media februari 2016.pdf

16
1 GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA 1 AJANG INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA 1 www.rni.co.id Mata Rajawali GRUP RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA Visi & Misi EDISI 160, TAHUN XVI FEBRUARI 2016 Menjadi perusahaan investment holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi , alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti. PT Rajawali Nusantara Indonesia merumus- kan misi perusahaan adalah: - Mengelola kelompok usaha secara ter- integrasi dengan mengedepankan prinsip sinergi antar kelompok usaha. - Menjalankan perusahaan secara profe- sional dengan kualitas produk dan layanan yang prima. - Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang handal serta berkinerja tinggi dengan menerapkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik. - Menerapkan strategi usaha yang berkomit- men tinggi dalam rangka memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lain- nya. - Menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Phapros Pertahankan PROPER Hijau Empat Kali Berturut-turut hal. 5 hal.10 hal. 3 Pengangkatan Direksi PT PG Rajawali I dan Pengurus Dapen PT RNI Bersama KPK, RNI Ge- lar Sosialisasi Pengisian LHKPN CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA P ada saat asesmen KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul) dalam profil organisasi (Buku 1) , posisi daya saing perusahaan diwakili oleh data pangsa pasar (market share) produk- produk gabungan seluruh anak perusahaan PT RNI. Market share adalah bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila diban- dingkan dengan penjualan seluruh industrinya (total penjualan perusahaan yang sejenis). Total penjualan yang dimaksud adalah total penjualan produk di seluruh In- donesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa pangsa pasar merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan pen- jualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Tingkat market share ditunjukan dan dinyatakan dalam angka prosentase. Ternyata tidak ada satupun produk PT RNI yang memiliki market share lebih dari 10 % . Paling tinggi adalah market share gula yang ada pada kisaran 5 %, diikuti komoditas teh dan karung plastik pada kisaran 2 %, farmasi pada kisaran 1 % dan produk lainnya di bawah 1 %. Jadi dapat dikatakan kedudu- kan perusahaan terhadap pesaing tidaklah kuat. Data ini menjadi lebih mencemaskan jika dibandingkan dengan data sebelumnya misalnya market sharenya farmasi (Phapros) beberapa tahun yang lalu masih di atas 2 %. Jadi dengan market share dibawah 10 % maka semua anak perusahaan di RNI group kelasnya masih Market Nicher masih perlu 3 level lagi untuk menjadi Market Leader (market share > 40 %). Pernyataannya yang ekstrim dan mungkin menyakitkan buat insan RNI adalah jika tanpa adanya produk-produk RNI, pasar tidak akan bergejolak alias tidak ada pengaruhnya. Ironis memang kalo melihat perjalanan usia perusahaan. Namun justru ini menjadi tan- tangan yang menarik bagi insan RNI saat ini yang lagi bangkit dan ingin menuju kejayaan. Berbicara market share memang tidak semudah bicara penjualan. Penjualan dapat meningkat tapi market sharenya belum tentu meningkat bahkan bisa turun, jika pertumbuhan total pasar melebihi pertumbuhan penjualan sebuah perusahaan. Market share berkaitan dengan kemampuan pertumbuhan pesaing. Pada pasar yang stabil (tidak ada per- tumbuhan) market share akan digerogoti oleh pesaing yang memiliki pertumbuhan paling tinggi. Jadi kalau kita sadar dengan posisi saat ini, perusahaan harus dikelola tidak hanya memberikan prioritas kepada faktor-faktor internal, justru harus lebih memperhatikan faktor-faktor eksternal. Per- saingan bukan antar grup pada perusahaan korporasi, namun justru dengan industri sejenis bahkan dengan industri substitusi. Ada beberapa pilihan untuk meningkatkan market share. Menurut Donald W. Hendon, seorang profesor ahli marketing dari Arkan- sas State University, taktik dan strategi me- ningkatkan pangsa pasar itu ada 3 macam. Pertama, win-win approach. Dalam pendeka- tan ini, sasaran utamanya ada more for everybody. Artinya adalah bagaimana setiap perusahaan mengerahkan segala upaya- nya agar semua orang semakin membeli lebih banyak sehingga hal ini meningkatkan market share-nya. Kedua, dog in the manger approach. Pendekatan ini lebih memberikan tekanan utama pada more for me. Hal itu be- rarti bagaimana sebuah perusahaan mening- katkan penjualannya agar market share-nya terus meningkat. Ketiga, deversive approach. Pada dasarnya strategi ini digunakan untuk mempertahankan status quo perusahaan dalam persaingan di pasar yang makin ketat. (Gihard) Upaya Bergeser Dari Market Nicher

Upload: hoangnhi

Post on 13-Jan-2017

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

11GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA 1

AJANG INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

1

www.rn i .co . id

Mata Rajawali

GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Visi & Misi

EDISI 160, TAHUN XVI FEBRUARI 2016

Menjadi perusahaan investment holding terbaik di tingkat regional dengan basis agro industri, farmasi , alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti.

PT Rajawali Nusantara Indonesia merumus-kan misi perusahaan adalah:- Mengelola kelompok usaha secara ter-

integrasi dengan mengedepankan prinsip sinergi antar kelompok usaha.

- Menjalankan perusahaan secara profe-sional dengan kualitas produk dan layanan yang prima.

- Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang handal serta berkinerja tinggi dengan menerapkan prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik.

- Menerapkan strategi usaha yang berkomit-men tinggi dalam rangka memberikan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lain-nya.

- Menjalankan kegiatan usaha secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Phapros Pertahankan PROPER Hijau Empat Kali Berturut-turut

hal. 5

hal.10

hal. 3

Pengangkatan Direksi PT PG Rajawali I dan Pengurus Dapen PT RNI

Bersama KPK, RNI Ge-lar Sosialisasi Pengisian LHKPN

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Pada saat asesmen KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul) dalam profil organisasi (Buku 1) , posisi daya saing perusahaan diwakili oleh

data pangsa pasar (market share) produk-produk gabungan seluruh anak perusahaan PT RNI. Market share adalah bagian pasar yang mampu dikuasai oleh perusahaan apabila diban-dingkan dengan penjualan seluruh industrinya (total penjualan perusahaan yang sejenis). Total penjualan yang dimaksud adalah total penjualan produk di seluruh In-donesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa pangsa pasar merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap keseluruhan pen-jualan seluruh pesaing, termasuk penjualan perusahaan itu sendiri. Tingkat market share ditunjukan dan dinyatakan dalam angka prosentase.

Ternyata tidak ada satupun produk PT RNI yang memiliki market share lebih dari 10 % . Paling tinggi adalah market share gula yang ada pada kisaran 5 %, diikuti komoditas teh dan karung plastik pada kisaran 2 %, farmasi pada kisaran 1 % dan produk lainnya di bawah 1 %. Jadi dapat dikatakan kedudu-kan perusahaan terhadap pesaing tidaklah kuat. Data ini menjadi lebih mencemaskan jika dibandingkan dengan data sebelumnya misalnya market sharenya farmasi (Phapros) beberapa tahun yang lalu masih di atas 2 %. Jadi dengan market share dibawah 10 % maka semua anak perusahaan di RNI group kelasnya masih Market Nicher masih perlu 3 level lagi untuk menjadi Market Leader (market share > 40 %).

Pernyataannya yang ekstrim dan mungkin menyakitkan buat insan RNI adalah jika tanpa adanya produk-produk RNI, pasar tidak akan bergejolak alias tidak ada pengaruhnya. Ironis memang kalo melihat perjalanan usia

perusahaan. Namun justru ini menjadi tan-tangan yang menarik bagi insan RNI saat ini yang lagi bangkit dan ingin menuju kejayaan.

Berbicara market share memang tidak semudah bicara penjualan. Penjualan dapat meningkat tapi market sharenya belum

tentu meningkat bahkan bisa turun, jika pertumbuhan total pasar melebihi

pertumbuhan penjualan sebuah perusahaan. Market share berkaitan dengan kemampuan pertumbuhan pesaing. Pada pasar yang stabil (tidak ada per-tumbuhan) market share akan digerogoti oleh pesaing yang memiliki pertumbuhan paling

tinggi.

Jadi kalau kita sadar dengan posisi saat ini, perusahaan harus dikelola

tidak hanya memberikan prioritas kepada faktor-faktor internal, justru harus lebih memperhatikan faktor-faktor eksternal. Per-saingan bukan antar grup pada perusahaan korporasi, namun justru dengan industri sejenis bahkan dengan industri substitusi.

Ada beberapa pilihan untuk meningkatkan market share. Menurut Donald W. Hendon, seorang profesor ahli marketing dari Arkan-sas State University, taktik dan strategi me-ningkatkan pangsa pasar itu ada 3 macam. Pertama, win-win approach. Dalam pendeka-tan ini, sasaran utamanya ada more for everybody. Artinya adalah bagaimana setiap perusahaan mengerahkan segala upaya-nya agar semua orang semakin membeli lebih banyak sehingga hal ini meningkatkan market share-nya. Kedua, dog in the manger approach. Pendekatan ini lebih memberikan tekanan utama pada more for me. Hal itu be-rarti bagaimana sebuah perusahaan mening-katkan penjualannya agar market share-nya terus meningkat. Ketiga, deversive approach. Pada dasarnya strategi ini digunakan untuk mempertahankan status quo perusahaan dalam persaingan di pasar yang makin ketat.(Gihard)

Upaya Bergeser Dari Market Nicher

Page 2: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

2 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIACIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Penanggung Jawab : Direksi PT RNI

Pengarah : Sekretaris Korporasi

Pimpinan Redaksi : Head Goverment andCustomer Relations

Redaktur : Edwin Adithia Hermawan

Dewan Redaksi : Giri HardiyatmoEko WaluyoGunadi YusufRezka Eko Tri YunantoRizki Yudha RamadhanWartiniAndi Pradipto Arimuko

Sekretaris Redaksi : M Ahyani

Koresponden :Seluruh Anak PerusahaanSesuai SK PT RNI NO.121/SK/RNI.01/IX/2015

Hallo Rajawali

Pada sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan,

sering kalau hujan menjadi alasan kegagalan penge-lolaan perusahaan. Pada kondisi musim penghujan, curah hujan akan tinggi dan ini berakibat kerusakan jalan dan menghambat proses pengangkutan hasil produksi atau menghambat proses panen. Kadang juga mengakibatkan banjir dan merusak sarana umum. Intensitas hujan yang tinggi dengan mendung tebal juga kadang disebut menye-babkan hambatan sinar matahari sampai ke bumi. Akibatnya mengganggu proses fotosintesa tanaman atau proses pematangan

tanaman, sehingga dituding sebagai penyebab turunnya produktivitas tanaman.

Sebaliknya pada saat hujan tidak ada alias musim kemarau, ditunggu-tunggu dan diharapkankan datang-nya hujan. Hujan adalah salah satu perkara ter-penting bagi kehidupan di muka bumi. Ia meru-pakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat. Hujan memiliki peranan penting bagi semua makhluk hidup. Hujan adalah sebagai sarana perputaran air yang ada di seluruh permukaan bumi dan sebagaimana kita tahu tanpa minum air, ma-

nusia hanya akan bertahan 3- 5 hari, Sedangkan tanpa makan (tapi tetap minum air) manusia masih bisa bertahan hidup selama 8 minggu.

Secara umum, jumlah hujan yang turun ke bumi selalu sama. Diperkirakan sebanyak 16 ton air di bumi menguap setiap detiknya. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi setiap detiknya. Hanya saja tidak selalu air yang menguap dan menjadi hujan akan jatuh di tempat yang sama asalnya. Hal ini menunjukkan bahwa hujan secara terus-menerus bersirkulasi dalam sebuah

siklus seimbang menurut “ukuran” tertentu. Hujan tidak disandarkan dengan kemampuan teknologi dan kondisi geografis. Betapa banyak negara-negara maju namun curah hujan rendah. Dan kita saksikan pula ne-gara-negara tropis namun mengalami kekeringan.

Beberapa orang akan me-nyambut kedatangan hujan dengan suka cita. Ternyata ada istilah untuk orang yang menikmati hujan yaitu pluviophiles. Pluviophiles adalah orang-orang yang mencintai hujan.Orang orang seperti ini memiliki kemungkinan memiliki sisi menyenangkan, dan memiliki hidup yang lebih bahagia. (Gihard)

Menikmati Datangnya Hujan

Ada secercah harap-an saat membaca edisi ini dimana telah

terjadi penandatanganan perjanjian pendahuluan antara PT RNI dengan PT Waskita Karya Realita (anak perusahaan PT Waskita Karya) dalam pendayagu-naan aset milik PT RNI yang terletak di jl MT Haryono Jakarta. Kerjasama ini su-dah ditunggu-tunggu oleh kedua belah pihak. Ker-jasama ini menjadi langkah awal perusahaan untuk membangun pilar ke empat, yaitu properti.

Sebenarnya pilar baru ini tidak murni baru, karena sebelumnya PT RNI pada tahun awal 1990-an telah

melakukan kerjasama de-ngan PT Abadi Guna Papan (AGP) membentuk Badan Kerjasama Proyek Pengem-bangan Lingkungan Ku-ningan (BKS PPLK). PPLK dibentuk untuk mengem-bangkan kawasan antar bangsa yang dikenal dengan Mega Kuningan. PPLK telah berakhir dan ditutup pada tahun 2010.

Sangat kebetulan sekali aset PT RNI yang terse-bar di seluruh Indonesia, sebagaian besar memiliki lokasi yang sangat prima. Dan sebagaimana telah diketahui bahwa perma-salahan yang terpenting dalam menjalankan bisnis properti adalah terletak

pada lokasi….lokasi dan …..lokasi. . (3L) . Lokasi pertama adalah address atau alamat. Lokasi kedua adalah neighborhood atau lingkungan sekitar dan lokasi yang terakhir adalah aksesibilitas. Lokasi yang mudah diakses dari ber-bagai arah tanpa meng-hilangkan privasi dan faktor keamanan, bakal diserbu konsumen berduit.

Jadi 3 L itu sangat pen-ting untuk menentukan studi kelayakan properti itu dibangun dan diperuntuk-kan untuk kalangan mana, menengah keatas atau menengah kebawah serta jenis properti apa yang akan dikembangkan. Mari kita wujudkan bersama pilar keempat yaitu properti……….(Gihard)

KERINDUAN PILAR BARU

Page 3: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

Kepak Sayap Rajawali

3GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

PT Rajawali Nusan-tara Indonesia (Persero) terus berbenah dalam

segala aspek. Struktur Or-ganisasi Anak Perusahaan menjadi salah satu aspek yang serius dibenahi dengan melakukan penambahan dan pergeseran posisi. Di tubuh PT PG Rajawali I misalnya, Anak Perusahaan PT RNI yang memiliki prestasi paling mentereng ini baru saja menambah satu posisi Direksi dengan masuknya Audry Harris Jolly men-jadi Direktur Operasional, sementara Gede Meivera bergeser menempati posisi Direktur Utama.

Pembacaan, penandata-nganan, dan penyera-han Surat Keputusan (SK) terkait perubahan itu dilaksanakan pada Kamis, (28/1), bertempat di Gedung RNI, Jakarta. Penandatan-ganan dan penyerahan dilakukan langsung oleh Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo disaksikan jajaran Direksi PT RNI dan Komisaris PT PG Rajawali I.

Pada sambutannya Didik mengatakan, keputusan ini diambil mengingat kapasi-tas usaha PT PG Rajawali I sebagai salah satu anda-lan PT RNI saat ini berada

di posisi yang semakin tumbuh dan berkembang pesat. “Apabila bertumpu pada satu direksi bebannya akan sangat besar sekali. Oleh karenanya, dengan adanya Direktur Opera-sional, Pak Gede jadi punya tempat sharing dan diskusi terkait kegiatan perusa-haan,” kata Didik.

Didik berharap, akan terjadi kerjasama yang harmo-nis sehingga membawa dampak positif kepada pencapaian PT PG Rajawali I. “Dengan adanya penam-bahan Direktur Operasional ini diharapkan pencapaian

prestasi PT PG Rajawali I semakin gemilang. Saya berpesan agar tetap mengedepankan harmoni untuk mencapai kebangki-tan dan kejayaan,” ujarnya.

Pelepasan dan Pengang-katan Pengurus Dapen

Selain itu, pada kesempa-tan yang sama juga dilaku-kan Pelepasan dan Pen-gangkatan pengurus Dana Pensiun (Dapen) PT RNI. Hadir pengurus Direktur Dapen sebelumnya Rusli Djawas yang baru saja mengakhiri masa jabatan-nya serta jajaran pengurus baru.

Penandatanganan dan pe-nyerahan SK pengangkatan dilakukan oleh Bapak B. Di-dik Prasetyo disaksikan oleh Dewan Pengawas (dewas) Dapen. Adapun susunan pengurus Dapen yang baru sebagai berikut: Bapak Firdaus Roesean Rony seb-agai Direktur Utama, Bapak Juntrihairy sebagai Direktur Investasi, dan Ibu Endang

Apriani sebagai Direktur Kepesertaan.

Saat memberikan sambut-an, Didik mengucapkan terima kasih atas kontri-busi yang telah diberikan pengurus sebelumnya dan menyampaikan selamat bertugas bagi pengurus yang baru. “Semoga penge-lolaan dana pensiun PT RNI kedepannya akan semakin baik lagi dan memberikan nilai tambah bagi para stakeholder yang mana merupakan para pensiunan PT RNI,” ucapnya.

Didik berpesan, agar pe-ngurus dapat lebih selektif dan profesional dalam me-ngelola dana yang ada serta tidak mudah diiming-imingi investasi yang belum jelas anilai tambahnya. “Saya berpesan jika ada instruksi untuk menyimpan dana jangan langsung mau. Kalau pemahaman profesional pengurus merasa tidak layak jangan dilakukan walaupun itu instruksi dari Direksi atau Dewas,” kata Didik. (EAH/RY)

Pengangkatan Direksi PT PG Rajawali I dan Pengurus Dapen PT RNI

Page 4: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

4 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Dalam sambutan-nya Didik menga-takan, perjanjian pendahuluan ini

dibuat untuk mengatur ketentuan dan syarat awal Kerjasama Operasi (KSO). Seperti diketahui bahwa untuk melakukan KSO, terlebih dahulu harus mendapatkan rekomen-dasi tertulis dari Dewan Komisaris dan persetujuan Pemegang Saham. “Bentuk kerjasama yang disepakati adalah KSO yang nantinya akan dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Ope-rasi.,” kata Didik.

Lebih lanjut, Didik menga-takan, dengan adanya perjanjian ini dapat mem-fasilitasi kegiatan berupa komunikasi, diskusi, dan

pertukaran informasi yang berkaitan dengan perenca-naan, pemasaran, pem-bangunan, pengembangan, dan pendayagunaan tanah selama masa persiapan pekerjaan perencanaan proyek.

Kontribusi penyertaan modal dalam KSO ini berasal dari keduabelah pihak, PT RNI berupa tanah dan PT WKR berupa selu-ruh modal kerja. Adapun total nilai kerjasama yang diberikan oleh PT WKR kepada PT RNI sebesar Rp 367,5 milyar.

Melalui kerjasama ini Didik berharap, setelah proses penandatanganan segala persiapan dapat berjalan lancar sehingga eksekusi

proyek dapat sukses dan sesuai dengan konsep dan target yang telah dicanangkan. Untuk itu, akan dibentuk Tim Kerja guna melakukan berbagai tahapan persiapan, seperti perencanaan kerjasama dan penyusunan perjanjian KSO. “Perjanjian KSO yang akan disusun tentunya

dilandasi itikad baik kedua-belah pihak,” ujar Didik.

Sementara Didit Oemar mengatakan, kerjasama dengan RNI merupakan salah satu prioritas yang telah masuk di RKAP pe-rusahaan. “Kerjasama ini sudah kami tunggu-tunggu, maka ketika ada kesempatan kami langsung gerak cepat. RNI punya lahan, kebetu-lan lokasinyapun sangat prime,” ujarnya.

Didit Oemar menambah-kan, ini merupakan ker-jasama pertama WKR de-ngan BUMN yang memiliki lahan. PT WKR merupakan anak usaha dari PT Waskita Karya yang memiliki kemampuan dan pengala-man di bidang properti dan telah ditetapkan sebagai pemenang dalam pe-milihan mitra kerjasama pendayagunaan aset tanah milik PT RNI yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015. “Ibaratnya pecah telor karena apa-bila ini sukses kerjasama dengan BUMN lain sudah menunggu. Selain itu, ini merupakan wujud konkret dari sinergi BUMN yang sering disuarakan peme-gang saham,” tambah Didit Oemar. (EAH/RY)

RNI dan Waskita Karya RealitaTandatangani Perjanjian Pendahuluan

Dalam rangka optimalisasi aset dan sebagai bentuk sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Waskita Karya Realty (WKR) melakukan Penandanganan Perjanjian Pendahuluan Kerjasama Pendayagu-naan Aset Tanah Milik RNI yang terletak di Jl. MT. Haryono Jakarta seluas 7.025 meter persegi. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo bersama Direktur Utama WKR Didit Oemar Prihadi, Selasa, 26 Januari 2016, bertem-pat di Gedung RNI, Jakarta.

Page 5: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

5GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

PT Rajawali Nusan-tara Indonesia (Persero) beker-jasama dengan

Komisi Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) melaksanakan Sosialisasi Pengisian Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di lingkungan RNI Holding, Selasa, 26 Januari 2016, bertempat di Gedung RNI, Jakarta. Hadir pada kesempatan tersebut De-wan komisaris, Direksi, Pe-jabat satu tingkat dibawah Direksi dan Tim Pemeriksa LHKPN KPK.

Pada sambutannya Direk-tur Utama PT RNI B. Didik Prasetyo mengatakan, RNI sudah membuat aturan dan keputusan wajib lapor har-ta kekayaan negara beserta pedomannya yang diadopsi langsung dari peraturan

KPK. Ia berharap, dengan adanya sosialisasi dari KPK ini pejabat di Lingkungan PT RNI bisa lebih mudah dan cepat dalam melapor-kan harta kekayaanya.

Mewakili Tim LHKPN KPK Herri Nurudin mengatakan, selain untuk sosialisasi fo-rum ini sebagai ajang Koor-dinasi terkait bagaimana dan seperti apa pelaksa-naan LHKPN di PT RNI. Ia menambahkan, melalui diskusi dan sharing bisa dirumuskan bersama reko-mendasi dan format yang ideal mengenai pelaporan harta kekayaan. “Pelak-sanaan LHKPN sangat penting karena merupakan salah satu indikator dari penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan SK terkait Road Map BUMN bersih,” kata Herri.

Adapun Kewajiban Penye-lenggara Negara untuk melaporkan harta keka-yaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga-ra Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme, Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pem-berantasan Tindak Pindana Korupsi, dan Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: KEP. 07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Peme-riksaan dan Pengumuman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara. Untuk BUMN sendiri, regulasi pendukungnya yaitu Instruksi Menteri Negara BUMN Nomor: INS-02/MBU/2007 tentang Penyelenggara Negara yang Wajib Menyampaikan

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Di Lingkungan BUMN.

Sementara, di lingkungan PT RNI ketentuan mengenai pelaporan harta kekayaan diatur melalui Surat Kepu-tusan (SK) Direksi Nomor: 133/RNI.01/X/2015, dalam peraturan itu tertulis pelaporan harta kekaya-an berlaku bagi Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi, pejabat 1 (satu) tingkat dibawah Direksi, Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan, dan Pengawas serta Pengurus Dana Pensiun. Pengelola LHKPN di PT RNI dikor-dinatori oleh Group Head Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang dalam tugasnya akan berkor-dinasi langsung dengan KPK dan Kementerian Negara BUMN. Laporan LHKPN wajib diserakan kepada Direktur SDM dan Manajemen Aset pada saat wajib lapor pertama kali menjabat dan setiap 2 (dua) tahun dalam masa jabatannya apabila tidak ada mutasi jabatan serta pada saat meletakan ja-batan atau menjalani masa pensiun dini.

Dari forum sosialisasi tersebut kemudian dihasil-kan beberapa masukan, diantaranya mengenai penambahan kriteria wajib lapor sampai pejabat dua (2) tingkat di bawah Di-reksi dan beberapa jabatan strategis lain di PT RNI yang dipandang memiliki kewenangan lebih. “Karena dibalik kewenangan yang besar terdapat tanggung-jawab yang besar pula,” ujar Herri. (RY)

Bersama KPK, RNI Gelar Sosialisasi Pengisian LHKPN

Page 6: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

6 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Proses simulasi dimulai saat karya-wan yang bertu-gas sebagai floor

captain dan floor warden bergegas naik ke semua lantai untuk melakukan tindakan evakuasi ke-pada seluruh penghuni di gedung PT RNI. Karyawan/karyawati diarahkan untuk segera meninggalkan gedung melalui tangga

darurat yang tersedia di sisi kanan dan sisi kiri gedung. Direksi PT RNI yang berada di lantai 1 diarahkan melalui tangga darurat samping lift nomor 1 (satu) untuk kemudian keluar melalui lobby utama di lantai ground.

Simulasi evakuasi bencana gempa bumi dan keba-karan yang baru pertama

kali diadakan sejak Gedung PT RNI didirikan ini meru-pakan tindaklanjut dari terbentuknya organisasi P2K3 yang telah ditetapkan oleh Direktur Utama PT RNI. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapa-sitas/kemampuan karya-wan dan kerjasama antar unit dalam penanganan bencana gempa bumi dan kebakaran, menyamakan persepsi tentang SOP bencana gempa bumi dan kebakaran, memberikan pemahaman tentang regu-lasi dalam penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran, serta menyiap-kan karyawan untuk lebih mandiri dan terampil dalam bidang penang-gulangan bencana gempa bumi dan kebakaran.

Dengan mengetahui tujuan di atas, diharapkan seluruh

penghuni gedung dapat memahami bagaimana cara ketika menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran di tempat kerja dan tidak menutup ke-mungkinan akan terjadi di luar tempat kerja. Safety induction, tulisan jalur evakuasi, meeting point, peta jalur evakuasi, pedo-man menghadapi bencana kebakaran dan gempa bumi merupakan alat yang dapat membantu penghuni gedung untuk menyelamat-kan diri selain mendapat-kan bantuan pertolongan dari petugas floor captain dan floor warden. Petu-gas floor captain dan floor warden yang telah dibentuk akan membantu menga-rahkan penghuni ke meet-ing point, jalur evakuasi, tangga darurat sampai dengan titik aman berkum-pul (assembly point) yang

Simulasi Evakuasi Bencana Gempa Bumi dan Kebakaran Gedung PT RNI

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) melaksanakan kegiat-an simulasi evakuasi bencana gempa bumi dan kebakaran, ber-tempat di Gedung RNI, Kamis, 17 Desember 2015. Kegiatan yang dimulai tepat pukul 14.00 WIB dengan tanda sirine dan alarm gedung ini melibatkan seluruh karyawan RNI, Karyawan PT Phapros, PT Rajawali Nusindo, Bank Mandiri unit Mega Kuningan, dan Kokarindo.

Page 7: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

7GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Kepak Sayap Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Dalam pelaksanaan good governance suatu entitas, transparansi

merupakan sebagai salah satu faktor penting untuk

mendorong pimpinan atau pengelola atau pegawai suatu organisasi dalam memberikan kontri-busi yang bermanfaat dan bernilai tambah (added

value) baik bagi organisasi maupun pemangku kepen-tingan. Terdapat berbagai metode atau cara dalam implementasi transparansi untuk mendukung efektivitas pelaksanaan good gover-nance, salah satu metode dimaksud adalah Sistem Pelaporan Pelanggaran (SPP) atau whistleblowing system (WBS). Menurut se-jarahnya, SPP/WBS berawal dari jaman Romawi yang disebut sebagai “Qui Tam” yaitu suatu mekanisme penegakan hukum dimana warga sipil dapat menun-tut atas nama pemerintah dalam hal terdapat kasus kecurangan dan korupsi serta menerima penghar-gaan dalam pelaksanaan penuntutan tersebut.

Dalam perkembangannya, SPP/WBS dikodifikasikan dalam bentuk undang-undang dimana salah satu

undang-undang tertua tentang WBS terdapat di Amerika Serikat yaitu US False Claim Act pada 1863. Undang-undang dimaksud disahkan setelah ditemu-kannya perusahaan yang menjual perlengkapan palsu ke angkatan da-rat selama masa perang saudara. Perkembangan SPP/WBS yang lebih modern terjadi mulai tahun 1960-an di Amerika Serikat selanjutnya berkembang di negara-negara maju. Terdapat 7 (tujuh) negara yaitu Kanada, Jepang, Selandia Baru, Inggris, Rumania, Afrika Selatan dan Amerika Serikat yang melakukan pengaturan SPP/WBS dalam bentuk undang-undang secara komprehensif. Sedangkan sejumlah negara melaku-kan pengaturan secara parsial untuk SPP/WBS, termasuk Indonesia.

Implementasi SPP di Indonesia relative baru yaitu pada awal tahun 2000.

Sistem Pelaporan Pelanggaran RNI Integrity Line

telah ditentukan oleh tim P2K3.

Kegiatan simulasi yang digawangi oleh bagian Of-fice Management PT RNI (Persero) sebagai Pembina P2K3 PT RNI ini meng-gandeng Jakarta Rescue dan didukung oleh Profesor Dra. Fatma Lestari, M.Si., Phd. sebagai Ketua Pusat Kajian dan Terapan K3 dari Universitas Indonesia, ang-gota IOF (Indonesian Off-Road Federation) dan Suku Dinas Kebakaran Jakarta Selatan. (Andi P)

Page 8: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

8 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIACIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Kepak Sayap Rajawali

Pada tahun 1993 – 1999 Nissan Motor Company mengalami ke-

terpurukan. karena pada masa tersebut perusahaan terus mengalami keruigian dan semakin terlilit utang, bahkan harus membayar bunga sebesar 1 milyar dollar.

Namun beruntung pada akhir 1999 Carlos Ghosn,

orang terbaik dari peru-sahaan otomotif Francis bergabung ke Nissan sebagai Chief Operasional Officer. Sejak itu kinerja perusahaan menunjukan kinerja yang membaik bahkan pada tahun 2005 Ghosn berani mengumum-kan bahwa Nissan telah terbebas dari jeratan utang, pertumbuhan bisnisnya pun menggembirakan menjadi 9,25 % serta bisa

mencetak laba sebesar 2,5 miliar dolar.Bagaimana strategi Nissan merubah rugi menjadi un-tung? Strategi Bisnis yang dilakukan Nissan sangat sederhana yaitu :1. Mendiagnosa masalahTahap pertama adalah mendiagnosa masalah. Untuk melakukan “turn-around” (pembalikan) peru-sahaan agar lebih cepat dilakukan pendekatan akar

rumput. Untuk itu, Ghosn melakukan survei dan wawancara. Dia lakukan wawancara langsung de-ngan para enginer, supplier dan dealer guna mencari tahu solusi apa yang harus dilakukan agar Nissan kembali bangkit dari keter-purukan.

Tindakan ini membuat semua karyawan merasa terlibat dan tahu urgensi dari keadaan yang sedang dihadapi. Mereka akan bercerita secara jujur dan Ghosn pun dapat menge-tahui apa sebenarnya yang dirasakan oleh mereka serta bagaimana mende-sain solusi terbaik agar orang memiliki awareness mau bekerja menuju arah perbaikan.

Business Performance Revolution

Kewajiban melaksanakan whistleblowing system (WBS) belum merupakan suatu persyaratan dalam pelaksanaan operasional suatu organisasi atau in-stitusi. Namun demikian, 3 pengaturan tentang SPP se-cara parsial terdapat pada antara lain UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyeleng-garaan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme, UU No. 15 Tahun 2002 juncto UU No. 25 Tahun 2005 ten-tang Tindak Pidana Pencu-cian Uang dan UU No. 7 Ta-hun 2006 tentang Ratifikasi United Nations Convention Against Corruption.

Meningkatnya pelanggaran, penyalahgunaan wewenang dan atau penyimpangan yang terjadi baik dalam pelaksanaan tugas kepeme-rintahan maupun di sektor swasta seperti korupsi, suap

maupun praktik kecurangan lainnya mendorong diper-lukannya suatu sistem yang efektif untuk lebih dini mencegah terjadinya pelanggaran dan atau penyimpangan dimaksud. Pencegahan lebih dini sebagai bagian dari early warning system dimaksud-kan agar organisasi dapat memecahkan persoalan-nya secara mandiri sebe-lum permasalahan yang timbul diketahui oleh public sehingga berdampak pada reputasi organisasi dan lainnya. Menurut hasil penelitian beberapa insti-tusi seperti Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) dan Global Economic Crime Survey (GECS), salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah dan memberantas praktik

pelanggaran, penyimpang-an dan atau praktik yang bertentangan dengan good governance adalah melalui implementasi SPP/ WBS.

Kultur budaya yang relative permisif merupakan salah satu tantangan bagi keber-hasilan implementasi RNI Intergrity Line. Ketersedi-aan personel yang kompe-ten, goodwill dari Pimpinan serta ketersediaan ang-garan yang memadai juga merupakan faktor-faktor pendukung keberhasilan RNI Intergrity Line. PT RNI Group memiliki dan mengutamakan komitmen terhadap transparansi, in-tegritas dan akuntabilitas. Namun demikian, dalam pelaksanaan operasional sehari-hari PT RNI GROUP mengantisipasi kemungki-nan adanya pelanggaran, penyalahgunaan, dan atau malpraktik yang dapat

berpengaruh secara sig-nifikan terhadap reputasi PT RNI GROUP. Melalui RNI Intergrity Line sebagai Sistem Pelaporan Pelang-garan yang dikelola secara professional dan indepen-den bekerjasama dengan konsultan dan diharapkan sebagai salah satu metoda deteksi dini atas terjadinya pelanggaran dimaksud. Dengan adanya implemen-tasi RNI Intergrity Line ini diharapkan budaya keter-bukaan semakin meningkat dan mendorong kinerja organisasi, melindungi para pemangku kepentingan serta menjadi salah satu budaya organisasi. Dengan demikian pada gilirannya efektivitas fungsi dan tugas pokok dapat tercapai baik dalam rent-ang waktu pendek maupun panjang serta meningkatnya reputasi PT RNI GROUP baik di dalam maupun luar negeri. (Pras)

Waktu tidak terasa bergulir begitu cepat, tiba-tiba sudah mendekati penghujung ta-hun 2015. Seluruh anak perusahaan sudah bisa memproyeksikan kinerja masing-masing sampai akhir tahun. Ada yang kinerjanya sesuai ekpektasi, ada yang masih jauh dari harapan. Melalui tulisan ini saya ingin berceritra tentang perusahaan yang rugi melakukan perbaikan sehingga menjadi untung. Mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Page 9: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

2. Mengambil KendaliTahap selanjutnya adalah mulai mengambil kendali. Ghosn memiliki otoritas penuh dalam pengambilan keputusan dan pemilihan team. Adalah wajar bila dia datang ke Nissan dengan membawa team. Namun, teamnya terdiri dari orang-orang pilihan yang akan bertindak sebagai fasilita-tor. Teamnya bukan datang untuk bekerja sendiri. Mereka berdedikasi tinggi, open minded dan bersedia membagikan ilmunya buat kemajuan Nissan.

Sebagai penjaga motivasi. Ghosn sangat memperha-tikan reward and punish-ment. Pola insentif yang berdasarkan produksi di-ubah menjadi fokus kepada kinerja dan profitabilitas. Dulu orang kerja baik atau buruk dapat insentif yang sama. Sekarang, orang bisa berharap mendapat-kan insentif lebih bila ter-bukti memberikan kontribu-si nyata pada peningkatan profit perusahaan.Pola dan struktur jabatan juga mengalami perubahan. Banyak jabatan “advisor” yang tidak punya tang-

gung jawab langsung kepada operasional saat itu. Keadaan ini membuat masing-masing orang bermain aman. Saling menyalahkan menjadi budaya perusahaan. Orang penjualan akan menyalah-kan perencanaan produk, perencanaan produk akan menyalahkan enginer dan enginer akan menyalahkan keuangan. Begitu seterus-nya. Ini bukti dimana ma-nager tidak memiliki area tanggung jawab yang jelas. Ghosn tidak mau sep-erti itu. Setiap orang harus punya peran dan tanggung jawab. Tidak boleh ada lagi keraguan dan konflik dalam keputusan. Semua orang harus berkontribusi bagi perusahaan sehingga bila terjadi sesuatu yang salah akan jelas siapa ha-rus memperbaikinya.

3. Melakukan AksiUntuk mulai melakukan aksi, Ghosn membentuk Cross Functional Team (CFT). Gugus tugas yang beranggotakan beberapa orang pilihan dari berbagai departemen. Gugus tugas gado-gado ini memaksa orang tidak lagi bekerja

sendiri-sendiri. Interaksi dan mekasnisme kerjasa-ma muncul diantara para engineer, supply chain, finance dan pemasaran.CFT ditekankan untuk bekerja cepat dan berori-entasi pada hasil. Mereka diberi waktu tiga bulan untuk menganalisa operasi perusahaan dan memberi-kan rekomendasi terbaik agar Nissan kembali profit dan memiliki peluang per-tumbuhan di masa depan. Mereka diberi hak akses ke semua aspek operasional perusahaan dan wajib memberikan laporan ke Ghosn secara langsung.Ghosn menyusun Program Rencana Revitalisasi Nis-san yang direview tiap tiga bulan. Rencana ini dibuat transparan ke publik.

Program pengurangan biaya, penutupan pabik dan pengurangan karyawan menjadi sorotan dari para pemegang kepentingan. Tidak itu saja. Ghosn juga menghadapi pertentang-an dari serikat pekerja. Namun, semua sudah diperhitungkan dan komit-men telah dibuat. Mereka siap mundur bila ternyata

revitalisasi gagal.CFT sekaligus menjadi bagian integral dari struktur manajemen Nissan untuk melakukan pengawasan ter-hadap program revitalisasi.

Akhirnya dengan langkah-langkah strategis terse-but, dalam waktu 5 tahun Nissan berhasil terbebas dari lilitan utang dan membukukan laba sebesar 2,5 milyar dollar, bahkan sekarang labanya sudah mencapai 4,35 milyar dol-lar atau sekitar 60 triliun rupiah.

Dari ceritra tersebut kita bisa mengambil pelajaran bahwa seberapa terpu-ruknya suatu perusahaan masih dapat diperbaiki, begitu pula PT RNI yang memiliki 12 Anak Peru-sahaan, sebagian sudah berkinerja baik, sebagian besar kinerjanya belum menggembirakan. Bagi Anak Perusahaan yang ma-sih mengalami keterpuru-kan jangan putus asa. Asal kita kerja keras dan belajar dari ceritra Nissan tersebut diatas masih terbentang jalan menuju perbaikan. Salam Semangatt. (Ekwal)

9GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Keluarga Rajawali

Page 10: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

10 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIACIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Keluarga Rajawali

Peningkatan ino-vasi dan teknologi menjadi salah satu kunci kesuksesan

dalam peningkatan daya sa-ing suatu perusahaan. Maka dari itu, PT PG Rajawali 1 terus berupaya meningkat-kan kapasitas teknologinya, khususnya teknologi dalam proses pengolahan tebu. Baru-baru ini, melalui unit PG Krebet Baru, PT PG Rajawali 1 menerapkan aplikasi ozonizer pada nira mentah untuk mengurangi tingkat kehilangan pada pemerahan tebu.

Kehilangan pada proses pengolahan dapat terjadi akibat inversi sukrosa oleh bakteri maupun akibat reaksi enzimatis. Aktifitas bakteri pada nira tebu biasa dihambat dengan penam-bahan desinfektan. Desin-

fektan yang umum dipakai di pabrik gula adalah klorin dan asam formiat. Biaya operasional penggunaan desinfektan di PG Krebet Baru mencapai Rp 500 juta per masa giling. Biaya tersebut tentunya tidak se-dikit, oleh karena itu PT PG Rajawali 1 mengembangkan teknologi ozonizer sebagai desinfektan yang lebih ber-daya saing.

Ozonizer atau ozone gen-erator sebagai desinfektan nira mentah yang dikem-bangkan oleh PT PG Ra-jawali 1 diberi nama Ozon-izer Tipe “Rajawali-i” (“i” for “innovation). Di samping sebagai desinfektan, ozon juga mampu menginaktifasi enzim pencoklatan karena sifatnya sebagai oksida-tor kuat sehingga mampu mencegah reaksi pemben-tukan warna coklat secara enzimatis.

(Ozonizer Tipe Rajawali-i)

Teknologi ozonizer yang dikembangkan oleh PT PG Rajawali 1 berasal dari adopsi teknologi ozon yang biasa diterapkan di du-nia medis sebagai media sterilisasi, serta teknologi ozonizer pada Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Perbedaan mendasar dari teknologi ozonizer yang dikembangkan oleh PT Rajawali 1 adalah metode ionisasi dengan dielectric barrier discharge yang ke-stabilannya sudah disesuai-kan dengan kebutuhan pemakaian di pabrik gula, sehingga dapat bekerja 24 jam. (Aplikasi Ozonizer Di PG

Krebet Baru I)

Teknologi tersebut sudah diuji coba pada kondisi proses pengolahan gula yang sebenarnya ketika masa giling 2014 dan 2015. Salah satu parameter untuk melihat efektifitas ozon-izer sebagai desinfektan

nira mentah adalah dengan melihat nilai Perbandingan Setara Harkat Kemurnian (PSHK) antara nira gilingan pertama (NPP) dan nira mentah (NM/hasil pencam-puran gilingan pertama dan gilingan lanjut). Diban-

dingkan sebelumnya, pada masa giling tahun ini (2015), setelah adanya aplikasi ozonizer, terjadi kenaikan PSHK sebesar ± 3 poin. Penyempurnaan teknologi masih terus dilakukan. Penyempurnaan tersebut terkait konfigurasi injec-tor yang mendukung difusi yang lebih baik serta pen-guatan sistem maintenance

alat. Saat ini Bagian Quality Control PG Krebet Baru se-dang melakukan penelitian aplikasi ozonizer sebagai discoloration agent yang di-harapkan dapat menggan-tikan proses sulfitasi atau mengurangi biaya penggu-naan belerang. (rsd).

Inovasi Ozonasi Nira di PG Krebet Baru

(Hasil Analisa Kinerja Sanitasi MG 2014 dan MG 2015)

Page 11: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA 11

Keluarga Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Sering kali kita mendengar istilah penataan vari-etas, khususnya

pada sektor perkebunan tebu. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pena-taan varietas? Bagaimana komposisi yang ideal buat pabrik gula kita?. Secara umum komposisi kat-egori kemasakan varietas yang dianggap ideal untuk pabrik gula di Indonesia berada pada kisaran 30 : 40 :30, artinya 30% kategori kemasakan awal, 40% pada kemasakan tengah, dan 30% pada kemasakan akhir. Hal ini didasarkan dari rerata awal giling pabrik gula yang dimulai pada awal bulan kering dan diakhiri sebelum masuk bulan basah (antara bulan Mei sampai dengan bulan November), serta disinkro-nkan dengan kapasitas gi-ling dan periode giling yang secara umum dibagi men-jadi tida periode besar yaitu : periode awal giling (bulan Mei sampai dengan bulan Juni), Periode tengahan gil-ing (bulan Juli sampai de-ngan bulan Agustus), dan Periode Akhir giling (bulan September sampai dengan bulan Oktober/November). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tebu giling tersebut, pabrik gula melaksanakan pena-taan varietas yang sesuai dengan pola giling. Pola penataan varietas pada perkebunan tebu yaitu: Diharapkan dengan disesuaikannya penanaman dan pemanenan (tebang) suatu kategori kemasakan

varietas tebu dengan ke-butuhan giling pabrik gula, maka pencapaian produk-tivitas maupun potensi rendemen menjadi optimal. Lalu apakah komposisi ke-masakan pada perkebunan kita harus berada pada an-gka 30 : 40 : 30 ? Jawaban-nya adalah TIDAK..., karena sekali lagi yang menjadi dasar penentuan komposisi kemasakan adalah Tren Pola Giling Pabrik setem-pat, Kapasitas Giling, dan Tren Panjang Hari Giling. Sebagai ilustrasi dapat kita lihat pada tabel berikut: Disamping itu, untuk menentukan varietas apa yang akan kita tanam untuk mendapatkan bobot tebu

dan hasil gula yang opti-mal maka faktor Agronomi perlu dipertimbangkan. Kita semua tentunya sudah tahu bahwa pencapaian produktivitas dan mutu hasil tanaman tebu adalah merupakan sinergi antara potensi yang dimiliki suatu varietas tanaman dengan pengelolaan faktor-faktor pendukungnya. Penelitian yang sudah banyak dilaku-kan menunjukkan bahwa keragaan atau hasil suatu tanaman (fenotip) meru-pakan interaksi antara sifat dasar (genotip) tanaman dengan lingkungannya.

Penggunaan varietas tana-man tebu yang sesuai dis-ertai dengan pengelolaan

faktor-faktor pendukung yang tepat akan meng-hasilkan produktivitas gula yang tinggi. Sedangkan kesesuaian suatu vari-etas pada dasarnya ter-diri dari dua bagian, yaitu kesesuaian tipologi dan kesesuaian kemasakan-nya. Kesesuaian varietas tebu terhadap tipologi lahan akan berperan dalam peningkatan produktivitas bobot tebu, sedangkan kesesuaian dalam peneta-pan komposisi kemasakan dengan jadwal tebang sangat berperan dalam peningkatan produktivitas rendemen tebu. Jadi.....mari kita lanjutkan pro-gram penataan varietas di perkebunan kita !! (Dony)

PENATAAN VARIETAS DI PERKEBUNAN TEBU

Sering kali kita mendengar istilah penataan varietas, khususnya pada sektor perkebunan tebu.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan penataan varietas? Bagaimana komposisi yang ideal buat

pabrik gula kita?. Secara umum komposisi kategori kemasakan varietas yang dianggap ideal untuk

pabrik gula di Indonesia berada pada kisaran 30 : 40 :30, artinya 30% kategori kemasakan awal, 40%

pada kemasakan tengah, dan 30% pada kemasakan akhir. Hal ini didasarkan dari rerata awal giling

pabrik gula yang dimulai pada awal bulan kering dan diakhiri sebelum masuk bulan basah (antara

bulan Mei sampai dengan bulan November), serta disinkronkan dengan kapasitas giling dan periode

giling yang secara umum dibagi menjadi tida periode besar yaitu : periode awal giling (bulan Mei

sampai dengan bulan Juni), Periode tengahan giling (bulan Juli sampai dengan bulan Agustus), dan

Periode Akhir giling (bulan September sampai dengan bulan Oktober/November). Sehingga untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku tebu giling tersebut, pabrik gula melaksanakan penataan varietas

yang sesuai dengan pola giling. Pola penataan varietas pada perkebunan tebu yaitu:

Diharapkan dengan disesuaikannya penanaman dan pemanenan (tebang) suatu kategori kemasakan

varietas tebu dengan kebutuhan giling pabrik gula, maka pencapaian produktivitas maupun potensi

rendemen menjadi optimal. Lalu apakah komposisi kemasakan pada perkebunan kita harus berada

pada angka 30 : 40 : 30 ? Jawabannya adalah TIDAK..., karena sekali lagi yang menjadi dasar

penentuan komposisi kemasakan adalah Tren Pola Giling Pabrik setempat, Kapasitas Giling, dan Tren

Panjang Hari Giling. Sebagai ilustrasi dapat kita lihat pada tabel berikut:

Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5

Hari Giling 15 30 31 31 30 15 152

Jumlah Tebu 45.000 90.000 93.000 93.000 90.000 45.000 456.000

Periode 135.000

Prosentase Ideal 30 40 30

Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

Kategori Bulan BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5

Hari Giling 0 30 31 31 30 31 153

Jumlah Tebu - 120.000 124.000 124.000 120.000 124.000 612.000

Periode 244.000

Prosentase Ideal 20 40 40

Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5

Hari Giling 15 30 31 31 30 31 168

Jumlah Tebu 75.000 150.000 155.000 155.000 150.000 155.000 840.000

Periode 305.000

Prosentase Ideal 27 37 36

Pabrik Gula dengan Kapasitas 3000 TCD

Pabrik Gula dengan Kapasitas 4000 TCD

Pabrik Gula dengan Kapasitas 5000 TCD

URAIAN

URAIANMasak Awal Masak Tengah Masak Lambat

URAIAN

120.000 248.000

225.000 310.000

135.000 186.000

Disamping itu, untuk menentukan varietas apa yang akan kita tanam untuk mendapatkan bobot tebu

dan hasil gula yang optimal maka faktor Agronomi perlu dipertimbangkan. Kita semua tentunya

sudah tahu bahwa pencapaian produktivitas dan mutu hasil tanaman tebu adalah merupakan sinergi

antara potensi yang dimiliki suatu varietas tanaman dengan pengelolaan faktor-faktor

PENATAAN VARIETAS DI PERKEBUNAN TEBU

Sering kali kita mendengar istilah penataan varietas, khususnya pada sektor perkebunan tebu.

Sebenarnya apa yang dimaksud dengan penataan varietas? Bagaimana komposisi yang ideal buat

pabrik gula kita?. Secara umum komposisi kategori kemasakan varietas yang dianggap ideal untuk

pabrik gula di Indonesia berada pada kisaran 30 : 40 :30, artinya 30% kategori kemasakan awal, 40%

pada kemasakan tengah, dan 30% pada kemasakan akhir. Hal ini didasarkan dari rerata awal giling

pabrik gula yang dimulai pada awal bulan kering dan diakhiri sebelum masuk bulan basah (antara

bulan Mei sampai dengan bulan November), serta disinkronkan dengan kapasitas giling dan periode

giling yang secara umum dibagi menjadi tida periode besar yaitu : periode awal giling (bulan Mei

sampai dengan bulan Juni), Periode tengahan giling (bulan Juli sampai dengan bulan Agustus), dan

Periode Akhir giling (bulan September sampai dengan bulan Oktober/November). Sehingga untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku tebu giling tersebut, pabrik gula melaksanakan penataan varietas

yang sesuai dengan pola giling. Pola penataan varietas pada perkebunan tebu yaitu:

Diharapkan dengan disesuaikannya penanaman dan pemanenan (tebang) suatu kategori kemasakan

varietas tebu dengan kebutuhan giling pabrik gula, maka pencapaian produktivitas maupun potensi

rendemen menjadi optimal. Lalu apakah komposisi kemasakan pada perkebunan kita harus berada

pada angka 30 : 40 : 30 ? Jawabannya adalah TIDAK..., karena sekali lagi yang menjadi dasar

penentuan komposisi kemasakan adalah Tren Pola Giling Pabrik setempat, Kapasitas Giling, dan Tren

Panjang Hari Giling. Sebagai ilustrasi dapat kita lihat pada tabel berikut:

Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5

Hari Giling 15 30 31 31 30 15 152

Jumlah Tebu 45.000 90.000 93.000 93.000 90.000 45.000 456.000

Periode 135.000

Prosentase Ideal 30 40 30

Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

Kategori Bulan BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5

Hari Giling 0 30 31 31 30 31 153

Jumlah Tebu - 120.000 124.000 124.000 120.000 124.000 612.000

Periode 244.000

Prosentase Ideal 20 40 40

Mei Juni Juli Agustus September Oktober JUMLAH

BB BK1 BK2 BK3 BK4 BK5

Hari Giling 15 30 31 31 30 31 168

Jumlah Tebu 75.000 150.000 155.000 155.000 150.000 155.000 840.000

Periode 305.000

Prosentase Ideal 27 37 36

Pabrik Gula dengan Kapasitas 3000 TCD

Pabrik Gula dengan Kapasitas 4000 TCD

Pabrik Gula dengan Kapasitas 5000 TCD

URAIAN

URAIANMasak Awal Masak Tengah Masak Lambat

URAIAN

120.000 248.000

225.000 310.000

135.000 186.000

Disamping itu, untuk menentukan varietas apa yang akan kita tanam untuk mendapatkan bobot tebu

dan hasil gula yang optimal maka faktor Agronomi perlu dipertimbangkan. Kita semua tentunya

sudah tahu bahwa pencapaian produktivitas dan mutu hasil tanaman tebu adalah merupakan sinergi

antara potensi yang dimiliki suatu varietas tanaman dengan pengelolaan faktor-faktor

PENATAAN VARIETAS DI PERKEBUNAN TEBU

Page 12: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

12 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIACIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Keluarga Rajawali

Seorang planter mengatakan, pupuk yang terbaik adalah telapak

sepatu yang masuk ke dalam blok kebun. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa dengan kondisi kebun yang luas, maka sangat di perlukan adalah

membangun budaya kon-trol. Dalam memperbaiki produksi, kontrol terha-dap kualitas pengambilan produksi dalam hal ini panen sangat di perlukan. Dari kontrol tersebut dapat diketahui apa yang menjadi permasalahan dalam blok menyangkut produksi serta

aktifitas kebun lainnya. Ketika produksi bulanan turun, tidak sesuai target hal yang mudah dijawab ketika ditanya, kenapa produksi tidak dapat? Maka jawaban yang paling seder-hana adalah “buah tidak ada, AKP (Angka Kerapatan Panen) rendah. Padahal di dalam blok banyak perma-salahan yang menyebabkan mutu panen yang tidak

sesuai yang menyebabkan losses dan produksi tidak tergali dengan maksimal. Berikut bentuk losses/ke-hilangan yang sering ter-jadi di lapangan dan bentuk negatifnya :

1. Buah MentahBuah mentah adalah sumber losses yang utama karena jenis losses ini mengakibatkan kerugian

Losses Di Kebun Sawit

Sebagai perusahaan yang bergerak di-bidang kesehatan, PT Phapros Tbk

telah menerapkan prinsip 3P sebagai sasaran peru-sahaan, yaitu Profit, People dan Planet, sehingga men-jalankan bisnisnya Phap-ros tidak hanya berfokus mengejar profit semata tapi juga sangat mem-perhatikan kesejahteraan karyawan (people) serta lingkungan (planet) di mana perusahaan beroperasi. Hal ini terbukti, untuk keempat kalinya PT Phapros Tbk berhasil mempertahankan peringkat hijau di ajang penganugerahan Program Penilaian Kinerja Perusa-haan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (Proper) yang digelar di Jakarta pada Senin, 23 November 2015.

Adi Sutejo, Asisten Manajer EHS yang hadir mendampingi Budi Ruseno, Direktur Keuangan Phapros saat menerima penghar-gaan tersebut mengatakan, sebelumanya pihaknya be-

lum 100% yakin akan bisa mepertahankan predikat Proper Hijau, karena dalam 1 tahun periode ada param-eter yang melebihi baku mutu.

“Tapi plong rasanya saat kami terima undangan malam pengaugerahan lingkungan Proper dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Berdasarkan informasi dari Sekretariat, yang diundang hadir hanya yang mendapat Proper hijau dan emas,” ujarnya.

Persiapan matang telah dilakukan oleh tim Phapros sebelum berhasil memper-tahankan predikat Proper

Hijau tersebut, “EHS me-nyiapkan database sesuai persyaratan Proper. Kami cek data sebelum dimasuk-kan ke sekretariat Proper, seperti sinkronisasi data dengan departemen lain seperti produksi dan CSR utamanya data pemakaian energy, air, dan bahan baku serta realisasi produksinya serta pelaksanaan dari kegiatan CSR,” jelas Adi.

“Proses penilaian itu sendiri dimulai dari Bulan Juli 2015 dimulai dengan penilaian ketaatan kemudi-an disusul di bulan septem-ber untuk proses penilaian dokumen ringkasan kinerja pengelolaan lingkungan dan terakhir adalah pe-

nilaian dokumen hijau. Untuk penilaian dokumen hijau lebih ditekankan pada kegiatan CSR yang dilaku-kan oleh Perusahaan,” tambahnya.

Adapun peserta Proper tahun 2015 meningkat 12% dari tahun sebelumnya, mencapai 2137 perusa-haan. Hasil penilaian tahun ini adalah tingkat ketaatan perusahaan mencapai 74% meningkat 2% dari tahun sebelumnya. Peraih peringkat EMAS sebanyak 12 perusahaan, HIJAU 108, BIRU 1406, MERAH 529 dan HITAM 21.

Ke depannya, Phapros akan membidik level tertinggi pada penghargaan terse-but, yakni peringkat emas. Namun, tentunya dibutuh-kan usaha lebih keras dan kerja sama dari Phapros-ers. Persaingan di kluster Phapros (industri farmasi, kimia, kertas dan pewarna tekstil serta industri sepatu) sangat ketat karena hanya diikuti oleh 5 peru-sahaan dan diambil 25% terbaik unruk proper emas. Semoga dengan kerja keras dan doa dari seluruh Phaproser Proper Emas untuk Phapros dapat diraih. (Imam Phapros)

Phapros Pertahankan PROPER Hijau Empat Kali Berturut-turut

Page 13: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

ganda. Buah yang dipo-tong tidak menghasilkan minyak, sementara per-sonil yang memotongnya kita bayar. Buah mentah sekali lagi tidak menghasil-kan minyak, bahkan pada saat pengolahan di PKS, bersinggungan dengan buah yang telah masak, kemungkinan justru akan dapat menyerap minyak yang dihasilkan oleh buah yang lain sehingga pen-capaian rendemen akan rendah. Selain itu buah mentah dapat menyebab-kan kerusakan alat PKS (threser) dan menyebabkan berkurangnya efisiensi pengolahan yang dikare-nakan harus direbus 2 (dua) kali. Pemotongan buah mentah menyebab-kan menurunnya disiplin karyawan dan juga secara tidak langsung tanaman yang dipotong buahnya akan stres.

Untuk menghindari turun-nya buah mentah, maka harus dapat mengendali-kan pusingan tetap normal 7 hari. Pusingan yang ter-lalu cepat memungkinkan turunnya buah mentah, dikarenakan karyawan ingin memenuhi basis dan lebih borongnya. Pusingan yang terlalu tinggi juga me-nyebabkan turunnya buah mentah, hal ini dikarena-kan malasnya mengutip brondolan (waktu yang lama), sehingga karyawan justru memotong buah mentah.

2. Brondolan Tidak DikutipBrondolan merupakan bagian buah kelapa sawit yang menghasilkan mi-nyak, yaitu pada bagian yang disebut mesocarp. Jika ekstraksi pada TBS

berkisar antara 20 – 25% maka ekstraksi brondolan bisa sampai 40 – 45%. Dengan demikian, ti-dak mengutip brondolan merupakan dosa kedua yang menyebabkan losses. ( seperti tertera dalam Mengutip “Emas” di Kebun Sawit dimuat di Media RNI Edisi 149).

3. Buah Masak Tinggal di Pokok Losses yang diakibatkan oleh buah masak ting-gal di pokok jelas meru-gikan karena kita tidak mendapatkan minyak dari buah tersebut. Buah masak yang ditinggal, pada pusingan yang akan datang akan menjadi buah yang overripe, apalagi telah menjadi buah busuk, maka akan berakibat terjadi peningkatan ALB (Asam Lemak Bebas) jika TBS

nanti diolah di PKS. Asam lemak bebas nantinya akan menyebabkan menurunnya harga CPO yang kita hasil-kan. Bahkan buah busuk ini akan berakibat langsung terhadap pemanen itu sendiri, yaitu menurunnya output yang dikarenakan brondolan yang dikutip terlalu banyak.

Terjadinya buah masak yang ditinggal di pokok, biasanya disebabkan oleh kejelian pemanen yang kurang yang disebabkan oleh kedisiplinan karya-wan, karyawan yang telah berumur tua atau karyawan yang terjadi gangguan ke-sehatan mata.

Oleh karena itu, selain me-lihat brondolan yang jatuh di piringan, pemanen harus melihat kematangan buah di pokok.

4. Brondolan/Buah DicuriSalah satu tujuan pem-buatan seksi panen adalah agar panen terkon-sentrasi di satu tempat. Dengan kondisi ini, maka diharapkan lebih mudah untuk melaksanakan pengawasan panen termasuk pengawasan terhadap keamanan buah/brondolan yang diantrikan di TPH. Sistem penghan-cakan juga mempengaruhi kecepatan dan terkon-sentrasinya buah. Sistem hancak giring baik murni maupun tetap mandoran, biasanya akan lebih cepat buah keluar dibandingkan dengan sistem hancak tetap. Pencurian buah juga terjadi langsung di lapangan dengan menu-runkan buah dari po-kok atau juga mengutip brondolan langsung di piringan. Buah/brondolan yang dicuri jelas-jelas menyebabkan tonase yang didapat akan berkurang, sedangkan biaya panen tetap. Selain mengambil buah dan brondolan, dapat juga merusak hancak dengan membuat pelepah sengkleh atau sekalipun menunas tetapi tidak di-tumpuk di gawangan mati.

Kehilangan hasil meru-pakan masalah utama dalam kegiatan manaje-men produksi. Kehilangan hasil atau Losses adalah bentuk kehilangan hasil yang disebabkan oleh ber-bagai hal seperti tersebut di atas harus diminimali-sir supaya perusahaan tidak rugi. Perlu rasa memiliki dari segenap karyawan, pengawasan yang ketat dan kerja keras.(FAA)

13GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Keluarga Rajawali

Page 14: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

14 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Cakrawala Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

PrologBagi keluarga besar PT RNI, bila mencermati kalender atau buku agenda tahun 2016, maka akan menemukan sebuah sem-boyan yang sangat menarik, yaitu :Ciptakan Harmoni Untuk Bangkit dan Jaya. Kata-kata harmoni, bangkit dan jaya juga sangat akrab bagi keluarga besar PT RNI karena hampir dalam setiap kesempatan perte-muan senantiasa diteriak-kan yel-yel :“RNI Bangkit, RNI Jaya dan Harmoni yes…yes…yes”.

Keinginan untuk bangkit dan jaya kembali san-gat mudah dipahami dan sangat bisa dimengerti mengingat kinerja perusa-haan tahun-tahun terakhir kurang menggembirakan, dengan puncak keter-purukan di tahun 2014.Adalah normal dan bahkan menjadi suatu keharusan bahwa perusahaan bangkit untuk jaya kembali, karena dalam sejarahnya PT RNI memang pernah menga-lami masa-masa kejayaan.Masa-masa yang konon bisa menjadi karyawan di PT RNI adalah suatu kebanggaan.Kini keinginan untuk bangkit dan jaya kembali tersebut disertai

sebuah prasyarat berupa kondisi yang harmoni.

Kata harmoni dalam sem-boyan PT RNI secara resmi belum mendapat elaborasi lebih jauh untuk menjadi pemahaman bersama bagi keluarga besar PT RNI. Tu-lisan ini mencoba menguak pesan apa yang sebenarnya terkandung dalam kata harmoni sehingga PT RNI menjadikannya sebagai prasyarat untuk kebangkit-an dan kejayaannya. Tentu saja tulisan ini baru terba-tas pada pemahaman yang sifatnya umum, belum me-nukik dan terkait langsung dengan urgensi makna harmoni bagi PT RNI.

Dalam pemahaman umum, harmoni sering dikait-kan dengan suatu kondisi yang digambarkan penuh dengan ketenangan, ke-tenteraman, kedamaian, keselarasan dan keramah-tamahan.Harmoni bah-kan bisa menumbuhkan keindahan.Paduan musik dalam sebuah orkestra terasa enak dan indah didengar bila setiap instru-ment musik dimainkan oleh ahlinya dengan penuh harmoni. Planet-planet mengitari matahari pada orbit masing-masing

secara harmonis, dan bisa menimbulkan risiko besar bila harmoni tersebut ter-ganggu. Dengan gambar-an tersebut, berada dalam situasi dan kondisi yang penuh harmoni menjadi sebuah idaman.

Dalam khasanah budaya, prinsip harmoni sering disebut berakar pada bu-daya Jawa.Bagi masyarakat Jawa, terciptanya har-moni sosial adalah prioritas utama dalam hidup berma-syarakat. Oleh karenanya dalam masyarakat Jawa banyak petuah filosofis yang menggambarkan hal tersebut, misalnya :ngono yo ngono ning ojo ngono (boleh berusaha keras mencapai keinginannya tetapi harus tahu batas-ba-tasnya), nglurug tanpa bala (menyerbu tanpa membawa pasukan), ngalah tanpa ngasorake (mengalahkan tanpa harus mempermalu-kan), dan sebagainya.Untuk menguak lebih jauh tentang bagaimana harmoni bisa tercipta, mari kita telusuri lebih jauh bagaimana ma-syarakat Jawa hidup dalam harmoni.

Kerukunan Sebagai Lan-dasanHarmoni sosial di dalam masyarakat Jawa dicapai dengan prinsip yang dise-but dengan prinsip keruku-nan (Magnis-Suseno, 2001).Yang dimaksud dengan rukun adalah berada di dalam keadaan selaras, tenang dan tentram, tanpa perselisihan dan pertentangan, dan ber-satu dalam maksud untuk saling membantu. Keadaan rukun terdapat pada situasi yang semua pihak berada dalam keadaan damai satu

sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam suasana tenang dan sepakat. Rukun digambar-kan sebagai suatu keadaan ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam semua hubungan sosial, dalam keluarga, dalam Rukun Tetangga, dalam suatuDesa, dan dalam setiap komunitas. Tuntut-an untuk berlaku selalu rukun mengandung makna seorang individu harus berusaha terus menerus untuk bersikap tenang satu sama lain dan menying-kirkan unsur-unsur yang mungkin menimbulkan perselisihan dan keresahan.

Menurut Frans Magnis Suseno, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kerukunan, yaitu :

• Pertama, mencegah sega-la cara perilaku yang bisa mengganggu keselarasan dan ketenangan dalam ma-syarakat. Dalam perspektif Jawa ketenangan dan kes-elarasan sosial merupakan keadaan normal yang akan terdapat dengan sendirinya selama tidak diganggu. • Kedua, prinsip kerukun-an pertama-tama tidak menyangkut suatu sikap batin atau keadaan jiwa, melainkan penjagaan kese-larasan dalam pergaulan. Yang diatur adalah permu-kaan hubungan-hubungan sosial yang kentara, dalam arti lain yang perlu dicegah adalah konflik-konflik yang sifatnya terbuka.

Gotong Royong Sebagai AktualisasiLatar kesejarahan di Jawa mengabarkan bahwa spirit budaya menjadi kekuatan

Pesan Dahsyat Harmoni

Page 15: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

15GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Cakrawala Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

ampuh mempersatukan heterogenitas budaya Jawa yang seringkali terpencar.Spirit itu tercermin, menu-rut Bung Karno, dalam budaya gotong royong yang menciptakan ruang ke-kerabatan dan keharmoni-san antar warga. Dengan gotong royong inilah masyarakat memahat jejak artefak sejarah keagungan Jawa yang nyentrik dan penuh nuansa makna. Tak salah kemudian kalau Bung Karno menjadikan gotong royong sebagai inti dan dasar utama terwujudnya demokrasi di Indonesia.

Sementara dalam pencip-taan kohesi sosial yang utuh, simpul falsafah budaya Jawa mengabar-kan bahwa dalam gotong royong harus dikedepankan sifat sepi ing pamrih, rame ing gawe. Artinya, dalam kerja kebersamaan jangan sampai tercipta penyakit ingin dipuji, dibangga-banggakan, dan disanjung-sanjung. Bukan demikian.Tetapi harus sepi ing pamrih, tidak menghen-daki pujian dan sanjungan, tetapi harus rame ing gawe, bersemangat dalam kerja dan kreativitas. Den-gan kesabaran dan ketu-lusan, maka spirit rame ing gaweakan menjadi kekuatan sangat dahsyat mengobarkan jiwa-jiwa pemberani yang nantinya menjadi sopir kebudayaan dan peradaban bangsa.Simpul-simpul tersebut dalam budaya Jawa di-manifestasikan secara arif dengan spirit ajaran agama (Islam) yang kosmopolitan.Jadilah sebuah simpul be-sar yang memancarkan ca-haya pencerahan di segala penjuru pelosok Jawa dan

Nusantara. Di titik inilah, budaya Jawa akan selalu menjadi rujukan utama dalam mencipta harmoni sosial dalam hidup ber-bangsa dan bernegara.Wujud pengembangan sikap gotong royong antara lain terungkap adalam ak-ronim rinastebu (Soenarto, 2004) yang meliputi:

1. Rila (ikhlas): kesang-gupan untuk merelakan (melepas tanpa penyesa-lan) atas hak milik, atau subyektivitasnya demi ke-selarasan kehidupan besar.

2. Narima (kesanggupan menerima): kesanggupan untuk menerima keadaan sebagaimana adanya. Hal ini juga mengandung makna menghadapi derita tanpa keluh kesah dan menghadapi kegembiraantanpa lupa diri.

3. Sabar: kesanggupan untuk menghadapi keadaan dengan tidak dilandasi hawa nafsu, melainkan dengan kearifan. Dengan sabar orang tidak mudah putus asa atau tergoncang jiwanya sehingga menjadi sehat.

4. Temen (jujur, dapat di-percaya): memegang teguh apa yang pernah dikatakan/disanggupi, pantang ingkar janji, ajining dhiri dumu-nung ana ing lathi(harga diri tergantung dengan apa yang diucapkan), atau sab-da pandhita ratu(satunya kata dengan perbuatan, tidak mencla-mencle).

5. Budiluhur: agar dapat memiliki budi luhur ditun-tut tiga perilaku yang harus dilaksanakan yaitu: andhap asor (rendah hati), prasaja

(sederhana), dan tepa se-lira (tenggang rasa)Ajaran rinastebutersebut apabila dicermati sesung-guhnya merupakan penun-jang bagi terwujudnya harmoni termasuk dengan alam dan lingkungan me-lalui pengendalian diri dan kearifan serta terpelihara-nya semangat untuk tetap optimis dalam mengarungi kehidupan. Budaya Jawa selalu mendorong orang untuk bertindak hati-hati agar tidak mengganggu harmoni.

Memayu Hayuning BawonoKonsep mewujudkan suatu harmoni dengan ling-kungannya tersebut, oleh orang Jawa dinamakan sebagai memayu hayuning bawono. Menurut En-draswara (2003), memayu hayuning bawono meru-pakan watak dan perilaku yang senantiasa berusaha mewujudkan keselamatan dunia, kesejahteraan, dan kebahagiaan. Dalam konsep tersebut, motivasi manusia dalam bertindak seharusnya tidak berdasar-kan kepentingan individu saja, melainkan lebih men-gakomodir kepentingan orang banyak. Keharmonis-an merupakan tujuan dari konsep hidup ini, sehingga tidak dibenarkan adanya sikap dengki, iri hati, jail (suka mengganggu), dan berbuat sekehendak hati dalam pola hubungan dengan orang lain. Apabila kita cermati maka inilah sebenarnya puncak dahsyat-nya pesan yang terkandung dalam prinsip harmoni, yaitu terciptanya Rahmatan Lil ‘Alamin, sebuah misi yang diminta Tuhan untuk diwujudkan oleh setiap hambanya.

EpilogDari semboyannya, har-moni telah dijadikan oleh PT RNI sebagai prasyarat untuk bangkit dan jaya-nya perusahaan. Dengan demikian, bila menilik uraian di atas, sudah seha-rusnya setiap insan RNI berusaha keras mewujud-kannya, karena hal terse-but sejalan dengan misi hidup setiap insan.Yang pertama adalah dengan mengedepankan prinsip kerukunan di lingkungan kerja. Dalam kerukunan, tidak ada tempat bagi individu untuk membuka konflik dengan orang lain walaupun dalam kondisi teraniaya karena hal terse-but dapat merusak kehar-monisan yang telah ter-jaga. Ibarat rumah tangga, pertimbangan kematangan emosi dan pikiran, saling toleransi, saling perhatian, saling mengerti, saling menerima, dan saling meningkatkan keperca-yaan antar anggota kelu-arga adalah penting demi keharmonisan. Antitesa terhadap prinsip ini seperti saling fitnah, pembunuhan karakter, pemberian stigma negatif yang seolah tak termaafkan, politicking, kasak-kusuk untuk mem-peroleh kedudukan dan lain sebagainya harus dijauhi.

Dalam aktualisasi kerja, maka bekerja secara bahu membahu dalam kerja sama yang dinamis dengan semangat gotong royong harus mendapat tempat yang utama. Bekerja secara keras, cerdas dan terutama ikhlas perlu terus digelora-kan.Sepi ing pamrih, rame ing gawe dicerminkan dalam prinsip kerja, kerja dan kerja. Semoga. (Tamino)

Page 16: MEDIA FEBRUARI 2016.pdf

Acara senam Jumat pagi di halaman parkir RNI ternyata tidak

hanya diikuti oleh karyawan yang ada di gedung RNI, ada intruder dari pihak luar. Bukan sembarangan yang datang, karena yang turut bergabung adalah Direktur Kepesertaan Dapen RNI, Ibu Endang Apriani. Beliau mengemban amanah itu se-jak 29 Januari 2016. Jabatan sebelumnya adalah Direktur RIB (Rajawali Insurance Bro-ker), anak perusahaan Dana Pensiun RNI.

Wanita kelahiran kota Lun-pia Semarang dan punya hobi traveling ini, memulai karier di RNI sejak 1984 di

Dapen RNI, kemudian sem-pat ke RNI (di divisi Investasi dan Komunikasi Korporasi). Pada tahun 2008 ditetapkan sebagai Direktur RIB. Menghabiskan masa kecil di Semarang, sampai jenjang SLTA. Gelar Sar-jana Ekonomi diraihnya di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Is-tri dari Joko Sumartono -seorang arsitek- dikaruni-ai dua putra, yang pertama saat ini sedang menempuh pendidikan di fakultas Tenik Sipil ITB dan yang kedua masih kelas 1 di salah satu SMA Negeri Jakarta. Ternyata hobi sang suami sangat sejalan dengan-nya, yaitu fotografi.…jadi klop banget : traveller dan photographer.

Cita-citanya sangat mulia untuk meningkatkan kin-erja Dapen, sehingga bisa mandiri alias tidak mem-butuhkan bantuan dari Pendiri dan Mitra Pendiri Dapen. Serta mampu memberikan manfaat lebih kepada para pensiunan. Beliau sadar, tugas dan tanggung jawab pengurus Dapen sangat berat dan untuk itu dibutuhkan kerja keras dari seluruh pengu-rus dan jajaran di Dapen RNI. Beliau memaparkan salah satu kondisi yang mencerminkan tantangan yang harus dihadapi : IHSG tahun kemarin masih di kisaran 5000 sedang saat ini masih di kisaran 4000 dan baru beranjak naik.

Dalam pengelolaan Dapen, tidak sekedar mengejar keuntungan, namun juga harus mengedapankan ke-hati-hatian dalam penem-patan dana. Pengalaman para pengurus sebelumnya menjadi pelajaran yang sangat berharga.

Ayo senam yang semangat Bu Endang….satu!..dua!..tiga!! (Gihard)

16 GRUP RAJAWALI NUSANTARA IN DO NE SIA

Bulu-Bulu Rajawali

CIPTAKAN HARMONI UNTUK BANGKIT DAN JAYA

Siap Berjuang Untuk Memajukan Dapen

Virus Zika merupakan Flavivirus kelompok Arbovirus bagian

dari virus RNA. Pertama kali diisolasi tahun 1948 dari monyet di Hutan Zika Uganda, jadi sepertinya Zika sendiri merupakan nama hutan tempat dimana virus ini berhasil diisolasi. Selanjutnya beberapa neg-ara Afrika, Asia khususnya Asia tenggara, Mikronesia, Amerika Latin, Karibia mel-aporkan penemuan virus Zika ini.

Penularan virus ini sama seperti virus demam berdarah yaitu oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang

menjadi pembawa virus Dengue yang menyebabkan penyakit demam berdarah Dengue.

Bagaimana gejala virus Zika? Seperti infeksi virus pada umumnya pada awal penyakit pasien akan mera-sakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi.

Beda dengan infeksi virus Dengue, pada infeksi ini mata pasien akan merah karena mengalami radang konjungtiva atau konjung-tivitis. Pasien juga akan merasakan sakit kepala.

Pemeriksaan laboratorium

sederhana biasanya hanya menunjukkan penurunan kadar sel darah putih se-perti umumnya infeksi virus lainnya. Berbeda dengan infeksi demam berdarah, infeksi virus Zika tidak menyebabkan penurunan kadar trombosit.

Masa inkubasi hampir mirip dengan infeksi virus Dengue yaitu beberapa hari sampai satu minggu. Sekilas infeksi virus Zika hampir mirip dengan virus Dengue sehingga adanya infeksi ini sering kali tidak terdeteksi karena umum-nya gejalanya ringan.

Dengan istirahat dan ban-yak minum pasien dapat sembuh. Obat-obat yang diberikan hanya bertujuan untuk mengatasi gejala yang timbul yaitu jika gatal

diberikan obat gatal dan jika demam diberikan obat demam. Saat ini memang vaksin untuk virus ini be-lum ada. Pengobatan lebih banyak bersifat suportif, istirahat cukup, banyak minum, jika demam mi-num obat penurun panas dan tetap mengonsumsi makanan yang bergizi.

Pencegahan sama sep-erti pencegahan infeksi demam berdarah yaitu pemberantasan sarang nyamuk. Penyakit virus Zika sama seperti infeksi virus demam berdarah bisa kita tekan kasusnya jika kita dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk temukan jentik dan soasialisakan 3 M (Mengubur, Mengurus dan Menutup) yang sudah menjadi slogan Kemenkes.

Virus Zika

Dokter Rajawali Untuk Kesehatan AndaOleh Dr. H. Herman Yuliantama