mengenal lontar (borassus sp) dan pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... ·...

9
1 Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannya Oleh : Eliya Suita Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX. 105 Bogor, Tlp. 0251-8327768 Email : [email protected] PENDAHULUAN Lontar merupakan tanaman yang hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan mulai dari akar sampai daun, sebagai bahan pangan, bangunan, perabot rumah tangga serta barang kesenian dan budaya. Selain itu, lontar mempunyai daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan kering. Potensi nyata ini merupakan keuntungan komparatif lontar dibandingkan tumbuhan lain (Tambunan, 2010). Rismawati dan Nasrullah (2012), menyebutkan bahwa daun lontar dapat dianyam untuk menghasilkan berbagai kerajinan tangan. Tangkai daun (leaf stalk) yang panjangnya 140-200 cm ternyata dapat digunakan sebagai pengganti rotan sedangkan getah dari pelepah daun lontar sebagai perekat dan serabutnya dibuat sikat. Nira lontar dapat digunakan untuk pembuatan gula lontar, gula lempeng, gula semut, laru sopi dan kecap cuka. Nira juga dapat digunakan sebagai ransum makanan ternak. Nira lontar masih dapat dikembangkan untuk menghasilkan produk bernilai tinggi seperti etanol dan hasil fermentasi dari nira lontar dapat dibuat nata de nira. Buah lontar yang dimakan adalah bijinya yang bertekstur seperti gelatin dengan rasa cairan seperti kelapa sehingga dapat digunakan sebagai bahan minuman. Pemanfaatan lebih lanjut dapat diolah untuk manisan, buah kaleng, kue dan selai. Batang lontar kuat dan lurus sehingga dimanfaatkan untuk bahan bangunan dan jembatan. A. Penyebaran Lontar Pohon lontar di Indonesia, tumbuh subur di bagian timur pulau jawa, Madura, Bali, NTB, NTT dan Sulawesi (Heyne, 1987). Dan menurut (Tambunan, 2010), lontar dijumpai pada wilayah pantai di daerah yang beriklim kering, misalnya di Jawa Tengah

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

30 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

1

Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannya

Oleh :

Eliya Suita

Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan

Jl. Pakuan Ciheuleut PO BOX. 105 Bogor, Tlp. 0251-8327768

Email : [email protected]

PENDAHULUAN

Lontar merupakan tanaman yang hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan

mulai dari akar sampai daun, sebagai bahan pangan, bangunan, perabot rumah tangga

serta barang kesenian dan budaya. Selain itu, lontar mempunyai daya adaptasi tinggi

terhadap lingkungan kering. Potensi nyata ini merupakan keuntungan komparatif lontar

dibandingkan tumbuhan lain (Tambunan, 2010). Rismawati dan Nasrullah (2012),

menyebutkan bahwa daun lontar dapat dianyam untuk menghasilkan berbagai kerajinan

tangan. Tangkai daun (leaf stalk) yang panjangnya 140-200 cm ternyata dapat

digunakan sebagai pengganti rotan sedangkan getah dari pelepah daun lontar sebagai

perekat dan serabutnya dibuat sikat. Nira lontar dapat digunakan untuk pembuatan gula

lontar, gula lempeng, gula semut, laru sopi dan kecap cuka. Nira juga dapat digunakan

sebagai ransum makanan ternak. Nira lontar masih dapat dikembangkan untuk

menghasilkan produk bernilai tinggi seperti etanol dan hasil fermentasi dari nira lontar

dapat dibuat nata de nira. Buah lontar yang dimakan adalah bijinya yang bertekstur

seperti gelatin dengan rasa cairan seperti kelapa sehingga dapat digunakan sebagai

bahan minuman. Pemanfaatan lebih lanjut dapat diolah untuk manisan, buah kaleng,

kue dan selai. Batang lontar kuat dan lurus sehingga dimanfaatkan untuk bahan

bangunan dan jembatan.

A. Penyebaran Lontar

Pohon lontar di Indonesia, tumbuh subur di bagian timur pulau jawa, Madura, Bali,

NTB, NTT dan Sulawesi (Heyne, 1987). Dan menurut (Tambunan, 2010), lontar

dijumpai pada wilayah pantai di daerah yang beriklim kering, misalnya di Jawa Tengah

Page 2: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

2

(Brebes, Pekalongan, dan Semarang), Jawa Timur (Tuban, Gresik, dan Lamongan),

Madura, Bali (Karangasem dan Buleleng), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Sulawesi Selatan, dan Maluku bagian Tenggara. Terbanyak dijumpai di Nusa Tenggara

Timur dan Sulawesi Selatan, dari seluruh daerah penyebaran lontar. Di Nusa Tenggara

Timur, tumbuhan lontar dapat dijumpai di pesisir Utara sampai Selatan pulau Flores

maupun pulau Timor, pantai Timur dan Selatan pulau Sumba dan pada pulau-pulau

kecil. Di Kabupaten Kupang Konsentrasi lontar yang terluas (pulau Timor bagian Barat,

pulau Rote, dan pulau Sabu), Kabupaten Sumba Timur (Kecamatan Rindi Umalulu dan

Kecamatan Pahungalodu), Kabupaten Timor Tengah Selatan, Belu (Selatan dan Utara),

dan Flores Timur.

Gambar 1. Tegakan Lontar di Tuban Gambar 2. Tegakan lontar di Kupang

B. Perkembangan buah

Perkembangan buah lontar dimulai dari munculnya bunga (Gambar 3.), kemudian

berkembang menjadi bakal buah dan buah muda (Gambar 4.).

Buah lontar muda dapat dimakan yaitu bagian bijinya yang bertekstur seperti gelatin

dengan rasa cairan seperti kelapa sehingga dapat digunakan sebagai bahan minuman

(Gambar 7.). Buah masak ditandai dengan warna buah ungu tua kecoklatan/kehitaman

(Gambar 8.). Selain warna, buah tua dicirikan dengan adanya retak pada kulit buahnya.

Page 3: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

3

Gambar 3. Bunga Gambar 4. Bakal buah dan buah muda

Gambar 5. Buah muda

Gambar 6. Penampang buah muda

Gambar 7. Benih muda Gambar 8. buah tua

C. Panen Buah

Pembuahan lontar terjadi hampir sepanjang tahun. Namun pembuahan terbanyak terjadi

pada musim kemarau (Juni-September), makin panjang musim kemarau semakin

banyak buah yang dihasilkan. Buah lontar dapat diunduh dengan cara memanjat pohon

(Gambar 9.) atau mengumpulkan buah yang jatuh dengan sendirinya dari lantai hutan

(Gambar 11.). Selain warna, buah tua dicirikan dengan adanya retak pada kulit buahnya.

Buah yang digunakan sebagai bahan pertanaman (benih) harus matang dan sehat yang

ditandai warna buah ungu tua kecoklatan, diameter buah ± 20 cm dan tidak terserang

hama dan penyakit.

Gambar 9. Pemanjatan pohon

Gambar 10. Pemetikan buah Gambar 11. Buah jatohan

Page 4: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

4

D. Ekstraksi Buah

Buah lontar hasil pengumpulan yang sudah mencapai masak fisiologi, biasanya tidak

langsung diekstraksi, tapi dibiarkan hingga melunak dan membentuk serabut yang lama

kelamaan akan melapuk (Gambar 13). Benih berserabut dilepaskan dari buah dengan

cara manual (Gambar 12.), sebagian serabut benih dibuang untuk memudahkan

perkecambahan. Biasanya pengambilan buah tua yang jatuh dibiarkan membusuk

hingga kulit buah berubah menjadi serabut dan biji terpisah.

Gambar 12. Ekstraksi/pemisahan benih dari kulit buah

Gambar 13. Buah tua yang sudah lunak daging buahnya

E. Penaburan

Benih bisa disemaikan pada media serbuk sabut kelapa di bedeng tabur (Gambar 14.)

dengan dibenamkan pada kedalaman 1 – 2 cm dari media. Penggunaan media serbuk

sabut kelapa supaya waktu penyapihan mudah dan tidak menimbulkan kerusakan pada

akarnya. Bisa juga menggunakan polybag dengan media tanah (Gambar 15.).

Pemeliharaan berupa penyiraman dilakukan setiap hari.

Gambar 14. Bedeng tabur Gambar 15. Media polybag

Page 5: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

5

F. Fase Perkecambahan/pertumbuhan apokol

Perkecambahan lontar berbeda dengan tanaman lain pada umumnya, bahkan juga

berbeda dengan kebanyakan tanaman dari keluarga yang sama, yaitu Palmae

(Mahayasa. 2008). Pengamatan awal ditemukan bahwa benih lontar akan tumbuh

mengeluarkan organ (apokol), selanjutnya apokol terus tumbuh memanjang lalu

membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar

tunggang mulai terbentuk diikuti akar serabut. Berdasarkan bentuk morfologi

perkecambahan, tipe perkecambahannya tergolong hypogeal, yaitu munculnya radikel

diikuti dengan pemanjangan plúmula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan

tanah sedangkan kotiledon tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah

(Sutopo. 2002).

Biji lontar yang tumbuh akan mengeluarkan suatu tonjolan yang disebut apokol

(apocollon) (Koovor. 1983 dalam Mahayasa, 2008). Apokol mulai muncul pada minggu

ke 2 (Gambar 16.) dan terus memanjang sampai pada minggu ke 14 (Gambar 17.),

menurut Mahayasa (2008), dari hasil pengamatan di lapangan, rata-rata panjang apokol

dapat mencapai 30 cm sampai 60 cm, sedang panjang akar dapat mencapai 1 meter

hingga 2 meter lebih. Pada saat minggu ke 7-14 ini lah terjadi pembesaran diameter

pangkal maksimal sedangkan diameter ujung mengecil (Gambar 18.) dan pada saat

itulah mulai terjadi pembelahan pada kulit apokol dan mulai muncul bakal batang dan

kemudian muncul daun ke permukaan tanah. Terjadinya penyusutan diameter pangkal

apokol diduga karena cadangan makanan pada endosperm semakin berkurang dan akan

digantikan fungsinya oleh ujung apokol yang semakin membesar dan munculnya akar.

Mahayasa (2008), mengatakan bahwa di lapangan biji diperkirakan akan mulai tumbuh

memerlukan waktu yang agak lama, berkisar 3-4 bulan dan persentase biji yang dapat

berkecambah sangat kecil.

Fase-fase perkecambahan, adalah sebagai berikut :

Gambar 16. Fase mulai muncul apokol

Gambar 17. Fase perpanjangan apokol

Gambar 18. Fase tumbuh akar tunggang dan serabut

Page 6: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

6

Gambar 19. Fase mulai terbuka kulit apokol dan terlihat bakal batang

Gambar 20. Fase mulai muncul bakal batang dan daun

Gambar 21. Fase mulai muncul daun pertama

Penekanan dari hasil penelitian ini adalah semua fase pertumbuhan terjadi pada ke

dalaman 40 – 60 cm di bawah permukaan tanah serta membutuhkan waktu relatif lama.

Menurut Ethelbert, 1978 dalam Mahayasa, 2008, menyebutkan bahwa apokol tersebut

dapat tumbuh hingga kedalaman 90 sampai 125 cm ke dalam tanah sebelum tumbuh

daun.

G. Permasalahan pembibitan

Benih lontar yang langsung dikecambahkan di polybag dan di letakkan langsung di atas

tanah akan sulit untuk dipindahkan karena perkecambahan apokolnya akan menembus

tanah sehingga akar tunggangnya sudah mengakar di dalam tanah dan ada juga yang

daun nya muncul di samping polybag (Gambar 22), sesuai dengan penelitian Mahayasa

(2008) yang mengatakan tanaman lontar sulit untuk dipindahkan, baik yang sudah besar

maupun yang baru berkecambah ( berdaun satu) Sedangkan kalau di polybag di

tempatkan di atas rak, apokolnya akan menembus polybag tetapi akar tunggang tidak

berkembang (Gambar 23), jadi sebaiknya menggunakan plastik yang besar untuk

pembibitan langsung (Gambar 24.)

Page 7: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

7

Gambar 22. Bakal daun yang muncul di samping polybag

Gambar 23. Apokol menembus polybag

Gambar 24. Pembibitan lontar

H. Penyapihan

Hasil penelitian merekomendasikan bahwa pada fase akar tunggang mulai terbentuk

diikuti akar serabut atau mulai minggu ke-7 apokol sudah dapat disapih di polybag

sehingga mempermudah dan mempercepat pengadaan bibit lontar (Suita dan Zanzibar,

2016).

Page 8: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

8

Gambar 25. Pembibitan

PENUTUP

Secara alami biji lontar diperkirakan memerlukan waktu yang agak lama untuk tumbuh,

diperkirakan memerlukan waktu lebih kurang 3-4 bulan. Untuk menghasilkan bibit

lebih cepat maka diperlukan pembibitan. Sebelum pembibitan diperlukan

perkecambahan benih dengan fase-fase perkecambahan, sebagai berikut : fase mulai

muncul apokol, fase perpanjangan dan pembesaran ujung apokol, fase tumbuh akar

tunggang dan serabut, fase mulai terbuka kulit apokol dan terlihat bakal batang dan fase

tumbuh daun. Penumbuhan apokol pada media serbuk sabut kelapa dan disiram air

setiap hari sebelum dibibitkan dapat dijadikan standar kegiatan pengadaan bibit lontar.

DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K. 1987. Tumbuhan berguna Indonesia, Jilid II. Badan Litbang Kehutanan.

Jakarta.

Mahayasa, INW. 2008. Pola Perkecambahan Tanaman Lontar (Borassus sundaicus

Becc) Secara Alami di Kupang, NTT. Agrivita, Volume 30, No.2.

Terakreditasi SK No.55/DIKTI/Kep/2005

Sutopo L. 2002. Teknologi Benih. Fakultas Pertanian UNBRAW.

Suita, E dan M. Zanzibar. 2016. Perkecambahan lontar. Prosiding Seminar Nasional

Perhutanan Sosial. Lambung Mangkurat University Press.

Tambunan, P. 2010 . Potensi Dan Kebijakan Pengembangan Lontar Untuk Menambah

Pendapatan Penduduk. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan,Vol. 7 No. 1, P : 27

- 45

Page 9: Mengenal LONTAR (Borassus sp) dan Pembibitannyabenih-bogor.litbang.menlhk.go.id/assets/files/... · membesar pada ujung. Pada saat apokol mencapai panjang rata-rata 45 cm, akar tunggang

9

Rismawati dan Nasrullah. 2012. Borassus flabellifer L.. Informasi singkat benih. Balai

Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi