meredam konflik dalam upaya harmonisasi antar umat beragama

23
MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA Oleh: Ismardi & Arisman Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau Email : [email protected] Abstraks Suasana saling menghargai antar umat beragama yang biasa disebut toleransi merupakan salah satu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil. Kebebasan dan toleransi merupakan dua hal yang sering kali dipertentangkan dalam kehidupan manusia. Secara khusus dalam komunitas yang beragam dan akan lebih rumit ketika dibicarakan dalam wilayah agama. Kebebasan beragama dianggap sebagai sesuatu yang menghambat kerukunan (tidak adanya toleransi), karena dalam pelaksanaan kebebasan mustahil seseorang tidak menyentuh kenyamanan orang lain. Akibatnya, pelaksanaan kebebasan menghambat jalannya kerukunan antar umat beragama. Toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Kata Kunci: Kebebasan, Toleransi, Konflik Pendahuluan Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang diperlihatkan dari banyaknya agama, suku, dan ras. Kemajemukan di Indonesia telah lama hadir sebagai realitas empirik yang tak terbantahkan. Indonesia kemudian dikenal sebagai bangsa dengan sebutan mega cultural diversity” karena Indonesia terdapat tidak kurang dari 250 kelompok etnis dengan lebih dari 500 jenis ragam bahasa yang berbeda. Kemajemukan bangsa Indonesia bukanlah persoalan baru, tetapi memang sesuatu yang sudah ada sejak lama. Istilah ini juga digunakan oleh pemerintah Hindia-Belanda untuk menggambarkan struktur masyarakat Indonesia. 1 1 Nasikun, Sistem Sosial Indonesia. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995),hlm. 27-40 200|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama, Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014 Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASIANTAR UMAT BERAGAMA

Oleh: Ismardi & ArismanDosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Suska Riau

Email : [email protected]

AbstraksSuasana saling menghargai antar umat beragama yang biasa disebut

toleransi merupakan salah satu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yangformil. Kebebasan dan toleransi merupakan dua hal yang sering kalidipertentangkan dalam kehidupan manusia. Secara khusus dalam komunitasyang beragam dan akan lebih rumit ketika dibicarakan dalam wilayah agama.Kebebasan beragama dianggap sebagai sesuatu yang menghambat kerukunan(tidak adanya toleransi), karena dalam pelaksanaan kebebasan mustahilseseorang tidak menyentuh kenyamanan orang lain. Akibatnya, pelaksanaankebebasan menghambat jalannya kerukunan antar umat beragama.

Toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapatterlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan.Namun yang sering terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnyapenekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untukmerukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan.Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenaikebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatuyang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.

Kata Kunci: Kebebasan, Toleransi, Konflik

PendahuluanIndonesia adalah bangsa yang majemuk

yang diperlihatkan dari banyaknya agama,suku, dan ras. Kemajemukan di Indonesiatelah lama hadir sebagai realitas empirikyang tak terbantahkan. Indonesia kemudiandikenal sebagai bangsa dengan sebutan“mega cultural diversity” karena Indonesiaterdapat tidak kurang dari 250 kelompoketnis dengan lebih dari 500 jenis ragam

bahasa yang berbeda.Kemajemukan bangsa Indonesia

bukanlah persoalan baru, tetapi memangsesuatu yang sudah ada sejak lama. Istilahini juga digunakan oleh pemerintahHindia-Belanda untuk menggambarkanstruktur masyarakat Indonesia.1

1 Nasikun, Sistem Sosial Indonesia. (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 1995),hlm. 27-40

200|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 2: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

Kemajemukan masyarakat Indonesiadapat dilihat dari dua sisi, yaitu; pertama,majemuk secara horizontal. Ditandai olehkenyataan adanya kesatuan-kesatuansocial berdasarkan perbedaan-perbedaansuku bangsa, agama, adat, sertakedaerahan. Kedua, secara vertical,struktur masyarakat Indonesia ditandaioleh adanya perbedaan-perbedaan lapisanbawah yang cukup tajam. Strukturmasyarakat majemuk pada dasarnya tidakbisa ditafsirkan sebagai ancaman bagikohesivitas social. Sebaliknya justrumenjadi potensi besar pembentukanmasyarakat yang demokratis, yangdicirikan terbangunnya civil society.2

Indonesia yang terbangun daristruktur Negara bangsa (nation state) tidakdapat menghindari dari keniscayaankemajemukan (pluralisme). Sejarah telahmenorehkan realitasnya melalui wujudkemerdekaan keindonesiaan sebagai hasilbahu-membahu dari kekuatan kemajemukanyang dimiliki bangsa ini. Dalam prinsip dasardemokrasi, kemajemukan (pluralitas) menjadisebuah fenomena kunci, sebab hakikatberdemokrasi dalam sebuah Negarabangsa ada pada transformasi nilai dariheterogenitas teritorial, social (SARA),budaya ke dalam bentuk homogenitaspolitik sebagai konsensus untuk beradabersama-sama dalam sebuah bangsa demimencapai tujuan bersama yang didalamnya ada hak dan kedudukan yang

sama, ada saling pengakuan terhadapkeberadaan masing-masing elemen.Perbedaan dalam bentuk heterogenitastersebut hanya akan menjadi sebuahpotensi kolektif jika telah terwujud dalamkonsensus tujuan hidup bersama denganjaminan tidak akan ada negasi terhadapsalah satu unsur. Ketika ter jadipengingkaran terhadap salah satu unsur,pemberontakan nilai akan terlihat lewatberbagai ekspresi yang fenomenanya kininampak di Indonesia.

Pluralitas agama sebenarnya bukanfenomena baru bagi bangsa Indonesia.Selama orde baru saja, secara de jure diakuioleh pemerintah aksistensi lima agamadan bahkan puluhan, atau bahkanmungkin ratusan aliran kepercayaan.3

Setiap penduduk Indonesia menghadapikenyataan pluralitas agama dalamkehidupan sehari-hari. Bertetangga,bekerja, dan bersekolah dengan orangyang berlainan agama adalah suatukenyataan yang dengan mudah ditemuidalam aktivitas kehidupan sehari-hari.Pluralitas agama telah menjadi bagianyang tidak terpisahkan dari apa artinyamenjadi penduduk atau bangsaIndonesia. Menyangkal kenyataan iniadalah sebuah kenaifan atau bertentangandenga sunnatullah.

Pluralitas agama menyimpan potensisekaligus bahaya tersendiri. Kemajemukanagama itu bisa menjadi potensi yang kuat,

2 Heru Nugroho, Konstruksi SARA, Kemajemukandan Demokrasi. Dalam Jurnal UNISIA No.40/XXII/IV (Yokyakarta : UII, 1999),hlm. 129

3 Robert Hardaniwarya, Dialog Umat Kristiani denganUmat Pluri-Agama/Kepercayaan di Nusantara,(Yokyakarta : Kanisius, 2001),hlm. 27-45

201|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 3: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

apabila kemajemukan tersebut dihargaidan diterima denga bijaksana oleh segenapunsur masyarakat yang ada. Apabila halini terjadi, maka akan terbentuk sebuahmozaik kehidupan yang indah dannyaman untuk dinikmati. Di sisi lain,kemajemukan itu menyimpan potensiuntuk menimbulkan masalah yang besar.Perbedaan-perbedaan ajaran agama,apabila tidak ditanggapi dengan bijaksana,maka dapat memicu sebuah pertikaianyang mendalam dan luas. Tampaknya ituyang telah dan sedang terjadi pada bangsaini. Berbagai konflik sosial yang bernuansaagama telah meletus di beberapa wilayahdi tanah air yang tentu saja berdampakpada integrasi bangsa.4

Mengingat pluralitas agama merupakankeniscayaan sosiologis, maka perluditingkatkan kedewasaan dalam menerimaperbedaan dan memperluas wawasanpaham keagamaan, agar perbedaan yangada bukannya menambah potensi konflikmelainkan menjadikan pluralitas sebagaiasset budaya dan politik.5 Dalampembangunan bidang politik, mestinyatokoh-tokoh agama berdiri paling depandalam memperjuangkan demokrasi danhak-hak asasi manusia, karena merekapaling sadar akan hakikat kemanusiaandan paling siap menerima perbedaan.

Sayangnya, kadang kala agama, baiktokoh dan lembaganya terperangkap padakecenderungan sikap ekslusif sehinggaakhirnya mereka bukannya sebagaiproblem solver, tetapi sebagai maker.

Suasana saling menghargai antarumat beragama yang biasa disebuttoleransi merupakan salah satu bentukakomodasi tanpa persetujuan yang formil.Kadang-kadang toleransi timbul secaratidak sadar dan tanpa direncanakan, halmana disebabkan karena adanya watakorang perorangan atau kelompok-kelompok manusia, untuk sedapatmungkin menghindarkan diri dari suatuperselisihan.6 Dari sejarah dikenal bangsaIndonesia adalah bangsa yang toleranyang sedapat mungkin menghindarkandiri dari perselisihan-perselisihan.

Menurut kamus bahasa Indonesia,toleransi yang bersal dari kata toleran itusendiri berarti bersifat atau bersikapmenenggang (menghargai, membiarkan,membolehkan), pendirian (pendapat,pandangan, kepercayaan, kebiasaan dansebagainya) yang berbeda dan atau yangbertentangan dengan pendiriannya.Toleransi juga berarti batas ukur untukpenambahan atau pengurangan yangmasih diperbolehkan.

Dalam Bahasa Arab, toleransi biasadisebut ikhtimal, tasamuh, yang artinyasikap membiarkan, lapang dada. Jaditoleransi beragana adalah menghargaidengan sabar, menghormati keyakinan

4 Beberapa contoh dari pertikaian yang bernuansareligious di tanah air dasawarsa terakhir ini dapat dilihatdalam MOH. Soleh Isre, Konflik Etno Religius IndonesiaKontemporer, (Jakarta : Depag RI, 2003)

5 Nurcholis Madjid,dikutip dalam PengantarAhmad Baso, Civil Society Versus Masyarakat Madani,(Bandung :Pustaka Hidayah, 1999),hlm. 23-24

6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta : Rajawali, 1982),hlm. 71

202|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 4: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

atau kepercayaan seseorang ataukelompok lain.

Jadi dalam hubungannya denganagama dan kepercayaan, toleransi berartimenghargai, membiarkan, membolehkankepercayaan agama yang berbeda itu tetapada, walaupun berbeda dengan agama dankepercayaan sesorang. Toleransi tidakberarti bahwa seseorang harus melepaskankepercayaannya atau ajaran agamanyakarena berbeda dengan yang lain, tetapimengizinkan perbedaan itu tetap ada.

Toleransi menjadi jalan terciptanyakebebasan beragama, apabila kata tersebutditerapkan pada orang pertama kepada orangkedua, ketiga dan seterusnya. Artinya, padawaktu seseorang ingin menggunakan hakkebebasannya, ia harus terlebih dahulubertanya pada diri sendiri, “apakah sayatelah melaksanakan kewajiban untukmenghormati kebebasan orang lain?”Dengan demikain, setiap orang akanmelaksanakan kebebasannya denganbertanggung jawab. Agama-agama akansemakin moderat jika mampumempersandingkan kebebasan dantoleransi. Kebebasan merupakan haksetiap individu dan kelompok yang harusdijaga dan dihormati, sedang toleransi adalahkewajiban agama-agama dalam hidupbersama.

Dalam upaya itulah tulisan ini hadiruntuk memberikan sebuah formulasiuntuk mengurangi bahkan menghilangkanataupun mengantisipasi agar konflik antarumat beragama tidak meluas sehinggatercipta keharmonisan dalam kehidupanyang plural.

Konflik dan PenanganannyaKonflik berasal dari kata kerja Latin

confligere,7 yang berarti saling memukul.Konflik juga dapat diartikan perselisihanatau pertentangan antar individu, ide,kepentingan dan lain-lain.8 Arti kata inijuga menunjuk pada semua bentukbenturan, tabrakan, ketidaksesuaian,ketidakserasian, perke-lahian, oposisi, daninteraksi yang antagonis. MenurutKamaludin konflik adalah segala sesuatu(interaksi) pertentangan atau antagonisantara dua pihak atau lebih. Konflik jugamerupakan suatu interaksi yang antagonismencakup tingkah laku lahiriah yangtampak jelas mulai dari bentuk-bentukperlawanan halus, terkontrol, tersembunyi,tak langsung, sampai pada bentukperlawanan terbuka. Secara sosiologis,konflik diartikan sebagai suatu prosessosial antara dua orang atau lebih (bisajuga kelompok) dimana salah satu pihakberusaha menyingkirkan pihak laindengan menghancurkannya ataumembuatnya tidak berdaya. Dalam kamusbesar Bahasa Indonesia konflik diartikansebagai percekcokan, perselisihan, danbentrokan.9 Dalam Kamus Konselingkonflik berarti suatu keadaan dimanaindividu dihadapkan kepada satu atau

7 Martin Manser dan Megan Thomson (ed), TimesChambers Combined Dictionary Thesaurus, (Singapore:Chambers Harrap Publisher Ltd, 1995), hlm. 267.

8 Teuku Iskandar, Kamus Dewan, (Kuala Lumpur:Dewan Bahasa dan Pustaka, 1986), hlm. 264.

9 Peter Salim & Yenny Salim, Kamus Bahasa IndonesiaKontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002),hlm. 761

203|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 5: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

lebih tujuan atau pilihan dan individuharus memilih satu dari beberapa pilihantersebut.10

Dalam Oxford Dictionary konflik ialah“struggle, fight, clashing of opposed interest”11

maksudnya pertengkaran dan pertentangankepentingan dalam keadaan atau suasanayang mana terdapat dua atau lebih pihakyang mempunyai perbedaan pendapatserta tidak sehaluan. Stephen P. Robbinmendefenisikan konflik sebagai satuproses dimana seseorang berusaha dengansengaja untuk menggagalkan usaha oranglain dengan cara menghalanginya dalammencapai tujuan.12

Konflik tidak mungkin bisa dilepaskandari kehidupan manusia. Selama manusiamasih memiliki kepentingan, kehendak,serta cita-cita, konflik akan senantiasa“mengikuti mereka”. Oleh karena dalamupaya untuk mewujudkan apa yangdiinginkan pastilah ada hambatan-hambatan yang menghalangi, dan halangantersebut harus disingkirkan. Tidak menutupkemungkinan akan terjadi benturan-benturan kepentingan antara individudengan kelompok, atau kelompok dengankelompok. Jika hal ini terjadi, makakonflik merupakan sesuatu yang niscayaterjadi dalam kehidupan manusia.

Banyak definisi konflik yangdkemukakan oleh para pakar. Dariberbagai definisi dan berbagai sumberyang ada istilah konflik dapat dirangkumdan diartikan sebagai berikut: (1) konflikadalah bentuk pertentangan alamiah yangdihasilkan oleh individu atau kelompokkarena mereka yang terlibat memilikiperbedaan sikap, kepercayaan, nilai-nilai,serta kebutuhan; (2) hubunganpertentangan antara dua pihak atau lebih(individu maupun kelompok) yangmemiliki atau merasa memiliki sasaran-sasaran tertentu, namun diliputipemikiran, perasaan, atau perbuatan yangtidak sejalan; (3) pertentangan ataupertikaian karena ada perbedaan dalamkebutuhan, nilai, dan motivasi pelaku atauyang terlibat di dalamnya; (4) suatu prosesyang terjadi ketika satu pihak secaranegatif mempengaruhi pihak lain, denganmelakukan kekerasan fisik yang membuatorang lain perasaan serta fisiknyaterganggu; (5) bentuk pertentangan yangbersifat fungsional karena pertentangansemacam itu mendukung tujuan kelompokdan memperbarui tampilan, namundisfungsional karena menghilangkantampilan kelompok yang sudah ada; (6)proses mendapatkan monopoli ganjaran,kekuasaan, pemilikan, denganmenyingkirkan atau melemahkan pesaing;(7) suatu bentuk perlawanan yangmelibatkan dua pihak secara antagonis;(8) kekacauan rangsangan kontradiktifdalam diri individu.

Uraian di atas juga menunjukkanbahwa dalam setiap konflik terdapat

10 Sudarsono, Kamus Konseling , (Jakarta: RinekaCipta, 1997), hlm. 123

11 A.S Hornby, Kamus Oxford Fajar Edvanced Learner‘sEnglish: Malay Dictionary, 2001. Lihat juga Asmah HajiOmar et. Al (terj), Selangor: fajar Bakti, hlm. 128.

12 Stephen P. Robbins, Organizational Theor y,Structure, Design and Apclication, (Englewood Cliff NewJersey: Prentice, 1990, hlm. 142.

204|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 6: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

beberapa unsur sebagai berikut.1. Ada dua pihak atau lebih yang terlibat.2. Ada tujuan yang dijadikan sasaran

konflik, dan tujuan itulah yangmenjadi sumber konflik.

3. Ada perbedaan pikiran, perasaan,tindakan di antara pihak yang terlibatuntuk mendapatkan atau mencapaitujuan.

4. Ada situasi konflik antara dua pihakyang bertentangan.

Konflik dalam tatanan organisasibermuara dari beberapa sebab, sepertiperbedaan nilai, perubahan peranan dantanggungjawab dari yang telah adasebelumnya, perubahan delegasikekuasaan termasuk perubahankepemimpinan, tuntutan tanggungjawabdari jabatan, terjadinya perubahan tujuan,peraturan, dan sebagainya.13 MenurutOrgan dan Bateman, konflik bolehberlaku dalam tiga keadaan, yaitu: pertama,keputusan yang berbeda; kedua, pendapatyang berbeda; ketiga, persepsi yangberbeda.14

Menurut Suharsimi faktor-faktorpenyebab konflik adalah sebagai berikut:1) adanya kesalahpahaman (kegagalankomunikasi); 2) keadaan pribadi individuyang saling konflik; 3) perbedaan nilai,pandangan dan tujuan; 4) perbedaan

standar penampilan (performance); 5)perbedaan yang berkenaan dengan cara;6) hal-hal yang berkaitan denganpertanggung-jawaban; 7) kurangnyakemampuan berkom-unikasi; 8) hal-halyang berhubungan dengan kekuasaan; 9)adanya frustasi dan kejengkelan; 10)adanya kopetensi memperebutkansumber yang terbatas; 11) tidakmenyetujui butir-butir dalam peraturanatau kebijakan.15 Pendapat lain jugamengatakan bahwa konflik dapat terjadikarena: 1) perbedaan pendapat atautujuan; 2) salah paham; 3) salah satu ataudua pihak dirugikan; 4) perasaan selalusensitif.16

Hardjana menyimpulkan bahwa,secara umum sumber-sumber konflikdalam organisasi sebagai berikut: 1) salahpengertian karena gagal komunikasi; 2)perbedaan tujuan karena perbedaan nilaihidup; 3) mendapatkan sumber dayaorganisasi yang terbatas; 4) persainganwewenang dan tanggungjawab; 5)perbedaan penafsiran terhadap peraturanatau kebijakan; 6) kurangnya kerja sama;7) adanya usaha untuk mendominasi; 8)tidak mentaati tata tertib dan peraturankerja; 9) perubahan dalam sasaran danprosedur kerja.17

Islam tidak menafikan adanya konflikdalam berbagai aspek kehidupanbermasyarakat dan bernegara. Hal ini

13 Dubrin A., Foundation of Organization Behavior OnApplied Perspective, (New Jersey: Prentice Hall, 1984),hlm. 349-352.

14 Organ dan Bateman, Organizational Behavior AnApplied Psychological Approach, (Texas: BusinessPublications Inc, 1986), hlm. 518.

15 Amri Darwis, Manajemen Konflik (PengembanganIlmu Berparadigma Islami), (Pekanbaru: Suska Pres,2008), h. 53.

16 Ibid, hlm. 54.17 Ibid, h. 60.

205|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 7: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

muncul karena perbedaan dalam caraberfikir, menilai dan memutuskansesuatu. Di samping itu manusiamerupakan makhluk Allah SWT yangmempunyai sifat tersendiri dan berlaiandengan orang lain. Keadaan seperti itusangat sulit untuk mewujudkan satukehidupan dalam hubungan kemanusiaanyang berlandaskan satu pendapat dankemauan yang sama.

Keinginan untuk mencapai kejayaandalam masyarakat Islam sudah pasti akanmenyebabkan terjadinya perselisihan danperbedaan pendapat di antara satu samalain sehingga dapat merenggangkanhubungan persau-daraan. Hal ini sesuaidengan ketentuan Allah SWT yang telahmenciptakan manusia selalu memilikiperbedaan-perbedaan pandangan.Firman Allah SWT dalam QS. Hud (11)ayat 118: Artinya:”Jikalau Tuhanmumenghen-daki, tentu Dia menjadikan manusiaumat yang satu, tetapi mereka senantiasaberselisih pendapat.”

Juga firman Allah SWT dalam QS. Ar-Rum (30) ayat 22: Artinya:”Dan di antaratanda-tanda kekuasaan-Nya ialahmenciptakan langit dan bumi dan berlain-lainanbahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnyapada yang demikan itu benar-benar terdapattanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.”

Berdasarkan dua ayat di aatsmenunjukkan bahwa konflik tidak dapatdielakkan karena Allah SWT menciptakanmanusia sebagi umat yang berbeda-beda.Perbedaan ini akan menjadikan setiapmanusia berlainan antara satu sama laindari segi pemikiran, pandangan, persepsi,

pemahaman, dan kepribadian.Konflik menurut Islam dapat

diartikan semacam bentuk keadaan yangmelampaui konsep perbedaan pendapatyang sehat dan dibenarkan. Konflik jugaberarti ketidakstabilan hubungan manusiabaik terhadap dirinya sendiri, orang lain,atau kelompok tertentu termasuk alamsekitar.18 Konflik dapat juga disamaartikan dengan apa yang disebut dalambahasa Arab kata al-Jidal (perdebatan) al-Khilaf (perbedaan pendapat) dan al-Khushumah (permusuhan).19

Kata al-Ikhtilaf (perselisihanpendapat)20 secara umum dapatditemukan melalui firman Allah SWT,salah satunya terdapat dalam QS. Al-Zariyat (51) ayat 8:

Artinya: “Sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda pendapat”.

Sedangkan kata al-jidal atau al-mujadalah (perdebatan) dapat diartikansebagai komunikasi dengan carabertengkar dan saling menyalahkan.21

Menurut imam al-Ghazali, al-mujadalahadalah setiap yang dikeluarkan dalambentuk kata-kata yang bertentanganpendapat dengan orang lain dari sudut

18 Syekh Ghazali dan Zambry Abdul Kadir,Pengurusan Perniagaan Islam, 1991, hlm. 132.

19 Taha Jabir Fayyad al-Alwan, Adab PerbedaanPendapat dalam Islam, terjemahan oleh MuhammadRivai Batubara, Kuala Lumpur: Dewan Pustaka Salam,hlm. 17-20.

20 Ibrahim Unay (et.al), al-Mu‘jam al-Wasith,(Istanbul: al-Maktabah al-Islamiyah, t.t), hlm. 251

21 Ibid, hlm. 111.

206|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 8: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

makna dan lafaz. Sehingga diniatkanuntuk melemahkan orang lain dalampercakapan.22 Selain itu selalumenunjukkan kelebihan dirinya sertamencari-cari kesalahan orang lain.Penggunaan kata al-jidal atau mujadalahsalah satunya terdapat dalam QS. Al-Hajj(22) ayat 8-9: Artinya: “Dan di antaramanusia ada orang-orang yang membantahtentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpapetunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yangbercahaya. Dengan memalingkan lambungnyauntuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.ia mendapat kehinaan di dunia dan diharikiamat Kami merasakan kepadanya azabneraka yang membakar”.

Juga terdapat dalam QS. Al-Kahfi ()ayat 56:

Artinya:”Dan tidaklah Kami mengutusRasul-rasul hanyalah sebagai pembawaberita gembira dan sebagai pemberiperingatan; tetapi orang-orang yang kafirmembantah dengan yang batil agar dengandemikian mereka dapat melenyap kan yanghak, dan mereka menganggap ayat-ayatKami dan peringatan- peringatan terhadapmereka sebagai olok-olokan”.

Walaupun konflik itu sulit dihindarinamun hendaklah diminimalisirkeberadaannya. Sehingga tidakmenimbulkan perpecahan yangmendatangkan mudharat yang lebihbesar. Oleh karena itu pada prinsipnya

perpecahan sangat dilarang Allah SWT.Firman Allah SWT dalam QS. Al-Anfal(8) ayat 46:

Artinya: “Dan taatlah kepada Allah danRasul-Nya dan janganlah kamuberbantah-bantahan, yang menyebabkankamu menjadi gentar dan hilangkekuatanmu dan bersabarlah.Sesungguhnya Allah beserta orang-orangyang sabar”.

Dalam ayat lain, Allah SWT sangatmengecam perpecahan dalam bentukapapun, termasuk konflik. Firman AllahSWT dalam QS. Al-An‘am () ayat 65:

Artinya: “Katakanlah: “Dialah yangberkuasa untuk mengirimkan azabkepadamu, dari atas kamu atau dari bawahkakimu atau Dia mencampurkan kamudalam golongan-golongan (yang salingbertentangan) dan merasakan kepadasebahagian kamu keganasan sebahagianyang lain. Perhatikanlah, betapa Kamimendatangkan tanda-tanda kebesaranKami silih berganti agar merekamemahami(nya)”.

Kerukunan Umat BeragamaPerspektif Islam

Dalam bab awal telah diterangkantentang kerukunan beragama, Kerukunanberasal dari bahasa Arab kata rukun,ruknun (rukun) jamaknya arkan berartiasas atau dasar. 23 Kerukunan Hidup

22 Muhammad Ibn Hamid al-Ghazali, Ihya‘ ‘Ulumal-Din, (Beirut: Dar al-Khair, 1990), hlm. 260

23 Depag RI, Kompilasi Peraturan Perundang-undanganKerukunan Hidup Umat Beragama (Jakarta : Depag RI,2003), hlm. 5

207|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 9: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

Umat Beragama, mengandung arti hiduprukun walaupun antar maupun internumat beragama. Adapun menurutYustiani24 dalam penelitiannya terdahuluyang berjudul “Kerukunan Antar UmatBeragama Islam Dan Kristen Di Soe NTT”menjelaskan Pengertian kerukunan umatberagama adalah terciptanya suatuhubungan yang harmonis dan dinamisserta rukun dan damai diantara sesamaumat beragama di Indonesia.

Dalam Islam kerukunan diberi istilah“Tasamuh” atau Toleransi. Yangdimaksud dengan toleransi ialahkerukunan sosial kemasyarakatan.Toleransi dalam penelitiannya Mawardiadalah suatu bentuk akomodasi yang tidakmembutuhkan penyelesaian dari fihaklain karena kedua belah fihak salingmenyadari dan mengharapkan situasiyang kondusif dalam kehidupanbermasyarakat.25

Menurut Mukti Ali26 Toleransi berasaldari bahasa latin tolerare yang berartimenahan diri, bersikap sabar,membiarkan orang lain berpendapatberbeda, berhati lapang dan tenggangrasa/tepo seliro (jawa) terhadap orang yangberlainan pandangan, keyakinan, dan

Agama. Menurut Baidh27 Toleransiadalah kesiapan dan kemampuan batinuntuk kerasan (jawa) bersama orang lainyang berbeda secara hakiki meskipunterdapat konflik dengan pemahamananda tentang apa yang baik dan jalanhidup yang layak. Toleransi disinibukanlah dalam bidang Aqidah Islamiyah(keimanan), karena aqidah telahdigariskan secara tegas dalam Al Qur’andan As Sunah. Fuad menambahkan28

yang dilarang dalam hal toleransi adalahtoleransi yang berarti mendukungkeyakinan pemeluk agama lain denganmengorbankan keimanan Islam (akidah).Adapun dalam bidang aqidah ataukeimanan seorang muslim hendaknyameyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan keyakinanyang dianutnya sesuai dengan firmanAllah SWT dalam Al Qur’an Surat AliImron 19 dan 85 sebagai berikut:

Ayat (19). Sesungguhnya agama (yangdiridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiadaberselisih orang-orang yang Telah diberi AlKitab kecuali sesudah datang pengetahuankepada mereka, Karena kedengkian (yangada) di antara mereka. barangsiapa yangkafir terhadap ayat-ayat Allah MakaSesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

27 Zakiyuddin Baidhawi, Pendidikan AgamaBerwawasan Multikultural ( Jakarta : Erlangga, 2005),hlm. 79

28 Fuad Fachruddin, Agama dan PendidikanDemokrasi. Pengalaman Muhammadiyah dan NahdahulUlama(Jakarta : Pustaka Alvabet, 2006), hlm. 244

24 Yustiani, Kerukunan Antar Umat Beragama Kristendan Islam di Soe, Nusa Tenggara Timur ( Jurnal “Analisa”Volume XV No. 2 Mei-Agustus : 2008), hlm. 72

25 Mawardi, Pembinaan Kerukunan Umat Beragama diDaerah Transmigrasi Palingkau Asri ( Jurnal “Analisa”Volume XV No. 2 Mei-Agustus : 2008), hlm. 94

26 Mukti Ali, Pluralisme Agama di PersimpanganMenuju Tuhan, (Salatiga : Stain Salatiga Press, 2006),hlm. 87

208|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 10: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

Ayat (85). Barangsiapa mencari agama selainagama Islam, Maka sekali-kali tidaklahakan diterima (agama itu)daripadanya, dandia di akhirat termasuk orang-orang yangrugi.

Sebagaimana kita ketahui dalamkehidupan sehari-hari, manusia selaludihadapkan dengan fenomena pluralitas.Plutralitas warna kulit (kulit putih, kuning,hitam, sawo matang dan sebagainya.Pluralitas etnik (etnik Cina, Arab, Jawa,Sunda, Banjar dan sebagainya). Pluralitasagama (Islam, Kristen-Katolik, KristenProtestan, Hindu, Budha, Konghuchu,Tao dan sebagainya). Pluralitas bahasa(bahasa Inggris, bahasa Prancis, Jerman,Indonesia dan sebagainya).

Adanya perbedaan seperti yang telahdijelaskan diatas merupakan kehendakAllah Swt atau Sunnatullah dikarenakanjika Tuhan menghendaki, manusia dimuka bumi ini akan memeluk satu agamadan beriman semuanya. Salah satu daribeberapa ayat Al Qur’an secara eksplisitmenyatakan bahwasanya perbedaanmerupakan Sunnatullah yaitu Al Qur’anSurat Yunus ayat 99:

Artinya: Dan Jikalau Tuhanmumenghendaki, tentulah beriman semuaorang yang di muka bumi seluruhnya.Maka apakah kamu (hendak) memaksamanusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.

Dari ayat diatas dapat diambil sebagaimakluk sosial kita saling dan selalumembutuhkan orang lain baik dalam

kegiatan perniagaan atau yang lainnya.Kerjasama yang baik selalu dibutuhkantanpa mencampuri urusan internalseseorang seperti keyakinan agama. Kitapun tidak boleh memaksakan kepadaseseorang yang berlainan pandangan dankeyakinan dengan kita untuk ikut kepadapandangan dan keyakinan kitasebagaimana diterangkan dalam firmanAllah SWT dalam Al Qur’an Surat AlBaqoroh ayat 256 sebagaimana dibawahini :

Artinya (256). Tidak ada paksaan untuk(memasuki) agama (Islam); SesungguhnyaTelah jelas jalan yang benar daripada jalanyang sesat. Karena itu barangsiapa yangingkar kepada Thaghut dan berimankepada Allah, Maka Sesungguhnya iaTelah berpegang kepada buhul tali yangamat Kuat yang tidak akan putus. danAllah Maha mendengar lagi MahaMengetahui.

Kerukunan Umat Beragama dibagimenjadi dua macam yaitu Kerukunanintern umat Islam dan Kerukunan AntarUmat Beragama. Kerukunan intern umatIslam di Indonesia harus berdasasarkanatas semangat Ukhuwah Islamiyah(persaudaraan sesama muslim) yangtinggal di Negara Republik Indonesia,sesuai dengan firman Allah dalam Qs AlHujurat (49) ayat 10 bahwasanya kesatuandan persatuan umat Islam diikat olehkesamaan aqidah (keimanan), akhlaq dansikap beragamnya berdasarkan atas AlQur’an dan Al Hadist. Artinya (10).Orang-orang beriman itu Sesung guhnya

209|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 11: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilahhubungan) antara kedua saudaramu itu dantakutlah terhadap Allah, supaya kamumendapat rahmat.

Adanya perbedaan pendapat diantaraumat Islam adalah Rahmat asalkanperbedaan pendapat itu tidak membawakepada perpecahan dan permusuhan(konflik). Adalah suatu yang wajarterhadap adanya perbedaan pendapatyang disebabkan masalah politik yangkemudian memunculkan partai-partaiIslam yang semuanya menjadikan Islamsebagai asas politiknya.

Adapun dengan Kerukunan AntarUmat Beragama, Kerukunan umat Islamdengan penganut agama lain di Indonesiadidasarkan atas Falsafah Pancasila danUUD 1945 dimana Hal-hal yang terlarangadanya toleransi tersebut adalah adanyadalam masalah aqidah dan ibadah, sesuaidengan firman Allah dalam Qs AlKafirun (109) ayat 6 yang artinya “BagimuAgama-Mu Dan Bagiku Agama-Ku”

Sesungguhnya adanya berbagai agamamerupakan ujian dari Allah kepadahambanya yang mau berfikir, mencari,mempertimbangkan akan sebuahkebenaran hakiki sebagaimana ajaran tauhidyang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulusebelum Baginda Nabi Muhammad SAWyaitu kalimat “ Laa Ilaa Ha Illa Allah “.

Dalam Islam juga tidak terlepas olehadanya penyebaran misi seperti agama-agama lain yang mempunyai kebenaraneksklusif yang mewajibkan umatnyauntuk menyampaikan pesan-pesan Islam“ballighu „ani walau aayah” yang bernama

“dakwah” amar ma’ruf nahi munkar,akan tetapi dalam da’wah tersebut tidakharus melibatkan sikap pemaksaanterhadap orang lain sebagaimana firmanAllah Q.S Al Baqoroh 256 di atas (laa ikrooha fiddiini)

Dakwah adalah mengajak, mangajakkepada kebenaran, menurut Asep29 jikadirasa ajakan tersebut diyakini mempunyaikebenaran, haruslah dilakukan dengancara-cara yang penuh dengan ke’arifan,kesopanan, tutur kata yang baik sertadasar argument yang masuk akal.

Islam melarang umatnya berbantah-bantahan (debat) dengan kelompok lainmelainkan dengan cara-cara yang baik,termasuk menjaga kesopanan sertatenggang rasa, kecuali terhadap merekayang berlaku aniaya/ dzolim kepada kita.Sekalipun kita sebagai umat Islammengetahui orang lain menyembahsesembahan selain Allah Yang Maha Esa,umat Islam tetap dilarang berlaku tidaksopan terhadapnya. Umat Islam tidakdibenarkan memaksakan sertamenyalahkan kehendak satu ataskehendak lainnya. Al Qur’an sendiri telahmenjelaskan kepada kita bahwaKehendak Allah atas adanya bermacam-macam agama bukan untuk salingbersaing mencapai tujuan-tujuan duiawi,akan tetapi hendaknya umat Islamberangkat dari konsep berlomba-lomba

29 Asep Syaefullah, Merukunkan Umat Beragama,Study Pemikiran Tarmizi Taher Tentang Kerukunan UmatBeragama (Jakarta : Grafindo Hasanah Ilmu, 2007),hlm.104

210|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 12: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

mengerjakan kebaikan yang banyak(Fastabikul khoirot) meskipun itu terhadaporang yang berbeda pandangan dankeyakinan dengan kita. Hal tersebut nyatadalam firman Allah Al Qur’an Surat AlMa’idah : 48

Artinya (48). Dan kami Telah turunkankepadamu Al Quran dengan membawakebenaran, membenarkan apa yangsebelumnya, yaitu kitab-kitab (yangditurunkan sebelumnya) dan batu ujianterhadap kitab-kitab yang lain itu; Makaputuskanlah perkara mereka menurut apayang Allah turunkan dan janganlah kamumengikuti hawa nafsu mereka denganmeninggalkan kebenaran yang Telah datangkepadamu. untuk tiap-tiap umat diantarakamu, kami berikan aturan dan jalan yangterang. sekiranya Allah menghendaki,niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat(saja), tetapi Allah hendak menguji kamuterhadap pemberian-Nya kepadamu, Makaberlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanyakepada Allah-lah kembali kamu semuanya,lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yangTelah kamu perselisihkan itu,

Sikap ketidak sopanan kepada orangyang berbeda keyakinan dengan kitajustru akan berbalik menyerang danberlaku tidak sopan yang sama terhadapagama kita, kepada Allah Yang Maha Esasebagai akibat dari dorongan rasapermusuhan tanpa pengetahuan yangmemadahi.30 Untuk itu pergaulan yangbaik,cinta damai tetap harus dijaga tanpa

adanya sikap fanatik sempit terhadapagama lainnya. Disinilah berlaku firmanAllah “ lakum di nukum waliyadin : bagimuagamamu dan bagiku agamaku”

Disini, Al Qur’an menegaskan kaummuslimin untuk hidup damai bersamapihak-pihak lain yang barang kali berbedadengan kita serta berlaku adil selamamereka tidak memusuhi kaum muslimin.Prinsip ini telah diterangkan dalam AlQur’an melalui firman-Nya :

Artinya (8). Allah tidak melarang kamuuntuk berbuat baik dan berlaku adilterhadap orang-orang yang tiadamemerangimu Karena agama dan tidak(pula) mengusir kamu dari negerimu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang berlaku adil.

Dengan demikian, jelas bahwa Islammengakui hak-hak hidup agama lainuntuk menjalankan ajaran-ajaran agamasebagaimana ajaran yang mereka anutsehingga semakin jelasah letak dasarajaran Islam tentang toleransi/kerukunanberagama.

Kerukunan Beragama masa IslamKlasik

Sejak Islam pertama kali datangbersama Rasulullah Saw di tanah Arab,wajah Islam yang toleran dan cintadamailah yang diperkenalkan oleh Nabikepada umatnya. Umat Islam sudahmemiliki pengalaman untuk membangunharmonisasi kehidupan antar penganutagama. Di tengah keragaman ataupluralitas keberagamaan pada masa30 Ibid.,

211|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 13: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

kenabian Muhammad Saw, beliau tidaklahmenghalangi untuk mengembangkansikap-sikap toleransi antar pemeluk agamaatau kepercayaan yang berbeda. Bahkan,baginda Nabi Muhammad pernah suritauladan yang sangat inspiring dihadapanpara pengikutnya dalam hal toleransi.Bukan hanya kepada saudara seagama,namun juga antar agama dan keyakinanyang berbeda. Sejarah mencatat bahwa,Nabi pernah dikucilkan dan bahkan diusirdari tumpah darahnya (Makkah AlMukaromah). Beliau terpaksa hijrah keMadinah untuk beberapa lama dankemudian kembali ke Makkah. Peristiwa itudikenal dengan Fathul Makkah. Dalamperistiwa yang penuh kemenangan ini, Nabitidak menggambil langkah balas dendamkepada siapapun juga yang telah mengusirnyadahulu dari tanah kelahirannya.

Peristiwa itu sangat memberi kesanyang mendalam terhadap penganutagama Islam di mana pun mereka berada.Nabi telah memberi contoh kongkret dansekaligus contoh pemahaman danpenghayatan kerukunan keagamaan yangamat riel dihadapan umatnya. Ketikasesampainya di kota Madinah yang sangatplural kondisi penduduknya, yaitu adanyakemajemukan dalam agama dan kepercayaanserta pluralitas dalam kesukuan, NabiMuhammad SAW membuat suatu dokumenKonstitusi Madinah sebagai aturan pokoktata kehidupan bersama di Madinah.31

Dalam piagam tersebut secara tegasdinyatakan hak-hak penganut agama lainuntuk hidup berdampingan secara damaidengan kaum muslimin. Nabi dalammelaksanakan ajaran-ajaran agamanyatetap menjaga dan menghormatihubungan sosial dalam masyarakat. Hidupberdampingan dalam keadaan damai,rukun serta harmonis. Diterangkan dalambukunya Alim32 Pada pasal 45 dalamkonstitusi Madinah bahwa ada ajakandamai, maka ajakan tersebut harus diterimaasal pihak lainnya betul-betul memenuhiserta melaksanakan isi perdamaian kecualidengan orang-orang yang memerangiIslam. Agama lain tetap diakui, meminjamistilah Ruslani.33 Nabi tidak menuntutataupun menonjolkan truth claim dansalvation claim secara berlebihan denganmenggunakan system referensi sendiriuntuk menilai sistem referensi orang lain.Beliau tidak menuntut adanyapembenaran atas nama dirinya maupunatas nama agama yang dianutnya. Nabimengambil sikap agree in disagreement/“setuju dalam perbedaan”, maksudnyaSikap setuju untuk suatu doktrin agamayang dianut dan diyakini oleh umatnyameskipun ia sendiri tidak setuju dengandoktrin dan ajaran agama lain tersebut dantidak memusuhi tidak membenarkan kantetapi mengakui keberadaanya. Sikapsinkritisme dalam agama yang menganggap

31Muhammad Alim, Demokrasi dan Hak-Hak AsasiManusia dalam Konstisusi Madinah dan UUD 1945(Yogyakarta: UII Press, 2001), hlm.7

32 Ibid, Hlm. 5833 Ruslani. Islam Dialogis, Akar-Akar Toleransi Dalam

Sejarah Dan Kitab Suci. (Yogyakarta: Pustaka CendikiaPress, 2006), hlm. 216

212|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 14: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

bahwa semua agama adalah benar tidaksesuai dan tidak relevan dengan keimananseseorang muslim dan tidak relevan denganpemikiran yang logis, meskipun dalampergaulan sosial dan kemasyarakatan Islamsangat menekankan prinsip toleransi ataukerukunan antar umat beragama.

Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an Surat. Al-Kafirun : 1-6 :1. Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,2. Aku tidak akan menyembah apa yang

kamu sembah.3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan

yang Aku sembah.4. Dan Aku tidak pernah menjadi

penyembah apa yang kamu sembah,5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi

penyembah Tuhan yang Aku sembah.6. Untukmu agamamu, dan untukkulah,

agamaku.”

Sejarah mencatat ketika pasukanmuslim melakukan expansi ke wilayahBizantium Kristen, kaum musliminmempertahankan apa yang diajarkan AlQur’an dan yang dicontohkan Rasul. Dantatkala expansi yang dipimpin oleh UmarIbn Khothob tersebut membuahkan hasildengan takluknya kota Yarussalem,kholifah kedua ini menerima kunci kotalangsung dari Uskup Agung dilanjutkandengan membacakan pengumumanpenandatanganan surat perjanjian. Adapunisi dari surat perjanjian tersebut oleh Asep34dalam bukunya dijelaskan sebagai berikut:

“Dengan nama Allah yang MahaPengasih lagi Maha Penyayang. Perjanjianini diberikan oleh Umar, hamba Allah danAmir al mu’minin, kepada pendudukAelia. Dia (Umar) menjamin keamananjiwa dan harta mereka, menjaga gereja-gereja dan salib-salib mereka, sertamenjaga para penganut agama Kristen.Gereja mereka tidak akan dijarah ataupundihancurkan, atau harta benda tidak akandikurangi dalam bentuk apapun, merekatidak akan dipaksa dalam bentuk apapunkaitan dengan agama mereka, dan merekaharuslah terpelihara dari bahaya.”

Pada zaman dahulu hal yang samatelah dicontohkan Nabi Saw tentangdialog dan sikap saling menghargai antaragama. Dalam bukunya Mahmuddijelaskan tentang peristiwa tatkala Nabimengadakan dialog di Masjid Nabawidengan utusan Bani Najran yangberagama Kristen.35 Utusan itu berjumlahlima belas orang dibawah pimpinan AbuAl Harits. Sebelum dialog dimulai, NabiSaw mengizinkan mereka melaksanakanRangkaian ibadah mereka di salah satubagian masjid Nabawi. Diterangkan olehZakiyuddin Baidhawy36 suatu ketikaRasulullah bersama para sahabat sedangberdiskusi tentang keberadan Allah,secara tiba-tiba datang seorang badui ketengah-tengah mereka, lalu berkata:“Tuhan Allah, menurut pendapatku

34 Asep Syaefullah, Op.Cit, hlm. 144

35 Zaqzud Mahmud Hamid, Reposisi Islam Di EraGlobalisasi.( Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara,2004), hlm.76

36 Zakiyuddin Baidhawi, Op.Cit, hlm. 48

213|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 15: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

berada di atas sana”. Umar bin Khotobmarah mendengar perkataan badui serayamencabut pedang hendak membunuhnya.Rasulullah melarang tindakan umar serayaberkata: “jangan kau bunuh, biarkan dia,pendapatnya tidak salah karena barutahap itulah pemahamannya tentangkeberadaan Allah”. Pada kesempatan lainSahabat Umar Ra melarang muslim shalatdi Gereja dengan maksud agar suatu saatkelak jangan sampai terjadi muslimmengklaim gereja menjadi masjid secarasewenang-wenang.

Melihat beberapa pengalaman sejarahNabi serta para sahabat sudahsepantasnya kita dapat meneladani gunaterwujudnya masyarakat yang cinta damai.Adanya perbedaan tidak seharusnyadipandang sebagai sebuah ancaman,melainkan dapat dijadikan sebagai potensidalam membangun kehidupankebangsaan yang jauh lebih baik.

Kontribusi Agama-Agama dalamMasyarakat Plural

Keanekaragaman agama dan jugaetnis,dan lainnya menyebabkan susunanmasyarakat dunia, termasuk Indonesia,menjadi plural. Kondisi demikian,seringkali menimbulkan konflik antarumat beragama dan antar etnis. Konflik“abadi” antara Israel dengan Arab (umatYahudi dengan Muslim dan Kristiani) diPalestina, dan rangkaian konflikbernuansa agama di Indonesia, memberikesan seakan-akan agama merupakansalah satu faktor penyebab munculnyaberbagai konflik tersebut. Jika kondisi

demikian dibiarkan, maka pada akhirnyaAgama tidak lagi dianggap sebagaisesuatu yang diperlukam dalamkehidupan bermasyarakat

Pandangan negatif terhadap agamaseperti diatas haruslah mulai sejak dinidikikis dan dihilangkan dalam kehidupanmasyarakat. Prinsip-prinsip pokok yangberhubungan dengan kemanusiaan dankehidupan berma-syarakat, padahakekatnya sama pada semua agama.Dalam penelitiannya terdahulu oleh Mkhusna Amal yang berjudul KomitmenAgama Merajut Kerukunan Autentik DiPerkotaan telah memaparkanbahwasannya pada masyarakat Indonesiaagama diyakini sebagai way of life(pegangan hidup) yang memberikanarahan, tuntunan dan pendidikan bagimasyarakat dalam berpandangan,bersikap serta berperilaku, ajaran agamayang memuat nilai-nilai seperti keadilan,amanah, persamaan, kedamaian, kasihsayang, tanggung jawab, kemandirian,moralitas serta kerukunan dalammensikapi perbedaan sangat potensialdimanfaatkan sebagai konsep pokokbersama antar umat beragama gunameningkatkan kesejahteraan dankemakmuran masyarakat, politik yangbersih dan demokratis, serta tatanankehidupan sosial yang plural menujuterbentuknya keharmonisan serta penuhkerukunan. Dalam sebuah hadis yangdiambil dari Shahih Muslim, hlm. 466 bab.Al Ilm, serta syarah As Sunnah juz 1 hlm158 dalam (Husna.2006: 2) sesungguhnyaagama itu sebagai jalan petunjuk : Artinya

214|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 16: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

: Nabi Muhammad Bersabda “siapa yangmengajak ke jalan petunjuk baginya pahalasebanyak pahala orang-orang yangmengikutinya. Siapa yang mengajak kesesatan,ia akan berolah dosa sebanyak dosa orang-orangyang mengikutinya”.

Menurut Jedida T. Posumah-Santosodalam Sumartana menjelaskan bahwaagama dipandang sangat dibanggakandan diandalkan. Pertama, sebagaikekuatan sepiritual masyarakat bangsayang dianggap mampu untuk menjadikanmasyarakat yang adil, beradab, berakhlaq,baik dan terpuji. Kedua, sebagai potensidasar membentuk tradisi berfikir,bersikap dewasa, terbuka dan Toleran.Ketiga, menjawab basic need/kebutuhandasar masyarakat dari generasi ke generasiuntuk bisa hidup secara dinamis danrukun dalam keberbagaian agama, etnikdan budaya. 37

Era globalisasi saat ini dapat membuatpeluang besar untuk terbentuknyamasyarakat pluralistik terutama dari segiagama dan etnis. Masa keterbukaan daninformasi serta komunikasi yang majuseperti sekarang ini, memungkinkanterjadinya mobilisasi penduduk dari satudaerah ke daerah yang lain denganberbagai alasan. Proses pembentukanmasyarakat pluralistik seperti ini akanterus berlangsung pada era globalisasi,mengingat batas-batas wilayah ataunegara tidak mampu lagi mencegah

terjadinya perpindahan penduduk danmenyebabkan tumbuhnya masyarakatplural diberbagai kawasan dunia. Keadaanyang plural hendaknya dimanfaatkanuntuk hal-hal yang bersifat positif,menurut Imarah jika tidak ada pluralitas,perbedaan, dan perselisihan niscaya tidakada motivasi untuk berlomba, salingdorong dan berkompetisi diantaraindividu, umat, pemikiran, filsafat sertaperadaban, selain itu hidup pun akanmenjadi stagnan dan tawar serta matitanpa dinamika.38

Kemajemuk masyarakat dari segi etnisdan agama, sesungguhnya merupakananugrah dan kehendak Tuhan. TuhanYang Maha Kuasa telah menetapkanhukum-hukum-Nya, selain berupadoktrin agama juga berupa ketentuanyang berlaku pada alam dan manusia yanglazim disebut hukum alam (sunnatullah).Sebagaimana yang diajarkan oleh agama,manusia diciptakan dari yang satu(pasangan), nenek moyang manusia ituadalah serang laki-laki (Adam) danseorang perempuan (Hawa),

Artinya (213). Manusia itu adalah umatyang satu. (Setelah timbul perselisihan),Maka Allah mengutus para nabi, sebagaipemberi peringatan, dan Allahmenurunkan bersama mereka Kitab yangbenar, untuk memberi Keputusan di antaramanusia tentang perkara yang mereka

37Sumartana Th, dkk, Pluralisme, Konflik, danPendidikan Agama di Indonesia. (Yogyakarta: InstituteDIAN/interfidei Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 275

38 Muhammad Imarah, Islam dan Pluralitas: Perbedandan Kemajemukan Dalam Bingkai Persatuan. Judul Asli :Al Islam Wat-Ta’addudiyah al ikhtilaf wat-tanawwu fiithaaril wihdah. (Jakarta: Gema Insani Perss, 1999), hlm.36

215|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 17: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

perselisihkan. tidaklah berselisih tentangKitab itu melainkan orang yang Telahdidatangkan kepada mereka kitab, yaitusetelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antaramereka sendiri. Maka Allah memberipetunjuk orang-orang yang beriman kepadakebenaran tentang hal yang merekaperselisihkann itu dengan kehendak-Nya. danAllah selalu memberi petunjuk orang yangdikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

Kemudian dari keduanya lahirlahmanusia yang banyak dalam berbagaietnis yang berbeda-beda sebagaipengaruh geografis di mana manusia lahirdan dibesarkan. Adanya perbedaantersebut tidak lantas menjadi ajang untuksaling bermusuhan satu sama lainmelainkan lebih sebagai pendorong agarsaling mengenal, bergandeng tangan,bersikap rukun serta saling membantu.Hal tersebut telah dijelaskan dalam AlQur’annul Karim:

Artinya (13). Hai manusia,Sesungguhnya kami menciptakan kamudari seorang laki-laki dan seorangperempuan dan menjadikan kamuberbangsa - bangsa dan bersuku-sukusupaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling muliadiantara kamu disisi Allah ialah orangyang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagiMaha Mengenal.

Keragaman agama, diyakini sebagaikehendak Allah untuk mengutus berbagai

Rasul dan Nabi yang bertugasmenyampaikan agama kepada umatnya.Nabi dan Rasul itu sangat banyak,walaupun di dalam kitab suci Islam hanyadisebutkan 25 orang. Namun demikianmasih banyak di antara mereka yang tidakdisebutkan. Kemungkinan diantara nabi/rasul yang tidak disebutkan itu, termasukpembawa agama Hindu dan Budha. Jadikeragaman agama yang pernah dan masihada di dunia ini berasal dari dan ataskehendak Allah.

Meskipun berbilang banyaknya,namun agama-agama mempunyai misiyang sama. Segala bentuk ibadah danketentuan berupa perintah dan laranganyang terdapat pada semua agamasesungguhnya dimaksudkan untukkeselamatan bagi umat manusia. Dengandemikian keselamatan manusia merupakansesuatu yang mendasar dalam semuaagama dan bersifat universal. Misikeselamatan itu menyangkut keselamatanpribadi dan keselamatan orang lain,keselamatan di dunia dan keselamatan diakhirat. Semua agama meyakini adanyahari akhirat. Keselamatan orang lain, baikyang seagama maupun orang yang tidakseagama dengan kita. Keselamatanpribadi sangat tergantung pada ibadahdan kepatuhan terhadap ajarankemanusiaan dari agama yang dianut.

Dalam masyarakat plural, perbedaandalam hal doktrin, peranan institusikeagamaan,dan pengetahuan/pendidikandalam hal pemahaman agama berpotensiuntuk menimbulkan konflik baik internalmaupun eksternal, konflik horizontal

216|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 18: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

maupun vertikal. Perbedaan doktrin yangtidak dapat dihindari itu tidak akanberkembang menjadi konflik apabilaumat beragama yang berada dalam suatumasyarakat berjiwa toleran denganmembolehkan, membiarkan danmenghargai doktrin dan ajaran agamayang berlainan dengan agamanya ataupahamnya sendiri.

Pendidikan umat sejak dini melaluipenanaman nilai-nilai agama harusdilakukan dalam suatu proses yangdimulai dengan pemberian dasarpengetahuan agama dilanjutkan denganpelaksanaan agama dan terciptanya fungsiagama. Beragama secara formal sangatpenting untuk menampakkan eksistensiagama itu dalam masyarakat dan untukmewujudkan fungsi agama. Untukmewujudkan fungsi agama itu diperlukanberagama secara fungsional. Dalammasyarakat plural, patut diingat bahwa agamaberbeda secara formal, tetapi bersatu secarafungsional yaitu untuk kedamaian danketentraman diri sendiri dan masyarakat.

Sesungguhnya jika fungsi agamaberupa integrasi sosial, kedamaian danketentraman dapat terwujud, makakonflik sosial dapat dicegah. Selainfungsionalisasi agama dalam kehidupanpribadi dan masyarakat, kesamaan misiagama yaitu keselamatan (salvation) dapatmenjadi perekat dalam kehidupan sosial.

Formulasi Harmonisasi Antar Umatberagama

Toleransi dalam beragama bukanberarti hari ini bebas menganut agama

tertentu dan besok hari menganut agamayang lain atau dengan bebasnya mengikutiibadah dan ritualitas semua agama tanpaadanya peraturan yang mengikat. Akantetapi, toleransi beragama harus dipahamisebagai bentuk pengakuan akan adanyaagama-agama lain selain agama kitadengan segala bentuk system, dan tatacara peribadatannya dan memberikankebebasan untuk menjalankan keyakinanagama masing-masing.

Mukti Ali menjelaskan bahwa adabeberapa pemikiran diajukan orang untukmencapai kerukunan dalam kehidupanberagama. Pertama, sinkretisme, yaitupendapat yang menyatakan bahwa semuaagama adalah sama. Kedua, Rekonception,yaitu menyelami dan meninjau kembaliagama sendiri dalam konfrontasi denganagama-agama lain. Ketiga, sintesis, yaitumenciptakan suatu agama baru yangelemen-elemennya diambilkan dariberbagai agama, supaya dengan demikiantiap-tiap pemeluk agama merasa bahwasebagian dari ajaran agamanya telahterambil dalam agama sintesis itu. Keempat,penggantian, yaitu mengakui agamanyasendiri itulah yang benar, sedang agama-agama lain adalah salah; dan berusahasupaya orang-orang yang lain agamamasuk dalam agamanya. Kelima, Agree inDisagreement (setuju dalam perbedaan),yaitu percaya bahwa agama yang dipelukitulah agama yang paling baik, danmempersilahkan orang lain untuk untukmempercayai bahwa agama yangdipeluknya adalah agama yang palingbaik. Diyakini bahwa antara satu agama

217|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 19: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

dan agama yang lainnya, selain terdapatperbedaan, juga terdapat persamaan.39

Mukti Ali sendiri setuju dengan jalanagree in disagreement. Ia mengakui jalaninilah yang penting ditempuh untukmenimbulkan kerukunan hidupberagama. Orang yang beragama haruspercaya bahwa agama yang ia peluk itulahagama yang paling baik dan paling benar,dan orang lain juga dipersilahkan, bahkandihargai, untuk percaya dan yakin bahwaagama yang dipeluknya adalah agamayang paling baik dan paling benar.40

Jaminan kebebasan beragamadan/atau berkeyakinan dapat dilihat padasejumlah kebijakan sebagaimana tersebutdi bawah ini :41

1. UUD 1945 pasal 28 E, ayat (1) : Setiaporang bebas memeluk agama danberibadat menurut agamanya. Ayat(2): Setiap orang berhak ataskebebasan meyakini kepercayaan,menyatakan fikiran dan sikap sesuaidengan hati nuraninya.

2. UUD 1945 pasal 29, ayat (2): Negaramenjamin kemerdekaan tiap-tiappenduduk untuk memeluk agamanyamasing-masing dan beribadat menurutagamanya dan kepercayaannnya itu.

3. UU No. 12 tahun 2005 tentangPengesahan Kovenan Internasionaltentang Hak-Hak Sipil Politik pasal 18ayat (1): Setiap orang berhak ataskebebasan berfikir, berkeyakinan danberagama. Hak ini mencakupkebebasan untuk menganut ataumenerima suatu agama ataukepercayaan atas pilihannya sendiri,dan kebebasan, baik secara individumaupun bersama-sama dengan oranglain, dan baik ditempat umum atautertutup untuk menjalankan agamaatau kepercayaan dalam kegiatanibadah, ketaatan, pengamalan danpengajaran. Pasal 18 ayat (2) : Tidakseorangpun boleh dipaksa sehinggamengganggu kebebebasannya untukmenganut atau menerima suatuagama atau kepercayaannya sesuaidengan pilihannya.

4. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAMPASAL 22 ayat (1): Setiap orangbebas memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurutagamanya dan kepercayaannya itu.Pasal 22 ayat (2): Negara menjaminkemerdekaan setiap orang memelukagamanya masing-masing danberibadat menurut agamanya dankepercayaannya itu.

5. UU No. 1/PNPS/1965, jo UU No.5/1969 tentang pencegahanpenyalahgunaan dan/atau penodaanAgama, pada penjelasan pasal 1berbunyai : agama-agama yang dipelukoleh penduduk Indonesia ialah Islam,Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan

39 Mukti Ali, Dialog Between Muslim and Cristians inIndonesia and it problems. Dalam Al-Jami’ah, No. 4 Th.XI Juli 1970. hlm. 55

40 Mukti Ali, yang dikutip dalam Burhanudin Dajadan Herman Leonard Beck, Ilmu Perbandingan Agamadi Indonesia dan Belanda, (Jakarta : INIS, 1992), hlm.227-229

41 Chandra Setiawan dan Asep Mulyana, KebebasanBeragama atau Berkepercayaan di Indonesia, (Jakarta:Komnas HAM, 2006), hlm. 4-5

218|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 20: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

Khonghuchu (compusius). Hal inidapat dibuktikan dalam sejarahperkembangan agama di Indonesia.Karena enam macam agama iniadalah agama-agama yang dipelukhampir seluruh penduduk Indonesia,maka kecuali mereka mendapatjaminan seperti yang diberikan olehpasal 29 ayat 2 UUD juga merekamendapat bantuan-bantuan danperlindungan seperti yang diberikanpasal ini. Namun perlu dicatat bahwapenyebutan ke-6 agama tersebuttidaklah bersifat pembatasan yangmembawa implikasi pembedaan statushukum tentang agama yang diakuimelainkan berifat konstatasi tentangagama-agama yang banyak dianut diIndonesia. Hal ini diperjelas olehpenjelasan UU itu sendiri yangmenyatakan bahwa, “ini tidak berartibahwa agama-agama lain sepertiYahudi, Zarasustrian, Shinto, Taoismdi larang di Indonesia. Merekamendapat jaminan penuh seperti yangdiberikan pasal 29 ayat (2) dan merekadibiarkan adanya”.

Beberapa landasan hukum di atasainilah yang menjadi landasan hukumdalam kebebasan beragama, dengan artikata kebebasan beragama itu tidak akanberjalan dengan baik tanpa adanya rasatoleransi beragama. Hal ini perlu untukdilaksanakan mengingat NegaraIndonesia multi agama, sehingga jikatoleransi beragama tidak ada makaotomatis terjadi pelanggaran terhadap

HAM seseorang.Rainer Fors dalam Democrasi and

Toleration mengemukakan dua carapandang tentang toleransi, yaitu konsepsiyang dilandasi otoritas perizinan yangdilakukan oleh Negara (permission conception)dan konsepsi yang dilandasi pada kulturdan kehendak untuk membangunpengertian dan penghormatan terhadapyang lain (respect conception).

Dalam hal ini fors lebih memilih agartoleransi dalam konteks demokrasi harusmampu membangun saling pengertiandan saling menghargai ditengahkeragaman suku,agama, ras dan bahasa.Memang, sejauh ini toleransi diandaikanoleh banyak pihak sebagai durian yangjatuh dari langit. Kekuasaan dianggapsebagai factor determinan dalammembangun toleransi. Jika Negara sudahmembuat peraturan yang menegaskanpentingnya toleransi dan kerukunan bagisesama warga Negara, semuanya dianggaptaken of granted. Negara dianggap satu-satunya institusi yang bisa menyulapintoleransi menjadi toleransi.42

Kerukunan umat beragama yaituhubungan sesama umat beragama yangdilandasi dengan toleransi, salingpengertian, saling menghormati, salingmenghargai dalam kesetaraan pengamalanajaran agamanya dan kerja sama dalamkehidupan masyarakat dan bernegara.Umat beragama dan pemerintah harus

42 Zuhairi Misrarawi, Makalah seminarInternasional, Hall Hotel Istana Tulungagung, 20Nopember 2010.

219|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 21: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

melakukan upaya bersama dalammemelihara kerukunan umat beragama,di bidang pelayanan, pengaturan danpemberdayaan. Sebagai contoh yaitudalam mendirikan rumah ibadah harusmemperhatikan pertimbangan Ormaskeagamaan yang berbadan hukum dantelah terdaftar di pemerintah daerah.

Pemeliharaan kerukunan umatberagama baik di tingkat Daerah,Provinsi, maupun Negara pusatmerupakan kewajiban seluruh wargaNegara beserta instansi pemerintahlainnya. Lingkup ketentraman danketertiban termasuk memfalisitasiterwujudnya kerukunan umat beragama,mengkoordinasi kegiatan instnsi vertikal,menumbuh kembangkan keharmonisansaling pengertian, saling menghormati,saling percaya diantara umat beragama,bahkan menerbitkan rumah ibadah.

Kerukunan antar umat beragama43

dapat diwujdkan dengan;1. Saling tenggang rasa, saling

menghargai, toleransi antar umatberagama

2. Tidak memaksakan seseorang untukmemeluk agama tertentu

3. Melaksanakan ibadah sesuaiagamanya, dan mematuhi peraturankeagamaan baik dalam Agamanyamaupun peraturan Negara atauPemerintah.

Dengan demikian akan dapat terciptakeamanan dan ketertiban antar umatberagama, ketentraman dan kenyamanandi lingkungan masyarakat berbangsa danbernegara.

Prinsip- prinsip kerukunan antar umatberagama menurut ajaran Islamdituangkan dalam al-Qur’an dan Hadits,serta telah dipraktekkan oleh umat Islam,sejak masa Rasul SAW, masa Sahabatsampai sekarang. Prinsip-prinsip ituantara lain :a. Islam tidak membenarkan adanya

paksaan dalam memeluk suatu agama(Q.S. al-Baqarah : 256)

b. Allah SWT tidak melarang umat Islamuntuk berbuat baik, berlaku adil dantidak boleh memusuhi penganutagama lain, selama mereka tidakmemusuhi, tidak memerangi dantidak megusir orang islam (Q.S. al-Mumtahanan :8)

c. Dalam pandangan Islam, hanyaagama Islam yang benar, namun Islammengakui eksistensi agama lain (Q.S.Ali Imran :19,85 ; al-Maidah : 3,77;at-Taubah: 33). Setiap pemeluk agamamemiliki kebebasan untukmenjalankan agamanya masing-masing. Bagi orang Islam adalahamalan menurut syari’ay Islam, danbagi penganut agama lain adalahamalan menurut syari’at agamamereka masing-masing (Q.S. al-Baqarah : 139 dan al-Kafirun : 1-6).

d. Islam menghalalkan makan binatangsembelihan Ahli Kitab, danmenghalalkan laki-laki muslim

43Komarudin Hidayat ”Pendidikan Agama Islam PadaPer guruan Ting gi Umum”. (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, 2001),hlm. 77

220|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 22: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

menikahi wanita ahli Kitab (Q.S. al-Maidah : 5)

e. Islam mengharuskan berbuat baikdan menghormati hak-hak tetanggatanpa membedakan agaa tetanggatersebut. Sikap menghormatitetangga tersebut dihubungkandengan iman kepada Allah SWT daniman kepada hari akhir (H.R.Muttafaqun ‘Alaih).

Menghormati berarti mengakuisecara positif keberadaan pihak lain,termasuk keyakinannya. Menghargai,melebihi sikap hormat, berarti melihathal-hal positif dalam agama dankepercayaan orang lain. Sikap ini bukanberarti masuk ke dalam relativisme,kosmopolitanisme dan sinkretisme agama.

Daftar Kepustakaan

A.S Hornby, Kamus Oxford Fajar EdvancedLearner‘s English: Malay Dictionary,2001

Asep Syaefullah, Merukunkan UmatBeragama, Study Pemikiran TarmiziTaher Tentang Kerukunan UmatBeragama Jakarta : GrafindoHasanah Ilmu, 2007

Chandra Setiawan dan Asep Mulyana,Kebebasan Beragama atauBerkepercayaan di Indonesia, Jakarta: Komnas HAM, 2006

Depag RI, Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan Hidup UmatBeragama Jakarta : Depag RI, 2003

Dubrin A., Foundation of OrganizationBehavior On Applied Perspective, NewJersey: Prentice Hall, 1984

Fuad Fachruddin, Agama dan PendidikanDemokrasi. Pengalaman Muhammadiyahdan Nahdahul Ulama Jakarta : PustakaAlvabet, 2006

Heru Nugroho, Konstruksi SARA,Kemajemukan dan Demokrasi.Dalam Jurnal

Ibrahim Unay (et.al), al-Mu‘jam al-Wasith,Istanbul: al-Maktabah al-Islamiyah, t.t

Komarudin Hidayat dan MuhammadWahyuni Nafis, Agama MasaDepan Persfektif Filsafat Perennial,Jakarta : Paramadina, 1995

——————-”Pendidikan Agama IslamPada Perguruan Tinggi Umum”.Jakarta: Direktorat PerguruanTinggi Agama Islam, 2001

Martin Manser dan Megan Thomson(ed), Times Chambers CombinedDictionary Thesaurus, Singapore:Chambers Harrap Publisher Ltd,1995

Mawardi, Pembinaan Kerukunan UmatBeragama di Daerah TransmigrasiPalingkau Asri ( Jurnal “Analisa”Volume XV No. 2 Mei-Agustus :2008), Hlm. 94

Muhammad Alim, Demokrasi dan Hak-Hak Asasi Manusia dalam KonstisusiMadinah dan UUD 1945,Yogyakarta: UII Press, 2001

Muhammad Ibn Hamid al-Ghazali, Ihya‘‘Ulum al-Din, Beirut: Dar al-Khair,1990

221|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama

Page 23: MEREDAM KONFLIK DALAM UPAYA HARMONISASI ANTAR UMAT BERAGAMA

Muhammad Imarah, Islam dan Pluralitas:Perbedan dan Kemajemukan DalamBingkai Persatuan. Judul Asli : AlIslam Wat-Ta’addudiyah al ikhtilafwat-tanawwu fi ithaaril wihdah.Jakarta: Gema Insani Perss, 1999

Mukti Ali, yang dikutip dalamBurhanudin Daja dan HermanLeonard Beck, Ilmu PerbandinganAgama di Indonesia dan Belanda,Jakarta : INIS, 1992

——————-, Dialog Between Muslimand Cristians in Indonesia and itproblems. Dalam Al-Jami’ah, No. 4Th. XI Juli 1970

——————-, Pluralisme Agama diPersimpangan Menuju Tuhan,Salatiga : Stain Salatiga Press, 2006

Nasikun, Sistem Sosial Indonesia. Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1995

Nurcholis Madjid,dikutip dalamPengantar Ahmad Baso, CivilSociety Versus Masyarakat Madani,Bandung :Pustaka Hidayah, 1999

Organ dan Bateman, OrganizationalBehavior An Applied PsychologicalApproach, Texas: BusinessPublications Inc, 1986

Peter Salim & Yenny Salim, Kamus BahasaIndonesia Kontemporer, Jakarta:Modern English Press, 2002

Robert Hardaniwarya, Dialog UmatKristiani dengan Umat Pluri-Agama/Kepercayaan di Nusantara,Yokyakarta : Kanisius, 2001

Ruslani. Islam Dialogis, Akar-Akar Toleransi DalamSejarah Dan Kitab Suci. Yogyakarta:Pustaka Cendikia Press, 2006

Soer jono Soekanto, Sosiologi SuatuPengantar, Jakarta : Rajawali, 1982.

Stephen P. Robbins, Organizational Theory,Structure, Design and Apclication,Englewood Cliff New Jersey:Prentice, 1990

Sudarsono, Kamus Konseling , Jakarta:Rineka Cipta, 1997

Sumartana Th, dkk, Pluralisme, Konflik, danPendidikan Agama di Indonesia.Yogyakarta: Institute DIAN/interfidei Pustaka Pelajar, 2005

Syekh Ghazali dan Zambry Abdul Kadir,Pengurusan Perniagaan Islam, 1991

Taha Jabir Fayyad al-Alwan, AdabPerbedaan Pendapat dalam Islam,terjemahan oleh MuhammadRivai Batubara, Kuala Lumpur:Dewan Pustaka Salam

Teuku Iskandar, Kamus Dewan, KualaLumpur: Dewan Bahasa danPustaka, 1986

UNISIA No.40/XXII/IV Yokyakarta :UII, 1999

Yustiani, Kerukunan Antar Umat BeragamaKristen dan Islam di Soe, NusaTenggara Timur Jurnal “Analisa”Volume XV No. 2 Mei-Agustus :2008

Zakiyuddin Baidhawi, Pendidikan AgamaBerwawasan Multikultural, Jakarta :Erlangga, 2005

Zaqzud Mahmud Hamid , Reposisi IslamDi Era Globalisasi. Yogyakarta: PTLKiS Pelangi Aksara, 2004

Zuhairi Misrarawi, Makalah seminarInternasional, Hall Hotel IstanaTulungagung, 20 Nopember 2010.

222|TOLERANSI: Media Komunikasi Umat Bergama,Vol.6, No.2 Juli-Desember 2014

Ismardi dan Arisman: Meredam Konflik dalam Upaya Harmonisasi Antar Umat Beragama