media informasi sumbangsih edisi xv tahun 2013

24
Edisi XV Tahun 2013 PMI Bali Gandeng HKRC Cegah Laju Pertumbuhan HIV & AIDS Lapsus : Transfusi Darah, beresiko tertular HIB & AIDS ? dr. Sagung Mas Dwipayani, M.Kes Jiwa PMI Harus terus di Kumandangkan Edisi Khusus HIV dan AIDS

Upload: pmi-bali

Post on 23-Mar-2016

247 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Media informasi Sumbangsih edisi XV ini merupakan edisi khusus yang pada kesempatan kali ini. membahas mengenai Kegiatan PMI sekitar HIV dan AIDS.

TRANSCRIPT

Page 1: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Edis

i XV

Tahu

n 20

13

PMI Bali Gandeng HKRC Cegah Laju Pertumbuhan HIV & AIDS

Lapsus : Transfusi Darah, beresiko tertular HIB & AIDS ?dr. Sagung Mas Dwipayani, M.Kes

Jiwa PMI Harus terus di Kumandangkan

Edisi Khusus HIV dan AIDS

Page 2: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

02

Penasehat

Pelindung

Penanggung Jawab

Pemimpin Umum

Pemimpin Redaksi Iklan

Distribusi Keuangan Redaktur PelaksanaStaff Redaksi

Artistik & Lay Out Kontributor - Denpasar

- Badung

- Gianyar - Klungkung

- Karangasem - Bangli - Buleleng

- Tabanan - UDD Provinsi : Alamat Redaksi :

Redaksi menerima tulisan, artikel, opini atau karya bebas lainnya yang berkaitan dengan program dan kegiatan PMI, khususnya di wilayah Bali. Redaksi berhak menyunting karya yang telah masuk tanpa mengurangi makna dari karya terse-but serta akan mempertimbangkannya untuk dimuat atau tidaknya pada edisi selanjutnya. Redaksi juga menerima saran kritik dan masukan untuk lebih baiknya penerbitan yang akan datang. Segala bentuk tulisan, artikel, karya be-bas, saran maupun kritik dapat dikirimkan ke alamat redaksi baik via pos, Fax maupun E-Mail.

Sugra...Salam Kemanusiaan

Tahun 2013 merupakan tahun yang special dalam pener-bitan Sumbangsih Edisi XV. Pada penerbitan pertama di tahun 2013 ini, Sumbangsih mengambil tema utama terkait program HIV and AIDS di PMI Provinsi Bali dan 3 PMI Ka-bupaten/Kota (Badung, Denpasar dan Buleleng). Sumbang-sih edisi XV ini akan kembali mengulas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh PMI Provinsi Bali maupun oleh PMI Kabupaten/Kota se-Bali.

Pada laporan utama kami menyajikan rangkaian kegiatan terkait program HIV and AIDS yang didukung oleh Palang Me-rah Hongkong di PMI Provinsi Bali. Sedangkan untuk rubrik laporan khusus, kami sajikan terkait pelayanan darah PMI yang aman bagi masyarakat.

Rubrik lainnya pada edisi khusus HIV and AIDS ini, redaksi Sumbangsih masih memberikan ruang untuk berbagi infor-masi terkait kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan oleh PMI Provinsi Bali maupun PMI Kabupaten/Kota, Unit Donor Darah (UDD) PMI hingga relawan PMI. Hal ini membuktikan eksistensi PMI diberbagai lingkup kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan PMI, dimulai dari pelayanan keseha-tana hingga pendidikan.

Dalam Edisi ke-XV ini, redaksi terus berupaya menampilkan yang terbaik bagi pembaca, namun tentu hal itu tidak lepas dari kekurangan yang ada. Untuk itulah saran, kritik dan masukan yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Karena dari semua masukan dan kritikan itulah Sumbangsih bisa untuk menuju kesempurnaan dalam mem-berikan yang terbaik kepada pembaca mengenai informasi PMI se-Bali

Selamat membaca Redaksi

: I Dewa Gede Oka Dr. Dewa Putu Sudana, MPH: Ketua PMI Provinsi Bali (Gst Bags Alit Putra, S.H., S.Sos., M.Si): Sekretaris PMI Provinsi Bali (Dr. I Gst Lanang M. Rudiartha, MHA): Kepala Markas Provinsi Bali (Budi Suharjo): Kepala Divisi Kelembagaan (Taufan Kristanto).: Kepala Divisi PSD (Adi Eka Ulandari) Putri Andreani: Made Suwirdana: Ni Wayan Suani: Gst. Made Ayu Oktianingsih: Sagung Binda Karmita I Dewa Gd. Rika P. : Putu Sudiantara:: M. Aminin, Pandu Gilang Karya, Kumara Ratih, Dede Dwi. : Luh Gede Mega Pratiwi, I Komang Edi Suardana Putra. : Agus Juni, Sang Putu Sandi Putra. : I Wayan Agastya Yatra, I Putu Urip Sentana. : I Wyn. Saputra, Christina E Maryanti. : I Nengah Sutresna, Obby Indra S.: Daud Puji R, Kadek Dwika, Ketut Arya Sudarsana. : Satrio Sabariman, Agus Anggita S.M. : Tjok Gd. Agung Kurniawan: Jl. Imam Bonjol Km. 3 No. 182 Dps Bali – Bali - Indonesia - 80119. Telp. (0361) 483465, Fax. (0361) 490344 Website : www.pmibali.or.id. Email : [email protected]

Komposisi Redaksi Sumbangsih PMI Provinsi Bali

Media Informasi Sumbangsih Edisi XV Tahun 2013

(Edisi Khusus HIV dan AIDS)

diterbitkan oleh :

Pemerintah Provinsi Bali

didukung oleh :

Tetap terhubung dengan PMI Provinsi Balimelalui Social Media PMI Bali

Like Fan Page nya dan Follow Twitter nya

PMI BALI @pmibali

Page 3: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Prakata

03

Daftar Isi

Fokus 04

09

15

07Lapsus

PMI Bali Gandeng HKRCcegah laju pertumbuhanHIV dan AIDS

Transfusi Darah,Beresiko tertular HIV & AIDS?

Program HIV & AIDS sasar 3 Kab./Kota dengan rangking teratas

Serba-serbi

Profil PMI

Media InformasiSUMBANGSIH PMI Provinsi BaliEdisi XIV Tahun 2012

(Edisi Khusus HIV dan AIDS)

Setangkai Bunga di HariAIDS se-Dunia

19dr. Sagung Mas Dwipayani, M.KesJiwa PMI Harus tetap dikumandangkan

Sosok

Om Suastiastu, Assalamu’alaikum wr. wb dan Salam sejahtera untuk semuanya

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga Sumbangsih PMI Provinsi Bali Edisi XV tahun 2013 edisi khusus HIV & AIDS ini diterbitkan. Harapan kami, semoga informasi yang terdapat dalam Sumbangsih ini dapat menjadi media in-formasi kepada masyarakat tentang kegiatan PMI Provinsi Bali serta PMI Kabupaten/Kota se-Bali.

Sumbangsih merupakan salah satu media komunikasi, informasi dan edukasi yang dimiliki oleh PMI Provinsi Bali. Saat ini Sumbangsih PMI Provinsi Bali telah memasuki edisi ke XV dengan edisi khusus HIV dan AIDS. Sumbangsih PMI Provinsi Bali menyajikan informasi-informasi sekaligus edukasi kepada masyarakat terkait kegiatan PMI Provinsi Bali maupun PMI Kabupaten/Kota se-Bali.

Dalam upaya tetap menjaga mutu pelayanan serta pemberian informasi dan edukasi ke masyarakat yang sejalan dengan visi misi PMI serta Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bu-lan Sabit Merah Internasional, PMI Provinsi Bali secara terus - menerus memperbaiki diri dan berupaya untuk melaksana-kan tugas dan tanggung jawabnya secara professional dalam menyediakan informasi dan pelayanan kepada masyarakat baik sosial, kesehatan maupun dalam kebencanaan.

Menjadikan PMI selalu dikenal dan diandalkan oleh masyarakat di Bali pada khususnya melaui media informasi senantiasa dilaksanakan oleh PMI Provinsi Bali baik melalui website resmi PMI, Media Informasi A4, Social Media PMI, material Komunika-si, Informasi dan Edukasi (KIE) maupun penerbitan Sumbangsih. Edisi khusus mengangkat HIV dan AIDS memilki tujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait virus HIV dan AIDS serta bahayanya.

PMI Provinsi Bali yang saat ini memiliki program HIV dan AIDS dengan dukungan dari Palang Merah Hongkong, senantiasa berusaha untuk mendidik dan memberikan pengetahuan mau-pun keterampilan terkait HIV dan AIDS kepada masyarakat. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan PMI terhadap program pemerintah dalam menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS di Bali. Penyediaan darah yang aman (termasuk aman dari virus HIV) bagi masyarakat yang membutuhkan juga menjadi perha-tian bagi PMI Provinsi Bali.

Demikian sepatah kata dari kami, semoga Sumbangsih edisi XV ini dapat menjadikan PMI semakin dekat dengan masyarakat dan semakin dicintai masyarakat.

OM Shanti Shanti Shanti Om

Ketua Pengurus PMI Provinsi BaliI Gusti Bagus Alit Putra, SH., S. Sos,.M. Si

21Darah aman dengan uji saring N.A.T

Info UDD

I Gst Bgs Alit Putra, SH., S.Sos., M.SiKetua Pengurus PMI Provinsi Bali

Prakata

Page 4: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Fokus

04

PMI Bali Gandeng HKRCCegah Laju Pertumbuhan HIV dan AIDS

PMI di dalam perannya menanggulangi peningkatan kasus HIV dan AIDS dicantumkan beberapa langkah diantaranya, Care and Support, Prevention, Anti Stigma dan Diskriminasi juga ikut ambil andil dan berpartisipasi dalam pencegahan HIV dan AIDS. Tidak hanya berpaku pada bagaimana mencegah namun bagaimana juga mampu memberikan dukungan dan per-hatian, sampai pada pencegahan anti stigma dan diskriminasi. Kegiatan HIV dan AIDS di PMI Provinsi Bali bukan pertama kali dilaksanakan, namun sudah pernah dilaksanakan saat Palang Merah Australia menjadi donor di PMI Provinsi Bali. Pembentu-kan Buddies atau teman pendamping ODHA sebagai salah satu bentuk perhatian dan dukungan terhadap kasus HIV dan AIDS.

Kisaran Kasus HIV dan AIDS di Bali Bali menjadi pusat wisata yang rentan terhadap HIV dan AIDS. Meskipun Bali memiliki akses yang baik ke infor-masi dan layanan, HIV dan AIDS terus meningkat hanya karena tantangan dalam hal perubahan perilaku. Tempat di luar kota utama masih rentan dalam hal akses terhadap informasi. Tingkat stigma dan diskriminasi terkait dengan HIV tampaknya cukup signifikan karena norma-norma sosial-keagamaan. Jum-lah kasus HIV dan AIDS di Bali memberikan kontribusi untuk se-bagian besar dari prevalensi HIV nasional. Dengan rekomendasi dari Markas PMI dan penilaian di lapangan, Bali diidentifikasi sebagai lokasi potensial proyek untuk HIV dan Pencegahan AIDS, Perawatan dan Program dukungan. Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Jika seseorang terkena virus ini maka dengan mudah terserang in-feksi oppurtonistik, seperti tumor, hepatitis bahkan tubercolo-sis. Sedangkan AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV. Penularan virus ini tidak seperti virus TBC ato yang lainnya, melainkan

virus ini mampu tertular jika virus ini ditularkan oleh orang yang positif HIV dan media penularannya juga mampu menu-larkan virus HIV. AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyu-sut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekeba-lan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu. Analisis kecenderungan perkembangan epidemi AIDS di Indonesia memberikan gambaran yang jelas tentang pola hadir infeksi dan diproyeksikan jalannya epidemi di masa depan. Diharapkan bahwa prevalensi HIV akan meningkat dari 0,22% (2008) menjadi 0,37% (2014) di antara orang-orang berusia 15 - 49. Infeksi HIV baru akan meningkat di antara perempuan yang mengarah ke peningkatan infeksi antara anak-anak. Akan ada peningkatan yang signifikan dalam jumlah infeksi HIV baru di kalangan lelaki seks lelaki (LSL). Perhatian khusus diperlu-kan untuk potensi peningkatan infeksi HIV di antara pasangan seksual (mitra intim) orang populasi kunci. Jumlah ODHA akan naik dari 371.800 (2010) menjadi 541.700 (2014). Kebutuhan Anti Retroviral Therapy (ART) akan meningkat dari 50.400 (2010) menjadi 86.800 (2014). Peningkatan ini akan lebih besar lagi jika kriteria CD4 untuk resep ART meningkat, misalnya dari jumlah CD4 200-350. HIV dan pencegahan AIDS telah muncul sebagai salah satu prioritas paling atas dari pemerintah Indonesia. Sebagai penandatangan Millennium Development Goals (MDG).

Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali yang kini dalam usia hampir menginjak usia 50 tahun memiliki visi misi yang sangat jelas dalam bidang kemanusian. Tidak hanya berfokus pada respon terhadap tanggap darurat bencana seperti penanggulangan gempa bumi, banjir tanah longsor yang notabennya merupakan

bencana alam, namun kegiatan lain diluar tanggap darurat bencana pun sering dilakukan. Seperti penggal-ian dana untuk menunjang kapasitas pelaksanaan program PMI, hingga bentuk dukungan terhadap HIV dan

AIDS yang sampai saat ini masih menjadi masalah global di dunia.

bersambung ke hal 05

Foto.PMI Bali

Page 5: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Fokus

05

Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk menca-pai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015. Salah satu isi dari deklarasi menyebutkan bahwa pada tahun 2015 adalahtarget untuk menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV dan AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya. pemerintah Indonesia menyadari dan berkomit-men menuju kontribusi untuk menghentikan dan membalikkan epidemi pada tahun 2015. HIV dan AIDS Strategi dan Rencana Aksi 2010-2014 adalah dasar untuk semua upaya pemerintah Indonesia bersama-sama dengan mitra lain. Salah satu prioritas dari Pemerintah Indonesia adalah untuk memiliki strategi yang kuat untuk mengurangi prevalensi HIV di Indonesia, sehingga berkontribusi untuk pencapaian MDG tersebut. Pemerintah sangat mendukung kontribusi mitra terhadap pencegahan penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA serta men- gurangi dampak sosial ekonomi HIV d a n A I D S di kalangan individu, keluarga, dan

masyarakat luas sehingga memung-kinkan dan memastikan partisipasi

penuh mereka sebagai berharga , anggota masyarakat yang produktif. Ini adalah rencana Strategi bahwa pada tahun 2014 delapan puluh persen (80%) populasi kunci akan dicapai melalui program yang efektif dan 60% dari mereka akan terlibat dalam perilaku yang aman.

Untuk mencapai target itu, beberapa strategi MDG’S yaitu :• Memperluas dan skala-up cakupan dari semua upaya

pencegahan.• Memperluas dan ketersediaan skala-up layanan perawatan,

dukungan dan pengobatan, serta mitigasi dampak.• Memperkuat kemitraan serta sistem pelayanan dan

kesehatan masyarakat.• Meningkatkan koordinasi antara pemangku kepentingan

dan penggunaan sumber daya secara efektif di semua tingkat.

• Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan intervensi struktural.

• Melaksanakan bukti-informasi perencanaan program, penetapan prioritas, dan pelaksanaan.

Peningkatan kualitas kehidupan dan produktivitas masyarakat Indonesia saat ini terancam. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya tingkat penularan HIV. AIDS telah dilaporkan di seluruh provinsi di seluruh Indonesia, khususnya di 214 kabupaten / kota dengan kemungkinan nyata bahwa kecuali ada intervensi serius dan efektif jumlah infeksi akan terus meningkat. Epidemi AIDS multidimensi telah mencapai tingkat terkonsentrasi, dengan prevalensi HIV lebih dari 5% di antara beberapa kelompok populasi kunci diantaranya, narapidana, Inject Drug’s User bahkan man having sex with man. Di provinsi Papua dan Papua Barat, di sisi lain, epidemi sudah mencapai populasi umum dengan surveilans menunjukkan prevalensi 2,4% di antara populasi umum usia 15-49. Peningkatan keseriusan epidemi jelas akan mening-katkan beban sosial dan ekonomi dibawa oleh masyarakat Indonesia. Untuk mengatasi epidemi secara efektif, respon harus lebih intensif dan komprehensif serta lebih terintegra-si dan terkoordinasi untuk memperkuat cakupan, efektivitas dan keberlanjutan. Hal ini memerlukan keterlibatan aktif dari kedua pemerintah dan untuk memastikan pelaksanaan program yang baik masyarakat (termasuk mereka yang ter-infeksi dan terpengaruh oleh HIV), terutama untuk pence-gahan, pengobatan, mitigasi dampak, dan pemeliharaan lingkungan yang kondusif.

Kerjasama dengan Palang Merah Hongkong (HKRC)Palang Merah Hongkong (HKRC) sudah melakukan kerja sama dengan PMI paska terjadinya Tsunami tahun 2004 di Aceh. Namun semenjak tahun 2005 HKRC bersama PMI melakukan respon tanggap darurat bencana seperti water and sanitation, pelayanan kesehatan, pembangunan sekolah di Aceh pasca Tsunami, klinik dan penampungan sementara di Aceh. Palang Merah Indonesia (PMI) dalam hal pengurangan resiko penularan HIV dan AIDS beserta dampaknya telah menjalin kerjasama dengan Palang merah Hongkong (HKRC) dimana Bali menjadi salah satu target dari pelaksanaan project ini. Dari kesembilan Kabupaten dan Kota yang dimiliki oleh PMI provinsi Bali hanya

Image Pendukung

bersambung ke hal 06

Seorang ibu yang HIV positif bisa melahirkan bayi yang sehat tanpa virus HIV di dalam tubuhnya, apabila melakukan program terapi pada saat ibu tersebut mengandung si buah hati. Program itu bernama PMTCT (Prevention of Mother To Child Transmission)

Tahukah Anda..!!?

@Net

Page 6: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Fokus

06

terpilih 3 Kabupaten dan Kota yang menjadi konsestrasi pelak-sanaan program dari Hongkong Red Cross. Hal yang mendasari pemilihan 3 (tiga) Kabupaten dan kota ini karena berdasarkan data yang didapatkan bahwa banyaknya kasus HIV dan AIDS berada di tiga wilayah tersebut. Berdasarkan data yang didapatkan bahwa kasus HIV dan AIDS tertinggi dari masing-masing kabupaten/kota yaitu kasus AIDS di Kota Denpasar 1292 kasus, Kasus HIV sebanyak 1319 kasus, untuk Kabupaten Buleleng kasus AIDS sebanyak 583 kasus, sedangkan untuk kasus HIV berada pada 692 kasus, dan untuk peringkat ketiga di dapat oleh Kabupaten Badung dengan kasus AIDS sebesar 425 kasus, sedangkan kasus HIV sebanyak 432 kasus. Dimana dalam kasus HIV dan AIDS yang tersebar di KAbupaten/Kota di Provinsi Bali paling besar dialami oleh kaum laki-laki, dimana untuk kasus HIV jumlah laki-laki sebesar 2142 orang sedangkan perempuan berada di jumlah 1235 orang, namun untuk kasus AIDS laki-laki berada dijumlah 2737 orang dan perempuan 977 orang Dengan landasan itulah, Palang Merah Hong-kong mengambil tajuk “HIV and AIDS Prevention, care and support Project “pada selasa, 9 Mei 2012 sebagai langkah awal dari program ini, yang bertem-pat di Sector Golf- Sanur. Tingkat stigma dan dis-kriminasi terkait dengan HIV tampaknya cukup signifikan karena norma-norma sosial-keagamaan. Jumlah kasus HIV dan AIDS di Bali memberikan kontri-busi untuk sebagian besar dari prevalensi HIV nasional. MARP ini adalah pekerja seks dan pengguna narkoba jarum suntik (penasun). Dengan rekomendasi dari Markas PMI dan penila-ian di lapangan, Bali diidentifikasi sebagai lokasi potensial proyek untuk HIV dan Pencegahan AIDS, Perawatan dan Support Project. Pada kegiatan ini dihadiri oleh Perwakilan donor yakni Palang Merah Hongkong, Pengurus dan Staff Pusat PMI, jajaran Pengurus dan Staff PMI Provinsi Bali, jajaran pengurus dan staff PMI Kabupaten dan Kota se-Bali serta undangan dari Dinas Kesehatan dan KPAD Provinsi serta Dinas Kesehatan dan KPAD Kabupaten dan Kota wilayah target. Project ini akan berlangsung selama 3 (tiga) tahun ini akan menargetkan penerima manfaat program ini seban-yak 50.000 orang. Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah mengurangi jumlah kematian, penyakit dan dampak dari penyakit dan keadaan darurat kesehatan masyarakat, sehingga

penerima HIV dan AIDS dapat diminimalisir dan penyebarlu-asaannya dipersempit.

Program HIV dan AIDS di PMI Provinsi Bali Semenjak masuknya Palang Merah Hongkong di PMI Provinsi Bali di tahun 2012, PMI Provinsi Bali di bantu Palang Merah Hong-kong memiliki beberapa program kerja antara lain: 1. Pencegahan dan penularan infeksi HIV dan AIDS jangka panjang2. Perawatan dan dukungan terhadap ODHA 3. Penguatan kapasitas PMI dalam hal HIV dan AIDS program

Beberapa program yang sudah dilaksanakan antara lain, pelatihan spesialisasi fasilitator inti HIV dan AIDS yang diadakan oleh PMI Provinsi Bali pada bulan Februari tang-gal 19-25 tahun 2013, yang diikuti oleh 3 (tiga) kabupaten/kota yang mendapat bantuan program dari Palang Merah Hongkong dengan mengirim masing-masing sepuluh orang.

Selanjutnya dari masing-masing fasilitator inti yang terbentuk akan ditugaskan untuk merekrut masing-masing 5 (lima) orang. Sehingga masing-masing Kabupaten/Kota akan mempunyai 50 orang yang nantinya akan disebut Fasilitator. Pembentukan fasilitator secara serempak diadakan pada pertenga-han bulan April, dimana menggunakan kurikulum 48 jam. Selain pembentukan fasilitator dan pendidik

remaja sebaya, PMI Provinsi Bali sebagai pucuk untuk pelaksanaan program juga melaksanakan kegiatan pelatihan Pelatihan Peer Informator untuk kalangan staff UDD dan Staff Markas PMI Se-Bali yang dilaksanakan pada 19 sampai dengan 20 Maret 2013. Program ini juga nantinya akan dikerjakan dimasing-masing PMI Kab./Kota yang mendapat dukungan dari Palang Merah Hongkong. Program ini akan berlangsung sampai tahun 2015 sesuai dengan kontrak kerja dengan Palang Merah Hongkong. Seperti contoh di PMI Kabupaten Buleleng, PMI Kabupaten Badung dan PMI Kota Denpasar melakukan peringatan hari HIV dan AIDS tang-gal 1 Desember 2012. Ini salah satu gerakan untuk menggelorakan anti stigma dan diskriminasi terhadap HIV dan AIDS. Selain itu, pertengahan bulan april tahun 2013, ketiga PMI Kabupaten dan Kota byang menerima bantuan juga melaksanakan pelatihan bagi fasilitator HIV dan AIDS, dimana ini merupakan perluasan jaringan untuk menyebarkan informasi terkait HIV dan AIDS bagi remaja dan kalangan masyarakat luas. | Binda Karmita

Kabupaten AIDS JML HIV JML Total

L P L P

Denpasar 885 407 1292 807 512 1319 2611

Buleleng 392 191 583 436 256 692 1275

Badung 309 116 425 312 120 432 857

Gianyar 106 33 139 208 123 331 470

Tabanan 129 73 199 131 77 208 407

Jembrana 173 98 271 56 55 111 382

Karangasem 61 26 87 70 41 111 198

Klungkung 63 25 88 48 23 71 159

Bangli 28 8 36 74 28 102 138

Jumlah 2737 977 3120 2142 1235 3377 6497

Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012

Page 7: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Laporan Khusus

07

Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bali melalui UDD PMI Provinsi Bali selalu berupaya untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin bagi pasien dan secara terus menerus melakukan upaya agar Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) dapat dikurangi dengan resiko sekecil mungkin sejak dini sebelum ditarnsfusikan ke pasien yang memerlukan. Pen-gurangan resiko penularan virus melalui transfusi darah tidak serta merta di lakukan saat setelah donor dilakukan dengan sample darah pendonor melalui uji saring Serologi maupun NAT, tetapi sejak awal perlu juga diadakan seleksi agar darah yang didonorkan benar-benar sehat.

SELEKSI DONORUDD PMI Provinsi Bali dalam hal memproses darah yang siap dipakai untuk masyarakat luas melakukan proses yang cukup ketat bagi pendonor. Seleksi yang dilakukan oleh pihak UDD PMI antara lain tes tensi bagi pendonor, berat badan, dan beberapa tahapan untuk menjadi pendonor yang sehat. Tahap awal yang dilakukan adalah Anamnesis yaitu Dokter menanyakan lang-sung kepada pendonor riwayat kesehatannya, apakah pernah mengidap penyakit yang berisiko, pernah dioperasi, dan pernah sakit berat seperti Jantung, sakit Ginjal, diabetes, asma, alergi, gangguan darah (hemophilia) dan penyakit berat lainnya yang tidak memungkinkan calon donor untuk mendonorkan darahnya. Dokter juga menanyakan alamat tempat tinggal calon donor, dari sana dokter bisa memutuskan apakah seorang pendo-nor berisiko terpapar penyakit lewat transfusi darah. Tahap berikutnya akan dilaksanakan pemeriksaan fisik bagi calon pendonor dengan kriteria yang sudah distandarkan bagi seorang calon donor seperti :

1. Umur donor Berkisar antara 17-60 tahun, 2. Berat badan Berat badan minimal calon donor adalah 48 kg3. Suhu tubuh Suhu tubuh calon donor tidak lebih dari 370 C4. Nadi Denyut nadi berkisar antara 60-100x per menit, ter-

atur tanpa denyut patologis5. Tekanan darah Tekanan sistole antara 100-160 mmHg dan

diastol antara 60-100 mmHg6. Kadar Hb Kadar Hb calon donor harus 12,5 g / dl7. Bagi Calon donor Wanita yang lagi Haid, kehamilan dan

menyusui tidak boleh menjadi Donor. 3 hari Setelah selesai

haid, 6 bulan setelah melahirkan dan 3 bulan setelah berhenti menyususi baru diperkenankan menyumbangkan darahnya.

8. Jarak penyumbangan donor Jarak penyumbangan darah lengkap minimal 75 hari setelah donor sebelumnya atau bisa juga 3 bulan setelah donor sebelumnya.

9. Bagi yang memiliki tindik atau tattoo disarankan bole mendonorkan darahnya setelah umur tindikan atau tattoo nya lebih dari 12 bulan itupun kalo dicek oleh dokter kadar tindik atau tattoo tidak berlebihan.

10. Tidak sebagai pencandu alcohol,Narkoba dan sejenisnya, karena pencandu alkhol, narkoba dan sejenisnya selaman-ya tidak bisa menjadi pendonor.

11. Pemeriksaan kondisi kulit lengan pendonor , apakah ada kelainan di kulit lengan tersebut atau tidak.

12. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya • 5 hari setelah pencabutan gigi• 6 bulan setelah menjalani operasi kecil• 12 bulan setelah manjalani operasi besarm.

13. Calon donor dapat menyumbangkan darahnya :• 3 hari setelah meminum obat-obatan yang mengandung

aspirin dan piroxicam• 12 bulan setelah dinyatakan sembuh terhadap penyakit

syphilis dan Gonorrhoe

Dalam melakukan pemeriksaan fisik calon donor dokter juga dapat melakukannya dengan cara :• Inspeksi (tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera

penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pendonor) ,

• Palpasi (tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan meng-gunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, ben-tuk, kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari jaringan/organ tubuh),dan

• Auskultasi,( tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimak-sudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar suara napas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus).

?

Sekantong darah bisa menyelamatkan nyawa manusia, begitulah slogan yang biasa digelorakan oleh Unit Donor Darah (UDD) PMI. Sayangnya masih banyak pendapat miring dari masyarakat tentang

produk darah yang dihasilkan oleh UDD PMI. Misalnya, masyarakat berpendapat bahwa produk yang dihasilkan masih mengandung virus yang menyebabkan penyakit seperti hepatitis, tubercolosis,

bahkan sampai pada virus HIV dan AIDS.

bersambung ke hal 08

Transfusi Darahberesiko tertular HIV dan AIDS

Page 8: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Laporan Khusus

Tahukah Anda..!!?

Orang yang terinfeksi HIV belum bisa terdeteksi keberadaan virusnya di dalam tubuh selama 3 – 6 bulan setelah orang tersebut terkena virusnya. Hal ini dis-ebut dengan Periode Jendela atau istilah kerenya “Window Period”.

Dari tindakan-tindakan pemeriksaan diatas nantinya dihara-pkan darah yang dihasilkan oleh calon pendonor benar-benar sehat, aman dan dapat mengurangi resiko penularan pen-yakit lewat transfusi darah. Setelah semua tahapan tersebut dilakukan barulah dilakukan proses pengambilan darah (aftap) kepada pendonor. UJI SARING (SCREENING)Saat setelah pengambilan darah , selanjutnya di lakukan pembuatan komponen darah seperti PRC (Packed Red Cell), TC (Thrombocyte Concentrate), Fresh Frozen Plasma (FFP) dan Cryoprecipitate. Semua darah yang dijadikan komponen dan yang masih dalam bentuk Whole Blood (WB) akan dimasukan ditempat karantina. Kemudian sample-sample darah yang sudah diambil dari pendonor akan di uji saring atau Screen-ing dengan HBsAg untuk memeriksa virus Hepatitis B, Anti-HCV untuk memeriksa virus Hepatitis C, Anti-HIV untuk memeriksa apakah darah pendonor mengandung virus HIV/AIDS dan VDRL/Anti-TP guna memeriksa apakah dalam darah pendonor ada terkandung virus penyebab Syphilis. Kesemua pemeriksaan uji saring tersebut khususnya di UDD PMI Provinsi Bali menggunakan system Serologi (ELISA) dan uji saring Nucleic Acid Testing (NAT) , agar darah yang nantinya akan di transfusikan benar-benar aman dan dengan resiko yang sangat rendah terhadap penyakit tersebut diatas. Darah yang dinyatakan Non Reaktif terhadap semua pemeriksaan yang dilakukan akan dipindah ketempat penyimpanan seperti :

• PRC (Packed Red Cell) akan disimpan pada tempat peny-impanan yang bersuhu antara 2-8°C kurun waktu peny-impanan maksimal 35 hari tapi di UDD PMI Provinsi Bali kurang dari 1(satu) minggu sudah terpakai semua.

• TC (Thrombocyte Concentrate) disimpan pada tempat penyimpanan dengan suhu 20-24°C kurun waktu penyim-panan maksimal 5 hari setelah jadi komponen dan sudah habis terpakai rata dibawah 3 (tiga) hari.

• Fresh Frozen Plasma (FFP) , komponen ini disimpan pada tempat penyimpanan dengan suhu > dari -30°C , kompo-nen ini bisa disimpan maksimal 1(satu) tahun tapi biasa belum setahun sudah habis terpakai.

Dari darah yang tersimpan ini , apabila ada permintaan dari pasien yang membutuhkan Transfusi, sebelum dikeluarkan dilakukan pemeriksaan uji pre transfuse darah dalam pemerik-saan uji pretransfusi darah dilakukan pemeriksaan gol darah pasien (A,B,O dan AB serta Rhesus darah ), dan selanjutnya Crossmatch, dan apabila antara sample darah pasien dan darah yang akan ditransfusikan dinyatakan kompetible baru darah itu bisa dikeluarkan untuk diberikan kepada pasien. Dari sekian proses yang dilakukan untuk menjadikan darah itu aman dan safe bagi pasien dengan hasil yang Non reaktif, tentu pula ada darah yang mengandung virus atau terinfeksi virus yang disebut darah reaktif. Tindakan yang dilakukan di UDD PMI Provinsi Bali terhadap darah yang reaktif adalah :1. Darah yang sudah dinyatakan reaktif akan disisihkan dari

tempat karantina .2. Selanjutnya dibuang dan di musnahkan pada tempat yang

telah ditentukan.

Bagi Pendonor yang darah nya dinyatakan Reaktif baik HBsAg, HCV, HIV dan VDRL, akan segera dipanggil melalui Surat atau via telepon untuk datang ke UDD PMI, untuk berikutnya di-lakukan pengambilan sample darah ulang dan diperiksa ulang apakah pendonor tersebut benar-benar sudah terinfeksi virus.Jika Pendonor dalam pemeriksaan ulang dinyatakan Non Reak-tif atau tidak terindikasi terkena virus sangat disarankan :• Untuk TIDAK donor darah lagi karena dikhawatirkan masih

ada virus-virus lain yang berkembang dan tidak terdeteksi dalam pemeriksaan tersebut.

Bagi Pendonor yang ternyata dalam pemeriksaan ulang masih REAKTIF, tindakan-tindakan yang dilakukan oleh UDD PMI khu-susnya UDD PMI Provinsi Bali yakni :1. Pendonor yang reaktif HBsAg dan HCV dan VDRL/Anti-Tp

akan dilakukan pembinaan oleh Dokter UDD PMI , didalam pembinaan tersebut pendonor akan diberikan langkah-langkah yang harus dilakukan pendonor selanjutnya.

2. Pendonor yang Reaktif kembali dengan Anti-HIV, UDD PMI akan membantu memberikan rujukan ke Bagian Voluntary Conseling and Testing (VCT) di Rumah Sakit dimana UDD PMI berada , agar mendapatkan penanganan yang lebih intensif.

Dari sekian tahapan dan langkah-langkah yang diambil Unit Donor darah PMI (UDD PMI) , satu-satunya institusi yang diberi-kan mandat oleh Pemerintah /Departemen Kesehatan ber-tanggungjawab dalam Transfusi Darah, dapat sedini mungkin membantu mengurangi dampak resiko infeksi yang ditimbulkan oleh transfusi darah. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sedapat mungkin menekan menyebarnya atau terjangkitnya Virus HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya di Indonesia um-umnya dan Bali pada khususnya.

Tjok GA KurniawanSumber dan Rekomendasi :1. Prof.Dr.dr.AAG.Sudewa Djelantik,SpPK (K) (Direktur UDD PMI Prov.Bali)2. dr. Kadek Mulyantari,SpPK. (Staf Dokter UDD PMI Bali & Patologi Klinik RSUP Sanglah Dps)

08

Salah satu kegiatan procesing darah (Foto : UDD Bali)

Page 9: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

AIDS merupakan hal yang sudah tidak asing lagi di ka-langan remaja, bahkan di tingkat internasional pun

diperingati sebagai hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Untuk memperingati hari tersebut, pada tanggal 01 Desember 2012 bertempat di seputaran Tugu Singa Ambara Raja, PMI Kabupaten Buleleng mengajak masyarakat agar lebih pedu-li dan memahami tentang AIDS dengan membagikan Setangkai Bunga Mawar yang juga berisi ajakan agar kita waspada dengan AIDS dan tidak menjauhi orang yang telah tertular AIDS. Selain membagikan bunga, PMI Kabupaten Buleleng juga membagikan brosur Tentang HIV dan AIDS. PMI Kabupaten Buleleng dalam kegiatan ini dibantu oleh para relawan yang berasal dari PMR Madya, PMR WIRA, Satuan Inti, KSR, dan TSR yang ada di wilayah kota Singaraja. Relawan yang ikut dalam kegiatan ini membagikan bunga kepada para pengguna jalan raya baik pengendara sepeda motor, mobil, maupun pejalan kaki. Mereka membagikan bunga tersebut di area trafic light pada saat pengendara itu berhenti sembari mengucapkan sela-mat hari AIDS sedunia agar masyarakat yang belum tahu tentang AIDS menjadi lebih paham dan peduli tentang AIDS itu sendiri. | Ketut Arya Sudarsana

Setangkai Bunga di Hari AIDS Sedunia

Serba-serbi

09

PMI Badung yang merupakan salah satu dari 3 PMI se-bagai pelaksana program HIV & AIDS dukungan Palang Merah Hongkong. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan yaitu turun kejalan untuk membagikan Kondom dan Media KIE ber-sama KPAD Badung di wilayah Kuta Selatan sebagai rangkaian dari peringatan Hari AIDS sedunia. PMI Kabupaten Badung berupaya menjalan kerjasa-ma dengan KPAD Badung dengan turut aktif pula dalam ber-bagi kegiatan yang berkaitan dengan HIV & AIDS itu sendiri. Salahsatunya ialah turut aktif dalam talkshow HIV & AIDS yang dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2012 di Gedung Rotring Kuta. Hadir pula Bapak Wakil Bupati Badung yang juga sebagai Ketua KPAD Kab.Badung , beliau menekankan supaya generasi muda untuk tidak menjauhi ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) tapi menjauhi virusnya yang mana dengan cara tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian, dan tidak melakukan prilaku seks yang beresiko yaitu dengan menggunakan kondom. Sebagai daerah yang menduduki peringkat ke-3 pen-duduk yang terinfeksi HIV di Bali, PMI Kab. Badung bersama dengan KPAD Badung bekerja sama mensosialikan informasi yang benar tentang HIV dan AIDS kepada masyarakat. | Mang Kur

PMI Badung bagikankondom gratis

PMI Kota Denpasar pada hari HIV AIDS se-Dunia tanggal 1 Desember 2012 berkampanye turun kejalan di perempatan ja-lan raya Sudirman, Denpasar jam 15.00 wita. Kegiatan dilaksana-kan dengan mengerahkan jajaran Korp Sukarela (KSR) dan Palang Merah Remaja (PMR). Kegiatan kampanye berupa pembentangan spanduk “STOP HIV dan AIDS” yang berintikan “LindungiPerem-puandanAnakdari HIV AIDS, selain itu juga ada pembagian pita, mawar, brosur dan media KIE yang di harapakan dapatmenghim-bau masyarakat tentang bahaya HIV dan AIDS. Selesai kampanye, acara berlanjut di lapangan Puputan Badung untuk bergabung pada acara KPAD bersama semua rela-wan dan LSM-LSM terkait seperti Bali Spirit Paramacita, Yayasan Citra Usaha Indonesia (YCUI), YayasanKeselamatan Bali (YAKEBA), Yayasan Kerti Praja (YKP), dan LSM lainnya. Pada kesempatan ini relawan-relawan PMI juga berkesempatan untuk mendistribus-ikan material KIE yang berisikan pesan sekitar HIV dan AIDS. PeringatanHari HIV AIDS se-Dunia memang kerap dilakukan di berbagai daerahdan dengan cara yang beraneka ragam, hal ini di harapkan dapat memberikan informasi tentang bahayanya virus tersebut yang nantinya dapat membantu men-gurangi dalampencegahan penularan virus HIV. | Pandu

Gerakan 1 DesemberPMI Kota Denpasar

Page 10: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

10

PMI Provinsi Bali dan Hong Kong Red Cross (HKRC) bersama melaksanakan program penanggulangan HIV dan AIDS khusunya di Bali. Untuk melaksanakan program terse-but, PMI Provinsi Bali memerlukan kader-kader yang paham informasi tentang HIV dan AIDS yang nantinya informasi tersebut bisa disebarluaskan ke semua kalangan masyar-akat. Pembentukan Fasilitator inti HIV dan AIDS merupakan langkah awal didalam mencetak tunas-tunas peduli HIV dan AIDS yang baru. Untuk membentuk Fasilitator Inti yang berkualitas maka PMI Provinsi Bali telah mengadakan kegiatan Pelatihan Spesialisai HIV dan ADIS pada tanggal 19 s.d 25 Februari 2013 silam. Pelatihan ini diikuti oleh orang-orang pilihan,

Serba-serbiperwakilan dari tiga PMI Kabupaten/Kota yaitu Denpasar, Buleleng, dan Badung yang nantinya akan menjasi Fasilitator Inti HIV dan AIDS. Kabupaten/Kota ini merupakan tiga besar wilayah yang kasus HIV-nya paling tinggi di Bali. Masing-mas-ing dari tiga PMI Kabupaten/Kota tersebut mengirimkan 10 orang perwakilannya yang terdiri dari staf, relawan, dan dari LSM yang bergerak di bidang penanggulangan HIV dan AIDS. Pada pelatihan ini, peserta lebih diajak untuk shar-ing ilmu terkait HIV dan AIDS, selain juga mereka menda-patkan pengetahuan dari 20 modul wajib yang diberikan sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan. Tidak hanya materi dan sharing ilmu yang didapatkan peserta, tetapi juga pengalaman dari orang lain. Karena pada pelati-han ini diundang pula orang-orang dari komunitas yang den-gan senang hati mau berbagi pengalamanya kepada peserta. Ada dari komunitas Gay dan Waria (Transgender), kemudian dari komunitas Pengguna NAPZA, dan dari komunitas ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS). Pelatihan yang berlangsung selama tujuh hari ini dikemas dalam suasana pelatihan yang fun dan menarik dan antusiasme peserta sangat tinggi dalam kegiatan ini. Selain itu, peserta lebih banyak diajak untuk praktek. Output dari pelatihan ini adalah terbentuk tim fasilitator inti yang berkualitas disamping Fasilitator Inti ini diharapkan mampu mencetak tunas-tunas baru lagi di berbagai komunitas untuk ikut memerangi Diskriminasi dan Stigma yang ada di masyar-akat dan tentu saja ikut menyebarluaskan informasi yang benar tentang HIV dan AIDS kepada masyarakat khusunya masyarakat di Bali. | Echa

PMI Bali Cetak Tunas MudaPeduli HIV dan AIDS

Kotak Amal merupakan salah satu program penggalan-gan dana PMI Provinsi Bali yang bertujuan untuk mengumpulkan bantuan dari masyarakat. Pada hari Selasa, tanggal 26 Februari 2013 PMI Bali kembali bekerjasama dengan salah satu hotel di Bali untuk penempatan Box Charity PMI Bali. Penempatkan 1 (satu) kotak amal di Swiss-bel hotel Rainforest selama 1(satu) tahun terhitung sejak kotak ditem-patkan.Dari pihak Swiss-bel hotel langsung di tanda tangani dan diresmikan oleh “Mr. Albert Jan Vasser” selaku General Manager Swiss-bel Hotel Rainforest didampingi oleh manager-manager dari Swiss-Bel Hotel Rainforest. Sedangkan dari pihak PMI Bali sendiri diwakili oleh Bapak dr. I Gusti Lanang Rudiartha,MHA se-laku Sekretaris Pengurus PMI Provinsi Bali didampingi oleh Bapak Drs. I Wayan Riman Aryadi selaku Pengurus Bidang Kelembagaan, Kepegawaian, Umum dan Keuangan PMI Provinsi Bali serta be-berapa staff PMI Provinsi Bali. Kegiatan ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dan diwujudkan dalam bentuk program-pro-gram kemanusiaan yang bermanfaat untuk masyarakat. | Uland

PMI Bali tempatkan Kotak Amaldi Swiss Bell Hotel Rainforest

Hari Sabtu, 23 Maret 2013 menjadi hari yang cukup spesial bagi PMI karena pada hari tersebut PMI menerima ban-tuan dari hasil penjualan buku “Haji Bambang | Keikhlasan Men-untun Langkahku” bertempat di Posko PMI Provinsi Bali. Haji Bambang merupakan sosok relawan yang ditulis dan diceritakan dalam buku yang dikemas dalam bentuk Novel Biografi. Sesuai dengan Komitmen awal, bahwa hasil dari pen-jualan buku ”Haji Bambang | Keikhlasan Menuntun Langkahku” akan di donasikan untuk PMI dan Isana Dewata. Pada kesem-patan ini Haji Bambang menyerahkan uang hasil keuntungan penjualan buku Rp 6.288.450,- kepada PMI Provinsi Bali yang di wakili Kepala Markas Bpk. Budi Suharjo. Kepada PMI Bapak Haji Bambang berpesan agar bantu-an yang masuk dapat dipergunakan untuk mendukung kegiatan Temu Karya Relawan yang akan di laksanakan di Malang pada Juni yang akan datang, dan berharap agar kontingen Bali bisa mengulang sukses pada kegiatan serupa yang dilaksanakan di Banten pada 2008 silan dimana delegasi Bali mendapat predikat terbaik Pertama. | Taufan

Haji Bambang serahkan bantuan ke PMI Bali

Page 11: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Serba-serbi

11

Unit Donor Darah (UDD) merupakan salah satu bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI). UDD PMI yang berada di Bali tersebar di 9 (sembilan) ka-bupaten/kota yang ada di Bali, termasuk satu UDD PMI Provinsi yang berpusat di Rumah Sakit Sanglah. Salah satu kegiatan yang paling sering dilakukan adalah kegiatan donor darah. Mulai darah diterima atau diambil dari pendonor, proses pengolahan darah hingga pada darah itu siap untuk digunakan. Kegiatan ini sangatlah penting, dimana dalam proses pengolahan darah terdapat hal-hal yang harus teliti diperiksa oleh petugas donor darah sampai darah tersebut benar-benar siap dipakai dan aman untuk masyarakat yang membutuhkan. Salah satu pengujian yang dilakukan oleh UDD PMI adalah proses penyaringan virus HIV, dan hepatitis. Selain harus cekatan dalam mengolah darah hingga layak dipakai, PMI juga berperan dalam hal penanganan Voluntery Counceling Test (VCT) dimana jika terdapat pendonor yang positif mengidap HIV atau terkena hepatitis maka akan dilakukan pendampingan oleh staff UDD. Melihat peran yang begitu besar terdapat dalam tugas dan tanggung jawab UTD PMI, maka PMI Provinsi Bali yang didukung oleh Palang Merah Hongkong mengadakan pelatihan

untuk staff UDD PMI dan Staff markas PMI diseluruh kabupaten /Kota yang ada di Bali. Pelatihan yang berlangsung selama 3 hari ini dimulai pada tanggal 19 maret samapai pada tanggal 21 maret 2013 ini diikuti oleh perwakilan staff UDD dan Staff markas PMI Kabupaten/Kota dan Staff markas PMI Provinsi Bali sebanyak 25 orang. Didalam pelaksanaan pelatihan ini seluruh peserta mendapatkan materi ten-

tang HIV dan AIDS serta hal yang terkait dengan isu-isu HIV dan AIDS yang berkembang di seputaran UDD PMI. Tidak hanya mem-berikan pengertian dasar tentang HIV dan AIDS, peserta juga melakukan diskusi dengan peserta dari Kabupaten/Kota, bahkan dengan fasilitator terkait prosedur pengolahan darah yang aman dari virus HIV dan AIDS, langkah yang pihak UTD dilakukan jika terdapat pendonor yang positif terhadap HIV. Diharapkan melalui pelatihan ini rekanan di UTD PMI Kabupaten/Kota serta staff markas PMI mampu melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga produk darah yang dihasilkan oleh UTD PMI bebas dari virus yang dapat merugikan pihak penerima. Serta seluruh elemen Palang Merah Indonesia dihar-apkan dapat mengimplemetasikan anti stigma dan diskriminasi tentang HIV dan AIDS dilingkungan tempat kerjanya. | Binda

Tebar Informasi HIV & AIDS untuk jajaran UDD PMI se-Bali

Sebuah organisasi yang telah berdiri selama 68 tahun, mem-buat PMI semakin dituntut untuk menjadi organisasi yang professional dalam melayani masyarakat. Untuk mewujud-

kan hal tersebut, PMI Provinsi Bali mengelar Rapat Koordinasi Kepala Markas PMI se-Bali yang diikuti oleh Kepala Markas dan staff Organisasi PMI Kabupaten/Kota se-Bali. Kegiatan yang terlaksana pada 04-06 Maret 2013 di Markas PMI Provinsi Bali, membahas kinerja PMI Provinsi Bali maupun PMI Kab./Kota dalam pelayanan masyarakat, serta efektifitas pembinaan PMI Provinsi Bali ke PMI Kab./Kota serta pembinaan PMI Kab./Kota ke PMI Kecamatan di wilayahnya. Pembinaan organisasi ditiap tingkatan di PMI seyogy-anya dilaksanakan secara berkelanjutan dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam rakor kamakab ini, PMI Provinsi Bali mengundang narasumber dari PMI Pusat guna memberikan pembekalan kepada PMI Kabupaten/Kota dalam menyusun pedoman dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi di tingkatan wilayahnya. Dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkelan-jutan, diharapkan peranan PMI dapat meningkatkan pembinaan organisasi di tingkatan wilayahnya terutama di Bali. | Okta

Mantapkan Organisasi Melalui Rakor Kamarkas se-Bali

PMI Provinsi Bali pada 12 s.d 13 April 2013 kembalimen-gadakanTemuJurnalis dan Reporter PMI Se- Bali. Kegiatan dipu-satkan di markas Palang Merah Indonesia Provinsi Bali.Kegiatan diikuti sebanyak 25 orang peserta yang merupakan team jurnalis dan reporter dari masing-masing Kabupaten dan kota se-Bali. Kegiatan merupakan rangkaian dari pelatihan jurnalis dan re-porter yang dilaksanakanoleh PMI Provinsi Bali sebelumnya. Temu jurnalis dan reporter ini bertujuan untuk men-ingkatkan kapasitas team jurnalis untuk dapat lebih memperk-enalkan dan menginformasikan program dan aktifitas PMI di wilayah masing-masing. Dan diharapkan masyarakat akan lebih mengenal PMI dan serta lebih mencintai PMI sesuai dengan Visi dan misinya. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan refresh dan pendalaman materi terkait fotografi dan menulis berita. Selain pendalaman materi, kegiatan temu jurnalis juga diperuntukkan untuk persiapan penerbitan Sumbangsih Edisi XV. Pada edisi kali ini PMI Provinsi Bali mendapat dukungan dari Hongkong Red Cross (HKRC) dengan mengangkat tema khusus HIV dan AIDS. Hal ini menjadi salah satu cara yang digunakan untuk memberikan informasi seputar HIV dan AIDS, serta untuk menginformasikan terkait kiprah PMI dalam pencegahan laju pertumbuhan HIV dan AIDS khsuusnya di Bali. | sudiantara

Temu Jurnalis PMI se-Bali

Page 12: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Tepat tanggal 13 April 2013 pesawat Lion Air JT 960 jurusan Bandung- Denpasar tergelincir dikawasan Bandara International Ngurah Rai. Tidak ada korban jiwa dalam kejadi-an ini, namun kerugian materii dari penumpang hingga maska-pai penerbangan ini pun boleh dikatakan cukup banyak. Lion air yang mengalami kecelakaan tunggal ini mengatakan bahwa faktor cuaca diseputaran bandara yang menyebabkan tergelin-cirnya pesawat yang membawa penumpang dari Bandung. Kejadian yang terjadi sekitar pukul 15.00 wita ini memang diluar kendali, tiba-tiba saja pesawat ini mengalami pendaratan sebelum menginjak runway Bandara International Ngurah Rai. Begitu kejadian tersebut diterima oleh posko PMI Kabupaten Badung, maka crew ambulans yang saat itu ber-

Lintas Kab/Kota

tugas melakukan koordinasi dengan PMI Provinsi Bali. Dalam koordinasi yang singkat PMI Kabupaten Badung dibantu dengan PMI Kota Denpasar, langsung bergerak menuju Bandara Interna-tional Ngurah Rai. Begitu sampai, petugas PMI langsung melakukan as-sessment, dan membantu proses evakuasi penumpang dari dalam pesawat menuju tepi pantai. Hal ini dilakukan dengan bekerja sama dengan stakeholder yang ada seperti TNI, Polri, Basarnas, BPBD yang sudah berada dilokasi kejadian.108 orang penumpang termasuk awak kabin dinyatakan selamat dan ber-hasil di evakuasi. PMI Kabupaten Badung juga berkesempatan menge-vakuasi korban menuju rumah sakit terdekat, seperti Rumah Sakit Ibu di Kedonganan, BIMC, dan Rumah Sakit Sanglah. Ter-dapat 46 orang dari penumpang yang mengalami luka ringan dan mendapat pertolongan pertama dari petugas ambulans PMI Kabupaten Badung dan PMI Kabupaten Denpasar yang sebagian besar korban mengalami patah tulang dan luka lecet. | binda karmita

Lion Air Gagal Mendarat, PMI Sigap

12

Atasi Kisruh Pemilihan Gubernur, PMI Bantu EvakuasiSituasi di Pulau Bali yang akan mengadakan pesta demokrasi pemilahan Gubernur dan Wagub pada tanggal 15 Mei 2013, perlu di antispasi jika suatu saat terjadi kerusuhan atau demo dari masyarakat terkait hasil pesta demokrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Kamis 25 april 2013 jajaran kepolisian Resort Buleleng mengadakan simulasi konflik sosial akibat dari ketidakpuasan para pendukung Pemilihan Gubernur (PILGUB) dari masing-masing kandidat, yang kalah dan biasanya menimbulkan amukan bahkan sampai merusak fasilitas umum. PMI sebagai salah satu organisasi yang bergerak dibi-dang kemanusiaan serta memiliki kapasitas dalam menolong korban dalam konflik ikut serta dalam simulasi tersebut. Kegiatan juga diikuti oleh berbagai instansi diantaranya Dinas Kesehatan, POLRI, TNI, BPBD, Pemadam Kebakaran serta PMI Kabupaten Buleleng sendiri. Kegiatan yang bertempat di lapangan Buana Patra Buleleng ini diharapakan mampu sebagai langkah awal untuk antisipasi kejadian yang tidak diinginkan saat pelaksanaan nanti. Selain menjalin kerjasama dengan instansi terkait dan koordinasi yang baik dan tanggap saat respon bencana maupun konflik yang terjadi dilapangan. | Binda.

PMI Kab. Badung

PMI Kab. Gianyar gelar Musyawarah Kerja Kabupaten (MUKERKAB) pada 11 April 2013 di Kantor Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gianyar. Pelaksanaan Mukerkab ini diikuti oleh perwakilan PMI Provinsi Bali, perwaki-lan PMI Ranting se-Gianyar dan undangan dari berbagai instansi pemerintahan di Kab. Gianyar. Dalam Mukerkab ini, Pengurus PMI Provinsi Bali yang diwakili oleh Sekretaris Pengurus Bpk dr. Lanang M. Rudiartha, MHA. menyampaikan pesan terkait keberadaan PMI Kab. Gian-yar yang perlu mendapatkan dukungan lebih dari Pemerintah. Hal ini terkait dengan Gedung markas yang masih berpindah-pndah serta pelaksanaan Bulan Dana yang masih belum bisa dilaksanakan secara maksimal karena tersandung masalah izin dari pemerintah. Dalam kesempatan ini pula, Kepala BPBD Kab. Gianyar menyampaikan sambutan dari Bupati Gianyar yang mendukung keberadaan PMI Kab. Gianyar dan diharapkan PMI selalu mem-bantu dan berkoordinasi dengan pemerintah dalam melaksana-kan misi-misi kemanusiaan. Semoga dengan diresmikanya program kerja PMI Kab. Gianyar dalam Mukerkab ini, dapat meningkatkan pelayanan PMI untuk masyarakat, sehingga PMI Kab. Gianyar semakin dicintai oleh masyarakat Gianyar. | Dedex Lare

PMI Kab. Buleleng PMI Kab. Gianyar

Kisruh Pilgub, PMI bantu Evakuasi PMI Gianyar gelar MUKERKAB

Page 13: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Lintas Kab/Kota

Hujan deras yang terjadi di seputaran Kecamatan Se-lat Kabupaten Karangasem pada 30 Januari 2013 sekitar pukul 17.00 Wita menyebabkan terjadinya longsor di beberapa titik pada wilayah tersebut. Salah satunya di Banjar Dinas Pakudang-sih, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Dan terjadinya longsor ini mengakibatkan yakni jebolnya tembok penyengker sepanjang 15 meter, 3 (tiga) buah pelinggih (tempat sembahyang) hancur, dan rusaknya dapur milik korban I Nyoman Suwenten. Mengetahui kejadian tersebut PMI Kabupaten Kara-ngasem, secara cepat langsung melakukan respon tanggap darurat bencana. Lokasi yang sangat terpencil mnejadi tantan-gan bagi relawan PMI Kabupaten Karangasem dalam melakukan assessment awal terhadap kejadian longsor tersebut. Berdasarkan hasil assessment PMI Kabupaten Ka-rangasem terdapat beberapa kerugian materi yang dialami oleh korban I Nyoman Suwenten, untuk itulah PMI Kabupaten Karangasem memberikan bantuan berapa beras sebanyak 25 kg serta perlengkapan alat dapur, yang diharapkan mampu merin-gankan dan dapat membuat korban lebih semangat lagi.

| Wayan Sutrisna

13

Peduli Korban LongsorPMI Kab. Karangasem

PMI Kab. Klungkung

Pertahankan Eksistensi SATIN PMI Klungkung

Dalam pengembangan kapasitas sumber daya manu-sia khususnya di bidang Palang Merah Remaja (PMR), PMI Kab. Klungkung membentuk suatu wadah yang dinamakan Satuan Inti (Satin). Sejak tahun 2008 sudah 5 generasi SATIN PMR Wira PMI Kabupaten Klungkung dibentuk, salah satunya adalah Satin PMR Wira SMK N I Klungkung. Guna mempertahankan ek-sistensinya maka dilaksanakalnah Diklat Satin angkatan ke - VI pada 11 -14 Desember 2012 di pura dalem Desa adat Akah, Kec. Klungkung, Kab. Klunkung. Kegiatan diikuti oleh 43 orang calon anggota SATIN PMR WIRA yang diambil dari SMA/SMK Negeri/Swasta Se–Ka-bupaten Klungkung dan 50 orang PMR Wira SMK N I Klungkung. Pada kegiatan pembukaan yang juga dihadiri Bapak Wakil Bupati Klungkung selaku Pembina upacara memberikan we-jangan kepada peserta agar semaksimal mungkin menjalani kegiatan dan mengambil hal positif untuk diimplemantasikan dimasyarakat luas bahkan keluarga terkecil sekalipun. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pem-binaan PMR di PMI Kabupaten Kungkung terhadap generasi muda di kabupaten klungkung terutama yang tergabung dalam suatu wadah yaitu Palang Merah Remaja khususnya di tingkat WIRA ( PMR yang ada di tingkat SMA ). Sehingga melalui kegia-tan ini nantinya anggota PMR Wira dapat meningkatkan peng-etahuan terkait dengan PMI pada umumnya dan PMR khususnya. Disisi lain peserta diharapkan lebih aktif dalam melaksanaan kegiatan – kegiatan kepalangmerahan baik di sekolah masing - masing maupun untuk menunjang kegiatan – kegiatan yang di programkan oleh PMI Kabupaten Klungkung yang selama ini telah berjalan. |Urip

PMI Kota Denpasar

Cetak Fasilitator HIV & AIDS untuk Sebaya HIV&AIDS merupakan salah satu penyakit dengan ang-ka kejadian yang masih terbilang tinggi. Di Bali sendiri, penye-baran HIV&AIDS pun tidak kalah dari penyakit yang lainnya. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai HIV&AIDS dan pergaulan yang bebas antar remaja. Remaja yang merupakan tulang punggung bangsa harusnya mengetahui lebih spesifik apa itu HIV&AIDS dan apa dampaknya kedepan bagi diri dan bangsanya. Berdasarkan keprihatinan itulah, PMI Kota Denpasar mengadakan Pelatihan Fasilitator Pendidik Remaja Sebaya PMI Kota Denpasar. Pelatihan ini merupakan aplikasi dari pelati-han sejenis yang diselenggarakan oleh PMI Provinsi Bali dan peserta dari pelatihan tersebut bisa mengaplikasikan ilmunya dalam kegiatan ini. Kemudian diharapkan para peserta Pelati-han Fasilitator Pendidik Remaja Sebaya ini dapat memberikan informasi mengenai HIV&AIDS kepada sebayanya. Pelatihan ini berlangsung selama lima hari yaitu dari tanggal 16-20 April 2013 bertempat di Gedung KNPI, Jl. Treng-guli, Tembau, Denpasar Timur yang melibatkan 23 peserta dari target peserta sebanyak 25 orang. Peserta sendiri terdiri dari anggota PMR dan KSR-PMI Perguruan Tinggi se-Denpasar. Materi yang disampaikan antaralain, tentang seputaran HIV dan ADIS, Kesehatan Reproduksi, Napza, serta materi-materi pendukung kegiatan HIV dan AIDS sampai pada bagaimana peserta mampu berpartisipasi dan merangkul teman sebayanya untuk bersama-sama mencegah laju pertumbuhan HIV dan AIDS di Bali. | Dede

Page 14: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Lintas Kab/Kota

14

Dalam upaya meningkatkan Respon Tanggap Darurat Bencana,PMI Kabupaten Bangli menjalin kerja sama yang san-gat baik dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangli. Di usianya yang sangat dini, BPBD Kabupaten Bangli memiliki eksistensi sebagai badan yang sangat aktif dalam

pemantauan bencana yang terjadi di Kabupaten Bangli. Dalam perkembangan kegiatan tanggap darurat bencana yang terjadi di Kabupaten Bangli, baik PMI maupun BPBD menjalin suatu sis-tem yang saling memberikan kontribusi sehingga setiap kegiatan tanggap darurat yang dilaksanakan dapat terlaksana dengan baik. Kerjasama ini diperlihatkan kembali saat terjadi ben-cana kebakaran di Desa Jelekungkang, Kecamatan Bangli, Ka-bupaten Bangli pada tanggal 27 Februari 2013. Awalnya BPBD memberikan infomasi kepada PMI Kabupaten Bangli bahwa telah terjadi Bencana Kebakaran di Desa Jelekungkang pada pukul 09.30 tepatnya di rumah I Nyoman Saja. Mendapat informasi tersebut PMI kabupaten Bangli dengan sigap langsung terjun ke lokasi kejadian menggunakan ambulans guna mendukung opera-si tanggap darurat bencana. PMI Kabupaten Bangli melaksanakan assessment dan membuka posko kesehatan darurat bagi masyarakat dan petugas yang ikut terlibat. Masyarakat terlihat bahu membahu mem-bantu Pemadam Kebakaran dalam upaya untuk memadamkan api yang masih berkobar dan sekitar pukul 13.00 wita, api pun bisa di padamkan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, hanya kerugian secara materi yang dialami oleh bapak I Nyoman Jasa akibat dari rumahnya yang mengalami kebakaran. Berdasarkan hasil data assessment yang telah dilak-sanakan, PMI Kabupaten Bangli memutuskan untuk memberikan bantuan berupa 1 Buah Family Kit dan 1 buah Higene Kit. Peny-erahan bantuan tersebut dilaksanakan pada tanggal 01 maret 2013 dan diserahkan langsung oleh I Ketut Pasek Lanang Sadia, AP.M.Ag. Pengurus PMI Kabupaten Bangli. | PMI Bangli

“Palang Merah Indonesia diharapkan mampu menyu-sun perencanaan secara reguler dan konsisten, sehingga masyarakat di Tabanan tidak sampai kekurangan Darah“,demikian sambutan tertulis Bupati Tabanan yang dibacakan oleh Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya, SE MM dalam acara Musyawarah Kerja Kabupaten (Mukerkab) PMI Kabupaten Tabanan Tahun 2013, Selasa (5/3/2013) lalu. Beliau juga menyampaikan dalam musyawarah ini agar dijadikan evaluasi secara menyeluruh termasuk apa yang akan direncanakan dan dilaksanakan pada 2013 oleh PMI Kabupaten Tabanan. Semua komponen harus bekerjasama seh-ingga apa yang diprogramkan dapat berjalan sesuai. Pemerin-tah juga senantiasa mendukung semua usaha yang dilaku-kan PMI, karena PMI satu-satunya organisasi yang dapat menyediakan darah bagi masyarakat. “Buatlah program yang mampu melayani masyar-akat sehingga PMI menjadi gerbang terdepan yang selalu ada untuk masyarakat” Tegas Sanjaya yang juga sebagai Ketua PMI Kabupaten Tabanan. Musyawarah yang diselenggarakan di Markas PMI Kabupaten Tabanan ini juga dirangkaikan den-gan acara Penutupan Bulan Dana Tahun 2012 PMI Kabupaten Tabanan yang memperoleh hasil sekitar 130 juta rupiah.Dalam acara tersebut dihadiri oleh Pengurus PMI Kabupaten Tabanan, PMI Provinsi Bali, para relawan dan juga intansi terkait serta lintas sektor yang ada di wilayah Kab. Tabanan. | Rio

PMI Kab. Bangli

Tanggap Menghadapi Si Jago Merah

PMI Kab. Tabanan

Perencanaan PMI Yang Konsisten

Page 15: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

15

Profil PMI

PMI Kab. Badung PMI Kab. Badung menjadi penerima program Palang Merah Hongkong berdasarkan kondisi strategis yang dimiliki, seperti wilayah Kab. Badung yang merupakan Daerah wisata yang terkenal, seperti Kuta, Nusa Dua,dll. Selain itu PMI Kab. Badung memiliki kekuatan kapasitas organisasi yang kuat dibandingkan dengan PMI Kab./Kota lainnya di Bali khususnya dalam hal penggalangan dana, bantuan hibah yang diterima sampai dengan komunikasi yang harmonis dengan Pemerintah Kabupaten Badung. PMI Kab. Badung yang bermarkas di Jl. Imam Bonjol KM 3 No. 182 Denpasar ini, diketuai oleh Drs. I Ketut Sudikerta (wakil Bupati Badung) ini memiliki berbagai program yang terkait dengan kemanusiaan diantaranya, PMI Kab. Badung berhasil dalam mengad-vokasi pemerintahnya untuk dapat menyediakan darah gratis bagi masyarakat Badung hingga saat ini. Hal inilah yang menjadi sebuah prestasi PMI Kab. Badung yang patut men-jadi contoh bagi PMI Kab./Kota lainnya.

PMI Kota Denpasar PMI Kota Denpasar memiliki markas bersebelahan dengan PMI Kab. Badung dan PMI Provinsi Bali tepatnya di Jl. Imam Bonjol Km 3 No. 182 Denpasar. PMI Kota Denpasar memi-liki kekuatan kapasitas organisasi yang paling memadai terutama dalam hal jumlah Korps Sukarela terbanyak di Bali. Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi tidak luput dari penye-baran HIV dan AIDS. Mengingat Denpasar merupakan daerah tujuan utama urbanisasi. Perkembangan kota Denpasar yang begitu pesat, ditambah dengan status Kota Den-pasar diperingkat I dalam temuan kasus HIV dan AIDS di Bali, mendorong PMI Kota Denpasar yang diKetuai oleh I Made Sudhana Satrigraha, M.Si untuk dapat membantu pemerintahnya dalam menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS di wilayahnya. Dengan kekuatan kapasitas relawan terbanyak di Bali mendorong PMI Kota Den-pasar dalam memperdayakan dan mengedukasi para relawannya dalam menyebarkan informasi terkait HIV dan AIDS di wilayah Denpasar terutama untuk remaja sebaya melali berbagai pelatihan dan pendidikan remaja sebaya.

PMI Kab. Buleleng Hampir sama dengan PMI Kota Denpasar, PMI Kab. Buleleng dikenal dengan kekua-tan kapasitas organisasinya terutama tenaga relawan yang militan. Tapi berbanding terbalik dengan PMI Kab. Badung dalam hal pendanaan, PMI Kab. Buleleng termasuk dalam penerima dana hibah terendah dibanding dengan PMI Kab./Kota lainnya di Bali. PMI Kab. Buleleng yang diketuai oleh Dr. Made Pustaka ini juga memiliki komit-men dalam membantu dan mendukung pemerintahnya dalam berbagai kegiatan kemanusian termasuk dalam penanggulangi penyebaran HIV dan AIDS. Tercatan data KPAD th 2012, Kab. Buelelng menduduki peringkat ke II dengan kasus HIV dan AIDS di Bali. Hampir sama dengan PMI Kota Denpasar dan Kab. Badung, pada bulan April 2013, PMI Kab. Buleleng turut serta melaksanakan pelatihan fasilitator Pendidik Remaja Sebaya. Hal ini menjadi salah satu bentuk tindakan yang dituangkan dalam kegiatan pelatihan oleh PMI Buleleng dalam pendidikan remaja terkait HIV dan AIDS. Dimana diharapkan kedepan para fasilitator muda ini dapat memberikan informasi terkait HIV dan AIDS kepada remaja sebaya.

Komitmen PMI Dalam mendukung program pemerintah baik dalam lingkup kemanusiaan maupun dalam kesehatan selalu dituangkan dalam program kerja serta kegiatan yang riil dan positif. PMI Provinsi Bali dengan dukungan program Palang Merah Hongkong, menuang-kan program HIV dan AIDS dalam program kerjanya serta dengan dukungan dari PMI Kab./Kota penerima program maupun yang tidak, selalu berupaya dalam mendukung pemerintahnya dalam melaksanakan misi kemanusiaan. | Okta, laporan : Mega, Amin

Bali sebagai pulau pariwisata yang ramai dikunjungi oleh

banyak wisatawan lokal maupun internasional, mena-rik banyak manfaat maupun polemik dalam masyarakat. Banyaknya wisatawan yang

berkunjung ke Bali, harusnya sekaligus meningkatan kewas-padaan masyarakat, terutama kewaspadaan terhadap penu-laran penyakit menular, sep-

erti HIV dan AIDS. Hal ini tidak terlepas dari tingkat kasus HIV dan AIDS di Bali masih menem-pati peringkat ke III (data KPA

Kota Denpasar tahun 2012, http://kpa.denpasarkota.go.id/

data-hivaids.php).

Kenyataan inilah menjadi salah satu pedoman PMI Provinsi Bali dalam membantu pemerintah

dalam menanggulangi penular-an HIV dan AIDS di Bali. Dengan

dukungan dari Palang Merah Hongkong, PMI Provinsi Bali berkomitment dalam upaya

menanggulangi penyebaran HIV dan AIDS di Bali. Untuk itu PMI Provinsi Bali menargetkan pro-gram HIV dan AIDS di 3 (tiga) PMI Kab./kota di Bali, yaitu PMI Kab. Badung, PMI Kota

Denpasar dan PMI Kab. Bule-leng. Tiga kabupaten dan Kota ini dipilih berdasarkan dengan

data kejadian kasus serta kekuatan kapasitas organisasi

yang dimiliki.

Program HIV & AIDS sasar 3 Kab./Kotadengan Rangking Teratas

Page 16: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

PMR - Relawan

UKM KSR-PMI KUSUMA MANDALA STIKes WIRA MEDIKA PPNI BALI melakukan peringatan hari AIDS sedunia dengan kegiatan penggalangan tanda tangan pada 30 November 2012 di kampus STIKes Wira Medika. Target Mahasiswa, staf dan dosen sangat antusias dengan kegiatan, ini terbukti dari banyaknya tanda tangan yang dikumpulkan. Kegiatan ini dilanjutkan dengan aksi turun ke jalanan dengan pembagian 1000 pita disertai brosur dan stiker yang berisikan informasi tentang HIV dan AIDS. Aksi turun ke jalan ini dilakukan di perempatan Tohpati. Animo positif dari peng-guna jalan sangat besar dengan kegiatan ini dan mendukung untuk kegiatan yang lebih lanjut. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi melalui pengguna jalan raya dan masyarakat luas. Dengan berbekal pengetahuan mengenai apa itu HIV dan AIDS dan dampaknya maka masyarakat akan lebih menjaga dirinya dan orang-orang yang dicintainya untuk tidak mendekatkan diri ke HIV dan AIDS. | Dede

16

Sebuah hadiah telah dipersembahkan oleh KSR-PMI Unit STIKI kepada kampus tercinta. Pada 14 April 2013, Kampus STMIK STIKOM INDONESIA berulang tahun ke 5, dan KSR-PMI Unit STIKI ikut serta dalam perayaan ini. Pada moment istimewa ini, KSR-PMI Unit STIKI menggelar Workshop Jurnalis Palang Merah Remaja (PMR) WIRA se-Bali yang dikuti oleh 23 orang peserta se-Bali. Kegiatan yang terlaksana pada 13-14 April 2013 ini bertujuan untuk menambah pemahaman dan keterampilan PMR dalam bidang jurnalistik. Untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan masyarakat dalam ikutserta dalam kegiatan kemanusiaan, KSR-PMI Unit STIKI juga menggelar kegiatan donor darah yang bertajuk “Blood Donor Is Hero”. Kegiatan lainnya berupa persembahan istimewa untuk kampus tercinta yaitu dengan mengundang NANO BIROE dengan sumbangan beberapa lagunya. Tidak berhenti disana saja, KSR-PMI UNIT STIKI juga menggelar pelatihan Pertolongan Pertama untuk masyarakat pada 19 April 2013, yang mengikutsertakan masyarakat maupun mahasiswa kampus untuk memperoleh pelatihan pertolongan pertama. Dari berbagai kegiatan dilaksanakan diharapkan men-jadi contoh bagi generasi muda tentang pentingnya menum-buhkembangkan rasa kemanusian dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan, sehingga dapat memeberikan manfaat postif bagi masyarakat. | Pandu Gilang Karya

Pendidikan bisa berasal dari mana saja dan siapa saja, inilah yang bisa dilihat dari pedidikan remaja sebaya yang dilaksanakan oleh Satuan Inti (SATIN) PMR-PMI Kabupaten Bule-leng pada 24 Maret 2013. Kegiatan yang dilaksanakan di SMPN 1 Seririt ini mengikutsertakan siswa-siswa sekolah di wilayah Kecamatan Banjar, Seririt, Busungbiu dan Gerogak. Para remaja PMI yang mengikuti kegiatan ini diberikan pembekalan materi terkait pendidikan remaja khususnya ma-teri pacaran yang sehat. Disadari betul oleh PMI Kab. Buleleng akan banyaknya kasus sex bebas yang melibatkan anak-anak dibawah umur. Olehnya Satin PMR-PMI Kabupaten Buleleng yang telah terlatih dan memiliki kompetensi dalam pendidikan remaja sebanya mengajak 121 orang peserta untuk belajar dan mawas diri dalam pergaluan bebas saat ini. Pendidikan Remaja Sebaya ini diharapkan dapat memberikan pembekalan yang cukup kepada peserta dalam memahami pergaulan yang sehat dan aman sehingga nantiny mereka dapat menyebarkan pengetahuan mereka kepada te-man sebaya mereka baik di lingkungan rumah maupun sekolah. | Daud

Pengabdian 5 Th di Kampus STIKI

Aksi Kumanuntuk HIV & AIDS

Berbagi bersama pendidikan remaja sebaya

Regenerasi Satin Bangli Regenerasi relawan PMI diperlukan guna peningkatkan peran PMI di masyarakat. Untuk itu, PMI Kabupaten Bangli kem-bali melaksanakan pembentukan Satuan Inti bagi PMR baik ting-kat SMA maupun SMP melalui kegiatan pendidikan dan latihan (DIKLAT) pada 17-20 Januari 2013 bertempat di Lapangan Umum Widya Laya, Kelurahan Kubu Kab. Bangli. Kegiatan diikuti oleh 101 orang yang mewakili 12 SMA/SMK dan 17 SMP di Kab. Bangli. Pendidikan dan latihan yang diberikan kepada peserta berupa pembekalan terkait pengetahuan dalam gerakan kepal-angmerahan. Kegiatan dibuka oleh Pengurus PMI Kabupaten Bangli yang diwakili oleh Sekretaris Pengurus, I Ketut Pasek Lanang Sadia, AP.M.Ag, berpesan “peran serta relawan sangat-lah penting dalam pelayanan PMI kepada masyarakat”. Penempaan ilmu baik pengetahuan maupun mental diberikan kepada peserta sehingga kedepannya peserta dapat menjalankan tugas-tugas kemanusian di lingkungannya. Penge-sahan peserta sebagai anggota SATIN PMR PMI Kabupaten Bangli dilaksanakan pada 20 Januari 2013.| Sutresna

Page 17: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

PMR - Relawan

Belajar dan pengembangan kompetensi generasi muda, inilah yang dlaksanakan oleh PMI Kabupaten Badung dalam meningkatkan kompetensi SATGAS (satuan Tugas Siaga Sukarela) PMR PMI Kabupaten Badung. Kegiatan yang usung oleh PMI Kabupaten Badung diantaranya berupa Road Show dan Latihan Bersama (LatBer) ke sekolah-sekolah menengah pertama (SMP) di wilayah Kabupaten Badung. Kegiatan ini dilaksanakan dari Januari-Mei 2013, pemberian materi seperti, materi Pertolongan Pertama, Kepemimpinan, Donor Darah Sukarela, Ayo Siaga Bencana, Pendidikan Remaja Sebaya, Remaja Peduli Sesama dan Mengenal Gerakan yang langsung diberikan oleh anggota SAT-GAS PMR PMI Kab. Badung dengan dikoordinir oleh Markas PMI Kab. Badung. Berbagi pengetahuan terkait kepelangmerahan dapat dilaksanakan oleh siapa saja dan dimana saja, guna mendekatkan PMI kepada masyar-akat, bahkan oleh siswa sekolah sekalipun. Inilah contoh nyata yang telah dilaksanakan dan dibuktikan oleh SATGAS PMR PMI Kabupaten Badung dalam kegiatan Raod Show dan LatBer. “Yang Muda Berkarya”. | Mega

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, KSR-PMI Unit Universitas Udayana menggelar kegiatan “KSR-PMI Unit Universtas Udayan Goes to Public” . Kegiatan yang dilaksanakan yang sehari di Gedung PWI (Persatuan Watawan Indonesia)-Lumintang-Denpasar pada 19 Pebruari 2013 ini bertemakan “Sehat, Cerdas, Ceria” memiliki tujuan untuk menyehatkan masyarakat, mencerdaskan masyarakat dan mem-buat masyarakat tersenyum senang. Kegiatan ini menyasar masyarakat umum beserta siswa sekolah. Kegiatan yang diisi dengan pemeriksaan kesehatan, kesehatan mata, gigi serta donor darah mampu menyedot animo masyarakat. Selain kegiatan disekitar kesehatan, KSR-PMI Unit Unud juga menggelar lomba poster untuk PMR (Palang Merah Remaja) se- Denpasar dan Badung serta lomba mewarnai untuk anak-anak TK (Taman Kanak-Kanak).” Semoga hal ini dapat menjadi cerminan eksistensi organisasi PMI pada umunya dan KSR-Unit KSR Universitas Udayana (UNUD) pada khusus-nya”, ujar Ketua Panitia. | “EDI”

Kancil Tabanan “sikat” Pantai

Seiring berjalannya waktu aktifitas pengunjung di pantai-pantai tabanan semakin meningkat. Pengunjung pantai kerap tidak memperha-tikan kebersihan dan keindahan pantai dengan membuang sampah sem-barangan masih sering terjadi, dari permasalahan ini Kancil (Gerakan Pecinta Lingkungan) yaitu komunitas relawan PMI Kabupaten Tabanan yang terdiri dari KSR, PMR, dan Satin PMI Kabupaten Tabanan menggelar operasi pada 24 Pebruari 2013 di pantai Kedungu, Kec. Kediri, Tabanan. Pantai Kedungu dipilih untuk menjadi target operasi kali ini karena bentuk pemerataan program aksi kancil yang selama ini sudah melaksana-kan aksi di berbagai pantai lainnya yang ada di Tabanan. Tidak hanya aksi bersih pantai, tetapi Kancil juga kerap melaksanakan aksi di perkampungan warga. Program Aksi Kancil ini tidak terlepas dari program dan komitmen PMI Kabupaten Tabanan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. “Langkah kecil ini harus kita lakukan untuk merangsang masyar-akat untuk peduli dengan lingkungan sekitar yang merupakan aset ber-sama”, jelas Hendra Wija Mukti sebagai koordinator aksi. “Lingkungan dalam hal ini tidak hanya pantai saja tetapi lingkungan perkotaan juga akan menjadi perhatian kami, dengan harapan masyarakat tergerak untuk turut peduli dengan permasalahan ini” lanjutnya. | Agus Anggita

Road Show SATGAS PMR PMI Kab. Badung

17

Menyambut Hari AIDS se-Dunia yang jatuh pada 1 Desember, KSR-PMI Guna Bhakti Universitas Warmadewa (Unwar) menggelar kegiatan bertajuk “Musikustik Anti Stigma”. Kegiatan Musikustik ini digelar pada 30 Nopember 2012 di Lapangan Volley Universitas Warmadewa. Musikustik bertujuan untuk menggalang dukungan sekaligus menyebarkan informasi kepada mahasiswa ataupun masyarakat akan bahaya HIV dan AIDS serta menghentikan tindakan diskriminasi terhadap ODHA. Turut memeriahkan acara ini yaitu Tanda Tanya, Damar, Magic Flame, Normal, The Rolic dan Widi “Duo Thiwi” serta bintang tamu utama yaitu Nanoe Biroe yang tampil di malam hari atau malam puncak. Selain ber-musik ria, para pengunjung juga diajak untuk ikut dalam donor darah yang juga ikut serta memberikan pengetahuan kepada para pengunjung sekitar informasi dan bahaya HIV dan AIDS yang dikemas dalam acara talk show. Generasi muda dalam hal ini mahasiswa sebagai generasi intelektual, dapat memahami dan mengerti akan bahaya HIV dan AIDS, serta dapat mem-berikan informasi kepada lingkungan mereka mengenai HIV dan AIDS. | Ratih

Apresiasi Karya Bhakti Muda Mengabdi, Muda Berkarya

MusiKustik Anti Stigma,

Page 18: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Dari Relawan

18

Satu tetes adalah nyawaSatu tetes adalah kehidupanBerjuang tertatih untuk bertahan

Lalu apa?Aku tak pernah ingin menjadi hari iniAku tak pernah bermimpi untuk terhinaAku tak pernah berharap mampu dicela

Apa daya...raga telah ternoda

Setetes telah membuat seluruh jiwa rusakSetetes telah membuat segalanya terpecah dan setetstelah membuat semuanya berbeda

Hanya caci, cela dan hinaKetika langkah harus salahKetika langkah harus tak searah

Akupun rusak olehnyaPerlahan membuat jiwa sengsaraPerlahan menghancurkan ragaPerlahan membuat kehilangan nyawa

HIV dan AIDS.. saatnya kita cegah bersama

Stop HIV dan AIDS!

| Echa

STOP HIV & AIDS

Page 19: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Sosok

19

A. Data PribadiNama : Dr.A.A. Sagung Mas Dwipayani, M.KesJenis Kelamin : PerempuanTempat/Tgl.Lahir: Denpasar, 28 Juni 1972Golongan Darah : ABSuami : A. A. Ngurah Ramajaya, SEAnak : 1. A.A. Sagung Karinia Jaya 2. A.A. Ngurah Pramadita JayaStatus di PMI : Anggota Pengurus Bid. Kesehatan Alamat rumah : Jl. Jayagiri XVIII/II DenpasarNo. Telp Rumah : 0361 246 161No. HP : 081 797 770 94

B. Pendidikan 1. SD 7 Pemecutan2. SMP 1 Denpasar3. SMA N 1 Denpasar4. FK Udayana5. S2 Manajemen Gizi UNAIR

C. Pengalaman Kerja1. Dokter PTT2. Dokter Puskesmas Sukasada II3. PNS Dinas Kesehatan Provinsi Bali

D. Pengalaman Organisasi1. OSIS ( SMP, SMA)2. SENAT Udayanan3. PKK4. Speaking Universal Health Coverage pada Asia

Pacific Action Alliance On Human Resource for Health, Sanur Paradise

5. Delegasi, 43rd Union World Conference On Lung Health, Kuala Lumpur

6. Narasumber Health Sistem in Bali for student and lectures Exchange Saint Louis College, Bangkok - Thailand.

BIODATA

dr. A.A. Sagung Mas Dwipayani, M. KesAnggota Pengurus Bidang Kesehatan PMI Provinsi Bali

dr. Sagung demikianlah panggilan akrabnya, sosok ramah dan murah senyum ini bisa dika-takan cukup dikenal masyarakat khususnya ketika dia bertugas se-bagai Kepala Puskesmas di Desa Sukasada 2 Buleleng. Selama bertugas di sana pula, dr. Sagung mendapatkan penghargaan dari Bapak Presiden RI (Susilo Bam-bang Yudhoyono) sebagai dokter teladan di tahun 2005. Idealis mempertahankan komitment dilaksanakan dalam menjalankan tupoksi sebagai kepala Puskesmas yaitu “Promotif, Pre-ventif, Kuratif dan Rehabilitatif”. Dengan dibantu oleh 42 per-sonil tenaga perawat dan men-gakomodir 6 (enam) Desa dimana hanya terdapat PUSTU dan PUSKES-DES. Dalam melaksakan kegia-tanya sebagai pelayan masyarakat beliau memiliki pemikiran “kalo saya tidak mengenal mereka, saya tidak akan bisa mengenal ban-yak hal untuk mengetahui keingi-nan masyarakat di wilayah kerja saya”, begitu ujar ibu dua anak ini. Pada awalnya dr. Sagung yang juga pernah menjadi pembic-ara tingkat Asia Pasifik tentang Hu-man Resource dengan tema JKBM di Sanur Paradise mewakili Provin-si Bali beberapa tahun lalu ini melihat PMI hanya sebatas penye-diaan darah dan kegiatan donor

J i w a P M I harus tetap dikumandangkan

darah. Namun ketika masuk lebih dalam ternyata banyak hal yang masyarakat perlu untuk mengetahui akan organisasi ke-manusiaan ini. Bahwa kegiatan PMI sangat banyak tidak hanya donor darah saja. Semua komponen PMI baik markas dan rela-wan, memiliki tugas dan peranan masing-masing dalam mem-bina dan menjaga hubungan dengan markas PMI Kabupaten dan Kota di Bali. dr. Sagung bergabung dengan kepengurusan PMI Provinsi Bali pada masa bhakti 2010-2015, sumpah pengabdianpun disam-paikan di hadapan Ketua Umum PMI Bapak H. M. Jusuf Kalla yang melantiknya kala itu. Selaku Pengurus beliau sangat menyayangkan ketika PMI seperti dilupakan yang seyogyanya semua pihak harus saling bahu membahu untuk ikut memiliki dan membesarkan PMI.

dr. Sagung juga turut prihatin akan kondisi markas saat ini, “bagaimana kesiapsiagaan PMI beserta kompo-nenya jika dilihat dari segi hak dan kewajiban serta tugas yang di emban sangat jauh berbeda” un-gkapnya. Dr. Sagung juga memi-liki obsesi untuk terus mening-katkan semangat teman-teman markas dan relawan serta sekuat tenaga untuk memperkenalkan PMI dengan jajaran Pemerintah Provinsi dan birokrasi sehingga dalam melaksanakan program kerja yang didukung oleh pemer-intah dapat sesuai dengan aturan kepemerintahan namun tetap mengacu pada prinsip yang dipe-gang teguh oleh PMI. Pada Juni tahun 2012, selaku pengurus PMI, dr. Sagung mendapatkan tugas menghadiri RAKERNAS Bidang Kesehatan PMI di Bandung. Dimana hal ini men-jadi awal masuknya Hongkong Red Cross (HKRC) di PMI Provinsi Bali, setelah sebelumnya PMI Provinsi Bali menyampaikan proposal pen-anggulangan HIV dan AIDS kepada HKRC. Hal ini dikarenakan Bali menduduki peringkat ke-3 dalam penyebaran HIV dan AIDS di Indo-nesia. Dan pada tahun 2012, pro-gram ini resmi di mulai dengan wilayah target adalah Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar. Dalam kaitan ini dr. Sa-gung yang juga masih aktif di Dinas Kesehatan Provinsi Bali ini menghimbau masyarakat agar lebih waspada dan memahami seperti apa dan bagaimana cara penularan virus HIV dan AIDS ini. Sehingga diskriminasi dan anti

stigma terhadap ODHA tidak terjadi lagi. Dan tidak lupa dr. Sagung berharap dukungan dari seluruh lapisan masyarakat khususnya dalam segala kegiatan PMI, baik penggalangan dana dan pelayanan sosial maupun penanggulangan bencana. Sedangkan untuk jajaran PMI beliau berpesan agar lebih memahami penularan HIV dan AIDS melalui tranfusi, se-hingga bila ada masyarakat yang bertanya bisa memberikan pemahaman tranfusi darah yang aman. Dan kepada jajaran relawan PMI, dr. Sagung menyampaikan salam untuk seluruh Relawan, “Jiwa PMI harus tetap dikumandangkan oleh semua relawan PMI dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari untuk membantu masyarakat.” Taufan | Laporan : Sudiantara

Page 20: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

20

Bila ingin mengetahui kegiatan apa saja yang dilak-sanakan oleh PMI Provinsi Bali saat ini, berkunjung ke Posko siaga PMI Provinsi Bali merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tersebut. Posko PMI Provinsi Bali merupakan ruang pusat kendali kegiatan yang dilakukan oleh PMI khusunya di Bali. Pentingnya fungsi Posko yang tidak hanya sebagai Front Office-nya PMI dalam penyebaran data dan infor-masi kepalangmerahan, namun berfungsi juga dalam mencari dan menerima informasi mengenai kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan bencana.

Selain itu, Posko PMI Provinsi Bali beroperasi 24 jam selama 7 hari atau bisa diistilahkan dengan Posko 24/7. Jadi, masyarakat yang ingin mengetahui informasi tentang PMI baik itu tentang kegiatan dan pelayanan yang diberikan PMI, bisa kapan saja berkunjung ke Posko PMI Bali.

Posko yang baru dioperasikan pada tahun 2006 ini selalu stanby kapan pun. Baik pada saat situasi damai maupun pada saat Tanggap Darurat Bencana. Pada saat situasi damai, masyarakat dapat menanyakan infomasi kepalangmerahan, pelayanan PMI, informasi cuaca, riwayat kebencanaan, sistem peringatan dini kepada masyarakat, informasi stok darah, dan mengetahui informasi tentang pelayanan Ambulance yang diberikan oleh PMI. Lain halnya ketika situasi Tanggap Darura Bencana, yang mana Posko PMI Bali akan selalu meng-update data dan informasi tentang situasi dan pada terjadi suatu bencana atau kejadian. Disinilah petugas Posko dituntut untuk sigap dan peka terhadap informasi yang masuk, baik itu dari internal PMI Kabupaten/Kota se-Bali maupun dari instansi pemerintahan terkait, dan bisa juga dari masyarakat.

Keberadaan Posko PMI Bali ini sangat penting dirasa-kan oleh mayarakat. Meskipun awalnya masyarakat pada saat mendengar PMI, akan langsung berasumsi bahwa disanalah meraka akan mendapatkan darah, akan tetapi melalui Posko PMI Bali masyarakat akan bisa mengetahui bahwa banyak sekali kegiatan dan pelayanan yang diberikan oleh PMI selain memberikan pelayanan transfusi darah. Oleh karena itu, Posko PMI Provinsi Bali tidak akan pernah diam. Dia akan terus aktif untuk mengembangkan kapasitas, menghimpun dan menyebar-luaskan informasi kepada masyarakat.

| Diah~

Posko PMI BaliIs Never Die

Artikel/Opini

Seperti yang telah kita ketahui, PMI merupakan organisasi sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan, dimana dalam melaksanakan setiap kegiatan tentunya memerlukan SDM (sumber daya manusia) yang berkompeten dan mampu memberikan respon positif untuk membangun PMI lebih baik dan semakin baik lagi. Nah, pertanyaanya sekarang adalah bagaimana cara kita untuk merekrut adik-adik PMR yang nantinya mampu menjadi penerus PMI?

PMR terbentuk melalui kurikulum sekolah yang te-lah di tetapkan oleh sekolah itu sendiri, yaitu dengan diad-akan ekstra kurikuler PMR, dengan kriteria sesuai usia anak didik tersebut / tingkatan pendidikanya, seperti PMR Mula diikuti oleh anak tingkatan Sekolah Dasar (SD), PMR Madya

di ikuti oleh anak tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan terakhir adalah PMR Madya yang pada umumnya di ikuti oleh anak tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Dalam perekrutan, diusahakan tidak ada pemak-saan, melainkan melalui penjaringan minat dan kemauan, tapi sering kali fakta di lapangan menunjukkan adanya PMR sebagai ekstra kurikuler wajib (diharuskan) di se-kolah. Lalu apa usaha kita untuk membuat PMR benar-benar menjadi ekstra yang disegani anak didik? Caranya sangat mudah, jangan pernah memberikan pelatihan / ektra itu hanya di kelas saja, usahakan pembelajaran yang kita berikan adalah secara bervariasi, di kelas, di lapan-gan, belajar dan bermain kita selang seling, buatlah PMR semenarik mungkin, sehingga siswa tidak pernah jenuh untuk mengikuti seluruh kegiatan PMR yang kita berikan.

Pertanyaan selanjutnya, masih adakah sekolah yang tidak mengenal PMR? Memang sangat di sayangkan jika ada beberapa sekolah yang belum mengenal PMR. Fak-ta di lapangan membuktikan, ada beberapa sekolah yang belum mengenal PMR, bahkan sama sekali tidak pernah tahu apa itu PMR. Solusinya? Tentu saja, PMI bekerjasama dengan sekolah terkait untuk mengadakan dan membentuk kurikulum PMR serta mulai mengenalkan kepada siswa apa sih PMR, apa sih PMI, sehingga selanjutnya dapat terjaring adik-adik PMR untuk generasi seterusnya.

Sekarang tinggal peran PMI bagaiman menguatkan PMR agar tetap terjaga, yaitu PMI mampu memperhatikan dan memfasilitasi segala kebutuhan adik-adik PMR sesuai dengan apa yang mereka butuhkan untuk keperluan pelati-han, dan teman-teman PMI, mari kita sama-sama menjaga PMR agar tetap jaya dan mampu menjadi generasi penerus PMI yang lebih baik dan semakin baik lagi!.

| Echa

Jaring Generasi Penerus melalui PMR

Page 21: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

Info UDD

Sesuai dengan hasil riset kesehatan dasar yang dilakukan oleh Kemen-trian Kesehatan RI tahun 2008 ditemukan fakta prevalensi HBsAg pada populasi umum adalah 9,4% sedangkan prevalensi infeksi virus Hepatitis C pada pasien anak dengan kelainan darah ditemukan sebesar 39% dan Prevalensi HIV pada dewasa 0,2%. Prevalensi ketiga infeksi virus terse-but tergolong tinggi dan dapat berdampak luas karena infeksi tersebut bisa ditularkan melalui transfusi darah (IMLTD). Guna mencegah risiko IMLTD , uji saring darah mutlak dilaku-kan. Upaya yang telah dilakukan oleh Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) selama ini dengan menerapkan uji saring serologi (uji saring terhadap antibodi dan atau antigen virus yang bersangkutan). Penelitian menunjukkan bahwa uji saring serologi belum bisa menying-kirkan risiko infeksi yang berasal dari donor dalam periode jendela in-feksi (windows period). Periode jendela yang dimaksud adalah suatu keadaan dimana donor sudah terinfeksi namun antigen atau antibodi virus belum terdeteksi pada pemeriksaan laboratorium. Untuk memperpendek periode jendela, UDD PMI khususnya UDD PMI Provinsi Bali menganggap perlu melakukan langkah penambahan uji saring yang tingkat sensitivitas dan spesifisitasnya lebih superior dibandingkan uji saring serologi. Teknik uji saring yang dimaksud adalah uji saring dengan metode NAT (Nucleic Acid Test). Uji saring NAT mampu mendeteksi keberadaan DNA/RNA virus, sebagai upaya untuk mening-katkan keamanan darah secara signifikan. Uji saring NAT itu sendiri sudah diterapkan di beberapa Negara seperti : USA, Prancis, Australia, Selandia Baru, Singapura, Hongkong, Malaysia, Thailand, India dan bahkan Afrika selatan, dan untuk di Indonesia baru 6 UDD besar yang melakukan ( UDD PMI Pusat, UDD PMI DKI Jakarta, UDD PMI Kota Bandung, UDD PMI Kota Surabaya, UDD PMI Kota Semarang dan UDD PMI Provinsi Bali ). Uji saring NAT mampu mendeteksi adanya infeksi virus lebih dini meskipun kadar virus didalam darah sangat rendah. Data penelitian menunjukan uji saring NAT mampu mengurangi periode jendela infeksi antara 37% hingga 92%. Hal tersebut dimungkinkan karena kemampuan NAT mendeteksi DNA/RNA virus dalam darah jauh sebelum antigen dan antibodi terdeteksi sehingga risiko IMLTD akan semakin kecil. Dari hasil kajian UDD PMI Pusat, didapatkan bahwa 6 dari 931 (0,64%) sampel den-gan uji saring serologi dengan metode ELISA non reaktif terhadap Anti-HIV, Anti –HCV dan HBsAg ternyata reaktif pada uji saring NAT.

Langkah yang diambil UDD PMI Provinsi Bali dengan menggu-nakan uji saring NAT merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keamanan darah dan menekan risiko IMLTD pada pasien yang menerima transfusi darah. Langkah ini mengacu pada algoritma uji saring darah standar Internasional dengan menerapkan kombinasi uji saring NAT den-gan uji saring serologi (ELISA). Disamping jaminan tingkat kaeamanan yang lebih tinggi, kombinasi uji saring serologi dan uji saring NAT juga memberikan keuntungan ganda pada pasien. Pasien tidak perlu menge-luarkan biaya tambahan untuk uji serologi ulang. Karena terkendala oleh mahalnya alat dan reagen uji saring NAT, pemeriksaan tersebut sulit dijangkau oleh UDD PMI Kabupaten/Kota di Bali, UDD PMI Provinsi Bali mengambil kebijakan dengan mengadakan centralisasi uji saring NAT dalam artian UDD PMI Kabupaten/Kota seluruh Bali agar membawa sampel darah ke UDD PMI Provinsi Bali dan tidak lagi memakai pemeriksaan manual yang selama ini masih dilakukan . Nanti-nya diharapkan ke depan darah yang diberikan ke pasien di seluruh UDD PMI Kabupaten/Kota se-Bali kualitas keamanannya sama dan lebih safe .

21

Sumber dan rekomendasi : PMI Pusat Jakarta, UDD PMI Pusat Jakarta, Prof,Dr.dr,AAG.Sudewa Djelantik,SpPK(K) (Direktur UDD PMI Provinsi Bali), Dr Kadek Mulyantari.SpPK (Staf Dokter UDD PMI Prov. Bali)Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah IndonesiaPerhimpunan Dokter Transfusi Darah IndonesiaInternal Novartis Data (distributor NAT).

N.A.TDARAH SEMAKIN AMAN DENGAN

UJI SARING

Page 22: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

22

Omas

Untuk kegiatan di sepu-taran acara balap, PMI ada itu penting. Karena kalau ada pembalap yang jatuh, celaka atau cidera PMI pastinya selalu siap mem-bantu dan menolong.

Yang jelas PMI harus siap dengan segala kejadian yang ada diseputaran balap yang penting ada Ambulance ^_^

PMI adalah sebuah organisasi sosial kemanusiaan di indonesia adapun yang saya tau PMI itu suatu organisasi yg tidak pernah memandang atau berpihak pada suatu golongan politik, ras ataupun agama. Selama ada yg membutuhkan pertolongan demi keselamatan jiwa manusia PMI akan selalu membantu, itu yg saya tau. Terkait HIV dan AIDS sejauh yg saya tau HIV adalah sebuah virus ganas yang bisa menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS : adalah nama penyakit akibat dari terkenanya virus HIV. AIDS menular yangg bisa membuat pend-eritanya meninggal dunia karena sudah tidak memiliki daya ketahanan tubuh. Jadi saran saya hindari sex bebas atau selalu menggunakan pengaman jika melakukan hubungan intim,jauhi penggunaan narkoba apa lagi penggunaan jarum suntik secara bersama. Harapan saya kedepan buat PMI agar senantiasa berperan aktif dalam usaha menekan angka penularan Virus HIV /AIDS . sehingga generasi muda bangsa kita terhindar dari ganasnya virus HIV / AIDS.

Palang Merah Indonesia (PMI) telah menunjukkan kiprah dan eksistensinya dalam pelaksanaan tugas-tugas kemanusiaan di Indonesia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa pemahaman dan pandangan masyarakat masih sangat beragam akan

keberadaan organisasi ini. Kegiatan Bulan Dana dan Donor Darah sepertinya menjadi cap yang melekat dengan keberadaan Organisasi PMI. Berikut hasil penelusuran Redaksi Sumbangsih terkait beberapa kesan masyarakat yang dikemas dalam rubrik

Opini Masyarakat (Omas).

Apa kata mereka ...

Trisna SteePenyanyi

Yudha MandhiryPembalap

Ni Luh Sri KasihPMI itu suatu institusi Kemanusiaan, yangg aktivitasnya nasional dan

internasional dalam urusan kemanusiaan dan benar-benar independent.Kiprah PMI di bali sepertinya hanya mengurusi donor darah saja, padahal banyak aktifitas kemanusiaan yang perlu di lakukan di bali, kontribusi PMI di bali relatif

masih jauh dari yg diharapkan oleh masyarakat. Jarang para pejabat PMI yg mau terjun langsung untuk mengidentifikasi

permasalahan2 nyata khususnya masalah kemanusiaan, baik yg disebabkan oleh faktor alam, ataupun kondisi sosialnya. Kebanyakan aktivitas PMI ditung-

gangi untuk kepentingan politik semata, ke depan PMI jangan terlalu lama tidur, kerja keras dan berpihaklah sepenuhnya kepada kehidupan masyarakat yg masih terbelakang, jadikan PMI yang benar-benar menjadi tumpuan masyarakat bali yg

terdesak dgn segala persoalan hidup dan ketidak berdayaannya. PMI jgnlah sampai menjadi NATO (no action talk only) tapi

berkontribusilah secara nyata

Dosen

Tahukah Anda..!!?

Kasus AIDS pertama di Indonesia dilaporkan dari Bali pada bulan April tahun 1987. Penderitanya adalah seorang

wisatawan Belanda yang meninggal di RSUP Sanglah

akibatinfeksi sekunder pada paru-parunya

Page 23: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013

23

Testimoni

Berawal dari ajakan teman untuk menggunakan narkoba jarum suntik, awal dari kisah saya memasuki dunia kelam dalam kehidupan saya. Minimnya pengetahuan dan informasi tentang narkoba dan bahayanya membuat saya terlena menikmati di awal tahun 1997. Hingga pada akhirnya saya terinfeksi virus HIV di tahun 2006. Kejadian ini masih diluar dugaan saya, namun ketika konselor menjelaskan dan memberikan informasi, saya merasa yakin dan sanggup untuk kembali bersemangat menapaki hidup. Saya tidak sendiri dan saya masih memiliki keluarga yang masih setia bersama saya. Hingga saat ini saya masih optimis, sampai sekarang saya masih aktif menjadi salah satu staff IT di suatu Yayasan di Bali ini. Orang dengan HIV positif atau ODHA hak dan kewajiban-nya sama dengan yang lain, tidak ada yang membedakan. Saya harapkan masyarakat luas mulai merubah paradigmanya tentang virus HIV dan AIDS, terlebih jika melihat dan berhadapan lang-sung dengan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS). Hormatilah mereka seperti kita menghormati sesama, bahwa kita sama dan tak ada yang berbeda. Lebih khusus kepada remaja, saya sarankan untuk tetap berprilaku sehat. Dalam artian jangan pernah mencoba hal-hal negative atau mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Perluaslah ilmu untuk melindungi diri dan berbagi informasi kepada sesama. | DF

Saya Erwin yang merupakan anak pertama dari ketiga bersaudara. Hidup dalam keluarga yang sederhana membuat saya merasa nyaman. Namun itu semua masih kurang bagi saya saat saya masih remaja. Hingga saya lebih banyak bergaul bersama teman seusia saya dan mengarah ke pergaulan yang kurang sehat. Saya menggunakan putaw dari SMA sampai kuliah dan seluruh keseharian saya hanya mengkonsumsi drugs. Sudah tidak terhitung lagi berapa uang yang habis, berapa barang dirumah yang saya jual dan jika perlu saya ha-rus mencuri uang dirumah agar bisa beli putaw. Pertama kali pakai putaw rasanya tidak enak, kepala pusing rasanya mau terbang dan muntah-muntah. Karena memang pada waktu itu saya melihat orang-orang yang menggunakan drugs hanya se-bagai gaya hidup. Setelah seminggu rutin menggunakan putaw dan ketika tidak mendapatkan putaw badan rasanya tidak enak, rasanya tulang mau remuk semua, akhirnya ada teman yang memberitahukan saya bahwa saya sedang sakaw (sakit karena putaw). Dia bilang kalau mau sehat harus pakai putaw. Dan benar saja ketika baru disuntikkan putaw, badan sehat dan makan langsung enak seperti normal lagi. Kurang lebih 10 tahun saya hidup dengan drugs sampai suatu hari saya memutuskan untuk berhenti. Saya mengakui kepada kedua orang tua saya bahwa saya sudah lama menkon-sumsi narkoba dan sekarang ingin berhenti. Akhirnya orang tua saya mengirim saya ke rehabilitasi narkoba. Disitu saya benar-benar merasakan betapa sakitnya badan ini jika tidak menggunakan drugs. Selama 3 hari saya tidak bisa tidur, makan tidak enak, diare, pilek, dan badan panas dingin. Tetapi ketika memasuki hari ke 4 berangsur-angsur keadaan saya mulai membaik. Selama 4 bulan saya tinggal ditempat rehabilitasi, disitu saya mempelajari bahwa kecanduan atau adiksi tidak bisa disembuhkan tapi bisa dipulihkan. Sampai saat ini saya masih bisa menjaga agar tetap tidak menggunakan putaw atau drugs karena mengingat batapa menderitanya saya ketika masih menggunakan dan sekarang bisa merasakan betapa nik-matnya hidup normal tanpa harus menggunakan narkoba. Pesan saya kepada teman-teman jangan pernah sekali-kali mencoba-coba menggunakan narkoba atau drugs dalam apapun bentuk apapun. karena jika sudah masuk kedalam lingkaran narkoba maka untuk keluar pun akan susah sekali dan jika tetap menggunakan narkoba hanya ada 3 pili-han; Penjara, Institusi dan Mati. Semoga sedikit cerita saya ini dapat membawa pesan agar jangan pernah sekali-kali mencoba barang yang namanya narkoba /drugs.

| Erwin-fasilitator inti PMI Kab. Badung

Jangan Coba-cobaNARKOBA!

Kami Tidak Berbeda Kami SamaTetapi

Page 24: Media Informasi Sumbangsih Edisi XV tahun 2013