjadi masalah serius. Hama dan penyakit memang tidak dipungkiri dapat memberi kerugian tetapi masih dalam batas – batas yang tidak memerlukan penggunaan zat – zat kimia (pestisida). Pendekatan yang arif adalah dengan menanam tanaman yang lebih tahan terhadap hama dan penyakit pada sebuah lingkungan yang sehat. Penggunaan bahan kimia hanya efektif untuk sementara waktu, pada saatnya akan menyebabkan terjadinya ledakan hama yang lain karena keseimabangan bioligis terganggu karena penggunaan bahan kimia tersebut.

IV. KELEMAHAN DALAM SISTEM PERTANIAN ORGANIK

Beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam mengembangkan pertanian organik, yaitu

1. Ketersediaan bahan organik terbatas dan takarannya harus banyak

2. Transportasi mahal karena bahan bersifat ruah

3. Menghadapi persaingan dengan kepentingan lain dalam memperoleh sisa pertanaman dan limbah organik

4. Hasil pertanian organik lebih sedikit jika dibandingkan dengan pertanian non organik yang menggunakan bahan kimia terutama pada awal menerapkan pertanian organik.

5. Pengendalian jasad pengganggu secara hayati masih kurang efektif jika dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia.

Page 104: Mesin Penggilingan Papopodi

6. Terbatasnya informasi tentang pertanian organik.

V. KELEBIHAN DALAM SISTEM PERTANIAN ORGANIK

1.

1. Meningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan bagi tanaman. Mikroorganisme seperti rizobium dan mikroriza yang hidup di tanah dan perakaran tanaman sangat membantu tanaman dalam penyediaan dan penyerapan unsur hara. Juga banyak organisme lain yang bersifat menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman. Misalnya pertumbuhan cendawan akar (Ganoderma sp, Phytopthora sp) dapat ditekan dan dihalangi oleh organisme Trichoderma sp.

2. Meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi. Cita rasa hasil tanaman organikmenjadi lebih menarik, misalnya padi organik akan menghasilkan beras yang pulen, umbi – umbian terasa lebih empuk dan enak atau buah menjadi manis dan segar. Selain itu pertanian organik juga meningkatkan nilai gizi. Hasil uji laboraturium terhadap beras organik mempunyai kandungan protein, dan lemak lebih tinggi daripada beras nonorganik. Begitu pula nasi yang berasal dari beras organik bisa bertahan (tidak mudah basi) dua kali lebih lama ketimbang nasi dan beras organik. Kalau biasanya nasi akan menjadi basi setelah 12 jam maka nasi dari beras organik bisa bertahan 24 jam.

3. Meningkatkan ketahanan dari serangan organisme pengganggu. Karena dengan penggunaan pupuk organik yang cukup maka unsur – unsur hara makro dan mikro terpenuhi semua sehingga tanaman lebih kuat dan sehat untuk menahan serangan beberapa organisme pengganggu dan lebih tahan dari serangan peryakit.

4. Memperpanjangunsur simpan dan memperbaiki struktur. Buah dan hasil pertanian tidak cepat rusak atau akibat penyimpanan. Buah cabai misalnya akan nampak lebih kilap dengan pertanian organik, hal ini bisa dipahami karena tanaman yang dipupuk organik , secara keseluruhan bagian tanaman akan mendapat suplai unsur hara secara lengkap sehingga bagian – bagian sel tanama termasuk sel – sel yang menyusun buah sempurna.

5. Membantumengurangi erosi. Pertanian organik dengan pemakaian pupuk organik mejadikan tanah leih gembur dan tidak mudah terkikis aliran air. Struktur tanah menjadi lebih kompak dengan adanya penambahan bahan – bahan organik dan lebih tahan menyimpan air dibanding dengan tanah yang tidak dipupuk bahan organik. Pada tanah yang miskin bahan organik, air mudah mengalir dengan membawa tanah.

- See more at: http://muthos.or.id/latar-belakang.html#sthash.9fn47iZS.dpuf

Page 105: Mesin Penggilingan Papopodi

Potensi Pengembangan Produksi Beras Nasional Melalui System Rice Intensification (SRI) Dalam Rangka Mengurangi Kerusakan Lahan dan LingkunganRabu, 07 Oktober 2009

Sistem pertanian secara konvensional dewasa ini telah mengalami banyak perubahan. Pada awal digalakannya revolusi hijau, pertanian secara konvensional menjadi metode yang paling utama dalam produksi padi. Produksi padi secara konvensional menjadi salah satu aspek yang tidak mungkin dapat tergantikan. Semua kebutuhan pangan terutama padi sangat bertumpu pada sistem produksi secara konvensional ini. Namun, akibat yang ditimbulkan dari pertanian konvensional tidak dapat terelakan lagi. Akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia mengakibatkan penurunan kesuburan tanah dan kerusakan lingkungan. Bahkan penggunaan pestisida kimia meninggalkan residu pada hasil tanaman. Menurut  data WHO, setidaknya 20.000 orang di muka Bumi meninggal lantaran keracunan pestisida. 5.000 hingga 10.000 insan menderita anomali dan sakit lantaran paparan pestisida semisal beragam kanker, cacat lahir, infertil, termasuk kerusakan organ hati, dan lain-lain.Dalam rangka mengurangi dampak yang ditimbulkan dari pertanian konvensional, akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan metode pertanian organik. Pertanian organik ternyata telah banyak mengurangi kerusakan lingkungan akibat pencemaran pupuk dan pestisida kimia yang digunakan dalam pertanian konvensional. Tidak sampai disitu saja ternyata beberapa daerah yang telah menerapkan pertanian organik memiliki daya hasil padi yang dapat menandingi hasil potensi hasil dari pertanian secara konvensional. Pengembangan budidaya padi dengan teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik atau IPAT-BO pada tahap uji coba di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, telah menghasilkan 10,4 ton padi per hektar.

Page 106: Mesin Penggilingan Papopodi

Bahkan dari beberapa informasi yang di dapat bahwa Provinsi Jawa Barat berpotensi mengekspor 2,3 juta ton beras organik pada tahun 2013 jika seluruh lahan padi dikonversi dari sistem anorganik menjadi organik. Selain produktivitas lahan meningkat, penanaman padi secara organik akan menaikkan kadar rendemen gabah ke beras dari 65 persen jadi 75 persen.Beberapa pejabat penting telah banyak mendukung sistem penanaman secara organik. Panen perdana padi organik dengan menggunakan pupuk organik produksi PT Pupuk Kujang di Dusun Tegalmekar, Desa Rawamekar, Kec Blanakan, Subang pada tanggal 12 April 2009 dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Muhammad Husein, Direktur Utama PT Sang Hyang Seri Edi Budiono, Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abu Bakar, Wakil Bupati Subang Ojang Sohandi, Wakil Bupati Tangerang Rano Karno, Ketua Umum Dekopin Adi Sasono, serta undangan lainnya. Panen tersebut dilakukan dengan menggunakan benih padi unggulan PT Sang Hyang Seri serta penggunaan pupuk organik produksi PT Pupuk Kujang.SRI (System of Rice Intensification) adalah cara budidaya padi yang pada awalnya diteliti dan dikembangkan sejak 20 tahun yang lalu di Pulau Madagaskar dimana kondisi  dan keadaannya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Karena kondisi lahan pertanian yang terus menurun kesuburannya, kelangkaan dan harga pupuk kimia yang terus melambung serta suplai air yang terus berkurang dari waktu ke waktu, maka dikembangkanlah metoda SRI untuk meningkatkan hasil produksi padi petani Madagaskar pada saat itu,  dengan hasil yang sangat mengagumkan. Saat ini SRI telah berkembang di banyak negara penghasil beras seperti di Thailand, Philipina, India, China, Kamboja, Laos, Srilanka, Peru, Cuba, Brazil, Vietnam dan banyak negara maju lainnya. Melalui presentasinya Prof. Norman Uphoff dari universitas Cornell, USA, pada tahun 1997 di Bogor, SRI diperkenalkan di Indonesia. Dan sejak tahun 2003 penerapan dilapangan oleh para petani kita di Sukabumi, Garut, Sumedang, Tasikmalaya dan daerah lainnya memberikan lonjakan hasil panen yang luar biasa. Cara budidaya SRI sebenarnya tidak asing bagi para petani kita, karena sebagian besar prosesnya sudah dipahami dan biasa dilakukan petani. Metoda SRI ini dinamakan bersawah organik dan menghasilkan padi/beras organik karena mulai dari pengolahan lahan, pemupukan hingga penanggulangan serangan hama sama-sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Metoda SRI seluruhnya menggunakan bahan organik disekitar kita (petani) yang ramah lingkungan, dan bersahabat dengan alam serta mahluk hidup di lingkungan persawahan. Dari hasil penelitian dan percobaan oleh para ahli selama bertahun-tahun di berbagai negara  menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dengan metoda SRI sangat tinggi jika sepenuhnya tidak memakai bahan-bahan sintetis( kimia/anorganik) baik untuk pupuk maupun untuk pembasmi hama dan penyakit padi.Prinsip dasar budidaya padi organik SRI terdiri dari beberapa kegiatan kunci dan prosesnya mutlak harus dilakukan agar hasil yang dicapai petani optimal.

Page 107: Mesin Penggilingan Papopodi

a. Proses Pembibitanb. Proses Pengolahan Lahanc. Proses Penanaman Bibit Padid. Proses Pemeliharaane. Proses Pemupukanf.  Proses Pengendalian Hama(Sumber : Buku Petujuk SRI) Kita bisa menghemat triliunan rupiah, penghematan dilakukan dengan mengadopsi System of Rice Intensification (SRI). Andai 10% saja sawah di Indonesia menerapkan SRI, penghematan besar sebuah keniscayaan. Pemerintah memberikan subsidi Urea Rp400 per kg. Kebutuhan Urea per ha mencapai 250 kg. Jika dikalikan dengan 780.000 ha (10% dari total luas sawah yang mencapai 7,8-juta ha) maka penghematan subsidi mencapai Rp78.000.000.000. Selain itu petani yang menerapkan SRI meninggalkan Urea. Artinya penghematan mencapai Rp224.250.000.000 bila harga Urea Rp 1.150 per kg.Sistem SRI juga hemat benih karena hanya menghabiskan 4-5 kg; sistem konvensional, 40 kg per ha. Itu berarti penghematan benih mencapai 35 kg per ha. Jika harga benih Rp4.000 per kg, penghematan mencapai Rp109.200.000.000. Sistem SRI ternyata juga menghemat pestisida hingga Rp117.000.000.000. Itu karena padi di lahan yang mengadopsi SRI relatif resistan terhadap serangan hama dan penyakit. Kebutuhan pestisida petani padi konvensional mencapai Rp150.000 per ha.Penggunaan air pun hemat hingga 46%. Pada budidaya padi sistem konvensional, kebutuhan air mencapai 15.000 m3. Volume air yang dihemat mencapai 5.382-juta m3. Walau hemat di sana-sini, produksi padi sistem SRI rata-rata meningkat 4,6 ton per ha. Dengan demikian total penambahan produksi padi - jika 10% lahan sawah mengadopsi SRI sebanyak 262.000 ton. Jika 10% saja sawah di Indonesia 'menerapkan' sistem SRI, total jenderal penghematan mencapai Rp 528.450.000.000.(Sumber : Majalah Trubus Edisi Juni 2009)Guna menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan dalam bidang pertanian salah satunya adalah merubah sistem pertanian di Indonesia melalui metode SRI (System Rice Intensification). Metode ini telah terbukti memberikan banyak hal yang positif. Baik dilihat dari segi keramahan lingkungan maupun dilihat secara ekonomi. Berbagai keunggulan tersebut misalnya dengan metode SRI dapat menekan gas metan serta membangkitkan mikroba tanah. Sedangkan dari sisi ekonomi seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dapat menghemat pengeluaran kas negara sebesar setengah trilliun.Penerapan metode SRI pada petani sebenarnya tinggal bagaimana para petani menyikapi hal tersebut. Jika petani yakin untuk dapat menerapkan metode ini maka kemungkinan besar sistem produksi beras di Indonesia akan mengalami perubahan. Dengan adanya perubahan sistem produksi beras di Indonesia maka kerusakan lingkungan akibat penggunaan bahan kimia dalam bidang pertanian dapat ditanggulangi.

Page 108: Mesin Penggilingan Papopodi

http://teknologibenih.blogspot.co.id/2009/10/potensi-pengembangan-produksi-beras.html

Pertanian organik

Sertifikasi Organik

Input Organik

Sertifikasi Organik

Pertanyaan - pertanyaan terkait dengan sertifikasi organik.

o Apa Itu Sertifikasi Organik Nasional?

T: Bagaimana mengenali produk organik di pasaran?

Ada pendapat bahwa untuk mengenali produk organik dengan melihat penampakan daun, buah atau batang tanaman. Bila terdapat lubang atau berulat, menandakan bahwa tanaman tersebut menggunakan hanya sedikit atau tanpa pestisida. Karena biasanya sayuran yang daunnya betul-betul mulus tanpa cela menunjukkan si petani menggunakan pestisida berlebihan. Sebaliknya, sayuran yang daunnya berlubang atau batangnya berulat menandakan petani menggunakan hanya sedikit atau tanpa pestisida. Sayuran organik seperti kacang panjang, buncis dan wortel terasa manis dan renyah, kesegarannya juga lebih tahan lama. Dan, nasi yang berasal dari beras organik beraroma wangi, empuk dan lebih awet.

Page 109: Mesin Penggilingan Papopodi

Tetapi fakta di lapangan, budidaya pertanian organik dapat menghasilkan produk yang mulus, tak berlubang, tak berulat bila proses perawatan dan monitoringnya dilakukan dengan baik. Selain itu, produk organik yang dipasarkan tidak hanya produk pertanian segar, tetapi juga terdapat produk olahan dan produk segar dari ternak atau perikanan.

Cara di atas hanya memberikan informasi awal untuk mengetahui keorganikan produk, tetapi bukan jaminan keorganikan produk organik.

T. Bagaimana menentukan keorganikan produk organik?

Keyakinan dan kepercayaan menjadi landasan konsumen memilih produk organik. Keorganikan suatu produk organik ditentukan bukan berdasarkan pada produknya, tetapi bagaimana produk tersebut diproses (organically produced).

Konsumen sebaiknya tahu, bagaimana proses untuk menghasilkan produk organik yang ia konsumsi dengan berkunjung ke lahan budidaya pertanian organik, sehingga konsumen menjadi yakin dan percaya, bahwa produk tersebut benar-benar organik. Ini mengandaikan konsumen dan produsen berada pada lokasi yang tidak berjauhan.

T. Bagaimana mengetahui keorganikan produk organik bila jarak konsumen dan produsen jauh, sehingga konsumen tidak mengetahui siapa dan bagaimana proses produksinya?.

Jika produsen memiliki orientasi pemasaran yang makin luas (pasar nasional atau ekspor), dan konsumen tidak dapat diorganisir secara langsung, maka diperlukan sertifikasi atau pelabelen produk organik untuk memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk tersebut benar-benar organik.

T: Apa sertifikasi organik itu?

Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses produksi organik [budidaya tanaman, pengumpulan produk liar, ternak lebah, jamur, ternak dan produk turunannya] atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen dan atau pengolah (prosesor) akan mendapatkan sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada bahan-bahan publikasinya.

T: Apakah untuk menentukan keorganikan produk organik diperlukan pengujian laboratorium ?

Pengujian laboratorium untuk menentukan keorganikan produk organik diperlukan bila terdapat kecurigaan terjadinya praktek yang melanggar prinsip dan kaidah pertanian organik yang dilakukan pada proses budidaya atau pada proses pengolahan produksi.

Bila pun dilakukan pengujian laboratorium, contoh uji bukan hanya pada produk akhir saja, tetapi juga air, tanah yang dipergunakan dalam proses budidaya dan pengujian pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses pengolahan produksinya. Pengujian dilakukan setiap saat pada tiap tahapan proses.

Page 110: Mesin Penggilingan Papopodi

Sehingga biaya pengujian laboratorium menjadi amat besar, yang tentunya memberatkan produsen-prosesor dan petani itu sendiri.

Dengan menjaga keorganikan pada proses produksinya, diharapkan produk yang dihasilkan menjadi organik.

T: Bagaimana memperoleh sertifikasi organik BIOCert?

Tahapan Pengajuan Sertifikasi: 1. Produsen-operator mengajukan permohonan sertifikasi ke sektretariat BIOCert berdasarkan jenis produksi organik dan lingkup yang disetujui. BIOCert akan mengirimkan persyaratan untk mendapatkan sertifikasi dilengkapi dengan dokumen-dokumen terkait kepada pemohon, termasuk Formulir Permohonan Sertifikasi.2. Pemohon mengisi dan mengelengkapi dokumen-dokumen tersebut. Seluruh dokumen tersebut dikirim ke sekretariat BIOCert. Setelah persyaratan administrasi terpenuhi, BIOCert menugaskan inspektor untuk melakukan audit kesesuaian dokumen terhadap standar dan regulasi terkait. Inspektor akan memberitahukan ke pemohon bila terdapat ketidaksesuaian dokumen yang diberikan terhadap standar dan regulasi terkait. Pemohon diberi waktu 14 hari kerja untuk melakukan tindakan koreksi.3. Inspektor berkunjung ke lahan produksi. Inspektor akan menghubungi dan membuat janji dengan pemohon sebelumnya.4. Inspektor melakukan inspeksi lahan. Setelah inspeksi, inspektor menyiapkan Laporan Inspeksi ke BIOCert.5. BIOCert mengirimkan laporan inspeksi ke Komite Sertifikasi BIOCert untuk menentukan kesesuaian dan membuat keputusan sertifikasi.6. BIOCert menginformasikan ke pemohon mengenai keputusan sertifikasi. Jika disetujui, operator-produsen yang disertifikasi diberikan hak untuk menggunakan tanda BIOCert. Bila masih terdapat ketidaksesuaian, pemohon diberikan kesempatan melakukan perbaikan dalam waktu 90 hari kerja.7. Jika sertifikasi ditolak, pemohon dapat mengajukan banding ke Governing Board BIOCert untuk meninjau keputusan sertifikasi. Surat naik banding dan informasi tambahan harus diajukan ke BIOCert secara tertulis.

T: Berapa lama proses sertifikasi organik BIOCert?

Lamanya proses sertifikasi organik BIOCert tergantung dari kesesuaian terhadap standar dan regulasi. Bila produsen-operator telah memenuhi semua kesesuaian dengan standar dan regulasi, proses sertifikasi dari kelengkapan dokumen diterima hingga keputusan sertifikasi memerlukan waktu 90 hari kerja.

T: Berapa biaya untuk mendapatkan sertifikasi organik BIOCert?

Biaya sertifikasi organik BIOCert ditentukan lamanya inspeksi dan tujuan pasar produk. Lamanya inspeksi dipengaruhi oleh luas lahan, kompleksitas produksi organik, kondisi geografis lahan. Skema biaya sertifikasi BIOCert juga mempertimbangkan kemampuan pemohon yang dilihat.

Page 111: Mesin Penggilingan Papopodi

T: Apa standar yang diacu oleh BIOCert dalam memberikan layanan sertifikasi khususnya untuk pasar nasional?

Dalam memberikan layan sertifikasi organik nasional BIOCert mengacu pada Standar Pertanian Organik BIOCert [interpretasi dari SNI 6729-2013 tentang Sistem Pertanian Organik dan Standar Pertanian Organik Aliansi Organis Indonesia], regulasi [Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor: 64/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Sistem Pertanian Organik untuk produk segar dan Surat Keputusan Kepala Badan POM No. HK.00.06.52.0100 Tahun 2008 tentang Pengawasan Pangan Olahan Organik untuk produk olahan].

T: Apakah yang sudah terdaftar sebagai operator BIOCert dan sudah membayar biaya sertifikasi ke BIOCert akan langsung mendapatkan sertifikat organik?

Hal tersebut tergantung dari penerapan standar organik yang dilakukan oleh operator, dan masa konversi disyaratkan bagi operator produksi tanaman dan ternak

T: Jika telah mendapatkan sertifikat organik BIOCert, berapa lama masa berlakunya?

Masa berlaku sertifikat BIOCert selama 3 tahun sejak tanggal sertifikat dikeluarkan. Setiap tahun dilakukan inspeksi tahunan dan dikenakan biaya pertahunnya untuk inspeksi tahunan. Setelah 3 tahun, masa berlaku sertifikat dapat diperpanjang kembali.

Pemegang sertifikat BIOCert berhak menggunakan label ORGANIK Indonesia dan ORGANIK BIOCert.

T: Apakah sertifikat yang dikeluarkan BIOCert dapat ditarik kembali?

Bila pada masa berlaku sertifikat, produsen-operator yang telah mendapatkan sertifikat dari BIOCert melakukan praktek yang melanggar prinsip-nilai pertanian organik dan standar pertanian organik, sertifikat yang telah diberikan dapat ditarik kembali.

Bila masa berlaku sertifikat telah berlalu dan produsen-operator yang bersangkutan tidak melakukan perpanjangan sertifikat, maka sertifikat yang telah diberikan ditarik kembali.

Apabila produsen-operator ingin mendapatkan sertifikat kembali, harus melalui proses sertifikasi dari awal.

T: Apakah sertifikat yang dikeluarkan BIOCert diakui secara nasional?

BIOCert telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional [KAN] sebagai lembaga sertifikasi pangan organik yang kompeten berdasarkan Pedoman KAN 901-2006 tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Pangan Organik [ISO 65]. Sertifikat yang diterbitkan oleh BIOCert diakui secara nasional.

Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:BIOCert

o What is Organic Agriculture?

Page 112: Mesin Penggilingan Papopodi

Alam mengajari kebajikan bagi umat manusia. Alam merupakan suatu kesatuan, terdiri dari banyak bagian, seperti organisme dengan organ-organnya. Semua bagian berjalan dalam harmoni, saling melayani dan berbagi. Tiap organ memiliki peran masing-masing, saling melengkapi dan memberikan sinergi untuk menghasilkan keseimbangan secara optimal, dan berkelanjutan. Setiap komponen tidak berpikir dan beraksi hanya demi “aku”, tetapi untuk “kita” keseluruhan alam. Demikian halnya Alam, melindungi dan mengayomi bagian-bagiannya secara harmonis. Itulah organis, tidak egois.

Pertanian organik (PO) juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam. Segala yang ada di alam adalah berguna dan memiliki fungsi, saling melengkapi, melayani dan menghidupi untuk semua. Dalam alam ada keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Maka, PO pun menghargai keragaman hayati dan keseimbangan ekologi. Berjuta tahun alam membuktikan prinsipnya, tak ada eksploitasi selain optimalisasi pemanfaatan. Demikian halnya PO, tidak untuk memaksimalkan hasil, tidak berlebih; tetapi cukup untuk semua makhluk dan berkesinambungan. Inilah filosofi mendasar PO.

Perkembangan Pertanian Organik

Praktek pertanian yang menggunakan bibit unggul yang dihasilkan oleh perusahaan benih, bahan-bahan kimia buatan pabrik (agrokimia) ---baik untuk pemupukan lahan dan pengendalian hama--- awalnya dirasakan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. Namun, setelah beberapa dekade, praktek tersebut menimbulkan permasalahan khususnya terhadap kerusakan ekosistem lahan pertanian dan kesehatan petani itu sendiri.

Penurunan hasil pertanian yang dibarengi dengan meningkatnya daya tahan hama dan penyakit tanaman, disebabkan karena fauna tanah yang bermanfaat bagi tanaman semakin berkurang dan mikroorganisme yang berguna bagi kesuburan tanah pun nyaris hilang akibat pemakaian input agrokimia yang berlebihan. Bahkan, hama dan penyakit tanaman bukannya menurun, tapi justru semakin kebal terhadap bahan-bahan kimia tersebut. Sehingga, petani memerlukan dosis yang lebih tinggi lagi untuk membasminya. Ini artinya, petani tidak saja menebar racun untuk membasmi hama dan penyakit, tetapi juga meracuni dirinya sendiri.

Perhatian masyarakat dunia terhadap persoalan pertanian, kesehatan dan lingkungan global dalam dasawarsa terakhir ini semakin meningkat. Kepedulian tersebut dilanjutkan dengan usaha-usaha yang konkrit untuk menghasilkan pangan tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya tanah, air, dan udara serta aman bagi kesehatan manusia. Salah satu usaha yang dirintis adalah dengan pengembangan PO yang akrab lingkungan dan menghasilkan pangan yang sehat, bebas dari residu obat-obatan dan zat-zat kimia yang mematikan.

Sebenarnya, PO ini sudah menjadi kearifan/pengetahuan tradisional yang membudaya di kalangan petani di Indonesia. Namun, teknologi pertanian organik ini mulai ditinggalkan oleh petani ketika teknologi intensifikasi yang mengandalkan bahan agrokimia diterapkan di bidang pertanian. Sejak saat itu, petani menjadi target input agrokimia dan tergantung dari pihak luar. Setelah muncul persoalan dampak lingkungan akibat penggunaan bahan kimia di bidang pertanian, teknologi PO yang akrab lingkungan dan menghasilkan pangan yang sehat mulai diperhatikan lagi. (Sutanto, 2002).

Page 113: Mesin Penggilingan Papopodi

Apa dan Bagaimana Budidaya PO ?

PO merupakan pertanian yang selaras dengan alam, menghayati dan menghargai prinsip-prinsip yang bekerja di alam yang telah menghidupi segala mahluk hidup berjuta-juta tahun lamanya. PO merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta keharmonian dengan iklim dan lingkungan sekitar. Dalam prakteknya, budidaya PO menggunakan semaksimal mungkin bahan-bahan alami yang terdapat di alam sekitarnya, dan tidak menggunakan input agrokimia (bahan kimia sintetis untuk pertanian). Lebih jauh, karena PO berusaha ‘meniru’ alam, maka pemakaian benih atau input yang mengandung bahan-bahan hasil rekayasa genetika (GMO/Genetically Modified Organism) juga dihindari.

Kerapkali PO hanya dipahami secara teknis bertani yang menolak input kimiawi atau sebagai budidaya pertanian yang anti modernisasi atau disamakan dengan pertanian tradisional. Pemahaman ini sungguh kurang tepat. PO bukan sekedar teknik atau metode bertani, melainkan juga cara pandang, sistem nilai, sikap dan keyakinan hidup. PO memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling tergantung dan menghidupi, dimana manusia juga adalah bagian di dalamnya. Sistem nilai PO mendasarkan pada prinsip-prinsip hukum alam. PO juga mengajak petani dan manusia umumnya untuk arif dan kreatif dalam mengelola alam yang tercermin dalam sikap dan keyakinannya. PO juga tidak menolak penggunaan teknologi modern di dalam praktek budidayanya, sejauh teknologi modern tersebut selaras dengan prinsip PO, yaitu keberlanjutan, penghargaan pada alam, keseimbangan ekosistem, keanekaragaman varietas, kemandirian dan kekhasan lokal. Maka, baik kearifan tradisional dan teknologi modern yang tunduk pada prinsip alam, keduanya mendapat tempat dalam PO.

Gerakan PO mencoba menghimpun seluruh usaha petani dan pelaku lain, yang secara serius dan bertanggungjawab menghindarkan input dari luar yang meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Mereka juga berusaha menghasilkan produksi tanaman yang berkelanjutan dengan cara memperbaiki kesuburan tanah dan menggunakan sumberdaya alami seperti mendaur ulang limbah pertanian.

Budidaya PO, juga mendorong kemandirian dan solidaritas di antara petani sebagai produsen. Mandiri untuk tidak tergantung pada perusahaan-perusahaan besar penyedia pupuk dan bahan agrokimia serta perusahaan bibit. Solidaritas untuk berdaulat dan berorganisasi demi mencapai kesejahteraan, pemenuhan hak dan keadilan sosial bagi petani.

Berikut ini adalah beberapa pedoman umum dalam budidaya PO:

LahanPada dasarnya semua lahan dapat dikembangkan menjadi lahan PO. Yang terbaik adalah lahan pertanian yang berasal dari praktek pertanian tradisional atau hutan alam yang tidak pernah mendapatkan input bahan-bahan agrokimia (pupuk dan pestisida).

Namun, bila lahan yang digunakan berasal dari lahan bekas budidaya pertanian konvensional (menggunakan pupuk dan pestisida kimia), lebih dahulu perlu dilakukan konversi lahan. Konversi lahan adalah upaya yang bertujuan untuk meminimalkan kandungan sisa-sisa bahan kimia yang terdapat

Page 114: Mesin Penggilingan Papopodi

dalam tanah dan memulihkan unsur fauna dan mikroorganisme tanah. Lamanya konversi tergantung dari intensitas pemakaian input kimiawi dan jenis tanaman sebelumnya (sayuran, padi atau tanaman keras).

Masa konversi dapat diperpanjang/diperpendek tergantung pada sejarah lahan tersebut. Bila masa konversi telah lewat, lahan tersebut merupakan lahan organik. Bila kurang dari itu, maka lahan tersebut masih merupakan lahan konversi menuju organik.

BenihBenih yang digunakan untuk budidaya PO adalah benih yang tidak mendapatkan perlakuan rekayasa genetika dan berasal dari tumbuhan yang ditumbuhkan dari tanaman organik minimal satu generasi atau dua musim untuk tanaman semusim. Petani sebaiknya menggunakan benih lokal, atau benih hibrida yang telah beradaptasi dengan alam sekitar.

Keunggulan menggunakan benih lokal adalah mudah memperolehnya dan murah harganya, bahkan petani bisa membenihkan sendiri. Selain itu, benih lokal memiliki asal usul yang jelas dan sesuai dengan kondisi alam sekitar. Dengan memakai benih sendiri, petani juga tidak tergantung pada pihak luar.

Persiapan tanamLahan yang digunakan untuk produksi PO sedapat mungkin dijaga kestabilannya tanpa harus mengacaukan, yaitu berpedoman pada metode sedikit olah tanah (minimum tillage).

TanamPrinsip yang diterapkan dalam praktek penanaman PO selalu mencerminkan adanya tumpangsari agar tercipta keanekaragaman tanaman (varietas). Perencanaan dan teknik penanaman perlu disesuaikan dengan sifat tanaman, prinsip-prinsip pergiliran tanaman dan kondisi cuaca setempat.

Pemeliharaan Tanaman Setiap tanaman memiliki sifat karakteristik tertentu, maka pemeliharaan tanaman ditentukan oleh sifat karakteristik tersebut. Dengan mengenali karakteristik tanaman petani dapat dengan mudah melakukan pemeliharaan yang sesuai, sehingga tujuan pemeliharaan tercapai yaitu \"kebahagiaan tanaman itu sendiri\".

PemupukanSecara teori, lahan PO akan semakin subur karena proses-proses yang diterapkan berpedoman pada pemeliharaan tanah. Tetapi realitanya, petani seringkali kurang memahami hal ini sehingga tanah selalu lebih banyak kehilangan unsur hara ---melalui erosi, penguapan, dsb--- dibandingkan dengan hara yang diberikan/ditambahkan. Maka prinsip pemupukan ditentukan oleh kepekaan kita dalam mengamati/menilai kapan tanaman kekurangan makanan.

Pengendalian HPT/OPTPO berbasis pada keseimbangan ekosistem. Konsekuensinya semua organisme yang ada (termasuk hama) dipandang ikut berperan dalam proses keseimbangan tersebut. Dengan kata lain, tidak ada

Page 115: Mesin Penggilingan Papopodi

mahluk hidup yang tidak berguna. Yang diperlukan adalah mengendalikan hama/penyakit supaya tidak berada dalam jumlah berlebihan.

Pola tumpangsari, pergiliran tanaman, pemulsaan, rekayasa teknik menanam, pengolahan lahan yang sesuai dan manajemen kebun menjadi pilihan metode pengendalian HPT karena sesuai dengan prinsip keseimbangan.

Penggunaan pestisida alami diperlukan sejauh kita tahu bahwa di lahan PO sedang terjadi ketidakseimbangan, yang terlihat pada munculnya gangguan hama/penyakit. Kadar pemakaiannya juga tergantung dari tingkat gangguan yang ada.

PanenSetiap langkah dalam proses produksi akan dinilai dari hasil panenan. Prinsip dalam panen adalah menjaga standar mutu dengan memanen tepat waktu sesuai kematangan. Cara pemanenan juga perlu berhati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau kehilangan hasil yang lebih besar.

Pasca PanenKegiatan pasca panen harus mampu menekan kerusakan hasil seminimal mungkin. Metode pengolahan yang dilakukan tidak boleh mengubah sama sekali komposisi bahan aslinya. Karenanya proses seleksi, pencucian, pengepakan, penyimpanan dan pengangkutan produk organik perlu berhati-hati agar kondisi tetap segar dan sehat ketika berada di tangan pembeli. Dalam PO, kegiatan pasca panen menghindari pemakaian bahan pengawet atau perlakuan kimiawi lainnya dan seminimal mungkin melakukan proses pengolahan.

Dalam PO berlaku standar yang berfungsi sebagai pedoman bagi petani dan pelaku lain dalam menjalankan usahanya di bidang ini. Standar ini berisi prinsip-prinsip mendasar PO dan hal-hal umum yang sebaiknya dilakukan dan dihindari dalam bertani organik. Sebagai contoh, pemerintah telah menerbitkan SNI 6729-2010 tentang Sistem Pertanian Organik dan Permentan No.64/2013 tentang Sistem Pertanian Organik yang dapat menjadi acuan bagi para pelaku terkait pengembangan PO. BIOCert sendiri mengembangkan Standar Pertanian Organik BIOCert yang merupakan interpretasi dari SNI dan regulasi Uni Eropa tentang Pertanian Organik.

o Sertifikasi Organik Secara Berkelompok

Bagaimana menentukan keorganikan produk organik?

Keyakinan dan kepercayaan menjadi landasan konsumen memilih produk organik. Keorganikan suatu produk organik ditentukan bukan berdasarkan pada produknya, tetapi bagaimana produk tersebut diproses (organically produced).

Konsumen sebaiknya tahu, bagaimana proses untuk menghasilkan produk organik yang ia konsumsi dengan berkunjung ke lahan budidaya pertanian organik, sehingga konsumen menjadi yakin dan percaya, bahwa produk tersebut benar-benar organik. Ini mengandaikan konsumen dan produsen dapat berhubungan langsung. Keorganikan produk menjadi mutu produk organik.

Page 116: Mesin Penggilingan Papopodi

Bagaimana mengetahui keorganikan produk organik bila jarak konsumen dan produsen jauh, sehingga konsumen tidak mengetahui siapa dan bagaimana proses produksinya?.

Jika produsen memiliki orientasi pemasaran yang makin luas (pasar nasional atau ekspor), dan konsumen tidak dapat diorganisir secara langsung, maka diperlukan sertifikasi atau pelabelen produk organik untuk memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk tersebut benar-benar organik.

Apa sertifikasi organik itu?

Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses budidaya pertanian organik atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen dan atau pengolah (prosesor) akan mendapatkan sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada bahan-bahan publikasinya.

Mengapa Sertifikasi Organik Diperlukan?

Perkembangan permintaan produk pertanian organik di dunia saat ini meningkat dengan pesat, sebagai buah kesadaran konsumen yang menghendaki adanya produk yang sehat dan ramah lingkungan. Pesatnya permintaan produk organik ini juga memiliki konsekuensi pada semakin ketatnya perdagangan yang mengatasnamakan produk organik. Klaim-klaim atas produk organik mulai nampak di pasaran. Praktek perdagangan yang demikian jelas merugikan bagi para konsumen, pemasar dan terutama petani organik. Guna menghindari praktek kecurangan diperlukan program penjamin produk organik. Penjaminan pertanian organik tidak saja berfungsi sebagai penjamin praktek perdagangan yang etis dan adil serta perlindungan bagi konsumen dari penipuan, tetapi khususnya dalam rangka melindungi hak-hak petani kecil atas kesejahteraan hidupnya dan memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan sehingga membantu dalam meraih akses pasar.

Bagaimana petani/produsen kecil dapat disertifikasi organik?

Petani/produsen kecil umumnya memiliki lahan sempit dan jumlah produksi yang terbatas. Apabila berhadapan dengan pasar, biasanya petani/produsen kecil kesulitan memenuhi mutu, jumlah dan ketersediaan produk. Untuk itu, petani/produsen kecil perlu berkelompok. Dengan berkelompok, petani dapat membuat dan mengelola mekanisme bersama untuk dapat memenuhi kebutuhan dan persyaratan pasar.

Apabila kelompok tani/produsen tersebut ingin dapat memperoleh sertifikasi organik, kelompok dapat mengajukan sertifikasi ke lembaga sertifikasi pertanian organik (LSPO) secara berkelompok (sertifikasi kelompok). Kelompok tani/produsen dapat mengajukan sertifikasi pertanian organik, apabila kelompok tersebut memiliki sistem pengawasan internal yang baik.

Siapa yang dapat Mengikuti Sertifikasi Kelompok?

Page 117: Mesin Penggilingan Papopodi

Beragam jenis organisasi petani kecil dapat menjadi bagian dalam sertifikasi kelompok. Umumnya, jenis organisasi yang cocok untuk sertifikasi kelompok adalah:

1). Kelompok Tani: sebuah perkumpulan atau koperasi petani yang memegang sertifikat organik dan mengelola sistem pengawasan internal (Internal Control System=ICS) (disebut operator ICS).

2). Produksi Kontrak: Lembaga pemasar atau pengolah yang mengontrak petani kecil. Lembaga tersebut berperan sebagai pemegang sertifikat dan pengelola ICS (disebut operator ICS).

Keterangan: Dalam beberapa kasus operator ICS tidak memiliki sendiri sertifikasi karena dibayar oleh pihak lain, misalnya oleh mitra dagangnya di Eropa.

Sertifikasi kelompok tani harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:- Terdapat keseragaman anggota, dalam hal lokasi geografis, sistem produksi, ukuran kepemilikan lahan dan sistem pemasaran.- Pada prinsipnya hanya petani kecil yang dapat menjadi anggota kelompok tani dalam program sertifikasi kelompok. Lahan yang lebih besar (usahatani yang dapat membayar kurang lebih 2% dari penjualannya untuk biaya sertifikasi eksternal) dapat juga menjadi anggota kelompok, tetapi harus diinspeksi tiap tahun oleh lembaga sertifikasi. Pengolah dan eksportir dapat menjadi bagian dari struktur kelompok, tetapi mereka juga harus diinspeksi tiap tahun oleh lembaga sertifikasi.

Apa itu Sistem Pengawasan Internal (Internal Control System=ICS)?

Sistem Pengawasan Internal (Internal Control System,ICS) merupakan sistem pengawasan mutu yang tercatat. LSPO memperkenankan inspeksi tahunan dari semua anggota kelompok kepada kelompok tani yang telah disertifikasi.

Dalam prakteknya, secara prinsip kelompok tani melakukan sendiri pengawasan bagi seluruh petani terhadap kesesuaian aturan produksi organik seperti prosedur yang telah ditentukan oleh kelompok. LSPO kemudian mengevaluasi, apakah sistem pengawasan internal bekerja dengan baik dan efisien. Evaluasi dilakukan untuk mengecek sistem dokumentasi ICS, kualifikasi staf dan melakukan inspeksi ulang ke beberapa petani.

Bagaimana Mengembangkan ICS Dengan Benar?

Arahan rinci mengenai bagaimana sebenarnya menyusun ICS, terdapat dalam Panduan Pelatihan ICS.

Tahapan dasar ICS meliputi:1. Memiliki organisasi tani/produsen kecil.2. Memiliki struktur dan mekanisme internal organisasi, seperti: aturan internal kelompok, keanggotaan, sanksi, standar internal, pelatihan, pengawasan mutu, personil, dll.3. Mengidentifikasi petani. Jika petani belum memahami mengenai prinsip-prinsip organik, maka perlu menumbuhkan kesadaran mengenai hal tersebut.4. Merekrut personel yang berkualitas dan memastikan bahwa mereka telah menerima pelatihan pertanian organik dan ICS.

Page 118: Mesin Penggilingan Papopodi

5. Mulai mengembangkan formulir dan prosedur ICS secara tertulis yang sesuai dengan kondisi lokal. Panduan akhir ICS semestinya merupakan dokumen yang sederhana. Prosedur dan formulir ICS lebih penting dapat diterapkan secara konkrit dan dipahami oleh semua staf daripada berisi informasi rinci sejak dari awal.6. Melakukan pengawasan mutu internal secara berkala7. Mencatat semua proses yang dilakukan oleh petani, organisasi tani/produsen8. Secara bertahap meningkatkan kualitas dokumen ICS (prosedur, formulir, dsb) dan penerapannya oleh staf ICS.

Apakah ICS Hanya Bertujuan untuk Sertifikasi saja?

ICS pada dasarnya merupakan mekanisme untuk pengawasan mutu produk organik yang dihasilkan oleh kelompok tani/produsen kecil. Monitoring internal secara berkala dan adanya data petani, produksi, pemasaran dapat digunakan untuk pengawasan mutu dan membuat perencanaan produksi dan pemasaran sehingga jumlah, mutu dan ketersediaan produk selalu terjamin.

ICS dapat digunakan untuk pengorganisiran petani. Adanya organisasi tani/podusen menguatkan posisi produsen untuk memperoleh akses produksi, ekonomi, sosial dan politik.

Apabila kelompok tani/produsen kecil memiliki orientasi pasar yang lebih luas dan ingin mendapatkan sertifikasi, ICS merupakan tahap awal bagi kelompok tani/produsen dalam memenuhi persyaratan dan kriteria sertifikasi.

Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi BIOCert

http://biocert.co.id/index.php/faq/cid/29

apasitas air untuk budidaya tanaman padi organik

Produksi tanaman padi yang terdapat didaerah- daerah merupakan salah satu cara untuk menghasilkan makanan pokok orang di Indonesia. Produk tanaman yang dihasilkan dari sisa panen padi yang di gunakan untuk tanaman produksi dengan melalui langkah sistematis untuk menghasilkan produk padi yang baru merupakan dari kegiatan pertanian.

Air merupakan unsur pendukung tanaman padi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan ilmuwan pertanian seperti pendapat Mosher, pertanian merupakan sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas pertumbuhan tanaman dan hewan.

Page 119: Mesin Penggilingan Papopodi

Sedangkan air juga sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman padi, hingga pengaturan air juga sebagai faktor yang penting untuk hasil padi yang baik, karena pembentukan udara yang besar dibutuhkan pada kantong padi melalui proses komposisi udara oleh air yang menghasilkan bio tanah.

Air yang menggenang pada tanaman padi akan menyebabkan kematian pada akar. Tanah yang lembab akan menghasilkan perkembangbiakan yang terjadi bagi pertumbuhan padi organik, sehingga untuk mencapai padi organik diperlukan pengaturan air dengan menyesuaikan dengan masa- masa sebelum panen, berikut ini masa cara pengaturan air

Pada masa perkembangbiakan yang terjadi sekitar umur 8 hari atau disebut vegetatif di perlukan tanah yang lembab. Selanjutnya setelah umur 8 hari diperlukan genangan air sekitar 3cm dan setelah tanaman berumur 19 hari diperlukan perkembangbiakan akar dengan membiarkan tanah retak dengan tetap menjaga pertumbuhan tanaman tetap segar dan Penggenangan air diperlukan 25 hari sebelum panen setelah itu pengeringan lahan hingga masa panen.http://www.otomotifproduk.com/2015/02/kapasitas-air-untuk-budidaya-tanaman.html?m=1

Page 120: Mesin Penggilingan Papopodi