menetapkan kadar larutan h2o2 secara permanganometri.docx

6
MENETAPKAN KADAR LARUTAN H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI ( DUA-DUANYA OKSIDATOR ) I. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Mencari kadar larutan H 2 O 2 dengan menggunakan larutan KMnO 4 0,1000 N 2. Tujuan Menetapkan kadar larutan H 2 O 2 secara permanganometri dengan menggunakan larutan KMnO 4 0,1000 N dan menghitung kadarnya dalam g/l tanpa menggunakan indikator karena KMnO 4 dan H 2 O 2 bersifat oksidator. II. TEORI DASAR Penetapan titar larutan H 2 O 2 dan kadarnya dapat dilakukan dengan cara titrimetri. Titrimetri adalah cara analisa jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan pereaksi yang mempunyai kepekatan tertentu yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya. Dalam percobaan ini metode penitaran yang digunakan adalah titrasi oksidimetri yaitu dengan cara permanganometri. Dalam titrasi permanganometri digunakan larutan penitar KMnO 4 (Kalium permanganat) yang merupakan suatu oksidator. Titrasi dengan larutan KMnO 4 umumnya dititrasi dengan larutan yang tidak berwarna karena KMnO 4 sudah berwarna violet dan biasanya digunakan pada kain denim.

Upload: mudzofar-sofyan

Post on 27-Oct-2015

1.560 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENETAPKAN KADAR LARUTAN H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI.docx

MENETAPKAN KADAR LARUTAN H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI ( DUA-DUANYA OKSIDATOR )

I.      MAKSUD DAN TUJUAN

1.      Maksud

Mencari kadar larutan H2O2 dengan menggunakan larutan KMnO4 0,1000 N

2.      Tujuan

Menetapkan kadar larutan H2O2 secara permanganometri dengan menggunakan larutan KMnO4

0,1000 N dan menghitung kadarnya dalam g/l tanpa menggunakan indikator karena KMnO4 dan

H2O2 bersifat oksidator.

II.      TEORI DASAR

Penetapan titar larutan H2O2 dan kadarnya dapat dilakukan dengan cara titrimetri. Titrimetri

adalah cara analisa jumlah berdasarkan pengukuran volume larutan pereaksi yang mempunyai

kepekatan tertentu yang direaksikan dengan larutan contoh yang sedang ditetapkan kadarnya.

Dalam percobaan ini metode penitaran yang digunakan adalah titrasi oksidimetri yaitu dengan

cara permanganometri. Dalam titrasi permanganometri digunakan larutan penitar KMnO4

(Kalium permanganat) yang merupakan suatu oksidator. Titrasi dengan larutan KMnO4

umumnya dititrasi dengan larutan yang tidak berwarna karena KMnO4 sudah berwarna violet dan

biasanya digunakan pada kain denim.

Syarat-syarat berlangsungnya titrasi cara permanganometri adalah :

  Harus dalam suasana asam kuat karena pH yang yang harus dicapai   adalah sampai pH 4.

  Suhu antara 40-70 ˚C atau maksimal  70 ˚C. Apabila suhu dibawah  40 ˚C maka reaksi akan

berjalan lambat.

Ada dua lingkungan pH yang dapat mempengaruhi daya oksidasi larutan KMnO4 sehingga

daya oksidasi tersebut berbeda kekuatannya.

Dalam suasana asam reaksinya sebagai berikut :

2KMnO4 + 3H2SO4         K2SO4 + 2MnSO4 + 3H2O + 5O

Sedangkan dalam lingkungan netral atau basa reaksinya sebagai berikut :

2KMnO4 + H2O         2MnO2 + KOH + 3O

Page 2: MENETAPKAN KADAR LARUTAN H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI.docx

Jadi menurut reaksi diatas oksidasi paling kuat terjadi dalam lingkungan asam. Larutan

yang digunakan sebagai pengasam biasanya adalah larutan H2SO4 4N karena H2SO4 bersifat asam

kuat. Dalam titrasi KMnO4 ini tidak diperlukan oksidator lagi karena KMnO4 sendiri sudah

berwarna sehingga titik akhir ditunjukkan oleh warna KMnO4 yaitu merah jambu. Dalam

perhitungan hasil analisis titrimetri ada yang disebut dengan bobot setara atau bobot ekivalen

( BE ) yaitu jumlah gram zat tersebut secara kimia setara dengan 1 gram atom / ion hidrogen.

Larutan H2O2 (Hidrogen peroksida) encer 3% dalam tekstil biasanya digunakan dalam

proses bleaching atau pemutihan. Larutan H2O2 mudah menguap karena bersifat oksidator

sehingga dalam titrasi pun tidak perlu dipanaskan karena H2O2 bersifat oksidator.

III.      REAKSI

2KMnO4 + 5H2O2  + 3H2SO4           K2SO4 + MnSO4 + 8H2O + 5O2

2H2O2         2H2O + O

1H2O2         O

Jadi BE H2O2 = BM/2

IV.      ALAT DAN PEREAKSI

1.   Alat yang digunakan :

  Buret 50 ml

  Erlenmeyer 250 ml

  Pipet volume 10 ml dan 25 ml

  Gelas ukur 100 ml

  Corong

  Labu ukur 100 ml

Pereaksi yang digunakan :

  Larutan KMnO4 0,1000 N ( diketahui titarnya )

  Larutan H2O2 encer ( + 3 % )

  Larutan H2SO4 4 N

V.      CARA KERJA

Membersihkan buret dan membilasnya dengan air suling.

Page 3: MENETAPKAN KADAR LARUTAN H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI.docx

2.      Mengisi buret dengan larutan KMnO4 0,1 N.

3.      Memipet 25 ml larutan contoh  H2O2 ke dalam Labu ukur 100 ml, kemudian mengencerkannya

dengan air suling sampai tanda garis.

4.      Memipet 10 ml larutan encer ke dalam Erlenmeyer.

5.      Mengasamkan larutan tersebut dengan 10 ml larutan H2SO4 4 N.

6.      Menitar langsung larutan tersebut dengan larutan KMnO4 0,1 N dari buret sampai titik akhir

yang berwarna merah jambu muda.

7.      Menghitung kadar ( % ) H2O2  asal jika berat jenis ( Bj ) larutan asal dianggap 1.

VI.      DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

Data Percobaan

10 ml larutan encer yang dipipet

Volume titrasi I ( V KMnO4 )          = 5,80 ml

Volume titrasi II ( V KMnO4 )           = 5,80 ml

V rata-rata                                                     = 5,80 ml + 5,80 ml

  2

= 5,80 ml

P disini                                             = 100   x 1000  

                                                             10         10

= 1000 mg/l

BM H2O2       = Ar H2 + Ar O2

 = 2 + 32  = 34           

BE H2O2        =    BM       =   34   =  17

                          Valensi         2           

Perhitungan

Kadar H2O2              = ml H2O2  x  N KMnO4  x  P  x  BE H2O2

                                    = 5,80 ml  x  0,1052 N  x  1000 mg/l  x  17

                                    = 10372,72 mg/l

                                    = 10,3727 g/l

Kadar H2O2 ( % )     =    g/l       x 100 %

   ml / Bj

Page 4: MENETAPKAN KADAR LARUTAN H2O2 SECARA PERMANGANOMETRI.docx

= 10,3727    1000 ml x 1

g/l   x 100 %

= 1,03727 %

VII.      DISKUSI

Dalam percobaan titrimetri (cara permanganometri) untuk menetapkan kadar H2O2 yang

bersifat oksidator digunakan larutan KMnO4 0,1052 N (berdasarkan hasil percobaan B1) sebagai

penitar yang juga bersifat oksidator. Dalam percobaan ini tidak terjadi banyak kesalahan karena

selisih antara volume awal titrasi dan volume akhir titrasi adalah nol. Selama percobaan

kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir karena langkah percobaan yang cukup mudah, alat-alat

praktikum dalam kondisi baik, dan waktu percobaan yang singkat. Keadaan ini tentu sangat

memudahkan praktikan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Dalam praktikum ini zat yang akan dititar adalah H2O2 yang biasanya dalam proses tekstil

digunakan dalam proses bleaching. H2O2 bersifat oksidator sehingga tidak memerlukan indikator

dalam proses titrasinya. Umumnya titrasi larutan KMnO4 menggunakan larutan yang tidak

berwarna karena KMnO4 sendiri sudah berwarna violet. Titrasi permanganometri harus dalam

suasana asam kuat sehingga harus digunakan H2SO4 sebagai pengasamnya. Hal ini dilakukan

karena jika tidak berada dalam suasana asam kuat maka perubahan warna KMnO4 tidak akan

terlihat. Volume H2SO4 yang digunakan hanya 10 ml karena kadar H2SO4 sudah sangat pekat

yaitu 4N. Karena H2SO4 bersifat keras dan berbahaya jika terhirup dan jika terkena kulit, maka

pengambilannya dengan menggunakan gelas ukur. Dalam proses reaksi ini H2SO4 hanya

berfungsi sebagai pengasam sehingga H2SO4 tidak ikut bereaksi, maka keakuratan volume H2SO4

tidak mempengaruhi hasil titrasi.

VIII.      KESIMPULAN

Kadar H2O2              = 10,3727 g/l

Kadar H2O2 ( % )     = 1,03727 %.