menstruasi

14
Fisiologi Menstruasi Fisiologi Menstruasi Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter. Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium Siklus Menstruasi Normal Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

Upload: kia-agusputra

Post on 22-Nov-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

haid

TRANSCRIPT

Fisiologi MenstruasiFisiologi MenstruasiPada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke dokter.Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-OvariumSiklus Menstruasi NormalSikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktinGambar 2. Siklus HormonalPada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadifolikel de graafyang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruhreleasing hormonesyang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)Siklus ovarium :1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hariSiklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal:1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium3. Peningkatan level estrogen menyebabkanfeedbacknegatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

Diposkan oleh Cimobi Crew

Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan(deskuamasi) endometrium. Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi, yangmemegang peranan penting adalah hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium(hypothalamic-pituitary-ovarium axis). Menurut teori neurohumoral yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat sirkulasi portal yang khusus.Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebutGonadotropinReleasing Hormone(GnRH) karena dapat merangsang pelepasanLutenizing Hormone(LH) danFollicle Stimulating Hormone(FSH) dari hipofisis(Speroff, GlassandKase,1994;ScherzerandMcClamrock,1996;Wiknjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi, 1999).

Penyelidikan pada hewan menunjukkan bahwa pada hipotalamus terdapat dua pusat,yaitu pusat tonik dibagian belakang hipotalamus di daerah nukleus arkuatus, dan pusatsiklik di bagian depan hipotalamus di daerah suprakiasmatik. Pusat siklik mengawasi lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus haid yang menyebabkan terjadinyaovulasi. Mekanisme kerjanya juga belum jelas benar(Wiknjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi, 1999).

Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan satu saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi, dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadarhormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatifterhadap FSH, sedangkan terhadap LH, estrogen menyebabkan umpan balik negatif jikakadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balikterhadap hormon gonadotropin ini mungkin pada hipotalamus(Speroff, GlassandKase,1994;ScherzerandMcClamrock,1996;Wiknjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi, 1999).

Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikular dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel,produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalamiatresia. Pada waktu ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanyamembantu pembuatan estrogen dalam folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada fasefolikel akhir ketika FSH mulai menurun, menunjukkan bahwa folikel yang telah masak itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan folikel berakhir setelah kadar estrogendalam plasma jelas meninggi. Estrogen pada mulanya meninggi secara berangsur-angsur,kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira-kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya LH tersebut belum jelas. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH itu menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada folikel. Mungkin pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari LH terhadap hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjaminterjadinya ovulasi; folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16 24 jam setelah lonjakan LH. Pada manusia biasanya hanya satu folikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya bukan oleh karena meningkatnya tekanan dalam folikel, tetapi oleh perubahan-perubahandegeneratif kolagen pada dinding folikel, sehingga ia menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa itu(Speroff, GlassandKase,1994;ScherzerandMcClamrock,1996;Wiknjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi, 1999).

Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulose membesar, membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 89 hari setelah ovulasi.4Luteinized granulose celldalam korpus luteum itu membuat progesteron banyak, danluteinized theca cellmembuat pula estrogen yang banyak, sehingga kedua hormon itu meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 1012 hari setelah ovulasi, korpus luteum mengalami regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapiler-kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsisendiri (autonom). Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya korpus luteum, diperlukan sedikit LH terus-menerus. Steroidegenesis pada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui.Empat belas hari sesudah ovulasi, terjadi haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh variasi dalam fase folikular(Wiknjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi, 1999).

Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dariHuman Chorionic Gonadothropin(HCG), yang dibuat oleh sinsisiotrofoblas. Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pasca ovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 910 minggu kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta.4 Dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan-perubahan kadar estrogen, pada permulaan siklus haid meningkatnya FSH disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase luteal sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikeltanpa terjadinya atresia tergantung pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar minimum LH yang terus-menerus. Jadi, hubungan antara folikel dan hipotalamusbergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan pesan-pesan berupa umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengansendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal(Wiknjosastro, Saifuddin dan Rachimhadhi, 1999).

DAFTAR PUSTAKAAlbar, Erdjan. 2007.Ilmu Kandungan Kontrasepsi.Edisi kedua Cetakan Kelima. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman 535-575Anonim. 2006. Implantasi sel Atipik pada Abortus Spontan. klinikmedis.com/archive/artikel/implantasi%20sel%20atipik%20pada%20abortus%20spontan.Anonim. 2007. Kehamilan Di Luar Kandungan.cakmoki86.files.wordpress.com/2007/02/hamildiluarkandungan.pdfBaltzer, F.R., et al. 1983.Landmarks during the first forty-two days of gestation demonstrated by the B-sub-unit of human chorionic gonadotropin and ultrasound. Am. J. Obstet. Gynecol.146(8):973-979Datu, Abd. Razak. 2005. Cacat Lahir Disebabkan Oleh Faktor Lingkungan. med.unhas.ac.id/DataJurnal/tahun2005vol26/Vol26No.3ok/TP-4-3-%20Razak%20datu%20ok.pdfGranger K, Pattison N. 1994. Vaginal Bleeding In Pregnancy J. Obstetri dan Gynekologi. 20:14-16Hartanto, Hanafi. 1994.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar HarapanMansjoer,A., dkk, 2005.Kapita Selekta Kedokteran .Edisi ketiga Jilid 1 Cetakan Keenam., Jakarta : Media Aesculapius Fakultas kedokteran UI. Hal 261, 265-266, 375-376, 379.Moore, K. L. 1993.The Developing Human: Clinically Oriented Embryology, 5th ed. Philadelphia: WB SaundersNardho, Gunawan. 1991. Kebijaksanaan Dep.Kes. RI, dalam upaya menurunkan kematian maternal. Simposium Kemajuan Pelayanan Obstetri I. Semarang Penerbit UNDIP : 1-4Prawirohardjo, S. &Wiknjosastro, H.. 2007.Ilmu Kandungan Mola Hidatidosa.Edisi kedua Cetakan Kelima. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono PrawirohardjoScherzer WJ, McClamrock H. 1996. Amenorrhea. In: Berek JS, Adashi EY, Hillard PA. Novaks gynecology. 12 th edition. Baltimore: Williams & Wilkins : 820-832Sibuea, Daulat. 1992. Penanganan Kasus Perdarahan Hamil Muda. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/20_PenangananKasusPerdarahanHamilMuda.pdf/20_PenangananKasusPerdarahanHamilMuda.htmlSoejoenoes, A.& Wibowo, B. 2007.Ilmu Kandungan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman 275-280, 303-308Speroff, L., et al. 1994.Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility.Baltimore: Williams and WilkinsSperoff L, Glass RH, Kase NG. 1994.Clinical gynecologic endocrynologi and infertility. Baltimore: Williams & Wilkins : 401-456Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : 203-223Yuliatun, Laily. 2007.Hyperemesis Gravidarum. nursingeducate.com/artikel/morningsickness.pdf

Fisiologi Haidhaidmerupakan Tanda akhir baliq wanita, yang merupakan masuk masa subur baginya Terdapat perubahan ovarium, endotarium (uterus) Siklus haid wanita variasi lazimnya kurang lebih 28 hari plus minus 3 hari (siklus merupakan hari 1 haid hingga datang lagi haid berikutnya) dipengaruhi oleh hormon2 dan dihasilkan oleh organ (poros hipotalamus, hipofisis, dan ovarium)Hipotalamus menghasilkan FSH, RH yang fungsinya merangsang hipofisis, melepaskan FSHLH - RH merangsang hipofisis melepaskan LHHipofisisFSH, merangsang ovarium hingga terjadi pematangan folikel de graft di ovariumLH : setelah terbentuk folikel de graft di ovarium folikel ini menghasilkan hormon estrogen, estrogen memberikan efek negatig yang menekan FSH, dan mengaktifkan LH, maka akan matang folikel de graft dan terjadi ovulasibiasanya terjadi 14 hari sebelum haid.Setelah ovulasi pada ovarium terbentuk korpus luteum (yang mengahsilkan hormpn progesteron), disisni akan terjadi fase sekresi pada endoterium , liaht perubahan pada endoterium jika tidak ada peruabahan maka akan berdegenerasi.kadar estrogen memberikan efek pada arteri spralis di endoterium sehingga terjadi haid.Poros hipotalamus dn hipofisis .

Perubahan Endoterium1. Terjadi selama 2-7 hari pelepasan endoterium disertai darah dari dinding uterus (darah haid tampak kehitaman)2. Masa proliferasi (setelaha haid hingga hari ke-14) endoterium akan tumbuh lagi akibat dari estrogen oleh folikel de graft antara 12-14 terjadi pelepasan ovum dan ovarium (ovulasi)3. Masa Sekresi akibat hormon progesteron, pada masa ini terjaid sekresi dari kelenjar endometrium sehingga mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 7 hari.Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.Fisiologi haid

Haid atau menstruasi adalahpelepasan lapisan fungsional endometrium secara siklik dan periodik yang diikuti dengan terjadinyaperdarahan yang keluar darialat kemaluan wanita akibat penurunan mendadakhormon progesteron endometrium tidak menerima hasil fertilisasi atau tidak terjadinyakehamilan.

Haid pervaginam yang berlangsung secara periodik adalah perdarahan dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Haid normal adalah perdarahan haid yang panjang, lama dan jumlah perdarahan dalam batas normal. Panjang siklus haid normal adalah 28 7 hari (21-35 hari).Jumlah 40-80 ml(2-5 pembalut/hari); dan lama haid antara 3-7 hari. Disebut gangguan haid jika panjang, banyaknya dan lamanya perdarahan haid diluar batas normal. Untuk lebih mendalam memahami gangguan haid dan siklusnya, fisiologi dan siklus haid normal harus dipahami lebih dahulu.

Fase-fase Haid :.Ovarium :- Fase Folikulogenesis- Fase Ovulasi- Fase LutealEndometrium :- Fase Proliferasi- Fase Sekresi- Fase menstruasi

Hipotalamus menghasilkan :-Releasing hormone/Releasing factor (GnRH dan PIF) yang berfungsimerangsang hipofisis mengeluarkangonadotropin dan menghambatprolaktin.Hipofisis menghasilkan:gonadotropin (FSH dan LH) :FSH berfungsi merangsang ovarium untuk menghasilkan folikel (folikulogenesis)LH berfungsi memecahkan sel telur yang matang dan membentuk korpus luteum.

Ovarium menghasilkan :-Estrogen yang berfungsi merangsangmerangsang endometrium untuk berproliferasi-Progesteron yang berfungsi merangsang endometrium untuk bersekresi

Siklus menstruasiSiklus menstruasi dibagi atas empat fase.Fase menstruasiYaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnyakadarhormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi padaharike-1 sampai 7.Fase praovulasiYaitu, masa pembentukan dan pematanganovumdalamovariumyang dipicu oleh peningkatan kadarestrogendalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap padaharike-7 sampai 13.Fase ovulasiYaitu, keluarnyaovummatang dariovariumatau yang biasa disebutmasa subur. Bila siklusnya tepat waktu, maka akan terjadi padaharike-14 dariperistiwamenstruasitersebut.Fase pascaovulasiYaitu, masa kemunduranovumbila tidak terjadifertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksiprogesteronsehinggaendometriummenjadi lebih tebal dan siap menerimaembriountuk berkembang. Jika tidak terjadifertilisasi, makahormon seksdalam tubuh akan berulang dan terjadi fasemenstruasikembali.