mengungkapkan isi tabel yang terdapat (ihsan 2)

5

Click here to load reader

Upload: irfan-kurniawan

Post on 31-Jul-2015

88 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

MENGUNGKAPKAN ISI TABEL YANG TERDAPAT DALAM BACAAN 1. Mengungkapkan dan Merangkum Isi Tabel dalam Bacaan Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia tabel diartikan daftar berisi ikhtisar sejumlah data informasi, yang bahasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah di lajur, dan berderet tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak. Tabel berfungsi untuk memberikan rangkuman informasi yang dinyatakan dengan angka-angka. Dengan menggunakan table seseorang dapat dengan mudah mengetahui berbagai perubahan yang telah berlangsung dalam suatu masalah. Berdasarkan jumlah Penduduk Hasil Sensenas 2003 Jabar Urutan Ketiga Termiskin Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat pada tahun 2002 telah mencapai 4,94 juta jiwa atau 13,38% dari total penduduk Jabar yang saat ini sekitar 37 juta jiwa. Data tersebut berdasarkan hasil Survai Sosial Ekonomi Daerah (Suseda 2002) BPS (Badan Pusat Statistik) Jabar dan Bappeda Jabar. Ukuran penduduk miskin di antaranya mengacu pada standar nilai konsumsi garis kemiskinan yang ditetapkan secara nasional sekitar Rp 100 ribu/kapita/bulan. Artinya, bila nilai konsumsi penduduk dibawah angka itu, tergolong penduduk miskin. Ukuran garis kemiskinan setiap daerah sangat bervariasi sesuai dengan kondisi sosial ekonominya. Menurut Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Jabar Jousairi Hasbulah, M.A., jumlah penduduk miskin di Jabar sebenarnya mengalami fluktuasi. Sejak tahun 1999-2002, ekonomi nasional mulai mengalami pemulihan secara bertahap. Dampaknya, jumlah penduduk miskin secara berangsur mulai menurun pula. Jousairi menilai kondisi itu telah menunjukkan ada perbaikan tingkat sosial ekonomi pada masyarakat lapisan bawah di Jabar. Tabel Penduduk Miskin di Jabar (Hasil Suseda 2002) No. Kabupaten/Kota Jumlah Persentase Garis Kemiskinan (Ribu) (%) (Rp/kapita/bulan) 1. Kabupaten Bogor 451,3 12,54 95.003 2. Kabupaten Sukabumi 362,2 17,03 94.107 3. Kabupaten Cianjur 368,6 18,49 98.338 4. Kabupaten Bandung 543,3 12,53 105.071 5. Kabupaten Garut 323,7 15,40 82.448 6. Kabupaten Tasikmalaya 341,1 16,21 91.403 7. Kabupaten Ciamis 265,8 16,22 103.396 8. Kabupaten Kuningan 203,3 20,36 101.711 9. Kabupaten Cirebon 388,4 19,64 89.297 10. 11. 12. 13. 14. Kabupaten Majalengka Kabupaten Sumedang Kabupaten Indramayu Kabupaten Subang Kabupaten Purwakarta 241,3 142,8 300,3 224,3 101,4 18,89 14,40 18,65 16,59 13,99 99.187 108.786 117.551 113.611 110.712

15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.

Kabupaten Karawang Kabupaten Bekasi Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok

267,4 118,1 65,4 21,7 43,7 24,2 66,5 68,5 4.938,2

14,55 6,61 7,34 8,29 3,51 9,00 3,66 5,62 13,38

110.299 108.369 118.857 101.748 115.332 97.364 96.718 140.129 112.389

Berdasarkan hasil Suseda 2002 (lihat tabel) terungkap bahwa kota dan kabupaten di Jabar yang paling banyak jumlah penduduk miskinnya yaitu Kabupaten Bandung sekitar 543 ribu jiwa. Diikuti Kabupaten Bogor 451 ribu jiwa. Sedangkan yang lebih rendah, terdapat di Kota Sukabumi 21 ribu jiwa, Kota Cirebon 24 ribu jiwa. Namun, bila dilihat dari persentase dari jumlah miskin terhadap total penduduk di daerahnya, paling tinggi terdapat di Kabupaten Kuningan yaitu 20,36%, diikuti Kabupaten Cirebon 19,64%, dan seterusnya. Adapun persentase penduduk miskinnya relatif rendah, yaitu di Kota Bandung 3,51%, Kota Bekasi 3,66%, dst. Mengingat klasifikasi miskin dari BPS adalah penduduk yang benar-benar tidak berdaya sekali, setiap ada perubahan sosial ekonomi secara tiba-tiba seperti krisis yang terjadi beberapa tahun lalu atau bencana alam, penduduk yang tidak berdaya tersebut akan langsung terhempas karena sangat rentan terhadap perubahan. Mengenai besarnya komposisi persentase penduduk miskin antara daerah pedesaan (kabupaten) dan perkotaan, secara umum persentase penduduk miskin paling banyak terdapat di pedesaan. Hal itu disebabkan oleh peluang kerja di kota yang lebih banyak kendati jenis pekerjaannya tergolong marginal, baik yang berprofesi sebagai pedagang informal, buruh bangunan, dan lain-lain. Dengan demikian, setidaknya tingkat konsumsi penduduk yang berada di perkotaan ini dapat mencapai Rp 100 ribu/kapita/bulan. Klasifikasi penduduk miskin dengan pendekatan modul konsumsi (garis kemiskinan) sekitar Rp 100 ribu/kapita/bulan yang umum ditetapkan secara nasional ini, bertujuan pula mengetahui kondisi social ekonomi penduduk pada setiap provinsi, terutama jumlah penduduk yang tergolong miskin. Dari hasil Susenas 2002 misalnya, jumlah penduduk miskin di Jabar menduduki urutan ketiga secara nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jumlah penduduk miskin di Jatim paling banyak, yakni 7,7 juta jiwa dan Jateng 7,3 juta jiwa. Namun, dari sisi presentase (perbandingan jumlah penduduk miskin dengan total penduduk daerah setempat), jumlah penduduk miskin terbanyak umumnya terdapat di luar Pulau Jawa, seperti Papua 41,80%, Maluku 34,78%, Gorontalo 32,12%, dan NTT 30,74%. Kendati Jabar menempati urutan ketiga dalam hal jumlah penduduk miskin secara nasional, persentasenya 13,38% atau masih dibawah rata-rata nasional 18,20%. Jumlah itu tidak terlepas pula karena dari sisi jumlah penduduk, Jabar masih merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Dari hasil Sensus Penduduk 2000 (SP 2000) mencapai 35,74 juta jiwa. Bahkan dari Suseda 2002, jumlah penduduk Jabar meningkat menjadi 37,29 juta jiwa,

dengan komposisi penduduk terbesar tinggal di Kabupaten Bandung sekitar 4,34 juta jiwa, kemudian Kab. Bogor (3,61 juta), dan Kota Bandung (2,21 juta) Menyinggung perbedaan data keluarga prasejahtera dari BKKBN dan penduduk miskin dari BPS, Jousairi menjelaskan data prasejahtera analisisnya lebih bersifat mikro (individual) dari unsur masyarakat terkecil yaitu rumah tangga. Sedangkan data penduduk miskin dari BPS lebih bersifat makro. Menurut Jousairi, data mikro ini lebih tepat bila dimanfaatkan untuk program yang bersifat social security (pengamanan sosial), seperti untuk program raskin, zakat, dan kartu sehat bagi orang miskin. Latihan 1 Setelah kamu membaca teks berita tersebut, jawablah pertanyaanpertanyaan berikut! 1. Apa inti informasi teks berita tersebut? 2. Jelaskan menurut pendapat kamu, dengan tujuan apa teks berita tersebut menyertakan suatu tabel? 3. Berisi informasi apa tabel dalam teks berita tersebut? 4. Jelaskan apa maksud kata-kata: Garis kemiskinan (Rp/kapita/bulan) pada kolom keempat tabel tersebut? 5. Kota/kabupaten mana menurut tabel tersebut yang palingsedikit jumlah masyarakatmiskinnya? 6. Jika dilihat dari persentasenya, masyarakat yang miskin Kabupaten Kuningan merupakan yang tertinggi. Jelaskan mengapa demikian? 7. Jelaskan dengan kalimat yang singkat, kondisi Kabupaten Indramayu dan Kota Depok menurut informasi tabel tersebut! Kunci Jawaban 1.