menteriperhubungan republik indonesiatuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman penataan... · dalam...

24
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURANMENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHANDAN STRATEGI KOMUNIKASI DALAMRANGKAPELAKSANAAANREFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGANKEMENTERIANPERHUBUNGAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tujuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan ke arah yang lebih baik dan memberikan pemahaman serta menciptakan kesadaran bertindak segenap pemangku kepentingan dalam melaksanakan seluruh program Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan, perlu ditetapkan Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasi dalam rangka Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri tentang Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasi dalam rangka Pe1aksanaan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2010-2014; tentan~ Nasional

Upload: phungdung

Post on 22-Jul-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURANMENTERI PERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA

STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHANDAN STRATEGI KOMUNIKASIDALAMRANGKAPELAKSANAAANREFORMASI BIROKRASI

DI LINGKUNGANKEMENTERIANPERHUBUNGAN

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tujuan pelaksanaanReformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan ke arahyang lebih baik dan memberikan pemahaman sertamenciptakan kesadaran bertindak segenap pemangkukepentingan dalam melaksanakan seluruh programReformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan, perluditetapkan Strategi Manajemen Perubahan dan StrategiKomunikasi dalam rangka Pelaksanaan ReformasiBirokrasi Kementerian Perhubungan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteritentang Strategi Manajemen Perubahan dan StrategiKomunikasi dalam rangka Pe1aksanaan ReformasiBirokrasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4700);

3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010Rencana Pembangunan Jangka Menengah(RPJMN) Tahun 2010-2014;

tentan~Nasional

4. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentangGrand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang RoadMap Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014;

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 38 Tahun 2011tentang Road Map Reformasi Birokrasi tahun 2010-2014 diLingkungan Kementerian Perhubungan;

7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 tentangPedoman Pelaksanaan Manajemen Perubahan;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun2010 ten tang Organisasi dan Tata Kerja KementerianPerhubungan sebagaimana telah diubah terakhir denganperaturan Menteri Perhubungan dengan Peraturan MenteriPerhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013;

Menetapkan : PERATURANMENTERI PERHUBUNGANTENTANGSTRATEGIMANAJEMEN PERUBAHAN DAN STRATEGI KOMUNlKASIDALAMRANGKAPELAKSANAANREFORMASI BIROKRASIDILINGKUNGANKEMENTERIANPERHUBUNGAN.

Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasidalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi dilingkunga.n Kementerian Perhubungan sebagaimanatercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PeraturanMenteri ini.

Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Komunikasidalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi dilingkungan Kementerian Perhubungan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 berlaku sebagai panduan dalammerencanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaanManajemen Perubahan di Lingkungan KementerianPerhubungan.

Peraturan Menteri lnl mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannyadalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 19 Agustus 2014

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

Diundangkan di JakartaPada tanggal 17 September 2014

MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

AMIR SYAMSUDINBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1322

ARIS SH MM MHPemb a Utama Muda (IV/c)NIP. 19630220 198903 1 001

LAMPIRANPERATURANMENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIANOMQR PM. 32 TAHUN2014TENTANGMANAJEMEN PERUBAHAN 01 LINGKUNGAN KEMENTERIANPERHUBUNGAN

Reformasi Birokrasi di Lingkungan Kementerian Perhubungan mulaidilakukan semenjak awal tahun 2000, namun secara sistematik danterencana baru dilaksanakan mulai tahun 2010. Pelaksanaan reformasibirokrasi Kementerian Perhubungan mengacu pada Peraturan PresidenNomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 ten tang Road Map ReformasiBirokrasi 2010-2014, dan Road Map Reformasi Birokrasi di lingkunganKementerian Perhubungan. Rencana kegiatan Reformasi BirokrasiKementerian Perhubungan terdistribusi kedalam lima tahapan pelaksanaankegiatan, yaitu :

Membangun landasan yang kuat untuk menjamin implementasireformasi birokrasi secara konsisten sesuai dengan target yang telahditentukan.

1) membangun sistem operasi reformasi birokrasi yang meliputipengorganisasian pelaksanaan reformasi birokrasi, pengaturanmekanisme pelaksanaan reformasi birokrasi, dan penyusunansistem monitoring dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi;

2) menyelesaikan usulan pelaksanaan reformasi birokrasi,sosialisasi, dan public campaign;

3) menyusun berbagai pedoman, dan juklakj juknis yangdiperlukan;

4) melakukan monitoring atas penyusunan usulan dokumenreformasi birokrasi Kementerian.

Melanjutkan hal-hal yang belum dapat diselesaikan pada tahunpertama, menjagaj memelihara programj kegiatan yang sudah berhasildilaksanakan, melakukan monitoring, evaluasi, dan penyempurnaanterhadap hasil-hasil yang sudah diperoleh pada tahap pertama.Langkah-langkah yang dilakukan:

1) melanjutkan penyelesaian usulan pelaksanaan reformasibirokrasi Kementerian, sosialisasi dan public campaign;

2) melakukan monitoring pelaksanaan reformasi birokrasi diKementerian;

3) melakukan evaluasi dan menyusun rekomendasi atas hasilpelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian;

4) melakukan identifikasi dan analisis terhadap kemungkinanjrisiko kegagalan pelaksanaan reformasi birokrasi, danmengusulkan rencana mitigasi risiko.

Meneruskan hal-hal yang belum dapat diselesaikan pada tahunkedua, menjagajmemelihara hal-hal yang sudah berhasildilaksanakan, dan melakukan monitoring, evaluasi danpenyempumaan terhadap hasil-hasil yang sudah diperoleh pada tahapkedua.

2) melanjutkan penilaian usulan pelaksanaan reformasi birokrasiKementerian;

3) melakukan monitoring pelaksanaan reformasi birokrasiKementerian;

4) melakukan evaluasi dan menyusun rekomendasi atas hasilpelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian.

5) melakukan identifikasi dan analisis terhadap kemungkinanjrisiko kegagalan pelaksanaan reformasi birokrasi, danmengusulkan rencana mitigasi risiko.

Meneruskan hal-hal yang belum dapat diselesaikan pada tahun ketiga,menjagajmemelihara hal-hal yang sudah berhasil dilaksanakan, danmelakukan monitoring, evaluasi, dan penyempumaan terhadap hasil-hasil yang sudah diperoleh pada tahap ketiga.

2) melakukan penilaian usulan pelaksanaan reformasi birokrasidari Kementerian;

3) melakukan monitoring pelaksanaan reformasi birokrasiKementerian;

4) me1akukan evaluasi dan menyusun rekomendasi atas hasilpelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian;

5) melakukan identifikasi dan analisis terhadap kemungkinanjrisiko kegagalan pelaksanaan reformasi birokrasi, danmengusulkan rencana mitigasi risiko.

Meneruskan hal-hal yang belum dapat diselesaikan pada tahapkeempat, menjagajmemelihara hal-hal yang sudah berhasildilaksanakan, dan melakukan monitoring dan evaluasi menyeluruhterhadap seluruh proses reformasi birokrasi Kementerian.

Langkah-Iangkah yang dilakukan melakukan evaluasi menyeluruhhasil pelaksanaan reformasi birokrasi Kementerian yang dilaksanakan.

Pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubunganyang tahapannya sebagaimana tertuang dalam Peraturan MenteriPerhubungan Nomor PM 38 Tahun 2011 tentang Road Map ReformasiBirokrasi tahun 2010-2014 di Lingkungan Kementerian Perhubungan,sudah barang tentu akan menimbulkan konsekuensi terjadinya perubahan.Perubahan yang diharapkan adalah perubahan secara sistematis dankonsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi, serta pola pikir danbudaya kerja individu dalam organisasi, agar menjadi lebih baik sesuaidengan tujuan dan sasaran reformasi birokrasi.Perubahan yang diamanahkan Reformasi Birokrasi KementerianPerhubungan sangat kompleks dan mendasar. Pada saat ini lebih dari 200jenis perizinan yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan, sehinggaperbaikan birokrasi melalui peningkatan kualitas pelayanan publik akanmenimbulkan perubahan organisasi yang cukup signifikan. Perubahanorganisasi tersebut meliputi perubahan struktur, proses, mekanisme kerja,pola pikir, budaya kerja baik individu maupun organisasi di lingkunganKementerian Perhubungan. Perubahan berpeluang menimbulkan resistensipada individu maupun kelompok dalam organisasi. Proses perubahan tidakselalu mendapat respon positif karena selalu terdapat beberapa orang yangmenyukai dan juga yang tidak menyukai perubahan. Beberapa penyebabrespon negatif terhadap perubahan antara lain rasa takutberkurangjhilangnya kekuasaan, kehilangan keterampilan, kegagalan kerja,ketidakmampuan menghadapi masalah baru, dan bahkan kehilanganpekerjaan. Untuk keperluan tersebut disusun program manajemenperubahan untuk mengelola sumberdaya dalam rangka mencapai sasaranreformasi birokrasi. Sumber daya meliputi struktur, proses, sumber dayamanusia, pola pikir, dan budaya kerja. Perubahan dalam reformasi birokrasiberpeluang menimbulkan resistensi dari individu didalam organisasi. Untukmengurangi resistensi tersebut diperlukan transparansi dalam proses,terdapat komunikasi, dan adanya keterlibatan semua pihak. Pelaksanaanprogram manajemen perubahan disusun dengan berpedoman kepadaPeraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiNomor 10 Tahun 2011.

1. Memberikan arahan mengenai langkah-Iangkah perubahan bertahapyang akan dilakukan oleh Tim Manajemen Perubahan sesuai dengantujuan reformasi birokrasi di Kementerian Perhubungan;

2. Membantu mendorong seluruh elemen di Kementerian Perhubunganuntuk ikut berkomitmen melakukan upaya reformasi birokrasi;

3. Membantu seluruh individual dalam membangun budaya kerja yangdiperlukan dalam membentuk birokrasi yang lebih baik.

4. Menuntun upaya untuk melakukankomunikasi yang efektif dantransparan;

5. Menjadi instrumen untuk melihat sampai sejauhmana keberhasilanreformasi birokrasi telah dicapai.

1. Kejelasan Tujuan.Pelaksanaan rencana manajemen perubahan secara umummemiliki tujuan

2. Kesadaran akan proses.Proses perubahan merupakan proses yang memerlukan waktuyang lama, upaya keras, konsisten dan komitmen bersama, olehkarena itu seluruh pihak tidak hanya tim pelaksana, tetapi jugaseluruh individual pegawai harus menyadari mengenai prosestersebut;

3. Membangun kepercayaan.Pelaksanaan rencana manajemen perubahan juga harus dilakukandengan upaya membangun kepercayaan bahwa perubahan padadasarnya adalah untuk mewujudkan kondisi yang lebih baik tidakhanya bagi organsiasi Kementerian Perhubungan tetapi juga bagibirokrasi secara keseluruhan;

4. Dimulai dari tingkatan paling atasPelaksanaan rencana manajemen perubahan menuntut komitmendan partislntegritas, Professional, Akuntabilitassi aktif dari pimpinantertinggi Kementerian Perhubungan;

5. Besarnya Partisipasi.Pelaksanaan rencana manajemen perubahan juga harus melibatkanseluruh komponen yang terlibat dalam proses perubahanKementerian Perhubungan.

6. Ketersediaan sumber daya.Pelaksanaan rencana manajemen perubahan juga dilakukan denganmemperhatikan ketersediaan dan kemanfaatan sumber-sumber yangdimiliki oleh Kementerian Perhubungan;

7. Keteraturan.Pelaksanaan rencana manajemen perubahan juga dilakukan denganmemperhatikan keteraturan dari sekuensi dengan memperhatikandinamika perubahan yang terjadi dalam organisasi;

8. Keberlanjutan komunikasi.Pelaksanaan rencana manajemen perubahan juga dilakukan melaluikomunikasi secara terus menerus, tidak hanya komunikasi vertikal,tetapi juga horizontal maupun diagonal.

c. Area PerubahanFokus perubahan sebagaimana dalam rencana manajemen perubahan iniadalah tujuan reformasi birokrasi di Kementerian Perhubungan,menyangkut 8 area perubahan, yaitu:

1. Organisasi diarahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensipelaksanaan tugas dan fungsi, dan terhindarkannya duplikasi tugasdan fungsi, sehingga dapat mendorong percepatan reformasi birokrasi.Indikator kinerja kegiatan adalah tersedianya peta tugas dan fungsiunit kerja yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing), danterbentuknya unit organisasi yang menangani pelayanan perizinansecara on line.

2. Tata Laksana diarahkan untuk meningkatkan transparansi danakuntabilitas penyelenggaraan negara melalui standarisasi prosespenyelenggaraan negara. Indikator kinerja dari kegiatan ini adalahtersedianya dokumen standar operasional prosedur penyelenggaraantugas dan fungsi yang disahkan.

3. Penataan peraturan perundang-undangan, diarahkan untukmewujudkan terimplementasinya peraturan perundang-undanganyang harmonis dan sinkron satu sama lain, serta pelaksanaannyayang efektif dan efisien. Indikator kinerja pencapaiannya diukur dari 3(tiga)unsur, yaitu:

b. teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang tidakharmonis;

c. teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang dapatdiimplementasikan.

4. Sumber Daya Manusia Aparatur diarahkan untuk meningkatkanprofesionalisme aparatur. Indikator kinerja dari kegiatan ini adalah:

a. Terbangunnya sistem rekrutmen yang terbuka, transparan,akuntabel dan berbasis kompetensi;

5. Pengawasan diarahkan untuk mencapai tujuan organlsasl secaraefisien dan efektif serta taat pada peraturan dan berjalannyapengelolaan keuangan negara yang andal dan terpercaya.

6. Akuntabilitas diarahkan agar sistem akuntabilitas kineIja organisasidapat berjalan secara efektif. Indikator kinerja dari kegiatan iniadalah:

b. terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya kineIjaorganisasi yang terukur;

7. Pelayanan Publik diarahkan agar pelayanan publik dapatterselenggara dengan lebih baik, lebih cepat, lebih aman' dan lebihteIjangkau. Indikator kineIja kegiatan ini adalah:

c. peningkatan Integritas, Professional, Akuntabilitassi masyarakatdalam penyelenggaraan pelayanan publik.

8. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan diarahkan untuk menjaminkualitas terbaik dari pelaksanaan reformasi birokrasi (qualityassurance). Indikator Kinerja kegiatan ini adalah:

Organisasi manajemen perubahan di Kementerian Perhubunganterintegrasi dalam organisasi Tim Pelaksana Reformasi BirokrasiKementerian Perhubungan.Dalam operasional sehari-hari, manajemen perubahan dilaksanakan olehTim Manajemen Perubahan Kementerian Perhubungan.Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan dan TimManajemen Perubahan Kementerian Perhubungan ditetapkan oleh KetuaTim Pengarah Reformasi Birokraswi Kementerian Perhubungan.

Tahapan umum manajemen perubahan di Kementerian Perhubungandapat digambarkan sebagai berikut:

Pada tahapan persiapan seluruh individual diperkenalkan terhadapperubahan yang akan dilakukan di KementeriaPerhubungan sehubungandengan pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya ini tidak lain adalah untukmemberikan pemahaman awal tentang perubahan sehingga seluruhpegawai memiliki peningkatan perhatian (awareness) terhadapperubahan. Dari tahapan adanya peningkatan perhatian diharapkan akansecara perlahan membangun pemahaman untuk segera melakukanperubahan. Peningkatan pemahaman terhadap perubahan diharapkanakan mendorong munculnya persepsi positif terhadap perubahan yangdilakukan. Selanjutnya pegawai diharapkan melakukan penyesuaian-penyesuain diri terhadap perubahan yang dilakukan hingga akhimyayang bersangkutan mampu melakukan penyesuaian dan mengadopsiperilaku yang sesuai dengan perubahan. Jika pegawai sudah mampumengadopsi perilaku yang sesuai dengan organisasi, maka selanjutnyaterjadi institusionalisasi dan kemudian intemalisasi.Atas dasar tersebut, maka rencana manajemen perubahan diKementerian Perhubungan diarahkan pada 4 (empat) hal yaitu:

1. Membangun komitmen seluruh jajaran pegawai di lingkunganKementerian Perhubungan dari level tertinggi hingga terendahuntuk secara konsisten melakukan upaya bersama menciptakanbirokrasi ke arah perubahan yang lebih baik;

2. Mendorong seluruh jajaran pegawai di lingkungan KementerianPerhubungan untuk merubah pola pikir lama menjadipola pikir yang mengutamakan kepentingan para pemangkukepentingan (stakeholders), mengutamakan kualitas dan kineIjasehingga mampu menciptakan Kementerian Perhubungan yangmenjadi contoh penerapan reformasi birokrasi;

3. Memelihara momentum perubahan agar tetap dalam posisi yangpositif sesuai dengan tujuan perubahan dari reformasi birokrasi;

4. Membangun budaya kerja yang kondusif bagi upayamenciptakan Kementerian Perhubungan yang mengutamakankepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders), agartidak lagi budaya kerja dan pola pikir yang masih berorientasi padapelaksanaan kegiatan semata namun menjadi organisasi yang dapat

bersinergi an tar unit kerja untuk menghasilkan outcomes bersamadan juga menciptakan Kementerian Perhubungan menjadi contohpenerapan reformasi birokrasi.

Sesuai dengan empat hal tersebut di atas, maka rencana manajemenperubahan dalam rangka reformasi birokrasi mencakup tahapan sebagaiberikut:

Tahapan Kegiatan1. Persiapan 1.1 Membentuk Tim Manajemen Perubahan;

1.2 Melakukan pemetaan terhadap pemangkukepentingan, mencakup slapa, apa harapan danpenilaian mereka terhadap KementerianPerhubungan;

1.3 Melakukan asesmen terhadap kesiapan pegawai dilingkungan Kementerian Perhubungan dalammelakukan perubahan;

1.4 Menyusun rencana kegiatan dalam rangkamanajemen perubahan, termasuk di dalamnyastrategi perubahan dan strategi komunikasi;

1.5 Menyusun instrumen monitoring dan evaluasipelaksanaan manajemen perubahan untuk keperluanperbaikan berkelanjutan terhadap pelaksanaanmanajemen perubahan.

2. Integrasi 2.1 Integrasi Quick Wins.Road Map 2.2 Integrasi program penataan peraturan perundang-

undangan.

2.3 Integrasi program penataan tatalaksana.2.4 Integrasi program penataan organisasi.

2.5 Integrasi program penataan sistem manaJemenSDM.

2.6 Integrasi program penguatan pengawasan.2.7 Integrasi program penguatan akuntabilitas.2.8 Integrasi program peningkatan kualitas pelayanan

publik3. Pembangunan 3.1 Merumuskan nilai-nilai yang akan digunakan oleh

komitmen Kementerian Perhubungan sebagai dasar untukmerumuskan etika dan pengembangan budayakerja;

3.2 Merumuskan berbagai instrumen yang akandigunakan sebagai perangkat pembangunankomitmen pegawai;

3.3 Melakukan pengelolaan resistensi terhadapperubahan;

3.4 Melaksanakan upaya pembangunan komitmen.

Tahapan Kegiatan4. Pemeliharaan 4.1 Melakukan survey kepuasan pegawai, mencakup

momentum upaya untuk melihat indeks kesiapan untukperubahan melakukan perubahan, indeks partisln tegri tas,

Professional, Akuntabilitassi, indeks komitment;

4.2 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadapkeberhasilan pelaksanaan manajemen perubahan;

4.3 Memberikan penghargaan-penghargaan tertentuuntuk memotivasi dan menjaga momentumperubahan.

Manajemen perubahan Kementerian Perhubungan merupakanpengelolaan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan KementerianPerhubungan yaitu mewujudkan kinerja yang lebih baik. Dalamimplementasi Manajemen Perubahan Kementerian Perhubungandiperlukan Strategi Manajemen Perubahan untuk mencapai tujuanperubahan. Strategi manajemen perubahan Kementerian Perhubunganmerupakan alat dan cara (pengetahuan, sarana dan sumber daya ) yangdiperlukan untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yangdiinginkan, yaitu menuju ke arah kinerja yang lebih baik serta untukmengelola pihak-pihak (pihak internal pimpinan dan pegawaiKementerian Perhubungan ; pihak ekstemal : anggota legislatif, operatortransportasi, asosiasi pengusaha, asosiasi profesi, dan masyarakatumum) yang akan terkena dampak dari proses perubahan terse but.

Strategi Manajemen Perubahan merupakan tahapan dalam PerumusanRencana Manajemen Perubahan yang dipilih dan ditetapkan setelahmelakukan Pemetaan Stakeholders (pemangku kepentingan), Identifikasiterhadap Resistensij penolakan, Asesmen mengenai Besaran Perubahanyang Diinginkan, dan Asesmen kesiapan Kementerian Perhubungandalam melakukan perubahan.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan strategimanajemen perubahan Kementerian Perhubungan adalah:

b. Besaran penolakan yang mungkin muncul (dari pihak internalpimpinan dan pegawai Kementerian Perhubungan dan pihak ekstemaIanggota legislatif, operator transportasi, asosiasi pengusaha, asosiasiprofesi, dan masyarakat umum);

a. Strategi kekuatan-pemaksaanPimpinan, pejabat dan Pembuat Keputusan Kementerian Perhubungansebagai agen perubahan menggunakan wewenang (Otoritas) untukmemerintahkanj memaksakan pelaksanaan perubahan kepada pihakinternal maupun eksternal. Dalam strategi ini diterapkan konsepReward and Punishment, dimana sikap mendukungj pro perubahanakan mendapatkan penghargaan, sebaliknya sikap resisten terhadapperubahan akan mendapatkan ancaman hukuman. Sikap ketaatan

ataupun sikap penentangan tergantung pada imbalan dan hukumanyang diberikan sehingga ketaatan terhadap ketentuan-ketentuanperubahan bersifat sementara.

b. Strategi Persuasi Rasionalpenggunaan persuasi rasional, pengetahuan, bukti empirik, danargumen-argumen rasional untuk mendorong para stakeholdersmengikuti arah perubahan yang diinginkan. Penggunaan strategi inimemerlukan banyak tenaga ahlijagen perubahan yang mampumenjadi katalisator, role model dan mampu memanfaatkanpengetahuan guna meyakinkan pihak lain.

c. Strategi Berbagi KekuasaanStrategi manajemen perubahan yang diterapkan dengan melibatkanpihak lain yang akan dipengaruhi oleh perubahan dalam perencanaandan keputusan-keputusan inti sehubungan dengan perubahan yangakan dicapai. Perencanaan, Kaidah-kaidah perubahan danimplementasi perubahan yang ditetapkan lahir dengan melibatkanpihak lain berdasarkan norma-norma kelompok dan tujuan bersama.

Secara umum, tidak ada strategi manajemen perubahan tunggal danakan selalu terdapat kombinasi strategi manajemen perubahan yangberbeda-beda untuk diterapkan pada Program dan Kegiatan ReformasiBirokrasi Kementerian Perhubungan.

Strategi Manajemen Perubahan Kementerian Perhubungan sebagaiberikut:

STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN

PROGRAM DAN KEGIATAN Strategi Strategi Strategi HerbagiKekuatan- PersuasiPemaksaan Rasional Kekuasaan

Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan1. Penatan berbagai peraturan

Perundang-undangan yangdikeluarkan/ diterbitkanoleh KementerianPerhubungan Strategi 3 Strategi 2 Strategi 1Restrukturisasi/ penatantugas dan fungsi unti kerjapada KementerianPerhubungan

Proa:ram Penataan dan Pena:uatan Ora:anisasi1. Restrukturisasi/ penataan

tugas dan fungsi unit kerja Strategi 1 Strategi 2pada KementerianPerhubungan

2. Penguatan unit kerja yangmenangani organiasi, tata Strategi 1 Strategi 2laksana, pelayanan publik,kepegawaian dan diklat

Program Penataan Tatalaksana1. Penyusunan SOP

penyelenggaran tugas dan Strategi 1 Strategi 2fungsi

STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN

PROGRAM DAN KEGIATAN Strategi Strategi Strategi SerbagiKekuatan- PersuasiPemaksaan Rasional Kekuasaan

2. Pembangunan/pengembangan Strategi 2 Strategi 1e-government

Prol[ram Penataan Sistem Man rlemen SDM Aparatur1. Penataan sistem rekruitmen Strategi 1 Strategi 2pegawai

2. Analisis jabatan Strategi 1 Strategi 2

3. Evaluasi jabatan Strategi 1 Strategi 1

4. Penyusunan standar Strategi 1 Strategi 2kompetensi jabatan

5. Asesmen individu Strategi 1 Strategi 2berdasarkan kompetensi

6. Penerapan sistem penilaian Strategi 1 Strategi 2kineIja individu

7. Pembangunan/pengembangan database Strategi 1 Strategi 2pegawai

8. Pengembangan pendidikandan pelatihan pegawai Strategi 2 Strategi 1berbasis kompetensi

Prol[ram Penl[Uatan Penl[awasan1. Penerapan Sistem

Pengendalaian Intern Strategi 1 Strategi 2Pemerintah (SPIP) padaKementerian Perhubungan

2. Peningkatan peran AparatPengawasan Intern (APIP) Strategi 1 Strategi 2sebagai Quality Assurancedan Consulting

Program Penl[Uatan Akuntabilitas Kinerja1. Penguatan akuntabilitas Strategi 1 Strategi 2kineIja instansi pemerintah2. Pengembangan sistem

manajemen kineIja Strategi 1 Strategi 2organisasi

3. Penyusunan IndikatorKineIja Utama (IKU) pada Strategi 1 Strategi 2Kementerian Perhubungan

Pro2ram Penin2katan Kualitas Pelayanan Publik1. Penerapan standar

pelayanan pada unit keIja Strategi 1 Strategi 2masimg-masingKementerian Perhubungan

STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN

PROGRAM DAN KEGIATAN Strategi Strategi Strategi SerbagiKekuatan- PersuasiPemaksaan Rasional Kekuasaan

2. Partisipasi masyarakatdalam penyelenggaraan Strategi 2 Strategi 1pelayanan publik

ProJ[ram Monitorin2, Evaluasi dan Pelaporan

1. Monitoring Strategi 1 Strategi 2

2. Evaluasi Tahunan Strategi 1 Strategi 2

3. Evaluasi menyeluruh Strategi 1 Strategi 2

Setelah Strategi Manajemen Perubahan ditetapkan untuk program dankegiatan Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan, terlebih dahuluperlu diujicobakan di lingkungan terbatas dan terukur untukmemprediksi tingkat efektifitas dari strategi manajemen perubahan yangdirancang.

Pimpinan Unit Kerja Eselon I dan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi UnitKerja Eselon I Kementerian Perhubungan melakukan monitoring setiap 6(enam) bulan sekali dan evaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali terhadappelaksanaan strategi manajemen perubahan. HasH evaluasi tersebutakan disusun dalam bentuk laporan yang kemudian disampaikan kepadaSekretaris Jenderal selaku Ketua Pelaksana Tim Reformasi BirokrasiKementerian Perhubungan.

Strategi komunikasi merupakan cara yang digunakan untukmenyampaikan informasi perubahan (baik program maupun kebijakan)dari satu pihak (agen perubahan dan tim manajemen perubahanKementerian Perhubungan kepada pihak internal (pimpinan danpegawai) dan pihak ekstemal (anggota legislatif, operator transportasi,asosiasi pengusaha, asosiasi profesi dan masyarakat umum). Tujuanutama mengembangkan strategi komunikasi dalam manajemenperubahan adalah untuk meningkatkan komitmen pimpinan danpegawai di lingkungan Kementerian Perhubungan dan pihak ekstemaldalam melakukan reformasi birokrasi, mewujudkan perubahan polapikir, perilaku, dan budaya kerja di lingkungan KementerianPerhubungan yang bermuara pada peningkatan kinerja yang lebih baikserta pengelolaan individu yang terkena dampak proses perubahantersebut. Strategi komunikasi disiapkan berdasarkan hasH identifikasidan analisis terhadap pemangku kepentingan serta hasH assesmenkesiapan organisasi untuk melakukan manajemen perubahan.

a. Menumbuhkan pemahaman serta mengubah sikap dan perilakupegawai Kementerian Perhubungan sesuai dengan tujuan dansasaran yang ingin dicapai Reformasi Birokrasi kementerianPerhubungan;

b. Menumbuhkan dukungan masyarakat serta pemangku kepentinganterhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi KementerianPerhubungan.

a. Tujuan, sasaran dan langkah-Iangkah pelaksanaan ReformasiBirokrasi Kementerian Perhubungan (budaya kerjajpeningkatandisiplin pegawai, perbaikan pelayanan publik menuju pelayananpublik yang baik, quick wins, dan keterbukaan informasi);

b. Langkah langkah persiapan Reformasi Birokrasi KementerianPerhubungan (kegiatan rinci dari masing-masing Unit eselon I dibagidalam beberapa tahapan per tahun. Setiap tahap pelaksanaanreformasi birokrasi diharapkan akan memberikan dampakpenguatan pada tahapan berikutnya;

c. Kegiatan Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi diKementerian Perhubungan;

d. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di kementerian Perhubungandengan program-program yang berorientasi pada hasil yaitu :Program Manajemen Perubahan, Program Penataan PeraturanPerundang-undangan, Program Penataan dan PenguatanOrganisasi, Program Penataan Tatalaksana, Program PenataanSistem Manajemen SDMAparatur, Program Penguatan Pengawasan,Program Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Program PeningkatanKualitas Pelayanan Publik.

a. Publik internal Kementerian Perhubungan yaitu seluruh pegawaiKementerian Perhubungan mulai dari Pejabat Eselon I sampaijajaran staf di lapangan;

b. Publik ekternal yaitu para pemangku kepentingan : anggotalegislatif, pejabat pemerintah, asosiasi profesi, operator transportasi,asosiasi pengusaha, dan masyarakat umum.

Strategi komunikasi yang tepat akan membangun keterlibatan dan rasamemiliki dari seluruh pegawai dan juga para pemangku kepentinganlainnya terhadap perubahan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuanreformasi birokrasi Kementerian Perhubungan. Oleh karena itu,pemilihan strategi strategi komunikasi ditentukan sesuai dengan tujuankomunikasi sebagai berikut :

a. Tujuan untuk menumbuhkan kesadaran pemahaman (cognitive),menggunakan strategi komunikasi dengan memaparkan informasisecara rinci dengan lebih mengutamakan komunikasi dua arah dankomunikatif;

b. Tujuan untuk mengubah sikap (affective), menggunakan strategikomunikasi dengan memaparkan argumentasi keuntungan dankerugian yang akan diperoleh khalayak;

c. Tujuan untuk mengubah perilaku, maka strategi komunikasinyamerupakan kombinasi pemaparan informasi rinci, argumentasikeuntungan dan kerugian, serta pemberian simulasi dan contoh;

d. Tujuan untuk memperoleh dukungan menggunakan strategikomunikasi dengan memaparkan informasi secara umum denganlebih mengutamakan komunikasi dua arah dan komunikatif sertapemberian pengalaman.

a. Berdasarkan Sasaran Komunikan dan Komunikator dengan MediaKomunikasi

MEDIA KOMUNIKASI

~rnIII

~e.~ - ~

'l:Srr~ ~f 1 ~ - lil!I 1::I 'I~ ; ;'

~ 1::I Ie ~g=SASARAN KOMUNIKATOR

=- f - iZ a"ll Ie Eo [ - CD .:Lf Ii l:r' CD 1::I CD "ll a 1 III

a ~ :; lit~ ;I CD 0 ~'l:S -

=- - Ii CD :f 1::I i1::I ••=-III Ie 011::I III III

=lit rI 1::I

1::I

Pimpinan/ pejabatKementerian/ Lemba

V V V V V V Vga atau Pemerintah PimpinanDaerah Tertinggi

Seluruh pejabatV V V V V V Vdan pegawai

Pimpinan

Pers/Media Tertinggi; timV V Vreformasi

birokrasi

PemangkuKepentingan utama Pimpinan(Masyarakat umum, Tertinggi; timOperator reformasi V V V V V VTransportasi, birokrasiAsosiasi profesi,Asosiasi pengusaha)

PemangkuKepentingan tim reformasi

V V V V V Vpendukung (LSM, birokrasiOrmas)Pemangkukepentingan kunci Pimpinan

V IV V V V(Komisi V DPR RI, TertinggiUKP4,) I

Jenis Pesan/OrientasiPesan

Pemberitahuan BillboardBalihoS andukPosterRadioBrosurSurat KabarMa°alahTabloidJe°arin Sosial

Membangun Pemahaman Surat KabarMa°alahTabloidWebsiteForum DialoRadio InteraktifJe°arin Sosial

Mengubah Sikap BrosurSurat KabarMa°alahTabloidWebsiteForum DialoRadio InteraktifDialo TVJe°arin sosial

Menciptakan Dukungan BrosurSurat KabarMa°alahTabloidWebsiteForum DialoRadio InteraktifDialo TVJe°arin Sosial

Mengubah Perilaku BrosurSurat KabarMa°alahTabloidWebsiteForum DialoRadio InteraktifDialo TVJe°arin Sosial

No Sasaran Jenis Pesan/Orientasi Media KomunikatorKomunikasi Pesan

1 LSM, Pemberitahuan Buku Saku -OrganisasiMassa

2 LSM, Menciptakan Tatap Pimpinan (pejabatOrganisasi dukungan MukajDialog eselon I), KepalaMassa langsung Biro Kepegawaian

dan Organisasi,dam Tim ReformasiBirokrasi (RB)KementerianPerhubungan

3 Masyarakat PemberitahuanfMenci Dialog TV Pimpinan (pejabatUmum ptakan dukungan (talkshow) , Iklan eselon I), Kepala Biro

Layanan Masyarakat Kepegawaian dan(ILM), Brosur, Radio Organisasi, dam TimInteraktif Reformasi Birokrasi

(RB) KementerianPerhubungan

4 Operator Membangun Rapat dan Dialog Pimpinan, Tim RBTransportasi pemahaman, Kementerian

Menciptakan Perhubungandukungan

5 Asosiasi Mengubah sikap Rapat dan Dialog Pimpinan, Tim RBProfesi, KementerianAsosiasi PerhubunganPengusaha

6 DPR dan Membangun Rapat Pimpinan Pimpinan TertinggiUKP4 Pemahaman, dan Pejabat Eselon I

Menciptakandukungan

7 Pegawai Pemberitahuan Newsletter, Website -Internal

8 Pegawai Membangun Sambutanfpengara Pimpinan, KepalaInternal pemahaman han Biro Kepeg. & Org.,

dan Tim RBKementerianPerhubungan

9 Pegawai Menciptakan Rapat, Pengarahan Pimpinan, KepalaInternal dukungan, mengubah Biro Kepegawaian

sikap dan Organisasi danTim RB KementerianPerhubungan

Taktik komunikasi merupakan penjabaran dari strategi, yang meliputiPenyusunan Pesan komunikasi berdasarkan :

a. Upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman, pesanmenggunakan himbauan rasional;

b. Upaya untuk mengubah sikap, pesan menggunakan himbauanrasional dan emosional serta coersive;

c. Upaya untuk mengubah perilaku, pesan menggunakan himbauanrasional, emosional, dan menampilkan bukti (testimoni) termasukpesan coersive;

d. Upaya untuk memperoleh dukungan pesan menggunakanmenggunakan himbauan rasional, emosional, dan menampilkanbukti (testimoni).

Pemilihan media potensial digunakan dalam komunikasi disesuaikanpula dengan tujuan dan sasaran komunikasi yaitu:

a. Untuk kesadaran dan pemahaman (awareness) baliho, spanduk,jejaring sosial dan radio;

b. Untuk mengubah pemahaman : media cetak (leaflet, booklet, folder,newsletter, majalah organisasi, majalah umum, surat kabar, tabloid)dan website;

c. Untuk mengubah sikap : media potensialnya adalah televisi, CD,teleconference, dan media tatap muka (dialog)lainnya;

d. Untuk mengubah perilaku : adalah televisi, website, dan mediatatap muka (dialog);

e. Untuk peroleh dukungan adalah televisi, cetak, website, jejaringsosial dan media tatap muka (dialog).

e. Anggota Tim Reformasi Birokrasi yang ditunjuk oleh KetuaPelaksana Tim Reformasi Birokrasi.

Setelah rancangan pesan selesai disusun, media ditetapkan dankomunikator ditentukan, terlebih dahulu perlu diujicobakan dilingkungan terbatas dan terukur untuk memprediksi tingkat efektifitasdari strategi komunikasi yang dirancang

Pimpinan Unit Kerja Eselon I dan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi UnitKerja Eselon I Kementerian Perhubungan melakukan monitoring setiap 6(enam) bulan sekali dan evaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali terhadappelaksanaan strategi komunikasi dalam manajemen perubahan. HasHevaluasi terse but akan disusun dalam bentuk laporan yang kemudiandisampaikan kepada Sekretaris Jenderal selaku Ketua Pelaksana TimReformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan.

Suatu perubahan yang dilaksanakan memerlukan suatu strategipencapaiannya. Sebagai suatu organisasi yang besar dengan jumlahpegawai yang banyak maka Kementerian Perhubungan perlu merancangdan melaksanakannya dengan sungguh-sunguh agar proses perubahantersebut dapat berjalan dengan lancar tanpa atau meminimalisirresistensi dari lingkungan internal dan eksternal.

Strategi Manajemen perubahan dan Strategi Komunikasi dalam rangkapelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Perhubungan merupakanelemen dalam mendukung reformasi birokrasi. Tim manajemenperubahan membantu pelaksanaan berbagai program reformasi birokrasidengan merancang program manajemen perubahan dan menjaminpelaksanaannya melalui pengembangan berbagai strategi agar tujuan dansasaran reformasi birokrasi dapat dicapai.

Mengacu kepada karakteristik Kementerian Perhubungan dan acuanyang telah ditetapkan, maka Kementerian Perhubungan telah mendisainprogram manajemen perubahan Kementerian Perhubungan terhadaparea perubahan yang menjadi acuan dan tanggung jawab pelaksanaanoleh unit eselon 1. Selanjutnya Tim Manajemen Perubahan KementerianPerhubungan bertugas memonitor dan menjamin pelaksanaannya sertamelakukan evaluasi terhadap seluruh proses perubahan yang sedangdijalankan. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menjaga agarmomentum perubahan tetap terjaga, membawa perubahan tetap beradadalam jalur yang dikehendaki. Hal ini penting dilakukan agarpengelolaan perubahan tidak menimbulkan gejolak atau kebingunganpegawai dalam proses pelaksanaan reformasi birokrasi.

Diharapkan Strategi Manajemen perubahan dan Strategi Komunikasidalam rangka pelaksanaan Reformasi Birokrasi KementerianPerhubungan ini dapat menjadi pijakan bagi kelancaran programperubahan mencapai target dimana seluruh pegawai KementerianPerhubungan menerima program reformasi birokrasi yang akandijalankan dan mempunyai komitmen untuk mendukung pelaksanaanprogram reformasi birokrasi.

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA

ttd

E.E. MANGINDAAN

DR. UMA ARIS SH MM MHPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19630220 198903 1 001