meningkatkan keterampilan proses sains melaui strategi...
TRANSCRIPT
-
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELAUI
STRATEGI OUTDOOR LEARNING BERBASIS ALAM
SEKITAR PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS IV MIN 11 BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana SI
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
HANIK MUROSYIDAH
NPM : 1511100190
Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1441 H/2019 M
-
i
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELAUI
STRATEGI OUTDOOR LEARNING BERBASIS ALAM
SEKITAR PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS IV MIN 11 BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana SI dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
Hanik Murosyidah
NPM : 1511100190
Jurusan: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Pembimbing I : Dr. Heny Wulandari, M.Pd.I
Pembimbing II : Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN INTANLAMPUNG
1441 H/2019 M
-
ii
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar peserta didik
kelas IV MIN 11 Bandar Lampung. Situasi ini bukan hanya hasil belajar yang
ditingkatkan melainkan adanya pengukuran, pengukuran yang dimaksud adalah
pengukuran keterampilan proses sains. Penelitian ini bertujuan untuk
meningktkan keterampilan proses sains melalui strategi outdoor learning berbasis
alam sekitar.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action
Research). Yang dilakukan sebanyak 3 siklus setiap siklus terdiri atas
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
32 siswa yang berasal dari MIN 11 Bandar Lampung tahun pelajaran 2019/2020.
Sumber data berasal dari informasi guru dan siswa, tempat dan peristiwa yang
terjadi selama proses pembelajaran, serta dokumen.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan sebanyak
tiga siklus dapat disimpulkan bahwa strategi outdoor learning berbasis alam
sekitar dapat meningkatkan keterampilan proses sains untuk aspek mengamati,
mengklasifikasi, mengkomunikasikan dan mengajukan pertanyaan pada siswa
kelas IVA MIN 11 Bandar Lampung tahun pelajaran 2019/2020.
-
iii
SURAT PERNYATAAN
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Hanik Murosyidah
NPM : 1511100190
Jurusan/Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Melalui Strategi Outdoor Learning Berbasis Alam Sekitar Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas IV MIN 11 Bandar Lampung” adalah benar-benar
merupakan hasil karya penyusun sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran dari
karya orang lain kecuali pada bagian yang telah dirujuk dan disebut dalam
footnote atau daftar pustaka. Apabila dilain waktu terbukti adanya penyimpangan
dalam karya ini, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada penyusun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandar Lampung, Okteber 2019
Penulis,
Hanik Murosyidah
NPM: 1511100190
-
v
1MOTTO
ََلَِّذٌٱَهُىَ َفٍِ ا َل ُكمَمَّ ل ق ضَِٱخ ََۡلأ رأ َثُمَّ ِميٗعا َ ٱج ي ت ى ََسأ ا ءَِٱإِلً ََلسَّم هُنَّ ى ىَّ ف س
لِيٞمَ ٍءَع ٍأ َش َبُِكلِّ هُى َو ت ٖۚ ى م َس ع بأ ٩٢َس
Artinya : “Dialah allah, yang menjadikan segala sesuatu yang ada dibumi untuk
kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan Nya tujuh langit
dan dia maha mengetahui segala sesuatu” (Q.S. Al Baqarah:29)
1 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit Diponegoro 2008),
h.5.
-
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya kecilku ini
untuk orang-orang yang kusayangi:
1. Kedua orang tuaku, Ayahanda tercinta Sardimin dan Ibunda Waljiyah
terima kasih yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dari kecil hingga
saat ini, rasa cintamu, pengorbanan, dukungan serta nasihat dan do’a yang
tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.
2. Kakak perempuanku Febri Nur Afni Dahlia yang selalu mendukung dan
mendo’akan.
3. Almamaterku UIN Raden Intan Lampung dimana tempat penulis menuntut
ilmu terapan dan ilmu kehidupan.
-
vii
RIWAYAT HIDUP
Hanik Murosyidah , dilahirkan pada tanggal 11 Oktober 1996, di desa
Giri Mulyo, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten. Tanggamus yaitu anak kedua dari
bapak Sardimin dan ibu Waljiyah.
Pendidikan formal yang pernah penulis jalani di mulai dari Sekolah
Dasar Negeri (SD N) 3 Ngarip pada tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan ke
SMP Muhammadiyah 01 Pringsewu pada tahun 2008-2011, dan melanjutkan di
SMA Muhammdadiyah 01 Pringsewu pada tahun 2011-2014. Kemudian
melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
pada angkatan 2015.
Bandar Lampung, Oktober 2019
Yang membuat,
Hanik Murosyidah
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan
kehadiran Allah SWT yang telah memberikan karunia, nikmat, hidayah serta
inayah-nya kepada seluruh alam semesta. Shalawat dan salam senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Rasullullah S.A.W.
Atas berkat rahmat dan petunjuk dari Allah jualah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis perlu menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof .Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung beserta jajarannya.
2. Syofnidah Ifrianti, M.Pd selaku Ketua dan Nurul Hidayah, M.Pd selaku
Sekretaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Dr. Heny Wulandari, selaku Pembimbing I dan Ayu Nur Shawmi, M.Pd.I
selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan.
4. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
5. Bapak Parzon, S.S.Ag selaku kepala Madrasah MIN 11 Bandar Lampung,
Bapak Jamal selaku wali kelas IV A, beserta seluruh staf dan dewan guru
-
ix
MIN 11 Bandar Lampung yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2015 Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, khususnya jurusan PGMI kelas C UIN Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung, Oktober 2019
Hanik Murosyidah
NPM. 1511100190
-
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya kecilku ini
untuk orang-orang yang kusayangi:
1. Kedua orang tuaku, Ayahanda tercinta Sardimin dan Ibunda Waljiyah
terima kasih yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dari kecil hingga
saat ini, rasa cintamu, pengorbanan, dukungan serta nasihat dan do’a yang
tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.
2. Kakak perempuanku Febri Nur Afni Dahlia yang telah mendukung dan
mendo’akan semoga kita bisa membuat orang tua kita tersenyum bahagia.
3. Almamaterku UIN Raden Intan Lampung dimana tempat penulis menuntut
ilmu terapan dan ilmu kehidupan.
-
RIWAYAT HIDUP
Hanik Murosyidah , dilahirkan pada tanggal 11 Oktober 1996, di desa
Giri Mulyo, Kecamatan Ulubelu, Kabupaten. Tanggamus yaitu anak kedua dari
bapak Sardimin dan ibu Waljiyah.
Pendidikan formal yang pernah penulis jalani di mulai dari Sekolah
Dasar Negeri (SD N) 3 Ngarip pada tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan ke
SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu pada tahun 2008-2011, dan melanjutkan di
SMA Muhammdadiyah 1 Pringsewu pada tahun 2011-2014. Kemudian
melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah pada angkatan 2015.
Bandar Lampung, 2019
Yang membuat,
Hanik Murosyidah
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 15 C. Batasan Masalah ........................................................................... 16 D. Rumusan Masalah......................................................................... 16 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 16 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Outdoor Learning ....................................................................... 19 1. Pengertian Outdoor Learning .................................................... 19
2. Tujuan Outdoor Learning ......................................................... 20
3. Langkah Outdoor Learning........................................................ 23
4. Kelebihan Outdoor Learning .................................................... 26
5. Kelemahan Outdoor Learning ................................................... 29
B. Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar ....................................... 31 1.Nilai Lingkungan ....................................................................... 33
C. Keterampilan Proses Sains .......................................................... 34 1. Pengertian Keterampilan Proses Sains ...................................... 34 2. Pentingnya Keterampilan Proses Sains ..................................... 35 3. Penggunaan Keterampilan Proses Sains .................................... 37 4. Melatih Keterampilan Proses Sains .......................................... 40 5. Indikator Keterampilan Proses Sains ......................................... 41
D. Hakikat dan Tujuan Pembelajaran IPA ...................................... 44 E. Kerangka Berfikir ....................................................................... 48 F. Hipotesis Tindakan...................................................................... 49
-
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian........................................................................ 50 1.Model Penelitian ...................................................................... 50
2.Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 52
3.Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ................................... 52
B. Tempat dan Waktu ...................................................................... 55 C. Defisi Oprasional ....................................................................... 56 D. Tehnik Pengumpulan Data ......................................................... 57 E. Instrumen Penelitian.................................................................... 58 F. Analisis Data ............................................................................... 59 G. Indikator Keberhasilan ................................................................ 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Penelitian ................................................................... 62 1. Siklus I .................................................................................... 62 2. Siklus II................................................................................... 72 3. Siklus III ................................................................................. 82
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 90 1. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Peserta Didik .......... 92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 94 B. Saran ............................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Nilai Pra Penelitian ........................................................................... 12
2. Instrumen Penelitian dan Tujuannya ......................................................... 59
3. Tingkat Pengusaan Keterampilan Proses Sains Siklus I ........................... 69
4. Hasil Tes Siklus I ....................................................................................... 69
5. Tingkat Pengusaan Keterampilan Proses Sains Siklus II .......................... 79
6. Hasil Tes Siklus II ..................................................................................... 80
7. Tingkat Pengusaan Keterampilan Proses Sains Siklus III ......................... 88
8. Hasil Tes Siklus III..................................................................................... 88
9. Hasil Persentase Tes Soal Peserta Didik .................................................... 93
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Daftar Nama Peserta Didik .......................................................... 96
Lampiran Lembar Observasi Siswa ............................................................. 97
Lampiran Kisi Kisi Instrumen Lembar Observasi ...................................... 99
Lampiran Penilaian Lembar Observasi Siswa ............................................ 101
Lampiran Lembar penilaian tes pilihan ganda siswa .................................. 102
Lampiran Lembar Kerja Siswa .................................................................... 103
Lampiran Hasil Penilaian Observasi ........................................................... 114
Lampiran Lembar Observasi Guru............................................................... 107
Lampiran Hasil Penilaian Tes Pilihan Ganda ............................................. 116
Lampiran Silabus .................................................................................... 120
Lampiran RPP .................................................................................... 133
Lampiran Materi .................................................................................... 145
Lampiran Soal . ................................................................................... 149
Lampiran Dokumentasi Penelitian ............................................................... 155
-
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Penelitian ..................................................................................... 48
2. Model PTK Suharsimi Arikunto.................................................................. 51
3. Diagram Hasil Skor Keterampilan Proses Sains ......................................... 92
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada hakikatnya selalu dibutuhkan dan berguna bagi
kehidupan manusia untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan
pendidikan belajar tidak sekedar mengetahui apa yang bermanfaat dan bermakna,
melainkan juga mengetahui apa yang tidak bermanfaat bagi kehidupan. Guna
untuk merealisir lerning to know, pendidikan sejatinya untuk fasilitator tidak hanya
berfungsi sebagai sumber informasi, di samping itu dalam mengembangkan
penguasaan pengetahuan maupun ilmu tertentu, pendidik dituntut dapat berperan
sebagai teman sejawat dalam berdialog dengan peserta didik.1 Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia untuk membekali
dalam kehidupanya, pada hakikatnya dalam pendidikan tidak hanya berfungsi
untuk mencari informasi tetapi juga sebagai fasilitator untuk mengembangkan
pengetahuanya, sebagaimana bisa meposisikan sebagai pendidik untuk menjadi
teman sejawat dalam berdialog dan menyalurkan ilmu terhadap peserta didik.
Pendidikan dapat dipercaya dapat membangun sebuah bangsa yang maju,
dengan sistem pendidikan yang efektif dan berkualitas segala potensi serta
keterampilan yang terdapat pada masing-masing bakat manusia. Sesuai bakat,
minat, kemauan, dan juga lingkunganya. Pendidikan menjadi idaman bagi setiap
1 Muhammad S Sumantri, Dkk, Pengantar Pendidikan ( Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka,2017), h.3.28
-
2
manusia sebagai tonggak yang kokoh untuk menciptakan sebuah bangsa yang
maju. Pendidikan juga dapat dikatakan, suatu proses yang menggunakan sebuah
metode sehingga orang akan memperoleh pemahaman, pengetahuan, cara atau
sikap bertingkah laku yang sesuai dengan pendidikan itu sendiri. Pendidikan
adalah bidang yang memfokuskan kegiatannya pada proses belajar
mengajar, dalam proses pendidikan tersebut ranah psikologi diperlukan untuk
memahami keadaan pendidik dan peserta didik2. Pendidikan yang berkualitas
dapat dipercaya sebagai tolak ukur sebagai tonggak yang kokoh untuk
menciptakan sebuah bangsa yang maju, dalam hal ini pendidikan tidak terlepas
dari proses belajar megajar, untuk itu dibutuhkan oleh seseorang yang
berpendidikan, cerdas, dan terampil untuk dapat membimbing peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan menggunkaan metode yang efektif dan efisien guna
menjadikan peserta didik terampil sesuai bakat, minat dan kemauan.
Mutu pendidikan sedikit banyak bergantung pada keadaan gurunya. Guru
adalah faktor penentu keberhasilan belajar di samping alat, fasilitas, sarana dan
kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat.
Menyangkut faktor guru, banyak keterampilan yang harus dimilikinya dengan baik
agar proses pendidikanya menjadi penuh bermakna dan selalu relevan denagan tujuan
dan bahan ajarnya.3 Keterampilan yang dimiliki oleh guru adalah penentu
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, selain fasilitas dan sarana belajar,
2 Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan ( Yogyakarta :IRICiSOD, 2017 ), h. 43 3 Djaman Satori, Dkk. Profesi Keguruan (Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka,2017), h. 2.40
-
3
mutu pendidikan bergantung pada kemampuan guru dalam mengajar agar proses
pendidikan berjalan secara relevan berdasarkan tujuan pendidikan itu sendiri.
Kualitas tenaga pendidik dalam mendesan dan melaksanakan pembelajaran
merupakan salah satu faktor penting dalam membangun kualitas pendidikan.
Namun keterampilan guru di Indonesia pada umumnya masih rendah dan
cenderung lebih senang menggunakan metode ceramah dari pada menggunakan
pendekatan pada peserta didik dengan menerapkan aktivitas pembelajaran. Sebagai
guru memang harus memilki keterampilan yang memadai untuk mendesain,
mengembangkan dan dapat memanfaatkan media pembelajaran dalam upaya
meningkatkan minat, perhatian dan motivasi belajar peserta didik. Dengan
meningkatnya motivasi dan minat belajar diharapkan dapat mencerna dan
menerima pembelajaran dengan mudah.
Rapidbe menjabarkan dampak aktivitas pembelajaran terhadap peningkatan
kemampuan peserta didik sebagai berikut, 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa
yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar,
70% dari apa yang ditulis dan dikatakan, 90% dari apa yang dikatakan dan
dilakukan4. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menjadi faktor penting dalam
kualitas pendidikan. Untuk itu guru di tuntut untuk mempunyai keterampilan
dalam mengajar, tidak hanya dengan menggunakan metode ceramah tetapi juga
bagaimana guru bisa meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik
4 Muhammad Yaumi , Media & Tekhnologi Pembelajaran ( Jakarta : Prenamedia Group ,
2018), h. 13
-
4
dengan menggunakan pendekatan dan menerapkan aktivitas pembelajaran, oleh
karena itu kualitas pendidikan dapat di capai melalui pembelajaran. salah satunya
yaitu pembelajaran IPA.
Mengamati urgensinya dalam mengajarkan IPA di sekolah dasar agar suatu
bangsa mempunyai bekal untuk mampu menguasai teknologi, tentang pelaksanaan
proses pendidikan di Indonesia yang tidak sejalan dengan cita-cita, dan
keterkaitannya dengan pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan. Ditemukan
melalui proses ilmiah, IPA merupakan tubuhnya pengetahuan. Terdiri dari
sekumpulan fakta, konsep, teori, dan hukum. IPA sebagai attitude dan melibatkan
cara berfikir, IPA merupakan pengetahuan dasar suatu teknologi. Harapan ke
depan, dengan membekali materi IPA di sekolah dasar, bangsa ini akan menguasai
teknologi. Sebab itu, salah satu alasan IPA dimasukkan ke dalam kurikulum
sekolah dasar.
Pembelajaran IPA lebih baik dilakukan dengan discovery learning, yang
masih sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk membantu pengembangan
kemampuan intelektualnya. Peserta didik lebih diarahkan untuk proses
menemukannya sendiri untuk menemukan suatu produk sains, dan kemudian
memahaminya. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memupuk dan
menumbuhkan rasa ingin tahu, agar peserta mampu mengembangkan kemampuan
bertanya, mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan berpikir
ilmiah. Peserta didik cenderung lebih aktif dengan membangun (mengkontruksi)
-
5
pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan supaya pembelajaran lebih
bermakna bagi peserta didik. Peserta didik sebagai pusat pembelajaran, guru
sebagai fasilitator. Didasarkan pada aktivitas melakukan pengamatan,
menginferensi, dan mengkomunikasikan, aktivitas ini merupakan inti dari
keterampilan proses (scientific process). Oleh Sebab itu, proses pembelajaran IPA
harus disesuaikan dengan hakikatnya dan karakter peserta didik di sekolah dasar.
Peserta didik di sekolah dasar berada pada tahap perkembangan operasional
konkrit.5 Mengajarkan IPA di SD/MI yaitu agar mampu mengembangkan
keterampilan dasar IPA untuk menumbuhkan sikap ilmiah, mengembangkan rasa
ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Karena pada dasarnya usia siswa
sekolah dasar masih berada pada tahap perkembangan konkrit, yang lebih nyata
membutuhkan benda-benda konkrit, untuk membantu perkembangan kemampuan
intelektualnya. Peserta diberikan kesempatan untuk lebih mandiri dan percaya diri
untuk memupuk rasa ingin tahu, sehingga mampu mengembangkan
kemampuannya. Seperti, kemampuan bertanya, kemampuan mencari jawaban
berdasar bukti, serta mengembangkan berpikir ilmiah, Aktivitas ini merupakan inti
dari keterampilan proses, keterampilan proses yang dimaksud adalah keterampilan
proses sains.
5 Annatri Desstya, et. al. “Refleksi Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Indonesia (Relevansi
Model Pendidikan Paulo Freire dengan Pendidikan IPA di Sekolah Dasar)”. Jurnal Profesi Pendidikan
Dasar, Vol. 4, No. 1 ( Juli 2017), h. 2-3
-
6
Indrawati dalam Nuh mengemukakan bahwa Keterampilan Proses
merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun
psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip
atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya.
Keterampilan proses sains dalam kegiatanya meliputi: (1) keterampilan mengamati,
merupakan keterampilan dengan mengumpulkan berbagai data melalui informasi
dengan menggunakan panca inderanya berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan.
(2) Keterampilan menafsirkan, merupakan keterampilan yang
menganalogikan suatu kegiatan eksperimen melalui konsep yang ada. (3)
keterampilan mendiskusikan, merupakan kegiatan untuk bekerjasama dalam tim
kelompoknya untuk membahas atau memecahkan permasalahan yang ada. (4)
menganalisis, merupakan untuk menganalisis permasalahan yang ada berdasarkan
keterampilan mengamati yang telah dilakukan oleh peserta didik (5) keterampilan
menyimpulkan hasil penelitian, merupakan keterampilan untuk menarik
kesimpulan dari serangkaian kegiatan yang telah dikerjakan setelah dilakukannya
analisis dan diskusi. (6) keterampilan menerapkan, merupakan mengaplikasikan hasil
belajar berupa informasi, kesimpulan, teori, konsep dan keterampilan. (7)
keterampilan mengkomunikasikan, merupakan menyimpulkan hasil belajar terhadap
orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan.
-
7
6Keterampilan proses sains keterampilan yang penting bagi peserta didik,
karena dalam keterampilan proses sains mempelajari berbagai macam keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang sudah terarah sesuai
dengan tujuan pendidikan IPA SD/MI. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan
IPA SD/MI yaitu dengan melalui proses belajar/ pembelajaran.
Belajar adalah proses untuk memperoleh pengetahuan, Belajar adalah
suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut
tidak dapat bisa disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan
sementara seseorang seperti kelelahan atau disebebkan obat-obatan. Maksudnya,
perubahan kegiatan itu mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku. Perubahan
itu diperoleh melalui latihan, dan bukan perubahan dengan sendirinya.7 Dalam
proses pembelajaran diperoleh melalui latihan menggali, dan menemukan
informasi sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan pengetahuan, mendapatkan
pengalaman, bukan dengan perubahan datang dengan sendirinya. Dalam kegiatan
belajar mengajar untuk bisa memilih pembelajaran yang menarik bisa membantu
siswa untuk mendapatkan banyak pengalaman, memperoleh pengetahuan, dalam
proses pembelajaran tidak terlepas dari aspek-aspek agar mencapai tujuan- tujuan
6 Happy Komikesari, “Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa
Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement Division”. Jurnal Keguruan dan
Ilmu Tarbiyah, Vol.01 (Januari 2016), h. 16
7 Esti Ismawati dan Faras Umay, Belajar Bahasa di Kelas Awal (Yogyakata:Penerbit
Ombak,2017), h.1
-
8
pembelajaran yang efektif dan efisien antara lain strategi. Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak terhadap proses pembelajaran.
Strategi yang dimaksud adalah strategi yang menyenangkan dan
menjadikan peserta didik aktif pada saat proses pembelajaran, salah satunya
adalah strategi Outdoor learning. Outdoor learning merupakan pembelajaran
yang mengajak peserta didik belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di
lapangan dengan tujuan mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya.
Lingkungan di luar sekolah dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang bersifat
fakta, karena materi pembelajaran yang peserta didik pelajari di dalam kelas dapat
ditemukan langsung di lapangan..8 Outdoor learning merupakan sebuah inovasi
pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran diluar kelas yang dapat
menghindarkan kejenuhan pada peserta didik yaitu dengan mengajak peserta didik
keluar kelas dan melibatkan banyak indera seperti indera penglihatan, perabaan,
penciuman, pendengaran pada peserta didik dalam belajarnya yang lebih berkesan.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber daya dalam proses pembelajaran
merupakan salah satu upaya paling efektif dan efisisen untuk mengoptimalkan
pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran.9 Dalam pembelajaran IPA
memanfaatkan lingkungan merupakan pendekatan yang efektif untuk dapat
8 Anwari Adi Nugroho, Nur Rokhimah Hanik, “Implementasi Outdoor Learning untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa pada Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan Tinggi”
Journal Biodukasi, Vol.9, No.1, 2016, h. 41. 9 Saiful Ridho, Dkk, “Efektivitas Penerapan Metode Quantum Teaching pada Pendekatan
Jelajah Alam Sekitar (JAS) Berbasis Karakter dan Konvervas” Journal Of Biology Education, Vol. 2,
No. 2, 2013, h. 11.
-
9
mengenalkan lingkungan secara nyata, dan dapat menumbuhkan rasa kepedulian
terhadap lingkungan sekitar, dengan begitu peserta didik diajarkan untuk lebih
mencintai buminya yang telah diciptakan Allah SWT sejak dini terhadap peserta
didik. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S Ali-Imron : Ayat 190-191,
Sebagai Berikut:
ِة ُْولِي ٱۡۡلَۡلثََٰ ٖت ۡلأ ِف ٱلَّۡيِل َوٱلنَّهَاِر َۡلٓيََِٰت َوٱۡۡلَۡرِض َوٱۡختِلََٰ َىَٰ َمَٰ َ ٠٩١إِنَّ فِي َخۡلِق ٱلسَّ ٱلَِّذيَه يَۡذُكُزوَن ٱَّللَّ
م ِطل قِيََٰ َذا تََٰ ِت َوٱۡۡلَۡرِض َرتَّنَا َما َخلَۡقَت هََٰ َىَٰ َمَٰ ا َوَعلَىَٰ ُجنُىتِِهۡم َويَتَفَكَُّزوَن فِي َخۡلِق ٱلسَّ نََك ا َوقُُعىد ُسۡثَحَٰ
٠٩٠فَقِنَا َعَذاَب ٱلنَّاِر
Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam
dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia;
Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-„Imran: 190-191).10
Dari ayat tersebut dapat disebutkan bahwa dalam belajar dilanjutkan tetap
untuk mengaitkan segala sesuatu yang terjadi di alam sekitar, karena sangat
berhubungan dengan yang maha pencipta, sehingga ketika mengetahui bahwa segala
sesuatu yang ada dialam sekitar merupakan ciptaan dari Allah SWT, dengan
memanfaatkan pembelajaran Outdoor learning dapat membantu peserta didik belajar
untuk mencintai alam yang telah di berikan karunia oleh Allah untuk manusia, yang
tetap dijaga dan dirawat keindahanya.
10
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya ( Bandung: CV Penerbit Diponegoro,2005), h. 59
-
10
Terkait dengan ketercapainya pembelajaran IPA dengan mengaitkan dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar secara nyata, supaya
kegiatan yang dilaksanakan tersebut lebih terarah maka strategi Outdoor learning
tersebut di integrasikan dengan berbasis Alam Sekitar. Lingkungan sebagai sumber
belajar dapat dimaknai sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar atau di sekeliling siswa
(makhluk hidup lain, benda mati, dan budaya manusia) yang dapat dimanfaatkan untuk
menunjang kegiatan belajar dan pembelajaran secara lebih optimal. Pemanfaatan
lingkungan alam (fisik) sebagai sumber belajar dapat dilakukan dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik untuk melakukan kegiatan di luar kelas dan
menemukan sebab-sebab sebuah kejadian di sekitarnya, serta mencari hubungan
antara fakta-fakta yang ada di lingkungan alam. Dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para
peserta didik diharapkan lebih memahami peristiwa dan keadaan yang sebenarnya,
keadaan yang dialami peserta didik lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih
dapat dipertanggung jawabkan.11
Lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar merupakan pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dengan dunia
nyata yang ada di lingkungan sekitar dan diharapkan dapat berpengaruh
meningkatkan pengetahuan dan keaktifan peserta didik agar lebih bertanggung jawab
11
Isye Ramawati, “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Pembelajaran Ips
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis” , Jurnal Gea, Vol. 14 No. 2, 2014, h.48.
-
11
pada mata pelajaran IPA yang dianggap sulit, abstrak, dan banyak hafalan serta
memberikan pengalaman langsung pada peserta didik. Sesuai dengan penjelasan
diatas, dapat disimpulkan bahwa di dalam pembelajaran IPA di SD menekankan
pemberian pengalaman belajar langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Berdasarkan teori yang di kembangkan piaget,
anak usia sekolah dasar (usia 7-12) yaitu berada pada tahap operasional konkret atau
nyata. Sains, jika diterapkan pada sekolah dasar dengan mengacu pada hakikatnya
yaitu sains sebagai produk ilmiah, sikap ilmiah, dan proses ilmiah. Siswa sekolah
dasar lebih diarahkan untuk menemukan prodak serta memahaminya. Peserta didik
diberi kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu yang akan mengembangkan
kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti, serta cara berfikir
ilmiah. Siswa cenderung aktif selama pembelajaran untuk pengetahuannya melalui
serangkaian kegiatan yang bermakna. Siswa sebagai pusat pembelajaran, guru
sebagai fasilitator.12
Peserta didik perlu belajar tentang keterampilan proses dan sikap ilmiah, agar
peserta didik benar-benar memahami sains. Apabila aspek tersebut sudah ada, maka
tujuan dari pembelajaran IPA akan tercapai. Terkait dengan ketercapainya tujuan dari
pembelajaran, selain strategi pembelajaran juga memerlukan adanya sumber belajar
yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktifitas, sumber belajar
dapat diperoleh dari lingkungan sekitar. Seperti lingkungan sekitar sekolah.
12
Anatri desstya, “Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah Dasar” . Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No. 2 ( Desember 2014, h. 197.
-
12
Permasalahan dalam pendidikan adalah permasalahan yang umum dan sulit
dituntaskan. Seperti masalah hasil belajar yang masih tergolong rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil rata-rata peserta didik pada nilai ulangan harian IPA di MIN
11 Bandar Lampung tahun pelajaran 2019/2020. Sebagaimana dapat dilihat berikut
ini.
Tabel 1
Data Nilai Pra Penelitian Ulangan Harian Mata Pelajaran IPA Kelas
IVA MIN 11 Bandar Lampung
NO Nama Siswa P/L Nilai Ulangan Harian Jumlah
Nilai
KKM Hasil
1 2 3
1 ASW L 50 40 40 43 68 BT
2 ARP L 69 50 55 58 68 BT
3 AAA P 40 50 40 43 68 BT
4 AA P 40 65 50 51 68 BT
5 AF L 70 65 70 68 68 BT
6 AMD P 40 50 45 45 68 BT
7 BCS P 70 65 70 68 68 T
8 DNA P 70 75 70 71 68 T
9 DAK P 50 55 40 48 68 BT
10 DZ L 70 65 75 70 68 T
11 DAP L 60 70 70 66 68 BT
12 DWJ P 70 50 70 63 68 BT
13 DR L 40 40 50 43 68 BT
14 FNA P 75 40 55 56 68 BT
15 GPA P 65 50 55 56 68 BT
16 IR P 70 65 75 70 68 T
17 IRD L 65 60 66 63 68 BT
18 JP L 70 65 70 68 68 T
19 LS L 65 70 70 68 68 BT
20 MAA P 70 55 50 58 68 BT
21 MKR P 60 60 75 65 68 BT
22 MKA P 70 70 60 66 68 BT
23 MHI L 70 70 65 43 68 BT
24 MPA P 70 70 70 70 68 T
25 MAZ L 70 65 70 68 68 T
26 MZR P 50 40 40 43 68 BT
27 NAP P 65 55 40 53 68 BT
28 NPR P 70 65 70 68 68 BT
-
13
29 OM P 50 70 50 56 68 BT
30 RNP 50 50 50 50 68 BT
31 R 70 75 68 71 68 T
32 Z 40 40 55 45 68 BT
JUMLAH 1819
RATA RATA 56,84%
TUNTAS 31,23%
BELUM TUNTAS 68,75%
Sumber: Dokumen hasil Ulangan harian Mata Pelajaran IPA IVA MIN 11 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2019/2020.
Berdasarkan data yang di peroleh, dapat diketahui bahwa nilai ulangan
harian di kelas IVA pada mata pelajaran IPA menunjukkan nilai rata-rata masih
tergolong rendah, dengan jumlah nilai dari 32 siswa yaitu 1819, rata-rata nilai siswa
56,84% yang tuntas 31,25% dan siswa yang belum tuntas 68, 75%. Situasi ini bukan
hanya persoalan hasil belajar rendah yang harus ditingkatkan, melainkan adanya
pengukuran. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pengukuran dan
pengembangan keterampilan proses sains sangat penting dalam pembelajaran IPA.
Dengan melihat keadaan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta
didik masih terbilang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat
beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran yang selama ini
disampaikan disekolah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak jamal sebagai
guru IPA dikelas IVA, belum pernah diterapkannya Outdoor learning, belum
pernah diterapkanya pembelajaran yang memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber
belajar. Selain itu keterampilan proses sains belum pernah diukur dikarenakan guru
belum paham mengenai keterampilan proses sains dan indikator-indikatornya.
-
14
Sehingga guru hanya menilai dari ranah kognitif, penilaian yang diberikan pada
peserta didik hanya berupa tes tertulis dan soal dalam bentuk tanya jawab. Dalam
pembelajaran guru tidak melatih peserta didik dalam mengembangkan keterampilan
proses sains. Dalam proses pembelajaran IPA kegiatan belajar terjadi didalam kelas,
Penggunaan media selama proses pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis,
spidol, dan buku paket IPA. 13
Penggunaan outdoor learning berbasis ala sekitar
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik.
Belajar diluar kelas ini memiliki kelebihan yaitu agar peserta didik lebih
dekat dengan lingkungan. Dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta menjadi sumber belajar bagi peserta
didik melalui kerja ilmiah, dengan diikuti pelaksanaan kegiatan belajar yang berpusat
pada peserta didik. Belajar merupakan kegiatan aktif bagi peserta didik dalam
membangun pemahaman atau makna. Hal ini menunjukkan bahwa strategi outdoor
learning memberikan keluasan bagi peserta didik untuk membangun sebuah gagasan
yang muncul dan berkembang setelah pembelajaran berakhir. Disisi lain dengan
strategi Outdoor learning tampak bahwa tanggung jawab belajar berada pada peserta
didik dan guru mempunyai tanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong
13 Jamal, Guru Mata Pelajaran IPA, wawancara dengan penulis, MIN 11 Bandar Lampung,
-
15
motivasi dan memberikan tanggung jawab terhadap peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat. 14
Maka dari itu peneliti ingin memberikan sebuah inovasi terhadap
pembelajaran peserta didik kelas IVA di MIN 11 Bandar Lampung untuk
meningkatkan keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA, melalui Strategi
Outdoor learning berbasis alam sekitar sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
bahwa keterampilan proses sains sangat penting dalam pembelajaran IPA.
Berdasarkan paparan di atas, hasil penelitian diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA. Maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Keterampilan
Proses Sains Melalui Strategi Outdoor Learning Berbasis Alam Sekitar pada Mata
Pelajaran IPA Kelas IV di MIN 11 Bandar Lampung”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan asumsi masalah apa yang terkait dalam pembelajaran
masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah anatara lain :
1. Masih rendahnya keterampilan proses sains peserta didik di MIN 11
Bandar Lampung.
2. Kurangnya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar pada
mata pelajaran IPA.
14
Benyamin Salu, “Penerapan Metode Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN No 214 Klumpang Tahun 2015-2016”. Jurnal
KIP Vol. IV No. 3 (November 2016), h. 962
-
16
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang ada, penulis memberikan batasan masalah sebagai
berikut:
1. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi Outdoor
Learning Berbasis Alam Sekitar.
2. Keterampilan proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan
proses sains. Indikator yang akan digunakan dalam penelitian adalah
observasi, klasifikasi, melakukan komunikasi, dan mengajukan pertanyaan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
yaitu, “ Apakah penggunaan Strategi Outdoor Learning Berbasis Alam Sekitar
dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada mata pelajaran IPA siswa
kelas IVA di MIN 11 Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan untuk mengetahui apakah melalui Strategi
Outdoor Learning Berbasis Alam Sekitar dapat meningkatkan keterampilan
proses sains pada mata pelajaran IPA siswa kelas IVA di MIN 11 Bandar
Lampung.
-
17
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dilakukan peneliti adalah
1. Manfaat Teoristis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan terutama dalam
keterampilan proses sains dengan menggunakan pendekatan jelajah alam
sekitar berbasis kontekstual khususnya pada ilmu IPA.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik,
Penerapan pendekatan itu dapat belajar langsung pada alam sekitar
sehingga mempermudah dalam pemahaman materi.
b. Bagi guru,
Menambah wawasan, referensi, inovasi, dan keterampilan guru dan calon
guru dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
materi yang hendak diajarkan.
c. Bagi sekolah,
Memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah sebagai dasar pengambilan
kebijakan sekolah yang pada akhirnya meningkatkan mutu sekolah. Sebagai
masukan yang berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan
keterampilan proses sains peserta didik.
-
18
d. Bagi peneliti,
Mendapatkan pengalaman dengan menggunakan pendekatan jelajah alam
berbasis kontekstual yang kelak akan di terapkan saat peneliti terjun di
lapangan.
-
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nugroho Anwari, Rokhimah Nur Hanik Rokhimah, Implementasi Outdoor
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa pada
Mata Kuliah Sistematika Tumbuhan Tinggi, Journal Biodukasi, Vol.9,
No.1, 2016.
Anitah Sri, Strategi Pembelajaran di SD, Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2014.
Anwar Chairul, Teori-Teori Pendidikan, Yogyakarta :IRICiSOD, 2017.
Arikunto Suharsimi, Supardi Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Bumi Aksara, 2016.
Cintami, Mukminan, “Efektivitas outdoor study untuk meningkatkan hasil belajar
Geografi Berdasarka Locus Of Control di Sekolah Menengah atas Kota
Palembang”, Journal Ilmu Sosial, Vol. 15, No. 2, 2018.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2005.
Desstya Anatri, kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah Dasar,
Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol.1 No.2, Desember 2014.
Desstya Annatri, et. al. Refleksi Pendidikan IPA Sekolah Dasar di Indonesia
(Relevansi Model Pendidikan Paulo Freire dengan Pendidikan IPA di
Sekolah Dasar), Jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4 No.1, Juli 2013.
Guisdiantini Lela, et. al. Pengembangan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas
V Pada Materi Gaya Gesek Melalui Pembelajaran Kontekstual, Jurnal Pena
Ilmiah, Vol. 2 No.1, 2017.
Husamah, Pembelajaran diluar Kelas Outdoor Learning(Jakarta: Prestasi Pustaka
Karya,2013.
Ismawati Esti, Umay Faras, Belajar Bahasa di Kelas Awal, Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2017.
Jamal, Hasil Observasi dan wawancara, Guru Kelas, Min 11 Bandar Lampung, 4
Maret 2019.
-
Komikesari Happy, Peningkatan Ketrampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe StudentTeam
Achievment Division, Jurnal Keguruan Dan Ilmu Tarbiyah, Vol. No. 1,
Juni, 2016.
Laksono Kisyani, Eko Siswono Tatag Yuli, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2018.
Maisaroh Salim , Haryanto, Eva Banowati, “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar
Sebagai Sumber Belajar Geografi Pada Materi Sumber Daya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas Xi Ma Tarbiyatul Islamiyah ”,
Journal Edu Geography, Vol.5 No.3, 2017.
Miftahul Moh Khoiri, Upaya Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber
Belajar Anak, Jurnal Edukatika, Vol. 8. No.3, 2017.
Mukhirin Binti, Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pembelajaran Inkuiri pada
Siswa SD, Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XVIII/Mei, 2014.
Nur Shawmi Ayu, Pendidikan Kecakapan Hidup (life Skill) Dalam Pembelajaran
Sains Di SD/MI. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No.
2, Desember, 2015.
Nur Shawmi Ayu, Analisis Pembelajaran Sains Madrasah Ibtidaiyah (MI) Dalam
Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol.3 No.
11 juni, 2016.
Pizaluddin, Ermalinda, Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research)
Panduan Teoristis dan Praktik, Bandung:2014.
Puspita Eka Dewi, et, al. Efektifitas Modul Dengan Modul Inquiri untuk
Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Pada Materi Kalor, Tadris
Jurnal Ilmu Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2 No. 2, 2017.
Kartika Sari Yunita, Endang Susilowati Sri Mulyani, Ridlo Saiful Efektivitas
Penerapan Metode Quantum Teaching pada Pendekatan Jelajah Alam
Sekitar (JAS) Berbasis Karakter dan Konvervas, Journal Of Biology
Education, Vol.2 No. 2, 2013.
Ramawati Isye, Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber
Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
, Jurnal Gea, Vol. 14 No. 2, 2014.
-
Salu Benyamin, Penerapan Metode Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN
no 214 Klumpang Tahun 2015-2016, Jurnal KIP, Vol. IV No.3,
November 2016.
Sumantri Muhammad Syarif, Strategi Pembelajaran Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Sapriati Amalia, Dkk, Pembelajaran IPA di SD, Jakarta:Universitas
Terbuka,2014.
Satori Djaman, Dkk, Profesi Keguruan, Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka,
2017.
Sumantri Muhammad S, Yatimah Durotul, Pengantar Pendidikan, Tanggerang
Selatan : Universitas Terbuka, 2017.
Sumatoa Usman, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, Jakarta Barat: PT Indeks,
2016.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi
Aksara, 2014.
Wardhani Igak, Wihardit Kuswaya, Penelitian Tindakan Kelas, Tanggerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2017.
Widiasworo Erwin, Strategi & Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas (Outdoor
Learning) Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, dan Komunikatif, Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2017.
Yaumi Muhammad, Media & Tekhnologi Pembelajaran, Jakarta : Prenamedia
Group , 2018.
Yulianti Yuyu, Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa Sekolah Dasar
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Jurnal Cakrawala Pandas,
Vol. 2 No. 2, Juli 2016.
Vera Vera, Metode Mengajar Anak Diluar Kelas (Outdoor Study)
(Jogjakarta:Diva Press, 2016.
1 COVER DEPAN.pdf (p.1)2 COVER DALAM.pdf (p.2)3 ABSTRAK.pdf (p.3)4 SURAT PERNYATAAN.pdf (p.4)7 MOTTO.pdf (p.5-9)8 PERSEMBAHAN.pdf (p.10)9 RIWAYAT HIDUP.pdf (p.11)11 DAFTAR ISI.pdf (p.12-13)12 DAFTAR LAMPIRAN.pdf (p.14-16)BAB 1 FI BANGET.pdf (p.17-34)DAFTAR Putaka.pdf (p.112-114)