peningkatan kemampuan menemukan gagasan dari … · kata kunci: pembelajaran menyimak ekstensif,...
TRANSCRIPT
-
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN DARIARTIKEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY SISWA
KELAS IX.A SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Skripsiguna Melanjutkan Penelitian pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
RISNAH KHOIRUN NISA
10533792715
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020
-
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
*Berusaha dan terus berdoa
*Karena tidak ada kesuksesan, melainkan pertolongan dari Allah.
^-^ Saya persembahkan skripsi ini untuk orang tercinta dan tersayang atas kasihsayang yang belimpah.
1. Teruntuk Ayah tercinta dan Ibunda tercinta terima kasih atas kasih sayangmu yang
berlimpah dan doa”mu yang selalu menyertaiku, selalu menyemangatiku, dan
memberiku motivasi hingga saat ini.
2. Terima kasih untuk Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada kakak.
3. Dan teruntuk suamiku terima kasih yang selalu mendukung dan memberikan
semangat dan motivasi hingga saat ini.
-
ABSTRAK
RISNAH KHOIRUN NISA. 2020 “Peningkatan Kemampuan MenemukanGagasan dari Artikel dengan Menggunakan Metode Inquiry Siswa Kelas IX.ASMP Muhammadiyah 10 Makassar”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa danSastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh H.M.Ide Said DM. Dan Hj.RoslenyBabo,
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pelaksanaanpembelajaran membaca ekstensif artikel dengan menggunakan metode Inquriypada siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar. Berdasarkan rumusanmasalah penelitian ini adalah bagaimana hasil peningkatan keterampilan membacaekstensif artikel pada siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar.Penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalambersiklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu, tahap perencanaan, tahappelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, serta tahap refleksi. Subjek dalampenelitian adalah siswa kelas IX.A di SMP Muhammadiyah 10 Makassar yangberjumlah 19 orang siswa yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 8 orangperempuan. Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes.
Pada tahap perencanaan siklus I dan siklus II, memiliki kemiripan padarencana pelaksanaan pembelajaran, yang berbeda adalah langkah pembelajaran.Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana secaramaksimal dan pada siklus II dilaksanakan secara keseluruhan. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembelajaran siklus I belum optimalyaitu 70,60%, berbeda pada siklus II yang mengalami perubahan lebih efektifyaitu 89,47%. Dibuktikan pada siklus II siswa lebih antusias dan termotivasidalam mengikuti pembelajaran. Evaluasi pembelajaran pada siklus I belumoptimal karena ada beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana denganbaik dan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar sedangkan pada siklus II,langkah pembelajaran terlaksana dengan baik dan pencapaian hasil belajar siswamengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwahasil belajar bahasa Indonesia melalui metode Inquiry pada siswa kelas IX.A SMPMuhammadiyah 10 Makassar mengalami peningkatan.
Kata Kunci: Pembelajaran Menyimak Ekstensif, Artikel, dan Metode Inquiry.
-
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah Swt yang senantiasa memberi
berbagai karunia dan nikmat yang tak terhingga kepada seluruh makhluk-Nya
terutama kepada manusia. Salam dan selawat senantiasa tercurahkan kepada
Nabiullah Muhammad Saw, juga kepada seluruh umat beliau yang tetap istiqamah
di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas
kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Penulis menyadari bahwa pada penyusunan skripsi ini, banyak hambatan
dan rintangan yang penulis hadapi. Namun, hal tersebut tidak mengurangi
semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini karena motivasi dan bantuan
doa dari berbagai pihak. Selaku penulis, saya ungkapkan rasa terima kasih
kepada:
Prof. Dr. H.M.Ide Said DM.,M.Pd dan Dr. Hj. Rosleny Babo,M.Si. Dosen
pembimbing I dan II yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi
dalam penyusunan skripsi ini, Erwin Akib,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D dan Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Dr.
Munirah,M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Prof.Dr.H.Abd .Rahman Rahim,S.E.,M.M. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkup
-
ii
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membekali penulis dengan banyak ilmu yang bermanfaat.
Penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
mahasiswa Angkatan 2015 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
khususnya kelas A yang telah bersama-sama menjalani masa perkuliahan, serta
sahabat-sahabatku yang selalu setia mendampingi penulis dalam menyusun skripsi
serta memberi bantuan dan masukan pada saat penulis mendapat kendala pada
saat penyusunan, serta semua pihak yang senantiasa memberi dukungan,
semangat, dan nasihat dalam menuntut ilmu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala
jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Aamiin.
Makassar, 01 Februari 2020
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
SURAT PERJANJIAN
MOTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka.........................................................................................6
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 18
C. Hipotesis Tindakan................................................................................19
-
iv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................................20
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................ 20
C. Sumber Penelitian .................................................................................21
D. Desain Penelitian...................................................................................21
E. Instrumen Penelitian..............................................................................22
F. Data dan Sumber Data ..........................................................................22
G. Teknik Pengumpulan Data....................................................................26
H. Teknik Analisis Data.............................................................................26
I. Kriteria Keberhasilan ............................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .....................................................................................31
B. Pembahasan........................................................................................... 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................... 46
B. Saran......................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia untuk mencapai
kesuksesan hidup karena dengan membaca seseorang mendapatkan ilmu yang
bermanfaat. Keterampilan membaca penting bagi siswa karena pusat belajar
adalah membaca. Berbagai mata pelajaran dan informasi yang dapat diketahui dan
dikuasai siswa melalui kegiatan membaca. Siswa harus memiliki kesadaran tinggi
akan pentingnya membaca. Membaca adalah proses yang dilakukan dan
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis
melalui kata-kata tulis (Tarigan, 1994:7).
Kemahiran membaca adalah keterampilan yang dimiliki oleh seorang pembaca.
Kemahiran membaca meliputi dua aspek, yaitu aspek mekanik dan aspek
pemahaman. Aspek mekanik atau aspek visual berkaitan dengan kemahiran
pembaca dalam menggerakkan mata pada waktu membaca. Mata dapat
digerakkan secara lamban atau cepat dengan pola membaca vertikal, horizontal,
diagonal, dan blok. Pemahaman terhadap bacaan bisa secara ekstensif atau
intensif; teliti atau dangkal; literal; kritis; dan kreatif. Kemahiran mekanik
berkaitan dengan indera mata, sedangkan kemahiran pemahaman berkaitan
dengan otak pembaca (Haryadi 2006:4).
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas, objeknya melalui sebanyak
mungkin teks dalam waktu sesingkat mungkin, yang menjadi tujuan dan tuntutan
-
2
kegiatan membaca ekstensif adalah memahami isi yang penting dengan cepat.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang
memiliki kemampuan yang baik dalam membaca ekstensif. Mereka menganggap
bahwa membaca ekstensif sama halnya dengan membaca yang lain seperti
membaca intensif. Menurut mereka, tidak perlu membaca dengan waktu yang
relatif cepat untuk memahami isi bacaan. Walaupun membaca dengan lambat dan
waktu relatif lama, asalkan mereka bisa memahami isi bacaan itu sudah bagus.
Keadaan yang demikian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum
memiliki minat dan motivasi untuk memiliki kemampuan membaca ekstensif.
Padahal dalam membaca sebuah bacaan melalui kegiatan membaca ekstensif,
siswa tidak dapat melakukan kegiatan membaca dengan begitu saja. Untuk dapat
terampil membaca ekstensif banyak memerlukan pengetahuan, seperti
perbendaharaan kata, ejaan, dan dapat menghubungkan antara kalimat yang satu
dengan yang lain, serta dapat menentukan kecepatan membaca yang tepat agar
bisa memahami keseluruhan isi bacaan. Berdasarkan Kurikulum 2013 SMP Kelas
IX terdapat Standar Kompetensi memahami ragam wacana tulis dengan membaca
ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat. Pada penelitian ini penulis
mengambil Kompetensi Dasar menemukan gagasan dari beberapa artikel dan
buku melalui kegiatan membaca ekstensif.
Namun, penulis akan lebih memfokuskan pada artikel yang menjadi objeknya.
Indikator digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa. Pada kompetensi dasar
di atas terdapat dua indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa. Kompetensi dasar tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila siswa
telah memenuhi indikator-indikator yang meliputi (1) mampu menemukan
-
3
gagasan tiap paragraf artikel, (2) mampu menemukan gagasan keseluruhan artikel,
dan (3) mampu menemukan gagasan dua artikel yang berbeda. Indikator yang
pertama adalah mampu menemukan gagasan tiap paragraf artikel. Guru
mengungkapkan bahwa siswa masih belum memiliki sebab untuk menemukan
gagasan keseluruhan dengan tepat, siswa harus mampu menemukan gagasan tiap
paragraf dalam artikel dengan tepat juga. Jadi, kemampuan siswa dalam
menemukan gagasan keseluruhan teks artikel sangat ditentukan oleh ketepatan
dalam menemukan gagasan tiap paragraf artikel. Indikator yang ketiga adalah
mampu membandingkan dua gagasan artikel yang berbeda.
Kemampuan membandingkan dua gagasan artikel yang berbeda sangat
ditentukan oleh ketepatan siswa dalam menemukan gagasan tiap paragraf artikel
dan menemukan gagasan keseluruhan teks artikel. Jadi, ketidaktepatan siswa
dalam membandingkan dua gagasan artikel disebabkan oleh ketidaktepatan siswa
dalam menemukan gagasan tiap paragraf artikel dan menemukan gagasan
keseluruhan teks artikel. Keterampilan membaca ekstensif artikel di SMP
Muhammadiyah 10 Makassar khususnya kelas IX masih rendah. Hal ini diketahui
berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia kelas IX.
Adapun yang menjadikan keterampilan membaca ekstensif artikel siswa kelas
IX rendah disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) sebagian siswa kurang
memiliki keaktifan dalam belajar, mereka cenderung pasif dan tidak konsentrasi,
(2) siswa menganggap membaca merupakan kegiatan yang sudah biasa dilakukan.
Namun, mereka tidak mampu memahami isi artikel atau gagasan secara
keseluruhan dengan baik. Hal ini terbukti saat guru memberikan pertanyaan
-
4
mengenai gagasan artikel tersebut, banyak siswa tidak mampu menjawab dengan
baik, (3) siswa menganggap bahwa artikel adalah bacaan yang tidak menarik
untuk dibaca, (4) guru dalam pembelajaran tidak menggunakan metode membaca
yang tepat dan bervariasi sehingga siswa kurang tertarik dan kurang mampu
meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Siswa dalam pembelajaran membaca disuruh untuk membaca kemudian
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang isi teks bacaan dengan membaca
kembali artikel tersebut. Hal tersebut menyebabkan tidak ada peningkatan
kemampuan membaca siswa. Berdasarkan fenomena tersebut, peningkatan
kemampuan membaca khususnya membaca ekstensif sangat perlu diupayakan
segera dan semaksimal mungkin. Dalam upaya mengatasi kesulitan yang dihadapi
siswa, dalam penelitian ini dicari upaya untuk meningkatkan kemampuan
membaca ekstensif artikel. Metode Inquiry adalah salah satu membaca yang
dianggap tepat untuk pembelajaran membaca ekstensif artikel. Untuk mengatasi
kelemahan itu, dapat dilakukan dengan banyak pendekatan metode pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran aktif (student centered), salah satunya
yaitu sistem pembelajaran Inquiry.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah
tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menemukan Gagasan dari Artikel dengan Menggunakan Metode Inquiry Siswa
Kelas IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar”.
-
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hasil peningkatan kemampuan menemukan gagasan dari
artikel dengan menggunakan metode Inquiry siswa kelas IX SMP
Muhammadiyah 10 Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan kemampuan menemukan gagasan dari artikel dengan
menggunakan metode Inquiry siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 10
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah ilmu
pengetahuan tentang penelitian pembelajaran membaca ekstensif artikel
menggunakan metode Inquiry terkait peningkatan motivasi dan prestasi
belajar.
2. Bagi siswa, metode pembelajaran Inquiry diharapkan mampu
meningkatkan semangat dan gairah siswa dalam belajar sehingga mampu
memotivasi siswa dan mampu meningkatkan prestasi siswa.
3. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan
pembelajaran yang berkaitan dengan motivasi dan prestasi belajar siswa.
4. Bagi peneliti, memberikan pengalaman sebagai bekal menjadi pendidik
dalam menerapkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa.
5. Bagi pembaca, sebagai bahan perbandingan bagi siapa saja yang ingin
meneliti masalah ini lebih lanjut.
-
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
1. Teori Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran
yang sangat penting di sekolah. tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia
adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai
dengan situasi dan tujuan dari berbahasa serta tingkat pengalaman siswa.
2. Teori Pembelajaran Membaca
a. Pengertian Membaca Ekstensif
Tarigan (1994:31) berpendapat bahwa dalam kegiatan membaca
terdapat jenis membaca ekstensif. Membaca ekstensif yaitu membaca
secara luas. Objek dari membaca ekstensif meliputi sebanyak mungkin
teks dalam waktu sesingkat mungkin. Membaca ekstensif bacaan atau teks
menuntut untuk memahami isi bacaan atau teks yang penting-penting
dengan cepat dan kegiatan membaca secara efektif dapat terlaksana.
Kholid, dkk (1998:213) mengatakan bahwa membaca ekstensif
merupakan program membaca yang dilakukan secara luas. Para siswa
diberikan keluasan dan kebebasan dalam hal memilih, baik jenis maupun
lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Pengertian lain tentang
membaca ekstensif adalah cara membaca secara cepat dan sekilas dengan
tujuan memahami gambaran isi buku secara umum.
-
7
Membaca ekstensif memiliki tujuan dan tuntutan untuk memahami isi
yang penting-penting dengan cepat sehingga membaca secara efektif akan
terlaksana. Dua hal yang ditekankan dalam membaca ekstensif, yaitu cepat
dan tepat. Cepat berarti kemampuan untuk memanfaatkan waktu seefektif
mungkin untuk menemukan informasi-informasi yang ada dalam teks.
Tepat berarti informasi yang didapat merupakan informasi yang tepat
meskipun proses membaca dilakukan dengan cepat.
Dalam membaca ekstensif, teknik yang digunakan berbeda dengan
teknik yang digunakan dalam kegiatan membaca intensif karena membaca
ekstensif menuntut pemahaman secara umum terhadap keseluruhan
masalah atau isi dari bacaan yang dibaca, sedangkan membaca intensif
menuntut membaca secara rinci, baik bahasa maupun isi cerita yang
terperinci sampai sekecil kecilnya. Jadi, keterampilan dalam membaca
ekstensif yaitu keterampilan membaca untuk mendapat pemahaman secara
keseluruhan dari beberapa teks bacaan dalam waktu sesingkat mungkin.
Hal yang ditekankan dalam membaca ekstensif adalah kecepatan dan
ketepatan dalam menemukan gagasan atau isi bacaan.
b. Macam Membaca Ekstensif
Tarigan (1994:31-32) berpendapat bahwa, membaca ekstensif
dibedakan menjadi beberapa, yaitu menjadi tiga macam, meliputi (a)
membaca survei (survey reading). Membaca survei adalah kegiatan
membaca ekstensif yang sebelum memulai membaca, kita meneliti terlebih
dahulu, mensurvei apa-apa yang akan kita telaah, mensurvei bahan bacaan
yang akan kita pelajari dengan jalan: (1) memeriksa, meneliti indeks-
-
8
indeks, daftar kata yang terdapat dalam buku-buku, (2) melihat-lihat,
memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat dalam buku yang
bersangkutan, dan (3) memeriksa, meneliti bagan, skema. Kecepatan serta
ketepatan dalam mensurvei bahan bacaan sangat penting, hal ini turut
menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam mencapai studinya, (b)
membaca sekilas (skimming). Membaca sekilas adalah jenis membaca
yang membuat mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan
bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi. Tujuan dari
membaca sekilas untuk mendapatkan sesuatu dari kegiatan membaca yang
dilakukan secara sekilas dan diharapkan mampu mendapatkan informasi
yang diinginkan, (c) membaca dangkal (superficial reading). Membaca
dangkal adalah salah satu membaca ekstensif yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran atau tidak
mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca dangkal merupakan
kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil. Membaca dangkal
dilakukan untuk memperoleh kesenangan, membaca bacaan yang ringan
untuk mendatangkan kebahagiaan.
Menurut Kholid dkk (1998:214), ada berbagai jenis membaca
ekstensif, yaitu (1) membaca survei adalah sejenis kegiatan membaca
dengan tujuan mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup
dari bahan bacaan yang hendak dibaca, (2) membaca sekilas atau
membaca skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata kita
bergerak dengan cepat untuk mencari dan mendapat informasi, (3)
-
9
membaca dangkal merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh
pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu dalam dari bacaan.
Berdasarkan jenis-jenis membaca ekstensif di atas, dalam
pembelajaran membaca ekstensif artikel digunakan jenis membaca sekilas
(skimming). Salah satu tujuan utama membaca sekilas adalah memperoleh
kesan umum. Kita dapat membaca sekilas suatu artikel dalam surat kabar
atau majalah dengan cara membaca paragraf awal dan paragraf akhir.
Kedua paragraf ini biasanya menyatakan kepada kita pokok masalah.
Sesudah itu telitilah secara sekilas pilihan tersebut untuk mencari kalimat-
kalimat judul serta petunjuk- petunjuk lainnya mengenai hal-hal penting
yang diperbincangkan itu
c. Tujuan Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu membaca
survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Masing-masing dari jenis
membaca ekstensif itu memiliki tujuan. Berikut akan diuraikan tujuan
masing-masing jenis membaca ekstensif. Membaca survei, memiliki
tujuan: (1) mempercepat menangkap arti, (2) mendapatkan abstrak, (3)
mengetahui ide-ide yang penting, (4) melihat susunan/organisasi bahan
bacaan, (5) mendapatkan minat perhatian yang saksama terhadap bacaan,
dan (6) memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih
mudah.
Membaca sekilas, memiliki tujuan: (1) mengenali topik bacaan, (2)
mengetahui pendapat orang lain dengan cepat, (3) mendapatkan bagian
penting tanpa harus membaca keseluruhan bacaan, (4) mengetahui
-
10
organisasi penulisan, (5) untuk penyegaran apa yang pernah dibaca, (6)
menemukan bahan dalam perpustakaan, dan (7) mendapat kesan umum
suatu buku atau artikel. Membaca dangkal, memiliki tujuan untuk
memperoleh pemahaman yang tidak terlalu dalam dari bacaan dan
dilakukan demi kesenangan (Haryadi 2006, b:31-32).
3. Pengertian Artikel
Ada banyak ragam pengertian artikel. Salah satunya menurut Wibowo
(2001:108) bahwa artikel adalah tulisan lepas mengenai pelbagai soal
aktual yang bersifat opini pribadi penulisnya. Sekalipun bersifat opini
(gagasan murni), biasanya penulis artikel berangkat dari sejumlah
referensi, entah itu kepustakaan atau hasil wawancara agar menguatkan
pendapatnya dan membuat pembaca menjadi percaya terhadap tulisannya.
Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang yang mengupas
tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau kontroversial
dengan tujuan untuk memberitahu (informatif) dan meyakinkan (persuasif
argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (Sumadiria 2005:11).
Wagiran dan Doyin (2005:17) mengatakan bahwa artikel adalah tulisan
tentang suatu masalah berikut pendapat dan pendirian penulis tentang
masalah tersebut. Artikel merupakan karya ilmiah yang dikhususkan untuk
diterbitkan dijurnal ilmiah. Artikel jenis ini adalah artikel yang bersifat
ilmiah. Wibowo (2006:2) mengatakan bahwa tulisan atas nama pribadi
penulisnya di dalam media massa cetak biasanya disebut artikel. Tulisan
pribadi yang dibuat oleh seseorang biasanya mengadung opini terhadap
suatu masalah atau fenomena yang sedang hangat terjadi. Selain itu,
-
11
penulis juga bisa memiliki tujuan untuk memberi informasi kepada
khalayak umum mengenai suatu hal. Bisa disebut juga bahwa artikel
adalah sebuah karangan/prosa yang dimuat dalam media massa, yang
membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam
masyarakat secara lugas.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa artikel
adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang
dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dan
sebagainya) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat
meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
4. Membaca Ekstensif Artikel
Setiap artikel umumnya terbagi dalam beberapa bagian, yaitu
pendahuluan, isi, dan penutup atau kesimpulan. Setiap paragraf
mempunyai kalimat topik yang memuat pokok pikiran paragraf. Kalimat
pertama atau dua kalimat pertama biasanya kalimat topik. Membaca
ekstensif bacaan atau teks menuntut untuk memahami isi bacaan atau teks
yang penting-penting dengan cepat. Membaca ekstensif artikel berarti
mampu memahami isi artikel secara umum dalam waktu relatif singkat.
Dalam membaca ekstensif artikel, pembaca harus memahami bagian yang
penting-penting saja atau gagasan utamanya. Keraf (1994:70-74)
menyatakan bahwa ada empat cara untuk menempatkan gagasan utama
yang dituangkan ke dalam kalimat utama, yaitu:
a. Pada Awal Alinea
-
12
Pengertian awal alinea ini dapat merupakan kalimat utama, dapat juga
kalimat kedua. Dengan menempatkan kalimat pokok pada awal alinea,
gagasan sentral akan mendapat penekanan yang wajar. Alinea semacam ini
biasanya bersifat deduktif, yaitu mula-mula mengemukakan pokok-pokok
persoalan, kemudian menyusul uraian-uraian yang terperinci. Kalimat
dalam alinea tersebut harus dipusatkan untuk memperjelas ide atau
gagasan sentral. Model alinea ini dapat digambarkan dengan bagan
berikut.
Gambar 1. Letak Paragraf Utama pada Awal Kalimat
b. Pada Akhir Alinea
Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian akhir dari alinea
tersebut. Dalam hal ini alinea tersebut bersifat induktif. Alinea semacam
ini harus disusun sekian macam sehingga dapat mencapai klimaks dalam
kalimat pokok yang terdapat pada akhir alinea. Cara ini lebih sulit, tetapi
lebih efektif, terutama dalam mengemukakan argumentasi. Model alinea
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
-
13
Gambar 2. Letak Paragraf pada Akhir Alinea
c. Pada Awal dan Akhir Alinea
Kalimat topik dapat pula ditempatkan pada bagian awal dan akhir dari
alinea. Dalam hal ini kalimat terakhir sering mengulangi gagasan dalam
kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi. Model alinea seperti
ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3. Letak Paragraf pada Awal dan Akhir Paragraf
d. Pada Seluruh Alinea
Kalimat topik atau kalimat utama dapat juga termuat dalam seluruh
alinea. Dalam hal ini tidak terdapat kalimat yang khusus yang menjadi
kalimat topiknya. Alinea semacam ini terutama dijumpai dalam uraian-
uraian yang bersifat deskriptif atau naratif. Model alinea ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
-
14
Gambar 4. Letak Paragraf Terdapat dalam Seluruh Alinea
Nurhadi (2004:72), membuat kata kunci untuk memutuskan apakah gagasan
utama atau bukan. Berikut ini deretan kata-kata kunci itu.
Tabel 1. Kata Kunci Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas
Jika sudah mengerti bagaimana cara menemukan gagasan utama
bacaan, kita akan lebih mudah untuk menemukan gagasan dalam artikel
dengan membaca ekstensif.
Berikut beberapa ahli menguraikan pendapatnya megenai cara
membaca artikel yang efektif. Tampubolon (1990:115) mengatakan bahwa
untuk menemukan pokok suatu artikel, langkah-langkah berikut dapat
-
15
diikuti: (1) bacalah judul dan pendahuluan atau paragraf artikel
bersangkutan dengan cepat dan teliti, dan berdasarkan bacaan ini
rumuskanlah (sebaiknya tuliskan) pikiran pokok yang Anda duga yang akan
diuraikan dalam batanag tubuh artikel itu, (2) untuk menbuktikan benar
tidaknya dgaan, bacalah dengan cepat paragraf-paragraf artikel.
Bacalah hanya kalimat-kalimat topik. Jika ada sub-subjudul, bacalah
tiap subjudul tersebut dapat juga membuktikan benar tidaknya dugaan
Anda. Penutup atau paragraf penutup perlu juga dibaca untuk memperkuat
pembuktian, (3) pikiran pokok artikel dapat diketahui setelah membaca
paragraf atau subjudul batang tubuh yang dimaksud, (4) pikiran pokok dapat
diketahui dengan membaca abstrak secara cepat, jika artikel bersangkutan
mempunyai abstrak.
Membaca ekstensif artikel yang baik, caranya adalah (1) baca
judulnya terlebih dahulu agar terangsang untuk berpikir mengenai apa akan
yang didapat dan gagasan apa saja yang ada dalam artikel, (2) baca semua
subjudul dengan cepat karena subjudul membantu pembaca membentuk
pengertian yang menyeluruh, (3) baca pengantar, kalau tidak ada pengantar,
baca paragraf pertama dengan kecepatan tinggi. Jika terlalu panjang, baca
kalimat pertama dan kedua saja, ini akan membantu menangkap isi bacaan,
(4) baca kalimat pertama subbab, biasanya kalimat pertama biasanya
mengandung gagasan utama. Namun, ada kalimat pertama hanya sebuah
kalimat transisi atau hanya untuk menarik perhatian pembaca. Jika
demikian, baca kalimat terakhir paragraf tersebut karena mungkin
mengandung gagasan utama. Kalimat lain yang dianggap tidak sesuai
-
16
dengan tujuan membaca atau tidak penting maka bagian itu dilewati saja.
Dengan demikian, membaca ekstensif artikel dapat terlaksana dengan baik
(Soedarso 1999:62).
5. Metode Inquiry
a. Pengertian Metode Inquiry
Gulo (2008:84) berpendapat bahwa inquiry berarti suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri, Sedangkan menurut Sunarti (2009:112) inquiry mengandung
proses mental yang lebih tinggi tingkatnya. Misalnya merumuskan
problema, merancang dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, bersikap objektif, jujur, penih
keingintahuan, terbuka, dan sebagainya.
b. Langkah-langkah Metode Inquiry
Sunarti (2009:117) menyebutkan langkah-langkah dalam melaksanakan
metode inquiry, adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut;
merumuskan masalah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan:
1) menyadari adanya suatu masalah;
2) menjadikan masalah itu sebagai suatu yang bermakna atau memiliki
makna tertentu;
3) menjadikan masalah tersebut mengarah pada pemecahannya.
4) mengembangkan jawaban tentatif dalam bentuk rumusan hipotesis,
dengan kegiatan:
-
17
5) melakukan pengkajian dan pengklasifikasian;
6) menghubung-hubungkan berbagai kemungkinan jawaban;
7) menyusun pernyataan hipotesis.
8) menguji tentatif, dengan kegiatan:
9) merakit bukti-bukti yang ada dengan cara identifikasi,
mengumpulkan, mengevaluasi bukti-bukti yang dibutuhkan mengenai
derajat keserasiannya;
10) menerjemahkan, menafsirkan, dan mengklasifikasikan bukti-bukti
tersebut;
11) menganalisis, mencari hubungan yang satu dan yang lain, mencatat
perbedaan dan persamaannya, serta mengidentifikasi arah, urutan, dan
aturannya.
12) mengembangkan suatu kesimpulan, dengan kegiatan:
13) menemukan pola dan hubungan yang bermakna antara hasil dan
jawaban;
14) merumuskan kesimpilan secara jelas.
15) melaksanakan kesimpulan terhadap data atau pengalaman-pengalaman
dengan cara:
16) menguji kesimpulan dengan bukti-bukti baru;
17) membuat kesimpulan berdasarkan pengujian tersebut
6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Inquiry
Amin dalam Subana (2009:118), mengungkapkan beberapa kelebihan
metode inquiry,yaitu:
a. Siwa mampu memahami konsep dasar dan ide yang baik,
-
18
b. Membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan transfer pada
situasi proses belajar yang baru,
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas dasar inisiatif
sendiri,
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri,
e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik,
f. Situasi proses belajar menjadi lebih menggairahkan.
Hafiz dalam http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/30/metodeinquiry/
menjelaskan kelemahan dalam metode Inquiry sebagai berikut; (a)
memerlukan perencanaan yang teratur dan matang. Bagi guru yang
terbiasa dengan cara tradisional, merupakan beban yang memberatkan; (b)
pelaksanaan pengajaran melalui metode ini, dapat memakan watu yang
cukup panjang. Apalagi proses pemecahan masalah itu memerlukan
pembuktian secara ilmiah sebagai berikut.
a. proses jalannya Inquiry akan menjadi terhambat, apabila siswa telah
terbiasa cara belajar “nrimo” tanpa kritik dan pasif apa yang diberikan
oleh gurunya;
b. tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. Akan tetapi justru
memerlukan pengulangan dan penanaman nilai;
c. metode inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA, Perguruan
Tinggi, dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit
dilaksanakan. Sebab pada tingkat tersebut anak didik belum mampu
berpikir secara ilmiah yang merupakan ciri dari metode Inquiry.
-
19
B. Kerangka Pikir
PEMBELAJARAN BAHASA
PEMBELAJARAN MEMBACA
MEMBACA EKSTENSIF
ANALISIS
Meningkat Tidak Meningkat
C. Hipotesis Tindakan
Pembelajaran membaca ekstensif untuk menemukan gagasan dari artikel
dapat meningkatkan dengan menggunakan metode Inquiry “bagi siswa kelas
IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar Tahun Pelajaran 2018/2019’
-
20
-
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) karena penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan siswa yang terbatas dengan melakukan penelitian langsung pada
objeknya. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996)
penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, hasil pengamatan (observasi),
dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.
Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metode tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi
peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan
kualitas di berbagai bidang. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif, artinya
peneliti melakukan penelitian ini dengan berkolaborasi atau bekerja sama
dengan guru Bahasa Indonesia. Guru sebagai pelaku tindakan sedangkan
peneliti sebagai pelaku pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX.A dan dilaksanakan di
sekolah SMP Muhammadiyah X Makassar. Waktu pelaksanaan penelitian ini
selama 2 bulan mulai dari bulan Juli sampai bulan September 2019
-
21
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang variabel melekat, dan yang
dipermasalahkan dalam penelitian (Suwandi, 2010). Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar
dengan jumlah 19 siswa yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 8 orang
perempuan. Subjek lainnya yaitu guru mata pelajaran di kelas tersebut.
Peneliti memilih subjek penelitian di kelas dikarenakan kemampuan siswa
dalam menerima materi pembelajaran khususnya mata pelajaran membaca
ekstensif masih sangat terbatas.
D. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artinya bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di
kelas secara profesional. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk
proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus.
Jika dalam siklus pertama muncul permasalahan yang perlu mendapat
perhatian maka perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang,
pengamatan ulang, dan refleksi ulang dalam siklus kedua. Masing-masing
siklus mempunyai tujuan yang berbeda, siklus I bertujuan mengetahui
keterampilan membaca ekstensif siswa dalam tindakan awal penelitian. Siklus
ini sekaligus dijadikan refleksi untuk melakukan siklus II, sedangkan siklus II
bertujuan mengetahui peningkatan keterampilan membaca ekstensif siswa
-
22
setelah dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I.
Berikut ini adalah bagan siklus yang ditempuh peneliti.
Siklus I Siklus II
TA
Bagan 1. Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan:
TA : Tes Awal O : Observasi
P : Perencanaan R : Refleksi
T : Tindakan RP : Revisi Perencanaan
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan siklus I, dilakukan
kegiatan prasiklus sebagai kegiatan awal. Kegiatan tersebut dilaksanakan
untuk mengetahui keterampilan siswa terhadap materi membaca ekstensif
untuk menemukan gagasan bacaan. Hasil prasiklus tersebut dijadikan
pedoman untuk perbaikan pada siklus I dan siklus II.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan berupa lembar observasi dan soal tes
setiap siklus.
1. Instrumen Tes
Bentuk instrumen penelitian berupa tes digunakan untuk mengungkapkan
data keterampilan membaca ekstensif artikel siswa. Instrumen yang diberikan
P
R T
O
RP
R T
O
-
23
berupa perintah kepada siswa untuk melakukan kegiatan membaca ekstensif
dan setelah siswa selesai membaca, siswa langsung diperintahkan untuk
mengerjakan soal esai yang berjumlah tiga nomor. Soal nomor satu berkaitan
dengan gagasan tiap subbab atau tiap paragraf, nomor dua berkaitan dengan
gagasan keseluruhan teks artikel, dan nomor tiga berkaitan dengan
membandingkan gagasan dua artikel yang berbeda.
Dalam pembelajaran membaca ekstensif artikel, indikator yang ingin
dicapai antara lain (1) mampu menemukan gagasan tiap paragraf artikel, (2)
mampu menemukan gagasan keseluruhan teks artikel, dan (3) mampu
membandingkan gagasan dua artikel yang berbeda.
Tabel 2. Penilaian Membaca Ekstensif Artikel
-
24
Tabel 3. Kriteria Penilaian Membaca Ektensif Artikel
-
25
Tabel 4. Nilai Kumulatif Interval Skor Membaca Ekstensif Artikel
2. Instrumen Nontes
Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku
siswa, sikap siswa dalam pembelajaran, dan tanggapan siswa mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan selama mengikuti pembelajaran membaca
ekstensif artikel menggunakan metode inquiry. Bentuk instrumen nontes
dalam penelitian ini terdiri atas pedoman observasi, pedoman jurnal, pedoman
wawancara, dan dokumentasi.
-
26
F. Data dan Sumber Data
Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes kemampuan
kognitif dan sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Data
tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, tes hasil belajar pada siklus
akhir. Sumber data penelitian ini adalah populasi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
berupa instrumen tes dan nontes.
1. Tes
Data tes dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes membaca ekstensif
artikel siswa pada setiap siklus. Hasil tes pada siklus pertama dianalisis. Dari
analisis itu dapat diketahui kelamahan-kelemahan yang ada kemudian siswa
diberi pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus kedua. Tes keterampilan
membaca pemahaman dilakukan sebanyak satu kali tiap siklus. Tes ini
merupakan tes individu yang berupa uraian yang berjumlah tiga butir soal.
Soal tes dikembangkan dari indikator, yaitu mampu menemukan gagasan
utama tiap paragraf dalam artikel, mampu menemukan gagasan utama
keseluruhan teks artikel, dan mampu membandingkan gagasan dua artikel
yang berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data
dengan teknik tes adalah (1) siswa membaca artikel yang disediakan dengan
menggunakan metode inquiry, (2) siswa mengerjakan soal-soal evaluasi, (3)
guru menilai dan mengolah data hasil penelitian.
-
27
2. Nontes
Data nontes pada penelitian ini diperoleh melalui metode observasi,
jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Masing-masing metode diuraikan
sebagai berikut.
a. Observasi
Peneliti dengan dibantu teman mengamati perilaku siswa, baik yang
bersikap positif maupun yang bersikap negatif. Daftar perilaku positif dan
negatif pada saat pembelajaran membaca ekstensif artikel sudah tertulis
dalam lembar observasi. Adapun tahap observasi yang dilakukan yaitu (1)
menyiapkan pedoman observasi yang berisi butir-butir sasaran pengamatan
tentang keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan
siswa dalam pembelajaran, dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tes/tugas,
(2) melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, yaitu mulai dari
penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan evaluasi untuk
mengetahui hasil yang ditangkap siswa, dan (3) mencatat hasil observasi
dengan mengisi pedoman observasi yang telah dipersiapkan.
b. Jurnal
Jurnal siswa dan jurnal diisi pada setiap akhir pembelajaran membaca
ekstensif artikel. Jurnal yang dinilai oleh peneliti adalah jurnal aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi oleh guru ketika
pembelajaran sudah berakhir. Jurnal ini digunakan oleh guru untuk
mendeskripsi atau mencatat fenomena-fenomena pada saat pembelajaran
membaca ekstensif artikel menggunakan metode inquiry. Jurnal siswa diisi
oleh seluruh siswa dengan membagikan pedoman jurnal siswa yang harus
-
28
diisi oleh siswa sesuai dengan pendapatnya dan tidak diperbolehkan
mencontoh pendapat siswa yang lain.
c. Wawancara
Wawancara yang digunakan untuk mengambil data dilakukan dengan
menggunakan metode terpimpin. Wawancara dilakukan peneliti terhadap
siswa yang hasil tesnya berkategori baik, cukup, dan kurang. Hal ini
didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa, dan hasil tes akhir tiap siklus.
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran membaca ekstensif artikel
menggunakan metode Inquiry. Adapun cara yang ditempuh peneliti dalam
pelaksanaan wawancara yaitu (1) menyiapkan pedoman wawancara yang
berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan pada siswa, (2) menentukan
siswa yang hasil membacanya baik, cukup, dan kurang untuk diwawancarai,
dan (3) mencatat hasil wawancara dengan menulis tanggapan tiap butir
pertanyaan. Adapun jumlah siswa yang menjadi sasaran wawancara pada tiap
siklusnya (siklus I dan siklus II) adalah enam siswa. Pemilihan siswa yang
akan diwawancarai didasarkan pada hasil observasi, jurnal siswa, dan hasil
tes akhir siklus. Sasaran wawancara siklus I yaitu satu siswa yang mendapat
nilai baik, siswa yang mendapat nilai cukup, dan satu siswa yang mendapat
nilai kurang. Sasaran wawancara siklus II yaitu satu siswa yang mendapat
nilai baik, satu siswa yang mendapat nilai cukup, dan satu siswa yang
mendapat nilai kurang. Wawancara dilaksanakan apabila pelaksanaan
pembelajaran telah selesai sehingga teknik wawancara dilakukan di luar jam
pelajaran setelah penelitian pada hari itu.
-
29
d. Dokumentasi Foto
Foto digunakan untuk merekam perilaku siswa selama pembelajaran
membaca ekstensif artikel. Gambar yang diambil adalah peristiwa-peristiwa
tertentu pada saat pembelajaran membaca ekstensif artikel. Dalam
pengambilan gambar, peneliti meminta bantuan teman untuk melakukan
pemotretan Tingkah laku siswa yang perlu diambil gambarnya yaitu (1)
kegiatan siswa awal pembelajaran, (2) aktivitas siswa memperhatikan
penjelasan guru, (3) aktivitas siswa melakukan diskusi kelompok, (4)
aktivitas siswa saat membaca ekstensif artikel, dan (5) aktivitas siswa saat
mengerjakan soal tes. Gambar-gambar yag telah diambil selanjutnya
dideskripsi sesuai dengan kondisi pada saat itu. Pengambilan data dengan
dokumentasi foto, peneliti akan meminta bantuan teman sejawat dengan
sebelumnya memberi pedoman pengambilan data untuk dokumentasi
pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada setiap kali
pertemuan.
H. Teknik Analisis
Untuk menghitung peningkatan Prestasi Belajar pemeliharaan kelistrikan
sepeda motor siswa digunakan rumus sebagai berikut.
-
30
Hasil perhitungan nilai siswa dari masing-masing tes ini kemudian
dibandingkan antara hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II. Hasil inilah yang
dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui persentase peningkatan
keterampilan membaca ekstensif artikel pada siswa kelas IX.A SMP
Muhammadiyah 10 Makassar.
I. Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan penelitian tindakan kelas ditandai dengan adanya perubahan
menuju arah perbaikan. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas
ini, yaitu apabila 85% siswa yang memperoleh nilai KKM 70 ke atas.
-
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas IX.A SMP
Muhammadiyah 10 Makassar. Peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan
pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian diterapkan dengan menggunakan
Inquiry pada materi membaca ekstensif artikel. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dirancang secara bersiklus. Hasil penelitian
yang disajikan dalam BAB ini diperoleh dari tindakan kelas siklus I dan siklus
II. Hasil penelitian ini terdiri atas proses pelaksanaan pembelajaran,
peningkatan keterampilan membaca ekstensif artikel, Hasil tes siklus I dan
siklus II berupa keterampilan membaca ekstensif artikel menggunakan metode
Inquiry Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali
pertemuan, setiap kali pertemuan terdiri atas dua jam pelajaran yang setiap
jamnya adalah 40 menit. Sama halnya dengan prosedur penelitian, setiap
siklus dilaksanakan dengan beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.
1. Deskripsi data hasil penelitian siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan koordinasi dengan guru
Bahasa dan Sastra Indonesia mengenai rencana penelitian yang dilakukan.
Koordinasi ini berhubungan dengan waktu pelaksanaan penelitian, materi
yang diajarkan, dan bagaimana rencana pembelajaran yang dilakukan. Pada
tahap ini, peneliti mengadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. (1) membuat
-
32
rencana pembelajaran (RPP) sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan, (2)
mempersiapkan materi membaca ekstensif artikel menggunakan metode
Inquiry, (3) mempersiapkan teks artikel yang akan digunakan sebagai bahan
pembelajaran, (4) membuat dan mempersiapkan instrumen penelitian yang
berupa lembar observasi, lembar wawancara, lembar jurnal, dan dokumentasi
foto untuk memperoleh data nontes, (6) mempersiapkan perangkat tes
membaca ekstensif artikel berupa tes soal, pedoman penskoran, dan penilaian.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti bertindak sebagai pengajar
sehingga peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan
menjelaskan tentang membaca pada siswa, yaitu dengan menggunakan metode
Inquiry kepada siswa serta meminta untuk menulis hal-hal apa saja yang
mereka dengarkan dalam bentuk tulisan secara berkelompok maupun secara
individu. Sebelum peneliti membagikan kertas lembar jawaban, peneliti
terlebih dahulu menjelaskan materi ajar kepada siswa dengan tujuan agar
siswa memahami dan menyelesaikan soal yang diberikan. Pada tahap
pelaksanaan tindakan, penerapan media audio dalam pembelajaran menyimak
berita, data proses penelitian diperoleh dari hasil kerja siswa dan hasil
observasi terhadap aktivitas siswa. Gambaran proses pelaksanaan setiap
pertemuan pada siklus I sebagai berikut
Pertemuan I
Pada kegiatan ini guru memulai proses pembelajaran dengan
mengucapkan salam, berdoa yang dipimpin ketua kelas, kemudian guru
mengabsen kehadiran siswa dalam melakukan apersepsi. Selanjutnya guru
-
33
menjelaskan materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan awal guru membuka
pelajaran, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
dicapai, mengecek kehadiran siswa, menyampaikan judul materi pokok
pembahasan, dan menjelaskan sambil memberikan motivasi belajar.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi membaca ekstensif kepada
siswa. Setelah guru memberikan penjelasan tersebut guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai membaca ekstensif.
Setelah itu, guru memberikan penjelasan kepada siswa berdasarkan
pertanyaan yang diajukan. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ini siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau merangkum
materi yang telah dibahas dan guru mengingatkan kepada siswa untuk
mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan II
Pada tahap pendahuluan, peneliti mengawali pembelajaran dengan langkah
berikut. (1) mengondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran, (2) meminta
tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, (3) menjelaskan
tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran serta memberikan
motivasi kepada siswa.
Pada tahap inti, pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut. (1)
siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kelemahan-kelemahan siswa
dalam membaca ekstensif artikel pada pertemuan sebelumnya dan cara
mengatasi kelemahan tersebut, (2) siswa diberi dua teks artikel, (3) siswa
membaca teks artikel I menggunakan metode Inquiry (4) siswa menemukan
gagasan tiap paragraf dalam artikel I, (5) siswa menemukan gagasan
-
34
keseluruhan artikel I dari gagasan tiap paragraf yang telah ditemukan tadi, (6)
siswa membaca teks artikel II menggunakan metode Inquiry (7) siswa
menemukan gagasan tiap paragraf dalam artikel II, (8) siswa menemukan
gagasan keseluruhan artikel II dari gagasan tiap paragraf yang telah
ditemukan tadi, (9) siswa membandingkan gagasan dua artikel yang telah
dibaca, (10) siswa diberi penguatan mengenai hasil kerja mereka oleh guru.
Tahap akhir dari pertemuan ini adalah penutup.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) guru memberikan
simpulan materi pelajaran, dan (2) guru bersama siswa melakukan refleksi
dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah proses pelaksanaan
pembelajaran dilakukan, peneliti menulis deskripsi perilaku siswa selama
proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Kegiatan selanjutnya, peneliti
melakukan wawancara dengan beberapa responden atau siswa yang mendapat
nilai tertinggi, nilai sedang, dan nilai terendah. Wawancara dilakukan untuk
mendapatkan data mengenai keadaan siswa yang berkaitan dengan motivasi
maupun kesulitan mereka dalam pembelajaran membaca ekstensif
menggunakan metode Inquiry. Dalam kegiatan ini siswa juga diminta mengisi
catatan harian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data nontes berupa
kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran-pembelajaran membaca
ekstensif menggunakan metode Inquiry.
Pertemuan III
Pada pertemuan III ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam belajar dengan menggunakan media audio pada
pembelajaran membaca ekstensif. Kegiatan dalam pertemuan ini peneliti
-
35
memberikan tes hasil belajar Bahasa Indonesia siklus I seperti yang
dijelaskan sebelumnya bahwa data diperoleh dari hasil evaluasi dan observasi
dianalisis secara kualitatif dan kuantitaif.
c. Tahap observasi
Data aktivitas siswa pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan
perilaku siswa selama proses pembelajaran setiap pertemuan. Adapun
deskripsi hasil perilaku siswa pada siklus I dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 1.1 Hasil Observasi Sikap Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran
Siklus I
NO KOMPONEN YANG DIAMATISiklus I
I II III IV
1 Siswa yang hadir pada saat pembelajaran 19 17 18 T
E
S
S
I
K
L
U
S
I
2Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan
materi pembelajaran.11 3 2
3 Siswa yang memperhatikan pelajaran 10 11 14
4 Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal 10 14 16
5Siswa yang menjawab pada saat diajukan pertanyaan tentang
materi pembelajaran6 10 12
6 Siswa yang mampu memberikan contoh gagasan utama 5 10 13
7 Siswa yang ribut dan sering mengganggu temannya 11 3 4
8 Siswa yang keluar masuk ruangan 5 2 1
9 Siswa yang masih membutuhkan bimbingan guru 15 11 9
-
36
Adapun sikap siswa dari siklus I adalah sebagai berikut.
a) Masih ada siswa yang tidak hadir mengikuti pelajaran
b) Masih ada siswa yang melakukan aktivitas lain pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
c) Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar sudah baik tetapi dalam hal
ini siswa mengajukan diri untuk tampil ke depan kelas yang masih didominasi
oleh siswa yang pintar dan itu pun masih ditunjuk.
d) Hasil analisis refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tersebut menunjukkan bahwa
komponen yang tidak direncanakan dalam proses pembelajaran belum tercapai
secara keseluruhan, selain itu indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk
hasil belajar juga belum tercapai.setelah selesai pelaksanaan tindakan siklus I,
maka peneliti dan guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan
individu siswa terhadap penguasaan konsep yang telah diberikan oleh peneliti
selama siklus I digambarkan sebagai berikut.
Tabel 1.2 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
No Interval Skor Kategori Frekuensi
1.
2.
3.
4.
5
0-49
50-69
70-79
80-89
90-100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
0
11
8
0
0
Jumlah 19
-
37
Berdasarkan tabel 1.2 di atas maka dapat dikemukakan bahwa dari 19
siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar terdapat 11 siswa atau sekitar
20,79% siswa yang tingkat hasil belajarnya masuk pada kategori rendah, pada
kategori sedang ada 8 siswa atau sekitar 37,84% kemudian pada kategori tinggi
terdapat 0 siswa atau sekitar 0%, pada kategori yang sangat tinggi terdapat 0 siswa
atau sekitar 0%. Berdasarkan hasil tes belajar siswa tersebut, terlihat bahwa hasil
belajar siswa belum mencapai standar indikator yang ditetapkan yaitu 85% siswa
mendapatkan nilai minimal 79. Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia
pada siswa setelah tindakan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.3 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Skor Kategori Frekuensi
0 – 69 Tidak tuntas 8
70 – 100 Tuntas 11
Jumlah 19
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa dari 19 orang siswa kelas IX
belum tuntas hasil belajarnya karena hanya 11 siswa yang dinyatakan tuntas
belajarnya dengan persentase 52,9% dan 8 siswa dinyatakan tidak tuntas
dengan persentase 47,1%. Hal ini menandakan bahwa kegiatan proses belajar
mengajar belum berhasil.
d. Refleksi
Pada siklus I, semangat minat dan keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar dalam menjawab pertanyaan lisan guru, bertanya tentang materi
-
38
yang dibahas. Dan siswa masih kurang percaya diri dengan kemampuan yang
dimiliki. Ini dapat dilihat siswa masih merasa malu untuk tampil ke depan
kelas. Pada pertemuan kedua dan berakhirnya siklus pertama, semangat siswa
untuk menyelesaikan soal secara individu dan kelompok ini sudah mulai
tampak. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa di antara mereka ada yang
tidak menerima dikelompokkan dengan teman sekelompoknya, karena mereka
ingin memilih anggota kelompoknya sendiri.
Refleksi merupakan pelaksanaan pada tahapan akhir pembelajaran.
Refleksi bertujuan untuk membahas dan menyimpulkan hasil pertemuan pada
siklus I. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah diperoleh pada
pelaksanaan tindakan siklus I, dapat diketahui bahwa keterampilan siswa
dalam membaca intensif belum maksimal, hal ini disebabkan siswa belum
mampu memenuhi aspek penilaian yang telah ditetapkan, maka peneliti
bersama guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas IX melakukan refleksi
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan
tindakan siklus I, kemudian memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke
siklus II.
2. Deskripsi data hasil penelitian siklus I
Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan
tersebut dilaksanakan karena pada siklus I hasil membaca ekstensif artikel
siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar masih dalam kategori
cukup dengan nilai rata-rata 67,26. Hasil tersebut belum memenuhi target
minimal ketuntasan yang ditentukan yaitu 70 atau berkategori baik. Selain itu,
masih ditemukan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran membaca
-
39
ekstensif artikel. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk
memperbaiki hasil membaca ekstensif artikel siklus I.
Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan rencana yang lebih matang
daripada siklus I. Salah satunya yang berkaitan dengan rencana pembelajaran.
Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil penelitian meningkat dari kategori
cukup menjadi kategori baik. Meningkatnya nilai ini disertai pula dengan
adanya perubahan perilaku siswa yang lebih positif dalam mengikuti
pembelajaran membaca ekstensif artikel menggunakan metode Inquiry. Hasil
selengkapnya pada siklus II diuraikan secara rinci berikut ini.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti membuat skenario pembelajaran berdasarkan media
pembelajaran yang akan digunakan untuk pertemuan pertama sampai pertemuan
ketiga. Setelah itu, peneliti mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat
aktivitas siswa dan perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung pada pelaksanaan tindakan siklus I. Kemudian peneliti juga
mempersiapkan soal evaluasi berupa soal tes siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I
Proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan membaca ekstensif artikel
menggunakan metode membaca Preview, Read, Review dengan teknik skipping
pada siklus II hampir sama dengan proses pembelajaran pada siklus I dengan
beberapa tahapan. Tahap yang pertama adalah tahap pendahuluan. Pembelajaran
pada pertemuan pertama diawali dengan mengulas pembelajaran pada pertemuan
-
40
sebelumnya serta memberi motivasi pada siswa agar lebih baik lagi dari
pembelajaran sebelumnya, begitu juga dengan pertemuan kedua pada siklus II.
Pada pertemuan pertama ini, siswa sudah bisa melakukan persiapan
pembelajaran sendiri tanpa perintah dari guru. Siswa juga sudah bisa menerima
pelajaran dengan baik. Suasana kelas sudah bisa dikendalikan oleh guru. Keadaan
kelas yang kondusif membuat pembelajaran berjalan lancar. Pada pertemuan
kedua siklus II ini pun bisa dikatakan sukses. Siswa yang semula tidak patuh pada
apa yang diinstruksikan oleh guru pada pertemuan tersebut berinisiatif sendiri
untuk mengikuti alur aktivitas belajar dengan baik tanpa diperintah. Seperti pada
saat memperhatikan penyampaian materi oleh guru, tanpa diperintah untuk
menyimak baik-baik, siswa sudah memperhatikan dengan antusias dan sungguh-
sungguh tanpa aba-aba.
Pertemuan II
Selanjutnya, pada pertemuan kedua, siswa juga secara individu untuk
menemukan gagasan tiap paragraf pada masing-masing artikel, gagasan
keseluruhan teks artikel, dan membandingkan gagasan dua artikel yang berbeda.
Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode dan teknik pembelajaran yang
digunakan guru dalam pembelajaran membaca ekstensif artikel sehingga dengan
mudah siswa memahami penjelasan guru. Guru juga lebih terbuka pada siswa
sehingga pembelajaran berjalan lancar dan menyenangkan tanpa hambatan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan inti, siswa merespons
positif terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru. Kesalahan yang
terjadi pada siklus I sudah bisa teratasi pada siklus II. Untuk penggunaan metode
-
41
membaca Preview, Read, Review dengan teknik skipping siswa tidak mengalami
kesulitan karena siswa sudah berlatih pada pertemuan sebelumnya.
Pertemuan III
Pertemuan ketiga ini pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan II.
Perbedaannya, peneliti melakukan praktik yang berlangsung di kelas dengan
menggunakan media Cerita Gambar (Cergam) pada pertemuan ini tercatat
aktivitas dan tingkat penugasan materi yang diberikan pada siswa selama proses
mengajar berlangsung. Aktivitas dan penugasan materi siswa tersebut diperoleh
dari lembar observasi di antaranya; (1) kehadiran siswa pada saat proses
pembelajaran, (2) siswa yang memperhatikan pada saat pembelajaran, (3)
kurangnya siswa yang melakukan aktivitas negatif proses pembelajaran
berlangsung, (4) siswa belajar dengan aktif, dan (5) siswa yang mampu menguasai
materi dan menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan.
Pertemuan IV
Pada pertemuan IV ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui
keterampilan siswa dalam belajar pada saat menggunakan media Cerita Gambar
(Cergam). Kemudian peneliti dalam pertemuan ini memberikan hasil belajar
Bahasa Indonesia siklus II seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa data
diperoleh dari hasil evaluasi dan observasi dianalisis secara kualitatif dan
kuantitaif. Setelah itu salah satu perwakilan siswa membagikan hasil lembar kerja
teman-temannya dan mereka saling menyadari kesalahan dan kebenaran dari apa
yang telah mereka tulis di lembar kertas jawaban tersebut.
-
42
c. Tahap Hasil Obsevasi dan Evaluasi
Pada siklus II tercatat aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Aktivitas tersebut diperoleh dari lembar observasi yang dapat dilihat
sebagai berikut.
Tabel 1.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran
Siklus II.
No Komponen yang diamatiPertemuan
I II III IV
1. Banyaknya siswa yang hadir pada saat pembelajaran 18 19 19
T
E
S
S
I
K
L
U
S
II
2. Siswa yang memperhatikan pembahasan pada saat
pembelajaran17 18 19
3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada guru 8 5 5
4. Siswa yang meminta bimbingan kepada guru dalam
menyelesaikan LKS (tugas)3 2 2
5. Siswa yang mengerjakan aktivitas lain di kelas
selama proses belajar mengajar berlangsung2 3 2
6. Siswa yang kurang aktif maju kedepan dalam
mepresentasikan cerita teks drama2 2 1
7. Siswa yang tidak memperhatikan presentase
menentukan gagasan dari artikel2 3 1
8. Siswa yang mengajukan pertanyaan berdasarkan
materi yang di presentasi3 4 4
9. Siswa yang keluar masuk kelas 2 1 1
-
43
Berdasarkan tabel 1.4 di atas bahwa terdapat beberapa komponen yang diamati
dalam mengobservasi aktivitas siswa pada siklus II di antaranya:
1. Kehadiran siswa semakin meningkat dan semangat memperhatikan
pelajaran semakin terlihat, walaupun masih ada beberapa siswa yang kadang
melakukan kegiatan lain ketika guru sedang menjelaskan.
2. Sudah terlihat bagus dalam menentukan gagasan.
3. Keaktifan siswa dalam proses belajar menjawab pertanyaan maupun
bertanya tentang materi yang dibahas.
4. Siswa sudah mampu menentukan gagasan dari artikel sesuai struktur dan
yang dijelaskan oleh guru
5. Pada siklus II ini siswa sudah mulai berani mengangkat tangan dan
mempresentasikan hasil kerja sama mereka.
Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan
sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat, semua komponen dalam
rencana pembelajaran telah dilaksanakan peneliti dengan baik. Setelah
selesai pelaksanaan siklus II, maka peneliti memandang perlu melaksanakan
evaluasi kedua, untuk mengetahui kemampuan individu siswa terhadap
penguasaan konsep yang telah diberikan oleh peneliti selama siklus II. Hasil
evaluasi siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
-
44
Tabel 1.5 Hasil Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
No Interval skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
1
2
3
4
5
0-49
50-69
70-79
80-89
90-100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
0
0
0
10
9
0
0
0
47,37
52,63
19 100
Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat dikemukakan bahwa 19 siswa kelas IX
SMP Muhammadiyah 10 Makassar Tidak terdapat kategori sangat rendah dan
kategori rendah kemudian pada kategori sedang tidak terdapat siswa, pada
kategori tinggi terdapat 10 siswa atau sekitar 47,37% dan pada kategori yang
sangat tinggi terdapat 9 siswa atau sekitar 52,63%.
Persentase ketuntasan belajar Bahasa Indonesia pada siswa setelah tindakan
pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.6 Hasil Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0–69 Tidak tuntas 0 0
70 – 100 Tuntas 19 100
JUMLAH 19 100
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas yaitu 0%
siswa yang tidak tuntas dan 100% siswa yang berada dalam kategori tuntas.
d. Hasil Analisis Refleksi
-
45
Pada siklus II peneliti mengalami kesulitan yaitu pada saat pembentukan
kelompok baru, banyak siswa yang tidak ingin kelompoknya diubah tetapi setelah
diberikan sedikit arahan mereka menerima satu sama lain. Sehingga pada
pertemuan berikutnya perhatian, minat dan motivasi belajar serta kerja sama
antara sesama anggota kelompoknya dalam proses belajar mengajar sudah
mengalami peningkatan, dilihat dari siswa yang ditunjuk dapat mewakili
kelompoknya mengerjakan soal di papan tulis dan mengerjakan soal di papan tulis
dan mengerjakan soal dengan cepat dan benar serta membimbing teman
sekelompoknya.
Pada siklus II semangat dan keaktifan siswa semakin ditandai dengan
memperlihatkan kemajuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa seluruh kegiatan
pada siklus II ini mengalami peningkatan walaupun masih ada beberapa kegiatan
yang mengalami penurunan tetapi dibandingkan dengan siklus I yang jauh lebih
menurun.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini diterapkan pembelajaran metode Inquiry pada Siswa
Kelas IX SMP Muhammadiyah 10 Makassar yang terdiri atas dua siklus.
Penelitian ini membuahkan hasil yang signifikan yakni meningkatnya kualitas
proses dan hasil belajar bahasa Indonesia Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah
10 Makassar Peningkatan yang terjadi bila dilihat dari tabel 1.5 dan tabel 1.6
sebagai berikut.
-
46
Tabel 1.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Selama Pembelajaran Pada
Siklus I Dan II.
Siklus
Nilai Perolehan dari 19 siswa Ketuntasan
Maks Min Mean Tuntas Tidak tuntas
I
II
70
95
65
80
70,60
89,10
11
19
8
0
Berdasarkan hasil deskriptif tabel 4.8 dan 4.9 di atas menunjukkan bahwa
setelah dilaksanakan dua kali tes siklus, peningkatan belajar siswa jelas terlihat
dengan persentase dari siklus I meningkat hingga 100% pada siklus II. Adapun
pengayaan atau perbaikan untuk siswa yang tidak tuntas seperti diberikan tugas
khusus untuk di rumah dan pengaplikasiannya di sekolah sehingga siswa yang
tidak tuntas tersbeut mendapatkan nilai yang baik dan tuntas.
-
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan menemukan gagasan dari artikel dengan menggunakan metode
Inquiry pada siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar setelah
mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan
ini dapat dilihat dari hasil tes keterampilan menyimak berita pada siklus I dan
siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian ketuntasan belajar siswa dengan
rata-rata 70,60 pada siklus I meningkat menjadi 89,47 pada siklus II. Aktivitas
siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar mengalami perubahan
kearah positif. Perubahan yang terjadi dapat dilihat dari terjadinya peningkatan
aktivitas positif siswa selama kegiatan menemukan gagasan dari artikel dengan
menggunakan metode Inquiry. sehingga siswa kelas IX.A SMP Muhammadiyah
10 Makassar dapat berhasil dengan optimal.
B. Saran
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dan aplikasinya
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka beberapa hal yang disarankan
sebagai berikut.
1. Sebagai tindak lanjut penerapan metode Pembelajaran Inquiry kelas IX.A
SMP Muhammadiyah 10 Makassar pada saat pembelajaran diharapkan
kepada guru untuk lebih memberikan kebebasan siswa untuk berekspresi dan
berkreasi untuk dapat menemukan sendiri dan menyimpulkan hubungan
antara konsep dan rumus-rumus dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
-
2. Melihat hasil penelitian yang dipeoleh melalui penerapan metode
Pembelajaran Inquiry pada kelas IX.A SMP Muhammadiyah 10 Makassar
dalam pembelajaran sangat bagus dan cukup efektif, maka diharapkan kepada
guru-guru agar dapat menerapkan model pembelajaran ini dalam proses
pembelajaran.
-
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktisJakarta: Rineka Cipta.
Bambang. 2007. Didaktik Metodik Pembelajaran Membaca. Semarang:Universitas Negeri Semarang.
Fitriani, Rizqia. 2011. Peningkatan Keterampilan Membaca Ekstensif ArtikelMenggunakan Metode Preview, Read, Review Dengan TeknikSkipping Siswa Kelas Ix D SMPN I Sempor, Kebumen Tahun Ajaran2011/2012. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Gulo,W. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo.
Haryadi. 2006. a.Modul: Pokok-Pokok Keterampilan Membaca. Semarang: UnnesPress.
Haryadi. 2006.b.(Retorika) Membaca:Model, Metode, dan Teknik. Semarang:Rumah Indonesia.
Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdikbud. Dirjen. Indriastuti,
Keraf, Gorys. 1994. "Diksi dan Gaya Bahasa". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kholid, dkk. 1998. Membaca I. Depdikbud jakarta
Moesono, Anggadewo. 2002. Pembelajaran Keterampilan Membaca. Semarang:Depdiknas.
Nurhadi. 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca Suatu TeknikMemahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
- 2005. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rafi”Uddin. (1996). Penelitian Tindakan dapat Dipandang Sebagai Suatu Siklus.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Soedarso. 1999. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Sumadiria, Haris. 2005. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
-
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sunarti, M Subana. (2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia BerbagaiPendekatan, Metode Teknik dan Media Pengajaran. Bandung : CVPustaka Setia
Suwandi Joko, 2011. Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research.Surakarta : Qinant
Tampubolon, D.P. 1990. Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif danEfisien. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Membaca sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung: Angkasa.
Wagiran dan Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan. Semarang: Rumah Indonesia.
Wibowo, Wahyu. 2006. Berani Menulis Artikel. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
Wiryodijoyo, Suwaryono. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya.Jakarta: Depdikbud. Dirjen.
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Teks Ekstensif
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan
kawasan regional.
KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI.4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
-
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Mengidentifikasi ide pokok
teks nonsastra dari berbagai
sumber melalui teknik
membaca ekstensif
3.2.1
3.2.2
3.2.3
Mengidentifikasi ide pokok tiap
paragraf
Menuliskan kembali isi bacaan
secara ringkas dalam beberapa
kalimat
Mengidentifikasi fakta dan pendapat
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks berita, siswa diharapkan
dapat:
1. Siswa dapat mengidentifikasi ide pokok dan ide penjelas tiap paragraf
2. Siswa dapat menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas dalam
beberapa kalimat buatan sendiri
3. Siswa dapat mengidentifikasi serta membedakan fakta dan pendapat
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan ide artikel/berita bertopik
sama dari sumber yang berbeda.
2. Mengidentifikasi kalimat fakta dan opini dalam artikel sutar kabar.
3. Membedakan kalimat fakta dan pendapat dalam suatu artikel surat
kabar.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Inquiry
-
F. SUMBER BELAJAR
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan. Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementarian Pendidikan
dan Kebudayaan
3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran
2. Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas untuk berdoa
bersama guru sebelum proses pembelajaran dimulai
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Menggambarkan contoh teks membaca ekstensif sebagai
pengantar pembelajaran
5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran serta
menjelaskan manfaat belajarmembaca intensif artikel
6. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok (2
sampai 3 orang dalam tiap kelompok)
15 menit
Kegiatan Inti 1) Mengamati:
Peserta didik mengamati artikel, yang dibagikan pendidik
dalam kelompok
2) Menanya:
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang struktur
teks artikel
2. Peserta didik mendiskusikan dan membahas contoh
dalam buku paket mengenai stuktur membaca ekstensif
3. Peserta didik menemukan jawaban “sementara” atas
90 menit
-
berbagai pertanyaan tentang membaca ekstensif
3) Mengumpulkan data:
1. Peserta didik menentukan gambar yang merupakan
membaca ekstensif secara (berkelompok)
2. Peserta didik mengidentifikasi membaca ekstensif yang
terdapat pada gambar secara (berkelompok)
4) Menalar
1. Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk
menentukan membaca teks ekstensif
2. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
membaca ekstensif secara (berkelompok)
Penutup 1. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat simpulan
hasil diskusi kelas
2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru saja berlangsung
3. Guru memberikan apresiasi terhadap pembelajaran hari ini
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
15 menit
Pertemuan Kedua
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran
2. Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas untuk berdoa
bersama guru sebelum proses pembelajaran dimulai
3. Guru mengevaluasi kembali pembelajaran sebelumnya
4. Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
pertemuan sebelumnya dan mengaitkannya dengan
pertemuan hari ini
5. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru
15 menit
-
Kegiatan Inti 1) Mengamati:
Peserta didik mengamati membaca ekstensif yang
diberikan oleh guru
2) Menanya:
3) Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang cara
menjawab membaca ekstensif Mengumpulkan data
1. Peserta didik berdiskusi untuk menentukan kaidah-
kaidah kebahasaan yang terdapat dalam membaca
ekstensif (berkelompok)
2. Peserta berdiskusi untuk menentukan kesimpulan
maksud kaidah-kaidah kebahasaan yang dibagikan oleh
guru
4) Menalar:
Peserta didik berkelompok menyusun kesimpulan dari
kaidah-kaidah kebahasaan dalam membaca ekstensif yang
dibagikan oleh guru
5) Mengomunikasikan
1. Peserta didik berani mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
2. Peseeta didik memberikan umpan balik dengan saling
menghargai pendapat teman dan bahasa yang santun
3. Peserta didik menceritakan kembali isi berita dengan
pekerjaan yang telah dibuat dan diperlihatkan kepada
guru (individu)
90 menit
Penutup 1. Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dipelajari
2. Peserta didik merefleksi materi yang telah dipelajari
3. Guru memberikan apresiasi kepada hasil belajar siswa
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
5. Nasihat dan Salam penutup
15
-
H. PENILAIAN
1. Penilaian kognitif
a. Teknik penilaian : Tes tertulis
b. Bentuk soal : Essai (uraian terstruktur)
c. Contoh instrumen : Lembar penilaian 1
2. Penilaian perilaku berkarakter
a. Teknik penilaian : Non tes
b. Contoh instrumen : Lembar penilaian 2
3. Penilaian keterampilan
a. Teknik penilaian : tes
b. Bentuk penilaian : rubrik penilaian
c. Contoh instrumen : Lembar penilaian 3
Soal :
Lembar penilaian I
Penilaian kognitif
1. Apakah yang dimaksud dengan membaca ekstensif dan apa tujuannya?
2. Apakah yang lebih dipentingkan dalam membaca ekstensif?
3. Apa sajakah yang termasuk membaca ekstensif?
4. Apakah semua informasi dalam berita surat kabar fakta? Mengapa?
5. Bagaimana ciri-ciri kalimat pendapat?
Teknik penskoran:
No soal Bobot Teknik penskoran Nilai siswa
1 20% NS x 20%
2 20% NS x 20%
3 20% NS x 20%
4 20% NS x 20%
5 20% NS x 20%
-
Lembar penilaian 2
Pengembangan karakter
No Nama Aspek penilaian Jumlah skor
kerjasama tanggungjawab
1 2 3 4 1 2 3
Lembar penilaian 3Penilaian keterampilan
Menuliskan isi teks berdasarkan ide-ide pokok ke dalam beberapa kalimat.
No Penilaian Skor
1 Sesuai dengan isi teks 10
2 Kurang sesuai dengan isi teks 5
3 Tidak sesuai dengan isi teks 0
Nilai = jumlah perolehan skor = …. X 100% = ….
Skor minimum 10
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP MUHAMMADIYAH 10 MAKASSAR
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Membaca Ekstensif (Inquiry)
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit (3 x Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI
KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya
diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan
kawasan regional.
KI.3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik
sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak
mata.
KI.4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif,
dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.
-
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
4.2 Mengidentifikasi teks
membaca ekstensif melalui
Inquiry
4.2.1
4.2.2
Memahami isi teks bacaan ekstensif
dengan memerhatikan unsur-unsur
yang ada.
Menuliskan kembali isi bacaan
secara ringkas melalui metode
Inquiry
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran tentang teks ekstensif, siswa diharapkan
dapat:
1. Siswa dapat memahami isi teks bacaan ekstensif dengan memerhatikan
unsur-unsur yang ada.
2. Siswa dapat menuliskan kembali isi bacaan secara ringkas melalui
metode Inquiry.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Mengidentifikasi unsur-unsur isi teks bacaan ekstensif bertopik sama
dari sumber yang berbeda.
2. Mengidentifikasi kalimat fakta dan opini dalam artikel majalah.
E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Inquiry
-
F. SUMBER BELAJAR
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan. Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan: Buku Guru. Jakarta: Kementarian Pendidikan
dan Kebudayaan
3. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2013. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk mengikuti
pelajaran
2. Peserta didik dipimpin oleh ketua kelas untuk berdoa
bersama guru sebelum proses pembelajaran dimulai
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Menggambarkan isi teks membaca ekstensif sebagai
pengantar pembelajaran
5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran serta
menjelaskan manfaat belajarmembaca ekstensif artikel
6. Peserta didik diarahkan untuk membentuk kelompok (2
sampai 3 orang dalam tiap kelompok)
15 menit
Kegiatan Inti 1) Mengamati:
Peserta didik mengamati artikel, yang dibagikan pendidik
dalam kelompok
2) Menanya:
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang unsur-
unsur teks artikel
2. Peserta didik mendiskusikan dan membahas contoh
90 menit
-
dalam buku paket mengenai unsur-unsur membaca
ekstensif
3. Peserta didik menemukan jawaban “sementara” atas
berbagai pertanyaan tentang membaca ekstensif
3) Mengumpulkan data:
1. Peserta didik menentukan gambar yang merupakan
membaca ekstensif secara (berkelompok)
2. Peserta didik mengidentifikasi membaca ekstensif yang
terdapat pada gambar secara (berkelompok)
4) Menalar
1. Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk
menentukan membaca teks ekstensif
2. Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
membaca ekstensif secara (berkelompok)
Penutup 1. Peserta didik dengan bimbingan guru membuat simpulan
hasil diskusi kelas
2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru saja berlangsung
3. Guru memberikan apresiasi terhadap pembelajaran hari ini
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya
15 menit
Pertemuan Kedua
Langkah-langkah Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik mempersiapkan diri untuk meng