membolos juga

11
46 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan Layanan Bimbingan Kelompok Siswa Neni Arni Yeti Ervi Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buruk tersebut dan merubah kebiasaan buruk tadi menjadi kebiasaan yang baik serta untuk meembuktikan apakah Layanan Bimbingan Kelompok efektif mengurangi kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek pada siswa SMP N 2 Purwodadi di kelas VIII D terutama untuk 10 siswa tersebut. Populasi adalah siswa kelas VIII D SMP N 2 Purwodadi, sebanyak 10 siswa.Diantaranya 8 siswa laki- laki dan 2 siswa perempuan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan bimbingan dan konseling melalui layanan bimbingan kelompok oleh ( Prayitno : 2004). Teknik pengumpulan data menggunakan pedoman observasi oleh ( Banun Sri Haksasi : 2008). Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap hasil pengamatan, analisis data pada penelitian ini adalah diskripsi kualitatif karena membandingkan tingkat kebiasaan buruk pada siswa antara kondisi awal (prasiklus) dengan siklus I dan siklus II kondisi akhir (Pasca Siklus). Pada pelaksanaan kondisi awal observasi dengan hasil yang didapat dengan jumlah rata rata sebesar 63,8% dalam kategori Tinggi. Pada siklus I kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan masuk dalam kategori Baik dengan hasil rata-rata tertinggi mencapai 64,7%. Pada Siklus II kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori Sangat Baik dengan hasil rata-rata tertinggi mencapai 86,3%. Pada kondisi akhir jumlah rata- rata kebiasaan buruk siswa menjadi menurun menjadi 36,4%. Simpulan kebiasaan buruk siswa dalam membolos dan mencontek berkurang dengan melalui layanan bimbingan kelompok. Kata Kunci : Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek, Layanan Bimbingan Kelompok, Siswa SMP. PENDAHULUAN Latar Belakang Sekarang ini kita sering melihat dan mendengar banyaknya siswa yang berangkat dari rumah dan berpamitan kepada orang tuanya untuk sekolah, tetapi ia tidak sampai kesekolah. Ini adalah salah satu contoh kebiasaan buruk siswa.Bukan hanya itu saja, pada saat ulangan banyak siswa yang mencontek dalam mengerjakan ulangan tersebut.Kebiasaan buruk siswa berawal dari dirinya sendiri dan banyak faktor- faktor yang mepengaruhi siswa tersebut.Kebiasaan- kebiasaan tersebut di atas sering terjadi karena siswa merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri disekolah maupun dikelas. Contohnya pada membolos, siswa melakukan tindakan membolos dikarenakan siswa tersebut merasa bosan dan tidak senang pada guru dan pelajaran yang ia ikuti. Adapula siswa yang membolos dikarenakan ia terlambat masuk sekolah dan tidak diperbolehkan oleh gurunya masuk kedalam kelas, menyebabkan siswa tersebut tidak dapat mengikuti pelajaran. Agar kebiasaan buruk ini tidak berlanjut, kita harus membangun suatu kebiasaan positif dalam kehidupan siswa untuk mengubah kondisi siswa menjadi kondisi yang lebih baik lagi.Untuk membuat siswa menyadari kebiasaan buruk ini, siswa memerlukan konstrasi dan kesadaran yang tinggi.

Upload: kang-didan-praboe

Post on 18-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jangan membolos nak....

TRANSCRIPT

Page 1: membolos juga

46 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Upaya Mengurangi Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek Dengan

Layanan Bimbingan Kelompok Siswa

Neni Arni Yeti Ervi

Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buruk tersebut dan merubah kebiasaan buruk tadi

menjadi kebiasaan yang baik serta untuk meembuktikan apakah Layanan Bimbingan Kelompok efektif

mengurangi kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek pada siswa SMP N 2 Purwodadi di

kelas VIII D terutama untuk 10 siswa tersebut. Populasi adalah siswa kelas VIII D SMP N 2

Purwodadi, sebanyak 10 siswa.Diantaranya 8 siswa laki- laki dan 2 siswa perempuan. Metode

penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan bimbingan dan konseling melalui

layanan bimbingan kelompok oleh ( Prayitno : 2004). Teknik pengumpulan data menggunakan

pedoman observasi oleh ( Banun Sri Haksasi : 2008). Adapun teknik analisis data dalam penelitian

ini dilakukan terhadap hasil pengamatan, analisis data pada penelitian ini adalah diskripsi kualitatif

karena membandingkan tingkat kebiasaan buruk pada siswa antara kondisi awal (prasiklus) dengan

siklus I dan siklus II kondisi akhir (Pasca Siklus). Pada pelaksanaan kondisi awal observasi dengan

hasil yang didapat dengan jumlah rata – rata sebesar 63,8% dalam kategori Tinggi. Pada siklus I

kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan masuk dalam

kategori Baik dengan hasil rata-rata tertinggi mencapai 64,7%. Pada Siklus II kondisi siswa sewaktu

mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori Sangat Baik dengan hasil

rata-rata tertinggi mencapai 86,3%. Pada kondisi akhir jumlah rata- rata kebiasaan buruk siswa

menjadi menurun menjadi 36,4%. Simpulan kebiasaan buruk siswa dalam membolos dan mencontek

berkurang dengan melalui layanan bimbingan kelompok.

Kata Kunci : Kebiasaan Buruk Dalam Membolos Dan Mencontek, Layanan Bimbingan Kelompok,

Siswa SMP.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sekarang ini kita sering melihat dan mendengar banyaknya siswa yang berangkat dari rumah

dan berpamitan kepada orang tuanya untuk sekolah, tetapi ia tidak sampai kesekolah. Ini adalah salah

satu contoh kebiasaan buruk siswa.Bukan hanya itu saja, pada saat ulangan banyak siswa yang

mencontek dalam mengerjakan ulangan tersebut.Kebiasaan buruk siswa berawal dari dirinya sendiri

dan banyak faktor- faktor yang mepengaruhi siswa tersebut.Kebiasaan- kebiasaan tersebut di atas

sering terjadi karena siswa merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri disekolah maupun dikelas.

Contohnya pada membolos, siswa melakukan tindakan membolos dikarenakan siswa tersebut merasa

bosan dan tidak senang pada guru dan pelajaran yang ia ikuti. Adapula siswa yang membolos

dikarenakan ia terlambat masuk sekolah dan tidak diperbolehkan oleh gurunya masuk kedalam kelas,

menyebabkan siswa tersebut tidak dapat mengikuti pelajaran.

Agar kebiasaan buruk ini tidak berlanjut, kita harus membangun suatu kebiasaan positif dalam

kehidupan siswa untuk mengubah kondisi siswa menjadi kondisi yang lebih baik lagi.Untuk membuat

siswa menyadari kebiasaan buruk ini, siswa memerlukan konstrasi dan kesadaran yang tinggi.

Page 2: membolos juga

47 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Seseorang yang ditanya apakah dia memiliki kebiasaan buruk, dan menjawab tidak mempunyai

kebiasaan buruk, maka sebenarnya ia memiliki kebiasaan buruk. Artinya mungkin saja siswa tersebut

tidak menyadari bahwa sebenarnya ia memiliki kebiaaan buruk. Kebiasaan buruk dalam membolos

dan mencontek dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor individu, faktor lingkungan, dan

faktor teman sebaya.

Membolos adalah suatu perbuatan dimana siswa yang datang terlambat dan melarikan diri dari

aktifitas sekolah. Mencontek adalah suatu perilaku meniru, menyimplak, karya orang lain baik tulisan

atau tidak, yang mana dapat merugikan orang lain. Kebiasaan buruk menurut penulis adalah kebiasaan

yang membuat siswa menjadi sering mengulangi perbuatan negatif yang akibatnya dapat dirasakan

oleh siswa tersebut.Karena kebiasaan membolos dan mencontek merupakan kebiasaan buruk yang

berdampak negatif.

Kondisi awal tingkat kebiasaan buruk yang terjadi di SMP N 2 Purwodadi siswa kelas VIII D

tergolong sangat tinggi. Berdasarkan data yang di dapat dari Guru BK, terdapat 10 siswa kelas VIII D

yang bermasalah atau siswa yang melakukan kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek, siswa

– siswa tersebut antara lain: BAF, DLW, ETT, GIR, IAP, LP, RR, RA, SW, dan TA.

Tujuan Penelitian

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Tujuan tersebut antara lain yaitu :

a. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang sering membolos dan mencontek.

b. Untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan dari tindakan layanan bimbingan kelompok dan

diperolehnya peningkatan kualitas layanan bimbingan kelompok.

c. Untuk membuktikan apakah melalui layanan bimbingan kelompok dapat efektif untuk mengurangi

kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek pada siswa SMP N 2 Purwodadi.

LANDASAN TEORI

Kebiasaan Buruk

a. Pengertian Kebiasaan buruk

Kebiasaan Buruk adalah adalah suatu tindakan seseorang yang tidak memerlukan

konsentrasi dalam melakukan suatu perbuatan yang buruk, dan biasanya dilakukan berulang- ulang

yang meliputi membolos dan mencontek. Kebiasaan buruk yang terjadi pada siswa bermacam-

macam, antara lain yaitu membolos dan mencontek.

1. Membolos dalam kutipan (Muhammad-reza.blogspot.com/2013/03/perilaku-

membolos.ht).Teasley (dalam Jacobs & Kristonis, 2007) mendefinisikan membolos sebagai

setiap kejadian ketika seorang siswa tidak hadir sekolah. Stou (dalam Reid, 2004:59)

menjelaskan bahwa perilaku membolos merupakan perilaku sebagai absen dari sekolah untuk

alas an yang tidak sah. Sedangkan Reeves (2006) mendefinisikan membolos sebagai

ketidakhadiran tanpa alas an selama lima kali atau lebih per semester. Berdasarkan uraian di

Page 3: membolos juga

48 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

atas maka di simpulkan bahwa perilaku membolos adalah bentuk perilaku atau tindakan negatif

siswa yang tidak hadir selama jam belajar- mengajar yang melebihi absensi peraturan sekolah

minimal 7 hari atau lebih dalam satu tahun ajaran, serta hal ini dilakukan tanpa alas an yang

pasti dan tidak dapat dimaafkan oleh guru ataupun pihak sekolah.

2. Mencontek dalam tulisan (auliyaoneday.blogspot.com/…/budaya-mencontek-dan-

pengaruhnya_5478)

Deighton (Alhadza, 2004) berpendapat bahwa mencontek adalah upaya yang dilakukan

seseorang untuk mendapatkan keberhasilan yang tidak jujur. Sedangkan Bower (Alhadza, 2004)

berkata bahwa mencontek adalah suatu perbuatan yang menggunakan cara- cara yang tidak sah

untuk mendapatkan nilai akademis atau menghindari dari kegagalan dalam nilai akademis.

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi kebiasaan buruk siswa

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan buruk siswa dari sumber internet

(auliyaoneday.blogspot.com/…/budaya-mencontek-dan-pengaruhnya-478.html).

1. Dalam membolos

Ada tiga faktor yang menimbulkan perilaku membolos, antara lain adalah:

a) Faktor Personal atau Diri Sendiri

b) Faktor Keluarga

c) Faktor Sekolah

2. Dalam mencontek

Dalam kebiasaan buruk mencontek, ada lima faktor yang mempengaruhinya, antara lain:

a) Faktor Siswa

b) Faktor Guru

c) Faktor Materi Pelajaran

d) Faktor Orang Tua

e) Faktor Lingkungan dan Kelompok

c. Jenis- jenis Kebiasaan Buruk

Selain kebiasaan buruk membolos dan mencontek, ada beberapa kebiasaan buruk lagi, diantaranya

adalah:

1. Berpakaian yang kurang rapi di dalam lingkungan sekolah

2. Tidak menjaga ketertiban di dalam lingkungan sekolah

3. Tidak adanya sopan santun

4. Perilaku pulang sekolah yang cenderung tidak tertib

d. Dampak Negatif Kebiasaan Buruk

1. Dampak kebiasaan buruk dalam membolos

a) Siswa ketinggalan pelajaran

b) Mudah terpengaruh pada dunia luar

c) Nilai ulangan semakin menurun

Page 4: membolos juga

49 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

2. Dampak kebiasaan buruk dalam mencontek

a) Menghalalkan segala cara

b) Malas belajar

c) Tidak percaya diri

d) Menular

e. Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk

Beberapa cara untuk mengatasi kebiasaan buruk :

1. Dalam membolos

a) Orang tua dan sekolah harusnya bekerja sama untuk mengatasi anak atau siswa yang suka

membolos.

b) Ketatnya peraturan sekolah agar siswa tersebut tidak melakukan tindakan atau kebiasaan

membolos.

c) Memberikan kesempatan pada siswa yang terlambat untuk tetap mengikuti pelajaran dengan

ganjaran hukuman yang telah disepakati.

d) Pengawasan orang tua yang harus optimal.

2. Dalam mencontek

a) Dengan melakukan teguran verbal pada siswa yang mencontek, teguran verbal.

b) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa agar ia tidak mencontek.

c) Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan baik pada siswa.

d) Memberikan sangsi yang berat pada siswa yang benar- benar mencontek.

e) Mengajak siswa ikut kegiatan belajar kelompok.

f) Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok.

Menurut Gazda, bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberi informasi yang bersifat

personal, vokasional, dan sosial. Gazda (1978, dalam Prayitno: 1994) mengemukakan bahwa

bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk

membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

g) Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Margaret E. Bennet (dalam Elida Prayitno: 2005), tujuan bimbingan kelompok adalah

sebagai berikut:

a. Melengkapi kesempatan belajar dalam mencapai pengarahan diri dengan memperhatiakan

aspek pendidikan, jabatan, personal-personal melalui :

1) Problem hubungan interpersonal group studi dan membantu memilih pengalaman kelompok

dalam kehidupan disekolah.

2) Problem pertumbuhan group studi.

3) Membantu orientasi, situasi, dan menggunakan kesempatan sebaik- baiknya.

Page 5: membolos juga

50 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

4) Grup studi pengetrapan efisien metode mengajar.

b. Melengkapi penyembuhan yang tepat melalui :

1) Pelepasan emotional tention.

2) Perspektif kemajuan problem manusia.

a. Memajukan obyek bimbingan secara ekonomis dan efektifitas memungkinkan approach

individu menyeluruh.

b. Melengkapi konseling individual dan memberikan hal-hal yang lebih efektif.

h) Asas-asas Bimbingan Kelompok

Dalam melakukan layanan bimbingan kelompok, terdapat asas- asas yang perlu diperhatikan

yaitu: kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri merupakan tiga etika

dasar konseling (Munro, Manthei dan Small) da lam kegiatan layanan bimbingan kelompok.

i) Fungsi Layanan Bimbingan Kelompok

Fungsi dari bimbingan kelompok adalah untuk pengentasan, pengembangan, pemahaman,

dan pemecahan masalah yang ada di dalam sebuah kelompok yang nantinya bisa dipecahkan

bersama- sama, dan untuk pemahaman siswa tentang masalah ataupun materi yang sudah di bahas

bersama-sama.

PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok terlebih dahulu peneliti mengamati

kondisi awal siswa sebelum mengikuti bimbingan kelompok, berdasarkan hasil pengamatan awal

sebelum dilakukan tindakan untuk mengurangi kebiasaan buruk siswa, yang diidentifikasi

berdasarkan beberapa aspek yang telah ada untuk dijadikan pedoman dalam mengetahui seberapa

berhasilkah layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi kebiasaan buruk siswa, sebagai

gambaran kondisi observasi kondisi awal yang digunakan untuk perbandingan dipaparkan sebagai

berikut :

Tabel 1. Observasi Kondisi Awal Sebelum Bimbingan Kelompok

NO KEGIATAN KRITERIA PENILAIAN

BAF DLW ETT GIR IAP LP RR RA SW TA

1. Aspek Membolos 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3

2. Aspek Mencontek 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3

3. Aspek Berpakaian 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2

4. Aspek Ketertiban 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2

5. Aspek Sopan Santun 2 2 2 4 2 4 4 2 3 2

Page 6: membolos juga

51 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

6. Aspek Perilaku

Pulang Sekolah

3 2 2 2 2 2 3 2 3 4

7. Aspek Kepatuhan

Terhadap Tugas

2 3 2 3 2 3 2 2 2 2

8. Aspek Tanggung

Jawab Piket dan

Tugas Kelas

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

9. Aspek Kebersihan 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3

HASIL 23 22 21 24 22 23 25 23 24 23

% 6,4% 6,1% 5,8

%

6,7

%

6,1

%

6,4

%

6,9

%

6,4

%

6,7

%

6,4

%

JUMLAH 230

% KESELURUHAN 63,8%

KRITERIA TINGGI

Nilai Prosentase

Nilai prosentase diperoleh dari skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus persen.

Jadi nilai prosentase dari pengamatan ini adalah :

NP = 230 x 100 %

360

NP = 63,8 %

Kriteria = Tinggi

Hasil yang diperoleh dari pengamatan awal sebelum melakukan tindakan layanan bimbingan

kelompok dengan observasi langsung dan wawancara ke beberapa Guru dan Siswa dari beberapa

indikator yang telah diteliti adalah 63,8%, nilai tersebut masuk kedalam kriteria (tinggi).

Nilai Prosentase = Skor Perolehan x 100 %

Skor Maksimal

Page 7: membolos juga

52 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Diskripsi Tentang Perilaku Kebiasaan Buruk Siswa Siklus I

Tabel. 2. Hasil Observasi Siklus I Tentang Perikaku Kebiasaan Buruk Siswa

Nilai Presentasi

Nilai presentase diperoleh dari jumlah skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus

persen.

Nilai Presentase =Skor Perolehan

Skor Maksimal × 100 %

Jadi nilai presentase dari pengamatan ini adalah :

NP=20,5

36 × 100 %

NP = 56,9%

Kriteria = Sedang

No Katagori Perilaku

Kriteria Penilaian

Kolaborator Peneliti Jumlah Rata-

rata

%

1. Aspek Membolos 1 2 3 1,5 4,2

2. Aspek Mencontek 2 2 4 2 5,6

3. Aspek Berpakaian 2 3 5 2,5 6,9

4. Aspek Ketertiban 3 3 6 3 8,3

5. Aspek Sopan santun 3 2 5 2,5 6,9

6. Aspek Perilaku Pulang

Sekolah 2 3 5 2,5 6,9

7. Aspek Kepatuhan

Terhadap Tugas 2 2 4 2 5,6

8. Aspek Tanggung Jawab

Piket atau Tugas Kelas 2 3 5 2,5 6,9

9. Aspek kebersihan 3 3 6 2 5,6

Skor Perolehan 20,5 56,9%

Kriteria Sedang

Page 8: membolos juga

53 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Diskripsi Tentang Perilaku Kebiasaan Buruk Siswa Siklus II

Tabel. 3. Hasil Observasi Siklus II Tentang Perikaku Kebiasaan Buruk Siswa

Nilai Presentasi

Nilai presentase diperoleh dari jumlah skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus

persen.

Nilai Presentase =Skor Perolehan

Skor Maksimal × 100 %

Jadi nilai presentase dari pengamatan ini adalah :

NP=28,5

36 × 100 %

NP = 84,7%

Kriteria = Sangat Baik

Diskripsi Kondisi Akhir

Setelah dilakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok dari siklus I dan siklus II kepada

siswa yang dilakukan oleh guru pembimbing sebagai kolaborator, maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

No Katagori Perilaku

Kriteria Penilaian

Kolaborator Peneliti Jumlah Rata-

rata

%

1. Aspek Membolos 3 4 7 3,5 9,7%

2. Aspek Mencontek 3 3 6 3 8,3%

3. Aspek Berpakaian 3 4 7 3,5 9,7%

4. Aspek Ketertiban 4 4 8 4 11,1%

5. Aspek Sopan santun 3 3 6 3 8,3%

6. Aspek Perilaku Pulang

Sekolah 2 3 5 2,5 6,9%

7. Aspek Kepatuhan

Terhadap Tugas 3 4 7 3,5 9,7%

8. Aspek Tanggung Jawab

Piket atau Tugas Kelas 2 3 5 2,5 6,9

9. Aspek kebersihan 3 3 6 3 8,3%

Skor Perolehan 28,5 84,7%

Kriteria Sangat Baik

Page 9: membolos juga

54 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Tabel. 4. Observasi Kondisi Akhir Setelah BKP

NO KEGIATAN KRITERIA PENILAIAN

BAF DLW ETT GIR IAP LP RR RA SW TA

1. Aspek Membolos 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2. Aspek Mencontek 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1

3. Aspek Berpakaian 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1

4. Aspek Ketertiban 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1

5. Aspek Sopan

Santun

2 2 1 2 2 2 1 2 1 1

6. Aspek Perilaku

Pulang Sekolah

1 2 2 1 2 2 1 2 1 1

7. Aspek Kepatuhan

Terhadap Tugas

2 1 2 1 2 2 1 2 1 1

8. Aspek Tanggung

Jawab Piket dan

Tugas Kelas

1 2 2 2 2 2 1 2 1 1

9. Aspek Kebersihan 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2

HASIL 14 14 13 15 16 16 10 14 9 10

% 3,9% 3,9% 3,6

%

4,2

%

4,4

%

4,4

%

2,8

%

3,9

%

2,5

%

2,8

%

JUMLAH 131

% 36,4%

KRITERIA Rendah

Nilai Prosentase

Nilai prosentase diperoleh dari skor perolehan dibagi dengan skor maksimal dikali seratus persen.

Nilai Prosentase = Skor Perolehan x 100 %

Skor Maksimal

Page 10: membolos juga

55 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Jadi nilai prosentase dari pengamatan ini adalah :

NP=131

360 × 100 %

NP = 36,4%

Kriteria = Rendah

Tabel. 5. Rekapitulasi Data Obsevasi Kondisi awal dan akhir BKP

No Nama Siswa Kriteria Penilaian

Awal Akhir

1. AAK 23 14

2. DPA 22 14

3. HP 22 13

4. NWP 24 15

5. RP 22 16

6. SUN 23 16

7. SBA 25 10

8. SNH 23 14

9. YBA 24 9

10. YK 23 10

Jumlah 231 131

% 64,1% 36,3 %

Kriteria Sedang Baik

Secara grafik akan ditampilkan dari Kondisi Awal (Pra Siklus) dan Kondisi Akhir (Pasca Siklus)

sebagai berikut :

KESIMPULAN

1) Hasil pada kondisi awal kebiasaan buruk dalam membolos dan mencontek sebelum dilakukan

bimbinga kelompok sebesar 64,1 % dan setelah dilakukan bimbingan kelompok hasil observasi

terhadap kebiasaan buruk membolos dan mencontek menurun menjadi 36,3%.

2) Keefektifan layanan bimbingan kelompok dalam mengurangi kebiasaan buruk dalam membolos

dan mencontek di SMP N 2 Purwodadi kabupaten Grobogan tahun pelajran 2012/2013, ditandai

dengan penurunan kebiasaan buruk siswa menjadi 36,3%

DAFTAR PUSTAKA

Auliyaoneday.blogspot.com/…/budaya-mencontek-dan-pengaruhnya_5478.html.Ayo-kita-

belajar.blogspot.com/2011/04/membolos

Page 11: membolos juga

56 | JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Banun Sri Haksasi.2008. Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Non Tes. Salatiga : Widyasari

Press.

Emilsmam.blogspot.com/…/pengaruh-membolos-dalam-prestasi

Prayitno , Elida. 2005. Layanan Bimbingan Dan Konseling Kelompok. FIP Universitas Negeri

Padang.

Soeseno Bachtiar. 2012. Buku Pintar Memahami Psikologi Anak Didik. Yogyakarta: Pinang Merah

Publisher.

Sukiman.2011. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing (Bimbingan Dan

Konseling).Yogyakarta: Paramitra.