memahami kebudayaan dalam konteks komunikasi antarbudaya

20
MEMAHAMI KEBUDAYAAN DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konseling Lintas Budaya Dosen Pengampu: Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. Kons. Oleh Inayatul Khafidhoh 0105513019 Rombel A JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Upload: ridu-ridwan-arif

Post on 24-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Komunikasi Antarbudaya

TRANSCRIPT

Page 1: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

MEMAHAMI KEBUDAYAAN DALAM

KONTEKS KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Konseling Lintas Budaya

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. Kons.

Oleh

Inayatul Khafidhoh

0105513019

Rombel A

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kata budaya secara umum dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari dan

mayoritas merasa tahu artinya. Budaya adalah sebuah konsep yang cukup sulit

didefinisikan secara formal (Matsumoto, 2004:5). Menurut Matsumoto (2004:7),

Budaya merupakan suatu konstruk individual-psikologis sekaligus konstruk

sosial-makro. Artinya, bahwa sampai batas tertentu, budaya ada didalam setiap

dan masing-masing diri kita secara individual sekaligus ada sebagai sebuah

konstruk sosial-global. Budaya menyentuh segala aspek kehidupan manusia

sehingga budaya memiliki pengertian yang kompleks. Budaya lebih dari sekedar

suatu produk yang pasif melainkan hidup dinamis dan menjadi bagian integral

yang tidak dapat dipisahkan dari manusia (Dayakisni, 2008). Budaya merupakan

seperangkat sikap, nilai, keyakinan dan perilaku yang dimiliki oleh sekelompok

orang namun ada derajat perbedaan pada setiap individu, dan dikomunikasikan

dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya merupakan system pengetahuan

dan pemahaman manusia sehingga bersifat abstrak.

Di dalam budaya terdapat suatu kontak antar budaya, baik secar langsung

maupun tidak langsung. Kontak budaya dapat berupa komunikasi. Komunikasi

antar budaya merupakan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka

yang berbeda latar belakang kebudayaan (Liliweri, 2004:9). Ada beberapa faktor

yang mendorong perkembangan kontak antar budaya yaitu Segi internasional,

satelit dan kesadaran manusia. Dari segi internasional dapat berupa

telekomunikasi dan transportasi. Teknologi komunikasi dan transportasi telah

menyatukan dunia dengan penduduk yang berbeda pandangan politik, sistem

sosial dan kepercayaan. Komunikasi dan transportasi membawa bangsa-bangsa ke

dalam “Era Globalisasi”. Meningkatnya teknologi komunikasi dan transportasi

menciptakan suatu jaringan komunikasi dunia. Satelit, dapat berupa satelit

komunikasi ini memungkinkan jumlah manusia yang banyak dengan jarak yang

berjauhan dapat dibujuk, diajarkan dan dihibur secara serentak dalam satu waktu

Page 3: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

2

yang sama. Kesadaran manusia, dapat diartikan kesadaran manusia dan bangsa

akan adanya kesempatan dan kebutuhan sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan

kejiwaan, termasuk kebutuhan akan informasi. Dengan informasi orang dapat

mengetahui apa yang telah, sedang dan akan terjadi di suatu masyarakat atau

negara, serta dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki

hidupnya sehingga terjadi perubahan.

Perubahan sosial budaya adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang

diterima yang disebabkan oleh perubahan pada kondisi geografis, kebudayaan

material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi dan

penemuan baru dalam masyarakat itu sendiri (Gillin dan Gillin). Perbuhan sosial

budaya dipengaruhi oleh factor dari dalam masyarakat dan luar masyarakat, yaitu

adanya kontak dengan kebudayaan lain, Sistem pendidikan formal yang maju,

Toleransi, Sistem stratifikasi terbuka, Penduduk yang heterogen, Ketidakpuasan

masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan, Orientasi masa depan,

Pandangan bahwa manusia harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki

hidupnya. Perubahan sosial budaya menimbulkan efek yang ditimbulkan dalam

psikologisnya, yaitu ada efek positif dan efek negative. Efek positif terjadi jika

masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.

Efek negative terjadi jika masyarakat dengan kebudayaan tidak mampu

menyesuiakan dengan perubahan.

Dari sudut pandang antropologi, kesamaan dan perbedaan sama

pentingnya bagi kehidupan manusia. Tanpa ada kesamaan tidak mungkin ada

keteraturan dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, adanya perbedaan budaya

juga merupakan keniscayaan yang Allah ciptakan pada manusia (Supriadi,

2001:17). Oleh Karena itu, setiap usaha untuk menciptakan uniformitas budaya

atau memaksakan terjadinya monokulturalisme total pada dasarnya bertentangan

dengan pesan Allah.

Page 4: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

3

BAB II

PEMBAHASAN

MEMAHAMI KEBUDAYAAN DALAM KONTEKS

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

A. Pengertian Kebudayaan

Arti kebudayaan dapat dilihat secara etimologis dan antropologis (Basrowi,

2005:70-71). Secara etimologis, kebudayaan telah diartikan oleh beberapa ahli.

Menurut Koentjaraningrat, Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa

Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin

Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam

bahasa Indonesia sebagai segala daya upaya serta tindakan manusia untuk

mengolah tanah dan merubah alam. Bekker (1994) menyatakan asal kata

kebudayaan adalah dari kata abbyudaya sebagai hasil baik, kemajuan,

kemakmuran, kebahagiaan, kesejahteraan moral dan rohani, maupun material dan

jasmani.

Secara antropologis kebudayaan juga telah didefinisikan oleh beberapa

ahli. Pengertian paling tua atas kebudayaan diajukan oleh Edward Burnett Taylor,

yang mengartikan bahwa kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang

didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,

adat istiadat dan kemampuan serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai

anggota masyarakat. Koentjaraningrat (1938) juga menggunakan perspektif

antropologi, mengartikan kebudayaan sebagai “keseluruhan sistem gagasan,

tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang

dijadikan milik diri manusia dengan belajar”

Page 5: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

4

Liliweri (2011:109), pengertian kebudayaan juga dapat dilihat dalam

pandangan sosiologis dan humanistik. Dictionary of Modern Sociology

mendeskripsikan kebudayaan adalah “keseluruhan total atau pengorganisasian

way of life termasuk nilai-nilai, norma-norma, institusi, dan artifak yang dialihkan

dari satu generasi kepada generasi berikutnya melalui proses belajar. Sedangkan

pada pandangan humanis dalam Dictionary of Cultural Lliteracy,

mendeskripsikan kebudayaan adalah “jumlah” dari seluruh sikap, adat istiadat,

dan kepercayaan yang membedakan sekelompok orang dengan kelompok lain,

kebudayaan ditransmisikan melalui bahasa, objek material, ritual, institusi

(misalnya sekolah), dan kesenian dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa

kebudayaan adalah gabungan dari manifestasi kebiasaan sosial dari suatu

masyarakat yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat.

B. Unsur-Unsur Kebudayaan

Kebudayaan ibarat sebuah bagasi dalam mobil yang dibawa individu dalam

perjalanan. Mungkin sesekali waktu, individu lupa membawa bagasi itu dan

individu tidak sadar bahwa dalam bagasi itu berisi segala sesuatu yang dibutuhkan

untuk memperjuangkan hidup, seperti makanan, minuman, pakaian dan beraneka

macam kebutuhan. Apabila bagasi-bagasi bertumpuk bersama bagasi-bagasi milik

orang lain dalam gerbong kereta, maka keadaan itu diibartakan dengan terjadinya

pertemuan antar budaya yang melambangkan pertemuan berbagai kebutuhan

manusia seperti makanan, minuman maupun informasi. Alloliliweri (2011:117)

menyajikan unsur-unsur kebudayaan dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1. Sejarah kebudayaan

Sejarah kebudayaan suatu masyarakat merupakan batu sendi bagi

kepentingan menganalisis dan memahami kebudayaan. Pada sebagian masyarakat,

upaya untuk menelusuri keturunan suatu keluara dapat diketahui melalui “pohon

keluarga” (susunan perkawinan dari suatu generasi ke generasi berikutnya).

Dalam penelusuran tersebut pasti turut menggambarkan nillai-nilai budaya, norma

Page 6: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

5

budaya, dan perilaku individu, nilai dan norma serta perilaku kelompok budaya

tertentu. Misalnya candi, masjid tua, perkampungan tradisional yang

menggambarkan sejarah kejayaan kebudayaan masa lalu.

2. Identifikasi sosial

Para anggota dari setiap budaya mempunyai suatu keunikan yang dijadikan

sebagai dientitas sosial untuk menyatakan tentang siapa mereka dan mengapa

mereka ada. Dengan kata lain kebudayaan dapat mewakili suatu perilaku personal

atau kelompok.

3. Budaya material

Budaya material merupakan hasil produksi suatu kebudayaan berupa benda

yang dapat ditangkap indra. Misalnya, makanan, pakaian, metode perjalanan, alat-

alat teknologi. Budaya material tidak hadir dengan sendirinya tetapi dibangun

berdasarkan nilai-nilai tertentu.

4. Peranan relasi

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam peran adalah status sosial.

Apabila status merupakan gambaran tentang kedudukan dalam suatu masyarakat

maka peran menunjukkan aspek dinamis dari kedudukan orang itu. Maka dari itu

setiap kebudayaan selalu mempunyai norma-norma tertentu yang membenarlan

peran seseorang berdasarkan umur, pekerjaan, asas sopan santun, dan gender.

5. Kesenian

Semua kebudayaan meliputi gagasan dan perilaku yang menampilkan pula

segi-segi estetika untuk dinikmati dan itu seringkali disebut sebagai seni.

Misalnya musik, tarian, upacara ritual.

6. Bahasa dan interaksi

Penggunaan bahasa dapat memberika penjelasan yang bermanfaat tentang

suatu permasalahan dengan melihat sebab-akibat berdasarkan kenyataan untuk

tujuan praktis.

7. Stabilitas kebudayaan

Stabilitas kebudayaan berkaitan erat dengan dinamika kebudayaan, yaitu

proses dan kondisi yang berkaitan dengan perubahan kebudayaan. Semua

Page 7: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

6

kebudayaan mempunyai kemmapuan untuk mempertahankan diri dari ancaman

perubahan baik dari dalam maupun dari luar.

8. Kepercayaan atas kebudayaan dan nilai

Setiap kebudayaan harus memiliki nilai-nilai dasar yang merupakan

pandangan hidup dan sistem kepercayaan dimana semua pengikutnya berkiblat.

9. Etnosentrisme

Etonosentrisme yaitu paham dimana para penganut suatu kebudayaan atau

suatu kelompok merasa lebih superior dibanding kelompok yang lain.

10. Perilaku non verbal

Perilaku non verbal yaitu cara berkomunikasi melalui pernyataan wajah, nada

suara, isyarat, kontak mata, dan lain-lain.

11. Hubungan antar ruang

Unsur lain dari kebudayaan yaitu bagaimana cara untuk menggunakan ruang.

Misalnya di Indonesia tangan kanan lebih dominan digunakan daripada tanngan

kiri karena kesopanan.

12. Konsep tentang waktu

Unsur lain dari kebudayaan yaitu bagaimana cara untuk menggunakan waktu.

Misalnya di Indonesia penghitungan tanggalan Jawa.

13. Pengakuan dan ganjaran

Setiap kebudayaan memiliki nilai untuk memahami perihal sukses dan

kegagalan. Misalnya selamat atas kelahiran anaknya, selamat telah lulus ujian, dll.

14. Pola pikir

Cara berpikir yang menunjukkan cara suatu budaya atau suatu kelompok

memandang keputusan yang akan diambil.

C. Faktor-Faktor Personal dan Hubungan Antarpribadi yang

Mempengaruhi Komunikasi Antarbudaya

Faktor-faktor personal yang mempengaruhi komunikasi antarbudaya yaitu:

1. Faktor psikologis

Faktor personal selalu dikaitkan dengan faktor psikologis, seperti persepsi,

memori dan motivasi. Persepsi yaitu bagaimana seseorang menilai diri sendiri

Page 8: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

7

sebagai orang berharga lalu bagaimana melihat orang lain dan dunia sekeliling.

Memori merupakan kemampuan individu untuk menyimpan sesuatu (ada yang

mampun menyimpan banyak informasi dan ada yang hanya menyiman sedikit

data). Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri yang diarahkan menuju ke

suatu sasaran yang mempunyai daya tarik karena sesuatu itu harus dicari atau

dituju untuk memenuhi kebutuhannya. Faktor-faktor psikologis itu bisa muncul

dari dalam diri (disposisi) atau ditampilkan sebagai respons terhadap stimulus

yang datang dari luar diri.

2. Faktor personal sebagai identitas diri

Dalam komunikasi, identitas sering memberikan tidak saja makna tentang

pribadi seseorang tetapi juga ciri khas sebuah kebudayaan yang

melatarbelakanginya. Pengertian identitas dalam tataran hubungan antarmanusia

yaitu tentang bagaimana meletakkan seorang ke dalam tempat orang lain

(komunikasi yang empati), atau sekurang-kurangnya meletakkan atau membagi

(to share) pikiran, perasaan, masalah, rasa simpatik (empati), dan lain-lain dalam

sebuah proses komunikasi (antarbudaya).

3. Identitas pribadi

Identitas personal didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seseorang.

Individu mempunyai suatu yang berbeda dengan orang lain seperti kemampuan,

talenta, dan pilihan; dibandingkan dengan orang lain. Pribadi dan identitas sosial

terbentuk oleh identitas budaya.

Faktor-faktor hubungan antarpribadi yang mempengaruhi komunikasi

antarbudaya, yaitu

1. Sifat antarbudaya yang berpengaruh terhadap interaksi

2. Masalah kredibilitas

3. Derajat kesamaan komunikatir dengan komunikan

4. Kemampuan menyampaikan pesan verbal antarpribadi

5. Kemampuan menyampaikan pesan non antarpribadi

Page 9: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

8

D. Efek Komunikasi Antarbudaya

Secara umum, sebenarnya tujuan komunikasi antarbudaya antara lain untuk

menyatakan identitas sosial dan menjembatani perbedaan antarbudaya melalui

perolehan informasi baru, mempelajari sesuatu yang baru yang tidak pernah ada

dalam kebudayaan, serta sekedar mendapat hiburan atau melepaskan diri.

Efektivitas komunikasi antarbudaya didahului oleh hubungan antarbudaya.

Hubungan antarbudaya bukan terjadi sekilas tetapi terus menerus sehingga

kualitasnya berubah dan mengalami kemajuan ke arah kualitas hubungan yang

baik dan semakin baik. Efektivitas komunikasi antarbudaya kerap kali ditentukan

oleh iklim komunikasi yang positif. Iklim komunikasi yang positif akan

mendukung fungsi komunikasi sedangkan iklim komunikasi yang negatif akan

menghambat fungsi komunikasi. Iklim komunikasi ditentukan oleh tiga faktor

yaitu faktor derajat kognitif, perasaan positif dan tindakan yang menunjukkan

kemampuan.

E. Realita Pertemuan Budaya

Seiring mengecilnya dunia akibat globalisasi kapitalisme dan perkembangan

teknologi informasi, maka kemungkinan bertemunya antar orang – orang dari

berbagai belahan dunia semakin besar pula. Pertemuan yang tidak harus secara

real fisik melainkan dapat melalui media – media simbolik transmisioner

semacam: telepon, televise atau internet. Pertemuan yang tidak mungkin dihindari

jika masih ingin exsist daripada mengambil pilihan lain yaitu menghindar

(withdrawl) dan kemudian tertinggal lalu terpuruk pada akhirnya. Pertemuan yang

bukan hanya antar orang – perorang semata, melainkan sesungguhnya juga

pertemuan antar budaya.

Akibatnya adalah persoalan benturan budaya semakin mengemuka. Persoalan

yang tidak sekedar menuntut perpecahan melainkan lebih pada pemahaman dan

kesadaran: akan keberagaman budaya yang membawa pada kemampuan:

beradaptasi, menerima perbedaan, membangun hubungan yang luas, mengatasi

konflik interpersonal, dan memenangkan globalisasi.

Page 10: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

9

Diakui hubungan antar budaya adalah suatu tantanga besar bagi manusia. Di

dalamnya terdapat kepastian akan adanya perbedaan yang kadang menyakitkan

terutama ketika dihadapkan pada pengambilan keputusan dan kepastian akan

kemungkinan mengalami konflik serta keharusan menerima perbedaan. Contoh

yang sangat kecil saja, di dalam budaya Jawa memberikan sesuatu kepada

siapapun terutama kepada orang yang lebih tua dengan menggunakan tangan kiri

adalah hal yang sangat tidak sopan. Sebaliknya hal ini sendiri bukanlah suatu hal

yang bernilai bagi orang – orang dari budaya barat. Selanjutnya menjadi persoalan

ketika orang Jawa pergi ke Eropa dan pada suatu ketika si anak penjual korang

memberikan korannya dengan tangan kiri. Disinilah kemungkinan konflik muncul

dan menuntut kesadaran akan perbedaan budaya.

Disisi lain tantangan tersebut sesungguhnya juga memberikan kesempatan

besar bagi umat manusia. Kesempatan untuk menambah wacana sekaligus

mengaktualisasikan potensi dan keunikan masing – masing. Kesempatan untuk

menampilkan warna masing – masing dan membuat lebih indah taman dunia

dengan bunga yang beraneka warna.

Namun demikian untuk dapat menemukan kesempatan tersebut mensyaratkan

adanya keberanian membuka diri sekalipun keberanian dan kejujuran untuk

melihat diri dan budaya sendiri. Ketakutan, kekolotan, dan seringkali

kesombongan diri yang kaku, merasa budaya sendiri yang benar (ethnocentrism)

kadang yang malah muncul dan menghalangi penilaian diri yang jujur yang

ujungnya menghambat diri untuk maju.

Sangat mungkin menghadapi kepastian konflik tersebut, ada individu yang

lebih memilih menghindari konflik dengan jalan menghindari pertemuan dengan

individu dari latar budaya lain dan sebaliknya memilih hanya berdiam dalam

kelompoknya (In his own cultural group). Dengan hanya bergaul dan

mengembangkan eksistensi diri pada kelompoknya sendiri member individu

tersebut rasa aman, terhindar dari kesulitan adaptasi karena sudah adanya

kesamaan identitas dan lepas dari kemungkinan konflik karena tidak ada

perbedaan kebiasaan. Namun dengan mengembangkan hidup hanya pada satu

kelompok sesungguhnya malah berarti membeda – bedakan diri dan menjadikan

Page 11: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

10

orang lain semakin berbea dan hal ini pada dasarya malah menciptakan

kemungkinan konflik lain semakin berbeda dan hal ini pada dasarnya malah

menciptakan kemungkinan konflik yang lebih besar. Selain itu individu tersebut

juga akan kehilangan banyak informasi serta wacana baru yang menjadi kunci

untuk exist di dunia yang tak pernah berhenti berubah ini. Terlebih penting

individu itu kehilangan kesempatan untuk belajar dan beraktualisasi diri yang

lebih baik. Maka dari itu, kesadaran yang disertai keberanian untuk menerima

perbedaan adalah hal yang jauh lebih indah dan menjadi satu – satunya syarat

untuk melangkah maju tanpa memaksakan diri untuk menjadi seragam.

Dengan keberanian untuk membuka diri hubungan dengan banyak manusia

dari berbagai macam budaya, berarti kita mengembangkan diri, mendapat banyak

wacana baru, menambah lebih banyak saudara ataupun relasi, dan itu berarti

membuka pintu kesempatan. Membuka diri memiliki makna mau memehami

orang lain, menerima budaya lain, dan siap untuk berbeda (Johnson, 1993).

Pemaparan di atas memberikan gambaran ringkas betapa kompleksnya

masalah hubungan manuia dalam konteks antar budaya, namun sekaligus

menawarkan suatu kesempatan luar biasa besar bagi kemajuan kemanusiaan dan

peraaban. Sementara bagi akademisi, hal tersebut merupakan persoalan baru yang

sangat menarik untuk dikaji secara mendalam dalam kerangka ilmiah, khususna

bagi cabang – cabang humaniora.

Konseling yang berfokus pada ilmu psikologi sebagai salah satu cabang ilmu

pengetahuan yang objek studinya adalah perilaku manusia tentu harus turut

mengkaji dan mengembangkan ranah penelitiannya pada masalah ini pula,

masalah manusia serta perilakunya dalam hubungan lintas budaya. Psikologi

harus mengembangkan suatu pendekatan baru, pendekatan psikologi lintas

budaya. Pengembangan pendekatan sebagai bagian dari proses tanpa henti

membangun psikologi.

Page 12: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

11

BAB III

PENUTUP

Kebudayaan adalah gabungan dari manifestasi kebiasaan sosial dari suatu

masyarakat yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, moral, hukum, dan adat istiadat. Kebudayaan ibarat sebuah bagasi

dalam mobil yang dibawa individu dalam perjalanan. Mungkin sesekali waktu,

individu lupa membawa bagasi itu dan individu tidak sadar bahwa dalam bagasi

itu berisi segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memperjuangkan hidup, seperti

makanan, minuman, pakaian dan beraneka macam kebutuhan. Apabila bagasi-

bagasi bertumpuk bersama bagasi-bagasi milik orang lain dalam gerbong kereta,

maka keadaan itu diibartakan dengan terjadinya pertemuan antar budaya yang

melambangkan pertemuan berbagai kebutuhan manusia seperti makanan,

minuman maupun informasi. Efektivitas komunikasi antarbudaya didahului oleh

hubungan antarbudaya. Hubungan antarbudaya bukan terjadi sekilas tetapi terus

menerus sehingga kualitasnya berubah dan mengalami kemajuan ke arah kualitas

hubungan yang baik dan semakin baik. Efektivitas komunikasi antarbudaya kerap

kali ditentukan oleh iklim komunikasi yang positif.

Page 13: Memahami Kebudayaan Dalam Konteks Komunikasi Antarbudaya

12

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi. 2005. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia Indonesia

Dayakisni, Tri dan Salis Daniarti. 2008. Psikologi Lintas Budaya. Malang: UMM Press

Gibson dan Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Liliweri, Alo. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Supriadi, Didi. 2001. Konseling Lintas Budaya Isu-Isu dan Relevansinya Di Indonesia. Depdiknas:UPI