mekanisme berbagi pakai melalui jign - portal tata ruang ... · pdf fileorang dalam jaringan...
TRANSCRIPT
MEKANISME BERBAGI PAKAI
MELALUI JIGN
Infrastruktur IG
JIGN
Hukum
& K
ebija
kan
Pengatu
ran
Kele
mbagaan
SD
M
Sta
ndar
Teknolo
gi
Pasal 53 ayat (2) UU IG no.4/2011
HUKUM & KEBIJAKAN
Hukum & Kebijakan
• Setelah UU no.4 tentang Informasi Geospasial diterbitkan pada April 2011, berikut produk
hukum & kebijakan yang dikeluarkan terkait JIGN:
• Sudah juga disusun NSPK terkait JIGN seperti “Petunjuk Teknis Pembangunan
Simpul Jaringan” dan masih diperlukan kebijakan lebih rinci seperti SOP, tata
kelola, dan Grand Design JIGN dikaitkan dengan Kebijakan Satu Peta
Nama Produk Hukum Tanggal Penetapan
Perpres No. 27 Tahun 2014 tentang Jaringan Informasi Geospasial
Nasional
17 April 2014
Keputusan Kepala BIG No. 54 Tahun 2014 tentang Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Sekretariat Jaringan Informasi Geospasial Nasional
22 Desember 2014
Perka BIG No. 1 Tahun 2015 tentang Mekanisme Peran Serta Setiap
Orang dalam Jaringan Informasi Geospasial Nasional
2 Januari 2015
Keputusan Kepala BIG No. 18 Tahun 2015 tentang Sekretaris dan
Anggota Sekretariat Jaringan Informasi Geospasial Nasional
10 April 2015
STANDAR
• Terdapat 2 elemen dalam hal standar, yaitu:
1) Penggunaan SNI yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional, dan
2) Spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah
Masih diperlukan pemetaan kondisi eksisting serta prinsip monitoring yang
terstruktur untuk memantau kepatuhan Simpul Jaringan dan Unit Kerja dalam hal
standar yang telah ditetapkan.
Standar dan Spesifikasi Teknis- Mandat dan Realisasi -
- 3 -
13. Data Batimetri adalah data garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang memiliki kedalaman yang sama.
14. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan/atau fungsional.
15. Peta Wilayah adalah Peta yang menggambarkan ruang
dalam kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan pada aspek administratif dan/atau fungsional.
16. Badan adalah lembaga pemerintah non kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Informasi Geospasial.
17. Delineasi adalah garis yang menggambarkan batas suatu unsur yang berbentuk area.
18. Koridor adalah area sepanjang perbatasan yang dibatasi
oleh 2 (dua) garis sejajar dengan garis perbatasan dengan jarak tertentu dimana garis perbatasannya menjadi garis
tengahnya.
BAB II
PERENCANAAN TATA RUANG
Bagian Kesatu Umum
Pasal 2
(1) Perencanaan Tata Ruang dilakukan untuk menghasilkan:
a. rencana umum tata ruang; dan
b. rencana rinci tata ruang.
(2) Rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a secara hierarki terdiri atas: a. rencana tata ruang wilayah nasional; b. rencana tata ruang wilayah provinsi; dan c. rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana
tata ruang wilayah kota.
(3) Rencana . . .
- 2 -
3. Skala adalah perbandingan jarak dalam suatu Peta dengan jarak yang sama di muka bumi.
4. Skala Minimal adalah Skala Peta Dasar terkecil yang boleh digunakan dalam proses Perencanaan Tata Ruang.
5. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan
yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
6. Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis,
dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
7. Informasi Geospasial adalah Data Geospasial yang sudah
diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
8. Unit Pemetaan adalah merupakan pembagian ruang
terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu Peta Tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik
dalam penyusunan tata ruang.
9. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.
10. Rencana Tata Ruang adalah hasil Perencanaan Tata
Ruang.
11. Peta Dasar adalah Peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di
permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan Skala, penomoran, proyeksi, dan georeferensi
tertentu.
12. Peta Tematik adalah Peta yang menggambarkan tema
tertentu yang digunakan untuk pembuatan Peta rencana tata ruang.
13. Data . . .
Informasi Geospasial serta setiap proses penyelenggaraannya harus memenuhi:
STANDAR NASIONAL INDONESIA SPESIFIKASI TEKNIS
Ditetapkan oleh
Badan Standarisasi
Nasional
Ditetapkan oleh pimpinan Instansi
Pemerintah yang memiliki tugas,
fungsi, dan kewenangan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Realisasi
Contoh: Keputusan Kepala BSN No. 168/KEP/BSN/10/2014
tentang Penetapan 8 Standar Nasional Indonesia yang mencakup
Standar Nasional Indonesia untuk Prosedur Pemotretan udara
digital, dan Spesifkasi Teknis Triangulasi Udara
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2013
TENTANG
KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (7)
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KETELITIAN PETA
RENCANA TATA RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau buatan manusia, yang berada di atas maupun di
bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan Skala tertentu.
2. Ketelitian Peta adalah ketepatan, kerincian dan
kelengkapan data, dan/atau informasi georeferensi dan tematik, sehingga merupakan penggabungan dari sistem referensi geometris, Skala, akurasi, atau kerincian basis data, format penyimpanan secara digital termasuk kode
unsur, penyajian kartografis mencakup simbol, warna,
arsiran dan notasi, serta kelengkapan muatan Peta.
3. Skala . . .
Contoh: PP No. 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
Diperlukanmonitoring mengenaikepatuhanterhadap
standar danspesifikasi
teknis
5
SUMBERDAYA MANUSIA
• Sesuai mandat Perpres JIGN, untuk dapat menjalankan fungsi dan tugas
Sekretariat JIGN, Penghubung Simpul Jaringan, serta Simpul Jaringan,
maka diperlukan jajaran SDM yang kuat baik dalam hal teknis, maupun
manajemen/strategi untuk memastikan rencana kerja yang terarah dalam
pencapaian penyelenggaraan JIGN
Masih diperlukan pemetaan ketersediaan dan kapasitas SDM dalam
setiap Simpul Jaringan dan Unit Kerja untuk mengidentifikasi
kebutuhan penguatan SDM untuk menyelenggarakan JIGN
TEKNOLOGI
JARINGAN INFORMASI GEOSPASIAL NASIONAL
• Berbagi-pakai Antar Institusi Pemerintah
UNIT
PENGELOLA
UNIT
PRODUKSI
GEOPORTAL
METADATA
PUSAT
DATA
GEOPORTAL
METADATA
PUSAT
DATA
GEOPORTAL
NASIONAL
GEOPORTAL
KATALOG
METADATA
SIMPUL
KABUPATEN
SIMPUL KOTA
BIG
PROVINSIJAWA BARAT
KEMENPUPERA
UNIT
PENGELOLA
UNIT
PRODUKSI
PUSATDATA
PROVINSI
PUSATDATA
KEMENTERIAN
UNIT
PENGELOLA
UNIT
PRODUKSI
GEOPORTAL
KATALOG
METADATA
GEOPORTAL
KATALOG
METADATA
PUSATDATA
LEMBAGA
PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA
PENYAJIAN INFORMASI
PENGGUNAAN INFORMASI
PEMILIK DATA(Data Steward)
STANDARDISASI
STANDAR PROSES
STANDAR PRODUK
STANDAR PERSONIL
WALI DATA(Data Custodian)
PENYIMPANAN DATA
PENGAMANAN DATA
LAYANAN INFORMASI
PENGELOLAAN DATA
DINAS/BADAN/DIRJENPT 007/01 dan BSNBAPPEDA/PUSDATIN/
SEKJEN *)
*) umumnya Menteri/Kepala Daerah menunjuk Sekjen di K/L dan Bappeda di Pemda
TATA KELOLA DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
ALUR IG STRATEGIS
1. PRODUKSI1.1 Sistem Produksi1.2 Sistem Validasi
2. PENGELOLAAN DATAWAREHOUSE2.1 Sistem Integrasi antar Basisdata2.2 Sistem Data Acuan
3. LAYANAN DATA DAN ANALISIS PENUNJANG KEBIJAKAN3.1 Sistem Pelayanan IG Strategis3.2 Sistem Pemanfaatan IG
KLASIFIKASI SISTEM :
SIMPUL JARINGAN K/L
PENGHUBUNG SIMPUL JARINGAN
PENGHUBUNG SIMPUL JARINGAN,
BAPPENAS, KSP
ALUR IG STRATEGIS
SISTEM
PENGUMPULAN
DAN
PENGOLAHAN
DATA IG
SISTEM
PENGELOLAAN
IG STRATEGIS
SISTEM
PENYEBARLUASAN
IG
STRATEGIS
GEO-
PORTAL
SIMPUL
JARINGAN
WEBGIS,
MOBILE
GIS
PRODUKSI
PETA
CETAK
PENGGUNA
PENGGUNA BERHAK MENGETAHUI KUALITAS IG
PASAL 49, UU 4/2011
METADATA
IG
Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam
sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi, dan fungsi lain
yang harus dipenuhi oleh pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) agar
komunikasi/layanan/services dapat berlangsung dengan benar.
Agar mekanisme berbagi data/informasi Geospasial berjalan lancar diperlukan ....
Teknologi Web Services atau Portal adalah teknologi layanan/services yang menggunakan arsitektur berorientasi layanan (SOA).
A service-oriented architecture (SOA) Sebuah arsitektur berorientasi layanan (SOA) merupakan pola
arsitektur dalam desain perangkat lunak komputer di mana komponen aplikasi menyediakan layanan
untuk komponen lain melalui protokol komunikasi, biasanya melalui jaringan. Prinsip-prinsip pelayanan-
orientasi independen dari vendor, produk atau teknologi.
Kelebihan sistem basis data terdistribusi
•Tidak bergantung pada server basis data pusat
•Akses informasi menjadi lebih cepat, terutama ketika terjadi lalu lintas data yang padat
•Informasi dan juga data yang sifatnya local akan lebih mudah diakses
•Server atau database pusat dapat bekerja lebih efisien
Kekurangan sistem basis data terdistribusi
•Biaya implementasi yang tinggi
•Biaya operasional, seperti listrik, dan juga maintenance jaringan yang cukup tinggi
•Hanya cocok digunakan pada perusahaan yang sangat besar dan memiliki kebutuhan data yang tinggi, seperti
perbankan
:
Kelebihan sistem basis data terpusat
•Tidak membutuhkan biaya operasional tinggi untuk membangun sebuah dedicated server tambahan
•Maintenance lebih mudah dilakukan, karena basis data hanya berlokasi pada satu tempat saja
•Proses update data dan juga informasi di dalam basis data akan menjadi lebih cepat dan dapat mencegah
terjadinya miskomunikasi
•Pengecekan dan juga pengawasan terhadap implementasi sistem basis data akan menjadi lebih mudah
•Bisa juga diimplementasikan pada startup dan juga perusahaan atau institusi kecil dengna biaya yang minim
•Lebih mudah untuk diaplikasikan dan jga diimplementasikan
Kekurangan sistem basis data terpusat
•Membutuhkan komputer server dengan kapasitas yang sangat canggih, terutama bagi perusahaan atau instansi
yang memiliki lalu lintas data yang padat
•Kapasitas harddisk yang besar
•Apabila server mengalami gangguan, maka seluruh aktivitas akan mengalami gangguan•Perbaikan pada server bisa saja menyebabkan fitur – fitur server menjadi terkendala
Basis data merupakan hal terpenting yang harus dikelola bisa bersifat terpusat atau terdistribusi
15
• 01
• Ina-Geoportal (Indonesia-Geospatial Portal)
adalah portal Geospasial Indonesia yang
dibangun dengan partisipasi berbagai
kementrian dan lembaga serta pemerintah
daerah di Indonesia.
• 02 • Sebagai sarana pencarian metadata
spasial dan meta service
• 03 • Digunakan admin untuk me-
manage Harvesting dengan
standard CSW . Sistem mampu
mengharvest metadata dan data
spasial ke dalam database PSJ
• 04 • Fasilitas pencarian data geospatial
terdistribusi dengan spesifikasi
teknis WFS, WCS, dan WMS
• Fungsi Ina-Geoportal
• Berfungsi sebagai gerbang utama akses
informasi geospatial dan sebagai sarana
berbagi data
Strategi Pengelolaan & Penyebarluasan Informasi GeospasialBerbasiskan Sistem Informasi Geospasial Terpadu
KELEMBAGAAN
KEBIJAKAN SATU PETA /KSP (ONE MAP POLICY) Perpres 9
tahun 2016
Arahan strategis dalam terpenuhinya satu peta yang mengacu pada …
Mekanisme berbagi data dilakukan melalui Jaringan Informasi GeospasialNasional (JIGN) berbasiskanTeknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)bertujuan sebagai acuan penyusunan dan revisi tataruang dan revisi IGT sektoral
KELEMBAGAAN
• Kelembagaan yang sudah terbentuk:
Sekretariat JIGN di Badan Informasi Geospasial
24 Simpul Jaringan di tingkat pusat
33 Simpul Jaringan di tingkat daerah
LSM/NGO yang mendukung pembangunan Simpul Jartingan
• Masih banyak Simpul Jaringan yang perlu dibentuk dan diperkuat:
Sekretariat JIGN perlu penguatan untuk dapat memotori jalannya
penyelenggaraan JIGN
Simpul Jaringan di tingkat pusat perlu dilengkapi
Baru 6% Simpul Jaringan yang terbentuk di tingkat daerah, masih diperlukan
pembentukan 94% SJ tambahan untuk melengkapi
Juga diperlukan pengaturan tata kelola kelembagaan yang jelas dan konsisten
Pengelolaan data dan informasi mengacu pada pasal 14 Perda No. 24 Tahun 2012 (1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan pengelolaan dan
analisis data pembangunan Daerah(2) Pengelolaan dan analisis data pembangunan daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikoordinasikan olehBadan
(3) Setiap OPD/SKPD wajib mengelola data secara lengkap, aktual, valid, dan akuntabel, serta disampaikan kepada Badan
(4) Dalam mengkoordinasikan pengelolaan data sebagaimanadimaksud pada ayat (3), Badan berperan sebagai pintu masukperolehan data sekaligus pintu keluar data (clearinghouse/unit kliring) baik di internal maupun external Pemda.
Kelembagaan Pelaksanaan Pengelolaan Data Prov.Jawa Barat
SISTEM
PENERIMAAN
DAN SELEKSI
DATA
CHANNELING
DATA SOURCE
EXECUTING
DATA SOURCE
FORUM DATA/POKJA
A. DATA PROCESSING :
Pengolahan, Validasi, Analisis
B. JENIS DATA :
Spasial dan aspasial
INFRASRUKTUR PENGOLAH DATA
A. SARANA :
Software , Harddware, Brainware (SDM)
B. TATA LAKSANA :
Institusi, Prosedur, Biaya dan Legalisasi
SISTEM LAYANAN SATU
DATAPEMBANGUNAN
JABAR
PENGGUNA
ext/int
web
PROSES PENGELOLAAN SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT
- Aplikasi KM 0 Pro Poor- Aplikasi Geodatabase Online Jabar- Infrastruktur Jaringan
- Clearing House- Otorisator Data- Validasi dan verifikasi data
Pusdalisbang, BAPPEDA Provinsi Jawa Barat
Lanjutan mekanisme....
• Channeling Data Source, yaitu seluruh data baik spasial maupun aspasial yang berasal dari K/L, swasta dan masyarakat (data given) yang dilakukan pemutakhirannya secara periodik. Data yang diperoleh dari K/L dan masyarakat di update oleh masing-masing K/L atau masyarakat sesuai tusi.
• Executing data source adalah data yang diselenggarakan oleh unit kliring (Bappeda/Pusdalisbang) bersama unit produksi (OPD/SKPD) yang dapat melibatkan K/L /LSM terkait.
• Forum data merupakan media/kelembagaan untuk melakukan analisis dan integrasi serta sinkronisasi terhadap data dan informasi yang terkumpul, sehingga data final yang diperoleh atau disimpan dan disebarluaskan merupakan data yang valid dan resmi/sah. Forum data terdiri dari beberapa pokja yang setiap pokja mengelola satu atau beberapa tema data. Ketua pokja berasal dari institusi/SKPD yang sesuai dengan dengan tusinya.
• Sistem layanan data terpadu merupakan merupakan sistem pelayanan keluar masuk data dan informasi yang dilakukan secara manual untuk layanan data analog (peta analog dll) maupun secara elektronik (dashboard/webgis/geoportal, email dll) untuk data dan informasi yang telah divalidasi.
PEMANFAATAN INFORMASI GEOSPASIAL
ACTING
DECISION MAKING
STRATEGIC PLANNING
SURVEY DAN PEMETAAN
ANALISIS
GEO-ACCOUNTING
VISUALISASI
GEOSPATIAL SUPERIORITY
BIG DAN BPS
KEMENTERIAN DAN LEMBAGA
LOCAL GOVERNMENT
TNI-POLRI/POLISI
KOMUNITAS
GEO-MONITORING