merpati2 yang indah

Upload: makebaya

Post on 13-Apr-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    1/8

    Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |471

    PERBANDINGAN TIPE DAN PERKEMBANGAN BULU

    PADA TIGA JENIS UNGGAS

    Widya Sari1, Samsul Kamal2, dan Riza Umami2

    Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unsyiah, Banda Aceh

    email:[email protected])

    Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-raniry, Banda Aceh

    Abstrak. Telah dilakukan penelitian tentang perbandingan tipe bulu dan lajuperkembangannya pada berbagai tahap perkembangan tiga jenis unggas yaitu itik (Anasjavanica), merpati (Columba livia), dan puyuh (Cortunix cortunix japonicus). Penelitian inidilakukan di Peternakan Sabena Unggas Banda Aceh pada bulan Juli 2010 sampai Februari2011. Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung. Setiap bulu pada pterylae

    (lokasi tempat tumbuhnya bulu) yang terdapat pada itik, merpati dan puyuh pada berbagaitahap perkembangan diidentifikasi dan diklasifikasikan. Pengamatan dilakukan setiapminggu sampai bulu dewasanya muncul. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan tipe bulu yang tumbuh pada setiap tahap perkembanganmasing-masing unggas berbeda begitu juga laju perkembangan bulu antar pterylae padaketiga jenis unggas tersebut di atas.

    Kata kunci:tipe bulu, perkembangan bulu,pterylae, unggas

    PENDAHULUAN

    Sebagaimana makhluk hidup lainnya,

    unggas juga mengalami berbagai tahapan

    perkembangan. Perkembangan awal

    struktural pada unggas berlangsung di

    dalam tubuh induk setelah terjadi fertilisasi,

    yaitu saat telur masih berada dalam tubuh

    induknya. Perkembangan berlanjut setelah

    telur ditetaskan atau dierami induk

    (Suprijatna, 2005).

    Secara umum ada tiga periode

    perkembangan setelah menetas pada unggas

    yaitu periode starter (periode barumenetas), periode grower (periode

    pertumbuhan), dan periode layer (periode

    dewasa). Ketiga periode tersebut pada

    setiap jenis unggas berlangsung pada umur

    berbeda. Pada itik periode starter dimulai

    pada umur 1 hari-3 minggu, periodegrower

    pada umur 5-22 minggu, dan periode layer

    pada umur 22-24 minggu (Murtidjo, 1988).

    Pada burung merpati periode starter

    dimulai pada umur 1-4 minggu, periode

    grower pada umur 4-16 minggu, danperiode layer pada umur 4-6 bulan

    (Yonathan, 2003). Sedangkan burung

    puyuh periode starter pada umur 1-3

    minggu, periode grower pada umur 3-6

    minggu, dan periode layer pada umur 6

    minggu ke atas (Suprijatna, 2005).

    Setelah menetas, unggas mengalami

    berbagai tahapan pertumbuhan dan

    perkembangan organ untuk menunjang

    proses kedewasaannya. Salah satu organ

    yang khas dari unggas adalah bulu. Hampir

    seluruh tubuh unggas ditutupi oleh bulu,

    yang secara filogenetik berasal dari

    epidermal tubuh. Secara embriologis bulu

    Aves bermula dari papil dermal yangselanjutnya mencuat menutupi epidermis

    sehingga terbentuklah bulu penutup tubuh

    (plumae).

    Diantara berbagai struktur integument

    vertebrata, bulu memiliki struktur yang

    paling kompleks. Bulu memiliki keunikan

    pada percabangannya yang kompleks dan

    variasi pada ukuran, bentuk, warna dan

    teksturnya yang mengesankan. Bulu

    menjadi penciri anatomi burung. Bobot

    bulu dapat mencapai 4,9% dari total bobottubuh. Berbagai variasi pada bulu

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    2/8

    Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease

    Alkali Bacillus sp. MI.2.3Termofilik

    472| Semirata 2013 FMIPA Unila

    tergantung umur, species, dan jenis kelamin

    Aves. Pada kebanyakan species unggas,

    bulu tidak tumbuh di semua permukaan

    kulit. Bulu tumbuh secara teratur di daerahtertentu yang disebut feather tract atau

    pterylae. Terdapat 10 pterylae, yaitu pada

    kepala, sayap, leher, perut, bahu, paha,

    dada, kaki, punggung dan ekor (Suprijatna,

    2005).

    Sempurnanya bulu setiap spesies unggas

    sejak menetas sampai dewasa berbeda-

    beda. Ada beberapa spesies unggas yang

    pada saat menetas tidak memiliki bulu.

    Bulu yang terdapat pada unggas yang baru

    menetas disebut dengan natal plumage.Sebagian besar spesies unggas memiliki

    jumlah bulu yang bervariasi pada saat

    menetas, seperti burung merpati yang

    memiliki beberapa deret bulu ketika

    menetas atau ayam yang seluruh tubuhnya

    tertutup oleh bulu ketika menetas. Bulu saat

    menetas akan rontok dan diganti bulu yang

    baru (Prum, 1999).

    Pertumbuhan, struktur dan pola moulting

    bulu adalah karakteristik penting kelas

    Aves, terlebih lagi dari ternak unggas pada

    lingkungan komersial. Kematangan bulu

    penutup tubuh sangat dibutuhkan untuk

    melindungi kulit dan melapisi jaringan di

    bawahnya, kondisi tersebut menjadi salah

    satu karakteristik usia penjualan pada

    unggas komersial . Bulu mulai tumbuh saat

    sekitar hari kelima inkubasi, sementara

    keratinisasi lengkap terjadi saat 2 3 hari

    menjelang menetas. Bulu tidak tumbuh

    secara acak di seluruh permukaan kulit,melainkan pada tract atau jalur-jalur

    tertentu yang meliputi 75% permukaan

    kulit. Anak-anak ayam broiler telah

    memiliki berat bulu sekitar 50 g saat

    mencapai usia penjualan, walaupun pada

    usia sedini itu, beberapa bulu hilang dan

    berganti melalui serangkaian moulting

    (Leeson and Walsh, 2004).

    Bertitik tolak pada permasalahan

    yang telah dirumuskan di atas, maka ada

    beberapa hal yang ingin dicapai dalampenelitian ini yaitu untuk mengetahui tipe

    bulu apa saja yang terdapat pada itik,

    merpati, dan puyuh pada berbagai tahap

    perkembangan, dan untuk mengetahui

    apakah ketiga jenis unggas tersebutmemiliki tipe bulu yang sama pada setiap

    tahapan perkembangan yang sama.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan di Peternakan

    Sabena Unggas Banda Aceh pada bulan Juli

    2010 sampai Februari 2011. Penelitian ini

    menggunakan metode observasi langsung

    terhadap setiap bulupterylae.Yang menjadi

    objek dalam penelitian ini adalah itik,merpati dan puyuh, masing-masing 2 ekor

    pada tahapan starter, grower, dan layer.

    Pengamatan dilakukan setiap minggu

    sampai bulu dewasanya muncul.

    Lokasi 9pterylaebulu pada unggas yang

    diamati adalahpterylaekepala, sayap, bahu,

    punggung, paha dan kaki, ekor, leher,

    dada, dan perut. Bulu yang ditemukan pada

    pterylae dicatat ciri morfologinya kemudian

    diidentifikasi dan diklasifikasikan tipenya.

    Bulu diamati dengan menggunakan kaca

    pembesar atau mikroskop. Bagian-bagian

    yang diamati adalah sebagai berikut :

    Kalamus, Rachis, Rami, Radi, Radioli,

    Veksilum, Umbrilikus inferior, Umbrilikus

    posterior. Data yang diperoleh dianalisis

    secara deskriptif.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Perkembangan awal bulu pada tiga jenisunggas saat menetasHasil penelitian menunjukkan bahwa

    terdapat perbedaan periode awal

    perkembangan bulu unggas pada berbagai

    pterylae. Pola pertumbuhan bulu pada

    merpati berbeda dengan puyuh dan itik.

    Puyuh dan itik memiliki bulu yang lebat

    sebagai penutup tubuh pada saat menetas.

    Sedangkan merpati belum memiliki bulu

    (telanjang pada saat menetas) atau memiliki

    bulu namun jumlah sangat sedikit danjarang.

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    3/8

    Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |473

    Bulu yang tumbuh pada anakan ketiga

    jenis unggas uji adalah bulu tipe down.

    Akan tetapi bulu down yang terdapat pada

    anakan merpati memiliki struktur yangberbeda dengan bulu down yang terdapat

    pada anakan puyuh dan itik. Bulu down

    natal pada anakan itik lebih tebal menutupi

    tubuhnya dibandingkan puyuh dan merpati.

    Hal ini karena itik merupakan tipe unggas

    ptilopaedic selain ayam. Unggas tipe

    ptilopaediktelah dilengkapi oleh bulu down

    natal yang lebat dan merata menutupi

    tubuhnya. Sedangkan merpati termasuk tipe

    psilopaedik. Unggas dengan tipe

    psilopaedik menetas dengan bulu downnatal yang sedikit dan jarang (Gill, 2007).

    Bulu yang terdapat pada ketiga anakan

    unggas pada penelitian ini adalah bulu tipe

    down natal. Bulu down natal adalah tipe

    bulu yang memiliki struktur seperti kapas,

    tidak memiliki rachis dan terlengkapi secara

    alami (terdapat ketika unggas ditetaskan).

    Pada kebanyakan burung, bulu tipe down

    natal memiliki barbs yang fleksibel dan

    barbules yang memanjang dan tidak erat di

    dasar kalamus (Gill, 2007). Pengecualian

    pada struktur bulu down natal bangsa itik,

    bulu down natal pada bangsa itik memiliki

    rachis, yang menjadikan strukturnya

    berbeda dengan bulu down natal pada

    merpati, puyuh dan unggas lainnya (Harris

    and Williamson, 2005). Bulu down generasi

    pertama ini rapuh dan hanya bertahan

    paling lama satu hingga dua minggu saja

    (Badyaaev and Landee, 2010).

    Bulu down generasi pertama akan

    digantikan oleh bulu down generasi

    selanjutnya (bulu down definitif). Menurut

    Badyaaev and Landee (2010) bulu down ini

    berkembang dari diferensiasi folikel bulu.

    Bulu down generasi kedua akan menekan

    keluar bulu down generasi pertama. Bulu

    down generasi kedua tumbuh dari folikel

    bulu yang lain.

    Gambar 1. Morfologi bulu down yangbertingkat, a. bulu down generasipertama dan b. bulu downgenerasi selanjutnya.

    Bulu down generasi pertama yangmenekan pertumbuhan bulu down generasi

    kedua akan membentuk struktur bulu yang

    bertingkat sehingga pada sehelai bulu

    terdapat dua tipe bulu sekaligus yaitu bulu

    down natal dan bulu down definitif.

    Morfologi bulu yang bertingkat dapat

    dilihat di gambar 1.

    Perkembangan Bulu Merpati, Puyuh dan

    Itik Pada Berbagai Pterylae

    Kecepatan tumbuh bulu pada berbagai

    lokasi pterylae (tempat tumbuhnya bulu di

    tubuh seekor unggas) berbeda pada ketiga

    jenis unggas. Terdapat pula perbedaan

    kemunculan dan kecepatan pertumbuhan

    bulu pada pterylae berbeda. Dengan kata

    lain terdapat pterylaeyang ditumbuhi bulu

    lebih cepat dibandingkan pterylae lainnya.

    Laju pertumbuhan jaringan dan organ-organ

    tubuh unggas tidak sama tiap periode umur

    tergantung kepentingan jaringan dan organ

    itu sendiri. Jaringan atau organ tubuh yang

    lebih vital untuk hidup akan lebih dulu

    mencapai perkembangan optimum.

    Perkembangan bulu merpati berlangsung

    secara bertahap berdasarkan umur dan

    tempat tumbuh bulu di tubuh (pterylae).

    Ketika baru menetas seekor burung merpati

    belum memiliki bulu karena merpati

    merupakan unggas psilopaedik (ketikamenetas tidak memiliki bulu atau memiliki

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    4/8

    Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease

    Alkali Bacillus sp. MI.2.3Termofilik

    474| Semirata 2013 FMIPA Unila

    bulu yang sedikit dan jarang). Bulu yang

    tumbuh pada tubuh seekor unggas memiliki

    kegunaan yang berbeda dan tergantung

    pada tempat tumbuhnya di tubuh. Bulu-bulu pada kepala, tubuh dan sayap

    melindungi burung dari kelembaban dan

    dingin.

    Perkembangan bulu berupa penggantian

    bulu down awal menjadi bulu down

    definitif terjadi pada umur dua minggu.

    Secara umum pterylae pada merpati yang

    lebih cepat mengalami perkembangan

    terjadi pada bagian sayap, ekor, kepala,

    leher, perut, punggung, dada, dan bahu.Pterylaeini mengalami perkembangan pada

    umur tiga minggu. Sedangkan pterylae

    yang mengalami perkembangan bulu

    lambat adalah paha yaitu pada umur empat

    minggu keatas. Perkembangan bulu merpati

    dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.

    Gambar 2. Perkembangan bulu merpati (a)umur 1 minggu, (b) umur 2

    minggu, (c) umur 3 minggu, (d)umur 4 minggu dan (e) periode

    layer.

    Perkembangan bulu pada puyuh

    berlangsung secara bertahap berdasarkan

    umur. Perkembangan bulu berupa

    penggantian bulu down awal menjadi buludown definitif pada burung puyuh terjadi

    pada umur satu minggu. Namun demikian

    pergantian tipe bulu tersebut hanya terjadi

    pada salah satu pterylae saja yaitu

    punggung.

    Terdapat perbedaan kecepatan

    perkembangan bulu down definitif menjadi

    bulu plumae antara berbagai pterylae. Bulu

    padapterylaeekor, dada, sayap, punggung,

    leher, bahu, paha, dan sayap berkembanglebih cepat yaitu pada umur satu minggu,

    Sedangkan bulu bagian kepala berkembang

    pada umur dua minggu dan perut pada

    umur tiga minggu. Perkembangan bulu

    puyuh pada berbagai tahapperkembangan

    dapat dilihat gambar 3 dibawah ini.

    Gambar 3. Perkembangan bulu puyuh (a)periode DOQ, (b) umur 1minggu, (c) umur 2 minggu, (d)

    umur 3 minggu, (e) umur 4minggu, (f) puyuhperiode layer

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    5/8

    Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |475

    Anakan itik menetas dengan seluruh

    pterylae telah ditumbuhi bulu, Dengan

    demikian itik tergolong unggasptelopaedik.

    Itik mengalami perkembangan bulu yanglambat jika dibandingkan dengan merpati

    dan puyuh. Secara umum merpati dan

    puyuh mengalami perkembangan bulu

    down definitif pada umur satu dan dua

    minggu dan bulu sudah tumbuh dengan

    sempurna (telah terdapat bulu plumae) pada

    umur tiga hingga empat minggu.

    Sedangkan pada itik perkembangan bulu

    down definitif baru dimulai pada umur satu

    hingga tiga minggu dan tumbuh sempurna

    pada umur delapan minggu.

    Perkembangan bulu awal berupa

    pergantian bulu down natal menjadi bulu

    down definitif pada itik umumnya terjadi

    pada umur tiga minggu. Selanjutnya terjadipergantian bulu down definitif menjadi bulu

    plumae yang mulai berlangsung sejak umur

    empat minggu pada duapterylae(perut dan

    ekor) yang perkembangannya lebih cepat,

    disusul pterylae bahu, paha dan kaki pada

    umr lima minggu, sedangkan pterylae

    kepala, punggung dan leher pada umur

    enam minggu. Bulu plumae pada pterylae

    sayap berkembang paling lambat yaitu pada

    umur delapan minggu. Perkembangan bulu

    itik pada berbagai tahap perkembangandapat dilihat pada gambar 4 berikut.

    Gambar 4. Perkembangan bulu itik pada berbagai tahap perkembangan, (a) periode DOD, (b) umur

    1 minggu, (c) umur 2 minggu, (d) umur 3 minggu, (e) umur 4 minggu, (f) umur 5minggu, (g) umur 6 minggu, (h) Umur 7 minggu, (i) umur 8 minggu, (j) umur 9minggu, (k) umur 10 minggu, dan (l) periode layer.

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    6/8

    Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease

    Alkali Bacillus sp. MI.2.3Termofilik

    476| Semirata 2013 FMIPA Unila

    Tipe-tipe bulu merpati, puyuh dan itik

    pada berbagai pterylaeTerdapat keragaman dalam ukuran,

    bentuk, susunan, dan warna (Gambar 5, 6, 7dan 8) dari bulu-bulu pada tiap individu

    unggas dalam satu spesies atau antar

    spesies berbeda. Perbedaan struktur bulu

    down pada anakan ketiga jenis unggas uji

    dapat dilihat pada gambar 5a (bulu down

    pada anakan merpati), gambar 6a (bulu

    down pada anakan puyuh) dan gambar 7a

    (bulu down pada anakan itik) dan 8.

    Keragaman tersebut juga terlihat dalam

    waktu kemunculan dan lokasi tumbuhnya

    bulu di tubuh pada setiap jenis unggas.Kecepatan pertumbuhan bulu awal pada

    berbagai pterylae pada setiap jenis unggas

    dipengaruhi oleh genotipe dari masing-

    masing unggas tersebut. Genotipe yang

    berbeda menghasilkan ekspresi gen

    (fenotip) yang berbeda pula. Fenotip yang

    berbeda-beda dipandu oleh hormon

    pertumbuhan dan kelamin yang mampu

    mempengaruhi mekanisme pengontrolan

    pertumbuhan (Yu et al. , 2004).

    Pertumbuhan bulu berlangsung sejak

    embrio unggas masih berada dalam telur.

    Ketika embrio, terjadi induksi embrionik

    yang menyebabkan sel-sel yang

    mengandung informasi genetik yang sama

    akan menyatu membentuk placoda

    (tonjolan pada epidermis) melalui

    diferensiasi epidermal yang akhirnya akan

    membentuk bulu.

    Gambar 5.Tipe bulu pada merpati (Columba

    livia). (a) Bulu tipe down definitif, (b)semiplumae, (c) Plumae dan (d) filoplumae.

    Gambar 6. Tipe bulu pada puyuh (Coturnixcoturnix japonica). (a) Bulu tipedown, (b) semiplumae, (c) Plumae.

    Gambar 7. Tipe bulu pada itik (Anas javanicus).(a) Bulu tipe down, (b) semiplumae,

    (c) Plumae.

    Bulu-bulu yang tumbuh pada setiap jenis

    unggas uji juga memiliki perbedaan dari

    segi ukuran. Bulu-bulu yang tumbuh pada

    pterylae sayap dan ekor memiliki ukuran

    yang lebih besar jika dibandingkan dengan

    bulu yang tumbuh pada pterylae lainnya

    (Gambar 8 dan 9) Perbedaan ukuran

    tersebut disebabkan oleh perbedaan ukuran

    diameter folikel bulu. Ukuran diameter

    folikel bulu bervariasi berdasarkan pterylae

    bulu (Badyaaev and Landee, 2010)

    Terdapat variasi tipe bulu antar pterylae

    pada satu individu ataupun antara unggas

    pada spesies yang berbeda. Variasi tipe-tipe

    bulu menyebabkan perbedaan fungsi dari

    tiap-tiap tipe bulu. Perbedaan tipe bulu

    telah ditentukan selama tahap

    perkembangan bulu. Folikel bulu

    berhubungan erat dengan serabut otot danserabut saraf, sehingga folikel bulu bisa

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    7/8

    Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

    Semirata 2013 FMIPA Unila |477

    berintegrasi kedalam bentuk dan fungsi dari

    organisme seluruhnya. Selama

    perkembangan, letak epidermal dan lipatan

    bulu memproduksi rigi barb yangmenghasilkan struktur yang bercabang-

    cabang dari bulu. Pola pertumbuhan rigi

    barb dan bergabungnya barb ke dalam

    sebuah rachis memunculkan variasi yang

    luas terhadap tipe bulu unggas (Alibardiand Toni, 2008).

    Gambar 8. Berbagai ukuran dan bentuk bulu plumae pada merpati berdasarkan tempat tumbuhnya.

    (a) bahu, (b) dada, (c) punggung, (d) kepala, (e) leher, (f) paha, (g) perut, (h) sayap dan(i) ekor.

  • 7/26/2019 merpati2 yang indah

    8/8

    Widya Lestari, dkk: Pengaruh Jenis Medium dan Kofaktor Terhadap Produksi Protease

    Alkali Bacillus sp. MI.2.3Termofilik

    478| Semirata 2013 FMIPA Unila

    Gambar 9. Berbagai bentuk bulu plumae pada

    unggas dewasa. (a) contur, (b)remiges dan (c) retrices.

    Terdapat tiga bentuk bulu plumae pada

    unggas dewasa yaitu bulu contur, remiges

    dan tetrices. Bulu contur adalah bulu yang

    berperan untuk menutupi permukaan tubuh

    unggas paling luar. Bulu contur juga

    terdapat di sayap. Bulu remiges adalah bulu

    yang tumbuh pada sayap, berbentuk

    asimetris dan berfungsi untuk terbang. Bulu

    retrices adalah bulu yang tumbuh di ekor,bentuknya asimetris namun juga berfungsi

    untuk terbang.

    KESIMPULAN

    Dari hasil penelitian yang telah

    dilakukan dapat disimpulkan bahwa tipe

    bulu yang tumbuh pada setiap tahap

    perkembangan masing-masing unggas

    berbeda begitu juga laju perkembangan

    bulu antarpterylaepada ketiga jenis unggastersebut di atas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alibardi L dan Toni M. 2008. Cytochemical

    And Molecular Characteristic Of The

    Process Of Cornification During

    Feather Morphogenesis, Prog

    Histochem Cytochem.;43(1):1-69.

    Badyaaev, Alexander V. dan Elizabeth A.

    Landee, 2010. Developmental Evolution

    Of Sexual Ornamention: Model And a

    Test Of Feather Growth And

    Pigmentation, USA: Departement Of

    Ecology And Evolutionary Biology

    Universitas Of Arizona).

    Gill, Frank B. 2007. Ornithology . Third

    Edition, Freeman and Company, New

    York.

    Harris, Matthew P, and Scoot Williamson.

    2005. Molekular Evidence For An

    Activator-Inhibitor Mekanisme In

    Development Of Embrionic Feather

    Branching.Proc Natl Acad Sci U S A.:

    102(33):11734-9.[PubMed][Google

    Scholar][PubMed][Google Scholar]

    Leeson, S. and T. Walsh, 2004.Feathering

    in commercial poultry I. Feather growth

    and composition. World's Poultry

    Science Journal,60: 42-51

    Murtidjo, Bambang Agus. 2008 .

    Mengelola Itik,Kanisius, Yogyakarta.

    Prum, R.O. 1999, Developmental And

    Evolutionary Origin Of Feather. J Exp

    Zool.;285(4):291-306.

    Suprijatna, Edjeng., Ilmu Dasar Ternak

    Unggas, Penebar Swadaya, Jakarta.

    Yonathan, Eric, 2003. Merawat dan

    Melatih Merpati Balap, Agromedia

    Pustaka, Jakarta.

    Yu M, Yue Z, Wu P, Wu DY, Mayer JA,

    Medina M, Widelitz RB, Jiang TX,

    Chuong CM. 2004. The biology of

    feather follicles. Int J Dev Biol.;48(2-

    3):181-91.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=search&db=PubMed&term=Leeson+S%5Bau%5D#_blankhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=search&db=PubMed&term=Leeson+S%5Bau%5D#_blankhttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=search&db=PubMed&term=Walsh+T%5Bau%5D#_blankhttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=WPShttp://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=WPShttp://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=WPShttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=http://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=WPShttp://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=WPShttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=search&db=PubMed&term=Walsh+T%5Bau%5D#_blankhttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://scholar.google.com/scholar?q=#_blankhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=search&db=PubMed&term=Leeson+S%5Bau%5D#_blank