mekban.hukumhooke
TRANSCRIPT
Hukum Hooke
Diktat Kuliah 4
Mekanika Bahan
Ir. Elisabeth Yuniarti, MT
Hubungan Tegangan dan Regangan
Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi
pemahaman tentang perilaku mekanikal dari material/bahan yang digunakan.
mengetahui perilaku bahan ini adalah dengan memberikan beban kepadanya yaitu melalui
eksperimen di laboratorium, yang disebut uji ta
Setiap badan material/bahan akan berdeformasi jika pada badan itu dibebani dengan gaya luar.
– Deformasi ini disebut elastis jika benda dalam keadaan
hilang segera setelah beban dihilangkan.
– Deformasi disebut plastis jika benda dalam keadaan
A
P=σ,Tegangan
L
δε =,Regangan
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship)
Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan
pemahaman tentang perilaku mekanikal dari material/bahan yang digunakan.
mengetahui perilaku bahan ini adalah dengan memberikan beban kepadanya yaitu melalui
eksperimen di laboratorium, yang disebut uji tarik uniaksial.
Setiap badan material/bahan akan berdeformasi jika pada badan itu dibebani dengan gaya luar.
Deformasi ini disebut elastis jika benda dalam keadaan reversible, yaitu jika deformasi
hilang segera setelah beban dihilangkan.
Deformasi disebut plastis jika benda dalam keadaan irreversible atau permanen.
1
dengan baik, maka kita memerlukan
Satu cara untuk
mengetahui perilaku bahan ini adalah dengan memberikan beban kepadanya yaitu melalui
Setiap badan material/bahan akan berdeformasi jika pada badan itu dibebani dengan gaya luar.
, yaitu jika deformasi
atau permanen.
Diagram Tegangan dan Regangan
Mulai titik B, terjadi perpanjangan spesimen u
diketahui, membentuk suatu dataran hingga titik C.
(yielding). Titik B disebut sebagai titik leleh. Tegangan yang terjadi disebut tegangan leleh
(yielding stress) , σy.
Setelah mengalami regangan besar yang terjadi selama leleh pada daerah BC, material baja
mulai mengalami pengerasan regangan (
daerah ini membutuhkan peningkatan beban tarik.
maksimum, dan tegangan yang terjadi (pada titik F) disebut Tegangan Batas (
σU.
Setelah melewati titik F, spesimen akan memperlihatkan secara jelas penyempitan lateral
(lateral contract) dan pembentukan leher (necking) yang mengarah
akhirnya. Pada daerah OB, material pada keadaan elastis. Dapat diberi beban, dihilangkan
beban-nya, dan dibebani kembali sepanjang garis OB tanpa mengubah perilaku.
Jika pembebanan ditingkatkan diatas B, maka material berada dala
pada titik D, penghilangan beban akan mengikuti garis DE yang paralel dengan garis elastis linier
awal OA. Hanya sebagian regangan yaitu regangan elastis (
Sementara, bagian lain regangan akan tetap sebagai regangan permanen yaitu regangan plastis
(plastic strain), εp.
Diagram Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Diagram)
Sebuah kurva tegangan-regangan tipikal pada baja
lunak yang dibebani gaya tarik uniaksial terlihat
pada gambar 1.
Diagram mulai dengan garis lurus dari titik asal O
sampai pada titik A, terdapat hubungan linier dan
proporsional antara tegangan (σ) dan r
Titik A disebut sebagai batas proporsional.
Setelah titik ini, kurva tegangan-
memperlihatkan kemiringan yang terus mengecil,
sampai pada titik B, dimana kurva menjadi
horizontal.
Mulai titik B, terjadi perpanjangan spesimen uji tanpa adanya peningkatan tegangan tarik yang
diketahui, membentuk suatu dataran hingga titik C. Fenomena ini dikenal dengan leleh
). Titik B disebut sebagai titik leleh. Tegangan yang terjadi disebut tegangan leleh
elah mengalami regangan besar yang terjadi selama leleh pada daerah BC, material baja
mulai mengalami pengerasan regangan (strain hardening), perpanjangan material uji pada
daerah ini membutuhkan peningkatan beban tarik. Beban pada akhirnya mencapai nil
maksimum, dan tegangan yang terjadi (pada titik F) disebut Tegangan Batas (Ultimate Stress
Setelah melewati titik F, spesimen akan memperlihatkan secara jelas penyempitan lateral
) dan pembentukan leher (necking) yang mengarah pada patah (
Pada daerah OB, material pada keadaan elastis. Dapat diberi beban, dihilangkan
nya, dan dibebani kembali sepanjang garis OB tanpa mengubah perilaku.
Jika pembebanan ditingkatkan diatas B, maka material berada dalam daerah plastis. Contoh,
pada titik D, penghilangan beban akan mengikuti garis DE yang paralel dengan garis elastis linier
awal OA. Hanya sebagian regangan yaitu regangan elastis (elastic strain), εe
Sementara, bagian lain regangan akan tetap sebagai regangan permanen yaitu regangan plastis
2
regangan tipikal pada baja
lunak yang dibebani gaya tarik uniaksial terlihat
Diagram mulai dengan garis lurus dari titik asal O
sampai pada titik A, terdapat hubungan linier dan
proporsional antara tegangan (σ) dan regangan (ε)
Titik A disebut sebagai batas proporsional.
-regangan mulai
memperlihatkan kemiringan yang terus mengecil,
sampai pada titik B, dimana kurva menjadi
ji tanpa adanya peningkatan tegangan tarik yang
Fenomena ini dikenal dengan leleh
). Titik B disebut sebagai titik leleh. Tegangan yang terjadi disebut tegangan leleh
elah mengalami regangan besar yang terjadi selama leleh pada daerah BC, material baja
), perpanjangan material uji pada
Beban pada akhirnya mencapai nilai
Ultimate Stress),
Setelah melewati titik F, spesimen akan memperlihatkan secara jelas penyempitan lateral
pada patah (fractur) pada
Pada daerah OB, material pada keadaan elastis. Dapat diberi beban, dihilangkan
nya, dan dibebani kembali sepanjang garis OB tanpa mengubah perilaku.
m daerah plastis. Contoh,
pada titik D, penghilangan beban akan mengikuti garis DE yang paralel dengan garis elastis linier e dikembalikan.
Sementara, bagian lain regangan akan tetap sebagai regangan permanen yaitu regangan plastis
3
Ketika dibebani kembali dari titik E, respon yang terjadi akan mengikuti garis penghilangan
beban ED ke atas menuju titik D, yaitu titik di mana penghilangan beban dimulai pada siklus
pembebanan. Perilaku material kemudian mengikuti kurva tegangan-regangan asli menuju titik
F. Batas proporsional sekarang adalah titik D, pada tegangan yang lebih tinggi dari batas elastis
asli (titik B).
Hukum “Elastisitas Linier” Hooke
Jika suatu material berperilaku secara elastis dan juga menunjukkan hubungan linier antara
tegangan dan regangan, maka dikatakan material elastis linier (lihat wilayah OA pada gambar
1).
Jenis perilaku ini sangat penting dalam bidang rekayasa karena alasan yang jelas, yaitu dengan
cara merancang struktur berfungsi pada wilayah tersebut, dan menghindari keadaan di mana
struktur berdeformasi permanen akibat leleh.
Hukum Hooke untuk Tegangan Uniaksial
Hubungan linier antara tegangan aksial σ dan regangan aksial ε akibat gaya tarik atau tekan
aksial sederhana :
σ = Eε,
E adalah konstanta proporsional, dikenal sebagai modulus elastisitas material dan merupakan
kemiringan garis OA dalam daerah elastis linier pada hubungan tegangan-regangan. Persamaan
ini dikenal sebagai Hukum Hooke, dinamakan dengan nama ilmuwan Inggris Robert Hooke
(1635-1703). Modulus Elastisitas biasa dinamakan Modulus Young.
Perpanjangan aksial terjadi dibarengi dengan kontraksi lateral (kontraksi terjadi dalam arah
tangensial terhadap arah beban yang diberikan) yang proporsional terhadap regangan aksial
jika material dalam keadaan elastis linier. Perbandingan/rasio regangan ini adalah properti
material yang dikenal dengan rasio Poisson (Poisson’s Ratio) yang diberi simbol ν dan
diekspresikan dengan :
ε
εν
'
aksialregangan
lateralregangan −=−=
Tanda minus dimasukkan ke dalam persamaan karena secara normal ε dan ε’ memiliki tanda
berlawanan. Regangan lateral ε’ disebabkan oleh
diekspresikan dengan :
Hukum Hooke pada Geser
Properti material menyangkut geser dapat ditentukan secara eksperimen dari uji geser
langsung atau dari uji torsi. Diagram tegangan geser dan regangan yang diplot dari hasil uji di
atas serupa dengan diagram uji tarik (σ
besarannya. Untuk daerah elastis linier awal, tegangan geser τ dan regangan geser γ adalah
proporsional , dan oleh karenanya hukum Hooke pada geser adalah :
dengan G adalah Modulus Geser Elastisitas (disebut juga modulus rigiditas/
Hukum Hooke untuk Tegangan Bidang
Sekarang kita kaji regangan normal ε
berikut.
Tegangan normal σx dan σy memanjangkan atau memendekkan elemen dalam arah x, y, dan z
tetapi tidak menyebabkan distorsi elemen (gambar 2b).
Tanda minus dimasukkan ke dalam persamaan karena secara normal ε dan ε’ memiliki tanda
berlawanan. Regangan lateral ε’ disebabkan oleh tegangan aksial σ sehingga dapat
Properti material menyangkut geser dapat ditentukan secara eksperimen dari uji geser
iagram tegangan geser dan regangan yang diplot dari hasil uji di
atas serupa dengan diagram uji tarik (σ-ε) untuk material yang sama, walaupun berbeda pada
Untuk daerah elastis linier awal, tegangan geser τ dan regangan geser γ adalah
proporsional , dan oleh karenanya hukum Hooke pada geser adalah :
τ = G γ
dengan G adalah Modulus Geser Elastisitas (disebut juga modulus rigiditas/modulus of rigidity
Hukum Hooke untuk Tegangan Bidang
Sekarang kita kaji regangan normal εx, εy, εz pada tegangan bidang (σz = 0) dalam gambar 2a
memanjangkan atau memendekkan elemen dalam arah x, y, dan z
rsi elemen (gambar 2b).
E/' νσνεε −=−=
4
Tanda minus dimasukkan ke dalam persamaan karena secara normal ε dan ε’ memiliki tanda
tegangan aksial σ sehingga dapat
Properti material menyangkut geser dapat ditentukan secara eksperimen dari uji geser
iagram tegangan geser dan regangan yang diplot dari hasil uji di
ε) untuk material yang sama, walaupun berbeda pada
Untuk daerah elastis linier awal, tegangan geser τ dan regangan geser γ adalah
modulus of rigidity)
= 0) dalam gambar 2a
memanjangkan atau memendekkan elemen dalam arah x, y, dan z
Tegangan geser τxy tidak ada kecenderungan memanjangkan atau memendekkan elemen dalam
arah x, y, z, dengan kata lain, panjang sisi
gambar 2c berikut.
Tegangan geser hanya menyebabkan distorsi elemen sedemikian hingga setiap permukaan z
menjadi sebuah rhombus/diamond
Hukum Hooke untuk Tegangan Uniaksial (tegangan bidang)
Tegangan uniaksial σx tidak hanya menghasilkan perpanjangan dalam a
menyebabkan kontraksi lateral masing
Menurut Hukum Hooke untuk tegangan uniaksial, regangan ε
menyebabkan σx dan σy bersamaan.
Menurut hukum Hooke untuk tegangan uniaxial, regangan ε
sama dengan σx /E. Juga, regangan pada arah x akibat tegangan σ
dengan –νσу/E. Maka, regangan resultan pada arah x adalah :
tidak ada kecenderungan memanjangkan atau memendekkan elemen dalam
arah x, y, z, dengan kata lain, panjang sisi-sisi elemen tidak berubah seperti ditunjukkan dalam
Tegangan geser hanya menyebabkan distorsi elemen sedemikian hingga setiap permukaan z
rhombus/diamond (parallelogram)
Hukum Hooke untuk Tegangan Uniaksial (tegangan bidang)
tidak hanya menghasilkan perpanjangan dalam arah x, tetapi juga
menyebabkan kontraksi lateral masing –masing di arah y dan z.
Menurut Hukum Hooke untuk tegangan uniaksial, regangan εx pada bidang tegangan
bersamaan.
Menurut hukum Hooke untuk tegangan uniaxial, regangan εx pada arah x akibat tegangan σ
/E. Juga, regangan pada arah x akibat tegangan σy (konstraksi lateral) sama
/E. Maka, regangan resultan pada arah x adalah :
EE
yxx
σν
σε −=
5
tidak ada kecenderungan memanjangkan atau memendekkan elemen dalam
sisi elemen tidak berubah seperti ditunjukkan dalam
Tegangan geser hanya menyebabkan distorsi elemen sedemikian hingga setiap permukaan z
rah x, tetapi juga
pada bidang tegangan
rah x akibat tegangan σx
(konstraksi lateral) sama
6
Dengan cara yang sama, kita akan mempunyai persamaan berikut :
Regangan geser yang berhubungan dengan tegangan geser oleh hukum Hooke dalam geser
adalah :
Persamaan tegangan yang dinyatakan dalam regangan di bawah ini dapat diselesaikan secara
simultan untuk :
Persamaan di atas secara kolektif disebut Hukum Hooke untuk bidang tegangan.
Generalisasi Hukum Hooke untuk tegangan pada umumnya
Jika material berperilaku menurut hukum Hooke, kita dapat peroleh hubungan antara tegangan
normal dan regangan normal dengan menggunakan prosedur yang sama dengan tegangan
bidang.
Regangan yang dihasilkan oleh tegangan yang bekerja secara mandiri dapat dijumlahkan satu
sama lain untuk mendapatkan regangan normal. Maka, kita sampai pada persamaan untuk
regangan normal :
EE
yxy
σσνε +−=
EE
yxz
σσνε −−=
G
xy
xy
τγ =
( )yxx
Eνεε
νσ +
−=
21
( )xyy
Eνεε
νσ +
−=
21
xyxy Gγτ =
EEE
zyxx
σν
σν
σε −−=
EEE
zyxy
σν
σσνε −+−=
EEE
zyxz
σσν
σνε +−−=
Persamaan tadi dapat diselesaikan secara simultan untuk tegangan
dalam regangan-regangan, sebagai berikut :
Hubungan antara tegangan geser dan regangan geser secara sederhana ditunjukkan oleh
hukum Hooke untuk geser sebagai berikut :
Contoh Persoalan 1
Pelat ABCD yang homogen diberi beban biaksial seperti terlihat pada gambar di bawah.
Diketahui σy= σ0 dan bahwa perubahan panjang pelat pada arah x harus nol. Jika E adalah
modulus elastisitas dan ν adalah rasio Poisson, tentukan :
(a) besar σx yang dibutuhkan, dan
(b) rasio σ0/εy.
σ
σ
σ
xyxy Gγτ =
Persamaan tadi dapat diselesaikan secara simultan untuk tegangan-tegangan yang dinyatakan
regangan, sebagai berikut :
Hubungan antara tegangan geser dan regangan geser secara sederhana ditunjukkan oleh
hukum Hooke untuk geser sebagai berikut :
Pelat ABCD yang homogen diberi beban biaksial seperti terlihat pada gambar di bawah.
dan bahwa perubahan panjang pelat pada arah x harus nol. Jika E adalah
modulus elastisitas dan ν adalah rasio Poisson, tentukan :
yang dibutuhkan, dan
( )( )( ) ( )[ ]zyxx
Eεενεν
ννσ ++−
−+= 1
211
( )( )( ) ( )[ ]zxyy
Eεενεν
ννσ ++−
−+= 1
211
( )( )( ) ( )[ ]yxzz
Eεενεν
ννσ ++−
−+= 1
211
xzxz Gγτ =
7
tegangan yang dinyatakan
Hubungan antara tegangan geser dan regangan geser secara sederhana ditunjukkan oleh
Pelat ABCD yang homogen diberi beban biaksial seperti terlihat pada gambar di bawah.
dan bahwa perubahan panjang pelat pada arah x harus nol. Jika E adalah
yzyz Gγτ =
Solusi Contoh 1
Tegangan-tegangan pada setiap titik material berada dalam
komponennya adalah : σx, σ
Karena perubahan panjang pelat dalam arah x adalah nol, maka : ε
Menurut hukum Hooke tentang tegangan bidang :
Kita mendapatkan :
Sehingga : σx = νσ0
Review hukum Hooke tentang tegangan bidang :
Maka :
Contoh Persoalan 2
Blok baja pada gambar di bawah ini dibebani dengan tekanan merata pada permukaannya.
Diketahui bahwa perubahan panjang pada sisi AB adalah 0,03 mm.
tegangan pada setiap titik material berada dalam bidang tegangan dan
, σy = σ0, τxy = 0
Karena perubahan panjang pelat dalam arah x adalah nol, maka : εx = 0
Menurut hukum Hooke tentang tegangan bidang :
Review hukum Hooke tentang tegangan bidang :
Blok baja pada gambar di bawah ini dibebani dengan tekanan merata pada permukaannya.
Diketahui bahwa perubahan panjang pada sisi AB adalah 0,03 mm.
EE
yxx
σν
σε −=
0=−EE
yxσ
νσ
( ) ( )EEEE
xy
y
2
00
2
0
11 νσσνσ
σν
σε
−=−=−=
2
0
1 νε
σ
−=
E
y
8
bidang tegangan dan
Blok baja pada gambar di bawah ini dibebani dengan tekanan merata pada permukaannya.
9
Tentukan :
(a) Perubahan panjang dari dua sisi lainnya
(b) Tekanan p yang diberikan pada permukaan blok, dengan mengasumsikan E = 200
Gpa dan ν = 0,29
Solusi Contoh 2
Tegangan pada setiap titik material adalah :
Karena :
Diperoleh :
Kemudian :
Tekanan :