pengelolaan barang daerah dan penyusunan pengelolaan bmd

Upload: panorama-sumbar

Post on 10-Jul-2015

5.112 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Pengelolaan Barang Daerah dan Penyusunan Rencana Pengelolaan BMD (Barang Milik Daerah)Panduan Pelatihan

Local Governance Support ProgramFinance and Budgeting Team 2008i

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Pengelolaan Barang Daerah dan Penyusunan Rencana Pengelolaan BMDBuku lain pada Seri Keuangan & Penganggaran ini: 1. Panduan Pelatihan Pengawasan Anggaran oleh DPRD (Budget Oversight) 2. Panduan Pelatihan Penganggaran Kinerja Seri A 3. Panduan Pelatihan Penganggaran Kinerja Seri B 4. Memaksimalkan Pendapatan Melalui Penerapan UU 34 5. Mengevaluasi Pendapatan Pajak 6. Penghitungan Biaya untuk Menetapkan Retribusi

Tentang LGSPLocal Governance Support Program merupakan program bantuan teknis yang mendukung tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di Indonesia pada dua sisi, yaitu pemerintah daerah dan masyarakat. Dukungan kepada pemerintah daerah dimaksudkan agar pemerintah meningkat kompetensinya dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kepemerintahan di bidang perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi, dan meningkat kemampuannya dalam memberikan pelayanan yang lebih baik serta mengelola sumber daya. Dukungan kepada DPRD dan organisasi masyarakat adalah untuk memperkuat kapasitas mereka agar dapat melakukan peran-peran perwakilan, pengawasan, dan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. LGSP bekerja di lebih dari 60 kabupaten dan kota di Indonesia di sembilan provinsi: Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua Barat. Buku ini terwujud berkat bantuan yang diberikan oleh United States Agency for International Development (USAID) berdasarkan nomor kontrak No. 497-M-00-05-00017-00 dengan RTI International, melalui pelaksanaan Local Governance Support Program (LGSP) di Indonesia. Pendapat yang tertuang di dalam laporan ini tidaklah mencerminkan pendapat dari USAID.Program LGSP dilaksanakan atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, pemerintah daerah dan organisasi masyarakat dalam wilayah provinsi target LGSP. Program LGSP didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan dilaksanakan oleh RTI Internasional berkolaborasi dengan International City/ County Management Association (ICMA), Democracy International (DI), Computer Assisted Development Incorporated (CADI) dan the Indonesia Media Law and Policy Centre (IMLPC). Pelaksanaan Program dimulai pada tanggal 1 Maret 2005 dan berakhir tanggal 30 September 2009. Informasi lebih lanjut tentang LGSP hubungi: LGSP, Bursa Efek Indonesia Gedung 1, lantai 29 Jl. Jend. Sudirman, kav. 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Telepon Fax Email Website : : : : +62 (21) 515 1755 +62 (21) 515 1752 [email protected] www.lgsp.or.id

Dicetak di Indonesia Publikasi ini didanai oleh the United States Agency for International Development (USAID). Sebagian atau seluruh isi buku ini, termasuk ilustrasinya, boleh diperbanyak, direproduksi, atau diubah dengan syarat disebarkan secara gratis.

ii

PENGELOLAAN BARANG DAERAH DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN BMD

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

ABSTRAKSIMateri dalam panduan ini terdiri dari Dasar Pengelolaan Aset dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Aset, pembahasan mengenai aset akan lebih difokuskan pada pengertian aset daerah sebagai barang milik daerah (BMD). Barang milik daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya. Dasar Pengelolaan Barang Daerah (Basic Asset Management) meliputi : Aset Daerah dan Barang Daerah Pengelolaan Barang Daerah Penatausahaan Barang Daerah Penyusunan Rencana Pengelolaan Aset (Asset Management Planning) meliputi : Pengertian, tujuan dan manfaat Rencana Pengelolaan Aset Langkah-langkah penyusunan Rencana Pengelolaan Aset Analisa kebutuhan dan analisis kesenjangan Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan Pemahaman, Pengetahuan dan Ketrampilan tentang Pengelolaan Barang Daerah kepada para Pejabat dan Staf Pengelola Barang Daerah SKPD serta Panitia Anggaran DPRD. Hasil-hasil yang diharapkan dari pelatihan yang menggunakan panduan ini adalah : Memahami pengertian Aset Daerah dan Barang Daerah Memahami Pengelolaan Barang Daerah Memahami Penatausahaan Aset Mampu meregister Barang Daerah (Kode Lokasi dan Kode Barang) Mampu menyusun Inventarisasi Barang Daerah Mampu menyusun Pelaporan Barang Daerah Memahami dan mampu menyusun Rencana Pengelolaan BMD

ABSTRAKSI

iii

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

ABSTRACTThis training module has two main topics: Basic Asset Management and Asset Management Planning. The review of assets focuses on the definition of local assets as region-owned assets (BMD). Region-owned assets are local assets bought or acquired under the local budget (APBD) or through any other valid funding source. The assets can be movable or immovable, including parts or units, provided they can be valued, calculated, measured or weighed. They include animals and plants but exclude money and other commercial paper. Basic Asset Management covers: Local Assets and Local Goods Management of Local Assets Administration of Local Assets Asset Management Planning covers: Definition, Goals and Benefits of Asset Management Plans Steps for Developing Asset Management Plans Needs Analysis and Gap Analysis The training aims to convey understanding, knowledge and skills in local asset management to officials and staff managing Local Government Work Units (SKPD) and local assets, as well as to Legislative Budget Committees. The expected results of the training in this module are: Understand the meaning of local assets and local goods Understand local asset management Understand asset administration Be able to register local assets using location codes and goods codes Be able to prepare an inventory of local assets Be able to prepare a report on local assets Understand and be able to prepare a local asset management plan.

iv

ABSTRACT

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

DAFTAR ISIABSTRAKSI ........................................................................................................................................ iii ABSTRACT .......................................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... vi HARI 1 1. Sesi 1: Pengantar dan Pre Test ...................................................................................................... 1 Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ................................................................................ 1 Penjelasan Slide ........................................................................................................................... 3 2. Sesi 2: Pengertian Aset dan Barang Daerah ................................................................................ 7 Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ................................................................................ 7 Penjelasan Slide ........................................................................................................................... 9 Latihan 1: Identifikasi Aset ..................................................................................................... 13 3. Sesi 3: Pengelolaan Barang Milik Daerah (Perencanaan Kebutuhan dan Penatausahaan) . 17 Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur .............................................................................. 17 Penjelasan Slide ......................................................................................................................... 19 HARI 2 4. Sesi 4: Pengelolaan Barang Milik Daerah .................................................................................. 41 Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur .............................................................................. 41 Penjelasan Slide ......................................................................................................................... 43 Langkah 2: Pengkodean Barang ............................................................................................. 53 Langkah 3: Penatausahaan-Pembukuan, Inventarisasi dan Pelaporan .............................. 59 HARI 3 5. Sesi 5: Rencana Pengelolaan Barang Daerah ............................................................................ 65 Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur .............................................................................. 65 Penjelasan Slide ......................................................................................................................... 67 Latihan 4: Contoh Kasus ........................................................................................................ 89 Latihan 5: Analisis Tingkat Pelayanan ................................................................................... 95 6. Sesi 6: Transfer Pembelajaran Evaluasi dan Penutup ............................................................ 101 Tujuan, metode, waktu, alat, proses/alur ............................................................................ 101 Penjelasan Slide ....................................................................................................................... 103 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................................................. 105 Lampiran 1: TOR dan Agenda Lokakarya.......................................................................... 107 Lampiran 2: Petunjuk Pre Test dan Post Test .................................................................... 111 Lampiran 3: Petunjuk Transfer Pembelajaran .................................................................... 115 Lampiran 4: Lembar Evaluasi Lokakarya ........................................................................... 117 Lampiran 5: CD Berisi Form-form ..................................................................................... 118 REFERENSI DAN DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... 119*Seluruh sesi pada hari 3, dapat diberikan terpisah sebagai lanjutan dari sesi hari 1 dan 2 (Dasar Pengelolaan Aset) ataupun menjadi bagian akhir dari Lokakarya Pengelolaan Aset yang diberikan sekaligus.

DAFTAR ISI

v

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

KATA PENGANTARLocal Governance Support Program (LGSP) merupakan sebuah program bantuan bagi pemerintah Republik Indonesia yang diberikan oleh United States Agency for International Development (USAID). Program ini dirancang untuk menunjukkan bahwa melalui sistem pemerintahan yang terdesentralisasi, masyarakat di daerah dapat mempercepat proses pembangunan yang demokratis dan meningkatkan kinerja serta transparansi pemerintah dalam penyediaan pelayanan publik. LGSP memberikan bantuan teknis bagi masyarakat dan pemerintah daerahnya dengan membantu mereka mencapai tujuan melalui penyusunan prioritas pembangunan dan penyediaan pelayanan publik secara demokratis. Untuk itu LGSP bekerjasama dengan mitra-mitra dari pemerintah daerah, DPRD, media dan organisasi masyarakat, yang tersebar di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Papua Barat. Reformasi desentralisasi Indonesia yang dimulai pada tahun 2001 merupakan perwujudan dari komitmen Indonesia menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang berkelanjutan. Dikeluarkannya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah menjadi penanda terbukanya kesempatan luas bagi usaha pembangunan daerah dan bagi partisipasi warga yang lebih besar dalam pemerintahan. Sejak awal penerapan kebijakan tersebut, masyarakat dan pemerintah daerah telah menjawab kesempatan tersebut dengan antusias dan kreativitas yang luar biasa hingga menghasilkan capaian dan inovasi yang luar biasa pula. Panduan pelatihan yang disajikan ini akan membahas tentang topik Bagaimana Melakukan Pengelolaan Aset dalam hal ini Barang Milik Daerah untuk memastikan bahwa pelayanan masyarakat tersedia setiap saat dengan kondisi baik. Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan daerah dapat meningkatkan kemandiriannya dalam membelanjai kebutuhan daerah. Disamping itu, pemerintah daerah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan memperdayakan sumber daya yang ada di daerah, meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam memanfaatkan Barang Milik Daerah dan dengan melakukan pengelolaan asset yang baik, maka diharapkan pemerintah daerah dapat mewujudkan tujuan dari otonomi daerah. Pada kenyataannya, pemerintah daerah belum dapat menginventarisasi dan mengidentifikasi secara tepat barang milik daerah yang ada di lingkungannya. Sehingga pemerintah daerah tidak memiliki data yang relatif valid tentang BMD. Jika informasi tentang BMD tidak diketahui, maka pemerintah daerah tidak dapat memanfaatkan BMD tersebut untuk meningkatkan pendapatan asli daerah mereka dan juga tidak dapat mengukur tingkat pelayanan yang dapat diberikan dengan BMD yang mereka miliki.

Oktober, 2008 Judith Edstrom Chief of Party, USAID-LGSP RTI International Irianto Finance & Budgeting Advisor, USAID LGSP

vi

KATA PENGANTAR

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

HARI I SESI I Pengantar dan Pre TestTujuan: Peserta memahami tujuan lokakarya Dasar Pengelolaan Barang Daerah dan hasil yang diharapkan setelah peserta mengikuti lokakarya. Peserta mengetahui tentang langkah-langkah pengelolaan barang daerah yang akan dijelaskan secara mendalam pada rangkaian lokakarya ini. Materi: Power Point Slide Lembar Pre test

Waktu: 45 menit

Metode: Permainan (untuk perkenalan) Presentasi Tanya Jawab Alur: Presentasi ( 15 menit) Penjelasan Slide ( 10 menit) Kesimpulan dan tanya-jawab (10 menit) Pre Test ( 5 menit) Penjelasan Slide: Lihat halaman berikut!

HARI 1 SESI 1: PENGANTAR DAN PRE TEST

1

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

2

HARI 1 SESI 1: PENGANTAR DAN PRE TEST

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Penjelasan Slide1

HARI 1 Selamat Datang Pada Local Governance Support Program

Ucapkan selamat datang pada para peserta. Trainer memperkenalkan diri dan timnya, dilanjutkan dengan perkenalan dengan para peserta. Gunakan permainan yang menarik untuk perkenalan dengan para peserta, sesuaikan permainan dengan jenis peserta yang hadir. Bila dihadiri oleh pejabat tinggi daerah, sebaiknya perkenalan dilakukan dengan formal namun tetap akrab untuk membangun suasana pelatihan yang diinginkan. Jelaskan agenda pelatihan selama 2 hari secara sekilas dan sepakati aturan main yang berlaku selama 2 hari ke depan. Catatan: Hari ketiga merupakan materi untuk tingkat lanjutan, dimana bisa diberikan sebagai satu kesatuan dengan pelatihan ini maupun diberikan terpisah setelah peserta menerima pelatihan tingkat dasar ini. Slide ini merupakan judul Lokakarya yang akan disampakan dalam 2 hari ke depan.

2

Dasar Pengelolaan Aset Daerah Tim Keuangan dan Penganggaran LGSP-USAID

3

Pre Test

Sebelum masuk ke pembahasan pokok, bagikan lembar PreTest pada para peserta (lihat lampiran). Adapun tujuan PreTest adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta mengenai anggaran kinerja sebelum menerima pelatihan ini secara umum. Berikan waktu sekitar 10 menit bagi peserta untuk mengisi lembaran yang dibagikan. Kumpulkan lembaran Pre-Test setelah 10 menit berakhir.

4Ruang Lingkup Dasar Hukum Pengelolaan BMD Manfaat Pengelolaan BMD Pengertian Aset dan Barang Milik Daerah Pengelolaan Barang Milik Daerah Penatausahaan: - Pembukuan, - Inventarisasi, dan - Pelaporan

Slide ini menampilkan ruang lingkup lokakarya Dasar Pengelolaan Barang Daerah dan tujuan disampaikannya lokakarya ini. Meningkatkan pemahaman, pengertian dan ketrampilan terutama fokus pada penatausahaan pengelolaan barang daerah.

HARI 1 SESI 1: PENGANTAR DAN PRE TEST

3

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

5Latar Belakang Reformasi bidang keuangan negara mencakup reformasi bidang pengelolaan barang milik/ kekayaan negara (UU 1/2004) Pemerintah wajib melakukan pengamanan terhadap BMD - Belum lengkapnya data mengenai jumlah, nilai, kondisi dan status kepemilikannya - Belum tersedianya database yang akurat dalam rangka penyusunan Neraca Pemerintah. - Pengaturan yang ada belum memadai dan terpisah-pisah - Kurang adanya persamaan persepsi dalam hal pengelolaan BMN/D

Pada slide ini pembahasan materi lokakarya selama 2 hari ke depan di fokuskan pada: pembahasan pengertian aset dan barang daerah, pengelolaan barang daerah, penatausahaan yang terdiri dari pembukuan inventarisasi dan pelaporan.

6

tempointeraktifget the first, but first get the truth Advance search find Registration

DPRD Banten Pertanyakan Hilangnya Aset Daerah Selasa, 20 Maret 2007 / 14.28 WIB Tempo Interaktif, Serang: DPRD Banten mempertanyakan aset Pemerintah Banten senilai Rp 500 miliar yang hilang. Dari Rp 1,6 triliun nilai aset Pemerintah Banten, Rp 500 miliar di antaranya hilang karena tidak terdata dengan baik, ujar Yayat Hartono, anggota Komisi Perekonomian dan Keuangan DPRD Banten, Selala (20/3). Hilangnya aset pemerintah itu diketahui setelah Komisi Perekonomian dan Keuangan melakukan peninjauan ke beberapa lokasi tempat aset-aset itu berada. Aset daerah yang hilang terdiri dari benda bergerak dan tidak bergerak, seperti jalan, sebidang tanah, jembatan penyeberangan lalu lintas, bangunan air, gedung pemerintahan, kendaraan operasional, dan mesin-mesin. Jumlah aset daerah Banten yang terhitung tahun 2006 mencapai Rp 1,6 triliun, tapi Rp 500 miliar - Rp 700 miliar di antaranya tidak teradministrasi dan terinventarisasi dengan baik.

Slide ini merupakan contoh kejadian nyata mengenai tidak terkelolanya aset daerah dengan baik sehingga menyebabkan hilangnya beberapa aset. Slide ini bertujuan memancing peserta untuk lebih peduli terhadap pentingnya pengelolaan barang daerah. 7Dasar Hukum Pengelolaan Barang Daerah UU No. 1/2004 Perbendaharaan Negara PP No. 24/2005 Standar Akuntansi Pemerintahan PP No. 58/2005 Pengelolaan Keuangan Daerah PP No. 6 /2006 Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah PP No. 38/2008 Perubahan atas PP No. 6/2006 Keppres 80/2003 Pedoman Tatacara Pengadaan Barang dan Jasa Kepmendagri 12/ 2003 Pedoman Penilaian Barang Daerah Kepmendagri 153/2004 Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang dipisahkan; dan Permendagri 13/2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Permendagri 17/2007 Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah

Beberapa dasar hukum penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah ditampilkan dalam slide ini. Diawali dari hirarki peraturan perundangan sampai pada Peraturan Menteri Dalam Negeri yang secara khusus mengatur Pengelolaan Barang Daerah.

4

HARI 1 SESI 1: PENGANTAR DAN PRE TEST

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

8Mengapa Diperlukan Pengelolaan Barang Daerah? Kejelasan status kepemilikan BMD Inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai BMD Optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan untuk peningkatan PAD Antisipasi kondisi BMD dalam fungsi pelayanan publik Pengamanan barang daerah Dasar penyusunan neraca Kewajiban untuk melaporkan kondisi dan nilai BMD secara berkala

Slide berikut menjelaskan pentingnya melaksanakan pengelolaan barang daerah dengan baik. Alasan utama yang mengemuka adalah untuk kepentingan pelayanan publik dan pelaporan penggunaan barang milik daerah. Pertanggungjawaban atas BMD kemudian menjadi semakin penting ketika pemerintah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD dalam bentuk laporan keuangan yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas dana, pendapatan dan belanja, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungan. Informasi BMD memberikan sumbangan yang signifikan di dalam laporan keuangan (neraca) yaitu berkaitan dengan pos-pos persedian, aset tetap, maupun aset lainnya. Dalam slide ini fasilitator menjelaskan keuntungankeuntungan melaksanakan pengelolaan barang milik daerah dengan baik. Yaitu: Meningkatkan pengurusan dan akuntabilitas - dengan menunjukkan ke pemilik, pengguna dan pihak yang terkait bahwa layanan yang dihasilkan adalah layanan yang efektif dan efisien; menyediakan dasar untuk mengevaluasi keseimbangan layanan, harga dan kualitas; meningkatkan akuntabilitas atas penggunaan sumber daya dengan penghitungan kinerja dan keuangan; Meningkatkan manajemen layanan dengan cara meningkatkan pengertian pada kebutuhan layanan dan pilihan-pilhannya; konsultasi formal atau persetujuan dengan pengguna tentang level layanan untukmeningkatkan kenyamanan pelanggan dan citra perusahaan; Meningkatkan manajemen risiko dengan cara menganalisis kemungkinan dan konsekuensi dari kegagalan aset; Meningkatkan efisiensi keuangan - dengan meningkatkan keahlian pengambilan keputusan berdasar pada biaya dan keuntungan dari beberapa alternatif; justifikasi untuk program kerja ke depan dan kebutuhan pendanaannya; pengenalan semua biaya dari kepemilikan atau pengoperasian aset melalui masa pakai aset tersebut.

9Keuntungan Pengelolaan BMD Meningkatkan Akuntabilitas Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Pengurusan dan manajemen layanan manajemen resiko efesiensi keuangan

HARI 1 SESI 1: PENGANTAR DAN PRE TEST

5

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

10Pengelolaan AsetAset Sda & Financial Tingkat Pelayanan Barang Daerah

Potensial Aset

Kebutuhan Aset

Perencanaan Manajemen Aset

Identifikasi & Inventarisasi Analisis Pengembangan Prioritas Pengadaan Pemeliharaan & Perbaikan Belanja Operasional

Identifikasi & Inventarisasi Analisis Kebutuhan Pemanfaatan Penghapusan & Pemindahtanganan Lain-lain

Investasi

Belanja Modal

Pendapatan

Penganggaran

Pelaksanaan & Penatausahaan

Pelaporan & Pengevaluasian

Slide ini menjelaskan alur pengelolaan aset/barang daerah secara umum dan hubungannya dengan perencanaan kebutuhan BMD dan akuntansi.

6

HARI 1 SESI 1: PENGANTAR DAN PRE TEST

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

SESI 2 Pengertian Aset dan Barang Daerah

Tujuan: Peserta memahami apa yang dimaksud dengan aset daerah dan barang daerah serta dasar hukum pelaksanaannya. Peserta mengetahui peran masing-masing pihak dalam pengelolaan barang daerah Peserta mampu mengidentifikasi jenis aset daerah Materi: Power Point Slide Latihan Identifikasi Aset

Waktu: 150 menit Metode: Presentasi Tanya Jawab. Latihan Alur: Presentasi ( 20 menit) Penjelasan Slide ( 60 menit) Latihan ( 60 menit) Kesimpulan dan tanya-jawab (20 menit) Penjelasan Slide: Lihat halaman berikut!

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

7

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

8

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Penjelasan Slide11Apa Itu Aset? Sumber daya ekonomi yang dimiliki dari kegiatan ekonomi di masa lalu Memberi manfaat ekonomi atau keuntungan sosial yang akan diperoleh di masa datang Mempunyai nilai uang Termasuk sumber non keuangan yang diperlukan untuk pelayanan publik Dan sumber yang dipertahankan atau dipelihara sehubungan dengan nilai sejarah atau budaya

Sebelum membahas pengelolaan barang daerah jauh, ada baiknya kita melihat pengertian aset. Slide ini terutama menunjukkan pengertian dasar terhadap aset. Pengertian mengenai aset yang bisa sangat luas, difokuskan dengan definisi dalam slide agar selanjutnya pengertian aset tidak meluas saat pembahasan mengenai pengelolaan barang daerah.

12Aset Daerah Aset Lainnya Aset lancar - Aset tak berwujud - Uang kas - Tagihan penjualan - Uang di bank angsuran - Piutang - Tuntutan GR - Persediaan - Kemitraan dengan Investasi pihak ketiga Aset tetap - Aset lain-lain - Tanah - Mesin dan Peralatan - Gedung dan Bangunan - Jalan, Irigasi dan Jaringan - Aset Tetap lainnya - Konstruksi dalam pengerjaan

Slide ini secara lebih detail menjelaskan uraian dari aset daerah. Aset disini tidak hanya berupa barang saja tetapi masih mempunyai perngertian yang luas. Secara umum sangat berkaitan dengan terminologi didalam akuntansi publik, karena dalam akuntansi publik diatur juga perlakuan terhadap aset.

13Pengertian Barang Daerah BMD merupakan bagian dari aset pemerintah daerah yang berwujud BMD tercakup dalam aset lancar dan aset tetap Barang milik daerah meliputi: barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah; - Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; - Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; - Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undangundang; atau - Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. (Pasal 3 PM17/2007)

Pada slide ini pembahasan mengenai aset lebih difokuskan pada pengertian aset daerah sebagai barang milik daerah. Slide ini juga menjelaskan batasan-batasan mengenai apa yang dimaksud sebagai barang daerah. Barang Milik Daerah adalah semua kekayaan daerah baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat-surat berharga lainnya.

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

9

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

14Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan barang daerah

Rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah

Perencanaan kebutuhan dan penganggaran Pengadaan Penerimaan, penyimpanan dan penyaluran Penggunaan Penatausahaan Pemanfaatan Pengamanan dan pemeliharaan Penilaian Penghapusan Pemindahtanganan Pembinaan, pengawasan dan pengendalian Pembiayaan TGR

Berpedoman pada peraturan perundangan

Ditetapkan dengan peraturan daerah

Pengelolaan barang daerah adalah suatu rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang dimulai dari kegiatan perencanaan kebutuhan barang sampai kepada tuntutan ganti rugi (TGR) seperti tertera dalam slide. 15Pejabat Pengelolaan BMDKEPALA DAERAH Sekretaris Daerah Pengelola Kepala Biro/Bagian Perlengkapan Pembantu Pengelola Barang

PEMEGANG KEKUASAAN

DIBANTU

Kepala SKPD > Kepala UPTD Pengguna > Kuasa Pengguna Penyimpang Barang Menerima, menyimpan dan menyalurkan BMD Pengurus Barang Mengurus barang dalam pemakaian

Kepala daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah (Permendagri N0. 17/2007 Pasal 6 ayat 15). Dalam melaksanakan tugasnya kepala daerah dibantu oleh: a. Sekretaris Daerah selaku pengelola; b.Kepala Biro/ Bagian Perlengkapan/ Umum/Unit pengelola barang milik daerah selaku pembantu pengelola; c. Kepala SKPD selaku pengguna; d. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna; e. Penyimpan barang milik daerah; dan f. Pengurus barang milik daerah.

16Sistem Akutansi Keuangan dan Sistem Akuntansi Barang Dalam rangka pertanggungjawaban, Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan akuntansi keuangan. Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang melaksanakan Sistem Akuntansi Barang Milik Daerah. Sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang dilaksanakan secara simultan dalam rangka menyusun laporan pertanggungjawaban. SIM BMD selain mendukung pelaksanaan pertanggungjawaban, juga memberikan berbagai informasi dalam rangka pengelolaan barang. Keluaran SIM BMD juga memberikan manfaat kepada Penguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dalam tugas-tugas manajerialnya. Kaitan Sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang dapat dilihat pada gambar berikut ini

Dalam pengelolaan keuangan daerah dikenal adanya Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran di satu pihak, serta Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang di pihak yang lain. Dalam rangka pertanggungjawaban, Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan akuntansi keuangan. Sedangkan Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang melaksanakan Sistem Akuntansi Barang Milik Daerah.

10

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Dalam praktiknya, sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi barang dilaksanakan secara simultan dalam rangka menyusun laporan pertanggungjawaban. SABMD selain mendukung pelaksanaan pertanggungjawaban, juga memberikan berbagai informasi dalam rangka pengelolaan barang. Oleh karena itu, keluaran SABMD juga memberikan manfaat kepada Penguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang dalam tugas-tugas manajerialnya. 17Konsolidasi kebijakan dan regulasi di bidang aset daerah Penyediaan peraturan pelaksana di bidang aset daerah

Inventarisasi aset daerah

Klasifikasi aset berdasarkan kategori dan kepemilikan

Pengukuran besaran nilai aset (harga satuan dan volume)

Untuk barang inventaris Pelacakan harga perolehan

Untuk Potensi SDA Penafsiran volume

Untuk aset finansial Kompilasi sumber finansial

Penghitungan nilai sekarang (NPV)

Penghitungan nilai sekarang (NPV)

Penghitungan nilai nominal

Aktiva Penyusunan neraca daerah Pasiva Ekuitas Dana

Penyewaan dan KSO Pengelolaan aset daerah Pengoperasian Pemeliharaan aset Administrasi dan pencatatan Secara hukum

SIM aset daerah SIM anggaran SIM akuntansi

e-government

Pengamanan aset daerah

Secara fisik

Slide ini menerangkan keterkaitan antara pengelolaan barang daerah dengan akuntansi sampai kepada penyusunan neraca dan laporan keuangan. 18

Jelaskan petunjuk mengerjakan latihan sesuai dengan trainers note yang terdapat dalam bagian lampiran. Fasilitator diminta untuk memperlajari baik-baik trainers note terlampir.Latihan 1 Identifikasi Aset

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

11

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Catatan:__________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________

12

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

PANDUAN LATIHAN 1: Identifikasi Aset

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

13

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

14

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Langkah 1: Mengidentifikasi Aset Daerah dan Barang Daerah

Waktu: Total Waktu = 90 menit 45 menit untuk latihan kelompok 45 menit untuk pembahasan hasil latihan di setiap kelompok Tujuan: Setelah melakukan latihan ini peserta diharapkan mampu: 1. Membedakan aset daerah dan barang daerah 2. Mengidentifikasi kelompok persediaan dan aset tetap Proses : 1. Fasilitator menjelaskan tujuan latihan kepada peserta dalam ruang kelas. 2. Fasilitator membagikan lembar kerja identifikasi aset kepada peserta. 3. Peserta bekerja dalam kelompok (5-6 orang) dan memilih salah seorang anggotanya menjadi pimpinan diskusi kelompok. Diskusi kelompok dilakukan dengan mengisi lembar yang telah disediakan serta mengikuti instruksi yang tertera. Peserta menyepakati hasil jawaban secara kelompok bukan perorangan 4. Fasilitator memilih salah satu kelompok untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya. 5. Fasilitator menampilkan kunci jawaban dan memberikan penjelasan kepada peserta apabila diperlukan.

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

15

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Isilah tabel dibawah ini dan identifikasikan kelompok aset, barang daerah, persediaan dan aset tetap (beri tanda V)No Jenis Barang Daerah Aset Persedian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 39 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Tanah untuk Bangunan Kantor Pemerintah Kas di Bendahara Penerimaan Kendaraan Bermotor Roda Empat Piutang Pajak Hotel Kertas HVS Blanko TPR Terminal Kendaraan Bermotor Roda Dua Cadangan Piutang Retribusi Pasar Gedung Kantor Kas di Kas Daerah Hutang PPN Lapangan Terbang Bangunan Pasar Daerah Piutang Retribusi Pasar ATK Bangunan Jembatan Dalam Pengerjaan Diinvestasikan pada aset tetap Sapi *) Dump Truck Gerobak Sampah RT/RW *) Deposito Piranti Lunak Komputer Surat Berharga (SBI) Bangunan Terminal Kalkulator *) Bibit Padi *) Tagihan Retribusi Kebersihan Tanaman Toga *) Peralatan Laboratorium Mebulair Dana Bergulir Tanah Pertanian Peralatan Kedokteran Buku-buku di Perpustakaan Dokumen Perencanaan (RPJMD dsb) *) Polis Asuransi *) Bangunan Bersejarah *) Blanko Laporan Ekuitas Dana Lancar Potongan pemungutan PPH V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V V Aset Tetap V V V V V V V V V V V V V V

16

HARI 1 SESI 2: PENGERTIAN ASET DAN BARANG DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

SESI 3 Pengelolaan Barang Milik Daerah (Perencanaan Kebutuhan dan Penatausahaan)Tujuan: Peserta proses dan mekanisme pengelolaan barang daerah Peserta memahami dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam pengelolaan barang daerah Materi: Power Point Slide

Waktu: 120 menit (diselingi rehat untuk makan siang dan kopi)

Metode: Presentasi Tanya Jawab. Alur: Presentasi ( 20 menit) Penjelasan Slide ( 60 menit) Kesimpulan dan tanya-jawab ( 40 menit) Penjelasan Slide: Lihat halaman berikut!

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

17

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

18

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Penjelasan Slide19Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran BMDUraianBuku Inventaris yang disusun oleh pengurus barang dijadikan dasar untuk penyusunan RKBU dan RKPBU dan kemudian diajukan kepada kuasa pengguna dan pengguna dengan mempertimbangkan: 1. Standar Harga 2. Standar Kebutuhan 3. Standar Barang

Pengurus Barang

Pengguna/ KuasaPengguna

Pengelola/Kuasa Pengelola

Buku Inventaris

BI sebagai dasar menyusun RKBU dan RKPBU

Daftar Rencana Kebutuhan Barang Unit (DRKBU) Daftar Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (DRKPBU)

Daftar Rencana Kebutuhan Barang Unit (DRKBU) Daftar Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (DRKPBU)

Daftar Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (DRKPBU)

Pengguna dan Pengelola mebahas bersama DRKBU dan DRKPBU: Pembantu pengelola menyusun DKBMD dan DKPBMD

Pembantu Pengelola menyusun Daftar Kebutuhan BMD dan Daftar Kebutuhan Pemeliharaan BMD

DKBMD dan DKPBMD yang telah dituangkan ke KUA dan PPAS dijadikan dasar bagi pengguna untuk menyusun RKA

DKBMD dan DKPBMD yang telah disetujui dan masuk dalam KUA & PPAS, menyusun RKA

Daftar Kebutuhan BMD (DKBMD) Daftar Rencana Kebutuhan Pemeliharaan BMD (DKPBMD)

RKA DKBMD dan DKPBMD diusulkan dalam KUA & PPAS

Dalam melakukan perencanaan kebutuhan barang dilaksanakan berdasarkan pertimbangan yaitu: Untuk mengisi kebutuhan barang pada masing-masing unit/satuan kerja sesuai besaran organisasi/jumlah pegawai dalam satu organisasi; Adanya barang-barang yang rusak, dihapus, dijual, hilang, mati atau sebab lain yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan penggantian; Adanya peruntukan barang yang didasarkan pada peruntukan standar perorangan, jika terjadi mutasi bertambah personil sehingga mempengaruhi kebutuhan barang; Untuk menjaga tingkat persediaan barang milik daerah bagi setiap tahun anggaran bersangkutan agar efisien dan efektif; dan Pertimbangan teknologi. Tahapan kegiatan perencanaan kebutuhan dan penganggaran adalah sebagai berikut: SKPD merencanakan dan menyusun kebutuhan barang dalam RKA-SKPD sebagai bahan dalam penyusunan RAPBD; Masing-masing SKPD menyusun Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Unit (RKPBU) kemudian menyampaikan kepada pengelola melalui pembantu pengelola untuk meneliti dan menyusun menjadi Rencana Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (RDKBMD) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD); Rencana kebutuhan barang SKPD disusun berdasarkan standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintahan daerah yang ditetapkan kepala daerah;

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

19

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Setelah APBD, ditetapkan setiap SKPD menyusun Daftar Rencana Tahunan Barang Unit (RTBU) dan disampaikan kepada kepala daerah melalui pengelola; Berdasarkan rencana tahunan barang dari semua SKPD, diteliti dan dihimpun menjadi Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) untuk satu tahun anggaran; Daftar kebutuhan barang daerah tersebut dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan barang milik daerah; dan Format Rencana Kebutuhan Barang SKPD (RKB SKPD) (Lampiran 1) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang SKPD (RKPB SKPD) (Lampiran 2). 20Pengadaan Dilaksanakan berdasarkan prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel Dilaksanakan oleh pejabat pengelola barang Pengadaan BMD dapat dipenuhi dengan cara - Pengadaan/pemborongan pekerjaan; - Membuat sendiri (swakelola); - Penerimaan (hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban Pihak Ketiga); - Tukar menukar; dan - Guna susun (peningkatan kualitas dan kapasitas BMD).

Pengadaan barang daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. Pengadaan barang daerah dilaksanakan oleh pejabat pengelola barang, dapat dipenuhi dengan cara: Pengadaan/pemborongan pekerjaan; Membuat sendiri (swakelola); Penerimaan (hibah atau bantuan/sumbangan atau kewajiban Pihak Ketiga); Tukar menukar; Dan guna susun (peningkatan kualitas barang).

21

Proses Pengadaaan dan Penggunaan Barang DaerahAnalisis Kebutuhan (Pengelola Barang)

RKBU PEMDA

USULAN PENGADAAN SKPD

PENGADAAN BARANG/ JASA

USULAN PENGUNAAN BARANG OLEH SKPD

PENETAPAN KEPALA DAERAH

DIGUNAKAN SKPD/Publik

RKA SKPD (Pengelola Barang) Kinerja SKPD (Permendagri 13/2006)

Evaluasi RKBU

INVENTARISASI

feed back

Slide ini menjelaskan proses pengadaan dan penggunaan barang milik daerah, dimulai dari analisis kebutuhan yang didasarkan pada tingkat layanan yang ditetapkan dengan tujuan digunakan untuk kepentingan pelayanan publik.20HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

22Penerimaan, Penyimpanan dan PenyaluranPanitia Pengadaan dan Panitia PemeriksaHasil pengadaan BMD oleh panitia pengadaan Laporan hasil pengadaan Pemeriksaan BMD Laporan hasil pengadaan barang tidak bergerak

Penyimpan/Pengurus Barang

Pengguna/Kuasa PenggunaHasil pemeriksaan BMD oleh panitia pemeriksa Membuat laporan hasil pengadaan BMD bergerak dan tidak bergerak kepada kepala daerah melalui pengelola

Hasil pemeriksaan BMD oleh panitia pemeriksa

Menyimpan barang dan membuat berita acara penerimaan barang

Laporan hasil pengadaan

Laporan hasil pengadaan barang tidak bergerak

Berita acara penerimaan barang Buku penerimaan barang Surat perintah pengeluaran barang Buku pengeluaran barang

Disampaikan kepada kepala daerah untuk ditetapkan penggunaannya Surat perintah pengeluaran barang

Buku barang inventaris dan pakai habis

Laporan penerimaan dan pengeluaran barang semesteran

Kartu barang

Penyimpanan barang melakukan stock opname persemester

Buku persediaan barang Laporan penerimaan dan pengeluaran barang semesteran

Dilaporkan kepada pengelola melalui pembantu pengelola

Penerimaan BMD: Penerimaan barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari hasil pengadaan dan/atau dari pihak ketiga harus dilengkapi dengan dokumen pengadaan dan berita acara. Hasil pengadaan barang diterima oleh penyimpan barang. Penyimpan barang berkewajiban melaksanakan tugas administrasi penerimaan barang milik daerah. Hasil pengadaan BMD tidak bergerak diterima oleh kepala SKPD, kemudian melaporkan kepada kepala daerah untuk ditetapkan penggunaanya. Penerimaan barang dilakukan setelah diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang Daerah, dengan membuat Berita Acara Pemeriksaan sebagai salah satu syarat pembayaran Penyimpanan dan Penyaluran: Penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari penerimaan barang milik daerah baik melalui pengadaan maupun sumbangan/ bantuan/hibah merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah. Dalam pelaksanaan penyimpanan dan penyaluran barang milik daerah diperlukan ketelitian sehingga kegiatan penyimpanan disesuaikan dengan sifat dan jenis barang untuk penempatan pada gudang penyimpanan, sedangkan dalam pelaksanaan penyaluran dapat dilakukan sesuai rencana penggunaan untuk memenuhi kebutuhan dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Penyaluran BMD oleh penyimpan barang dilaksanakan atas dasar Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) dari Pengguna/Kuasa Pengguna disertai dengan Berita Acara Serah Terima. Pengguna wajib melaporkan stock atau sisa barang kepada pengelola melalui pembantu pengelola. Kuasa pengguna wajib melaporkan stock atau sisa barang kepada pengguna.HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

21

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

23PenggunaanPenetapan status penggunaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: - Jumlah personil/pegawai pada SKPD; - Standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD; - Beban tugas dan tanggungjawab SKPD; dan - Jumlah, jenis dan luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya

Penggunaan merupakan penegasan pemakaian barang milik daerah yang ditetapkan oleh kepala daerah kepada pengguna/kuasa pengguna barang sesuai tugas dan fungsi SKPD yang bersangkutan. Status penggunaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD ditetapkan dalam rangka tertib pengelolaan barang milik daerah dan kepastian hak, wewenang dan tanggungjawab kepala SKPD. Penetapan status penggunaan barang milik daerah pada masing-masing SKPD dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Jumlah personil/pegawai pada SKPD; Standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD; Beban tugas dan tanggungjawab SKPD; dan jumlah, jenis dan luas, dirinci dengan lengkap termasuk nilainya.

24Konsepsi Penggunaan Barang Milik Daerah SKPD Selaku Pengguna Barang Sekda Selaku Pengelola Barang Pihak Lain

Perolehan BMD

Proses Penetapan

Penyelesaian dokumen kepemilikan SK Penetapan status penggunaan Usul penetapan status penggunaan

Pemanfaatan: Sewa KSP BSG/BGS Pinjam pakai

Penggunaan sesuai Tupoksi

Tanah/Bangunan yang telah diserahkan

Pemindahtanganan: Jual Tukar tambah Hibah PMD

Barang Milik Daerah: - Tidak sesuai Tupoksi - Berlebih

Tindak lanjut: - Pengalihan status Penggunaan - Pemanfaatan - Pemindahtanganan

Tanah/bangunan diserahkan kepada pengelola barang

Slide ini menjelaskan kewenangan dan tanggung jawab dalam penggunaan barang daerah

22

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAEARAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

25Penatausahaan

PEMBUKUAN Mencatat pada daftar barang yang disediakan secara teratur dan menyimpan bukti kepemilikannya INVENTARISASI - Pengguna Barang melakukan inventarisasi BMD 5 th sekali, yang hasilnya disampaikan kepada Pengelola Barang; - Persediaan dan Konstruksi Dalam Pengerjaan dilaksanakan inventarisasi oleh Pengguna Barang setiap tahun anggaran; - Laporan hasil inventarisasi disampaikan kepada Pengelola Barang. PELAPORAN - Pengguna Barang menyampaikan LBPS dan LBPT kepada Pengelola Barang; - Pengelola Barang menyusun Laporan BMD untuk NERACA DAERAH.

Kegiatan penatausahaan barang milik daerah meliputi: a. Pembukuan Pembukuan merupakan suatu kegiatan pelaksanaan dan pencatatan barang milik daerah dalam Daftar Barang Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). b. Inventarisasi Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian. Pelaksanaan inventarisasi dibagi dalam dua kegiatan yaitu (1) pelaksanaan pencatatan dan (2) pelaksanaan pelaporan. Dalam melakukan inventarisasi disamping melihat kondisi barang dan sebagainya perlu dilakukan pengkodean terhadap barang daerah. Pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik Pemda yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. c. Pelaporan Setelah dilakukan inventarisasi dan pencatatan, maka hasil kegiatan tersebut dibuat dalam bentuk laporan (contoh laporan BMD dapat dilihat pada lampiran). Laporan tersebut dihimpun dari format laporan pengurus barang yang meliputi: Buku Inventaris (Lampiran 32); Rekap Buku Inventaris (Lampiran 33); Laporan Mutasi Barang (Lampiran 34); Daftar Mutasi Barang (Lampiran 35); Rekapitulasi Daftar Mutasi Barang (Lampiran 36); Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus (Lampiran 37); Daftar Barang Milik Daerah yang Digunausahakan (Lampiran 38).

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

23

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

26Bentuk Pemanfaatan

Sewa

Pinjam Pakai Bentuk Pemanfaatan Kerjasama Pemanfaatan

Bangun guna serah (BGS) Bangun serah guna (BSG)

Pemanfaatan merupakan pendayagunaan barang milik daerah yang tidak dipergunakan sesuai tugas pokok dan fungsi SKPD dalam bentuk pinjam pakai, sewa, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah, bangun serah guna dengan tidak merubah status kepemilikan. Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengelola setelah mendapat persetujuan kepala daerah, selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengguna setelah mendapat persetujuan pengelola. Bentuk Pemanfaatan: a. Sewa Sewa adalah pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai Syarat pokok menguntungkan Negara/Daerah Jangka waktu maksimal 5 tahun dan dapat diperpanjang Formula besaran tarif sewa : - Pengelola Barang (BMN); - Gubernur, Bupati/Walikota (BMD) Dituangkan dalam perjanjian sewa menyewa Hasil sewa di setor ke rekening kas umum Negara/Daerah

24

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

b. Pinjam Pakai Pinjam Pakai Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang; Jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dapat diperpanjang. Pinjam Pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat: - Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; - Jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; - Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; - Persyaratan lain yang dianggap perlu. Biaya pemeliharaan ditanggung peminjam c. Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Kerjasama Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka : - Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMD - Meningkatkan penerimaan/pendapatan Daerah. Jangka waktu: maksimal 30 th dapat diperpanjang Hasil untuk Daerah : - Kontribusi tetap - Pembagian keuntungan hasil KSP - Dapat menerima kontribusi barang untuk tupoksi Dituangkan dalam perjanjian KSP Hasil KSP di setor ke rekening kas daerah, dan kontribusi barang kepada pengelola dan/ atau pengguna d. BGS/BSG (Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna) IMB untuk BGS/BSG harus atas nama Pemda. Penetapan mitra BGS/BSG dilaksanakan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) peserta peminat Jangka waktu maksimal 30 tahun Hasil dari pelaksanaan BGS/BSG ditetapkan penggunaannya oleh pengelola barang untuk penyelenggaraan Tupoksi Biaya persiapan dan pelaksanaan BGS/BSG tidak dapat dibebankan pada APBD

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

25

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

27Ketentuan Pokok dan Tata Cara Pemanfaatan

Ketentuan

Sewa Menyewa

Pinjam Pakai

KSP

BGS/BSG

Pokok

Belum/ tidak dimanfaatkan untuk jangka waktu tertentu Mendapatkan penerimaan negara atau menguntungkan negara Semua Subyek Hukum 5 tahun Dapat diperpanjang Pemerintah Semua Badan Hukum Semua Badan Hukum 30 tahun

Mitra

Jangka Waktu

2 tahun Dapat diperpanjang Tidak dipungut biaya

30 tahun Dapat diperpanjang

Besaran

Formula tarif

Kontribusi tetap Pembagian keuntungan kontribusi barang (optional) Tender minimal 5 peserta/ peminat

Kontribusi tetap Mendirikan bangunan

Penetapan Mitra

Penetapan Pengelola

Penetapan Pengelola

Tender minimal 5 peserta/ peminat

Slide ini menjelaskan detil ketentuan pokok dan tata cara pemanfaatan barang milik daerah. 28Pengamanan BMD

26

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Pengamanan merupakan kegiatan/tindakan pengendalian dan penertiban dalam upaya pengurusan barang milik daerah secara fisik, administratif dan tindakan hukum. Pengamanan dititik beratkan pada penertiban/pengamanan secara fisik dan administratif, sehingga barang milik daerah tersebut dapat dipergunakan/dimanfaatkan secara optimal serta terhindar dari penyerobotan pengambil alihan atau klaim dari pihak lain. Pengelola barang, pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib melakukan pengamanan BMD yang berada dalam penguasaannya, meliputi : Administrasi Pembukuan, penginventarisasian, pelaporan Fisik Mencegah penurunan fungsi barang dan hilangnya barang Hukum bukti status kepemilikan 29Pemeliharaan BMD

Pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap barang inventaris yang sedang dalam unit pemakaian, tanpa merubah, menambah atau mengurangi bentuk maupun konstruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan baik dari segi unit pemakaian maupun dari segi keindahan. Penyelenggaraan pemeliharaan dapat berupa : a) Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari- hari oleh unit pemakai/ pengurus barang tanpa membebani anggaran; b) Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga terlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran; dan

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

27

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

c) Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran. Penyelenggaraan pemeliharaan dimaksudkan untuk mencegah barang milik daerah terhadap bahaya kerusakan yang disebabkan oleh faktor: a) Biologis; b) Cuaca, suhu dan sinar; c) Air dan kelembaban; d) Fisik yang meliputi proses penuaan, pengotoran debu, sifat barang yang bersangkutan dan sifat barang lain, benturan, getaran dan tekanan; dan e) Lain-lainnya yang dapat mengakibatkan perubahan kualitas dan sifat-sifat lainnya yang mengurangi kegunaan barang. 30Penilaian Penilaian BMD dilakukan dalam rangka pengamanan dan penyusunan neraca daerah, pencatatan, inventarisasi, pemanfaatan dan pemindahtanganan Penilaian BMD berpedoman pada SAP Kegiatan penilaian BMD harus didukung dengan data yang akurat atas seluruh kepemilikan barang milik daerah yang tercatat dalam daftar inventarisasi BMD Penilaian tanah dan bangunan ditetapkan oleh kepala daerah melalui tim dan dapat melibatkan lembaga independen bersertifikat Penilaian BMD selain tanah dan bangunan oleh tim yang ditetapkan oleh pengelola barang dan dapat melibatkan lembaga independen bersertifikat

1. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah pusat/ daerah, pemanfaatan, dan pemindahtanganan Barang Milik Negara/Daerah. 2. Penetapan nilai Barang Milik Negara/Daerah berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). 3. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah dapat melibatkan penilai independen 4. Penilaian Barang Milik Negara/Daerah: Tanah dan/atau bangunan untuk mendapatkan nilai wajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP. Selain tanah dan/atau bangunan untuk mendapatkan nilai wajar. Penghapusan barang milik daerah adalah tindakan penghapusan barang pengguna/kuasa pengguna dan penghapusan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah. Penghapusan tersebut di atas, dengan menerbitkan Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah.

31Penghapusan Dalam hal barang sudah tidak berada pada pengguna atau kuasa pengguna barang, beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan, atau sebab sebab lainnya Pemusnahan barang dilakukan oleh pengguna barang sepengetahuan pengelola barang setelah mendapat persetujuan dari kepala daerah Penghapusan barang milik Daerah : - Barang tidak bergerak seperti tanah dan/atau bangunan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD - Barang-barang inventaris lainnya selain tanah dan/ atau bangunan sampai dengan Rp. 5.000.000.000,(lima milyar rupiah) dilakukan oleh Pengelola setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah.

28

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

32

Alasan Penghapusan Barang

Barang tidak bergerak

Barang bergerak

Rusak berat, terkena bencana Tidak dapat digunakan secara optimal Terkena planologi kota Kebutuhan organisasi Penyatuan lokasi dengan alasan efisiensi Pertimbangan strategi hankam

1. Pertimbangan teknis Rusak, tidak ekonomis Modernisasi Perubahan dasar spesifikasi Selisih kurang akibat penggunaan/ susut akibat penyimpanan 2. Pertimbangan ekonomis Optimalisasi BMD idle Dihapus secara ekonomis 3. Karena hilang/kekurangan/kerugian Kesalahan penyimpan/pengurus Mati (hewan/ternak, tanaman) Force majeure

Penghapusan barang bergerak berdasarkan pertimbangan/alasan--alasan sebagai berikut : 1) Pertimbangan Teknis, antara lain: Secara fisik barang tidak dapat digunakan karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki. Secara teknis tidak dapat digunakan lagi akibat modernisasi. Telah melampaui batas waktu kegunaannya/kedaluwarsa. Karena penggunaan mengalami perubahan dasar spesifikasi dan sebagainya. Selisih kurang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan/susut dalam penyimpanan/pengangkutan. 2) Pertimbangan Ekonomis, antara lain : Untuk optimalisasi barang milik daerah yang berlebih atau idle. Secara ekonomis lebih menguntungkan bagi daerah apabila dihapus, karena biaya operasional dan pemeliharaannya lebih besar dari manfaat yang diperoleh. 3) Karena hilang/kekurangan perbendaharaan atau kerugian, yang disebabkan: Kesalahan atau kelalaian Penyimpan dan/atauPengurus Barang. Diluar kesalahan/kelalaian Penyimpan dan/atauPengurus Barang. Mati, bagi tanaman atau hewan/ternak. Karena kecelakaan atau alasan tidak terduga ( force majeure ).

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

29

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

33Ketentuan Penghapusan

Pengalihan status penggunaan

DARI DAFTAR PENGGUNA Sudah tidak berada dalam penguasaan pengguna barang PENGHAPUSAN BMD DARI DAFTAR BARANG MILIK DAERAH Sudah beralih kepemilikan Pemusnahan Sebab-sebab lain

Pemindahtanganan

Penyerahan kepada pengelola Pemusnahan Sebab-sebab lain Pemindahtanganan Keputusan pengadilan berkekuatan penuh

Hilang, pencurian, terbakar, susut

Penghapusan BMD meliputi : Penghapusan dari Daftar Barang Pengguna dan atau Kuasa Pengguna Barang Penghapusan dari Daftar BM pada Pengelola Barang Pemusnahan sebagai tindak lanjut penghapusan dilakukan apabila BMD dimaksud: Tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan; atau Alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan. Pemusnahan atas BMD yang tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan dilaksanakan oleh Pengelola Barang dengan surat keputusan dari Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan Gubernur/ Bupati/ Walikota untuk Barang Milik Daerah.

30

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

34Proses Penghapusan

SKPD

KDH

Panitia Penghapusan

Berita Acara

SK Penghapusan

Unsur teknis terkait: Asisten Biro/bagian perlengkapan Biro/bagian keuangan Biro/bagian hukum Kepala SKPD terkait Kabag terkait Pemakai barang

Lelang umum Lelang terbatas (panitia lelang) disumbangkan Hibah Dimusnahkan Berita acara

Kepala daerah membentuk Panitia Penghapusan Barang Milik Daerah yang susunan personilnya terdiri dari unsur teknis terkait. Tugas panitia penghapusan meneliti barang yang rusak, dokumen kepemilikan, administrasi, penggunaan, pembiayaan, pemeliharaan/ perbaikan maupun data lainnya yang dipandang perlu. Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam bentuk Berita Acara dengan melampirkan data kerusakan, laporan hilang dari kepolisian, surat keterangan sebab kematian dan lain-lain. Selanjutnya pengelola mengajukan permohonan persetujuan kepada kepala daerah mengenai rencana penghapusan barang dimaksud dengan melampirkan berita acara hasil penelitian panitia penghapusan. Setelah mendapat persetujuan kepala daerah, penghapusan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pengelola atas nama kepala daerah, juga menetapkan cara penjualan dengan cara lelang umum melalui Kantor Lelang Negara atau lelang terbatas dan/atau disumbangkan/dihibahkan atau dimusnahkan. Apabila akan dilakukan lelang terbatas, kepala daerah membentuk Panitia Pelelangan Terbatas untuk melaksanakan penjualan/pelelangan terhadap barang yang telah dihapuskan dari Daftar Inventaris Barang Milik Daerah. Khusus penghapusan untuk barang bergerak karena rusak berat dan tidak dapat dipergunakan lagi seperti alat kantor dan alat rumah tangga yang sejenis termasuk kendaraan khusus lapangan seperti alat angkutan berupa kendaraan alat berat, mobil jenazah, truk, ambulan atau kendaraan lapangan lainnya ditetapkan penghapusannya oleh pengelola setelah mendapat persetujuan kepala daerah.

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

31

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

35Pemindahtanganan Pengalihan kepemilikan sebagai tindak lanjut dari penghapusan Pemindahtanganan tanah dan bangunan serta selain tanah dan bangunan senilai >5milyar rupiah harus dengan persetujuan DPRD yang diajukan oleh kepala daerah Pemindahtanganan tanah dan bangunan tanpa persetujuan DPRD jika; - Tidak sesuai lagi dengan peruntukan tata ruangnya - Anggaran pengganti telah tersedia - Diperuntukkan bagi pegawai negeri - Diperuntukkan untuk kepentingan umum - Dikuasai oleh negara berdasarkan keputusan pengadilan dan berkekuatan hukum

Pemindahtanganan barang milik daerah adalah pengalihan kepemilikan sebagai tindak lanjut dari penghapusan. Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan dan selain tanah dan bangunan yang bernilai lebih dari Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/ atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD apabila: Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota; Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran; Diperuntukkan bagi pegawai negeri; Diperuntukkan bagi kepentingan umum; Dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan tidak layak secara ekonomis Penjualan barang milik daerah dilakukan secara lelang melalui Kantor Lelang Negara setempat, atau melalui Panitia Pelelangan Terbatas untuk barang milik daerah yang bersifat khusus yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Daerah, dan hasil penjualan/pelelangan tersebut disetor sepenuhnya ke Kas Daerah. Pertimbangan pelaksanaan hibah barang milik daerah dilaksanakan untuk kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut: a. Hibah untuk kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan misalnya untuk kepentingan tempat ibadah, pendidikan, kesehatan dan sejenisnya; dan b. Hibah untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan yaitu hibah antar tingkat pemerintahan (pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah).

36Bentuk PemindahtangananPenjualan

Tukar menukar Bentuk Pemindahtanganan Hibah Pernyataan modal daerah

32

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

37Ketentuan Pokok dan Tata Cara Pemindahtanganan

Ketentuan Pertimbangan

Penjualan

Tukar Menukar

PMD

Hibah

Tidak sesuai dengan tata ruang/ penataan kota Tidak mengganggu tupoksi

Dari awal pengadaan telah ditetapkan dalam dokumen anggaran Pendirian/ pengembangan BUMN/D, BH lainnya Kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan

Obyek

Tanah dan/atau bangunan Selain tanah dan/atau bangunan

Tanah dan/atau bangunan - yg ada di pengelola - dari awal pengadaannya telah ditetapkan Selain tanah dan/atau bangunan

Nilai/Harga

Tanah ditentukan oleh perhitungan nilai wajar (estimasi terendah menggunakan NJOP) Dapat melibatkan penilai independen Lelang Tanpa lelang - Peraturan PerUUan - Penetapan Pengelola Lelang Tanpa lelang - Peraturan PerUUan - Penetapan Pengelola

Realisasi pelaksanaan anggaran

Realisasi pelaksanaan anggaran

Calon Mitra

Penetapan Pengelola Barang

Penetapan Pengelola Barang

Slide ini memaparkan secara lebih singkat tapi detil mengenai ketentuan pokok dan tata cara pemindahtanganan. Ketentuan Pokok Pemindahtanganan 1. BMN yang membutuhkan persetujuan DPR : Tanah dan/atau bangunan; Barang Milik Negara selain tanah dan/atau bangunan diatas Rp. 100.000.000.000 2. BMD yang membutuhkan persetujuan DPRD: Tanah dan/atau bangunan; Barang Milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan diatas Rp. 5.000.000.000 3. Pemindahtanganan BMN/D tanah dan/atau bangunan yang tidak membutuhkan persetujuan DPR/D: Sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota; Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen penganggaran; Diperuntukkan bagi pegawai negeri; Diperuntukkan bagi kepentingan umum; Dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan, yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan, yang jika status kepemilikan dipertahankan tidak layak secara ekonomis.

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

33

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

38Pembinaan, Pengawasan, dan PengendalianPembina Usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi

Pengawasan

Usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan Usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah secara berdayaguna dan berhasilguna, maka fungsi pembinaan, pengawasan dan pengendalian sangat penting untuk menjamin tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah. Pembinaan merupakan usaha atau kegiatan melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi. Pengendalian merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan, apakah dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.

Pengendalian

39Ketentuan, Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Penggunaan barang dapat melakukan pemantauan dan penertiban pengelolaan barang dalam wilayah kekuasaan. Untuk SKPD dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang Pengguna dan kuasa penggunaan barang dapat meminta aparat fungsional melakukan tindak lanjut atas hasil pemantauan dan penertiban barang dan ditindaklanjuti sesuai aturan Pengelola barang berwenang untuk melakukan pemantauandan inestigasi ataspemanfaatan dan pemindahtanganan barang daerah dan dapat meminta aparat fungsional untuk itu dan untuk kemudian ditindaklajuti hasil auditnya sesuai aturan berlaku

Pengguna Barang melakukan pemantauan dan penertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, dan pengamanan barang milik daerah yang berada di bawah penguasaannya. Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerah. Kepala daerah melakukan pengendalian pengelolaan barang milik daerah. Dalam rangka tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah diperlukan pembiayaan untuk kegiatan seperti; penyediaan blanko/buku inventaris, tanda kodefikasi/ kepemilikan, pemeliharaan, penerapan aplikasi sistim informasi barang daerah (simbada) dengan komputerisasi, tunjangan/insentif penyimpan dan/atau pengurus barang dan lain sebagainya. Pembiayaan untuk keperluan pengelolaan barang daerah agar direncanakan dan diajukan setiap tahun melalui APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

40Pembiayaan Dalam pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan barang milik daerah, disediakan anggaran yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan barang milik daerah yang menghasilkan pendapatan dan penerimaan daerah, diberikan insentif. Penyimpan barang dan pengurus barang dalam melaksanakan tugas diberikan tunjangan khusus yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

34

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

41Tuntutan Ganti Rugi Setiap kerugian daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan Barang Milik Daerah diselesaikan melalui tuntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan. Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian daerah dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk pengamanan dan penyelamatan barang milik daerah, dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang sanksi terhadap pengelola, pembantu pengelola, pengguna/kuasa pengguna, dan penyimpan dan/atau pengurus barang berupa Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang karena perbuatannya merugikan daerah

Dalam rangka pengamanan dan penyelamatan terhadap barang milik daerah, perlu dilengkapi dengan ketentuanketentuan yang mengatur tentang sanksi terhadap pengelola, pembantu pengelola, pengguna/kuasa pengguna, dan penyimpan dan/atau pengurus barang berupa Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang karena perbuatannya merugikan daerah. Tuntutan ganti rugi barang dikenakan terhadap pegawai negeri, pegawai perusahan daerah dan pegawai daerah yang melakukan perbuatan melanggar hukum atau perbuatan melalaikan kewajiban atau tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya sesuai dengan fungsi atau status jabatannya, sehingga karena perbuatannya tersebut mengakibatkan kerugian bagi daerah. Tuntutan ganti rugi barang tidak dapat dilakukan atas dasar sangkaan atau dugaan, akan tetapi harus didasarkan pada kenyataan yang sebenarnya dan dalam pelaksanaannya tidak perlu menunggu keputusan pengadilan negeri.

42

Selanjutnya pembahasan difokuskan pada penatausahaan barang milik daerah.

Pembahasan Fokus Penatausahaan

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

35

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

43Kegiatan Penatausahaan BMD

Secara umum, kegiatan penatausahaan terdiri dari 3 hal: pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan. 44

36

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Slide ini menjelaskan dokumen-dokumen/format yang digunakan dalam penatausahaan, mulai dari Daftar Barang Pengguna (DBP), Kartu Inventaris Barang (KIB) yang terdiri dari KIB A , B, C, D, E dan F; Kartu Inventaris Ruangan KIR. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk menyusun Buku Inventaris (BI), rekap BI, Daftar Mutasi Barang (DMB), rekap DMB, serta daftar usulan barang yang Akan dihapus dan daftar barang yang digunausahakan. Buku inventaris tersebut memuat data meliputi lokasi, jenis/merk type, jumlah, ukuran, harga, tahun pembelian, asal barang, keadaan barang dan sebagainya. Buku inventaris ini dapat memberi informasi yang tepat dalam siklus pengelolaan barang daerah. Dalam melakukan inventarisasi disamping melihat kondisi barang dan sebagainya perlu dilakukan pengkodean terhadap barang daerah. Pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik Pemda yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Pembukuan merupakan suatu kegiatan pelaksanaan dan pencatatan barang milik daerah dalam Daftar Barang Pengguna (DBP) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). 45Penatausahaan: Pembukuan (Pencatatan dan Pelaporan)Penyimpan BarangPenerimaan barang Penyaluran barang Buku Penerimaan Barang (BPB) Buku Pengeluaran Barang (BPnB)

Pengurus BarangBuku Inventaris (BI)

Pengguna/Kuasa PenggunaDaftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna (DBP/DBKP)

Rencana Kebutuhan BMD (RKBMD) Pengadaan barang

Rencana Kebutuhan Pemeliharaan (RKPBMD) Pemeliharan barang

Barang inventaris dan pakai habis dicatat terpisah

Kartu pemeliharan barang

Barang Barang Inventaris (BBI)

Buku Barang Barang Pakai Habis (BBPH)

Laporan pemeliharan barang

Laporan pemeliharan barang

Dicatat perjenis barang (kuantitas) Kartu Barang (KB) Inventaris Kartu Barang (KB) Pakai Habis Laporan Mutasi Barang (LMB) Rekap Laporan Mutasi Barang (RLMB) Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Semesteran (LBPS/LBKPS) Laporan Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Tahunan (LBPT/LBKPT)

Dicatat perjenis barang (kuantitas dan harga) Kartu Persediaan Barang (KPB) Inventaris Laporan semester penerimaan dan pengeluaran barang inventaris Kartu Persediaan Barang (KPB) Pakai Habis Laporan semester penerimaan dan pengeluaran barang pakai habis Daftar Mutasi Barang (RMB)

Rekap Daftar Mutasi Barang (RDMB)

Slide ini menjelaskan alur pencatatan dan pelaporan dan pihak yang berperan dan bertanggungjawab dalam proses pembukuan.

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

37

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

46Penatausahaan: Inventaris (Pencatatan dan Pelaporan)Pengurus BarangMelakukan inventarisasi barang Dilakukan tiap 5 tahun sekali Kartu InventarisBarang (KIB) A.Tanah KIB B.Mesin dan peralatan KIB B.Mesin dan peralatan KIB D.Jalan, irigasi, dan jaringan KIB E.Aset tetap lainnya KIBF.Konstruksi dalam pengerjaan Inventarisasi dilakukan tiap tahun sekali bersama dengan barang persediaan Buku Inventaris (BI) Rekap (BI) Daftar usulan barang yang akan dihapus Buku Induk Inventaris (BII) Kartu Inventaris Ruangan (KIR) Rekap (BII) Buku Induk Inventaris (BII) Rekap (BII)

Pengguna/Kuasa Pengguna

Pengelola/Kuasa PengelolaJuknis sensus

Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna (DBP/ DBKP)

Daftar Barang Milik Daerah (DBMD)

Daftar usulan barang yang akan dihapus Daftar barang milik daerah yang akan digunausahakan

Daftar usulan barang yang akan dihapus

Daftar barang milik daerah yang akan digunausahakan

Daftar barang milik daerah yang akan digunausahakan

Inventarisasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk melakukan penghitungan, pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan, pencatatan data dan pelaporan Barang Milik Daerah dalam unit pemakaian. Dari kegiatan inventarisasi disusun Buku Inventaris yang menunjukkan semua kekayaan daerah yang bersifat kebendaan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. Pelaksanaan Inventarisasi 1) Pelaksanaan inventarisasi dibagi dalam dua kegiatan yakni: a) Pelaksanaan pencatatan. b) Pelaksanaan pelaporan. 2) Dalam pencatatan dimaksud dipergunakan buku dan kartu sebagai berikut: a) Kartu Inventaris Barang (KIB A, B, C, D, E dan F); b) Kartu Inventaris Ruangan; c) Buku Inventaris; d) Buku Induk Inventaris. 3) Dalam pelaksanaan pelaporan dipergunakan daftar : a) Buku Inventaris dan Rekap. b) Daftar Mutasi Barang dan Rekap. a. Buku Induk Inventaris (BIl) merupakan gabungan/ kompilasi buku inventaris sedangkan Buku Inventraris adalah himpunan catatan data teknis dan administratif yang diperoleh dari catatan kartu barang inventaris sebagai hasil sensus ditiap-tiap SKPD yang dilaksanakan secara serentak pada waktu tertentu.

38

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Pembantu Pengelola mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang daerah. Untuk mendapatkan data barang dan pembuatan buku inventaris yang benar, dapat dipertanggungjawabkan dan akurat (up to date) maka dilakukan melalui Sensus Barang Daerah setiap 5 (lima) tahun sekali. Prosedur pengisian Buku Induk Inventaris, adalah sebagai berikut : 1) Pengguna melaksanakan inventarisasi barang yang dicatat di dalam Kartu Inventaris Barang (KlB A, B, C, D, E, dan F dan Kartu Inventaris Ruangan (KIR) secara kolektif atau secara tersendiri per jenis barang rangkap 2 (dua). 2) Pengguna barang bertanggung-jawab dan menghimpun KIB dan KIR dan mencatatnya dalam Buku Inventaris yang datanya dari KIB A, B, C, D, Edan F serta membuat KIR di masingmasing ruangan. 3) Pembantu pengelola barang mengkompilasi Buku Inventaris menjadi Buku Induk Inventaris 4) Rekapitulasi Buku Induk Inventaris ditanda-tangani oleh pengelola atau pembantu pengelola. 5) Buku Induk Inventaris berlaku untuk 5 (lima) tahun, yang selanjutnya dibuat kembali dengan tata-cara sebagaimana telah diuraikan di atas (Sensus Barang). b. Kartu Inventaris Barang ( KIB ) Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah kartu untuk mencatat barang-barang inventaris secara tersendiri atau kumpulan/kolektip; dilengkapi data asal, volume, kapasitas, merk, tipe, nilai/ harga dan data lain mengenai barang tersebut, yang diperlukan untuk inventarisasi maupun tujuan lain dan dipergunakan selama barang itu belum dihapuskan. KIB terdiri dari : (1) Kartu Inventaris Barang (Tanah); (2) Kartu Inventaris Barang (Mesin dan Peralatan); (3) Kartu Inventaris Barang (Gedung dan Bangunan); (4) Kartu Inventaris Barang (Jalan, Irigasi dan Jaringan); (5) Kartu Inventaris Barang (Aset Tetap Lainnya); (6) Kartu Inventaris Konstruksi dalam Pengerjaan c. Kartu Inventaris Ruangan (KIR). Kartu Inventaris Ruangan adalah kartu untuk mencatat barang- barang inventaris yang ada dalam ruangan kerja. Kartu Inventaris Ruangan ini harus dipasang di setiap ruangan kerja, pemasangan maupun pencatatan inventaris ruangan menjadi tanggung jawab pengurus barang dan kepala ruangan di setiap SKPD. d. Daftar Rekapitulasi Inventaris. Daftar Rekapitulasi Inventaris disusun oleh pengelola/pembantu pengelola dengan mempergunakan bahan dari rekapitulasi inventaris barang yang disampaikan oleh pengguna. e. Daftar Mutasi Barang. Daftar mutasi barang memuat data barang yang berkurang dan/atau yang bertambah dalam suatu jangka waktu tertentu (1 semester dan 1 tahun).

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

39

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Mutasi barang terjadi karena : a) Bertambah, disebabkan: (1) Pengadaan baru karena pembelian. (2) Sumbangan atau hibah. (3) Tukar-menukar. (4) Perubahan peningkatan kualitas (guna susun). b) Berkurang, disebabkan : (1) Dijual/dihapuskan. (2) Musnah/hilang/mati. (3) Dihibahkan/disumbangkan. (4) Tukar menukar/ruilslag /tukar guling/dilepaskan dengan ganti rugi.

47Penjelasan Pembukuan Pengelola barang mencatat barang daerah berupa tanah dan bangunan dalam DBMD (daftar barang milik daerah) menurut penggolongan dan kodefikasi barang Pengelola barang harus menyimpan bukti pemilikan tanah dan bangunan dalam penguasaannya Pengguna barang harus menyimpan bukti pemilikan barang selain tanah dan bangunan dalam pengelolaannya

Pengguna/kuasa pengguna barang wajib melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam Daftar Barang Pengguna (DBP)/Daftar Barang Kuasa Pengguna (DBKP). Pembantu pengelola melakukan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD).

40

HARI 1 SESI 3: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

HARI II SESI 4 Pengelolaan Barang Milik Daerah

Tujuan: Peserta memahami siklus pengelolaan barang daerah Peserta mengetahui proses penatausahaan barang milik daerah Peserta mampu mengidentifikasi langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan barang daerah Materi: Power Point Slide Latihan Pengkodean Latihan Penatausahaan Waktu: 300 menit Metode: Presentasi Tanya Jawab. Latihan Alur: Presentasi ( 20 menit) Penjelasan Slide ( 60 menit) Latihan ( 180 menit) Kesimpulan dan tanya-jawab ( 40 menit) Perhatikan bahwa pelaksanaan sesi ini tetap diselingi dengan jeda untuk 2 kali rehat kopi dan makan siang ! Penjelasan Slide: Lihat halaman berikut!

HARI 2 SESI 4: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

41

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

42

HARI 2 SESI 4: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Penjelasan Slide1 Ucapkan selamat datang pada hari ke II pelatihan Pengelolaan Barang Milik Daerah. Lemparkan pertanyaanpertanyaan untuk mereviu mengenai materi yang telah disampaikan pada hari I.HARI 2

2Topik Hari 2 Pengkodean dan Latihan Pengkodean Penatausahaan mengenai: - Inventarisasi - Pelaporan

Pada hari ke 2, fokus pembahasan materi pada pengkodean dan penatausahaan dengan penekanan pada inventarisasi dan pelaporan.

3PengkodeanDefinisi: Pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik Pemda yang menyatakan kode lokasi dan kode barang Tujuan Pengkodean: Mengamankan dan memberikan kejelasan status kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna

Dalam melakukan inventarisasi disamping melihat kondisi barang dan sebagainya, perlu dilakukan pengkodean terhadap barang daerah. Pengkodean barang pada setiap barang inventaris milik Pemda yang menyatakan kode lokasi dan kode barang. Tujuan kodefikasi: Mengamankan dan memberikan kejelasan status kepemilikan dan status penggunaan barang pada masing-masing pengguna.

4Pengkodean Lokasi1 Kode komponen pemilik barang Kode Prov. Kode Kab/Kota Kode Bidang Kode Unit Bidang Kode Tahun Pembelian Kode Sub Unit/ Satuan Kerja 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Slide di samping menggambarkan pencatatan kode lokasi yang terdiri dari 14 digit. Nomor kode lokasi menggambarkan/menjelaskan status kepemilikan barang, provinsi, kabupaten/kota, bidang, SKPD dan unit kerja serta tahun pembelian barang. Nomor kode lokasi terdiri 14 digit atau lebih sesuai kebutuhan daerah.

HARI 2 SESI 4: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

43

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

5Lanjutan...........Digit 1 dan 2, Kode komponen kepemilikan barang Penulisan kode komponen kepemilikan barang sebagai berikut : a. Barang milik Pemerintah Pusat dengan Nomor Kode OO b. Barang milik Pemerintah Daerah Provinsi dengan Nomor Kode 11 c. Barang Milik Pemerintah Daerah Kab/Kota dengan Nomor Kode 12.

Kodefikasi kepemilikan untuk masing-masing tingkatan pemerintahan sebagai berikut: a. Barang milik pemerintah kabupaten/Kota (12). b. Barang milik pemerintah provinsi (11). c. Barang milik pemerintah pusat (BM/KN) (kalau ada 00).

6Lanjutan...........Digit 3 dan 4, Kode Provinsi. Provinsi diberi Nomor Kode mulai dari Nomor 01 sampai dengan 33 (dstnya), sesuai dengan jumlah Provinsi yang ada. Digit 5 dan 6, Kode Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota yang berada dalam wilayah suatu Provinsi diberi Nomor Kode mulai dari Nomor 01 dan seterusnya sampai sejumlah Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi tersebut. Untuk nomor kode Kabupaten /Kota yang baru dibentuk dibakukan oleh Gubernur dengan mengikuti urutan sesuai lahirnya undang - undang Pembentukan Daerah Otonom baru dengan memperhatikan/mengikuti Nomor urut Kabupaten/ Kota yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri.

Nomor kode urutan provinsi sebagaimana tercantum dalam Lampiran 39 (Permendagri 17/2007). Nomor kode urutan kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam lampiran 40 (Permendagri 17/2007).

7Lanjutan...........Digit 7 dan 8, kode bidang Kode bidang ini merupakan pengelompokan Bidang Tugas yang terdiri dari 22 bidang. Digit 9 dan 10, kode SKPD. Kode Unit merupakan penjabaran dari Bidang Tugas kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai struktur organisasi di masing masing Daerah Provinsi/Kabupaten/ Kota. Penetapan nomor urut kode unit/SKPD di masing-masing Provinsi/Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Kepala Daerah.

Nomor Kode SKPD dibakukan lebih lanjut oleh kepala daerah dengan memperhatikan pengelompokkan bidang yang terdiri dari 22 bidang. Kecamatan diberi nomor kode mulai dari nomor urut 50 (lima puluh) dan seterusnya sesuai jumlah kecamatan pada masing--masing kabupaten/kota.

8Lanjutan...........Digit 11 dan 12, Tahun Pembelian/Pengadaan/ Pembangunan. Nomor Kode Tahun pembelian/pengadaan barang dituliskan 2 angka terakhir (misalnya tahun pembelian/perolehan 1997, maka ditulis Nomor Kodenya 97, tahun pembelian/perolehan tahun 2002 ditulis 02 tahun 2005 ditulis 05 dan seterusnya. Barang yang tidak diketahui Tahun Pembelian/Perolehannya, supaya dibandingkan dengan barang yang sama, sejenis, tipe, merk, bahan, cc dsb dan penetapan prakiraan tahun tersebut ditetapkan oleh Pengurus barang. Digit 13 dan 14, Kode Sub Unit/Satuan Kerja. Kode Sub Unit/Satuan Kerja untuk masing-masing SKPD diberi Nomor urut Kode sub unit sesuai struktur organisasi perangkat daerah mulai dari Nomor 01 dan seterusnya sampai sejumlah sub Unit/Satuan Kerja dalam SKPD tersebut dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Nomor kode tahun pembelian/pengadaan barang dituliskan 2 angka terakhir (misalnya tahun pembelian/perolehan 1997, maka ditulis Nomor Kodenya 97, tahun pembelian/ perolehan tahun 2002 ditulis 02 tahun 2005 ditulis 05 dan seterusnya. Barang yang tidak diketahui tahun pembelian/perolehannya, supaya dibandingkan dengan barang yang sama, sejenis, tipe, merk, bahan, cc, dsb. dan penetapan prakiraan tahun tersebut ditetapkan oleh pengurus barang. Kode sub unit/satuan kerja untuk masing-masing SKPD diberi nomor urut kode sub unit sesuai struktur organisasi perangkat daerah mulai dari nomor 01 dan seterusnya

44

HARI 2 SESI 4: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

sampai sejumlah sub unit/satuan kerja dalam SKPD tersebut dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. 9Pengkodean Barang

1

2

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Kode golongan Kode Bidang Kode Kelompok Kode Sub Kelompok Kode Sub Sub Kelompok Nomor Register

Nomor kode barang diklasifikasikan ke dalam 6 (golongan) yaitu: (1) Tanah (2) Mesin dan Peralatan (3) Gedung dan Bangunan (4) Jalan,Irigasi dan Jaringan (5) Aset Tetap Lainnya (6) Konstruksi dalam Pengerjaan

10Klasifikasi Pengkodean Barang

Golongan Bidang Semakin Global/ Ringkas Kelompok Sub Kelompok Sub-sub Kelompok

Semakin Rinci/ Deatail

Penggolongan barang terbagi atas bidang, kelompok, sub kelompok dan sub-sub kelompok/jenis barang. Untuk mengetahui nomor kode barang dari setiap jenis dengan cepat, perlu 2 angka di depan/dicari nomor kode golongan barangnya, kemudian baru dicari nomor kode bidang, nomor kode kelompok, nomor kode sub kelompok, nomor kode sub-sub kelompok/jenis barang dimaksud.

11Nomor Register

Nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150.

Nomor register merupakan nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang sejenis, tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi jumlahnya 150, maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format pencatatan dalam lajur register, ditulis: 0001 s/d 0150. Nomor urut pencatatan untuk setiap barang yang spesifikasi, tipe, merk, jenis berbeda, maka nomor registernya dicatat tersendiri untuk masing-masing barang. Slide ini menunjukkan cara penulisan kode lokasi dan kode barang.

12Contoh PenulisanBarang milik Departemen Kimpraswil berupa mobil sedan dibeli pada tahun 1999, dipergunakan pada Dinas PU (Subdin Cipta Karya) mobil sedan yang ketiga, Kabupaten Berau Provinsi Kalimantan Timur. 00.23.02.05.01.99.04 02.03.01.01.01.0003 Barang milik Pemerintah Kota Balikpapan berupa bangunan gedung tempat kerja permanen yang ke 5, berada pada Dinas Pengairan, Subdin Pembangunan, dibeli/diperoleh Tahun 2001. 12.23.06.05.03.01.02 03.11.01.27.01.0005

HARI 2 SESI 4: PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

45

PENGELOLAAN BARANG DAERAH

13Cara Penulisan Kode LokasiUntuk Contoh 1: Cara penulisan kode lokasi: 00.23.02.05.01.99.04 00 23 02 05 01 99 04 : : : : : : : Kode milik pusat kode propinsi Kalimantan Timur Kode Kabupaten Berau Kode Bidang Kimpraswil/PU Kode Dinas PU Kode Tahun perolehan Kode Subdinas Cipta Karya

Slide: contoh penulisan kode lokasi.

14Cara Penulisan Kode BarangCara penulisan kode barang: 02.03.01.01.01.0003 02 : Kode golongan peralatan dan mesin 03 : Kode bidang alat-alat angkutan 01 : Kode kelompok alat angkutan darat bermotor 01 : Kode sub kelompok kendaraan dinas bermotor perorangan 01 : Kode sub-sub kelompok/jenis barang sedan 0003 : Kode register

Slide: contoh penulisan kode barang.

15Ketentuan Lain Pengkodean Cara pencatatan dan pemberian Nomor Kode bagi barang yang belum ada Nomor Kode jenis barangnya, supaya mempergunakan Nomor Kode jenis barang Lain-lain dari Sub kelompok barang yang dimaksud atau dibakukan oleh kepala daerah masing-masing dengan mengikuti nomor urut jenis barang lain-lain. BMD yang dipisahkan (Perusahaan Daerah) tetap menjadi milik Pemerintah Daerah, oleh karena itu semua barang inventaris yang dipisahkan, diperlakukan sama dengan barang inventaris milik Pemerintah Daerah.

Kode barang dan tanda kepemilikan harus dicantumkan pada setiap barang inventaris, kecuali apabila ruang/tempat yang tersedia tidak dapat memuatnya, cukup dicatat dalam BI, KlB dan KIR. Kode barang dan tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor roda 4 (empat) ditempatkan di bagian luar yang mudah dilihat. Kode barang dan tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor roda 2 (dua) ditempatkan pada bagian badan yang mudah dilihat. Kode barang dan tanda kepemilikan untuk kendaraan bermotor lainnya ditempatkan di tempat yang mudah dilihat. Kode barang dan tanda kepemilikan rumah dinas dicantumkan pada sebuah papan yang berukuran 15 x 25 Cm, sedangkan untuk tanah kosong pada sebuah papan yan