meningoenchepalitis.doc
DESCRIPTION
meningoenchepalitisTRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHMENINGOENCEPHALITIS DI RUANG MELATI
RSUD Dr. SOEBANDI JEMBER
disusun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners (P3N)Stase Keperawatan Medikal Bedah
olehRaden Roro Maria Ulfah, S.Kep.
072311101007
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER2014
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH MENINGOENCEPHALITIS DI RUANG MELATI
RSUD Dr. SOEBANDI JEMBEROleh : Raden Roro Maria Ulfah, S. Kep.
I. KONSEP PENYAKIT
A. Kasus
Meningoencephalitis
B. Pengertian
Meningitis adalah infeksi akut pada selaput meningen (selaput yang
menutupi otak dan medula spinalis). Encephalitis adalah peradangan jaringan
otak yang dapat mengenai selaput pembungkus otak dan medulla spinalis.
Meningoencephalitis adalah peradangan pada selaput meningen dan jaringan
otak. Meningoencephalitis merupakan infeksi yang terjadi pada selaput otak
dan sel parenkim otak. Meningoenchepalitis biasanya diawali oleh meningitis
yang kemudian menyebar ke otak dan/atau spinal cord.
C. Etiologi
1) Infeksi virus
a) Dari orang ke orang: morbili, gondong, rubella, kelompok enterovirus,
kelompok herpes, kelompok pox, influenza A dan B.
b) Lewat arthropoda: Eastern equine, Western equine, Dengue, Colorado
tick fever.
2) Infeksi non virus:
a) Ricketsia
b) Mycoplasma pneumoniae
c) Bakterial: meningitis tuberkulosa dan bakterial sering mempunyai
komponen ensefalitis.
d) Spirocheta: sifilis, leptospirosis.
e) Cat-scratch fever.
f) Jamur: kriptococus, histoplasmosis, aspergilosis, mukomikosis,
kandidosis, koksidiodomikosis.
g) Protozoa: plasmodium, tripanosoma, toksoplasma.
h) Metazoa: throchinosis, ekinokokosis, sistiserkosis, skistosomiasis.
3) Parainfeksi-postinfeksi, alergi:
a) MMR, influenza, pertusis, ricketsia, influensa A, B, hepatitis.
b) Pasca vakainasi MMR, influensa, vaksinasi, pertusis, yellow fever,
tifoid.
4) Human Slow Virus:
a) PE
b) Jackop-Creutzfeldt disease
c) Progessive multifokal leucoencephalophaty
d) Kuru
D. Patofisiologi
Peradangan menyebabkan cairan cerebrospinal meningkat sehingga terjadi
obstruksi, selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra
kranial. Organisme masuk melalui sel darah merah dapat melalui trauma
penetrasi, prosedur bedah atau kelainan sistem saraf pusat. Efek patologis
yang terjadi : hyperemia meningens, edema jaringan otak, eksudasi (Wilson,
1995).
E. Tanda dan Gejala
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa nyeri dapat menjalar ke
tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh
mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus
yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam
sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun. Tanda kernig dan brudzinsky positif
(Mansjoer, dkk., 2000).
Tanda dan gejala lain adalah sebagai berikut:
1. Panas tinggi
2. Kesadaran menurun
3. Kejang fokal maupun umun
4. Nyeri kepala
5. Mual, muntah
6. Mengigau dan berteriak teriak.
F. Penatalaksanaan
1. Mengatasi kejang adalah tindakan vital, karena kejang pada ensefalitis
biasanya berat.
2. Perbaiki hemostasis: Infus D5-1/2 S atau D5-1/4S (tergantung umur),
dan pemberian oksigen.
3. Deksamethason 0,5-1,0 mg/kgBB/hari, iv, dibagi 3 dosis.
4. Manitol.
5. Antibiotik
6. Fisioterapi dan terapi bicara
7. Makanan TKTP, kalau perlu MLP.
8. Perawatan yang baik
G. Komplikasi
1. Akut :
a) edema otak
b) hipertensi intracranial
c) SIAD
d) ventrikulitis
2. Intermediate :
a) efusi subdural
b) abses otak
c) hidrosefalus
3. Kronis :
a) memburuknya fungsi kognitif
b) ketulian
c) kecacatan motorik
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan neurologis: gangguan kesadaran, hemiparesis, tonus otot
meningkat, spastisitas, terdapat refleks patologis, refleks fisiologis
meningkat, klonus, gangguan nervus kranialis (buta, tuli), ataksia.
2. Pemeriksaan laboratorium:
a) Pungsi lumbal:
1) LCS jernih
2) Reaksi pandy/nonne-apelt (+)/(-)
3) Jumlah sel: 0 sampai beberapa ribu, sel polimorfonuklet.
4) Protein: normal sampai sedikit naik.
5) Gula: normal
6) Kultur: 70%-80% (+), untuk virus 80% (+)
b) Darah:
1) WBC normal/meninggi tergantung etiologi
2) Hitung jenis: normal/dominasi sel polimorfonuklear.
3) Kultur: 80-90% (+)
3. Pemeriksaan pelengkap:
a) CRP darah dan LCS
b) Serologi (Ig M. Ig G).
c) EEG: multifokal pseudokompleks.
d) CT Scan kepala: edema otak, tanpa bercak-bercak hipodens
tuberkulosis/tuberkel yang terfokus.
II. POHON MASALAH
Invasi ke
Masuk ke lapisan subarahnoid
reaksi peradangan
eksudasi di otak
cairan serebrospinal edema penekanan
pada hipotalamus
tekanan intracranial hambatan suplai darahdi otak perubahan
pengaturan suhu
regangan pada aliran darah di otak sinus venosus dan dura
kompresi pada nervus vagus hipoksia
penurunan kesadaran
mual, muntah
penurunan intake makanan
Bakteri virus Jamur Protozoa
Ketidakseimbangan Nutrisi :Kurang dari
kebutuhan
Nyeri kepala
Ketidakefektifan perfusi selebral
hipertermi
Resiko cidera
Ketidakmampuan melalukan ADL
Defisit perawatan diri
Nyeri akut
Reflek batuk menurun
Penumpukan sekret
Ketidakefektifan bersihan jalan
napas
Terjadi perubahan status
kesehatan
Keterbatasan kognitif
Kurang pengetahuan
ansietas
Hambatan mobilitas fisik
Resiko kerusakan integritas kulit
Penurunan kemampuan
ambulasi
Hioeraktivitas neuron
kejang
III. Proses Keperawatan
A. Data yang perlu dikaji
1) Biodata
Insiden tertinggi pada anak usia 2 bulan sampai 12 tahun. Laki-laki
lebih sering dibandingkan dengan wanita.
2) Keluhan Utama
Kejang dan kesadaran menurun.
3) Riwayat Penyakit sekarang
Gejala infeksi akut : keadaan umum lemah, nafsu makan
menurun,muntah serta pada anak sering mengeluh sakit kepala.
Gejala tekanan intra kranial :anak sering muntah, nyeri kepala(pada
orang dewasa), pada neonatus kesadaran menurun dari apatis sampai
koma, kejang umum.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Tuberkulosa, trauma kepala.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit tuberkulosis paru pada
meningen tuberkulosis.
6) ADL
- Nutrisi : Menurunnya nafsu makan, mual, muntah dan klien
mengalami kesukaran/tidak dapat menelan, dampak dari
penurunan kesadaran.
- Aktivitas : Mengalami kelumpuhan dan kelemahan yang
mengakibatkan gerak serta ketergantungan dalam memenuhi
kebutuhan.
- Tidur : Terdapat gangguan akibat nyeri kepala yang dialami.
- Eliminasi : Terjadi obstipasi dan inkontinensia urin.
- Hygiene : Sangat tergantung dalam hal perawatan diri karena
penurunan kesadaran.
7) Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
- Suhu tubuh lebih dari 38 °C.
- Nadi cepat, tapi jika terjadi peningkatan tekanan intra kranial
nadi menjadi cepat.
- Nafas lebih dari 24 x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
- Kepala dan leher : Ubun-ubun besar dan menonjol, strabismus
dan nistagmus (gerakan bola mata capat tanpa disengaja, diluar
kemauan), pada wajah ptiachiae, lesi purpura, bibir
kering,sianosis serta kaku kuduk.
- Thorak / dada : Bentuk simetris, pernafasan tachipnea, bila
koma pernafasan cheyne stokes, adanya tarikan otot-otot
pernafasan, jantung S1-S2.
- Abdomen : Turgor kulit menurun, peristaltik usus menurun.
- Ekstremitas : pada kulit ptiachiae, lesi purpura dan ekimosis,
reflek Bruzinsky dan tanda Kernig positif, tanda hemiparesis.
- Genetalia : Inkontinensia uria pada stadium lanjut.
c. Pemeriksaan Penunjang
- Pungsi lumbal.
- Kultur darah.
- CT-scan
B. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifaan bersihan jalan napas berhubungan penumpukan
secret karena penurunan reflek batuk
2) Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan atau regangan sinus
venosus dan dura
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
peningkatan TIK dan penurunan aliran darah
4) Hipertermia berhubungan dengan penyakit
5) Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh
ketidakmampuan untuk memasukkan dan mencerna nutrisi
6) Resiko cidera berhubungan dengan adanya penurunan kesadaran
7) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran
dan penurunan kekuatan
8) Resiko kerusakan integritas kulit dengan faktor resikopenurunan
kemampuan ambulasi dan adanya tekanan
9) Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kesadaran,
gangguan neuromuskuler
10) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan koknitif
11) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan dan
kurang pengetahuan
C. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATANTUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
Ketidakefektifaan bersihan jalan napas berhubungan penumpukan secret karena penurunan reflek batuk
NOCRespiratory status: ventilation, airway patencyAspiration controlSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam menunjukkan keefektifan jalan napas dengan 10riteria hasil:1. Mampu mengeluarkan sputum,
bernapas dengan mudah2. Menunjukkan jalan napas yang
paten(klien tidak merasa tercekik, irama, frekuensi napas dalam batas normal, tidak ada suara abnormal
3. Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor penyebab
4. Saturasi oksigen dalam batas normal5. Foto torak dalam batas normal
NIC: 1. Pastikan kebutuhan oral/tracheal
suctioning2. Berikan O2 sesuai kebutuhan3. Posisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi4. Lakukan fisio terapi dada 5. Lakukan batuk efektif/ suction6. Auskultasi suara napas, catata
adanya suara napas tambahan7. Kolaborasikan pemberian terapi
bronkodilator8. Jelaskan pada klien atau keluarga
tentang penggunaan alat
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan atau regangan sinus venosus dan dura
NOC:Pain levelPain controlComfort levelSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam nyeri berkurang dengan kriteria hasil:
NIC: manajemen nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif2. Observasi reaksi non verbal
ketidaknyamanan3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
1. Mampu mengontrol nyeri2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang3. Mampu mengenali nyeri4. Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
pengalaman nyeri klien4. Ajarkan teknik non farmakologi 5. Kolaborasi dengan utuk
pemberan terapi farmakologi (analgetik)
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan TIK dan penurunan aliran darah
NOCCirculation statusNeurologic statusTissue prefusion: cerebralSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam perfusi jaringan efektif dengan 11riteria hasil:1. Tekanan systole dan diastole dalam
rentang normal2. Tidak ada ortostatikhipertensi3. Komunikasi jelas4. Menunjukkan konsentrasi dan
orientasi5. Pupil seimbang dan reaktif6. Bebeas dari aktivitas kejang7. Tidak mengalami nyeri kepala
NIC1. monitor TTV2. monitor AGD, ukuran pupil,
ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
3. monitor adanya pandangan kabur, nyeri kepala
4. motitor tingkat kesadaran dan orientasi
5. monitor tonus dan pergerakan otot
6. catat perubahan pasien dalam merespon stimulus
7. monitor status cairan
Hipertermia berhubungan dengan penyakit
NOCThermoregulasiSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama jam suhu tubuuh dalam batas normal dengan criteria hasil:
NIC: manajement thermoregulasi1. Monitor suhu tubuh sesering
mungkin2. Monitor warna kulit, turgor kulit
dan kelembapan membrane
1. suhu 36-37 C2. nadi dan RR dalam batas normal3. Tidak ada perubahan warna kulit
dan tidak ada pusing4. Merasa nyaman
mukosa3. Monitor tekanan darah, nadi dan
RR4. Monitor intake dan output5. Lakukan kompres pada daerah
aksila dan lipatan paha6. Kolaborasikan pemberian
antipiretik
Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh ketidakmampuan untuk memasukkan dan mencerna nutrisi
NOCNutrional status: adequacy of nutrient, food and fluid intakeWeight controlSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama jam nutrisi terpenuhi dengan criteria hasil:
1. mempertahankan berat badan/pertambahan berat badan
2. menyatakan keinginan untuk mematuhi program diet
3. milai laboraturium dalam batas normal
4. menyatakan mengerti tentang diet yang dianjurkan
NIC : Manajemen nutrisi1. kaji kebutuhan kalori sehari2. lakukan penimbangan berat
badan setiap hari3. berikan informasi yang tepat
tentang kebutuhan nutrisi4. buat perencanaan dengan klien
dan keluarga tentang jadwal makan yang benar
5. kolaborasikan dengan ahli gizi mengenai kebutuhan nutrisi dan jenis diet yang dibutuhkan
6. monitor balance kalori7. berikan reinfoncement positif
terhadap pencapaian klienResiko cidera berhubungan dengan NOC NIC: environmental management safety
adanya penurunan kesadaran Knowledge: personal safetySafety behavior: fall prevention, fall occurance, physical injuryTissue integrity: skin and mucus membraneSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam klien tidak mengalami trauma dengan 13riteria hasil:Klien terbebas dari trauma fisik
1. sediakan lingkungan yang aman bagi klien
2. identifikasi kebutuhan keamanan klien
3. memasang side rail tempat tidur4. menyediakan tempat tidur yang
nyaman dan bersih5. membatasi pengunjung6. menganjurkan keluarga
menemani klien7. memindahkan barang-barang
yang membahayakan8. berikan penjelasan pada klien,
keluarga dan pengunjung tentang perubahan status dan kemungkinan terjadi cidera
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran dan penurunan kekuatan
NOC:Joint movementMobility levelSelf care: AdlTransfer performanceSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam hambatan mobilitas fisik terratasi 13riteria hasil:
1. klien meningkat dalam aktivitas fisik
NIC: exercise therapy: ambulation
1. monitoring tanda-tanda vital sebelum dan setelah latihan
2. kolsultasikan dengan terapi fisik untuk rencana ambualasi
3. ajarkan klien atau keluarga teknik ambulasi
4. kaji kemampuan mobilisasi5. latih untuk pemenuhan ADL
2. mengerti tujuan peningkatan mobilitas
3. memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
4. memperagakan penggunaan alat bantu
6. ajarkan cara merubah posisi dan bantuan jika diperlukan
Resiko kerusakan integritas kulit dengan faktor resikopenurunan kemampuan ambulasi dan adanya tekanan
NOCTissue integrity: skin and mucous membraneStatus nutisiTissue perfusion: periferDialisysis access integritySetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam gangguan integritas kulit tidak terjadi 14dengan kriteria hasil:
1. integritas kulit yang baik dapat dipertahankan
2. menunjukkan pemahaman perbaikan, mencegah cidera berulang
3. mampu melindungi kulit dan kelembaban kulit
4. status nutrisi adekuat5. sensasi dan warna kulit normal
NIC: pressure manajement1. anjurkan klien untuk berpakaian
longgar2. hindari kerutan tempat tidur3. jaga kebersihan kulit4. mobilisasi klien setiap 2 jam
sekali5. monitor kulit dari adanya
kemerahan6. oleskan lotion atau baby oil pada
daerah tekanan7. monitor status nutrisi8. mandikan klien dengan sabun dan
air hangat9. inspeksi kulit terutama didaerah
tulang-tulang yang menonjol10. jaga kebersihan alat tenun11. kolaborasikan dengan tim gizi
untuk pemberian makanan tinggi protein
Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kesadaran, gangguan neuromuskuler
NOCSelf care: AdlSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ….jam kebutuhan ADL terpenuhi dan defisit perawatan diri teratasi15dengan kriteria hasil:
1. kebutuhan akan mandi, berpakaian, toileting, dan makan terpenuhi
2. menunjukkan peningkatan kemampuan ADL
3. klien terhindar dari bau
NIC1. kaji tingkat ketrgantungan klien2. bantu klien memnuhi kebutuhan
perawatan dirinya3. ajarkan keluarga cara membantu
memnuhi perawatan diri pada klien
4. pertahankan kebersihan linggungan
5. anjurkan keluarga mendampingi dan membentu klien jika tidak mampu melakukan ADL
6. berikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan memenuhi ADl
Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan koknitif
NOCKowlwdge: disease process, health behaviorSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..jam menunjukkan pengetahuan tentang penyakit dengan kriteria hasil:1. Klien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan dan perawatan
NIC: health education
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga
2. Jelaskan tentang penyakit , tanda dan gejala yang muncul dan penatalaksanaan
3. Sediakan informasi bagi klien dan keluarga mengenai kondisi dan kemajuan klien
2. Klien dan keluarga dapat melaksanakan prosedur yang dijelaskan dengan benar
3. Klien dan keluarga dapat menjelaskan kembali dengan benar
4. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan dan kurang pengetahuan
NOCKontrol kecemasan kopingSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..jam ansietas berkurang dengan kriteria hasil:1. Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas2. Mengidentifikasi, mengungkapkan
dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemastanda-tanda vital dalam batas normalTD : 110-120/80-90mmHgRR : 16-20 x/menitSuhu : 36,5-37,2 °CNadi : 60-100 x/menit
NIC: penurunan kecemasan
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaan dan harapannya
3. Identifikasi tingkat kecemasan4. Berikan informasi mengenai
kondisi saat ini dan upaya perawatan yang dilakukan
5. Ajarkan klien menggunakan teknik relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, L dan Suddarth, D. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Jakarta : EGC
Donna D. (1999). Medical Surgical Nursing. Philadelphia : WB. Saunders Company.
Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken., Lai Susanna., and Braner, Dana. 2006. Lumbar Puncture. The New England Journal of Medicine. 12 : 355
Herman, T. Heather.2012. Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-2014. Alih bahasa: Made Sumarwati dan Nike Budi Subekti. Jakarta:EGC
Japardi, Iskandar. 2002. Meningitis Meningococcus. [serial online] USU digital library. http://library.usu.ac.id/download/fk/bedahiskandar%20japardi23. Pdf. diakses tanggal 19 Juli 2014.
Mansjoer, A., et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta: EGC
Smeltzer, S. & Bare, Brenda.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Editor Bruner & Suddarth. Jakarta: EGC
Suriadi & Yuliani, Rita. (2001). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi pertama. Jakarta : KDT.