mengorganisasikan presentasi

5
POLA ORGANISASI Organisasi Formal Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perusahaan, sekolah dan negara Organisasi Informal Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-orang yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : RT dan arisan Bagian-bagian organisasi formal : Organisasi Lini Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi- institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah. Organisasi Staf

Upload: university-of-andalas

Post on 29-Nov-2014

699 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Mengorganisasikan presentasi

POLA ORGANISASI

Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang yang mengikatkan diri dengan suatu

tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh :

Perusahaan, sekolah dan negara

Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari orang-orang yang telibat pada suatu aktifitas

serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : RT dan arisan

Bagian-bagian organisasi formal :

Organisasi Lini

Dalam jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas

antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan dimana

semua kekuasaan di tangan pimpinan. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan kegiatan yang

utama adalah wewenang dan perintah. Memang bentuk organisasi semacam ini, khususnya

didalam institusi-institusi yang kecil sangat efektif karena keputusan-keputusan cepat

diambil dan pelaksanaan keputusan juga cepat. Kelemahannya jenis organisasi semacam ini

kurang manusiawi, lebih-lebih para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai

robot yang senantiasa siap melaksanakan perintah.

Organisasi Staf

Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksana.

Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf berperan sebagai

pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena makin kompleksnya

masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak dapat lagi menyelesaikan

semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya para ahli) yang dapat memberikan

masukan pemikiran-pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun

organisasi ini lebih baik dari yang pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik

namun kadang-kadang keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama

karena melalui perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.

Page 2: Mengorganisasikan presentasi

Organisasi Lini dan Staf

Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line

dan staf). Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan

wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga

pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab

atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan

yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan

tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf.

Dalam kehidupan sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya)

akan melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan organisasi

baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan ini relatif cenderung

permanen, lebih-lebih struktur organisasi departemen. Disamping itu unit-unit kerja

tersebut dijabarkan kedalam unit-unit yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja

yang lebih kecil ini mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat,

bidang, seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang

tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan rencana rutin

cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi baru.

Pola Organisasi

Bila pimpinan tidak tegas dan memiliki kejelasan visi misi, maka organisasi bisa

terjebak ke dalam salah satu atau bahkan beberapa pola organisasi, yaitu :

1. Organisasi maniak, menunjukkan kegilaan yang luar biasa tentang sukses yang

telahdicapainya melalui kreativitas dan inovasi produk/jasa di masa lalu. Sukses

tersebutmembuat pemimpin tergila-gila pada kreativitas dan inovasi produk/jasa,

sehingga produk/jasa baru merupakan tujuan bisnisnya, dan lupa akan pasarnya.

2. Organisasi dramatic, Mirip dengan organisasi maniak, organisasi dramatik

terbawaoleh pembawaan eksekutif yang bermental dan berpembawaan dramatik.

Pembawaantersebut merupakan menifestasi dari rasa haus akan perhatian umum,

gila kesibukan,demam resiko yang tidak tanggung-tanggung.

3. Organisasi depresif, organisasi seperti ini diibaratkan balok kayu yang hanyutterbawa

arus. Organisasi tidak siap menghadapi perubahandan hanya ikut arus akan apayang

terjadi di lingkungan luarnya. Terjadi dampak besar, yang antara lain ditandai

Page 3: Mengorganisasikan presentasi

olehdepresi pada karyaswannya, iklim kerja seakan-akan mati, karyawan dilanda

rasa apatis,lesu darah. Organisasi tidak akan peduli apa yang akan terjadi di masa

depan dan bahwanmelupakan komitmen masa lalunya.

4. Organisasi skisofrenik, Organisasi yang mengidap penyakit ini tidak memiliki

pegangan apa-apa, bagaikan mulut raksasa yang siap melumat karyawannya.

Kehidupanorganisasi tidak menentu, sehingga karyawan tidak tahu akan apa yang

terjadi.

5. Organisasi paranoid, Ini terjadi karena eksekutifnya mempunyai pandangan dan

pendirian bahwa orang-orang lain tidak dapat dipercaya dan harus diwaspadai,

dicurigai.Asumsi yang melekat dalam organisasi adalah setiap orang mempunyai niat

jahat dansedang merencanakan penjegalan. Kemajuan dan kreativitas bawahan

dianggap sebagaiancaman jabatan dan kedudukannya dalam organisasi. Akibatnya

hunbungan antara individu dalam organisasi dilandasi saling curiga, sehingga

menimbulkan suasana kerjayang tidak tenang.

6. Organisasi neurotic, Organisasi ini ditandai oleh kepemimpinan eksekutif

yangsenantiasa ditandai dengan rasa takut. Eksekutif takut akan kemampuan dirinya

danmenyangsikan kemampuannya untuk mencapai kesusksesan. Konsekwensinya

iamenghindari resiko dan perubahan.

7. Organisai kompulsif-obsesif, yaitu organisasi yang tersu menerus menunjukkan pola

perilaku yang tidak masuk akal, membahayakan kesehatan sendiri dan

perbuatannyahanya terfokus pada satu hal saja, misalnya mengorbankan apapun

demi kesempuarnaansuatu aktivitas. Pemimpin puncak organisasi cenderung

mengawasi, mengontrol, danmengendalikan dan bila perlu mencurigai bawahannya

secara rinci. Akibatnya, terjadisentralisasi atas segala macam keputusan organisasi.

8. Organisasi mabuk, mengacu pada organisasi yang berpola perilaku

tanpamenggunakan perhitungan dan akal sehat, karena eksekutif puncaknya

kecanduan suatuhal. Dalam organisasi mabuk, pemimpin tidak akan pernah

menyadari atau menerimarealitas yang mengidap organisasinya.

9. Organisasi stress pasca traumatik, adalah organisasi yang mengalami

gangguanemosional karena tergoncang oleh pengalaman dahsyat, misalnya

pencaplokan olehkonglomerat lain, kehilangan kontrak kerja sama dengan

perusahaan penting, kehilangan pelopor/pendiri organisasi