s pph 002-15-00 kewajiban pemotongan pph pasal 21 bendahara

52
Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak 1 PJ.091/PPh/S/002/2015-00

Upload: ika-shohihah

Post on 13-Jul-2016

48 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PPh

TRANSCRIPT

Page 1: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Kementerian Keuangan RIDirektorat Jenderal Pajak

1PJ.091/PPh/S/002/2015-00

Page 2: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

GAMBARAN UMUM KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA

OBJEK PEMOTONGAN PPh PASAL 21/26

PEMOTONG PPh DAN PENERIMA PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh

PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21/26

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21/26

CONTOH PENGHITUNGAN

KEWAJIBAN PEMOTONG PPh PASAL 21/26

KEWAJIBAN PENERIMA PENGHASILAN

SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN/PEYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK

Page 3: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

GAMBARAN UMUM

KEWAJIBAN PERPAJAKAN

BENDAHARA

Page 4: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

APBN

MasyarakatFasilitas publik

Kas Negara melalui Bank

atau Kantor Pos

DJP (Administrasi)

ALUR PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN

DANA APBN TERKAIT PAJAK

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah

Page 5: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

KEWAJIBAN UMUM

PERPAJAKAN

Page 6: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Objek Penjelasan

PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan denganpekerjaan jabatan, jasa & kegiatan

PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu & sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan hak atas tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)

PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan pembelian barang

PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga, deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21

PPh Pasal 26 Pembayaran atas penghasilan kepada Wajib Pajak Luar Negeri.

PPN dan PPnBM Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak

Bea Materai Pembayaran atas pemanfaatan dokumen2 tertentu (kuitansi, kontrak)

BENDAHARA PEMERINTAH

MELAKSANAKAN KEWAJIBAN PEMOTONGAN & PEMOTONGAN PAJAK PUSAT ATAS

DANA YANG BERASAL DARI APBN/APBD

WAJIB

Outline

Page 7: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

OBJEK PEMOTONGAN

PPh PASAL 21/26

Page 8: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

SPDN SPLN

1. Pekerjaan;

2. Jasa;

3. Kegiatan

yang dilakukan orang pribadi

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26

Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, danPembayaran lain dengan nama/bentuk apapun

8Outline

Page 9: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

PEMOTONG PPh DAN

PENERIMA PENGHASILAN

YANG DIPOTONG PPh

Page 10: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Pemotong PPh Pasal 21/26

• pemberi kerja yang terdiri dari:

a. orang pribadi dan badan;

b. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang

melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang

terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,

tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,

perwakilan atau unit tersebut.

• bendahara atau pemegang kas pemerintah

• dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial

Tenaga Kerja dan badan-badan lain

• orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas serta badan yang melakukan

pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa

• Penyelenggara kegiatan

Page 11: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Pemberi kerja bukan pemotongPPh Pasal 21/26

• Kantor perwakilan negara asing

• Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan

Menteri Keuangan

• Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan

kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-

mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan

pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam

rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas

11

Page 12: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

12

Penerima penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21/26

• pegawai;

• penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaatpensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya;

• bukan pegawai;

• anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak

merangkap sebagai pegawai;

• mantan pegawai;

• peserta kegiatan:

– Peserta perlombaan

– Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja

– Peserta/anggota kepanitiaan

– Peserta pendidikan, pelatihan

– Peserta kegiatan lainnyaOutline

Page 13: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

PENGHASILAN YANG

DIKENAKAN

PPh PASAL 21/26

Page 14: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 21/26

• penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur• penghasilan penerima pensiun secara teratur

• uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun;

• penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas• imbalan kepada bukan pegawai;• imbalan kepada peserta kegiatan;• imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan

merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;• imbalan kepada mantan pegawai;• penarikan dana pensiun oleh pegawai.

14

• Wajib Pajak PPh Final• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus

Termasuk:Natura/Kenikmatan dari:

Page 15: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Nilai Uang Sebagai Dasar

Penentuan besarnya penghasilan

Uang rupiah Uang asing Natura/kenikmatanan

sesuai dengan yang

diterima/diperoleh

Kurs Menteri

KeuanganHarga Pasar

Page 16: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Penghasilan yang tidak dikenakan PPh Pasal 21/26

• Pembayaran manfaat atau santunan asuransi

kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa

• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah

• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah

disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi

kerja

• Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari

badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah

• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat

(3) huruf l UU PPh

Outline

Page 17: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

PENGHITUNGAN

PPh PASAL 21/26

Page 18: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Setiap Masa Pajak,

kecuali Masa Pajak terakhir

Penghitungan PPh Pasal 21:Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto

yang akan diterima selama

setahun,

Penghasilan teratur

sebulan dikali 12

Selisih antara PPh yang

terutang atas seluruh

penghasilan kena pajak

selama setahun dengan PPh

yang telah dipotong masa-

masa sebelumnya

Pasal 14 ayat (2) dan ayat (5) PER-31/PJ/2012

Page 19: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Disetahunkan Tidak Disetahunkan

1. WP OP DN meninggal

dunia atau meninggalkan

Indonesia selamanya;

2. Orang asing mulai bekerja

di Indonesia pada tahun

berjalan untuk jangka

waktu lebih dari 6 bulan;

3. Karyawan pindah cabang

1. WP OP DN mulai bekerja

pada tahun berjalan;

2. WP OP DN pindah kerja

ke pemberi kerja yang

lain

Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan

19

Page 20: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Pegawai tetap

Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi

Dibayar Pemberi KerjaUang Pensiun Berkala

Dikurangi dengan

1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.

Bruto maks. Rp6.000.000 per

tahun atau Rp500.000 per bulan

2. Iuran pensiun, THT/JHT yang

dibayar sendiri

Dikurangi dengan

Biaya Pensiun, 5% dari pengh.Bruto maks. Rp2.400.000 pertahun atau Rp200.000 perbulan

Penerima pensiun

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17

Penghitungan PPh Pasal 21

20

Page 21: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Rp24.300.000,00 Untuk diri Wajib Pajak

Rp2.025.000,00

Rp2.025.000,00

Tambahan utk WP Kawin

Tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah

semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak

angkat yg menjadi tanggungan

sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun

kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender

PTKP: (PMK 162/PMK.011/2012)

21

Page 22: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Hanya untuk

diri sendiri

Kawin

1. Diri sendiri;

2. Tanggungan

maks 3.

Tidak

Kawin

1. Diri sendiri;

2. Status kawin;

3. Tanggungan

maks 3.

Kawin

Suami tidak

berpenghasilan

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat

serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/

memperoleh penghasilan

PTKP Karyawati

Page 23: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

5%Sampai dengan Rp 50 juta

15%Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta

25%Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta

30%Di atas Rp 500 juta

Sesuai

Pasal 17 ayat

(1) huruf a

UU PPh

Tarif

Page 24: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan

Dibayarkan Bulanan Atau JumlahUpah Kumulatif satu bulan

melebihi Rp 7.000.000

Upah/Uang Saku Harian

≤ 200.000 > 200.000

Tidak Dipotong Dikurangi 200.000

Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 = 5%

Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan

PPh Pasal 21:Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas

Page 25: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

BerkesinambunganBerkesinambungan

Ex Pasal 13 ayat (1)

Tidak

berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)Dikurangi

PTKP sebulan,

Dihitung secara

kumulatif

(50 % x Ph Bruto)

Dihitung secara

kumulatif

(50 % x Ph Bruto)

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalahSebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum

Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik

PPh Pasal 21:Bukan Pegawai

Page 26: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto

PPh Pasal 21:Lainnya

Dewan Komisaris/

Pengawas non

Pegawai tetap

Mantan Pegawai

Peserta program

Pensiun yang masih

Berstatus pegawai

honorarium atau

imbalan yang

bersifat tidak teratur

jasa produksi,

tantiem, gratifikasi,

bonus atau imbalan

lain yang bersifat

tidak teratur

penarikan dana

pensiun

Page 27: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Tarif Pasal 17

UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah

PPh Pasal 21:Peserta Kegiatan

Page 28: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

PEGAWAI

BUKAN PEGAWAI

TIDAK BERKESINAMBUNGAN

BERKESINAMBUNGAN

PENSIUNAN

TETAP

TIDAK TETAP

Ph NETO - PTKP

BULANAN

HARIAN

Ph BRUTO - PTKP

(50% X Ph Bruto) Kumulatif

50 % x Ph Bruto

Ph NETO - PTKPBERKALA

Ph BRUTO – 200 RIBU

Ph BRUTO(>2,025jt s.d.7jt) –

PTKP Harian

Ph Bruto Kumulatif

BERKESINAMBUNGAN ex Psl 13 (1)

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan) Kumulatif

PESERTA KEGIATAN

Ph BRUTO(>7jt) – PTKP

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI,PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

Ph Bruto

Page 29: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Penerima penghasilan tidak ber-NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120%

lebih tinggi daripada PPh

Pasal 21 yang seharusnya

(20% lebih tinggi)

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final

Setelah pemotongan

PPh Pasal 21 bulan

Desember

sebelum pemotongan

PPh Pasal 21 bulan

DesemberBer-NPWP

Diperhitungkan oleh

pemotong dengan

PPh Pasal 21 bulan-

bulan selanjutnya

merupakan kredit

pajak dalam SPT

Tahunan PPh

Page 30: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Ketentuan Khusus

1. Uang Pesangon

2. Uang Manfaat Pensiun

3. THT/JHT

yang dibayarkan sekaligus

Penghasilan bersumber dari

APBN/D yang diterima oleh

Pejabat Negara, PNS,

Anggota, TNI/Polri, dan

Pensiunannya

PP No. 68 Tahun

2010PP No. 80 Tahun

2010

30

Page 31: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

PPh Pasal 26

Tarif Pasal 26:20 %

Penghasilan Bruto

MemperhatikanKetentuan P3B

31

Page 32: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

32

Saat terutangPPh Pasal 21/26

Penerima penghasilan

akhir bulan dilaku-

kannya pembayaran

atau

akhir bulan

terutangnya

penghasilan

Pemotong

Saat dilakukannya

pembayaran

atau

saat terutangnya

penghasilan

Outline

Page 33: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

CONTOH PENGHITUNGAN

Page 34: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Yanto pada tahun 2014 bekerja sebagai PNS KementerianKeuangan dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 danmembayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Yantomenikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2014menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulandan berlaku surut sejak 1 Januari 2014. Dengan adanyakenaikan gaji yang berlaku surut tersebut, Yanto menerimarapel sejumlah Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masaJanuari s.d. Mei 2014).

Page 35: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji Bulanan

Gaji sebulan Rp 8.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000

Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 600.000

Penghasilan Neto sebulan Rp 7.400.000

Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88.800.000

PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 62.475.000

PPh Pasal 21 terutang :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000

15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000

Rp 4.371.000

PPh Pasal 21 sebulan

Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364.250

35

Page 36: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

B. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Rapel

Gaji sebulan Rp 10.000.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 10.000.000) = Rp 500.000

Iuran Pensiun = Rp 200.000 Rp 700.000

Penghasilan Neto sebulan Rp 9.300.000

Penghasilan Neto setahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 ) Rp 111.600.000

PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000

- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 85.275.000

PPh Pasal 21 setahun :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000

15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 5.291.000

Rp 7.791.000

PPh Pasal 21 sebulan

Rp 7.791.000,00 : 12 Rp 649.250

PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2014 seharusnya adalah :

6 x Rp 649.250,00 Rp 3.895.500

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d Juni 2014

6 x Rp 364.250,00 (dari perhitungan contoh A) Rp 2.185.500

PPh Pasal 21 untuk uang rapel Rp 1.710.000

Outline

Page 37: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

KEWAJIBAN PEMOTONG

PPh PASAL 21/26

Page 38: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Kewajiban Pemotong

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP

• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan

kalender.

• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau

Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir*).

• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20 hari

setelah Masa Pajak berakhir*).

• Wajib membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps.

21/26 untuk setiap Masa Pajak

• Wajib menyimpan Catatan atau Kertas Kerja sesuai ketentuan

• Wajib membuat Bukti Potong dan memberikannya kepada

penerima penghasilan

Pasal 22 PER-31/PJ/2012

*) Dalam hal jatuh tempo pada hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional,

penyetoran dan pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya

Page 39: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

• Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:

– dibuat sekali setahun (Form 1721 A2)

– diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau

pegawai berhenti

• Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:

– Dibuat setiap kali ada pemotongan

– Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka

bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan

• Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam

SPT Masa PPh Pasal 21

Pasal 23 PER-31/PJ/2012

Page 40: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

40

Contoh Bukti Potong PPh

Pasal 21(Formulir 1721 – A2)

Page 41: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Contoh Bukti Potong PPh Pasal 21 Lainnya

(Tidak Final)

Page 42: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

42

Contoh Bukti Potong PPh Pasal 21 Lainnya

(Final)

Outline

Page 43: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

KEWAJIBAN PENERIMA

PENGHASILAN

Page 44: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Kewajiban Penerima Penghasilan

• Wajib mendaftarkan diri ke KPP

• Wajib menghitung, menyetor, dan melaporkan Pajak

Penghasilan yang terutang selama satu tahun pajak

• Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai

tertentu wajib membuat surat pernyataan yang berisi jumlah

tanggungan keluarga pada awal tahun kalender atau pada

saat menjadi Subjek Pajak dalam negeri

• Wajib menyerahkan surat pernyataan tanggungan keluarga

kpd Pemotong Pajak pada saat mulai bekerja atau mulai

pensiun

• Wajib membuat surat pernyataan baru dalam hal terjadi

perubahan tanggungan keluarga paling lambat sebelum mulai

tahun kalender berikutnya

44

Pasal 22 PER-31/PJ/2012

Page 45: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Kewajiban Penerima Penghasilan

• Penyetoran PPh Kurang Bayar dilakukan paling lama sebelum

SPT Tahunan disampaikan

– dapat dilakukan dengan sistem pembayaran pajak secara

elektronik (Billing System)

– Billing System: metode pembayaran elektronik (melalui Teller

Bank/Pos, ATM, atau internet banking) dengan menggunakan

Kode Billing

• Pelaporan SPT Tahunan PPh WP OP dilakukan paling lama 3

bulan setelah akhir tahun pajak

– dapat dilakukan secara e-Filing melalui internet pada website

DJP, www.pajak.go.id, (khusus Formulir 1770 S dan 1770 SS)

– bagi yang belum pernah melaporkan secara e-Filing, agar

terlebih dahulu mengajukan permohonan e-FIN dan membuat

akun e-Filing

45

Page 46: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

46

TATA CARA e-FILING

e-FIN

Registrasi & Aktivasi

Bukti Penerimaan

Elektronik (BPE):

Nama, NPWP, tanggal, jam

dan

Nomor Tanda Terima

Elektronik

a.Mengajukan Permohonan

e-FIN1 harikerja

Diberikan langsunge-FIN

Kode Verifikasi

www.pajak.go.id

Outline

Page 47: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

SANKSI ADMINISTRASI

ATAS KETERLAMBATAN

PEMBAYARAN/PEYETORAN

DAN PELAPORAN PAJAK

Page 48: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

SANKSI ADMINISTRASI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAKYANG TERUTANG UNTUK SUATU SAAT ATAU MASA PAJAK

PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAKSETELAH TGL JATUH TEMPO PEMBAYARAN/

PENYETORAN PAJAK

BERUPA BUNGA 2% PER BULAN DIHITUNG DARI JATUHTEMPO PEMBAYARAN SAMPAI DENGAN TGLPEMBAYARAN (DAN BAGIAN DARI BULAN

DIHITUNG PENUH SATU BULAN)

DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 9 ayat (2a) UU KUP

48

Page 49: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

SANKSI ADMINISTRASI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAKYANG TERUTANG BERDASARKAN SPT TAHUNAN PPh

PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAKSETELAH TGL JATUH TEMPO PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh

BERUPA BUNGA 2% PER BULAN DIHITUNG DARI BERAKHIRNYA BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SAMPAI DENGAN TGL PEMBAYARAN

(DAN BAGIAN DARI BULANDIHITUNG PENUH SATU BULAN)

DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 9 ayat (2b) UU KUP

49

Page 50: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

SANKSI ADMINISTRASI ATAS KETERLAMBATAN

atau TIDAK MENYAMPAIKAN SPTPasal 7 (1) UU KUP

SPT

TAHUNAN

BADAN

SPT

MASA

SELAIN

PPN

WP TERLAMBAT/

TIDAK MENYAMPAIKAN

DENDARp 1.000.000

DENDARp 100.000

SPT

MASA

PPN

DENDARp 500.000

SPT

TAHUNAN

OP

Outline

Page 51: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara

Kepada

Dirjen Pajak

Direktur KITSDA

Direktur P2Humas

Direktur Intelijen dan

Penyidikan

Pimpinan Unit Vertikal

surat tertulis

(021) 52970777

saluran [email protected]

[email protected]

surat elektronik

SIKKAmasing-masing

pegawai

help desk

Direktorat KITSDA

pengaduan langsung

Page 52: S PPh 002-15-00 Kewajiban Pemotongan PPh Pasal 21 Bendahara