menerapkan sanitasi dilingkungan pusahaan pengolahan hasil perikanan

49
{ MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN KD 1 : Menjelaskan Bahan saniter, Alat-alat dan Teknik sanitasi KD 2 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap bahan baku KD 3 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap peralatan KD 4 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap ruang pengolahan hasil perikanan dan lingkungan KD 5 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap pekerja

Upload: branxton

Post on 23-Feb-2016

146 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN KD 1 : Menjelaskan Bahan saniter , Alat-alat dan Teknik sanitasi KD 2 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap bahan baku KD 3 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap peralatan - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

{

MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN

PENGOLAHAN HASIL PERIKANANKD 1 : Menjelaskan Bahan saniter, Alat-alat dan Teknik sanitasi KD 2 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap bahan bakuKD 3 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap peralatanKD 4 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap ruang pengolahan hasil perikanan dan lingkungan KD 5 : Menerapkan teknik sanitasi terhadap pekerja

Page 2: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN

PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

KD 1: Menjelaskan Bahan Saniter, Alat-alat dan Teknik sanitasi

Page 3: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP) • Merupakan salah satu cakupan dari Program Kelayakan Dasar (Pre-

requisite program)• Merupakan suatu prosedur standar operasi sanitasi yang harus

dipenuhi oleh produsen untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap bahan pangan

Kelayakan DasarMerupakan langkah dan persyaratan awal yang harus dipenuhi unit pengolahan ikan sebagai faktor penunjang dalam menerapkan HACCP

Kontaminasi Didefinisikan sebagai pencemaran yang disebabkan oleh unsur dari luar, baik berupa benda asing maupun mahluk asing.contohnya adalah mikroba, protozoa, cacing, serangga, dan tikus.

Kontaminasi bahan pangan dapat terjadi sebelum bahan pangan dipanen atau ditangkap. Setelah bahan pangan dipanen atau ditangkap, proses kontaminasi dapat berlangsung disetiap tahapan penanganan, pengolahan hingga bahan pangan dikonsumsi oleh konsumen.

Kontaminasi juga dapat terjadi karena bahan pangan bersentuhan dengan sumber kontaminasi yang ada pada tubuh hewan.

Page 4: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Akibat yang timbulkan oleh terjadinya kontaminasi 1. Bahan pangan menjadi tidak layak untuk dikonsumsi, 2. masa simpan menjadi terbatas, dan3. Mengalami susut bobot, mutu, kesehatan, ekonomis, maupun sosial.

Upaya Pencegahan kontaminasi Sebaiknya dalam pemilihan bahan pangan harus memperhatikan

tingkat kesegarannya lokasi tempat asal bahan pangan tersebut, hindari pemilihan bahan pangan yang beracun atau tercemar memperhatikan sanitasi lingkungan.Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam melaksanakan sanitasi lingkungan, yaitu :1. Pasokan air dan es2. Peralatan dan pakaian kerja3. Pencegahan kontaminasi silang4. Toilet5. Tempat cuci tangan dan kaki6. Bahan kimia pembersih dan sanitiser7. Pelabelan, penggunaan, dan penyimpanan bahan beracun8. Kesehatan karyawan9. Pengendalian hamaCatatan: 9 item tersebut diatas akan dibahas lebih lanjut…….

Page 5: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Pengertian Sanitasi adalah upaya penghilangan semua faktor luar makanan yang menyebabkan kontaminasi dari bahan makanan sampai dengan makanan siap saji (FAO dan WHO, 2003).

Sedangkan tujuan sanitasi adalah mencegah kontaminasi bahan makanan dan makanan siap saji sehingga aman dikonsumsi oleh manusia.

Definisi HigieneKata Higiene berasal dari Bahasa Yunani "hygieine" (artinya healthfull = sehat), seorang nama dewi kesehatan Yunani (Hygieia).Higiene adalah tindakan-tindakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit atau seluruh tindakan untuk meningkatkan kesehatan

Ilmu sanitasi adalah ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip yang akan membantu dalam memperbaiki, mempertahankan atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusiaUntuk mempraktikan ilmu sanitasi seseorang harus mengubah segala sesuatu dalam lingkungan yang dapat secara langsung maupun tidaklangsung membahayakan terhadap kehidupan manusia terutama padaaspek kesehatan.

Page 6: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Sumber bahayaBerasal dari aspek biologis, kimia, dan fisikAspek biologis terutama mikroba akan lebih banyak berkaitan dengan ilmu sanitasi.

Sanitasi pangan Merupakan bagian paling penting dalam ilmu sanitasi. Hal ini dikarenakan baik secara langsung maupun tidak langsung, lingkungan kita akanberhubungan dengan suplai makanan manusia. Contohnya kasus keracunan makanan akibat mengkonsumsi hidangan padaacara resepsi pernikahan atau susu gratis yang dibagikan disekolah-sekolah

Untuk memberikan jaminan sanitasi bahan pangan maka Industri pangan menerapkan GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Standar Sanitation Operating Procedures) guna meminimalkan terjadinya kontaminasi pada produk pangan

Definisi GMP Adalah praktik pengolahan yang baik untuk menjamin bahwa produk pangan aman untuk dikonsumsi.

Page 7: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Area utama GMP dalam pengolahan pangan 1. Personal (personel),2. Bangunan/gedung dan fasilitasnya (building and facilities), 3. Peralatan dan perlengkapan (equipment and utensils), 4. kontrol produksi dan prosesnya (production and process

controls).

Fokus utama dari semua area GMP tersebut adalah proses pengendalian sanitasi yang diatur melalui SSOP (Sanitary Standard Operating Procedures), yaitu prosedur yang ditetapkan secara spesifik tahap-demi-tahap untuk proses-proses yang berkaitan dengan sanitasi

FDA (Food and Drug Administration) telah menetapkan delapan bidang kuncikondisi sanitasi untuk SSOP yang intinya berisi tentang sanitasi pekerja, sanitasi ruang dan peralatan sanitasi, dan sanitasi lingkungan

Page 8: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

8 Kunci SSOP yang ditetapakan FDA (Food and Drug Administration)1. Keamanan air yang kontak dengan makanan atau permukaan

yang kontak dengan makanan; atau yang digunakan dalam pembuatan es

2. Kondisi/kebersihan permukaan-permukaan yang kontak dengan makanan termasuk peralatan, sarung tangan, dan baju luar

3. Pencegahan kontaminasi silang(cross contamination) dari benda-benda yang tidak saniter pada makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan lain yang kontak dengan makanan

4. Pemeliharaan pencucian dan sanitasi tangan, dan fasilitas toilet

5. Perlindungan makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan yang kontak dengan makanan dari pencemaran dengan bahan pelumas, bahan bakar, pestisida, senyawa pembersih, bahan pensanitasi, kondensat, dan cemaran bahan kimia, fisik, dan biologis lain

6. Pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan senyawa toksik yang tepat

7. Pengawasan kondisi kesehatan karyawan yang dapat mengakibatkan kontaminasi mikrobiologis makanan, bahan pengemas makanan, dan permukaan yang kontak dengan makanan

8. Penghilangan hama dari pabrik makanan

Page 9: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

TUGASBerikan jawaban dari beberapa prtanyaan dibawah ini…1. Berikan 3 buah contoh tindakan karyawan yang bisa

mengakibatkan kontaminasi silang?

2. Berikan 3 contoh tindakan yang menunjukan pencegahan terhadap kontaminasi silang?

3. Menurut anda penempatan fasilitas cuci tangan diunit pengolahan ikan fillet dimana saja? Dan sebaiknya tempat cuci tangan tersebut dilengkapi dengan apa?

4. Bagaimana cara mengendalikan hama supaya tidak masuk atau mengkontaminasi produk?

5. Menurut anda bagaimana persyaratan penyimpanan produk beku yang baik ?

Page 10: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

1. Keamanan air dan es• Supply air yang aman yang brhubungan dngan produk dan permukaan

yang berhubungan dengan produk• Supply air yang aman untuk pembuatan es• Tidak ada hubungan silang antara air yang bersih (potable) dan tidak

bersih (non potable)

2. Kondisi/kebersihan permukaan-permukaan yang kontak dengan makanan• Mudah dibersihkan• Tidak menyerap air• Tahan karatan • Permukaan halus termasuk sambungan dan lipatan

Bahan-bahan yang tidak diperbolehkan untuk peralatan yang kontak langsung dengan produk:• Kayu• Logam besi (karat)• Kuningan

3. Kontaminasi silangKontaminasi silang adalah pemindahan cemaran biologi atau kimia kedalam produk makanan yang berasal dari bahan mentah, pekerja atau lingkungan unit pengolahan

Page 11: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Faktor yang mempengaruhi terjadinya proses kontaminasi silang adalah :1. Konstruksi, disain dan lay out pabrik pangan2. Kebersihan karyawan3. Aktivitas dan perilaku karyawan4. Pemisahan antara bahan baku dengan produk pangan5. Kondisi sanitasi ruang kerja dan peralatan yang digunakan6. Penyimpanan dan perawatan bahan pengemas7. Cara penyimpanan dan kondisi ruang penyimpanan produk8. Penanganan limbah

4. Pemeliharaan pencucian dan sanitasi tanganKapan mencuci tangan dan lengan???

Setelah menyentuh bagian tubuh yang terbuka Setelah menggunakan toilet Setelah batuk, bersin, menggunakan sapu tangan atau tissue, merokok,

makan dan minum Setelah menangani peralatan yang kotor Setelah bertukar posisi kerja

Page 12: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Kontaminasi PanganKasus keracunan makanan yang sering terjadi merupakan salah satu contoh bahwa masyarakat belum sepenuhnya mengetahui sanitasi dan cara pengolahan makanan yang baik dan aman. kasus keracunan makanan yang terjadi disebabkan oleh kontaminasi makanan oleh mikroorganisme.

Mikroorganisme tersebut dapat menimbulkan penyakit seperti kasus keracunan. Keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme dapat digolongkan menjadi dua yaitu intoksikasi dan infeksi.

a. Intoksikasi adalah keracunan makanan akibat toksin yang diproduksi oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang menimbulkan jenis keracunan makanan seperti ini antara lain adalah Staphylococcus aureus, Clostridium botulinum, C. Perfringens, Bacillus cereus, dan Vibrio parahaemolyticus.

b. Infeksi, yaitu masuknya mikroba ke dalam alat pencernaan manusia. Disini mikroba tersebut akan tumbuh, berkembang biak, dan menimbulkan penyakit.

Page 13: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Gejala penyakit yang utama bukan dihasilkan oleh adanya senyawa toksin dalam makanan ketika dikonsumsi melainkan oleh mikrobanya sendiri. Oleh karena itu, penyembuhan penyakit infeksi ini membutuhkan pengobatan yang ditujukan untuk menghilangkan mikroba dari dalam tubuh. Mikroba yang menimbulkan infeksi melalui makanan antara lain adalah Brucella sp., E. Coli, Salmonella sp., Shigella sp., Streptococcus grup A, Vibrio cholerae, dan virus hepatitis A.

Intoksikasi pangan karena bakteriClostridium botulinum

Clostridium botulinum adalah bakteri yang memproduksi racun botulin dan umumnya dapat ditemukan di tanah. C. botulinum termasuk bakteri gram positif, anaerob obligat (tidak bisa hidup bila terdapat oksigen), motil (dapat bergerak), dan menghasilkan spora

Racun yang dihasilkan oleh Clostridium botulinum dapat menyebabkan kematianGejalanya dimulai dari gangguan pencernaan yang akut, mual, muntah, pusing, sakit kepala, pandangan berubah menjadi dua, sulit menelan dan berbicara, otot-otot menjadi lumpuh dan kematian terjadi akibat sulit bernapasPada kasus yang fatal kematian dapat terjadi 3-6 hariPada umunya intoksikasi terjadi pada makanan kaleng berasam rendahMakanan kaleng yang sering menyebabkan botulism adalah jagung manis, bit, asparagus dan bayam. Botulism juga mungkin terjadi pada ikan asap

Page 14: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Clostridium perfringensPenyakit yang ditimbulkan oleh bakteri ini adalah gastroenteritis, dengan gejala seperti sakit perut, diare dan terbentuknya banyak gasBakteri ini banyak terdapat dalam daging, ikan, susu, makanan kering, rempah-rempahtepung dan protein kedelaiGejala timbul dalam waktu 8-24 jam setelah makan makanan tercemar

Clostridium perfringens adalah spesies bakteri gram-positif yang dapat membentuk spora dan menyebabkan keracunan makanan. Beberapa karakteristik dari bakteri ini adalah non-motil (tidak bergerak) dan dapat memproduksi asam. C. perfringens dapat ditemukan pada makanan mentah

Staphylococcus aureusRacun yang dihasilkan oleh Staphylococcus aureus menimbulkan gejala banyak mengeluarkan ludah, mual, muntah, kejang perut, diare berdarah dan berlendir, sakit kepala, kejang otot, berkeringat dingin, lemas, napas pendek, suhu tubuh dibawah normalGejala ini berlangsung 1-2 hari dan dapat menyebabkan kematian.

Page 15: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Vibrio parahaemolyicusmerupakan bakteri halofilik Gram negatif. Bakteri ini tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C, pH 4.8 – 11. Pertumbuhan berlangsung cepat pada kondisi suhu optimum (37°C). Strain Vp patogen merupakan penyebab penyakit gastroenteritis yang disebabkan oleh produk hasil laut ( seafood ), terutama yang dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau terkontaminasi dengan seafood mentah setelah pemasakan

Wabah gastroenteritis oleh bakteri ini pernah terjadi di Jepang karena kebiasaan penduduknya makan ikan terkontaminasi dari hasil laut secara mentah seperti ikan, kerang, kepiting, udang adalah bahan pangan yang sering terinfeksi bakteri iniMasa inkubasi 2-48 jam, biasanya 12 jamGejala yang timbul adalah sakit perut, diare (kotoran berair dan mengandung darah), mual dan muntah, demam ringan dan sakit kepalaPenderita akan sembuh 2-5 hari

Page 16: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Bacillus cereusBacillus cereus merupakan bakteri Gram-positif, aerob fakultatif, dan dapat membentuk spora

Bakteri ini menyebabkan gastroenteritis pada manusia gejalanya mual, kejang perut, diare berair, dan muntah-muntah selam sehariPangan yang sering terkontaminasi adalah serealia, tepung, bumbu, pati, puding, saus, nasi goreng

Page 17: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Bakteri Penyebab InfeksiEscherichia coliE. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogenE. coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia maka E. coli sering disebut sebagai coliform fekal

Bakteri ini secara normal terdapat dalam usus manusia sehat Bakteri dikenalMenimbulkan penyakit dengan gejala diare berair disertai dengan muntah dan demamBila disertai toksin, maka gejala yang muncul adalah diare berair, kejang perut, demam, malaise dan muntahKontaminasi pangan berasal dari karyawan pengelola pangan atau kontak dengan air yang mengandung buangan manusia

Vibrio choleraemerupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak)Bakteri ini menyebabkan terjadinya wabah koleraCara kerja bakteri ini dengan menyerang dinding saluran usus dan menyebabkan diare dan muntahPenularan bakteri dapat melalui air, ikan dan makanan hasil laut

Page 18: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

SalmonellaSalmonella adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang bukan pembentuk spora yang terdiri dari sekitar 2500 tipe yang kesemuanya diketahui bersifat patogen baik pada manusia atau hewanSumber infeksi kontaminasi Salmonella adalah

kotoran hewan setelah dipotongkotoran manusia atau air yang terkena polusiKontaminasi tidak langsung bisa melalui tangan manusia atau alat-alat yang digunakanGejala keracunan Salmonella adalah demam, sakit kepala, diare dan muntahMasa inkubasi 5-72 jam, biasanya gejala muncul 12-36 jam setelah makan makanan yang tercemar

Page 19: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Ciri-ciri bakteri gram positif Struktur dinding sel tebal (15 – 80 nm) dan berlapis tunggal Resistensi terhadap gangguan fisik→ lebih resisten (tahan). Reaksi terhadap pewarna primer atau ungu kristal iodium → dapat

menahan sampai akhir prosedur (sel tampak biru gelap/ungu).

Ciri-ciri bakteri gram negatif Dinding sel tipis (10-15 nm) berlapis tiga (multi) Resistensi terhadap gangguan fisik→ kurang resisten (kurang tahan) Kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu dicuci alkohol →

terwarnai pewarna tandingan safranin (sel tampak merah muda).

Page 20: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Bola/kokus

Batang/basilus

Spiral/spirilum

Koma/vibrio

Bentuk-bentuk bakteri

Page 21: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Umumnya, mikroba yang tumbuh pada makanan ini dibawa oleh medium pembawa yang kontak langung maupun tidak langsung dengan makanan. Medium pembawa tersebut di antaranya adalah a. manusia/pekerja, b. Hewanc. Debu dan kotorand. Udara dan aire. Bahan bakuf. Limbah/ sampahg. lingkungan tempat pengolahan dan penyimpanan pangan

Pekerja atau ManusiaPekerja yang menangani makanan dalam suatu industri pangan merupakan sumber kontaminasi yang penting, karena kandungan mikroba patogen pada manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan

Page 22: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Manusia sehat bisa menjadi pembawa mikroba-mikroba tersebut dikarenakan pola atau kebiasaan tidak menjaga kebersihan diri sendiri. Contoh kongkrit yang sering terjadi adalah sebagai berikut:

1. Setelah pekerja yang mengunjungi kamar kecil untuk buang air tidak mencuci tangan sampai bersih kemudian tangan pekerja tersebut kontak dengan makanan

2. Kebiasaan tangan pekerja yang tidak disadari selalu

menggaruk kulit

4. Menggosok hidung

3. Meludah

5. Merapikan rambut

Page 23: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Ngerumpi saat bekerja

Merokok

Memungut ikan yang jatuh kelantai tanpa mencucinya

Page 24: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

6. Menyentuh atau meraba pakaian dan hal-hal lain yang serupa merupakan andil yang besar dalam perpindahan kontaminan dari manusia ke makanan.

Selain bahaya biologis, manusia juga membawa bahaya fisik. Misalnya,

Rambut

Perhiasan (cincin) pekerja yang tidak disadari jatuh ke dalam makanan

HewanSumber kontaminasi yang kedua adalah berasal

dari hewan.Hewan juga dapat menjadi medium pertumbuhan dan penyebaran penyakit. Semua hewan membawa debu, kotorandan mikroba seperti anjing dan kucing. Apabila hewan tersebut diizinkan berada di dekat makanan, makanan itu dapat menjadi terkontaminasi.

Jenggot

Page 25: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Contoh sumber cemaran yang berasal dari hewana. Hewan Ternak Pada hewan ternak seperti kambing, sapi, kerbau,kuda banyak terdapat Staphylococcus aureus yang merupakan merupakan penghuni dari hidung, mulut, tenggorokan, dan kulit dari hewan ternak. Selain itu Clostridium perfringens, Salmonella, dan koliform merupakan penghuni alat pencernaan ternakb. UnggasUnggas adalah hewan yang mengandung Salmonella terbanyak yang menyebabkan sakit perut. Selain Salmonella, unggas dapat merupakan sumber Staphylococcus aureus bila kulitnya terluka dan terinfeksi oleh bakteri tersebut. Makin besar lukanya, penggandaan Staphylococcus aureus makin banyak.

c. Hewan Peliharan Hewan-hewan peliharaan seperti anjing dan kucing diketahui banyak mengandung Salmonella yang diperoleh dari makanan anjing yang terkontaminasi. Oleh karena itu, hewan peliharaan sebaiknya tidak berkeliaran di areal persiapan, pelayanan, dan penyimpanan makanan. Pekerja yang telah memegang hewah harus mengganti baju dan mencuci tangannya dengan baik sebelum menangani makanan.

Page 26: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

d. Binatang PengeratTikus dapat mengkontaminasi makanan selama

transportasi, penggudangan, dan dalam ruang persiapan pangan. Tikus membawa organisme penyakit pada kulit dan atau dalam alat pencernaan yang berasal dari makanan yang sudah

terkontaminasi.

Kontrol terhadap tikus ini penting dan harus dijaga dari tempat-tempat dimana makanan disimpan.

Page 27: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

e. Serangga Serangga adalah yang sering berdekatan dengan manusia dan paling sering ditemukan dalam pabrik Makanan. Tempat-tempat berkembang biak lalat yang paling disukai adalah kuku hewan, kotoran manusia, sampah, dan selokan. Oleh karena itu, kaleng-kaleng atau wadah-wadah sampah yang terbuka merupakan ancamanmbagi sanitasi yang baik. Serangga sering kali membawa organisme-organisme penyakit dalam bagian-bagian mulut, pencernaan, kaki dan jarijarinya. Karena serangga memakan kotoran-kotoran, semuanya ini dapat mengandung patogen usus yang berasal dari manusia maupun hewan,

Debu dan kotoranDebu dan kotoran terdiri atas tanah, kulit mati, bulu-bulu halus dan berbagai partikel kecil lainnya. Debu dan kotoran ini sangat mudah tertiup ke makanan setelah terbawa ke dapur melalui pakaian dan sepatu. Tanah mengandung bakteri Clostridium perfringens penyebab keracunan makanan dan banyak lagi yang lain

Udara dan airUdara mengandung bakteri dan beberapa di antaranya

dapat melekat pada makanan yang ditinggalkan dalam keadaan terbuka. Jika menggunakan air yang tidak berasal dari keran utama (misalnya dari tangki air yang tidak bertutup di loteng), air tersebut dapat mengandung bakteri yang berbahaya.

Page 28: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Bahan bakuApabila ikan masih benar-benar segar, mungkin tidak

banyak mengandung bakteri. Bagaimanapun, ikan sangat cepat rusak dan sangat mungkin terkontaminasi selama proses transportasi dan penyimpanan. Kerang hidup dengan menyaring air laut. Apabila kerang hidup di tempat yang airnya tercemar, misalnya dekat tempat keluarnya saluran pembuangan, kerang tersebut mungkin mengandung bakteri berbahaya dan berbagai virus.

Limbah/SampahLimbah perikanan merupakan buangan yang merupakan media dan sumber pertumbuhan bakteri dan menyebabkan kontaminasi sehingga memerlukan penanganan khusus. Contonya adalah:1. Limbah air pencucian2. Sisik ikan3. Tulang ikan4. Kulit ikan5. Darah dan sisa-sisa daging yang terbuang6. Sampah kertas dan plastik7. Tempat sampah yang terbuka

Gambar Genangan Air dapat Sebagai Habitat Hidup Bakteri (Anonim, 2005)

Page 29: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Pencegahan terjadinya KontaminasiUntuk mencegah terjadinya kontaminasi pada hasil olah perikanan maka harus dilakukan pengawasan meliputi :a. Pengawasan terhadap ikan sebagai bahan bakub. Pengawasan terhadap air buangan, limbah ikan dan kontaminasi dari

tanahc. Pengawasan terhadap serangga d. Pengawasan terhadap pekerjae. Pengawasan terhadap peralatan

Page 30: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Diskusi kelompokDiskusikan dengan anggota kelompok tentang aturan/prosedur seperti apa yang anda terapkan dalam hal:

a. Pengawasan terhadap ikan sebagai bahan bakub. Pengawasan terhadap air buangan, limbah ikan dan kontaminasi dari

tanahc. Pengawasan terhadap serangga d. Pengawasan terhadap pekerjae. Pengawasan terhadap peralatan

Jika sudah selesai masing-masing kelompok akan meminta pendapat kelompok lain…

Page 31: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Pengawasan terhadap ikan sebagai bahan baku1. Ikan yang digunakan sebagai bahan baku harus segar, bersih dan

bebas dari kotoran atau racun. 2. Penyimpanan ikan pada suhu rendahdapat menurunkan pertumbuhan

mikroorganisme sehingga mencegah kerusakan ikan. Ruang penyimpanan dan peralatanya dalam kondisi bersih.

Pengawasan terhadap air buangan. air, udara dan tanah3. Sistem pembuangan air limbah tidak boleh mengkontaminasi tanah

dan suplai air sehingga sistem pipa dan saluran juga harus baik4. Fasilitas kamar kecil harus cukup dan persediaan air harus baik. 5. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan air minum yaitu

tidak berwarna, tidak berbau, tidak keruh, bebas dari mikrobia dan senyawa kimia berbahaya

6. Kontaminasi mikrobia dari udara dapat dicegah dengan sistem ventilasi yang baik seperti window exhaust fan, hood exhaust fan system dan blower yang bertujuan untuk :• Mereduksi kondensasi• Mengurangi menempelnya debu pada lantai, dinding, langit-langit, • Mengatur suhu dan kelembaban, • Menghilangkan bau dan gasa beracun dari udara.

7. Tanah yang terbawa oleh sepatu, pakaian kerja, bahan baku, peralatan harus dicegah dengan menggunakan sepatu khusus dan menyediakan fasilitas cuci kaki

Page 32: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

6. Pekerja harus menganti dengan pakaian dan perlengkapan pekerja serta dilakukan pembersihan terhadap bahan baku dan peralatan

Pengawasan terhadap serangga dan cemaran biologik lainUntuk mengontrolnya dilakukan kegiatan sanitasi berupa :7. Pemberian kawat kasa pada tempat masuknya hewan tersebut dan

daerah ini bersih dari kotoran

8. Pemasangan insec killer diatas pintu masuk dan loket

9. Wadah dan kotak kayu / karton yang kosong harus dibuang

10.Sampah dan kotoran disimpan dalam wadah yang kuat dan tidak menyerap bau, tidak berkarat, mudah dibersihkan.

11.Tempat sampah harus tertutup rapat dan sering dibersihkan dengan sikat atau air panas atau uap panas ( 820 C)

12.Penganganan limbah mengikuti peraturan yang benar

13.Fasilitas toilet harus bersih14.Lantai dan peralatan harus bersih dengan pemeriksaan secara teratur

dan cara pembersihan yang efisien.

Page 33: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Pengawasan terhadap pekerjaCara untuk mengawasi hygiene pekerja dapat dilakukan dengan cara:1. Memeriksakan kesehatan secara periodik. 2. Menjaga kebersihan pekerja dan memberikan pendidikan mengenai

hygiene personalia.3. Mengurangi kebiasaan buruk pekerja, 4. Menyediakan pakaian dan perlengkapan kerja. 5. Larangan merokok dan menyediakan fasilitas cuci tangan dan toilet

serta kamar ganti yang cukup

Pengawasan terhadap cemaran mikrobiologi6. Cara untuk mengontrol pencemaran oleh mikroba dalam industri

perikanan dengan perlakuan suhu. 7. Pengunaan desinfektan dan bahan sanitasi

Pengawasan terhadap peralatan8. Peralatan yang digunakan terutama yang kontak langsung dengan

bahan selalu dalam keadaan bersih dan disanitasi untuk mengurangi jumlah mikroorganisme pada permukaan peralatan dan mencegah kontaminasi oleh benda asaing dengan konstruksi alat yang memudahkan pembersihan.

Page 34: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Mengenal Jenis-jenis Bahan SanitaizerSanitaiser (desinfektan) adalah bahan yang digunakan untuk mereduksi jumlah mikroorganisme patogen dan perusak di dalam pengolahan pangan dan padafasilitas dan perlengkapan persiapan makanan

Syarat-syarat sanitaiser yang ideal Sifat mikrosidal (membunuh jasad renik). Komponen kimia yang

bersifat membunuh jasad renik disebut mempunyai sifat bakterisidal (membunuh bakteri) atau fungisidal (membunuh fungi).

Sifat mikrostatik (menghambat pertumbuhan jasad renik). Beberapa komponen kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya menghambat pertumbuhannya. Komponen tersebut disebut mempunyai sifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) atau fungistatik (menghambat pertumbuhan fungi).

Tahan terhadap lingkungan Sifat-sifat membersihkan yang baik Tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi Larut dalam air dengan berbagai perbandingan

Page 35: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Bau dapat diterima atau tidak berbau Stabil dalam larutan pekat dan encer Mudah digunakan Banyak tersedia Murah Mudah diukur dalam larutan yang telah digunakan

Page 36: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Jenis-jenis bahan sanitasi 1. sanitasi panas2. sanitasi radiasi3. dan sanitasi kimia

Sanitasi panas adalah bahan sanitasi dengan menggunakan uap panas dan air panas.

Sanitasi radiasi adalah bahan sanitasi yang menggunakan sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 2500A atau katode energi tinggi atau sinar gama untuk menghancurkan mikroorganisme.

Sanitasi kimia adalah bahan sanitasi yang menggunakan bahan-bahan kimia

Penggolongan sanitaiser kimia Sanitaiser kimia mrupakan senyawa kimia yang efektif mematikan mikroorganisme yang trdiri dari : a. Senyawas enyawa pelepas khlorinb. quaternary ammonium compoundsc. Iodophord. Senyawa amfoterik dan e. Senyawa fenolik

Page 37: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

a. Senyawa KhlorinSenyawa-senyawa khlorin berfungsi sebagai

sanitaiser yang banyak digunakan diindustri pengolahan hasil perikanan. Contohnya adalah Hipokhlorit yang merupakan senyawa khlorin yang paling aktif dan efektif dalam meninaktifkan sel-sel mikroba dalam suspensi air dan membutuhkan waktu kontak kirakira 1.5-100 detik. Reduksi populasi sel sebanyak 90 persen untuk sebagian besar mikro organisme dapat dicapai dalam waktu kurang dari 10 detik dengan kadar khlorin bebas yang relatif rendah

Sifat senyawa khlorin merupakan sanitaiser yang paling kuat dengan spektrum luas Bakteri peka terhadap khlorin memperlihatkan aktifitas terhadap spora-spora bakteri murah harganya mudah digunakan pH tinggi harus dijaga untuk mencegah terjadinya korosi harus dibilas dengan baik untuk mencegah korosi

Cara kerja dari senyawa khlorin Mempengaruhi fungsi membran sel, terutama transpor nutrien ekstraseluler dan karborhidrat dan asam amino

Page 38: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Keuntungan dari senyawa khlorina. kerjanya cepatb. nonselektif dalam mematikan semua jenis sel-sel vegetatifc. biaya penggunaannya paling rendah

Kelemahannya adalah sebagai berikut:d. tidak stabil karena agak cepat hilang oleh panas atau oleh kontaminasi

dengan bahan organike. sangat korosif terhadap stainless steel dan logam lainf. waktu kontak yang terbatas dengan peralatan

b. Quaternary Ammonium CompoundsSenyawa ini dikenal sebagai “quaternaries”, “quats”, atau “QACs”, adalah garam-garam ammonium. QACs yang banyak digunakan adalah cetil trimetil ammonium bromida dan lavrildimetilbencil ammonium klorida.

Dibandingkan dengan hipokhlorit, QACs lebih mahal tetapi senyawa ini mempunyai banyak sifat-sifat yang diinginkan

Kelemahan senyawa QAC1. Sangat efektif pada bakteri Gram positif saja, 2. membentuk film pada peralatan penanganan dan pengolahan pangan,

dan 3. tidak dapat bekerja sama dengan deterjen sintetik

Page 39: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Contoh Bakteri Gram Positif Staphylococcus StreptococcusEnterococcus BacillusCorynebacterium NocardiaClostridium ActinobacteriaListeria

Contoh Bakteri Gram NegatifEscherichia ColiSalmonellaSigellaPseudomonas

c. YodoforPada umumnya, yodium dan asam dipoyodium

merupakan senyawa aktif dalam menghancurkan mikroba.

Page 40: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Manfaat Yodofor1. untuk pembersihan dan desinfeksi peralatan dan

permukaanpermukaan peralatan2. sebagai antiseptik kulit3. Yodofor juga digunakan dalam penanganan air

Karakteristik Yodofor4. Yodofor mempunyai aktifitas bakterisidal yang lebih besar di bawah

kondisi asam5. Mempunyai sifat-sifat deterjen-sanitaiser6. Memiliki sifat-sifat deterjen-sanitaiser7. Bersifat bakterisidal 8. memiliki kelarutan yang lebih tinggi dalam air, 9. Tidak berbau dan 10.Tidak iritatif terhadap kulit

Kerugian senyawa Yodofort11.lebih mahal dibandingkan dengan khlorin12.mudah menguap pada suhu 50 OC13.sangat peka terhadap perubahan-perubahan pH

Page 41: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Sanitaiser yodium efektif untuk sanitasi tangan karena senyawa ini tidak mengiritasi kulit. Senyawa senyawa ini direkomendasikan untuk pekerjaan-pekerjaan pencelupan tangan dalam pabrik makanan. Yodofor terutama digunakan dalam industri susu dan industri bir.

d. Senyawa-Senyawa AmfoterikKarakteristik Senyawa-Senyawa Amfoterik• Merupakan senyawa yang memiliki sifat deterjen dengan daya

bakterisidal rendah• Mempunyai harga yang lebih mahal dibandingkan dengan desinfektan

lain dan• Tidak merupakan bakterisidal yang kuat

Kelebihan Senyawa-Senyawa Amfoterik• tidak begitu dipengaruhi oleh bahan organik• tidak korosif• tidak beracun• tidak berbau• Stabil

Kekurangan Senyawa-Senyawa Amfoter• cenderung membentuk busa • Harganya mahal serta • Aktifitasnya terbatas maka amfoterik tidak banyak digunakan dalam

industri pangan.

Page 42: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

e. Senyawa-Senyawa FenolikKarakteristiknya :• mempunyai daya bakterisidal yang kuat dan banyak digunakan sebagai

desinfektan umum.• baunya yang keras dan karena kemungkinan memindahkan off-flavour. • Fenolik tidak digunakan dalam pekerjaan desinfektan pada pabrik

makanan karena bau yang keras

Sanitasi PekerjaPersyaratan bagi pekerja ini yang penting adalah:1. Kesehatan yang baik; untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi

tempat penyimpanan bakteri patogen2. Kebersihan; untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri oleh

pekerja3. Kemauan untuk mengerti tentang sanitasi; merupakan prasyarat agar

program sanitasi berjalan dengan efektif.

TEKNIK DASAR SANITASISanitasi yang baik dalam suatu industri pangan tidak hanya terletak pada kebersihan bahan baku, peralatan yang digunakan, ruangan dan pekerja; tetapi juga dalam penanganan dan pembuangan limbah. Demikian juga perilaku bersih dan sehat dari pekerja pengolahan sangat menentukan terhadap keberhasilan kegiatan sanitasi. Tersedianya air bersih (air PAM) dan fasilitas toilet yang memenuhi syarat kesehatan sangat menunjang tercapainya lingkungan yang bersih

Page 43: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Pada setiap kegiatan sanitasi, dikenal 4 tahap penting yang harus dilaksanakan yaitu 1. Pembasahan2. Pelarutan3. Pembilasan4. Sanitizing (kegiatan saniter)

Pembahasan, pelarutan dan pembilasan biasa dilakukan pada sanitasi ruangan (lantai, dinding, langit-langit, jendela) dan alat-alat besar

Sedangkan kegiatan saniter biasa digunakan untuk membersihkan alat-alat gelas atau alat-alat yang digunakan dalam Laboratorium.

Pembasahan dan pembilasan dapat menggunakan air dingin, air hangat ataupun air panas tergantung pada jenis alat dan kotoran yang melekat.

Dalam pelarutan biasanya digunakan sabun atau deterjen yang dapat melarutkan sisa kotoran ataupun sisa lemak yang menempel pada peralatan yang digunakan

Kegiatan saniter bisa dilakukan dengan menggunakan bahan kimiawi seperti1. antiseptik atau desinfektan, 2. menggunakan panas langsung sperti uap panas dan 3. sinar ultra violet.

Page 44: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, desinfektan dapat dikelompokkanatas delapan grup sebagai berikut :1. Grup Alkohol LarutContoh : Etanol, Isopropil alkoholCara Kerja : Koagulasi protein dan melarutkan membranSifat : bakterisidal cepat, tuburkulosidal, tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal, mengeringkan kulit.

2. Grup Gas SterilisasiContoh : etilen oksidaCara Kerja : substitusi grup alkil didalam sel, dengan atom hidrogen yang labilWaktu reaksi : 4 - 18 jamSifat : tidak berbahaya untuk kebanyakan bahan, mensterilkan bahan, digunakan untuk bahan yang tidak tahan panas.

3. Grup Gas DisinfektanContoh : formaldehideSifat : membunuh spora, tidak korosif, membunuh dalam waktu relatif lama sebagai disinfektan, menimbulkan bau, beracun pada kulit.

4. Grup HalogenContoh : khlorin, yodiumSifat : Khlorin - tuberkulosidal, memutihkan bahan, korosi logam. Yodium - pencuci dan desinfektan, tidak meninggalkan warna, meninggalkan residu anti bakteri,

Page 45: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

korosif terhadap logam, menyebabkan pengeringan kulit.

5. Grup FenolContoh : kreosol, femol semi sintetis, LysolCara Kerja : koagulasi protein menyebabkan kebocoran membran sol.Konsentrasi : Kreosol - 2%, Lysol - 1%Sifat : aktivitas tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau air sadah; meninggalkan efek residu jika mengering.

6. Grup Deterjen Kationik (amonium quaterner)Cara Kerja : pengerutan membran sel dan merusak permeabilitasnya.Sifat : tidak berbau, tidak bersifat tuberkulosidal, harus dilarutkan didalam air destilata; aktivitasnya hilang oleh protein, sabun dan serat selulosa; aktivitas bakterisidalnya lemah sehingga harus dikombinasi dengan grup fenol.

7. Grup Deterjen Amoniak (aditif sabun atau deterjen)Contoh : heksa khlorfen (G 11), serta khlorsalisilanilida, phisohex 3%.Sifat : aktivitas anti bakteri lama, baik digunakan sebagai pencuci, cara kerja lambat, beracun jika digunakan terus menerus dan diserap didalam tubuh.

Page 46: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

8. Disinfektan Lain :- Garam : komponen merkuri organik seperti merkurokhrom- Alkali : Larutan NaOH (untuk desinfeksi kandang)- Hidrogenperoksida : untuk mencuci dan mendisinfeksi luka-luka.- Sabun : aktivitas bakterisidalnya lemah, tetapi efektif untuk mencuci / menghilangkan jasad renik

Dalam setiap penggunaan desinfektan atau antiseptik lainnya harus diperhatikan dosis dan konsentrasinya. Penggunaan yang terlalu banyak daripada seharusnya akan membahayakan kesehatan. Demikian juga bila kurang dari dosis yang seharusnya maka efeknya akan kurang optimal

Konsentrasi menunjukkan kepekatan larutan, makin tinggi konsentrasinya makin pekat larutan tersebut. Bila larutan yang tersedia sangat pekat, sedangkan yang diperlukan konsentrasinya rendah; maka kita perlu melakukan pengenceran yang sesuai.

Page 47: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Jenis-jenis alat pembersih dan sanitasiContohnya :1. sapu, 2. sikat dari berbagai bahan (nylon, plastik, ijuk, sabut dan lainlain)3. lap (kain, kulit, busa, spon)4. sabut cuci5. vaccum cleaner, 6. sikat listrik, 7. mesin pel elektrik dan lain-lain.

Karakteristik kotoran diunit pengolahan Ditinjau dari sumbernya terdiri atas:8. Kotoran yang terbawa dari asal bahan baku seperti: lumut, rumput,

benda-benda asing, kertas, plastik dll9. Kotoran yang berasal dari sisa penangolahan bahan baku seperti :

sisik, kpala ikan, tulang ikan, kulit ikan, sisa daging trimming dan darah

10.Kotoran yang berasal dari peralatan yang digunakan seperti: lumut dan kotoran yang melekat pada peralatan

11.Kotoran yang berasal dari sarana, bangunan, lantai, dinding, loket , konfeyor serta sarana lain yang kurang saniter seperti: sisa-sisa kotoran dan lumut yang melekat pada lantai, konfeyor, meja

12.Kotoran yang dibawa oleh pekerja seperti: debu dan kotoran yang menempel pada tangan dan pakaian kerja

Page 48: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Untuk menjaga produk tidak terkontaminasi dngan produk maka harus dilakukan pembersihan setiap memulai, selama proses dan setelah proses.

Proses pembersihan tidak hanya sekedar menghilangkan tetapi ada beberapa jenis kotoran yang bisa dimanfaatkan seperti kotoran yang berasal dari sisa-sisa proses pengolahan seperti:1. Sisik ikan dapat dimanfaatkan dan dijadikan hiasan ataupun asesoris2. Tulang dan kepala ikan dimanfaatkan menjadi tepung ikan3. Kulit ikan dapat dijadikan kerupuk kulit ikan4. Kepala dan kulit udang dapat dimanfaatkan untuk tepung udang atau

pembuatan kitosan untuk penjernihan air

Pembersihan kotoranPembersihan dilakukan melalui empat tahap yaitu :5. Pencucian pendahuluan (Penyiraman dengan air bersih)6. pembersihan, (menyikat, menggosok, menghilangkan)7. pencucian akhir (pembilasan ) dan (menggunakan air bersih)8. proses sanitasi alat. Proses sanitasi alat dapat dilakukan dengan radiasi

atau zat-zat kimia dan panas (uap air panas, udara panas).Jika menggunakan larutan kimia seperti klorin, maka setelah

disterilkan harus dicuci dengan air bersih

Peralatan pembersihan meliputi sikat, pembersihan bertekanan tinggi,

Page 49: MENERAPKAN SANITASI DILINGKUNGAN PUSAHAAN PENGOLAHAN HASIL  PERIKANAN

Sistem pembersihan di tempat dengan memperhatikan faktor 1. suhu, 2. waktu, 3. konsentrasi, 4. Bahan pembersih, 5. kecepatan.