laporan akhir ammonium ihsan
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN
AMMONIUM
OLEH:
NAMA : AL FATHUL IHSAN A
NO.BP : 1210941006
KELOMPOK : VII (TUJUH)
HARI/ TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS/ 24 OKTOBER 2013
REKAN KERJA : 1. IQBAL MUSTOFA (1210941002)
2. AUFA RAHMATIKA (1210941003)
3. SITI HARIANI R (1210941007)
4. ANNISA MAULIDYA (1210942003)
5. YOSSY ELVITA W (1210942039)
6. NOVI YANTI (1210942041)
ASISTEN :
ALIFIA SALMI
LABORATORIUM AIR
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah mengukur konsentrasi ammonium (NH4+) yang
terdapat dalam sampel air.
1.2 Metode Percobaan
Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode spektrofotometri.
1.3 Prinsip Percobaan
NH4+ dalam suasana basa dengan pereaksi Nessler membentuk senyawa komplek
yang berwarna kuning sampai coklat. Intensitas warna yang terjadi diukur
absorbannya pada panjang gelombang 420 nm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kondisi Eksisting Wilayah Sampling
Sampel pada praktikum kali ini diambil pada sungai dibawah jembatan Mesjid Al-
Mutaqin Pasar Baru, daerah tersebut memiliki elevasi 166 m. Kordinat dari titik
sampling adalah 00055’49,8” LS dan 100025’44,6” BT. Sampling dilakukan pada
pukul 11.30 WIB menggunakan Vertical Water Sampler. Kondisi sekitar sungai
tersebut cukup kotor, dimana di dasar sungai terdapat endapan lumpur halus,
selain itu di daerah sungai juga terdapat sampah plastik warga sekitar. Sungai
tersebut dijadikan sebagai tempat pemeliharaan ikan bagi warga sekitar sungai
tersebut.
2.2 Teori
Ammonium adalah suatu ion hasil hidrolisis ammonia, dimana ammonia
merupakan hasil hidrolisis dari urea. Ammonium adalah ion NH4+ yang bersifat
tidak berwarna, berbau menyengat dan berbahaya bagi kesehatan. Ammonium
bersifat basa sebagai “substansi bergabung dengan ion hidrogen (protons)”.
Ammonium dalam larutan berada dalam kesetimbangan seperti berikut (Fitriyanti,
2010):
NH3 + H2O NH4
+ + OH-
Ammonia Ammonium
Ammonium bereaksi sebagai basa karena adanya pasangan bebas yang aktif dari
nitrogen. Nitrogen lebih bersifat elektronegatif dari hidrogen sehingga menarik
ikatan elekton pada molekul ammonia ke arahnya, dengan kata lain dengan
adanya pasangan bebas terjadi muatan negatif sekitar atom nitrogen. Kombinasi
dari negatifitas ekstra tersebut dan daya tarik pasangan bebas, menarik hidrogen
dari air (Fitriyanti, 2010).
Ammonium merupakan ion proton sari amoniak. Amoniak memiliki massa relatif
18,05. Ammonium juga merupakan nama ion umum untuk ion positif atau proton
yang menggantikan ammoniak dimana satu atom lebih hidrogen digantikan oleh
kelompok organik (Alaerts, 1984).
Ammonium di dalam sistem air permukaan dapat berasal dari berbagai sumber
dan bentuk-bentuk alami nitrogen. Sumber dominan akan bervariasi pada aliran
sungai atau sub-DAS dasar. Selain itu sumber-sumber dan kosentrasi yang sangat
dipengaruhi oleh hidrologi termasuk waktu dan volume air hujan (Syafila, 2010).
Ion ammonium memiliki bentuk yang sama dengan metana, karena ion amonium
memiliki susunan elektronik yang sama. Ion ammonium (NH4+) adalah
tetrahedral. Ion ammonium dikatakan isoelektronik. Dua spesi ( atom, molekul,
atau ion) dikatakan isoelektronik jika keduanya memiliki bilangan dan susunan
elektron yang sama (termasuk perbedaan antara pasangan ikatan dan pasangan
mandiri) (Syafila, 2010).
Metode penetapan kadar (NH4+) adalah dengan (Alaerts, 1984):
1. Metode Nessler
Kadar ammonium dapat diukur dengan menggunakan metode Nessler
kualitatif dan kuantitatif. Metode nessler kualitatif yaitu dengan cara
menggunakan reagen Nessler dan larutan garam Rochelle, Dimana warna
sampel dibandingkan dengan warna larutan standart (NH4+) atau larutan stock
ammonium. Warna sampel yang paling mendekati warna larutan stock
ammonium itulah yang paling tinggi kadar ammoniumnya. Metode Nessler
secara kuantitatif yaitu dapat digunakan dengan spektrofotometri. Metode ini
menggunakan reagen Nessler dan larutan garam Seignette.
2. Metode Rochelle
Pembuatan garam Rochelle dibuat dengan cara melarutkan 50 ml KNaTartrat
dalam 100 ml aquades.
3. Metode ion kromatografi
Metode ini menggunakan metode ion kromatografi dengan kondisi
pengukuran untuk ammonium menggunakan kolom Dionex Ion Pac CS,
sebagai eluen larutan methyl sulfonic acid 18 mM, detektor Conductivity DX
5000 pada temperatur 400C. Cara untuk mengetahui unjuk kerja metode ini
dilakukan penentuan presisi metode dengan mengukur contoh air limbah
sebanyak 6 kali pengulangan.
4. Metode phenat/indophenol
5. Metode bispyrazolone
Kelebihannya dari metode Nessler secara kuantitatif adalah hasil yang diperoleh
lebih akurat karena dilakukan dua kali pengerjaan dimana pertama dilakukan
penambahan reagen Nessler kedalam sampel dicampurkan dengan larutan garam
maka akan terbentuk warna kuning kecokelatan, dan warna inilah yang diukur
dengan spektrometer pada panjang gelombang 425 nm sehingga dapat dihitung
dengan deret standar yang telah diketahui kadarnya dan dapat dihitung secara
regresi linier. Kelemahan metode ini adalah dibutuhkan waktu yang lebih lama
karena pengerjaannya dua kali (Titiresmi, 2006).
Dampak konsentrasi ammonium terhadap manusia (Fitriyanti, 2010):
Ammonium (ppm) Gejala/Pengaruh yang Ditimbulkan
5 Kadar paling rendah yang tercium baunya
6 Mulai timbul iritasi pada mukosa mata dan saluran napas
25 Kadar maksimum yang dapat ditolerir selama 8 jam
35 Kadar maksimum yang dapat ditolerir selama 10 menit
45 Mulai menyebabkan sakit kepala, mual, hilang nafsu makan
pada manusia
Menurut Mukono (2005) bahwa efek ammonium (NH4+) terhadap kesehatan dan
lingkungan adalah mengganggu pernapasan, iritasi selaput lendir hidung dan
tenggorokan. Apabila ammonium memiliki konsentrasi 5000 ppm dapat
menyebabkan ederma laryng, paru, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian,
iritasi mata (mata merah, pedih, dan berair) dan bisa menyebabkan kebutaan total,
iritasi kulit dapat menyebabkan terjadinya luka bakar (frostbite), bersifat
teratogenik pada paparan yang menahun (Annisa, 2012).
Senyawa nitrogen merupakan senyawa yang sangat penting kehidupan, karena
nitrogen merupakan salah satu nutrien utama yang berperan dalam pertumbuhan
organisme hidup. Senyawa ini juga merupakan komponen dasar protein yang
keberadaannya diperairan digunakan oleh produsen untuk memproduksi sel oleh
hewan dan tumbuh-tumbuhan (Titiresmi, 2006).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. Labu ukur 100 ml;
2. Labu ukur 50 ml;
3. Labu ukur 25 ml;
4. Beker glass 50 ;
5. Pipet hisap 10 ml;
6. Bola hisap;
7. Kuvet spektro;
8. Labu semprot;
9. Pipet tetes;
10. Rak tabung reaksi;
11. Spektrofotometer.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Garam Seignette;
2. Pereaksi Nessler;
3. Larutan stock standar NH4 1000 ppm;
4. Aquadest;
5. Sampel air
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Larutan Standar
Cara kerja yang dilakukan untuk larutan standar yaitu:
1. Dibuat larutan standar NH4 0,00; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 ppm, dengan cara
melakukan pengenceran dari larutan standar NH4 1000 ppm
2. Diambil 25 ml dari masing-masing standar tersebut di atas, kemudian
dikerjakan sama seperti contoh air. Kemudian di buat kurva kalibrasi antara
absorban vs konsentrasi (ppm). Tentukan slope (ppm/unit Absorban).
3.3.2 Sampel
Cara kerja yang dilakukan untuk larutan sampel yaitu:
1. 25 ml contoh air yang jernih (kalau keruh harus disaring);
2. Ditambahkan 1-2 tetes pereaksi garam Seignette;
3. Ditambahkan 0,5 ml pereaksi Nessler;
4. Dikocok dan biarkan 10 menit;
3. Warna kuning yang terjadi diukur intensitasnya dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 420 mm.
3.4 Rumus
1. Rumus Pengenceran :
V1M1 = V2M2
2. Rumus Regresi Linear kurva:
y = a + bx
Keterangan:
y = Nilai Absorban
x = Konsentrasi Larutan (ppm)
a =
(Σyi ) (Σxi2)−(Σxi ) (Σxi y i )
nΣxi2−(Σx i )2
b =
nΣxi yi−(Σxi ) (Σy i )nΣx
i2−(Σxi )2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Larutan Standar
Tabel 4.1 Larutan Standar
Konsentrasi (mg/L) Absorban
0,0 0,000
0,5 0,198
1,0 0,208
1,5 0,505
2,0 0,629
2,5 0,889
Sampel
Tabel 4.2 Sampel
Konsentrasi (mg/L) Absorban
0,6 0,065
4.2 Perhitungan
A. Pengenceran Larutan Standar
Diket : Konsentrasi larutan induk 1000 ppm (M1)
Ditanya : Volume larutan induk (V1) jika konsentrasi larutan standar (M2)
100 ppm ke dalam labu 100 mL (V2) dan 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4
ppm, dan 5 ppm ke dalam labu 50 mL (V2)
Jawab : Rumus Pengenceran M1. V1 = M2. V2
a. Pengenceran 1000 ppm ke 100 ppm (M2 = 100 ppm)
M1. V1 = M2. V2
1000 ppm.V1 = 100 ppm . 100 mL
V1 = 10 mL
b. Pengenceran 100 ppm ke 1 ppm (M2 = 1 ppm)
M1. V1 = M2. V2
100 ppm.V1= 1 ppm . 50 mL
V1 = 0,5 mL
c. Pengenceran 100 ppm ke 2 ppm (M2 = 2 ppm)
M1. V1 = M2. V2
100 ppm.V1 = 2 ppm . 50 mL
V1 = 1 mL
d. Pengenceran 100 ppm ke 3 ppm (M2 = 3 ppm)
M1. V1 = M2. V2
100 ppm.V1= 3 ppm. 50 mL
V1 = 1,5 mL
e. Pengenceran 100 ppm ke 4 ppm (M2 = 4 ppm)
M1. V1 = M2. V2
100 ppm. V1 = 4 ppm. 50 mL
V1 = 2 mL
f. Pengenceran 100 ppm ke 5 ppm (M2 = 5 ppm)
M1. V1 = M2. V2
100 ppm .V1 = 5 ppm . 50 mL
V1 = 2,5 ml
Tabel 4.1 Absorban Larutan Standar
Konsentrasi (xi) (ppm) Absorban (yi) xi.yi xi2
0,0 0,000 0,000 0,00
0,5 0,198 0,099 0,25
1,0 0,208 0,208 1,00
1,5 0,505 0,757 2,25
2,0 0,629 1,258 4,00
2,5 0,889 2,222 6,25
Σ = 7,5 Σ = 2,429 Σ =4,544 Σ = 13,75
Rumus Regresi Linear kurva
y = a + bx
Keterangan :
y = Nilai Absorban
x = Konsentrasi Larutan (ppm)
a =
(Σyi ) (Σxi2)−(Σxi ) (Σxi y i )
nΣxi2−(Σx i )2
b =
nΣxi yi−(Σxi ) (Σy i )nΣx
i2−(Σxi )2
Masukkan nilai x dan y ke dalam persamaan agar didapat nilai a dan b
a =
(Σyi ) (Σxi2)−(Σxi ) (Σxi y i )
nΣxi2−(Σx i )2
=
(2 ,492 ) (13 ,75 )− (7,5 ) ( 4 ,544 )6(13 ,75)−7,52
= 34,265- 34,08 26,25
= 0,0068
b =
nΣxi yi−(Σxi ) (Σy i )nΣx
i2−(Σxi )2
=
6(4 , 544 )−(7,5 )(2 ,429)6 (13 ,75 )−7,52
=27,264-18,217526,25
= 0,34
Persamaan regresi linearnya:
y = a + bx
y = 0,0068 + 0,34x
Grafik
0 0.5 1 1.5 2 2.5 30
0.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
f(x) = 0.344857142857143 x − 0.0262380952380953R² = 0.963319616820462
Grafik Hubungan Absorban dengan Konsentrasi
grafik hubungan absorban dengan kosentrasiLinear (grafik hubungan absorban dengan kosen-trasi)
Konsentrasi
Abso
rban
B. Konsentrasi Sampel
Dari kurva kalibrasi yang telah dibuat, didapatkan persamaan y = 0.0068 + 0.34x
Maka dapat dihitung konsentrasi untuk sampel, yaitu :
y = 0.0068 + 0.34x
0,065 = 0.0068 + 0.34x
-0.34x = 0.0068 – 0,065
-0.34x = -0.0582
x = 0,171 ppm (mg/L)
4.3 Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi ammonium dalam
suatu badan air, dimana sampel yang diteliti kali ini berasal dari sungai dibawah
jembatan Mesjid Al-Mutaqin daerah Pasar Baru. Sampel tersebut diambil pada
siang hari pukul 11.30 WIB. Elevasi dari daerah diambilnya sampel tersebut
adalah 166 m. Keadaan eksisting sungai tersebut terlihat kotor, dimana terdapat
endapan lumpur halus didasarnya, selain itu banyak terdapat sampah di sungai
tersebut. Dilihat dari kondisi sekitarnya sungai tersebut merupakan tempat
buangan air kotor yang berasal dari mesjid tersebut, selain itu sungai tersebut juga
digunakan untuk pemeliharaan ikan.
Praktikum ini menggunakan metode spektrofotometri, dimana alat yang
digunakan yaitu spektrofotometer untuk menentukan nilai dari absorban sampel
dan larutan yang digunakan sebagai pembanding terhadap sampel tersebut.
Larutan pembanding dibuat menggunakan larutan NH4 1000 ppm yang diencerkan
menjadi 100 ppm menggunakan aquadest, kemudian larutan tersebut dibagi
berdasarkan variasi konsentrasinya. Selanjutnya kedalam larutan tersebut
ditambahkan garam seignette sebanyak 1 tetes dan pereaksi nessler sebanyak 0.5
ml. Hasilnya, larutan pembanding tersebut berubah warna dari rentang kuning
hingga coklat. Selanjutnya sampel yang telah ada juga ditambahkan garam
seignette sebanyak 1 tetes dan pereaksi nessler sebanyak 0.5 ml. Hasilnya, sampel
tersebut berubah warna menjadi putih kekuningan, selanjutnya warna yang
dihasilkan sampel oleh sampel dibandingkan dengan warna pada larutan
pemanding tadi. Kemudian barulah larutan pembanding dan sampel tersebut
diukur absorbannya menggunakan spektrofotometer.
Setelah dilakukan percobaan, maka didapatlah nilai dari absorban larutan standar
dengan variasi kosentrasi tadi, dimana hasil dari pengukuran tersebut dapat dilihat
dari table 4.1, kemudian untuk nilai konsentrasi dari sampel didapat menggunakan
rumus pengenceran dan rumus regresi linear, maka didapatlah nilai konsentrasi
seperti yang terlihat pada table 4.2
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran baku mutu untuk ammonium adalah
0.5 mg/L (ppm). Sedangkan kosentrasi yang didapat dari hasil percobaan yaitu
0,171 mg/L (ppm), ini berarti bahwa kandungan ammonium dalam sampel
tersebut berada di bawah baku mutu yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil dari percobaan, kandungan ammonium dari sampel tersebut jika
dilihat dari kondisi eksisting sungai yang dijadikan sebagai tempat sampling
berasal dari air kotor yang berasal dari toilet mesjid yang terletak diatas sungai
tersebut, dimana pipa pembuangan air kotor toilet mesjid tersebut langsung
dialirkan ke dalam badan sungai.
Dampak yang ditimbulkan dari kondungan ammonium yang terdapat dalam badan
air terhadap kesehatan manusia yaitu mengganggu saluran pernapasan, iritasi
terhadap selaput lendir hidung dan telinga, iritasi kulit serta iritasi mata.
Pengolahan yang dapat dilakukan terhadap badan sungai yang memiliki
kandungan ammonium tinggi yaitu nitrifikasi. Nitrifikasi merupakan proses
dengan dua tahap reaksi taitu oksidasi ammonia menjadi nitrit dan kemudian
menjadi nitrat dengan bantuan bakteri. Selain itu pengolahan yang dapat
dilakukan adalah denitrifikasi, ion exchange dan scrubber.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah praktikan melakukan percobaan dan menghitung hasilnya, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Absorban sampel diperoleh sebesar 0,065;
2. Konsentrasi atau kadar ammonium untuk sampel diperoleh sebesar 0,171 ppm.
Artinya sampel tersebut tidak melewati ambang batas baku mutu Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu 0,5 ppm.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan praktikum amonium
adalah:
1. Memahami objek praktikum dan materi yang berkaitan dengan objek tersebut;
2. Mempersiapkan segala sesuatunya yang behubungan dengan praktikum
sebelum praktikum dimulai;
3. Bertanya kepada asisten bila belum mengerti;
4. Mengetahui setiap prosedur kerja praktikum yang tercantum pada modul;
5. Teliti dan cermat saat melakukan pengenceran larutan standar dan
spektofotometri;
6. Berhati – hati dalam menggunakan peralatan praktikum;
7. Berhati-hati dalam menggunakan bahan atau zat kimia dalam laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerst,G dan Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Fitriyanti, Ika. 2010. Degradasi Ammonium (NH4+) dengan Fotokatalis LiO2
Berdasarkan Waktu Penyinaran. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Syafilia, Mindriany. 2010. Kimia Lingkungan I. Bandung: ITB.
Titiresmi dan Nida Sopiah. 2006. Teknologi Biofilter Untuk Pengolahan Limbah
Ammonia. Jakarta: Balai Teknologi Lingkungan-BPPT
Annisa. 2012. Ammonium. http://annisa0112063.blogspot.com. Tanggal akses :23 Oktober 2013.
DOKUMENTASI
Hari/ tanggal : Rabu/ 23 Oktober 2013
Waktu : 11.30 WIB
Lokasi : Sungai di bawah jembatan Mesjid Al-Muttaqin Pasar Baru
Elevasi : 166 meter
Kordinat : 00055’49,8’’ LS
100025’44,6’’ BT
Gambar 1. Kondisi Eksisting Gambar 2. Kondisi Eksisting
Wilayah Sampling Wilayah Sampling
Gambar 3. Pengambilan Sampel Gambar 4. Pengambilan Samp