menjaga wudhu

3
MENJAGA WUDHU Oleh : Abu Faris Dalam bahasa Arab istilah ini sering disebut dengan “Dawamul Wudhu’” yaitu selalu menjaga wudhu setiap saat. Ketika wudhu kita batal, langsung mengambil wudhu. Demikian juga seterusnya, sehingga detik demi detik yang kita lalui kita selalu dalam keadaan thoharah. Walaupun syari’at tentang dawamul wudhu bukan termasuk hal yang diwajibkan namun sunnah ini vtentunya memiliki alasan tertentu yang bermanfaat bagi kita atau bahasa fiqhnya hikmatut tas’ri’. Wudhu pada hakikatnya adalah ibadah lahiriah, yaitu lahir atau fisik kita yang dibersihkan dari membasuh muka, tangan, telinga sampai kaki. Namun ibadah fisik atau yang besifat lahir sesunguhnya selalu memiliki makna batin. Jadi makna lahir adalah symbol dari makna batin. Hal ini jelas sekali, kenapa ibadah wudhu juga disebut dengan ibadah mahdhoh (irasional). Coba bayangkan, kalau kita kentut, secara lahir yang kentut keluar dari lubang belakang, namun yang dibersihkan justru bukan tempat darimana ia keluar tapi malah kita disuruh untuk membersihkan muka, tangan dan kaki kita. Bukankah tidak masuk akal? Disinilah kita harus memahami makna batiniah dari wudhu. Membasuh muka secara syari’at seluruh wajah kita harus dibasuh. Secara maknawi mengandung arti bahwa kita

Upload: nurra785

Post on 12-Jun-2015

510 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENJAGA WUDHU

MENJAGA WUDHU

Oleh : Abu Faris

Dalam bahasa Arab istilah ini sering disebut dengan

“Dawamul Wudhu’” yaitu selalu menjaga wudhu setiap saat. Ketika

wudhu kita batal, langsung mengambil wudhu. Demikian juga

seterusnya, sehingga detik demi detik yang kita lalui kita selalu

dalam keadaan thoharah.

Walaupun syari’at tentang dawamul wudhu bukan termasuk

hal yang diwajibkan namun sunnah ini vtentunya memiliki alasan

tertentu yang bermanfaat bagi kita atau bahasa fiqhnya hikmatut

tas’ri’.

Wudhu pada hakikatnya adalah ibadah lahiriah, yaitu lahir

atau fisik kita yang dibersihkan dari membasuh muka, tangan,

telinga sampai kaki. Namun ibadah fisik atau yang besifat lahir

sesunguhnya selalu memiliki makna batin. Jadi makna lahir adalah

symbol dari makna batin. Hal ini jelas sekali, kenapa ibadah wudhu

juga disebut dengan ibadah mahdhoh (irasional). Coba bayangkan,

kalau kita kentut, secara lahir yang kentut keluar dari lubang

belakang, namun yang dibersihkan justru bukan tempat darimana ia

keluar tapi malah kita disuruh untuk membersihkan muka, tangan

dan kaki kita. Bukankah tidak masuk akal?

Disinilah kita harus memahami makna batiniah dari wudhu.

Membasuh muka secara syari’at seluruh wajah kita harus dibasuh.

Secara maknawi mengandung arti bahwa kita harus selalu menjaga

kualitas fungsi dari seluruh anggota wajah kita. Mata sebagai salah

satu indra penglihatan harus selalu terkontrol fungsinya. Hanya

melihat apa yang boleh dilihat, membatasi dari memandang hal-hal

yang tidak perlu (Ghoddul Bashor). Mulut, sebagai alat komunikasi

kita adalah alat yang dianggap paling banyak mendatangkan dosa.

Maka mulut kita harus selalu terjaga dari segala hal yang merusak

qualitas fungsinya seperti berdusta, menggunjing kejelakan orang

Page 2: MENJAGA WUDHU

lain dan lain sebagainya. Membasuh tangan bemakna kita harus

memfungsikan tangan ini sebagai tangan yang membawa rahmat,

mampu menolong dan meringankan beban orang lain, tangan yang

cakap dan terampil untuk berkarya, tangan yang kokoh untuk

berdakwah, tangan yang diatas bukan tangan yang dibawah.

Tangan-tangan seperti ini bukannya tangan yang suka mendzalimi

orang lain, bukan pula tangan yang suka mengambil hak orang lain

(baca: ghosob). Mengusap telinga mengandung arti pendengaran

kita harus digunakan hanya untuk mendengar hal-hal yang baik.

Mengusap rambut bisa diartikan selalu berfikiran jernih dan positif

(positive thinking). Orang yang memiliki pikiran yang positif akan

selalu optimis dalam hidupnya. Dan yang terakhir, membasuh kaki

berarti kita harus punya kaki yang kokoh untuk mandiri, tidak

membebani orang lain.

Dari pemaknaan substansial wudhu maka seseorang akan

memiliki sifat-sifat yang baik seperti Optimis, jujur, Percaya diri,

Positive Thinking, Dermawan dan Penolong, mandiri, berdikari dan

lain-lain. Sifat-sifat inilah yang yang membuat seseorang akan lebih

unggul dari pada yang lain.

Oleh karena itu, mari kita selalu jaga wudhu kita secara lahiri

dan maknawi sehingga seluruh aktifitas hidup kita akan berkualitas.