dampak perubahan cuaca

22

Click here to load reader

Upload: bhuzuck-ian

Post on 18-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gooos

TRANSCRIPT

PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGANA. DAMPAK PERUBAHAN CUACA Cuaca adalah suatu fenomena atau perubahan yang terjadi di wilayah tertentu yang menunjukkan adanya perubahan aktifitas alam seperti hujan, panas matahari, atau mendung. Kurun waktu dalam memperkirakan perubahan cuaca ini lebih pendek daripada penentuan iklim. Adanya perbedaan cuaca antara satu tempat dengan tempat lainnya disebabkan oleh perbedaan kelembaban udara serta suhu di tempat tersebut. Hal ini bisa terjadi karena sudut pemanasan matahari di satu tempat dengan tempat lain tidak sama. Perubahan cuaca maupun iklim di bumi dapat berpengaruh pada setiap makhluk hidup yang ada di dalamnya, termasuk karakteristik serta jenisnya. Akhir-akhir ini cuaca seakan tidak lagi bersahabat dengan manusia. Suhu udara saat siang hari terasa sangat panas dan terik, bahkan terasa menyengat di kulit. Tetapi pada malam hari suhu udara terasa dingin, lalu keesokan harinya hujan turun. Seharusnya hujan turun pada bulan Oktober-April. Tetapi yang terjadi sekarang, hingga saat ini hujan seolah hanya ingin membasahi tanah-tanah yang kering karena panas. Dampak perubahan cuaca yang seperti ini memang dapat langsung dirasakan salah satunya adalah sakit kepala dan migran. perubahan cuaca juga bisa merubah kebiasaan pola hidup termasuk ketidakmampuan tidur dan berdampak pada penyakit lainnya. Perubahan cuaca yang sangat ekstrim saat ini dapat mengakibatkan tubuh rentan terhadap berbagai penyakit.

Berikut ini penyakit yang biasa muncul pada saat seperti ini antara lain: 1. Flu, kondisi tubuh yang lemah atau kurang sehat dapat terserang flu. Akan tetapi penyakit ini mudah disembuhkan, cukup dengan makan teratur dan istirahat. 2. Mimisan tidak berbahaya bila tidak disertai komplikasi penyakit lain. Secara tradisional bisa disembuhkan dengan daun sirih dan secara kedokteran dapat dilakukan dengan cara bagian hidung yang berdarah dibakar dengan alat khusus. 3. Sesak nafas di musim hujan dapat menyerang siapa saja. Udara yang sangat dingin dapat menyebabkan saluran pernafasan mengerut dan ini mengganggu pasokan udara ke paru-paru. 4. Saluran pencernaan. Musim hujan seperti ini harus hati-hati mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran. Sayur dan buah sebisa mumngkin harus higienis. Walaupun penyakit yang disebabkan perubahan cuaca bukanlah penyakit kronis, tetapi penyakit-penyakit ringan seperti ini cukup mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Perubahan cuaca yang terjadi cukup mengacaukan pola tanam para petani. Misalnya petani sulit menentukan masa tanam karena cuaca yang berubah dan tak menentu. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Bumi mengatur sendiri stabilitas suhunya lewat hubungan saling memengaruhi antara daratan, air, udara, tumbuhan, bakteri, dan fauna. Manusia turut berperan dalam menjaga ataupun merusak semua itu. Mungkin tanpa disadari manusia telah merusak keseimbangan alam sehingga terjadi banyak kerusakan yang menyebabkan perubahan suhu.

Berikut ini tips-tips untuk menghindari cuaca yang eksrim: 1.Menjaga Kebugaran Tubuh Melihat kondisi cuaca yang tidak bersahabat dalam beberapa minggu terakhir ini, membuat tubuh manusia mudah terkena penyakit. Untuk menghindari itu, marilah kita menjaga kebugaran tubuh dengan cara yang sehat dan olah raga yang cukup. 2.Jauhkan Kontak Langsung dengan Sinar Matahari Ketajaman sinar matahari dapat membuat kulit menjadi terbakar. Diharapkan khususnya bagi wanita agar menggunakan pakaian lengan panjang yang melindungi kulit dari kontak langsung dengan sinar matahari. 3.Gunakan Masker Jika cuaca seperti ini dapat menyebabkan penyakit khususnya ISPA, sudah selayaknya masyarakat menggunakan masker kususnya pengendara roda dua. Karena itu adalah salah satu pencegah selain mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.

Nah untuk itu kita harus selalu waspada terhadap berbagai macam penyakit yang muncul karena cuaca yang sangat ekstrim. Untuk mengatasinya kita dapat melakukan hal-hal seperti: mengkonsumsi air putih yang cukup, memperbanyak buah-buahan dan sayur-sayuran, meminum vitamin C, dan lain sebagainya. 4. Menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat disertai dengan Vit C yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuh dari cuaca yang ekstrim.5. Saat beraktivitas keluar rumah, usahakan memakai masker untuk menghalang penyakit yang menyebar melalu udara dan biasanya menyerang saluran pernafasan yang bisa mengakibatkan influenza.6. Usahakan jika ingin beraktivitas sediakan payung , jas hujan dan jaket untuk menjaga agar sewaktu-waktu saat turun hujan yang sekarang sulit diprediksi. Hal ini lebih menjaga tubuh dari dinginya cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini.7. Bagi para pengendara khususnya motor, usahakan menggunakan lengan panjang, hal ini dapat menjaga kulit agar tidak terbakar dari sengatan panasnya sinar matahari yang semakin hari suhunya semakin tinggi.

PERUBAHAN IKLIM DAN DAMPAKNYAPengertian perubahan iklim adalah perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun (inter centenial).Disamping itu harus dipahami bahwa perubahan tersebut disebabkan oleh kegiatan manusia (anthropogenic), khususnya yang berkaitan dengan pemakaian bahan bakar fosil dan alih-guna lahan. Jadi perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor alami, seperti tambahan aerosol dari letusan gunung berapi, tidak diperhitungkan dalam pengertian perubahan iklim. Dengan demikian fenomena alam yang menimbulkan kondisi iklim ekstrem seperti siklon yang dapat terjadi di dalam suatu tahun (inter annual) dan El-Nino serta La-Nina yang dapat terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal) tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan iklim global. Kegiatan manusia yang dimaksud adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan konsentrasi GRK di atmosfer, khususnya dalam bentuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O).Proses Terjadinya Perubahan IklimPerubahan iklim bukanlah hal baru. Iklim global sudah selalu berubah-ubah. Jutaan tahun yang lalu, sebagian wilayah dunia yang kini lebih hangat, dahulunya merupakan wilayah yang tertutupi oleh es, dan beberapa abad terakhir ini, suhu rata-rata telah naik turun secara musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari, misalnya, atau akibat letusan gunung berapi secara berkala. Namun, yang baru adalah bahwa perubahan iklim yang ada saat ini dan yang akan datang dapat disebabkan bukan hanya oleh peristiwa alam melainkan lebih karena berbagai aktivitas manusia. Kemajuan pesat pembangunan ekonomi kita memberikan dampak yang serius terhadap iklim dunia, antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara, minyak, dan kayu, misalnya, serta pembabatan hutan.Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas.Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir! IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.Tetapi, menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.Dampak perubahan iklim terhadap pertanianDiperkirakan produktivitas pertanian di daerah tropis akan mengalami penurunan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global antara 1-2o C sehingga meningkatkan risiko bencana kelaparan. Meningkatnya frekuensi kekeringan dan banjir diperkirakan akan memberikan dampak negatif pada produksi lokal, terutama pada sektor penyediaan pangan di daerah subtropis dan tropis. Terjadinya perubahan musim di mana musim kemarau menjadi lebih panjang sehingga menyebabkan gagal panen, krisis air bersih dan kebakaran hutan. Terjadinya pergeseran musim dan perubahan pola hujan, akibatnya Indonesia harus mengimpor beras. Pada tahun 1991, Indonesia mengimpor sebesar 600 ribu ton beras dan tahun 1994 jumlah beras yang diimpor lebih dari satu juta ton (KLH, 1998). Adaptasi bisa dilakukan dengan menciptakan bibit unggul atau mengubah waktu tanam. Peningkatan suhu regional juga akan memberikan dampak negatif kepada penyebaran dan reproduksi ikan.Dampak perubahan iklim terhadap kenaikan muka air lautNaiknya permukaan laut akan menggenangi wilayah pesisir sehingga akan menghancurkan tambak-tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi (UNDP, 2007). akibat pemanasan global pada tahun 2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50% biota laut. Gejala ini sebetulnya sudah terjadi di kawasan Delta Mahakam Kalimantan Timur, apabila suhu air laut naik 1,50C setiap tahunnya sampai 2050 akan memusnahkan 98% terumbu karang. di Indonesia kita tak akan lagi menikmati lobster, cumi-cumi dan rajungan. Di Maluku, nelayan amat sulit memperkirakan waktu dan lokasi yang sesuai untuk menangkap ikan karena pola iklim yang berubah.Kenaikan temperatur menyebabkan es dan gletser di Kutub Utara dan Selatan mencair. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya pemuaian massa air laut dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan masyarakat pesisir pantai.Kenaikan muka air laut juga akan merusak ekosistem hutan bakau, serta merubah sifat biofisik dan biokimia di zona pesisir.Dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air.Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan ketersediaan air di daerah subpolar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami kekeringan akan semakin parah kondisinya.Dampak perubahan iklim terhadap EkosistemKemungkinan punahnya 20-30% spesies tanaman dan hewan bila terjadi kenaikan suhu rata-rata global sebesar 1,5-2,5oC. Meningkatnya tingkat keasaman laut karena bertambahnya Karbondioksida di atmosfer diperkirakan akan membawa dampak negatif pada organisme-organisme laut seperti terumbu karang serta spesies-spesies yang hidupnya bergantung pada organisme tersebut. Dampak lainnya yaitu hilangnya berbagai jenis flaura dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan karang seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut.

Dampak perubahan iklim pada Sektor EkonomiSemua dampak yang terjadi pada setiap sektor tersebut diatas pastilah secara langsung akan memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia akibat kerugian ekonomi yang harus ditanggung.Dampak perubahan iklim pada pemukim perkotaanKenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang akan makin rentan terhadap banjir dan limpasan badai. Masalah ini sudah menjadi makin parah di Jakarta karena bersamaan dengan kenaikan muka air laut, permukaan tanah turun: pendirian bangunan bertingkat dan meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun.Namun Jakarta memang sudah secara rutin dilanda banjir besar pada awal Februari,2007,banjir di Jakarta menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah di antaranya rusak atau hanyut.Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi terendam secara permanen dengan total populasi sekitar 270,000 jiwa, yakni: tiga di Jakarta Kosambi, Penjaringan dan Cilincing; dan tiga di Bekasi Muaragembong, Babelan dan Tarumajaya.Banyak wilayah lain di negeri ini juga akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh, misalnya, di penghujung tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000 orang yang kehilangan sumber penghidupan dan harta benda mereka. Pada tahun 2007 di Sinjai, Sulawesi Selatan banjir yang berlangsung berhari-hari telah merusak jalan dan memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk. Selanjutnya masih pada tahun itu,banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang mengungsi ke tenda-tenda dan barak-barak darurat.

Dampak perubahan iklim terhadap kesehatanKetika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada dalam ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit seperti naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang efektif sangat dibutuhkan.Frequensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Pemanasan global juga memicu meningkatnya kasus penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan. Faktor iklim berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular vektor seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. Semakin tinggi curah hujan, kasus DBD akan meningkat. suhu berhubungan negatif dengan kasus DBD, karena itu peningkatan suhu udara per minggu akan menurunkan kasus DBD. Penderita alergi dan asma akan meningkat secara signifikan. Gelombang panas yang melanda Eropa tahun 2005 meningkatkan angka heat stroke (serangan panas kuat) yang mematikan, infeksi salmonela, dan hay fever (demam akibat alergi rumput kering)

B. PENURUNAN KEANEKARAGAMAN HAYATI A. Penyebab penurunan keanekaragaman hayatiPengambilan SDA secara liar sangatlah mempengaruhi penurunan keanekaragaman hayati, seperti penebangan liar, perburuan satwa dan lai sebagainya. Karenanya Keanekargaman hayati kita tersebut saat ini mengalami ancaman degradasi yang sangat serius akibat kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan keanekaragaman hayati terus berkurang, antara lain yaitu:1. Penebangan hutan secara liar Hutan merupakan sumber utama keanekaragaman hayati karena hutan merupakan tempat tinggal berbagai spesies tanaman dan hewan. Kerusakan hutan yang terjadi karena kebakaran atau penebangan hutan secara luas menyebabkan terjadi penurunan keanekaragaman hayati bahkan kepunahan banyak spesies hewan dan tumbuhan, misalnya Harimau Jawa. Menurut FAO dalam laporan State of World Forest tahun 2009 laju kerusakan hutan di Indonesia mencapai sekitar 1,87 juta hektar pertahun. Apabila laju kerusakan hutan tidak dikendalikan, hutan Indonesia akan musnah sekitar 15 tahun ke depan.

2. polusi gas hasil pembakaran bahan bakar fosil pembakaran bakar fosil, seperti karbondioksida dan gas metan, menyebabkan punahnya ratusan spesies tanaman dan hewan karena terjadi kenaikan suhu udara secara global (global warming) yang mencapai 1-6 derajat celcius pada tahun 1900 sampai 2100 (IPCC report, 2007).

3. pemakaian Freon Pemakaian freon juga turut menyumbang kepunahan banyak jenis tanaman dan hewan karena freon yang lepas ke atmosfer menyebabkan lapisan ozon menjadi berlubang sehingga sinar ultraviolet dari matahari langsung menuju ke bumi yang mengakibatkan terjadinya mutasi merugikan yang berefek letal (mematikan) bagi hewan dan tanaman.

B. Dampak Berkurangnya Keanekaragaman HayatiBerkurangnya keanekaragaman hayati di alam memberi efek, baik secara langsung maupun tidak langsung, merugikan bagi manusia karena manusia, hewan dan tanaman merupakan komponen ekosistem alam yang saling berkaitan. Beberapa dampak yang timbul antara lain yaitu:1. KepunahanKepunuhan berarti hilangnya suatu spesies, Kebakaran hutan menghancurkan habitat, satwa dan tanaman secara langsung dan besar-besaran. Sementara yang bertahan akan menghilang secara perlahan dan menyebabkan hewan dan tumbuhan menjadi langka atau menjadi punah.2. Kekeringansemakin berkurangnya pepohonan dihutan menyebabkan cadangan air tanah menurun karena pohon merupakan penyimpan cadangan air tanah untuk musim kemarau terutama yang berasal dari air hujan. Apabila pepohonan di hutan berkurang, masyarakat disekitar hutan dapat mengalami kekurangan air di musim kemarau karena cadangan air tanah berkurang. Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan.

3. Banjirpada musim penghujan dapat terjadi banjir karena tidak adanya pepohonan di hutan yang dapat menyerap air hujan. Banjir akan memberikan dampak terhadap hidup manusia sepeerti rusaknya infrasuktur, terputusnya tranportasi, serta korban nyawa dan lain sebagainya yang merugikan kelangsungan hidup.4. Kenaikan muka air lautPenebangan bakau pada pesisir akan menyebabkan Kenaikan muka air laut juga telah menyebabkan tenggelamnya tambak udang dan ikan di beberapa daerah di Indonesia termasuk di pantai-pantai Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh dan Sulawesi Selatan.

C. Solusi Menghindari Berkurangnya Keanekaragaman HayatiPenurunan keanekaragaman hayati bukanlah permasalahan yang harus di sepelekan dalam keseimbangan lingkungan, sebagaimana dalam konsep lingkungan yang disebutkan bahwa apabila salah satu komponen hilang maka akan menyebabkan ketidak seimbangan pada komponen yang lainnya.Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari berkurangnya keanekaragaman hayati antara lain yaitu:1. Menghentikan kegiatan perburuan satwa di alam terutama untuk jenis satwa yang dilindungi dan terancam punah, contohnya penyu, untuk tujuan diperdagangkan maupun koleksi pribadi.2. Melindungi flaura dan fauna yang langka, demi menjaga kelangsungan kehidupan yang langka tersebut. 3. Menghentikan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal terutama penangkapan ikan menggunakan racun dan setrum di danau, sungai atau di daerah aliran air lainnya.4. Menghentikan kegiatan penebangan pohon secara liar dan tidak bertanggung jawab baik dikawasan pegunungan, pemukiman maupun di kawasan mangrove pesisir pantai.5. Menanam pohon-pohonan dan memeliharanya dengan baik.6. Mengolah sampah sesuai jenisnya dan mengurangi membakar sampah serta membuang sampah tidak pada tempatnya karena dapat mencemari lingkungan.

C. Dampak Ledakan Penduduk dan Upaya Mengatasinya Mengetahui jumlah penduduk suatu daerah/negara sanglat penting, walaupun angka yang diperoleh tidak tepat dengan kenyataan/sebenarnya. Angka jumlah penduduk yang diperoleh walaupun telah melalui sensus penduduk merupakan angka/jumlah penduduk yang mendekati kebenaran. Hal ini disebabkan karena sifat dinamis penduduk, sepertinya adanya kelahiran, kematian, dan migrasi, yang bisa berubah sewaktu-waktu. Angka/jumlah penduduk sangat penting untuk diketahui dalam suatu wilayah/negara sebab berhubungan dengan kebijakan dalam perencanaan-perencanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 hingga tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup serius, walaupun pertumbuhan mengalami penurunan. Peningkatan jumlah penduduk yang cepet sering disebut ledakan penduduk. Seorang ahli kependudukan dari bangsa Inggris, Thomas Robert Malthus mengatakan bahwa penyebab terjadinya ledakan penduduk suatu daerah/negara akibat kemiskinan. Secara logika dapat dikatakan bahwa penghuni bumi ini terus bertambah sedangkan ruang pemukiman di bumi tetap tidak bertambah (Suryani,1987 dalam buku Kependudukan Depdiknas). Penigkatan pertumbuhan penduduk normalnya harus diimbangi dengan pertumbahan bahan pangan, sandang dan papan. Ketidak seimbangan antara bahan pangan, sandangm dan papan dengan pertambahnya penduduk akan mengakibatkan lingkungan hidup semakin rusak dan tingkat produktivitasnya SDA semakin berkurang karena dipaksakan terus pemanfaatannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya cepat. Pertumbuhan pendududuk Indonesia 1,49% per tahun (berdasarkan sensus penduduk tahun 2010). Pemerintah Indonesia harus bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

Pertambahan penduduk yang tidak dikendalikan akan menimbulkan permesalahn-permesalahan seperti: Kurangnya kesempatan kerja, akan menimbulkan pengangguran dan peningkatan kejahatan. Kerusakan huran akibat penebangan hutan secara serampangan, akan menimbulkan bahaya erosi, tanah longsor dan bahaya banjir. Adanya pemusatan penduduk akibat urbanisasi, akan menyebabkan ketertiban dan keberhasilan lingkungan yang tak terkontrol. Meningkatnya penduduk usia sekolah, akan menyebabkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesempatan mengenyam pindidikan dan biaya pendidikan. Ketersediaan tempat tinggal yang kurang, akan mengakibatkan banyaknya perumahan-perumahan liar yang sangat menganggu keindahan dan ketertiban di kota. Ketersediaan air bersih yang kurang, akan mengakibatkan terganggunya kesehatan.

Melihat permasalahan-permesalahan kependudukan di atas, maka pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya antara lain:

Pembatasan kelahiran bayi dengan program keluarga berencana melalui semboyan "vatus warga". (Catur warga tediri bapak, ibu dan dua anak, laki-laki perempuan sama saja); pembatasan usia perkawinan; pembatasan tunjangan anak bagi PNS; program pendidikan formal di sekolah-sekolah maupun penyuluhan-penyuluhan yang berlangsung kepada masyarakat. Pelaksanaan program tansmigrasi sebagai upaya untuk mengatasi pemusatan penduduk/kepadatan penduduk dan persebaran penduduk yang tidak merata. Pembangunan gedung-gedung sekolah baru beserta fasilitasnya, penyelenggaraan sekolah terbuka, kejar paket sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan mengenyam pendidikan, dan penyelenggaran beasiswa bagi siswa tak mampu dan berprestasi. Pembangunan perumahan-perumahan murah baik rumah sederhana, maupun rumah sangat sederhana, untuk mengatasi ketersediaan perumahaan yang kurang. Penyelenggaraan hutan lindung, reboisasi, penghijauan serta melarang pertanian sistem ladang berpindah untuk mengatasi kerusakan hutan. Pembangunan industri-industri baru, pusat-pusat perdagangan dan pariwisata sebagai upaya mengatasi kurangnya kesempatan kerja.

D. LAHAN KRITISA. DefinisiLahan kritis adalah lahan yang telah mengalami kemerosotan kesuburannya atau lahan yang dalam proses kemunduran kesuburan baik secara fisik maupun kimia dan biologi. Sehingga lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukkannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air.Lahan kritis memiliki kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab kerusakan lahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah yang tidak memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan, kandungan garam yang tinggi akibat akumulasi garam sekunder atau intrusi air laut yang menyebabkan plasmolisis, atau tanaman keracunan oleh unsur toksik yang tinggi. Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas dan kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus hidrologi, perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar lahan dapat kembali berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang bersifat ekonomis bagi manusia.B. Faktor Penyebab Lahan Kritis1. Perambahan hutan2. Penebangan liar (illegal logging) 3. Kebakaran hutan4. Pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak berazaskan kelestarian5. Penataan zonasi kawasan belum berjalan6. Pola pengelolaan lahan tidak konservatif7. Pengalihan status lahan (berbagai kepentingan) Penebangan hutan yang tidak terkendali yang diikuti perladang berpindah akan berakibat; (a) Lahan terbuka, sehingga butiran hujan akan langsung menerpa tanah dan butiran tanah akan hancur dan terlepas; (b) Aliran permukaan akan menghanyutkan butiran tanah yang terlepas, sekaligus membawa humus dan unsur hara; (c) Hanyutnya butiran tanah, humus dan unsur hara akan menurunkan kesuburan tanah; dan (d) Pengelolaan lahan dengan tanaman yang sama terus menerus tanpa adanya usaha mengembalikan unsur hara yang terbawa dari hasil panen akan mengakibatkan pengurasan hara tertentu yang akan mengganggu keseimbangan hara dalam tanah, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Pembakaran yang tidak terkontrol terutama dalam persiapan lahan akan mengakibatkan: (a) Hilangnya sumber bahan organik dan humus tanah; (b) Terganggunya kehidupan dan kegiatan jasad renik; (c) Hilangnya unsur hara tertentu seperti Nitrogen; dan (d) Menurutnya fungsi penyimpangan dan penyediaan air serta hara. Erosi merupakan peristiwa pelepasan butiran tanah dan pengangkutan butiran tanah oleh air dan angin. Erosi tanah mirip dengan merantau, hanya saja tanah yang merantau tidak pulang atau kembali ketempat semula. Erosi yang tidak terkendali mengakibatkan; (a) Hilangnya lapisan atas tanah; (b) Hanyutnya unsur hara tanah; (c) Terjadinya pendangkalan sungai, waduk dan muara suangai; dan (d) Polusi lingkungan akibat bahan beracun yang terakumulasi.Modal yang kurang akan mempengaruhi kemampuan petani untuk membeli saprodi usahataninya, terutama pupuk. Kurangnya pupuk yang diberikan maka akan terjadi pengurasan hara setia panen. Hal ini akan mempercepat mundurnya kesuburan tanah, sehingga secara perlahan-lahan akan menjadi kritis.Ilmu/informasi yang kurang menyebabkan lahan dikelola secara tradisional atau seadanya, sehingga produktivitas menjadi berkurang. Bahaya kemunduran kesuburan akan semakin tinggi akibat kurang tepatnya pengelolaan tanah dan tanaman, terutama dalam usaha menekan erosi dan pengembalian biomas/sisa tanaman. Sosial/faktor dan status tanah yang komplek, kesadaran dan motivasi yang kurang juga akan mempercepat lahan menjadi kritis. Tanah ulayat/tanah nagari sering tidak dikelola secara baik. Ini disebabkan banyak hal, terutama kekurangan tenaga penggarap, sehingga lahan tersebut dibiarkan terbuka. Belum adanya aturan yang jelas tentang pembagian hasil bila seseorang menanam tanaman keras/ tahunan pada tanah ulayat/nagari sehingga penggarap hanya mau menanam tanaman semusim. Secara umum, tanah ulayat dan nagari ini mempunyai kelerengan yang tajam yang selalu terancam erosi dimusim hujan bila tidak ada tanaman tahunan sebagai pengendali erosi.

C. Akibat dari lahan kritis Daya resap tanah terhadap air menurun sehingga kandungan air tanah berkurang yang mengakibatkan kekeringan pada waktu musim kemarau. Terjadinya arus permukaan tanah pada waktu musim hujan yang mengakibatkan bahaya banjir dan longsor. Menurunnya kesuburan tanah, dan daya dukung lahan serta keanekaragaman hayati Krisis air bersih Meluasnya penyakit tropis seperti malaria, demam berdarah, dan diare Kebakaran hutan Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan suhu bumi.D. Penanggulangan Lahan Kritis1. Upaya Konservasi Lahan Dalam upaya penganggulangan lahan kritis diperlukan upaya konservasi lahan. Konservasi lahan adalah usaha pencegahan kerusakan, memperbaiki kerusakan, pemeliharaan dan mempertahankan kesuburan lahan serta meningkatkan kesuburan lahan. Kemudian dilakukan Usaha Tani Konservasi, yaitu model usaha tani yang menerapkan kaidah-kaidah konservasi. Untuk usaha tani lahan kering paling tepat menggunakan / melibatkan tanaman pohon, yang memberikan beberapa keuntungan, yaitu: (a) Sebagai pendapatan jangka panjang (tabungan hijau); (b) Kesejukan, kesegaran, keindahan, dan kesehatan bagi manusia; dan (c) Perlindungan tanah dan air dari matahari dan hujan. Beberapa tindakan memperkuat konservasi tanah dan air dapat dilakukan melalui: (a) Pengaturan pola tanam yang tepat; (b) Pengolahan tanah menurut kontur; (c) Gunakan Baha organic; (d) Letakkan sisa tanaman/mulsa sepanjang kontur; (e) Diversifikasi usahatani termasuk tanaman pohon; (f) Pemeliharaan atau pembuatan hutan diatas lereng; (g) Perlindungan tanah dengan tanaman penutup tanah; dan (h) Ternak dikandangkan.2. Pem 2. Pemanfaatan MikorizaPemanfaatan mikoriza merupakan suatu bentuk asosiasi cendawan dengan akar tanaman tingkat tinggi, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas lahan kritis. Karakteristik asosiasi mikorisa ini memungkinkan tanaman untuk memperoleh air dan hara dalam kondisi lingkungan yang kering dan miskin unsur hara, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik dan secara tidak langsung melalui perbaikan struktur tanah. Hal ini dimungkinkan karena mikoriza memiliki jaringan hipa eksternal yang luas dan diameter yang lebih kecil dari bulu-bulu akar, enzim fosfatase dan sekresi hipa lainnya serta terbentuknya mantel hipa yang melindungi akar secara fisik. Pemanfaatan jenis-jenis isolat cendawan mikoriza harus disesuaikan dengan tanaman inangnya, karena seringkali cendawan tertentu hanya dapat membentuk mikoriza dengan tanaman inang tertentu pula. Lahan alang-alang adalah salah satu bentuk lahan kritis yang sangat luas di Indonesia. Alang-alang bisa tumbuh dan berkembang pada lingkungan tanah yang ekstrim karena membentuk mikoriza dengan berbagai cendawan. Rehabilitasi lahan alang-alang dapat dilakukan dengan tanaman yang bermikoriza, baik untuk tanaman pangan, perkebunan, penghijauan maupun hutan tanaman industri. Tanaman bermikoriza akan mampu bertahan dari kondisi kering , miskin hara serta kondisi fisik tanah yang kurang baik. Pada lahan salin, mikoriza mampu menahan laju penurunan produktivitas lahan, karena dalam kondisi salinitas yang tinggi, cendawan mikoriza masih mampu bertahan dan mensuplai air dan unsur hara bagi tanaman inang. Pada tanah yang tercemar logam berat dan senyawa polysiklik aromatik dari limbah industri, mikoriza dapat melindungi tanaman inang dari efek meracun unsur tersebut melalui mekanisme filtrasi, kompleksasi dan akumulasi unsur tersebut pada hipa cendawan dan mencegahnya masuk ke sel tanaman inang. Sumber inokulum yang berasal dari lahan tercemar, memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan inokulum dari lahan yang tidak tercemar.Mikoriza, suatu bentuk asosiasi mutualistis antara cendawan dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, memiliki spektrum yang sangat luas baik dari segi tanaman inang, jenis cendawan, mekanisme asosiasi, efektivitas, mikrohabitat maupun penyebarannya.Pertumbuhan tanaman meningkat dengan adanya mikoriza karena meningkatnya serapan hara, ketahanan terhadap kekeringan, produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik. Sedangkan cendawan mendapat manfaat dari suplai hasil fotosintat dan tempat berkembang.

TUGAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN

NAMA : DIANA MUSKANANFOLANIM : 1406050036JURUSAN : BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA2015