melebihi kebenaran orang farisi
TRANSCRIPT
MELEBIHI KEBENARAN ORANG FARISIOleh : Ps. Eric Chang
Kita sekarang membaca Matius 5:17-20:
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat
yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam
Kerajaan Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga.”
Dalam ayat 20, bahasa Yunani memiliki maksud negatif ganda – “Kamu tidak akan pernah,
tidak akan pernah dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.” Memasuki Kerajaan Surga
berarti, dalam Alkitab, memiliki kehidupan yang kekal. Jadi, jangan katakan dalam hatimu,
“Untuk melebihi kebenaran orang-orang Farisi, itu mudah. Mereka hanyalah sekelompok
orang-orang munafik. Aku tidak munafik, oleh karena itu kebenaranku sudah melebihi
kebenaran orang-orang Farisi.” Ketidaktahuan yang ada diantara orang-orang Kristen masa
kini mengenai orang-orang Farisi sungguh sangat menakjubkan. Saya akan menunjukkan
kepada anda sebentar lagi, pendapat bahwa masuk Kerajaan Surga itu mudah, tidak dapat
ditemukan dalam Alkitab.
Yesus Tidak Datang Untuk Meniadakan Hukum
Kalau kita memperhatikan kata-kata Yesus, kita menemukan pesan yang sangat penting.
Tuhan Yesus berkata, “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk menghapus
hukum Taurat.” Pernyataan ini sangat penting untuk masa kini karena seringkali Injil yang
diberitakan masa kini, ada yang berpikir bahwa tidak ada lagi gunanya hukum Taurat. Kalau
tidak ada gunanya lagi hukum Taurat, saya tidak dapat mengerti mengapa kita masih
membaca Perjanjian Lama. Seharusnya kita buang saja seluruh Perjanjian Lama, karena ada
hubungannya dengan hukum Taurat dan kitab para nabi. Tuhan Yesus berkata, “Tidak, Aku
bagaimanapun juga tidak datang untuk menghapus hukum Taurat.” Semuanya itu
berhubungan dengan hukum Taurat dan nabi-nabi. Sangatlah penting untuk mengerti hal
ini, jadi saya ingin menekankan hal ini pada hari ini. Dan juga saya akan berkhotbah seperti
Tuhan Yesus berkhotbah. Saya tidak bebas berkata-kata seperti yang saya suka. Kata-kata
Tuhan Yesus adalah sangat tegas: “Aku tidak datang untuk menghapus hukum Taurat.”
Anda tidak perlu menjadi ahli dalam penafsiran untuk mengerti kata-kata yang sederhana
dan berterus-terang seperti demikian.
Antinomisme Menyebabkan Kemunduran yang Tajam dalam
Kebenaran
Gagasan tentang penghapusan hukum Taurat selalu muncul dan muncul lagi didalam
sejarah gereja yang didalam Teologia disebut Antinomisme. Penganut Antinomisme adalah
orang yang anti-hukum, menunjuk kepada orang yang ingin membuang hukum Taurat itu.
Telah terjadi pada abad kedua dalam sejarah gereja, ada yang berkata, “Kami tidak
membutuhkan Perjanjian Lama. Kami adalah orang-orang Kristen! Kami hanya perlu
Perjanjian Baru. PL sudah tidak berlaku; kami tidak membutuhkan hukum Taurat dan kitab
para nabi.” Tahukah anda apa hasilnya dari pengajaran yang seperti ini? Hal itu
menyebabkan kemunduran tajam dalam standar kebenaran. Apa yang terjadi kemudian
adalah bahwa setiap jenis dosa masuk didalam gereja dan ditoleransikan karena tidak ada
hukum yang menentang dosa-dosa itu.
Saya ingin anda mengerti tentang apa yang Tuhan Yesus katakan. Tuhan Yesus berkata,
“Jangan pernah menyangka bahwa Aku datang untuk mengurangi, untuk merendahkan
standar kebenaran – standar kebenaran yang dikehendaki dari seorang Kristen. Jangan
membayangkan sedikitpun bahwa Aku datang dan berkata, “Baiklah, sekarang kita akan
mempunyai waktu untuk bersenang-senang. Kita tidak butuh hukum Taurat. Kita semua
dapat pergi melakukan dosa dan pada akhirnya, kita semua tetap akan masuk dalam
Kerajaan Allah.” Tuhan Yesus adalah sahabat dari pemungut-pemungut cukai dan orang-
orang berdosa, tetapi Dia tidak merendahkan standar kebenaran-Nya kepada standar
mereka. Dia datang untuk menyelamatkan mereka; Dia datang untuk mengangkat mereka
kepada suatu standar kebenaran yang jauh lebih tinggi daripada standar orang-orang Farisi
dan ahli-ahli Taurat.
Kesalahan dari ajaran Antinomisme seperti ini seringkali sangat nyata didalam gereja-gereja
Cina. Standar kebenaran dalam gereja-gereja Cina adalah sangat rendah. Sudah waktunya
untuk memberhentikan hal ini. Standar perilaku dalam gereja-gereja Cina seringkali
memalukan. Tahukah anda bahwa orang-orang Cina memiliki standar kebenaran yang
sangat tinggi yang diajarkan oleh Kong Hu Chu? Orang-orang Cina telah terbiasa untuk
mengharapkan standar kebenaran yang tinggi – dan apakah mereka dapat menemukannya
dalam orang-orang Kristen? Bukan saja mereka merasa kecewa tetapi sebaliknya seringkali
merasa jijik karena orang-orang Kristen Cina seringkali tidak dapat mencapai standar
kebenaran bahkan sederajat dengan orang-orang Kong Hu Cu. Saya dapat melihat apa yang
ingin dikatakan oleh Tuhan Yesus. Dia berkata: “Jangan mengira Aku datang untuk
merendahkan standar kebenaran. Aku datang untuk menggenapkan semuanya.” Izinkan
saya mengatakan kepada anda hal ini: apabila anda tidak
menggenapkannya, anda tidak akan dapat, meskipun hanya melihat ke dalam Kerajaan
Surga.”
Apakah ini menyangkut suatu keselamatan oleh perbuatan? Baiklah, kita akan
mempertimbangkannya dalam sekejap lagi, karena itu tergantung pada apa artinya
“perbuatan”. Tetapi kita harus mengerti bahwa Tuhan Yesus telah datang untuk
menyelamatkan kita dari dosa dan tidak meninggalkan kita dalam dosa. Apakah Tuhan
Yesus mati diatas kayu salib untuk menebus kita dari dosa hanya untuk membiarkan kita
terus hidup dalam dosa? Ingatkah anda apa yang menjadi reaksi Paulus tentang hal ini?
“Haruskah kita terus hidup dalam dosa…? Sekali-kali tidak!” (Roma 6:1-2). Tidak
seorangpun yang pernah menganjurkan seperti itu. Tuhan melarang kalau kita
menganjurkan seorang Kristen yang telah ditebus oleh darah Yesus boleh terus hidup dalam
dosa. Akan tetapi, lihatlah apa yang dilakukan orang-orang Kristen!
Ada banyak hal yang terjadi dalam gereja, seperti yang Paulus katakan, yang sangat
memalukan bahkan untuk disebutkan diantara orang-orang bukan Kristen. Paulus
melaksanakan disiplin yang sangat keras terhadap orang-orang yang melakukan dosa
didalam gereja, seperti yang dapat anda ketahui dari 1 Korintus fasal 5. Terhadap orang
yang bersalah itu karena melakukan perzinahan dengan istri ayahnya, dia menyerahkan
kepada Iblis untuk dibinasakan tubuhnya. Dia memutuskan untuk mempertahankan standar
kebenaran didalam gereja. Ia benar-benar menjadi satu dengan Tuhan Yesus dalam
pengajarannya.
‘Hukum Taurat’ Berarti Mengasihi Tuhan Dengan Segala
Keberadaan Kita
Kita ingin melihat hal ini: bahwa Tuhan Yesus berkata, “Aku tidak datang untuk
menghapuskan hukum Taurat.” Untuk menerangkan hal ini, kita harus lebih dahulu
mengerti : Apa yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus tentang ‘Hukum Taurat’? Apa yang
sebenarnya Dia maksudkan dengan hal ini? Pertama, mari kita melihat dalam Markus 12:29
dan kita dapat melihat disini tentang apa yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus dengan
‘Hukum Taurat’. Pada waktu saya menyelidiki Kitab Suci, saya selalu menemukan bahwa
Tuhan Yesus selalu mengertikan ‘Hukum Taurat’ dengan hal ini. Kita akan membaca dalam
Markus 12:28-31. Dalam ayat 28 salah satu dari ahli Taurat, yaitu, salah satu dari pengajar-
pengajar hukum Taurat, datang dan mendengar mereka berdebat, dan dia bertanya
pertanyaan ini. Tuhan, ketika Dia ditanya hukum mana yang terutama, melanjutkan dengan
berkata ini: “Hukum yang terutama ialah ini: “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan Allah kita,
Tuhan itu esa; dan kasihilah Tuhan Allahmu dengan
segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu.” Dan yang kedua juga seperti itu.
Kemudian Dia melanjutkan dengan berkata bahwa seluruh perintah Allah tercakup dalam
kata-kata ini. Dimanapun saya melihat pengajaran Tuhan tentang hukum Taurat, saya
menemukan Dia selalu menegaskan bahwa hukum Taurat adalah ini (yaitu, hukum Taurat
dirangkum dalam kata-kata ini): kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan akal
budimu dan jiwamu dan kekuatanmu dan sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Anda
dapat melihatnya lagi dalam Matius 19:18-19, Matius 22:37-40 dan lagi dalam Lukas 10:27.
Tuhan Yesus berkata bahwa hukum Taurat dirangkum dalam dua perintah ini – bahwa
seluruh hukum Taurat harus dimengerti dari segi intinya. Itu berarti, harus mengasihi Tuhan
Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan kekuatanmu dan sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri. Anda lihat, apabila anda mengerti hukum Taurat sama seperti yang Tuhan
Yesus mengerti, anda akan berkata, “Benar, hukum ini tidak dapat dihapuskan! Jauh dari
ditiadakan, itu sebenarnya inti terpenting untuk
menjadi orang Kristen.”
Justru itulah yang coba dilakukan orang-orang Farisi. Perhatikan kata-kata ini: justru itulah
yang coba dilaksanakan oleh orang-orang Farisi! Apakah anda berpikir bahwa kebenaranmu
dapat menandingi standar tersebut? Izinkan saya bertanya kepada anda sebuah
pertanyaan: siapa diantara anda disini yang berani berkata bahwa anda mengasihi Tuhan
dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, akal budimu dan kekuatanmu? Dan inilah yang
dituntut dari hukum Taurat. Inilah yang dituntut. Tuhan Yesus berkata bahwa hal itu tidak
pernah dihapuskan. Tuhan Yesus, pada kenyataannya, membuat hal itu menjadi yang paling
sentral dalam pengajaran-Nya. Itu sebabnya Dia berkata, “Aku tidak pernah datang untuk
menghapuskan hukum Taurat.” Hukum Taurat adalah apa? Hukum Taurat berarti bahwa
anda harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hatimu, jiwamu, akal budimu,
kekuatanmu, dengan seluruhnya yang anda miliki.
Saya sudah mengatakan berulang-ulang bahwa untuk menjadi orang Kristen harus Kristen
yang sungguh-sungguh atau tidak sama sekali. Tidak ada pengajaran dalam Alkitab yang
saya tahu dimana anda dapat menjadi orang Kristen yang hanya sebagian, bahwa anda
dapat menjadi orang Kristen 20%, atau 50%, atau 80% atau 90%, atau bahkan 98% Kristen.
Tuhan menuntut semuanya atau tidak sama sekali. Kelihatannya pengajaran yang sangat
radikal tetapi itulah yang diajarkan Alkitab.
Ingatkah anda, Pendeta Fred Zhang pada hari Jumat yang lalu menerangkan kepada kita
sebagian dari Kitab Samuel dimana dia menjelaskan bahwa masalah dengan orang-orang
Kristen sekarang ini adalah mereka orang-orang Kristen yang hanya setengah-setengah.
Gereja penuh dengan orang-orang Kristen setengah-setengah, dan pernyataan itu sangatlah
benar. Hal ini tepat seperti pernyataan yang telah lama saya buat. Anda tidak dapat
menjadi orang Kristen yang setengah-setengah. Lebih baik anda memilih sungguh-sungguh
atau tidak sama sekali. Saul taat sebagian saja dari perintah Tuhan, seperti yang kita lihat
pada hari itu. Dan apa yang terjadi dengannya? Apakah Tuhan memuji dia, “Baiklah, kamu
sudah taat 80%, 90% dari apa yang Aku perintahkan. Kita akan membiarkan yang 10%
berlalu”? Sama sekali tidak! Oleh karena dia tidak melakukan yang 10% itu, Tuhan Allah
mencopoti haknya sebagai raja, menyingkirkan dia dari keluarga kerajaan dan
membuangkannya keluar. Saul dibinasakan untuk selama-lamanya. Mengapa hukuman ini
sangat keras sekali? Oleh karena menjadi seorang Kristen haruslah seluruhnya; tuntutan ini
mutlak. Alasan dari masalah-masalah dalam gereja sekarang ini adalah justru karena hal ini:
bahwa gereja penuh dengan orang-orang Kristen yang hanya 80%, 90% komitmen. Saya
tidak tahu bagaimana mengukur mereka. Tuhanpun tidak mau mengukur mereka. Dia
hanya akan berkata, “Seluruhnya atau tidak sama sekali!” Itulah caranya dengan Tuhan.
Anda dapat melihat betapa pentingnya hal ini. Standar kebenaran yang seperti inilah yang
ditegaskan berulang-ulang kali oleh Tuhan Yesus, “Aku katakan kepadamu hal ini, Aku
menuntut dari kamu paling sedikit apa yang dituntut hukum Taurat.” Dan hukum Taurat
sudah menuntut segalanya. Tuhan Yesus selalu menjawab pertanyaan seperti ini dengan
cara yang sama. Ketika seseorang bertanya kepadaNya – ingatkah anda apakah yang
diperintahkan kepada pemuda yang kaya dalam Matius pasal 19 ketika dia bertanya kepada
Yesus? Pernahkah anda memperhatikan jawaban-Nya? Pemuda yang kaya itu bertanya
kepada Yesus, “Bagaimana aku dapat memperoleh kehidupan yang kekal?” Tahukah anda
apa yang Yesus katakan kepadanya? Bacalah itu kalau ada waktu. Dia berkata, “Kamu
mengetahui seluruh perintah Allah, kamu tahu hukum Taurat. Lakukanlah hal itu dan kamu
akan hidup.” Tahukah anda, hal yang menyedihkan ialah, pemuda yang kaya itu berpikir
bahwa dia telah melakukannya. Dia berkata, “Semuanya itu sudah kuturuti sejak kecil.”
“Kamu telah turutinya?” Yesus berkata, “Izinkan saya mengatakan kepada kamu apa yang
dimaksudkan. Artinya, “Ikutlah Aku! Tinggalkanlah semuanya dan ikutlah Aku.” Kamu harus
mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan jiwamu dan akal budimu dan
kekuatanmu – semuanya!”
Bagaimana anda dapat menghapuskan hukum Taurat? Itulah yang hukum Taurat ajarkan,
Yesus berkata, “Tidak tahukah kamu apa yang hukum Taurat katakan? Aku tidak datang
untuk menghapuskannya; Aku datang untuk menggenapkannya!” Saya tidak ingin
seorangpun dalam gereja kehilangan pelajaran ini. Kita akan berulang-ulang kembali pada
pelajaran ini karena ia diajarkan berulang-ulang kali oleh Tuhan. Saya ingin anda,
bagaimanapun juga (seperti dalam lagu yang baru saja kita nyanyikan, “Ujilah aku Tuhan,
dan Cobalah Hatiku”), tanyakan pada diri anda secara pribadi kalau anda sedang duduk
dengan perasaan puas dan nyaman sambil berpikir, “Saya adalah orang Kristen Injili yang
baik.” Lupakan saja bagian tentang Injili dan tanyakan diri anda dahulu, “Apakah saya
mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati saya, akal budi, jiwa dan kekuatan saya?”
Paulus tidak mengajarkan sesuatu yang berbeda. Dia tidak mengatakan yang berbeda dari
apa yang Tuhan Yesus katakan. Dia mengatakan dalam 2 Korintus 5:15, “Izinkah saya
katakan kepada anda, Yesus telah mati untuk semua orang.” Tahukah anda mengapa?
Supaya mereka dapat mengucapkan selamat kepada diri mereka sendiri karena telah
menjadi orang-orang Kristen Injili yang baik yang telah percaya kepada salib Yesus dan
darah Yesus?! Sama sekali tidak! “Dia telah mati untuk semua orang supaya kita yang
hidup, mulai saat ini tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati
untuk kita. Itulah sebabnya Yesus mati,” dikatakannya. Tidakkah anda mengerti hal ini? Dia
berkata kepada jemaat di Korintus – orang-orang Korintus yang rohani, sombong – yang
berpikir bahwa mereka penuh dengan karunia-karunia roh, memegahkan diri mereka sendiri
dalam karunia-karunia bahasa roh dan karunia-karunia lain yang mereka miliki. Dia berkata,
“Tahukah anda, Dia tidak datang hanya untuk memberi kamu karunia-karunia untuk
membuat kamu merasa enak. Dia mati untuk tujuan yang khusus – supaya mereka yang
hidup oleh karena kematianNya harus hidup untuk Dia.”
Menjadi Orang Kristen Berarti Merubah Hidup Kita Supaya
Berpusat Pada Tuhan
Ada dua pandangan tentang dunia ini dan kehidupan kekristenan secara ringkas dapat
disamakan dengan ini: menjadi seorang Kristen berarti mengalami perubahan total dari
dalam pusat kehidupan seseorang yaitu, kita berubah dari apa yang disebut pandangan
Ptolemaic kepada pandangan Copernican. Anda tahu bahwa Pandangan dunia yang lama –
pandangan Ptolemaic – menyatakan bahwa segala sesuatu bergerak mengelilingi dunia ini.
Bintang-bintang, matahari, segala sesuatu bergerak mengelilingi bumi. Ingatkah anda
bahwa pengertian yang lama tentang dunia ialah, dunia adalah pusatnya, bumi adalah
pusat dari alam semesta, dan segala sesuatu berputar mengelilingi dunia ini, berputar
mengelilingi manusia. Pikiran orang Yunani adalah manusia merupakan ukuran segala
sesuatu. Manusia adalah pusat. Betapa manusia direndahkan apabila ditemukan bahwa
dunia ini bukan pusat dari alam semesta, tetapi segala sesuatu berputar mengelilingi
matahari dalam sistem perbintangan, bukan mengelilingi dunia ini! Tiba-tiba manusia
menjadi sadar tempat yang sebenarnya dalam alam semesta ini – bahwa dia bukanlah pusat
dari segala sesuatu.
Tetapi tahukah anda, manusia yang belum lahir baru berpikir sehubungan dengan
pandangan Ptolemaic, yaitu, dia berpikir bahwa segala sesuatu berputar mengelilingi dirinya
sendiri; bahkan Tuhan juga berputar mengelilinginya. Ada banyak orang Kristen yang
berpikir bahwa Tuhan berputar mengelilingi dirinya sendiri. Tuhan ada untuk memberkati
saya dan melakukan banyak hal untuk saya, menolong saya melewati ujian-ujian saya.
Tuhan ada untuk melihat bahwa saya pergi dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
selamat. Ketika saya duduk dalam pesawat terbang, pesawat itu tidak seharusnya
bertabrakan. Ketika saya duduk dalam kereta api, tidak akan terjadi kecelakaan. Ketika saya
duduk dalam mobil, saya seharusnya sampai pada tujuan saya dengan selamat. Tuhan ada
untuk melakukan banyak hal untuk saya setiap waktu. Seluruh hidup saya, Tuhan adalah
pembantu saya, ‘si aku’ yang mulia ini. Baiklah, dikatakan secara kasar, itulah caranya
pemikiran banyak orang Kristen. Dan kalau anda bertanya kepada mereka, “Apa yang
pernah anda persembahkan kepada Tuhan?” “Ya, saya mempersembahkan persembahan
saya. Saya membayar upah untuk-Nya. Dia melakukan tugas-Nya – saya memberi-Nya
persembahan saya. Demikianlah situasinya! Maksud saya, apabila Dia tidak melakukan
dengan baik, saya mungkin akan mengurangi persembahan saya minggu depan.” Inilah
cara banyak orang Kristen memandang Tuhan. Mereka memiliki pemikiran bahwa segala
sesuatu – seluruh surga – berputar mengelilingi mereka. Tetapi kalau anda menjadi orang
Kristen yang benar, terjadi suatu perubahan atau revolusi yang sangat mendasar.
Pengajaran yang paling menantang dan membawa perubahan dalam dunia ini adalah
pengajaran Kristen, dibandingkan dengan ajaran Komunis yang agak ringan, oleh karena
kekristenan mencakup suatu perubahan yang total dan transformasi seutuhnya dalam
seseorang sehingga cara pandangan dan cara berpikirnya berubah total. Dia tidak lagi
melihat dirinya sebagai pusat dari segalanya, tetapi Tuhanlah yang menjadi pusat dari
segala sesuatu. Tuhan menjadi seperti matahari, yang dikelilingi alam semesta, dikelilingi
semua sistem. Apa yang terdapat dalam pikiran anda saat ini? Apakah pikiran anda agak
mirip seperti itu? Atau masih mempunyai pikiran bahwa segala sesuatu berputar
mengelilingi anda? Baiklah, kalau anda berpikir seperti ini, anda belum menjadi orang
Kristen menurut pengertian Alkitab. Jika anda menjadi seorang Kristen, anda akan mulai
menyadari bahwa Tuhanlah yang menjadi pusat dan kita yang berputar mengelilingi Dia –
hidup saya seluruhnya berputar mengelilingi Dia.
Ini bukanlah suatu persoalan tentang kalau saya ingin pergi berlibur, ia tidak boleh hujan.
Seperti anak perempuan saya yang berdoa pada suatu hari, “Tuhan, jaminlah bahwa tidak
akan hujan, karena saya ingin keluar bermain.” Tetapi begitu banyak orang Kristen yang
berpikir bahwa Tuhan ada disana untuk melihat bahwa semuanya baik-baik bagi ‘saya’.
Mungkin petani menginginkan hujan. “Itu tidak mengkuatirkan saya – saya ingin bermain.”
Tetapi anda lihat, kita semua bertumbuh dengan mental yang seperti ini – bahwa
bagaimanapun Tuhan ada untuk melakukan yang baik untuk saya. Tidak pernah
menempelak kita bahwa kita yang harus melakukan sesuatu untuk Dia. Perubahan kita
harus begitu sempurna sehingga saatnya datang untuk kita berhenti berpikir tentang diri
kita sendiri, dan seluruh hidup kita berputar pada diri-Nya. Apakah yang menjadi tujuan-
Nya? Apakah kehendak-Nya? Apa yang baik untuk-Nya? Rasul Paulus mencapai hal itu
sebagai tingkat yang paling tinggi. Seluruh hidupnya secara total dipusatkan pada Kristus,
sehingga dia ingin mengikuti jejak kaki Yesus sampai pada langkah yang terakhir, menuju
ke Yerusalem, sampai sanggup menyerahkan nyawanya seperti yang Yesus lakukan.
Apakah hidup kita berkisar pada Tuhan? Sudahkah kita mulai bertanya, “Apa yang dapat
saya lakukan untuk Tuhan?” Sangatlah menakjubkan bagaimana sedikit sekali orang Kristen
pernah berpikir seperti ini, “Apa yang dapat saya lakukan untuk Tuhan?” Apakah anda
bangun pagi dan berkata, “Tuhan, apakah yang dapat saya lakukan untuk-Mu pada hari ini?
Apa yang Engkau inginkan saya lakukan untuk-Mu?” Atau anda bangun dan pikiran yang
pertama adalah, “Tuhan, inilah saya, apa yang akan Engkau lakukan untuk saya? Saya
harus menemui seseorang ini, saya harus menghadapi masalah itu – cuma tolonglah saya
yang ini dan tolonglah saya yang itu.” Kristen macam apakah anda? Lihatlah Firman Tuhan
dan ukurlah diri anda sendiri: “Selidikilah saya, O Tuhan. Orang macam apakah saya ini?”
Kalau anda masih seorang Kristen yang seperti ini (yang menjadikan diri anda sendiri
sebagai pusat), baiklah, anda masih seorang “Kristen” – seorang Kristen dalam tanda kutip.
Anda masih seorang Kristen yang Ptolemaic; anda belum mencapai tingkat Copernican,
dimana kita mulai menyadari bahwa Tuhanlah yang menjadi pusat. Apabila anda bangun
dan berkata, “Tuhan, Engkaulah pusat itu. Apakah yang Engkau ingin saya lakukan?” Inilah
yang perlu anda lakukan.
Tidak Satu ‘Yod’pun Dari Hukum Taurat Akan Berlalu
Sekarang kita sampai pada apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam ayat 18,
“Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat.” ‘Iota’ tentu saja dari bahasa Yunani dan bukan
terjemahan yang baik dari bahasa Ibrani. Dalam bahasa Ibrani, kata ‘yod’ itu menunjuk pada
satu titik. Yaitu, sesuatu yang sangat kecil itu yang mewakili atau yang sering
diterjemahkan sebagai satu ‘y’ atau ‘i’ dalam bahasa Inggris. Itu suatu huruf yang terkecil
dalam huruf-huruf Ibrani dan ia hanyalah suatu sudut kecil. Dalam bahasa Inggris
diterjemahkan dengan kata satu titik. Dalam bahasa Ibrani, anda tahu, apabila anda pernah
melihat sebuah sinagog atau rumah ibadat orang Yahudi, anda akan dapat melihat bahwa
kata-kata itu sangat artistik atau berseni. Tanduk kecil diatasnya seringkali digunakan
sebagai hiasan. Jadi Tuhan Yesus sedang mengatakan, “Bukan sebuah tanduk yang kecil…”
membawa arti bahwa: “Tidak ada satu unsur yang sekecil apapun dalam hukum Taurat
akan ditiadakan sebelum langit dan bumi berlalu.” Demikianlah bagaimana Dia menekankan
pentingnya hukum Taurat. Dan Dia mengatakan hal yang sama lagi dalam Lukas (Lukas
16:17). Jadi kita harus mengerti bahwa Tuhan Yesus tidak mengatakan secara kiasan atau
simbolis. Dia bermaksud tepat seperti yang Dia katakan, bahwa hukum Taurat tetap tinggal.
Luar biasa sekali, Paulus mengatakan hal yang sama juga.
Apa yang Paulus katakan tentang hukum Taurat? Paulus mengatakan 3 hal tentang hukum
Taurat. Dia mengatakan bahwa: Hukum Taurat itu suci (Rom 7:12), hukum Taurat itu rohani
(Rom 7:14), dan hukum Taurat itu baik (Rom 7:16). Jadi, hukum Taurat itu suci; ia rohani
dan ia baik. Apakah anda akan menghapuskan apa yang suci dan rohani dan baik? Paulus
tidak akan pernah berpikir seperti itu. Apabila Paulus mengatakan bahwa kita tidak lagi
berada dibawah hukum Taurat, yang dia maksudkan adalah dispensasi (pengaturan) hukum
Taurat. Kita tidak lagi berada dibawah Perjanjian Lama. Itulah yang disebut hukum Taurat,
atau dispensasi (pengaturan) hukum Taurat. Kita berada dibawah kasih karunia; kita berada
dibawah dispensasi (pengaturan) kasih karunia, yaitu, Perjanjian Baru. Tetapi itu tidak
berarti kita tidak membutuhkan hukum Taurat; tidak berarti kita dapat membuangkannya
keluar jendela. Dan adalah mengherankan bahwa lebih dari satu kali, Paulus berbicara
tentang penggenapan hukum Taurat. Anda akan melihat hal itu di Roma, bahwa berulang-
ulang, dia mengatakan bahwa kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
Jadi mengapa dia harus berbicara tentang penggenapan hukum Taurat kalau hukum Taurat
itu sudah tidak berlaku? Anda tidak perlu cemas dengan kegenapan hukum Taurat. Paulus
berbicara tentang kasih sebagai penggenapannya. Dia berkata, “Kamu harus mengasihi,
karena kasih itu adalah kegenapan dari hukum Taurat.” Saya berpikir anda akan berkata,
“Tidak ada lagi hukum Taurat.” Paulus tidak pernah mengatakan demikian. Yang Paulus
katakan adalah kita tidak dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat. Dan hal ini
merupakan hal yang berbeda. Meskipun kita tidak dibenarkan dengan melakukan hukum
Taurat, bukan berarti kita tidak membutuhkan hukum Taurat. Dan sebentar lagi kita ingin
melihat apakah yang dimaksud dengan hal ini. Tetapi saya ingin secara cepat sampai pada
topik utama dari pembicaraan kita pada hari ini.
Dimotivasi Oleh Kasih Allah, Tekun Menuju Kebesaran
Sebelum kita sampai disana, kita melihat ayat 19, yang berkata, “Barangsiapa meniadakan
hukum Taurat,“ yaitu, barangsiapa melakukan hukum Taurat dengan tidak sungguh-
sungguh, yang berkata, “Saya mengasihi Tuhan dengan segenap hati saya dan sesama
saya seperti diri saya sendiri, tetapi saya akan kerjakan dengan cara yang agak bermalas-
malasan.” Ya, anda mungkin mengasihi Tuhan dengan murni dan dengan segenap hati
anda, tetapi harus ada unsur kerajinan didalamnya, unsur kesungguhan. Ayat 19 berkata,
“Kamu akan menduduki tempat yang paling rendah didalam Kerajaan Surga jika kamu
melakukan itu.” Berarti ada tingkatan yang berbeda-beda di dalam kerajaan Allah. Hal ini
sangat penting untuk kita mengerti. Juga sangat sedikit orang Kristen yang mengerti hal ini,
dan kita akan sampai pada hal ini sebentar nanti dengan lebih mendetil.
Jangan berpikir bahwa setiap orang dalam Kerajaan Allah akan sama semua, bahwa setiap
orang yang sudah diselamatkan adalah sama. Dalam Kerajaan Allah, ada perbedaan
pangkat yang sangat besar, perbedaan dalam kebesaran dan kekecilan. Dan Paulus
mengarahkan tujuannya pada kebesaran, bukan yang kecil. Tahukah anda hal itu? Sangat
mengherankan betapa banyak orang Kristen hanya puas jika diselamatkan, dengan
perkiraan bahwa mereka akan menerima keselamatan. Tahukah anda, jikalau anda
bertujuan hanya untuk melewati nilai lulusnya saja, mungkin anda tidak akan mencapai nilai
lulus itupun. Apabila anda bertujuan untuk mencapai 90%, anda mungkin pas dapat
mencapai nilai lulusnya. Tetapi banyak sekali orang Kristen yang coba mencapai tingkat
yang paling rendah. Mereka berkata, “Saya akan diselamatkan, itu sudah cukup!” Pikirkan
hal ini. Didalam Kerajaan Allah ada perbedaan pangkat yang sangat besar, dalam hal
kebesaran. Dalam kerajaan Allah ada beberapa yang besarnya melampaui; mereka akan
bercahaya seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya, seperti Daniel katakan. Ada yang
lain yang akan menjadi sangat, sangat kecil. Mereka berkata, “Siapa peduli besar atau kecil?
Asal saya bisa berada disana.”
Tahukah anda apa yang memotivasi orang-orang mencapai kebesaran atau kekecilan dalam
kerajaan Allah? Kasih mereka kepada Tuhanlah yang membuat perbedaan. Anda pikir hal itu
tidak membuat perbedaan? Hal itu membuat perbedaan yang dahsyat. “Saya bertujuan
untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati saya. Saya bertujuan untuk menjadi persis
seperti yang Dia inginkan untuk menyenangkan hati-Nya.” Dengan kata lain, faktor motivasi
itu sangat penting. Saya bertanya-tanya apakah anda seorang Kristen yang memiliki
motivasi. Gereja hari ini tidak punya motivasi. Hal ini sangat mengherankan. Anda tertarik
dengan promosi dari perusahaan anda, bukan? Anda tertarik dengan memperoleh hasil nilai
yang bagus. Apakah anda akan malu mengatakan, “Baiklah, saya cukup berbahagia hanya
dapat lulus. Saya sangat sederhana, anda tahu. Saya tidak mencari kehormatan yang
tertinggi. Saya puas mendapatkan hanya nilai lulus saja.” Anda berharap orang akan
berkata, “Oh, orang ini sangat rendah hati.” Apakah anda berpikir demikian? Anda akan
mendapat reaksi, “Orang macam apakah orang ini?”
Tentu saja, kalau anda mengikuti suatu ujian, anda memilih untuk mendapatkan ranking
yang pertama. Baiklah, anda mungkin mengakhiri dengan mendapatkan ranking yang
kedua, tetapi tidak apa-apa, anda tetap mempunyai tujuan menginginkan yang pertama.
Tetapi apakah anda akan berkata bahwa seseorang adalah sangat rendah hati kalau dia
sudah puas dengan dirinya sendiri dengan hanya memperoleh nilai lulus saja? Tidakkah
akan lebih rendah hati dengan mengatakan, “Baiklah, saya bahkan tidak peduli saya lulus
atau tidak!”? Sebenarnya, berbicara secara logika, anda harus melanjutkan sampai akhir
dan berkata, “Saya tidak peduli apa saya lulus atau tidak. Saya siap untuk gagal! Saya
seorang yang sangat sederhana. Saya sedang mencari kegagalan kali ini, karena kalau saya
berkata saya sedang mencari ranking yang pertama, saya terlalu sombong.” Tetapi pikiran
macam apakah ini? Kalau penalaran seperti ini adalah benar, apa yang membuat anda
berpikir itu adalah suatu kesombongan kalau anda mempunyai tujuan untuk memperoleh
pangkat kehormatan didalam kerajaan Allah? Tentang hal ini, apakah itu suatu
kesombongan?
Paulus berkata dalam 1 Kor 9:24-27 (Pernahkah anda membaca kata-kata itu?), “Banyak
orang yang turut berlari dalam satu pertandingan” – sangat cocok dengan pertandingan
Olympiade yang sedang diadakan sekarang – “tetapi hanya satu saja yang mendapatkan
mahkota.” Kemudian ia melanjutkan, “Jadi berlarilah sehingga kamu dapat
memperolehnya.” Seperti semua atlit ini, apakah rendah hati kalau mengatakan, “Baiklah,
saya puas menjadi yang terakhir.” Biarkan orang lain yang mendapatkan mahkota. Saya ini
sangat rendah hati.”? Kerendahan hati macam apakah ini? Anda berlari sehingga anda
memperolehnya! Kita berlari untuk menyenangkan Yesus. Apabila kebesaran datang
bersamanya, itu baik. Kita akan terus berlari untuk mencapai standar yang terbesar dan
tertinggi mungkin. Saya berdoa supaya Tuhan akan bekerja dalam gereja-gereja masa kini
sehingga kita akan memiliki orang-orang yang berkata, “Saya akan bertekun untuk
mencapai yang tertinggi.” Kita berterima kasih kepada Tuhan untuk orang-orang seperti
Oswald Chambers yang menulis My Utmost For His Highest (Pengabdianku Untuk
Kemuliaan-Nya). Dia berlari dengan tujuan untuk mencapai kemuliaan yang tertinggi, tidak
mau yang kurang daripada yang terbesar, yang terbaik.
John Sung – KebesaranNya Berdasarkan Tujuannya
Mencapai Yang Tertinggi
Pada suatu kali ada seseorang bertanya kepada John Sung, “Kamu adalah seorang Ph.D
(Profesor) dalam bidang kimia. Mengapa kamu memberitakan Injil?”
Dia menjawab, “Izinkan saya menanyakan satu pertanyaan. Apa yang kamu sedang
kerjakan di universitas ini?” Dia sedang berkhotbah di dalam sebuah universitas.
Yang satu ini menjawab, “Saya sedang mengerjakan sarjana saya dalam bidang kimia.”
John Sung bertanya, “Untuk apa kamu belajar kimia?”
“Nah,” dia berkata, “Saya ingin mencari nafkah hidup, kamu tahulah.”
“Apa yang akan kamu kerjakan setelah kamu lulus ujian, setelah kamu mencapai gelarmu?”
“Baik, saya akan mencari suatu pekerjaan.”
“Apa yang kamu lakukan setelah mendapatkan pekerjaan?”
“Baik, saya mengira saya akan menikah.”
“Apa yang terjadi setelah kamu menikah?”
“Nah, mungkin saya akan mempunyai anak-anak.”
“Apa yang terjadi setelah itu?”
“Setelah itu, saya mungkin pada suatu hari akan meninggal.”
“Apa yang terjadi setelah itu?”
“Setelah itu, tidak ada apa-apa! Saya tidak tahu apa yang akan terjadi.”
John Sung berkata, “Sahabatku, kamu bertanya kepada saya mengapa saya menyerahkan
gelar kimia saya untuk memberitakan Injil. Ketika saya melihat kamu, saya berpikir bahwa
kamu itu adalah seorang yang cukup pandai. Kamu belajar karena kamu memikirkan masa
depan – bagaimana mendapatkan gelar yang baik, pekerjaan yang baik, keluarga yang baik,
kehidupan yang baik – sampai semuanya itu berakhir dikuburan. Dan setelah itu, kamu
tidak pernah memikirkannya? Jadi saya katakan kepadamu mengapa. Saya sedang
mengejar yang tertinggi. Saya memberitakan Injil karena saya sedang membuat persiapan
dimana kamu telah berhenti berpikir. Apabila hidupmu sudah berakhir dikuburan,
rencanamu selesai. Rencana saya akan berlanjutan sampai masuk kekekalan. Saya tahu
bagi diri saya, saya tidak akan berakhir dengan cara yang sama seperti kamu.”
“Saya juga belajar kimia,” lanjut John Sung. “Saya juga memiliki pemikiran-pemikiran yang
besar ini, yaitu memperoleh beberapa tempat yang bagus dalam dunia ini, sampai ketika
saya berpikir semuanya itu berakhir dalam lubang 6 kaki dibawah tanah. Saya berpikir,
“Bagaimana saya akan merencanakan sedikit lebih kedepan?” Dan oleh karena itu, saya
berkata pada diri saya sendiri, “Tidak! Saya akan mengejar kehormatan, sejenis kehormatan
yang tidak akan berakhir dalam kuburan, yang berlangsung sampai selama-lamanya.” Jadi,
seperti yang kamu lihat, perbedaan antara kamu dan saya adalah kejauhan pandangan kita
– seberapa jauh kita memandang.”
Apakah Kita Mempunyai Tujuan Mencapai Kebesaran Itu?
Sangat mengherankan, bahwa sekarang ini dalam gereja, kita menemukan orang-orang
yang hanya mempunyai tujuan hidup sampai di kuburan, yang tidak berpikir tentang
kebesaran yang berlangsung sampai ke hidup yang kekal? Anda hanya tertarik untuk
memperoleh sarjana kelas yang pertama. Baiklah, dalam gelar anda, bahkan mungkin anda
tidak mempunyai ambisi itu. Anda berkata, “Bagaimanapun juga saya tidak akan pernah
memperoleh kelas yang pertama. Saya akan memuaskan diri saya dengan yang kedua.”
Dan kemudian anda akan mencarikan pekerjaan untuk diri sendiri. Saya melihat semua
orang Cina sangat pandai dalam berpikir seperti ini: “Saya mendapatkan pekerjaan yang
baik, kemudian saya akan mendapatkan masa depan yang baik. Saya mendapatkan masa
depan yang baik, kemudian saya mendapatkan satu keluarga yang baik. Saya mendapatkan
satu keluarga yang baik, kemudian …” Dan kemudian? Tepat sekali! Dan kemudian apa?
Dalam kerajaan Allah, ada banyak perbedaan besar dalam ranking – suatu
perbedaan dalam kebesaran. Pandangan anda sangat pendek – anda tidak dapat melihat
jauh ke depan – jikalau anda tidak dapat melihat jauh melebihi itu.
Saya ingin, oleh anugerah Allah, bertujuan mencapai yang terbesar. Saya tidak berpikir
kalau ada kesombongan didalamnya. Saya memiliki ketetapan hati untuk itu. Saya berdoa,
oleh anugerah Allah, bahwa saya dapat memperoleh mahkota itu – seperti yang dikatakan
Paulus – mahkota yang tidak akan binasa. Dia berkata, “Kamu semua berlari-lari untuk
memperoleh mahkota yang akan binasa.” Gelar anda, apabila anda memakainya pada hari
itu, bagaimana perasaan anda? Ketika anda masuk kedalam ruang utama dengan gelar itu
dan dengan memakai topi dan jubah akademi, wah! Anda merasa besar! Anda tahu, ketika
saya masuk kedalam, saya menyewa satu. Saya tidak memilikinya sendiri. Saya tidak tahu
berapa banyak orang sebelumnya telah pernah memakai topi dan jubah itu dan saya tidak
tahu berapa banyak orang setelah itu yang akan memakai topi dan jubah yang sama lagi.
Tetapi, anda tahu, saya dapat melihatnya sekarang. Apabila saya kembali dan pergi ke toko
itu lagi dan berkata kepada mereka,
“Topi dan jubah yang mana yang telah saya sewa beberapa tahun yang lalu?” ia mungkin
sekarang sudah ada didalam tong sampah. Lenyap dan hilang! “Anda mengejar mahkota
yang dapat lenyap itu dan yang akan binasa.” Tetapi Paulus berkata, “Aku lari untuk
memperoleh mahkota yang tidak dapat lenyap dan binasa.”
Jadi kebesaran didalam kerajaan Allah seluruhnya bergantung pada apakah kita sudah atau
belum menyenangkan hati Allah. Itu bukanlah sesuatu yang diusahakan; itu adalah sesuatu
yang diberikan kepada kita, apakah kita telah menyenangkan hati Allah atau belum.
Standar Dari Orang-orang Farisi – Kebaktian Yang Total
Pada Hukum Allah
Tetapi kita harus mengejar ke poin kita yang terakhir, dimana Tuhan Yesus berkata, “Aku
katakan kepadamu, jikalau kebenaranmu tidak melampaui orang-orang Farisi, kamu tidak
akan pernah, tidak pernah masuk kerajaan Allah.” Standarnya disini adalah orang-orang
Farisi. Seperti loncatan tinggi, kalau anda tidak dapat melampauinya, anda tidak akan dapat
mencapai kemenangan. Anda tidak akan mencapainya. Saya katakan kepada anda
beberapa waktu lalu bahwa banyak orang berpikir, “Oh, itu mudah. Orang-orang Farisi –
mereka adalah munafik. Saya tidak munafik.” Tunggu dulu! Yakinkah bahwa anda bukan
orang munafik? Tahukah anda, orang-orang Farisi tidak berpikir bahwa mereka munafik
juga. Jangan berpikir bahwa orang-orang Farisi adalah orang-orang yang dengan sengaja
pergi berkeliling sebagai orang munafik. Tragedi yang terbesar dalam kehidupan rohani
adalah menjadi seorang munafik tanpa menyadarinya. Jangan berpikir bahwa orang-orang
Farisi secara sadar mengetahui bahwa mereka adalah orang-orang munafik. Tidak sama
sekali! Hal itu akan menjadi kesalahfahaman yang besar tentang orang-orang Farisi. Anda
harus mengetahui sesuatu tentang orang-orang Farisi.
Orang-orang Farisi adalah sekelompok orang – anda dapat menyebutnya sebuah sekte,
sebuah organisasi. Kata ‘Farisi’ itu berarti orang yang dipisahkan – dipisahkan dari orang
ramai. Dipisahkan dengan cara bagaimana? Mereka dipisahkan oleh karena kebaktian
mereka yang utuh terhadap hukum Allah. Tujuan utama satu-satunya dari orang Farisi,
adalah melakukan hukum Allah sampai hal-hal yang paling kecil. Mereka menyerahkan
seluruh hidup mereka untuk mentaati hukum Allah. Orang-orang Farisi bangkit ketika
hukum Taurat ditentang, ketika orang-orang mau membuang hukum Taurat, ketika
kebudayaan orang-orang Yunani sedang menyerbu Palestina, menyerbu Israel. Orang-orang
Farisi bangkit untuk mempertahankan hukum itu, seperti orang-orang Maccabees pernah
melakukannya sebelumnya. Orang-orang Farisi adalah orang-orang yang memiliki kesalehan
dan penyerahan yang sangat besar. Kita harus sekali dan selamanya menghapuskan
pengertian bahwa orang-orang Farisi adalah sekelompok orang-orang munafik yang bodoh,
yang tidak layak untuk disebutpun. Orang-orang Farisi sangat dihormati, mereka
sekelompok orang yang dihormati setinggi-tingginya, yaitu dihormati oleh semua orang
Israel karena standar kebenaran mereka yang sangat tinggi.
Izinkan saya mengatakan kepada anda, orang-orang Farisi seringkali mempertaruhkan
hidup mereka untuk mempertahankan hukum Taurat. Mereka sama sekali tidak takut dalam
mempertahankan hukum Taurat. Mereka melakukan hukum dari dasar sampai ke yang
terkecil. Mereka berpuasa, walaupun tidak dituntut oleh hukum Taurat, tetapi mereka
melampauinya. Dalam penyerahan mereka kepada Tuhan, mereka berpuasa dua kali
seminggu. Siapa diantara anda yang berpuasa sekali seminggu? Sekali dalam sebulan?
Sekali dalam setahun? Adakah diantara anda yang berani mengangkat tangan dan berkata
bahwa anda berpuasa sekali dalam sebulan? Orang-orang Farisi berpuasa dua kali
seminggu. Anda berkata, “Ya, itu hanyalah perbuatannya!” Tunggu dulu! Apa salahnya
dengan perbuatan – perbuatan hasil dari penyerahan? Paulus berkata, “Kamu telah
diciptakan untuk pekerjaan baik” (Efesus 2:10). Tuhan telah menyelamatkan kita dan
mentahbiskan kita untuk pekerjaan baik. Apa yang begitu memalukan tentang pekerjaan
baik? Orang-orang Farisi berpuasa dua kali seminggu, pada setiap Senin dan setiap Kamis.
Mereka berpuasa sehari penuh.
Mereka memberikan persepuluhan dari segala sesuatu, yaitu, sepersepuluh dari segala
sesuatu yang mereka miliki. Apakah anda memberi sepersepuluh dari segala sesuatu yang
anda punyai? Apakah anda sungguh-sungguh? Apakah anda menahan tabungan anda untuk
diperiksa? Apakah anda mau menunjukkan tabungan anda untuk pemeriksaan?
Sepersepuluh dari segala sesuatu, sungguh-sungguh mereka berikan, dan seringkali mereka
memberi lebih. Dan hal itu belum berlalu, bukan? Jumlah minimum bagi orang Kristen
adalah benar-benar sepersepuluh. Kalau kita memberikan sepersepuluh, kita
mengembalikan apa yang menjadi milikNya. Itu yang dituntut oleh hukum Taurat. Orang-
orang Farisi memberi sepersepuluh dan sekali lagi mereka melampaui hukum Taurat.
Mereka bahkan memberikan sepersepuluh dari apa yang tidak dituntut oleh hukum Taurat.
Saya katakan bahwa berpuasa tidak dituntut oleh hukum Taurat, kecuali pada satu hari
dalam setahun – Hari Raya Pendamaian. Tetapi orang Farisi berpuasa dua kali seminggu,
dengan sukarela. Orang-orang Farisi memberikan sepersepuluh dari segala sesuatu yang
mereka miliki dan bahkan dari apa yang tidak dituntut oleh hukum Taurat. Kita akan melihat
bahwa dalam kata-kata Yesus di Matius 23:23, pasal yang sangat penting dimana Dia
mempersalahkan mereka karena kemunafikan mereka, tetapi sebentar lagi kita akan
melihat apa yang dimaksudkan.
Dalam Matius 23:23 Tuhan Yesus berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-
orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis
dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu:
keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.” – Lihatlah – “inilah yang harus kamu lakukan,
tanpa mengabaikan yang lain.” “… harus kamu” berarti, “Ya, kamu benar dalam
memberikan persepuluhan. Kamu benar dalam berpuasa. Kamu sepatutnya melakukan hal
ini. Tetapi tidak seharusnya kamu mengabaikan yang lain.” Perhatikan bahwa Tuhan Yesus
tidak berkata bahwa tidak perlu melakukan semua itu, tidak berkata bahwa mereka
seharusnya hanya memperhatikan keadilan dan belas kasihan dan kasih kepada Tuhan.
Tidak demikian! Dia berkata, “Kamu sudah benar dalam melakukan hal-hal ini”, tetapi itu
tidak cukup.
Pemikiran Orang Kristen Tentang Orang Farisi Benar-benar
Suatu Karikatur (Gambar yang lucu)
Sekarang saya ingin anda mengerti, supaya pemikiran anda dibersihkan dari konsep yang
lama tentang orang-orang Farisi sebagai sekelompok orang-orang munafik yang dangkal.
Mereka sama sekali bukan seperti itu. Kenyataannya, banyak sarjana yang telah memprotes
dengan tepat bahwa pemikiran orang Kristen tentang orang-orang Farisi ini adalah benar-
benar suatu karikatur. Apabila saya menceritakan kepada anda beberapa orang yang adalah
orang Farisi, anda akan heran.
Apakah anda mengetahui siapa adalah orang Farisi? Paulus sendiri adalah orang Farisi.
Apakah anda akan menuduh dia sebagai orang yang munafik? Paulus tiga kali mengatakan
tentang dirinya sendiri sebagai orang Farisi, dan dia menyatakannya dengan penuh
kebanggaan. Pada kenyataannya, dalam Kisah Para Rasul 23, dia tidak berkata, “Aku dulu
seorang Farisi”, tetapi ketika dia mempertahankan dirinya didepan dewan dia berkata, “Aku
seorang Farisi”. Setelah menyelidiki katakerjanya dalam kata asli, saya yakin bahwa
pernyataan itu benar-benar dari katakerja masa kini. Jadi Paulus berkata, sebagai contoh,
dalam Kisah 23:6, “Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi;
aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati.”
Dia berkata, “Aku seorang Farisi.” Jadi sebelum anda mulai mudah menuduh dan berkata,
“Oh! Kebenaran orang Farisi itu mudah dicapai”, saya menantang anda untuk mencapai
kebenaran Paulus bahkan kebenarannya sebelum dia bertobat. Dalam Filipi 3:5, dia
mengatakannya lagi, “Aku orang Farisi.” Kemudian dia mengatakan dalam ayat 6, “tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat, aku tidak bercacat.”
Tahukah anda siapa lagi adalah orang Farisi? Dia adalah Nikodemus. Nikodemus adalah
orang Farisi. Dan dia adalah seorang yang membawa ratusan pon mur dan gaharu ke
kuburan. Dia tidak takut berdiri dan dihitung bersama-sama murid-murid didepan Pilatus.
Anda berkata bahwa orang-orang seperti ini adalah semuanya munafik? Tahukah anda siapa
lagi yang lain yang adalah seorang Farisi? Dia adalah seorang Farisi yang bernama Gamaliel
dalam Kisah 5 yang membela rasul-rasul ketika mereka disidang di depan Sanhedrin. Mari
kita buang pikiran yang keliru seperti itu yang mengatakan bahwa semua orang Farisi
adalah sekelompok orang munafik yang bebal. Mereka adalah orang-orang yang sangat
dihormati diantara orang Israel karena standar kesalehan mereka kepada Tuhan yang
sangat tinggi. Mereka membayar harga yang tinggi untuk menjalani kehidupan yang benar.
Dan mereka tidak takut untuk mati bagi hukum Taurat, meskipun itu kadang-kadang tidak
dituntun dengan cara yang benar. Sebagai contoh, dibawah pemerintahan Romawi, jumlah
orang-orang Farisi yang mati oleh pedang orang Romawi karena membela hukum Israel,
sangat mengesankan. Jadi, sebelum anda mulai berkata, “Oh, orang Farisi – mudah sekali
memenuhi standarnya!” Tidak demikian sama sekali! Kemudian anda berkata, jika standar
itu begitu tinggi untuk dicapai, mengapa Tuhan Yesus menyebut mereka orang-orang
munafik?” Tepat sekali! Mengapa Dia menyebut mereka munafik? Karena sama seperti
kebanyakan orang-orang beragama, mereka mengutamakan perbuatan-perbuatan yang
kelihatan dari luar.
Apa Yang Yesus Maksudkan Dengan Munafik
Apakah artinya kemunafikan? Kalau anda mengerti apa yang Yesus maksudkan dengan
kemunafikan, anda tidak akan begitu cepat menganggap bahwa anda bebas dari
kemunafikan. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak saleh. Yesus tidak berkata bahwa
mereka tidak sungguh-sungguh. Yesus tidak berkata bahwa mereka tidak benar. Apa yang
Dia katakan? Dia berkata bahwa mereka itu bermuka dua. Apa artinya bermuka dua?
Artinya mengutamakan penampilan luar dan mengabaikan bagian dalamnya, melalaikan
apa yang berhubungan dengan hati. Dengan kata lain, kita dapat terlalu disibukkan dengan
melakukan banyak hal sehingga kita melupakan apa yang kita seharusnya menjadi.
Sekarang anda tahu, hal ini sangat berlaku juga untuk orang-orang Kristen.
Ada banyak kemunafikan didalam gereja – munafik dalam segala aspek. Anda berkata
bahwa anda mengasihi Tuhan – saya akan menantang anda dalam semua aspek. Anda
berkata anda mengasihi Tuhan, bahwa Yesus telah mati bagi anda dan anda mengasihiNya?
Munafik! Mari kita melihat bukti dari kasih anda kepadaNya. “Tunjukkan kepada saya bukti
dari kasih anda. Tunjukkanlah dan biarkan kita melihatnya.” Itulah yang dikatakan Yakobus.
“Kamu berkata kamu punya iman? Tunjukkanlah dan biarkan aku melihatnya. Dimanakah
imanmu?” Gereja penuh dengan orang-orang munafik. Orang-orang munafik! Anda
mengasihi Tuhan dengan segenap hati anda dan jiwa dan kekuatan, tetapi masalah kecil
datang pada anda dan anda menyalahkan Tuhan karena masalah itu. Anda mengasihi
Tuhan, benarkah? “Yesus mati bagi kita supaya kita harus hidup bagiNya.” [2 Korintus 5:15].
Kapan anda sudah hidup bagi Dia, saudara-saudara? Kapan anda sudah hidup untuk Dia
sepanjang minggu ini? Jangan hanya bicara tentang teori! Sepanjang minggu ini – Senin,
apa yang sudah anda lakukan untukNya? Selasa? Rabu? Kamis? Jumat? Sabtu? Sebutkan.
Tunjukkanlah dengan fakta-fakta yang nyata dan berhenti menipu diri anda sendiri.
Sekiranya Yesus ada disini, saya menantang anda untuk memandang wajahNya. Jika Dia
bertanya, “Apakah kamu mengasihi Aku?” Manakah bukti dari kasih itu? Apakah anda akan
berkata anda bukan orang munafik? Kamu mengasihi Aku? Berapa jumlah yang sudah anda
persembahkan kepada Tuhan?” Dan anda berkata, “Tetapi saya punya banyak
pengeluaran!” Benarkah? Kita semua punya pengeluaran. Dan karena itu kita tidak perlu
berikan apa-apa, karena kita semua punya pengeluaran. Siapa diantara kita yang kaya? Kita
memberi karena kasih kita kepada Tuhan, bukan karena kita memiliki uang. Dan anda
berkata anda mengasihi Tuhan? Kapan terakhir anda berpuasa pada waktu anda berdoa –
kapan anda berdoa untuk Cina, atau berdoa untuk Kanada, atau berdoa untuk gereja atau
berdoa untuk hamba-hamba Tuhan? Ketika anda dalam kesungguhan anda, apakah anda
berdoa sehingga membuat anda ingin berpuasa? Oh tidak, ketika anda ditengah-tengah
berdoa, tiba-tiba anda berkata, “Perut saya sedang bersungut-sungut. Maafkan saya, Tuhan,
tunggu ya sampai saya selesai makan siang dan saya akan menemuiMu lagi setelah itu.”
Kemudian, tentu saja, anda menjadi sangat sibuk – teman anda datang mengunjungi, anda
harus melakukan ini dan itu, dan setelah malam, anda berkata, “Maaf, Tuhan, saya sedikit
sibuk hari ini!” Munafik! Dan anda berkata bahwa kebenaran anda melampaui kebenaran
orang-orang Farisi?
Izinkan saya mengatakan kepada anda sesuatu yang lebih lagi: orang-orang Farisi berdoa
tiga kali dalam sehari. Berapa kali anda berdoa setiap hari? Atau, anda tidak peduli apakah
anda tidak berdoa sama sekali, karena anda telah diselamatkan oleh anugerah? Orang-
orang Farisi berdoa pada pukul 9:00 pagi; mereka berdoa pukul 12:00 siang; dan kemudian
mereka berdoa pukul 3:00 sore. Seperti apakah kehidupan doa anda? Lebih baikkah
daripada orang-orang Farisi? 5 menit di pagi hari? 2 menit? 2 menit dimalam hari? Munafik!
Dan anda berkata anda mengasihi Tuhan didalam hati anda? Anda berkata, “Orang-orang
Farisi hanya melakukannya sebagai penampilan luar, kamu tahu. Saya mengasihi Tuhan
dalam hati saya, jadi saya tidak perlu berdoa sama sekali karena penampilan luar itu tidak
penting.” Logika yang sempurna yang cocok dengan seorang munafik! Dan anda berkata,
“Saya begitu mengasihi Tuhan, dan kamu tahu, persepuluhan dan persembahan-
persembahan, semuanya ini adalah hukum Taurat. Saya sangat mengasihi Tuhan sehingga
saya tidak perlu memberi-Nya satu senpun.” Alasan yang sempurna bagi seorang munafik!
Dan kita berkata, “Kita bukan orang-orang munafik. Kita adalah orang-orang benar!
Kebenaran kita telah melampaui kebenaran orang-orang Farisi. Kita bukan orang munafik.”
Gereja penuh dengan orang-orang munafik. Itu sudah cukup untuk membuat anda
menangis melihat kemunafikan yang berlangsung terus.
Anda berkata anda mengasihi Tuhan dan anda ingin melayani Dia. Tetapi semua yang anda
pikirkan adalah ujian anda, masa depan anda – bagaimana anda dapat lulus ujian,
bagaimana anda mendapatkan pekerjaan yang baik. Pekerjaan Tuhan tidak terlintas dalam
pikiran anda, kecuali pada waktu istirahat atau waktu luang anda. Semua sisa-sisa anda
adalah untuk Tuhan. Apabila anda mempunyai 5 menit luang, mungkin Tuhan dapat
memperolehnya, kalau tidak TV yang mendapatkannya. Dan kebenaran anda melampaui
orang-orang Farisi? Jangan merasa begitu puas sendiri! Satu hal yang menjengkelkan Tuhan
adalah kepuasan dengan diri sendiri, dan tepat seperti itulah yang dilakukan orang Farisi!
Kemunafikan mereka terletak dalam kebenaran mereka sendiri, kepuasan dengan diri
mereka sendiri – “Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang ini!” Perbuatan
seperti ini sangat umum didalam gereja-gereja.
Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang yang bukan Kristen itu. Saya
bersyukur kepada Tuhan bahwa saya termasuk orang-orang pilihan Allah.” Hal itu tepat
seperti yang orang-orang Farisi pikirkan. Dan anda berpikir persis seperti cara mereka
berpikir: “Saya bersyukur kepada Tuhan saya tidak seperti orang kotor itu yang merokok
batang-batang yang kotor itu. Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa saya tidak menjamah
setetes anggurpun. Anggur tidak menjamah bibir saya. Saya sangat benar sendiri.”
Satu kali saya pergi ke bar, dan seseorang melihat saya disana. Dia kaget dan berkata, “Ada
apa kamu berada di pub ini?” Saya tidak tahu apakah anda tahu apa itu pub. Di sini mereka
menyebutnya bar atau brasserie. Di Inggris, kita menyebutnya pub – sebuah tempat umum.
Dia bertanya, “Apakah yang sedang kamu lakukan di bar ini?” Apa salahnya berada di pub?
Pemilik-pemilik pub dan orang-orang berdosa, pemungut-pemungut cukai – Yesus
berkumpul bersama mereka! Dan kamu masuk ke sebuah pub. Jikalau kamu minum satu
sesapan anggur (yang secara kebetulan saya tidak meminumnya – saya hanya minum
minuman ringan didalam pub itu), kamu sudah habis, temanku. Kamu sedang menuju ke
neraka. Kamu sudah tewas!
Oh, anda membaca surat kabar Minggu? Temanku, anda akan turun lebih bawah lagi masuk
ke neraka! Anda memakai rok mini? Anda habis! Anda memakai lipstick? Di beberapa
negara, orang-orang Kristen disana akan berkata bahwa kalau anda minum kopi atau teh,
anda juga pantas untuk ke neraka. Hal-hal semacam itu tidak boleh diminum oleh orang-
orang Kristen. Dan anda tidak punya hukum-hukumnya? Tidakkah anda mengikuti
penampilan luar? Di beberapa tempat tertentu, orang-orang Kristen tidak boleh memakai
baju-baju yang bagus, mengkilap, pakaian yang bagus, dasi-dasi yang fantastik. Tidak,
tidak! Anda harus memakai pakaian yang berwarna hitam. Itulah sebabnya apabila anda
pergi ke Jerman, anda akan menemui pakaian standar untuk orang-orang Kristen yang
sempurna adalah memakai rok hitam, jaket hitam, hem putih, dasi hitam. Itulah seragam
bagi seorang Kristen yang baik. Kalau anda memakai yang lainnya, anda pantas masuk ke
neraka.
Kita Tidak Boleh Mengabaikan Keadilan, Belas Kasihan dan
Iman!
Sekarang, anda lihat bahwa kita juga sangat munafik. Kita sangat munafik. “Selidikilah aku
ya Tuhan, dan ujilah hatiku dan ketahuilah pikiran-pikiranku, karena apa yang terlibat
adalah hidup yang kekal.” Yesus berkata, “Kecuali kebenaranmu melampaui …” Melampaui
apa? “Melampaui kemunafikan orang-orang Farisi” yaitu, kecuali kekristenan anda dan iman
anda didalam Tuhan tidak sedangkal mereka!
Dia berkata, “Apa yang kamu abaikan? Kamu mengabaikan keadilan” – Dia berkata kepada
orang-orang Farisi dalam Matius 22 – “Kamu mengabaikan belas kasihan, kamu
mengabaikan iman – kasih kepada Allah”. Apakah anda mengabaikan hal-hal ini? Jika anda
berkata, “Saya tidak mengabaikan belas kasihan. Saya tidak mengabaikan sedikitpun dari
hal-hal ini”, lihatlah pada hubungan diantara orang-orang Kristen didalam gereja. Berapa
banyak gereja yang berpecah-pecah? Berapa banyak saudara-saudara laki-laki dan saudara-
saudara perempuan saling memandang satu dengan yang lainnya dan tidak lagi berbicara?
Munafik! Anda tidak mengabaikan belas kasihan? Apakah anda mengasihi sesamamu
seperti diri anda sendiri?
Baiklah saudara-saudara, saya memohon ketulusan anda, biar Tuhan menyelidiki hati kita
dan menyelamatkan kita dari kekristenan yang dangkal yang mana orang-orang Farisi
sudah bersalah. Agama yang dangkal! Agama penampilan luar saja! Dimana kalau menjadi
seorang Kristen yang baik adalah tidak minum minuman keras, tidak membaca surat kabar
Minggu, tidak melakukan hal ini, tidak melakukan hal itu, tidak pergi ke pesta dansa, tidak
menonton bioskop. Dan apakah yang seharusnya seorang Kristen lakukan? Saya
mempunyai seorang teman yang menjadi Kristen dan dahulunya seorang playboy. Dia
sangat tampan; dia membuat semua wanita tergila-gila. Kemudian dia menjadi seorang
Kristen. Dia berhenti pergi ke pesta dansa; dia berhenti merokok; dia berhenti minum-
minum. Suatu hari kami sedang makan bersama-sama dan salah seorang temannya datang,
membuka sebotol anggur dan berkata, “Ayolah, minum satu gelas.” Dia berkata, “Tidak,
terima kasih!” Dia berkata, “Oh kasihan! Maksud kamu menjadi orang Kristen itu berarti
tidak merokok, tidak minum-minum, tidak berdansa? Apa yang kamu bisa lakukan?”
Pertanyaan yang baik! Pertanyaan yang baik! Apa yang dilakukan orang Kristen? Anda tahu
apa yang tidak dia lakukan. Mungkin anda ingin tahu apa yang dia lakukan. Apa yang akan
anda katakan sebagai jawaban dari pertanyaan itu? Ya, sangat sering kita puas menjadi
orang Kristen yang tidak melakukan apa-apa. Kita tidak melakukan apa-apa dan inilah yang
menjadi masalah. Menjadi seorang Kristen adalah melakukan sesuatu! Yaitu menjadi benar
melampaui standar itu.
Sudah waktunya bagi kita untuk mengakhirinya. Tetapi kita harus mengerti bahwa kita
harus mencapai standar kebenaran seperti yang Yesus inginkan. Kita harus pergi kedalam
dunia ini – seperti yang sudah kita lihat sebelumnya – sebagai terang dunia, sebagai garam
dunia. Tetapi orang-orang Kristen masa kini sangat jarang yang dapat disebut sebagai salah
satunya. Kita harus mencapai standar yang Yesus sudah tentukan untuk kita – “Aku
mengutus kamu keluar sebagai terang didalam dunia ini, sebagai garam bagi bumi ini” –
berbeda dengan kebanyakan orang. Dengan apa? Dengan terangmu! Apa itu terang?
Kebenaran! Apa itu kebenaran? Yesus mengatakannya Sendiri – kebenaran adalah
pekerjaan baik yang dihasilkan oleh kuasa Allah. Kita tidak memiliki alasan untuk gagal.
Izinkan Tuhan menyelidiki hati kita dan pergilah dan hiduplah sesuai dengan panggilan-Nya.
Tetapi pokok terakhir dan pokok itu adalah ini: Bagaimana saya dapat mencapai standar
seperti ini? Bagaimana saya dapat menghidupi panggilan yang mulia ini? Bagaimana saya
dapat menjadi terang bagi dunia ini? “Saya tidak dapat mencapainya, Tuhan.” Anda lebih
cenderung menyerah dalam keputusasaan dan berkata, “Tuhan, saya tidak dapat
mencapainya.” Sebelum saya selesai, izinkan saya menceritakan kepada anda tentang
pengalaman saya.
Bagaimana Saya Belajar “Melampaui Kebenaran Orang-
orang Farisi”
Saya sudah menjadi seorang Kristen selama tiga tahun atau lebih, dan ketika saya keluar
dari Cina, saya mengalami penderitaan dalam banyak hal; saya belajar banyak hal. Tetapi
saya merasa bahwa standar dari hidup kekristenan saya masih sangat rendah. Saya merasa
seringkali saya mengecewakan Tuhan dalam tingkah laku saya dan pikiran saya. Tahukah
anda apa yang kebanyakan orang Kristen lakukan? Mereka kembali kepada Tuhan dan
berkata, “Tuhan, ampunilah dosa saya. Sucikan saya dengan darahMu yang sangat
berharga dan tolonglah saya supaya tidak melakukannya lagi.” Dan hari berikutnya mereka
lakukan lagi. Malam berikutnya mereka berkata, “Tuhan, ampunilah saya” dan mereka
mulai melakukan semuanya itu lagi.
Saya sangat frustrasi dengan melakukan hal-hal seperti ini. Satu hari, saya ingat pada waktu
itu saya ada di Hongkong, dan saya baru pulang dari gereja, tidak ingat satu katapun
mengenai apa yang telah dikhotbahkan dalam gereja. Saya sedang dalam perjalanan dan
saya merasakan depresi yang tidak terucapkan, dan saya berkata, “Tuhan, kehidupan
kekristenan saya sangat buruk.” Saya kira orang lain berpikir bahwa saya adalah seorang
Kristen yang luar biasa, tetapi saya mengetahui tentang diri saya sendiri. Saya meminta
kepada Tuhan untuk menyelidiki hati saya dan kemudian apa yang Dia tunjukkan kepada
saya adalah saya sudah mengecewakan Dia dalam segala hal. Meskipun orang lain berpikir
bahwa saya adalah seorang Kristen yang hebat, saya yang lebih tahu diri saya sendiri. Saya
tahu saya tidak demikian. Dan saya sudah bosan dengan kemunafikan ini. Itu tidak berarti
saya sengaja ingin menjadi munafik, tetapi sebenarnya saya tidak dapat mencapai standar
yang Yesus inginkan dari saya.
Saya ingat hari itu saya baru pulang ke asrama dimana saya tinggal di Hongkong di Jalan
Granville. Saya berlutut dihadapan Tuhan, dan berkata, “Tuhan, tidak ada gunanya lagi!
Saya tidak dapat menjalani kehidupan Kristen. Saya menyerah. Saya tidak bermaksud untuk
memalukan nama-Mu lagi. Saya mengasihiMu, Tuhan, dan saya tidak ingin untuk
mengaibkan namaMu. Mulai saat ini, saya tidak ingin menyebut diri saya sebagai seorang
Kristen lagi. Saya tidak ingin mengecewakan orang-orang lain yang berpikir bahwa saya
adalah seorang Kristen yang begitu baik. Saya hanya berdoa supaya Engkau mau
mengampuni saya. Saya akan selalu mengasihiMu, tetapi saya tidak ingin memanggil nama-
Mu dengan sia-sia.”
Dan tahukah anda, Tuhan berbicara kepada saya. Itu merupakan kali pertama dari beberapa
kali dimana Dia berbicara kepada saya. Dia berbicara kepada orang-orang yang datang
kepadaNya dengan kesungguhan dan kejujuran. Dia berkata, “Aku tidak pernah meminta
kamu untuk menjalankan kehidupan Kristen dengan kekuatanmu sendiri. Aku tidak pernah
menyuruh kamu demikian.” Saya berkata, “Jadi kalau begitu bagaimana caranya saya dapat
menghidupinya?” Dia menjawab, “Dengan Roh yang sudah Aku berikan.” Dia berkata,
“Itulah sebabnya Aku sudah memberikan kamu Roh KudusKu! Kamu sudah mencoba
menghidupinya dengan kekuatanmu sendiri. Itulah sebabnya mengapa kamu gagal.”
Hal itu merupakan persis dimana orang-orang Farisi gagal. Mereka memiliki standar yang
sangat tinggi dan mereka mencobanya dengan seluruh kekuatan mereka untuk menghidupi
sampai ke standar yang tinggi itu, dan mereka gagal. Dan secara penampilan luar, mereka
berhasil. Secara penampilan luar saya juga berhasil. Semua orang mengira saya adalah
seorang Kristen yang baik – saya salah satu dari pemimpin-pemimpin kaum muda di gereja
dimana saya bergabung di Shanghai, dan di Hongkong, oleh karena itu, saya sudah terkenal
melalui berita-berita yang telah sampai sebelum saya ke sana. Tetapi saya tahu siapa diri
saya yang sebenarnya. Saya mengetahui bahwa didalam hati saya terdapat banyak
kemunafikan. Tuhan berkata, “Aku tidak pernah menyuruh kamu untuk hidup dengan
kekuatanmu sendiri. Hiduplah oleh Roh-Ku!” Saya berkata, “Bagaimana? Bagaimana saya
hidup oleh kuasa Roh Kudus-Mu?” Dia berkata, “Berhenti bergumul dan izinkan Roh Kudus
yang mengambil-alih. Serahkan dirimu kepada penguasaan Roh Kudus. Seperti sebuah
mobil, serahkan kemudinya kepada Dia; Dia yang akan mengambil alih. Kamu telah bekerja
keras mencoba menghidupi kekristenanmu sehingga kamu tidak memberikan Tuhan
kesempatan untuk menunjukkan kuasa-Nya dalam hidupmu. Kamu telah melakukan semua
perjuangan dan pergumulan dengan kekuatan sendiri. Dimana Tuhan dapat masuk? Jadi,
sekarang berhentilah dan biarkan Tuhan yang mengambil alih hidupmu.”
Anda tahu, itu merupakan pengalaman yang baru dalam hidup saya. Saya berlutut
dihadapan Tuhan lagi, dan saya berkata, “Tuhan, inilah seluruh hidupku. Ambil alihlah
seluruhnya. Engkau mengambil alih dan tuntunlah hidupku seperti yang Engkau inginkan.
Engkau yang melanjutkan dan aku hanya mengerjakan apa saja yang Engkau inginkan aku
lakukan. Engkau tunjukkan aku apa yang harus aku pikirkan, apa yang harus aku rasakan,
apa yang harus aku lakukan, apa yang harus aku katakan. Aku tidak seharusnya pergi
kesana dan berkata, “Apa kabarmu hari ini?” dan mencoba untuk menjadi seseorang yang
baik, memberi salam pada orang dan menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh
gembira dan ceria. Pada hakekatnya, Dia berkata, “Hentikan hal-hal itu! Izinkan saja Tuhan
hidup dalam hidupmu! Hmm. Hentikan semua acting ini dan marilah kita jadi tulus! Izinkan
Tuhan menghidupkan kehidupan-Nya melalui aku dalam kuasa-Nya!” Anda tahu, hal itu
merupakan satu pengalaman yang sangat radikal untuk saya. Saya heran mengapa tidak
seorangpun yang pernah mengatakan tentang hal itu kepada saya sebelumnya. Saya sudah
mencoba dengan sekuat tenaga saya untuk menjalankan kehidupan Kristen. Saya tidak
berhasil – dan Tuhan yang mengambil alih.
Melampaui Kebenaran Orang Farisi – Dengan Roh Kudus!
Itulah sebabnya kita membutuhkan Roh Kudus. Bagaimana kita dapat melampaui
kebenaran orang Farisi? Hanya dengan dua cara: pertama, tentu saja, kita harus
menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan, yaitu, ketika kita lahir kembali. Tetapi kita
harus melampauinya juga – daripada hanya suatu pengakuan tentang percaya dalam Yesus
seperti yang biasa terjadi – dan mengizinkan Yesus memenuhi hidup kita dengan Roh
Kudus-Nya. Penuhlah dengan Roh Kudus! Karena pelajaran ini tidak dimengerti secara utuh ,
ada banyak sekali kebingungan didalam gereja, sehingga sebagai akibatnya, orang-orang
Pentakosta berkata anda harus dipenuhi Roh Kudus dan berbicara dalam bahasa roh. Anda
tahu, ada orang-orang besarnya Allah telah dipenuhi tetapi tidak pernah berbicara dalam
bahasa roh. Pada kenyataannya, Tuhan Yesus sendiri yang memiliki Roh yang tak terukur,
tidak pernah diberitakan bahwa Dia telah berbicara dalam bahasa-bahasa lain. Tetapi
adalah sangat penting dipenuhi dengan Roh itu. Anda tahu, untuk saya, hal itu merupakan
pengalaman yang mengubahkan – suatu pengalaman Pentakosta, jika anda suka dengan
istilah ini. Segalanya kelihatan sangat mudah sekali sehingga ketika saya bangun dari
berlutut, saya telah menyerahkan penguasaan atas hidup saya kepada Tuhan, saya menjadi
seorang manusia yang baru. Hidup kekristenan berhenti bergumul dan bertempur. Sejak
saat itu, Tuhan yang memimpin.
Saya tidak tahu apakah anda dapat mengikuti apa yang saya maksudkan, tetapi apabila
anda mengikuti langkah-langkah itu, anda akan masuk kedalam fase hidup kekristenan
yang baru. Setiap orang Kristen harus dipenuhi dengan Roh Kudus; kalau tidak dia tidak
akan pernah berhasil. Dipenuhi dengan Roh Kudus adalah hidup kekristenan yang normal.
Bukan sesuatu yang baru, atau pengalaman yang tidak umum. Seharusnya hal itu
merupakan sesuatu yang normal dalam hidup kekristenan dan kemudian Tuhan yang ambil
alih hidup anda. Banyak orang Kristen tidak pernah mengambil langkah itu, dengan akibat
bahwa mereka hidup dalam kekristenan mereka dalam sistem meminta-minta. Jika anda
hidup tanpa penguasaan Tuhan, izinkan saya mengatakan ini, anda tidak pernah dapat
terhindar dari kemunafikan. Akibatnya anda akan selalu menjadi seperti orang Farisi. Itulah
sebabnya banyak kemunafikan dalam gereja oleh karena hanya ada sedikit sekali orang
Kristen yang penuh dengan Roh Kudus. “Ujilah aku, Tuhan. Cobalah hatiku!” Jadi hal apa
yang pertama harus dilakukan? Yaitu minta: “Tuhan, kuasailah seluruh hidupku. Aku telah
bergumul; Aku telah bertempur; Aku tak mampu!” Siapakah yang menyuruh anda untuk
bertempur dan bergumul? Kuasa-Nya ada. Dia mengambil alih dan hal-hal yang ajaib terjadi.
Anda menjadi saluran dari kuasa-Nya, begitu limpah sehingga Tuhan mulai melakukan
sesuatu melalui anda, dan kemana Dia akan membawa anda dari situ, adalah tidak
terbatas.
Anda akan menemukan satu hari, anda menumpangkan tangan atas orang sakit dan orang
itu sembuh, seperti yang telah saya temui berulang-ulang kali. Anda akan menemukan
bahwa ketika anda berdoa untuk seseorang dan orang itu berubah. Anda berkata, “Sungguh
mengherankan! Apa yang sedang terjadi?” Anda menemukan bahwa kehidupan doa tidak
lagi merupakan suatu pergumulan untuk berpikir apa yang harus didoakan. Anda hanya
santai dihadapan Tuhan dan biarkan Dia menguasai sepenuhnya dan Dia memimpin anda
untuk mendoakan apa yang harus didoakan. Pernahkah anda mengalami waktu doa yang
sangat menyenangkan dimana anda hanya tenang dihadapan Allah dan Dia berkata, “Aku
ingin kamu berdoa untuk orang ini”, dan anda mendoakan orang itu. Anda bertanya, “Jadi
aku harus berdoa apa buat dia?” Dia memberitahu anda untuk mendoakan apa dan anda
berdoa buat orang itu. “Kemudian siapa lagi, Tuhan?” Tuhan akan memimpin anda kepada
orang yang lain. Anda mendoakan orang itu atau anda hanya meluangkan waktu untuk
menyembah dan memuji Tuhan. Tahukah anda apa yang dimaksudkan dengan dipenuhi
dengan Roh? Jika tidak, inilah waktunya anda menemukannya, karena tanpa dipenuhi
dengan Roh, anda tidak pernah akan melampaui kebenaran dari orang Farisi.
Menerima Roh Kudus– Dan Jadilah Diri Anda Sendiri dalam
Kesempurnaannya!
Tetapi banyak orang Kristen yang takut untuk menerima Roh Kudus dengan satu alasan:
mereka takut bahwa mereka akan kehilangan sifat-sifat mereka, kepribadian mereka,
bahwa mereka akan menjadi boneka, tontonan-tontonan, otomat-otomat, yang dijalankan
oleh Tuhan. Mereka berpikir, “Kita berhenti menjadi diri kita sendiri. Kita berhenti untuk
memiliki sifat-sifat kita.” Jangan kuatir! Tidak ada bahaya seperti itu yang akan terjadi.
Apabila Roh Kudus menguasai kehidupan anda, anda tidak berhenti menjadi seorang
manusia; anda tidak kehilangan diri anda sendiri. Tetapi akan menakjubkan anda, anda
akan menjadi lebih dari diri anda sendiri, menjadi anda sendiri yang lebih asli! Tahukah
anda apakah salah satu buah dari Roh? Pernahkah anda memikirkannya? Penguasaan diri!
Roh Kudus memberi anda kuasa untuk menjalankan hidup anda dan mengontrol diri anda.
Dia tidak menyingkirkan kepribadian anda. Jangan pernah berpikir demikian!
Ketika rasul Petrus menerima Roh Kudus, dia tidak kehilangan Petrus yang sebelumnya.
Tidak, dia adalah benar-benar Petrus dalam kesempurnaannya. Jangan pernah berpikir
bahwa Roh Kudus menyingkirkan kepribadian anda dan memaksa anda menjadi semacam
robot. Tuhan tidak ingin melakukan hal itu. Dia menciptakan kita untuk menjadi seperti yang
Dia inginkan, dalam kepenuhan dan kemuliaan yang seharusnya kita miliki didalam Kristus.
Saya mengatakan hal ini karena banyak orang Kristen yang takut dan kemudian berkata,
“Oh, tidak! Kalau Roh Kudus menguasai seluruh hidup saya, akan menjadi apa saya?”
Jangan kuatir! Anda akan menjadi seperti apa yang tidak pernah anda menjadi sebelumnya,
dalam kesempurnaan dan keindahan. Anda tidak akan menjadi robot. Dengan buah Roh
penguasaan diri, Roh Kudus memberi anda kuasa untuk menjadi apa yang seharusnya anda
menjadi didalam seluruh keindahan Kristus, tetapi Dia tidak menyingkirkan sifat-sifat anda.
Anda tidak perlu kuatir tentang hal itu!
Marilah kita sekarang memasuki kedalam keindahan, kedalam kepenuhan hidup sesuai
dengan panggilan-Nya. Kedalam kegembiraan, saya juga harus katakan. Sungguh benar!
Betapa kehidupan yang sangat mengagumkan! Saya tidak mengerti mengapa orang-orang
Kristen ingin hidup didalam kesedihan, kekalahan, kemunafikan padahal Tuhan sudah
menyiapkan suatu kehidupan yang mengagumkan didalam Roh.
*** SELESAI***