mercu buana university... · web viewbesarnya pph pasal 25 untuk masa bulan maret sampai dengan mei...

21
MODUL PERKULIAHAN PERPAJAKAN Pajak Penghasilan Penghasilan dan Angsuran PPh 25 Dalam Tahun Berjalan. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 2 Hamrul,SE,Ak,MM

Upload: others

Post on 24-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

MODUL PERKULIAHAN

PERPAJAKANPajak Penghasilan Penghasilan dan Angsuran PPh 25 Dalam Tahun Berjalan.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 2 Hamrul,SE,Ak,MM

Abstract Kompetensi

Page 2: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

1.Norma Penghitungan Penghasil.2.Penghasilan Tidak Kena Pajak. 3.Penghitungan PPh terutang.4.Pengabungan Penghasilan Menurut Hukum

Perdata.5.Perlakuan PPh atas Penggabungan Usaha.6.Cara Umum menghitung PPh Pasal-25.7.Variasi Penghitungan PPh Pasal-258.Fiskal LN

Mampu menjelaskan Norma Penghitungan Pengasil dll.

PENGHASILAN DAN ANGSURAN PPh 25 TAHUN BERJALAN

Norma Penghitungan PenghasilApabila dalam menghitung Penghasilan Kena Pajak-nya Wajib Pajak menggunakan Norma

Penghitungan Penghasilan Neto, besarnya penghasilan Neto sama dengan besarnya

(persentase) Norma Penghitungan Penghasilan Neto dikalikan dengan jumlah peredaran

usaha dan atau penerimaan bruto pekerjaan bebas setahun.

Pedoman dan untuk menentukan penghasilan neto, dibuat dan disempurnakan terus-

menerus serta ditertibkan oleh Direktur Jenderal Pajak berdasarkan pegangan yang

ditetapkan oelh Menteri Keuangan.

Wajib Pajak yang boleh menggunakan norma penghitungan adalah Wajib Pajak orang

pribadi yang memenuhi syarat berikut:

1. Peredaran bruto maksimal Rp 600.000.000,00 per tahun.

2. Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun buku.

3. Menyelenggarakan pencatatan.

Berikut ini adalah contoh penghitungan pajak yang terutang dengan menggunakan Norma Penghasilan Neto.Wajib Pajak A kawin (istri tidak bekerja) dan mempunyai 3 orang anak. Ia seorang dokter

bertempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki industri rotan di Cirebon. Misalnya besarnya

persentase norma untuk industri rotan di Cirebon 12.5% dan dokter di Jakarta 40%.

Peredaran usaha dari industri rotan di

Cirebon setahun Rp 400.000.000,-

Penerimaan bruto seorang dokter di

Jakarta setahun Rp 75.000.000,-

Penghasilan neto dihitung sebagai berikut :

‘13 2 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

Dari industri rotan :

12.5% x Rp 400.000.000,- Rp 50.000.000,-

Sebagai seorang dokter :

40% x Rp 75.000.000,- Rp. 30.000.000,-

Jumlah penghasilan neto Rp. 80.000.000,-

Penghasilan Tidak Kena Pajak 8.640.000,-

Penghasilan Kena Pajak Rp. 71.360.000,-

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)Besarnya PTKP setahun yang berlaku mulai 1 Januari 2013 adalah :

1. Rp 24.300.000,- untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.

2. Rp 2.025.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin.

3. Rp 52.650.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung

dengan penghasilan suami, dengan syarat :

Penghasilan istri tidak semata-mata diterima atau diperoleh dari satu pemberi kerja

yang telah dipotong pajak berdasarkan ketentuan dalam Undang-undang PPh pasal

21, dan

Pekerjaan istri tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami

atau anggota keluarga lain.

4. Rp 2.025.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga

semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan

sepenuhnya (maksimal 3 orang).

Penghasilan PTKP ditentukan menurut keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian

tahun pajak. Penghitungan PTKP untuk pegawai lama (tahun sebelumnya sudah bekerja di

Indonesia) dilakukan dengan melihat keadaan pada awal tahun takwin (1 Januari). Bagi

pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian takwin, besarnya PTKP

tersebut berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian tahun takwin yang

bersangkutan.

Dalam hal karyawati kawin, PTKP yang dikurangkan adalah hanya untuk dirinya sendiri. Dalam hal

karyawati tidak kawin, pengurangan PTKP selain untuk dirinya sendiri, juga PTKP untuk keluarga yang

menjadi tanggungan sepenuhnya.

PTKP SETAHUN

KET WAJIB T. WP YG TUNJ TOTAL PAJAK KAWIN KEL. LAIN PTKP

K/- 24.300.000 2.025.000 0 26.325.000K/1 24.300.000 2.025.000 2.025.000 28.350.000

‘13 3 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

K/2 24.300.000 2.025.000 4.050.000 30.375.000K/3 24.300.000 2.025.000 6.075.000 32.400.000TK/- 24.300.000 0 0 24.300.000TK/1 24.300.000 0 2.025.000 26.325.000TK/2 24.300.000 0 4.050.000 28.350.000TK/3 24.300.000 0 6.075.000 30.375.000

CARA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PASAL 25Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebesar Pajak Penghasilan yang

terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu

dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut serta Pajak

Penghasilan yang dibayar atau terutang diluar Negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana

dimaksudkan dalam Pasal 21, Pasal 23, dan Pasal 24, kemudian dibagi 12 (dua belas) atau

banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Contoh:

Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan SPT

Tahunan Pajak Penghasilan Penghasilan Tahun 2013 Rp. 50.000.000

Dikurangi;

1. Pajak Penghasilan yang dipotong pemberi kerja

(PPh Pasal 21) ………………………………………….. Rp. 15.000.000

2. Pajak Penghasilan yang dipungut oleh Pihak lain

(PPh Pasal 21) ………………………………………….. Rp. 10.000.000

3. Pajak Penghasilan yang dipotong oleh pihak lain

(PPh Pasal 23). …………………………………………. Rp. 2.500.000

4. Kredit Pajak Penghasil Luar Negeri (PPh Pasal 24) Rp. 7.500.000

Jumlah Kredit pajak…………………………………… Rp. 35.000.000

Selisih …………………………………………………. Rp. 15.000.000

Besar angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk

tahun 2014 sebesar Rp.15.000.000,00 X 1/12 = Rp. 1.250.000,-

Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Bulan-bulan sebelum Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.

‘13 4 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

Mengingat batas waktu penyampaian Surat Pemberitahun Tahunan Pajak Penghasilan bagi

Wajib Pajak Orang Pribadi adalah akhir bulan ketiga tahun berikutnya dan bagi Wajib Pajak

Badan adalah akhir bulan keempat tahun pajak berikutnya, maka besarnya angsuran pajak

yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk bulan-bulan sebelum Surat

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan belum dapat dihitung sesuai

dengan ketentuan undang-undang Pajak Penghasilan, sehingga besarnya angsuran pajak

untuk bulan-bulan sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan di sampaikan

sebelum batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan adalah sama dengan

angsuran pajak untk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu.

Contoh;

Apabila Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan oleh Wajib Pajak Orang

Pribadi pada bulan Februari 2014 maka besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Wajib

Pajak tersebut untuk bulan Januari 2014 adalah sebesar angsuran pajak bulan Desember

2013, misalnya sebesar Rp.1.000.000,00

Surat Ketetapan Pajak sebagai Dasar Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25

Apabila dalam tahun pajak berjalan diterbitkan surat ketetapan pajak untuk tahun pajak yang

lalu, maka besarnya angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut

dan berlaku mulai bulan berikutnya setelah bulan penerbitan surat ketetapan pajak.

Untuk tahun pajak 2011 dihitung seperti contoh berikut ini:

1. Berdasarkan Data SPT Tahunan PPh tahun pajak

2011

Penghasilan Kena Pajak Rp. 100.000.000,00

PPh Terutang Rp. 10.000.000,00

Kredit Pajak Rp. 3.250.000,00

2. Data SKP Tahun pajak 2010 yang terlihat bulan Juni

2012

Penghasilan Kena Pajak Rp. 200.000.000,00

PPh Terutang Rp. 25.000.000,00

Kredit Pajak Rp. 3.250.000,00

PPh yang harus dibayar sendiri Rp. 21.750.000,00

3. Berdasarkan Ketentuan

PPh Pasal 25 mulai Juli 2012 dan setetusnya

1/12 x Rp.21.750.000,00 = Rp. 1.812.500,00

‘13 5 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 25Ketentuan perundangan-undangan perpajakan mengatur penyetoran dan pelaporan Pph

Pasal 25 seperti berikut ini:

1. Pajak Penghasilan Pasal 25 dibayar/disetorkan selambat-lambatnya tanggal 15 (lima

belas) bulan takwim berikutnya.

2. Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Paling

lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhit dalam bentuk Surat Setoran

Pajak (SSP) lembar ketiga

VARIASI PENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PASAL 25Yang dimaksud dengan perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal-hal tertentu adalah

perhitungan PPh Pasal 25 dalam hal:

1. Wajib Pajak berhak atas Kompensasi kerugian;

2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur;

3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah

lewat batas waktu yang ditentukan;

4. Wajiban Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan

Tahunan Pajak Penghasilan;

5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan

yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum

pembetulan; dan

6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.

Wajib Pajak berhak atas Kompensasi kerugianKompensasi kerugian adalah kompensasi kerugian fiskal berdasarkan Surat Pemberitahuan

Tahunan, Surat ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, atau Putusan Banding sesuai

ketentuan Pasal 6 Ayat (2) atau Pasal 31 A Undang-undang Pajak Penghasilan. Pasal 6

Ayat (2) mengatur masalah kompensasi kerugian dan Pasal 31 A mengatur kewenangan

pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada Wajib Pajak yang melakukan penanaman

modal dibidang usaha tertentu dan/atau daerah tertentu melalui peraturan pemerintah yang

dapat berupa pengurangan penghasilan neto, penyusutan dan amortisasi yang dipercepat,

kompensasi kerugian, dan pengenaan Pajak Penghasilan atas deviden sebagaimana

‘13 6 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

dimaksud dalam Pasal 26 Sebesar 20%, kecuali tarif menurut perjanjian perpajakan yang

berlaku menetapkan lebih rendah.

Besarnya anguran Pajak penghasilan pasal 25 dalam hal Wajib Pajak berhak atas

kompensasi kerugian adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung dengan Dasar

perhitungan dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut serta

Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di Luar Negeri yang boleh dikreditkan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24, kemudian dibagi

12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian Tahun Pajak.

Dasar perhitungan Pajak Penghasilan di atas adalah jumlah penghasilan neto menurut SOT

Tahunan PPh Tahun Pajak yang lalu atau dasar perhitungan lainnya (wajib pajak bank),

Wajib Pajak sewa dengan hak Opsi, dan Wajib Pajak BUMN/BUMD.

Apabila SPT Tahunan PPh Tahun Pajak yang lalu atau dasar perhitungan lainya ternyata

rugi, maka adalah NIHIL.

Contoh:

a. Penghasilan Neto PT Abadi tahun 2013 …………….. Rp. 120.000.000,00

b. Sisa kerugian tahun sebelumnya yang masih dapat

dikompensasikan ………………………………………….. (Rp 150.000.000,00)

c. Sisa kerugian yang belum Dikompensasikan tahun 2013 (Rp. 30.000.000,00

d. PPh Terutang Tahun 2013 ………………………………... Rp. NIHIL

e. Kredit Pajak (Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24) …………….. Rp. 2.000.000,00

(Rp. 2.000.000,00)

f. PPh Pasal 25 Tahun 2013 ………………………………… (Rp. 30.000.000,00)

Pajak yang kurang/ (Lebih bayar) ………………………. (Rp. 32.000.000,00)

Penghitungan PPh Pasal 25 Tahun 2014 dilakukan:

Penghasilan Neto PT Abadi Tahun 2013 …………………... Rp. 120.000.000,00

Sisa kerugian yang belum dikompensasikan tahun 2013… (Rp. 30.000.000,00)

Penghasilan Kena Pajak ……………………………………... Rp. 90.000.000,00

PPh Terutang dasar penghitungan PPh Pasal 25

25% X Rp. 90.000.000,00 = Rp. 22.500.000,00

PPh Pasal 25 per bulan tahun 2013

(Rp.22.500.000,00 – Rp.2.000.000)= Rp. 1.708.330,00

12

‘13 7 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

Dalam hal jumlah kerugian tidak habis dikompensasi sehingga masih dapat dikompensasi

pada tahun berikutnya, contoh sebagai berikut ini:

1. Data SPT Tahun PPh Badan 2013Penghasilan Neto ………………………………………….. Rp. 100.000.000,00

Sisa Kompensasi kerugian tahun 2012 …………………. Rp. 320.000.000,00

Sisa kerugian yang dikompensasikan pada tahun 2013. Rp. 100.000.000,00

Penghasilan Kena Pajak …………………………………. NIHIL

Angsuran PPh 25 ………………………………………….. NIHIL

2. Data SKP tahun pajak 2013 yang diterbitkan Juni 2014

Penghasilan Neto …………………………………………... Rp. 150.000.000,00

Kompensasi di Tahun 2013 ……………………………….. Rp. 150.000.000,00

Sisa kerugian tahun 2012 yang masih dapat

dikompensasikan

( Rp. 320.000.000,00- Rp 150.000.000,00) Rp. 170.000.000,00

Angsuran PPh Pasal 25 adalah NIHIL, karena sisa kerugian yang dapat dikompensasikan

dengan penghasilan neto tahun pajak 2013 lebih besar dari penghasilan neto menurut SKP

tahun pajak 2013.

Wajib Pajak Memperoleh Penghasilan Tidak TeraturPenghasilan tidak teratur adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh selain dari

kegiatan usaha, perkerjaan bebas, pekerjaan, dan/atau modal, misalnya keuntungan dari

pengalihan harta, sedangkan penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya

diterima atau diperoleh secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setiap tahun pajak

yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta, dan/atau modal,

kecuali penghasilan yang telah dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final.

Apabila Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur, maka dasar perhitungan Pajak

Penghasilan Pasal 25 adalah hanya penghasilan Neto yang diterima atau diperoleh secara

‘13 8 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

teratur menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPTPP) tahun pajak

yang lalu.

Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung

dengan dasar perhitungan sebagaimana dimaksud diatas, dikurangi dengan Pajak

Penghasilan yang dipotong atau dipungut serta Pajak Penghasilan yang dibayar atau

terutang diluar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, pasal

22, pasal 23 dan pasal 24, dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun

pajak.

Contoh:

Penghasilan teratur WP dari usaha Dagang dalam tahun 2013 Rp. 51.000.000,00 dan

Penghasilan tidak teratur dari menyewakan Mobil selama 3 (tiga) tahun yang dibayar

sekaligus pada tahun 2013 sebesar Rp. 21.000.000,00.mengingat penghasilan yang tidak

teratur tersebut sekaligus diterima pada Tahun 2013, maka penghasilan yang dipakai

sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan pasal 25 dari wajib pajak pada tahun 2014

adalah hanya dari penghasilan teratur tersebut.

SPT Tahunan PPh Tahun Lalu terlambat di sampaikanApabila surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan tahun yang lalu disampaikan

setelah lewat batas waktu yang ditentukan (selambat-lambatnya tiga tahun setelah akhir

Tahun Pajak), maka besarnya pajak penghasilan pasal 25 dihitung sebagai berikut:

1. Bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh tersebut sampai

dengan bulan disampaikankannya Surat Pemberitahuan Tahunan yang bersangkutan,

besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 adalah sama dengan besarnya angsuran Pajak

Penghasilan Pasal 25 bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu dan bersifat sementara.

2. Setelah WP menyampaikan SPTPP besarnya Pajak penghasilan Pasal 25 dihitung

kembali sebagai berikut:

a. Sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan

Pajak Penghasilan Tahun Pajak yang lalu dikurangi dengan Pajak Penghasilan yang

dipotong dan/atau dipungut serta pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di

luar negeri yang boleh dikreditkan.

b. Dalam hal WP berhak atas kompensasi kerugian atau dalam hal wajib Pajak

memperoleh penghasilan tidak teratur, maka besarnya PPh pasal 25 dihitung

kembali berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi WP yang berhak atas kompensasi

kerugian atau bagi WP memperoleh penghasilan tidak teratur sebagaimana telah

diuraikan diatas. Perhitungan kembali tersebut berlaku mulai bulan batas waktu

‘13 9 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

penyampaian surat pemberitahuan Tahun Pajak penghasilan yaitu 3 (tiga) bulan

setelah akhir tahun pajak.

Contoh:

1. SPT Tahunan PPh Badan tahun Pajak 2012 disampaikan tanggal 25 Mei 2013, dengan

data sebagai berikut.

a. Penghasilan Neto/penghasilan Kena Pajak Rp. 500.000.000,00

b. Pajak Penghasilan Terutang 25%x Rp.500.000.000,00= Rp.125.000.000,00

c. PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp. 42.500.000,00

2. PPh Pasal 25 untuk masa bulan Desember 2012 sebesar Rp. 5.000.000,00

a. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa Januari dan Februari 2013 masing-masing

adalah sama besarnya dengan PPh Pasal 25 untuk masa bulan Desember 2012

sebesar Rp.5.000.000,00.

b. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Naret sampai dengan April 2013 masing-

masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 untuk masa bulan Desember 2012

sebesar Rp.5.000.000,00.

c. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Desember 2013 dihitung

kembali berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2012 sebagai berikut:

1) Penghasilan Neto 2012/Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar perhitungan

sebesar Rp. 500.000.000,00.

2) PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.500.000.000,00 adalah:

25%x Rp.500.000.000,…………………………..………….. = Rp. 125.000.000,00

3) PPh Pasal 22, Pasal 23, dan pasal 24 tahun pajak 2012 = Rp. 42.500.000,00

= Rp. 82.500.000,00

d. Oleh karena PPh Pasal 25 masa bulan Maret sampai dengan April 2013 ysng telah

disetor masing-masing sebesar Rp. 5.000.000,00, maka atas kekurangan masing-

masing sebesar Rp. 1.875.000,00 harus dan terutang bunga sebesar:

1) Untuk masa Maret 2013 sebesar 2% per bulan dihitung sejak 16 April 2013

sampai dengan tanggal penyetoran;

2) Untuk masa April 2013 sebesar 2% per bulan dihitung sejak 16 Mei 2012 sampai

dengan tanggal penyetoran.

‘13 10 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

Apabila penghitungan kembali PPh Pasal 25 Tahun 2012 menghasilan jumlah yang

lebih Kecil, maka kelebihan setoran bulan Maret dan April 2013 dapat diperhitungan

dengan setoran bulan April tahun 2013 dan seterusnya.

Wajib Pajak Diberikan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan.Dalam hal WP diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak

Penghasilan, maka besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 dihitung sebagai berikut:

1. Bulan-bulan mulai bulan batas waktu penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan

sampai dengan bulan sebelum disampaikan SPT Tahunan yang bersangkutan

adalah sana dengan besarnya pajak Penghasilan Pasal 25 yang dihitung

berdasarkan Perhitungan sementara yang disampaikan oleh Wajib Pajak saat

mengajukan permohonan izin perpanjangan.

2. Setelah WP menyampaikanSPT Tahunan Pajak Penghasilan, besarnya Pajak

Penghasilan pasal 25 dihitung kembali.

a. Menurut SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak yang lalu dikurangi

dengan Pajak Penghasilan yang dipotong dan/atau dipungut serta Pajak

Penghasilan yang dibayar atau terutang diluar negeri yang boleh dikreditkan.

b. Apabila WP berhak atas Kompensasi Kerugian atau dalam hal WP memperoleh

pemghasilan tidak teratur, maka besarnya PPh Pasal 25 dihitung kembali

berdasrkan ketentuan yang berlaku bagi WP yang berhak atas kompensasi

kerugian atau bagi WP memperoleh penghasilan tidak teratur sebagaimana telah

diuraikan sebelumnya.

Contoh:

1. Permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak

2012 disampaikan pada tanggal 10 Januari 2013, dengan menyampaikan perhitungam

sementara sebagai berikut:

a. Penghasilan Neto Rp. 400.000.000,00.

b. PPh Terutang 25%x Rp.400.000.000,00 = Rp. 100.000.000,00

c. PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 Tahun Pajak 2012 Rp. 42.500.000,00

PPh Pasal 25 = (Rp.100.000.000,00-Rp.42.500.000,00) x 1/12 = Rp.4.791.600,00

2. Diberikan izin perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2011

sampai dengan 30 Juni 2013.

‘13 11 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

3. PPh Pasal 25 Masa Desember 2012 sebesar Rp. 4.000.000,00

4. SPT Tahunan PPh tahun pajak 2012 disampaikan pada tanggal 5 Juni 2013, dengan

data sebagai berikut:

a. Penghasilan Neto/Penghasilan Kena Pajak Rp.500.000.000,00.

b. Pajak Penghasilan Terutang 25% x Rp.500,000.000,00 = Rp. 125.000.000,00.

c. PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp 42.500.000,00

Berdasarkan data tersebut diatas, maka besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak 2013

dihitung sebagai berikut:

a. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa Januari dan Fabruari 2013 masing-masing adalah

sama besarnya dengan PPh Pasal 25 untuk masa Desember 2012, yaitu sebesar

Rp.4.000.000,00.

b. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-

masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara yaitu

sebesar Rp.4.791.600,00.

c. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Desember 2013 dihitung

kembali berdasarkan SPT Tahun Pajak 2012 sebagai berikut:

1) Penghasilan Neto 2012/Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar perhitungan,

sebesar Rp.500.000.000,00.

2) PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp.500.000.000,00 adalah

25%x Rp 500.000.000,00………………………………………….. = Rp.

125.000.000,00

3) PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 tahun pajak 2011……. = Rp. 42.500.000,00

= Rp. 82.500.000,00

4) PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Desember 2013 sebesar Rp.

82.500.000,00 x 1/12 = Rp. 6.875.000,00 untuk setiap bulan.

d. Oleh karena PPh Pasal 25 masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 yang disetor

masing-masing sebesar Rp. 4.791.600,00,maka atas kekurangan masing-masing

sebesar Rp. 2.083.400,00 harus disetor dan terutang bunga sebesar:

1) Untuk masa Maret 2013 sebesar 2% per bulan dihitung sejak 16 April 2013 sampai

dengan tanggal penyetoran;

2) Untuk masa April 2013 sebesar 2% per bulan dihitung sejak 16 April 2013 sampai

dengan tanggal penyetoran;

3) Untuk masa Mei 2013 sebesar 2% per bulan dihitungan sejak16 April 2013 sampai

dengan tanggal penyetoran.

‘13 12 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

PPh PASAL 25 BAGI WAJIB PAJAK BARU, BANK, SEWA DENGAN HAK OPSI, BUMN, DAN BUMD.PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Baru.1. Bagi WP baru yang mulai menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dalam Tahun

Pajak berjalan perlu diatur perhitungan besarnya angsuran, karena WP belum pernah

memasukkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak didasarkan atas kenyataan usaha

atau kegiatan WP.

2. Bagi WP yang bergerak dalam bidang perbankan, Badan Usaha Milik Negara, Badan

Usaha Milik Daerah, WP masuk bursa, dan Wajib Pajak lainnya yang Badan Usaha Milik

Daerah, WP masuk bursa, dan WP lainnya yang berdasaarkan ketentuan diharuskan

membuat laporan keuangan berkala perlu diatur perhitungan anguran tersendiri, karena

terdapat kewajiban menyampaikan dalam suatu periode tertentu,yang dapat dipakai

sebagai dasar penghitungan untuk menentukan besarnya angsuran pajak dalam tahun

berjalan.

3. WP Orang Pribadi pengusaha tertentu yaitu WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan

usaha di bidang usaha di bidang perdagangan yang mempunyai tempat usaha lebih dari

satu atau mempunyai tempat usaha yang berbeda alamat dengan domisili, maka

besarnya angsuran pajaknya perlu diatur tersendiri agar besarnya angsuran mendekati

keadaa sebesarnya.

Penghasilan Neto tersebut, ditentukan sebagai berikut.

1. Bagi WP baru menyelenggarakan pembukuan dan dari pembukuannya dapat dihitung

besarnya penghasilan neto setiap bulan, maka penghasilan neto WP baru tersebut

dihitung berdasarkan pembukuannya.

Contoh Perhitungan.

1) Wajib Pajak Badan Baru Menyelenggarakan Pembukuan.PT Dadali terdaftar sebagai WP pada KKP Jakarta Tambora sejak tanggal 1 Februari

2013. Peredaran atau penerimaan bruto menurut pembukuan dalam bulan Februari

2013 sebesar Rp. 340.000.000,00 dan penghasilan Neto dapat dihitung berdasarkan

pembukuan sebesar Rp.68.000.000,00.

Besarnya PPh Pasal 25 bulan Februari 2013 sebagai berikut.

a. Penghasilan Neto bulan Februari 2013 …………... Rp. 68.500.000,00

‘13 13 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

b. Penghasilan Neto disetahunkan ………………….. Rp. 816.000.000,00

c. Pajak Penghasilan terutang:

25%x Rp. 816.000.000,00 = 204.000.000,00

d. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan Februari

2013: 1/12 x Rp.204.000.000,00 = 17.000.000,00

2) Wajib Pajak Orang Pribadi Baru Menyelenggarakan Pembukuan Gavin sebagai WP orang pribadi baru yang daftar dan memiliki NPWP sejak 1 Maret

2013. Dalam penyelenggaraan usahanya menggunakan pembukuan. Data yang

diperoleh dari pembukuan dengan penghasilan bruto bulan Maret 2013 sebesar

Rp.100.000.000,00 dan beban yang diperkenankan sesuai undang-undang

perpajakan (deductible expenses) Rp.77.000.000,00 Gavin belum menikah dan tidak

mempunyai tanggungan.

Besarnya PPh Pasal 25 bulan Maret 2013 sebagai berikut.

a. Penghasilan bruto bulan Maret 2013 …….………. Rp. 100.000.000,00

b. Beban sesuai Undang-undang Perpajakan …….. Rp. 77.000.000,00

c. Penghasilan Neto bulan Maret 2013 …………….. Rp. 23.000.000,00

d. Penghasilan Neto disetahunkan ………………….. Rp. 276.000.000,00

e. PTKP (TK/0) …………………………………………. Rp. 24.300.000,00

f. Penghasilan Kena Pajak ……………………….. Rp. 251.700.000,00

g. PPh Terutang

S% x Rp.50.000.000,00 …………………………. Rp. 2.500.000,00

15% x Rp.200.000.000,00 ………………………... Rp. 30.000.000,00

25% x Rp.1.700.000,00 …………………………… Rp. 425.000,00

Rp. 32.925.000,00

h. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan Maret

2013 = 1/12 x Rp.32.925.000,00 Rp. 2.743.750

2. Bagi WP baru tersebut menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau

menyelenggarakan pembukuan tetapi dari pembukuannya tidak dapat dihitung besarnya

‘13 14 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Mercu Buana University... · Web viewBesarnya PPh Pasal 25 untuk masa bulan Maret sampai dengan Mei 2013 masing-masing sama besarnya dengan PPh Pasal 25 menurut perhitungan sementara

penghasilan neto setiap bulan, maka penghasilan neto WP baru tersebut dihitung

berdasarkan Norma perhitungan penghasilan Neto atas peredaran atau penerimaan

brutonya.

Wajibnya Pajak Orang Pribadi baru tidak menyelenggarakan Pembukuan.Wajib Pajak Orang Pribadi terdaftar sebagai WP pada KPP sejak tanggal 1 Mei 2013

dengan status kawin. Peredaran/penermaan bruto menurut catatan harian bulan Mei

2013 sebesar Rp.18.340.000,00 Persentase Norma Penghitungan sesuai dengan usaha

Wajib Pajak Asumsikan 30%.

Besarnya PPh Pasal 25 bulan Mei 2013 sebagai berikut.

a. Penghasilan bruto bulan Mei 2013 ……….…..………. Rp. 18.340.000,00

b. Penghasilan Neto bulan Mei 2013

30% x Rp.18.340.000,00 …………………..………….. Rp. 5.502.000,00

c. Penghasilan Neto disetahunkan ……….…………….. Rp. 66.024.000,00

e. PTKP (K/0) ……..…………………………….…………. Rp. 26.325.000,00

f. Penghasilan Kena Pajak ……………………….. Rp. 39.699.000,00

g. PPh Terutang

S% x Rp.39.699.000,00 ………………………………. Rp. 1.984.950,00

h. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan Maret 2013

= 1/12 x Rp.1.984.950,00 Rp. 165.413

DAFTRA PUSTAKA1) Teguh Hadi Wardoyo, Amin Subiyako, Sapto W, Pajak Terapaan Brevet A&B,

Tangerang, Taxsyas.

2) Waluyo, Wirawan, Perpajakan Indonesia, Cetakan Terbaru, Jakarta Salemba Empat.

3) Mardiasmo, Perpajakan

4) UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan,

Berikut Peraturan Pelaksananya.

5) UU No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

6) UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan berikut Peraturan Pelaksanaya.

‘13 15 Perpajakan

Pusat Bahan Ajar dan eLearningHamrul,Se,Ak,MM http://www.mercubuana.ac.id