analisis kelayakan usaha penggilingan padi …

99
ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING ( Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi Keliling Di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu ) OLEH : NIRMALA SABIR G 211 13 011 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING

( Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi Keliling Di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu )

OLEH :

NIRMALA SABIR

G 211 13 011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

ii

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING

( Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi Keliling Di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu )

OLEH :

NIRMALA SABIR

G 211 13 011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2018

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

iii

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILING AN PADI KELILING

(Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu)

OLEH :

NIRMALA SABIR G2 11 13 011

Skripsi Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada

Program Studi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Makassar 2018

Disetujui Oleh :

Dr. Ir. Saadah, M.Si. Dosen Pembimbing

Muhammad Arsyad,S.P.,M.Si.,Ph.D. Dosen Pembimbing

Mengetahui:

Sekertaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin

Dr. A. Nixia Tenriwaru, S.P., M.Si. NIP. 19721107 199702 2 001

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

iv

Tanggal Pengesahan: Agustus 2018

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

5

PANITIA UJIAN SARJANA

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

JUDUL : ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING (STUDI KASUS USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING DI DESA TUMALE, KECAMATAN PONRANG, KABUPATEN LUWU)

NAMA : NIRMALA SABIR NIM : G 211 13 011

PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

SUSUNAN TIM PENGUJI

Dr. Ir. Saadah, M.Si. Ketua Sidang

Muhammad Arsyad, S.P., M.Si.,Ph.D.

Anggota

Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana, M.S. Anggota

Ir. Idris Summase, M.Si.

Anggota

Dr. Ir. Heliawaty, M.Si. Anggota

Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si.

Anggota

Tanggal Ujian : Agustus 2018

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

6

RINGKASAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI KELILING

(Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi Keliling Di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu)

1Nirmala Sabir, 2Saadah, 2Muhammad Arsyad 1Program Studi Agribisnis, Universitas Hasanuddin Makassar,

2Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

*Kontak Penulis: [email protected]

ABSTRAK

Pascapanen padi menjadi salah satu faktor penting dalam usaha peningkatan produktivitas dan nilai tambah beras melalui mutu yang baik. Untuk itu diperlukan teknologi pascapanen, yaitu penggilingan padi. Munculnya usaha penggilingan padi keliling ini tentunya mempermudah petani maupun masyarakat dalam mengolah hasil panen gabah. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui pendapatan usaha penggilingan padi keliling dan 2) Mengetahui kelayakan usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kuantitatif untuk melihat pendapatan dan kelayakan usaha dengan lokasi penelitian di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pendapatan usaha penggilingan padi keliling rata-rata sebesar Rp 147.439.448,- per tahun dan 2) Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai NVP Rp 658,682,-,Net B/C 1,2 dan IRR 46,29%.Jadi, usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu layak diusahakan.

Kata Kunci : Penggilingan Padi Keliling; Pendapatan Usaha; Kelayakan Usaha.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

7

ABSTRACT FEASIBILITY ANALYSIS OF RICE MILL EQUIPMENT

(Case Study on Rice Farming Activities in Tumale Village, Ponrang Subdistrict, Luwu Regency)

1Nirmala Sabir, 2Saadah, 2Muhammad Arsyad

Agribusiness Study Program, Social Economic of Agriculture Department Faculty of Agriculture, Hasanuddin University, Makassar.

* Contact Author: [email protected]

ABSTRACT

Rice has become a post-harvest of key factors in improving productivity and value-added through good quality rice. For this, we need the post-harvest technology, namely the grinding of rice. The emergence of rice husking is around to certainly facilitate the farmers and communities in the process of cereal crops. This study aims to: 1) Determine the circumference of business income from rice husking and 2) Determine the feasibility of rice husking in the village around Tumale Ponrang Luwu district. This study uses a quantitative descriptive data analysis to examine the revenue and feasibility of the research location in the village of Tumale Ponrang Luwu district. The study concluded that: 1) shelling of rice turnover around the average of Rp 8,345,397, - per month and 2) Based on the calculation of the MPE (Break Even Point) obtained Medium unit of 85 MPE kg per month, Rupiah average MPE Rp. 638 968, - per month, so that businesses around the rice mill in the village Tumale Luwu District Ponrang viable.

Keywords: Roving Rice Mill; Operating revenue; Commercial feasibility.

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

8

RIWAYAT HIDUP PENULIS

NIRMALA SABIR, lahir di Dusun Lanipa, Desa Bakti,

Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu pada

tanggal 08 Juni 1995 dari pasangan Sabir dan

Husnaini yang merupakan anak ke tiga dari empat

bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan

formal dari SDN 54 Lanipa (2001-2007), kemudian melanjutkan sekolah

menengah pertama di SMP 3 Bua Ponrang (2007-2010) dan melanjutkan

Sekolah Menengah Atas di SMAN 01 Unggulan Kamanre (2010-2013).

Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Hasanuddin melalui

jalur SNMPTN pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian. Selama

masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan akademik.

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

9

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim..

Segala puji dan syukur penulis tujukan hanya kepada Tuhan yang

Maha Esa atas kasih karunia dan penyertaan-Nya, sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi dengan baik sebagai tugas akhir untuk

memeroleh gelar sarjana pada Program Studi Agribisnis, Departemen

Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

` Penulis mengangkat judul skripsi “Analisis Kelayakan Usaha

Penggilingan Padi Keliling Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi Keliling

di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu” dibawah

bimbingan Dr. Ir. Saadah, M.Si. dan Muhammad Arsyad, S.P., M.Si.,Ph.D.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Serta kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi semoga mendapat

balasan yang dan bernilai pahala disisi Allah. Aamiin.

Makassar, Agustus 2018

Nirmala Sabir

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

10

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis tujukan hanya kepada Allah

Subhanawataala atas kasih karunia-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi dengan baik.. Shalawat serta salam juga penulis

curahkan kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad

Sallahualaihiwassalam, beserta para keluarga, sahabat dan para

pengikutnya yang senantiasa membawa kebaikan.

Banyak tantangan yang dihadapi dalam penyelesaian skripsi ini,

tetapi berkat dukungan dari banyak pihak penulis termotivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bantuan baik fisik, moril maupun

materil. Ucapan terima kasih yang tulus serta rasa hormat penulis

haturkan kepada :

1. Orang tua tercinta, Sabir dan Husnaini yang selalu memberikan

Doa, kasih sayang motivasi dan nasihat untuk tetap semangat,

terimakasih telah memberikan pelajaran hidup yang sangat

berharga dan seluruh pengorbanan yang di berikan kepada penulis.

2. Pendamping hidup saya, Zulkifli yang telah memberikan dukungan

motivasi dan semangat , serta doa-doa yang tak hentinya

dipanjatkan untuk saya.

3. Ibu Dr. Saadah, M.Si dan Bapak Muhammad Arsyad, S.P.,

M.Si.,Ph.D. selaku pembimbing I dan Pembimbing II sekaligus

penasihat akademik, terima kasih atas waktu yang diberikan, ilmu,

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

11

pemahaman, saran, motivasi dan teguran membangun yang

diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi dan tugas

akhir dengan baik.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana, M.S., Bapak Ir. Summase,

M.Si. dan Ibu Dr. Ir. Heliawaty, M.Si. selaku dosen penguji, yang

telah membantu dalam penyempurnaan skripsi ini melalui kritik

dan saran.

5. Ibu Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si. selaku panitia ujian sarjana dan

Ibu Ni Made Viantika S, S.P., M.Agb. selaku panitia seminar

proposal dan seminar hasil, terima kasih telah memberikan

kesempatan untuk mengatur seminar, serta petunjuk dan

masukkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

6. Bapak Dr. Ir. Muh. Hatta Jamil, SP., M.Si dan Ibu Dr. A. Nixia

Tenriawaru, SP., M.Si. selaku ketua dan sekretaris departemen

yang telah banyak memberikan ilmu dan teladan kepada penulis

selama menempuh pendidikan.

7. Bapak/Ibu Dosen yang selama ini mengajarkan banyak ilmu dan

dukungan serta teladan yang baik kepada penulis selama

menempuh pendidikan.

8. Pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Pak Ahmad, Pak

Bahar, Kak Hera dan Kak Ima serta pegawai Fakultas Pertanian

yang senantiasa membantu penulis sehingga dapat mencapai

gelar sarjana.

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

12

9. Sahabat-sahabat SELARAS 13 tanpa terkecuali, terimakasih atas

kebersamaannya selama empat tahun. Terimakasih juga atas

segala kebersamaan bantuan dan dukungan yang diberikan

kepada penulis selama menempuh pendidikan dan penyusunan

skripsi.

Demikian pihak yang telah membantu secara langsung mapun tidak

langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga kebaikan dan

kerjasama ini diberi balasan yang setimpal oleh Allah subhanawataala.

Aamiin. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Agustus 2018

Penulis

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

13

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii

SUSUNAN TIM PENGUJI .................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................ iv

ABSTRACT .......................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP PENULIS................................................................. vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 7 2.1 Pascapanen Padi ....................................................................... 7

2.2 Mesin Penggilingan Padi ............................................................ 9

2.3 Jenis-jenis Penggilingan Padi ..................................................... 14

2.4 Penggilingan Padi Keliling .......................................................... 19

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

14

2.5 Penerimaan Usaha ..................................................................... 20

2.6 Pendapatan Usaha ..................................................................... 20

2.7 Biaya Usaha ............................................................................... 21

2.8 Analisis Kelayakan Usaha .......................................................... 23

2.9 Penelitian Terdahulu .................................................................. 24

2.10 Kerangka Pemikiran ................................................................... 25

2.11 Hipotesis ..................................................................................... 28

III. METODE PENELITIAN ................................................................... 29 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 29

3.2 Penentuan Subjek Penelitian ..................................................... 29

3.3 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 30

3.5 Analisis Data .............................................................................. 30

3.6 Konsep Operasional ................................................................... 33

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .................................. 36 4.1 Letak dan Kondisi Geografis ...................................................... 36

4.2 Sarana dan Prasarana ............................................................... 36

4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 38

4.4 Keadaan Penduduk Brerdasarkan Mata Pencaharian .............. 40

4.5 Keadaan Penduduk Brerdasarkan Tingkat Pendididkan .......... 42

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 44 5.1 Identitas Pemilik Usaha .............................................................. 44

5.1.1 Umur ................................................................................. 45

5.1.2 Tingkat Pendidikan ........................................................... 46

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga ......................................... 47

5.1.4 Lama Berusaha Penggilingan Padi Keliling ...................... 48

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

15

5.2 Aktivitas Usaha Penggilingan .................................................... 49

5.2.1 Kapasitas Produksin Mesin ............................................. 50

5.2.2 Pengolahan Gabah Menjadi Beras .................................. 52

5.3 Analisis Biaya Usaha .................................................................. 55

5.3.1 Biaya Tetap ...................................................................... 55

5.3.2 Biaya Variabel .................................................................. 57

5.3.3 Total Biaya Usaha ............................................................ 59

5.4 Penerimaan ............................................................................... 59

5.5 Pendapatan Usaha ..................................................................... 60

5.6 Analisis Kelayakan Usaha .......................................................... 61

VI. PENUTUP ....................................................................................... 63

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 63

6.2 Saran .......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

16

DAFTAR TABEL

No. Lampiran Halaman

Tabel 1 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Per Hektar di Kab.Luwu, 2014-2017 .......................................... 2

Tabel 2 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi di Desa/Kelurahan Kecamatan Ponrang Kab.Luwu, 2015-2017. ................................................................................... 4

Tabel 3 Sarana dan Prasaran Umum di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kab. Luwu, 2017. .................................................. 38

Tabel 4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tumale Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu,2017. ................... 39

Tabel 5 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tumale Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu, 2017. ...... 41

Tabel 6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tumale Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu, 2017. ......... 43

Tabel 7 Identitas Pemilik Usaha Penggilingan padi keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017. ................ 44

Tabel 8 Rata - rata Umur Pemilik Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu, 2017 ..... . 45

Tabel 9 Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha Jasa Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu, 2017 .................................................................................... 46

Tabel 10 Rata - rata Jumlah Tanggungan Keluarga Pemilik Usaha Penggilingan Padi di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017.................................................................. 48

Tabel 11 Rata - rata Lama Pemilik Berusaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017 .......................................................................... 49

Tabel 12 Rata - rata Jumlah Produksi Beras Per tahun Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu, 2017 ................................................... 51

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

17

Tabel 13 Total Biaya Penyusutan Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017 .................................................. 56

Tabel 14 Rata–rata Biaya Tetap Per tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017 .......................................................................... 57

Tabel 15 Rata–rata Biaya Variabel Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu, 2017. ....................................... 58

Tabel 16 Total Biaya Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab.Luwu, 2017. ................. 59

Tabel 17 Rata–rata Penerimaan Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017 .......................................................................... 60

Tabel 18 Rata-rata Pendapatan Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu, 2017 .......................................................................... 61

Tabel 19 Analisis Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang Kab. Luwu, 2017 ................................................... 62

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

18

DAFTAR GAMBAR

No. Lampiran Halaman

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Usaha Penggilingan Padi Keliling ..... 27

Gambar 2. Proses Pengolahan Gabah Menggunakan Rice Milling Unit (RMU) ......................................................................... 53

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

19

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Per Tahun Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

2. Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

3. Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

4. Penerimaan Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

5. Nilai Penyusutan Alat Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

6. Perhitungan NPV dan IRR Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

7. Cash Flow Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

8. Lampiran Foto

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

20

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembangunan pertanian dimasa yang akan datang berfokus pada

pengembangan agribisnis yang berorientasi global (menyeluruh) dengan

memanfaatkan sumberdaya yang ada. Pembangunan pertanian

merupakan bagian penting dari pembangunan nasional yang bertujuan

untuk meningkatkan ketahanan pangan, kesejahteraan petani,

menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha di pedesaan.

Padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia karena

sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi beras sebagai

sumber karbohidrat. Kebutuhan pangan pokok beras sampai saat ini

belum dapat tercukupi sehingga ada kebijakan untuk import beras,

penyebab utama belum terpenuhinya beras karena produksi padi

Indonesia yang masih rendah dan ditambah dengan pascapanen padi

yang masih lemah. Akibatnya kehilangan hasil panen masih cukup tinggi

dan mutu hasil panen masih rendah. Kondisi tersebut perlu segera

diperbaiki dengan manajemen pascapanen yang benar.

Pascapanen padi menjadi salah satu faktor penting dalam usaha

peningkatan produktivitas dan nilai tambah beras melalui mutu yang baik.

Untuk itu diperlukan teknologi pascapanen, yaitu penggilingan padi.

Penggilingan merupakan salah satu dari proses pascapanen yang sudah

dikenal sejak lama. Awalnya dilakukan dengan metode yang sederhana

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

21

dengan prinsip yang sama, yakni menghilangkan kulit luar gabah

(sekam) serta komponen kulit ari sampai menghasilkan beras

(Ashar dan Iqbal, 2013).

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Per Hektar di Kabupaten Luwu Tahun 2014-2017.

No Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata Produksi (Ton)

1 2014 64.906 307.109 44,73 2 2016 63.023 318.472 50.05 3 2017 69.635 312.794 44.92

Sumber: BPS Kabupaten Luwu 2017.

Tabel 1 memperlihatkan bahwa besarnya produksi tanam padi

tahun 2014-2017 membutuhkan penanganan pascapanen yang tepat agar

hasil produksi dapat diolah dengan maksimal. Pengolahan pascapanen

sendiri bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan hasil, meningkatkan

daya simpan dan daya guna suatu produk. Penanganan pascapanen hasil

pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan langsung

terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani

untuk meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan

dan daya guna lebih tinggi. Pada komoditas padi, tahapan pascapanen

padi meliputi pemanenan, perontokan, perawatan, pengeringan,

penggilingan, pengolahan, transportasi, penyimpanan, standarisasi mutu

dan penanganan limbah.

Salah satu proses penanganan pascapanen padi adalah

penggilingan padi. Penggilingan padi secara tradisional dahulu dilakukan

dengan cara menumbuk padi menggunakan lesung dan alu. Seiring

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

22

dengan perkembangan jaman dan teknologi maka diciptakan mesin

penggilingan padi. Penggilingan padi menurut PP No.65 Tahun 1971

tentang perusahaan penggilingan padi, Huller dan Penyosohan Beras

adalah satu perangkat lengkap yang digerakan oleh tenaga mesin untuk

menggiling padi atau gabah menjadi beras. Semakin berkembangnya

ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin banyak juga

jenis-jenis penggilingan padi.

Penggilingan padi (Rice Milling Unit) merupakan pusat pertemuan

antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras

sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional

yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan

beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung

ketahanan pangan nasional. Penggilingan padi memiliki peran yang

sangat penting dalam sistem agribisnis padi di Indonesia. Peranan ini

tercemin dari besarnya jumlah penggilingan padi dan sebarannya yang

hampir merata diseluruh daerah sentral produksi padi di

Indonesia.(Hardjosentono, 2000).

Teknologi dan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang

menimbulkan inovasi-inovasi baru guna semakin memudahkan pekerjaan

manusia. Inovasi baru juga dialami penggilingan padi, dari yang semula

mesin penggilingan padi menetap, sekarang dapat berpindah tempat

menjangkau para petani selaku pengguna jasa. Munculnya mesin

penggilingan padi keliling ini tentunya mempermudah petani dalam

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

23

menggiling gabahnya, karena petani hanya tinggal menunggu di rumah

dan pemilik usaha penggilingan padi keliling akan datang untuk mengolah

hasil panen gabah. Selain itu petani bisa menghemat ongkos biaya

maupun tenaga dalam hal pengangkutan karena proses tersebut

dilakukan oleh pemilik usaha penggilingan sendiri. Tidak hanya itu, petani

juga dapat melihat langsung proses penggilingan gabahnya sehingga

petani tidak khawatir berasnya akan ditukar atau dioplos, dan

produk sisa seperti sekam dan dedak juga menjadi milik petani. Dengan

segala keunggulannya tentu menyebabkan petani beralih dari mesin

penggilingan padi yang menetap ke mesin penggilingan padi keliling.

Tabel 2. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Desa/Kelurahan Kecamatan Ponrang Tahun 2015-2017.

No Tahun Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi (Ton/Ha)

1 2015 400 26.448 66.1 2 2016 400 2,800 7.0 3 2017 400 30.872 77.18

Sumber: BPS Kabupaten Luwu 2017.

Tabel 2 memperlihatkan bahwa Kecamatan Ponrang merupakan

salah satu sentra tanaman padi yang ada di Kabupaten Luwu. Salah satu

desa/kelurahan yang cukup memberikan kontribusi dalam hasil pangan

pertanian yaitu Desa Tumale. Dilihat pada tabel 2 kontribusi hasil pangan

padi setiap tahun meningkat kecuali pada tahun 2016 di karenakan terjadi

gagal panen namun pada tahun 2017 mengalami produksi

yang meningkat dengan jumlah produksi 30.872 ton dengan

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

24

rata 77.18 ton/Ha . Maka dengan adanya penggilingan padi keliling di

desa tersebut sangat membantu masyarakat dalam mengolah

hasil pascapanen padi mereka.

Mesin penggilingan padi keliling sendiri merupakan hasil modifikasi

dari mesin penggilingan padi tetap (husker dan polisher) yang kemudian

diberi rangka (chassis) mobil. Penggilingan padi keliling bertenaga diesel,

saat berjalan dan saat menggiling padi menggunakan motor penggerak

yang sama,hanya diubah mode geraknya saja.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian sebagai proses belajar, khususnya

dalam mendapatkan informasi tentang Analisis Kelayakan Usaha

Penggilingan Padi Keliling (Studi Kasus Usaha Penggilingan Padi

Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraikan yang dijabarkan pada latar belakang, maka

masalah yang rumuskan adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar pendapatan usaha penggilingan padi keliling di Desa

Tumale, Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu ?

2. Apakah usaha penggilingan padi keliling yang dijalankan di Desa

Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu layak atau tidak

dijadikan usaha ?

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

25

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah di rumuskan, maka

tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Mengetahui pendapatan usaha penggilingan padi keliling di Desa

Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu.

2. Mengetahui kelayakan usaha penggilingan padi keliling di Desa

Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang penulis harapkan dari penelitian ini

sebagai berikut :

1. Bagi pemilik usaha penggilingan padi keliling, digunakan sebagai

masukan dan pertimbangan dalam menjalankan operasional serta

membuat rencana kerja usaha selanjutnya.

2. Hasil penelitian ini diharapakan mampu menerapkan disiplin ilmu

yang diperoleh selama masa kuliah yang relevan dengan

penelitian.

3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

referensi atau bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

26

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pascapanen Padi

Pascapanen padi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh

petani dan juga lembaga tata niaga atau swasta, setelah

padi dipanen sampai dipasarkan kepada konsumen dalam bentuk

beras. (Patiwiri, 2006).

Pascapanen merupakan tahapan terakhir dalam produksi padi,

yang dimulai dari pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan

pemasaran. Kegiatan pengeringan dan penggilingan adalah faktor penting

dalam menentukan mutu beras yang dihasilkan dari kegiatan tersebut

serta akan berdampak terhadap harga beras di pasar. Maka dalam

kegiatan pascapanen perlu mendapatkan perhatian khusus untuk

peningkatan mutu beras.

1. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan gabah kering yang

tahan untuk disimpan maupun untuk digiling dan harus memenuhi

persyaratan kualitas gabah yang akan dipasarkan. Cara yang dilakukan

yaitu dengan cara mengurangi air pada gabah sampai kadar air yang

dikehendaki. Kadar air maksimum yang dikehendaki BULOG dalam

pembelianya adalah 14%. Bagi gabah yang akan disimpan kadar air pada

gabah sebaiknya 12%, karena kadar air semakin kering hama

serangga (kutu-kutuan) tidak dapat berkembang baik dalam

gabah (Kartasapoetra, 1994).

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

27

2. Penggilingan

Penggilingan padi adalah tahap kegiatan setelah pengeringan,

kegiatan ini bertujuan untuk memisahkan kulit gabah yang akan

menghasilkan beras putih dan hasil sampingnya adalah dedak dan menir.

Penggilingan padi ini biasanya menggunakan huller. Penggilingan padi

yang ada di masyarakat umumnya menggunakan mesin dua tahap yaitu,

mesin pecah kulit (husker) dan penyosoh beras (polisher). Mesin pecah

kulit digunakan untuk mengupas gabah dari kulitnya dan akan

menghasilkan beras pecah kulit yang selanjutnya akan dilakukan

penyosohan beras dengan mesin penyosoh dan menjadi

beras putih (Warisno, 2014).

3. Penyimpanan

Beras yang dihasilkan dari proses penggilingan dapat langsung

dipasarkan ataupun disimpan. Dalam penyimpanan gabah, kadar air

gabah harus benar-benar kering, karena bila kadar air gabah tidak kering

akan rentan terhadap hama gudang karena hama gudang menyukai

tempat lembab. Untuk menghindari serangan hama gudang,

ruangan dalam gudang harus tetap kering dan dilengkapi dengan

ventilasi udara (Soemartono,2011).

4. Pemasaran

Pemasaran merupakan tahap terakhir dari proses pascapanen.

Pemasaran umumnya dilakukan para petani dengan langsung menjual

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

28

berasnya ke pengepul/tengkulak atau kepada konsumen langsung.

Namun mayoritas petani dalam menggiling gabahnya menjadi beras

dalam skala kecil dan hanya untuk konsumsi sendiri, jika pun petani

menjual hasil panennya biasanya dalam bentuk gabah langsung baik

gabah kering giling maupun gabah basah.

2.2 Mesin Penggilingan Padi

Sistem penggilingan padi merupakan rangkaian mesin yang

berfungsi untuk melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah

kering giling sampai menjadi beras siap dikonsumsi. Umumnya sistem ini

terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu husker, separator, dan polisher.

Berdasarkan sejarahnya, sistem penggilingan padi pertama kali

diproduksi di benua Eropa dengan mekanisme kerja sangat sederhana

yang dinamakan mesin tipe Engelberg. Tipe yang muncul berikutnya

adalah tipe buatan Jepang. Tipe ini memiliki rancangan lebih sederhana

dan setiap mesin saling terintegrasi satu sama lain. Pada awalnya Jepang

hanya memproduksi untuk kebutuhan dalam negeri sendiri. Namun,

karena tipe mesinnya relatif sederhana dan murah, penggilingan padi

buatan Jepang banyak digemari di negara-negara penghasil padi,

termasuk Indonesia (Patiwiri, 2006).

Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri

jasa penggilingan padi di masyarakat adalah mesin pecah kulit padi dan

mesin penyosoh beras. Kedua mesin ini yang akan mengubah gabah

menjadi beras putih, fungsi dari mesin pecah kulit adalah untuk

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

29

memisahkan kulit yang melekat pada gabah yang seterusnya akan

dilakukan penyosohan, fungsi mesin penyosoh yaitu pembersihan kulit ari

pada butir beras untuk menghasilkan beras putih.

a. Mesin pengupas gabah/pecah kulit padi

Menggiling gabah menjadi beras sosoh, hal pertama yang

dilakukan mengupas kulit gabah/rubber roll terlebih dahulu. Syarat utama

dari proses pengupasan gabah adalah kadar keringnya gabah yang akan

digiling. Gabah kering giling berarti gabah yang siap digiling yang bila

diukur dengan alat pengukur (moisture tester) akan mencapai 14%. Pada

kadar air ini gabah akan lebih mudah dalam proses penggilingan atau

pengupasan kulit gabah.

Prinsip kerja rol karet (rubber roll) saat proses pengupasan (hulling

head) terpasang dua buah rol karet yang berputar berlawanan arah,

masing-masing berputar ke arah dalam. Kedua rol duduk pada dua poros

terpisah satu sama lain yang sejajar secara horizontal. Melalui pintu

masukan, gabah akan turun dari bak penampungan dan jatuh diantara

dua buah silinder karet yang telah disetel jarak renggangnya. Gabah

dengan ukuran tertentu akan terjepit diantara kedua silinder tersebut,

kulitnya akan terkoyak sehingga gabah akan terkupas dari kulitnya dan

menghasilkan beras pecah kulit. Terkoyaknya kulit gabah karena adanya

perbedaan kecepatan putar dari kedua rol karet tersebut. Arah putaran

tersebut tidak boleh terbalik, artinya kedua rol tidak boleh berputar ke arah

luar. Gesekan gabah dan rol karet akan menimbulkan panas yang dapat

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

30

menyebabkan karet lembek, hingga memperbesar pengausan rol. Ruang

untuk mengalirkan udara perlu di dalam ruang pengupasan gabah agar

dapat membantu mendinginkan rol karet. Aliran angin yang disalurkan ke

bagian ini juga dapat berfungsi menyebarkan gabah yang turun dari bak

penampungan serta beras pacah kulit dan sekam yang jatuh dari

sela-sela rol karet.

Pembersihan beras pecah kulit dari kulit gabah/sekam berlangsung

dengan cara:

a) Sistem penghisapan di mana sekam akan dihisap oleh sebuah alat

baling-baling penghisap, kemudian diteruskan ke luar melalui

cerobong pembuangan sekam.

b) Penghembusan angin dari baling-baling penghembus melalui sebuah

pipa penghembus terhadap bahan material yang akan dibersihkan.

Bahannya akan turun dari atas dengan mengikuti gaya beratnya

bahan serta berat jenisnya.

c) Dengan penghembusan dari baling-baling penghembus, angin

langsung dihembuskan kepada bahan yang akan dibersihkan yang

turun dari bagian atas (Hardjosentono dkk, 2000).

b. Mesin penyosoh beras

Beras pecah kulit yang dihasilkan oleh mesin pengupas gabah

akan menghasilkan butiran beras berwarna gelap kotor, kurang bercahaya

karena di bagian luarnya masih dilapisi oleh lapisan kulit ari. Kulit ari atau

lapisan bekatul (dedak halus) dapat dilepaskan dari beras pecah kulit ini,

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

31

sehingga berasnya akan nampak lebih putih, bersih dan bercahaya.

Proses pembersihan beras pecah kulit dengan menghilangkan lapisan

bekatulnya menjadi beras sosoh disebut proses penyosohan atau

pemutihan beras. Akhir dari proses ini adalah beras sosoh dengan hasil

samping berupa bekatul atau dedak halus.

Prinsip proses penyosohan, melekatnya lapisan bekatul pada

butiran beras tidak sama kerasnya, berbeda menurut jenis padi dan

derajat keringnya gabah. Dengan terlepasnya kulit ari, beras menjadi putih

dan bobotnya berkurang 5 - 6% yang berupa lapisan pericarp, endosperm,

perisperm dan lapisan aleureon, ditambah lagi dengan 2 - 3% berupa

embrio serta kotoran lain, sehingga sesudah disosoh bobotnya akan

berkurang sekitar 10% dari bobot semula. Beras pecah kulit yang

dimasukan ke dalam ruang penyosohan akan mengalami proses gesekan

oleh silinder penyosoh, dinding dalam ruang penyosohan beras pecah

kulit akan mengalami gesekan antara beras dengan beras dan

melepaskan lapisan bekatulnya. Semakin lama beras berada dalam ruang

penyosohan dengan proses gesek-menggesek semakin tersosoh dan

lapisan bekatulnya semakin banyak yang terpisahkan. Silinder penyosoh

dapat terbuat dari besi ataupun dari batu yang dicetak (gerinda). Sebagian

beras akan pecah ataupun patah baik disebabkan oleh faktor mekanis

maupun dari fisik gabah itu sendiri. Banyaknya beras patah dihitung dalam

% yaitu besarnya persentase beras patah (broken rice) yang terdapat

dalam beras sosoh (Hardjosentono dkk, 2000).

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

32

Rendemen beras giling merupakan persentase bobot beras giling

yang diperoleh dari gabah beras yang digiling dalam keadaan bersih, tidak

mengandung gabah hampa dan kotoran pada kadar air 14%. Selain

rendemen, dikenal juga istilah rasio (milling ratio) yaitu persentase beras

giling yang dapat diperoleh dari sejumlah gabah yang digiling dengan

kondisi mutu tertentu. Data rendemen beras sering dipakai untuk memberi

gambaran produksi beras pada suatu penggilingan namun tidak mengacu

pada mutu beras yang dihasilkan (Thahir, 2010).

Konfigurasi atau susunan mesin pada Penggilingan Padi Kecil

(PPK) umumnya terdiri dari husker dan polisher ;saja. Sedangkan pada

Penggilingan Padi Menengah (PPM) atau Penggilingan Padi besar (PPB)

mempunyai konfigurasi mesin yang lebih lengkap. PPK memiliki ciri

konfigurasi sederhana yaitu terdiri dari Husker-Polisher (H-P). PPM

memiliki konfigurasi Cleaner- Husker-Separator-Polisher (C-H-S-P) dan

PPB memiliki konfigurasi lengkap Dryer – Cleaner – Husker – Separator –

Polisher – Grader (D-C-H-S-P-G). Berdasarkan data Persatuan

Penggilingan Padi (PERPADI) pada tahun 2009 bahwa kinerja rendemen

masing masing penggilingan adalah sebagai berikut: a). PPK memiliki

kinerja rendemen rata rata sebesar 55.71 persen dengan kualitas beras

kepala 74.25 persen dan broken 14.99 persen. b). PPM memiliki kinerja

rendemen 59.69 persen, dengan kualitas beras kepala 75.73 persen dan

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

33

broken 12.52 persen. c). PPB memiliki kinerja rendemen sebesar 61.48

persen dengan kualitas beras kepala 82.45 persen dan broken 11.97

persen (Novianti, 2010).

2.3 Jenis – jenis Penggilingan Padi

Menurut ( Widodo 2005 ), penggilingan padi memiliki perean yang

sangat penting dalam sistem agribisnis padi/perberasan di Indonesia.

Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi,

pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga

merupakan mata rantai penting dalam suplai beras beras nasional yang

dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan

beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung

ketahanan pangan nasional.

Berdasarkan tingkat teknologi, penggilingan padi dapat

dikelompokkan menjadi lima, yaitu penggilingan padi sederhana, kecil,

besar, pengolahan padi terpadu, dan country elevator (Patiwiri, 2008):

a. Penggilingan padi besar (PPB)

Penggilingan padi besar (PPB) adalah unit peralatan teknik yang

merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan utuh

yang berfungsi pengolah gabah menjadi beras dengan kapasitas lebih

besar dari 2 ton GKG per jam. Sistem pengolahan ini minimal harus

melalui empat proses utama yaitu proses pembersihan gabah, proses

pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan beras pecah kulit dan

proses pemutihan beras pecah kulit secara berulang dua sampai empat

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

34

kali. Bahkan umumnya penggilingan padi besar dilengkapi dengan

peralatan tambahan berupaelevator, pemisah batu (destoner), pemisah

menir (sifter), pengelompokan kualitas beras (grader), bak penampungan

beras berdasarkan tingkat kepatahan , pengepakan dan siklon sebagai

tempat penampungan bekatul. Unit penggilingan padi besar sering disebut

Rice Milling Plant (pabrik penggilingan padi).

b. Penggilingan Padi Menengah/Sederhana (PPS)

Penggilingan padi sederhana (PPS), adalah unit peralatan teknik

yang berfungsi sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras, baik

berupa satu unit sendiri maupun berupa gabungan dari beberapa mesin,

dimana proses satu dengan yang lain dihubungkan oleh proses

pemindahan bahan dengan menggnakan tenaga manusia. Dikatakan

sederhana karena teknologi yang digunakan sudah dikenal sejak mulai

adanya mesin penggilingan padi sederhana sampai saat ini secara turun-

temurun tidak mengalami perubahan yang berarti. Beberapa jenis

penggilingan padi sederhana antara lain :

a) Tipe Engelberg

Mesin tipe engelberg merupakan mesin pertama yang dikenal

sebagai mesin pengolah gabah menjadi beras. Sebagai tahap pertama

mesin ini berfungsi sebagai pengupas kulit gabah sehingga menjadi beras

pecah kulit dan sekam. Selanjutnya dengan mesin yang sama, beras

pecah kulit disosh agar menajdi beras putih. Keuntungan mesin ini adalah

sangat sederhana dan mudah dioperasikan, sedangkan kelemahannya

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

35

adalah menghasilkan beras dengan kualitas kurang baik dengan tingkat

butir patah sangat tinggi.

b) Kombinasi beberapa mesin

Mesin ini merupakan pengembangan dari mesin tipe engelberg,

dimana fungsi sebagai pengupas kulit gabah diganti dengan husker, baik

itu under runner maupun tipe rubber roll, sedangkan tipe pemutih bisa

menggunakan mesin engelberg atau diganti dengan mesin tipe vertical

abrasive atau tipe horizontal abrasive. Pada perkembangan selanjutan,

para pengusaha penggilingan padi melakukan beberapa kombinasi mesin

sehingga dapat menghasilkan beras dengan kualitas yang lebih baik.

Untuk meningkatkan kualitas hasil pengolahan padi, para pengusaha

menambahkan peralatan yang umumnya buatan lokal, di antaranya

aspirator (pemisah kotoran dari gabah) dan ayakan sederhana yang

berfungsi sebagai pembersih awal sebelum gabah dimasukan ke dalam

husker. Selanjutnya setelah keluar dari polisher, beras diayak dengan

ayakan sederhana yang berfungsi memisahkan menir.

c. Penggilingan Padi Kecil (PPK)

Penggilingan padi kecil (PPK) adalah unit peralatan teknik yang

merupakan gabungan dari beberapa mesin menjadi satu kesatuan yang

utuh yang berfungsi sebagai pengolah gabah menjadi beras dengan

kapasitas lebih kecil dari 2 ton GKG per jam. Sistem PPK dapat

dikelompokan menjadi dua yaitu tipe sedrhana dan tipe lengkap.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

36

Pada tipe lengkap terdapat empat proses yaitu pembersihan

gabah, proses pecah kulit, proses pemisahan gabah dengan beras pecah

kulit dan proses pemutihan beras pecah kulit serta pemindahan bahan

antar mesin menggunakan elevator. Meskipun peralatan yang digunakan

telah dikategorikan lengkap, namun peralatan yang digunakan masih

sederhana. Tipe ini juga sering disebut Rice Milling Unit (RMU).

d. Pengolahan Padi Terpadu (PPT)

Pengolahan padi terpadu (PPT) adalah unit peralatan teknik yang

merupakan gabungan dari unit proses pembersihan awal, pengeringan,

penyimpanan, penggilingan, pengepakan yang satu dengan yang lain

dihubungkan dengan e levator serta memiliki kapasitas besar. Sistem

pengolahan di PPT terbilang sangat komplek dan masing – masing

pabrikan mempunyai ciri khas tersendiri. Salah satu tipe proses yang

digunakan oleh PPT dari Korea adalah : (1) bagian pembersihan awal

dengan peralatan berupa intake hopper, precleaner, moisture

measurement dan hopper scale , (2) bagian pengeringan (dryer, cleaner)

,(3) bagian penyimpanan (square bin, drying and storage silo, grain

cooler), (4) bagian penggilingan (destoner, auto weigher, husker, closed c

ircuit chaff blower, paddy separator, brown rice conditioner, immature

separator, polishing machine, ritary sifter, cleaning machine ,color

sorter ,vibrator separator,length grader) dan (5) bagian pengepakan

(packing machine ), (Patiwiri, 2006).

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

37

e. Country Elevator (CE)

Country elevator merupakan penggilingan padi terpadu yang

berlokasi di tengah sentra produksi padi dan terintegrasi dengan areal

persawahan berskala besar, sehingga hasil panen padi langsung dibawa

ke tempat pengolahan tersebut. Kelebihan Country Elevator adalah dapat

mengurangi kegiatan dan biaya pengangkutan dan mengurangi biaya

pengemasan gabah setelah di panen (karung). Selain efisiensi

pengangkutan juga kualitas beras yang dihasilkan akan lebih baik karena

menggunakan teknologi yang lebih canggih dengan perangkat kontrol

pada setiap proses pengolahannya.

Ciri khas Country Elevator adalah skalanya yang besar dan

memiliki sistem transportasi berupa elevator yang juga dalam skala besar.

Elevator digeraklan dengan motor listrik serta dikendalikan dalam suatu

ruang kontrol. Selain mengontrol kerja mesin-mesin, ruangan kontroljuga

dapat mengontrol kondisi kualitas gabah yang baru diterima, gabah yang

dikeringkan, gabah yang ada di silo penyimpanan serta beras pecah kulit

setelah melalui proses pengupasan.

Menurut Widowati (2001), dalam proses penggilingan padi menjadi

beras giling, diperoleh hasil samping berupa sekam (15-20 persen), dedak

atau bekatul (8-12 persen) dan menir (± 5 persen). Pemanfaatan hasil

samping tersebut masih terbatas, bahkan kadang-kadang menjadi limbah

dan mencemari lingkungan terutama di sentra produksi padi pada saat

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

38

musim penghujan. Secara umum hasil sampingan dari proses

penggilingan padi yaitu :

1. Sekam adalah hasil sampingan penggilingan padi tertinggi sehingga

memerlukan ruang yang luas untuk penampungan. Merupakan hasil

pertama dari proses penggilingan atau beras pecah kulit.

2. Dedak adalah hasil penyosohan pertama dengan ukuran relatif

kasar dan kadang - kadang masih tercampur dengan potongan

sekam.

3. Bekatul adalah hasil penyosohan kedua dengan ukuran lebih halus

dan sering digunakan untuk bahan pakan.

4. Menir adalah patahan beras berukuran kurang dari 1/3 bagian dari

beras utuh.

2.4 Penggilingan Padi Keliling

Penggilingan padi keliling merupakan teknologi pengolahan

pascapanen padi. Penggilingan padi ini merupakan modifikasi mobil yang

dilengkapi dengan mesin penggilingan padi. Fungsi dari penggilingan padi

berjalan sama seperti penggilingan padi menetap yaitu mengubah gabah

menjadi beras Perbedaan dari kedua penggilingan ini yaitu pada proses

pengolahanya penggilingan padi berjalan dapat dibawa berkeliling ke

tempat petani langsung dalam mengolah gabah yang mereka giling,

dan langsung mengolahnya di tempat petani tersebut. Sedangkan

penggilingan padi menetap, padi yang akan digiling harus melalui proses

pengangkutan gabah dari penyimpanan gabah petani ke lokasi

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

39

penggilingan menetap. Adapun mutu beras yang dihasilkan dari kedua

penggilingan ini umumnya sama. Namun ada beberapa faktor yang

menyebabkan hasil dari penggilingan padi berjalan dan menetap

mutu berasnya rendah, hal ini dikarenakan faktor mutu gabah dan kadar

air yang cukup tinggi dan mesingiling yang digunakan, sehingga

mempengaruhi mutu beras hasil gilingan (Warisno, 2014).

2.5 Penerimaan Usaha

Menurut (Husain, 2004) penerimaan adalah sejumlah uang yang

diterima dari penjualan produknya kepada pedagang atau langsung

kepada konsumen. Selain itu, penerimaan usaha juga merupakan nilai

dari hasil produksi dalam waktu tertentu dan merupakan hasil perkalian

antara jumlah produksi total dengan harga satuan dari produk tersebut.

Oleh sebab itu, besaran penerimaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu

jumlah produk yang dihasilkan dan harga dari produk tersebut. Secara

matematis, fungsi total penerimaan dapat dinyatakan sebagai berikut :

𝑇𝑇𝑅𝑅 = 𝑄𝑄 × 𝑃𝑃

Keterangan :

TR = Jumlah penerimaan yang diperoleh perusahaan (Rp)

Q = Jumlah produksi total yang dihasilkan dalam proses produksi (Rp)

P = Harga satuan dari produk yang dihasilkan (Rp)

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

40

2.6 Pendapatan Usaha

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari

pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang

masih bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan

pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan

sebagai income.

Menurut (Ramlan, 2006) pendapatan usaha adalah jumlah uang

yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari

penjualan produk atau jasa kepada pelanggan yang telah dilaksanakan

dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan

bersih dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang

telah mengalami pengurangan dari hasil produksi. Sedangkan pendapatan

kotor yaitu pendapatan dari hasil usaha dikurangi kebutuhan selama

mengadakan usaha serta penggunaan bahan bakar dan tenaga pembantu

lainnya. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya

suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan dan

apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak.

2.7 Biaya Usaha

Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung maksud dari

pemakai istilah tersebut. Mulyadi membedakan pengertian biaya ke dalam

arti luas dan arti sempit antara lain sebagai berikut (Mulyadi, 2012). Dalam

arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

41

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan

bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha untuk

memperoleh penghasilan.

Menurut Makeham dan Malcolm (2010) biaya dalam usahatani

dibagi menjadi :

• Biaya Tetap

Biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang selama satu periode akan

tetap jumlahnya. Biaya tetap sering juga disebut biaya kepemilikan

(owning cost). Biaya ini tidak tergantung pada produk yang dihasilkan dan

bekerja atau tidaknya mesin serta besarnya relatif tetap. Biaya-biaya yang

termasuk dalam biaya tetap antara lain biaya penyusutan, biaya bunga

modal, asuransi, pajak, dan biaya bangunan.

• Biaya Variabel

Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya-biaya yang

dikeluarkan pada saat alat dan mesin beroperasi dan jumlahnya

bergantung pada jam pemakaiannya (Pramudya dan Dewi, 1992). Apabila

jumlah satuan produk yang diproduksi pada masa tertentu naik, maka

jumlah biaya variabel juga naik. Perhitunngan biaya variabel dilakukan

dalam satuan Rp/jam. Contoh biaya yang termasuk biaya variabel dalam

suatu usaha penggilingan padi antara lain biaya bahan bakar dan

pelumas, biaya pemeliharaan dan perbaikan dan upah operator.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

42

• Biaya Total

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya tetap dengan

biaya tidak tetap yang dikeluarkan suatu perusahaan . Nilainya dinyatakan

dalam jumlah biaya per tahun atau biaya per jam.

2.8 Analisis Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha penggilingan padi keliling dihitung melalui

beberapa kriteria pengukuran kelayakan investasi, kriteria-kriteria tersebut

adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net

Benefit/Cost Ratio (Net B/C Ratio), Gross Benefit/Cost Ratio(Gross B/C

Ratio), (Kadariah, 2001).

• Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C Ratio merupakan ukuran ber-disconto manfaat yang

pertama dikenal (Gittinger, 1986). Net B/C Ratio adalah metode untuk

menghitung perbandingan antara jumlah present value penerimaan

dengan jumlah present value biaya. Proyek dikatakan layak bila Net B/C

Ratio lebih besar daripada satu, proyek dikatakan tidak untung bila Net

B/C Ratio lebih kecil dari satu dan proyek dikatakan tidak untung tidak rugi

(break event point) bila Net B/C Ratio sama dengan satu.

• Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai

sekrang (present value) dari manfaat dan biaya (Pramadya dan Dewi,

1992). Dengan demikian apabila NPV bernilai positif, maka dapat diartikan

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

43

besarnya keuntungan yang diperoleh dan sebaliknya, jika NPV bernilai

negatif menunjukan kerugian.

• Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat

pengembalian modal suatu proyek, yang nilainya dinyatakan dalam

persen per tahun. IRR atau yang sering disebut Discounted rate of return

adalah discount rate yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto

seluruh net cash flows dan salvage value yang sama dengan jumlah

present value yang sama dengan investasi proyek (Sutojo, 2006).

Nilai IRR merupakam nilai tingkat bunga dimana nilai NPV-nya

sama dengan nol. Jika nilai IRR ≥ discount rate, maka proyek layak

dijalankan namun jika nilai IRR ≤ discount rate, maka proyek tidak layak

dijalankan.

2.9 Peneltian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Limbong, 2014 dalam skripsi berjudul

“Analisis kelayakan usaha penggilingan Padi skala kecil” Dari hasil

penelitian didapatkan bahwa sumber bahan baku (gabah) usaha

penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten

Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara sebagian besar berasal dari

masyarakat lokal sekitar usaha penggilingan padi dengan rata-rata jumlah

gabah yang diolah adalah sebesar 85,4 ton gabah per tahun. Rata-rata

biaya produksi Rp 431.861.080 per tahun. Pendapatan rata-rata Rp

125.824.668 per tahun. Sedangkan untuk analisis kelayakannya di

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

44

peroleh rata-rata NPV sebesar 95.806.378, rata-rata Net B/C sebesar 1,3,

rata-rata IRR sebesar 24,7% serta rata-rata PP sebesar 3 tahun 1 bulan,

maka dengan mengetahui besar tingkat kelayakan yang telah dihitung

maka usaha penggilingan padi skala kecil di Kecamatan Tanjung Morawa

layak untuk diusahakan.

Menurut penelitian Wenna, 2014 dalam skripsi yang berjudul “

Analisis Usaha Penggiling Padi Keliling di Kelurahan Mamminasae,

Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang”, Penelitian menyimpulkan

bahwa usaha jasa penggilingan padi keliling sangat berperan dalam

kehidupan masyarakat tani yang ada di daerah sekitar baik dari segi

social, ekonomi, dan teknologi.

Menurut hasil penelitian Pradhana, 2011 dalam skripsi berjudul

“Analisisis Biaya dan Kelayakan Usaha Penggilingan Padi di desa

Cihideung ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten bogor” Dari hasil analisis

kelayakan finansial yang telah dilakukan, penggilingan padi milik Bapak H.

Sulaiman ini layak untuk dijalankan, Karena diperoleh hasil NPV = Rp

14,447,356,-, IRR = 27.03 % dan B/C ratio = 1.68. Usaha tersebut layak

karena memenuhi syarat NPV > 0, IRR > nilai discount rate (15%), dan

B/C Ratio > 1. Selain itu jumlah giling tahunan yang tinggi juga

mempengaruhi kelayakan dari suatu usaha penggilingan padi.

2.10 Kerangka Pemikiran

Usaha penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara

produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah/beras sehingga

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

45

merupakan mata rantai yang sangat penting dalam suplai beras. Namun

usaha penggilingan padi ini tidak lah dapat dioperasikan terus setiap hari

karena tanaman padi yang bersifat musiman, sehingga penggilingan padi

dapat beroperasi pada saat musim panen di sekitar wilayah

penggilingan padi tersebut.

Biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan usaha penggilingan

padi bukanlah sedikit atau tidak murah, karena penggilingan padi itu

sendiri menggunakan alat yang mahal ditambah lagi dengan biaya tenaga

kerja, biaya penyusutan, biaya bahan bakar serta oli dan biaya-biaya

lainnya yang berkaitan dengan kegiatan penggilingan padi keliling.

Pengusaha gilingan padi harus memperhitungkan biaya produksi agar

dapat memperoleh informasi berupa keuntungan yang diperoleh. Dengan

diketahuinya penerimaan dan biaya produksi maka akan dapat diketahui

pendapatan bersih yaitu dengan mengurangkan penerimaan dengan biaya

produksi yang dikeluarkan. Penerimaan pengusaha penggilingan padi

didapat dari hasil penggilingan gabah yakni jumlah gabah dikali dengan

harga penggilingan gabah perkilogram nya.

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

46

Adapun kerangka pikir pada penelitian ini dapat dijelaskan pada

Gambar berikut :

GABAH

Usaha Penggilingan Padi Keliling

Pendapatan Usaha

Total Biaya Usaha : Biaya tetap Biaya variabel

Penerimaan

Layak Tidak Layak

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir “Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Keliling”

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

47

2.11 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 Diduga Usaha pengilingan padi keliling di Desa Tumale,

Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu menguntungkan dari segi

pendapatan.

H2 Diduga Usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale,

Kecamatan ponrang, Kabupaten Luwu layak untuk dijadikan usaha.

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

48

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Peneltian

Penelitian ini dilakasanakan di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang,

Kabupaten Luwu, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan

secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa di desa ini

merupakan salah satu desa penghasil beras. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Oktober sampai November 2017.

3.2 Penentuan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik usaha

penggilingan padi keliling yang ada di Desa Tumale Kecamatan Ponrang,

Kabupaten Luwu. Karena jumlah populasinya 12 maka semua populasi

menjadi objek penelitian.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan Sumber Data yang akan digunakan dalama

penelitian ini adalah :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh lansung dari lokasi

penelitian berupa observasi maupun wawancara lansung.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga/instansi

terkait baik di provinsi maupun kabupaten yang berkaitan dengan

penelitian yang biasanya tersedia dalam bentuk laporan-laporan

tertulis dan dokumentasi lainnya.

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

49

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah

sebagaia berikut :

1. Observasi, pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan

dengan melihat lansung proses penggilingan padi yang dilakukan

oleh masyarakat daerah setempat dengan menggunakan mesin

jasa penggilingan padi keliling.

2. Wawancara, teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara

terstruktur dengan menggunakan bantuan kuisioner sebagai alat

atau pedoman bertanya. Wawancara ini bertujuan untuk

memperkuat apa yang telah diperoleh dari observasi sebelumnya.

Wawancara berpedoman pada pertanyaan yang telah disiapkan

sebelumnya dalam bentuk kuisioner sebagai alat pengumpulan

data dan hasil wawancara dicatat atau direkam.

3.5 Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif

untuk menghitung besar pendapatan dan layak atau tidaknya usaha.

Analisis Pendapatan :

Π = TR – TC = (∑Y. Hy) – (FC+VC)

Keterangan :

Π = Pendapatan (Rp)

TR = Total Penerimaan/Revenue (Rp)

TC = Total Cost (Rp)

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

50

∑Y = Jumlah Produksi (Kg)

Hy = Harga Produksi (Rp)

FC = Total Biaya Tetap/Fixed Cost (Rp)

VC = Total Biaya Variabel/Variabel Cost (Rp)

Analisis Kelayakan Usaha

• Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Nilai kriteria ini melihat perbandingan antara nilai penerimaan tunai

dengan nilai pengeluaran atau biaya tunai (Kadariah, 2001), yang dihitung

berdasarkan rumus :

Net B/C = ∑ 𝐵𝑡

(1 + 𝑖)𝑡𝑛𝑡=1

∑ 𝐶𝑡(1 + 𝑖)𝑡

𝑛𝑡=1

Keterangan :

Net B/C = Net Benefit Cost Ratio

Bt = benefit (penerimaan) bersih tahun t

Ct = cost (biaya) pada tahun t

i = tingkat suku bunga (%)

n = umur ekonomis PPKL (tahun)

Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika Net B/C ≥ 1, maka PPKL menguntungkan

2) Jika Net B/C < 1, maka PPKL tidak menguntungkan

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

51

• Net Present Value (NPV)

NPV dihitung berdasarkan selisih antara benefit dengan biaya

(cost) ditambah dengan investasi (Kadariah, 2001), yang dihitung

melalui rumus:

NPV = �(𝐵𝑡 − 𝐶𝑡)(1 + 𝑖)𝑡

𝑛

𝑡=0

Keterangan :

NPV = Net Present Value

Bt = benefit (penerimaan) bersih tahun t

Ct = cost (biaya) pada tahun t

i = tingkat suku bunga (%)

n = umur ekonomis mesin penggilingan padi keliling

Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika NPV > 0, maka PPKL layak untuk diusahakan

2) Jika NPV = 0, maka PPKL dalam keadaan titik impas (BEP)

3) Jika NPV < 0, maka PPKL tidak layak untuk diusahakan

• Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan suatu tingkat bunga yang

menunjukkan NPV sama dengan jumlah seluruh investasi atau dengan

kata lain tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV sama dengan

nol (Kadariah, 2001). IRR dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

IRR = 𝑖′ +(𝑁𝑃𝑃𝑉′)

( 𝑁𝑃𝑃𝑉′ − 𝑁𝑃𝑃𝑉′′) ( 𝑖′′ − 𝑖′)

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

52

Keterangan :

IRR = Internal Rate of Return

NPV+ = NPV positif

NPV- = NPV negatif

i+ = tingkat suku bunga pada NPV positif

i- = tingkat suku bunga pada NPV negatif

Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika IRR > tingkat suku bunga, maka PPKL layak untuk diusahakan

2) Jika IRR = tingkat suku bunga, maka PPKL dalam keadaan impas.

3) Jika IRR < tingkat suku bunga, maka PPKL tidak layak untuk

diusahakan.

3.6 Konsep Operasional

Konsep operasional mencakup pengertian-pengertian atau

batasan-batasan yang digunakan untuk memeperjelas lingkup penelitian

dan memudahakan dalam menganalisa data yang berhubungan

dengan penarikan kesimpulan. Adapun konsep operasional

yang dimaksud adalah:

1. Pascapanen padi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh pemilik

usaha penggilingan padi keliling yang berada di Desa Tumale

Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu, setelah padi dipanen sampai

dipasarkan kepada konsumen dalam bentuk beras.

2. Gabah adalah bahan pangan pokok yang berasal dari padi dan

digiling setelah kulitnya keluar menjadi beras.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

53

3. Penggilingan padi Keliling yang ada di Desa Tumale Kecamatan

Ponrang Kabupaten Luwu merupakan teknologi pengolahan

pascapanen padi (RMU) yang merupakan modifikasi mobil yang

dilengkapi dengan mesin penggilingan padi.

4. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu selama proses produksi yang besarnya tidak

dipengaruhi banyaknya produksi yang dihasilkan.

5. Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu yang besarnya dipengaruhi oleh banyaknya

produksi yang dihasilkan.

6. Biaya Total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik

usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu yang terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

7. Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh pemilik usaha

penggilingan padi keliling dari penjualan produknya kepada pedagang

atau langsung kepada konsumen

8. Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau gross dalam modal

pemilik yang dihasilkan oleh pemilik usaha penggilingan padi keliling

di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.

9. Net B/C Ratio merupakan perbandingan antara nilai penerimaan tunai

dengan nilai pengeluaran atau biaya tunai.

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

54

10. NPV merupakan hasil hitung selisih antara benefit dengan biaya (cost)

ditambah dengan investasi.

11. IRR merupakan suatu tingkat bunga yang menunjukkan NPV sama

dengan jumlah seluruh investasi atau dengan kata lain tingkat suku

bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

55

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Dan Kondisi Geografis

Desa Tumale merupakan salah satu desa di Kecamatan Ponrang

yang terletak 2 Km kearah utara dari Kecamatan Ponrang dengan luas

wilayah ± 4,5 Km². Jarak dari Ibu Kota Kecamatan sekitar 3 km dan ke Ibu

Kota Kabupaten sekitar 27 km. Desa Tumale terdiri dari empat (4) dusun

yaitu dusun Padang Harapan, Tumale, Marampa’ dan Mataallo yang

dipimpin oleh Annas pada tahun 1989 – 2002, kemudian pada tahun

2002 – 2013 di Jabat Oleh Bapak Pilipus Kala’Padang, Selanjutnya untuk

Periode 2013 – 2019 Desa Tumale dipimpin oleh Bapak Buttu Emba.

Adapun batas-batas wilayah Desa Tumale sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Desa Buntu Kamiri

• Sebelah Timur : Desa Muladimeng

• Sebelah Selatan : Desa Olang dan Bassiang

• Sebelah Barat : Lura Padang Subur dan Lura Padang Sappa

Iklim Desa Tumale, sebagaimana desa-desa lain di wilayah

Indonesia Timur mempunyai iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut

mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di desa

Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.

4.2 Sarana Dan Prasarana Umum

Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

penyelenggarakan dan pengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan

budaya meliputi sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan dan olahraga.

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

56

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang

memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana

mestinya meliputi jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase,

persampahan dan air kotor. Sarana dan prasarana adalah merupakan

seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat

tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama,

yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak

dicapai (Suprihartoyo, 2009).

Suatu wilayah dapat dikatakan mengalami perkembangan jika

wilayah tersebut mempunyai sarana dan prasarana yang memadai,

sehingga penduduknya dapat menggunakannya sesuai dengan

kebutuhan mereka masing-masing. Sarana dan prasarana tersebut antara

lain sarana perhubungan, peribadatan, pemukiman dan pendidikan. Salah

faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses

pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana

pendidikan adalah salah satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu

sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.

Sarana dan prasarana adalah salah satu bagian input, sedangkan input

merupakan salah satu subsistem. Sarana prasarana sangat perlu

dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap bersaing

terhadap pesatnya teknologi (Nurmadiah, 2012).

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

57

Adapun Sarana dan Prasarana Umum Desa Tumale Kecamatan

Ponrang Kabupaten Luwu dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3. Sarana dan Prasaran Umum di Desa Tumale Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu Tahun 2017.

Sumber :Kecamatan Ponrang 2017.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa fasilitas sarana dan prasarana

umum yang ada di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu,

terdiri dari kantor Desa, Sarana pendidikan mulai dari Taman Kanak-

kanak (TK), sekolah dasar (SD) dan sekolah menegah pertama (SMP),

sarana peribadatan yang ada berupa mesjid dan gereja, selanjutnya ada

poskesdes sebagai wadah kesehatan masyarakat, poskesdes siap

melayani segala keluhan masyarakat mengenai kesehatan desa sebelum

penanganan lebih lanjut ke puskesmas lalu ke rumah sakit terakhir ada

jalan desa dan jalan tani.

4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi menurut umur dan jenis kelamin ini sangat penting bagi

pemerintah sebuah negara untuk menentukan kebijakan kependudukan

No Sarana/ Prasarana

Jumlah (Unit/Km)

1 Kantor Desa 1 Unit 2 Mesjid 1 Unit 3 SMP - 4 Sekolah Dasar 1 Unit 5 Taman Kanak-kanak 3 Unit 6 Poskesdes 1 Unit 7 Jalan Desa 8 Km 8 Gereja 4 Unit 9 Jalan Tani 18 Km

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

58

mereka untuk beberapa tahun ke depan. Komposisi menurut umur

biasanya dijabarkan dalam kelompok-kelompok umur 5 tahun, sedangkan

menurut jenis kelamin adalah laki-lki dan perempuan. Komposisi

penduduk menurut jenis kelamin didasarkan atas jenis pria dan wanita.

Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di

daerah/negara tertentu pada tahun tertentu disebut perbandingan jenis

kelamin (Karsinoma, 2011).

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kemampuan kerja dan juga sangat menentukan dalam

klasifikasi pembagian kerja. Perempuan turut aktif dalam dunia kerja, yang

mematahkan anggapan bahwa masyarakat Indonesia masih berpola pikir

tradisional dimana laki-laki merupakan tulang punggung keluarga yang

seharusnya bekerja sedangkan perempuan dianggap membantu dan

seolah-olah tidak diwajibkan untuk bekerja (Karsinoma, 2011).

Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa

Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dapat dilihat pada

Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tumale Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu Tahun 2017.

No Dusun Kartu Keluarga Perempuan Laki-laki Jumlah

(Jiwa) 1 Padang Harapan 105 258 246 504 2 Tumale 96 258 267 525 3 Marampa’ 95 218 221 439 4 Mataallo 96 292 224 396

Jumlah 392 1026 958 2377 Sumber : Kecamatan Ponrang 2017.

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

59

Tabel 4 memperlihatkan bahwa Jumlah penduduk berdasarkan

jenis kelamin di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

sebesar 2.377 jiwa dengan perbandingan laki-laki 958 dan perempuan

1.026 Dalam melakukan kegiatan pembangunan di Desa Tumale,

pelibatan pekerjaan di dominasi oleh kaum laki-laki mulai dari tahapan

perencanaan, survey pelaksanaan pekerjaan sampai pada tingkat

pemeliharaannya. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya asumsi

sebahagian masyarakat bahwa kaum perempuan tugasnya mengurusi

urusan dalam rumah tangga seperti mencuci, memasak, mengurus rumah

dan mengurus keperluan suami dan anak.

4.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian atau pekerjaan merupakan hal yang sangat

penting bagi manusia, karena tanpa pekerjaan kita akan mengalami

kesulitan dalam hidup kita. Kitamemiliki akal dan kebijaksanaan, dengan

kebijaksanaan kita dapat mengembangkan kemampuan, memperbaiki,

membuat sesuatu atau memilih pekerjaan yang kita inginkan.

Memilih pekerjaan yang akan kita kerjakan adalah penting sekali bila salah

memilih perkerjaan, kita akan merasa selalu tidak puas dan menderita

(Cornelius, 2013).

Berdasarkan data sekunder jumlah penduduk Desa Tumale dapat

dikelompokkan berdasarkan mata pencaharian, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 5 berikut:

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

60

Tabel 5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tumale Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu Tahun 2017.

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

1 Pegawai Negeri Sipil 25 2 Pensiunan 14 3 Petani 456 4 Pedagang 57 5 Buruh Bangunan 8 6 Tukang Batu 13 7 Tukang Kayu 19 8 Buruh Tani 350 9 Sopir 18 10 Tukang Ojek 2 12 Tidak Bekerja 386 Jumlah 1.580

Sumber : Kecamatan Ponrang 2017.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa mata pencaharian penduduk di

Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu relatif bervariasi

yaitu, yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 456 jiwa,

pegawai negeri sipil 25 jiwa dan pensiunan sebanyak 14 jiwa, pedagang

sebanyak 57 jiwa, tukang batu 13 jiwa dan tukang bangunan 8 jiwa,

tukang kayu 19 jiwa, buruh tani sebanyak 350 jiwa dan sopir 18 jiwa,

tukang ojek 2 jiwa serta yang tidak bekerja sebanyak 386 jiwa. dan yang

mempunyai mata pencaharian terbanyak yaitu bekerja di bidang pertanian

sebanyak 456 jiwa dibandingkan dengan mata pencaharian lainnya. Hal

ini disebabkan karena luasnya lahan untuk sawah dibandingkan luas

permukiman dan lain-lain. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan

ada penduduk yang menekuni lebih dari satu pekerjaan.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

61

4.5 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan

kelakuan individu. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek-aspek lainnya terhadap

interaksi sosial. Umumnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para

petani merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengelolaan

usahataninya. Walaupun seseorang memiliki kemampuan fisik yang

memadai tetapi tidak ditunjang dengan pengetahuan maka usaha yang

dikelola tidak akan mengalami peningkatan, dimana makin tinggi tingkat

pendidikan petani maka makin banyak pula informasi-informasi yang

dapat dicerna sehubungan dengan peningkatan produksi usahataninya.

Hampir segala sesuatu yang kita alami merupakan hasil hubungan kita di

rumah, sekolah, tempat pekerjaan, dan sebagainya (Syamrilaode, 2010).

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau

buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal

tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab

dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus

bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Yogo, 2011).

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

62

Adapun keadaan sarana pendidikan di Desa Tumale Kecamatan

Ponrang, Sulawesi Selatan dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel. 6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Tahun 2017.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)

1 TK 20 2 SD 237 3 SLTP 214 4 SLTA 389 5 SARJANA 54 6 Tidak Sekolah 289

Jumlah 1.203 Sumber : Kecamatan Ponrang 2017.

Tabel 6 memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan penduduk di

Desa Tumale sebanyak 20 jiwa yang mengenyam pendidikan sampai di

bangku TK , sebanyak 237 jiwa yang duduk di bangku sekolah dasar

(SD), sebanyak 389 jiwa yang mengenyam pendidikan formal di bangku

SMA/SLTA, sebanyak 214 jiwa yang mengenyam pendidikan sampai

tingkat SLTP dan sebanyak 54 jiwa yang mengenyam pendidikan sampai

perguruan tinggi sedangkan yang sama sekali tidak duduk di bangku

pendidikan sebanyak 289 jiwa. Keadaan ini memperlihatkan bahwa tingkat

pendidikan di Desa Tumale masih relarif rendah karena terlihat yang

duduk sampai di bangku universitas hanya 54 jiwa.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

63

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Pemilik Usaha

Identitas seseorang menggambarkan kondisi atau keadaan serta

status orang tersebut. Identitas seorang pemilik usaha penting untuk

diketahui sudah berapa lama ia bekerja dalam bidang usaha penggilingan

padi keliling. Identitas pemilik usaha meliputi umur, tingkat pendidikan,

lama berusaha, jumlah tanggungan keluarga dan asal modal usaha.

Identitas seorang informan dapat memberikan informasi tentang keadaan

suatu usaha yang didirikannya terutama dalam peningkatan produksi serta

pendapatan yang mereka peroleh.

Tabel 7. Identitas Pemilik Usaha Penggilingan padi keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Nama Pemilik Usaha

Umur (thn) Pendidikan

Jumlah Tangg. (Org)

Modal Usaha

Lama Usaha (Thn)

1 Hasriadi ,S.kom 27 S1 2 Sendiri 1 2 Sukrianto 39 SD 3 Sendiri 2 3 Mansur 40 SD 3 Pinjaman 2 4 Sana’ 57 SMP 3 Sendiri 3 5 Amir Maulana 35 SMA 4 Sendiri 2 6 Budiman 59 SD 6 Sendiri 2 7 Naing 38 SMP 4 Sendiri 3 8 Suharmin 40 SD 3 Sendiri 2 9 Bakri 57 SMP 6 Sendiri 1 10 Saddang 42 SMA 4 Pinjaman 2 11 H.Mahmud 60 SMP 4 Sendiri 4 12 Restu 48 SMP 5 Sendiri 2

Jumlah 542 - 47 - 26

Rata-rata 45 - 4 - 2

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

64

5.1.1 Umur

Umur merupakan tingkatan nilai usia yang dimiliki seseorang.

Dalam bidang pertanian tingkatan umur merupakan faktor penting,

semakin muda umur kekuatan untuk berproduksi lebih maksimal.

Banyaknya kegiatan yang dilakukan seseorang tergantung pada umur

yang dia miliki. Umur manusia dapat dikategorikan menjadi dua sifat yaitu

usia produktif (15 sampai 65 tahun) dan usia non-produktif (0 sampai 14

tahun dan 65 tahun ke atas). Umur seseorang akan mempengaruhi fisik

bekerja dan cara berpikir (Wirosuhadjo, 2011). Adapun Tingkat umur

pemilik usaha di Desa Tumale Kecamatan Ponrang.

Tabel 8. Rata - rata Umur Pemilik Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Kisaran Umur (Tahun)

Jumlah Orang %

1 25 – 39 6 50,0 2 40 – 59 5 41,7 3 60 – 69 1 8,3

Total 12 100

Tabel 8 memperlihatkan kisaran rata-rata umur pemilik usaha,

dimana pemilik usaha yang berumur kisaran 25 – 39 tahun berjumlah 6

orang dengan presentase yaitu 50%, umur responden pemilik usaha

kisaran 40 – 59 tahun berjumlah 5 orang dengan presentase 41,7%,

selanjutnya untuk responden pemilik usaha yang berumur 60 – 69 tahun

berjumlah 1 orang dengan presentase 8,3%. Hal ini memperlihatkan

bahwa rata-rata pemilik usaha masih sangat tergolong produktif.

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

65

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Peranan sektor pendidikan bagi suatu penduduk atau masyarakat

sangat menentukan dalam rangka mencapai kemajuan bidang kehidupan,

utamanya peningkatan kesejahteraanya. Tingkat pendidikan seseorang

merupakan salah satu indikator yang mencerminkan kemampuan

seseorang untuk dapat melakukan dan menyelesaikan suatu jenis

pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu

orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memilih pekerjaan yang

lebih baik dalam jumlah dan mutu dibandingkan mereka yang

berpendidikan lebih rendah. Tingkat pendidikan pemilik usaha

pengilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten

Luwu dapat dilihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Pemilik Usaha Jasa Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Tingkat Pendididkan

Jumlah Orang %

1 SD 4 33,3 2 SMP 5 41,7 3 SMA 2 16,7 4 Sarjana/S1 1 8,3

Total 12 100

Tabel 9 memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan pemilik usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten

Luwu dari jumlah 12 pemilik usaha terdiri dari 4 orang yang duduk sampai

di bangku sekolah dasar dengan presentase sebesar 33,3%, yang duduk

di sekolah menengah pertama dengan persentase 41,7% sebanyak 5

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

66

orang, dengan presentase 16,7% berjumlah 2 orang saja yang duduk di

bangku sekolah menengah dan selanjutnya responden yang duduk

sampai pendidikan perguruan tinggi hanya 1 orang dengan

presentase 8,3%. Dari penjelasan diatas dapat di ketahui bahwa tingkat

pendidikan formal rendah maupun tingkat pendidikan yang tinggi tidak

terlalu mempengaruhi pendapatan usaha penggilingan namun yang

hanya diperlukan adalah keahlian dan skill yang bagus

dibidang penggilingan padi.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga yang cukup banyak mendorong pemilik

usaha untuk meningkatkan produksi usahanya dan kemungkinan tenaga

kerja keluarga juga lebih banyak. Tanggungan keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang biaya hidupnya ditanggung oleh kepala keluarga

yang terdiri atas pembudidayaan responden itu sendiri sebagai kepala

keluarga, suami/istri, anak-anak, dan tanggungan lainnya yang tinggal

seatap dan sedapur. Jumlah anggota keluarga yang besar tidak

selamanya merupakan modal bagi keluarga tetapi juga dapat menjadi

beban bagi keluarga sebab tidak semua anggota keluarga merupakan

tenaga yang produktif. Adapun jumlah tanggungan pemilik usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten

Luwu di lihat pada Tabel 10 berikut:

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

67

Tabel 10. Rata -rata Jumlah Tanggungan Keluarga Pemilik Usaha Penggilingan Padi di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu,2017.

No Tanggungan Keluarga (Org)

Jumlah Orang %

1 2 2 8,33 2 4 4 25 3 5 3 8,33 4 6 3 16,7

Total 12 100

Tabel 10 memperlihatkan bahwa jumlah tanggungan keluaraga

pemilik usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan

Ponrang Kabupaten Luwu terdiri dari 2 keluarga yang memiliki

tanggungan sebanyak 2 orang, yang memilki tanggungan keluarga

sebanyak 4 orang adalah 4 keluarga serta yang memilki tanggungan

keluarga sebanyak 3 orang adalah pemilik usaha nomor 3 dan 4. Jumlah

tanggungan keluarga juga merupakan salah satu faktor penting yang

dapat mempengaruhi cara responden dalam mengelola usahanya.

Semakin besar tanggungan keluarganya berarti semakin besar beban

yang harus ditanggung untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

5.1.4 Lama Berusaha Penggiling Padi Keliling

Pengalaman atau lamanya seseorang menekuni suatu bidang

kegiatan akan memepengaruhi kemampuan individu tersebut dalam

bidang yang ditekuninya. Begitu juga dengan pekerjaan, semakin lama

seseorang menekuni bidang pekerjaannya maka kemampuannya dalam

mengerjakan pekerjaan tersebut semakain ahli dan akan meningkatakan

produktivitasnya terhadap pekerjaan tersebut. Demikian juga terhadap

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

68

usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu, pekerjaan responden sebagai sebagai pemilik usaha

atau pekerja maka akan meningkatakan keahlian responden khususnya

dalam bidang penggilingan padi. Tabel berikut akan memperlihatkan lama

pengalaman usaha pemilik penggilingan padi keliling di Desa Tumale

Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.

Tabel 11. Rata - rata Lama Pemilik Berusaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Lama Usaha (Tahun)

Jumlah Orang %

1 1 2 16,7 2 2 7 58,3 3 3 2 16,7 4 4 1 8,3

Total 12 100

Tabel 11 memperlihatkan bahwa pengalaman pemilik usaha

menjalankan usaha penggilingan padi keliling ditempat penelitian sangat

bervariasi mulai dari 1–5 tahun, Dari 12 pemilik usaha sebanyak 7 Orang

pemilik usaha yang memiliki pengalaman usaha selama 2 tahun, jadi

dapat disimpulkan bahwa pemilik usaha penggilingan padi keliling belum

cukup lama menjalankan usaha jasa penggilingan keliling.

5.2 Aktivitas Usaha Penggilingan

Kegiatan usaha penggilingan padi di Desa Tumale Kecamatan

Ponrang Kabupaten Luwu umumnya setiap hari dimulai dari menuju ke

lokasi bahan baku gabah seringkali pemilik usaha penggilingan akan

mempriotitaskan pelanggan tetap mereka yang telah menghubungi lebih

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

69

awal menggunakan sambungan komunikasi, kemudian setelah sampai

pada lokasi pelanggan maka bahan baku gabah akan diproses menjadi

beras siap kemas. Selanjutnya pada aktivitas penjualan hasil produksi

berupa beras dan produk sampingan lainnya sampai ke konsumen

biasanya untuk konsumen pedagang pengecer akan membeli beras sekali

dalam satu minggu namun untuk masyarakat sekitar lokasi pemilik usaha

dapat setiap hari membeli beras untuk konsumsi sehari-hari . Aktivitas

tersebut dapat berlangsung setiap hari dan sepanjang tahun selama

bahan baku petani maupun masyarakat tersedia sepanjang tahun.

Usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan

Ponrang Kabupaten Luwu umum nya masih mengandalkan hasil

pertanian masyarakat sekitar sebagai sumber bahan baku gabah untuk

diolah. Setiap wilayah kecamatan maupun desa memiliki waktu panen

yang berbeda-beda maka hampir dikatakan setiap harinya penggilingan

padi keliling tetap beroperasi.

5.2.1 Kapasitas Produksi Mesin Penggilingan

RMU (Rice milling unit) merupakan jenis mesin penggilingan padi

generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses

pengolahan menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one

pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasiatas giling kecil yaitu

antara 0,2 hinga 1.0 ton/jam. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai

mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

70

terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang

kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal.

Dalam penelitian ini, rata-rata mesin yang digunakan oleh pemilik

usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupten Luwu adalah merek Kubota buatan Indonesia, mesin

penggerak ini memiliki daya maksimum 60-80 PK. Selanjutnya, merek

Chang Fa Hwang buatan China bertipe CFZS 1115G dengan

daya 40 PK atau 4000 RPM.

Dari Tabel 12 dapat dilihat rata-rata jumlah produksi beras per

Tahun untuk setiap pemilik usaha penggilingan padi keliling di Desa

Tumale, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu pada tahun 2017.

Tabel 12. Rata - rata Jumlah Produksi Beras Per tahun Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Nama Pemilik Usaha Beras (Kg)

1 Hasriadi ,S.kom 25920 2 Sukrianto 32400 3 Mansur 35640 4 Sana’ 31920 5 Amir Maulana 27540 6 Budiman 33600 7 Naing 30780 8 Suharmin 29160 9 Bakri 30600

10 Saddang 37260 11 H.Mahmud 27540 12 Restu 35640

Total 378000 Rata-Rata 31500

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

71

Tabel 12 memperlihatkan kapasitas produksi mesin giling pada

penggilingan padi keliling yang ada di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu sebesar rata-rata 31500 kg per tahun . Dalam penelitian

ini, kapasitas penggilingan padi keliling terendah sebesar 25 ton per

tahun, sedangkan yang tertinggi sebesar 35 ton beras per tahun.

Sedangkan rendemen giling beras pada penggilingan padi keliling di

tempat penelitian rata-rata berkisar 55-60%. Rendahnya rendemen giling

beras biasanya disebabkan karena adanya beras maupun gabah yang

tercecer selama proses kegiatan penggilingan berlansung, beras yang

tertinggal dalam mesin, serta intensitas penyosohan yang terlalu tinggi

sehingga menghasilkan terlalu banyak sekam dan bekatul.

5.2.2 Pengolahan Gabah menjadi Beras

Aktivitas usaha penggilingan gabah menjadi beras dilakukan pada

saat gabah kering dengan kadar air yang diinginkan telah diperoleh.

Proses pengolahan gabah dilakukan melalui beberapa tahap.

Untuk proses tahap pengolahan gabah menjadi beras dapat

dilihat pada Gambar 2.

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

72

Gambar 2. Proses Pengolahan Gabah Menjadi Beras Menggunakan

RMU(Rice Milling Unit)

Proses pengolahan gabah menjadi beras melalui mesin RMU yang

ada di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu terbilang

praktis, karena gabah yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke

mesin RMU (rice milling unit) dan keluarannya berupa beras siap dikemas.

Di dalam RMU sesungguhnya terdapat 2 bagian mesin yang

berperan dalam proses pengolahan gabah menjadi beras yaitu mesin

husker yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian

mesin ini yang berfungsi memisahkan beras pecah kulit (BPK) dan gabah

dari sekam lalu membuang sekamnya, kemudian mengeluarkan gabah

Dedak Sekam

Gabah Kering Panen

RMU (Pemecahan kulit, pemisahan gabah dan

kulit, penyosohan beras serta pemisahan beras

utuh dan menir)

Penimbangan

Beras Siap Kemas

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

73

yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, selanjutnya

yang ke 2 mesin polisher, bagian mesin ini berfungsi melakukan proses

penyosohan yang menghasilkan beras putih (beras utuh, beras kepala,

beras patah dan beras menir). Kesemua mesin ini dikemas dalam satu

mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan.

Mesin penunjang berupa elevator juga turut andil sebagai wadah

aliran gabah/beras.

Untuk penjualan hasil produksi dari aktivitas penggilingan padi

keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

menghasilkan produk utama berupa beras dan produk sampingan seperti

dedak atau bekatul dan menir/jintai. Rata-rata harga jual beras di tempat

usaha penggilingan yaitu Rp 7.500,- per kg. Rata-rata pemilik usaha

penggilingan padi keliling pada penelitian ini menjual atau

mendistribusikan beras melalui pedagang eceran yang merupakan

pelanggang tetap usaha penggilingan kemudian pedagang eceran yang

membeli beras akan menjual kembali dengan harga Rp 8.000,- dipasaran,

namun masyarakat sekitar juga dapat lansung membeli beras di tempat

penggilingan meskipun dengan skala kecil untuk konsumsi rumah

tangga sehari-hari.

Sedangkan produk samping yang mampu memberikan kontribusi

tambahan dalam penerimaan penggilingan padi keliling berupa dedak

atau bekatul dan menir atau biasa disebut juga jintai (broken). Dedak atau

bekatul dijual rata-rata seharga Rp 130.000,- per karung, dedak/bekatul

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

74

biasanya dalam seminggu sekali dibeli oleh pengusaha peternak bebek

yang sudah menjadi langganan tetap dan digunakan sebagai pakan

ternak. sedangkan menir/jintai di jual dengan harga rata-rata Rp 3.000,-

per kg. Untuk jintai sendiri biasa diolah menjadi berbagai jenis makanan

tradisional.

5.3 Analisis Biaya Usaha

Biaya Usaha merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh

pemilik usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan

Ponrang Kabupaten Luwu untuk membiayai berbagai faktor produksi

dalam kegiatan usaha, terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

5.3.1 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik

usaha yang besarnya tidak dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan.

Komponen dalam biaya tetap yang dikeluarkan oleh pemilik usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabuptaten Luwu meliputi biaya penyusutan Alat dan biaya Pajak.

Adapun peralatan yang digunakan dalam proses produksi

penggilingan padi keliling di tempat penelitian yaitu berupa mesin

penggilingan, mobil pick up, penjahit karung, terpal, baskom, gerobak,

timbangan, kipas angin dan ayakan beras. Berikut Tabel total biaya

penyusutan alat setiap responden pemilik usaha penggilingan padi keliling

di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

75

Tabel 13. Biaya Penyusutan Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Nama Pemilik Usaha Total NPA (RP/Thn)

1 Hasriadi ,S.kom 1,112,452 2 Sukrianto 1,099,762 3 Mansur 1,138,571 4 Sana’ 1,107,033 5 Amir Maulana 753,500 6 Budiman 1,215,321 7 Naing 982,500 8 Suharmin 675,000 9 Bakri 990,000

10 Saddang 1,113,548 11 H. Mahmud 543,500 12 Restu 1,027,083

Jumlah 11,758,271

Tabel 13 memperlihatkan biaya penyusutan alat pada penggilingan

padi keliling di desa Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

adalah sebesar Rp 11,758,271,- ,dimana pemilik usaha no 6 memiliki

biaya penyusutan alat tertinggi sebesar Rp 1,215,321,- sedangkan

untuk responden yang memiliki biaya penyusutan terendah sebesar

Rp 543,500,- yaitu pemilik usaha no 11.

Berikut disajikan mengenai rata-rata biaya tetap yang keluarkan

setiap pemilik usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale

Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu selama satu tahun produksi.

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

76

Tabel 14. Rata–rata Biaya Tetap Per tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Biaya Tetap Total Nilai

(Rp) NPA (Rp) Pajak (Rp) 1 1,112,452 99,996 1,212,448 2 1,099,762 99,996 1,199,758 3 1,138,571 99,996 1,238,567 4 1,107,033 99,996 1,207,029 5 753,500 99,996 853,496 6 1,215,321 99,996 1,315,317 7 982,500 99,996 1,082,496 8 675,000 99,996 774,996 9 990,000 99,996 1,089,996

10 1,113,548 99,996 1,213,544 11 543,500 99,996 643,496 12 1,027,083 99,996 1,127,079

Jumlah 11,758,270 1,199,952 12,958,222 Rata-rata 979,856 99,996 1,079,852

Tabel 14 memperlihatkan total biaya tetap yang dihitungi meliputi

nilai penyusutan pajak dan mesin serta peralatan pada usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten

Luwu, untuk biaya penyusutan alat sebesar Rp 979,856,- per tahun serta

biaya penyusutan pajak yaitu sebesar Rp 99,996,- per tahun, sehingga

rata-rata biaya tetap per usaha penggilingan padi keliling sebesar

Rp 1.079.852,- per satu tahun produksi.

5.3.2 Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai

dengan jumlah produk yang dihasilkan. Dalam hal ini semakin

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

77

banyak produk yang dihasilkan, maka semakin besar pula jumlah

variabel yang dikeluarkan.

Adapun komponen biaya variabel yang dikeluarkan oleh pemilik

usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu yaitu meliputi karung, solar, bensin, rokok serta upah

tenaga kerja. Berikut disajikan Tabel rata-rata biaya variabel setiap pemilik

usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu Per tahun.

Tabel 15. Rata–rata Biaya Variabel Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Jenis Biaya Nilai (Rp/Thn)

1 Karung 1,440,000 2 Solar 18,797,500 3 Bensin 16,139,200 4 Rokok 17,265,000 5 Upah Tenaga Kerja 72,000,000

Jumlah 125,641,700

Tabel 15 memperlihatkan bahwa total biaya variabel pada usaha

penggilingan padi di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

yaitu sebesar Rp 125,641,700,- per tahun, dari beberapa jenis biaya

variabel diatas dapat kita simpulkan bahwa upah tenaga kerja paling

berpengaruh dalam biaya variabel dan seperti yang kita ketahui tenaga

kerja merupakan faktor yg sangat berperan dalam proses aktivitas

penggilingan padi keliling. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya tetap dan

biaya variabel dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

78

5.2.3 Total Biaya Usaha

Berdasarkan penjelasan tentang biaya diatas, maka dapat dihitung

total biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha penggilingan padi di Desa

Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu yang terdiri dari biaya tetap

dan biaya variabel, berikut rata-rata total biaya per usaha penggilingan.

Tabel 16. Total Biaya Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu 2017.

No Jenis Biaya Nilai (Rp/Thn)

1 Biaya Tetap 1,079,852 2 Biaya Variabel 125,641,700 Jumlah 126,721,552

Tabel 16 memperlihatkan total biaya usaha penggilingan padi

keliling padi di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu yaitu

sebesar Rp 126.721.552,- per tahun, terdiri dari biaya tetap sebesar

Rp 1.079.852,-, dan biaya variabel sebesar Rp 125.641.700,-. Untuk

jelasnya mengenai total biaya usaha penggilingan padi keliling dapat

dilihat pada lampiran 1.

5.3 Penerimaan

Penerimaan yang diperoleh penggilingan padi keliling di Desa

Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dalam melakukan aktivitas

usaha berasal dari hasil penjualan berupa produk utama dan produk

samping. Produk utama yang dihasilkan adalah beras, biaya jasa giling

yang diterapkan dibayar dengan menggunakan beras dengan

perbandingan 10 : 1, maksudnya untuk 10 kg beras yang dihasilkan, maka

upah jasa giling adalah 1 kg beras, sedangkan penerimaan dari produk

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

79

sampingan yang dihasilkan berupa dedak atau bekatul dan menir/jintai.

Untuk melihat penerimaan usaha penggilingan padi keliling dapat

dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Rata–rata Penerimaan Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu 2017.

Tabel 17 memperlihatkan bahwa total penerimaan rata-rata

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten

Luwu adalah sebesar Rp 274.161.000,- per tahun per usaha. Penerimaan

tersebut terdiri dari hasil penjual beras sebesar Rp 236.250.000,- per

tahun kemudian hasil penjualan dedak atau bekatul sebesar

Rp 30.420.000,- per tahun , dan penjualan jintai atau menir sebesar

Rp 7.491.000,- per tahun. Dapat kita lihat bahwa penerimaan dari hasil

produk sampingan penggilingan juga dapat memberikan kontribusi

pendapatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4.

5.4 Pendapatan Usaha

Pendapatan adalah keuntungan yang diperoleh dengan cara

mengurangi total penerimaan dengan total biaya, pendapatan Usaha

penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten

Luwu cukup bervariasi, karena lokasi bahan baku tiap penggilingan

No Keterangan Harga (Rp)

Jumlah(Kg/Krg)

Nilai (Rp/Thn)

1 P. Beras 7.500 (kg) 31500 (Kg) 236,250,000 2 P. Dedak/Bekatul 130.000 (krg) 234 (Krg) 30,420,000 3 P. Jintai/Menir 3.000 (kg) 2497 (Kg) 7.491,000

Jumlah - - 274,161,000

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

80

berbeda dan mempengaruhi jumlah pendapatan tiap usaha penggilingan

ini dikarenakan setiap desa memiliki waktu panen yang berbeda –beda.

Untuk melihat besarnya pendapatan usaha penggilingan padi keliling

dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Rata-rata Pendapatan Per Tahun Per Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu 2017.

No Jenis Biaya Nilai (Rp/Thn)

1 Penerimaan 274,161,000 2 Total Biaya Usaha 126,721,552

Jumlah 147,439,448

Tabel 18 memperlihatkan bahwa penerimaan lebih besar dari pada

total biaya usaha penggilingan padi di tempat penelitian, dimana rata-rata

penerimaan sebesar Rp 274.161.000,- dan rata-rata total biaya usaha

sebesar Rp 126.721.552,- oleh karena itu dapat diperoleh rata-rata

pendapatan bersih usaha yaitu sebesar Rp 147.439.448,- per tahun.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3.

5.5 Analisis Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha adalah kelyakan tentang layak tidaknya suatu

usaha penggilingan padi keliling yang dilaksanakan di desa Tumale

Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu dengan membandingkan

penerimaan dengan keseluruhan biaya.

Menjawab tujuan 2 (dua), apakah usaha penggilingan padi di Desa

Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu layak dan memperoleh

keuntungan, rugi atau impas maka digunakan analisis kelayakan investasi

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

81

dengan kriteria menghitung : (1) Net Present Value (NPV), (2) Benefit

Cost Ratio (B/C Ratio), (3) Rate of Return (IRR).

Tabel 19. Analisis Perhitungan NPV, Net B/C Ratio, IRR Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale, Kecamatan Ponrang, Luwu, 2017.

No Keterangan Nilai

1 NPV Rp. 658,682,140 2 Net B/C Ratio 1.2 3 IRR 46,29 %

Tabel 19 memperrlihatkan hasil perhitungan dimana nilai NPV

usaha penggilingan padi keliling di desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu sebesar Rp 658,682,140,-, yang menunjukkan bahwa

manfaat bersih atau keuntungan yang diperoleh dari penggilingan padi

keliling selama 8 tahun dengan tingkat diskonto 15 persen sebesar

Rp 658,682,140. Nilai tersebut lebih besar daripada nol atau bernilai

positif sehingga berdasarkan kriteria NPV, usaha penggilingan padi

keliling layak untuk dijalankan. Sementara itu nilai Net B/C yang dihasilkan

yaitu 1,2 menunjukkan bahwa setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan

untuk usaha penggilingan padi keliling memberikan keuntungan sebesar

1,2 satuan. Berdasarkan kriteria penilaian investasi apabila Net B/C lebih

dari satu maka usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sementara itu nilai

IRR usaha penggilingan padi keliling di desa Tumale sebesar 46,29

persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi

yang ditanamakan pada usaha penggilingan padi keliling di desa Tumale

sebesar 46,29 persen. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat diskonto yang

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

82

ditentukan sebesar 15 persen. Sehingga berdasarkan kriteria penilai

investasi untuk IRR, usaha penggilingan padi keliling di desa Tumale

Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu layak untuk dijalanakan

hinggatingkat IRR sebesar 46,29 persen. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran 7.

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

83

VI. KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Kelayakan Usaha

Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapatan rata-rata usaha penggilingan padi keliling di Desa

Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu adalah sebesar

Rp 147.439.448,- per tahun.

2. Usaha penggilingan padi keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang

Kabupaten Luwu masuk kriteria layak untuk diusahakan dengan

nilai NPV sebesar Rp 658,682,140 , Net B/C sebesar 1,2,

dan IRR sebesar 46,29%.

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

84

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka

adapun saran-saran yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Karena usaha penggilingan padi keliling dapat menjadi mata

pencaharian bagi masyarakat dan menghasilkan pendapatan maka

diharapakan kepada masyarakat yang memiliki usaha untuk dapat

mengembangkan usaha penggilingan padi keliling agar dapat

membuka lapangan kerja bagi masyarakat.

2. Karena penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan maka

diharapakan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti kajian ini dan

mengembangkannya.

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

85

DAFTAR PUSTAKA

Adhitya Yudha Pradhana, 2011 .Analisis Biaya dan Kelayakan Usaha Penggilingan Padi di desa Cihideung ilir, Kecamatan Ciampea, Kabupaten bogor [skripsi].Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). 2017. Luwu Dalam Angka .Kabupaten Luwu.

Indriani. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Mobile Di Kecamatan Pantai Labu Dan Kecamatan Pantai Cermin. [skripsi].Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Kadariah.2001. Evaluasi Proyek: Analisa Ekonomi. Edisi ke-2. Lembaga Penerbit FE-UI.Jakarta.

Kartasapoetra. A.G. 2010. Teknologi Penanganan Pascapanen. Rineka Cipta . Jakarta.

Ismael Limbong.2004. Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Skala Kecil di Kecamatan Tanjung Morana, Kabupaten Delli Serdang, Propinsi Sumatera Utara.[Skripsi]. Programa Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Mulyadi. 1999. Akuntansi Biaya Edisi ke-5. Yogyakarta (ID): Aditya Media.

Novianti,E.2010. Kelayakan Investasi Usaha Penggilingan Padi Pada Kondisi Risiko (Stdi Kasus di Penggilingan Pada Skala Kecil Sinar Ginanjar, Kbupaten Karawang,Jawa Barat.[Skripsi]. Institut Pertanian Bogor.

Putri, Tursina Andita. 2013. Analisis Kinerja Usaha Penggilingan Padi Studi Kasus Pada Tiga Usaha Penggilingan Padi Di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Soerkarwati. 2003. Agribisnis; Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sulistyaningsih , 2007. Pendapatan Sentra Industri Kecil Genteng Press di Tinjau dari Aspek Modal,Tingkat Pendidikan dan Jumlah Tenaga Kerja. [skripsi]. Surakarta : UMS Press.

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

86

Sutojo, S.2006. Project Feasibility Study (Studi Kelayakan Proyek: Konsep, Teknik dan Kasus). Damar Mulia Pustaka. Jakarta.

Patiwiri AW. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.240 hal.

Thair, 2010. Revitalisasi Penggilingan Padi Melalui Inovasi Pengosohan Mendukung Swasembada Beras dan Persaingan Global. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen pertanian .Bogor.

Wahyuni Wenna, 2014. Analisis Usaha Jasa Penggiling Padi Keliling di Kelurahan Mamminasae, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang [skripsi]. Universitas Hasanuddin Makassar.

Warisno, W.2014. Analisis Mutu Beras Pada Mesin Penggilingan Padi Berjalan di Kabupaten Pringsewu.[Skripsi]. Universitas Lampung. Bndar Lampung.

Wirartha, I.M. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 7. Tabel Cash Flow Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

Uraian Tahun 0 1 2 3 4 5 6 7 8

A. Inflow

Penerimaan Penggilingan Padi

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

Total Inflow

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000

274,161,000 B. Outflow

Biaya Investasi

− Mesin Penggilingan

37,058,333

− Mobil Pick Up

112,333,333

─ Penjahit Karung

591,667

591,667

─ Terpal

85,833

85,833

85,833

85,833

85,833

─ Timbangan

1,235,417

1,235,417

─ Kipas Angin

364,208

364,208

364,208

─ Baskom

134,167

134,167

134,167

─ Gerobak

410,833

410,833

─ Ayakan Beras

1,025,000

1,025,000

1,025,000

Total Biaya Investasi

153,238,792 85,833 134,167

1,475,041 410,833

220,000

1,827,084

1,475,041 Biaya Variabel

─ Karung

1,440,000

1,500,000

1,500,000

1,550,000

1,580,000

1,640,000

1,650,000

1,680,000

─ Solar

18,797,500

18,797,496

18,797,496

18,797,496

18,797,496

18,797,496

18,797,496

18,797,496

─ Bensin

16,139,200

16,139,196

16,139,196

16,139,196

16,139,196

16,139,196

16,139,196

16,139,196 ─ Rokok

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

17,265,000 17,265,000 17,265,000 17,265,000 17,265,000 17,265,000 17,265,000 17,265,000

─ Upah Tenaga Kerja

72,000,000

72,000,000

72,000,000

72,000,000

72,000,000

72,000,000

72,000,000

72,000,000

Total Biaya Variabel

125,641,700

125,701,692

125,701,692

125,751,692

125,781,692

125,841,692

125,851,692

125,881,692 Biaya Tetap

─ NPA

979,856

979,856

979,856

979,856

979,856

979,856

979,856

979,856

─ Pajak

99,996

99,996

99,996

99,996

99,996

99,996

99,996

99,996

Total Biaya Tetap

1,079,852

1,079,852

1,079,852

1,079,852

1,079,852

1,079,852

1,079,852

1,079,852

Total Biaya Operasional

126,721,552

126,781,544

126,781,544

126,831,544

126,861,544

126,921,544

126,931,544

126,961,544

Total Outflow

153,238,792

126,721,552

126,867,377

126,915,711

128,306,585

127,272,377

127,141,544

128,758,628

128,436,585

Net Benefit ─ 153238792

147,439,448

147,293,623

147,245,289

145,854,415

146,888,623

147,019,456

145,402,372

145,724,415 Diskon Faktor (15%) 0.87 0.76 0.66 0.57 0.50 0.43 0.38 0.33

Present Value Pertahun 128,208,213.09

111,375,140.27

96,816,167.66

83,392,735.16

73,029,606.04

63,560,567.96

54,662,137.32

47,637,569.75

NPV

658,682,140 Net B/C 1,2 IRR (%) 46,29%

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 1. Tabel Biaya Variabel dan Biaya Tetap Per Tahun Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

No. Pemilik Usaha

Biaya Variabel Biaya Tetap Total (Rp) Total Biaya

(Rp) Karung (Rp) Solar (Rp) Bensin (Rp) Rokok (Rp)

Upah Tenaga kerja

(Rp) Total (Rp) NPA (Rp) Pajak

(Rp)

1 1,200,000

17,304,000

15,405,600

14,040,000

72,000,000

119,949,600 1,112,452

99,996

1,212,448

121,162,048

2 1,200,000

20,764,800

15,405,600

18,144,000

72,000,000

127,514,400 1,099,762

99,996

1,199,758

128,714,158

3 1,320,000

18,663,600

15,405,600

17,496,000

72,000,000

124,885,200 1,138,571

99,996

1,238,567

126,123,767

4 1,560,000

17,304,000

15,405,600

18,720,000

72,000,000

124,989,600 1,107,033

99,996

1,207,029

126,196,629

5 1,440,000

20,764,800

17,606,400

20,160,000

72,000,000

131,971,200 753,500

99,996

853,496

132,824,696

6 1,680,000

17,304,000

17,606,400

19,440,000

72,000,000

128,030,400 1,215,321

99,996

1,315,317

129,345,717

7 1,320,000

20,764,800

15,405,600

14,580,000

72,000,000

124,070,400 982,500

99,996

1,082,496

125,152,896

8 1,200,000

17,304,000

17,606,400

17,496,000

72,000,000

125,606,400 675,000

99,996

774,996

126,381,396

9 1,440,000

17,304,000

15,405,600

18,144,000

72,000,000

124,293,600 990,000

99,996

1,089,996

125,383,596

10 1,680,000

18,663,600

15,405,600

15,120,000

72,000,000

122,869,200 1,113,548

99,996

1,213,544

124,082,744

11 1,440,000

18,663,600

17,606,400

15,120,000

72,000,000

124,830,000 543,500

99,996

643,496

125,473,496

12 1,800,000

20,764,800

15,405,600

18,720,000

72,000,000

128,690,400 1,027,083

99,996

1,127,079

129,817,479

Jumlah 17,280,000

225,570,000

193,670,400

207,180,000

864,000,000

1,507,700,400

11,758,270

1,199,952

12,958,222

1,520,658,622

Rata-rata 1,440,000

18,797,500

16,139,200

17,265,000

72,000,000

125,641,700

979,856

99,996

1,079,852

126,721,552

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 5. Tabel Nilai Penyusutan Alat Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

Mesin Penggilingan Mobil Pick Up Penjahit Karung

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn)

NPA (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Baru Lama Baru Lama Baru Lama

1

45,000,000

35,000,000 15

666,666.67

1

165,000,000

115,000,000

25

208,333 1

1,250,000 800,000 7

64,285.71

1

46,000,000

35,000,000 15

733,333.33

1

190,000,000

120,000,000

25

125,000 1

1,000,000 500,000 7

71,428.57

1

40,500,000

30,500,000 15

666,666.67

1

165,000,000

100,000,000

25

145,833 1

1,200,000 650,000 7

78,571.43

1

45,000,000

34,000,000 15

733,333.33

1

175,000,000

100,000,000

25

104,167 1

856,000 500,000 5

71,200.00

1

40,600,000

36,000,000 15

306,666.67

1

180,000,000

110,000,000

25

125,000 1

1,000,000 650,000 6

58,333.33

1

50,000,000

38,000,000 15

800,000.00

1

180,000,000

110,000,000

25

125,000 1

1,250,000 700,000 7

78,571.43

1

48,000,000

40,000,000 15

533,333.33

1

170,000,000

115,000,000

25

187,500 1

800,000 500,000 5

60,000.00

1

50,500,000

45,000,000 15

366,666.67

1

165,000,000

100,000,000

25

145,833 1

1,000,000 650,000 6

58,333.33

1

45,500,000

37,500,000 15

533,333.33

1

185,000,000

128,000,000

25

179,167 1

850,000 500,000 5

70,000.00

1

46,800,000

35,000,000 15

786,666.67

1

180,000,000

120,000,000

25

187,500 1

1,000,000 750,000 7

35,714.29

1

46,000,000

42,500,000 15

233,333.33

1

175,000,000

110,000,000

25

145,833 1

630,000 450,000 5

36,000.00

1

44,000,000

36,200,000 15

520,000.00

1

160,000,000

120,000,000

25

250,000 1

650,000 450,000 5

40,000.00

12

547,900,000

444,700,000 180

6,880,000

12

2,090,000,000

1,348,000,000

300

1,929,167 12

11,486,000 7,100,000 72

722,438

1

45,658,333

37,058,333 15

573,333

1

174,166,667

112,333,333

25

160,764 1

957,167 591,667 6

60,203

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lanjutan..

Gerobak Timbangan Kipas Angin

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn)

NPA (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Baru Lama Baru Lama Baru Lama

1

450,000

400,000 5

10,000.00 1

1,950,000

1,700,000 6 41,666.67 1

420,000 385,500 3

11,500.00

1

450,000

400,000 5

10,000.00 1

1,500,000

1,200,000 5 60,000.00 1

450,000 400,000 4

12,500.00

1

550,000

500,000 5

10,000.00 1

1,500,000

1,000,000 5 100,000.00 1

400,000 350,000 4

12,500.00

1

475,000

450,000 5

5,000.00 1

1,500,000

1,000,000 5 100,000.00 1

350,000 340,000 3

3,333.33

1

450,000

400,000 4

12,500.00 1

1,600,000

1,200,000 6 66,666.67 1

350,000 340,000 3

3,333.33

1

357,000

350,000 4

1,750.00 1

1,500,000

1,200,000 6 50,000.00 1

410,000 380,000 3

10,000.00

1

450,000

430,000 4

5,000.00 1

1,500,000

1,125,000 5 75,000.00 1

400,000 380,000 3

6,666.67

1

450,000

430,000 4

5,000.00 1

1,350,000

1,250,000 5 20,000.00 1

355,000 350,000 3

1,666.67

1

400,000

365,000 3

11,666.67 1

1,700,000

1,500,000 6 33,333.33 1

420,000 390,000 4

7,500.00

1

500,000

465,000 5

7,000.00 1

1,350,000

1,250,000 6 16,666.67 1

375,000 360,000 3

5,000.00

1

380,000

350,000 3

10,000.00 1

1,500,000

1,250,000 6 41,666.67 1

350,000 345,000 3

1,666.67

1

400,000

390,000 4

2,500.00 1

1,500,000

1,150,000 6 58,333.33 1

385,000 350,000 4

8,750.00

12

5,312,000

4,930,000 51

90,417 12

18,450,000

14,825,000 67 663,333 12

4,665,000 4,370,500 40

84,417

1

442,667

410,833 4

7,535 1

1,537,500

1,235,417 6 55,278 1

388,750 364,208 3

7,035

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lanjutan..

Terpal Baskom Ayakan Beras Total NPA

(Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Jumlah (Unit)

Nilai (Rp) Umur (Thn) NPA (Rp)

Baru Lama Baru Lama Baru Lama

2

70,000

50,000 1 40,000.00 4

40,000

30,000 2

20,000.00 1

1,000,000

900,000 2

50,000.00 1,112,452

2

60,000

35,000 1 50,000.00 5

35,000

30,000 2

12,500.00 1

1,000,000

950,000 2

25,000.00 1,099,762

2

55,000

35,000 1 40,000.00 4

40,000

35,000 2

10,000.00 1

1,600,000

1,300,000 4

75,000.00 1,138,571

2

50,000

35,000 1 30,000.00 4

40,000

35,000 2

10,000.00 1

1,050,000

950,000 2

50,000.00 1,107,033

2

68,000

45,000 1 46,000.00 4

40,000

35,000 2

10,000.00 1

1,200,000

950,000 2

125,000.00 753,500

2

60,000

40,000 1 40,000.00 4

35,000

30,000 2

10,000.00 1

1,150,000

950,000 2

100,000.00 1,215,321

2

70,000

55,000 1 30,000.00 4

35,000

30,000 2

10,000.00 1

1,800,000

1,500,000 4

75,000.00 982,500

2

55,000

35,000 1 40,000.00 5

35,000

30,000 2

12,500.00 1

1,000,000

950,000 2

25,000.00 675,000

2

60,000

45,000 1 30,000.00 5

40,000

30,000 2

25,000.00 1

1,000,000

800,000 2

100,000.00 990,000

2

65,000

50,000 1 30,000.00 4

40,000

30,000 2

20,000.00 1

1,000,000

950,000 2

25,000.00 1,113,548

2

70,000

50,000 1 40,000.00 4

40,000

35,000 2

10,000.00 1

1,000,000

950,000 2

25,000.00 543,500

2

65,000

40,000 1 50,000.00 4

35,000

30,000 2

10,000.00 1

1,500,000

1,150,000 4

87,500.00 1,027,083

24

748,000

515,000 12 466,000 51

455,000

380,000 24

160,000 12

14,300,000

12,300,000 30

762,500 11,758,271

2

62,333

42,917 1 38,833 4

37,917

31,667 2

13,333 1

1,191,667

1,025,000 3

63,542 979,856

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 4. Tabel Penerimaan Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

No Nama Pemilik Usaha

Penjualan Beras (Rp) Penjualan Dedak/Bekatul (Rp) Penjualan Jitai/Menir (Rp) Total Penerimaan Bulan/ (Rp)

Total Penerimaan Tahun /(Rp) Jumlah

(Kg) Harga

(Rp/kg) Total (Rp) Jumlah ( Karung )

Harga (Rp/Karung) Total (Rp) Jumlah

(Kg) Harga

(Rp/kg) Total (Rp)

1 Hasriadi ,S.kom 2,160 7,500

16,200,000 18 130,000 2,340,000 180

3,000

540,000

19,080,000

228,960,000

2 Sukrianto 2,700 7,500

20,250,000 20 130,000 2,600,000 210

3,000

630,000

23,480,000

281,760,000

3 Mansur 2,970 7,500

22,275,000 20 130,000 2,600,000 215

3,000

645,000

25,520,000

306,240,000

4 Sana’ 2,660 7,500

19,950,000 17 130,000 2,210,000 186

3,000

558,000

22,718,000

272,616,000

5 Amir Maulana 2,295 7,500

17,212,500 18 130,000 2,340,000 255

3,000

765,000

20,317,500

243,810,000

6 Budiman 2,800 7,500

21,000,000 20 130,000 2,600,000 187

3,000

561,000

24,161,000

289,932,000

7 Naing 2,565 7,500

19,237,500 18 130,000 2,340,000 220

3,000

660,000

22,237,500

266,850,000

8 Suharmin 2,430 7,500

18,225,000 20 130,000 2,600,000 215

3,000

645,000

21,470,000

257,640,000

9 Bakri 2,550 7,500

19,125,000 18 130,000 2,340,000 177

3,000

531,000

21,996,000

263,952,000

10 Saddang 3,105 7,500

23,287,500 21 130,000 2,730,000 245

3,000

735,000

26,752,500

321,030,000

11 H.Mahmud 2,295 7,500

17,212,500 20 130,000 2,600,000 198

3,000

594,000

20,406,500

244,878,000

12 Restu 2,970 7,500

22,275,000 24 130,000 3,120,000 209

3,000

627,000

26,022,000

312,264,000 Jumlah 31,500 90,000

236,250,000 234 1,560,000 30,420,000 2,497

36,000

7,491,000

274,161,000 3,289,932,000

Rata-Rata 2,625 7,500

19,687,500 20 130,000 2,535,000 208

3,000

624,250

22,846,750 274,161,000

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 3. Tabel Pendapatan Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

No Nama Pemilik Usaha

Penjualan Beras (Rp) Penjualan Dedak/Bekatul (Rp) Penjualan Jitai/Menir (Rp) Total Penerimaan

(Rp)

Total Biaya (Rp/ Tahun)

Pendapatan (Rp/Tahun) Jumlah

(Kg) Harga

(Rp/kg) Total (Rp) Jumlah ( Karung )

Harga (Rp/Karung) Total (Rp) Jumlah

(Kg) Harga

(Rp/kg) Total (Rp)

1 Hasriadi ,S.kom 25,920

7,500

194,400,000 216

130,000

28,080,000 2,160

3,000

6,480,000

228,960,000

121,162,048

107,797,952

2 Sukrianto 32,400

7,500

243,000,000 240

130,000

31,200,000 2,520

3,000

7,560,000

281,760,000

128,714,158

153,045,842

3 Mansur 35,640

7,500

267,300,000 240

130,000

31,200,000 2,580

3,000

7,740,000

306,240,000

126,123,767

180,116,233

4 Sana’ 31,920

7,500

239,400,000 204

130,000

26,520,000 2,232

3,000

6,696,000

272,616,000

126,196,629

146,419,371

5 Amir Maulana 27,540

7,500

206,550,000 216

130,000

28,080,000 3,060

3,000

9,180,000

243,810,000

132,824,696

110,985,304

6 Budiman 33,600

7,500

252,000,000 240

130,000

31,200,000 2,244

3,000

6,732,000

289,932,000

129,345,717

160,586,283

7 Naing 30,780

7,500

230,850,000 216

130,000

28,080,000 2,640

3,000

7,920,000

266,850,000

125,152,896

141,697,104

8 Suharmin 29,160

7,500

218,700,000 240

130,000

31,200,000 2,580

3,000

7,740,000

257,640,000

126,381,396

131,258,604

9 Bakri 30,600

7,500

229,500,000 216

130,000

28,080,000 2,124

3,000

6,372,000

263,952,000

125,383,596

138,568,404

10 Saddang 37,260

7,500

279,450,000 252

130,000

32,760,000 2,940

3,000

8,820,000

321,030,000

124,082,744

196,947,256

11 H.Mahmud 27,540

7,500

206,550,000 240

130,000

31,200,000 2,376

3,000

7,128,000

244,878,000

125,473,496

119,404,504

12 Restu 35,640

7,500

267,300,000 288

130,000

37,440,000 2,508

3,000

7,524,000

312,264,000

129,817,479

182,446,521 Jumlah 378,000

90,000

2,835,000,000 33,696 1,560,000

365,040,000 359,568

36,000

89,892,000

3,289,932,000

1,520,658,622

1,769,273,378 Rata-Rata 31,500

7,500

236,250,000 2,808

130,000

30,420,000 29,964

3,000

7,491,000

274,161,000

126,721,552

147,439,448

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 2. Tabel Biaya Investasi Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

No Nama Pemilik Usaha

Jenis Investasi

Total (Rp) Mesin Penggilingan

(Rp)

Mobil Pick Up (Rp)

Penjahit Karung

(Rp)

Terpal (Rp)

Baskom (Rp)

Gerobak (Rp)

Timbangan (Rp)

Kipas Angin (Rp)

Ayakan (Rp)

1 Hasriadi ,S.kom 35,000,000 115,000,000 800,000 100,000 120,000 400,000 1,700,000 385,500 900,000 154,405,500

2 Sukrianto 35,000,000 120,000,000 500,000 70,000 150,000 400,000 1,200,000 400,000 950,000 158,670,000

3 Mansur 30,500,000 100,000,000 650,000 70,000 140,000 500,000 1,000,000 350,000 1,300,000 134,510,000

4 Sana’ 34,000,000 100,000,000 500,000 70,000 140,000 450,000 1,000,000 340,000 950,000 137,450,000

5 Amir Maulana 36,000,000 110,000,000 650,000 90,000 140,000 400,000 1,200,000 340,000 950,000 149,770,000

6 Budiman 38,000,000 110,000,000 700,000 80,000 120,000 350,000 1,200,000 380,000 950,000 151,780,000

7 Naing 40,000,000 115,000,000 500,000 110,000 120,000 430,000 1,125,000 380,000 1,500,000 159,165,000

8 Suharmin 45,000,000 100,000,000 650,000 70,000 150,000 430,000 1,250,000 350,000 950,000 148,850,000

9 Bakri 37,500,000 128,000,000 500,000 90,000 150,000 365,000 1,500,000 390,000 800,000 169,295,000

10 Saddang 35,000,000 120,000,000 750,000 100,000 120,000 465,000 1,250,000 360,000 950,000 158,995,000

11 H.Mahmud 42,500,000 110,000,000 450,000 100,000 140,000 350,000 1,250,000 345,000 950,000 156,085,000

12 Restu 36,200,000 120,000,000 450,000 80,000 120,000 390,000 1,150,000 350,000 1,150,000 159,890,000

Jumlah 444,700,000 1,348,000,000 7,100,000 1,030,000 1,610,000 4,930,000 14,825,000 4,370,500 12,300,000 1,838,865,500

Rata-Rata 37,058,333 112,333,333 591,667 85,833 134,167 410,833 1,235,417 364,208 1,025,000 153,238,792

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Lampiran 6. Tabel Perhitungan NPV dan IRR Usaha Penggilingan Padi Keliling di Desa Tumale Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

Tahun Biaya Produksi Pendapatan Keuntungan Faktor Diskon (15%) NPV (15 %)

Nilai Sekarang

(PV)

Faktor Disokon (16%)

Nilai Sekarang (PV) NPV (16 %)

1 126,721,522

274,161,000

147,439,478 0.87 658,682,252 128,208,242 0.86 127,102,998 637,630,047

2 126,867,377

274,161,000

147,293,623 0.76 610,045,112 111,375,140 0.74 109,463,156 592,211,376

3 126,915,711

274,161,000

147,245,289 0.66 554,258,256 96,816,168 0.64 94,333,824 539,671,574

4 128,306,585

274,161,000

145,854,415 0.57 490,151,705 83,392,735 0.55 80,554,095 478,773,736

5 127,272,377

274,161,000

146,888,623 0.50 417,820,046 73,029,606 0.48 69,935,585 409,523,119

6 127,141,344

274,161,000

147,019,656 0.43 333,604,430 63,560,654 0.41 60,343,079 328,158,196

7 128,758,628

274,161,000

145,402,372 0.38 236,625,439 54,662,137 0.35 51,447,653 233,643,851

8 128,436,585

274,161,000

145,724,415 0.33 126,716,883 47,637,570 0.31 44,449,656 125,624,495 IRR 46,29%

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Foto Peralatan

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …
Page 99: ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI …

Foto Aktivitas Penggilingan

Foto Pemilik Usaha