mekanisme patogenesis bakteri

2
Sumber : G.F Broks, J.S. Butel dan L.N.Ornston. 1998. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20 “Jawetz, Melnick dan Adelberg”. Alih bahasa /; Edi Nugroho dan R.F Maulany. Jakarta : EGC Patognesis Infeksi bakteri inisiasi proses infeksi Mekanisme penyebab penyakit Ciri khas bakteri patogen : - kemampuan transmisi - perlekatan pada inang - invasi sel dan jaringan - toksigenisitas - kemampuan menghindari sistem imun inang Penularan Infeksi : pertahanan tubuh bakteri meningkatkan kemampuan penularan sehingga dapat menimbulkan asimptomatik. Proses Infeksi : 1) menempelk/melekat pada inang biasanya sel epitel 2) menetap pada temapat infeksi pertama 3) berkembang biak dan menyebar langsung melalui jaringa atau sistem getah bening menuju aliran darah Klonal Alamiah bakteri : bakteri berbentuk haploid, membatasi interaksi genetik yang dapat mengubah kromosomnya dan dapat mengganggu ketahanan hidupnya. Pengaturan virulensi bakteri

Upload: bimbiy

Post on 29-Sep-2015

48 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mekanisme patogenesis bakteri

TRANSCRIPT

Sumber : G.F Broks, J.S. Butel dan L.N.Ornston. 1998. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20 Jawetz, Melnick dan Adelberg. Alih bahasa /; Edi Nugroho dan R.F Maulany. Jakarta : EGC Patognesis Infeksi bakteri inisiasi proses infeksi Mekanisme penyebab penyakit Ciri khas bakteri patogen : kemampuan transmisi perlekatan pada inang invasi sel dan jaringan toksigenisitas kemampuan menghindari sistem imun inang

Penularan Infeksi : pertahanan tubuh bakteri meningkatkan kemampuan penularan sehingga dapat menimbulkan asimptomatik. Proses Infeksi :1) menempelk/melekat pada inang biasanya sel epitel2) menetap pada temapat infeksi pertama3) berkembang biak dan menyebar langsung melalui jaringa atau sistem getah bening menuju aliran darah

Klonal Alamiah bakteri : bakteri berbentuk haploid, membatasi interaksi genetik yang dapat mengubah kromosomnya dan dapat mengganggu ketahanan hidupnya. Pengaturan virulensi bakteri Faktor virulensi bakteri : bakteri harus melekat pada sel suatu permukaan jaringan kalau tidak dapat melekat bakteri akan hanyut oleh lendir dan cairan lain yang terdapat pada permukan jaringan. Semakin hidrofob permukaan sel bakteri, semakin besar pelekatannya padasel inang. Bakteri mempunyai molekul permukaan khusus yang berinteraksi dengan sl inang yaitu pili. Pili digunakan untuk membantu pelekatan mekanisme ligan reseptor khusus yang lain telah dikembangkan untuk mempermudah pelekatan bakteri pada inang.Contoh : asam lipoteikoat dan protein M pada fimbria membantu pelekatan streptococcus pada epitel pipi (diperantarai oleh bagian lipid asam lipoteikoat sebagai ligan) dan fibrinektin sebagai molekul reseptor inang protein M sbagai molekul anti fagosit. Antibodi bekerja melawan liga bakteri dapat menghambat pelekatan dan melindungi inang dari infeksi. Invasi ke sel inang dan jaringan : begitu ada di dalam sel inang, bakteri dapatbersembunyi di dalam suatu vakuola yang terdiri atas selaput sel inang, atau selaput vakuola yang dapat dilarutkan dn bakteri disebar dalam sitoplasma. Bakteri menghasilkan faktor virulen yang memengaruhi sel inang menyebabkan inang menelan bakteri. Inang menelan abkteri melalui pembentukan vakuola.