mes00020207
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 MES00020207
1/5
Pengecoran Squeeze (Soejono Tjitro et.al)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
109
Pengecoran Squeeze
Soejono TjitroDosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Petra
FirdausDosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Abstrak
Pengecoran squeeze, yang juga dikenal dengan isti lah penempaan logam cair , merupakan
suatu istilah yang dipakai unt uk m enggambar kan suatu proses dimana logam cair didinginkan di
dalam cetakan tertutup sambil diberi tekanan luar yang biasanya berasal dari tenaga hidrolik.
Tekanan yang diberikan serta kontak langsung ant ara logam cair dengan dinding cetaka n aka n
menyebabkan terjadi perpindahan pana s secara cepat yang memungkinkan u ntuk menghasilkan
produk cor dengan porositas rendah serta m emiliki ukura n butir yang halus dengan sifat
mekanik yang mendekati produk tempa um umnya.
Karya tulis ini mencoba mengkaji perkembangan terkini dari pengecoran squeeze ser takeunggulan dan keterbatasan proses ini dibandingkan proses-proses lainnya.
Kata kun ci: pengecoran squeeze langsun g, pengecoran squeeze tak langsung
Abstract
Squeeze casting, also known as liquid metal forging, is a term commonly used to describe a
process by which molten metal solidifies under pressure within closed dies position between the
plates of a hydra ulic press. Th e applied pressure and in stan t contact of the m olten m etal with the
die surface produce a rapid heat tran sfer cond ition tha t yields a pore-free fine grain casting with
m echan ical properties. Wh ich is sim ilar to those of wrought products.
This papers reviews aspect of recent progress in the development of current squeeze casting
techniqu es, and add ress both the adva nta ges and lim itations of the various processes.
Keywords: direct squeeze casting, indirect squeeze casting
1. Pendahuluan
Pengecoran squeeze pertama kal i diperkenal-
kan di negara Russia oleh Chernov pada tahun
1878. Pengecoran squeeze ser ing digambarkan
sebagai suatu proses dimana logam cair
dibekukan di bawah tekanan eksternal yang
relatif t inggi. Proses ini pada dasarnya meng-
kombinasikan keuntungan-keuntungan pada
prosesforging da n casting.
Pengecoran squeeze sering disebut juga
penempaan logam cair (liquid metal forging).
Proses pemadatan logam cair dilaksanakan di
dalam cetakan yang di tekan dengan tenaga
hidrolis. Penekanan logam cair oleh permukaan
cetakan akan menghasi lkan perpindahan panas
yang cepat dan menghasi lkan penurunan
porositas seperti sering terjadi pada produk cor
besi tempa (wrought iron ).
Catatan : Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1Februari 2001. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan padaJurnal Teknik Mesin Volume 3 Nomor 1 April 2001.
Hasi l proses penempaan logam cair adalah
produk yang mendekat i ukuran s tandarnya
(near-net shape ) dengan kualitas yang baik.
Sedangkan s t ruktur-mikro hasi l pengecoran
squeeze t ampak leb ih pada t d ibandingkan
dengan hasil pengecoran dengan cara gravity
(Yue, 1996). Ha l ini terjadi kar ena konta k logam
cair dengan permukaan die memungkinkan
terjadinya perpindahan panas yang cukup cepat
sehingga menghasi lkan s t ruktur-mikro yang
homogen dengan sifat m ekan ik yang baik.
2. Klasifikasi Pengecoran Squeeze
Berdasarkan mekanisme pengisian logam
cair ke dalam die , pengecoran squeeze dikate-
gorikan menjadi 2 jenis, yaitu: direct squeeze
casting da n indirect squeeze casting.
2.1 D i r e ct S q u e e z e C a s t i n g ( D S C )
DSC merupakan is t i lah yang diber ikan
untuk proses pengecoran dimana logam cair
-
8/3/2019 MES00020207
2/5
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 2, Oktober 2000: 109 113
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/110
didinginkan melalui pemberian tekanan secara
langsung yang diharapkan mampu mencegah
munculnya porosi tas gas dan penyusutan.
Proses ini dikenal juga dengan sebutan l iquid-
m etal forging , squeeze forming , extrusion casting
dan pressure crystall isation .
Gambar 1. Mekanisme direct squeeze casting[Yue, 1996]
Keuntungan utama proses DSC adalah
sebagai berikut :
Mampu menghasi lkan produk cor tanpaporosi tas gas dan penyusutan.
Tidak memerlukan gating system , sehinggat idak ter jadi pembuan gan mat er ial .
Tidak begi tu mempert imbangkan castabilitykarena pemberian tekanan dapat menge-
l iminir kebutuhan akan high fluidity, baik
untuk coran secara umum maupun paduan
kasar .
Mikro-struktur coran dapat dimanipulasidengan mudah melalui suatu proses kontr ol
yang baik, seper t i temperatur penuangan
dan besarnya t ekanan. Untuk mendapatkansifat coran yang optimum dapat juga
di tambahkan bahan in t i t e r t en tu , t e tap i ha l
ini biasa nya tidak begitu pen ting .
Dikarena kan t idak adanya cacat pa da prosessqueeze yang baik, biaya per lakuan setelah
coran selesai dan biaya untuk pengetesan
non destructive dapat d ihemat a tau t idak
diper lukan.
Sifat mekanik hasil coran dengan komposisiyang sama, bisa sebaik atau bahkan lebih
baik dibandingkan produk coran dengan
teknik yang lain melalui rekayasa peril lakuisotropik. Untuk i tu casting factor bahan
tersebut harus d ianggap sa tu kesa tuan .
Pengecoran S queeze m er upakan s a l ah s a t uteknik yang paling efektif dan efisien untuk
menghasilkan komponen komposit/paduan
ferrous maupu n non ferrous dengan bentu k
mendekat i kesempurnaan. Toleransi ukuran
yang dapa t dicapa i proses ini 0,05 mm.
2.2 I nd i r ec t Sq u eez e Cas t i n g (ISC)
Istilah indirect dipakai untuk menggambar-kan injeksi logam ke dalam rongga cetakan
dengan bantuan pis ton berdiameter keci l
dimana mekanisme penekan ini diper tahankan
sampai logam cair membeku. Keuntungan
utama ISC ada lah kemampuannya untuk
menghasi lkan produk cor dengan bentuk yang
lebih kompleks dengan memberikan beberapa
sis tem pengeluaran int i (core pull). Proses ini
sebetulnya merupakan proses cangkokanantara low pressure dan high pressure die
casting .
Proses ISC ini t idak sebaik proses DSC.
Secara khusus ada dua kelemahan ISC
dibanding dengan DSC:
Penggunaan bahan baku t idak ef is ienkarena adanya kebutuhan pembuatan
runnerdan gating system . Efisiensi pemakai-
an bah an ha nya 28 % (Wakil, 1989). Sebagai
contoh untuk menghasi lkan pis ton dengan
berat 0,62 kg diperlukan bahan cor seberat
2,2 kg. Wrought aerospace alloys yang memiliki
kekuatan yang t inggi , pada dasarnya sul i t
diker jakan dengan ISC, kalau pun bisa h asi l
coran t idak bebas dar i cacat .
Gambar 2. Mekanisme Indirect Squeeze Casting(Hu, 1998)
Faktor kunci dalam ISC adalah memberikan
proses pengisian ke rongga cetak secara mulus
tanpa mengakibatkan al i ran turbulen. Ini ber-
arti bahwa cairan logam mengalir secara
laminer selama pengisian ke rongga cetak.
Makin rendah kecepatan pengisian, menyebab-
kan makin t ingginya kemungkinan untuk
mendapatkan al i ran laminer (Hu, 1998) . Akan
tetapi kecepata n pengisian yang ter lalu rendah
dapat menyebabkan kehi langan panas (heat
loss) yang besar dan berakibat pada ter jadinya
premature solidification ser ta cold shuts (Hu,1998) . Oleh karena i tu per lu menentukan
kecepatan pengisian yang optimal, sehingga
-
8/3/2019 MES00020207
3/5
Pengecoran Squeeze (Soejono Tjitro et.al)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
111
al i ran pengisian menjadi laminer dan t idak
ter jadi al i ran turbulensi . Cara yang pal ing
efisien untuk mendapatkan kecepatan peng-
is ian opt imal ialah dengan menggunakan
simulasi numerik yang dapat mengeliminasi
kerja trial and error ser ta menghemat
pemakaian bahan dan tenaga ker ja . Sa lah sa tuperangkat lunak yang dapat dipakai untuk
keper luan t e r sebut ada lah perangkat lunak
CAE Casting MAGMASOFT.
3. Parameter Proses Pengecoran Squeeze
Untuk memperoleh produk cor yang me-
menuhi syarat-syarat ideal bagi suatu s o u n d
cast, ada beberapa variabel yang perlu diper-
hat ikan, yai tu :
1. Volume Caira n Logam (Melt Volum e)Diperlukan kontrol yang akurat ketika
logam cair dituangkan ke dalam rongga
cetak (die cavity).
2. Temperatu r Tuang (Casting Tem perature)
Temperatur ini tergantung pada jenis padu-
an dan bentuk coran/komponen. Biasanya
temperatur tuan g diambil 655oC di atas
temperatur l iquidus .
3. Tempera tur Perkakas (Tooling T emperature)
Temperatur normal adalah 190315oC.
Untuk produk cor yang mempunyai penam-
pang relat i f tebal , rentang temperatur inidapat di turunkan. Biasanya temperatur
punch diatur 1530oC di bawah tempera tur
die t e rendah untuk memungkinkan adanya
kelonggaran atau ventilasi yang memadai di
antara keduanya. Kelonggaran yang ber-
lebihan antara punch dan die mengakibat-
kan erosi pada permukaa n keduanya.
4. Waktu Tunggu (Tim e Delay )
Waktu Tunggu adalah lamanya waktu yang
diukur dar i saa t per tama penuangan logam
cair ke dalam rongga cetak hingga saat
permukaan punch menyentuh dan mulai
menekan permukaan logam cair . Bentuk
penampang yang komplek memerlukan
waktu yang cukup bagi logam cair mengisi
keseluru han rongga cetakan; untu k i tu per lu
adan ya tenggang waktu yan g cukup sebelum
punch menyentuh dan menekan logam cair .
Hal ini untuk menghindari ter jadinya
porosi tas akibat penyusutan (shrink
porosity).
5. Batas Tekanan (Pressure Level)
Rentang tekanan normal adalah 50140
MPa, tergantung pada bentuk geometr i
komponen serta sifat mekanis yangdibutuhkan. Te tapi d imungkinkan tekanan
minimum adalah 40 Mpa [Hu, 1998] .
Tekanan yang ser ing diguna kan 70 MPa.
6. Duras i Penekanan (Pressure Duration )
Durasi penekanan dihi tung dar i saat punch
di t i t ik t e rendah sampai saa t punch diangkat
(penekanan di lepaskan) . Produk cor dengan
berat 9 kg, durasi penekanan nya bervar iasiantara 30120 detik. Akan tetapi biasanya
duras i in i juga t e rgantung pada bentuk
geometri coran yang diinginkan. Untuk ma-
ter ial komposi t pemberian tekanan setelah
pembekuan (solidification ) t idak memper-
baiki s i fat , te tapi hanya menambah waktu
siklus saja.
7. Pelumasan (Lubrication )
Pengecoran squeeze membutuhkan pelumas
pada permukaan dies un t uk m em udahkan
proses pengeluaran produk cor dari cetakan-
nya. Akan tetapi s is tem pelumasan inidiusahakan jangan sampai menutupi lubang
ventilasi yang ada pada dies .
Untuk paduan a luminium, magnes ium, dan
tembaga, permukaan dies biasanya disem-
prot dengan pelumas colloidal graphite.
Sedangkan ferrous casting, permukaan dies
biasanya dilapisi dengan sejenis bahan
keramik untuk mencegah efek pengelasan
ant ara produk cor dengan permukaa n dies .
8. Kecepatan Pengisian (Filling Rate) (Hu,
1998).
Makin rendah kecepatan pengisian akan
menyebabkan mak in t ingginya kemungkinan
untuk mendapatkan al i ran laminer . Akan
tetapi kecepatan pengisian yang ter lalu
rendah dapat menyebabkan kehi langan
p a n a s (heat loss) yang besar dan berakibat
pada ter jadinya premature solidification
ser ta cold shuts . Oleh karena i tu per lu
ditentukan kecepatan pengisian yang opti-
mal, sehingga aliran pengisian menjadi
laminer dan t idak t er jadi tur bulensi .
4. Kontrol Kualitas Pengecoran Squeeze
Yang dimaksud dengan kontrol kual i tas
meliput i ant is ipasi terhadap kemungkinan
cacat yang dapat terjadi dan pengujian produk
cor squeeze.
4.1 K on t r o l Ku a l it a s t e r h a d a p K e m u n g -
k i n a n C a c a t C or
Kontrol kual i tas yang akurat terhadap
variabel proses yang telah dijelaskan di atas
dapat mengurangi a tau mencegah sa lah sa tu
atau beberapa cacat cor yang mungkin ter jadi .Adapun jenis cacat cor yang sering terjadi
-
8/3/2019 MES00020207
4/5
JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 2, Oktober 2000: 109 113
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/112
adalah: oxide inclusions, porosity, extrusion
segregation, centerline segregation, blistering,
cold laps, hot tearing, sticking, case debonding
ser ta extrusion d ebond ing.Oxide inclusions adalah cacat yang disebab-
kan kegagalan dalam menangani kebersihan
logam cair, khususnya pada waktu logam cairdipindahkan ke dalam rongga cetakan. Untuk
i tu per lu menggunakan sar ingan pada saat
penuangan. Selain i tu per lu di jaga agar t idak
ter jadi al i ran turbulen pada waktu pengisian
rongga cetakan.
Porosity adalah cacat yang disebabkan
kurangnya tekanan squeeze yang diberikan
pada wa ktu operasi . Tekana n ideal sekitar 50
70 MPa merupakan best practice untuk mem-
produksi sound casting. Cacat ini dapat dieli-
minir dengan menaikkan tekanan squeeze
dimana variabel proses yang lain telah men-
capai t i t ik optimu m.
Extrusion segregation adalah cacat cor yang
diakibatkan segregasi mikro. Cacat ini sebetul-
nya sangat jarang ter jadi pada pengecoran
squeeze dibandingkan dengan jenis pengecoran
lainnya. Cacat ini dapat dihindari dengan me-
lakukan desain dies secara t epa t , menaikkan
temperatur dies, menggunakan multiple gating
system a tau dengan mengurangi delay time
sebelum penutu pan dies .
Centerlin e segregation adalah cacat cor yang
ter jadi pada pengecoran paduan aluminium
tempa (high-alloy wrought aluminum alloy)dengan temperatur lebih rendah. Pembekuan
terjadi dimulai pada dinding dies ; dengan
temperatur logam cair yang rendah , fasa liquid
menjadi lebih terkonsentrasi dan ter jebak di
bagian pusa t daerah eks t rus i a tau daerah yang
lebih padat dari coran . Cacat ini dapat dihindari
dengan menaikkan tempera tur dies , memini-
malkan a tau mengurangi waktu penutupan dies
atau menggant i paduan dengan al ternat i f
bahan la in yang se ta ra .
Blistering merupakan cacat cor yang terjadi
akibat adanya udara atau gas yang berasal dar i
logam cair yang terjebak di bagian bawahpermukaan dikarenakan al i ran turbulen pada
saat pengisian rongga cetakan. Cacat ini terjadi
da lam bentuk adanya pe lepuhan (blister) pada
permukaan coran pada waktu pelepasan tekan-
an atau proses per lakuan panas lanjut . Cacat
ini dapat dihindari dengan menghi langkan gas
yang terdapat pada logam cair atau dengan
melakukan pre-heating t e rhadap pera la tan
t u a n g (handling transfer equipment), memper-
lambat kecepatan penutupan dies , memper-
besar celah antara dies da n punch ser ta
m enur unkan t em pe r a t u r t uang ( pourin g tem pe-
rature).
Cold laps disebabkan oleh tumpang tindih-
nya cairan logam dengan lapisan padat
(solidified layers) sebelumnya sehingga meng-
akiba tkan t idak sempurnanya ika tan antar
lapisan tersebut .
Hot tearing ter jadi pada paduan yang
memil iki rentang temperatur pembekuan yangpanjang. Pencegahan terjadinya hot tearing
adalah dengan menurunkan tempera tur tuang
dan menaikkan tekanan ser ta meningkatkan
sudut kemir ingan (draft angle) pada
penuangan.
Sticking merupakan cacat berupa adanya
lapisan tipis pada kulit permukaan produk cor
yang menempel pada permukaan ce takan (die
surface). Hal ini disebabkan karena cepatnya
proses penuangan tanpa di imbangi dengan
sis tem pendinginan dan pelumasan yang baik.
Untuk menghindari sticking dapat d i l akukandengan mengurangi temperatur cetakan atau
tempera tur penuangan.
Case debonding adalah cacat yang ditemu-
kan hanya pada paduan besi t inggi (high iron
alloy). Cacat ini dapat diatasi dengan menaik-
kan tempera tur perkakas (tooling tem perature),
menurunkan tempera tur penuangan ser ta
menurunkan waktu penutupan cetakan .
Extrusion debonding biasanya ter jadi pada
coran yang mempunyai bentuk geometri yang
rumit dan dalam. Dimana sebagian cairan
logam pada die cavity tergenang menunggu
sebagian cairan logam lainnya mengisi rongga
yang dalam dan rumit tersebut pada saat
cetakan dalam keadaan terbuka. Hal ini
menyebabkan t imbulnya oksida di seki tar
daerah padatan yang berakibat terhalangnya
ikatan antar molekul logam. Cacat ini dapat
dicegah dengan menaikkan temperatur per-
kakas (tooling temperature) a tau t empera tur
penuangan; mempers ingkat waktu penutupan
die dapat mengurangi pembentukan oksida
pada semi-liquid metal yang berada di dalam
cetakan (die ).
4.2 P e n g u j i a n K u a l it a s P r o d u k C o r S queez e
Jenis- jenis penguj ian yang dapat di lakukan
pada produk cor squeeze meliputi: X-Ray NDT,
hardness test, tensile test, SEM (scanning
electron m icroscope ), dan TEM (transmission
electron m icroscope ).
X-Ray NDT digunakan untuk memeriksa
soundness daripada produk cor . Selain i tu dapat
juga dipakai untuk mengetahui komposisi
unsur paduan sepert i yang di lakukan pada
electron d ispersive X-Ray (EDX).
Hardness Testdigunakan untuk memeriksa
kekerasan permukaa n produk cor . Metode yang
-
8/3/2019 MES00020207
5/5
Pengecoran Squeeze (Soejono Tjitro et.al)
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra
http://puslit.petra.ac.id/journals/mechanical/
113
dapat dipakai yaitu: Brinell, Rockwell, Vickers,
Knoop dan Scleroscope test. Tensile Test
digunakan untuk memer iksa kekuatan t a r ik ,
perpanjangan (elongation ), regangan produk
cor.
SEM dan TEM adalah jenis penguj ian u ntu k
melihat foto mikrostruktur produk cor secaradetai l . Ketel i t ian ukuran mikrostruktur yang
dapa t dicapai oleh SEM hingga 3 m sedangkan
unt uk TEM h ingga 0,5 m [Lu, 1987].
5. Kesimpulan
Sudah lebih dar i 10 tah un yang lalu, proses
pengecoran squeeze t e lah t e rbukt i sebagai sua tu
cara yang ideal untu k m emproduksi komponen
enjiniring dengan bentuk yang mendekati
kesempurnaan ser ta kual i tas yang t inggikhususnya bagi komponen otomotif, baik untuk
material cor konvensional maupun paduan
tempa.
Proses pengecoran squeeze membuka pe-
luang untuk memproduksi coran yang mampu
menahan stress yang tinggi. Selain itu dimung-
kinkan untuk memproduksi coran yang dapat
diperkuat dengan fiber.
Daftar Pustaka
1. Wakil, Sherif D.E., Processes and Design for
Manufacturing, p. 41-42, New York, Prentice
Ha ll Interna tional Inc., 1989.
2. Hu , B.H., e t a l , Squeeze Ca stin g of Al-Si-Cu-
Fe-Mn-Mg Alloy, Journ al of Processing a nd
Fabrication of Advan ced M aterials VI, Vol. 1,
1998.
3. Kalpakjian, Ser ope, Manufacturing Enginee-
ring and Technology , 3rd edition, New York:
Addison Wesley, 1995.
4. Lu, Shu-Zu, The Mechanism of SiliconModification in Al-Si Alloy, J ournal of
Metallurgical T ran saction, Vol. 18 A No. 10,p. 1721 1733, 1987.
5. Yue, T.M. and G.A. Chadwick, Squeeze
Casting of Light Alloys and Their
Composites, Journal of Material Processing
Technology, Vol. 58 N o. 2 3 . 1996.
6. _______, Metal Handbook, 9t h ed., Vol. 15,ASM, p. 323 326, 1993.