fenomena cuaca unik -...

13
1 Meteodrome, Oktober 2020 VOLUME IV NOMOR 10 OKTOBER 2020 ISSN 2548-9801 BMKG FENOMENA CUACA UNIK Berkurangnya pembentukan Awan Akibat Menguatnya Mosun Australia Kondisi Suhu, Tekanan, dan Kelembaban Udara pada Bulan September 2020 Pict: Kadek Sumaja Suhu Udara Semakin Panas, Apakah Pertanda Musim Hujan akan segera tiba? Mengulik Kemunculan Fenomena Cuaca Unik yang Terjadi di Indonesia dan Bali Cold Surges and Dust Events: Establishing the Link Between the East Asian Winter Monsoon and the Chinese Loess Record BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI - BADUNG

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

1 Meteodrome, Oktober 2020

VOLUME IV NOMOR 10 OKTOBER 2020 ISSN 2548-9801

BMKG

FENOMENA CUACA UNIK

Berkurangnya pembentukan Awan Akibat MenguatnyaMosun Australia

Kondisi Suhu, Tekanan, dan Kelembaban Udara pada Bulan September 2020

Pict: Kadek Sumaja

Suhu Udara Semakin Panas, Apakah Pertanda Musim Hujan

akan segera tiba?

Mengulik Kemunculan Fenomena Cuaca Unik yang

Terjadi di Indonesia dan Bali

Cold Surges and Dust Events: Establishing the Link Between the East Asian Winter Monsoon and the Chinese Loess Record

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I I GUSTI NGURAH RAI - BADUNG

Page 2: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

Sapa EditorHUT BMKG 2020

Hai para pembaca setia, edisi kali ini buletin meteodrome akan menyajikan ulasan utama tentang Fenomena Cuaca Unik. Musim transisi

sudah mulai kita rasakan di bulan Oktober ini yang mulai ditandai dengan turunnya hujan. Mulai bulan ini biasanya akan muncul beberapa fenomena cuaca yang bisa dikategorikan unik karena tidak selalu bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifat yang unik ini, biasanya akan menimbulkan pertanyaan dan ketidak tahuan. Hal ini juga akan berujung kepada antisipasi yang perlu diberikan perhatian lebih. Sehingga dalam edisi ini akan dijelaskan salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi.

Selain itu akan disajikan juga kondisi cuaca pada bulan September yang baru saja terlewati secara lengkap seperti kondisi Angin dan Suhu Udara.

Semoga Meteodrome selalu dapat memberikan manfaat untuk para pembaca sekalian.

Tim Redaksi

Diterbitkan oleh:Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai - Denpasar

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai DenpasarKodepos 8036103619359754 | 036170160103619351124 | 03619356665

[email protected]

Website:http://ngurahrai.bali.bmkg.go.id/

DAFTAR ISI

04Suhu, Kelembaban, dan

Tekanan UdaraKondisi Suhu, Tekanan, dan

Kelembaban Udara pada Bulan September 2020

03Sapa Editor

CUACA UNIK

07Analisis Angin

Berkurangnya pembentu-kan Awan Akibat Men-

guatnya Mosun Australia

10Analisa Kejadian Cuaca

BermaknaSuhu Udara Semakin Panas,

Apakah Pertanda Musim Hujan akan segera tiba?

14FOKUS:

Mengulik Kemunculan Fenomena Cuaca Unik

yang Terjadi di Indonesia dan Bali

REDAKSI

Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai DenpasarPenasihat Kepala Seksi Observasi Kepala Seksi Data dan Informasi Kepala Sub Bagian Tata UsahaPemred Apritarum Fadianika Wakil Pemred Gde Sudika PratamaSekretaris Rahma Fauzia YusharAnggota Redaksi Pande Hadi Wiguna Putu Eka Tulistiawan Ni Luh Putu Sri Ariastuti Bonggo Pribadi Sangsang Firmansyah Dewa Gede Agung Mahendra Tanti Prasetya Prima Dewi I Kadek Mas Satriyabawa Dewa Ayu Kade Wida Luh Novita Ari Wardani Aulia Siti Syahdian Ni Made Dwijayanti Made Nanda Putri A. M. Kadek Sumaja Alexandra FishwarantaDistribusai & Percetakan I Wayan Subakti Putri Kusuma Kusumastuti Kadek Winasih Devi Dwita Meiliza

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

WEATHER SERVICE FOR FLIGHT SAFETY

18Review Jurnal:

Cold Surges and Dust Events: Establishing the Link Between

the East Asian Winter Monsoon and the Chinese

Loess Record

Meteodrome, Oktober 20203

Page 3: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

54 Meteodrome, Oktober 2020

KONDISI SUHU, TEKANAN, DAN KELEMBABAN UDARA PADA BULAN SEPTEMBER 2020

Oleh : Made Nanda Putri Arianti Mahendra

T, P, RHSEPTEMBER 2020

Suhu Udara Bulan September 2020 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai

Kondisi cuaca selama bulan September 2020 daerah Bali khususnya wilayah sekitar Banda-ra I Gusti Ngurah Rai cenderung berawan. Hal ini ditandai dengan sedikitnya curah hujan dalam sebulan di area bandara, dengan angka yang tidak mencapai 50 mm per bulan. Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan bulan Agustus 2020, curah hujan di bulan September

mengalami peningkatan drastis sebesar 48,2 mm. Bulan September 2020 diperkirakan sebagai awal musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Keadaan ini tidak lepas dari pengaruh suhu, tekanan, dan kelembaban di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai. Bagaimana kondisi keti-ga parameter tersebut selama bulan September? Mari kita lihat bersama pembahasan di bawah ini.

Selama bulan September intesitas curah hujan-nya lebih tinggi daripada bulan Agustus, dimana terjadi sellisih curah hujan yang cukup signifikan di area Bandara I GUsti Ngurah Rai. Memasuki mu-sim peralihan suhu udara cenderung akan terasa lebih hangat daripada biasanya, terutama pada malam dan dini hari. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah tutupan awan sehingga pele-pasan panas dari bumi langsung ke atmosfer terh-alangi oleh awan. Kondisi kelembaban udara pada bulan September cenderung berada di bawah nor-mal. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi udara yang berada di bandara I Gusti Ngurah Rai cend-erung lebih kering daripada keadaan normalnya.

Berdasarkan data hasil observasi Stasiun Mete-orologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai Denpasar, suhu rata-rata pada bulan September 2020 tercatat 27,3 C sedangkan pada bulan Agustus tercatat 26,5 C. Dengan demikian terjadi peningkatan rata-rata

suhu udara sebesar 0,8 C pada bulan September jika dibandingkan dengan bulan Agustus.

Suhu rata-rata maksimumnya adalah 28,2 C dengan suhu maksimum tertinggi tercatat ada-lah 31,2 C pada tanggal 25 September 2020, se-dangkan suhu maksimum terendahnya yaitu 29,5 C pada tanggal 16 September 2020. Suhu minimum rata-rata yaitu 25.1 C, suhu minimum tertingginya yaitu 26,3 C sedangkan suhu mini-mum terendah yaitu 23,0 C.

Kondisi suhu rata-rata, suhu maksimum, suhu minimum, tekanan dan kelembaban udara pada bulan September 2020 disajikan dalam bentuk grafik seperti berikut. Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa suhu rata-rata, suhu maksimum dan suhu minimum pada bulan September 2020 cenderung lebih tinggi dari normalnya. Namun pada pertengahan bulan (15 - 16 September 2020), ketiga parameter suhu tersebut berada di bawah normal.

Page 4: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

76 Meteodrome, Oktober 2020Suhu, Tekanan & Kelembaban Udara

Tekanan dan Kelembaban Udara Bulan September 2020 di Stasiun Meteorologi Kelas I I Gusti Ngurah Rai

Suhu rata-rata bulan September 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata klima-tologis 30 tahunnya (data normal) dan terlihat cukup signifikan. Suhu rata-rata bulan Sep-tember 2020 mencapai 27,3 C, lebih tinggi dari normalnya yaitu 26,4 C. Suhu minimum bulan Septemnber 2020 mencapai 25,1 C yaitu lebih tinggi daripada kondisi normalnya yaitu 23,5 C. Hal ini mengindikasikan bahwa suhu udara cenderung lebih hangat daripada kondisi nor-malnya. Hal yang sama juga terjadi pada suhu rata-rata maksimum dimana pada bulan Sep-tember 2020 mencapai angka 30,5 C, yaitu lebih tinggi daripada normalnya yaitu 30,0 C.

Grafik tekanan udara menunjukkan kondisi yang berfluktuasi, dimana pada bulan Septem-ber tekanan udara rata-rata mencapai 1010,9 mb dan tekanan udara rata-rata tertinggi ter-jadi pada tanggal 13 September yaitu menca-pai 1012,1 mb. Apabila dibandingkan dengan normal tekanan bulan September yaitu sebe-sar 1011,5 mb, terdapat selisih sebesar 0,6 mb. Grafik kelembaban udara juga menunjukkan kondisi yang berfluktuasi. Kelembaban rata-ra-ta 79,4%, kelembaban tertinggi yaitu 86% terja-di pada tanggal 22 September 2020. sedangkan kelembaban terendah mencapai 72% terjadi yaitu pada tanggal 13 - 14 September 2020. Apabila dibandingkan dengan data normal,

terdapat selisih sebesar 0,6% untuk parameter kelembaban udara. Hal ini mengindikasikan bah-wa pada bulan September 2020 udara cenderung lebih kering dibandingkan dengan kondisi normal-nya.

Apabila dianalisis lebih lanjut, dapat kita li-hat seiring dengan adanya peningkatan suhu, baik untuk parameter rata-rata suhu, suhu mak-simum, dan suhu minimum, maka terjadi juga penurunan tekanan. Hal ini sesuai dengan per-bandingan kenaikan suhu yang berbanding ter-balik dengan tekanan, dibuktikan dengan suhu bulan September yang cenderung lebih tinggi dari keadaan normalnya berbanding terbalik dengan tekanan bulan September yang cenderung lebih rendah dari normalnya. Suhu bulan September yang lebih tinggi dari normalnya ini juga menun-jukkan bahwa keadaan udara yang lebih hangat mendukung potensi penguapan yang lebih besar sehingga fakta ini membuktikan bahwa curah hu-jan pada bulan September lebih tinggi daripada bulan Agustus.

Akan tetapi, jika dilihat dari kondisi kelembaban udara yang lebih kering daripada keadaan nor-malnya, maka dapat diasumsikan bahwa wilayah bandara I Gusti Ngurah Rai belum sepenuhnya me-masuki musim hujan, tetapi sudah mulai menun-jukkan tanda-tanda transisi (musim peralihan) dari musim kemarau ke musim hujan.

Meteodrome, Juli 2020

MOSUN AUSTRALIA LEBIH KUAT SEHINGGA PEMBENTUKAN AWAN BERKURANG OKTOBER

Oleh : Putu Eka Tulistiawan

Page 5: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

98 Meteodrome, Oktober 2020

Keadaan angin di wilayah Indonesia tak lepas dari pengaruh kejadian angin Zonal dan meridional. Sirkulasi atmosfer memiliki banyak bentuk sirkulasi, seperti sirkulasi atmosfer meridional dan sirkulasi atmosfer

zonal. Keduanya sangat berperan dalam pembentukkan cuaca atau iklim di wilayah Indonesia. Baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan, saling berinteferensi, saling menguatkan, maupun saling melemahkan. Sirkulasi zonal menggambarkan pergerakan udara pada arah yang sejajar dengan lintang bumi (di arah barat-timur) sedangkan sirkulasi meridional menggambarkan

Analisa angin Zonal (Timur - Barat) dan angin Meridional ( Utara - Selatan) oleh kedeputian bidang Klimatologi BMKG, pada dasarian III september 2020 menunjukkan angin dari selatan mendominasi wilayah Indonesia. Aliran massa udara dari selatan umumnya sama dengan klimatologisnya.

Aliran massa udara di Wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran kecuali Sumatera bagian utara.

Angin Zonal dan Meridional lapisan 850 mb

KEADAAN UMUM ANGIN SELAMA BULAN SEPTEMBER

Analisis angin monsun wilayah Indonesia dapat dilihat pada pola Angin wilayah Indonesia pada dasarian III dan predikasi Dasarian I 2020. Oktober - November Monsun Australia diprediksi tetap mondominasi seluruh wilayah di Indonesia kecuali di sumatera bagian Utara. Desember 2020 diperkirakan Monsun Asia mulai mendominasi wilayah Indonesia.

Monsun Asia pada Dasarian III September 2020 tidak aktif, dan diprediksi tidak aktif hingga Dasarian III Oktober 2020 sehingga, tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan awan diwilayah Utara Indonesia.

Monsun Australia, pada Dasarian III September aktif, diperediksi tetap aktif hingga Dasarian III Oktober 2020 dan lebih kuat dibandingkan klimatologisnya sehingga, mengurangi potensi pembentukan awan di wilayah selatan Indonesia hingga Dasarian III Oktober 2020.

Pola Angin di Indonesia pada Dasarian III September 2020 dan Predikasi Dasarian I Oktober 2020

Indek Monsun Asia dan Australia

Analisa Angin Oktober 2020

Daerah belokan angin terjadi di sekitar garis ekuator. Angin timuran umumnya hampir sama dengan normalnya.

Aliran massa udara masih didominasi angin timuran kecuali wilayah equator bagian utara. Daerah belokan angin terjadi di sekitar garis ekuator.

Page 6: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

1110 Meteodrome, Oktober 2020

CUACA BERMAKNAOktober 2020

SUHU UDARA SEMAKIN PANAS, APAKAH PERTANDA MUSIM HUJAN AKAN SEGERA TIBA?

Oleh: NI LUH PUTU SRI ARIASTUTI

foto by luhtu

Analisa SST Bulan September 2020 (Sumber: BOM)

Bandara I Gusti Ngurah Rai pada bulan September ini kondisi suhu udara terasa semakin panas, Apakah hal tersebut

bertanda di Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah memasuki musim transisi /peralihan dari musim kemarau ke musim hujan? Mari kita analisa lebih lanjut!!! Suhu udara yang semakin panas mulai terasa pada bulan September, dimana pada bulan ini seharunya wilayah Bali akan mulai memasuki musim transisi/peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Seiring dengan pergerakan semu matahari pada Bulan September matahari berada pada garis katulistiwa ,dimana merupakan penyebab dari suhu udara yang terasa lebih panas dari bulan sebelumnya

Terjadinya peningkatan jumlah curah hujan dikarenakan adanya memberikan kontribusi uap air yang mempengaruhi potensi terbentuknya awan yaitu suhu muka laut. Kondisi suhu muka laut di wilayah Bali pada bulan September 2020 yaitu berkisar antara suhu 26°C-28°C dengan anomali suhu muka laut berkisar antara 0,5-1.0 °C. Kondisi ini tergolong masih hangat dan masih berpotensi untuk terjadinya pembentukan awan-awan hujan.

Aomali SST Bulan September 2020 (Sumber: BOM)

Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan model osilasi dominan dari variabilitas daerah tropik .Ia dimanifestasikan dalam skala waktu antara 30-60 hari melalui anomali skala besar dari propagasi (penjalaran) proses konveksi ke arah timur(Evana. dkk, 2008). Kondisi MJO bulan September 2020 memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan awan khususnya wilayah Bali, karena berada pada kuadran 3,4 dan 5.

B u l a n S e p t e m b e r, Sta s i u n meteorologi Ngurah Rai mencatat curah hujan yang terjadi selama sebulan yaitu sebesar 58.8 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 8 hari hujan, dimana Dasarian pertama tercacat curah hujan sebesar TTU (tidak terukur), Dasarian ke-dua tercatat sebesar 11,5 mm , dan dasarian ke-tiga sebesar 47,3mm. Dari jumlah curah hujan dalam satu dasarian yang kurang dari 50 mm, menandakan di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai belum memasuki musim hujan masih pada kategori musim kemarau . Dimana permulaan musim hujan ditetapkan berdasarkan jumlah Curah Hujan dalam satu dasarian ( 10 hari ) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya. Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal ( maju ), sama atau lebih lambat ( mundur ) dari normalnya ( rata-rata dari tahun 1981 - 2010 ). jumlah curah hujan pada bulan September lebih tinggi dari pada bulan Agustus yaitu hanya mencapai 0.3mm.

Page 7: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

1312 Meteodrome, Oktober 2020

Diagram MJO September 2020 (Sumber: BOM

Kurva OLR (Sumber: BOM Australia)

Kondisi OLR yaitu agar dapat mengidentifikasi ketebalan dan tingginya awan-awan rendah. Nilai OLR yang dikeluarkan oleh Bureau of Meteorology (BOM) Australia untuk wilayah Indonesia Tengah dan Barat pada bulan September 2020, bernilai diatas normal dari awal hingga akhir bulan yang ditunjukkan oleh kurva berwarna kuning. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi tutupan awan wilayah Indonesia tengah dan barat cenderung lebih tipis/sedikit dari normalnya. Kondisi perawanan dibawah normal (kurva biru) juga terlihat terjadi lebih dominan terjadi pada awal hingga akhir bulan September, artinya tutupan awan umumnya lebih tebal/banyak dibandingkan normalnya.

Dari kondisi ini, sudah mulai adanya peningkatan curah hujan yang menandakan awal musim hujan akan terjadi dalam waktu dekat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Dari data metar tercatat terjadi hujan dengan intensitas ringan-lebat, visibility mencapai 500m pada tanggal 21 September 2020 di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada pukul 21.44 UTC - 22.00UTC.

Data METAR 21 September 2020 (Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi I Gusti Ngurah Rai)

Data METAR 21 September 2020 (Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi I Gusti Ngurah Rai)

Walaupun September yang seharusnya sudah memasuki musim transisi,tetapi dari intensitas hujan dasarian yang terjadi masih blm termasuk kategori terjadinya awal musim hujan, akan tetapi curah hujan yang terjadi lebih tinggi dari pada bulan Agustus.

Dari analisa Streamline pada tanggal 21 September 2020 pukul 12.00 UTC, dapat dilihat tidak adanya gangguan cuaca yang significant terjadi diwilayah Bali.

Citra Radar 21 September 2020 jam 21.44 UTC - 22.00 UTC ( Sumber : BMKG Stasiun Meteorologi I Gusti Ngurah Rai)

Prakiraan awal musim hujan 2020/2021 Provinsi Bali(Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana)

Berdasarkan prakiraan awal musim hujan 2020/2021 yang dirilis oleh Stasiun Klimatologi Jembrana untuk Provinsi Bali, Awal musim hujan di Bandara I Gusti Ngurah Rai diprakirakan terjadi pada bulan November Dasarian II dengan sifat musim hujan untuk wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali masih diprakirakan umumnya normal.

Melalui citra radar dapat dilihat bahwa tanggal 21 September 2020 di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada pukul 21.44 UTC - 22.00UTC terjadinya hujan dengan intensitas sedang – lebat dengan visibility mencapai 500m di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai .

Page 8: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

1514 Meteodrome, Oktober 2020

FOKUS : FENOMENA CUACA UNIK

MENGULIK KEMUNCULAN FENOMENA CUACA UNIK YANG TERJADI DI INDONESIA DAN BALIOleh : Dewa Ayu Kade Wida Pradnya

Photo by: @widapparamita

FENOMENA AWAN BERBENTUK SEPERTI GELOMBANG TSUNAMI DI ACEH

Dilansir dari laman bmkg.go.id terkait dengan kejadian fenomena awan yang disebut masyarakat sekitar sebagai awan berbentuk seperti tsunami yang teramati pada pagi hari tanggal 10 Agustus 2020 di wilayah Meulaboh Aceh, BMKG memberikan penjelasan sebagai berikut. Secara ilmiah dalam dunia Meteorologi, fenomena awan tersebut dinamakan dengan awan Arcus (ref: cloud atlas World Meteorological Organization, WMO). Fitur awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus. Awan

Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Adapun unsur-unsur dari cuaca yakni suhu, angin, tekanan, kelembaban, awan, dan curah hujan. Hujan dan petir merupakan contoh fenomena cuaca yang sering

kita jumpai, sehingga kemunculannya tidak mengejutkan bagi kita semua. Namun bagaimana dengan fenomena cuaca yang jarang kita temui? Sering kali masyarakat menganggapnya sebagai fenomena cuaca unik bahkan mengaitkannya dengan pertanda akan terjadinya bencana atau menghubungkannya dengan hal-hal mistis. Dalam ilmu meteorologi, fenomena-fenomena cuaca unik tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah. Mari kita ulas fenomena cuaca unik yang terjadi di wilayah Indonesia dan Bali dalam beberapa waktu terakhir beserta penjelasannya secara ilmiah.

arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang, memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang. Fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembap sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang. Kondisi tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke arah daratan.

Fenomena Awan Berbentuk Seperti Gelombang Tsunami di Aceh (sumber: news.detik.com)

Page 9: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

1716 Meteodrome, Oktober 2020

FENOMENA MATAHARI BERCINCIN

Pada tanggal 27 September 2020 siang di Bali matahari nampak berbeda dari biasanya, terlihat sebuah lingkaran berbentuk seperti cincin yang mengelilinginya. Fenomena seperti ini disebut dengan Halo, yang merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya yang mengelilingi matahari ataupun bulan. Halo terjadi karena adanya refleksi dan pembiasan sinar matahari oleh permukaan es yang berbentuk batang atau prisma dari awan cirrus yang sangat dingin di atmosfer. Fenomena Halo bukan fenomena astronomis seperti halnya gerhana matahari, serta tidak ada kaitannya dengan pertanda terjadinya bencana atau hal-hal mistis lain. Kemunculan fenomena Halo pada tanggal 27 September 2020 tidak hanya terjadi di Bali, tetapi juga daerah lain seperti Jawa Timur, Jawa Barat. Banyak warganet yang mengabadikan fenomena Halo ini sehingga sempat menjadi perbincangan hangat dan viral di media sosial.

Fenomena Matahari Bercincin (Halo) di daerah Badung (sumber: Tribun Bali)

Fenomena awan Arcus ini dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan. Keberadaan awan ini murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis.

FENOMENA GUNUNG AGUNG BERTOPI

Ada yang berbeda dengan puncak Gunung Agung pada tanggal 22 Mei 2020, secara visual dari kejauhan nampak puncak Gunung agung diselimuti awan yang menyerupai bentuk topi. Fenomena ini menarik perhatian masyarakat di sekitar Gunung Agung, mereka mengabadikan fenomena ini dengan mengambil foto dan mengunggahnya ke media sosial. Fenomena gunung bertopi ini sempat viral di beberapa platform jejaring sosial. Kemunculannya di tengah-tengah pandemi COVID-19 sempat membuat kehebohan di masyarakat dan mengaitkannya dengan pertanda bencana. Dalam ilmu meteorologi, fenomena ini merupakan fenomena yang umum terjadi dan tidak ada kaitannya dengan pertanda bencana ataupun hal-hal mistis. Awan tersebut bernama awan Altocumulus Lenticularis, umumnya terbentuk di dekat gunung.

Fenomena Gunung Agung Bertopi (Awan Altocumulus Lenticularis) (sumber: news.beritabali.com)

Awan Altocumulus Lenticularis terbentuk akibat massa udara yang bersifat lembab yang digerakkan angin ke arah atas gunung, sehingga mengalami proses kondensasi (pengembunan) dan membentuk awan. Awan ini merupakan awan yang umumnya tegak lurus terhadap arah angin, dan seringkali menyerupai bentuk lensa. Awan lentikular terbentuk saat udara bergerak melewati pegunungan, sehingga mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi. Keberadaan awan ini tidak terlalu signifikan terhadap aktivitas masyarakat setempat, namun cukup berbahaya bagi pernerbangan jika melewati awan ini akan menyebabkan turbulensi. Selain itu, para pendaki juga harus mewaspadai udara dingin dan berkurangnya jarak pandang yang disebabkan oleh awan ini.

Page 10: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

1918 Meteodrome, Oktober 2020

REVIEW JURNAL ILMIAH

REVIEW JURNAL ILMIAH

Cold surges and dust events: Establishing the link between the East Asian Winter Monsoon and the Chinese loess record

Oleh : I Kadek Mas Satriyabawa

Karl-Heinz Wyrwoll, Junhong Wei, Zhaohui Lin, Yaping Shao, Feng He

PENDAHULUAN Dalam penelitian ini, penulis ingin

menemukan keterkaitan antara peristiwa debu-pasir dan fenomena seruakan dingin (Cold Surge). Yang dimana kejadian debu-pasir ini berpengaruh terhadap proses pengendapan (sedimentasi) yang dapat mempengaruhi konstruksi dan rekonstruksi struktur dari dataran tinggi Cina.

DATA DAN METODEData yang digunakan pada penelitian ini

yaitu: 1) Data suhu udara harian rata-rata di 833 stasiun meteorologi di kawasan Cina. 2) Data frekuensi kejadian seruakan dingin dari Lembaga Meteorologi Cina selama 41 tahun (1961 - 2001). 3) Data frekuensi kejadian debu dari 162 stasiun meteorologi di kawasan utara Cina.

Penentuan Cold Surge dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1) melihat beda suhu udara (ΔT) untuk 1 stasiun adalah sebesar 10 °C, dan 2) melihat selisih suhu udara minimun

(Tmin) terhadap suhu minimum 10 harian adalah sebesar -5°C. Sedangkan penentuan keterkaitan Cold Surge dengan kejadian debu-pasir dilakukan dengan mencari nilai korelasi antara CWFI (Cold Wave Frequency Index) dengan frekunsi kejadian debu-pasir.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data tekanan udara muka laut dari model reanalisis NCEP/NCAR selama 10 tahun (2000 – 2010), menunjukkan nilai tekanan udara yang selalu tinggi pada musim dingin Asia Timur (Des/Jan/Feb). Hal tersebut merupakan pemicu terjadinya seruakan dingin (Cold Surge).

Kurva CWFI (Indeks Frekuensi Cold Wave) dan Indeks frekuensi kejadian badai debu-pasir. Setelah melalui proses perhitungan, nilai koefisien korelasi antar keduanya adalah sebesar 0.73. Yang artinya hubungan kedua kejadian tersebut dikatakan dekat atau saling terkait satu sama lain.

Data tekanan udara muka laut dari model reanalisis NCEP/NCAR selama 10 tahun (2000 – 2010)

Page 11: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

2120 Meteodrome, Oktober 2020

Kurva CWFI (Indeks Frekuensi Cold Wave) dan Indeks frekuensi kejadian badai debu-pasir

plotingan nilai koefisien korelasi yang disajikan secara spasial

Gambar (a) adalah nilai korelasi, sedangkan gambar (b) adalah nilai detren (sisa korelasi). Kedua gambar menunjukkan adanya hubungan korelasi positif (berbanding lurus), artinya jika nilai frekuensi Cold Surge makin besar maka nilai frekuensi kejadian debu-pasir pun besar.

Tekanan udara yang tinggi dan suhu udara yang dingin di kawasan utara Cina menyebabkan terjadinya cold surge. Cold surge tersebut menyebabkan terjadinya adveksi dingin (penjalaran udara dingin) yang membuat kondisi udara disekitarnya menjadi super labil. Akibat udara labil tersebut menyebabkan pertumbuhan awan badai yang terjadi dikawasan gurun berpasir (dataran Siberia) membentuk badai debu-

pasir. Material debu pasir tersebut naik ke lapisan atas dan terdorong ke arah timur oleh arus jet stream lapisan udara atas. Kemudian material tersebut jatuh perlahan di kawasan dataran tinggi utara Cina.

hubungan kejadian Cold Surge dan Badai debu-pasir terjadi

Dalam hal ini penulis ingin menggali lebih jauh tentang kondisi material debupasir tersebut dengan mengkaitkan penelitian dari penulis lain yaitu (Kohfeld and Harrison, 2003). Gambar diatas menunjukkan kondisi cold surge (dalam hal ini ditinjau hanya dari tekanan udara pada muka laut) untuk berbagai kondisi MAR (Mass Accumulation Rates) yang berbeda-beda. Artinya adalah ada peristiwa konstruksi / rekonstruksi yang ditunjukkan oleh MAR 21, 17, 12, 9, 6, dan 3 yang mana setiap proses tersebut selalu disertai dengan peristiwa cold surge.

Page 12: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

2322 Meteodrome, Oktober 2020Meteodrome,Juni 2020

KESIMPULANEAWM (East Asia Winter Monsoon) berkaitan erat dengan Cold Surge. Sementara Cold

Surge menjadi pemicu bagi terjadinya badai debu-pasir di kawasan utara Cina. Debu-pasir merupakan material yang terbawa selama terjadinya badai dan menyebabkab rekonstruksi dan dekonstruksi di dataran tinggi Cina.

Galery Kegiatan Pembuatan Video EMPLOYEE OF

THE MONTH

Page 13: FENOMENA CUACA UNIK - ngurahrai.bali.bmkg.go.idngurahrai.bali.bmkg.go.id/file/buletin/5b451d2ee8da78c13e25f4abc7… · salah satu contoh fenomena cuaca unik yang pernah terjadi. S

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKASTASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI - DENPASAR

Pict:Kadek Sumaja