penghitungan pph terutang

37
PENGHITUNGAN PPH TERUTANG

Upload: ahmad-shobirin

Post on 15-Jan-2016

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penghitungan pajak penghasilan

TRANSCRIPT

Page 1: Penghitungan PPh Terutang

PENGHITUNGAN PPH TERUTANG

Page 2: Penghitungan PPh Terutang

PENGHITUNGAN PPH TERUTANG

TARIF UMUMPasal 17

TARIF KHUSUS

JENIS PENGHASILAN

TERTENTU

WP MEMILIKI PEREDARAN BRUTO

TERTENTU

WP BIDANGUSAHA

TERTENTU

Page 3: Penghitungan PPh Terutang

WP YG MEMILIKI PEREDARAN BRUTO TERTENTU

Page 4: Penghitungan PPh Terutang

4

DASAR HUKUM

• Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 107/PMK.11/2013

• Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor 42/PJ/2014

Page 5: Penghitungan PPh Terutang

5

TARIF 1% dari Peredaran BrutoSetiap Bulan bersifat FINAL

Yang dimaksud dengan wajib pajak yang memiliki peredaran

bruto tertentu adalah :

• Wajib pajak orang pribadi atau wajib pajak badan, tidak

termasuk bentuk usaha tetap, dan

• Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk

penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas,

dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8 milyar dalam

satu tahun pajak.

Page 6: Penghitungan PPh Terutang

6

Jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas meliputi:

 a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris;

b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, dan penari;

c. olahragawan;

d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;

e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;

f. agen iklan;

g. pengawas atau pengelola proyek;

h. perantara;

i. petugas penjaja barang dagangan;

j. agen asuransi; dan

k. distributor perusahaan pemasaran berjenjang (multilevel marketing) atau penjualan langsung (direct selling) dan kegiatan sejenis lainnya.

Page 7: Penghitungan PPh Terutang

7

BATASAN ≤ Rp 4,8 milyar

Batasan peredaran bruto yang tidak melebihi Rp4,8 milyar adalah

peredaran bruto dari usaha dalam satu tahun dari Tahun Pajak terakhir

sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan, yang ditentukan berdasarkan

peredaran bruto dari usaha seluruhnya, termasuk dari usaha cabang,

tidak termasuk peredaran bruto dari:

a) jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas;

b) penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri;

c) usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan

yang bersifat final; dan

d) penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

Page 8: Penghitungan PPh Terutang

8

Ketentuan dalam PP 46 / 2013 tidak berlaku bagi

1)Wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha perdagangan

dan/atau jasa yang dalam usahanya

- Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang,

dan

- Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan

umum

2)Wajib pajak badan yang

- Belum beroperasi secara komersial

- Dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi secara komersial

memperoleh peredaran bruto melebihi Rp 4,8 milyar.

Page 9: Penghitungan PPh Terutang

9

BATASAN ≤ Rp 4,8 milyar

Batasan peredaran bruto yang tidak melebihi Rp4,8 milyar adalah

peredaran bruto dari usaha dalam satu tahun dari Tahun Pajak terakhir

sebelum Tahun Pajak yang bersangkutan, yang ditentukan berdasarkan

peredaran bruto dari usaha seluruhnya, termasuk dari usaha cabang,

tidak termasuk peredaran bruto dari:

a) jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas;

b) penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri;

c) usaha yang atas penghasilannya telah dikenai Pajak Penghasilan

yang bersifat final; dan

d) penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak.

Page 10: Penghitungan PPh Terutang

10

Ketentuan dalam PP 46 / 2013 tidak berlaku bagi

1)Wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha perdagangan

dan/atau jasa yang dalam usahanya

- Menggunakan sarana atau prasarana yang dapat dibongkar pasang,

dan

- Menggunakan sebagian atau seluruh tempat untuk kepentingan

umum

2)Wajib pajak badan yang

- Belum beroperasi secara komersial

- Dalam jangka waktu 1 tahun setelah beroperasi secara komersial

memperoleh peredaran bruto melebihi Rp 4,8 milyar.

Page 11: Penghitungan PPh Terutang

11

CV ABC, jenis usaha perdagangan

Selama Tahun 2013 jumlah peredaran bruto = Rp 3 milyar.

Tahun 2014 menghitung PPh menggunakan PP 46 / 2013

Bulan Januari 2014, peredaran bruto sebesar Rp 500 juta terutang PPh Final = Rp 500 juta x 1% = Rp 5 juta

Selama Tahun 2014 jumlah peredaran bruto = Rp 5 milyar

Tahun 2015 tidak boleh menggunakan PP 46 / 2013

Page 12: Penghitungan PPh Terutang

PENGHITUNGAN PPH TERUTANGDG TARIF UMUM

Page 13: Penghitungan PPh Terutang

PENGHITUNGAN PPH TERUTANGDG TARIF UMUM

Objek Pajak Tidak Final

Objek Pajak Final

Bukan Objek Pajak

terkaitterkait Biaya Boleh Dikurangkan

Biaya Tidak Boleh Dikurangkan

1. Penghasilan Neto

• Zakat / Sumbangan Wajib Keagamaan

• Kompensasi Kerugian

• PTKP

2. PenghasilanKena Pajak

Tarif UmumPasal 17

3. PPh Terutang

Page 14: Penghitungan PPh Terutang

Firma ABC memiliki usaha perdagangan. Tahun 2014 memiliki transaksi sebagai berikut :

1) Penjualan sebesar Rp 60 milyar2) Harga pokok penjualan sebesar Rp 36 milyar3) Beban gaji sebesar Rp 8 milyar, dimana Rp 500 juta untuk gaji partner

firma, PPh Pasal 21 ditanggung perusahaan sebesar Rp 300 juta4) Beban piutang ragu-ragu sebesar Rp 500 juta5) Beban perawatan mobil pemegang saham sebesar Rp 200 juta6) Beban pemeliharaan truk Rp 800 juta dan mobil dinas direktur Rp 600 juta7) Beban penyusutan fiskal sebesar Rp 1 milyar8) Beban administrasi sebesar Rp 3 milyar dan beban pemasaran Rp 1 milyar9) Penyediaan makan dan minum karyawan sebesar Rp 900 juta 10)Sanksi bunga atas keterlambatan pembayaran pajak kendaraan bermotor

sebesar Rp 65 juta11) Menerima dividen Rp 200 juta dari PT Angkasa (kepemilikan 35%),

dipotong PPh Pasal 23 sebesar Rp 30 juta12)Menerima pendapatan bunga deposito sebesar Rp 100 juta, dipotong PPh

Pasal 4 ayat (2) sebesar Rp 20 juta13)Sisa kerugian yang masih dapat dikompensasikan sebesar Rp 2 milyar Hitunglah Penghasilan Neto Fiskal, Penghasilan Kena Pajak, dan PPh Terutang tahun pajak 2014 !

Page 15: Penghitungan PPh Terutang

Penghasilan bruto yang merupakan objek pajak tidak final

Penjualan 60,000,000,000

Dividen 200,000,000

Jumlah penghasilan bruto 60,200,000,000

Biaya-biaya yang boleh dikurangkan

Harga pokok penjualan 36,000,000,000

Beban gaji 7,200,000,000

Beban pemeliharaan truk 800,000,000

Beban pemeliharaan mobil dinas direktur 300,000,000

Beban penyusutan fiskal 1,000,000,000

Beban administrasi 3,000,000,000

Beban pemasaran 1,000,000,000

Penyediaan makan dan minum karyawan900,000,000

Jumlah biaya yang boleh dikurangkan 50,200,000,000

Penghasilan neto fiskal 10,000,000,000

Page 16: Penghitungan PPh Terutang

16

WP

Pembukuan

Badan

Omzet > 4,8 M

Rekon. Fisk.

Omzet ≤ 4,8 M PP 46/2013

OP Usaha / Pek. Bebas

Omzet > 4,8 M

Rekon. Fisk.

Omzet ≤ 4,8 M

OP Usaha PP 46/2013

OP Pek. Bebas

Rekon. Fisk.

Pencatatan

OP Usaha, Omzet ≤ 4,8 M PP 46/2013

OP Pek. Bebas,

Omzet ≤ 4,8 MNPPN

OP Non Usaha/ Pek Bebas

MENGHITUNG PENGHASILAN NETO FISKAL

Page 17: Penghitungan PPh Terutang

MENGHITUNG PENGHASILAN NETO FISKAL

WP PEMBUKUAN

PENGHASILAN NETO FISKAL

WP OP PEKERJAAN BEBASOMZET < 4.8 m

WP BADANWP OP USAHA / PEK.BEBAS

OMZET ≥ 4.8 m

REKONSILIASI FISKAL NORMA PENGHIT PENGH. NETO

PENCATATAN

Page 18: Penghitungan PPh Terutang

18

BIAYA

BUKAN OBJEKPENGHASILAN

/PENDAPATAN

LABA SEBELUM

PAJAK

AKUNTANSI FISKAL

OBJEK FINAL

TIDAK FINAL

BOLEH DIKU

RANGKANTIDAK BOLEH DIKURANGKA

NPENGHASIL

NNETO FISKAL

Page 19: Penghitungan PPh Terutang

19

Dari contoh di atas, berikut adalah Laporan laba rugi Firma ABC untuk tahun 2014

Penjualan 60,000,000,000

Harga pokok penjualan (36,000,000,000)

Laba kotor 24,000,000,000

Biaya Usaha

Beban gaji 8,000,000,000

Beban piutang ragu-ragu 500,000,000

Beban perawatan mobil 200,000,000

Beban penyusutan 1,100,000,000

Beban pemeliharaan kendaraan 1,400,000,000

Beban administrasi dan pemasaran 4,000,000,000

Beban penyediaan makan dan minum 900,000,000

Beban sanksi perpajakan 65,000,000 (16,165,000,000)

Laba usaha 7,835,000,000

Pendapatan (beban) lain-lain

Pendapatan dividen 200,000,000

Pendapatan bunga 100,000,000 300,000,000

Laba sebelum pajak 8,135,000,000

Page 20: Penghitungan PPh Terutang

20

CONTOH REKONSILIASI FISKAL

   KOMERSIAL  PENYESUAIAN FISKAL 

 FISKAL  POSITIF   NEGATIF 

Penjualan 60,000,000,000

60,000,000,000

Harga pokok penjualan 36,000,000,000

36,000,000,000

Laba kotor         24,000,000,000        

24,000,000,000 

Beban Usaha

Beban gaji 8,000,000,000

800,000,000

7,200,000,000

Beban piutang ragu-ragu 500,000,000

500,000,000

-

Beban perawatan mobil 200,000,000

200,000,000

-

Beban pemeliharaan kendaraan 1,400,000,000

300,000,000

1,100,000,000

Beban penyusutan 1,100,000,000 100,000,000

1,000,000,000

Page 21: Penghitungan PPh Terutang

21

   KOMERSIAL  PENYESUAIAN FISKAL 

 FISKAL  POSITIF   NEGATIF 

Beban administrasi & pemasaran 4,000,000,000

4,000,000,000

Beban penyediaan makan dan minum

900,000,000

900,000,000

Beban sanksi perpajakan 65,000,000

65,000,000

-

   Beban usaha         16,165,000,000            

14,200,000,000 

Laba usaha            7,835,000,000               

9,800,000,000 

Pendapatan (beban) lain-lain -

Pendapatan dividen 200,000,000

200,000,000

Pendapatan bunga 100,000,000

100,000,000

-

   Pendapatan (beban) lain-lain               300,000,000                  

200,000,000 

Penghasilan neto            8,135,000,000        

10,000,000,000 

Page 22: Penghitungan PPh Terutang

22

Penghasilan neto fiskal Rp 10.000.000.000Sisa Kerugian (Rp 2.000.000.000) Penghasilan Kena PajakRp 8.000.000.000

Besarnya Pajak Penghasilan terutang Firma ABC tahun pajak 2014 adalah

Rp 8.000.000.000 x 25% = Rp 2.000.000.000

Page 23: Penghitungan PPh Terutang

23

JUMLAH PENGHASILAN KENA PAJAKDIBULATKAN KE BAWAH

DALAM RIBUAN RUPIAH PENUH

UNTUK KEPERLUAN

PENERAPAN TARIF PAJAK

TARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat (4)

Page 24: Penghitungan PPh Terutang

24

Tuan Asep melakukan pekerjaan bebas sebagai pengacara di kota Bandung.

Pada tahun 2014 memperoleh Penghasilan bruto sebesar Rp 2.000.000.000.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak 536/PJ/2000, NPPN untuk pekerjaan bebas pengacara, lokasi Kota Bandung adalah 51%.

Penghasilan Neto Fiskal Tuan Asep tahun pajak 2014 adalahRp 2.000.000.000 X 51% = Rp 1.020.000.000

CONTOH PENGGUNAAN NPPN

Page 25: Penghitungan PPh Terutang

25

Penghasilan neto fiskal Rp 1.020.000.000PTKP (K/3) (Rp 32.400.000)Penghasilan kena pajak Rp 987.600.000

Besarnya Pajak Penghasilan terutang Tuan Asep tahun pajak 2014

Penghasilan Kena PajakWP Orang Pribadi

Page 26: Penghitungan PPh Terutang

26

LAPISAN PKP TARIF PAJAK

- 0 S/D Rp 50.000.000 5 %

- Rp 50.000.000 < S/D Rp 250.000.000 15 %

- Rp 250.000.000 < S/D Rp 500.000.000 25 %

- Rp 500.000.000 < 30 %

TARIF PAJAK PENGHASILANPasal 17 ayat 1 (a) mulai tahun pajak 2009

WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DN

Page 27: Penghitungan PPh Terutang

27

Penghasilan neto fiskal Rp 1.020.000.000PTKP (K/3) (Rp 32.400.000)Penghasilan kena pajak Rp 987.600.000

Besarnya Pajak Penghasilan terutang Tuan Asep tahun pajak 2014

50.000.000 x 5% = Rp 2.500.000200.000.000 x 15% = Rp 30.000.000250.000.000 x 25% = Rp 62.500.000487.600.000 x 30% = Rp 146.280.000

Rp 241.280.000

PPh Terutang

Page 28: Penghitungan PPh Terutang

LATIHANdr. Ucok, M.Kes. adalah seorang dokter yang membuka praktik di kota Padang. Pada tahun 2014 peredaran brutonya adalah Rp2.300.000.000. Berikut data keluarga Ucok

Lahir Hub. PekerjaanButet5-5-1980 Istri ibu rumah tanggaYansen 1-8-1948 Mertua --Darwin 2-4-2004 Anak pelajar

Hitunglah PPh terutang tahun pajak 2014 !

Page 29: Penghitungan PPh Terutang

Penghasilan Neto- dr. Ucok Rp2.300.000.000 x 42.5% = Rp 977.500.000

PTKP ( K / 2 ) 30.375.000

Penghasilan Kena Pajak Rp 947.125.000

PPh terutang50.000.000 5% 2.500.000200.000.000 15% 30.000.000250.000.000 25% 62.500.000

447.125.000 30% 134.137.500229.137.500

Page 30: Penghitungan PPh Terutang

30

TAHUN PAJAK 2009 = 28%

MULAI TAHUN PAJAK 2010 = 25%

PASAL 17 AYAT 2TARIF PAJAK PENGHASILAN

WP BADAN DN & BUT

Page 31: Penghitungan PPh Terutang

PASAL 31ETARIF PPh WP BADAN DN

DG PEREDARAN BRUTO ≤ Rp 50M

50% X TARIF UMUMPhKP dari

PEREDARAN BRUTO SAMPAI

DENGAN RP.4,8 MILIAR

TARIF UMUMPhKP dari

PEREDARANBRUTO DIATASRp 4,8 MILYAR

Page 32: Penghitungan PPh Terutang

32

CONTOH 1

CV Aman, usaha perdagangan, Tahun pajak 2013 memperoleh peredaran bruto = Rp 25 milyar

Tahun 2014 memperoleh peredaran bruto = Rp 30 milyar dan penghasilan kena pajak = Rp 6 milyar.

Penghasilan kena pajak yang mendapatkan pengurangan tarif 50%  

4,830Penghasilan kena pajak dikenakan tarif pajak normal Rp 6.000.000.000 – Rp 960.000.000 = Rp 5.040.000.000

Pajak Penghasilan terutang CV Aman tahun pajak 2014 Rp 960.000.000 x 25% x 50% = Rp 120.000.000Rp 5.040.000.000 x 25% = Rp 1.260.000.000Pajak Penghasilan terutang = Rp 1.380.000.000

x Rp 6 milyar = Rp 960.000.000

Page 33: Penghitungan PPh Terutang

33

Firma Makmur

Selama Tahun 2013 jumlah peredaran bruto = Rp 5 milyar.

Tahun 2014 Jumlah peredaran bruto = Rp 4 milyar, dan

penghasilan neto = Rp 600 juta

PPh Terutang = Rp 600 juta x 25% x 50% = Rp 75 juta

CONTOH 2

Page 34: Penghitungan PPh Terutang

34

L A T I H A N 1

PT ABC, tahun pajak 2013 memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 32 milyar.

Tahun 2014 PT ABC memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 36 milyar dan penghasilan neto fiskal sebesar Rp 3.375.000.000.

Sisa kerugian yang masih bisa dikompensasikan sebesar Rp375.000.000  Hitunglah PPh terutang tahun pajak 2014 !

Page 35: Penghitungan PPh Terutang

35

L A T I H A N 2

CV Abadi, tahun pajak 2013 memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 5 milyar.

Tahun 2014 CV Abadi memperoleh Rp 3 milyar dan penghasilan neto fiskal sebesar Rp 360.000.000. Hitunglah PPh terutang tahun pajak 2014 !

Page 36: Penghitungan PPh Terutang

36

WP Perseroan Terbuka apabila memenuhi persyaratan berikut• Minimal 40% modal yang sudah disetor diperdagangkan

di bursa efek Indonesia• Saham yang diperdagangkan di bursa efek minimal dimiliki

oleh 300 pihak• Masing-masing dari 300 pihak tersebut kepemilikannya

maksimal 5%

diberikan penurunan tarif sebesar 5% dari tarif normal, sehingga tarif pajaknya menjadi 20%.

PASAL 17 AYAT 2BTARIF PAJAK PENGHASILANWP PERSEROAN TERBUKA

PP 77 Tahun 2013

Page 37: Penghitungan PPh Terutang

TERIMA KASIH