menteriperhubungan republik indonesia - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman...

34
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama Oi Lingkungan Instansi Pemerintah, telah ditetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Oi Lingkungan Kementerian Perhubungan; b. bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85 Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Oi Lingkungan Kementerian Perhubungan sebagaimana dimaksud pada huruf a, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan, dan untuk menjadi acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan dan sebagai alat ukur keberhasilan dari pencapaian sasaran strategis Kementerian Perhubungan, perlu disempurnakan kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Oi Lingkungan Kementerian Perhubungan;

Upload: truonganh

Post on 08-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 danPasal 4 Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentangPedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama OiLingkungan Instansi Pemerintah, telah ditetapkanPeraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85 Tahun2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama OiLingkungan Kementerian Perhubungan;

b. bahwa Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85Tahun 2010 tentang Penetapan Indikator KinerjaUtama Oi Lingkungan Kementerian Perhubungansebagaimana dimaksud pada huruf a, sudah tidaksesuai dengan kebutuhan, dan untuk menjadi acuandalam penyusunan dokumen perencanaan dan sebagaialat ukur keberhasilan dari pencapaian sasaranstrategis Kementerian Perhubungan, perludisempurnakan kembali;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud pada huruf b di atas, perlu menetapkanPeraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesiatentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) OiLingkungan Kementerian Perhubungan;

Page 2: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentangPemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2008 tentangKementerian Negara (Iembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 166, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4503);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4609) sebagaimana telah diubah denganPeraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4855);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentangPelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4614);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentangTata Cara Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 96, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

Page 3: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentangTata Cara Penyusunan Rencana PembangunanNasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4664);

10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPresiden Nomor 91 Tahun 2011;

11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalTahun 2010-2014;

12. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi EselonI Kementerian sebagaimana telah diubah terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 ;

13. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentangAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 7 Tahun2010 tentang Rencana Strategis KementerianPerhubungan Tahun 2010-2014;

15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Perhubungan;

16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/9/M.PAN/5/2007 tentangPedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utamadi Lingkungan Instansi Pemerintah;

17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor 29 Tahun 2010 Tentang PedomanPenyusunan Penetapan Kinerja dan PelaporanAkuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah;

18. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan AparaturNegara Nomor PER/20/M.PAN/11/2008 tentangPetunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama;

Page 4: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA TENTANG PENETAPAN INDIKATORKINERJA UTAMA (IKU) 01 L1NGKUNGANKEMENTERIAN PERHUBUNGAN.

1. Indikator Kinerja Utama, yang selanjutnya disebut IKU, adalah ukurankeberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.

2. Rencana Kinerja Tahunan yang selanjutnya disebut RKT adalahdokumen yang berisi penjabaran dari sasaran dan program yang telahditetapkan dalam rencana strategis, yang akan dilaksanakan olehInstansi Pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan serta berisiinformasi mengenai tingkat atau target kinerja berupa output dan/atauoutcome yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi pada satu tahuntertentu.

3. Rencana Kinerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga yangselanjutnya disingkat RKA-K1L adalah dokumen rencana keuangantahunan Kementerian/Lembaga yang disusun menu rut BagianAnggaran Kementerian/Lembaga.

4. Penetapan Kinerja yang selanjutnya disebut PK adalah suatu janjikinerja yang akan diwujudkan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun olehseorang Kepala Unit Kerja kepada Atasan Langsung.

5. Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu InstansiPemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalanpelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yangtelah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

6. Laporan Akuntabilitas Kinerja yang selanjutnya disebut LAKIP adalahLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang dibuat pertahun, yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu Instansi dalammencapai tujuan/sasaran strategis Instansi.

Page 5: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

7. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang selanjutnyadisingkat SAKIP adalah suatu proses pennyelenggaraanpertanggungjawaban Unit Organisasi yang saling berkaitan satu samalain yang pada pokoknya terdiri dari kegiatan penyusunan RencanaStrategis, penyusunan Rencana Kinerja Kegiatan (RKT), pemantauandan pengamatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi,pengukuran pencapaian kinerja dan evaluasi kinerja serta pelaporankinerja secara menyeluruh dan terpadu untuk mendorong terciptanyaakuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah sebagai salah satu syaratterciptanya kepemerintahan yang baik dan terpercaya.

8. Indikator Kinerja Kegiatan yang selanjutnya disingkat IKK adalahukuran kinerja pelaksanaan kegiatan dalam menghasilkan barang danjasa sesuai dengan yang direncanakan dalam rangka mencapaisasaran dan tujuan organisasi yang ditetapkan.

10. Unit Kerja adalah Unit Organisasi Tingkat Eselon I, Unit OrganisasiTingkat Eselon II, dan Unit Kerja Mandiri (Unit Pelaksana Teknis IUPT)di Lingkungan Kementerian Perhubungan.

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan KementerianPerhubungan merupakan acuan yang digunakan oleh masing-masing UnitOrganisasi Tingkat Eselon I di Lingkungan Kementerian Perhubungan, dalamrangka:

Page 6: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan KementerianPerhubungan, dengan menggunakan Format sebagaimana tercantum dalamLampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteriini.

(1) Dalam rangka penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di LingkunganKementerian Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,setiap Pimpinan Unit Organisasi Tingkat Eselon I di LingkunganKementerian Perhubungan harus melakukan penyusunan RencanaKinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga (RKA-KlL), Penetapan Kinerja (PK), LaporanAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan EvaluasiPencapaian Sasaran Kinerja.

(2) Hasil penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja danAnggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KlL), Penetapan Kinerja (PK),Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan EvaluasiPencapaian Sasaran Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada Menteri.

Dalam rangka penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerjadan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KlL), Penetapan Kinerja (PK),Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), dan EvaluasiPencapaian Sasaran Kinerja, kepada Pimpinan Unit Organisasi TingkatEselon II di Lingkungan Kementerian Perhubungan, wajib menyusunIndikator Kinerja Kegiatan (IKK) untuk ditetapkan oleh Pimpinan UnitOrganisasi Tingkat Eselon I.

(1) Dalam rangka Penetapan Kinerja, kepada setiap Pimpinan UnitOrganisasi Tingkat Eselon I di Lingkungan Kementerian Perhubunganharus menentukan target masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU)setiap tahun;

Page 7: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

(2) Dalam rangka penetapan kinerja kepada Pimpinan Unit OrganisasiTingkat Eselon II di Lingkungan Kementerian Perhubungan harusmenentukan target Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) tersebut setiaptahun.

Dalam rangka lebih meningkatkan efektifitas Pelaksanaan PenetapanIndikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian Perhubungan,maka kepada :

a. Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan diberikan tugas danwewenang:

1) Melakukan pembinaan dalam rangka penyusunan RencanaKinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja dan AnggaranKementerian/Lembaga (RKA-KlL), Penetapan Kinerja (PK), danLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);

2) Melakukan evaluasi atas pelaksanaan sistem akuntabilitas UnitOrganisasi Tingkat Eselon I di Lingkungan KementerianPerhubungan.

b. Inspektorat Jenderal Kementerian Perhubungan diberikan tugas danwewenang untuk melakukan evaluasi terhadap Laporan AkuntabilitasKinerja Unit Organisasi Tingkat Eselon I, dan melaporkan hasilnyakepada Menteri.

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, maka Peraturan MenteriPerhubungan Nomor PM.85 Tahun 2010 tentang Penetapan IndikatorKinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan, dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Page 8: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di : Jakartapada tanggal : 28 Desember 2012

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

E.E. MANGINDAAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 8 Januari 2013

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

UMAR IS SH MM MHPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19630220 198903 1 001

Page 9: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA

Nomor : PM.68 TAHUN 2012Tanggal : 28 Desember 2012

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)DILlNGKUNGANKEMENTE~ANPERHUBUNGAN

Menyelenggarakan urusan di bidang perhubunganuntuk membantu Presiden dalammenyelenggarakan pemerintahan Negara.

a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangperhubungan;

b. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggungjawab Kementerian Perhubungan;

c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di Lingkungan KementerianPerhubungan;

d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusanKementerian Perhubungan di Daerah; dan

a. Menurunnya dampak sektor 1) Jumlah konsumsi energi tak juta Iiter/tahuntransportasi terhadap terbarukan dari sektorL1NGKUNGAN. trans ortasi nasional.

2) Jumlah emisi gas buang dari Juta ton/tahunsektor trans ortasi nasional.

b. Meningkatnya manfaat sektor 3) Kontribusi sektor transportasi Prosentasetransportasi terhadap terhadap pertumbuhan ekonomi (%)pertumbuhan EKONOMI. nasional.

Page 10: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

c. MeningkatnyaKESELAMAT ANtransportasi.

d. Meningkatnya KEAMANANtransportasi.

e. Meningkatnya PELAYANANtransportasi.

f. Meningkatkan 7)pengembangan TEKNOLOGITRANSPORTASI yangefisien dan ramah Iingkungansebagai antisipasi terhadapperubahan iklim. 8)

g. Meningkatnya 9)AKSESIBILITASMASY ARAKA T terhadappelayanan sarana danprasarana transportasi gunamendorong konektivitas antarwilayah.

h. Meningkatnya KAPASITASSARANA DANPRASARANA transportasiuntuk mengurangi backlogdan bottleneck kapasitasinfrastruktur transportasi.

i. Meningkatnya pemenuhanSTANDAR TEKNIS DANSTANDAR OPERASIONALsarana dan prasaranatransportasi.

4) Jumlah kejadian kecelakaantransportasi nasional yangdisebabkan oleh faktor yangterkait dengan kewenanganKementerian Perhubungan.

5) Jumlah gangguan keamananpada sektor transportasi olehfaktor yang terkait dengankewenangan KementerianPerhubun an.

6) Rata - rata prosentasepencapaian On- TimePerformance (OTP) sektortrans ortasi.

Jumlah penerapan teknologiramah lingkungan pada saranadan prasarana transportasi.

Jumlah lokasi simpul transportasiyang telah menerapkan konsepramah lin kun an.

Jumlah lintas pelayananangkutan perintis dan subsidi.

10) Total produksipenumpang.

12) Jumlah sarana transportasi yangsudah tersertifikasi.

13) Jumlah prasarana transportasiyang sudah tersertifikasi.

kejadianltahun

kejadianltahun

Prosentase(%)

penumpangltahun

Page 11: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Meningkatnya optimalisasipengelolaanAKUNTABILITAS KINERJA,ANGGARAN, DAN BMN.

Meningkatkan peran sertaPemda, BUMN dan Swastadalam penyediaaninfrastruktur transportasi.

m. Melanjutkan reformasiREGULASI.

14) Nilai AKIPPerhubun an.

15) Opini BPKkeuanganPerhubun an

16) Nilai aset Negara yang berhasil Rpdiinventarisasi sesuai kaidahpengelolaan BMN.

atas laporanKementerian

17) Jumlah SOM operator prasaranadan sarana transportasi yangtelah memiliki sertifikat.

18) Jumlah SOM fungsional teknisKementerian Perhubungan.

19) Jumlah lulusan diklatTransportasi Oarat, Laut, Udara,Perkeretaapian dan Aparaturyang prima, profesional danberetika yang dihasilkan setiaptahun yang sesuai standarkompetensi/kelulusan

20) Jumlah Infrastruktur transportasiyang siap ditawarkan melaluiKerjasama Pemerintah danSwasta.

21) Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasiyang ditetapkan.

Jumlahproyek yang

siapditawarkanmelalui skema

KPS

Page 12: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

II. IKU Unit Organisasi Tingkat Eselon I di Lingkungan KementerianPerhubungan.

Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,pembinaan dan pemberian dukunganadministrasi kepada seluruh unit organisasidi Lingkungan Kementerian Perhubungan.

a. Koordinasi kegiatan Kementerian Perhubungan;b. Koordinasi dan penyusunan rencana, dan program Kementerian

Perhubungan;c. Pembinaan, dan pemberian dUkungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan,arsip dan dokumentasi Kementerian Perhubungan;

d. Pembinaan, dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana,kerjasama, dan hubungan masyarakat;

e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan,dan bantuan hukum;

f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik /kekayaan Negara;dan

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh MenteriPerhubungan.

a. Peningkatan Akuntabilitas 1)Kinerja Sekretariat JenderalKementerian Perhubunganmelalui tersedianya DokumenPerencanaan, Pemograman,Kebijakan Pentarifan danDokumen Analisis dan 2)Evaluasi sebagai acuan dalampenyelenggaraan perhubungan.

b. Terwujudnya PelayananAdministrasi Dalam MenunjangTugas.

Nilai akuntabilitas kinerjaKementerian Perhubunganberdasarkan hasil evaluasiKemenpan dan ReformasiBirokrasi.

Nilai akuntabilitas kinerjaSekretariat Jenderalberdasarkan hasil evaluasiInspektorat Jenderal.

3) Tingkat ketepatan waktupelayanan administrasiperkantoran

Prosentase(%)

Page 13: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

c. Terwujudnya Komunikasi danPelayanan Informasl SektorTransportasi Kepada PublikYang Didukung Oleh SdmAparatur Perhubungan DenganKompetensi Kehumasan UntukMeningkatkan Citra PositifKementerian Perhubungan.

d. Terwujudnya Kerjasama LuarNegeri Baik Dalam SkalaRegional Maupun Global.

e. Kecukupan Sarana Prasarana 7)Dalam Menunjang PelaksanaanTugas Secara Efektif danEfisien.

f. Terwujudnya Pengelolaan SOMAparatur Perhubungan YangBerintegritas, Netral, Capable,Profesional, Berkinerja Tinggidan Sejahtera Serta Beretika.

4) Jumlah rekomendasi hasil Rekomendasianalisis informasi untukpenyempurnaan kebijakansektor trans ortasi.

5) Indeks 0plnl publik Indeksterhadap KementerianPerhubungan.

6) Jumlah terselenggaranya Kerjasamakerjasama luar negeridi bidang transportasi.

Penghematan biayaenergi, air, dan telepon diIingkungan kantor pusatKementerianPerhubungan.

8) Tingkat pemenuhankebutuhan sarana danprasarana Setjen.

9) Jumlah aparaturKementerian Perhubunganyang telah memenuhikualitas dan kompetensi.

10) Tersusunnyakompetensiaparatur diKementerianPerhubungan.

standarjabatan

lingkungan

11) Tersusunnya regulasiterkait SDM aparatur dilingkungan KementerianPerhubungan.

Prosentase(%)

Page 14: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

g. Terwujudnya Organisasi YangTepatFungsidanTepatSasaran Melalui Sistem, Prosesdan Tata laksana YangRasional, Jelas, Efektif, Efisien,Terukur, Dan Sesuai dengan visiReformasi Birokrasi.

h. Terwujudnya LaporanKeuangan KementerianPerhubungan (lRA, Neraca danCalK) Dengan Penilaian OpiniWTP.

i. Terwujudnya ReformasiKelembagaan dan PeraturanPerundang-Undangan.

j. Terwujudnya InfrastrukturJaringab TIK untuk LayananData dan InformasiPerhubungan Yang Cepat,Tepat, Akurat dan up-ta-dateBerbasis Teknolagi Informasi.

12) Jumlah laporan penataanorganisasi/kelem bagaandan tata laksana dilingkungan Kemenhub.

13) Persentase unit kerja yangtelah memenuhi kaidahkelemba aan an baik

Opini BPK ataspengelolaan keuanganKementerianPerhubun an.

Jumlah asetBMN/Kekayaan NegaraSekretariat Jenderal yangterinventarisasi.

16) Tingkat penyerapananggaran di lingkunganSekretariat Jenderal.

17) Jumlah dokumenperaturan perundang-undangan dibidang transportasi.

18) Jumlah regulasi terkaitpelaksanaan tugasSekretariat Jenderal.

19) Jumlah Kapasitas Jaringanyang dapat melayaniAplikasi DukunganOperasional danPelayanan Publik.

20) Prosentase dataoperasional sarana,prasarana dan produksitransportasi yang ter-update.

Prosentase(%)

Prosentase(%)

Prosentase(%)

Page 15: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

k. Terwujudnya Rekomendasi 21) Jumlah rekomendasi hasil DokumenHasil Kajian Kemitraan dan kajian kemitraan danPelayanan Jasa Serta pelayanan jasa sertaLingkungan Hidup Oleh Sub lingkungan hidupSektor. transportasi.

22) Jumlah dokumen pra-studi Dokumenkelayakan dan evaluasidokumen proyekkerjasama pemerintah danswasta an diselesaikan.

23) Jumlah hasil penilaian Unitpelayanan jasa Pelayanantransportasi. Publik

24) Jumlah pedoman bidang Pedomanpengelolaan lingkunganhidup yang dirumuskan.

I. Terselenggaranya Persidangan 25) Prosentase perkara ProsentasePemeriksaan Lanjutan kecelakaan kapal yang (%)Kecelakaan Kapal Sesuai disidangkan dan diputusKetentuan Peraturan Perundang- tepat waktu.Undangan.

26) Persentase rekomendasi Prosentaseputusan Mahkamah (%)Pelayaran yangditindaklanjuti.

m. Tersedianya Data dan 27) Jumlah laporan putusan LaporanInformasi Putusan Kecelakaan yang disampaikan kepadaKapal. para pihak.

n. Terwujudnya Pelaksanaan 28) Jumlah terselesaikannya LaporanInvestigasi dan Penelitian laporan final kecelakaanKecelakaan Transportasi. transportasi

29) Jumlah data kecelakaan 4 Laporanmoda transportasi (udara,Laut, Jalan, Kereta Api)yang diinvestigasi KNKT

Page 16: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Melaksanakan pengawasan intern di LingkunganKementerian Perhubungan.

3. Fungsi

a. Perumusan kebijakan pengawasan intern di LingkunganKementerian Perhubungan;

b. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan KementerianPerhubungan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, review,evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasanMenteri Perhubungan;

d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di Lingkungan KementerianPerhubungan; dan

a. Terwujudnya Aparatur 1) Penurunan persentase ProsentasePerhubungan yang bersih kebocoran keuangan Negara. (%)dari Korupsi, Kolusi danNepotisme (KKN). 2) Jumlah Unit Kerja yang Unit Kerja

ditetapkan menjadi WilayahBebas Korupsi (WBK).

b. Peningkatan efektivitas 3) Persentase hasil pengawasan ProsentaseTindak Lanjut Hasil yang ditindaklanjuti. (%)Pen awasan.

c. Peningkatan Penerapan 4) Persentase Penerapan SPIP ProsentaseSistem Pengendalian di Kementerian Perhubungan. (%)Intern.

Page 17: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

d. Peningkatan AkuntabilitasKinerja AparaturPerhubungan.

e. Peningkatan Kualitas danPeran APIP.

f. Peningkatan Efektivitas 8)Pelaksanaan Pengawasan.

g. Peningkatan Efektifitas, 9)Efisiensi dan AkuntabilitasProgram dan KegiatanInspektorat Jenderal.

h. Peningkatan Kualitas danKompetensi 80MPengawasan.

Peningkatan PemanfaatanTeknologi Informasi danKomunikasi.

5) Nilai rata-rata LAKIP Eselon I Nilaihasil evaluasi InspektoratJenderal.

6) Jumlah rekomendasi strategis Rekomendasihasil en awasan.

7) Persentase Audit Khusus(Investigasi) yang terbukti.

Jumlah PedomanPengawasan yang ditetapkan.

Persentase pencapaianProgram Kerja PengawasanTahunan.

Prosentase(%)

Prosentase(%)

10) Rasio persentase penyerapan Rasioanggaran terhadappersentase pencapaianPro ram dan Ke iatan.

11) Nilai AKIPJenderal.

12) Peningkatan persentaseAuditor yang sesuai denganstandard Kompetensi.

13) Jumlah SOM Pengawasanyang mengikuti pelatihan danpengembangan bidangen awasan.

Prosentase proses bisnisyang telah memanfaatkanTeknologi Informasi danKomunikasi.

Prosentase(%)

Prosentase(%)

Prosentase(%)

Page 18: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

1. Nama Organisasi: Badan PenelitianPerhubungan

Melaksanakan penelitian dan pengembangandi bidang Perhubungan

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian danpengembangan di bidang Perhubungan;

b. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangPerhubungan;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian danpengembangan di bidang Perhubungan; dan

d. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan PengembanganPerhubungan.

a. Peningkatan Kualitas 1) Jumlah penelitian yang dijadikan LaporanPenelitian dan bahan masukan/rekomendasiPengembangan Bidang kebijakan bidang perhubungan.Perhubungan.

2) Jumlah penelitian yang Laporandipublikasikan pada jurnal ataubuletin yang terakreditasi.

b. Peningkatan Kuantitas 3) Jumlah kajian per peneliti. LaporanPenelitian danPengembangan BidangPerhubungan.

Page 19: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaPerhubungan

Melaksanakan pengembangan sumber daya manusiadi bidang Perhubungan

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pengembangansumber daya manusia di bidang Perhubungan;

b. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidangPerhubungan;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangansumber;daya manusia di bidang Perhubungan;

d. Pelaksanaan administrasi Badan Pengembangan Sumber Daya ManusiaPerhubungan.

a. Terwujudnya Peserta Diklat 1) Jumlah peserta Diklat OrangTransportasi Yang Berpotensi Transportasi Darat, Laut,Tinggi Yang Didukung Fisik Udara, Perkeretaapian dandan Jasmani Yang Prima. Aparatur Perhubungan,

pertahun sesuai standardiklat BPSDM Perhubungan.

b. Terwujudnya Lulusan Diklat 2) Jumlah lulusan diklat OrangTransportasi Yang Prima, Transportasi Darat, Laut,Profesional dan Beretika. Udara, Perkeretaapian dan

Aparatur Perhubungan yangprima, profesional danberetika yang dihasilkanBPSDM Perhubungan, setiaptahun yang sesuai standarkom petensi/kel ulusan.

c. Terwujudnya Sistem dan 3) Jumlah dokumen metode DokumenMetoda Penyelenggaraan penyelenggaraan DiklatDiklat Transportasi Yang Transportasi Darat, Laut,Berbasis Teknologi Informasi Udara, Perkeretaapian dan

Aparatur Perhubungan yangberbasis teknologi informasi.

4) Jumlah sistem informasi yang Sistemdiban un.

Page 20: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

d. Terwujudnya Kurikulum danSilabi Yang BerbasisKompetensi (Harmonization,Compliance and DemandFullfillment Curriculum) danSesuaiDenganPerkembangan IPTEK.

e. Terwujudnya Lembaga Diklat 8)Transportasi Yang Mandiridan Profesional,Transparan dan AkuntabelYang Diarahkan UntukMenjadi Badan LayananUmum (BLU).

f. Terwujudnya Kerjasama danKemitraan Yang Baik DalamRangka MewujudkanKemandirian danProfesionalisme Lembaga,International RecognitionSerta Public PrivatePartnership.

g. Meningkatnya OptimalisasiPengelolaan AkuntabilitasKinerja, Anggaran, danBMN BPSDM Perhubungan.

5) Jumlah kurikulum DiklatTransportasi Darat, Laut,Udara, Perkeretaapian danAparatur Perhubungan yangberbasis kompetensi.

6) Jumlah silabi DiklatTransportasi Darat, Laut,Udara, Perkeretaapian danAparatur Perhubungan yangberbasis kompetensi.

Jumlah moduli bahan ajarDiklat Transportasi Darat,Laut, Udara, Perkeretaapiandan Aparatur Perhubunganyang berbasis kompetensi.

Jumlah lembaga diklatTransportasi Darat, Laut,Udara dan Perkeretaapianyang menjadi BadanLayanan Umum (BLU).

9) Jumlah dokumen kerjasamadengan lembaga pemerintahlswasta nasional atau asing dibidang Diklat Transportasi.

10) Nilai AKIP BPSDMPerhubungan.

11) Tingkat PenyerapanAnggaran BPSDMPerhubungan.

12) Nilai aset BPSDMPerhubungan yang berhasildiinventasisasi.

Prosentase

(%)

Page 21: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

h. Terwujudnya Peraturan 13) Jumlah draft peraturan PeraturanPerundangan dan perundangan dan ketentuanKetentuan Pelaksanaan pelaksanaan lainnya diLainnya di Bidang SOM Bidang SDM TransportasiTransportasi Yang yang dihasilkan.Memenuhi KetentuanNasional dan/atauInternasional.

i. Terwujudnya Sarana dan 14) Jumlah sarana Diklat UnitPrasarana Oiklat Transportasi Darat, Laut,Transportasi Berbasis Udara, Perkeretaapian danTeknologi Tinggil Mutakhir Aparatur Perhubungan yangYang Memenuhi Standar berbasis teknologi tinggilNasional dan/atau mutakhir.Internasional.

15) Jumlah prasarana Diklat M2Transportasi Darat, Laut,Udara, Perkeretaapian danAparatur Perhubungan.

j. Tersedianya Tenaga 16) Jumlah tenaga kependidikan OrangKependidikan Oiklat Diklat Transportasi diTransportasi Yang Prima, Lingkungan BPSDMProfesional dan Beretika. Perhubungan yang prima,

profesional dan beretika.

Page 22: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

2. Tugas Merumuskan serta melaksanakan kebijakan danstandardisasi teknis di bidang Perhubungan Darat

a. Perumusan kebijakan di bidang Perhubungan Darat;b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Perhubungan Darat;c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

Perhubungan Darat;d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Perhubungan

Darat; dane. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

a. Menurunnya Dampak Sub 1) Jumlah konsumsi energi tak jutaSektor Transportasi Darat tergantikan oleh angkutan liter/tahunTerhadap Lingkungan umum dari sub sektorMelalui Pengurangan transportasi darat.Konsumsi Energi TakTergantikan dan Emisi Gas 2) Jumlah produksi emisi gas ton/tahunBuang. buang dari sub sektor

transportasi darat.

b. Meningkatnya Manfaat Sub 3) Prosentase pertumbuhan ProsentaseSektor Transportasi Darat transportasi darat (LLAJ dan (%)Terhadap Ekonomi Melalui ASDP)Peningkatan atauPembangunan Sarana danPrasarana.

c. Meningkatnya Keselamatan 4) Kejadian kecelakaan lalu Iintas KejadianTransportasi Darat . jalan dan Sungai, Danau dan

Penyeberangan (SDP) yangterkait dengan kewenanganDirektorat JenderalPerhubungan Darat.

d. Meningkatnya Pelayanan 5) Prosentase terpenuhinya ProsentaseTransportasi Darat Sesuai frekuensi pelayanan pada lintas (%)SPM. penyeberangan utama.

Page 23: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

6) Prosentase kinerja pelayanan ProsentaseAKAP. %

e. Peningkatan Penggunaan 7) Jumlah lokasi yang LokasiTeknologi Yang Efisien dan memanfaatkan saranaRamah Lingkungan di transportasi darat berteknologiBidang Transportasi Darat. efisien dan ramah Iingkungan.

8) Jumlah prasarana transportasi Unitjalan yang memanfaatkanteknologi efisien dan ramahIingkungan di jalan nasional.

9) Jumlah pembangunan Unitkenavigasian untuk angkutanSDP yang memanfaatkanteknologi ramah lingkungan.

10) Jumlah kota yang menerapkan KotaArea Traffic Control System(ATCS) dalam pelaksanaanmanajemen rekayasa lalu lintas.

11) Jumlah kota yang Kotamemanfaatkan angkutan massaluntuk pelayanan angkutanperkotaan.

f. Meningkatnya Aksesibilitas 12) Jumlah trayek keperintisan TrayekMasyarakat Terhadap angkutan jalan.Pelayanan Sarana danPrasarana Transportasi Darat. 13) Jumlah trayek AKAP. Trayek

14) Jumlah lintas penyeberangan Lintasperintis.

15) Jumlah lintas penyeberangan Lintaskomersial.

g. Meningkatnya Kapasitas 16) Jumlah produksi angkutan penumpang/Sarana dan Prasarana penyeberangan. tahun,Transportasi Darat. kendaraan/

tahun

17) Jumlah penumpang angkutan penumpang/umum pada pelayanan angkutan tahunlebaran.

Page 24: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

18) Jumlah kapasitas penumpang penumpang/angkutan umum massal di tahunperkotaan.

h. Meningkatnya Pemenuhan 19) Prosentase penyelenggaraan Prosentase8tandar Teknis dan 8tandar operasional prasarana LLAJ (%)Operasional Sarana dan yang memenuhi SPM.Prasarana Transportasi Darat.

20) Prosentase sarana pelayanan ProsentaseAKAP yang memenuhi SPM. (%)

21) Prosentase pemenuhan standar Prosentaseoperasional pelabuhan (%)penyeberangan.

22) Prosentase kapal Prosentasepenyeberangan yang memenuhi (%)SPM.

i. Meningkatnya optimalisasi 23) Nilai AKIP Direktorat Jenderal Nilaipengelolaan akuntabilitas Perhubungan Darat.Kinerja, Anggaran, dan BMNDirektorat Jenderal 24) Tingkat penyerapan anggaran ProsentasePerhubungan Darat. Direktorat Jenderal (%)

Perhubungan Darat.

25) Nilai aset Direktorat Jenderal RpPerhubungan Darat yangberhasil diinventarisasi.

j. Peningkatan Kualitas 80M. 26) Jumlah pemberian sertifikat dan Sertifikatkualifikasi teknis petugasoperasional.

27) Jumlah pegawai yang sudah Orangmemiliki sertifikat.

k. Melanjutkan Restrukturisasi 28) Jumlah kerjasama dengan KerjasamaKelembagaan di Sub Sektor Pemda/swasta di bidangTransportasi Darat. transportasi darat.

I. Melanjutkan reformasi 29) Jumlah tersusunnya peraturan PeraturanRegulasi. perundang-undangan dan

peraturan pelaksanaannya.

Page 25: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan danstandardisasi teknis di bidang perkeretaapian

a. Perumusan kebijakan di bidang perkeretaapian;b. Pelaksanaan kebijakan di bidang perkeretaapian;c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

perkeretaapian;d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

perkeretaapian;e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

a. Peningkatan ManfaatPengoperasian PerkeretaapianTerhadap Ekonomi DariPengurangan BiayaTransportasi Angkutan Barangdan Penumpang.

b. Meningkatnya KeselamatanPengoperasianPerkeretaapian.

c. Meningkatnya KeandalanPengoperasianPerkeretaapian.

1) Prosentase peningkatankontribusi moda KA dalamangkutan barang sebagaiindikator keberhasilankebijakan moda~shiffing kekereta api.

2) Prosentase peningkatankontribusi moda KA dalamangkutan penumpang sebagaiindikator keberhasilankebijakan modal-shiffing kekereta api.

3) Jumlah kejadian kecelakaankereta api khususnya kejadiananjlokan dan kejadiantabrakan antar kereta api.

4) Prosentase realisasi ketepatanwaktu keberangkatan dankedatangan kereta api (on-time performance).

Prosentase(%)

Prosentase(%)

Prosentase(%)

Page 26: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

d. Meningkatkan Pengembangan 6)Teknologi PerkeretaapianYang Efisien dan RamahLingkungan Sebagai AntisipasiTerhadap Perubahan Iklim.

e. Meningkatnya AksesibilitasMasyarakat TerhadapPelayanan Angkutan KeretaApi.

f. Meningkatnya KapasitasPelayanan AngkutanPerkeretaapian.

g. Meningkatnya KelaikanSarana dan PrasaranaPerkeretaapian Dalam UpayaMeningkatkan Keselamatan.

5) Rata-ratakereta api.

Panjang jalur kereta api yangsudah terelektifikasi.

7) Jumlah penerapan teknologiyang efisien dan ramahlingkungan di bidangperkeretaapian.

8) Jumlah lintas pelayanan(penam bahan/peru bahanrute).

9) Jumlah lintas PSG dan perintis lintasangkutan kereta api.

10) Panjang jalur KA yang Kmdibangun Ualur baru maupunjalur ganda), direvitalisasi(reaktivasi lintas-lintas non-operasi maupun peningkatandaya dukung dan kecepatan).

11) Jumlah sarana(pengadaan/modifikasi/rehabilitasi).

12) Jumlah penumpang KA yangdilayani.

13) Jumlah angkutan barang yangdilayani oleh KA.

14) Jumlah sertifikat kelaikansarana perkeretaapian yangdikeluarkan tepat waktu.

15) Jumlah sertifikat kelaikanprasarana perkeretaapianyang dikeluarkan tepat waktu.

Page 27: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

h. Meningkatnya OptimalisasiPengelolaan AkuntabilitasKinerja, Anggaran, dan BMNOirektorat JenderalPerkeretaapian.

i. Peningkatan Jumlah danKualitas 80M PerkeretaapianYang Bersertifikat OalamUpaya MeningkatkanKeselamatan dan KeandalanPelayanan KA.

j. Melanjutkan RestrukturisasiKelembagaan Oi BidangPerkeretaapian OalamMengupayakan Multi-Operator.

k. Melanjutkan ReformasiRegulasi di BidangPerkeretaapian.

16) Nilai AKIP Oirektorat JenderalPerkeretaapian.

17) Tingkat penyerapan anggaranOirektorat JenderalPerkeretaapian.

Prosentase(%)

18) Nilai aset Oirektorat Jenderal RpPerkeretaapian yang berhasildiinventarisasi.

19) Jumlah sertifikat kecakapanSOM perkeretaapian.

20) Jumlah penzlnan: jumlah izinusaha, jumlah izinpembangunan, jumlah izinoperasi sarana/prasarana danjumlah rekomendasilpersetujuan perizinanpenyelenggaraanperkeretaapian.

Jumlah peraturanundangan diperkeretaapianditerbitkan.

perundang-bidangyang

Page 28: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan danstandardisasi teknis di bidang Perhubungan Laut

a. Perumusan kebijakan di bidang Perhubungan Laut;b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Perhubungan Laut;c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

Perhubungan Laut;d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Perhubungan

Laut; dane. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

a. Menurunnya Dampak Sub 1) Jumlah emisi gas buang (CO2) Mega tonSektor Transportasi Laut transportasi laut.Terhadap LingkunganMelalui Pengurangan EmisiGas Buang.

b. Meningkatnya Manfaat Sub 2) Penurunan turn-around time di MenitSektor Transportasi Laut pelabuhan yang diusahakan .Terhadap Ekonomi MelaluiPengurangan BiayaTransportasi Penumpang danBarang.

c. Meningkatnya Keselamatan 3) Jumlah kejadian kecelakaan yang KejadianPelayaran Transportasi Laut. disebabkan oleh manusia.

4) Jumlah kejadian kecelakaan yang Kejadiandisebabkan oleh teknis dan lain-lain.

d. Meningkatnya Pelayanan 5) Jumlah pelabuhan mempunyai PelabuhanPelayaran Transportasi Laut. pencapaian waiting time (WT)

sesuai SK Dirjen yang berlakuterkait Standar Kinerja PelayananOperasional Pelabuhan.

Page 29: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

e. Meningkatnya Pelayanan 8)Dalam Rangka PerlindunganLingkungan Maritim diBidang Transportasi Laut.

f. Meningkatnya AksesibilitasMasyarakat TerhadapPelayanan Sarana danPrasarana Transportasi Laut.

6) Jumlah pelabuhan mempunyai Pelabuhanpencapaian approach time (AT)sesuai SK Dirjen yang berlakuterkait Standar KinerjaPelayanan OperasionalPelabuhan.

7) Jumlah pelabuhan mempunyai Pelabuhanpencapaian Waktu Efektif(Effective Time/ET) sesuai SKDirjen yang berlaku terkaitStandar Kinerja PelayananOperasional Pelabuhan.

Jumlah pelabuhan yang Pelabuhanmenerapkan eco-port(penanganan sampah dankebersihan lingkunganpelabuhan).

9) Jumlah-pemilikan sertifikat IOPP Sertifikat(International Oil PolutionPrevention) .

10) Jumlah pemilikan SNPP Sertifikat(Sertifikat Nasional PencegahanPencemaran).

11) Jumlah pemilikanbahan cair beracunLiquid Substance).

sertifikat(Noxius

12) Jumlah pemilikan sertifikat ISPP Sertifikat(International Sewage PollutionPrevention) .

13) Jumlah rute perintis yang Rutedilayani transportasi laut.

14) Jumlah pelabuhan yang dapat Pelabuhanmenghubungkan daerah-daerahterpencil, terluar, daerahperbatasan, daerah belumberkembang dan daerah telahberkembang.

Page 30: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

g. Meningkatnya KapasitasPelayanan Transportasi LautNasional.

h. Meningkatnya PemenuhanStandar Teknis dan StandarOperasional Sarana danPrasarana Transportasi Laut.

i. Meningkatnya OptimalisasiPengelolaan AkuntabilitasKinerja, Anggaran, Dan BMNDirektorat JenderalPerhubungan Laut.

15) Jumlah penumpang transportasilaut yang terangkut.

16) Jumlah penumpang angkutanlaut perintis.

17) Jumlah muatan angkutan lautdalam negeri yang diangkut olehkapal nasional.

18) Prosentase pangsa muatan Prosentaseangkutan laut dalam negeri yang (%)diangkut oleh kapal nasional.

19) Jumlah muatan angkutan laut Tonluar negeri yang diangkut olehka al nasional.

20) Prosentase pangsa muatan Prosentaseangkutan laut luar negeri yang (%)diangkut oleh kapal nasional.

21) Jumlah kapal yang memilikisertifikat kelaiklautan kapal.

22) Nilai AKIP Direktorat JenderalPerhubungan Laut.

23) Jumlah realisasi pendapatanDirektorat Jenderal PerhubunganLaut.

24) Jumlah realisasianggaran DirektoratPerhubungan Laut.

belanjaJenderal

25) Nilai BMN pada neraca RpDirektorat Jenderal PerhubunganLaut.

Page 31: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

j. Meningkatnya kualitas SOM di 126) Jumlah tenaga marine inspector I OrangSektor Transportasi Laut. A

27) Jumlah tenaga marine inspector OrangB

28) Jumlah kebutuhan tenaga PPNS Orang

29) Jumlah tenaga PPNS Orang

30) Jumlah tenaga kesyahbandaran Orangkelas A

31) Jumlah tenaga kesyahbandaran Orangkelas B

32) Jumlah tenaga penanggulangan Orangpencemaran

33) Jumlah tenaga penanggulangan Orangkebakaran

34) Jumlah tenaga penyelam Orang

k.Melanjutkan Restrukturisasi 35) Jumlah MoU, perizinan, KerjasamaKelembagaan di Sub Sektor konstruksi, dan operasionalTransportasi Laut. kerjasama pemerintah dengan

Pemda dan Swasta di bidangtrans ortasi laut.

I. Penataan Peraturan Perundang- Jumlah penyelesaian regulasi. PeraturanUndangan dan MelanjutkanReformasi Regulasi di BidangTransportasi Laut.

Page 32: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

2. Tugas Merumuskan serta melaksanakan kebijakan danstandardisasi teknis di bidang PerhubunganUdara

a. Perumusan kebijakan di bidang Perhubungan Udara;b. Pelaksanaan kebijakan di bidang Perhubungan Udara;c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

Perhubungan Udara;d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

Perhubungan Udara; dane. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

a. Menurunnya Dampak 1) Jumlah konsumsi energi dari Kilo liter/tahunTransportasi Udara Terhadap sumber tak terbarukan untukLingkungan Melalui transportasi udara.Pengurangan KonsumsiEnergi Tak Terbarukan dan

2) Penurunan emisi gas buang Juta Ton CO2 /Emisi Gas Buang. CO2 dengan kegiatan paxperemajaan armada angkutanudara.

b. Meningkatnya Keselamatan 3) Rasio kecelakaan transportasi kejadian/1 jutaJasa Transportasi Udara. udara pada AOe 121 dan AOe flight cycle

135 dengan korban jiwa danpesawat rusak berat.

4) Jumlah A irfraffic Incident insiden/ 1 jutadengan rasio 4:100.000 pergerakanpergerakan.

Page 33: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

c. Meningkatnya Keamanan 5) Jumlah lolosnya barang-Jasa Transportasi Udara. barang terlarang (prohibited

item) yang terdiri dari securityitem, dangerous goods,dangerous artical, danancaman bom sertapenyusupan orang/hewan kebandar udara.

d. Meningkatnya Pelayanan 6) Prosentase pencapaian OnJasa Transportasi Udara. Time Performance (OTP).

e. MeningkatkanPengembangan TeknologiTransportasi Udara YangEfisien dan RamahLingkungan SebagaiAntisipasi TerhadapPerubahan Iklim.

f. Meningkatnya AksesibilitasPelayanan Jasa TransportasiUdara dan Konektivitas AntarWilayah.

g. Meningkatnya KapasitasSarana dan PrasaranaTransportasi Udara SesuaiKetentuan Sehingga DapatMemberikan Dukungan BagiPerekonomian Nasional YangBerkelanjutan (SustainableGrowth).

h. Meningkatnya PemenuhanStandar Teknis dan StandarOperasional Sarana danPrasarana TransportasiUdara.

7) Persentasememenuhi(AMDAL).

bandara yangeco-airport

8) Jumlahperintis.

9) Jumlah penumpang perintisyang diangkut.

kejadianlgangguan

Prosentase(%)

10) Jumlah kota/daerah yang kota/daerahterhubungi.

11) Jumlah bandar udara dengankapasitas sesuai kebutuhanjaringan dan kategori.

12) Jumlah penumpang yangdian kut.

13) Jumlah kargo yang diangkut.

14) Jumlah pesawat udara yangmemiliki sertifikatkelaikudaraan.

15) Jumlah bandar udara yangmemiliki sertifikat.

Page 34: MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA - tuk.pip-semarang…tuk.pip-semarang.ac.id/download/pedoman pelaporan...menteriperhubungan republik indonesia peraturan menteri perhubungan republik

i. Meningkatnya OptimalisasiPengelolaan AkuntabilitasKinerja, Anggaran, danBMN Direktorat JenderalPerhubungan Udara.

16) Nilai AKIP Direktorat JenderalPerhubungan Udara.

17) Tingkat penyerapananggaran Direktorat JenderalPerhubungan Udara.

Prosentase(%)

18) Nilai aset Direktorat Jenderal RpPerhubungan Udara yangberhasil diinventarisasi.

j. Peningkatan Kualitas SDM. 19) JumlahPenerbangan.

20) Jumlah Personil OrangPenerbangan yang memilikiIisensi.

k. Melanjutkan Restrukturisasi 21) Jumlah kerjasama Kerjasamakelembagaan Pemerintah dengan Swasta

dan/atau Pemerintah Daerahdi bidang Transportasi Udara.

I. MelanjutkanReformasi Regulasl.

22) Jumlah peraturan yangditerbitkan di bidangTransportasi Udara.

MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA,

ttd.

UMAR IS. SH,MM.MHPembina Utama Muda (IV/c)NIP. 19630220 198903 1 001