menemukan gagasan utama teks oleh mardunah, smp …

14
Jurnal Education of Batanghari Jurnal Education of Batanghari Volume 2, Nomor 12: 001-014 01 Jurnal Education of Batanghari 2 (12): 001-014 (2020) P/ISSN 2655-6685 E/ISSN 2655-7223 Oleh Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran penemuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menemukan gagasan utama teks. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi yang berjumlah 32 orang. Penelitian dilksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, dan tes. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar catatan lapangan, dan analisis dokumen. Teknik analisis data kualitatif proses pembelajaran dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis data kuantitatif hasil pembelajaran dilakukan dengan rumus rata- rata. Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kualitas proses dan kualtas hasil. Kualitas proses pada siklus I masih kurang baik, Hal tersebut ditandai dengan aktivitas siswa yang masih rendah dalam pembelajaran. Kualitas proses pada siklus II sudah baik. Hal itu ditandai oleh tingginya aktivitas siswa yang tinggi dalam pembelajaran. Kualitas hasil belajar pada siklus I masih rendah. Siswa yang tuntas hanya 18 orang atau 56,3%.. Pada siklus II siswa yang tuntas 27 orang atau 84,4%. Kata Kunci: Model Pembelajaran Discovery Learning, Kualitas Pembelajaran, Ide Utama Teks. Abstract: The study is aimed to describing the applying of discovery learning model to improve the quality of learning process in finding the main idea of the text. The type of this research is classroom action research. The subject of the research was the 32 students grade VII-1 Junior Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menemukan gagasan utama teks pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi. Peneliti menyarankan agar guru bahasa Indonesia yang mengalami masalah dalam pembelajaran menemukan gagasan utama teks dapat menerapkan model pembelajaran penemuan. Mardunah, SMP Negeri 23 Kota Jambi E-mail: [email protected] Penerapan Model Pembelajaran Penemuan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Menemukan Gagasan Utama Teks

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 01

Jurnal Education of Batanghari

2 (12): 001-014 (2020) P/ISSN 2655-6685 E/ISSN 2655-7223

Oleh

Abstrak:

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran

penemuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menemukan gagasan

utama teks. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa

kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi yang berjumlah 32 orang. Penelitian dilksanakan dua

siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, dan tes. Instrumen yang

digunakan adalah lembar observasi, lembar catatan lapangan, dan analisis dokumen. Teknik

analisis data kualitatif proses pembelajaran dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Analisis data kuantitatif hasil pembelajaran dilakukan dengan rumus rata-

rata.

Hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu kualitas proses dan kualtas hasil.

Kualitas proses pada siklus I masih kurang baik, Hal tersebut ditandai dengan aktivitas siswa

yang masih rendah dalam pembelajaran. Kualitas proses pada siklus II sudah baik. Hal itu

ditandai oleh tingginya aktivitas siswa yang tinggi dalam pembelajaran. Kualitas hasil belajar

pada siklus I masih rendah. Siswa yang tuntas hanya 18 orang atau 56,3%.. Pada siklus II siswa

yang tuntas 27 orang atau 84,4%.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Discovery Learning, Kualitas Pembelajaran, Ide Utama Teks.

Abstract:

The study is aimed to describing the applying of discovery learning model to improve the

quality of learning process in finding the main idea of the text. The type of this research is

classroom action research. The subject of the research was the 32 students grade VII-1 Junior

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran penemuan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menemukan

gagasan utama teks pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi. Peneliti menyarankan

agar guru bahasa Indonesia yang mengalami masalah dalam pembelajaran menemukan gagasan

utama teks dapat menerapkan model pembelajaran penemuan.

Mardunah, SMP Negeri 23 Kota Jambi E-mail: [email protected]

Penerapan Model Pembelajaran Penemuan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Menemukan Gagasan Utama Teks

Page 2: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 2

Jurnal Education of Batanghari

High School 23 Jambi. The research was done through two cycles, each cycle consist of

planning, applying, observing, and reflecting. The data collection was got from observation form,

field note, and test The instrument of the research was the observation form, field note form and

documents analysis. The analysis technique of learning process was done by data reduction, data

performance, and getting conclusion. The analysis of quantitative data was from the learning

result by average pattern.

The research result was classified into two, the quality of process and result. The process

quality in cycle I was worse. It was noticed by the student activities in learning process. The

process of quality of cycle II was better, the students were more active. And the result quality of

cycle I was also lower, 18 students could pass the test or much as 56,3% while in the cycle II as

much as 27 or 84,4% students could past the test.

By the result of the research, it can be concluded that the applying of Discovery Learning

Model can improve the process and result quality of learning in finding the main idea of the text

for students grade VII Junior High School 23 Jambi. The researcher suggests Bahasa Indonesia

teachers who got the same problem in teaching to apply the discovery model.

Keywords: Discovery Learning Model, Learning Quality, Main Idea of The Text.

I. PENDAHULUAN

Salah satu kompetensi dasar membaca yang harus dimiliki siswa kelas VII SMP adalah

menemukan gagasan utama teks yang dibaca. Kompetensi menemukan gagasan utama teks siswa

harus tinggi. Dengan kompetensi tersebut, siswa dapat menghemat waktu dalam membaca suatu

teks. Kemampuan menemukan gagasan utama teks berhubungan dengan memahami hal-hal

penting yang terdapat dalam. Kemampuan menemukan gagasan utama dalam teks juga dapat

menjadi dasar membuat ringkasan atau rangkuman terhadap tek menyimpulkan isi teks, dan

memberikan kritik terhadap bacaan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan menemukan gagasan utama teks bacaan dapat

menghemat waktu membaca di tengah kesibukan dan banyaknya sumber bacaan yang tersedia.

Soedarso (2005: 64-69) menyatakan bahwa membaca untuk menemukan gagasan utama teks

bacaan termasuk dalam bagian keterampilan membaca cepat yang dapat menghemat waktu baca

kita

Akan tetapi, kenyataan berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas

VII SMP Negeri 23 Kota Jambi, kemampuan menemukan gagasan utama teks siswa masih

rendah. Untuk menemukan gagasan utama teks yang dibaca, model pembelajaran yang dapat

digunakan adalah model pembelajaran penemuan. Hal ini didasarkan pada ciri model

pembelajaran penemuan, yaitu menemukan. Karena itu, peneliti memilih kompetensi dasar ini

untuk diteliti dan peneliti melakukan alternatif solusi dengan menerapkan model pembelajaran

penemuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menemukan gagasan

utama teks pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi.

Page 3: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 3

Jurnal Education of Batanghari

II. KAJIAN TEORI Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang dibuat atau dihasilkan.

Pembelajaran adalah proses; cara; perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar

(Depdiknas, 2002: 751). Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekeliompok orang mencoba bertindak berdasarkan model model

itu (Suprijono, 2011: 45). Istilah model yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola, ragam,

atau acuan yang digunakan dalam pembelajaran.

Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang untuk

mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Sebelum terjadi proses pembelajaran,

guru harus mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasar,

motivasi, latar belakang akademis, latar belakang sosial ekonomi. Hal yang harus diketahui guru

tersebut disebut karakteristik siswa.

Menurut Ariyana (2018: 33) model pembelajaran penemuan adalah memahami konsep,

arti, dan hubungan melalalui proses intuitif untuk akhirnya sampai pada suatu kesimpulan.

Menurut Kemendikbud (2013: 19) model pembelajaran penemuan atau discovery adalah teori

belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan

dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan peserta didik mengorganisasi sendiri.

Menurut Mulyasa dkk (2017: 127) model pembelajaran penemuan adalah model pembelajaran

yang menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui,

masalah yang dihadapkan kepada siswa adalah masalah yang direkayasa oleh guru.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan

1) Perencanaan

a. Menentukan tujuan pembelajaran

b. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik (kemampuan awal, minat, gaya

belajar, dan sebagainya)

c. Memilih materi pelajaran.

d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif (dari

contoh-contoh generalisasi)

e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,

tugas dan sebagainya untuk dipelajari peserta didik

f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang

konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik

g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik . 2) Pelaksanaan

Menurut Mulyasa dkk (2017: 128) pelaksanaan model pembelajaran penemuan

dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang

menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri.

Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajukan pertanyaan,

anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan

pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi

interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik dalam

mengeksplorasi bahan. Dengan demikian, seorang guru harus menguasai teknik-

Page 4: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 4

Jurnal Education of Batanghari

teknik dalam memberi stimulus kepada peserta didik agar tujuan mengaktifkan

peserta didik untuk mengeksplorasi dapat tercapai.

2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan dengan

bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk

hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

3) Data collection (pengumpulan data)

Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru

memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengumpulkan informasi

sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya

hipotesis. Data dapat diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek,

wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya

4) Data processing (pengolahan data)

Pada tahap ini, siswa mengolah data yang telah diperoleh dari kegiatan

mengumpulkan data. Data yang sudah diperoleh didiskusikan melalui proses

penalaran atau asosiasi.

5) Verification (pembuktian)

Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan, dihubungkan

dengan hasil data processing. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau

informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu

kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak

6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian

atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil

verifikasi maka dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi

Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non-tes.

Penilaian non-tes dapat berupa penilaian pengetahuan, keterampilan, sikap, atau

penilaian hasil kerja peserta didik. Penilaian tes berupa penilaian pengetahuan,

maka dalam model pembelajaran penemuan dapat menggunakan tes tertulis. Bila

yang dinilai berupa produk, dapat menggunakan tes unjuk kerja (Mulyasa dkk.

2017: 130)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan, Menurut Kemendikbud

(2013: 23) kelebihan model pembelajaran penemuan dapat diuraikan sebagai

berikut.

1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-

keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan

kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara

belajarnya.

2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan

ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa

menyelidiki dan berhasil.

Page 5: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 5

Jurnal Education of Batanghari

4) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai

dengan kecepatannya sendiri.

5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan

melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

6) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena

memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

7) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan

gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan

sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

8) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena

mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi

proses belajar yang baru.

11) Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.

12) Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri.

13) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar

menjadi lebih terangsang.

14) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada

pembentukan manusia seutuhnya.

15) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.

16) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis

sumber belajar.

17) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Selain memiliki beberapa kelebihan, model pembelajaran penemuan

mempunyai beberapa kelemahan. Kemendikbud (2013: 27) kelemahan model

pembelajaran penemuan dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk

belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan

abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-

konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan

menimbulkan frustasi.

2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,

karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka

menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar

berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara

belajar yang lama.

4) Pengajaran penemuan lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,

sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi

secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk

mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa

6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan

ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru

Page 6: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 6

Jurnal Education of Batanghari

Direktorat PLP (2005:24) menyatakan bahwa gagasan utama adalah gagasan pokok yang

terkandung atau mendasari sebuah bacaan. Pada tataran yang lebih kecil gagasan penulis

dituangkan dalam setiap paragraf. Jadi, dapat disimpulkan, agar dapat menentukan gagasan

utama teks bacaan, terlebih dahulu pembaca harus dapat menentukan gagasan utama paragraf.

Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi inti atau isi pokok suatu teks bacaan. Menemukan

gagasan utama bacaan dapat didahului dengan menentukan gagasan utama paragraf dalam bacaan

itu.

Soedarso (2005:64) menggunakan istilah ide pokok untuk menyebut gagasan utama

bacaan. Menurut Soedarso, ide pokok adalah gagasan utama penulis yang menjadi dasar atau inti

masalah dalam tulisannya. Ide pokok dapat ditemukan di semua bagian buku. Buku secara

keseluruhan mempunyai ide pokok yang umum, kemudian tiap bab mempunyai ide pokok yang

agak spesifik. Setiap bab terbagi lagi menjadi bagian bab yang mempunyai ide pokok yang lebih

spesifik lagi dan setiap bagian bab terbagi menjadi paragraf yang mengandung ide pokok yang

amat spesifik.

Dari pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa gagasan utama teks bacaan

adalah gagasan atau ide pokok yang menjadi dasar atau inti suatu teks bacaan. Jika teks bacaan

berupa buku, Soedarso (2005:64-65) menyatakan cara untuk menemukan gagasan utamanya

adalah sebagai berikut.

1. Temukan ide pokok buku secara keseluruhan dengan membaca ikhtisar umum yang

biasa terdapat di awal buku tersebut.

2. Temukan ide pokok bab dan sub-bab yang biasanya terdapat dalam ikhtisar di awal bab

dan sub-bab.

3. Temukan ide pokok paragraf.

Jika teks bacaan lebih sederhana, misalnya teks bacaan yang hanya terdiri dari bebarapa

paragraf, menemukan gagasan utama dapat dilakukan dengan menemukan dulu gagasan utama

setiap paragraf.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa untuk menemukan gagasan

utama teks bacaan, siswa harus dapat menemukan gagasan utama paragraf dalam teks bacaan

tersebut. Penulis juga beranggapan perlu mengemukakan teori ahli tentang paragraf secara

khusus, karena paragraf merupakan bagian yang penting dalam menemukan gagasan pokok

bacaan.

Keraf (1984:62) menyebut paragraf dengan istilah alenia. Lebih lanjut Keraf menyatakan

bahwa alenia adalah suatu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas

daripada kalimat. Alenia merupakan himpunan dari kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian

untuk membentuk sebuah gagasan. Gagasan tersebut akan menjadi jelas oleh uraian-uraian

tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.

Jadi, menurut Keraf, paragraf yang baik terdiri dari lebih satu kalimat. Kalimat yang satu

berfungsi sebagai kalimat utama, yang memuat gagasan utama. Kalimat yang lain berfungssi

sebagai kalimat penjelas yang memuat gagasan-gagasan penjelas.

Soedarso (2005:66) berpendapat bahwa paragraf adalah kumpulan kalimat yang terdiri dari

satu gagasan. Satu paragraf mengandung satu ide, satu pokok pikiran, satu tema, dan satu

gagasan. Paragraf merupakan jalan yang ditempuh penulis untuk menyampaikan pikirannya.

Penulisan paragraf bertujuan untuk memudahkan pembaca untuk memahami tulisannya.

Page 7: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 7

Jurnal Education of Batanghari

Pengertian paragraf menurut Tarigan (1981:11) adalah seperangkat kalimat tersusun secara

logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung

pikiran pokok yang tersirat di dalam keseluruhan paragraf.

Dari ketiga penendapat tesebut, peniliti menyimpulkan bahwa paragraf adalah satuan

bahasa yang terdiri dari beberapa kalimat yang memiliki satu gagasan. Kalimat yang

mengandung gagasan utama disebut kalimat utama. Kalimat yang mengandung gagasan penjelas

disebut kalimat penjelas.

Soedarso (2005:66-67) mengemukakan cara menemukan gagasan utama paragraf utama

adalah sebagai berikut.

1. Dalam satu paragraf terdapat kalimat kunci atau kalimat pokok. Kalimat itu

mengandung ide pokok. Kenalilah kalimat kunci itu.

2. Lazimnya, penulis meletakkan ide pokok paragrafnya di awal, di akhir, di awal dan dia

akhir, atau adakalanya di seluruh paragraf.

Lebih lanjut, Soedarso mengemukakan cara menemukan kalimat kunci dalam paragraf

adalah sebagai berikut.

1. Anda cari kata benda atau kata ganti yang dominan. Lalu Anda baca dan tanya apa

artinya? Lalu Anda baca lanjutannya, yang akan berisi keterangan, “artinya adalah…”

atau semacamnya.

2. Anda cari pernyataan umum. Lalu Anda bertanya: Apakah kalimat lainnya mendukung

dalam menjabarkan ide pokok itu?

3. Jika ide pokoknya sulit dikenali atau merupakan suatu yang abstrak, ada baiknya Anda

baca detailnya agak lambat untuk mendapat pemahaman yang lebih cermat. Jika ide

pokoknya mudah dipahami, detailnya diabaikan saja atau dibaca dengan kecepatan

tinggi.

III. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan

kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk memaparkan data-data yang diperoleh dari

hasil observasi dalam proses pembelajaran menemukan gagasan utama teks dengan

menggunakan model pembelajaran penemuan. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

memaparkan hasil belajar siswa dalam menemukan gagasan utama teks dengan menggunakan

model pembelajaran penemuan.

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berdasarkan

masalah yang dihadapi guru di kelas, yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan

gagasan utama teks yang dibaca. Guru selaku peneliti berusaha mencari solusi atas masalah

tersebut dengan menggunakan model pembelajaran penemuan. Tindakan dilakukan dengan

langkah-langkah pencanaan, pelaksanaan, obeservasi, analisis, dan refleksi. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif

digunakan untuk memaparkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi dalam proses

pembelajaran menemukan gagasan utama teks dengan menggunakan model pembelajaran

penemuan. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memaparkan hasil belajar siswa dalam

menemukan gagasan utama teks dengan menggunakan model pembelajaran penemuan.

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berdasarkan

masalah yang dihadapi guru di kelas, yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menemukan

gagasan utama teks yang dibaca. Guru selaku peneliti berusaha mencari solusi atas masalah

Page 8: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 8

Jurnal Education of Batanghari

tersebut dengan menggunakan model pembelajaran penemuan. Tindakan dilakukan dengan

langkah-langkah pencanaan, pelaksanaan, obeservasi, analisis, dan refleksi

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII-1, SMP Negeri 23 Kota Jambi. Jalan Raden

Fatah, Kelurahan Sijenjang, Kecamatan Jambi Timur, Kota Jambi Penelitian dimulai bulan

Januari s.d bulan Juni 2017.

Data penelitian tindakan kelas ini berupa hasil observasi dengan menggunakan lembar

observasi dan hasil catatan lapangan. Data yang dianalisis adalah data yang berhubungan dengan

proses pembelajaran menemukan gagasan utama teks siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota

Jambi dengan menggunakan model pembelajaran penemuan. Data hasil observasi tentang proses

pembelajaran berupa aktivitas yang dilakukan siswa dan guru. Data diperoleh dari hasil

observasi yang dilakukan oleh tiga observer dan catatan lapangan yang dibuat oleh guru peneliti

saat melaksanakan pembelajaran

Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil penilaian pembelajaran

menemukan gagasan utama teks sebelum dan sesudah dilaksanakan tindakan. Ada tiga sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: observer, siswa dan guru.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, catatan lapangan, dan

tes.Observasi atau pengamatan dilakukan terhadap peristiwa berlangsungnya proses belajar

mengajar. Teknik yang digunakan adalah teknik observasi partisipasi aktif sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sugiyono (2010: 227). Dalam hal ini peneliti hadir dalam pembelajaran dan

mengambil peran aktif dalam peristiwa itu. Peneliti sebagai guru melaksanakan proses

pembelajaran.

Catatan lapangan diperoleh dari peneliti sendiri. Saat melakukan penelitian, guru

mungkin menemukan berbagai hal yang menarik perhatian peneliti, misalnya tentang siswa yang

perlu perhatian khusus, kendala saat pembelajaran, dan alternatif solusinya, sehingga guru harus

membuat catatan tersendiri untuk hal-hal itu.

Tes dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kualitas hasil belajar menemukan

gagasan utama teks dengan model pembelajaran penemuan. Tes yang digunakan dalam penelitian

ini berupa tes unjuk kerja. Siswa membaca teks lalu menemukan gagasan utama teks tersebut.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengambilan data. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, catatan siswa, catatan guru, lembar

penilaian., lembar penilaian RPP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran itu, dapat dideskripsikan bahwa guru

membimbing siswa dalam setiap langkah pembelajaran. Pembimbingan intensif yang dilakukan

guru dapat mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, Terdapat peningkatan keaktifan

siswa siswa bertanya dan menjawab pertanyaan. Dalam membentuk kelompok, siswa sudah dapat

melakukan dengan cepat. Saat pemberian rangsangan berupa tesks bacaan, sebagian besar siswa

sudah membaca teks dengan baik. Tidak ada lagi siswa yang membaca dengan kebiasaan yang

salah.

Saat langkah identifikasi msalah, guru menugasi siswa untuk merumuskan pertanyaan

tentang gagasan utama teks. Guru juga memberikan bimbingan. Tujuh kelompok sudah dapat

berdiskusi untuk merumuskan pertanyaan. Masih ada satu kelompok yang anggota rebut. Guru

langsung mendekati dan membimbing kelaompok itu. Saat mengumpulkan data, tujuh kelompok

sudah membaca dengan cermat buku sumber untuk mencari data tentang gagasan utama teks.

Siswa juga sudak aktif berdiskusi untuk mengolah data dan menuliskan hasil penolahan data di

Page 9: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 9

Jurnal Education of Batanghari

lembar kegiatan siswa. Semua kelompok sudah dapat memeriksa dengan cermat hasil diskusi

mereka dalam kegiatan pembuktian atau verifikasi. Sebagian siswa juga sudah dapat

menyimpulkan tentang gagasan utama teks.

Saat langkah mempresentasikan hasil diskusi, guru memberikan kesempatan kepada

setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Ada empat kelompok yang bersedia

tampil terlebih dulu tanpa dipaksa. Kelompok lain harus ditunjuk dulu agar mempresentasikan

hasil diskusi. Ada delapan belas siswa yang mengacungkan tangan saat diminta memberi

tanggapan. Guru memberi kesempatan secara bergiliran. Sebagian besar siswa sudah dapat

menyimpulkan hasil pembelajaran.

Saat guru dan siswa mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran siswa menyatakan bahwa

setelah mendapat bimbingan dan contoh dari guru, siswa berani dan percaya diri untuk

berdiskusi, presentasi, dan menanggapI. Di siklus II masih observasi terhadap aktivitas siswa

masih dilakasanakan. Dari data hasil observasi oleh observer pada siklus II tergambar bahwa

penggunaan model penemuan memerlukan kesabaran yang tinggi dalam memotivasi siswa untuk

menemukan gagasan utama teks kepada teman yang lainnya. Pada siklus II ini peneliti memulai

penelitian tindakan kelas untuk melihat bagaimana penggunaan model pembelajaran penemuan

dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca dan menemukan gagasan utama teks.

Secara umum, hasil observasi penelitian pada siklus II . Pada awal pelajaran dimulai, semua

siswa terlihat tertib dan tidak ada satu pun yang sibuk sendiri. Semua siswa mengikuti perintah

ketua kelas untuk berdoa dan memberi salam. Siswa memperhatikan penjelsan guru tentang

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui tayangan LCD. Guru

menayangkan sebuah teks. Guru meminta siswa membaca teks tersebut.. Guru menjelaskan

skenario dan penilaian pembelajaran. Guru memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat

menemukan gagasan utama teks. Guru mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok

Ketika pembelajaran mulai memasuki kegiatan inti, guru memberikan rangsangan kepada

siswa (stimulation) berupa teks bacaan. Siswa membaca teks yang dibagikan oleh guru.

Berdasarkan pengamatan, tidak ada lagi siswa yang melakukan kebiasaan yang salah dalam

membaca. Setelah membaca teks, siswa diminta untuk mengidentifikasi masalah berupa

pertanyaan. Guru mengarahkan siswa agar merumuskan masalah tentang gagasan utama paragraf,

letak kalimat utama setiap paragraf, dan gagasan utama teks.

Setelah merumuskan pertanyaan itu, siswa mengumpulkan data (data collection) untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaaan tersebut. Dalam kegiatan ini, ada beberapa anggota kelompok

yang tidak aktif dalam diskusi. Berdasarkan pengamatan, beberapa siswa tidak aktif dalam

mengumpulkan data. Bahkan ada beberapa anggota kelompok yang melamun. Perilaku anggota

kelompok ini dilaporkan secara lisan oleh anggota kelompok lain kepada guru. Siswa membaca

buku paket, buku penunjang, dan kamus, untuk mengumpulkan data. Setelah data terkumpul,

siswa berdiskusi untuk mengolah data (data processing) dan menggunakan data tersebut untuk

menentukan gagasan utama paragraf dan teks secara keseluruhan. Siswa kembali berdiskusi

untuk tahap pembuktian terhadap data yang hasil kerja mereka.

Siswa menyimpulkan (generalitation) berdasarkan hasil verifikasi kelompok masing-

masing. Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata siswa sudah dapat menuimpulkan data tepat

waktu. Selanjutnya, setiap kelompok menuliskan hasil diskusi mereka ke dalam lembar kerja

siswa. Selain menuliskan hasil diskusi, Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan

hasil diskusi kelompok mereka. Tidak ada satu kelompok pun yang mau ke depan. Akhirnya,

guru mengadakan undian. Presentasi ini mengalami hambatan. Setelah di depan, siswa saling

Page 10: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 10

Jurnal Education of Batanghari

suruh untuk mempresentasikan hasil diskusi. Akhirnya guru menunjuk secara acak siswa yang

berperan sebagai moderator dan siswa yang presentasi. Anggota kelompok lain diminta untuk

bersiap-siap menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Setelah kelompok presentasi, semua

kelompok lain memberikan tanggapan atau komentar.

Penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru

sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum,

pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya. Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari Januari sampai denga Juni 2017 di kelas VII-1 SMP Negeri 23

Jambi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahap

perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, tahap refleksi.

PTK ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran penemuan

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menemukan gagasan utama teks pada siswa kelas

VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi.

Pembahasan hasil temuan yang berkaitan dengan teori dijadikan acuan dalam penelitian

ini. Pembahasan dilakukan sesuai dengan masalah, tujuan, dan hasil penelitian. Fokus

pembahasan dalam penelitan ini adalah penerapan model pembelajaran penemuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran menemukan gagasan utama teks pada siswa kelas VII-1

SMP Negeri 23 Kota Jambi. Pembahasan kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah

pembahasan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar. Pembahasan hasil penelitian ini

mengacu pada hasil temuan siklus I dan siklus II.

Proses pembelajaran merupakan segala sesuatu yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran

antara guru dan siswa. Pembahasan hasil temuan dalam penelitian ini berhubungan langsung

dengan sintak atau langkah-langkah model pembelajaran penemuan, yang terdiri dari pemberian

rangsangan, merumuskan pertanyaan atau identifikasi masalah, mengumpulkan data, mengolah

data, membuktikan, dan menyimpulkan. Sintak itu diapadukan dengan langkah terakhir dalam

pendekatan saintifik, yaitu mengomunikasikan. Perbandingan hasil penelitian berupa proses

pembelajaran digambarkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 5.1 Perbandingan Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II

No. Sintak/Langkah

Pembelajaran

Siklus I Usaha Perbaikan Siklus II Kesimpulan

1. Pemberian

rangsangsan.

Siswa membaca

teks bacaan.

1. Sebagian siswa masih

melakukan kebiasaan

yang salah dalam

membaca.

2. Ada siswa yang tidak

antusias dalam

membaca.

1. Guru

memberikan

bimbingan

tentang kebiasaan

yang harud

dihindari saat

membaca.

2. Guru

menyediakan

bahan bacaan

yang memuat hal

yang lebih dekat

dengan siswa

1. Tidak ada

lagi siswa

yang

melakukan

kebiasaan

yang salah

dalam

membaca.

2. Semua

siswa sudah

antusias dalam

membaca

Ada

peningkatan

kualitas

proses

pembelaharan

siklus II

apabila

dibandingkan

kualitas

proses

pembelajaran

siklus I. Hal

itu dapat

dilihat pada

keaktifan dan 2. Identifikasi Sebagian kelompok Guru memberikan Semua

Page 11: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 11

Jurnal Education of Batanghari

masalah

belum dapat

merumuskan pertanyaan

bimbingan saat

siswa berdiskusi

untuk

merumuskan

pertanyaan

tentang gagasan

utama

kelompok

sudah dapat

merumuskan

pertanyaan.

antusias siswa

dalam proses

pembelajaran.

4. Mengumpul-

kan data

Sebagian siswa belum

aktif dalam diskusi

kelompok untuk

mengumpulkan data

tentang gagasan utama

Guru memotivsi

dan membimbing

siswa dalam

diskusi kelompok

Tujuh

kelompok

sudah aktif

dalam diskusi.

Satu

kelompok

anggotanya

belum aktif.

5. Mengolah data Hanya empat kelompok

yang aktif menentukan

gagasan utama

Guru memberikan

bimbingan

Tujuh

kelompok

sudah aktif

mengolah data

untuk

menentukan

gagasan utama

teks.

5. Membuktikan Ada empat kelompok

yang memeriksa dengan

cermat hasil diskusi

menentukan gagasan

utama.

Guru memberikan

bimbingan

Semua

kelompok

sudah

memeriksa

dengan cermat

hasil diksusi

kelompok

masing-

masing.

6. Menyimpul-

kan

Semua kelompok

mengalami kesulitan

dalam menyimpulkan

Guru memberikan

motivasi dan

bimbingan.

Semua

kelompok

sudah aktif

berdiskusi dan

menyimpulkan

7. Mengomuni-

kasikan

Sebagian besar siswa

belum berani dan tidak

percaya diri untuk

mempresentasikan hasil

diskusi kelompok,

memberi tanggapan atau

komentar.

Guru memberi

contoh cara

mempresentasikan

dan menanggapi

hasil diskusi.

Ada empat

kelompok

yang sudah

bersedia

tampil tanpa

dipaksa.

Page 12: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 12

Jurnal Education of Batanghari

Pembahasan pada tahap pemberian rangsangan/stimulation, siswa diminta untuk

membaca teks. Sebagian siswa masih melakukan kebiasaan yang salah dalam membaca. Guru

memberikan bimbingan agar siswa tidak lagi melakukan kesalahan dalam membaca. Pada siklus

II tidak ada lagi siswa yang melakukan kebiasaan yang salah dalam membaca. Saat tahap

merumuskan pertanyaan/problem statement siswa sebagian besar belum dapat merumuskan

masalah. Setelah mendapat bimbingan guru, siswa baru dapat mermuskan pertanyaan tentang

gagasan utama teks. Pada tahap mengumpulkan data/data collection, guru belum begitu optimal

dalam membimbing siswa akibatnya siswa juga belum terlibat aktif dalam berdiskusi kelompok.

Kemudian guru memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut dan mengoptimalkan siswa untuk

berpikir dan ikut berdiskusi mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang sudah

disusun.

Pada tahap mengolah data, pada siklus sebagian siswa belum aktif dalam diskusi

kelompok untuk menemukan gagasan utama teks. Guru membimbing siswa dalam dalam

kelompok agar semua anggota kelompok terlibat aktif dalam diskusi.. Pada siklus II sebagian

besar siswa sudah dapat merumuskan pertanyaan. Pada tahap pembuktian/verification pada siklus

I, sebagian besar siswa tidak mencermati hasil kerja kelompok. Guru memberikan bimbingan saat

siswa memeriksa kembali hasil diskusi. Pada siklus II, sebagian besar siswa sudah melakukan

pemerikasaan hasil diskusi kelompok dengan cermat.

Pada tahap menyimpulkan/generalization siklus I, sebagian siswa belum dapat

menyimpulkan hasil diskusi. Guru memberikan bimbingan, sehingga pada siklus II sebagian

besar siswa sudah dapat menyimpulkan hasil diskusi kelompok. Pada tahap mengomunikasikan

siklus I, siswa mengalami kesulitan mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

Siswa juga tidak berani dan tidak percaya diri untuk mrmberilkan komentar. Guru memberikan

contoh cara mempresentaikan dan memberi tanggapan.. Pada siklus II, sebagian besar siswa

sudah berani dan percaya diri untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sebagian besar

siswa juga dapat memberikan tanggapan terhadap kelompok yang mempresentasikan hasil

diskusi kelompok di depan kelas.

Berdasarkan data yang telah diuraikan terlihat bahwa kualitas proses pembelajaran

menemukan gagasan utama pada siklus II meningkat apabila dibandingkan dengan proses

pembelajaran siklus I. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam penelitian ini sesuai

dengan teori tentang kelebihan model pembelajaran penemuan yang menyatakan bahwa model

pembelajaran penemuan dapat membantu siswa aktif dan antusias dalam pembelajaran dan dapat

menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran final karena melalui proses verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penerapan model pembelajaran

penemuan dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran kemampuan menemukan gagasan

utama teks yang dibaca pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota Jambi. Hal ini terlihat dari

hasil tes awal, hasil tindakan yang ada pada siklus I, dan hasil tindakan di siklus II. Pada tes

awal, hanya 4 siswa atau 12,5% siswa yang mencapai nilai KKM yang ditentukan, yaitu 75.

Pada siklus I, siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM atau lebih sebanyak 18 orang siswa

atau 56,3%. Pada siklus II, siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 28 siswa atau mencapai

87,5%.

Page 13: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 13

Jurnal Education of Batanghari

V. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian tindakan kelas ini dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran penemuan dapat meningkatan kualitas proses

pembelajaran menemukan gagasan utama teks pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota

Jambi. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran penemuan dapat meningkatkan kualitas hasil

pembelajaran menemukan gagasan utama teks pada siswa kelas VII-1 SMP Negeri 23 Kota

jambi. Hal itu dapat dibuktikan dengan peningkatan hasil tes awal, hasil tes siklus I, dan hasil tes

siklus II.

Page 14: Menemukan Gagasan Utama Teks Oleh Mardunah, SMP …

Jurnal Education of Batanghari

Volume 2, Nomor 12: 001-014 14

Jurnal Education of Batanghari

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2017. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2013 Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Puskur, Balitbang.

Depdiknas. 2002. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Puskur Balitbang.

_______ 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SMP dan Madrasah Tsanawiyah.

Jakarta: P.T. Binatama Raya

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta.

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. 2005. Pengembangan Keterampilan Membaca Jakarta:

Depdiknas. Kemendikbud. 2013. Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbud.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung; Alfabeta.

Jihad, A. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores: Nusa

Indah.

Mulyasa, E. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya.

Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:

BPFE.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada.

Soedarso. 2005. Speed Reading. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung:Alfabeta.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi Pakem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suryosubroto. 1997. Proses Pembelajaran di Seskolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Mengembangkannya.

Bandung: Angkasa.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka.