membuat koleksi serangga 2

Upload: alia-syarifiah

Post on 09-Jul-2015

807 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Tugas Entomologi

Membuat Koleksi Serangga

Disusun oleh: Masayu Alia Syarifiah 1404.1006.0085

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN 20011

Membuat Koleksi Serangga

Dimana dan Bagaimana Cara membuat Koleksi.Sebelum membuat koleksi, seseorang terlebih dahulu harus mengetahui bahwa serangga langka dan terancam punah dilindungi oleh hukum, seperti tumbuhan dan hewan langka dan terancam punah lainnya. Hal ini merupakan kewajiban seorang kolektor untuk mengetahui pembatasan ini.. Juga izin tertulis harus diperoleh sebelum pengumpulan data dalam suaka margasatwa, lahan dikelola oleh konservasi alam, atau negara dan taman lokal. Pengumpulan koleksi dalam taman nasional dilarang oleh hukum. Untuk mengamankan suatu perwakilan koleksi dari serangga dalam setiap musim pada tahun pembuatan koleksi, seseorang harus selalu berhati-hati pada setiap spesies yang berbeda. Koleksi di bangun dari specimen yang di ambil secara acak atau yang dilakukan selama jangka waktu yang pendek tidak akan mewakilkan spesies yang datang dalam suatu tempat. Oleh karena itu, dalam melakukan perjalanan untuk membuat koleksi yang pasti pada berbagai habitat diperlukan membalikan bebatuan, kayu, sampah, dan daun. Melakukan penyapuan dalam alfalfa, rumput, dan potongan kecil gulma akan memperlihatkan spesies yang sama sekali berbeda. Kupu-kupu dapat ditangkap menggunakan insect net dengan menjatuhkan jaring diatas mereka ketika mereka sedang turun. Serangga air dapat dijaring menggunakan water net. Berbagai macam serangga tertarik pada getah yang menetes dari tunggul atau batang pohon, yang memberikan pengoleksian yang baik di awal musim semi. Serangga tanah mungkin bias didapatkan dengan meletakkan humus dan dedaunan didalam berlese funnel atau dengan menggunakan saringan yang berbeda untuk menyusun bahan menurut ukurannya. Daftar habitat yang diberikan di bawah ini tidak berarti salah satu yang terlengkap, tapi mencakup situs di mana perwakilan atau suatu ordo-ordo dapat ditemukan.Apterygota (termasuk springtails dan bristletails). Terdapat di bawah kertas tua, dedaunan, di dalam buku tua dan di pabrik tepung. Terutama umumya dapat ditemukan pada tempat-tempat lembab seperti dibawah papan atau vegetasi yang membusuk. Ephemeroptera (lalat capung), Odonata (damselflies, capung), Plecoptera (stoneflies), dan Trichoptera (caddiesflies). Imago dapat ditemukan di dekat sungai dan kolam beristirahat di bebatuan, alang-alang, dan semak-semak atau pada cahaya lampu yang tedekat. Imago dapat ditemukan di dekat sungai dan kolam beristirahat di bebatuan, alang-alang, dan semak-semak, atau lampu dekat. Species yang belum dewasa di sungai, kolam, dan habitat air lainnya.. Orthoptera (belalang, jangkrik, dan lain-lain). Dalam rumput yang tinggi, di bawah kulit kayu, di bawah kayu dan di bebatuan pada tepi ladang, di dekat cahaya lampu, di pepohonan, dan di ruang bawah tanah yang lembab.

Blattaria (kecoa). Dibawah kulit kayu, bebatuan, dan pada kayu yang membusuk, dan di rumahrumah, dan ruang bawah tanah yang lembab, garasi, dan tumpukan sampah. Mantodea (mantids). Pada vegetasi dan di dekat cahaya lampu. Phasmida (walkingsticks). Pada pohon dan semak belukar. Isoptera (rayap). Di dasar tonggak pagar, di bawah dan di atas kayu yang membusuk, di bawah kotoran di padang rumput, di batang rumput, dan pohon, dan di kardus dan surat kabar yang dibuang. Psocoptera (psocids dan booklice). Dalam buku-buku atau makalah lama dan di batang pohon. Anoplura (kutu penghisap). Pada ternak dan hewan pengerat. Mallophaga (chewinglice). Umumnya pada burung. Hemiptera (serangga sejati). Dalam rumput dan gulma, di bawah bebatuan, di dekat atau dalam air, di bawah kulit kayu dan dedaunan, di cahaya lampu dan di kebun-kebun. Homoptera (kutu daun, wereng, dan lain-lain). Sekitar semak, rumput, gulma, dan berbagai macam tanaman pertanian. Thysanoptera (thrips). Umunnya di temukan pada bunga. Coleoptera (kumbang). Pada pohon dan semak belukar, di bawah bebatuan, di bawah kulit pohon, di kayu yang membusuk, di bawah materi yang membusuk, di dalam air, dan di sekitar bunga. Megaloptera (alderflies, dobsonflies). Pada vegetasi di sekitar sungai, larva terdapat di sungai, dan di sekitar cahaya lampu. Neuroptera (lacewings, dan lain-lain). Pada vegetasi, di cahaya lampu, dan beberapa dapat ditemukan di dalam tanah selama tahap larva. Mecoptera (scorpionflies). Dekat sungai dan di hutan lebat dan vegetasi.Lepidoptera (kupu-kupu, peloncat, dan ngengat). Pada bunga, pada pohon, di cahaya lampu, pada berbagai macam jenis vegetasi sebagai larva. Hymenoptera (lebah, tawon, semut, dan lain-lain). Pada bunga, di dekat lumpur tepi sungai, di cahaya lampu, di bawah bebatuan, pada semak dan pohon, sekitar lumbung, dan rumah-rumah, di bawah jembatan, dan di atas tanah.

Alat alat Pengoleksian.Dalam membuat koleksi, kita juga harus menyiapkan peralatan yang diperlukan ketika pengambilan data. Alat yang diperlukan adalah alat-alat yang berguna untuk mengumpulkan serangga, seperti tangan-tangan pengumpul dan beberapa macam container untuk menyimpan

spesimen yang di kumpulkan. Untuk pengumpulan umum sebaiknya mempunyai paling tidak barang-barang berikut:1. Jaring seragga. 2. Botol pembunuh. 3. Kotak-kotak pil yang mengandung 9. Kertas-kertas lembaran putih biasa. 10. Alat penyedot. 11. Payung pemukul atau lembaran kain. 12. Penyaring. 13. Perangkap. 14. Alat pengumpul akuatik. 15. Lampu kepala (untuk pengumpulan

kertas tissue.4. Amplop-amplop, atau kertas untuk

membuat amplop.5. Botol-botl kecil bermulut lebar untuk

pengawet.6. Pinset. 7. Pipet. 8. Lensa lapangan.

pada waktu malam).16. Pisau lipat. 17. Kuas bulu onta.

Metode Penangkapan spesimen.Setelah mengetahui habitat serangga yang akan dikoleksi, seseorang dapat menentukan metode mana yang paling cocok berdasarkan habitat. Metode juga dapat ditentukan melalaui sifat spesifik suatu serangga, seperti kumbang yang dapat di tangkap dengan menggunakan attraktan. Berikut ini beberapa metode penangkapan spesimen yang dapat di gunakan: Direct Sweeping Teknik ini merupakan yang paling umum dan sering dilakukan oleh para kolektor untuk mencari dan mengumpulkan serangga. Peralatan yang digunakan sederhana. Selain peralatan dasar, peralatan tambahan yang digunakan cukup dengan menggunakan jaring serangga. Pengumpulan serangga dilakukan dengan cara menangkap langsung serangga-serangga dengan bantuan jaring. Metode pengamatan yang dilakukan mencakup metode transek baik mengikuti jalur maupun transek garis. Namun lebih sering digunakan metode transek jalur karena menyesuaikan dengan serangga yang memiliki mobilitas tinggi.

Teknik Jebakan (Trapping) Jebakan merupakan sebuah metode yang mampu menghalangi dan menghentikan pergerakan organisme. Metode jebakan sangat sering digunakan secara intensif dalam entomologi dengan menggunakan perangkat peralatan tertentu baik dengan umpan ataupun tidak maupun dengan atraktan. Bentuk maupun mekanisme jebakan bergantung dari pengetahuan kita tentang perilaku, makanan, maupun habitat serangga. Beberapa modifikasi banyak dilakukan oleh kolektor mengacu pada pertimbangan dasar ini. Hanya sedikit dari sekian banyak jenis-jenis metode jebakan yang dijelaskan disini termasuk perangkat yang digunakannya. Ketinggian tempat perangkat jebakan diletakkan terhadap permukaan tanah sangat penting diperhatikan karena dapt mempengaruhi performa perangkat jebakan tersebut, terutama untuk perangkap cahaya (Light Traps).

Windowpane Trap Sederhana dan tidak terlalu mahal, peralatan yang digunakan yaitu sebuah barir penghalang yang dibuat dari pegangan kaca jendela atau lainnya kemudian ditaruh tegak lurus di atas tanah atau digantungkan. Bagian bawah dari jebakan ini disimpan bak penampung yang diisi dengan cairan pembunuh seperti alkohol atau lainnya sehingga ketika serangga-serangga terbang menuju kaca penghalang akan jatuh menuju bak dan mati. Serangga-serangga yang terkumpul dalam bak segera dicuci bersih dengan alkohol atau dikeringkan lalu diawetkan segera agar tidak rusak. Jenis metode jebakan ini kurang cocok untuk mengumpulkan jenis Lepidoptera dewasa ataupun serangga-serangga lainnya yang rusak apabila dikoleksi dalam cairan.

Interception Nets and Barriers Lembaran jaring setinggi 1.8 meter dapat dibentangkan diantara tiga pohon atau patok sehingga membentuk huruf V dimana ujung yang melebar terbuka. Teknik ini dapat menjerat banyak jenis serangga-serangga terbang. Terutama bila jebakan dikombinasikan dengan menanamkan lampu/sumber cahaya yang menghadap pada sisi V yang terbuka dan disesuaikan dengan arah angin dimana bagian yang terbuka harus berlawanan dengan arah angin.

Malaise Trap Merupakan modifikasi dari jenis Interception Nets yang lebih kompleks, didesain oleh seorang Entomologis asal Swedia bernama Rene Malaise. Perangkat jebakan ini terdiri dari empat buah jaring vertikal yang dibentangkan pada sumbu yang

sama masing-masing membentuk sudut 90 derajat satu sama lainnya. Bagian atasnya ditutup oleh kain yang berbentuk segiempat yang disesuaikan sedemikian rupa sehingga menuju pada satu outlet tabung pengumpul yang diletakkan pada ujung bagian atas tiang pada sumbu utama. Tabung pengumpul dapat diberikan cairan pembunuh ataupun atraktan, bergantung kebutuhan kolektor. Perangkap jebakan ini bekerja dengan mekanisme menjebak serangga-serangga yang cenderung bergerak ke atas pada satu outlet tabung pengumpul, dimana desain dari tabung pengumpul dibuat sedemikian rupa sehingga serangga-serangga dapat masuk namun tidak bias keluar dari tabung tersebut. Pittfall Trap Jenis perangkat yang cukup sederhana namun efektif dan sangat berguna untuk menjerat serangga. Terdiri dari piring atau baskom kecil, kaleng atau bak kecil. Perangkat jebakan dibenamkan di dalam tanah dimana permukaan tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng/bak yang berisi cairan alkohol atau etilen glikol sebagai agen pembunuh. Etilon glikol lebih banyak digunakan oleh kolektor karena tidak menguap seperti alkohol. bagian atas perangkat jebakan harus ditutup dengan sebuah cover atau pelindung lainnya untuk mencegah masuknya air hujan maupun vertebrata kecil jatuh ke sumur jebakan. Light Traps Light Trap atau perangkap cahaya pada dasarnya digunakan berdasarkan perilaku kebanyakan serangga yang tertarik akan sumber cahaya. Dapat digunakan pada berbagai panjang gelombang cahaya sebagai agen atraktan. Jenis-jenis variasi perangkat jebakan ini dapat dilengkapi dengan menggunakan corong yang mengarahkan pada bak pengumpulan koleksi. kabel dan koneksi listrik harus disediakan untuk penggunaan outdoor. Corong atau bak penampng dapat dibuat dari metal, plastik, kayu atau Hard paper. Perangkat jebakan dapat dipasang dengan atau tanpa pelindung. Namun, jika digunakan untuk beberapa hari pelindung diperlukan untuk mencegah air hujan masuk. Pelindung bisa menggunakan bahan apa saja yang kuat dan kedap air. a. Light Traps (New Jersey Traps) New Jersey Trap menggunakan tambahan alat berupa kipas motor listrik untuk mendesak segera serangga yang terjerat masuk ke bak pembunuh (killing Jar). Jenis perangkat ini terutama digunakan untuk seranggaserangga kecil seperti midges dan gnats (Agas). Tidak dianjurkan menggunakan jenis perangkat ini untuk menjerat ngengat, karena dapat merusak bagian tubuh ngengat saat jatuh ke bak yang berisi cairan pembunuh. Adapaun cara lain untuk mencegahnya yaitu dengan

memasang kain kasa di atas bak agar serangga yang terjerat tidak langsung jatuh dan terbenam pada bak pembunuh, perangkat ini lebih dikenal dengan jenis Minnesota Trap. Perbedaanya, Minnesota Trap tidak menggunakan kipas angin seperti halnya New Jersey Trap. b. Light Traps (Light Sheets) Jenis modifikasi perangkap cahaya lainnya yaitu Light sheets secara prinsip tidak berbeda dengan jenis perangkap cahaya sbelumnya, hanya saja pada jenis perangkat ini menggunakan kain sebagai media penjerat serangga. Kain yang digunakan pada umunya berwarna cerah terutama putih. Kain dibentangkan tegak lurus terhadap permukaan tanah, lampu atau sumber cahaya diletakkan di salah satu sisi kain (sebaiknya ditaruh pada bagian yang tidak terkena angin secara langsung). Kain yang digunakan sebaiknya berbahan nilon karena ringan, mudah dicuci, dan mudah kering. Perangkat jebakan ini sering dipakai untuk menjerat jenisjenis ngengat. Biasanya, serangga-serangga yang terjerat akan menempel pada permukaan kain yang seolah-olah menyala akibat modifikasi pencahayaan dari lampu.

Botol Pembunuh.Setiap botol ukuran apapun dapat digunakan namun ukuran yang paling berguna adalah setengah pint (takaran, 0.568 liter) dan toples dengan mulut yang lebar. Botol berdinding tebal yang terbaik karena tidak mudah pecah. Siapkan larutan kental dari plester Paris dan tuangkan di atas lapisan seburk gergaji yang sebelumnya dipadatkan ke dalam botol. Ketika larutan mulai terbenam, gunakan pensil untuk mendorong lapisan pada lapisan pada beberapa titik untuk membentuk saluran agar fumigant dapat menembus. Biarkan campuran ini kering selama sekitar satu minggu dengan tutup sepenuhnya kencang. Fumigant, seperti etil asetat, dapat ditambahkan setelah gips kering. Sebuah lapisan fumigant dengan ketebalan 1 cm akan sepenuhnya terserap dalam botol standard pembunuh. JANGAN MENGHIRUP FUMIGANT TERSEBUT. BERI LABEL PADA BOTOL BERACUN. Sediakan beberapa strip kertas hisap yang ditempatkan dalam botol, yang akan menyerap kelebihan kelembaban dan menjaga bagian dalam botol tetap kering.

Begitu serangga bertubuh keras dikumpulkan, mereka harus ditempatkan dalam botol pembunuh. Biarkan untuk tetap berada di dalam botol pembunuh selama kurang lebih 1 jam untuk memastikan kematian. Selama perjalanan pengoleksian di mana berbagai jenis dan jumlah serangga sedang dikumpulkan, sangat disarankan untuk memiliki beberapa botol atau memindahkan serangga yang lebih halus untuk mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh serangga yang lebih besar. Fumigant dapat hilang ketika botol dibuka dan ditutup, sehingga harus menambahkannya secara berkala, terutama sebelum perjalanan mengumpulkan koleksi dilakukan dan pada waktu lain ketika serangga tidak mati dalam waktu 2 sampai 3 menit. Kupu-kupu besar, ngengat, kumbang, dan capung dapat ditempatkan dalam botol yang dipisahkan dengan kapas penuh dengan fumigant, atau mereka mungkin disuntik dengan alkohol atau formalin dengan menggunakan jarum suntik. Serangga bertubuh lunak, khususnya pada tahap belum dewasa, tidak boleh ditempatkan dalam botol pembunuh, tetapi harus dibunuh dengan memasukkan mereka ke dalam alkohol atau menyuntikkan serangga tersebut dengan alkohol. Walaupun etil atau isopropyl alcohol cukup untuk memelihara serangga rapuh ini untuk observasi di masa yang akan datang, bahan pengawet lain dapat digunakan dan lebih baik jika specimen tersebut tidak di tempatkan di dalam koleksi penelitian (pada lihat bagian mengenai presentasi cair).

Pelemasan.Jika dalam alasana apapun, seranggan yang di koleksi tidak dapat di susun hingga serangga tersebut kering, mengendurkan mereka akan mencegah kerusakan. Langkah ini sangat penting. Sebuah tabung pengenduran sangat mudah dibangun dengan menempatkan 5 cm pasir di dasar toples kaca. Pasir dijenuhkan dengan air, dengan beberapa tetes formalin ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan jamur, dan sepotong kertas isap ditempatkan pada permukaan pasir untuk penempatan spesimen. Kemudian ditutup selama 1 sampai 3

hari, tergantung pada ukuran serangga (semakin besar ukuran, semakin lama periode). Berhatihatilah, karena terlalu lama penyimpanan dapat mengakibatkan periode pertumbuhan jamur dan hilangnya spesimen.

Penjepitan.Banyak munculnya serangga dan kemudahan dalam melihat karakteristik diagnostik tergantung pada kerapihan dan kepedulian yang dilakukan pada saat penyematan. Jepit semua Coleoptera melalui elytron yang benar, seperempat jarak dari pangkal sayap. Hemiptera dan Homoptera harus disematkan melalui scutellum. Ordo lainnya harus di semat melalu mesothorax. Spesimen yang terlalu kecil dan lembut untuk disematkan biasanya sudah terpasang baik pada cardboard points atau micropins. Jika points yang digunakan, serangga tersebut di sentuh oleh point untuk dilapisi oleh setetes kecil lak, cat kuku, atau lem yang telah ditambahkan dan ditempatkan di sebelah kiri penjepit serangga dengan kepala ke depan. Micropins itu pendek, merupakan penjepit yang sangat halus tanpa kepala yang seharusnya menusuk serangga dari sisi ventral. Sisi lain dari micropin ini nantinya akan dihubungkan ke penjepit serangga melalui sedikit gabus atau sumbat.

Cara yang terbaik adalah merentangkan sayap ngengat dan kupu-kupi. Pertama, jepit serangga melalui mesothorax dan masukkan pin dalam lipatan pada papan perentang. Pindahkan forewing anterior sampai margin kembali membentuk sudut siku-siku dengan garis yang sejajar dengan sumbu panjang tubuh. Pegang sayap maju ke posisinya yang sesuai. Selanjutnya, potong strip kertas kecil dan tempatkan strip kertas kecil tersebut di sayap

dan jepit di garis sayap (memerlukan banyak latihan untuk tidak menembus sayap). Penjepit ntuk sementara mungkin di lepas. Tiga sampai lima hari mungkin di perlukan, terutama untuk specimen yang besar, memungkinkan daerah pengeringan yang menyeluruh dengan kelembaban tinggi.

Pemberian Label.Semua spesimen harus mewakilin daerah tempat pengoleksian dan tanggal penangkapan pada label lokalitas. Harus akurat, karena informasi yang tidak benar lebih buruk daripada tidak ada data. Jika anda tidak tahu tanggal yang pastinya, termasuk hanya apa yang pasti. Tanggal harus di tulis pada salah satu gaya berikut: 10 Agustus.1997, 10.VIII.1997, atau VIII.10.1997. Jangan pernah menggunakan 8/10/1997 atau 10/8/1997. Bentuk yang disarankan adalah: KANSAS: Riley Co. Manhattan VIII.10.1997 Label ditempatkan pada penjepit serangga tidak boleh melebihi dari 18 mm pada ukuran 5 mm. Nama kolektor ditempatkan pada label kedua di antara label lokasi. Label koleksi fotografi mungkin lebih aman dengan memasukkan lembar yang diketik dengan kolom pada berbagai macam data yang di inginkan. Lembar ini kemudian di kurangi oleh fotografi dan cetakan. Komputer dapat di program untuk memproduksi label yang dibutuhkan.

Tampilan dan Penyimpanan.Koleksi menjadi berarti ketika spesimen dapat di pelajari atau ditampilkan. Museum dan banyak koleksi pribadi yang biasanya di simpan di dalam lemari kayu atau baja yang terdapat laci-laci yang di tutup kaca. Pada masing-masing laci tersebut, terdapat nampan berisi unit (kardus yang dialasi penjepit bagian bawah dengan busa polyethylene) yang dapat menyematkan spesimen untuk mudah dimasukkan dan dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan. Pada masingmasing nampan berisi satu spesies tunggal, dan nampan tersebut biasanya disusun secara alfabetis dari mulai spesies hingga genus, dari genus hingga family, dari family hingga ordo. Kabinet biasanya di susun dalam filogenetik atau ordo untuk referensi yang lebih mudah. Walaupun dengan laci dengan puncak dan pintu kabinet yang sempit, serangga hama, seperti dermestid beetles, sering kali mudah masuk; oleh karena itu, sebuah fumigant pembasmi (mothball, insektisida) harus digunakan, dan laci-laci harus di inspeksi secara rutin untuk memperhatikan tanda-tanda kerusakan yang di akibatkan oleh serangga (residu serbuk di bawah serangga yang tersemat mengindikasikan di makan hama). Kerusakan yang paling sedikit mungkin ketika kabinet terawat pada ruangan dengan temperatur dan kelembaban rendah, dan dimana spesimen yang di fumagasi sebelum disimpan. Untuk pemula, kabinet dan laci museum yang mahal seringkali tidak realistis; oleh karena itu, bagaimana suatu spesimen dapat di simpan dan di perlihatkan? Metode yang paling murah adalah dengan menggunakan kotak cerutu atau kotak-kotak Schmitt, tetapi tanpa penutup kaca dan meningkatkan kemungkinan rusak karena kecelakaan. Walau begitu, kotak-kotak ini

dapat di simpan pada container atau area yang tepat, namun inspeksi yang berkali-kali untuk hama sangat di rekomendasikan. Kemungkinan kedua adalah dengan menggunakan kotak display dengan bagian atas penutup kaca, selain laci-laci museum. Kotak-kotak seperti ini kemungkinan kurang tersedia pada rumah penyuplai alat-alat biologi; walau begitu, dapat diproduksi secara local oleh pengrajin kabinet atau oleh kolektore hingga pada ukuran yang di inginkan. Dan sekali lagi, penjepit bawah dengan busa polyethylene di masukkan untuk menahan spesimen yang disematkan, dan repellent atau insektisida dapat di tambahkan untuk mencegah kerusakan di akibatkan oleh hama. Label ordo atau famili yang di cetak komputer atau tangan dapat di sematkan ke dalam kotak-kotak pada posisi tepat untuk menampilkan keragaman spesies.

Cairan pengawetan.Banyak serangga, khususnya belum dewasa, yang bertubuh lunak dan tidak dapat secara memadai diawetkan dengan menyematkan karena susut dan distorsi tubuh akan membuat identifikasi sulit atau tidak mungkin. Organisme tersebut terbaik diawetkan dengan membunuhdan menjaga mereka dalam cairan. Pengawet yang paling banyak digunakan adalah 70 sampai 80 persen isopropil atau etil alkohol yang kadang-kadang ditambahkan gliserin (sekitar 1 persen atau kurang dari total volume). Alkohol harus diganti setiap 2 sampai 3 hari setelah pengawetan anthropoda karena cairan pengawet akan di encerkan oleh cairan tubuh. Koleksi semacam ini dapat dipertahankan apabila tanpa batas waktu jika tingkat presentasi alkohol dapat di periksa secara berkala. Gliserin memelihara serangga agar tetap lembut walau pun bila persentasi alkohol harus menguap dari container, tetapi itu memperjelas spesimen dengan waktu. Sayangnya, beberapa penyusutan selalu terjadi, dan warna tidak dapat bertahan seperti aslinya, khususnya warna hijau. Cairan pengawet khusus telah di kembangkan untuk merawat kekakuan tubuh dan mencegah penggelapan pada spesimen. Salah satu yang nampaknya paling memuaskan penulis untuk larva adalah sebagai berikut: Minyak tanah Asam asetat glasial 95% etil alkohol Isobutil alcohol Dioxane (bukan dioxin) 30 bagian 20 bagian 90 bagian 30 bagian 10 bagian

Cairan dalam urutan di daftar di campur. Minyak tanah dapat dikurangi 50% jika spesimen dengan kulit sangat tipis seperti larva diptera harus di koleksi (untuk mencegah meledak ketika diluruskan). Untuk hasil terbaik, spesimen harus ditempatkan langsung ke larutan dalam keadaan hidup. Serangga belum dewasa dengan insang tidak boleh disimpan dalam cairan ini karena cenderung terdistorsi. Serangga dengan eksoskeleton yang tebal diawetkan paling baik dalam cairan lain, jika imago, mereka harus di jepit. Setelah beberapa hari ke minggu, cairan harus di buang dan diganti dengan 70 sampai 80 persen isopropil atau etil alkohol untuk penyimpanan permanen, sehingga lemak (larutan ini memberikan warna alami putih pada larva mereka) tidak akan lepas dari spesimen ke larutan. Koleksi dan penyimpanan biasanya di lakukan dalam botol. Botol dengan sumbat neoprene adalah yang paling baik karena penguapan alkohol lebih sedikit, tetapi botol seperti mahal dan penutup kulit atau penutup sekrup sering menjadi pengganti. Namun, penyimpanan jangka panjang dalam jenis yang terakhir ini berisiko karena penutup yang tertutup kencang jarang terjadi. Tingkat alkohol harus sering dipantau secara teratur dan diganti sesuai dengan kebutuhan; kehilangan konsentrasi alkohol yang cepat mungkin terjadi pada saat penggantian botol dan penutup. Ukuran botol yang paling popular adalah 2 atau 4 drams (1 drams = 1/8 ons). Rak botol yang berguna untuk penyimpanan dan memungkinkan akses siap untuk spesimen; botol tidak boleh ditempatkan dalam kotak koleksi dengan spesimen disematkan karena botol sering berguling dan menghancurkan banyak koleksi. Setiap botol harus berisi label yang mengidentifikasi daerah pengkoleksian, tanggal, dan kolektor sebagai data minimal. Label harus dibuat dengan tinta india atau dengan pensil lunak; tidak diperbolehkan mengggunakan pena ball-point karena tintanya larut dalam alkohol. Label fotografi atau computer yang di produksi sangat berguna juga praktis hanya jika membuat koleksi yang besar. Jika spesimen menjadi kering karena penguapan alkohol dari botol, spesimen mungkin bentuknya telah berubah. Sebuah spesimen yang sering digunakan, tapi agak inferior, metodenya adalah dengan perendaman spesimen dalam larutan hidroksida yang lemah (kurang dari 5 persen) sampai bentuk normal kembali. Cuci dalam asam asetat lemah dan kemudian di lanjutkan dengan mentransfer ke alkohol 25, 50, dan akhirnya 75 persen untuk melengkapi proses. Asam asetat menetralisir apapun yang tersisa dari KOH dan kemudian melambatkan paparan untuk meningkatkan konsentrasi alkohol yang dapat mencegah kerusakan. Teknik yang lain dan yang lebih baik melibatkan perebusan spesimen dalam alkohol 85 persen dan kemudian memindahkannya ke alkohol dingin dengan konsentrasi yang sama. Metode tersebut biasanya lebih mudah dan lebih aman dan menghasilkan hasil yang lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan teknik KOH.