mekanisme pengelolaan barang daerah

Upload: si-epeng

Post on 06-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Mekanisme Pengelolaan Barang Daerah

TRANSCRIPT

  • .MEKANISME PENGELOLAAN

    BARANG DAERAH

    PROPINSI JAWA BARAT

    Bandung, 15 Desember 2003

  • A. Latar Belakang

    1. Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan

    2. Perubahan dari UU No 25/74 UU No 22/993. PP Nomor 25/2000

    4. Aset Daerah merupakan salah satu faktor diterminan dalam penyelenggaraan

    otonomi Daerah perlu dikelola dan dikendalikan secara efektif, efisien,

    ekonomis, transfaran dan akuntabel

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah sistem pengelolaan barang daerah Propinsi Jawa Barat telah

    dilaksanakan secara efektif sesuai peraturan perundang-undangan yang

    berlaku ?

    2. Faktor-faktor apakah yang menentukan keberhasilan pengelolaan barang

    Daerah ?

    3. Bagaimana upaya untuk mendayagunakan Gudang Induk agar dapat berfungsi

    secara efektif dalam mendukung terwujudnya sistem pengelolaan barang

    daerah ?

  • C. Maksud dan Tujuan

    1. Memperoleh gambaran tentang sistem pengelolaan barang yang efektif

    2. Memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor apa yang menentukan keberhasilan dalam

    pengelolaan barang daerah

    3. Memperoleh gambaran tentang upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mendayagunakan gudang

    induk agar berfungsi efektif dalam mendukung terwujudnya sistem pengelolaan barang daerah

    D. Tinjauan Teoritis dan Normatif Pengelolaan Barang Daerah

    Tinjauan Teoritis

    Logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang,

    suku cadang dan barang jadi dari suplair, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para

    pelanggan (Bowersox, 2000:13)

    Pengelolaan (Manajemen Logistik) secara fundamental dalam melaksanakan fungsi-fungsi

    manajemen sebagaimana gambar berikut :

  • Siklus Logistik

    Perencanaan

    Peghapusan Penganggaran

    Pengendalian

    Pemeliharaan Pengadaan

    Penyimpanan & Penyaluran

    Siklus Logistis (Subagja)

  • Tinjauan Normatif

    Pengelolaan & Pengendalian barang pemerintah didasarkan pada :

    -Keppres No 17 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN

    -Keppres No 18 tahun 2000 yang telah disempurnakan dengan Keppres No 80 tahun 2003

    tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

    -Peraturan-peraturan lainnya

    Secara umum pengelolaan barang Pemerintah meliputi kegaitan-kegiatan

    -Pengadaan barang

    -Pergudangan

    -Pendistribusian

    -Pemeliharaan

    -Penataan Adm.yang meliputi aspek aspek :

    * Klasifikasi / Penggolongan barang

    * Kodefikasi / Pengkodean barang

    - Kode Lokasi

    - Kode Register

    - Kode Jenis Satuan Barang Inventaris

    * Penghapusan Barang

    * Pelaporan Inventaris

  • Ketentuan umum Pengelolaan Barang Daerah Propinsi Jawa Barat

    diatur melalui :

    - Perda Propinsi Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Barang Daerah

    - Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 19 Tahun 2002 yang isinya berkisar pada :

  • Perencanaan Kebutuhan Barang

    Unit KerjaBiro

    Perlengkapan RAPBD

    RKBU RDKBD

    Menerima

    Meneliti

    Menghimpun

    Menyusun RDKB -RDKPBD

    RDKPBDRKPBU

    APBDUnit

    Kerja

    Biro

    Perlengkapan- Menerima- Meneliti

    - Menghimpun

    - Menyusun

    DKBD

    DKPBD Kepala

    Daerah

    DKBD

    DKPBD

    SK DKBD

    SK - DKPBD

    RTBU

    RTPBU

    DKBD

    DKPB

    Sebagai pedoman :

    -Kebutuhan barang

    -Pengendalian

    -Pengawasan

  • Pengadaan Barang

    Panitia

    Pengadaan/

    Pekerjaan

    Rekanan

    - P 3 U- P 3 SD

    Anggaran Pemb:

    SPK dan SP di

    Tandatangai

    Pimpro

    Anggaran Rutin :

    SPK dan SP

    ditandatangai Ka Unit/Ka

    Biro

    Hasil Pengadaan BarangKa UnitGubernur/

    Biro

    Perlengkapan

    Panitia Pemeriksa

    Bendaraha

    Barang

    Barang

    DHPBD

    DHPBUDaftar

  • Penyimpanan Barang

    Hasil

    Pengadaan

    barang

    Panitia Pemeriksa

    Barang Daerah

    Bendaharawan

    Barang

    Barang tdk bergerak - Kuantitas Penerima Barang Adm

    - Kualitas tanggung jawab

    - Berita Acara hasil laporan melalui

    Pemeriksaan Barang atasan

    Barang

    bergerak

    Gubernur cq

    Biro

    Perlengkapan

    Kepala Unit

    Pemeriksa

    Instansi Teknis

    Berita Acara Hasil - Tanggung Jawab

    Pemeriksaan - Tertib Administrasi

  • Penyaluran/Pendistribusian Barang

    Pejabat Bendaharawan

    Barang

    SPPB

    BARANG

    (Berita Acara Serah terima )

    Penghapusan Barang

    Penghapusan Barang didasarkan pada ketentuan dan peraturan yang berlaku dan

    masing-masing berbeda tergantung kepada jenis dan jumlah yang akan dihapus.

  • E. Metode Penelitian

    - Desain Penelitian Deskriptif, Kualitatif- Sumber Data Pejabat Daerah, Dokumen-dokumen barang daerah- Teknik Pengumpulan Data Wawancara, Dokumentasi dan Quesioner- Teknik Analisa Data Menurut tugas dan fungsi unit kerja pengelola barang daerah yg

    terbagi atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah

    F. Pembahasan/Pengkajian

    1. Aset Daerah Propinsi Jawa Barat (tabel 1)

    Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa bangunan pengairan dan tanah masing-masing

    sebesar 46,67% dan33,23% dari total nilai Aset Daerah.

    2. Pengelolaan Barang Rutin

    tabel 2

    * Pengadaan Barang rutin tersebut dipergunakan untuk 4 kelompok unit kerja

    untuk 4 Kelompok Unit Kerja

    - Setda /Dewan = 23,85%

    - Badan = 12.15%

    - Kantor = 3.05%

    - Dinas = 60.95%

  • Unit kerja terbesar pengguna barang dan masing-masing kelompok adalah

    - Setda = 73,72%

    - Badan Pengawas Daerah = 24,32%

    - Kantor Kas Daerah = 28,62%

    - Dinas Pendidikan = 33,52%

    Implementasi Pengendalian Barang Daerah

    a) Aspek Normatif/Peraturan

    - Pengelolaan mengacu pada perda Nomor 4 tahun 2001 dan Keputusan Gubernur Nomor

    19/2002

    - Standarisasi barang Keputusan Gubernur Nomor 020/Kep. 88 PLK/2002 yang telah

    disempurnakan dengan Kepu.Gub 020/Kep.1229 PLK/2002/tgl 14-9-2002

    - Penyusunan Standarisasi barang masih mengacu pada Kepmendagri No 26 th 1996 tentang

    Standarisasi Ruangan kantor, alat perlengkapan rumah Dinas dan Kendaraan Dinas

    - Penyusunan Daftar Kebutuhan Barang (DKB) & Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang

    Daerah (DKPBD) ditetapkan melalui Kep. Gub. Masing-masing Nomor 020/Kep

    575.PLK/2002 & Nomor 020/Kep 919.PLK/2002

  • Dalam Pengadaan Barang mengacu pada Keppres No 18 tahun 2000 dan Surat Keputusan

    bersama Menkeu & Ketua Bappenas nomor S.42/A/2000/S 2262/D.2/05/2000 tentang

    Juknis Pelaksanaan Keppres 18/2000.

    b) Implementasi

    - Pengadaan Aset Daerah khususnya tanah, Bangunan, Alat berat, Kendaraan dilakukan oleh

    Biro Perlengkapan, sedangkan jalan, jembatan, Bangunan pengairan dan APK dilakukan

    oleh masing-masing unit Kerja.

    - Administrasi Bendaharawan barang di Biro Perlengkapan meliputi

    - Penerimaan

    - Pengeluaran

    - Pencatatan (Pembukuan)

    - Pelaporan

    . Laporan triwulan

    . BAP atas langsung Bendaharawan

  • - Pengelolaan barang ditingkat unit kerja (Badan & Dinas)

    -Pengadaan Barang

    - Di bawah Rp. 50.000.000 oleh PIMLAKTAN

    - Di atas Rp. 50.000.000 oleh Panitia yang dibentuk oleh PIMLAKTAN

    Pengadaan dilakukan melalui tender sampai dengan penentuan perusahaan pengadaan barang

    - Kegiatan Bendaharawan Barang

    Menerima setelah diperiksa oleh PIMLAKTAN

    Penyimpanan di Gudang

    Pengeluaran barang dengan mekanisme,

    * Sub din Program mengajukan permohonan barang kepada ka Unit

    * Ka Unit memerintahkan kepada Bendaharawan untuk mengeluarkan barang.

    Pemeriksaan barang di gudang

    Stock of name dilakukan setiap triwulan oleh ka unit dengan beberapa orang saksi.

  • - Pelaporan

    Secara rutin semua kegiatan dilaporkan kepada Gubernur melalui Biro Perlengkapan (Tri

    Wulan)

    G. Analisis Dan temuan

    - Pengelolaan /Pengendalian barang daerah Propinsi Jawa Barat telah dilakukan melalui

    mekanisme yang benar (normatif) dan secara teoritis dapat dipertanggungjawabkan secara

    ilmiah.

    - Manusia merupakan faktor yang menentukan keberhasilan pengelolaan barang daerah

    ditentukan oleh faktor pelaksana (manusia) dalam kontek pengelolaan barang Propinsi Jawa

    Barat faktor kedua merupakan titik lemah. Hal ini didasarkan pada temuan Penelitian

    - Masih belum semua aparat unit mengetahui dan memahami Keputusan Gubernur sehingga

    masih langsung mengacu pada Kepmendagri nomor 11/2001 sebagai pedoman.

    - Standarisasi barang masih ada Dinas yang mengacu Kepmendagri nomor 11/2001

    - Pengelolaan barang Daerah secara empirik Administratif masih belum tertib yang terlihat

    dari :

    Pengkodean dan registrasi barang belum sesuai dengan Kepmenkeu Nomor

    18/KMK.18/1999 tentang Penetapan Kodefikasi barang Inventaris akibatnya lokasibarang tidak diketahui dengan jelas. Pengurus barang tidak jelas dan jika barang berpindah-

    pindah sulit dikontrol.

  • - Belum semua unit organisasi melaporkan mutasi barang daerah sehingga tidak diketahui asal

    usul barang tersebut.

    - Belum semua melaporkan kondisi barang, sehingga tidak diketahui berapa jenis dan jumlah

    barang yang masih baik, rusak dan perlu dihapus. Data kondisi barang sangat diperlukan untuk

    penyusunan anggaran pemeliharaan.

    - Nilai barang baik secara ekonomis, maupun teknis belum dilaporkan secara rinci, hal ini terkait

    dengan biaya operasional pemeliharaan barang.

    - Belum semua unit kerja memahami sepenuhnya urgensi RKBU, sehingga sering terjadi barang

    yang diminta sering tidak terakomodasi dalam pengadaannya.

    - Masih ada unit kerja yang kurang memperhatikan kewajibannya untuk melaporkan secara

    berkala terhadap hasil pengelolaan barang unit.

    - Biro perlengkapan hanya mengetahui barang yang dikelola oleh unit kerja dari aspek

    administrasi saja, sedangkan secara fisik tidak. Hal ini terkait dengan belum difungsikannya

    gudang induk sebagai pos pemeriksaan barang.

  • KESIMPULAN DAN SARAN

    KESIMPULAN

    Pengelolaan Barang Daerah Pemerintah Daerah

    Propinsi Jawa Barat secara normatif sudah ada dan diatur oleh berbagai Peraturan (Keppres, Kepmen, Perda, Kepgub);

    Pengelolaan Barang Daerah secara tertulis dapat dipertanggungjawabkan karena siklus telah sesuai dengan teori pada umumnya;

    Pengelola Barang Daerah secara empirik administratif masih belum tertib, sehingga mekanisme pengendalian barang daerah kurang berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini berimplikasi pada kurang efektifnya pendayagunaan fungsi bendaharawan dan gudang.

  • SARAN

    Perlu sosialisasi berbagai peraturan yang menyangkut pengelolaan barang daerah pada aparat yang terkait dengan tugas tersebut agar terjadi pola pikir dan pola tindak.

    perlu tertib administrasi antara lain: pengkodean dan registrasi yang sesuai dengan Kepmenkeu

    No.18/KMK.018/1999.

    Laporan yang lengkap menyangkut asal-usul barang, kondisi barang, dan nilai barang.

    Disiplin laporan.

    perlu sistem informasi perlengkapan yang secara efektif dapat mengendalikan atau memonitor lalu lintas barang daerah di berbagai unit.

  • Contoh Kodefikasi Barang Daerah

    a. Contoh Kode Barang tidak bergerak (tanah)

    Kode barang

    1 01 02 04 003

    Keterangan

    Angka 1 Kode golongan (barang tidak bergerak)Angka 01 Kode bidang barang (tanah)Angka 02 Kode Kelompok barang (tanah Persil)Angka 04 Kode Sub Kelompok barang (tanah hutan)Angka 003 Kode sub-sub kelompok barang (tanah hutan lindung)

    b. Contoh kode barang bergerak (Komputer)

    2 1 2 0 1 0 2 0 0 1

    Angka 2 kode golongan (barang bergerak)Angka 12 kode bidang (komputer)Angka 01 kode kelompok (komputer unit)Angka 02 Kode Sub kelompok (personil komputer)Angka 001 kode sub kelompok (Personal Komputer Unit)

  • c. Kode Lokasi Barang IKMN

    Contoh Instansi LAN

    4 8 991231020 9

    Angka 48 Kode Pebin LAN (Menpan)

    Angka 02 Kode PBI (Kepala LAN)

    Angka 01 Kode Lokasi (LAN Jakarta)

    Angka 32 Kode UPB ( Bagian luar Propinsi)

    Angka 1999 Kode tahun Perolehan

    Kode Registrasi (6 Digit)

    Adalah nomor kode barang yang dicantumkan pada suatu barang inventaris yang dibuat

    secara berurutan sesuai dengan jenis dan nomor urut pendaftaran barang dengan

    menggunakan sistem enam digit.

    Contoh : 000001

    Dalam Penomoran registrasi barang harus dibuat lengkap dalam bentuk 2 kolom yaitu :

  • -Kolom pertama bagian atas dibuat secara berurutan

    Contoh :

    Kode Pebin 48Kode PBI 02Kode PPBI 01Kode Bagian Anggaran 32 Kode tahun Perolehan 1999

    Kolom bagian bawah

    Contoh :

    Kode Golongan 1Kode Bidang 01Kode Kelompok 02Kode sub kelompok 02Kode Sub-sub kelompok 001Kode Nomor urut barang (registrasi 000001)

    Jadi selengkapnya

    48.02.01.32.1999

    1.01.02.02.001.000001

  • TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA