melukis langit malam dengan cahaya - ftp.unpad.ac.id · anggota rama, dia suka punya ide yang...

1
Tidak sedikit karya mereka yang didesain khusus untuk memuat pesan-pesan khusus. “Sebelum memotret biasanya kita semua diskusikan dulu apa temanya, mau bikin foto yang seperti apa. Nah ada salah satu anggota Rama, dia suka punya ide yang unik-unik. Pernah dia membuat lukisan grati dengan tema-tema khusus. Pernah ia membuat lukisan dengan pesan “Jangan pernah bunuh diri itu apa sih,” papar Mbuy. Adhe menambahkan sebagai karya seni, light graffiti juga bisa dijadikan sarana unik un- tuk mengampanyekan sebuah makna. Ia mencontohkan kere- sahan beberapa anggota dengan kondisi hutan di Indonesia yang semakin gundul. “saat itu kita pun terpikirkan untuk membuat ide ada model yang sedang menanam. Lalu di langit belakangnya yang gelap, kita lukis pohon yang tumbuh dari tanah itu, dan ada tulisan save a tree. Pernah juga kami membuat foto dengan latar Monas, dan kami melukis langit Jakarta dengan tulisan I Love Jakarta,” tutur Adhe. Selain kaya makna dan pesan tertentu, melukis grati dengan cahaya bagi Adhe merupakan bagian dari membuat dunia yang lebih bersih. “Gampangnya menggambar tapi tidak mengo- tori dunia. Beda dengan melukis grati di tembok menggunakan pilok (cat semprot). Kalau ini pi- loknya pakai cahaya. Jadi enggak mengotori,” tambah Adhe. Kreativitas ke bisnis Eksplorasi imajinasi yang dilakukan komunitas ILT ini memang tanpa batas. Meski belajar secara autodidak, dis- kusi dan saling berbagi di an- tara mereka justru menajamkan teknis yang diawali dari coba- coba saja. “Kami juga jalin hubungan dengan beberapa kelompok grati dari berbagai negara, yang paling sering itu dari Prancis. Di sana seni foto cahaya seperti ini sudah sangat berkembang. Kami sering tukar hasil karya,” ujar Mbuy. Jalinan tersebut sempat ham- pir menerbangkan mereka ke Prancis lewat undangan komu- nitas di sana. “Tapi kita tidak punya uang buat ke sana,” sahut Adhe sambil tertawa getir. Menyadari kebutuhan dana, komunitas yang telah berhasil merangkul lebih dari 50 orang di berbagai daerah tersebut, Adhe mengaku ILT telah berpikir untuk mengekspansikan komu- nitas mereka ke ruang-ruang komersial. Apalagi tak sedikit tawaran bisnis yang mendarat di meja mereka. Ini karena penggemar light graffiti semakin banyak. Tawaran mulai dari desain buku tahun- an, foto-foto untuk pre wedding hingga dipakai sebagai latar video klip sebuah band mulai berdatangan,” timpal Adhe. Namun baik Adhe dan Mbuy sepakat komunitas ini tak akan menyimpang dari tujuan awal. Mereka bermimpi seni ini akan semakin diperhitungkan dalam panggung seni Indonesia. “Makanya kami pun ke- pikiran untuk membuat semacam lomba light graffiti. Biar kemampuan dan peminat seni ini semakin banyak,” ujar Adhe yang mengaku masih menggodok ide dan kemasan lombanya. (M-1) [email protected] B AGI sebagian orang cahaya mungkin diarti- kan sekadar kebutuhan primer di malam hari. Tapi bagi beberapa anak muda yang tergabung dalam I Light This (ILT), cahaya justru diguna- kan untuk mengasah kreativitas mereka melukis langit malam. Adhe Novie Ali Umry masih ingat benar bagaimana rasa penasaran dan bersemangat- nya ia saat diajak temannya, Syarief Maulana, untuk me- lukis dengan cahaya. Mereka pun mencari lampu senter yang biasa diperjualbelikan di bus-bus kota. Setelah mengutak-atik cahaya sang lampu yang ditangkap kamera foto dengan teknik low- speed, terciptalah lukisan per- tama mereka berbentuk tulisan ‘hello’. Saat itu, keberhasilan pertama mereka terlihat begitu menawan. “Pas bisa menciptakan grati pertama itu, rasanya senang banget. Padahal sederhana, Hanya tulisan ‘hello’,’’ kenang Adhe, kemarin. Syarief, atau yang biasa dipanggil Mbuy mengaku ia begitu tergelitik un- tuk mencoba teknik light graffiti yang selama ini hanya pernah didengarnya. Apalagi Mbuy memang sangat suka memotret suasana malam. “Nah inspirasi awalnya cuma dari lampu-lampu mobil yang mengeluarkan cahaya. Kalau mereka bergerak, kilatan ca- hayanya kok kayaknya bagus ya ditangkap kamera. Jadilah kita berdua mengutak-atik cahaya itu. Dan hasilnya kok lucu dan unik,” tutur Adhe. Selesai dengan karya pertama, keduanya tampak ketagihan mendesain lukisan cahaya de- ngan konsep yang lebih liar lagi. Langit malam yang luas, menu- rut Adhe, merupakan kanvas yang mahaluas untuk digambar cahaya. Berbeda dengan seni foto biasa yang hanya mengabadikan pe- mandangan yang ada, menurut Adhe, light graffiti memungkin- kan fotografer untuk mencipta- kan sendiri pemandangan yang ingin difoto. “Enaknya pada seni ini kita bisa lukis apa pun di langit malam. Jadi kita yang membuat pemandangan itu. Di situ letak kepuasannya,” ucap pria berusia 27 tahun tersebut. Dan, siapa sangka keisengan mereka diminati banyak orang. Hanya bermula membuat grup di salah satu jejaring sosial, keindahan seni menangkap ca- haya tersebut pun dapat semakin luas dimainkan. Sampai-sampai selain di Jakarta, mereka juga punya anggota di Bandung, Yogyakarta, Manado, hingga Singapura dan Dubai. Dengan bertambahnya pemi- nat dan jumlah anggota ko- munitas ini, tentunya ide yang bisa diwujudkan pun semakin berkembang. Instrumen cahaya untuk melukis langit pun tidak terbatas bersumber dari lampu saja. “Terkadang kami meng- gunakan kembang api atau petasan air mancur. Bisa juga api, lilin, senter, dan kami juga buat permanen lampunya,” ungkap Adhe. Pesan tertentu Mbuy mengaku karya-karya yang mereka buat dari hasil kumpul-kumpul setiap malam Minggu di Senayan, Jakarta, tak sekadar hasil jepretan iseng. I Light This Melukis Langit Malam dengan Cahaya 8 | Pop Komunitas JUMAT, 6 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Siapkan kegelapan sebagai kanvas dengan lampu sebagai kuasnya. Anda akan terpukau dengan keindahan lukisan malam yang tak perlu mengotori alam. FOTO BERSAMA: Komunitas I Light This berfoto bersama. Vini Mariyane Rosya AKSI PEMOTRETAN: Para anggota komunitas I Light This sedang memperaktikkan proses pemotretan. FOTO-FOTO: I LIGHT THIS INDAH: Karya komunitas I Light This yang dibuat di Jakarta. BERPOSE DENGAN KARYA: Hasil karya I Light This

Upload: nguyenkhuong

Post on 09-Aug-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Melukis Langit Malam dengan Cahaya - ftp.unpad.ac.id · anggota Rama, dia suka punya ide yang unik-unik. Pernah dia membuat lukisan grafi ti dengan tema-tema khusus. Pernah ia membuat

Tidak sedikit karya mereka yang didesain khusus untuk memuat pesan-pesan khusus.

“Sebelum memotret biasanya kita semua diskusikan dulu apa temanya, mau bikin foto yang seperti apa. Nah ada salah satu anggota Rama, dia suka punya ide yang unik-unik. Pernah dia membuat lukisan grafi ti dengan tema-tema khusus. Pernah ia membuat lukisan dengan pesan “Jangan pernah bunuh diri itu apa sih,” papar Mbuy.

Adhe menambahkan sebagai karya seni, light graffiti juga bisa dijadikan sarana unik un-tuk mengampanyekan sebuah makna. Ia mencontohkan kere-sahan beberapa anggota dengan

kondisi hutan di Indonesia yang semakin gundul.

“saat itu kita pun terpikirkan untuk membuat ide ada model yang sedang menanam. Lalu di langit belakangnya yang gelap, kita lukis pohon yang tumbuh dari tanah itu, dan ada tulisan save a tree.

Pernah juga kami membuat foto dengan latar Monas, dan kami melukis langit Jakarta dengan tulisan I Love Jakarta,” tutur Adhe.

Selain kaya makna dan pesan tertentu, melukis grafi ti dengan cahaya bagi Adhe merupakan bagian dari membuat dunia yang lebih bersih. “Gampangnya menggambar tapi tidak mengo-

tori dunia. Beda dengan melukis grafi ti di tembok menggunakan pilok (cat semprot). Kalau ini pi-loknya pakai cahaya. Jadi enggak mengotori,” tambah Adhe.

Kreativitas ke bisnisEksplorasi imajinasi yang

dilakukan komunitas ILT ini memang tanpa batas. Meski belajar secara autodidak, dis-kusi dan saling berbagi di an-tara mereka justru menajamkan teknis yang diawali dari coba-coba saja.

“Kami juga jalin hubungan dengan beberapa kelompok grafi ti dari berbagai negara, yang paling sering itu dari Prancis. Di sana seni foto cahaya seperti

ini sudah sangat berkembang. Kami sering tukar hasil karya,” ujar Mbuy.

Jalinan tersebut sempat ham-pir menerbangkan mereka ke Prancis lewat undangan komu-nitas di sana. “Tapi kita tidak punya uang buat ke sana,” sahut Adhe sambil tertawa getir.

Menyadari kebutuhan dana, komunitas yang telah berhasil merangkul lebih dari 50 orang di berbagai daerah tersebut, Adhe mengaku ILT telah berpikir untuk mengekspansikan komu-nitas mereka ke ruang-ruang komersial. Apalagi tak sedikit tawaran bisnis yang mendarat di meja mereka.

Ini karena penggemar light graffiti semakin banyak. Tawaran mulai dari desain buku tahun-an, foto-foto untuk pre wedding hingga dipakai sebagai latar video klip sebuah band mulai berdatangan,” timpal Adhe.

Namun baik Adhe dan Mbuy sepakat komunitas ini tak akan menyimpang dari tujuan awal. Mereka bermimpi seni ini akan semakin diperhitungkan dalam panggung seni Indonesia.

“Makanya kami pun ke-p ik i ran untuk membuat semacam lomba light graffiti. Biar kemampuan dan peminat seni ini semakin banyak,” ujar Adhe yang mengaku masih menggodok ide dan kemasan lombanya. (M-1)

[email protected]

BAGI sebagian orang cahaya mungkin diarti-kan sekadar kebutuhan primer di malam hari.

Tapi bagi beberapa anak muda yang tergabung dalam I Light This (ILT), cahaya justru diguna-kan untuk mengasah kreativitas mereka melukis langit malam.

Adhe Novie Ali Umry masih ingat benar bagaimana rasa penasaran dan bersemangat-nya ia saat diajak temannya, Syarief Maulana, untuk me-lukis dengan cahaya. Mereka pun mencari lampu senter yang biasa diperjualbelikan di bus-bus kota.

Setelah mengutak-atik cahaya sang lampu yang ditangkap

kamera foto dengan teknik low-speed, terciptalah lukisan per-tama mereka berbentuk tulisan ‘hello’. Saat itu, keberhasilan pertama mereka terlihat begitu menawan.

“Pas bisa menciptakan grafi ti pertama itu, rasanya senang banget. Padahal sederhana, Hanya tulisan ‘hello’,’’ kenang Adhe, kemarin. Syarief, atau

yang biasa dipanggil Mbuy mengaku ia begitu tergelitik un-tuk mencoba teknik light graffiti yang selama ini hanya pernah didengarnya. Apalagi Mbuy memang sangat suka memotret suasana malam.

“Nah inspirasi awalnya cuma dari lampu-lampu mobil yang mengeluarkan cahaya. Kalau mereka bergerak, kilatan ca-hayanya kok kayaknya bagus ya ditangkap kamera. Jadilah kita berdua mengutak-atik cahaya itu. Dan hasilnya kok lucu dan unik,” tutur Adhe.

Selesai dengan karya pertama, keduanya tampak ketagihan mendesain lukisan cahaya de-ngan konsep yang lebih liar lagi. Langit malam yang luas, menu-rut Adhe, merupakan kanvas yang mahaluas untuk digambar

cahaya.Berbeda dengan seni foto biasa

yang hanya mengabadikan pe-mandangan yang ada, menurut Adhe, light graffiti memungkin-kan fotografer untuk mencipta-kan sendiri pemandangan yang ingin difoto.

“Enaknya pada seni ini kita bisa lukis apa pun di langit malam. Jadi kita yang membuat

pemandangan itu. Di situ letak kepuasannya,” ucap pria berusia 27 tahun tersebut.

Dan, siapa sangka keisengan mereka diminati banyak orang. Hanya bermula membuat grup di salah satu jejaring sosial, keindahan seni menangkap ca-haya tersebut pun dapat semakin luas dimainkan. Sampai-sampai selain di Jakarta, mereka juga punya anggota di Bandung, Yogyakarta, Manado, hingga Singapura dan Dubai.

Dengan bertambahnya pemi-nat dan jumlah anggota ko-munitas ini, tentunya ide yang bisa diwujudkan pun semakin berkembang. Instrumen cahaya untuk melukis langit pun tidak terbatas bersumber dari lampu saja. “Terkadang kami meng-gunakan kembang api atau

petasan air mancur. Bisa juga api, lilin, senter, dan kami juga buat permanen lampunya,” ungkap Adhe.

Pesan tertentuMbuy mengaku karya-karya

yang mereka buat dari hasil kumpul-kumpul setiap malam Minggu di Senayan, Jakarta, tak sekadar hasil jepretan iseng.

I Light This

Melukis Langit Malam dengan Cahaya

8 | Pop Komunitas JUMAT, 6 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Siapkan kegelapan sebagai kanvas dengan lampu sebagai kuasnya. Anda akan terpukau dengan keindahan lukisan malam yang tak perlu mengotori alam.

FOTO BERSAMA: Komunitas I Light This berfoto bersama.

Vini Mariyane Rosya

AKSI PEMOTRETAN: Para anggota komunitas I Light This sedang memperaktikkan proses pemotretan.

FOTO-FOTO: I LIGHT THIS

INDAH: Karya komunitas I Light This yang dibuat di Jakarta.

BERPOSE DENGAN KARYA: Hasil karya I Light This