membudayakan pendidikan karakter 1eprints.ulm.ac.id/6123/1/b3. publikasi buku karakter tenis...
TRANSCRIPT
Membudayakan Pendidikan Karakter 1
2 Dr. Amka, M.Si.
MEMBUDAYAKAN PENDIDIKAN KARAKTER
Tenis Meja Melahirkan Atlet Berkarakter Akhlak Mulia
Penulis
Dr. Amka, M.Si.
Penerbit
NIZAMIA LEARNING CENTER
Alamat: Ruko Valencia AA-15 Sidoarjo Telp. 031-8913874
Email: [email protected]
Membudayakan Pendidikan Karakter 3
MEMBUDAYAKAN PENDIDIKAN KARAKTER
Tenis Meja Melahirkan Atlet Berkarakter Akhlak Mulia
Penulis :
Dr. Amka, M.Si.
Layout & Desain cover:
Nurdyansyah, M.Pd
Bahak Udin By Arifin, M.Pd
Diterbitkan oleh:
Nizamia Learning Center
Sidoarjo
Cetakan Juli 2018
Dilarang mengcopy tanpa ada izin resmi dari penerbit
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang ISBN 978-
602-72376-1-2
4 Dr. Amka, M.Si.
KATA PENGANTAR
Tenis meja adalah olah raga yang memiliki karakteristik dari sisi
gerakan, kekuatan, serta aturan yang menjadi pembeda dengan cabang
olah raga lain. Di dalam permainan tenis meja syarat dengan nilai
karakter yang ditanamkan kepada setiap pemain agar menjadi pribadi
unggul, semangat berprestasi, serta memiliki kesehatan raga, mental,
serta sehat spiritual.
Memainkan tenis meja tidak sekedar olah raga dalam rangka
menumbuhkan kekuatan fisik, tetapi juga untuk menguatkan mental
serta memupuk spiritualitas diri. Dengan merefleksi nilai-nilai karakter
yang terdapat dalam tenis meja maka seorang pemain akan mampu
mengaktualisasikan nilai karakter tenis meja dalam keseharian.
Paling tidak ada tujuh karakter yang dapat diambil dari
permainan tenis meja. Ketujuh karakter tersebut jika dijalankan akan
membentuk pribadi bermental juara sejati, yaitu pribadi yang bisa
lapang dada, tidak sombong, suka berbagi, serta memiliki tanggung
jawab tinggi. Semua ini akan terbentuk melalui pemahaman dalam
memainkan tenis meja.
Dalam buku ini diberikan sentuhan ayat-ayat al-Qur’an dalam
memaknai berbagai peralatan tenis meja, gerakan tenis meja, serta
semangat memainkan tenis meja. Dari kajian teoritis diberikan tafsir al-
Qur’an kemudian dianalisis secara kontekstual sesuai makna yang ada
pada setiap poin. Buku ini juga dipertajam tentang pendidikan karakter
yang tengah digalakkan oleh pemerintah, yaitu 18 nilai karakter.
Setelah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Provinsi
Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Kalimantan Selatan,
Membudayakan Pendidikan Karakter 5
saya perlu memahami pentingnya olahraga tenis meja sebagai media
membudayakan pendidikan karakter bangsa. Bagaimana karakter
sportivitas dalam tenis meja?. Buku ini hadir untuk menjawab tentang
membudayakan pendidikan karakter melalui tenis meja untuk
melahirkan atlet berkarakter akhlak mulia.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian buku ini. Selebihnya, jika ada saran dan
kritik dapat disampaikan secara tertulis untuk perbaikan materi buku
yang ada di tangan pembaca hingga saat ini. Kurang lebihnya mohon
maaf.
Penulis
Dr. Amka, M.Si.
Dosen Pendidikan Luar Biasa FKIP
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
6 Dr. Amka, M.Si.
DAFTAR ISI
Cover Hal
Halaman Cover .............................................................................. …….
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................4
DAFTAR ISI........................................................................................................6
BAB I : PERKEMBANGAN TENIS MEJA
A. Sekilas Sejarah Tenis Meja ......................................................... 2
B. Mengenal Tenis Meja ........ ............................................................ 10
C. Peraturan Tenis Meja ...................................................................
20 D. Membudayakan Tenis Meja di Sekolah ................................ 32
BAB II : TENIS MEJA UNTUK SEHAT JASMANI DAN
ROHANI
A. Membangun Sehat Jasmani ........................................................ 41
B. Membangun Sehat Mental........................................................... 47
C. Membangun Sehat Spiritual ...................................................... 50
BAB III : MAKNA KONTEKSTUAL TENIS MEJA
A. Makna Peralatan Tenis Meja ...................................................... 58 B.
Makna Gerakan Tenis Meja ........................................................ 83 C.
Makna Sosial Tenis Meja .............................................................. 94
BAB IV: NILAI PEMBELAJARAN TENIS MEJA
Membudayakan Pendidikan Karakter 7
A. Membangun Pribadi Unggul ...................................................... 104
B. Membangun Ketaatan Diri .......................................................... 110
C. Membangun Semangat Berprestasi ........................................ 115
BAB V: TENIS MEJA DAN PENDIDIKAN KARAKTER
AKHLAK MULIA
A. Karakter Akhlak Mulia .................................................................. 123
B. Strategi Mewujudkan Karakter Akhlak Mulia ................... 126 C.
Wujudkan Karakter Akhlak Mulia Atlet .............................. 129 D.
Membangun Karakter Akhlak Mulia Kebangsaan ........... 133 BAB
VI : TUJUH NILAI KARAKTER AKHLAK MULIA TENIS MEJA
A. Aktualisasi Nilai Karakter Tenis Meja ................................... 140
B. Sinergitas Karakter Tenis Meja ................................................ 146
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 158
8 Dr. Amka, M.Si.
PERKEMBANGAN TENIS MEJA
Bab ini membahas
tentang sekilas sejarah
tenis meja, mengenal
tenis meja, peraturan
tenis meja, dan kiat
membudayakan tenis
meja di sekolah.
Tenis meja dikenal
pertama kali di
Tiongkok, pada tahun
1930 masuk ke
Indonesia. Peralatan dan
permainan tenis meja
diatur dalam Peraturan
Persatuan Tenis Meja
Seluruh Indonesia.
Membudayakan tenis
meja di sekolah akan
meningkatkan prestasi
BAB I
Membudayakan Pendidikan Karakter 9
A. Sekilas Sejarah Tenis Meja
Lahirnya setiap cabang olah raga pasti melalui proses
panjang dalam lembaran sejarah. Berawal dari seorang
yang melakukan olah raga, kemudian diikuti orang lain,
lalu menjadi popular diterima sebagian besar masyarakat.
Demikianlah Ilustrasi lahirnya setiap cabang olah raga,
termasuk tenis meja.
Tenis meja juga dikenal dengan sebutan ping pong.
Bola ping pong dikenal pertama kali di Tiongkok
(Tionghoa : 乒乓球; Pinyin : pīngpāng qiú). (wikipedia.org,
diakses tanggal 27 Februari 2015). Kata ping pong sendiri
berarti permainan. Bahkan dalam bahasa populer kata di
ping pong dapat dipahami orang tersebut dipermainkan,
karena harus datang dan kembali dengan berulang-ulang.
Istilah ping pong merupakan nama resmi dari tenis
meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia
juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan
ping pong sama dengan permainan badminton yaitu
menggunakan raket, namun raket bola ping pong terbuat
dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut
bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke Asia melalui
Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara
tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di
Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru
dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan
di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagai
suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum
10 Dr. Amka, M.Si.
perang dunia ke II para tokoh petenis meja Indonesia
mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia). Sejak itu, perkembangan tenis meja di
Indonesia, hingga sekarang, bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan ini menggunakan raket yang terbuat dari
papan kayu yang dilapisi karet yang biasa disebut bet,
sebuah bola pingpong dan lapangan permainan yang
berbentuk meja. Induk olah raga tenis meja di Indonesia
adalah PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia)
dan di dunia adalah ITTF (International Table Tennis
Federation) yang anggotanya mencapai 217 negara dan
PTMSI tercatat sebagai anggota ITTF sejak tahun 1961.
Meskipun kata yang populer di Indonesia berasal dari
Tiongkok, ternyata tenis meja sendiri berasal dari Inggris.
Dari situs pongworld disebutkan bahwa ping pong dimulai
sebagai hobi sosial masyarakat Inggris yang telah terjadi
pada akhir 1800-an atau abad ke-18 akhir menjelang abad
ke-19. Awalnya, permainan ini hanya menggunakan meja
makan dan bola yang terbuat dari gabus untuk menjadi
perangkat pertama yang digunakan dalam bermain.
Masyarakat boleh jadi menyebut permainan itu sebagai
gossima, flim-flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami
sejumlah perubahan di Inggris. Pada dekade berikutnya,
ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan
tersebut. Sedangkan ada komunitas lain menambahkan
karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan
seperti dilansir situs geocities.com, olah raga ini juga
populer di Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an. Dengan
Membudayakan Pendidikan Karakter 11
demikian dapat dikatakan bahwa pertama kali tenis meja
berasal dari Inggris dan berkembang juga di Amerika.
Dalam perjalanan sejarah, permainan ini sempat
kehilangan popularitas karena berbagai faktor. Tapi
secara bersamaan muncul satu gerakan simultan yang
dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya
menghidupkan kembali ping pong sebagai olah raga serius
pada 1922. Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja
Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara anggota
pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim
yang bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan
dua tahun sekali dengan skala Internasional.
Negara kawasan yang menjadi anggota organisasi
pecinta tenis meja ini tidak hanya berasal dari Benua
Eropa dan Amerika, tetapi juga sudah menjamah kawasan
Asia, bahkan Asia Tenggara. Hal ini ditandai dengan
berkembangnya olah raga tenis meja yang menyebar
hingga ke Jepang, Cina, India, Korea, Indonesia dan negara
Asia lain. Jepang pun mendominasi olah raga tersebut
pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar
ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina
menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja
menjadi cabang olah raga yang dilombakan di Olimpiade
pada 1980-an, negara lain seperti Swedia dan Korea
Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.
Selain di India, permainan tenis meja masuk ke Asia
setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir
untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru
berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia
12 Dr. Amka, M.Si.
di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia
sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut
memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja Asia
yang dalam bahasa Inggris lebih dikenal dangan The Table
Tennis Federation of Asia (TTFA). Federasi ini telah
menyelenggarakan dengan sukses 10 kejuaraan Asia,
yaitu :
Ke-1 di Singapura tahun 1952.
Ke-2 di Tokyo tahun 1953.
Ke-3 di Singapura tahun 1954.
Ke-4 di Manila tahun 1957.
Ke-5 di Bombay tahun 1960.
Ke-6 di Manila tahun 1963.
Ke-7 di Seoul tahun 1964.
Ke-8 di Singapura tahun 1967.
Ke-9 di Jakarta tahun 1969.
Ke-10 di Nagoya tahun 1970.
Setelah sukses menggelar sepuluh kejuaraan
Internasional itulah cabang olah raga tenis meja makin
populer di masyarakat dunia, termasuk di Indonesia
hingga saat ini. Berawal dari sebuah permainan yang
bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja menjadi olah
Membudayakan Pendidikan Karakter 13
raga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade.
Peminatnya pun tak sebatas pada para atlet tenis meja,
tetapi merambah juga hingga ke klub atau perkumpulan
nonformal di masyarakat dengan berbagai sebutan
komunitasnya.
Sejarah Tenis Meja di Indonesia
Dalam sejarah dunia, tenis meja ditemukan sejak abad
ke-18 awal di Inggris. Satu abad kemudian, tepatnya pada
abad ke 20, pada tahun 1930 permainan tenis meja
dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hadirnya olah raga
tenis meja di Indonesia dibawa oleh penjajah Belanda
yang biasanya dimainkan di balai-balai pertemuan kantor
serta perumahan orang Belanda sebagai suatu permainan
rekreasi. Hanya golongan tertentu saja dari golongan
pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga
pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan
tersebut.
Meski demikian, sebelum perang dunia II pecah,
tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh tenis meja mendirikan
PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada
tanggal 5 Oktober 1951 dalam kongresnya di Surakarta,
PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI
(Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) atau All
Indonesia Table Tennis Association. (www.Tenismeja.org,
diakses tanggal 27 Februari 2015). Tahun 1960 PTMSI
telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia). Perkembangan tenis
meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang
14 Dr. Amka, M.Si.
bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang
berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang
diselenggarakan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,
POMDA, POSENI di tingkat SD, SMP, SMA serta berbagai
pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-
perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta
atau karang taruna, baik yang berskala lokal, regional,
maupun nasional.
Ketika KONI (Komite Olah raga Nasional Indonesia)
didirikan pada 1967, PTMSI langsung menjadi anggota. Di
luar negeri, pada 1960, PTMSI resmi menjadi anggota
TTFA (Table Tennis Federation of Asia) atau ATTU (Asian
Table Tennis Union) di masa kini, pada 1961 menjadi
anggota ITTF (International Table Tennis Federation), dan
pada 1996 menjadi anggota SEATTA (South East Asia
Table Tennis Association).
Berdirinya PTMSI (saat masih bernama PPPSI) didasari
oleh dua hal utama, yakni: memasyarakatkan olah raga
pingpong di Indonesia dan meningkatkan prestasi atlet-
atlet pingpong, baik di tingkat nasional maupun
internasional. Sejalan dengan perubahan dan
penyempurnaan Anggaran Dasar (AD) PTMSI, latar
belakang itu secara implisit terlihat dalam rumusan visi
PTMSI, yakni untuk mewujudkan cita-cita membentuk
manusia Indonesia seutuhnya yang mampu berkarya guna
pembangunan, mampu berprestasi dan ikut serta dalam
usaha perdamaian dunia. Lalu rumusan AD PTMSI
berikutnya mengungkapkan misi PTMSI sebagai derivat
Membudayakan Pendidikan Karakter 15
visi di atas, sebagaimana yang tertuang pada Pasal 4 yang
berbunyi.
"Membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
sehat dan segar baik jasmani maupun rohani, hingga
mampu berkarya dan berpartisipasi dalam
pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan
Indonesia; Membina dan menjadikan manusia
Indonesia mampu berprestasi dalam bidang olah raga
tenis meja nasional dan Internasional; dan memupuk
dan membina persahabatan antar bangsa.
Visi dan misi ini secara tidak langsung
menggarisbawahi adanya harapan yang begitu besar dan
mulia serta cita-cita yang luhur pada olah raga tenis meja
di bawah penanganan induk organisasinya. Ketika
pertama kali PTMSI terbentuk, Ketua Umum Pengurus
Besar (PB) dipegang oleh Nanlogi selama tiga periode
(1951-1955, 1955-1959 dan 1959-1963). Kemudian
empat periode berikutnya dipimpin oleh Sani Lupias
Abdurrachman (1963-1967, 1967-1971, 1971-1976 dan
1976-1979). Tampuk kepemimpinan PTMSI selanjutnya
dipegang oleh Ali Said, SH selama empat periode (1979-
1983, 1983-1987, 1987-1991 dan 1991-1996). Siti
Hedijati Hariadi Prabowo SE, atau yang dikenal dengan
nama panggilan akrab Titiek Prabowo kemudian
menjabat periode berikutnya (1996-2000), namun sayang
pada tahun 1997, beliau mengundurkan diri. PB PTMSI
saat itu (periode 1996-2000) kemudian dikendalikan oleh
Sjafrie Sjamsoeddin, yang tetap berada pada posisi
sebagai Wakil Ketua Umum. Pada periode selanjutnya
16 Dr. Amka, M.Si.
tampil Triyanto Saudin (2000-2004), namun karena
didera berbagai masalah, baik internal maupun eksternal,
kepemimpinannya berakhir pada 21 April 2002 lewat
Munaslub. Ketua umum PB PTMSI setelah itu dijabat oleh
Dr. Tahir, MBA (2002-2006) dan (2006-2012).
Kemudian pada periode berikutnya 2013 hingga 2015
(saat buku ini ditulis) PBTMSI dijabat oleh Komjen Pol
(Purn) Drs. Oegroseno, S.H. Dalam keaktifannya membina
tenis meja di tanah air, selaku Ketua Umum PBTMSI, Drs.
Oegroseno, SH., melantik Dr. Amka, M.Si., sebagai Ketua
Umum Pengprov PTMSI Kalimantan Selatan periode
2014-1019 pada tanggal 11 November 2014 di
Banjarmasin.
Ketua Umum PBTMSI Komjen Pol (Purn) Drs. Oegroseno SH., melantik secara resmi Dr. Amka, M.Si., sebagai Ketua Umum Pengprov PTMSI Kalimantan Selatan
Membudayakan Pendidikan Karakter 17
Setelah memiliki organisasi resmi nasional, Indonesia
selalu diundang dalam kejuaraan-kejuaraan resmi
internasional setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota
ITTF pada tahun 1961. Selain kegiatan-kegiatan
pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam
perkembangan pertenismejaan nasional adalah
berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang
dimulai pada awal tahun 1983, yang diselenggarakan
setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya
dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Saat ini olah raga ini telah menjalar ke seluruh penjuru
Indonesia dengan sayap organisasi mulai tingkat desa,
hingga tingkat nasional. Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia telah memiliki ratusan cabang di seluruh
Indonesia. Bahkan olah raga ini juga sudah digemari
komunitas masyarakat Indonesia. Hampir di berbagai
instansi pemerintah, sekolah, maupun di kampung-
kampung permainan tenis meja menjadi salah satu
alternatif olahraga, karena olah raga ini fasilitasnya
peralatanya mudah didapat, dan tidak mahal.
B. Mengenal Tenis Meja
1. Tenis Meja
Tenis meja adalah permainan yang menggunakan meja
berbentuk segi empat sebagai lapangan yang dibatasi oleh
jaring (net) yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari
celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau yang
disebut bet.
18 Dr. Amka, M.Si.
Atlet dan Pelatih asal Kalimantan Selatan dalam Kejuaraan Nasional
Tahun 2014 di Semarang. Tim Kalsel meraih 2 Emas (putra), Perak
(tunggal putra), dan 2 perunggu (ganda putra)
2.
Gambar 1 : Aturan permainan olah raga tenis meja
Membudayakan Pendidikan Karakter 19
Alat dan Fasilitas
Jenis peralatan dan fasilitas yang digunakan dalam
permainan olah raga tenis meja cukup beragam, antara lain :
a. Meja untuk permainan tenis meja berbentuk persegi
panjang dengan ukuran panjang 274 cm, lebar 152,5 cm,
dan tinggi meja 76 cm di atas lantai dengan tebal 25 mm,
ukuran kerangka 60 x 20 mm, lengan 50 x 50 mm, serta
berat bersih sekitar 125 kg. Permukaan meja atau meja
tempat bermain harus berbentuk persegi empat panjang
dan harus datar. Permukaan meja tidak termasuk sisi
permukaan meja. Permukaan meja boleh terbuat dari
bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan
sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian
30 cm. Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap
dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi
panjang dan lebar meja tenis. Permukaan meja dibagi
dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net
paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar
permukaan masing-masing bagian meja. Sementara itu,
untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2
bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih
selebar 3 cm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua
bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap
menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
20 Dr. Amka, M.Si.
cara
b. Jaring (net) termasuk tali penggantungnya dengan
panjang 183 cm, dan tinggi 15,25 cm. Perangkat net
harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua
tiang penyangga, termasuk kedua penjepit yang
dilekatkan ke meja. Net harus tertarik dengan bantuan
tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi
15,25 cm, batas perpanjangan kedua tiang di setiap sisi
akhir lebar meja adalah 15,25 cm. Ketinggian sisi atas
net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas
permukaan meja. Dasar net sepanjang lebar meja harus
rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung
net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
Gambar 1.2
Ukuran meja
pada olah
raga tenis
meja telah
ditentukan
secara
internasional
seperti
gambar di
samping
Membudayakan Pendidikan Karakter 21
c. Bola harus bulat dengan diameter 40 mm. Berat bola
harus 2,7 gram. Bola harus terbuat dari bahan selulosa
(celluloid) atau sejenis bahan plastik, berwarna putih
atau oranye, dan tidak mengkilap.
d. Bet atau Raket terbuat dari kayu sama tebal, latar dan
kayu, permukaan berwarna gelap dan pudar, bila daun
pemukul dilapisi dengan karet berbintik dan menonjol
keluar dan tebal seluruhnya tidak lebih dari 2 mm.
Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi
daun raket harus datar dan kaku. Daun raket minimal
85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya;
lapisan perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan
bahan yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre)
atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang
dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih
dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35
mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan. Sisi
daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus
ditutupi oleh karet licin/halus maupun bintik, bila
menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar
(tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan
lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika
menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik
di dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka
ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm sudah
termasuk dengan lem perekat. Karet bintik biasa
adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler
(cellular), sintetik atau alami, dengan bintik yang
menyebar dipermukaannya secara merata dengan
22 Dr. Amka, M.Si.
kepadatan tidak kurang dari 10 per-cm dan tidak lebih
dari 30 per-cm. Karet lapis (sandwich rubber) adalah
lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut spons) yang
ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet
bintik biasa (biasa disebut topsheet), ketebalan dari
karet bintik tidak lebih dari 2 mm. Karet penutup daun
raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali
pada bagian yang terdekat dari pegangan raket dan
yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan
lain atau tidak ditutupi. Daun raket, lapisan yang ada di
dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet atau
lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul bola
harus tiada sambungan dan ketebalannya juga merata.
Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi
harus berwarna merah menyala di satu sisi dan hitam
di sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya), atau
permukaan daun raket yang dibiarkan polos tanpa
penutup harus berwarna pudar. Karet penutup raket
yang digunakan harus tanpa menggunakan bahan
kimia, merubah karakterisktik karet secara fisik, atau
hal lainnya. Apabila terjadi sedikit kekurangan atau
penyimpangan pada warna dan kesinambungan
permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh
kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan
sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan
karet. Pada permulaan permainan dan kapan saja
pemain menukar raketnya selama permainan
berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan
raketnya pada lawannya dan pada wasit. Seorang
Membudayakan Pendidikan Karakter 23
pemain juga harus mengijinkan wasit dan lawannya
untuk memeriksa atau mencobanya
(www.tenismeja.org).
Gambar 1.3: Gambar bet atau raket sesuai ketentuan internasional
Gambar 1.4: Gambar bola tenis meja sesuai ketentuan internasional
24 Dr. Amka, M.Si.
Gambar 1.5: Gambar net tenis meja sesuai ketentuan internasional
3. Memulai Permainan atau Service
Service adalah suatu pukulan yang dilakukan untuk memulai
atau membuka permainan dengan tiap bagian alat pemukul
memulai bagian atas net, setelah bola dilambungkan pada
daerah service. Dapat pula ditambahkan bahwa service
merupakan tindakan pertama dalam permainan tenis meja
dan juga sebagai serangan pertama kali bagi pemain yang
melakukan service yang sukar atau sulit diterima oleh pihak
lawan dapatlah dipakai sebagai suatu senjata untuk
melakukan suatu serangan (Drs. Soetomo, 1985 : 553).
a. Macam-macam Service
Di dalam permainan tenis meja ada 2 macam service yaitu:
1) Service Forehand
Service Forehand adalah service yang dilakukan dengan
bagian depan bet/raket, di sebelah kanan badan bagi seorang
Membudayakan Pendidikan Karakter 25
pemain yang memegang bet dengan tangan kanan atau
sebelah kiri badan bagi seorang pemain kidal. (Napitupulu,
1982 : 57).
2) Service Backhand
Service Backhand adalah service yang dilakukan dengan
menggunakan bagian belakang kepala bet/raket. (Nupitupulu,
1982 : 10).
Gambar 1.6 : Jenis service dalam olah raga tenis meja
26 Dr. Amka, M.Si.
4. Jenis Permainan Tenis Meja
Permainan tunggal
a. Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
b. Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan
2.
c. Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala
penjuru lapangan.
d. Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai
nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 kali
kemenangan set.
e. Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih
nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16
Permainan ganda
a. Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
b. Servis bergantian setiap poin kelipatan 2.
c. Pemain bergantian menerima bola dari lawan
d. Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke
ruang kamar sebelah kanan lawan.
e. Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai
nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 kali
kemenangan set.
f. Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih
nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16
Sebelum memulai bermain tenis meja, sebaiknya anda
mengenali semua jenis perangkat serta fungsi peralatan tenis
meja dengan baik. Kemampuan untuk mengenal serta
menggunakan akan sangat membantu kualitas permainan
Membudayakan Pendidikan Karakter 27
yang dilakukan. Seorang pemain yang telah mengenal jenis
bet, apakah yang halus atau yang bintik-bintik, ia akan dapat
menggunakan secara tepat dalam setiap permainan. Misalnya,
saat menyerang harus menggunakan sisi yang halus,
sedangkan saat bertahan dari bola isi harus menggunakan sisi
bet yang bintik-bintik. Semakin dapat memahami jenis serta
fungsi peralatan dalam tenis meja, maka akan semakin bagus
kualitas permainan yang dilakukan. Bahkan seorang yang
telah mengenal semua peralatan tenis meja akan memainkan
dengan jiwa yang dapat menjadi kekuatan tersendiri dalam
permainan. Ia telah menyatu dengan alat yang digunakan,
meskipun alat tersebut bersifat materi, tetapi dapat menyatu
dengan emosi dan jiwa pemain. Kolaborasi antara emosi, jiwa,
dan materi atau peralatan tenis meja ini akan menghasilkan
atraksi kolaboratif yang bagus dalam pertandingan.
C. Peraturan Tenis Meja
Peraturan dalam permainan tenis meja dalam kancah
nasional diatur oleh peraturan Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia (PTMSI), sebagai organisasi resmi dalam cabang
olah raga tenis meja. Sedangkan untuk peraturan secara
Internasional menggunakan standar peraturan yang
diterbitkan oleh International Table Tennis Federation, sebuah
organisasi tenis meja internasional yang memiliki otoritas
untuk menentukan peraturan dalam pertandingan di level
internasional.
28 Dr. Amka, M.Si.
1. Aturan Umum Permainan
a. Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola
dalam permainan.
b. Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di
telapak tangan bebas sebelum bola dilambungkan pada
saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu let
atau poin.
c. Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak
dinilai/dihitung.
d. Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya
dinilai/dihitung.
e. Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
f. Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang
raket; lengan bebas adalah lengan dari tangan bebas.
g. Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya
dengan raket yang dipegangnya atau bagian tangan di
bawah pergelangan tangan yang memegang raket
ketika bola masih dalam permainan.
h. Seorang pemain yang menyentuh bola atau apa saja
yang dipakai atau dibawanya mengenai bola dalam
permainan ketika bola masih berada/melintas di atas
permukaan meja dan belum melewati garis akhir,
belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh
lawannya.
i. Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server)
adalah pemain yang memukul bola pertama kalinya
dalam suatu reli.
j. Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul
bola yang kedua pada suatu reli.
Membudayakan Pendidikan Karakter 29
k. Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk
mengawasi permainan.
l. Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk
membantu wasit dengan keputusan-keputusan
tertentu.
m. Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain
adalah segala sesuatu yang dipakai atau dibawa,
kecuali bola, pada saat reli dimulai.
n. Bola sudah harus dinyatakan melewati atau
mengelilingi net jika telah melalui bagian mana saja
selain antara net dan tiangnya dan antara net dan
permukaan meja.
o. Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi
ujung meja.
2. Aturan Teknis Permainan
a. Aturan Servis
Servis dimulai dengan bola diam berada di atas
permukaan telapak tangan yang terbuka dari tangan
bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan). Pelaku
servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas,
tanpa putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari
permukaan telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa
menyentuh apapun sebelum dipukul. Pada saat bola
turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga
menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati
net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari
penerima; pada permainan ganda, bola harus menyentuh
bagian kanan dari masing-masing meja pelaku servis dan
30 Dr. Amka, M.Si.
penerima secara berurutan. Dari mulai servis hingga bola
dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan
permukaan meja permainan (di belakang batas akhir
meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh dihalangi dari
pandangan penerima oleh pelaku servis atau pasangan
gandanya atau apa saja yang mereka bawa atau pakai.
Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan
bebas pelaku servis harus disingkirkan/ditarik dari ruang
antara bola dan net. Menjadi tanggung jawab pemain
untuk melakukan servis agar wasit atau pembantu wasit
dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan
demikian juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak
benar. Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas
keabsahan suatu servis, maka pada kesempatan pertama
pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan
pemainan dan memperingatkan pelaku servis; tetapi
untuk servis yang meragukan berikutnya yang dilakukan
oleh pemain atau pasangannya harus dinyatakan tidak
benar/sah. Pengecualian, wasit dapat melonggarkan
persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa
rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik
yang tidak normal (cacat).
b. Pengembalian Bola
Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul
sehingga melewati/mengelilingi net dan menyentuh meja
lawan, baik secara langsung maupun setelah menyentuh
perangkat net.
Membudayakan Pendidikan Karakter 31
c. Urutan Permainan
Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan
servis terlebih dahulu, kemudian penerima harus
melakukan pengembalian dan setelah itu pelaku servis
dan penerima secara bergantian melakukan
pengembalian. Pada permainan ganda, pelaku servis
harus melakukan servis terlebih dahulu, selanjutnya
penerima melakukan pengembalian, kemudian, pasangan
pelaku servis melakukan pengembalian, pasangan
penerima kemudian melakukan pengembalian dan
akhirnya setiap pemain melakukan pengembalian sesuai
gilirannya. Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda
bermain ganda, pelaku servis melakukan servis terlebih
dahulu kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi
setelah itu, siapa saja dari mereka boleh melakukan
pengembalian. Namun demikian, apabila kursi roda
(bagian mana saja dari kursi roda) melewati garis tengah
meja, maka wasit menyatakan poin untuk lawannya.
d. Suatu Let
Reli dinyatakan let jika pada saat servis, bola melewati net
dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau dipukul
oleh penerima atau pasangannya. Jika servis dilakukan
pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan
baik penerima atau pasangannya tidak berusaha
memukul bola/mengembalikan. Jika gagal melakukan
servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan
peraturan bahwa hal tersebut disebabkan gangguan di
32 Dr. Amka, M.Si.
luar kontrol pemain. Jika permainan dihentikan oleh wasit
atau pembantu wasit. Jika penerima pada pemain cacat
yang menggunakan kursi roda dan pada saat servis,
apakah servisnya benar atau tidak. Setelah mengenai meja
penerima (pantulan bola) mengarah ke net. Berhenti di
bagian meja penerima. Pada salah satu bagian sisi meja,
bola keluar setelah mengenai bagian samping meja
penerima. Karena kondisi permainan terganggu dan
mempengaruhi hasil reli.
e. Suatu Poin / Skor
Aturan dalam permainan tenis meja, selain reli
dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin dengan
ketentuan:
(1) Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;
(2) Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang
benar;
(3) Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian,
bola menyentuh apa saja selain net sebelum dipukul
oleh lawannya;
(4) Jika bola melewati meja atau berada di luar
permukaan meja, tanpa menyentuh meja;
(5) Jika lawannya menyentuh bola;
(6) Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali
secara beruntun;
(7) Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket
yang tidak dilapisi karet atau tidak sesuai dengan
ketentuan;
(8) Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya
menggerakkan permukaan meja;
Membudayakan Pendidikan Karakter 33
(9) Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh
net;
(10) Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan
meja;
(11) Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis
pertama melakukan servis ke penerima dengan
benar, kemudian lawannya memukul bola di luar
dari urutannya;
f. Suatu game/set
Game atau set dapat dipahami sebagai akhir pertandingan
secara penuh. Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh
seorang pemain/pasangan yang pertama mendapat poin
11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama
mendapatkan poin 10, pada situasi ini, salah satu pemain
atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan 2
(dua) poin atas lawannya.
g. Memilih servis, menerima bola, atau tempat
Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau
tempat harus diputuskan oleh undian dan pemenangnya
dapat memilih servis, atau menerima bola, atau memilih
tempat terlebih dahulu. Bila salah satu pemain/pasangan
telah memilih servis atau menerima atau memilih tempat,
maka lawannya harus memilih yang lainnya. Setelah
mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus
menjadi pelaku servis, dan seterusnya secara bergantian
hingga game selesai, kecuali kedua pemain/pasangan
telah sama-sama mencapai poin 10 atau sistem
percepatan waktu diberlakukan, maka urutan servis dan
menerima tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan
34 Dr. Amka, M.Si.
servis 1 kali secara bergantian. Pada setiap game/set
dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak
melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan
siapa dari mereka yang melakukan servis pertama dan
penerima bola juga harus menentukan siapa yang terlebih
dahulu menerima bola; pada game/set berikutnya,
pemain yang melakukan servis (server) pertama
ditentukan oleh pasangan tersebut dan penerima adalah
pemain yang melakukan servis kepadanya pada game
sebelumnya. Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima
sebelumnya menjadi pelaku servis dan pasangan yang
melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.
Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada
suatu game/set menjadi penerima pada game/set
berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan pada
pertandingan ganda, pasangan yang menerima bola
kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila
salah satu pasangan telah mencapai poin 5.
Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat)
dalam suatu game akan pindah tempat pada game
berikutnya dan pada game/set penentuan,
pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah satunya
telah mendapat skor/poin 5.
h. Kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat
Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server
maupun receiver), permainan harus segera dihentikan
oleh wasit dan dilanjutkan sesuai dengan urutan yang
sebenarnya siapa yang seharusnya melakukan servis dan
menerima bola pada skor/angka yang telah dicapai,
Membudayakan Pendidikan Karakter 35
sesuai dengan urutan pada saat mulai pertandingan dan,
dalam permainan ganda, sesuai dengan urutan pemain
yang telah ditetapkan untuk melakukan servis pertama
dalam game/set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.
Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka
seharusnya melakukannya, wasit harus menghentikan
permainan dan dilanjutkan sesuai dengan pemain yang
sebenarnya pada skor yang telah diraih, disesuaikan
dengan urutan yang telah ditetapkan pada saat
pertandingan dimulai. Dalam keadaan apapun, semua
poin yang telah diraih sebelum kesalahan ditemukan
harus dihitung.
i. Sistem percepatan waktu (expedite system)
Dalam permainan tenis meja ada sistem percepatan
waktu dengan ketentuan sebagai berikut;
(1) Sistem percepatan waktu harus diberlakukan setelah
10 menit permainan dalam satu game atau kapan saja
diminta oleh kedua pemain atau pasangan;
(2) Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam
satu game jika skor yang sudah diraih berjumlah 18
(delapan belas);
(3) Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu
telah habis, permainan harus diberhentikan oleh
wasit dan dilanjutkan dengan mengulang servis oleh
pemain yang melakukan servis pada saat permainan
berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola
mati) dan sistem percepatan waktu harus
diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan pelaku
36 Dr. Amka, M.Si.
servis adalah yang menerima bola pada reli
sebelumnya;
(4) Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1
kali secara bergantian hingga game berakhir, dan jika
pemain/pasangan yang menerima telah melakukan
13 kali pengembalian, penerima mendapat satu poin;
(5) Pemberlakuan sistem percepatan waktu harus tidak
merubah urutan servis dan penerima pada
pertandingan tersebut;
(6) Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus
terus diberlakukan hingga pertandingan selesai.
3. Ketentuan Kompetisi Internasional
Suatu kompetisi disebut kompetisi internasional jika
mencakup para pemain lebih dari satu asosiasi. Oleh
karena itu, definisi pertandingan internasional adalah
pertandingan antar regu yang mewakili beberapa asosiasi.
Turnamen internasional bersifat terbuka yang dapat diikuti
oleh seluruh asosiasi. Untuk itu, terdapat sejumlah
persyaratan pemain dalam kompetisi internasional, antara
lain :
a. Seorang pemain dianggap mewakili suatu asosiasi bila
dia diterima menjadi nominasi dari asosiasi tersebut
dan secara berturut-turut berpartisipasi pada sebuah
kompetisi atau kejuaraan regional selain dari
pertandingan perorangan pada kejuaraan terbuka
internasional (efektif 1 Juli 2012).
b. Seorang pemain dapat mewakili asosiasinya bila dia
warga negara pada asosiasinya, kecuali bila pemain
Membudayakan Pendidikan Karakter 37
tersebut secara sah mewakili suatu asosiasi yang
bukan warga negara asosiasi sehubungan dengan
peraturan sebelumnya dapat mengacu pada
persyaratan ini.
c. Bilamana beberapa pemain terdaftar pada lebih dari 1
asosiasi namun memiliki kewarganegaraan yang sama,
jika oleh karena tempat kelahirannya atau penduduk
pada daerah yang dikontrol oleh asosiasi tersebut,
maka seorang pemain hanya dapat mewakili salah satu
asosiasi tersebut.
d. Seorang pemain yang boleh mewakili lebih dari 1
asosiasi berhak memilih asosiasi mana yang relevan
akan diwakilinya.
e. Seorang pemain dapat mewakili federasi benuanya
untuk ikut tim benua jika yang bersangkutan benar-
benar wakil dari asosiasi dari federasi benuanya.
f. Seorang pemain tidak boleh mewakili asosiasi yang
berbeda dalam kurun waktu 3 tahun.
g. Suatu asosiasi dapat menominasi seorang pemain
dalam daerah binaannya untuk mengikuti event
perorangan pada kejuaraan terbuka internasional yang
mungkin dimasukkan dalam publikasi ITTF seperti
daftar ranking dunia akan tetapi hal ini tidak termasuk
suatu alasan untuk persyaratan pemain tersebut
mewakili asosiasi yang diinginkan.
h. Seorang pemain atau asosiasinya harus, jika diminta
oleh referee, menyiapkan bukti dokumen keabsahan
dan paspornya.
38 Dr. Amka, M.Si.
i. Setiap banding mengenai tafsiran/pertanyaan dari
suatu persyaratan harus ditujukan kepada komisi
keabsahan yang terdiri dari komisi eksekutif, ketua
peraturan dan komisi ranking serta Ketua Komisi Atlet
yang keputusannya adalah final.
Semua ketentuan kompetisi Internasional ini harus
diterapkan dengan tujuan untuk mengatur tentang:
(1) Jenis kejuaraan dunia, olimpiade, dan Paralimpik jika
tidak disetujui oleh dewan pengurus dan diumumkan
sebelumnya kepada asosiasi peserta;
(2) Kompetisi dengan nama tingkat benua/kontinental,
kecuali jika tidak disetujui oleh federasi kontinental
yang sesuai dan diumumkan sebelumnya kepada
asosiasi peserta;
(3) Kejuaraan terbuka internasional, kecuali jika tidak
disetujui oleh komite eksekutif dan diterima oleh
peserta;
(4) Kejuaraan terbuka;
(5) Bilamana dalam kejuaraan terbuka tidak menggunakan
salah satu peraturan di atas, variasi yang ditimbulkan
harus diuraikan secara khusus dalam formulir
pendaftaran; uraian yang disampaikan dalam formulir
dianggap sebagai suatu kondisi yang dapat diterima
dalam kompetisi, termasuk variasi tersebut;
(6) Peraturan dan ketentuan tersebut diperuntukkan bagi
seluruh kompetisi internasional kecuali menurut
pengamatan Konstitusi, pada turnamen internasional
yang terbatas dan sifatnya undangan dan kompetisi
internasional yang diselenggarakan oleh badan
Membudayakan Pendidikan Karakter 39
organisasi yang bukan anggota (ITTF) dapat
menggunakan peraturan sesuai dengan kewenangan
penyelenggara;
(7) Peraturan dan ketentuan pada kompetisi internasional
harus dapat diperkirakan untuk diterapkan jika
beberapa penambahan tidak memerlukan persetujuan
dikemudian hari atau dibuat jelas dalam peraturan
kompetisi yang dipublikasikan; dan
(8) Penjelasan dan interpretasi peraturan secara rinci,
termasuk spesifikasi peralatan harus dipublikasikan
dalam Panduan Teknis (prospektus) yang diakui oleh
Dewan Pengurus dan dalam Buku Pegangan bagi para
Wasit dan Referee.
Semua ketentuan tenis meja, baik ketentuan umum,
ketentuan teknis, serta ketentuan internasional dibuat
untuk menjadi acuan legal dalam menangani setiap
persoalan yang terjadi dalam event pertandingan, baik
skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Para
official serta pemain perlu memahami semua aturan yang
ada dalam permainan tenis meja yang terus mengalami
perubahan dalam setiap decade tertentu. Perubahan
aturan ini disesuaikan dengan hasil kajian serta
kesepakatan secara internasional yang diambil secara
resmi dalam forum persatuan tenis meja internasional.
D. Membudayakan Tenis Meja di Sekolah
Sekolah menjadi tempat interaksi antara peserta didik
dengan guru, peserta didik dengan peserta didik, dan guru
40 Dr. Amka, M.Si.
dengan guru. Dalam interaksi yang telah didesain dengan
dilengkapi perangkat pembelajaran dapat disebut
pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran di sekolah,
disampaikan melalui berbagai mata pelajaran termasuk
pelajaran pendidikan kesehatan jasmani.
Pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek
pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktivitas jasmani, olah raga, dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup,
pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan yang diajarkan
di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat
langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, olah raga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan
secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk
pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Pendidikan
memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan
kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olah raga
dan kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah
dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri
yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan
Membudayakan Pendidikan Karakter 41
zaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam
memberikan makna mutu pendidikan yang hanya dikaitkan
dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah
membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak,
budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan
diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan akan memberikan peluang untuk
menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan merupakan
media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-
spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan di sekolah bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut;
(1) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olah raga yang terpilih
(2) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan
psikis yang lebih baik;
(3) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar;
42 Dr. Amka, M.Si.
(4) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan;
(5) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis;
(6) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga
keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan; dan
(7) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olah raga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olah
raga dan Kesehatan diantaranya adalah permainan dan olah
raga yang meliputi: olah raga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, keeper, sepak bola, bola
basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan
bela diri, serta aktivitas lainnya.
Olah raga tenis meja merupakan jenis olah raga yang lebih
mudah diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Dari sisi
proses pembelajaran, olah raga ini tidak memerlukan ruang
lapangan yang luas, peralatan yang diperlukan juga sederhana
serta bisa dimainkan oleh setiap peserta didik. Dengan
berbagai keunggulan nilai tenis meja maka perlu dibudayakan
memainkan tenis meja di sekolah.
Upaya membudayakan tenis meja di sekolah ini dengan
beberapa pertimbangan, antara lain;
(1) Permainan tenis meja dapat menumbuhkan kesehatan
raga,
Membudayakan Pendidikan Karakter 43
(2) Permainan tenis meja dapat membangun jiwa yang sehat,
(3) Permainan tenis meja dapat menumbuhkan jiwa disiplin,
(4) Permainan tenis meja dapat menumbuhkan jiwa
competitor serta
(5) Membangun kreatifitas peserta didik.
Dengan demikian, pembudayaan tenis meja di sekolah
telah menjadi kebutuhan besar bagi semua pengelola sekolah.
Nilai-nilai tenis meja yang berdampak positif pasti dirasakan
peserta didik yang kemudian dapat membantu peningkatan
kualitas pembelajaran di sekolah.
Pengarus utamaan olah raga tenis meja di sekolah ini
bertujuan untuk membiasakan peserta didik melakukan olah
raga serta menghayati nilai-nilai yang terdapat dalam tenis
meja. Dalam teori habitus, sebuah teori yang dikembangkan
Pierre Bourdieu, didefenisikan sebagai struktur mental atau
kognitif yang digunakan actor untuk menghadapi kehidupan
sosial. Habitus dikatakan sebagai struktur sosial yang
diinternalisasikan untuk diwujudkan dalam kehidupan
individu (George Ritzer dan Doouglas Goodman, 2003:523).
Sebagai contohnya, kebiasaan makan dengan menggunakan
tangan kanan, yang dipelajari seseorang sejak kecil dari
orang-orang yang ada disekitarnya, sehingga terbawa sampai
ia dewasa, karena kebiasaan tersebut sudah ia
internalisasikan dalam dirinya. Sebagai contoh lainnya, yaitu
kebiasaan seseorang berjalan di sebelah kiri pada jalan umum
dan jalan raya, dikarenakan peraturan lalu-lintas, dimana hal
itu merupakan peraturan dalam kehidupan sosial yang harus
ditaati. Karena ketaatan dari individu tersebut, hal yang
semula merupakan peraturan menjadi kebiasaan karena
44 Dr. Amka, M.Si.
sudah terinternalisasi dalam diri setiap individu. Sehingga
dapat dikatakan bahwa habitus adalah struktur sosial yang
diinternalisasi sehingga menjadi suatu kebiasaan yang
menjadi kebiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam konteks ini, pembudayaan tenis meja di sekolah
yang diiringi kebijakan pimpinan sekolah dalam bentuk
peraturan, program pembelajaran, serta kegiatan ekstra
kurikuler akan menjadikan tenis meja menjadi tatanan diri
yang dilaksanakan oleh setiap peserta didik di sekolah.
Peserta didik pada awalnya akan merasa terpaksa dengan
pembiasaan melaksanakan tenis meja, akan tetapi jika
kegiatan tersebut dilaksanakan secara terus menerus maka
akan menjadi hal yang biasa dilaksanakan.
Secara praktis, teori habitus ini berawal dari kegiatan
yang berulang dilakukan oleh seseorang yang kemudian akan
menjadi kebiasaan serta menjadi budaya diri. Ketika sudah
menjadi budaya diri maka akan menstruktur pikiran dan hati
seseorang untuk melakukan sesuatu tepat pada waktunya.
Dalam diri peserta didik akan terbentuk automatic timer
(tanda waktu otomatis) yang akan menjadi pengingat bagi
peserta didik untuk bermain tenis meja. Karena telah menjadi
kebiasaan, maka saat jam tertentu dimana peserta didik sering
main tenis meja, maka akan diingatkan dengan sistem tanda
waktu otomatis tersebut.
Secara tidak langsung, kebiasaan ini akan menumbuhkan
kecintaan peserta didik untuk bermain tenis meja. Kecintaan
inilah menjadi modal awal peserta didik untuk membiasakan
bermain tenis meja. Budaya tenis meja di sekolah akan terus
terbangun jika diawali dari menumbuhkan rasa senang dan
Membudayakan Pendidikan Karakter 45
rasa cinta pada tenis meja. Hal ini sangat penting untuk
dilakukan.
Secara lebih teknis, membudayakan tenis meja di sekolah
dapat dilakukan melalui berbagai langkah, antara lain:
1. Tenis meja sebagai bagian mata pelajaran
2. Tenis meja sebagai program ekstrakulikuler
3. Tenis meja sebagai program pembelajaran
4. Tenis meja sebagai kegiatan wajib bagi semua peserta
didik
Dengan berbagai langkah ini pembelajaran tenis meja
akan terintegrasi dengan program pembelajaran dan kegiatan
peserta didik. Bibit-bibit unggul atlet tenis meja juga dapat
disiapkan melalui sinergi program pembelajaran tenis meja
yang telah menjadi pembiasaan di setiap sekolah.
Upaya pembiasaan tenis meja di sekolah ini tentunya
perlu didesain agar dapat meningkatkan prestasi sekolah, baik
secara akademis maupun non akademis. Kualitas pendidikan
sekolah diharapkan makin meningkat dengan adanya
pembiasaan tenis meja di sekolah.
46 Dr. Amka, M.Si.
TENIS MEJA
MEMBANGUN
SEHAT JASMANI
DAN ROHANI
Bab ini membahas
tentang membangun
sehat jasmani,
membangun sehat
rohani, dan makna
spiritual tenis meja.
Sehat adalah keadaan
normal pada fisik,
mental dan
kesejahteraan sosial.
Sehat fisik didapat dari
berolahraga; sehat
mental didapat dari
berpikir positif dan
spiritual; sehat sosial
didapat dari memberi
manfaat pada manusia
BAB II
Membudayakan Pendidikan Karakter 47
Pada tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Pada jiwa
yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Dalam tubuh dan jiwa
yang kuat terdapat spiritual yang kaut. Inilah ungkapan yang
menegaskan adanya komponen yang simultan di dalam diri
setiap manusia. Keberadaannya juga bersifat reciprocal (saling
memberi dan menerima) untuk saling mendapat untung. Jiwa
yang sehat menguntungkan raga yang kuat. Raga yang kuat
menguntungkan jiwa yang sehat. Begitu seterusnya dan
terjadi secara terus menerus di dalam setiap diri manusia.
Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan
hak hidupnya. Sehat berhubungan dengan hukum alam yang
mengatur tubuh, jiwa, dan lingkungan berupa udara segar,
sinar matahari, diet seimbang, bekerja, istirahat, tidur, santai,
kebersihan serta pikiran, kebiasaan dan gaya hidup yang baik.
Selama beberapa dekade, pengertian sehat masih
dipertentangkan para ahli dan belum ada kata sepakat dari
para ahli kesehatan maupun tokoh masyarakat dunia.
Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat defenisi
universal yang menyatakan bahwa pengertian sehat adalah
suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan (www.bloggersbugis.com, diakses
tanggal 2 Februari 2015)
Nikmat dari Allah sangat berlimpah tidak terkira: ”Maka
jika kamu mau menghitung nikamat Allah, niscaya kamu tidak
akan dapat menghitungnya” (QS An Nahl :18). Diantara
nikmat yang sangat berharga dan tidak ternilai itu adalah
48 Dr. Amka, M.Si.
nikmat kesehatan. Berapa harga mata, indra pendengaran,
ginjal, jantung atau hati? Maukah kamu menukar mata dengan
kekayaan dunia beserta isinya?. Profesor Biologi dan Filsafat
Alam di George Mason University, Harold J. Morovitz, lahir 4
Desember 1927 Poughkeepsie, New York, menjelaskan bila
seseorang berbobot 60 kg maka nilai tubuhnya berkisar US$ 6
juta atau 60 milyar rupiah (jika kurs US$ 1 = Rp 10.000).
Begitu mahalnya manusia sehingga Al- Qur’an menegaskan
bahwa harga satu orang manusia sama dengan seluruh
kehidupan umat manusia (QS Al-Maidah : 32). Demikian
besarnya nikmat kesehatan ini, sehingga dalam sebuah Hadist,
Nabi SAW menggandengkan dua nikmat yang sangat besar
bagi manusia yaitu nikmat iman dan kesehatan :
“Sesungguhnya manusia tidak diberi yang lebih baik di dunia
daripada keyakinan dan kesehatan maka mohonlah keduanya
kepada Allah SWT”. (HR. Ahmad).
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa ada tiga jenis
kesehatan, yaitu: (1) sehat jasmani, (2) sehat rohani, dan (3)
sehat spiritual. Ketiga jenis kesehatan ini memiliki definisi
serta implikasi yang berbeda-beda. World Health Organization
(WHO), salah satu lembaga resmi bidang kesehatan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga membagi tiga jenis
kesehatan tersebut. Secara lebih jelas ketiga jenis kesehatan
tersebut dipaparkan di bawah ini.
A. Membangun Sehat Jasmani
1. Sehat itu penting
Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang & memanah
(HR. Bukhari & Muslim). Inilah isi hadits Nabi Muhammad
Membudayakan Pendidikan Karakter 49
SAW yang patut direnungkan untuk memahami pentingnya
sehat jasmani. Menjaga, mengupayakan, menumbuhkan, serta
mengajarkan hidup agar selalu sehat raganya.
Di dalam hadits ini tersirat jelas, perintah agar manusia
terus berlatih untuk mendapatkan raga yang sehat. Apa
makna hadits Nabi yang disampaikan 14 abad yang lalu itu
dalam konteks kehidupan saat ini?. Inilah yang perlu dikaji
secara mendalam, dalam bagian ini.
Dalam Hadits Tarbawi (pendidikan) ini ditegaskan
manakala tiga hal ini sudah ada dalam diri peserta didik maka
itu sudah cukup untuk menjadi bekal dalam menjalani
kehidupan saat ini maupun kehidupan masa mendatang. Tiga
keahlian yang sangat filosofis jika mau merenungkan ucapan
Nabi Muhammad ini dengan hati penuh iman.
Perintah mendidik serta mengajarkan berenang adalah
untuk membangun karakter peserta didik agar selalu
bergerak. Amatilah, orang yang sedang berenang pasti terus
bergerak. Sekali gerakannya dihentikan maka akan tenggalam
perenang tersebut, kemudian tenggelam ke dalam air.
Kehidupan ini terus berjalan, peserta didik perlu diajak terus
bergerak terus menerus dalam menyongsong kehidupan masa
depan. Maka, berenanglah dalam kehidupan ini dengan sekuat
tenaga serta sumber daya yang dimiliki.
Perintah mengajarkan berkuda adalah bertujuan untuk
membekali anak kita tentang kepemimpinan, jangan pernah
mengajak orang dengan rumus sama seperti mengajak bebek,
namun posisikan yang harus berada didepannya atau
berdampingan dengan orang-orang yang di pimpin. Jika
dilihat filosofi para penggembala hewan, maka kita akan tahu
50 Dr. Amka, M.Si.
jika diantara beberapa hewan yang sulit digembala adalah
menggembala kuda. Karena kuda secara rasio adalah hewan
yang tidak bisa dibohongi. Maksudnya adalah hewan kuda
hanya mau digembala jika sang penggembalanya ada di sisi
depan kuda, atau di samping dan juga dinaiki diatasnya.
Berbeda halnya jika kita menggembala kambing, sapi, itik,
ayam dll, kita bisa menggiringnya sambil berada dibelakang
hewan tersebut. Bahkan jika kita menggembala itik,
penggembala hanya cukup meletakkan tongkat yang biasa
untuk mengatur jalannya itik di samping persawahan maka
hewan gembalaan itu tidak akan pernah lari. Namun berbeda
halnya jika kita menggembala kuda, karena dia tidak bisa
dikendalikan jika kita berada tepat di belakangnya. Bahkan
jika kita berada di belakangnya, sangat besar resiko kita akan
ditendang dengan kedua kaki kuda tersebut. Berlarilah dalam
hidup ini sekencang kuda, bergerak luruslah dalam kehidupan
ini seperti mata kuda yang tidak mau berpaling ketika kita
membawa misi kebenaran.
Perintah mengajarkan memanah memberi pelajaran agar
peserta didik dapat berkonsentrasi dan fokus pada satu titik.
Lihatlah, sang pemanah itu harus konsentrasi tinggi. Selama
proses memanah berlangsung tidak bisa sambil merangkap
dengan kegiatan lain. Jadi jika ingin berhasil, kunci yang
terakhir adalah fokus dan konsisten dalam bidang yang
dipilih. Peserta didik perlu dilatih focus pada mata pelajaran,
minat bakat tenis meja, serta diajarkan untuk melihat masa
depan seperti bidik mata panah yang akan menembus tabir.
Inspirasinya, luncurkanlah mata panah kehidupan ini untuk
mencapai titik cita-cita dalam setiap kehidupan anda.
Membudayakan Pendidikan Karakter 51
Merujuk pada pesan moral Nabi Muhammad SAW di atas,
sehat jasmani merupakan komponen penting dalam diri
seseorang. Raga yang sehat mencerminkan seluruh organ
tubuh manusia masih berjalan sesuai dengan fungsi masing-
masing. Jika dipelajari secara reflektif, seluruh organ tubuh
manusia ini memiliki keterkaitan erat antara satu dengan
yang lain, karena tubuh itu merupakan sistem. Dalam teori
sistem keberadaan komponen, meskipun yang terkecil, sangat
penting keberadaannya. Jika satu komponen hilang maka
kesempurnaan sistem menjadi tidak sempurna. Dalam
konteks ini, jika organ tubuh manusia sebagai komponen ada
yang tidak berfungsi normal, maka akan dirasakan juga oleh
organ yang lain.
Cara kerja sistem organ manusia itu bersifat simultan-
reciprocal (terkait dan saling memberi timbal balik).
Contohnya, saat gigi yang sakit, maka kepala, telinga, serta
organ tubuh yang lain pun ikut merasakan sakitnya. Oleh
karena itu, kesehatan jasmani menjadi penting bagi setiap diri.
2. Apa makna sehat itu?
Arti sehat jasmani sangat beragam sesuai perspektif yang
digunakan, meskipun secara subtansi memiliki makna yang
sama. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dinyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut
pengertian tersebut maka kesehatan harus dilihat sebagai
satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental
dan sosial yang berkontribusi membentuk suatu kemungkinan
52 Dr. Amka, M.Si.
untuk seseorang produktif dalam kehidupan sosial dan
ekonominya (UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan).
Dalam istilah ilmu kedokteran sehat diartikan keteraturan
atau sinerginya mekanisme biologis di dalam tubuh. Sinergitas
ini menunjukkan saling berhubungan dan saling membawa
manfaat dari setiap organ tubuh manusia yang bekerja. Ilmu
kedokteran melihat dari sudut pandang biologi molekuler
yaitu satu cabang biologi yang merujuk kepada pengkajian
mengenai kehidupan pada skala molekul.
Sementara itu, definisi WHO (1981): Health is a state of
complete physical, mental and social well-being, and not
merely the absence of disease or infirmity. WHO
mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaan
sempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosial
pada seseorang. Ketika tiga hal tersebut telah dicapai maka
seseorang tersebut dapat dikatakan sehat.
3. Perlu pendidikan jasmani
Tubuh perlu dilatih agar dapat mencapai sehat jasmani.
Perlu pendidikan jasmani agar setiap organ tubuh terlatih.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani,
kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan
keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia berkualitas serta sehat jasmaninya.
Membudayakan Pendidikan Karakter 53
Dengan demikian, pendidikan jasmani dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Melalui
pendidikan jasmani peserta didik dapat:
a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan
estetika, dan perkembangan sosial.
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk
menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong
partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani.
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran
jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-
hari secara efisien dan terkendali.
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi
dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun
perorangan.
e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat
mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan
siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.
f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas
jasmani, termasuk permainan olah raga
(https:wordpress.com/kesehatan/jasmani, diakses tanggal
2 Februari 2015).
Membangun sehat jasmani adalah perintah agama.
Kondisi jasmani yang sehat mencerminkan masih normalnya
seluruh komponen sistem tubuh. Perlu diupayakan, perlu
diusahakan, perlu dibudayakan, serta perlu diajarkan
membangun sehat jasmani. Bermain tenis meja secara teratur
54 Dr. Amka, M.Si.
akan menumbuhkan jasmani yang sehat, fisik yang kuat, raga
yang hebat.
Peserta didik perlu dilatih ketangkasan bergerak untuk
mengolah raga yang ada agar menjadi semakin kuat. Kekuatan
raga itulah buah dari jasmani yang sehat. Melalui jasmani yang
sehat, pasti menumbuhkan semangat yang tinggi untuk dapat
berkonsentrasi dalam proses pembelajaran. Inilah pentingnya
membangun jasmani yang sehat pada peserta didik melalui
tenis meja.
B. Membangun Sehat Mental
Membangun sehat mental atau sehat rohani seringkali
dikaitkan dengan pepatah kuno yang menjadi inspirasi dunia
kesehatan mental, yaitu "Jiwa yang sehat terdapat di dalam
tubuh yang sehat" dalam bahasa lain diucapkan Men Sana In
Corpore Sano. Dalam pepatah Arab dikatakan ‘Adzhohir
yadullu ‘alal bathil’, sehatnya raga menunjukkan sehatnya
jiwa.
Kesehatan mental (jiwa atau rohani) mencakup tiga
komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran
sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran positif.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir,
sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana
Membudayakan Pendidikan Karakter 55
seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan
agama yang dianutnya. Jadi pikiran sehat mampu
membedakan positif dan negatif, emosi sehat mampu
membedakan baik dan buruk, dan spiritual sehat mampu
membedakan benar dan salah.
Interaksi ruang antara jasmani dan hati serta spiritual
itulah yang disebut rohani. Rohani diambil dari kata ruh yang
diinteraksikan menjadi kata rohani. (ruh akar dari kata dari
rohani yaitu jiwa). Seseorang yang telah dapat mengatur
interaksi jasmani dengan hati secara mutual akan
mendapatkan sehat mental atau sehat rohani. Apalagi dalam
interaksi raga dan jiwa itu diimbangi dengan keimanan yang
kuat maka akan semakin sempurna kesehatan jiwa tersebut.
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam
hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan
atas keimanan mereka (yang telah ada) Dan milik
Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al-Fath: 14)
Dalam permainan tenis meja aspek sehat rohaninya ada di
mana?. Dalam sebuah kisah nyata dalam sebuah pertandingan
kelas nasional dimana kemampuan antar pemain sama. Sama-
sama kuatnya. Saat pemain ‘A’ mau set bola terdapat keringat
hingga mengakibatkan basah pada bet pemain ‘A’.
Meluncurlah bola itu ke pemain ‘B’ yang tidak dapat menerima
dengan baik bola dari pemain ‘A’ tersebut. Tentunya poin
(skor tambah) untuk si pemain ‘A’. Tetapi karena
kejujurannya, pemain ‘A’ mendatangi wasit atas apa yang
56 Dr. Amka, M.Si.
terjadi sebenarnya dengan mengungkapkan bahwa betnya
dalam keadaan basah hingga lawan bermain tidak sempurna
untuk menerima bola. Uniknya, pemain A minta permainan
diulang agar dapat memberi kesempatan terbaik lawan
mainnya. Disitulah letak aspek rohaninya yang menunjukkan
kejujuran dalam permaian. Padahal dalam permainan hanya
ada dua keadaan, yaitu menang atau kalah. Keduanya dapat
dilakukan dengan segala cara.
Kejujuran ini merupakan bentuk terjadinya interaksi
antara jasmani dan hati yang muncul saat permainan tenis
meja dilangsungkan. Pemain tenis meja seperti ini telah
mendapatkan makna mendalam dari nilai-nilai positif
religious dari permaian tenis meja yang digeluti. Tidak
sekedar membangun fisik tetapi juga membangun ruhani dan
keseimbangan hati.
Berbeda dengan cerita lain pada pertandingan
Internasional untuk cabang olah raga tinju. Seorang petinju
kelas berat tersohor, Mike Tyson dengan curangnya menggigit
telinga lawan mainnya karena keserakahan, ingin menang dan
uang. Kemengan ada pada Mike Tyson walau permainan
dilakukan dengan curang demi mempertahankan kemenangan
dan uang. Kejadian ini adalah bentuk permainan tidak fair,
yaitu permainan yang tidak didasari sehat rohani saat
bermain. Sentuhan hati dalam olah raga menjadi penting
untuk terus ditanamkan akan dapat bermain dengan fair,
menang dengan kejujuran, serta membawa tanda juara
dengan kegembiraan.
Ada lagi sebuah kisah tentang permainan kelas dunia
pada cabang olah raga sepak bola. Seorang pemain yang
Membudayakan Pendidikan Karakter 57
dijuluki tangan Tuhan, yaitu Maradona, ketika berhadapan
dengan keeper (penjaga gawang) lawan tandingnya. Saat
shoot atau kick bola keluar dari gawang, tapi dengan
kecerdikannya seakan bola masuk didalamnya dan dapatlah
poin untuk team Maradona. Jika Maradona memiliki
kesehatan jiwa atau rohani yang matang maka pertandingan
akan diulang layaknya permainan profesional.
Permainan tenis meja menyimpan makna-makna jiwa di
dalamnya, terutama bagi yang mau merenungkan serta
merefleksi secara mendalam. Setiap gerakan, setiap alat, serta
seluruh aturan permainan mendidik pemain untuk menjadi
pemain yang tangguh, jujur, sportif, serta memiliki hati kuat
saat bermain tenis meja. Pelajaran saling memberi, menerima,
menyerang, serta aturan lain adalah syarat pembelajaran
untuk menumbuhkan kesehatan mental dan rohani.
C. Membangun Sehat Spiritual
Setelah raga dan jiwa sehat, seseorang menjadi kurang
sempurna jika belum mendapatkan sehat spiritual. Spritual
merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh
WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari
masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan
formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur,
mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti
ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa
yang dinamis dan tidak monoton yang dapat membangun
sehat spiritual.
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar
manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif,
58 Dr. Amka, M.Si.
kemuliaan atau sumber energi. Spiritual juga merupakan
pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-
nilai dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan
terjadi konflik diri bila dibatasi.
Dengan definisi lain, spiritual adalah suatu kesadaran
terhadap keberadaan dan arti dari zat yang lebih tinggi dari
manusia yang menjadi faktor intrinsik alamiah dan
merupakan sumber penting dalam setiap individu.
Keberadaan diri manusia merasa terbatasi dengan kekuatan
yang lebih tinggi yang ada di luar kemampuan manusia.
Konsep lain yang terkait dengan spiritual adalah
keyakinan (faith). Keyakinan yang bersumber pada kekuatan
yang lebih tinggi akan membuat hidup menjadi lebih hidup.
Keyakinan juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan dengan ikhlas karena ada kesadaran diri yang kuat.
Setiap interaksi dan perilaku individu sangat dipengaruhi oleh
spiritualisme yang dialami dalam kehidupan yang sangat erat
hubungannya raga dan jiwa. Kondisi inilah yang akan
membangun kesadaran spiritual yang dapat muncul saat
seseorang dihadapkan pada kebutuhan spiritual dan
pencarian identitas, saat mempertahankan nilai-nilai,
keyakinan dan kepercayaan.
Melalui konsep inilah maka spiritual sering dikaitkan
dengan kematangan beragama. Semakin matang pemahaman
dan aktualisasi nilai agama maka akan semakin sehatlah
individu tersebut. Sebaliknya, seorang yang tidak matang
pemahaman dan aktualisasi nilai agamanya, maka akan
semakin rendah spiritualnya.
Membudayakan Pendidikan Karakter 59
Menurut Schoenbeck (1994), ada empat hal yang
mendasari kebutuhan spiritual seseorang, yaitu: (1) pencarian
arti, (2) perasaan untuk memaafkan/pengampunan, (3)
kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk mendapatkan kasih
sayang: keluarga dan teman), (4) kebutuhan akan harapan.
Di saat orang sedang mencari arti hidup pasti
bersentuhan dengan spiritual. Orang tersebut juga akan
melakukan kegiatan yang mengandung spiritualis dengan
berbagai ritual yang diyakini kebenarannya. Begitu juga orang
yang sedang berharap, berdo’a, apalagi dalam kondisi terjepit,
maka setiap orang akan membutuhkan nilai spiritual yang
hadir pada dirinya.
Sebuah cerita dalam penerbangan, saat terjadi turbulensi
(guncangan yang tidak menentu) saat penerbangan dengan
cuaca buruk, maka semua penumpang pasti berharap, berdo’a
serta memasrahkan diri pada zat yang lebih tinggi. Tuhan!. Di
saat berdo’a itulah manusia membutuhkan spirit yang dapat
memberikan rasa eksistensi atas diri manusia itu sendiri.
Dengan nilai spiritual yang tinggi, maka akan membuat diri
menjadi senang, tenang, serta optimis untuk menggapai masa
depan.
Dalam konteks tenis meja pun tidak terlepas dari
kebutuhan spiritual. Mari diamati. Di dalam setiap
pertandingan selalu diawali dengan do’a dan ini terjadi
sebelum melakukan pertandingan. Para pemain melakukan
doa untuk mengungkapkan kepasrahan diri kepada Tuhan
walaupun dalam pertandingan pemain tersebut telah
disiapkan secara fisik. Raga yang kuat berkat berlatih hingga
berbulan-bulan seakan tidak bernyali saat pertandingan
60 Dr. Amka, M.Si.
dimulai. Menuju kemenangan hanya akan dapat diantarkan
dengan tingkat spiritual yang ada pada masing-masing
pemain.
Contoh kekuatan spiritual adalah, seorang pemain yang
memiliki mindset dan spirit pasti menang maka ia akan
menang. Meskipun kecurangan bisa saja terjadi didalam
sebuah permainan, bahkan sang lawan terus bermain kasar,
pemain tersebut tetap akan menang. Dalam permainan tenis
meja, seorang pemain dapat dengan mudah melakukan
kecurangan. Misalnya, dengan cara membuat tangan
berkeringat hingga membuat bet basah yang mengakibatkan
bola ping pong meluncur tidak sempurna. Namun semua ini
akan terkalahkan dengan spirit yang kuat untuk menang.
Selain kekuatan spiritual, memang ada sistem yang harus
diikuti serta dipatuhi yang telah diatur, namun spiritual dalam
tenis meja tetap diperlukan. Ketika kompetisi telah mencapai
babak final maka kesiapan mental dan spiritual menjadi
taruhannya. Misalnya, saat tinggal tiga pemain diujung
kompetisi, sebut saja ada pemain bernama Yorisman,
Yorismin, dan Yorismun yang akan berlaga dalam final.
Pemain bernama Yorisman akan melawan Yorismin.
Sementara itu, dalam pertandingan sebelumnya, Yorismin
pernah menang melawan Yorismun, sehingga mental pemain
yang bernama Yorisman melemah sebab pernah kalah
melawan Yorismun. Pada saat mental melemah inilah
kekuatan spiritual diperlukan.
Kembali ke dalam sebuah doa yang dilakukan oleh
pemain, ketika pemain berdoa dan menyatakan
kepasrahannya pada sang Tuhan dengan menerima atas
Membudayakan Pendidikan Karakter 61
segala yang terjadi dengan diiringi usaha semaksimal
mungkin untuk menang walau hasil yang didapatkan tidak
sesuai keinginan. Kalah misalnya. Pemain yang mempunyai
sikap rohani harus menyadari atas kekalahannya serta
menyadari atas kekurangannya. Sebaliknya pemain yang
menang bersyukur atas kemengannya dan tidak merasa
sombong atas kemenangannya karena semua kemenangan
tersebut hanya saat di atas panggung. Ketika sudah turun
panggung dan masih membawa kesombongannya maka
pemain tersebut belum memiliki jiwa yang matang serta
spiritualisme yang kuat.
Sikap seperti ini mengakibatkan diri menjadi lupa serta
menghilangkan atas diri bahwa permainan kedepan lebih
berat dan lawan-lawan bermain akan lebih giat untuk latihan
memperebutkan kejuaran pada pertandingan yang akan
datang. Sementara dengan kesombongannya sang juara malah
tidak berlatih. Jiwa kesombongan itu dibawa kemana-mana
padahal kemenangan hanyalah di atas panggung. Pada saat
seperti inilah seorang diri perlu nilai spiritual yang kuat agar
selalu dapat menjadi juara sejati. Seorang juara yang penuh
syukur dengan membawa piala penuh ridho dari Allah SWT.
Penanaman nilai spiritual pada peserta didik pemain tenis
meja perlu terus dilakukan. Makna-makna spiritual dalam
permainan tenis meja perlu diinternalisasikan agar spirit diri
makin kuat. Paduan antara sehat raga, sehat jiwa/rohani
dengan sehat spiritual pasti akan membentuk pribadi yang
sempurna. Menjadi pemain yang kuat, tangkas, berjiwa besar,
serta memiliki keyakinan yang kuat.
62 Dr. Amka, M.Si.
MAKNA KONTEKSTUAL TENIS MEJA
Bab ini membahas
tentang makna
peralatan, makna
gerakan, dan makna
sosial tenis meja
Setiap peristiwa,
kejadian, serta benda
pasti syarat makna.
Semua peralatan
tenis meja memiliki
makna kontekstual.
Pemain yang handal
pasti akan
menemukan makna
itu
BAB III
Membudayakan Pendidikan Karakter 63
Setiap peristiwa, kejadian serta benda pasti syarat dengan
makna. Makna berkaitan erat dengan ilmu komunikasi. Makna
adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya.
Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang
diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi
maupun hasil belajar yang dimiliki. Manusia itu mengandung
makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan
dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling),
nada (tone), dan amanat (intension) (wikipedia.org, diakses,
10 Februari 2015).
Kata makna memiliki relevansi dengan kata harga, nilai,
faedah, guna, dan subtansi (http://artikata.com, diakses 18
Januari 2015). Lebih ringkas makna dapat dipahami maksud
pembicara atau penulis yang berbentuk pengertian yang
diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Bermakna artinya
mempunyai (mengandung) arti penting atau signifikan,
berharga, berfaedah, berguna, bertujuan, serta memiliki
subtansi. Perkataan yang bermanka, berarti perkataan
penting. Benda yang memiliki makna, artinya benda yang
mengandung unsur dan pengertian penting.
Seseorang yang telah memiliki kepercayaan bahkan
keyakinan pada makna akan cenderung memiliki subyektifitas
yang kuat dalam memberi arti terhadap sebuah benda atau
apapun jenisnya. Bahkan keberpihakan subyektif tersebut
terkadang diluar batas akal sehat atau rasio normatif. Lebih
dari ini, sesuatu yang telah diberi nilai karena makna, maka
tidak akan dapat diukur juga dengan angka, baik dalam
64 Dr. Amka, M.Si.
bentuk uang ataupun materi yang lain. Ini semua karena
pemberian makna yang berlebihan atas sesuatu yang dinilai
penting dalam ukuran seseorang.
Contohnya, seseorang yang sangat senang bahkan cinta
pada jenis ikan tertentu maka orang tersebut pasti telah
mendapatkan makna pada ikan yang disenangi tersebut.
Ketertarikan dan kecintaan tersebut berawal dari makna
(nilai) yang diberikan sang pecinta ikan terhadap jenis ikan
yang disukai. Sebuah makna ikan ini menjadi signifikan
karena sang pemilik ikan telah secara subyektif memberi arti
yang sangat penting dengan alasan yang sangat spesifik
dimana orang lain tidak dapat mengukurnya. Ketika makna
sudah menyatu dengan subyektifitas maka sebuah benda akan
sangat bernilai tinggi, bahkan tidak ada ukuran harga. Pecinta
cincin batu, pecinta cincin besi, pecinta sepeda kuno, pecinta,
sepatu bekas, serta komunitas lain tidak akan pernah
mengukur benda yang disenangi dengan sebuah harga materi.
Setiap peralatan, gerakan, serta aturan yang ada dalam
tenis meja juga memiliki makna, baik dalam perspektif
psikologis, komunikasi, maupun agama. Semua perlu
dianalisis secara refleksi agar dapat menemukan makna
semua peralatan, gerakan dan aturan dalam permainan tenis
meja. Dalam bagian ini akan dianalisis makna peralatan,
makna gerakan, serta makna sosial dari permainan tenis meja.
Pemaknaan ini akan dilaksanakan secara reflektif dengan
pendekatan tafsir ayat al-Qur’an yang dengan menggunakan
pendekatan kontekstual.
Membudayakan Pendidikan Karakter 65
A. Makna Peralatan Tenis Meja
1. Tafsir Persegi panjang
Ukuran meja pada olah raga tenis meja berbentuk persegi
panjang, tetapi terbagi menjadi dua sisi dengan batasan net
(jaring bola) di posisi tengah meja. Secara bahasa persegi
panjang (inggris rectangle) adalah bangun datar dua dimensi
yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing
sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki
empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku
(wikipedia.org, kamus offline, diakses 2 Februari 2015).
Definisi ini dapat dimaknai bahwa meja dalam permainan
tenis meja memiliki dua rusuk yang sejajar dan panjang yang
sama. Artinya, setiap pemain tenis meja harus memiliki
kualitas seimbang, kemampuan yang sama, serta skill yang
sama untuk bertanding. Kelas yang berbeda tidak dapat
ditandingkan atau diadu karena pasti kalah yang masih kelas
rendah. Secara lebih universal, setiap pemain memiliki
kesempatan menang yang sama dalam setiap permainan.
Kesempatan itu tergantung bagaimana pemain dapat
menggunakan sebaik mungkin untuk menjadi pemenang.
Manusia itu memiliki derajat yang sama antara satu
dengan yang lain di hadapan Allah SWT. Yang membedakan
manusia hanyalah derajat iman dan taqwa. Karena taqwa
inilah manusia akan mendapatkan derajat di sisi Tuhan
dengan derajat yang lebih mulia. Dalam konteks permainan
tenis meja, seorang pemain yang memiliki keterampilan,
66 Dr. Amka, M.Si.
keyakinan serta spiritual yang bagus pastilah menjadi juara.
Kesehatan raga, jiwa, dan spiritual akan membentuk kekuatan
yang tidak terkalahkan.
Karena derajat manusia itu sama, maka antara manusia
sebaiknya saling mengenal. Antar pemain harus saling
mengenal, bahkan juga dengan lawan main yang dihadapi.
Setiap pemain yang telah mengenal lawan mainnya akan lebih
bisa melakukan antisipasi berbagai strategi yang dilakukan
lawan. Marilah direnungkan bersama Q.S. Al Hujurat (49): 13
yang artinya :
“Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sungguh orang yang paling mulia diantara kamu di
sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa dari
kamu. Sungguh Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha
Awas” (QS. Al-Hujarat: 13).
Seluruh umat manusia sama diciptakan Allah dari nenek
moyang manusia yaitu Adam & Hawa. Mula-mula hanya anak-
anak Adam, lalu lahir cucu dan keturunannya generasi demi
generasi dan terbentuklah institusi atau lembaga sosial dari
yang terkecil keluarga sampai yang besar suku-suku dan
bangsa. Adanya jenis laki-laki dan perempuan, keluarga, suku
dan bangsa dimaksudkan supaya manusia hidup saling kenal
mengenal, saling tukar menukar jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup masing-masing individu, dan meningkatkan
daya dan kualitas hidup makin lama makin sejahtera dan
Membudayakan Pendidikan Karakter 67
bahagia. Tetapi yang harus dijaga ialah bahwa yang paling
mulia di hadapan Allah ialah orang yang paling berhati-hati
dalam hidup itu yaitu yang selalu dalam jalan yang benar dan
tidak keliru sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah.
Allah itu sangat Mengetahui dan Maha Waspada bagaimana
cara hidup manusia agar hidupnya mulia dan bahagia.
Setiap pemain tenis meja yang memiliki pemahaman
bahwa antara pemain dengan lawannya itu sama, maka tidak
akan minder, grogi, merasa tidak bias, serta kekhawatiran
negative lain yang selalu muncul. Seorang pemain yang telah
mengenal dan memiliki prinsip bahwa manusia itu sama,
maka ia akan termotivasi serta memiliki mindset menjadi
juara.
Perlu diingat, dalam persamaan bukan berarti pemain
dapat menggunakan segala cara untuk menjadi pemenang.
Ada batas kewajiban dan ada hak orang lain atau lawan main
yang harus dipenuhi juga. Oleh karena itu, di dalam Islam
diajarkan bahwa tiap-tiap orang harus mendapatkan hak
sebagai berikut :
Terjaminnya perlindungan hak untuk hidup (QS. An-
Nisa’(4): 29) terlarang membunuh anak (QS. Al-An’am(6):
151).
Terjaminnya hak atas harga diri dan nama baik (QS. Al-
Isra(17): 7). Terlarang seseorang berbuat mengejek,
menghina, menuduh, memata-matai, mencari-cari
kesalahan orang lain (QS. Al-Hujurat (49): 11-12).
Terjaminnya hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil
QS. An-Nisa’(4): 58 Rasulullah SAW bersabda waktu Haji
Wada’.
68 Dr. Amka, M.Si.
Terjaminnya hak atas pengembangan akal dan pemikiran
yang sehat (QS. Al-Maidah(5): 90-91, QS. Ali Imron(3): 190-
191).
Terjaminnya pendidikan dan pengajaran (QS. Al-
Mujadallah(58): 11).
Terjaminnya hak atas tegaknya agama dan kebebasan
beragama (QS. Al-Baqarah(2): 256, QS. Al-Kafirun(109): 1-
6).
Terjaminnya hak pengembangan jenis dan keturunan (QS.
An-Nur(24): 32-33, QS. An-Nisa’(4): 3).
Terjaminnya hak atas pemilikan harta, pengolahan sumber
kekayaan alam (QS. Al-Baqarah(2): 139, 22, QS. An-
Nisa’(4): 32)
Dari tafsir di atas maka seorang pemain tenis meja perlu
memperhatikan hak lawan main dengan mengacu pada
prinsip pemenuhan hak dan kewajiban antar sesama manusia.
Sebagai pemain kita harus menjaga hak lawan yang tidak
dapat diabaikan, karena ini perintah agama. Misalnya, lawan
main kita harus dijaga keselamatannya dari tindakan curang
yang dapat dilakukan. Lawan main kita harus terjaga harga
dirinya, meskipun saat kita dapat mengalahkannya. Lawan
main kita harus terjamin untuk mendapatkan keadilan dalam
permainan yang sedang berlangsung. Pemain yang adil akan
mengingatkan sesama pemain bahkan kepada wasit
pemimpin pertandingan dengan cara yang baik.
Membudayakan Pendidikan Karakter 69
2. Tafsir dua sisi meja
Lapangan tenis meja berbentuk persegi panjang empat
sisi. Persegi panjang ini dibagi dua dengan batasan net (jaring
bola) di tengah antara dua sisi. Dalam aturan permainan,
setiap pemain tenis meja hanya boleh bermain di area pada
sisi meja yang ada. Tidak diperbolehkan menyeberang dengan
melewati net yang ada di tengah meja tersebut.
Makna dua sisi ini adalah manusia diharapkan selalu
berada pada manzil (tempat) kehidupannya masing-masing.
Manusia sebaiknya selalu berada pada wilayah kebenaran
dengan menegakkan kebenaran tersebut setiap saat. Jika
manusia menyeberang kotak atau wilayah hidup kebenaran
maka manusia tersebut akan celaka.
Manusia dilarang melampaui batas-batas syar’i yang telah
ditentukan oleh Tuhan. Ketika manusia selalu berusaha
melampaui batas maka akan mendapatkan celaka di dunia dan
di akhirat. Mari kita renungkan bersama bagaimana perilaku
manusia yang suka melampaui batas, sebagaimana termaktub
dalam QS. Al-Alaq: 6-8 yang artinya:
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar
melampaui batas. Karena dia melihat dirinya serba
cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah
kembali (mu)” (QS. Al-Alaq:6-8).
Manusia memiliki sifat untuk melampaui batas-batas yang
telah ditentukan Allah maupun ditentukan manusia. Sifat
melampaui batas ini akan muncul ketika manusia telah
merasa serba cukup sehingga tidak mau menambah
70 Dr. Amka, M.Si.
kemampuan. Tetapi karena kecongkakan serta lupa bersyukur
untuk mengembangkan kualitas diri itulah yang menyebabkan
manusia lupa diri kemudian melampaui batas. Beruntunglah
jika seorang tersebut segera kembali kepada Allah, karena
Allah SWT adalah tempat terbaik untuk kembali.
Seorang pemain yang merasa memiliki kelebihan yang
dibalut dengan kesombongan maka ia cenderung melampaui
batas kewajaran dalam bermain. Harapan justru besar tapi
latihan malas. Padahal sikap melampaui batas tersebut akan
merugikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, jadilah pemain
tenis meja yang selalu berada pada kotak atau area permainan
agar dapat bermain dengan baik serta tidak melanggar aturan
main dalam tenis meja.
Dalam permainan, dalam kehidupan, serta dalam setiap
aktifitas sebaiknya manusia selalu dalam wilayah kebenaran.
Wilayah kebenaran adalah area yang diridhoi, diijinkan, serta
dibenarkan syara’ (hukum) agama. Ingatlah janji ruh manusia
ketika dipersaksikan kepada para malaikat Allah di lauhil
mahfudz. Seluruh ruh manusia telah berjanji untuk selalu
mengakui Allah adalah Tuhan semesta alam serta manusia
berjanji untuk selalu berada di dalam kebenaran. Marilah
disimak bersama QS al-A’raf ayat 172 yang artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari punggung-punggung
mereka dan Allah mempersaksikan mereka atas jiwa-
jiwanya (serasa berfirman) : “Bukanlah Aku ini
Tuhanmu?”. Mereka menjawab : “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar ia di hari kiamat kamu tidak
Membudayakan Pendidikan Karakter 71
mengatakan : “Sungguh kami (keturunan Adam)
adalah orang-orang yang lupa terhadap ini (keesaan
Tuhan) (QS al-A’raf ayat 172)”.
Tema ayat di atas ialah “Ikrar Manusia”. Yaitu bahwa
ketika Allah Ta’ala meniupkan roh ke dalam badan kasar
manusia Allah telah menyaksikan ikrar-janji manusia akan
beragama Tauhid menyembah kepada Allah yang Maha Esa
dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun juga. Dengan
ikrarnya itu kelak di hari kiamat manusia tidak mencari-cari
alasan misalnya : tidak pernah mengucapkan ikrar atau bahwa
yang salah (yang musyrik) itu ialah bapak-bapak dan nenek
moyang mereka.
Ikrar-janji manusia yang telah dinyatakan jauh sebelum
lahir, yaitu menjelang ruh dimasukkan ke dalam raga manusia,
yang berisi janji akan beragama Tauhid dan tidak akan
musyrik. Dengan ikrar ini beban tanggungjawab dipikul oleh
manusia, bukan Allah. Jika manusia kemudian menyimpang
atau melanggar ikrar – janjinya, yaitu musyrik atau
menyembah selain Allah, maka kesalahan itu dibuat oleh
manusia, sehingga Allah layak dan berhak untuk menghukum
manusia yang menyimpang dari ikrarnya itu. Setiap manusia
bertanggungjawab atas dosa yang dibuatnya sendiri, tidak
bisa seorang melempar pertanggungjawaban dosanya ke atas
pundak orang lain. Itulah isi kandungan ayat Q.S. Al A’raf (7):
173 di atas. Soal bapak, datuk, bapaknya datuk dan nenek
moyang berbuat syirik, menyembah Tuhan selain Allah Ta’ala
adalah salah mereka sendiri dan mereka juga
72 Dr. Amka, M.Si.
menanggungjawab dosanya sendiri, maka Allah akan
menghitung (menghisap) menghukum dengan adil.
Melalui ikrar ketuhanan ini, manusia seharusnya hadir di
muka bumi ini dengan membawa misi kebenaran. Manusia
tidak diperbolehkan menpersekutukan Allah dengan yang lain
serta dalam bentuk apapun. Setiap detik kehidupan manusia
akan mengingat Tuhan di dalam dirinya. Dan ingatlah,
persaksian ini akan ditagih kelak di akhirat nanti.
Dalam konteks permainan tenis meja, makna dan tafsir
ayat ini mengajarkan agar seluruh pemain tenis meja dapat
menghadirkan Tuhan dalam pertandingan yang syarat dengan
godaan untuk bermain curang dan tidak adil. Pemain tenis
meja harus mampu meneguhkan diri bahwa di dalam hatinya
ada Tuhan yang selalu menyertai dan mengawasi setiap
langkah dengan perjanjian yang telah dilakukan ruh manusia.
Bermainlah dengan sepenuh hati serta bermain dengan
keikhlasan menjadi modal awal memupuk spirit menjadi sang
juara terbaik.
Makna lain dua sisi adalah manusia harus selamat dalam
kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Di satu sisi manusia
dijadikan khalifah di muka bumi agar dapat menggunakan
segala kekuatan serta sumber daya alam yang ada untuk
sukses hidup di dunia. Sedangkan manusia dibekali dengan
agama yang akan mengatur serta membimbing manusia untuk
dapat sukses dalam menapaki kehidupan di akhirat
mendatang. Untuk itu, sebagian mereka selalu berdo’a :
“Rabbana atina fidunya khasanah, wa fil akhiroti
khasanah, waqina ‘adzabannar”, artinya : Ya Allah,
berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula
Membudayakan Pendidikan Karakter 73
kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa
neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).
Pemain tenis meja yang sejati akan selalu berupaya untuk
dapat sukses dalam bermain serta tetap menjalani latihan
dengan gigih meskipun telah menjadi juara. Dua sisi pada
lapangan tenis meja seharusnya menjadi inspirasi agar
manusia terus berupaya mengejar sukses dan bahagia dalam
kehidupan dunia dan akhirat. Menjaga kesuksesan dalam
berlatih, bermain, serta bertanding melawan siapapun.
3. Tafsir cat gelap dan garis putih
Permukaan meja pada tenis meja harus berwarna gelap
dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm pada tiap sisi
panjang dan lebar meja tenis, tepatnya di bagian pinggir meja.
Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara
vertikal oleh net paralel dengan garis akhir dan harus
melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
Sementara itu, untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi
dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah berwarna
putih selebar 3mm.
Warna gelap pudar yang sering digunakan adalah warna
hijau atau biru. Pilihan warna ini disesuaikan dengan kondisi
cuaca serta suasana permainan. Tetapi entry poinnya adalah
gelap pudar yang dihadirkan di tengah sinar terang, baik
dengan cahaya matahari ataupun dengan sinar lampu. Artinya,
ada sisi gelap kehidupan dan nada sisi terang di dalam
menjalani kehidupan ini. Ada kemudahan serta ada kesulitan
yang pasti terjadi di dalam kehidupan dan dalam permainan.
74 Dr. Amka, M.Si.
Marilah disimak al-Qur’an Surat Alam Nashrah ayat 5-6 yang
artinya :
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan” (QS. Alam Nashrah: 5-6).
Firman Allah SWT ini memberitahukan bahwa bersama
kesulitan itu terdapat kemudahan. Kemudian Dia
mempertegas berita tersebut dengan kalimat berikutnya. Ibnu
Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata: “Nabi SAW.
Pernah keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang
dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya
bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan
dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu
terdapat kemudahan.”
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu
dapat diketahui pada dua keadaan, dimana kalimatnya dalam
bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan kemudahan (al-yusr)
dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) sehingga
bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu beliau
bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan
dua kemudahan.”
Lebih hebat lagi, mari disimak riwayat Ibnu Duraid: “Abu
Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku: “Jika hati
telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit
oleh dada yang lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai
dan menjadi tenang. Dan menancapkan kesulitan di beberapa
tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat
jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari
Membudayakan Pendidikan Karakter 75
meminta bantuan. Yang diberikan oleh Yang Maha Lembut lagi
Maha Mengabulkan. Dan setiap kejadian itu jika berakhir,
maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.”
Penyair lain mengungkapkan: “Tidak jarang musibah itu
membuat sempit gerak pemuda, dan pada sisi Allah jalan
keluar diperoleh. Lengkap sudah penderitaan. Dan ketika
kepunyaannya mendominasi, maka terbukalah jalan, yang
sebelumnya dia menduga musibah itu tiada akhir.”
Arti kata kesulitan dan kemudahan ini dapat ditarik
makna kotekstual dalam tenis meja bahwa saat kita diserang
lawan maka harus terus bertahan sekuat tenaga, sampai
kemudahan datang. Sebaliknya, saat kita diberi kesempatan
menyerang maka ingatlah akan datang masa sulit, yaitu kita
akan diserang balik oleh lawan. Bersiaplah menghadapi dua
keadaan tersebut agar dapat bermain menjadi yang terbaik.
Sementara itu, garis putih yang berada di pinggir dan di
tengah meja bermakna bahwa manusia dalam hidup ini perlu
mengerti garis antara kebenaran dan kebatilan. Garis itu
sangat terang, pemisah antara yang haq dengan yang bathil
itupun telah dijelaskan. Manusia perlu mengikuti garis itu agar
tidak terjerumus dalam kebathilan yang terjadi.
Pemain tenis meja sebaiknya mengikuti garis kebenaran.
Saat bola melewati garis pada serve pertama, terutama pada
permainan ganda, maka ingatkanlah lawan mainnya. Garis
tengah adalah acuan dalam permainan agar tetap lurus, tabah,
serta mampu mengendalikan keinginan untuk melenceng atau
curang. Ingatlah ucapan dalam setiap shalat pada bagian QS
al-Fatihah, yang artinya tunjukkanlah kami pada jalan yang
76 Dr. Amka, M.Si.
lurus, jalan bagi orang-orang yang Engkau beri kenikmatan
dan bukan jalan orang-orang yang Engkau benci dan dholim.
4. Tafsir ukuran meja
Ukuran meja pada olah raga tenis meja sama, baik
permainan tenis tingkat lokal maupun Internasional.
Pertanyaannya, kenapa ukuran itu harus sama?. Jawabnya
adalah sebab dalam ukuran yang sama akan berguna untuk
mengkontrol para pemain dalam bermain dan semua telah
dihitungkan sebelumnya. Mulai ukuran meja, panjangnya,
lebarnya, tingginya tetap sama meskipun usia, postur tubuh
serta faktor lain berbeda. Marilah direnungkan bersama untuk
memberi makna kontekstual dengan pendekatan nilai agama.
a. Panjang meja 274
Meja tenis meja berbentuk persegi panjang dengan
ukuran panjang 274 cm dengan memiliki sisi yang sama
panjang. Mari disimak bersama al-Qur’an Surat al-
Baqarah ayat 74 yang artinya :
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras
seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal
diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir
sungai-sungai dari padanya dan diantaranya
sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air
dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang
meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. dan
Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu
kerjakan” (QS. Al-Baqarah:74)
Membudayakan Pendidikan Karakter 77
Tafsir ayat di atas adalah, kemudian setelah itu yakni
dari setelah Allah perlihatkan kepada mereka bagaimana
Dia menjadikan sapi betina itu hidup lagi dan
menghidupkan si terbunuh tersebut. Hatimu menjadi
keras seperti batu bahkan lebih keras lagi, yakni kosong
dari bertaubat dan tunduk kepada tanda-tanda kebesaran
Allah tersebut padahal ada sesuatu yang sebenarnya
justru menuntut sikap yang berlawanan dengan
kekerasan hati tersebut, yaitu adanya tanda-tanda
kebesaran-Nya di dalam menghidupkan si terbunuh,
bagaimana dia bisa bicara dan menyebutkan siapa
pembunuhnya tersebut.
Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang
mengalir sungai-sungai daripadanya. Kemudian Allah
memaklumkan bagi batu dan tidak memaklumkan anak
cucu Adam yang durjana. Yakni, sesungguhnya diantara
batu-batu itu ada yang lebih lunak dari hati-hati kalian
terhadap kebenaran yang kalian serukan kepada-Nya dan
di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah
mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang
meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah
sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Secara tekstual, ayat ini mengkisahkan orang-orang
Yahudi yang memiliki hati paling keras. Di sisi lain,
diantara tanda-tanda kedurjanaan adalah kekerasan hati
itu sendiri. Hal ini seperti bunyi hadits (artinya),
“Barangsiapa yang tidak mengasihi maka dia tidak akan
dikasihi.” (Muttafaqun ‘alaih) (Diambil dari Kitab Aysar
at-Tafâsîr li Kalâm ‘al-‘Aliy al-Kabîr [disingkat: Ays] karya
78 Dr. Amka, M.Si.
Syaikh Abu Bakar al-Jazâiriy dan Kitab Zubdatut Tafsir
min Fath al-Qadîr karya DR. Muhammad Sulaiman
Abdullah al-Asyqar
Pada ayat ini, Allah SWT. memberi perumpamaan
bahwa apabila hati manusia telah membatu, maka hati
tersebut bisa menjadi lebih keras dari batu itu sendiri.
Sekeras-kerasnya batu, apabila ditempa air secara terus-
menerus pasti akan berbekas. Akan tetapi hati manusia
apabila sudah membatu, maka akan sulit menerima
nasihat, sesering dan sehebat apa pun nasihat itu.
Sekeras-kerasanya batu, kadang bisa mengeluarkan
air yang jernih dari sela-selanya “padahal di antara batu-
batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari
padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu
keluarlah mata air dari padanya”. Sedangkan kalau hati
manusia telah membatu, yang lahir hanyalah perilaku-
perilaku buruk, bukan perilaku jernih.
Ayat ini sangat penting sebagai bahan evaluasi diri
pemain tenis meja. Sebagai pemain sejati seharusnya
sering bertanya pada diri sendiri, apakah hati kita telah
membatu?. Hati yang membatu ditandai dengan tidak bisa
menerima nasihat sebaik apa pun dan dari siapa pun.
Pada manusia yang hatinya telah membatu, terkadang
akal sehatnya pun mandul. Logikanya tidak bisa menilai
sesuatu yang bersifat maslahat ataupun madharat. Emosi
akan lebih dominan, nafsu akan menjadi acuan,
kemenangan akan menjadi tujuan menjadi terelakkan.
Dalam permainan tenis meja tidak sekedar mencari
menang, tetapi juga mencari kawan. Jiwa kesatria yang
Membudayakan Pendidikan Karakter 79
dibingkai kesabaran akan menumbuhkan pribadi pemain
tenis meja yang selalu berhati lunak, siap menerima
kondisi apapun bahkan nasihat dari siapapun.
Mari kita maknai secara lebih praktis. Saat
pertandingan dimulai, siapapun pasti ingin menang.
Semua kekuatan akan dikeluarkan untuk mengalahkan
sang lawan. Tetapi tidak banyak pemain yang ingat
keberadaan hati, terutama saat emosi mulai memuncak.
Denyut jantung pada saat pemain bertanding pasti akan
lebih kencang dibandingkan pada saat masih berlatih atau
dalam kondisi normal. Dalam kondisi inilah seorang
pemain perlu menggunakan hati untuk menghadapi
situasi kompetisi tersebut.
Pemain tenis meja harusnya menaruh hati yang
lapang selama permainan berlangsung. Saat suara sporter
menggelora, bahkan terdengar ejekan lawan, suasana hati
harus tetap dijaga. Hati harus tetap lapang, jangan sampai
membatu seperti kisah di dalam ayat di atas. Dengan hati
yang lapang itulah emosi akan terjaga dengan baik yang
akan membangun stabilitas nafas, gerakan, serangan,
serta menahan serangan lawan. Pikiran pasti lebih tenang,
gerakan pun akan lebih terarah dan terkontrol dengan
baik. Inilah manfaat dari hati yang lapang saat
menghadapi kondisi panik dimanapun berada.
Pada akhir ayat ke 74 dalam al-Qur’an surat al-
Baqarah ini dikatakan ‘Allah sekali-sekali tidak lengah
dari apa yang kamu kerjakan’. Artinya, pemain tenis meja
harus selalu ingat Allah dalam permainan yang dilakukan,
jangan sampai berbuat curang apalagi berbuat dholim. Di
80 Dr. Amka, M.Si.
sisi lain, dapat dimaknai bahwa sebagai pemain jangan
sampai lengah dari serangan lawan. Pemain sejati harus
mengerti strategi lawan, di sisi lain kita persiapkan
strategi jitu untuk mematahkan serangan lawan.
Intisari dari makna konstekstual ayat di atas adalah,
saat bermain tenis meja jangan sampai memiliki hati yang
keras. Karena hati yang keras hanya akan menghadirkan
kesombongan dan kedholiman. Bukalah hati selapang
mungkin. Dengan hati yang lapang pemain akan bisa
menerima nasehat pelatih, nasihat teman, serta terhindar
dari sikap egois dan selalu ingin menang sendiri.
Sebuah refleksi. Dikisahkan ada seorang penumpang
pesawat yang sangat keras hatinya. Egoisme dalam
dirinya sangat tinggi. Mementingkan diri sendiri. Tidak
mau menerima nasehat dengan alasan apapun yang dapat
melapangkan hatinya. Singkatnya, ketika seorang
penumpang ini melihat jam keberangkatan di tiketnya,
yang menunjukkan sudah waktunya pesawat take off,
ternyata malah mendengar keberangkatan pesawat
ditunda karena alasan operasional. Sang penumpang yang
keras hatinya ini langsung melapor ke bagian informasi
dengan nada bicara sangat tinggi. Intinya ia meminta agar
maskapai tetap menerbangkan pesawat sesuai jadwal
terbang. Padahal kondisi pesawat memang betul-betul
dalam kondisi rusak dan perlu perbaikan. Tetapi karena
sang penumpang ini memaksa dengan segala cara, maka
pesawatpun diterbangkan, meski keadaannya ada yang
rusak. Pihak maskapai pun juga telah memberikan
nasehat dan arahan tentang resiko yang mungkin terjadi
Membudayakan Pendidikan Karakter 81
jika pesawat harus diterbangkan dalam kondisi saat itu.
Pendek kata, pesawat pun diterbangkan. Ternyata di
tengah jalan, pesawat benar-benar tidak layak terbang
hingga ke tujuan, akhirnya terjadi kecelakaan dan
pesawat landing di tengah sungai. Sebagian penumpang
mengalami luka berat, termasuk penumpang yang keras
hatinya tadi. Dari kejadian inilah sang penumpang yang
berhati keras itu baru bisa meratap meminta tolong atas
ketidakmampuannya untuk berjalan. Manfaatnya,
penumpung yang keras hati ini mulai belajar
melapangkan dada dan hati setiap saat dalam kondisi
apapun. Beberapa waktu kemudian ia meminta maaf
kepada pilot yang dipaksa menerbangkan pesawat di
bawah tekanan yang telah ia lakukan sebelumnya.
Ambillah pelajaran dari kisah ini. Renungkanlah
kehidupan ini. Renungkanlah permainan tenis meja yang
anda lakukan. Ambilah pelajaran dalam setiap gerak dan
langkah saat bermain.
b. Lebar meja 152,5
Setelah mendapatkan makna lapang hati melalui
panjang meja tenis meja, saat ini dikupas makna
kontekstual dari lebar meja tenis meja. Lebar meja tenis
meja tidak sama dengan panjang meja. Kalau diukur
dengan hasta (tangan) manusia kurang lebih sama.
Artinya dengan kedua tangan dibentangkan pemain dapat
menjangkau sisi kiri dan sisi kanan dari lebar meja.
Ukuran lebar meja tenis meja adalah 152,5 cm. Apa
makna angka dalam ukuran lebar meja tenis meja
82 Dr. Amka, M.Si.
tersebut. Mari kita simak dalam al-Qur’an Surat al-Hijr,
yaitu surat urutan ke 15 dari 114 surat, ayat 25 dari 99
ayat yang ada. Jumlah ayat dalam surat al-Hijr sama
dengan jumlah asma’ul husna.
Surah Al-Hijr termasuk golongan surah Makkiyah. Al-
Hijr adalah nama sebuah daerah pegunungan yang
didiami oleh kaum Tsamud pada zaman dahulu yang
terletak di pinggir jalan antara Madinah dan Syam (Syria).
Nama surah ini diambil dari nama daerah pegunungan itu,
berhubung nasib penduduknya yaitu kaum Tsamud
diceritakan pada ayat 80 sampai dengan 84, mereka telah
dimusnahkan Allah, karena mendustakan Nabi Shaleh dan
berpaling dari ayat-ayat Allah. Dalam surah ini terdapat
juga kisah-kisah kaum yang lain yang telah dibinasakan
oleh Allah seperti kaum Luth dan kaum Syu'aib. Surah ini
juga mengandung pesan bahwa orang-orang yang
menentang ajaran rasul-rasul akan mengalami
kehancuran (wikipedia.org/wik diakses 23 Januari 2015).
Marilah kita maknai ayat ke 25 surat al-Hijr yang artinya :
“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang akan
menghimpunkan mereka. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”
(QS:15 Al Hijr ayat 25)
Beberapa ayat sebelum ayat ini menyinggung tentang
kehidupan dan kematian manusia. Di ayat ini, Allah
berfirman, hidup dan mati kalian bukan di tangan kalian
dan bukan pula di tangan yang lain. Tapi hanya Allah yang
abadi dan mewarisi seluruh keberadaan. Setelah seluruh
makhluk mati, pada hari kiamat Allah membangkitkan
Membudayakan Pendidikan Karakter 83
mereka dan dengan ilmu dan hikmah-Nya Dia
memperlakukan mereka.
Setelah kehidupan dunia akan ada kematian. Setelah
kematian akan ada kebangkitan. Pada saat itulah manusia
akan dihimpun, dikumpulkan untuk memberi persaksian
atas segala apa yang dilakukan di dunia. Semua manusia
lintas zaman akan dihimpun oleh Allah di tempat yang
sama. Tidak ada perbedaan antara kalian dengan orang-
orang terdahulu maupun generasi mendatang. Karena di
hadapan Allah SWT masa lalu, kini dan masa depan tidak
bermakna sama sekali. Semua makhluk jelas di hadapan-
Nya. Allah SWT, tidak pernah lupa akan masa lalu dan
tidak bingung pada masa kini serta mengetahui dengan
benar akan masa depan.
Secara tekstual, dari ayat ayat di atas terdapat
beberapa pelajaran yang dapat diambil, yaitu:
o Waktu terus berputar. Dari ruh menjadi raga, lahir di
dunia mengalami kehidupan. Setelah kehidupan
menghadapi kematian, selanjutnya akan dibangkitkan.
Dalam ilmu Allah, tidak ada bedanya antara masa lalu,
kini dan masa depan.
o Kita harus berusaha untuk melakukan perbuatan baik
sebagai warisan untuk hari kiamat kelak.
o Sebagai kelaziman hikmah Allah, orang-orang yang
mati setelah hidup di dunia ini, akan dibangkitkan
kembali pada hari kiamat. Dengan demikian, perbuatan
manusia tidak hanya berakhir dengan kematian, tetapi
akan dipertanggung jawabkan di hari akhir.
84 Dr. Amka, M.Si.
Makna kontekstual dari ayat yang memiliki relevansi
dengan lebar meja olah raga tenis meja ini memberi
pelajaran bagi pemain tenis meja bahwa dalam permainan
tenis meja itu ada bola hidup, ada bola mati. Ada bola
kosong, ada bola berisi. Ada menyerang, ada bertahan.
Ada smash, ada kematian. Ada poin atau skor bagi yang
bisa mematikan lawan.
Tetapi setelah lawan dimatikan juga akan ada
pembalasan, bahkan serangan balik pun sulit dihindari.
Setelah kita yang mematikan, di saat yang lain kita yang
dimatikan. Kata orang bilang, bola itu bulat maka tidak
bisa dipastikan dimana akan berakhir. Sebuah permainan
tenis meja juga tidak bisa dipastikan siapa yang pasti
kalah dan siapa yang pasti menang. Serba spekulatif
seperti karakter bola tenis meja yang kecil tersebut.
Merujuk pada makna ini, pemain tenis meja yang baik
adalah yang selalu dapat berbuat baik dengan cara
bermain sportif, bermain dengan hati, serta lapang hati.
Saat bola mati datang pada kita maka dapat diterima
dengan ikhlas. Di sisi lain serangan balik dengan strategi
jitu pun harus dilancarkan.
Menang kalah itu hal biasa. Demikian ungkapan yang
sering digunakan untuk memberi spirit pada saat
kejuaraan dilaksanakan. Pemenang tidak bersikap
sombong, yang kalah pun dapat menerima dengan lapang
dada. Refleksi bagi yang kalah adalah apakah kekalahan
ini bagian dari apa yang telah dilakukan sebelumnya?.
Jawabnya adalah betul. Secara tersirat ayat di atas
menegaskan bahwa semua perbuatan yang dilakukan
Membudayakan Pendidikan Karakter 85
manusia di bumi akan dihimpun dan dipersaksikan. Amal
manusia yang baik akan diterima ganjarannya di hari
akhir, begitu juga sebaliknya.
Nah, dalam permainan tenis meja seorang yang
terkalahkan bisa jadi saat berlatih kurang serius sehingga
ia mengalami kegagalan dalam pertandingan. Sementara
itu, bagi pemenang pertandingan mungkin saja saat
berlatih cukup serius sehingga ia menerima kemenangan
tersebut sebagai buah dari kerja keras yang telah
dilakukan. Semua hasil pertandingan dalam tenis meja
adalah buah dari kerja keras sebelumnya.
c. Tinggi meja 76
Ukuran tinggi meja tenis meja adalah 76 cm. Tinggi
meja ini sama di seluruh dunia meskipun tinggi manusia
yang memainkannya tidak sama. Bagi masyarakat
Indonesia, yang rata-rata tingginya 160-180 maka posisi
atas meja akan sepadan dengan dada bawah atau dekat
pusar manusia. Artinya, atas meja pada tenis meja
mengisyaratkan dalam bermain harus hati-hati atau
menggunakan hati. Sehat spiritual menjadi modal penting
dalam permainan agar tetap terkendali emosi dan naluri.
Kedekatannya dengan pusar berarti pemain tenis
meja diisyaratkan untuk menjadi ummat penengah
(ummatan wasatha) yang sekali memperhatikan net
(jaring bola) yang berada di tengah meja. Dengan
demikian akan menambah konsentrasi saat permainan
dimulai. Bola harus dapat meloncat, melewati garis tengah
di atas net atau jaring bola tersebut.
86 Dr. Amka, M.Si.
Kenapa di tengah arena meja terdapat net, di sini
membedakan antara kekuasaan lawan pemain dan untuk
mendapatkan poin bila bola masuk di area lawan bermain.
Di tenis meja set awal bila terkena net maka batal dan
poin untuk lawan bila bola jatuhya di area sendiri, tetapi
bila jatuh bola di area lawan maka poin untuknya. Tenis
meja yang meliputi tinggi, luas, dan bentuk segi empat
mempunyai makna sepiritual.
Dengan makna lain, permainan tenis meja itu
memiliki karakter bahwa perputaran bola sangat cepat
dari antar pemain. Pantulan bola dari atas meja juga
sangat cepat karena karakter bola tenis meja sangat
ringan. Semua ini memerlukan ketajaman melihat,
kecepatan mengambil keputusan, serta konsentrasi yang
tinggi. Oleh karena itu, pemain tenis meja harus selalu
berada di sisi tengah meja yang di hadapi serta siap
menghalau bola yang datang setiap waktu.
Angka pada ukuran tinggi meja tenis meja tersebut
relevan dengan al-Qur’an surat ke-7 ayat 6, yaitu surat al-
A’raf. Surah Al-A'raf yang berarti "Tempat Tertinggi" ini
terdiri atas 206 ayat dan termasuk pada golongan surah
Makkiyah. Surah ini diturunkan sebelum turunnya surah
Al-An'am dan termasuk golongan surah Assab 'uththiwaal
(tujuh surat yang panjang). Dinamakan Al-A'raf karena
perkataan Al-A'raf terdapat dalam ayat 46 yang
mengemukakan tentang keadaan orang-orang yang
berada di atas Al-A'raf yaitu: tempat yang tertinggi di
batas surga dan neraka (wikipedia.org/wiki, diakses 20
Januari 2015).
Membudayakan Pendidikan Karakter 87
Berikut ini adalah ayat al-Qur’an yang relevan dengan
tinggi meja pada tenis meja, sebagai berikut;
“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-
umat yang telah diutus Rasul-rasul kepada mereka
dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula)
Rasul-rasul (Kami)” (QS. 7: Al-A’raf: 6).
Ayat ini menjelaskan tentang janji Allah yang akan
menanyai umat manusia setelah para Rasul Allah datang
kepada mereka. Apakah ummat tersebut mengikuti
perintah dan ajakan rasul ataukah mereka mengabaikan
bahkan menolaknya. Semua akan ditanyakan saat hari
pembalasan tiba.
Tidak hanya ummat para rasul yang akan ditanya,
tetapi juga seluruh rasul yang telah diutus untuk
memperbaiki akhlak manusia pada lintas zaman mulai
Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Tugas para
rasul sangat berat, tetapi para rasul pun harus
mempertanggung jawabkan misi kerasulan yang diemban.
Apakah telah dijalankan dengan baik ataukah belum.
Dalam makna kontekstual pada permainan tenis meja
dapat diartikan bahwa para pemain pun akan ditanyai
oleh club pengirim tentang kondisi permainan serta apa
yang telah dilakukan selama pertandingan dimulai.
Biasanya, dalam sebuah kompetisi pasti ada pelatih,
pemain, dan official. Ketiga orang ini membawa misi
masing-masing dan akan bertanggung jawab pada seluruh
pengurus club atau organisasi induk yang
mengirimkannya. Untuk itu, seorang pemain harus
88 Dr. Amka, M.Si.
bersinergi dengan pelatih dan official agar dapat
menjawab pertanyaan club atau organisasi pengirim
dengan jawaban ‘juara’. Jawaban kemenangan.
5. Tafsir bulat lonjong bet
Pola permainan kenapa daun bet bentuknya lonjong
tidak bulat. Semua ini karena ada ukuran tertentu untuk
mengatur waktu dan tekanan udara. Ukuran berat bet
tenis meja sekitar 150 gram, dengan ukuran daun bet
secara datar dan meja 85% terbuat dari kayu yang kokoh.
Sedangkan ukuran tebal bet busa atau karet sekitar 2 mm,
dan ukuran tebal bet bintik maksimal 4 mm.
Permainan tenis meja ketika berada di ruangan
tertutup akan semakin kencang bolanya. Sebaliknya,
semakin luas arena bermain akan semakin lamban bola
meluncur karena pengaruh arah angin yang tidak
menentu. Tekanan bola akan menjadi berkurang, bahkan
tidak terarah kalau permainan dilakukan di ruang
terbuka.
Bet sebagai alat pemukul bola mempunyai dua
macam dan dua warna. Ada yang karet polos licin dan
karet bintik-bintik. Semua itu mengandung makna, yaitu
mencerminkan kehidupan manusia ada yang polos dan
ada yang liku-liku hidupnya. Hal ini berbeda dengan bulu
tangkis yang alat pemukulnya senar semua. Begitu juga
dengan tenis lapangan.
Pemain tenis meja ada yang terbiasa menggunakan
karet polos dan ada pula yang terbiasa menggunakan
karet bintik. Pilihan ini tergantung pada permainan, lebih
Membudayakan Pendidikan Karakter 89
suka memilih dan membiasakan menggunakan karet
polos atau bintik. Semua itu ada plus dan minusnya, ada
untung dan ruginya. Yang terpenting untuk dimaknai
sebagai pelajaran hidup dari persoalan karet polos dan
bintik ialah keduanya menunjukkan sifat manusia, ada
yang polos dan tidak polos, ada yang licin dan ada yang
kasat, ada yang halus dan ada yang kasar, dst. Kedua sifat
saling melengkapi dan menimbulkan hasil baik (pukulan
kedua jenis karet harus baik pada saat bermain). Untuk
itu diperlukan pembiasaan latihan keras untuk
mendapatkan hal yang terbaik dalam kehidupan ini.
Pemain tenis meja juga memerlukan kerja keras
untuk menjadi pemain yang terbaik. Saat berlatih keras
maka akan merasakan betapa susahnya menjadi pemain
terbaik. Waktu berlatih harus lebih, bahkan terkadang
juga harus menerima marah pelatih untuk memacu skill
yang dibutuhkan. Semua itu berarti refleksi dari bet yang
sisi bintik. Saat kerja keras berlatih perlu didukung
dengan kesabaran serta strategi yang matang. Maka saat
kehidupan lagi sulit perlu juga kesabaran dan kiat untuk
bangkit dari keterpurukan.
Di sisi lain dapat dimaknai bahwa dalam hati dan
pribadi manusia ada yang halus ada juga yang kasar.
Pribadi yang halus tercermin mulai dari tutur kata yang
diucapkan, perilaku yang dilakukan, serta sikap yang
dibawa dalam interaksi sehari-hari. Pribadi yang kasar
tercermin dari kata kasar yang diucapkan, garang dalam
bertindak, serta kaku dalam berinteraksi dengan sesama
dan lingkungan.
90 Dr. Amka, M.Si.
Pemain tenis meja sejati pasti memahami bagaimana
menghadapi orang yang halus tapi mematikan. Begitu juga
sebaliknya, bagaimana menghadapi lawan yang kasar dan
garang dalam menyerang. Maka, jadilah pemain tenis
meja yang mengetahui kapan harus bersikap halus dan
kapan harus bersikap kasar tapi positif.
B. Makna Gerakan Tenis Meja
1. Arti simbol jari
Makna gerakan dalam permainan tenis meja sangat
penting, baik dalam bermain tunggal maupun ganda. Rata-
rata pola bermainnya sama. Ketika bermain tunggal sama
dengan olah raga lainnya harus menggunakan tangan
(set) memberi dan menerima begitu seterusnya. Tetapi
dalam permainan tenis meja yang diutamakan adalah
memberi. Sebab untuk mendapatkan poin dengan cara
memberi dan terus memberi sampai lawan tidak bisa
menerima bola yang kita berikan.
Ketika kita memberi dan tidak sesuai dengan
tempatnya maka ada sanksi atas dirinya dengan poin
untuk pemain lawan. Salah kotak saat servis berarti poin
untuk lawan. Kita mendapatkan poin dari memberi yang
terbaik untuk orang lain. Itu karakter yang utama dan
ketika set itu ada polanya.
Servis atau memberi yang terbaik dalam tenis meja
menggunakan bila isi atau kosong, bola panjang atau
pendek. Bila dikombinasikan menjadi bola isi pendek
atau bola isi panjang, dan bola kosong pendek atau bola
kosong panjang. Pukulan bola isi menghasilkan putaran
Membudayakan Pendidikan Karakter 91
bola kencang. Dan pukulan memberi (servis) dengan bola
kosong menghasilkan putaran bola lambat.
Kapan pemain menggunakan pola-pola memberi
tersebut ?. Itu sangat situasional, melihat kondisi lawan
atau melihat kesiapan kondisi kita juga. Bahkan bila
bermain ganda dalam memberi terbaik (servis) perlu
melihat dan mempertimbangkan kondisi teman sendiri
(pasangan bermain). Karena itu pilihan servis memberi
saat bermain ganda, diputuskan atau disepakati bersama.
Semakin permainan memiliki pola servis atau memberi
yang terbaik, maka semakin produktif mendapatkan poin.
Pola-pola tersebut biasanya diikuti dengan sandi-sandi
atau simbol-simbol jari tangan pemain, yang ditunjukkan
kepada psangannya saat bermain ganda.
Jika dianalogkan, seperti badan amil zakat yang
memberikan bagian zakat untuk modal kerja. Hal ini
diberi untuk mengembangkannya, tidak diberi untuk
sekedarnya saja. Ketika makin produktif maka penerima
zakat akan semakin matang dalam berusaha. Hal ini sama
dengan permainan tenis meja. Ketika pemberian pertama
dapat diolah maka akan diberi yang lebih keras dan lebih
sulit. Jika masih dapat dikembalikan dengan baik, maka
akan semakin tinggi tingkat tekanan dan tingkat
kesulitannya. Ini semua dilakukan agar semakin matang
serta membangun kompetisi.
Kapan harus memberi bola isi dan kapan harus
memberi bola kosong, semua tergantung pada pikiran
serta kerjasama dan kesepakatan antar pemain jika
bermain ganda. Yang terpenting adalah fokus, karena
92 Dr. Amka, M.Si.
kalau tidak fokus maka bola akan tergelincir karena ada
net atau pembatas area permainan. Untuk itu, dalam
menghadapi apa saja maka kosongkanlah pikiran agar
fokus. Ada saatnya pikiran diisi dan ada yang
dikosongkan. Permasalahannya bila pikiran dikosongkan
mau diisi dengan apa?. Ini persoalanya tentang fokus itu.
Ketika kita bermain ganda, maka simbol jari akan
menjadi media untuk membangun kesepakatan. Apakah
akan memberi dengan bola kosong ataukah akan memberi
bola isi pada lawan main. Pengambilan keputusan
dilakukan dengan bersama-sama dalam waktu yang
sangat singkat, sesaat sebelum servis dilakukan. Inilah
karakter tenis meja yang memerlukan kecepatan,
termasuk dalam pengambilan keputusan untuk memberi
bola kepada lawan main. Karena waktunya hanya
hitungan detik, tidak mungkin melakukan diskusi panjang
apalagi berdebat dengan anggota tim.
Pemain tenis meja dalam satu tim selalu
menggunakan isyarat jari untuk memberi yang jenis bola
yang akan diberikan kepada lawan. Belajarlah dari simbol
jari agar mengetahui cara bermain dengan sistem ganda.
Masing-masing pemain dalam satu tim pasti sudah paham
makna jari sebagai media kerjasama. Simbol-simbol jari
yang biasa digunakan adalah :
a. Ibu jari (jempol) menunjukkan bola kosong pendek
/dekat.
b. Kelingking menunjukkan bola isi pendek / dekat.
c. Jempol + teluntuk menunjukkan bola kosong panjang /
jauh.
Membudayakan Pendidikan Karakter 93
d. Kelingking + telunjuk menunjukkan bola isi
panjang/jauh.
Makna jari adalah kerjasama, kebersamaan, dan
pengambilan keputusan. Pemain tenis meja yang telah
terbiasa melakukan kerja sama dan mengambil keputusan
maka akan menjadi terbiasa untuk merealisasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Saat jadi pemimpin pasti akan
mengerti bawahannya, dan saat menjadi bawahan akan
mengerti harus bersikap bagaimana dengan pimpinannya.
Makna lain dari tanda jari saat bermain ganda adalah
keputusan dalam permainan tidak diputuskan sendiri
tetapi diputuskan bersama-sama. Pengambilan keputusan
tidak top down, tapi buttum up. Pola inilah yang menarik
untuk diterapkan dalam sistem organisasi dalam teknik
pengambilan keputusan. Karena sudah dilibatkan dalam
pengambilan keputusan maka kesadaran untuk
melaksanakan keputusan tersebut juga akan tinggi. Inilah
makna yang perlu digali dan diterapkan melalui tenis
meja.
2. Arti memberi dan menerima
Ada sisi menarik dalam permainan tenis meja, yaitu
aktifitas memberi dan menerima. Proses memberi dan
menerima dilakukan dengan cepat dari yang service ke
lawan main. Kecepatan dalam memberi ini mencerminkan
keikhlasan yang kuat karena tanpa harus berfikir panjang
untuk selalu memberi dan siap menerima.
Meskipun cepat proses memberinya, bukan berarti
tanpa tujuan dan tanpa arah. Bola yang diberikan selalu
94 Dr. Amka, M.Si.
mengandung makna dan penuh strategi yang bertujuan
untuk menguji lawan, apakah dapat mengembalikan bola
dengan baik ataukah tidak. Dalam memberi kita pun
selalu memiliki tujuan yang jelas, apakah sekedar
memberi ataukah untuk memberi pelajaran penting bagi
orang yang kita beri.
Makna memberi dengan cepat adalah mencerminkan
keikhlasan yang tinggi. Bahkan saat memberi bola dengan
tangan kanan maka tangan kiri seakan tidak mengetahui.
Inilah perumpamaan keikhlasan dalam memberi yang
diajarkan oleh hadits Nabi Muhammad SAW, yang
menggambarkan perumpamaan orang yang selalu dapat
ikhlas dalam memberi.
Dalam memberi bola, pemain tenis meja, selalu
memberi dengan set bola yang terbaik. Begitu juga lawan
bermain saat menerima bola juga dengan gerakan yang
terbaik agar dapat mengembalikan bola serta
mendapatkan poin dalam permainan. Sikap ini memiliki
makna bahwa saat diberi yang terbaik, maka juga harus
dapat mengembalikan dengan yang terbaik. Apa yang
diberikan kepada kita, haruslah diolah sebaik mungkin
agar menjadi produktif serta membawa manfaat yang
lebih. Tidak langsung dihabiskan kemudian meminta lagi.
Dalam tenis meja semangat untuk mengembalikan dengan
yang terbaik selalu ada, agar dapat mendapatkan giliran
untuk bisa memberi. Mental yang dibangun tidak hanya
mental menerima, tetapi juga mental untuk balik
memberi. Di sinilah terjadi proses saling memberi dan
Membudayakan Pendidikan Karakter 95
saling menerima di dalam setiap suasana dan waktu yang
tepat.
Tafsir kontekstual dari sikap memberi dan menerima
ini adalah sebagai pengejawantahan nilai Rahman dan
Rahim yang merupakan nilai asma’ul husna. Kedua sifat
tersebut berasal dari akar kata yang sama yaitu, r-h-m
(rahman-rahim). Sebagian ulama yang memahami kata ar-
Rahman sebagai sifat Allah SWT. yang mencurahkan
rahmat yang bersifat sementara di dunia ini (temporer),
sedangkan ar-Rahim adalah Rahmat-Nya yang bersifat
kekal.
Rahmat-Nya di dunia yang sementara ini (ar-Rahman)
meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa
membedakan antara si muslim dan si kafir. Nikmat
manusia bisa bernafas di dunia ini berasal dari Allah dan
ini tidak hanya diperuntukan bagi setiap orang muslim
tetapi berlaku untuk semua makhluk. Apakah nafas itu
kekal?. Tentu tidak. Setelah manusia mati, ia tidak bisa
lagi menikmati nikmatnya bernafas.
Sedangkan rahmat yang kekal adalah rahmat-Nya di
akhirat (ar-Rahim), tempat kehidupan yang kekal, yang
hanya akan dinikmati oleh makhluk-makhluk yang
mengabdi kepada-Nya. Bukankah kita mengatakan
keimanan kita adalah sebuah nikmat? Adakah ia hanya
bisa kita rasakan didunia saja?. Tentu tidak. Kenikmatan
ini akan terbawa ke alam berikutnya, baik alam barzah
maupun alam akhirat, bahkan nilainya berlipat ganda dari
kenikmatannya saat didunia.
96 Dr. Amka, M.Si.
Saat pemain tenis meja memberi bola kepada lawan,
sebenarnya sedang menerapkan konsep ar-Rahman.
Karena sikap orang yang memiliki sifat Rahman adalah
suka memberi, menolong, serta lapang dada kepada
siapapun. Dalam memberi tidak pilih kasih, tetapi
memberi untuk semua. Begitu juga saat bola telah kembali
dari bet lawan main, kemudian diberikan lagi, sebenarnya
ini adalah penerapan ar-Rahim. Mengapa demikian,
karena pemain akan memberikan yang lebih khusus lagi,
tidak sama dengan bola yang pertama diberikan. Saat
memberi yang kedua, ketiga, dan seterusnya akan lebih
khusus lagi, baik dari sisi tekanan bola, jarak bola atau
panjang pendeknya bola, serta pantulan bola di atas meja
pasti berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat sebagian
ulama yang mengatakan sifat rahim ini akan diberikan
secara lebih khusus, yaitu kepada orang yang muslim dan
yang telah melaksanakan kebajikan saja. Sehingga yang
dapat menikmati Rahim (sayang) Allah hanyalah orang
beriman saja.
Seperti makna ar-Rahim dalam asmaul husna yang
merupakan salah satu sifat Allah yang bermakna Maha
Kasih. Pengertian ar-Rahim yang sempurna dan
menyeluruh adalah pemberian yang terus menerus
kepada yang membutuhkan. Inilah yang dimaksud jika
pemain tenis meja memberi secara terus menerus, bola
diarahkan kepada lawan main, itulah makna Rahim dalam
arti kontekstual.
Dalam aktualisasi sifat Rahim tidak peduli seseorang
butuh atau tidak butuh, layak menerima atau tidak layak
Membudayakan Pendidikan Karakter 97
menerima, jika sudah dikehendaki untuk diberi maka
akan terus diberi bahkan dengan yang melimpah. Inilah
keunikan serta kekhususan sifat Rahim. Allah itu tidak
pandang bulu, jika sudah menentukan siapa yang diberi
maka Allah akan mencurahkan semua pemberian-Nya
dengan tanpa hitungan. Pemberian itu sangat berlebih
bahkan yang menerimanya pun tidak akan dapat
menghitungnya. Sebagaimana dalam al-Qur’an Surat An-
Nahl, yang artinya :
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah,
niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS An-Nahl
16:18).
Dalam tafsir Al-Jalalain (hal. 278), tafsir ayat di atas
adalah “Jika kalian tidak mampu menghitungnya, lebih-
lebih untuk mensyukuri semuanya. Namun kekurangan
dan kedurhakaan kalian masih Allah maafkan (bagi yang
mau bertaubat, -pen), Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”. Artinya, manusia yang tidak sering
merefleksi bahwa segala karunia dan pemberian ini
datang dari Allah, maka manusia akan sulit untuk dapat
bersyukur. Sebaliknya akan menjadi orang yang kufur
nikmat.
Ibnu Katsir juga menjelaskan dalam kitab tafsirnya (4:
675), “Allah benar-benar memaafkan kalian. Jika kalian
dituntut untuk mensyukuri semua nikmat yang Allah beri,
tentu kalian tidak mampu mensyukurinya. Jika kalian
98 Dr. Amka, M.Si.
diperintah untuk mensyukuri seluruh nikmat tersebut,
tentu kalian tidak mampu dan bahkan enggan untuk
bersyukur. Jika Allah mau menyiksa, tentu bisa dan itu
bukan tanda Allah itu dzholim. Akan tetapi, Allah masih
mengampuni dan mengasihi kalian. Allah mengampuni
kesalahan yang banyak lagi memaafkan bentuk syukur
kalian yang sedikit.
Dalam permainan tenis meja, seorang pemain dalam
memberi juga dilakukan tanpa hitungan, dengan terus
menerus, bahkan lawan yang menerima pun tidak dapat
menghitung berapa jumlah pemberian yang telah
diberikan. Yang ada hanyalah memberi dan menerima,
yang ada hanyalah mengembalikan bola dengan sebaik-
baiknya. Inilah makna bersyukur yang dapat diterapkan di
dalam permaian tenis meja dengan merefleksikan arti
Rahman dan Rahim. Selalu merefleksi bola yang telah
diberikan lawan, untuk kemudian dikembalikan dengan
pengembalian yang lebih baik sebagai bentuk syukur.
Kemuliaan nama Allah, ar-Rahman dalam Al-Quran
telah disebut berulang-ulang sebanyak lima puluh tujuh
kali dan nama ar-Rahim disebut sebanyak lebih dari
sembilan puluh kali. Bahkan yang paling agung kedua kata
tersebut terdapat dalam surat Al-Fatihah yaitu sebanyak
dua kali pada ayat pertama “Dengan Nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang“ dan pada ayat ke
tiga“ Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.
Perlu diingat, pemain tenis meja perlu memiliki sikap
yang tepat saat menerima bola. Pemain harus fokus agar
mengetahui bola yang diterima kosong atau isi. Ketika
Membudayakan Pendidikan Karakter 99
menerima bola dalam keadaan isi maka memberikan atau
mengembalikannya pun harus dalam keadaan isi. Begitu
sebaliknya, bila menerima bola dalam keadaan kosong
maka memberi atau mengembalikannya pun harus dalam
keadaan kosong. Sebab, bila bola dalam keadaan isi dan
dikembalikan dalam keadaan kosong maka akan
terpentallah bola tersebut. Jika bola dalam posisi 3 maka
kembalinya bola dalam posisi 3, inilah yang disebut spind.
Bila bola dikembalikan tidak sesuai maka out boll atau
tidak diperbolehkan (keluar dari aturan). Jadi penerima
bola harus melakukan pemberian bola dengan apa yang
diterimanya, artinya gerakan bola harus diperhatikan
dengan seksama.
Yang lebih penting lagi, dalam posisi gerakan
mempertahankan pemain tidak boleh emosi harus lapang
dan tidak dendam. Sesuai ajaran Rahman dan Rahim,
maka tidak boleh ada dusta dalam permainan, yaitu
curang yang akan mengakibatkan out yang berujung pada
kekalahan. Dari pelajaran Rahman dan Rahim di atas, jika
pemain mendustakan segala pemberian serta apa yang
telah diberikan, misalnya dengan bermain curang, maka
akan mengurangi nikmat Rahman dan Rahim itu sendiri.
Artinya, seorang pemain tidak akan dapat menikmati
permainan jika tidak menerapkan nilai Rahman dan
Rahim dalam bermain.
3. Arti tangan, pinggul dan kaki
Olah raga tenis meja memiliki gerakan berbeda
dengan jenis olah raga yang lain. Paling tidak ada tiga
100 Dr. Amka, M.Si.
sentral kekuatan yang digunakan, yaitu tangan, pinggul,
dan kaki. Ketiga kekuatan ini harus sinergis dan
kolaboratif untuk menghasilkan kekuatan yang seimbang
serta powerfull. Bila hanya tangan, tetapi kaki tidak
bergerak maka pasti sering out bolanya karena tidak ada
keseimbangan dengan kaki yang harus memasang kuda-
kuda. Sedangkan pinggul juga harus gerak seirama
dengan kaki, sehingga ada seni bela diri yang unik di
dalam memainkan tenis meja.
Permainan tenis meja dalam memberi dan menerima
bola lebih banyak menggunakan gerakan tangan. Tangan
mempunyai makna apa?. Tangan adalah simbol memberi.
Kaki adalah simbol kekuatan. Pinggul adalah simbol
elastisitas. Makna ini selaras dengan Hadits Nabi
Muhammad SAW yang memerintahkan umatnya agar
anak-anak diajari memanah, berenang dan berkuda.
Memanah adalah simbul memberi, yang saat memberi
menggunakan tangan. Berenang adalah simbul gerakan
pinggul, karena saat berenang pinggul juga harus
bergerak untuk menjaga keseimbangan kaki dan tangan.
Berkuda merupakan simbul kekuatan, tempat berpijak
serta penyangga badan. Oleh karena itu, pemain tenis
meja yang dapat merenungkan serta memainkan tenis
meja dengan baik maka telah menjalankan perintah Nabi
Muhammad SAW dalam hadits riwayat Bukhari dan
Muslim tersebut.
Tafsir kontekstual dari ketiga kekuatan, yaitu tangan,
pinggul dan kaki, dalam bermain tenis meja adalah setiap
pemain tenis meja harus sering memberi, yaitu memberi
Membudayakan Pendidikan Karakter 101
bola dengan lemparan yang terbaik. Di sisi lain pemain
tenis meja juga dituntut dapat bersikap elastis (tidak
kaku) dengan selalu dapat menyesuaikan situasi serta
tekanan lawan. Kelenturan gerakan serta adaptasi kondisi
permainan ini penting dipelajari setiap pemain agar dapat
memahami strategi lawan main dengan seksama.
Dengan makna kekuatan kaki, pemain tenis meja
harus memiliki kekuatan fisik, psikologis, serta kekuatan
spiritual yang bagus. Sumber kekuatan ini sangat
komplek, tetapi pasti ada di dalam diri setiap orang.
Pemain harus bisa mengkolaborasikan sumber kekuatan
fisik, sumber kekuatan psikis, serta sumber kekuatan
spiritual. Antara raga, jiwa dan hati disatukan dalam
rangka membangun integrasi kekuatan dalam bermain.
Jika seluruh elemen kekuatan disatukan secara
kolaboratif, maka performa pemain pasti powerfull serta
memiliki makna tersendiri.
C. Makna sosial Tenis Meja
1. Arti bergantian dalam mengambil bola
Pelajaran lain yang sangat penting dari bermain tenis
meja adalah mencermati pergantian dalam memberi dan
menerima bola. Saat bermain tunggal antar pemain akan
saling bergantian untuk memberi dan menerima bola.
Saat pemain satunya memberi maka lawan main harus
siap menerima. Tidak bisa meberi atau menerima secara
bersamaan.
Lebih jelas lagi dalam permainan ganda. Dalam
permainan ganda pada tenis meja antar anggota dalam
102 Dr. Amka, M.Si.
satu tim harus bergantian dalam mengambil bola. Ketika
yang satu sudah mendapat giliran, maka bola berikutnya
harus diambil pemain kedua dalam tim tersebut. Aturan
ini berbeda dengan permainan tenis lapangan atau bulu
tangkis yang tidak harus bergantian dalam mengambil
bola yang datang dari lawan main.
Nilai luhur lain dalam tenis meja saat bermain ganda
adalah tidak melakukan serangan bertubi-tubi pada lawan
main yang kelihatan lemah. Harus tetap bergantian dalam
menerima bola dari lawan. Oleh karena itu lawan main
tidak bisa mengincar salah satu pemain yang terlihat
lemah saja, untuk diserang. Aturan ini berbeda dengan
tenis lapangan yang dapat dilakukan serangan bertubi
tubi pada salah satu pemain saja. Ketika pemain melihat
lawan yang lemah, maka bola akan selalu diarahkan pada
pasangan yang lemah tersebut. Inilah sifat ar-Rahman dan
ar-Rahim kembali diterapkan dalam permainan tenis
meja. Dalam nilai rahman dan rahim semua manusia
sama, ada hak dalam permainan setelah menerima maka
begantian yang menerimanya. Nilai karakter pribadi yang
suka berbagi terletak disaat bergantian dalam menerima
bola dari lawan. Dengan bergantian, antar pemain harus
mengetahui waktu dan hak teman, bukan haknya teman
dimakan sendiri tanpa peduli. Dari membiasakan
memberi kesempatan pada teman akan mengurangi sifat
egois dalam diri pemain. Diketahui bersama
menumbuhkan jiwa berbagi itu sangat susah, apalagi
dalam setting kehidupan yang serba materialistis akhir-
akhir ini.
Membudayakan Pendidikan Karakter 103
Intisari dari analisis tentang arti bergantian dalam
mengambil bola pada permainan tenis meja adalah setiap
pemain perlu memberikan hak teman, tidak boleh diambil
karena akan membawa mudharat bagi dirinya. Selain itu,
pemain tenis meja harus selalu memberikan kesempatan
terbaik bagi teman untuk bersama-sama memenangkan
permainan. Kalau menjadi pemenang benar-benar usaha
bersama, tidak hasil kerja keras sendiri.
Dalam makna ini setiap pemain harus saling tolong
menolong dalam kebaikan untuk mempertahankan bola
yang datang. Di sisi lain juga saling tolong menolong
untuk memberikan bola terbaik kepada lawan main agar
mendapatkan poin tambah dari permainan. Mari disimak
Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 yang menjelaskan
tentang tolong menolong dalam kebaikan.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-
Maidah:2)
Ayat di atas memberi pelajaran kepada setiap pemain
tenis meja agar selalu membiasakan diri untuk bersikap
ta'awun atau saling menolong mulai dari lapangan tenis
meja. Jika sudah terbiasa menerapkan sifat ta'awun dalam
keseharian saat bermain tenis meja maka akan terbiasa
juga bersikap tolong menolong dalam kehidupan sehari-
hari. Sikap peduli terhadap kesulitan orang lain dan
104 Dr. Amka, M.Si.
berusaha sebisa mungkin untuk menolongnya akan terus
terbangun dalam pribadi pemain tenis meja.
Lebih dari itu, yakinlah bahwa ketika kita suka
menolong orang lain, maka kita pun akan ditolong orang
saat diri membutuhkan. Bisa jadi orang yang menolong
kita dikemudian hari adalah orang yang pernah kita
tolong pada masa lalu. Sebaliknya, jika kita tidak pernah
menolong orang, maka kita pun tidak pernah ditolong
orang saat membutuhkan pertolongan. Biasakan serta
menolonglah dengan ikhlas agar merasa bahagia, karena
pada diri orang yang ikhlas selalu terpancar kebahagiaan.
2. Mengenal teman dan lawan
Bermain tenis meja tidak bisa dilakukan sendiri.
Harus ada lawan main untuk memberi keseimbangan
permainan. Berarti pemain harus mengenal lawan agar
dapat bermain dengan seimbang. Mulai mengenal
kepribadiannya, strateginya, kekuatannya, serta aspek
lain dalam diri lawan. Data track record serta data pribadi
mungkin bisa didapatkan sebelum permainan, sehingga
biasanya pelatih sudah mengatur strategi untuk
menghadapi track record lawan yang sudah dipelajari.
Namun, bisa jadi ada perkembangan berbeda dan itu baru
diketahui setelah permainan berlangsung. Oleh karena itu,
pemain tenis meja harus dengan cepat mengenali pola
permainan yang berkembang saat kompetisi dimulai.
Inilah pentingnya menganal lawan main dalam tenis meja.
Setelah mengenal karakter lawan, lebih penting lagi
adalah mengenal teman main dalam satu tim. Hal ini
Membudayakan Pendidikan Karakter 105
sangat diperlukan dalam permainan ganda pada
pertandingan tenis meja. Saat bermain ganda, satu tim
berjumlah dua orang yang harus saling kenal dan bisa
bekerja sama dengan sportif. Keduanya harus
membangun team bulding yang kuat untuk mematahkan
soliditas tim lawan.
Foto Ketum Pengprov PTMSI Kalsel bersama Mantan Ketua
Binpres PBPTMSI
Pentingnya mengenal teman dalam satu tim ini untuk
memudahkan komunikasi serta proses pengambilan
keputusan secara bersama-sama saat permainan
berlangsung. Misalnya, pengambilan keputusan saat
servis dilakukan, apakah bola isi atau bola kosong, bola
pendek atau bola panjang, semua harus disepakati
bersama agar sinkron antara yang mau servis dengan
106 Dr. Amka, M.Si.
teman dalam tim yang akan menyerang ketika bola telah
dikembalikan oleh lawan main.
Dengan demikian, antar teman harus menganal,
begitu juga antar pemain. Untuk memahami kepribadian
seseorang dapat dipaparkan teori Johari Window (Jendela
Johari) yang telah dikenal dalam ilmu psikologi. Secara
lebih detail teori Johari dibahas dalam bagian ini.
Untuk memahami teori Johari diawali dengan
pertanyaan, kenapa dalam meja tenis meja ada empat
bilik?. Disinilah relevansi tenis meja dengan teori
kepribadian Johari yang mengungkapkan manusia itu
terdiri dari empat tipe, yaitu tipe (+,+) (+,-) (-,+) (-,-).
Setiap keadaan, setiap waktu, dan setiap ruang manusia
dalam empat kondisi tersebut. Disitulah tenis meja
menempatkan manusia untuk memilih penempatan
dirinya, apakah harus menjadi (+,+) (+,-) (-,+) (-,-).
Amatilah gambar teori Johari sebagaimana di bawah ini:
+ + DIRI TERBUKA
(Open Self)
- + DIRI BUTA
(Blind Self)
+ - DIRI TERSEMBUNYI
(Hidden Self)
-- DIRI YANG TIDAK
DIKENAL SIAPAPUN
(Unknown Self)
O R A N G L A I N
DIRI SENDIRI
Membudayakan Pendidikan Karakter 107
Teori Jendela Johari digunakan untuk
menggambarkan tingkat saling pengertian antar orang
yang berinteraksi. Jendela Johari ini mencerminkan
tingkat keterbukaan seseorang yang dibagi dalam empat
kuadran atau empat kondisi psikologis yang dapat
diidentifikasi dari indikator-indikator tertentu.
a. Open, sikap ini menggambarkan keadaan yang dapat
diketahui diri sendiri dan orang lain. Hal-hal tersebut
meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motif.
Orang yang terbuka bila bertemu orang lain akan selalu
membuka diri, baik dengan langsung berkenalan,
menjabat tangan, serta menyampaikan apa yang terjadi
dalam dirinya. Seorang yang memiliki tipe terbuka
biasanya juga mengetahui kelebihan dan kekurangan
dirinya dan orang lain juga dapat mengetahuainya.
Seorang pemain dengan tipe open akan lebih terbuka
kepada teman dalam satu tim serta mudah menerima
masukan dari pelatih atau teman dalam tim. Proses
pengambilan keputusan juga akan lebih cepat dan
mudah jika memiliki tim seorang yang terbuka.
b. Blind, sifat ini menggambarkan seorang yang tidak
mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-perasaan dan
motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain
108 Dr. Amka, M.Si.
melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah
seperti seorang yang sudah akrab dan mengenal lama,
padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan
sangat tertutup, tampak formal dan begitu menjaga
jarak dalam pergaulan. Orang ini sering disebut sebagai
seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat
dirinya sendiri, namun orang lain dapat melihatnya.
Bahkan tindakan yang dilakukan cenderung tidak
terkontrol oleh dirinya sendiri. Pemain tenis meja tipe
ini cenderung menyembunyikan sebagian dari
kebenaran tentang dirinya. Keterbukaan serta
ketulusan dalam memberikan pertimbangan saat
bermain terkadang tidak sepenuhnya. Orang lain belum
tentu tahu, tapi dia tahu apa yang dia rasakan.
c. Hidden, tipe ini menggambarkan seorang yang dia
mengetahui bagian yang ia sendiri tahu, tetapi orang
lain tidak. Tipe pemain hidden sulit memberi pendapat,
tetapi dia lebih cenderung menerima pendapat teman
meskipun ia sebenarnya tidak setuju. Perasaan tidak
setuju tersebut yang tahu hanya dirinya. Teman dalam
satu tim tidak mengetahui apa yang sedang dirasakan
dalam hatinya.
d. Unknown, tipe ini menggambarkan pribadi yang tidak
mengetahui dirinya sendiri dan orang lain juga tidak
tahu apa yang sedang dirasakan, apa pendapat
sebenarnya, serta motif apa yang digunakan alasan
melakukan sesuatu. Semua serba misterius. Pemain
tenis meja yang seperti ini pasti orangnya tertutup.
Tidak mau membuka dirinya keluar maupun menerima
Membudayakan Pendidikan Karakter 109
pendapat, masukan, feedback dari luar, baik dari
pelatih, teman dalam satu tim ataupun official
pertandingan. Susah untuk diajak mengambil
keputusan dalam waktu yang singkat.
Dengan memahami teori Jendela Johari ini antar
pemain akan lebih cepat mengenal teman dalam tim serta
lawan main sehingga cepat melakukan adaptasi dalam
permainan. Selain itu, dengan mengenal karakter lawan
main maka akan lebih mudah untuk menentukan strategi
jitu dalam permainan.
Inspirasi yang dapat diambil dari teori ini adalah
antar pemain harus saling mengenal. Dengan mengenal
teman dan lawan maka akan lebih mudah dalam
membangun sinergi tim untuk menjadi sang juara. Makna
lain yang dapat diambil adalah pemain sejati tenis meja
harus cepat beradaptasi serta mampu menentukan sikap
yang tepat dalam menghadapi karakter dan tipe lawan
main yang sangat variatif.
110 Dr. Amka, M.Si.
NILAI PEMBELAJARAN TENIS MEJA
Bab ini membahas
tentang membangun
pribadi unggul,
membangun ketaatan
diri, dan membangun
semangat berprestasi
Tenis meja adalah
media pembelajaran.
Di dalamnya
membelajarkan aspek
kognisi, afeksi dan
psikomotorik. Tiga
ranah pembelajaran
untuk melahirkan atlet
berprestasi
BAB IV
Membudayakan Pendidikan Karakter 111
Tenis meja dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
Ada proses pendewasaan dalam setiap gerakan dan interaksi
yang dilakukan dalam permainan tenis meja. Aspek yang
dikembangkan tidak hanya fisik psikomotorik semata, tetapi
juga afeksi dan kognisi. Sesuai dengan konsep pendidikan,
tenis meja juga meliputi tiga ranah yang perlu dikembangkan,
yaitu pemain tenis meja harus memiliki pengetahuan
(kognisi) tentang tenis meja, pemain tenis meja bisa
mempraktekkan (psikomotor) keahliannya dan menghasilkan
prilaku baik sebagai karakternya (afeksi).
Pengetahuan tenis meja mulai dari peralatan yang
meliputi meja, bet, bola semua komponen peralatan
mempunyai makna. Pengembangan afeksi dapat dilakukan
dengan merefleksi makna kontekstual dari pelajaran-
pelajaran selama bermain. Sedangkan pengembangan
psikomotor dilakukan melalui berlatih keras yang akan
menambah kematangan fisik pemain.
Melalui tiga ranah ini akan menghasilkan pribadi yang
unggul, pribadi yang memiliki ketaatan diri, serta pribadi yang
memiliki semangat berprestasi. Untuk lebih jelasnya dibahas
dalam bagian ini dengan menggunakan perspektif teori dan
praktis.
A. Membangun Pribadi Unggul
Pribadi unggul seringkali disebut personal excellence. Kata
ini juga identik dengan kesuksesan seseorang yang
112 Dr. Amka, M.Si.
teridentifikasi melalui berbagai indikator pendukung yang
terkadang juga sangat subyektif dalam menentukannya. Untuk
itu, makna pribadi unggul memiliki beberapa penafsiran, di
beberapa Negara. Bahkan pribadi unggul juga memunculkan
pemaknaan yang berbeda antara satu orang dengan orang
lain, sesuai idealisme, perspektif serta subyektifitas yang
digunakan dalam memberi nilai.
Ukuran yang digunakan untuk memberi nilai pribadi
unggul juga berbeda-beda. Dalam perspektif masyarakat Cina
pribadi yang unggul diukur dari tiga hal, yaitu Shio (umur
panjang), Hok (harta yang banyak), dan Lok (kekuasaan).
Sementara itu, masyarakat barat mendefinisikan pribadi
unggul sebagai orang yang memiliki, Power, Position, dan
Property. Tidak jauh beda, masyarakat Indonesia memandang
pribadi unggul dengan ukuran Harta, Tahta, dan Wanita.
Secara pribadi masing-masing orang memiliki perspektif yang
berbeda. Ada yang mengukur pribadi unggul adalah yang
sukses dalam bidang agama. Ada yang menilai sukses diukur
dari kekayaan dan jabatan, serta ukuran lain yang terus
berkembang.
Setiap pemain tenis meja harus selalu membangun dirinya
agar menjadi pribadi yang unggul. Unggul dalam bermain
diukur dari kemampuan untuk memberi bola terbaik,
menerima bola dengan baik, serta dapat memberi pelajaran
bagi lawan main melalui skor yang didapat. Ketika pemain
tenis meja dapat menyelesaikan permainan dengan sukses
serta membawa kemenangan maka itulah yang disebut
pemain unggul.
Membudayakan Pendidikan Karakter 113
Dalam perspektif Islam pribadi yang unggul identik
dengan tingkatan akhlak (attitude) yang dimiliki dan
dilaksanakan. Aktualisasi akhlak mulia (al-akhlaq mahmudah)
itulah yang akan membentuk pribadi unggul serta memiliki
derajat mulai di sisi Allah SWT. Simaklah beberapa ayat Al-
Qur’an yang memberi spirit untuk membentuk pribadi unggul
antara lain dalam Al-Qur’an Surat At-Tiin ayat 4, yang artinya :
Gilang Romadhon, Atlet asal Kalimantan Selatan Juara I Tunggal Putra Kejurnas 2014 di Semarang
114 Dr. Amka, M.Si.
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-Tiin ayat 4).
Dalam ayat ini manusia tidak hanya dikategorikan baik
(khoir) tetapi disebut ahsan (terbaik). Predikat the best dalam
penciptaan manusia tidak hanya terlihat dari bentuk serta
keunikan yang ada, tetapi juga dibekali akal pikiran yang
membedakan dengan mahluk Allah yang lain. Dengan
demikian, setiap manusia diciptakan dalam kondisi unggul.
Ada modalitas yang dapat dikembangkan oleh setiap manusia
untuk menjadi yang terbaik dalam berbagai dimensi
kehidupan.
Pemain tenis meja yang terbaik adalah pemain tenis meja
yang mampu menggali modalitas dalam dirinya sehingga
memiliki performa serta menjadi the best appearance dalam
bermain. Setiap gerakan tangan dalam mengambil bola, setiap
hentakan kaki untuk bertahan, serta setiap gerakan pinggul
untuk menyeimbangkan tubuh adalah wujud dari upaya
membangun pribadi unggul dalam tenis meja.
Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman, yaitu Surat
Fussilat ayat 33, yang artinya :
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS
Fussilat : 33)
Dalam ayat ini tercermin bahwa pribadi yang baik itu
adalah seseorang yang memiliki attitude (perilaku) yang
terbaik atau the best attitude. Sekedar memiliki penampilan
Membudayakan Pendidikan Karakter 115
terbaik sebagaimana surat at-Tiin ayat 4 di atas, belumlah
cukup. Tetapi orang yang terbaik adalah orang yang selalu
menyeru agar orang lain mengerjakan amal yang saleh dalam
kehidupan serta setiap aktifitasnya.
Orang yang terbaik itu juga sabar dalam mengajak kepada
kebaikan. Setiap situasi dihadapi dengan hati dingin serta
lapang dada, tidak dengan hati penuh emosi. Sebagaimana
dalam akhir ayat di atas adalah “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri” artinya orang yang sabar
dalam menghadapi setiap kondisi apapun.
Pemain tenis meja yang memiliki pribadi unggul adalah
pemain yang selalu dapat mempengaruhi teman dan lawan
untuk melakukan kebajikan. Bermain secara sportif, tidak
curang serta melakukan permainan dengan jiwa besar. Saat
kalah tidak perlu mengamuk. Saat menang tidak perlu
sombong. Permainan tidak dilakukan dengan penuh emosi,
tetapi dimainkan dengan hati yang didasari dengan cinta.
Hobbi tenis meja akan membangun pribadi unggul.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman yang artinya :
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun”. (QS. al-Mulk:2)
Tafsir ayat di atas adalah pribadi unggul itu harus teruji
dan melalui ujian demi ujian secara terus menerus. Ditempa,
dilatih, disempurnakan. Pribadi unggul tidak dapat
diwujudkan secara instan tetapi perlu proses yang sangat
116 Dr. Amka, M.Si.
panjang dengan penyempurnaan secara kontinyu. Ayat ini
juga mengajarkan kepada kita untuk terus bermujahadah
(bersungguh-sungguh) dalam mewujudkan pribadi unggul
yang tercermin dalam sikap diri.
Sikap terbaik di sini terdiri dari dua hal, yaitu sikap
terbaik dalam berfikir dan sikap dalam bertindak. Pribadi
yang unggul selalu berfikir positif dengan memandang setiap
peristiwa dari sisi yang tepat serta memahami di balik
peristiwa (some thing behind) yang lebih esensial. Selalu dapat
mengambil makna positif dari cara berfikir positif yang
dilakukan. Begitu juga dalam bertindak. Pribadi unggul selalu
bertindak sebaik mungkin, selalu waspada dari kesalahan
yang mungkin terjadi.
Pelajaran yang dapat diambil adalah ukuran pribadi
unggul bukan pada kuantitas perbuatan, tetapi kepada
kualitas perbuatan. Dalam ayat di atas juga menjadi inspirasi
bahwa seseorang yang memiliki pribadi unggul harus
memiliki prestasi terbaik. Bukan sekedar baik, tetapi terbaik.
Dalam ayat di atas menggunakan kata ahsan, yang artinya
terbaik.
Dari tiga ayat al-Qur’an tentang pribadi unggul di atas
dapat disimpulkan bahwa menjadi manusia terbaik harus
memiliki tiga kualifikasi yaitu:
1.The best appearance (berpenampilan yang terbaik)
2.The best attitude (Sikap yang terbaik)
3. The best achievement ( Prestasi yang terbaik)
Pribadi yang unggul juga pasti memiliki kreatifitas yang
tinggi. Kreatifitas itu akan tercermin dari kemampuan
memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Pribadi unggul
Membudayakan Pendidikan Karakter 117
selalu memiliki karakter problem solver bukan problem maker.
Diantara kreatifitas dalam tenis meja, salah satunya adalah
membuat kode serangan awal untuk diketahui teman main
dalam satu tim. Dalam permainan ganda, sebelum set harus
kasih tahu temannya mau bola isi atau bola kosong yang mau
diberikan. Tandanya melalui kode dengan melihatkan jempol
apakah bola pendek kosong atau bola panjang isi dan
seterusnya.
Makna kontekstual dari ayat al-Qur’an di atas adalah
setiap pemain tenis meja diharapkan memiliki penampilan
menarik, sikap yang baik, serta prestasi yang terbaik.
Karakter pemain unggul harus dibangun dari berlatih dengan
keras dengan merefleksi nilai-nilai positif dari peralatan dan
permainan tenis meja yang dapat diambil inspirasinya dari
ayat Al-Qur’an.
Tujuan berlatih adalah untuk memenuhi peritah Allah,
menjadi pribadi terbaik (ahsan). Pemain tenis meja terbaik
yaitu pemain yang memiliki semangat tinggi, sikap yang baik,
serta kreatif dalam menyelesaikan permainan yang penuh
intrik di dalamnya. Pemain terbaik selalu mengedepankan
sportifitas dan spiritual dalam memainkan tenis meja. Be the
big winner with talent and spirit. Jadilah pemenang sejati
dengan bakat dan spirit kuat.
B. Membangun Ketaatan Diri
Tenis meja membutuhkan ketaatan yang tinggi. Ada
aturan dalam permainan yang harus ditaati oleh setiap
pemain. Pembiasaan mentaati aturan ini tidak hanya sekedar
mencapai sukses bermain, tetapi juga diarahkan untuk
118 Dr. Amka, M.Si.
membentuk kepribadian pemain. Pembentukan pribadi yang
memiliki ketaatan aturan di era sekarang ini menjadi penting
setelah melihat anomali sosial di Indonesia. Berapa banyak
aturan yang ada, tetapi seberapa banyak aturan yang ditaati.
Pelanggaran lebih dominan dibandingkan ketaatan diri
terhadap aturan yang ada. Mulai dari pelanggaran lalu lintas,
pelanggaran merokok di area umum, pelanggaran buang
sampah, hingga pelanggaran berat.
Melanggar peraturan seakan telah menjadi hal biasa yang
dimaklumi bagi sebagian masyarakat. Kondisi sosial seperti
inilah yang perlu diluruskan bahkan dihapus dalam praktik
sosial masyarakat. Upaya untuk menanamkan taat aturan
perlu dikuatkan agar generasi mendatang masyarakatnya
lebih tertib melalui ketaatan terhadap aturan yang ada.
Penanaman nilai ketaatan diri dalam tenis meja terlihat
saat bermain ganda. Yang mau servelah yang menjadi
pemimpin. Dia pasti memberi isyarat dengan sandi tertentu
yang harus disampaikan teman main. Sebagai pemimpin ia
juga harus menerima masukan dari teman dalam tim tersebut.
Jika teman tidak setuju dengan rencana jenis bola yang akan
dilemparkan ke kotak lawan, maka sang pemimpin harus
menyepakati bersama. Tidak boleh pengambilan keputusan
dalam kepemimpinan diambil sendiri, tetapi dilakukan secara
bersama-sama. Dalam konteks ini yang harus taat tidak hanya
bawahan saja tetapi pemimpinpun harus taat terhadap aturan
yang telah ditentukan.
Nilai kebersamaan serta nilai ketaatan dalam permainan
tenis meja ini relevan dengan ayat Al-Qur’an yang
memerintahkan kepada umat Islam agar taat terhadap setiap
Membudayakan Pendidikan Karakter 119
aturan yang ada serta taat kepada pemimpinnya. Hal ini
termaktub dalam surat An-Nisa’ ayat 59 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya (QS. An-Nisa’ :59).
Ayat di atas membahas perintah untuk taat kepada Allah
SWT, lalu taat kepada RasulNya, kemudian taat kepada ulil
amri. Bagaimana ulil amri dan siapa yang harus ditaati?. Al
Qurthubi berkata, diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalib RA,
bahwa ia berkata, "Kewajiban seorang pemimpin adalah
berhukum dengan adil dan menunaikan amanat, jika itu
dilakukan, maka wajib bagi kaum muslimin untuk menaatinya
karena Allah SWT memerintahkan kita untuk menunaikan
amanat dan berlaku adil, lalu memerintahkan kita untuk taat
kepada mereka". Pemimpin yang amanat dan adil itulah yang
harus ditaati. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasul (Sunnahnya).
Dalam konteks tenis meja, pemimpin adalah yang akan
serve bola, jika dia amanat maka teman main dalam tim wajib
taat. Tetapi jika sampai berbeda pendapat maka
kembalikanlah kepada aturan-aturan permianan dalam
kompetisi tersebut. Bisa juga meminta penjelasan dari pelatih
120 Dr. Amka, M.Si.
atau official agar menemukan penyelesaian. Simaklah hadits
Nabi Muhammad SAW yang relevan dengan perintah mentaati
pemimpin, sebagaimana di bawah ini;
Hadis dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah SAW, Bersabda :
"Wajib bagi setiap lelaki muslim untuk mendengar
dan taat (kepada atasan), baik ketika dia suka
maupun tidak suka. Selama dia tidak memerintahkan
untuk bermaksiat. Jika dia memerintahkan untuk
bermaksiat, maka tidak ada kewajiban
mendengarkan maupun mentaatinya". (HR. Bukhari
7144, Abu Daud 2626 dan yang lainnya).
Hadis dari Ubadah bin Shamit r.a.Rasulullah SAW. Bersabda :
“Kami membaiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berjanji setia untuk mendengar dan taat
(kepada pemerintah), baik ketika kami semangat
maupun ketika tidak kami sukai. Dan kami dilarang
untuk memberontak dari pemimpin yang sah”. (HR.
Bukhari 7199 dan Muslim 1709).
Ketaatan dalam permainan tenis meja ialah dengan
mematuhi peraturan, mengenal bola isi atau kosong, serta
peraturan lain. Permainan tenis meja tidak mengandalkan
intuisi, tapi kecepatan keputusan. Sedangkan kecepatan
pengambilan keputusan juga terkait dengan ketaatan masing-
masing pemain terhadap aturan yang ada. Termasuk harus
taat pada peraturan yang terbaru. Dalam permainan tenis
meja untuk saat ini set per 11 poin, dulu set per 21 poin.
Membudayakan Pendidikan Karakter 121
Sedangkan aturan terbaru, dulu 5 poin pindah, sekarang 2
poin pindah. Semua peraturan yang baru ini harus diikuti dan
dilaksanakan.
Filosofi permainan ganda dalam tenis meja terlihat dalam
kotak meja yang terdiri 4 kamar permainan. Format
permainan ganda adalah silang, yang secara filosofi dapat
diartikan bila bermain buruk akan dibalas hasil yang buruk.
Jika bermain baik akan dibalas hasil yang baik. Motivasi untuk
mendapatkan hasil yang baik tersebut harus dilalui dengan
tahapan permainan yang baik juga. Dengan demikian akan
membangun ketaatan diri yang akan membentuk pribadi
terbaik melalui tenis meja.
Praktik membelajarkan pemain tenis meja yang demikian
telah mengintegrasikan pola dan nilai pendidikan, yaitu asah,
asih, dan asuh dalam tenis meja. Ada asah yang terlihat dalam
latihan serta kerja keras pemain secara fisik. Asuhnya terletak
pada saling bergantian dalam bermain. Jika belum gilirannya
tidak boleh mengambil bola datang meskipun bola tersebut
mengarah kepada dirinya. Aturan harus tetap ditaati. Suatu
perkataan, “Waktunya kamu sekarang, waktunya aku
sekarang” adalah wujud dari sikap momong (mengasuh) yang
akan membantu pencapaian hasil tenis meja yang terbaik.
Pemain tenis meja yang unggul pasti diawali dari ketaatan
terhadap semua perangkat peraturan yang ada dalam tenis
meja. Karena setiap pemain yang suka melanggar peraturan,
sekecil apapun peraturan tersebut, pasti akan berbuah
kegagalan dalam kompetisi. Jadilah pemain tenis meja yang
taat aturan, karena di dalam permainan tenis meja sebetulnya
mendidik pemain untuk taat pada aturan yang ada. Setelah
122 Dr. Amka, M.Si.
bisa mentaati peraturan tenis meja, maka jadilah pemain tenis
meja yang dapat mentaati aturan sosial yang ada. Dengan
demikian, buah pelatihan taat aturan melalui tenis meja dapat
terlaksana di dalam kehidupan sehari-hari.
C. Membangun Semangat Berprestasi
Tenis meja memiliki karakter bermain cepat. Bola datang
dan kembali dalam hitungan detik. Hal ini sesuai karakter
bola yang dipakai, yaitu kecil, ringan serta elastis. Pemain
tenis meja juga terbangun untuk memiliki kecepatan yang
tinggi. Semangat berprestasi dalam tenis meja terlihat dari
kecepatan berpikir bergerak, antisipasi cepat ambil
keputusan, cepat mengembalikan, cepat responsif.
Karakter cepat dalam tenis meja inilah yang membedakan
dengan jenis olah raga lain. Sikap harus cepat ini seharusnya
membentuk semangat berprestasi atlet tenis meja, karena
satu diantara indikator orang semangat berprestasi adalah
kecepatan dalam berfikir, bersikap dan bertindak. Pikirannya
progresif dan langkahnya meyakinkan serta visioner.
Pemain tenis meja yang memiliki semangat tinggi harus
disertai juga dengan latihan keilmuan, kecakapan,
keterampilan, keahlian, untuk menghadapi kekawatiran dan
menahan serangan lawan atau serangan musuh. Seorang yang
memiliki semangat berprestasi maka ia akan tahan banting
serta berani menghadapi musuh dengan gigih. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 60, yang
artinya :
Membudayakan Pendidikan Karakter 123
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan
orang-orang selain mereka yang kamu tidak
mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja
yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan
dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan)” (QS. Al-Anfal:60).
Dari paparan di atas dapat diambil pelajaran bahwa untuk
menjadi juara perlu diawali dengan semangat yang tinggi.
Semangat yang kuat akan menghasilkan prestasi. Sebuah
prestasi akan diraih jika pemain tenis meja memiliki semangat
berprestasi. Sedangkan karakter seseorang yang memiliki
semangat berprestasi tercermin dari usaha yang dilakukan,
mulai saat latihan, bermain, serta memenangkan kompetisi.
124 Dr. Amka, M.Si.
Haryono (jongkok) Atlet asal Kalimantan Selatan, mewakili Indonesia dalam Sea Games Jakarta
meraih Juara I Tunggal Putra dan Beregu Putra
Pesan kontekstual dari firman Allah di atas juga
mengajarkan agar pemain tenis meja mempersiapkan
kekuatan untuk menghadapi lawan main. Kekuatan maksimal,
usaha maksimal, serta berjiwa petarung yang bisa
menggetarkan musuh-musuh dalam permainan. Ayat ini
memberi semangat yang tinggi pada persiapan yang matang,
karena hasil yang diraih akan disesuaikan dengan usaha yang
dilakukan.
Jadilah pemain tenis meja yang selalu memiliki semangat
berprestasi. Semangat itulah yang akan menjadi modal besar
dalam setiap kompetisi. Jika sebelum main sudah tidak
memiliki semangat yang kuat, maka akan mempengaruhi
Membudayakan Pendidikan Karakter 125
pikiran anda, kemudian anda akan mendapatkan seperti yang
anda pikirkan. Inilah yang disebut mindset menentukan
segalanya. Jika anda berfikir menang, maka akan menang. Jika
anda berfikir kalah, maka akan kalah. Remember The power of
mindset.
126 Dr. Amka, M.Si.
TENIS MEJA DAN PENDIDIKAN KARAKTER AKHLAK MULIA
Bab ini membahas
tentang karakter
akhlak mulia, strategi
mewujudkan karakter
akhlak mulia,
mewujudkan akhlak
mulia atlet, dan
membangun karakter
akhlak mulia
kebangsaan
Karakter akhlak mulia
adalah karakter
bangsa. Tenis meja
membangun karakter
akhlak mulia dan
karakter kebangsaan.
Setiap atlet tenis meja
harus berakhlak mulia
dan menjadi
negarawan
BAB V
Membudayakan Pendidikan Karakter 127
Olah raga tenis meja sebenarnya syarat dengan
pendidikan karakter. Karakter atau watak adalah sifat batin
yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, dan tabiat
yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lain. Karakter juga
identik dengan akhlak dalam bahasa agama Islam, yaitu sikap
yang dibangun dan cerminan dari pikiran, perasaan, serta
keyakinan yang ada pada diri seseorang. Seorang yang
berkarakter dapat diartikan seorang yang memiliki akhlak
sesuai dengan pikiran dan keyakinan yang dimiliki.
Penguatan pendidikan moral (moral education) atau
pendidikan karakter (character education) dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang
sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain
berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka
kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman,
pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan
obat-obatan, pornografi, dan perusakan milik orang lain sudah
menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat
diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya
pendidikan karakter bagi generasi muda
(http://belajarpsikologi.com, diakses 23 Januari 2015).
Pendidikan karakter diarahkan pada pencapaian konsep
moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan
perilaku moral (moral behavior). Untuk itu, karakter yang
diinternalisasikan dalam proses pendidikan mengacu pada
komponen karakter yang baik serta pengetahuan tentang
kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan
perbuatan kebaikan. Ibarat akhlak adalah akhlak yang mulia.
128 Dr. Amka, M.Si.
Nilai karakter inilah yang perlu ditanamkan agar dapat
mewujudkan generasi emas (golden generation) yang
berkarakter.
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk
mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus
menjadi upaya untuk mendukung perwujudan cita-cita
sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan
UUD 1945. Di samping itu, berbagai persoalan yang dihadapi
oleh bangsa kita, dewasa ini makin mendorong semangat dan
upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan
karakter sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat
itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana
Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah
satu program prioritas pembangunan nasional (Kemendiknas,
2011:i)
Pembangunan karakter yang merupakan upaya
perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang
berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum
dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila;
bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai
budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan
melemahnya kemandirian bangsa (Sumber: Buku Induk
Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-
Membudayakan Pendidikan Karakter 129
2025). Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan
karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan
kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan
pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit
ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan
karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan
visi pembangunan nasional, yaitu “Mewujudkan masyarakat
berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila.” Terkait dengan upaya
mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang
diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud
itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sumber:
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN). Dengan
demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh
untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya
dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian
130 Dr. Amka, M.Si.
Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam
Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010).
Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai
cara, tidak hanya dengan pendidikan formal di kelas.
Pendidikan karakter dapat dikembangkan melalui olah raga
tenis meja yang di dalam permainannya penuh dengan nilai-
nilai kebaikan yang memperkuat karakter, jika mau
merefleksi secara mendalam. Tidak hanya karakter diri tetapi
juga karakter kebangsaan yang akhir-akhir ini terus menipis.
A. Karakter Akhlak Mulia
Karakter akhlak mulia merupakan karakter bangsa yang
hendak dibangun oleh Indonesia melalui berbagai jalur dan
dimensi kehidupan. Salah satu diantaranya ialah melalui jalur
pendidikan. Secara tegas dinyatakan dalam tujuan pendidikan
nasional ialah tercapainya karakter akhlak mulia yang
dibangun atas dasar iman dan taqwa para peserta didik (Pasal
3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Orang yang beriman dan bertaqwa
sudah pasti berakhlak mulia, berkarakter kuat dan
berkepribadian unggul. Mereka adalah prototype insan kamil
(manusia sempurna) dalam bentuknya yang nyata. Dan insan
kamil bukanlah hal yang tidak mungkin dibentuk. Artinya,
dalam hidup keseharian dapat ditemukan orang yang beriman
yang sangat teguh menjalankan prinsip-prinsip agama.
Mereka senantiasa menjaga dan memelihara sifat-sifat baik
dalam setiap tutur kata dan tindakan.
Orang beriman dan bertaqwa bergerak dengan penuh
perhitungan, karena Allah yang selalu mengawasi gerak-gerik
Membudayakan Pendidikan Karakter 131
mereka adalah Tuhan yang maha cepat perhitunganNya.
Mereka yakin, Allah senantiasa beserta mereka di mana pun
mereka berada dan kapan pun di setiap saat. Oleh sebab itu,
mereka selalu melakukan hal yang terbaik bukan saja untuk
dirinya sendiri melainkan juga untuk orang lain. Mereka selalu
bertindak sportif dan jujur karena mereka yakin itulah
kebaikan yang akan memberikan kedamaian kepada orang
lain.
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”
(QS An-Nahl (16) : 128)
Bisa saja mereka bukan ditempa dan dibentuk oleh
lembaga pendidikan formal, tapi kualitas rohani mereka
sangatlah luar biasa. Mengapa bisa demikian ?, karena
interaksi mereka yang intens dengan Allah, itulah jawabnya.
Mereka berdialog dengan Allah bukan hanya melalui ibadah
wajib, semisal sholat, tapi juga melalui ayat-ayat al Qur’an
sehingga terbentuklah karakter akhlak mulia dalam diri
mereka. Karakter akhlak mulia yang mereka tampakkan dapat
dilihat dalam beberapa kriteria antara lain :
Kehadiran mereka menjadi rahmat bagi makhluk Allah
yang lain, tidak menghadirkan ancaman.
Kata-kata mereka menenangkan hati, memberi
motivasi, menciptakan kedamaian, bukan menebar
teror dan ketakutan.
132 Dr. Amka, M.Si.
Perbuatan mereka menyejukan mata, mendamaikan
hati, menyemai kebaikan, bukan memperlihatkan
kengerian dan kekuatan yang menggelisahkan.
Pikiran mereka baik tanpa prasangka, dan
mencerahkan.
Keinginan mereka selalu menjadi yang terbaik
(berprestasi) dengan memberikan kebaikan kepada
orang lain, dengan cara yang baik pula.
Memiliki kesadaran di atas kekuatan dan kekuasan
masih ada kekuatan dan kekuasaan, dan yang Maha
Kuat dan Maha Kuasa hanya Allah, Pencipta Semesta
Alam.
Orang-orang yang memiliki karakter akhlak mulia adalah
mereka yang menjadikan setiap momen kehidupannya
sebagai saat-saat yang indah untuk berbuat kebajikan. Hati
mereka gelisah bila belum berbuat sesuatu yang bermanfaat
bagi orang lain. Kebajikan sudah terpatri dalam ucapan dan
tindakannya, dan kebajikan itu mengalami internalisasi
(sudah menjadi kebiasaan) dalam kehidupannya, seolah-olah
kebajikan itu adalah pakaian yang menutupi auratnya.
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi
auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan
pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda
kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat” . (QS Al-A’raaf (7) : 26)
Membudayakan Pendidikan Karakter 133
Seseorang yang memiliki karakter akhlak mulia adalah
orang-orang yang menggunakan taqwa sebagai pakaiannya
dan perhiasan hidupnya. Dengan pakaian taqwa itu mereka
yang tidak pernah ragu dalam bertindak karena dirinya selalu
merasa diperhatikan oleh Allah. Sikap tidak ragu itulah yang
mendorong dirinya untuk selalu berbuat kebajikan dengan
mengeksplorasi seluruh kemampuan yang telah Allah berikan
kepadanya, baik berupa talenta maupun kemampuan berpikir
dan merasa. Hanya yang berpakaian taqwalah yang bisa
memadukan tiga kemampuan itu; talenta, intelektual, dan
spiritual. Dalam mengeksplorasi kemampuan potensi itu,
gerak mereka meluas, melintasi batas teritorial dan wilayah
tertentu. Gerak mereka tidak terhalang oleh suku, kelompok,
ras atau bangsa manapun. Bagi mereka semua tempat adalah
bumi Allah, setiap bumi yang diinjak adalah ladang untuk
menebarkan salam (kedamaian) dan kebaikan. Mereka tidak
akan berhenti berbuat yang terbaik bagi orang lain.
B. Strategi Mewujudkan Karakter Akhlak Mulia
Membentuk karakter bukanlah sekedar mengajarkan
kepribadian, karena antara kepribadian dengan karakter
tidaklah sama. Kepribadian adalah tingkah laku atau perangai
manusia sebagai hasil pendidikan dan pengajaran. Jadi,
kepribadian adalah hasil bentukan dan sangat dipengaruhi
oleh lingkungan. Sedangkan karakter adalah watak dasar yang
berada di dalam diri setiap manusia sejak mereka dilahirkan.
Menurut J. Drost SJ., karakter itu bersifat original berada di
dalam diri. Seseorang yang berkarakter adalah seseorang yang
berkepribadian. Bagi orang yang berkarakter akan berbuat
134 Dr. Amka, M.Si.
sesuatu kebaikan untuk orang lain, akan tetapi orang yang
berkepribadian seringkali ingin orag lain berbuat baik
kepadanya. Ia ingin diperlakukan istimewa oleh orang lain,
tetapi ia sendiri tidak ingin memperlakukan orang lain secara
istimewa. Jadi jelas bahwa orang yang berkepribadian, belum
tentu adalah orang yang berkarakter. Sebab kepribadian
adalah hasil polesan, sedangkan karakter adalah sifat dasar
manusia yang cenderung ingin selalu berbuat baik dan
menyukai kebaikan.
Mewujudkan karakter akhlak mulia seseorang dapat
dilakukan melalui berbagai strategi sederhana antara lain : (1)
figur, (2) keteladanan, (3) pendidikan berkesinambungan, (4)
kegiatan intrakurikuler, dan (5) kegiatan ekstrakurikuler.
Figur sangat penting dalam proses mewujudkan karakter
akhlak mulia dalam diri seseorang. Karena figur merupakan
tokoh panutan yang menjadi contoh dalam kehidupan
keseharian. Dan sebaik-baik figur yang terbaik dan patut
dicintoh adalah Rasulullah Muhammad SAW, kerena beliau
diutus olehNya tidak lain kecuali untuk menyempurnakan
akhlak manusia. Begitu pula keteladan juga menjadi hal yang
penting karena dalam mewujudkan karakter akhlak mulia
bukahlah sesuatu yang diajarkan dan diperbincangkan,
namun sesuatu hal yang dipraktikan. Dan keteladanan
merupakan bentuk nyata dari perwujudan karakter akhlak
mulia yang dapat menginspirasi orang lain melakukan hal
yang sama. Orang-orang yang dijadikan teladan adalah orang-
orang yang kata-katanya sesuai dengan perbuatannya.
Pendidikan bukanlah sekedar transformasi knowledge
(pemindahan pengetahuan), dan bukan pula sekedar
Membudayakan Pendidikan Karakter 135
transformasi nilai-nilai, akan tetapi merupakan perbuatan
yang dicontohkan melalui proses panjang yang baru berakhir
setelah manusia masuk ke lubang kubur sebagai mayat.
Karakter seseorang akan dinilai ketika seseorang itu telah
menjadi mayat. Ia akan selalu dikenang dan diperbincangkan
banyak orang karena kebaikan yang telah ditebarkannya.
Mewujudkan karakter akhlak mulia melalui kegiatan
intrakurikuler ialah memberikan muatan pendidikan karakter
pada setiap bidang pelajaran. Semisal, pelajaran matematikan
bukan sekedar mengenalkan cara berhitung tambah-kurang-
bagi-kali. Namun dari pelajaran matematika itu bagaimana
seorang siswa memahami dan menyadari bahwa ia akan
mendapat nilai tambah dari Allah, Tuhan yang
menciptakannya, karena kebaikan yang disemainya.
Sedangkan pendidikan karakter akhlak mulia melalui
kegiatan ekstra kurikuler ialah mewujdkan nilai-nilai
karakter akhlak mulia seperti kejujuran, disiplin, kasih sayang,
kerja keras, kerja cerdas, dan sebagainya, dapat dijadikan
sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler, baik dalam bentuk
kegiatan olah raga, olah rasa maupun olah cipta. Semisal
seorang siswa yang menjadi anggota tim tenis meja sekolah,
dia akan menjadi pemain yang sportif, siap menang dengan
rendah hati, dan menerima kekalahan dengan lapang dada. Ia
pun selalu meningkatkan diri agar menjadi yang terbaik
dengan disiplin, keuletan, dan kesabaran. Ia memliki
kesadaran bahwa tenis meja bukan sekedar permainan dalam
olah raga, tetapi permainan tenis meja adalah juga bentuk
olah rasa dan olah cipta untuk menanamkan kebaikan kepada
orang lain. Dengan demikian, seorang atlet Tenis Meja yang
136 Dr. Amka, M.Si.
mampu mengintegrasikan olah raga, olah rasa dan olah cipta,
maka ia akan menjadi seorang atlet yang profesional dan
memiliki karakter akhlak mulia.
C. Wujudkan Karakter Akhlak Mulia Atlet
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, bahwa
mewujudkan karakter akhlak mulia dapat dilakukan melalui
berbagai strategi, termasuk melalui jalur pendidikan, baik
dalam bentuk kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler. Secara sederhana, pendidikan karakter dapat
didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan
untuk mempengaruhi karakter peserta didik. Tetapi untuk
mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini
definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas
Lickona. Lickona yang menyatakan bahwa pengertian
pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Etika yang inti ini adalah etika yang mengarah kepada
kebaikan serta sesuai dengan norma sosial dan norma
pemerintah.
Untuk itu, pendidikan karakter dilaksanakan dengan
tujuan mengembangkan nilai-nilai yang membentuk karakter
bangsa yaitu Pancasila, meliputi : (1) mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran
baik, dan berprilaku baik; (2) membangun bangsa yang
berkarakter Pancasila; (3) mengembangkan potensi
warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada
bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia.
Membudayakan Pendidikan Karakter 137
Adapun fungsi pendidikan karakter antara lain (1)
membangun kehidupan kebangsaan yang multikultural; (2)
membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya luhur,
dan mampu berkontribusi terhadap pengembangan
kehidupan ummat manusia; mengembangkan potensi dasar
agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik serta
keteladanan baik; (3) membangun sikap warganegara yang
cinta damai, kreatif, mandiri, dan mampu hidup
berdampingan dengan bangsa lain dalam suatu harmoni.
(ibid: 3)
Terdapat 18 nilai karakter yang telah dirumuskan
pemerintah melalui Kementerian pendidikan dan Kebudayaan
untuk dijadikan sasaran dalam pendidikan formal di
Indonesia. Delapan belas nilai karakter tersebut dapat dilihat
dalam bagan di bawah ini:
138 Dr. Amka, M.Si.
Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter dapat
dilakukan melalui berbagai media yaitu pendidikan keluarga,
pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, fungsi
pemerintah, dunia usaha, media massa, termasuk melalui
pendidikan olah raga tenis meja. Dalam permainan tenis meja
ke delapan belas nilai karakter di atas sebenarnya telah
tertanam sejak awal. Nilai kejujuran, kreatif, mandiri, rasa
ingin tahu serta nilai yang lain telah ditanamkan saat berlatih
tenis meja.
Karakter rasa ingin tahu dalam permainan tenis meja
dapat dilihat dari permainan ganda dengan menunjukkan
sandi sebelum set dimulai. Sebelum bola diserve, apakah
untuk bola isi atau kosong, jika yang mau serve tidak memberi
tahu mau memberi isi atau kosong pada lawan, maka kawan
bermain harus mencari tahu apa yang mau diberi (beri kosong
atau isi) dan kawan bisa nolak ketika mau set, jadi meminta
sesuai keadaan.
Jika teman main tidak sepakat dengan tawaran yang serve
bola diperbolehkan untuk memberi masukan, yang kemudian
akan ditentukan bersama jenis bola apa yang akan dilempar
ke lawan. Pengambilan keputusan harus cepat tetapi juga
harus ada kata sepakat dengan teman tim. Proses seperti ini
dapat memupuk karakter demokratis dalam nilai-nilai
karakter yang digalakkan pemerintah dalam pendidikan.
Mengapa harus disepakati jenis bola yang akan dilempar
kepada lawan main. Karena bola yang akan kembali biasanya
sama dengan jenis bola yang dilempar kepada lawan, sehingga
teman main dalam tim bisa bersiap menjemput bola sesuai
Membudayakan Pendidikan Karakter 139
jenis bola yang dikembalikan oleh lawan main. Bisa jadi
tinggal smash saja.
Misalnya, ketika pada set awal memberikan jenis bola isi
panjang, maka lawan tidak mungkin mengembalikan dengan
isi pendek, sangat berat. Lawan pasti mengembalikan bola
dengan isi panjang, jadi tidak bisa berubah dari set bola
pertama. Karakter rasa ingin tahu dalam permainan tenis
meja ini sebenarnya yang paling banyak. Sifat bola yang cepat
perlu tindakan cepat. Elastisitas bola juga mengundang rasa
ingin tahu, sehingga pemain akan terus belajar dan terus
memperbaiki kualitas permainannya.
Karakter toleransi, tanggung jawab, serta peduli
lingkungan terletak pada nilai yang dibangun di antara
pemain, yaitu dengan tetap saling mencegah kerusakan,
bermain sesuai sistem, dan di lapangan tidak boleh ada
hambatan.
Karakter toleransi juga sangat dipentingkan di dalam
permainan tenis meja. Misalnya, ketika permainan
berlangsung dan bola masih hidup maka pemain tidak boleh
berteriak-teriak karena akan mengganggu konsentrasi lawan
main. Tidak boleh ada suara-suara yang mengganggu lawan
meskipun suara dari supporter. Penonton bisa kena sanksi
jika melakukan teriak yang mengganggu pemain. Semua ini
agar para pemain fokus. Kalau tidak fokus maka lingkungan
permainan akan rusak.
Lebih tegasnya, bila bola masih berjalan maka dilarang
mengganggu pemain. Bila bola sudah mati maka boleh pemain
maupun penonton berteriak untuk memberi dukungan. Sebab
bila teriakan dilakukan saat bola masih jalan maka pemain
140 Dr. Amka, M.Si.
akan protes ke wasit bahwa kegagalannya karena telah
diganggu dan bisa jadi pemain yang merasa dirugikan minta
diulang. Bila sampai terjadi pengulangan dua kali maka kartu
kuning dan bila tiga kali kartu merah bagi pemain yang dinilai
merugikan lawan. Jadi penonton pun tidak bisa leluasa untuk
bersorak-sorak dan pelatihpun tidak bisa mengarahkan
pemain saat bola berjalan.
Aturan dalam tenis meja ini sangat unik dibandingkan
dengan olah raga lain. Pemain harus saling menghargai. Tidak
boleh mengganggu atau mengejek supaya terganggu
konsentrasi lawan main. Padahal di dalam olah raga lain,
seperti sepak bola, tenis lapangan, serta olah raga renang
pemain dan penonton boleh bersorak semaunya. Inilah
penanaman karakter toleransi dan tanggung jawab di dalam
tenis meja, yang tidak ada di dalam olah raga lain. Praktik ini
juga sekaligus menanamkan cinta damai di dalam pribadi
pemain. Kebiasaan untuk tidak melakukan tindakan onar,
ricuh, serta gaduh akan mencerminkan situasi damai dalam
permainan. Jika nilai karakter ini terus diresapi dan masuk
dalam alam bawah sadar pemain tenis meja, maka ketika
hidup di masyarakat pemain tenis meja juga akan selalu
menciptakan suasana damai, tidak malah suka membuat
keributan. Pemain tenis meja selalu cinta damai.
D. Membangun Karakter Akhlak Mulia Kebangsaan
Refleksi atas fenomena kenakalan remaja, rasa cinta
Indonesia yang mulai menurun, lebih mengagumi bangsa lain
daripada bangsa sendiri, serta rendahnya jiwa nasionalisme
menjadi perhatian besar pemerintah Indonesia sejak 2011.
Membudayakan Pendidikan Karakter 141
Inilah yang melatar belakangi direvitalisasi pendidikan
karakter di Indonesia, yang diantaranya adalah karakter
kebangsaan dan cinta tanah air.
Lalu apakah karakter bangsa itu?. Karakter bangsa adalah
kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik yang
tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan
perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir,
olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari raga seseorang
atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia
bersumber dari nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945,
keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan
komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang sangat majemuk.
Membangun karakter bangsa dapat dilakukan melalui
proses pendidikan karakter, yaitu usaha sadar dan terencana
dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati
diri bangsa sehingga terinternalisasi di dalam diri peserta
didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku
yang baik.
Pembinaan Karakter Bangsa adalah upaya sistematik
suatu negara berkebangsaan untuk mewujudkan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan
ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya
dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang
berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-
royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Iptek
berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembinaan karakter bangsa
142 Dr. Amka, M.Si.
dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan
pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama
seluruh komponen bangsa dan negara.
Pentingnya pendidikan karakter akhlak mulia bangsa
adalah bertujuan untuk :
(1) Untuk menanamkan dan membentuk sifat atau karakter
yang diperoleh dari cobaan, pengorbanan, pengalaman
hidup, serta nilai yang ditanamkan sehingga dapat
membentuk nilai intrinsik yang akan menjadi sikap dan
perilaku peserta didik,
(2) Nilai-nilai yang ditanamkan berupa sikap dan tingkah laku
tersebut diberikan secara terus-menerus sehingga
membentuk sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan
tersebut akan menjadi karakter khusus bagi individu atau
kelompok,
(3) Pendidikan memegang peranan yang sangat penting
dalam perjalanan perilaku seseorang. Pendidikan yang
menekankan pada karakterlah yang mampu menjadikan
seseorang mempunyai karakter yang baik,
(4) Pendidikan tidak hanya sekedar menghasilkan manusia-
manusia yang cerdas, namun juga manusia-manusia yang
berkarakter baik,
(5) Pendidikan karakter sangatlah penting untuk menjawab
permasalahan bangsa saat ini. Karena pendidikan
karakter mampu memajukan peradaban bangsa agar bisa
menjadi bangsa yang semakin terdepan dengan SDM yang
berilmu dan berkarakter (http://nurii-
thaa.blogspot.com/2013/04/pendidikan, diakses tanggal
7 Maret 2015)
Membudayakan Pendidikan Karakter 143
Jika dicermati, karakter bangsa Indonesia sangatlah
komplek dan beragam. Hal ini disebabkan negara Indonesia
adalah negara yang terdiri dari berbagai dan beragam suku
dan bangsa, agama, budaya dan bahasa. Jika kita sebagai
warga negara dan generasi penerus bangsa ingin
mempertahankan Indonesia tetap sebagai NKRI yang utuh
kita harus menjaga persatuan dan kesatuan serta
membudayakan dan menjaga kredibilitas karakter bangsa
dari arus globalisasi yang mendunia dan tanpa kenal batas.
Mempertahankan jati diri dan karakter bangsa merupakan
cerminan sikap yang menjadi identitas bangsa yang dapat
melahirkan manusia-manusia yang berkarakter baik,
memajukan peradaban bangsa kita semakin terdepan dan
berkarakter.
Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan
karakter bangsa dalam rangka menjaga identitas bangsa dari
kegoyahan arus globalisasi, serta menjadikan masyarakat
berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan
beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, maka diperlukan komitmen dan
dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia usaha
dan industri, masyarakat, media massa dan pemangku
kepentingan lainnya untuk menyusun program kerja dan
mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar terjadi sinergi
yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang berkarakter.
144 Dr. Amka, M.Si.
Melalui pendidikan jasmani dan olah raga, pembangunan
karakter peserta didik serta generasi muda dapat dilakukan.
Misalnya membentuk karakter peserta didik yang cinta tanah
air, cinta bangsa Indonesia, tanggung jawab, kerja sama,
berani dan percaya diri, karakter tersebut dapat dibentuk
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan,
sebab dalam pembelajaran penjaskes memiliki nilai-nilai
moral yang dapat memupuk jiwa kebangsaan yang kuat dan
cinta tanah air.
Pendidikan jasmani dan olah raga seringkali dapat
melahirkan atlet besar, baik kelas nasional maupun kelas
internasional. Para peserta didik saat mengikuti kompetisi
pada tingkat Internasional pasti dididik untuk memiliki jiwa
kebangsaan yang kuat, karena keikutsertaaannya mewakili
bangsa Indonesia. Saat menyanyikan lagu Indonesia Raya di
belahan dunia maka atlet tersebut pasti terinternalisasi
karakter kebangsaannya.
Begitu pula pemain tenis meja yang mengikuti kompetisi
pada semua tingkatan lomba pasti diajak menyanyikan lagu
kebangsaan yang secara tidak langsung akan memupuk nilai
karakter kebangsaan. Semakin sering sang atlet mengikuti
kejuaraan maka akan semakin bagus untuk memupuk
karakter kebangsaan pada diri atlet tenis meja.
Membudayakan Pendidikan Karakter 145
TUJUH NILAI KARAKTER AKHLAK MULIA TENIS MEJA
Bab ini membahas
tentang nilai karakter
tenis meja dan
sinergitas nilai
karakter tenis meja
Ada tujuh nilai
karakter tenis meja,
yaitu; memberi dan
menerima, memberi
pada tempatnya, sikap
lapang, mengambil
keputusan harus saling
mengetahui, jiwa
berbagi, perpaduan
gerak, dan selalu
bersyukur
BAB VI
146 Dr. Amka, M.Si.
Karakter akhlak mulia perlu dimiliki oleh setiap orang,
termasuk para atlet tenis meja. Seseorang dinilai berkarakter
itu jika memiliki watak, tabiat, akhlak yang baik. Akhlak yang
baik itu cerminannya adalah perilaku serta sikap sehari-hari
yang muncul dan dapat dibaca oleh orang lain. Sangat banyak
jenis karakter yang ada pada diri seseorang, tetapi tidak
semua karakter dapat diidentifikasi dan diketahui orang lain,
terutama yang menyangkut perasaan dan motif. Becouses of
motives, penyebab-penyebab dorongan sesorang melakukan
suatu tindakan seringkali tidak terdeteksi oleh orang lain.
Nilai dasar karakter sebenarnya ada pada perilaku.
Hakikat perilaku orang yang berkarakter merupakan
perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan
psikomotorik). Di sisi lain fungsi totalitas sosial-kultural
dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan,
dan masyarakat juga menjadi ukuran karakter seseorang.
Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis
dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam empat hal,
yaitu: (1) olah hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik;
dan (4) olah rasa dan karsa. Proses itu secara holistik dan
koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi,
bahkan secara konseptual merupakan gugus nilai luhur yang
di dalamnya terkandung sejumlah nilai yang penuh makna
(Desain Induk Pendidikan Karakter, 2010: 8).
Membudayakan pendidikan karakter dapat dibangun
melalui tenis meja. Nilai dasar karakter terkandung dalam
makna permainan tenis meja. Setiap atlet perlu memahami
Membudayakan Pendidikan Karakter 147
makna karakter, kemudian mengaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
A. Aktualisasi Nilai Karakter Tenis Meja
Aktualisasi nilai karakter juga terdapat dalam permainan
tenis meja. Paling tidak ada tujuh nilai karakter yang melekat
pada permainan tenis meja, yang dapat dijadikan inspirasi
bagi seluruh pemain serta komunitas pecinta tenis meja.
Secara lebih detail dipaparkan dalam poin-poin di bawah ini:
1. Memberi dan menerima
Nilai karakter ini tercermin pada saat set akan dimulai.
Sebelum memberikan bola pertama pemain tenis meja
sudah memikirkan terlebih dahulu apakah yang diberikan
bola isi atau bola kosong. Ketika memberi dengan alat bet
karet bintik atau garis atau bet polos. Semua
dipertimbangkan kondisi yang ada, baru diberikanlah
bola kepada lawan main. Dari sinilah penanaman nilai
karakter memberi dan menerima itu terus dibelajarkan.
Manusia harus memberi sebanyak-banyaknya dan
menerima dengan sebaik-baiknya. Dalam permainan tenis
meja memberi dan menerima bola telah menjadi hal yang
terus diajarkan. Teknik memberi dan teknik menerima
pun dipelajari agar menjadi pemain yang terbaik. Dengan
demikian, setiap pemain tenis meja harusnya membawa
nilai karakter memberi dan menerima ini dalam
kehidupan sehari-hari. Setiap saat kita harus memberi
dengan apapun, dimanapun, kapanpun, serta dengan
ikhlas.
148 Dr. Amka, M.Si.
2. Memberi pada tempatnya
Dalam pertandingan tenis meja, terutama pada main ganda,
ketika memberi harus pada tempatnya, tidak boleh salah
tempat. Ingat sifatnya diagonal. Seperti ajaran agama, ada
penerima zakat dan infaq yang telah ditentukan. Delapan
orang yang berhak menerima zakat tidak boleh digantikan
dengan orang lain. Di sisi lain, pemberinya pun harus
mengetahui siapa yang lebih didahulukan dan kapan harus
memberi yang terbaik untuk mereka. Dengan terbiasa
memainkan bola tepat pada kotak yang telah diatur secara
diagonal, maka pemain tenis meja semestinya dapat
menerapkan nilai karakter memberi pada tempatnya atau
pada yang berhak menerima dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai karakter ini juga relevan dengan karakter ketaatan
diri, disiplin, serta bertangung jawab.
3. Sikap lapang
Meskipun lapangan tenis meja itu sempit, tetapi cara
bermainnya terfokus di lapangan dengan garis pinggir dan
tengah yang telah ditentukan. Maknanya adalah pemain
tenis meja itu harus menanamkan nilai karakter lapang
dada, lapang hati, serta lapang pikiran dalam bermain.
Tidak boleh mengedepankan emosi, curang, apalagi
menciderai lawan main. Sikap lapang inilah yang menjadi
modal besar bagi semua pemain tenis meja agar menjadi
pemenang sejati. Lapang dada saat kalah, berjiwa besar
saat menjadi juara.
Membudayakan Pendidikan Karakter 149
4. Mengambil keputusan harus saling mengetahui
Proses pengambilan keputusan dalam permainan tenis
meja dilakukan sangat cepat. Tetapi pengambilan
keputusan ini tidak bisa diambil sendiri, terutama satu
bermain ganda, karena akan berpengaruh terhadap
gerakan berikutnya yang harus diambil oleh teman dalam
satu tim. Oleh karena itu, pengambilan keputusan
dilakukan secara bersama, seperti kepemimpinan kolektif
kolegial. Misalnya, jenis bola yang akan dilempar pertama
kali jenis bola apa. Apakah bola panjang isi atau bola isi
pendek. Semua harus didiskusikan secara cepat dan
pengembilan keputusannya diketahui oleh teman dalam
satu tim. Inilah penanaman nilai karakter demokratis yang
terus dilatihkan pada pemain tenis meja. Dengan demikian,
pemain tenis meja hendaknya merenungkan serta
perefleksikan nilai-nilai tersebut untuk diaktualisasikan
dalam kehidupan sosial.
5. Jiwa berbagi
Nilai karakter berbagi juga ditanamkan di dalam
permainan tenis meja. Lihat saja, memukul bola yang
datang harus berbagi dengan teman. Setiap pemain
memiliki giliran untuk memukul bola yang datang dari arah
lawan main. Inilah yang membedakan dengan olah raga
lain. Tenis meja pemainnya harus mau berbagi dan
bergantian dengan sesama pemain dalam satu tim. Nilai
karakter saat ini sangat rapuh. Jiwa individualisme lebih
150 Dr. Amka, M.Si.
dominan dibandingkan mau berbagi dengan teman. Dunia
yang sangat materialistis menggiring setiap orang untuk
sulit berbagi dan berjiwa sosial. Pemain tenis meja
seharusnya merefleksi nilai ini agar dapat
mengaktualisasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Di
mulai tidak berebut, mau antri, tertib lalu lintas, serta sikap
lain yang mencerminkan jiwa berbagi.
6. Perpaduan gerak
Setiap olah raga memerlukan fokus kekuatan sendiri-
sendiri. Sepak bola mengandalkan kekuatan kaki. Tinju
sentra kekuatan ada di tangan. Tetapi tenis meja sentra
kekuatan ada pada kaki, pinggul, dan tangan. Kolaborasi
ketiga kekuatan ini mencerminkan paduan gerak yang
berarti dalam melangkah harus bersama-sama dalam
bingkai kebersamaan. Berjamaah merupakan pelajaran
penting dalam sentra gerakan yang terpusat pada tiga
kekuatan di tenis meja. Pemain tenis meja sejati akan
mampu menjaga keutuhan berserikat, cinta tanah air, serta
memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Tidak suka
berpecah belah, tetapi lebih mencintai bangsa dalam
bingkai NKRI.
7. Selalu bersyukur
Setiap mendapatkan kenikmatan, manusia diperintahkan
bersyukur. Mengucapkan hamdalah, berbuat lebih baik,
serta tidak takabbur. Tenis meja memerlukan pengendalian
nafas secara teratur. Sebab kalo tidak punya nafas yang
teratur maka tidak bisa bergerak dengan sempurna.
Membudayakan Pendidikan Karakter 151
Manusia juga diperintahkan membiasakan bersyukur pada
yang kecil, sebelum bisa mensyukuri yang lebih besar.
Siapa yang dapat mensyukuri yang kecil, maka akan dapat
mensyukuri nikmat yang lebih besar. Begitu juga
sebaliknya, barangsiapa tidak bisa mensyukuri yang kecil,
maka tidak dapat mensyukuri nikmat yang lebih besar.
Perubahan perhitungan game dari 21 ke 11adalah
pelajaran supaya pemain tenis meja dapat mensyukuri
yang kecil agar dikemudian hari dapat mensyukuri yang
lebih besar. Makna lain adalah, agar tidak banyak
menghitung nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya,
karena manusia tidak akan pernah bisa menghitung jumlah
kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada mahluk-Nya.
Tujuh nilai karakter dalam tenis meja ini merupakan hasil
refleksi mendalam dari setiap peralatan, gerakan, serta situasi
dalam memainkan tenis meja. Semua nilai karakter di atas
sangatlah positif untuk dikembangkan dalam setiap gerakan
dan langkah hidup di masyarakat. Dengan demikian, pada diri
pemain tenis meja akan selalu tercermin tabiat, watak, serta
akhlak yang baik sebagai hasil penggemblengan selama
melaksanakan permaian tenis meja.
Pengembangan nilai-nilai karakter tenis meja juga dapat
dilakukan melalui pembiasan di sekolah, keluarga dan
masyarakat. Tetapi yang lebih efektif adalah diawali dengan
pembiasaan di sekolah, karena budaya sekolah mencakup
semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga administrasi dan peserta didik. Budaya
sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana anggota
152 Dr. Amka, M.Si.
masyarakat sekolah saling berinteraksi. Interaksi yang terjadi
meliputi antara peserta didik berinteraksi dengan sesamanya,
kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan
siswa, konselor dengan siswa dan sesamanya, pegawai
administrasi dengan siswa, guru dan sesamanya. Interaksi
tersebut terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta
etika bersama yang berlaku di suatu sekolah. Kepemimpinan,
keteladanan, keramahan, toleransi, kerja keras, disiplin,
kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan,
tanggung-jawab dan rasa memiliki merupakan sebagian dari
nilai-nilai yang dikembangkan dalam budaya sekolah.
Dengan demikian, fungsi pendidikan karakter yang
bertujuan mengembangkan, memperkuat potensi pribadi, dan
menyaring pengaruh dari luar dapat mencerminkan budaya
bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter dilakukan
melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui
mata pelajaran dan kegiatan pengembangan diri yang
dilakukan di kelas serta luar sekolah, termasuk melalui tenis
meja. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan,
seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta
damai, tanggung-jawab dan sebagainya, dimulai dari keluarga
dan diperkuat di sekolah dan masyarakat.
Ingatlah!. Pendidikan karakter akan dapat berkembang
dengan baik jika budaya sekolah juga baik serta didesain.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat
dilakukan melalui serangkaian kegiatan: perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada
peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif.
Program pendidikan tidak hanya diarahkan pada penguatan
Membudayakan Pendidikan Karakter 153
ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap
prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak mulia. Nilai
luhur inilah yang akan membentuk pribadi unggul,
berprestasi, serta berjiwa juara.
Tujuh nilai karakter tenis meja tersebut di atas seharusnya
menjadi pelajaran penting yang dapat diinternalisasikan
melalui pembelajaran di sekolah. Para tenaga pendidik, selain
mengajarkan 18 karakter yang telah ada, maka perlu
ditanamkan jiwa pemberi, jiwa berbagi, demokratis, serta jiwa
yang selalu bersyukur atas segala nikmat yang didapatkan.
B. Sinergitas Karakter Tenis Meja
Memahami pentingnya olah raga tenis meja sebagai media
pendidikan karakter bangsa sangat diperlukan oleh seluruh
pemain. Olah raga selalu dikaitkan dengan sportivitas. Tapi
bagaimana karakter sportivitas dalam olah raga tenis meja
tersebut ?. Untuk pertanyaan itu maka kami mulai merenungi
dan menuangkan pemikiran dalam bagian ini.
Nilai karakter dalam permainan tenis meja sangat banyak,
tergantung dari sisi mana seseorang melihat setiap makna
dalam gerakan tenis meja. Sinergitas antar nilai karakter perlu
dirumuskan agar dapat menjadi acuan untuk memahami nilai
karakter dalam tenis meja. Berikut ini dipaparkan sinergitas
karakter tenis meja, sebagai berikut:
1. Karakter Dasar Olah Sikap dan Raga
Hadits Rasulullah tentang perintah mengajarkan anak-
anak muslim untuk pandai memanah, berkuda dan berenang
sudah sangat tenar di kalangan umat muslim. Namun
sebenarnya beberapa ulama berpendapat bahwa hadits
154 Dr. Amka, M.Si.
tersebut adalah dhaif dan beberapa berpendapat maukuf
bahkan maudhu. Termasuk Al Albani adalah ulama yang
berpendapat bahwa itu bukan hadits Rasulullah, namun
perkataan Umar Bin Khatab dalam suratnya kepada seluruh
jajaran Gubernur Khalifah Islam agar mengajarkan kepada
anak-anak untuk pandai memanah, berkuda dan berenang.
Namun karena adanya hadits Nabi yang menyuruh umat Islam
mengikuti Khulafa’ur Rasyidin, dimana Umar Bin Khatab
adalah salah satunya, maka hadits ini sebenarnya masih dapat
dijadikan nasehat dalam terapannya. Apalagi bila dikaji
tentang kemampuan-kemampuan dasar dan karakter dasar
yang terkandung dalam olah raga memanah, berkuda dan
berenang, maka seyogyanya didapat pelajaran yang
bermanfaat untuk hidup manusia.
Latar belakang perintah itu adalah karena Khalifah Islam
sedang membangun angkatan perang untuk mempertahankan
dan memperluas wilayah kekuasaannya, maka dibutuhkan
angkatan perang yang tangguh dan professional. Bukankah
memanah dan berkuda adalah kemampuan pasukan infanteri
darat pada zaman tersebut. Perintah berenang adalah future
sight Umar Bin Khatab yang memimpikan pasukan angkatan
laut yang tangguh untuk menjangkau daerah-daerah yang
terpisah daratan dari arab. Hal itu akhirnya terbukti dengan
adanya angkatan laut pada khilafah berikutnya, yaitu Ustman
Bin Affan.
Dalam tulisan ini saya tidak dalam kapasitas mengupas
persoalan keberadaan hadits tersebut terlalu jauh, namun
lebih kepada persoalan kemampuan dan sifat-sifat yang
terkandung dalam perintah memanah, berkuda dan berenang
Membudayakan Pendidikan Karakter 155
sebagai modal dasar membangun karakter olah sikap dan raga
tenis meja.
1) Memanah
Memanah adalah salah satu kemampuan dasar manusia
paling tua yang digunakan untuk bertahan hidup dan
melakukan agresi. Dengan memanah manusia mendapatkan
hewan buruan untuk menyambung hidup. Selain itu dengan
memanah manusia melindungi dirinya dari ancaman musuh
dan bahkan menyerang untuk melakukan agresi dan
penguasaan. Semua manusia terutama laki-laki pada zaman
dahulu pasti memiliki kemampuan wajib ini. Perkembangan
zaman juga telah menggeser budaya memanah ini, bila
sekarang menjadi olah raga, namun pada zaman dahulu
memanah adalah masalah hidup atau mati, makan atau tidak
makan, menang atau kalah. Bisa dibayangkan bila seorang
laki-laki tidak dapat memanah pada zaman itu, dapat
dipastikan ia tidak akan mendapatkan respect dari
lingkungannya. Apakah kemudian kemampuan memanah itu
punah dalam kehidupan modern saat ini ?. Saat ini, memanah
menjadi sportainment yang jumlah peminatnya juga sangat
sedikit dibandingkan sepak bola. Namun karakter dan makna
memanah selamanya akan eksis dalam kehidupan manusia.
Ada beberapa hal yang dapat diambil pelajaran dari
kemampuan memanah :
(1) Fokus
Fokus pada sasaran adalah salah satu kemampuan dasar
manusia untuk berhasil. Bila tidak fokus pada tujuan atau
sasaran maka biasanya akan gagal dalam bidang apapun.
Fokus adalah modal besar untuk sukses.
156 Dr. Amka, M.Si.
(2) Self Control
Dibutuhkan kemampuan mengontrol emosi yang stabil,
agar tubuh tenang, tidak bergetar dan nervous ketika
membidik sasaran. Kemampuan mengontrol diri atau self
control sangat penting dimiliki setiap manusia. Maka
Rasulullah pun bersabda “La ghadab” jangan marah, jangan
emosional, karena sifat emosional akan membuat berpikir
tidak rasional dan cenderung salah dalam membuat
keputusan.
(3) Self Management
Untuk mencapai sasaran tertentu perlu diukur jaraknya,
kemudian arah anginnya, belum lagi kekuatan tarikan busur,
teknik menariknya, teknik bernafasnya, teknik mata melihat
sasaran, teknik berdiri dan seterusnya. Ini adalah kemampuan
mengelola potensi dan kekuatan diri untuk mendapatkan
output yang akurat.
Memanah juga mengajarkan manusia untuk menguasai
diri dan alat (busur). Karena hidup manusia sejak dulu pasti
menggunakan alat dalam melakukan kegiatannya. Maka
kemampuan menguasai alat sangat penting agar lancar urusan
dan pekerjaan manusia.
Ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan contoh sikap mental
memanah salah satunya adalah QS : 59:18
“Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),
Membudayakan Pendidikan Karakter 157
dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Kata nazhara dalam ayat tersebut adalah melihat asal
usul. Melihat bagaimana sasarannya, berapa jauh jaraknya,
dan seterusnya. Atau kita sebut sebagai planning atau
perencanaan. Sedangkan lighod adalah hari esok, future
sebagai sasaran kita. Maka orang beriman wajib
merencanakan hari esok atau merencanakan sasarannya.
Pelajaran memanah juga dapat diambil dalam surat Al-
Anfal (8:17) yang artinya :
“Maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh
mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh
mereka, dan bukan kamu yang melempar, tetapi
Allah lah yang melempar. (Allah berbuat demikian
untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi
kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan
kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Ayat ini mengajarkan bahwa melempar (memanah)
merupakan proses untuk kembali ke Allah, karena yang
membunuh, melempar, serta memberi kemenangan adalah
Allah. Para pemain tenis meja perlu memahami bahwa yang
melempar bola dalam setiap gerakan, sebenarnya, adalah
Allah. Yang memberi kemenangan sebenarnya adalah Allah.
Maka pandailah bersyukur dengan cara selalu mengembalikan
segala capaian hanya kepada Allah SWT.
158 Dr. Amka, M.Si.
2) Berkuda
Mungkin sebagian kita akan mengatakan bahwa berkuda
itu ibarat kemampuan naik kendaraan seperti motor atau
mobil. Sebenarnya bisa saja seperti itu. Namun ada beberapa
hal lain yang bisa diambil hikmahnya dari berkuda antara lain:
(1) Leadership
Kuda adalah benda hidup, bukan seperti benda mati.
Setiap yang hidup pasti memiliki jiwa, perasaan, insting atau
pikiran. Maka dengan berkuda sebenarnya kita berlatih untuk
mengendalikan makhluk hidup dengan baik. Mengarahkanya,
menyetirnya, memicunya, untuk bergerak sesuai arah serta
kebutuhan pengendara. Kemampuan mempengaruhi serta
mengendalikan menjadi nilai utama dalam diri pemimpin
yang handal.
(2) Empati
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa kuda adalah
makhluk hidup yang memiliki jiwa. Maka perlu manusia
berempati agar hubungan emosional antara yang
menunggangi dan yang ditunggangi dapat selaras. Misalkan
kuda belum makan, maka beri makan dulu sebelum dipacu.
Atau juga kuda tidak bisa tenang dan loncat-loncat, biasanya
ada yang mengganggunya, maka perlu joki mengelus-elus
leher kuda dan berbisik perlahan ditelinganya. Inilah perlunya
empati dalam kepemimpinan seperti seorang pemimpin yang
berempati paa yang dipimpin.
(3) Mengendalikan Sifat Kebinatangan
Membudayakan Pendidikan Karakter 159
Kebinatangan adalah salah satu faktor penghambat
keberhasilan manusia. Tergesa-gesa, malas, hypersex, banyak
makan, emosional, agresif, intoleran adalah sifat kebinatangan
yang harus dikendalikan. Seperti seorang joki mengendalikan
kuda supaya baik jalannya. Sifat-sifat buruk itu tentu ada
dalam diri kita, maka perlu joki yang handal yaitu joki yang
memiliki kemampuan untuk menjaga qolb (hati) agar dapat
mengendalikan jiwa kebinatangan dalam dirinya.
Berkuda menjadi salah satu kesenangan tersendiri bagi
yang memiliki hobi berkuda. Terdapat ayat al-Qur’an tentang
berkuda agar kita dapat mengambil pelajaran di dalamnya,
yaitu Surat Al ‘Aadiyat, sebagai berikut :
(1) Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-
engah
(2) Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku
kakinya)
(3) Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi
(4) Maka ia menerbangkan debu.
Ayat tersebut mengajarkan tentang semangat hidup
besar, dengan hentakkan kaki yang optimis dan mulai dengan
kegiatan pagi hari yang baik, shalat subuh, dhuha sebelum
beraktivitas. Maka ia akan membuat bekas jejak yang kuat dan
mengetarkan musuh-musuhnya.
Dalam surah Al Anfal (8:60), juga terdapat pelajaran dari
berkuda yang artinya :
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka
kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari
kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
160 Dr. Amka, M.Si.
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup
kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan)”.
Ayat tersebut mengajarkan agar kita melakukan
persiapan dengan sekuat tenaga, seperti tenaga kuda untuk
mencapai tujuan, menggetarkan muruh-musuh Allah, musuh
kita, dan musuh yang tidak diketahui. Pemain tenis meja perlu
melakukan persiapan matang agar dapat menaklukkan lawan
main yang kekuatannya tidak diketahui.
3) Berenang
Bila memanah adalah hubungan human to thing
(manusia dengan benda mati), berkuda adalah hubungan
human to living (manusia dengan makhluk hidup), sementara
berenang adalah hubungan human to him self (manusia
dengan diri sendiri). Karena berenang memang tidak bisa
bersama-sama, tentu sulit kalau berenang bergandengan
tangan. Walaupun banyak orang di kolam renang tetapi tetap
saja manusia berenang sendirian, dengan kemampuannya
sendiri. Di bawah ini nilai-nilai edukatif dalam aktifitas
berenang, yaitu:
(1) Entrepreneurship (kemandirian)
Membudayakan Pendidikan Karakter 161
Prinsip kemandirian adalah tidak bergantung kepada
orang lain atau fasilitas dan alat. Ia mengerahkan semua
kemampuannya dalam berenang baik bernafas, tangan
mengayuh dan kaki yang menyibak air, otot yang bekerja
serasi hingga mata yang melihat jalur renang. Semua anggota
tubuh mulai dari kepala, leher, tangan, badan, paha, kaki,
hingga jari-jari difungsikan ketika berenang. Pengembangan
kemampuan diri secara total dan tidak bergantung orang lain
inilah yang dinamakan kemandirian atau entrepreneurship.
Misalkan kita merenangi sebuah sungai yang luas atau
panjang tanpa alat, maka berhasil tidaknya kita sampai tujuan
benar-benar bergantung apakah kita mengerahkan semua
kemampuan dan tidak bergantung pada bantuan apapun dan
siapapun.
(2) Self Power Development (pengembangan kemampuan
pribadi)
Berenang juga pelajaran untuk mengembangkan seluruh
kemampuan, bakat, potensi, dan kekuatan diri yang asli.
Dalam Al Qur’an disebutkan pada surah Al Hadid (57:1)
“Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada
Allah. Dialah yang Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana”.
Semua kemampuan diri harus difungsikan atau
ditasbihkan ketika berenang. Semua perangkat diri menyatu
atau bergabung dengan air dengan gerakan yang kolaboratif.
Inilah pelajaran penting dari berenang.
162 Dr. Amka, M.Si.
Karakter-karakter di atas tidak terbantahkan, sangat
diperlukan agar manusia dapat sukses dalam kehidupan atau
setiap aktifitas yang dilakukan. Semakin jelaslah bahwa Islam
memang memberikan kemenangan bagi yang meyakininya.
Menyakini tidak hanya dengan iman, tetapi juga dengan
kecerdasan yang dimiliki manusia. Sinergitas antara nilai
karakter dalam tenis meja dengan kecerdasan majemuk, akan
mencetak manusia yang unggul dan berakhlak mulia.
Ranah kecerdasan universal yang terdapat dalam tiga
permainan, memanah, berkuda, dan berenang adalah :
a) Matematika (logika) : memanah
b) Spasial : memanah
c) Linguistik : berkuda
d) Musikal (irama gerak tubuh) : berenang
e) Kinestetik : berenang
f) Interpersonal : berkuda
g) Intrapersonal (self motivation): berenang
Tenis meja sebagai salah satu cabang olah raga secara
simultan menggunakan tiga kemampuan dasar olah raga yang
telah diajarkan oleh Rasulullah serta dikuatkan ajaran
Khulafa’ur Rosyidin. Pemain tenis meja perlu merefleksikan
nilai karakter ketiga cabang olah raga tersebut. Makna
kontekstual dalam permainan tenis meja dapat dipahami
bahwa :
(1) Memanah
Ketika mengarahkan bola ke meja lawan
(2) Berkuda
Membudayakan Pendidikan Karakter 163
Ketika memegang bet dengan kokoh dan kaki yang lincah
bergerak
(3) Berenang
Ketika kekuatan fisik (nafas) dan stamina yang kuat,
tubuh terus bergerak dalam memainkan fungsi tubuh.
Dengan tiga kemampuan dasar memanah, berkuda, dan
berenang tersebut maka olah raga tenis meja akan
menghasilkan olah ragawan yang memiliki kecerdasan luar
biasa, yaitu kecerdasan majemuk. Kecerdasan yang mampu
mensinergikan antara kekuatan fisik dengan kekuatan non
fisik, bahkan spiritual.
Sinergitas nilai karakter dalam tenis meja dapat
diwujudkan ketika pemain tenis meja telah memahami makna
gerakan yang dilakukan dalam bermain. Secara lebih jelas
sinergi karakter tenis meja dipaparkan sebagai berikut:
a) Karakter pingpong berarti hidup tidak dipingpong dan
mempingpong orang;
b) Karakter gerak cepat memilih waktu dan tempat berarti
pandai memaneg waktu dan tempat;
c) Karakter bola isi dan kosong berarti selalu mengisi setiap
kekosongan;
d) Karakter memukul bergantian berarti mengerti setiap
keadaan selalu silih berganti;
e) Karakter karet polos dan bintik berarti berupaya apa
adanya tanpa dipengaruhi apapun;
f) Karakter memberi dan menerima berarti give the best and
take the risk.
164 Dr. Amka, M.Si.
Paling tidak poin-poin dalam olah raga tenis meja tersebut
menyimpan kandungan kemuliaan seperti uraian di atas,
yang dapat teraplikasikan dalam pendidikan karakter akhlak
mulia olah ragawan tenis meja. Tenis meja tidak sekedar olah
raga untuk memperkuat otot saja, tetapi juga memperkuat
akhlak mulia.
Pemain tenis meja yang telah dapat menemukan makna
dari setiap gerakan yang dilakukan maka akan terjadi sinergi
nilai karakter yang akan membentuk kepribadian yang mulia.
Cerminan dari adanya sinergi nilai karakter tersebut adalah
melalui sportifitas, kejujuran, pandai bersyukur, berjuang
keras, serta kepasrahan dalam bermain untuk menjadi yang
terbaik. Ambillah makna, jadilah atlet tenis meja yang
memiliki karakter akhlak mulia.
Membudayakan Pendidikan Karakter 165
DAFTAR PUSTAKA
Www.bloggersbugis.com, diakses tanggal 2 Februari 2015
George Ritzer, dan Doouglas Goodman, Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Kencana, 2003,
http://edukasi.kompasiana.com. Diakses tanggal 20 Februari
2015
http://enisuryanitas3.blogspot.com/2011), diakses tanggal 10
Februari 2015.
http://ibnukatsironline.blogspot.com/2014/09/tafsir-surat-
al-baqarah-ayat-74.html#gsc.tab=0
http://nurii-thaa.blogspot.com/2013/04/pendidikan, diakses
tanggal 7 Maret 2015
Kemdiknas. Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta:
Puskur dan Perbukuan, 2010.
Kemdiknas. Desain Induk Pendidikan Karakter.Jakarta: Puskur
dan Perbukuan, 2010.
Kemendiknas. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Karakter.Jakarta: Puskur dan perbukuan, 2011.
Kemdiknas. Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa, 2010-2025
Napitupulu, Permainan Tenis Meja, Jakarta, tahun 1979.
Pusat Kurikulum. Pengembangan dan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. Jakarta, 2009.
166 Dr. Amka, M.Si.
Soetomo, Tenis Meja, Bandung: PT. Sastra Hudaya, 1981.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
Wikipedia.org, diakses tanggal 27 Februari 2015
www.Tenismeja.org, diakses tanggal 27 Februari 2015