membentuk sekolah yang efektif oleh : mohammad nurul …

21
Membentuk sekolah yang efektif 43 Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019 P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301 MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul Huda STAI Luqman al Hakim Surabaya Abstrak Jenis studi yang banyak mengkaji keberadaan sekolah pada tingkat mikro adalah studi mengenai keefektifan sekolah yang melihat faktor input, proses, dan output atau outcome sekolah secara keseluruhan serta bagaimana hubungan yang terjadi antara input dan proses dengan output atau outcome sekolah. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa studi keefektifan sekolah telah banyak membantu dalam memecahkan masalah pendidikan dalam kaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Pemahaman terhadap institusi sekolah secara menyeluruh sangat penting karena basis utama pendidikan adalah sekolah. Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Berkenaan dengan desentralisasi pendidikan tersebut, di bidang pendidikan dasar, Depdiknas telah menyiapkan konsep otonomi sekolah yaitu manajemen berbasis sekolah. Dengan konsep ini, pemerintah tidak hanya berharap pada meningkatnya mutu pendidikan melainkan juga tercapainya pemerataan, relevansi, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Kata Kunci: Sekolah, Efektif A. Latar Belakang Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah air kita saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Banyak pihak berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pembangunan bangsa di berbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan skenario yang

Upload: others

Post on 03-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 43

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF

Oleh :

Mohammad Nurul Huda

STAI Luqman al Hakim Surabaya

Abstrak

Jenis studi yang banyak mengkaji keberadaan sekolah pada tingkat

mikro adalah studi mengenai keefektifan sekolah yang melihat faktor input, proses,

dan output atau outcome sekolah secara keseluruhan serta bagaimana hubungan

yang terjadi antara input dan proses dengan output atau outcome sekolah.

Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa studi keefektifan sekolah

telah banyak membantu dalam memecahkan masalah pendidikan dalam kaitan

dengan peningkatan mutu pendidikan. Pemahaman terhadap institusi sekolah

secara menyeluruh sangat penting karena basis utama pendidikan adalah sekolah.

Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam

kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan

kebijakan nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah. Berkenaan dengan desentralisasi pendidikan tersebut, di bidang

pendidikan dasar, Depdiknas telah menyiapkan konsep otonomi sekolah yaitu

manajemen berbasis sekolah. Dengan konsep ini, pemerintah tidak hanya berharap

pada meningkatnya mutu pendidikan melainkan juga tercapainya pemerataan,

relevansi, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

Kata Kunci: Sekolah, Efektif

A. Latar Belakang

Salah satu masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di tanah air

kita saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang

pendidikan. Banyak pihak berpendapat bahwa rendahnya mutu pendidikan

merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi tuntutan pembangunan

bangsa di berbagai bidang. Rendahnya mutu pendidikan terkait dengan skenario yang

Page 2: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 44

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

dipakai oleh pemerintah dalam membangun pendidikan, yang selama ini lebih

menekankan pada pendekatan input dan output.

Pemerintah berkeyakinan bahwa dengan meningkatkan mutu input maka

dengan sendirinya akan dapat meningkatkan mutu output. Dengan keyakinan tersebut,

kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah adalah pengadaan sarana dan

prasarana pendidikan, pengadaan guru, menatar para guru, dan menyediakan dana

operasional pendidikan secara lebih memadai. Namun, output yang muncul tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya, pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan ternyata tidak serta merta meningkatkan mutu pendidikan. Sarana dan

prasarana yang memadai malah dapat menjadi pemicu stagnasi dalam perkembangan

pendidikan di sekolah tertentu. Kenyataan tersebut memberi gambaran umum bahwa

pendekatan input dan output secara makro belum menjamin peningkatan mutu sekolah

dalam rangka meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan. Hal ini tidak saja

terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di negara-negara lain. Hasil penelitian untuk

sekolah dasar negeri di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan bahwa input

sekolah mempunyai pengaruh yang kecil terhadap hasil belajar siswa.1

Pendekatan input dan output yang bersifat makro tersebut kurang

memperhatikan aspek yang bersifat mikro yaitu proses yang terjadi di sekolah.

Dengan kata lain, dalam membangun pendidikan, selain memakai pendekatan makro

juga perlu memperhatikan pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara

lebih luas pada institusi sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah

seperti iklim sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa,

dan kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu

sama lain. Dalam kaitan ini Brookover (1979) mengungkapkan bahwa input sekolah

memang penting tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan

input tersebut yang terkait dengan individu-individu di sekolah.

Jenis studi yang banyak mengkaji keberadaan sekolah pada tingkat mikro

adalah studi mengenai keefektifan sekolah yang melihat faktor input, proses, dan

output atau outcome sekolah secara keseluruhan serta bagaimana hubungan yang

terjadi antara input dan proses dengan output atau outcome sekolah. Pengalaman di

1 Abbas Ghozali, Tinjauan Literatur : Effective School Research, Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, No. 021. Tahun ke-5, Januari 2000, Balitbang Depdiknas

Page 3: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 45

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

berbagai negara menunjukkan bahwa studi keefektifan sekolah telah banyak

membantu dalam memecahkan masalah pendidikan dalam kaitan dengan peningkatan

mutu pendidikan. Pemahaman terhadap institusi sekolah secara menyeluruh sangat

penting karena basis utama pendidikan adalah sekolah.

Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam kaitan

dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan nasional

yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Berkenaan

dengan desentralisasi pendidikan tersebut, di bidang pendidikan dasar, Depdiknas

telah menyiapkan konsep otonomi sekolah yaitu manajemen berbasis sekolah.

Dengan konsep ini, pemerintah tidak hanya berharap pada meningkatnya mutu

pendidikan melainkan juga tercapainya pemerataan, relevansi, dan efisiensi

penyelenggaraan pendidikan.

Dengan adanya otonomi sekolah, diharapkan sekolah dapat lebih leluasa

mengelola sumber daya pendidikan dengan mengalokasikannya sesuai dengan

prioritas kebutuhan serta sekolah dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat

setempat, dan mampu melibatkan masyarakat dalam membantu dan mengontrol

pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah.

Sekolah merupakan suatu institusi yang didalamnya terdapat komponen guru,

siswa, dan staf administrasi yang masing-masing mempunyai tugas tertentu dalam

melancarkan program. Sebagai institusi pendidikan formal, sekolah dituntut

menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan akademis tertentu, keterampilan,

sikap dan mental, serta kepribadian lainnya sehingga mereka dapat melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau bekerja pada lapangan pekerjaan yang

membutuhkan keahlian dan keterampilannya.

Keberhasilan sekolah merupakan ukuran bersifat mikro yang didasarkan pada

tujuan dan sasaran pendidikan pada tingkat sekolah sejalan dengan tujuan pendidikan

nasional serta sejauh mana tujuan itu dapat dicapai pada periode tertentu sesuai

dengan lamanya pendidikan yang berlangsung di sekolah.

Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah tersebut, kemudian dikenal

sekolah efektif dan efisien yang mengacu pada sejauh mana sekolah dapat mencapai

tujuan dan sasaran pendidikan yag telah ditetapkan. Dengan kata lain, sekolah disebut

efektif jika sekolah tersebut dapat mencapai apa yang telah direncanakan. Pengertian

Page 4: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 46

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan

dengan apa yang telah dicapai. Sehingga suatu sekolah akan disebut efektif jika

terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan

dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah, sebaliknya sekolah dikatakan tidak

efektif bila hubungan tersebut rendah (Getzel, 1969).

B. Pengertian Sekolah Efektif

Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki standar pengelolaan yang

baik, transparan, responsibel dan akuntabel, serta mampu memberdayakan

setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal,

dalam rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.2

Telah banyak upaya yang dilakukan untuk menjadikan sekolah dapat

memenuhi peran, tugas dan fungsinya sebagai agen pembaharuan, agen

pelayanan masyarakat, dan agen pengembangan sumber daya manusia yang

berkualitas. Banyak diantaranya yang sudah berhasil, tapi ada jumlah yang lebih

banyak lagi yang tidak atau kurang berhasil.

Kemunculan konsep pilar-pilar sekolah efektif menjadi penting, karena

dipandang sebagai terobosan dalam dunia pendidikan di era modern ini.

Sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang

baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap

komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal, dalam

rangka pencapaian visi-misi-tujuan sekolah secara efektif dan efesien.

Efektivitas sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpian

sekolah, guru, tenaga kependidikan, personel lainnya, siswa, kurikulum, sarana

prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan masyarakatnya,

pengelolaan bidang khusus lainnya, hasil nyatanya merujuk pada hasil yang

diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan atau kemiripan antara hasil nyata

dengan hasil yang diharapkan.3

2 Abbas Ghozali, Tinjauan Literatur : Effective School Research, Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, No. 021. Tahun ke-5, Januari 2000, Balitbang Depdiknas 3 Juanda Kasim , ContextualTeaching and Learning (CTL), Sebagai Salah Satu

Alternatif Untuk Dunia Pendidikan Indonesia, UNJ, 2005

Page 5: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 47

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

Beberapa pengertian mengenai Sekolah Efektif menurut para ahli:

1. Menurut Komariah & Triatna (2004: 28), Sekolah efektif sebagai

sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input, proses, output, dan

outcome yang ditandai dengan berkualitasnya komponen-komponen

system tersebut.

2. Menurut Allan A. Glatthron (1990:2-17), Sekolah efektif adalah sekolah

yang mempunyai beberapa karakteristik yaitu: adanya organizational

leadership (Kepemimpinan Organisasi), curriculum leadership

(Kepemimpian Kurikulum), supervisiory leadership (Pemimpin Sebagai

Pengawas), dan management (Manajemen).

Beberapa faktor yang berhubungan dengan fungsi yang menjamin bahwa

organisasi itu dapat mengadakan pembaharuan dengan berorientasi pada

pemecahan masalah:

a. Nilai-nilai budaya dan dukungan yang baik.

b. Sekolah mempunyai misi yang jelas, untuk mengembangkan siswa secara

optimal.

c. Adanya kebijakan sekolah yang memudahkan pencapaian tujuan.

d. Adanya keseimbangan

Ciri – Ciri Sekolah yang efektif menurut para ahli :

1. David A. Squires, et.al. (1983) ciri-ciri sekolah efektif yaitu:

a. Adanya standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, siswa,

dan karyawan di sekolah

b. Memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas

c. Mempunyai standar prestasi sekolah yang sangat tinggi

d. Siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan

e. Siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik

f. Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi

g. Siswa berpendapat kerja keras lebih penting dari pada faktor

keberuntungan dalam meraih prestasi

h. Para siswa diharapkan mempunyai tanggung jawab yang diakui secara

umum

Page 6: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 48

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

i. Kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisi,

serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-sama

dengan para guru dan memungkinkan adanya umpan balik demi

keberhasilan prestasi akademiknya.

2. Jaap Scheerens (1992) sekolah yang efektif mempunyai lima ciri penting

yaitu;

a. Kepemimpinan yang kuat

b. Penekanan pada pencapaian kemampuan dasar

c. Adanya lingkungan yang nyaman

d. Harapan yang tinggi pada prestasi siswa

e. Penilaian secara rutin mengenai program yang dibuat siswa.

3. Edmons (1979) lima karakteristik sekolah efektif yaitu :

a. Kepemimpinan dan perhatian kepala sekolah terhadap kualitas

pengajaran

b. Pemahaman yang mendalam terhadap pengajaran

c. Iklim yang nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan

pembelajaran

d. Harapan bahwa semua siswa minimal akan menguasai ilmu

pengetahuan tertentu

e. Penilaian siswa yang didasarkan pada hasil pengukuran hasil belajar

siswa.

4. Di Inggris , hasil penelitian Rutter (tahun 1979) melaporkan bahwa

sekolah harus memiliki ciri-ciri:

a. Menekankan pada pembelajaran

b. Guru merencanakan bersama dan bekerja sama dalam pelaksanaan

pembelajaran

c. Ada supervisi yang terarah dari guru senior dan kepsek

Page 7: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 49

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

5. Di Amerika Serikat, penelitian Weber (1971), Austin (1978), Brookeover &

Lezotte (1979), Edmonds & Frederickson (1979), Phi Delta Kappa (1980),

secara meta analisis menyimpulkan bahwa sekolah mempunyai ciri:

a. Kepemimpinannya kuat

b. Memiliki harapan yang tinggi bagi siswa dan guru

c. Lingkungannya yang kondusif

d. Kepala sekolah berperan sebagai ‘instructional leader’

e. Kemajuan prestasi belajar siswa sering dimonitor

f. Adanya dukungan pelibatan orang tua secara aktif

6. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, maka Berdasarkan meta analisis

yang dilakukan MacBeath & Mortimer (tahun 2001), disimpulkan bahwa

Sekolah Efektif itu memiliki ciri-ciri :

a. Visi dan misi yang jelas

b. Kepala sekolah yang professional

c. Guru yang professional

d. Lingkungan belajar yang kondusif

e. Ramah siswa

f. Manajemen yang kuat

g. Kurikulum yang luas dan berimbang

h. Penilaian dan pelaporan prestasi siswa yang bermakna

i. Pelibatan masyarakat yang tinggi

Atas dasar hasil meta analisis tersebutlah kemudian MacBeath &

Mortier (2001) menjabarkan lebih lanjut masing-masing ciri/karakteristik

sekolah efektif tersebut secara lengkap yang kemudian disebut sebagai

indikator-indikator sekolah efektif.

7. Edward Heneveld (1992) yang mengungkapkan serangkaian indikator

berupa 16 faktor yang berkenaan dengan sekolah efektif yaitu :

a. Dukungan orangtua siswa dan lingkungan

b. Dukungan yang efektif dari sistem pendidikan

c. Dukungan materi yang cukup

Page 8: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 50

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

d. Kepemimpinan yang efektif

e. Pengajaran yang baik

f. Fleksibilitas dan otonomi

g. Waktu yang cukup di sekolah

h. Harapan yang tinggi dari siswa

i. Sikap yang positif dari para guru

j. Peraturan dan disiplin

k. Kurikulum yang terorganisir

l. Adanya penghargaan dan insentif

m. Waktu pembelajaran yang cukup

n. Variasi strategi pengajaran

o. Frekuensi pekerjaan rumah

p. Adanya penilaian dan umpan balik sesering mungkin.

Bertitik tolak pada dari berbagai teori tersebut, terungkap bahwa

pengertian sekolah efektif memandang sekolah sebagai suatu sistem yang

mencakup banyak aspek baik input, proses, output maupun outcome serta

tatanan yang ada dalam sekolah tersebut. Dimana berbagai aspek yang ada

dapat memberikan dukungan satu sama lain untuk mencapai visi, misi dan

tujuan, dari sekolah yang dikelola secara efektif dan efisien.

Input sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk

terjadinya pemrosesan guna mendapatkan output yang diharapkan. Input

sekolah antara lain manusia (man), uang (money), material atau bahan-bahan

(materials), metode-metode (methods), dan mesin-mesin (mechine).

a. Manusia (man) yang dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pendidikan

adalah siswa sebagai bahan utama atau bahan mentah (raw input). Untuk

menghasilkan manusia seutuhnya diperlukan input manusia yang memiliki

potensi untuk dididik, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan menjadi

manusia seutuhnya.

b. Uang (money) merupakan masukan yang melancarkan pemrosesan raw

input, walaupun bukan yang paling esensial tetapi tidak ada uang maka

perwujudan manusia seutuhnya diragukan. Kedudukan uang daam input

Page 9: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 51

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

pendidikan sangat pentinh untuk membiayai semua program yang telah

ditetapkan. Keuangan sekolah barasal dari pemerintah, masyarakat, dan

orang tua atau wali.

c. Bahan-bahan (materials) adalah bahan fisik yang diperlukan untuk

menunjang terjadinya proses pembelajaran disekolah guna membentuk

siswa seutuhnya. Bahan-bahan atau barang-barang tersebut adalah berupa

sarana dan prasarana, alat-alat pendidikan, dan sumber pendidikan.

d. Metode (methods) Yaitu metode pembelajaran atau cara-cara, teknik, dan

strategi yang dikembangkan sekolah dalam melaksanakan proses

pendidikan.

e. Mesin (mechine) adalah seperangkat yang mendukung terjadinya proses

pembelajaran, dapat berupa teknologi, komputer, radio, televisi, mobil, atau

media-media yang menggunakan teknologi.

Input disini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu input sumber daya

dan input manajemen atau kepemimpinan. Input sumber daya meliputi sumber

daya manusia ( terdiri dari kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan

lainnya ) dan sumber daya lain ( terdiri dari uang, peralatan, perlengkapan,

bahan, bangunan, dan lainnya ). Input Manajemen adalah input potensial bagi

pembentukan sistem yang efektif dan efisien.

Proses penyalenggaraan sekolah menurut Komariah dan triatna adalah kiat

manajemen sekolah dalam mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan

yang telah ditetapkan ( output sekolah ). Proses berlangsungnya sekolah pada

intinya adalah berlangsungnya pembelajaran yaitu terjadinya interaksi antara

siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari

proses pembelajaran. Daya dukung tersebut adalah satu kesatuan aksi yang

menciptakan sinergi proses belajar mengajar yaitu :

a. Proses kepemimpinan yang menghasilkan keputusan-keputusan

kelembagaan, pemotivasian staf, dan penyebaran inovasi.

b. Proses manajemen yang menghasilkan aturan-aturan penyelenggaraan,

pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian

kegiatan, memonitoring, dan evaluasi.4

4 Sutomo, dkk. . Manajemen Sekolah.Semarang.UPT MKK Universitas Negeri Semarang,2007

Page 10: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 52

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

Output dari aktivitas sekolah segala sesuatu yang kita pelajari disekolah yaitu

seberapa banyak yang dipelajari dan seberapa baik kita mempelajarinya. Output

sekolah yaitu berupa kelulusan siswa, siswa yang lulus dengan sangat baik dan

siswa yang lulus dengan biasa-biasa saja. Output sekolah berfokus pada siswa

yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Output sekolah adalah lulusan

yang berguna bagi kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan

lingkunganya. Artinya, lulusan semacam ini mencakup outcome.

Outcome pada pendidikan dasar dan menengah adalah siswa yang dapat

melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, sedangkan jika tidak

melanjutkan maka dalam kehidupannya dapat mencari nafkah dengan bekerja

kepada orang lain atau mandiri, hidup layak, dapat bersosialisasi, dan

bermasyarakat.5

C. Cara Mengetahui Keefektifan Sekolah :

1. Terjalinnya Komunikasi yang Baik

Komunikasi dalam manajemen sekolah sangat diperlukan, baik

komunikasi interen maupun ekstern. Kedua komunikasi tersebut sangat

berpengaruh terhadap kelancaran, kemudahan, dan kenyamanan dalam

melaksanakan tugas.

a. Komunikasi Interen

Komunikasi interen merupakan komunikasi antar personil harus

senantiasa dikembangkan baik oleh kepala sekolah maupun oleh oleh para

guru dan personil lainnya. Upaya membina komunikasi tidak sekedar

untuk menciptakan kondisi yang menarik dan hangat, tetapi akan

mendapatkan makna yanng mendalam dan berarti bagi pendidikan dalam

suatu sekolah. Komunikasi interen dapat diikat oleh ikatan profesional,

yakni tata krama sesuai dengan kode etik guru. Kalau hubungan yang

5 Wayan Koster, Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak Efektif,

www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm,2001

Page 11: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 53

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

berlandaskan tata krama profesional yang kuat, hubungan pribadi akan

hadir dengan sendirinya dalam bentuk komunikasi profesional.

b. Komunikasi Eksteren

Komunikasi eksteren meliputi hubungan sekolah dengan

masyarakat, sekolah dengan orang tua siswa, baik secara individual

maupun lembaga.6

a. Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa. Hubungan sekolah

dengan oranng tua siswa dapat dijallin melalui berbagai cara:

1) Adanya kesamaan tanggungjawab

2) Adanya kesamaan tujuan

b. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Sekolah merupakan lembaga formal yanng diserahi tugas untuk

mendidik, melatih dan membimbing generasi muda bagi peranannnya

di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa

pendidikan. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan bentuk

komunikasi eksteren yanng dilakukan atas dasar kesamaan

tanggungjawab dan tujuan. Masyarakat menghendaki tenaga yang

terampil dan demokratis. Individu seperti itu diharapkan datang dari

sekolah. Karena itu, antara sekolah dan masyarakat mempunyai

kesamaan tujuan.

Tujuan hubungan antara sekolah dengan masyarakat terdapat 2

kepentingan, yaitu :

a) Berdasarkan dimensi kepentingan sekolah, tujuan

hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:

1) Memelihara kelangsungan hidup sekolah

2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

3) Memperlancar kegiatan belajar mengajar

4) Memperoleh bantuan dan dukungan dari masyarakat.

6 Komariah, A. & Triatna. Visionary Leadership :menuju Sekolah Efektif.

Bandung:Bumi Aksara.2004

Page 12: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 54

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

b) Berdasarkan dimensi kepentingan masyarakat, tujuan

hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:

1) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat,

2) Memperoleh masukan dari sekolah dalam

memecahkan berbagai masalah yanng dihadapi

masyarakat,

3) Menjamin relevansi program sekolah dengan

kebutuhan dan perkembangan masyarakat,

4) Memperoleh kembali anggota masyarakat yang

terampil dan makin meningkat kemampuannya.

Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat. Hubungan

sekolah dengan masyarakat antaralain dengan lewat bidang

pendidikan kesenian, olahraga dan keterampilanserta pendidikan bagi

anak berkelainan.

2. Terbentuknya Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat

Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam sistem sekolah.

Kepemimpinan merupakan faktor penggerak organisasi melalaui

penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya sehingga

keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya,

tidak menjadi masalah tetapi keberadaannya memberi dampak positif bagi

perkembangan organiasasi.

Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang dipandang representatif bagi

penyelenggaraan sekolah efektif, yaitu:

1. Kepemimpinan Transaksional

Adalah kepemimpinan yang menekankan pada tugas yang

diemban bawahan. Pemimpin adalah seorang yang men-design

pekerjaan besar beserta mekanismenya, dan staf adalah orang yang

melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan keahlian.

Page 13: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 55

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

Kepemimpinan transaksional lebih difokuskan pada

perannya sebagai manajer karena ia sangat terlibat dalam aspek-

aspek prosedural manajerial yang metodologis dan fisik. Tidak

mengembangkan pada hubungan laissez-fair. Pola hubungan yang

dikembangkan adalah berdasarkan suatu sistem timbal balik /

transaksi yang sangat menguntungkan atau mutual system of

reinforcement

2. Kepemimpinan Transformasional

Adalah suatu prses yang pada dasarnya para pemimpin

dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan

motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin transformasional adalah

pemimpin yang memeiliki wawasan jauh kedepan dan berupaya

memperbaiki dan mengembangkan organisasai bukan untuk saat

ini tap di masa yang akan datang sehingga dikatakan sebagai

pemimpin yang visioner. Juga merupakan agen perubahan dan

bertindak sebagai katalisator yaitu yang memberi peran mengubah

sistem kearah yang lebih baik.

3. Kepemimpinan visioner

Adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan,

merumuskan, mengkomunikasikan atau mensosialisasikan atau

menstrasformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-

pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi

sosial diantara organisasai yang diyakini sebagai cita-cita organisasai

di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui

komitmen semua personel.

Ciri-ciri pemimpin yang berkualitas yaitu:

a. Memiliki integritas pribadi

b. Memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang

dipimpinnya

c. Mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasai

d. Memiliki ketenangan dalam manajemen organisasai

Page 14: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 56

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

e. Tegas dan adil dalam mengambil tindakan atau kebijakan

kelembagaan

Selain ciri-ciri visionary leadership melakukan langkah-langkah

strategis mentrasformasikan berbagai inovasi kepada stakeholders melalui

pemberdayaan staf dan menciptakan suatu sistem kepemimpinan demokrasi

yang memiliki visi organisasi sebagai rumusan yang dimiliki bersama.

3. Optimalnya Supervisi dan Monitoring

Kompetensi supervisi kepala sekolah berdasar Permendiknas

nomor 13 tahun 2007 meliputi tugas merencanakan program supervisi

akademik dalam rangka profesionalitas guru, melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik

supervisi yang tepat serta menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap

guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Ketiga komponen

kompetensi ini seharusnya dilakukan secara konsisten dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan secara luas.

Kepala sekolah yang baik bukan sekadar perencana yang baik,

tetapi juga pelaksana dan pembimbing guru yang baik pula. Secara teoritis

kepala sekolah telah banyak menyusun perencanaan supervisi guru di kelas,

namun dengan dalih kesibukan tugas pokok lainnya pelaksanaan supervisi

belum banyak dilakukan. Alasan ini kadang ada benarnya, namun kadang

juga tidak benar sama sekali. Yang jelas kepala sekolah memiliki beban tugas

untuk supervisi para guru yang menjadi mitra kerjanya.

Jika menyadari tugas kepala sekolah sebagai supervisor di kelas

masih kurang, maka sebaiknya hal ini menjadi pembelajar kepala sekolah

untuk meluangkan waktu dengan mengatur jadwal kerja secara sistematis

dan konsekuen ditaatinya. Selama komitmen kepala sekolah tinggi sangat

diyakini supervisi di kelas pasti dapat dilaksanakan dengan baik.

Kepala sekolah juga harus mampu mengoptimalkan monitoring,

evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang

tepat: (1). Mampu menyusun standar kinerja program pendidikan yang dapat

diukur dan dinilai. (2). Mampu melakukan monitoring dan evaluasi kinerja

Page 15: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 57

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

program pendidikan dengan menggunakan teknik yang sesuai. (3). Mampu

menyusun laporan sesuai dengan standar pelaporan monitoring dan evaluasi

4. Maksimalnya Peran dan Tugas Guru

Untuk mengetahui sekolah itu efektif atau tidaknya bisa dilihat dari

sudut guru. Guru tidak hanya bertugas untuk mengajar, namun banyak tugas

guru yang harus di lakukan untuk menghasilkan output (lulusan) yang terbaik

dan bisa berguna bagi kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga,

dan lingkunganya. Ada 2 tugas guru dalam sekolah yang efektif :

a. Tugas Guru sebagai Profesi

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan

melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai

hidup, mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi, melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan

pada siswa.Guru tentunya memiliki peran-peran tertentu kaitannya

dengan manajemen sekolah dalam proses belajar mengajar yang sering

disebut denngan manajemen kelas, peran guru dalam

pengadministrasian, peran guru secara pribadi, dan peran guru secara

psikologis.

1) Peran Guru dalam manajemen Kelas

Peranan dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran

antara lain: guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,

pengatur llingkungan, partisipan, perencana, supervisor, motivator,

dan konselor. bagaimana guru dapat mengelola kelas secara efektif

dan efisien, antara lain bagi penciptaan metode untuk memfasilitasi

siswa agar berperilaku positif.Faktor mayor atau area keterampilan

terpaut dengan manajemen kelas yang efektif, yaitu:

a) Pengembangan solidaritas pemahaman personal atau

psikologis siswa dan kebutuhan-kebutuhan belajar.

b) Pemapanan hubungan positif antara guru dansiswa dan

serta antar siswa untuk membantu menemukan kebutuhan

dasar psikologis siswa.

Page 16: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 58

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

c) Pengimplementasian metodologi pengajaran yang

memfasilitasi belajar optimal dengan jalan memberi respon

kebutuhan-kebutuhan akademik siswa dan kelompok.

d) Penggunaan metode organisasi dan penngelolaan kelompok

yang dapat memaksimalkan perilaku tugas siswa.

e) Penggunaan metode-metode konseling dan penataan

perilaku yang diperlluas untuk membantu siswa yang tidak

tepat dalam menjawab soal-soal ujian tatu mengalami

misperilaku.

2) Peran Guru Sebagai Manajer Kelas

Keterampilan manajemen kelas menduduki posisi primer

dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang diukur

dari efektivitas proses belajar siswa atau peringkat yang

dicapainnya. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam

bidang manajemen kelas, barangkali tidak dapat menyelesaikan

tugas pokoknya. Kinerja manajemen kelas yang efektif

memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan

pemahaman diri, evaluasi diri, dan intternalisasi kontrol diri pada

kalangan siswa.

3) Tugas Guru dalam Manajemen Perilaku Siswa

Siswa yang bermasalah biasanya menjadi beban tambahan

bagi guru. Akan tetapi kondisi anak seperti itu menjadi peluang

guru untuk mengelola kelas secara efektif bagi penciptaan faktor

yanng mempengaruhi motivasi, prestasi dan perilaku siswa.

b. Tugas Guru sebagai Pengadministrasian

1) Pengambilan inisiatif, pengarah dan penilaian kegiatan-kegiatan

pendidikan.

2) Wakil masyarakat.

3) Orang yang ahli dalam pelajaran.

4) Penegak disiplin.

5) Pelaksana administrasi pendidikan.

Page 17: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 59

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

6) Pemimpin generasi muda.

7) Penerjemah kepada masyarakat.

5. Diterapkannya Standar Kedisiplinan Kepada Kepala Sekolah, Guru

dan Karyawan Sekolah

a. Disiplin

Model manajemen kelas yang paling banyak diterima selama

1970-an hingga 1980-an adalah Disiplin Tegas yang digagas oleh Lee

dan Marlene Canter. Model ini dan variasinya masih digunakan oleh

berbagai sekolah di Amerika Serikat. Dengan menggunakan teori dan

prinsip-prinsip dari pelatihan ketegasan dan modifikasi perilaku,

Disiplin Tegas menggunakan premis bahwa ada hak dari guru untuk

menetapkan dan menjalankan standar tertentu bagi para siswa di dalam

kelas. Disiplin Tegas adalah rangkaian tindakan yang diarahkan pada

ekspektasi yang amat jelas akan perilaku siswa. Jadi, untuk

melaksanakan Disiplin Tegas, pertama-tama para guru harus memiliki

gambaran yang jelas mengenai perilaku apa yang hendak ia bentuk dari

para siswa.

Jones (1987, 2001) menganjurkan 4 (empat) komponen model

yang meliputi Struktur Kelas, Tata Letak yang Terbatas, Pelatihan

Tanggung Jawab, dan Sistem Penyokong. Dia menyarankan agar guru-

guru menjadi proaktif dengan membangun batasan suatu kelas melalui

peraturan di kelas dan prosedur-prosedur. Keempat komponen model

yang diusulkan Jones merupakan langkah-langkah untuk membangun

kebiasaan baik dari para siswa, sekaligus mencegah kekacauan dalam

kelas serta perilaku yang tidak pantas dari siswa.

Dalam pengembangannya, Konsekuensi Logis yang

dikemukakan Rudolf Dreikurs menggambarkan suatu pergerakan dari

fokus atas perilaku menjadi disiplin yang fokus pada pendekatan yang

lebih manusiawi berdasarkan atas konsep bahwa motivasi dan tujuan

dari perilaku siswa harus dipertimbangkan dalam pengembangan

rencana disiplin. Linda Albert mengembangkan konsep disiplin dari

Page 18: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 60

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

Dreikurs dengan mengajukan suatu pendekatan koperatif untuk

menolong siswa saling berhubungan, berkontribusi, dan merasa mampu

melakukan sesuatu. Baik Dreikurs maupun Albert mengidentifikasi ada

4 (empat) tujuan siswa dalam melakukan perilaku yang tidak pantas,

yaitu:

1) Untuk mencari perhatian.

2) Untuk mendapatkan kekuatan/kekuasaan.

3) Untuk mencari pembalasan atas perasaan telah menerima

perlakuan yang tidak adil.

4) Untuk mencegah kegagalan.

Ide bahwa konsekuensi yang diterapkan harus sesuai dengan

kesalahan yang telah siswa lakukan merupakan kunci dari teori Dreikurs

dan Albert. Dalam hal itu, setiap tindakan ada konsekuensinya,

beberapa konsekuensi muncul secara otomatis, sementara dalam hal

lain, konsekuensi timbul karena dipaksa oleh para guru.7

Keempat model manajemen kelas seperti yang telah

disebutkan di atas memang berbeda dalam pendekatannya, namun pada

prinsipnya memiliki beberapa kesamaan seperti:

1) Para guru mengontrol dan bertanggung jawab atas semua

keputusan yang berhubungan dengan manajemen kelas.

2) Disiplin dipisahkan dari pelajaran dan disiplin datang sebelum

pelajaran diberikan.

3) Harus ada konsekuensi atas perilaku yang tidak pantas dan

konsekuensi itu harus sama untuk setiap siswa.

4) Peraturan/kaidah harus dikembangkan oleh guru dan dijelaskan

dengan terang.

5) Strategi yang dipakai bersifat reaktif, bukan proaktif.

6) Siswa yang memilih untuk berperilaku negatif akan menghadapi

konsekuensi dari pilihan mereka.

7) Penghargaan lebih ekstrinsik.

7 Haedin, C.J. Effective Classroom Management. New Jersy: Merril Prentice Hall, 2004

Page 19: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 61

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

8) Strategi didasarkan pada Teori Perilaku.

6. Membaiknya Manajemen Sekolah Melalui TQM

Cara mengetahui keefektifan sekolah ditandai dengan membaiknya

manajemen sekolah melalui konsep TQM (Total Quality Management), yang

merupakan manajemen kualitas secara total dengan pendekatan sistematis,

strategis, dan praktis. Tolak ukur bagi jaminan kualitas pendidikan lebih

diartikan sebagai sekolah efektif sehingga pembahasan tentang efektivitas

sekolah tidak dapat dipisahkan dengan mutu sekolah. Asas terpenting untuk

menuju sekolah efektif adalah semua anak dapat belajar. Hal ini

megakibatkan sekolah hendaknya dapat dikondisikan sebagai wahana yang

dapat membuat seluruh peserta didik dapat belajar dan dapat menyediakan

layanan pembelajaran yang bermutu bagi siswa. Efektivitas sekolah

menunjukkan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan hasil yang

diharapkan. Sekolah yang efektif juga dapat memberdayakan semua

komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar dengan tujuan agar

siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki

kompetensi. Semua siswa baik yang kemampuan intelektualitasnya tinggi

maupun biasa-biasa saja dapat lebih mengembangkan dirinya, jika

dibandingkan dengan kondisi awal ketika masuk sekolah. Jadi, sekolah

efektif merupakan sekolah yang mampu memberdayakan dan

mengoptimalkan semua input dan proses untuk tercapainya output

pendidikan, yaitu prestasi sekolah, terutama prestasi siswa dalam memiliki

dan menguasai kompetensi yang dipersyaratkan dalam pembelajaran.

D. Kesimpulan

Dalam membangun pendidikan dan mengelola sekolah secara efektif

dan efisien selain memakai pendekatan makro juga perlu memperhatikan

pendekatan mikro yaitu dengan memberi fokus secara lebih luas pada institusi

sekolah yang berkenaan dengan kondisi keseluruhan sekolah seperti iklim

sekolah dan individu-individu yang terlibat di sekolah baik guru, siswa, dan

kepala sekolah serta peranannya masing-masing dan hubungan yang terjadi satu

Page 20: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 62

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

sama lain. Dalam kaitan ini bahwa input sekolah memang penting tetapi yang

jauh lebih penting adalah bagaimana mendayagunakan input tersebut yang

terkait dengan individu-individu di sekolah maupun dengan individu-individu

di luar sekolah seperti komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat yang

berada disekitarnya.

Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam

kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan

kebijakan nasional yaitu desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah yang sekaligus terkait dengan adanya otonomi sekolah.

Diharapkan sekolah dapat lebih leluasa mengelola sumber daya pendidikan

dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan serta sekolah

dapat lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat dan mampu

melibatkan masyarakat dalam membantu dan mengontrol pengelolaan

pendidikan pada tingkat sekolah.

Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan program-progamnya perlu

didukung oleh semua pihak baik kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, komite

sekolah, dan masyarakat. Dengan demikian iklim sekolah akan benar-benar

kondusif bagi terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan serta terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dan

masyarakat.

Apabila pilar-pilar pendidikan: sekolah, orang tua, dan masyarakat

sudah benar-benar saling mendukung program-progam sekolah, maka tujuan

yang diinginkan sekolah akan tercapai. Oleh karena itu penciptaan iklim

sekolah yang kondusif tidak semata-mata dari aspek fisik, melainkan juga aspek

psikologis dan sosial. Bahkan kalau boleh ditegaskan aspek-aspek nonfisik

justru memegang peran yang sangat penting pencapaian tujuan pendidikan

sekolah.

Page 21: MEMBENTUK SEKOLAH YANG EFEKTIF Oleh : Mohammad Nurul …

Membentuk sekolah yang efektif 63

Ta’dibi : Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Volume VII Nomor 2, Maret-Agustus 2019

P ISSN : 2502-4035 E ISSN : 2354-6301

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Ghozali, Tinjauan Literatur : Effective School Research, Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, No. 021. Tahun ke-5, Januari 2000, Balitbang Depdiknas.

Juanda Kasim 2005, Penerapan KBK di SD Hanya Menambah Beban Kerja Guru? Suatu

Kajian “Isu-isu Baru Dalam Paedagogis”, UNJ, 2005

Juanda Kasim 2005, ContextualTeaching and Learning (CTL), Sebagai Salah Satu Alternatif

Untuk Dunia Pendidikan Indonesia, UNJ

Wayan Koster 2001, Analisis Komparatif Antara Sekolah Efektif dengan Sekolah Tidak

Efektif, www.depdiknas.go.id/jurnal/12.htm

Komariah, A. & Triatna, C. (2004) Visionary Leadership :menuju Sekolah Efektif.

Bandung:Bumi Aksara

Haedin, C.J (2004). Effective Classroom Management. New Jersy: Merril Prentice Hall

Sutomo, dkk. 2007. Manajemen Sekolah.Semarang.UPT MKK Universitas Negeri

Semarang

Syaiful Sagala,2009 Manajemen Strategic dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung;

Alfabeta, hlm. 3.

Sallis, Edward. (2006). Total Quality Mananagement in Education Manajemen Mutu

Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD, p169