mendorong korporasi pelat merah ipo 20 tahun kementerian...

1

Upload: voliem

Post on 06-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mendorong Korporasi Pelat Merah IPO 20 TAHUN KEMENTERIAN BUMNbigcms.bisnis.com/file-data/1/2522/140ab745_Des17... · memberikan sejumlah manfaat positif bagi korporasi pelat merah

15 Senin, 16 April 2018

�20 TAHUN KEMENTERIAN BUMN

Mendorong Korporasi Pelat Merah IPOJAKARTA — Jumlah badan usaha milik negara

yang melantai di Bursa Efek Indonesia tidak kunjung bertambah sejak 2013. Padahal, aksi go public dinilai memberikan sejumlah manfaat positif bagi korporasi

pelat merah.

M. Nurhadi [email protected]

Pada 13 April 2018, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merayakan hari ulang tahun yang ke-20. Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN Rini M. Soemarno mengklaim korporasi pelat merah telah berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir.

Rini menyebut total aset BUMN senilai Rp438 triliun pada 1998 telah berkembang menjadi Rp7.212 triliun pada tahun lalu.

Hal serupa terjadi untuk urusan total laba yang meroket dari Rp14 triliun pada 20 tahun silam menjadi Rp189 triliun.

Berdasarkan data yang dihimpun Bis-nis, total laba bersih yang dikantongi 20 perseroan pelat merah yang melantai

di Bursa Efek Indonesia (BEI) menca-pai Rp104,51 triliun pada 2017, naik 16% year-on-year dan menjadi tingkat pertumbuhan tertinggi dalam periode 2013—2017.

Akan tetapi, jumlah emiten induk BUMN yang mencatatkan sahamnya di BEI tidak bertambah sejak 5 tahun silam. PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. menjadi perseroan pelat merah terakhir yang melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada 2013.

Managing Director Lembaga Mana-gement Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Toto Pranoto menjelaskan, ter-dapat beberapa hal yang harus dibenahi sejumlah BUMN di dalam negeri. Salah satunya, lemahnya ekuitas yang dimiliki.

Toto menilai lemahnya sisi ekuitas membuat upaya peningkatan daya saing kerap terhambat. Solusinya, kata Toto, perlu lebih banyak BUMN yang masuk ke pasar modal lewat aksi go public.

“Sayang dalam beberapa tahun terakhir

jumlah BUMN go public relatif sedikit, kecuali anak usaha BUMN,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (15/4).

Dia menyebut BUMN di dalam negeri masih lemah dalam mengeksploitasi aset. Menurutnya, indikator return on assets keseluruhan korporasi pelat merah hanya sekitar 2%.

Toto mengungkapkan panjangnya proses di Komite Privatisasi yang melibatkan pemerintah, perseroan, dan Dewan Per-wakilan Rakyat menjadi kendala aksi go public BUMN. “Karena terlalu panjang proses ini maka sering sekali BUMN yang akan IPO kehilangan momentum pasar,” paparnya.

SAHAM PILIHANPerkembangan positif kinerja keuangan

20 BUMN yang sudah go public diha-rapkan dapat memotivasi perseroan pelat merah lain untuk IPO.

Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equ-ity Trading Phintraco Sekuritas Medan,

mengatakan emiten BUMN di sektor pertambangan memiliki kinerja keuangan paling mengkilap dengan pertumbuhan laba bersih tiga digit pada tahun lalu.

Saham emiten BUMN konstruksi dinilai tidak kalah menarik. Pasalnya, kenaikan laba bersih pada 2017 lebih tinggi diban-dingkan dengan harga saham. Emiten BUMN yang menjadi top picks, yakni perusahaan dengan kode saham WSKT, PTPP, PTBA, TLKM, dan BBRI.

“Saham sektor konstruksi sebenarnya saat ini diperdagangkan di level valuasi menarik tetapi ada kemungkinan inves-tor berjaga-jaga karena agenda tahun politik,” jelasnya.

Secara terpisah, Analis Binaartha Se-kuritas M. Nafan Aji Gusta Utama juga menjadikan tiga BUMN konstruksi sebagai top picks, yakni saham ADHI, WIKA, dan PTPP. Dia juga merekomendasikan beli untuk saham BBTN yang fokus pada pembiayaan perumahan dan TINS yang terus menggenjot produksi.

�Dalam 20 tahun, total aset BUMN telah meningkat dari Rp438 triliun pada 1998 menjadi Rp7.212 triliun pada 2017.

K O R P O R A S I

benny
Typewriter
16 April 2018 - Bisnis Indonesia | Hal. 15