media indonesia 20 februari 2014

28
BADAN Nasional Penanggu- langan Bencana (BNPB) mera- malkan potensi kejadian mate- rial lahar sisa erupsi di puncak Gunung Kelud yang terbawa air hujan masih akan berlang- sung lama. Untuk mencegah korban jiwa, warga sekitar harus diberi pemahaman bahwa bila terjadi hujan di puncak Kelud, aktivitas mereka di sepan- jang sungai yang berhulu di gunung tersebut harus segera dihentikan. “Tidak ada yang tahu pasti potensi lahar hujan Kelud akan berlangsung sampai berapa lama,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kemarin. Sutopo mencontohkan ke- jadian erupsi Gunung Merapi pada 2010. Akibat erupsi, di puncak Merapi masih tersisa 140 juta meter kubik lahar vulkanis. Setiap hujan tiba, sedikit demi sedikit lahar ter- sebut terbawa air hujan menu- runi lereng gunung. “Sekarang sudah lebih dari tiga tahun, diperkirakan masih terdapat 60 juta meter kubik material lahar di Merapi,” tandas dia. Adapun di Kelud, sambung- nya, diperkirakan masih ada 50 juta meter kubik lahar. Karena hujan yang turun kemarin tidak terlalu deras, walhasil jumlah material la- har yang tersisa dari gunung tersebut masih banyak. Pasal- nya, baru sebagian kecil saja dari total volume lahar yang terbawa air hujan. Prakirawan Badan Me- teorologi, Klimatologi, dan Geosika (BMKG) Juanda Tau- k Hermawan juga meminta masyarakat di sekitar Gunung Kelud tetap mewaspadai an- caman banjir lahar susulan. Pasalnya, pada Februari ini curah hujan di kawasan itu diprediksi tetap tinggi. Menurut Kepala BNPB Syam- sul Maarif, pemerintah masih menetapkan status awas Kelud setelah muncul banjir lahar dingin pada Selasa (18/2). “Namun, bencana Gunung Kelud ini masih belum bisa dikatakan bencana nasional, melainkan masih sebatas ben- cana provinsi.” Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Haryadi Permana mengatakan erupsi yang saat ini terjadi pada Gunung Kelud tidak akan me- nular kepada gunung lainnya. Sebelumnya, akibat banjir lahar, 600 warga lima dusun di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang, dilaporkan terisolasi. (Tlc/Vei/HS/FL/X-6) KAMIS, 20 FEBRUARI 2014 / NO. 11994 / TAHUN XLV / 28 HALAMAN Pemasangan Iklan & Customer Service: 021 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) Harian Umum Media Indonesia @ MIdotcom Siasat Pabrikan Berganti Haluan Target pasar kendaraan komersial dialihkan dari sektor tambang yang lesu ke sektor infrastruktur, properti, dan kargo. Fokus Otomotif, Hlm 22-23 Realistis Memilih Jurusan Memilih jurusan yang tepat harus dipertimbangkan dengan matang. Pemilihan jurusan tidak boleh hanya karena tekanan dari orangtua. Apalagi, calon mahasiswa hanya ikut-ikutan tren. Pendidikan, Hlm 10 Jakarta Rentan Perubahan Iklim Kondisi Bangkok kurang lebih sama dengan Jakarta, tetapi kota itu dapat mengatasi banjir dengan pembangunan sesuai kondisi lahan dan regulasi tegas. Selekta, Hlm 2 PEMBAHASAN revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) kian jauh panggang dari api, bahkan makin jauh dari semangat menegakkan keadilan. Selain penuh pasal polemik, waktu pembahasan yang tersisa di DPR juga sangat tidak mencukupi. Hingga akhir masa sidang IV atau 10 Juli 2014, waktu kerja DPR kurang dari 100 hari. Kecuali negara ini ingin menghasilkan kitab undang-undang yang penuh cacat, maka pembahasan sudah semestinya dibatalkan. Desakan serupa kemarin disampaikan Komisi Pemberan- tasan Korupsi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR. Melalui surat, KPK meminta pembahasan kedua rancangan undang-undang tersebut ditunda. Permintaan KPK sangat masuk akal. KUHP baru yang diajukan Kementerian Hukum dan HAM kepada DPR jauh lebih tambun daripada KUHP lama. Draf itu memuat 766 pasal atau bertambah 197 pasal dari yang lama. RUU KUHP ini juga harus lebih dahulu dibahas sebelum pem- bahasan RUU KUHAP. Pem- bahasan yang bersamaan sangat tidak diinginkan dan membahayakan karena da- pat menyebabkan tumpang- tindih, bahkan saling meng- ingkari undang-undang. Selain itu, materi isi RUU KUHAP tidak kalah ber- masalah. Setidaknya ada 12 isu dalam RUU itu yang ber- potensi melemahkan KPK. Salah satu yang menonjol ialah soal penyadapan. Se- lain harus dengan seizin ha- kim, kegiatan penyadapan juga dapat dibatalkan oleh hakim. Padahal, selama ini telah terbukti banyak kasus korupsi bisa diungkap lewat penyadapan. Bukan hanya pada tahap penyidikan, upaya pelemahan pemberantasan korupsi juga tampak dalam penuntutan. RUU KUHAP mengatur bahwa terhadap putusan bebas tidak dapat diajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Putusan MA pun tidak boleh lebih berat daripada putusan pengadilan tinggi. Pasal-pasal itu jelas menggerogoti penegakan hukum. Bukan- nya memperkuat aturan yang telah ada, pemerintah dan DPR justru menyediakan celah untuk koruptor. Apalagi, kedua RUU tersebut tidak memasukkan korupsi dalam nomenklatur kejahatan luar biasa. RUU cacat semacam itu sulit diharapkan dapat dibenahi tanpa kerja maksimal DPR. Harapan tersebut makin di awang- awang jika melihat ruang rapat di Senayan sekarang ini. Jelang pemilu, para anggota dewan makin malas hadir. Dalam rapat paripurna kemarin, dari 560 anggota dewan, hanya 226 orang yang hadir. Dengan kinerja yang menurun, DPR semestinya menyetujui permintaan KPK. Ketimbang nanti tidak serius membahas RUU lalu diam-diam menyediakan karpet merah untuk ko- ruptor, akan jauh lebih baik jika DPR tidak membahas kedua RUU itu sama sekali. Bahkan keputusan pembatalan pembahasan revisi KUHP dan KUHAP mungkin dapat menjadi satu-satunya ketiadaan kerja DPR yang akan dipuji rakyat. Dengan langkah tersebut, sesungguhnya DPR akan menepis kecurigaan akan komitmen pada pemberantasan korupsi. Pasalnya, hingga kini ada 65 ang- gota dewan yang diproses hukum terkait dengan korupsi. Penghentian pembahasan RUU semestinya didukung Presi- den. Sebagai orang yang pernah berjanji akan berada di garda terdepan pemberantasan korupsi, penghentian pembahasan akan menjadi warisan berharga. Bukannya memperkuat aturan yang telah ada, pemerintah dan DPR justru menyediakan celah untuk koruptor. Apalagi, kedua RUU tersebut tidak memasukkan korupsi dalam nomenklatur kejahatan luar biasa. Silakan tanggapi Editorial ini melalui: www.metrotvnews.com AIR liur ternyata bisa menjadi objek untuk mengidenti- fikasi depresi, terutama di kalangan remaja. Hal itu terungkap dari ha- sil penelitian Universitas Cambridge, Inggris, yang dipimpin Joe Herbert ber- dasarkan pengamatan yang melibatkan lebih 1.800 remaja usia 12-19 tahun. Dalam penelitiannya, Herbert dan kawan-kawan mengambil sampel air liur para remaja tersebut dan mengamati ting- kat depresi mereka. Setelah itu, mereka membandingkan tingkat kortisol yang terdapat dalam air liur dengan laporan tingkat depresi. Hasilnya remaja dengan tingkat kortisol tinggi dan depresi rendah ternyata memiliki risiko 14 kali depresi klinis ketim- bang mereka yang tingkatnya ringan. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa satu dari enam orang menderita depresi klinis dan sebagian besar penderita mengalaminya sebelum berusia 24 tahun. “(Hasil penelitian) ini perkembangan baru untuk menge- tahui penyakit mental,” kata Herbert menjelaskan penelitian yang dipublikasi lewat jurnal Proceedings of the National Academies of Science baru-baru ini. (Global News/Kid/X-8) Akhiri Aksi Amputasi KPK Air Liur dan Depresi RAJA EBEN LUBIS P EMBAHASAN Ranca- ngan Undang-Undang Perubahan Kitab Un- dang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) dan RUU Perubahan Kitab Un- dang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terus digugat. Jika pembahasannya dipaksakan, Komisi Pemberantasan Ko- rupsi siap melawan. RUU KUHAP dan KUHP yang diserahkan pemerintah pada Maret 2013 untuk dibahas di DPR dinilai mengandung ba- nyak poin yang melemahkan upaya pemberantasan ko- rupsi dan menggembosi KPK. Ambil contoh, penyelidikan akan dihilang kan, padahal penyelidikan amat penting bagi KPK yang tidak mengenal penghentian penyidikan. Ada pula pasal tentang pe- nyuapan yang tidak masuk di delik korupsi, tetapi masuk pi- dana jabatan. Belum lagi masa penahanan di tahap penyidik- an sangat singkat, hanya lima hari (lihat grak). KPK pun, kemarin, mengi- rimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR untuk meminta pe- nundaan pembahasan kedua RUU itu. “Jika dibahas, KPK meminta delik korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa tetap diatur dalam UU sendiri (bukan dalam KUHAP). KPK juga meminta pemba- hasan RUU KUHAP yang meru- pakan pidana formil dibahas setelah RUU KUHP materiil selesai agar tidak tumpang-tin- dih,” kata Ketua KPK Abraham Samad di Gedung KPK. Ia berharap pemerintah me- narik draf RUU KUHAP dan KUHP dari DPR. ‘’Jika tidak mengacuhkan, berarti peme- rintah dan DPR tidak punya good will terhadap pemberan- tasan korupsi. KPK punya lang- kah strategis dan konkret untuk menghadapi segala bentuk pelemahan dari mana pun.’’ Dalam suratnya, KPK meng- akui RUU ialah keniscayaan. Namun, mereka juga menilai pemerintah dan DPR cende- rung memaksakan. Pasalnya, masa kerja DPR saat ini tinggal 100 hari kerja efektif. KPK juga merasa ada yang aneh karena tidak pernah dilibatkan sejak RUU KUHAP dan KUHP masuk Program Legislasi Nasional 2012 hingga dibahas. Pakar hukum pidana Uni- versitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar mengingatkan pemba- hasan RUU KUHAP dan KUHP yang berisi lebih dari 1.000 pasal perlu keseriusan. “Ini kok main-main. Sepertinya ada penumpang gelap yang mau buru-buru disahkan.’’ Di lain sisi, ketua tim ahli RUU KUHP Muladi menu- ding KPK telah melampaui kewenangan dengan mengi- rim surat ke Presiden dan DPR agar revisi UU KUHAP dan KUHP ditunda. “Cara ini seperti tidak menghormati lembaga tinggi negara,” ce- tusnya seusai rapat Panja RUU KUHP di kompleks parlemen, kemarin. Ia menyerahkan keinginan KPK itu kepada pemerintah dan DPR. Sikap yang sama dikemukakan anggota Komisi III dari Fraksi PAN, Taslim Chaniago, Bambang Soesa- tyo (Golkar), dan Nasir Jamil (PKS). Adapun Ahmad Yani (PPP) tetap ngotot agar pem- bahasan diteruskan. Posisi Aziz Pembahasan RUU KUHAP dan KUHP juga dipersoalkan lantaran keberadaan Aziz Syamsuddin sebagai ketua panja RUU itu. Sebabnya, Wakil Ketua Komisi III dari Partai Golkar tersebut pernah disebut dalam kasus korupsi pengadaan simulator uji ken- daraan di Korlantas Polri dan proyek pembangunan kawas- an pengembangan dan pem- binaan terpadu sumber daya manusia kejaksaan di Ceger, Jakarta Timur. “Status hukum Aziz penting dilihat, apakah ada atau tidak konflik kepentingan dalam proses pembahasan RUU itu,’’ ujar Direktur Advokasi YLBHI Bahrain, dalam suratnya yang dikirimkan ke KPK, kemarin. Abraham memastikan pihaknya terus mendalami kasus tersebut. ‘‘Orang yang melebihi Aziz saja kita periksa. Jadi, kita tunggu saja perkem- bangan penyidikan,’’ tandas- nya. (Wta/*/Nov/X-8) raja_eben @mediaindonesia.com Hentikan Penggembosan KPK Posisi Aziz Syamsuddin sebagai Ketua Panja RUU KUHAP dan KUHP dipersoalkan karena namanya pernah disebut dalam kasus korupsi. Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail: [email protected] Facebook: Harian Umum Media Indonesia Twitter: @MIdotcom Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com TERTIMBUN BANJIR LAHAR: Paeran, 63, mengecek sawahnya yang hancur akibat banjir lahar erupsi Gunung Kelud di Desa Batan, Badas, Kediri, Jawa Timur, kemarin. Banjir lahar pada Selasa (18/2) sore tersebut menyebabkan sekitar 100 hektare sawah rusak parah. MI/IMMANUEL ANTONIUS Ancaman Banjir Lahar Kelud Diprediksi Berlangsung Lama EBET

Post on 21-Oct-2014

1.618 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

BADAN Nasional Penanggu-langan Bencana (BNPB) mera-malkan potensi kejadian mate-rial lahar sisa erupsi di puncak Gunung Kelud yang terbawa air hujan masih akan berlang-sung lama.

Untuk mencegah korban jiwa, warga sekitar harus diberi pemahaman bahwa bila terjadi hujan di puncak Kelud, aktivitas mereka di sepan-jang sungai yang berhulu di gunung tersebut harus segera dihentikan.

Tidak ada yang tahu pasti potensi lahar hujan Kelud akan berlangsung sampai berapa lama, ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, kemarin.

Sutopo mencontohkan ke-jadian erupsi Gunung Merapi pada 2010. Akibat erupsi, di puncak Merapi masih tersisa 140 juta meter kubik lahar vulkanis. Setiap hujan tiba,

sedikit demi sedikit lahar ter-sebut terbawa air hujan menu-runi lereng gunung. Sekarang sudah lebih dari tiga tahun, diperkirakan masih terdapat 60 juta meter kubik material lahar di Merapi, tandas dia.

Adapun di Kelud, sambung-nya, diperkirakan masih ada 50 juta meter kubik lahar. Karena hujan yang turun kemarin tidak terlalu deras, walhasil jumlah material la-har yang tersisa dari gunung

tersebut masih banyak. Pasal-nya, baru sebagian kecil saja dari total volume lahar yang terbawa air hujan.

Prakirawan Badan Me-teorologi, Klimatologi, dan Geofi sika (BMKG) Juanda Tau-

fi k Hermawan juga meminta masyarakat di sekitar Gunung Kelud tetap mewaspadai an-caman banjir lahar susulan. Pasalnya, pada Februari ini curah hujan di kawasan itu diprediksi tetap tinggi.

Menurut Kepala BNPB Syam-sul Maarif, pemerintah masih menetapkan status awas Kelud setelah muncul banjir lahar dingin pada Selasa (18/2). Namun, bencana Gunung Kelud ini masih belum bisa dikatakan bencana nasional, melain kan masih sebatas ben-cana provinsi.

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Haryadi Permana mengatakan erupsi yang saat ini terjadi pada Gunung Kelud tidak akan me-nular kepada gunung lainnya. Sebelumnya, akibat banjir lahar, 600 warga lima dusun di Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Malang, dilaporkan terisolasi. (Tlc/Vei/HS/FL/X-6)

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014 / NO. 11994 / TAHUN XLV / 28 HALAMAN

Pemasangan Iklan &Customer Service: 021 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks)Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim)

Harian Umum Media Indonesia

@ MIdotcom

Siasat Pabrikan Berganti HaluanTarget pasar kendaraan komersial dialihkan dari sektor tambang yang lesu ke sektor infrastruktur, properti, dan kargo.

Fokus Otomotif, Hlm 22-23

Realistis Memilih JurusanMemilih jurusan yang tepat harus dipertimbangkan dengan matang. Pemilihan jurusan tidak boleh hanya karena tekanan dari orangtua. Apalagi, calon mahasiswa hanya ikut-ikutan tren.

Pendidikan, Hlm 10

Jakarta Rentan Perubahan IklimKondisi Bangkok kurang lebih sama dengan Jakarta, tetapi kota itu dapat mengatasi banjir dengan pembangunan sesuai kondisi lahan dan regulasi tegas.

Selekta, Hlm 2

PEMBAHASAN revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) kian jauh panggang dari api, bahkan makin jauh dari semangat menegakkan keadilan. Selain penuh pasal polemik, waktu pembahasan yang tersisa di DPR juga sangat tidak mencukupi. Hingga akhir masa sidang IV atau 10 Juli 2014, waktu kerja DPR kurang dari 100 hari. Kecuali negara ini ingin menghasilkan kitab undang-undang yang penuh cacat, maka pembahasan sudah semestinya dibatalkan.

Desakan serupa kemarin disampaikan Komisi Pemberan-tasan Korupsi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR. Melalui surat, KPK meminta pembahasan kedua rancangan undang-undang tersebut ditunda. Permintaan KPK sangat masuk akal. KUHP baru yang diajukan Kementerian Hukum dan HAM kepada DPR jauh lebih tambun daripada KUHP lama. Draf itu memuat 766 pasal atau bertambah 197 pasal dari yang lama.

RUU KUHP ini juga harus lebih dahulu dibahas sebelum pem-bahasan RUU KUHAP. Pem-bahasan yang bersamaan sangat tidak diinginkan dan membahayakan karena da-pat menyebabkan tumpang-tindih, bahkan saling meng-ingkari undang-undang.

Selain itu, materi isi RUU KUHAP tidak kalah ber-masalah. Setidaknya ada 12 isu dalam RUU itu yang ber-potensi melemahkan KPK. Salah satu yang menonjol ialah soal penyadapan. Se-lain harus dengan seizin ha-kim, kegiatan penyadapan juga dapat dibatalkan oleh hakim. Padahal, selama ini telah terbukti banyak kasus

korupsi bisa diungkap lewat penyadapan.Bukan hanya pada tahap penyidikan, upaya pelemahan

pemberantasan korupsi juga tampak dalam penuntutan. RUU KUHAP mengatur bahwa terhadap putusan bebas tidak dapat diajukan kasasi kepada Mahkamah Agung. Putusan MA pun tidak boleh lebih berat daripada putusan pengadilan tinggi. Pasal-pasal itu jelas menggerogoti penegakan hukum. Bukan-nya memperkuat aturan yang telah ada, pemerintah dan DPR justru menyediakan celah untuk koruptor. Apalagi, kedua RUU tersebut tidak memasukkan korupsi dalam nomenklatur kejahatan luar biasa.

RUU cacat semacam itu sulit diharapkan dapat dibenahi tanpa kerja maksimal DPR. Harapan tersebut makin di awang-awang jika melihat ruang rapat di Senayan sekarang ini. Jelang pemilu, para anggota dewan makin malas hadir. Dalam rapat paripurna kemarin, dari 560 anggota dewan, hanya 226 orang yang hadir.

Dengan kinerja yang menurun, DPR semestinya menyetujui permintaan KPK. Ketimbang nanti tidak serius membahas RUU lalu diam-diam menyediakan karpet merah untuk ko-ruptor, akan jauh lebih baik jika DPR tidak membahas kedua RUU itu sama sekali.

Bahkan keputusan pembatalan pembahasan revisi KUHP dan KUHAP mungkin dapat menjadi satu-satunya ketiadaan kerja DPR yang akan dipuji rakyat. Dengan langkah tersebut, sesungguhnya DPR akan menepis kecurigaan akan komitmen pada pemberantasan korupsi. Pasalnya, hingga kini ada 65 ang-gota dewan yang diproses hukum terkait dengan korupsi.

Penghentian pembahasan RUU semestinya didukung Presi-den. Sebagai orang yang pernah berjanji akan berada di garda terdepan pemberantasan korupsi, penghentian pembahasan akan menjadi warisan berharga.

Bukannya memperkuat aturan yang telah ada, pemerintah dan DPR

justru menyediakan celah untuk koruptor. Apalagi,

kedua RUU tersebut tidak memasukkan korupsi dalam

nomenklatur kejahatan luar biasa.

Silakan tanggapi Editorial ini melalui:

www.metrotvnews.com

AIR liur ternyata bisa menjadi objek untuk mengidenti-fikasi depresi, terutama di kalangan remaja. Hal itu terungkap dari ha-sil penelitian Universitas Cambridge, Inggris, yang dipimpin Joe Herbert ber-dasarkan pengamatan yang melibatkan lebih 1.800 remaja usia 12-19 tahun.

Dalam penelitiannya, Herbert dan kawan-kawan mengambil sampel air liur para remaja tersebut dan mengamati ting-kat depresi mereka. Setelah itu, mereka membandingkan tingkat kortisol yang terdapat dalam air liur dengan laporan tingkat depresi.

Hasilnya remaja dengan tingkat kortisol tinggi dan depresi rendah ternyata memiliki risiko 14 kali depresi klinis ketim-bang mereka yang tingkatnya ringan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa satu dari enam orang menderita depresi klinis dan sebagian besar penderita mengalaminya sebelum berusia 24 tahun.

(Hasil penelitian) ini perkembangan baru untuk menge-tahui penyakit mental, kata Herbert menjelaskan penelitian yang dipublikasi lewat jurnal Proceedings of the National Academies of Science baru-baru ini. (Global News/Kid/X-8)

Akhiri Aksi Amputasi KPK

Air Liur dan Depresi

RAJA EBEN LUBIS

PEMBAHASAN Ranca-ng an Undang-Undang Perubahan Kitab Un-dang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU KUHAP) dan RUU Perubahan Kitab Un-dang-Undang Hukum Pidana (KUHP) terus digugat. Jika pembahasannya dipaksakan, Komisi Pemberantasan Ko-rupsi siap melawan.

RUU KUHAP dan KUHP yang diserahkan pemerintah pada Maret 2013 untuk dibahas di DPR dinilai mengandung ba-nyak poin yang melemahkan upaya pemberantasan ko-rupsi dan menggembosi KPK. Ambil contoh, penyelidikan akan dihilang kan, padahal penyelidikan amat penting bagi KPK yang tidak mengenal penghentian penyi dikan.

Ada pula pasal tentang pe-nyuapan yang tidak masuk di delik korupsi, tetapi masuk pi-dana jabatan. Belum lagi masa penahanan di tahap penyidik-an sangat singkat, hanya lima hari (lihat grafi k).

KPK pun, kemarin, mengi-rimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR untuk meminta pe-nundaan pembahasan kedua RUU itu. Jika dibahas, KPK meminta delik korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa tetap diatur dalam UU sendiri (bukan dalam KUHAP). KPK juga meminta pemba-hasan RUU KUHAP yang meru-pakan pidana formil dibahas setelah RUU KUHP materiil selesai agar tidak tumpang-tin-dih, kata Ketua KPK Abraham Samad di Gedung KPK.

Ia berharap pemerintah me-narik draf RUU KUHAP dan

KUHP dari DPR. Jika tidak meng acuhkan, berarti peme-rintah dan DPR tidak punya good will terhadap pemberan-tasan korupsi. KPK punya lang-kah strategis dan konkret untuk menghadapi segala bentuk pelemahan dari mana pun.

Dalam suratnya, KPK meng-akui RUU ialah keniscayaan. Namun, mereka juga menilai pemerintah dan DPR cende-rung memaksakan. Pasalnya, masa kerja DPR saat ini tinggal

100 hari kerja efektif.KPK juga merasa ada yang

aneh karena tidak pernah dilibatkan sejak RUU KUHAP dan KUHP masuk Program Legislasi Nasional 2012 hingga dibahas.

Pakar hukum pidana Uni-versitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar mengingatkan pemba-hasan RUU KUHAP dan KUHP yang berisi lebih dari 1.000 pasal perlu keseriusan. Ini kok main-main. Sepertinya ada penumpang gelap yang mau buru-buru disahkan.

Di lain sisi, ketua tim ahli RUU KUHP Muladi menu-ding KPK telah melampaui kewenangan dengan mengi-rim surat ke Presiden dan DPR agar revisi UU KUHAP dan KUHP ditunda. Cara ini seperti tidak menghormati

lembaga tinggi negara, ce-tusnya seusai rapat Panja RUU KUHP di kompleks parlemen, kemarin.

Ia menyerahkan keinginan KPK itu kepada pemerintah dan DPR. Sikap yang sama dikemukakan anggota Komisi III dari Fraksi PAN, Taslim Chaniago, Bambang Soesa-tyo (Golkar), dan Nasir Jamil (PKS). Adapun Ahmad Yani (PPP) tetap ngotot agar pem-bahasan diteruskan.

Posisi AzizPembahasan RUU KUHAP

dan KUHP juga dipersoalkan lantaran keberadaan Aziz Syamsuddin sebagai ketua panja RUU itu. Sebabnya, Wakil Ketua Komisi III dari Partai Golkar tersebut pernah disebut dalam kasus korupsi

pengadaan simulator uji ken-daraan di Korlantas Polri dan proyek pembangunan kawas-an pengembangan dan pem-binaan terpadu sumber daya manusia kejaksaan di Ceger, Jakarta Timur.

Status hukum Aziz penting dilihat, apakah ada atau tidak konflik kepentingan dalam proses pembahasan RUU itu, ujar Direktur Advokasi YLBHI Bahrain, dalam suratnya yang dikirimkan ke KPK, kemarin.

A b ra h a m m e m a s t i k a n pihaknya terus mendalami kasus tersebut. Orang yang melebihi Aziz saja kita periksa. Jadi, kita tunggu saja perkem-bangan penyidikan, tandas-nya. (Wta/*/Nov/X-8)

[email protected]

HentikanPenggembosan KPK

Posisi Aziz Syamsuddin sebagai Ketua Panja RUU KUHAP dan KUHP dipersoalkan karena namanya pernah disebut dalam kasus korupsi.

Kirimkan tanggapan Anda atas berita ini melalui e-mail:

[email protected]:

Harian Umum Media IndonesiaTwitter: @MIdotcom

Tanggapan Anda bisa diakses di metrotvnews.com

TERTIMBUN BANJIR LAHAR: Paeran, 63, mengecek sawahnya yang hancur akibat banjir lahar erupsi Gunung Kelud di Desa Batan, Badas, Kediri, Jawa Timur, kemarin. Banjir lahar pada Selasa (18/2) sore tersebut menyebabkan sekitar 100 hektare sawah rusak parah.

MI/IMMANUEL ANTONIUS

Ancaman Banjir Lahar Kelud Diprediksi Berlangsung Lama

EBET

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014SELEKTA2

DUGAAN adanya praktik ko-rupsi proyek pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten kian kentara. Penegasan ter-sebut diungkapkan oleh Bu-pati Lebak, Banten, Iti Octavia Jayabaya, seusai dimintai kete-rangan oleh Komisi Pemberan-tasan Korupsi, kemarin.

Salah satu indikasi praktik haram tersebut ialah ketidak-sesuaian antara spesifikasi yang tercantum dalam kontrak dan alat kesehatan yang ada. Saat sidak, kami menemukan beberapa alat kesehatan yang dialokasikan langsung dari provinsi, spesifi kasinya tidak sesuai, dan itu banyak yang kita tolak. Seperti di Rumah Sakit Umum Adjidarmo, kata Iti.

Ia menuturkan selama 2013 ter dapat proyek alat kesehatan bernilai Rp3 miliar. Namun, ba-rang dan spesifi kasi yang ada tidak sesuai dengan kebu tuhan. Iti diminitai keterangan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap sengketa pemilu kada Kabupten Lebak dengan tersangka Guber-nur Banten Ratu Atut Chosiyah. Iti menjelaskan bahwa ia di-tanya penyidik apakah kenal dengan Atut dan mengetahui adanya praktik suap dalam

sengketa pemilu kada Lebak di Mahkamah Konstitusi.

Dalam beberapa kesempat an, Atut yang juga Ketua nonak tif DPP Partai Golkar itu memban-tah terlibat penyuap an. Mela lui tim kuasa hukumnya, Atut ju ga menyangkal adanya pengge-lembungan proyek pengadaan alat kesehatan di Banten.

Atut terimbas kasus Lebak setelah sang adik, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, di tangkap KPK pada 2 Oktober 2013 yang kini menjadi ter-sangka kasus suap yang meli-batkan mantan Ketua MK Akil Mochtar.

Pemilu kada Lebak yang dige-lar 31 Agustus 2013 dime nangi pasangan Iti Octavia Jayabaya-Ade Sumardi yang didukung koalisi Partai Demokrat, PDIP, Hanura, Gerindra, PPP, PKS, dan PPNU. Mereka mendulang 62,37% suara, mengungguli pa-sangan Amir Hamzah-Kasmin yang diusung Partai Golkar dengan perolehan 34,69%. Amir-Kasmin lalu menggugat ke MK. Pasangan itu menu-ding Iti menang akibat inter-vensi dari Mulyadi Jayabaya, ayah Iti, Bupati Lebak saat itu. (EB/X-2)

Lebak Terima Alkes tidak Sesuai Spesi kasi

Target Menekan Kemiskinan bakal Meleset

Jakarta Rentan Perubahan IklimKondisi Bangkok kurang lebih sama dengan Jakarta, tetapi kota itu dapat mengatasi banjir dengan pembangunan sesuai kondisi lahan dan regulasi tegas.

VERA ERWATY ISMAINY

DI antara kota-kota di Asia Tenggara, Kota Jakarta paling ren-tan terkena dampak perubahan iklim. Dampak yang sangat dirasakan, antara lain terjadinya peningkatan temperatur, curah hujan, dan naiknya permukaan air laut.

Akibat naiknya permukaan air laut, tanah di Jakarta turun 5 cm setiap tahunnya. Daerah pesisir le bih parah, yakni 12 cm per tahunnya, kata Pene-liti Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Deny Hidaya-ti, pada seminar dampak per-ubahan iklim di Asia Tenggara di Jakarta kemarin.

Naiknya permukaan air itu, tambahnya, disebabkan gen-car nya pembangunan besar-besaran di kawasan pesisir, seperti lapangan golf, permu-kiman, hingga hotel, dan kawa-san reklamasi.

Selain itu, lanjut Deny, kon-struksi bangunan di daerah tangkapan air dan perilaku masyarakat juga ikut menye-babkan turunnya permukaan tanah.

Jakarta Utara ialah dae-rah paling rentan di Jakarta terkena dampak perubahan

iklim, dan menempati pering-kat kedua dalam hal kenaikan permukaan air laut, ujarnya lagi.

Pembicara lain dalam semi-nar yang diselenggarakan LIPI itu, peneliti senior Geotek-nologi LIPI Jan Sopaheluwa-kan menambahkan, banjir besar yang melanda Jakarta terus-menerus menunjukkan Jakarta harus beradaptasi dengan kondisi yang ada.

Tidak cukup hanya upa ya mitigasi, upaya adap tasi diharapkan mam pu meminimalkan efek kerugian akibat banjir dan juga untuk menyiapkan masyarakat dalam menghadapi ben-cana tahunan tersebut, kata Jan.

Menurutnya, Jakarta se-sung guhnya belum sepadat Singapura. Akan tetapi, jika tidak disediakan banyak ruang biru di utara dan ruang hijau di selatan, Jakarta akan terus menerus dilanda hujan.

Pendapat senada juga disam-paikan peneliti senior Geotek-nologi LIPI lainnya, Robert Delinom. Ia menyebut kenaik-an permukaan air laut di Ja-karta memperparah dampak perubahan iklim.

1 Kilometer Lebih Karangan Bunga untuk Pasangan Aman BELASAN kali Rosid bolak-balik mengangkut karangan bunga ucapan selamat menggunakan sepeda motor.

Karyawan toko bunga di kawasan Jl Sisingamangaraja, Pekanbaru, ini sejak Selasa (18/2) sore mendapat tu-gas tambahan mengantar karangan bunga ucapan selamat ke Gelang-gang Remaja Pekanbaru.

Di gedung itulah pasangan Anas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman (Aman) dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, kemarin.

Ini pesanan bapak-bapak peja-bat, kata Rosid sambil menyeka peluh di keningnya.

Tidak hanya Rosid. Pengantar bunga lain pun berdatangan silih berganti sehingga karangan bunga ucapan selamat atas pelantikan pasangan Aman mengular sepan-jang 1,5 kilometer, mulai dari Jl Sudirman, di depan Gedung DPRD Riau, hingga ke simpang tiga menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II.

Siapa pejabat yang dimaksud Rosid? Ya, seluruh bupati dan wali kota di Provinsi Riau. Salah satunya, Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir dan wakilnya, Masrul Kasmy, memajang karangan bunga oranye persis di depan Gedung Guru, sekitar 500 meter dari Gelanggang Remaja.

Tidak terkecuali para kepala dinas di lingkungan Pemprov Riau. Demi-kian pula halnya para pengusaha

MI/M IRFAN

DIPERIKSA KPK SEBAGAI SAKSI: Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya sebelum menjalani pemeriksaan sebagai saksi untuk tersangka Atut Chosiyah, Ketua nonaktif DPP Partai Golkar, di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Kondisi Jakarta mirip kota-kota lain di Asia Tenggara, se-perti Hanoi dan Bangkok.

Perbedaannya adalah pe-nanganan banjir di kota-kota itu jauh lebih maju. Saat ini pe-nanganan banjir paling bagus di Tokyo. Kita ketinggalan 30 tahun, dan baru setara Manila.

Dengan Bangkok saja kita ter-tinggal 5 tahun, jelas Robert.

Kerja samaDalam menangani banjir,

lanjut Robert, pemerintah tidak bisa melakukannya secara ter-pisah. Kerja sama serentak dan simultan sangat dibutuhkan.

Menurutnya, masalah air ti-dak bisa dibatasi, kare na kalau menyangkut iklim, kerja sama harus tanpa ba tas.

Kondisi Bangkok kurang lebih sama dengan Jakarta. Namun, lanjut Robert, Bang-kok dapat mengatasi banjir dengan pembangunan sesuai

kondisi lahan, regulasi yang tegas, dan kesadaran masya-rakat lebih baik.

Indonesia tertinggal dalam regulasi. Di Bangkok se muanya sudah jelas. Jika orang ambil air tanah, ya harus bayar. Di pantai juga ada aturan pengambilan airnya, jelasnya.

Hadir dalam seminar itu pe-neliti dalam dan luar negeri. Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan saat ini di Asia Tenggara banyak terjadi banjir, badai topan, tanah longsor, serta le tus an gunung berapi. (X-7)

[email protected]

BARU memasuki akhir bulan kedua 2014, pemerintah sudah memprediksi target tingkat kemiskinan untuk pe-riode terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak akan sesuai target.

Di hadapan anggota Badan Anggar-an DPR, kemarin, Menteri Peren-canaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjah-bana memaparkan, jika pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6%, sedangkan infl asi 5,5%, infl asi orang miskin (po-verty basket infl ation) akan mencapai 6,5%-7%. Dengan demikian, tingkat

kemiskinan akan berkisar 10,54%-10,77% dari total populasi Indonesia.

Sebaliknya, jika asumsi yang digu-nakan ialah pertumbuhan ekonomi pada titik deviasi terendah sebesar 5,8%, tingkat kemiskinan bisa lebih tinggi lagi, yakni 10,58%-10,75% dari keseluruhan populasi.

Target pemerintah dalam UU APBN 2014 tingkat kemiskinan bisa menca-pai 9%-10,5% saja. Target itu sendiri sudah dibuat sedikit lebih tinggi dari-pada target awal dalam Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yakni 8%-10%.

Armida menjelaskan, tingkat kemiskinan sulit masuk target karena basis penurunannya di 2013 tinggi. Jumlah orang miskin di 2013 ber-tambah karena pemerintah menge-luarkan kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi dan infl asi meroket ke 8,38% sepanjang tahun.

Poverty basket infl ation 2013 an-tara 10%-11%, lebih tinggi dari yang diperkirakan semula sehingga me-mengaruhi tingkat kemiskinan, ujar Armida.

Memburuknya gambaran kemiskin-an di tahun lalu juga dipengaruhi

profi l pasar tenaga kerja Indonesia yang memburuk tahun lalu. Data Bap-penas memperlihatkan di 2012 per-tumbuhan kesempatan kerja negatif. Akibatnya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dalam survei Agustus tahun lalu hanya 6,25%.

Melesetnya target tingkat kemiskin-an itu, menurut anggota Banggar dari Fraksi Gerindra Sadar Subagyo, karena pertumbuhan perekonomian belum menciptakan lapangan peker-jaan. Miskin karena yang mengang-gur masih banyak, kata Sadar saat dihubungi, kemarin. (Ghe/*/X-9)

MI/BAGUS HIMAWAN

UCAPAN SELAMAT: Karangan bunga ucapan selamat atas pelantikan pasangan Anas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Riau periode 2014-2019 dipasang di pinggir Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau, kemarin.

pusat perbelanjaan, mal, hotel, dan perbankan. Mereka seakan ber-lomba memesan karangan bunga ucapan selamat atas pelantik an pemimpin baru Provinsi Riau pe-riode 2014-2019.

Kondisi ini menggelitik Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi untuk mengungkapkan penilaiannya.

Saya sudah melantik 28 guber-nur, baru kali ini melihat karangan bunga di kanan-kiri jalan sepanjang lebih dari 1 km, kata Gamawan, disam but tepuk tangan undangan.

Jajaran ratusan karangan bunga tersebut, lanjut mantan Gubernur Sumatra Barat itu, mencerminkan dukungan masyarakat terhadap gu-bernur dan wakil gubernur baru.

Apalagi, pasangan Aman yang di sokong Golkar meraup lebih dari 60% suara dalam pemilu kada Riau.

Mohon kepercayaan hingga 60% ini menjadi motivasi untuk memak-murkan masyarakat Riau, ujar Gamawan.

Menteri juga mengingatkan pa-sangan Aman untuk bersinergi dan

harmonis dalam memimpin Riau. Jangan sampai gubernur dan

wagub pecah kongsi di tengah jalan. Rakyat nanti yang pusing, ungkap Gamawan seraya mengucapkan salam dari Ketua Umum Partai Golkar Aburi-zal Bakri untuk pasangan Aman.

Pasangan Aman memang harus bekerja keras memakmurkan rakyat Riau. Deret an panjang karangan bunga ucapan selamat seyogianya tidak membuat pasangan Aman melambung ke awang-awang. (Bagus Himawan/X-3)

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014 HUKUM 3

ASTRI NOVARIA

KOMISI III DPR RI membentuk tim pakar untuk mem-bantu melakukan uji kelayakan dan uji kepatut-an terhadap calon hakim konstitusi menggantikan Harjono yang akan pensiun dan Akil Mochtar yang ter-tangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi aki-bat kasus suap pemilu kada.

Hal itu disampaikan ang-gota dewan seusai melaku-kan rapat internal Komisi III di Gedung DPR RI, Jakarta, kemarin.

Anggota Komisi III Taslim Chaniago (F-PAN) membe-narkan adanya tim pakar untuk bersama-sama Komisi III menyeleksi calon hakim konstitusi. Kata Taslim, da-lam rapat internal tersebut disepakati pula bahwa tim pakar terdiri dari belasan orang. Namun, mengenai nama-namanya, Taslim ma-sih enggan membeberkan-nya kepada wartawan. Yang jelas, menurutnya, mereka terdiri dari berbagai macam latar belakang, antara lain akademisi dan negarawan yang mampu memberikan penilaian utuh kepada setiap

calon hakim konstitusi.Taslim menegaskan, mes-

kipun nanti proses seleksi mengikutsertakan tim pa-kar, yang bertanggung jawab terhadap hasil seleksi ialah Komisi III DPR RI.

Komisi III akan tetap ber-ada di sana bersama tim pakar itu. Tim ini nantinya memberikan rekomendasi kepada Komisi III, siapa saja yang layak masuk dan sebagainya. Itu akan mem-berikan arahan yang bagus untuk kita dalam menentu-kan sikap politik. Saya kira semua tanggung jawab ada di Komisi III, ulasnya.

Taslim membantah ke-beradaan tim pakar sebagai tameng Komisi III agar tidak disalahkan dalam menentu-kan hakim konstitusi jika su-

atu saat bermasalah, seperti pada kasus Akil Mochtar.

Saat ditanya terkait calon hakim konstitusi yang ber-latar belakang politikus, Taslim berpendapat hal itu merupakan hak warga ne-gara untuk mencalonkan diri. Menurut saya, hal itu merupakan hak warga negara. Tidak boleh diko-tomi antara politkus dan nonpolitikus yang penting ada syaratnya. Untuk me-nandakan dia terpilih atau tidak bisa dilihat apakah dia sosok negarawan atau tidak, berkemampuan di bi-dang konstitusi atau tidak, tegasnya.

Adapun nama-nama yang sempat disebut-sebut masuk tim pakar, antara lain Ah-mad Syafi i Maarif, Hasyim

Muzadi, Jimly Asshiddiqie, Pataniari (pakar hukum), dan Ahmad Syarifuddin Natabaya (pakar hukum tata negara)

Menahan diriBerkaitan dengan langkah

Komisi III DPR dalam proses pemilihan hakim konstitusi, Ketua DPP Partai NasDem Taufi k Basari meminta DPR menunjukkan sikap ken-egarawanan. Ia mengakui pascapembatalan Perppu Penyelamatan MK, DPR kem-bali berhak menyeleksi ha-kim konstitusi.

Tidak selayaknya anggota DPR menggunakan kesem-patan tersebut dengan men-calonkan diri sebagai hakim konstitusi. MK membutuh-kan hakim yang mampu

mengembalikan nama baik dan menjaga muruahnya dengan menunjukkan sikap kenegarawanannya, ujar Taufi k, kemarin.

Secara terpisah, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ah-mad Syafi i Maarif menilai adanya keinginan anggota parpol menjadi hakim kon-stitusi sangat tidak pantas. Seharusnya mereka ter-lebih dahulu keluar dari par-tai dan minimal lima tahun tidak berpartai, katanya.

Bahkan dengan tegas Syafii mengatakan bila ia masuk tim pakar bentuk an Komisi III, ia akan menolak calon hakim konstitusi dari partai politik. (Gnr/*/P-2)

[email protected]

Dalam menyeleksi calon hakim konstitusi, DPR hendaknya memilih pribadi yang paham konstitusi, bukan politikus.

Komisi III DPR Bentuk Tim PakarANTARA/AGUNG RAJASA

KEHADIRAN TERUS MENURUN: Bangku anggota dewan kosong ketika rapat dengar pendapat ketenagakerjaan di Komisi IX DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin. Tingkat kehadiran anggota dewan semakin menurun seiring dekatnya pergelaran Pemilihan Umum Legislatif pada 9 April 2014.

PENEGAKAN hukum di Indonesia dinilai masih menghadapi masalah disparitas pemindanaan. Dispari-tas, yang berarti ketidaksetaraan hukuman antara kejahatan serupa dalam situasi serupa pula, itu me-munculkan ketidakadilan dalam penerapan vonis terhadap pelaku kejahatan terutama pada tindak ke-jahatan korupsi.

Menurut peneliti Indonesia Cor-ruption Watch (ICW) Tama S Langkun dalam kesempatan diskusi bertema Disparitas putusan pengadilan dalam tindak pidana korupsi, di Jakarta, aki-bat disparitas tersebut, kejaksaan dan Komisi Pemberantas Korupsi belum optimal menggunakan pasal-pasal pada UU Tipikor dalam mengadili pelaku korupsi.

Tama menjelaskan, penyebab disparitas ialah sistem hukum yang masih belum jelas termasuk UU yang mengaturnya. Selain itu, tidak ada pedoman bersama terkait indepen-densi hakim. Hal itu bisa berdampak adanya gap dari produk hukum dan institusinya.

Namun, menurut Hakim Agung Surya Jaya, disparitas pemidanaan merupakan tindakan yang tidak diharamkan. Alasannya, meski ber-pijak pada aturan dan UU, hakim ti-dak bisa memutuskan tanpa melihat peran, tangugung jawab serta akibat dari sebuah subjek perkara.

Tidak mungkin perakara diputus sama ketika peran, tanggung jawab, dan akibatnya berbeda. Yang bisa ter-jadi disparitas jika putusan itu sama. Jika dituntut sama semua kasus, jus-tru itu tidak adil, jelasnya.

Namun, dia mengakui, pemberian vonis sebuah perkara yang berpijak pada undang-undang kerap menim-bulkan persoalan hukum yang baru bahkan kebingungan serta masa-lah tersendiri bagi hakim. Misal, penjatuhan pidana dengan sistem penjara minimal hingga maksimal 20 tahun membuat hakim mungkin tidak berkeadilan dalam memutus-kan. (Ami/P-2)

Peradilan Korupsi Majal

MI/ADAM DWI

HASIL PENELITIAN ICW: Pengamat politik dari CSIS J Kristiadi (tengah) bersama peneliti dari Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz dan dosen Fakultas Hukum Universitas Andalas Shinta Agustina (kanan) memaparkan kajian tentang gratifikasi, kerugian negara, dan KKN saat pemaparan hasil penelitian ICW, di Jakarta, kemarin.

HASIL amendemen UUD seba-nyak empat kali yang dilaku-kan DPR RI dinilai salah arah dan bertentangan dengan tujuan pendirian Negara Ke-satuan Republik Indonesia yang digagas pendiri bangsa ini. Penilaian tentang hasil amendemen UUD yang kon-traproduktif tersebut disim-pulkan oleh ormas Gerakan Pemantapan Pancasila (GPP) dan disampaikan dalam ke-sempatan seminar bertema Kaji ulang perubahan UUD 1945 di Jakarta, kemarin.

Indonesia sekarang di ambang kehancuran, ujar Pembina GPP Try Sutrisno. Saat memberikan sambutan dalam acara itu, Try menje-laskan, selain UUD, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara juga sudah diganti dengan paham liberalisme. Kondisi itu, menurut man-tan wapres era Orba itu,

mengancam keutuhan NKRI, yang merupakan nagara kepulauan, dan terdiri dari berbagai suku bangsa, adat, budaya, dan agama.

Acara yang dihadiri ber-bagai elemen masyarakat itu menghadirkan narasumber, antara lain Guru Besar UI Sri Edi Swasono, Guru Besar IKIP Singaraja Bali Ketut Rinjin serta Hary Tjan Silalahi, sa-lah seorang tokoh di CSIS.

Sri Edi mengatakan Indo-nesia didirikan atas dasar kebersamaan melalui per-musyawaratan. Sebagai per-wujudannya, lahirlah Majelis Perwakilan Rakyat yang ter-diri perwakilan suku, agama, dan daerah dari seluruh Indonesia. Seharusnya de-mokrasi di Indonesia adalah demokrasi rakyat, melalui gotong royong. Bukan demo-krasi individual dan liberal. Amendemen UUD tahun 2002

merupakan UUD bunuh diri, karena telah membunuh roh Indonesia, ujarnya. Para founding fathers, imbuhnya, tidak pernah memikirkan Indonesia menjadi negara sekuler atau agamais, ka-rena mereka menyadari keberagam an Indonesia.

Senada, Ketut Rinjin meng-aku prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini. Kita harus kembali kepada ideologi Indonesia, bukan menjadi negara kapitalis, individualis, dan liberalis, tegasnya.

Ia meminta, beberapa pasal dan ayat di UUD 1945 pascadiamendemen kembali dihidupkan. Di antaranya, Pasal 1 ayat 2, Pasal 2, Pasal 3, Pasal 6 ayat 2, dan Pasal 18 UUD 1945, karena penghapu-san pasal tersebut ia anggap mencederai keutuhan NKRI.(*/P-2)

Amendemen UUD Salah Arah

REPRESENTASI se-orang anggota de-w a n p e r w a k i l a n rakyat (DPR) sebagai wakil rakyat dinilai akan tetap menjadi perdebatan. Pasalnya, anggota DPR sering kali jus-tru bingung atau tidak mau tahu tentang keinginan yang dikehendaki dari rakyat yang diwakilinya.

Alhasil, berdasarkan pene-litian Centre for Strategic and lnternational Studies (CSIS), hal itu akan berimbas pada sikap apatis masyarakat dan mengakibatkan partisipasi ma-syarakat terus menurun dalam pemilihan umum (pemilu).

Berdasarkan hasil pene-litian, sering kali muncul ketidaksinkronan antara ke-inginan pemilih dan apa yang dilakukan politisi. Politisi terpilih bahkan justru se-ring takut bertemu dengan konstituennya yang transak-

sional karena bakal selalu ditagih pengajuan proposal, ujar peneliti CSIS Philips J Vermonte, saat memaparkan hasil penelitiannya di Jakarta, kemarin.

Sejak November 2013 hing-ga awal Februari 2014, CSIS menggelar penelitian untuk mengukur hubungan antara politisi dan konstituennya. Untuk mendapatkan hasil kualitatif, penelitian dilakukan dengan metode shadowing, yakni mengikuti kegiatan ang-gota DPR di DKI Jakarta dan wawancara dengan konstituen di luar negeri, yakni di Taiwan dan Hong Kong.

Adapun untuk hasil kuanti-tatif, penelitian menggunakan metode jajak pendapat dengan menanyakan 1.200 responden di 33 provinsi dan 60 kabupa-ten di Indonesia. Jajak pen-dapat menggunakan metode multirandom sampling dengan margin of error 2,83%.

Selain itu, sambung Philips, juga ditemukan hubungan antara anggota DPR dan kon-stituen yang bersifat satu arah. Anggota DPR dengan mudah menemui konstituen-nya, sedangkan masyarakat sangat sulit untuk menemui wakilnya di DPR.

DPR, jika hendak bertemu dengan konstituennya, diatur

dulu oleh orang-orang dekat-nya. Tapi sebaliknya, masya-rakat tidak punya akses dan tidak tahu bagaimana cara menemui anggota DPR yang sudah dipilih, tekan Philips.

Masyarakat jenuhArief Wibowo, Ketua Badan

Pemenang Pemilu (Bappilu) PDIP, membenarkan hasil pe-nelitian CSIS itu yang sudah menjadi realitas saat ini. Maka itu, anggota DPR dan caleg dituntut untuk menumbuhkan semangat partisipasi rakyat melalui kerja konkret.

Anggota dewan harus da-pat menumbuhkan kesadaran berpolitik warga bahwa itu untuk kepentingan negara. Tentu saja harus dibarengi de-ngan semangat anggota dewan atau caleg dengan mewujud-kannya dalam bentuk prog-ram atau kerja konkret. Ini supaya rakyat dapat kembali bersemangat dan menunjuk-kan partisipasi politiknya, ungkapnya saat dihubungi, kemarin.

Menurut Arief, masyarakat saat ini sudah terlalu jenuh de-ngan masalah politik. Padahal, era saat ini berbeda dengan era sebelumnya saat masyara-kat takut untuk menggunakan hak politik dengan bebas.

Masyarakat akan menilai anggota dewannya, apakah mampu menyalurkan ke-pentingan rakyat atau tidak. Jika merasa kepentingannya ter abaikan, otomatis me-reka enggan berpolitik, ujar Arief.

Untuk mengatasi kejenuh an masyarakat itu, sambung-nya, juga diperlukan peru-bahan sistem dalam pemi-lihan umum di Indonesia, di antaranya dengan menggelar pemilu serentak. (P-1)

[email protected]

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014INDONESIA MEMILIH4

MAHKAMAH Konstitusi (MK) kembali menggelar uji materi terhadap UU No 17/2003 ten-tang Keuangan Negara dan UU No 1/2004 tentang Perbenda-haraan Negara.

Aturan di dua UU itu digu-gat Anton Ali Abbas dan Aan Eko Widiarto setelah Menteri Keuangan memblokir anggar-an Kementerian Pertahanan sebesar Rp678 miliar pada 2012 lalu.

Menurut UU No 17/2003, Menteri Keuangan berfungsi sebagai bendahara negara. Jadi begitu APBN disahkan, tu-gas bendahara untuk mencair-kan anggaran, bukan mem-blokirnya, kata Muhammad Husaini, ahli yang dihadirkan penggugat, di sidang lanjutan, kemarin.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawi-jaya, Malang, itu menutur-kan tugas Menteri Keuangan ialah membuat anggaran bagi kementerian dan lembaga-lembaga lainnya.

Jika anggaran telah disetujui DPR, penggunaan anggaran tersebut harus benar-benar dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab lembaga dan kementerian untuk men-jalankan program dan ang-garan mereka.

Jadi jika APBN sudah dise-tujui, penggunaan anggaran tersebut harus mejadi tang-gung jawab untuk dilaksa-nakan programnya. Kalau anggarannya diblokir, ba-gaimana kementerian dapat mempertanggungjawabkan-nya, ungkap Husaini.

Sementara itu, ahli yang diha dirkan pemerintah, Phili-

pus M Hadjon, ahli hukum administrasi negara dari Uni-versitas Airlangga Surabaya, mengatakan kedudukan hu-kum penggugat diragukan dalam gugatan tersebut.

Berdasarkan ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU No 8/2011 tentang MK, apakah ada hak dan kewenangan konstitusio-nal pemohon yang dirugikan? Saya menganalisis bahwa dari perkara ini, pemohon hanya menjelaskan sebagai warga negara Indonesia. Dari sini jelas tidak ada kewenangan pemohon yang dirugikan. Se-bab kewenang an itu berkaitan dengan jabat an. Jadi tidak ada kewenang an jika tanpa jabatan, ujar Hadjon.

Hadjon juga mempertanya-kan materi dan substansi gugatan tersebut. Ia menilai para penggugat tidak tepat memperkarakan masalah

pemblokiran anggaran ter-sebut ke MK karena masalah pemblokiran anggaran diatur oleh peraturan Menteri Ke-uangan.

Jika aturan yang digugat setingkat peraturan menteri, bukan di MK tempatnya, me-lainkan di Mahkamah Agung. Inti permasalahan uji materi ialah masalah pemblokiran anggar an, itu ada di pera-turan menteri, bukan UU, paparnya.

Sepakat dengan Hadjon, ahli dari pemerintah lainnya yang dihadirkan ialah mantan hakim konstitusi Maruarar Siahaan. Ia mempertanyakan legal standing penggugat.

Harus terukur kerugian yang dirasakan penggugat, di situ untuk menakar le-gal standing penggugat, ujarnya.

Maruarar mengimbuhkan,

uji materi yang diajukan oleh pemohon tidak ada hubung an sebab-akibat dari kedua UU yang diuji tersebut.

Tidak tampak kerugian dari hak konstitusional yang disebut mempunyai sebab-akibat dalam UU Keuangan dan UU Perbendaharaan Ne-gara, papar Maruarar.

Demikian pula menurut pa-kar hukum tata negara Refl y Harun yang juga menjadi ahli dari pemerintah. Dalam per-sidangan itu, ia mengatakan pemohon tidak mempunyai kerugian konstitusional yang nyata baik aktual maupun potensial.

Menurut ahli, permohonan uji materi UU ini seharusnya dilakukan kementerian atau lembaga yang merasa dirugi-kan dengan ketentuan a quo, papar Refl y dalam persidang-an. (AI/P-1)

Pemohon Gugat Kewenangan Blokir Menkeu

ANTARA/WAHYU PUTRO A

UJI UU KEUANGAN NEGARA: Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva (tengah) didampingi hakim konstitusi Harjono (kanan) dan Arief Hidayat memimpin sidang Pengujian UU No 17/2001 tentang Keuangan Negara dan UU No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara di Jakarta, kemarin.

40% DARI KARDUS: Petugas merapikan tumpukan bilik suara yang terbuat dari kardus di Kantor Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kemarin. Sebanyak 40% kebutuhan bilik dan kotak suara untuk Pemilu 2014 di Provinsi DKI Jakarta terbuat dari kardus karena kotak suara dari aluminium banyak yang rusak dan hilang.

ANTARA/WIDODO S JUSUF

PARTAI NasDem menunjukkan keseriusan sebagai partai baru peserta pemilu dengan terus melakukan perbaik an-kinerja internal partai.

Sekjen DPP Partai NasDem Patrice Rio Capella saat di-hubungi, kemarin, menga-takan, untuk meningkatkan kualitas kerja internal partai, partainya dalam waktu dekat akan mengadakan rapat pim-pinan nasional (rapimnas) yang dikemas melalui rangkai-an kegiatan Apel Siaga Peru-bahan.

Kami sedang melakukan persiapan untuk 22 Februari, yakni rapim DPW (dewan pim-pinan wilayah) se-Indonesia, kata Patrice.

Ia menambahkan, rapimnas diadakan untuk mengevaluasi kinerja internal partai perihal sejauh mana persiapan dan kesiapan tiap daerah untuk menghadapi Pemilu 9 April nanti.

Saat dihubungi di kesem-patan berbeda, Ketua DPP Partai NasDem Taufi k Basari mengatakan partainya meng-adakan rapimnas untuk mengecek persiapan terakhir

Partai NasDem dalam meng-hadapi pemilu.

Kita melakukan konsolidasi internal karena sudah sema-kin mendekati pemilu. Tentu kesolidan partai dan mesin partai harus bisa dipastikan, kata Taufi k.

Ia menuturkan Partai Nas-Dem optimistis mampu meraih posisi tiga besar dalam perole-han suara mendatang. Sebagai partai baru, NasDem terus memperbaiki struktur organi-sasi dan kualitas kader partai.

Kegiatan internal partai me-lalui rapimnas yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Apel Siaga Perubahan untuk melantik dewan pimpinan ranting se-Indonesia adalah upaya kerja keras partai.

Sejauh ini kita cukup opti-mistis dengan struktur yang ada. Kita berhasil menyusun struktur hingga tingkat kelu-rahan dan desa, mesin yang dianggap sangat efektif untuk mendongkrak suara Partai NasDem. Bagaimanapun par-tai yang berhasil dinilai me-lalui mesin partainya yang bekerja dengan baik, pung-kasnya. (*/P-1)

Partai NasDem Rapatkan Barisan

Maraknya politisi instan memunculkan hubungan komunikasi searah antara wakil rakyat dengan konstituennya.

Politisi tidak TahuAsa Konstituen

ABDUS SYUKUR

CALON anggota legislatif (ca-leg) DPR asal Partai Demokrat dari daerah pemilihan (dapil) NTT 2, Anita Yakoba Gah, dilaporkan ke polisi oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat karena diduga melakukan tindak pidana pemilu.

Juru bicara Bawaslu NTT Yemris Fointuna, di Kupang, kemarin, mengatakan Anita dilaporkan ke Polda NTT pada Selasa (18/2) malam.

Caleg Demokrat Anita Ya-koba Gah sudah melakukan kampanye dalam bentuk iklan yang memenuhi unsur pidana karena kampanye dilakukan

di luar jadwal kampanye. Ka-rena itu, kami laporkan dia ke polisi, ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan jadwal kampanye yang di-keluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), kampanye baru bisa dilaksanakan pada 16 Maret-5 April 2014. Akan tetapi, Anita, menurut dia, te-lah memajang iklan di berba-gai ruas jalan di Kota Kupang dan di media massa lokal.

Menurut Yemris, Bawaslu telah mengundang Anita Gah untuk memberikan klarifi kasi terkait dengan pelanggaran kampanye itu. Akan tetapi, dua kali undangan yang dikirim ke

Anita tidak dipenuhi.Dia (Anita) tidak mengin-

dahkan undangan klarifi kasi dari Bawaslu, kata dia.

Laporan ke polisi tersebut setelah Bawaslu bersama Penegakan Hukum Terpadu telah mengkaji dugaan itu dan menemukan adanya unsur pidana dalam kasus tersebut.

Yemris mengaku juga telah mengundang sejumlah calon anggota DPR dan DPD daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur untuk dimintai penje-lasan soal kampanye mereka di media massa yang menda-hului jadwal kampanye.

Para calon anggota DPR itu

yaitu Setya Novanto (Partai Golkar), Fari Francis (Partai Gerindra), Jefry Riwu Koreh (Partai Demokrat)), dan Anita Gah (Partai Demokrat). Un-tuk anggota DPD telah kita un-dang Abraham Paul Lyanto, ujar Yemris.

Dia mengimbau para caleg lain agar bisa menaati se-jumlah agenda dan jadwal kampanye sehingga tidak me-lakukan pelanggaran.

Ini demi pendidikan politik yang benar kepada masyara-kat serta kelancaran tahapan pelaksanaan hajatan nasional bernama pemilu ini, ujarnya. (PO/P-1)

Curi Start Kampanye, Caleg Dilaporkan

Anggota DPR dengan mudah menemui

konstituennya, sedangkan masyarakat sangat sulit untuk menemui wakilnya

di DPR.

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014 PLATFORM PARTAI 5

INDONESIA merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di daerah khatulistiwa dengan kondisi topografi yang bervariasi, yakni daratan, perbukitan, pegunungan, dan hamparan perairan. Negeri ini tergolong rawan terhadap bencana hidrometeorologi seperti angin topan, banjir, tanah longsor, kekeringan, letusan gunung api, dan kebakaran lahan.

Dengan kondisi yang demikian, Indonesia sering disebut sebagai negara supermarket bencana. Semua potensi bencana ada di belahan negeri ini.

Karena itulah, pemerintah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008. Tugas lembaga itu ialah membantu presiden dalam mengoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta kedaruratan secara terpadu. Juga melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai sebelum, pada saat, dan setelah bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meminimalisasi jumlah korban saat bencana melanda?

Menurut Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, masyarakat sebenarnya sudah sadar

bahwa mereka hidup di daerah rawan bencana. Bahkan, mereka pun sudah mempunyai pengetahuan tentang menyelamatkan diri begitu bencana terjadi. Namun, kesadaran dan pengetahuan itu ternyata jarang diimplementasikan begitu bencana alam terjadi, katanya di Jakarta, kemarin.

Menurut Syamsul, persoalan tersebut lebih disebabkan belum adanya kesadaran atau budaya akan pentingnya menjaga keselamatan, baik diri sendiri maupun orang lain.

Ia mencontohkan, korban meninggal di sejumlah lokasi disebabkan ketidakpatuhan terhadap aturan maupun peringatan yang dibuat. Lihat saja kasus Gunung Sinabung yang korbannya meninggal karena menerobos zona bahaya. Atau masih banyak masyarakat yang berusaha menonton peristiwa bencana dari dekat. Padahal, itu bukan tontonan, keluhnya.

Ia berharap pemerintah sebagai pemegang otoritas berani mengambil tindakan tegas terhadap masyarakat yang menerobos atau melanggar zona bahaya. Masyarakat kenyataannya harus dipaksa patuh agar tidak melanggar aturan. Artinya, penegakan hukum harus jalan, tegasnya.

Berkenaan dengan itu pula, Media Indonesia mencoba menggali pandangan 12 partai politik peserta Pemilu 2014 tentang eksistensi, peran, dan tantangan BNPB di masa depan. (Che/Wta/Nov/P-3)

Menyadarkan Warga di Negeri Rawan Bencana

ADA problem yang cukup serius dalam hal penang-gulangan bencana. Penanganan bencana sering ter-lambat atau berat karena ada beberapa hal. Pertama, yang sering diributkan ialah apakah itu bencana lokal atau nasional. Buat orang daerah, hal seperti itu menyakitkan. Yang benar, itu ialah bencana dan yang menderita rakyat Indonesia. Padahal, itu penger-tian administrasi dan program semata. Kedua, ada kelemahan administratif dalam mengelola bencana. Sebetulnya, di era terbuka saat ini, sering media yang selalu tahu duluan tentang kondisi di lapangan, se-dangkan aparat belum bergerak. Seharusnya kalau ada bencana alam, yang harus tahu duluan ialah aparat. Artinya, bila bencana terjadi di desa, harusnya ada pernyataan administratif secara berjenjang ke atas. Ketiga, ini soal paradigma anggaran. Masalahnya, anggarannya ada di mana? On call budget harus jelas untuk bencana setiap daerah. Jangan ditaruh di Ja-karta saja, susah mencapai daerah. Selain itu, masalah rekonstruksi sering kali diabaikan dan masih lemah. Harusnya dilakukan 1-2 tahun. Dengan bencana alam yang bertubi-tubi, kalau pemerintah tidak sistematis mengelolanya, bisa gawat. (Wta/P-3)

Siti Nurbaya Bakar Ketua DPP Partai NasDem

1 Partai NasDem

SECARA umum, kinerja BNPB masih jauh dari me-muaskan, masih jauh dari harapan. Kerja mereka dalam penanggulangan bencana cenderung lambat dan lelet, masih kalah bila dibandingkan dengan Palang Merah Indonesia. Itu bisa dilihat dari banyak kasus bencana seperti banjir di Jakarta, tsunami Men-tawai, ataupun bencana Gunung Sinabung. Untuk bencana-bencana besar dan masif aja lelet, apalagi bencana-bencana di daerah yang skalanya lebih kecil, pasti jauh lebih tidak tertangani. Di dapil saya (Pemalang, Pekalongan, dan Batang, Jawa Tengah), kehadiran BNPB tidak dirasakan sama sekali oleh ma-syarakat korban. Respons mereka sering terlambat dalam penanganan bencana. Sistem koordinasinya juga kurang bagus sehingga kebutuhan mendesak korban tidak bisa ditangani secara optimal. Padahal, lembaga itu kan dibentuk untuk memaksimalkan penanggulangan bencana dari pemerintah. BNPB itu tangan negara untuk merespons secara cepat dan tepat masalah-masalah bencana. Anggarannya juga dari negara, DPR ikut memutuskan. Namun, kinerjanya benar-benar tak memuaskan. Di luar itu, BNPB boleh dibilang tidak punya terobosan yang bisa diandalkan dalam penanggulangan bencana. Banyak saya kira yang harus dibenahi, mulai dari soal kepemimpinan yang harus didorong akan makin responsif hingga sistem kerja dan koordinasi agar bisa menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat korban. (Wta/P-3)

Muhammad Hanif Dhakiri Wasekjen DPP PKB

2 PKB

BNPB secara institusi kuat karena posisinya sudah ada UU. Selain itu, BNPB bisa mengusulkan ke-pada presiden untuk dibuatkan keppres sebagai payung hukum penanganan bencana. tapi, itu semua jangan sampai dadakan ketika menghadapi bencana. Selain itu, dana maupun sumber daya harus terkonsolidasi. Misalnya, bencana erupsi Gunung Kelud yang berdampak langsung ke tiga kabupaten di Jatim, yakni Kediri, Malang, dan Bli-tar. Terkait penanganannya pun harus terintegrasi, tidak sendiri-sendiri. Segera BNPB punya SOP atau standar untuk konsolidasi. Jangan sampai tentara sendiri yang tangani bencana. Jadi, sekali ada ben-cana, yang komando adalah BNPB. Dari situ akses budget juga mengikuti. Mengenai anggaran juga jangan dibebankan di pusat seluruhnya. BNPB ha-rus melakukan MoU dengan berbagai kepentingan yang terkait seperti Polri, kampus, dan perusahaan BUMN untuk membuat jaringan. Jangan sampai ke-tika bencana datang, aksi cepat tanggap dalam men-gurusi kebutuhan para korban seperti makanan dan air bersih tidak terkoordiansi, masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Dalam kondisi seperti ini, komando sangat menentukan. Kalau tidak ada komando, bukannya menolong orang, malah me-nimbulkan konfl ik kepentingan. (Nov/P-3)

Mardani Ali SeraKetua DPP PKS

3 PKS

PENGUATAN institusi BNPB sangat diperlukan karena sumber daya manusia yang ada masih tergolong lemah, ditambah lagi dengan tidak ber-fungsinya BPBD di daerah dalam mengatasi ben-cana. Dukungan anggaran yang minim membuat lembaga itu tidak bisa berbuat banyak. Seharus-nya menggunakan pola asuransi bencana. Untuk penguatan SDM, harus dilatih secara profesional. Misalnya, bisa dengan membangun kerja sama terpadu dengan Palang Merah Indonesia. Angga-ran, menurut saya, sudah cukup. Faktor kecepatan bergerak dan memobilisasi kekuatan di daerah bencana yang belum maksimal, dan itu mutlak untuk diperkuat. (Wta/P-3)

Tjahjo Kumolo Sekjen DPP PDIP

4 PDIP

BERBICARA tentang BNPB tidak lepas dari masalah pembenahan lembaga itu. Pertama yang harus dibenahi ialah pengorgani-sasian di daerah-daerah, terutama daerah-daerah langganan bencana. Kedua, kecepatan bertindak. Jangan sampai orang atau korban yang akan kita tolong seharusnya bisa selamat, tetapi a-khirnya meninggal karena kita terlambat memberikan bantuan. Contohnya, waktu tsunami di Aceh pada 2004. Hari kedua baru sibuk mencari jenazah yang berceceran di mana-mana. Mestinya, hari pertama sudah sibuk. Oleh karena itu, BNPB harus punya pasukan khusus, melakukan kerja sama dengan PMI. Di semua daerah teritorial ada pasukan infanteri (kodam). Menurut saya, satu peleton diambil, disiapkan khusus menangani bencana, ha-rus dilatih dengan baik. Misalnya, ada helikopter yang siap. Ini penting untuk bencana seperti banjir bandang. Kadang di titik itu susah, medannya sudah kocar-kacir. Helikopter bisa terbang di ketinggian 25-30 meter. Pasukan diturunkan dengan tali. Yang turun paling dulu tim advance (pendahulu) untuk mengetahui kondisi di bawah. Kemudian komunikasi dengan tim advance untuk mengetahui kondisi di bawah. Kemudian, komunikasi dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari), organisasi resmi cadangan komunikasi nasional. Saat dia turun, PMI akan memberi laporan ke PMI pusat apa-apa saja yang diperlukan. Itu bisa diantisipasi. BNPB harus menjamin ketepatan bertindak untuk sampai ke lokasi secepatnya. Di tempat-tempat yang dipre-diksi ada bencana juga harus disiapkan peralatan pengungsian yang lengkap. (Wta/P-3)

Sutiyoso Ketua Umum DPP PKPI

9 PPP

BNPB secara kelembagaan memang sudah cukup memadai karena keberadaannya difasilitasi UU. Artinya, lembaga itu dianggap sangat penting bagi bangsa ini. Di setiap daerah juga ada badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) yang harus mendapat perhatian, terutama dalam hal peningkatan kinerja aparatur BPBD. Misalnya, terkait sumber daya manusia, sarana, dan prasarana yang memadai untuk menunjang kerja BPBD. Hal ini penting mengingat potensi bencana alam dari tahun ke ta-hun menunjukkan peningkatan, baik secara nasional maupun di setiap daerah. Misalnya, banjir yang kini menjadi peristiwa tetap tahunan di beberapa daerah seperti Jakarta. Kalau ada penguatan kelembagaan, konsekuensi peningkatan prasarana tentu ialah adanya peningkatan anggaran. (Nov/P-3)

Arwani Thomafi Ketua DPP PPP

MEKANISME kedaruratan harus dimiliki BNPB, yakni prosedur baku dalam penanggulangan bencana. Tak hanya itu, personel yang dimiliki BNPB masih sangat minim. Ia juga menilai sarana yang digunakan untuk penanggulangan bencana juga belum se-penuhnya memadai. Dengan cara yang biasa, penanggulangan bencana tidak akan efektif. Maka itu, perlu modernisasi perala-tan yang menjadi kebutuhan BNPB. Kecepatan untuk mobilitas penanggulangan perlu ditingkatkan karena bencana tidak hanya terjadi pada satu titik, tetapi masif di berbagai daerah dengan tingkat ancaman dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. (Nov/P-3)

BM WibowoSekjen DPP PBB

BENCANA yang melanda berbagai wilayah di Indonesia secara bertubi-tubi membuat BNPB bekerja ekstra keras. Kondisi BNPB saat ini dengan personel dan anggaran terbatas tentu sangat me-nyulitkan BNPB dapat melaksanakan tugasnya secara menyelu-ruh. Agar ke depan BNPB bisa bekerja lebih optimal, tentu perlu ada penambahan personel dan anggaran sehingga diharapkan mereka dapat bekerja lebih tangkas dan menjangkau semua wilayah secara cepat dan tepat sasaran. Oleh karena itu, komit-men penyelenggaraan tentang penanggulangan bencana harus konkret, bukan sekedar wacana. Wacana sudah pasti tidak akan menyelesaikan masalah bencana di Tanah Air. (Wta/P-3)

Saleh Husin Ketua DPP Partai Hanura

10 PARTAI HANURA

14 PBB

15 PKPI

SEBAGAI institusi yang berada di garda terdepan dalam penanggulangan bencana, BNPB harus fokus dan konsentrasi untuk penanganan secara cepat dan sistematis. Untuk itu, lembaga itu perlu dileng-kapi dengan infrastruktur yang kuat dan memadai, SDM yang andal, dan anggaran yang selalu siap dan berkecukupan. Hingga saat ini kinerja BNPB sudah cukup baik, tetapi harus ditingkatkan lagi di semua aspek. Sudah disadari semua pihak bahwa Indonesia merupakan kawasan ring of fi re, daerah potensial bencana. Potensi bencana di negara ini pun beraneka ragam, dari gempa bumi, tsunami, erupsi gunung berapi, tanah longsor, dan banjir. Maka itu, keberadaan badan negara yang khusus menangani bencana itu merupakan suatu keharu-san. Badan itu harus selalu berada pada kondisi siaga dan penuh kesempatan untuk menangani bencana dan akibat-akibatnya. Pihaknya menilai dalam konteks inilah keberadaan BNPB merupakan keniscayaan mutlak. (Nov/P-3)

Hajriyanto Y Thohari Ketua DPP Golkar

5 Partai Golkar

SESUAI namanya, BNPB perlu menyiapkan diri secara baik untuk mencegah dan menghadapi ben-cana, mengingat tren bencana di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Kita berharap BNPB tidak sekadar menyampaikan laporan rutin tahunan, tetapi juga meningkatkan kinerja dalam pence-gahan bencana. Catatan dari 2001 hingga saat ini, sudah ada sekitar 2.000 bencana yang terjadi di Indonesia. Pola kehidupan manusia juga memberi beban, yakni banyak mengeluarkan hajatan lebih banyak yang sifatnya merusak alam. Untuk itu, penting bagi BNPB untuk meningkatkan kinerja sekaligus gotong royong seperti menanam pohon, yang tidak hanya bermanfaat untuk menyerap air saat banjir, tetapi juga untuk penghijauan. Intinya dalam menghadapi bencana, kita jangan hanya aktif saat bencana terjadi melainkan harus melaku-kan langkah-langkah antisipatif. Karena, tindakan pencegahan jauh lebih baik. (Nov/P-3)

SuhardiKetua Umum DPP Partai Gerindra

6 Partai Gerindra

KEBIJAKAN tentang penanggulangan bencana yang selama ini dijalankan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus diru-muskan kembali. Langkah itu penting mengin-gat Indonesia merupakan negeri yang rentan terhadap bencana. Perlu ada tindakan secara berkala dan berkesinambungan untuk mengau-dit kinerja BNPB. Misalnya, apakah evakuasi korban dan penanganan pengungsi selama ini sudah terurus dengan baik atau belum. Pada prinsipnya kami mendukung penguatan BNPB dan lebih tangkas dalam penanggulangan bencana tanpa terjerat birokrasi. Pemerintah sejauh ini telah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap BNPB karena pe-merintah sadar bahwa negeri ini sangat rentan terhadap bencana. Tapi, penanggulangan bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab BNPB tetapi menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. (Nov/P-3)

Ramadhan Pohan Wasekjen DPP Partai Demokrat

7 Partai Demokrat

SAYA kira jujur harus kita katakan BNPB selama ini sudah bekerja cukup baik. PAN mengapresiasi dan mendukung kerja tanggap darurat yang dilakukan BNPB. Meski begitu, tentu masyarakat menginginkan kinerjanya bisa ditingkatkan agar dapat mengatasi kondisi darurat sejak awal terjadi bencana. Beberapa hal pokok yang harus diperjuangkan ialah anggaran BNPB harus ditambah mengingat perubahan iklim yang ekstrem akan berpotensi meningkatkan frekue-nsi dan sebaran bencana alam lebih banyak lagi, tidak bisa hanya mengandalkan dana APBD yang kecil untuk penanggulangan bencana. Selain itu, perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki kemampuan profesional. Di samping itu juga perlu kerja sama dengan pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana, termasuk mening-katkan kerja sama dengan lembaga-lembaga interna-sional dan negara-negara lain yang dapat membantu peningkatan kinerja BNPB. (Wta/P-3)

Viva Yoga Mauladi Ketua DPP PAN

8 PAN

ANTARA/SIGID KURNIAWAN

SIMULASI PENYELAMATAN: Petugas membantu warga masuk ke mobil saat simulasi penyelamatan yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Sleman, Yogyakarta. Simulasi yang diikuti relawan, TNI, Polri, dan masyarakat itu untuk meningkatkan kesiapan warga yang tinggal di daerah rawan bencana.

DALAM waktu kurang dari dua bulan ke depan bangsa Indo-nesia akan meng-gelar hajatan besar Pemilu 2014. Selain menjadi momen transformasi kepemimpinan nasional pascasatu dasawarsa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pe-milu kali ini juga diharapkan dapat melahirkan perbaikan dan peningkatan kualitas ke-hidupan demokrasi di Indo-nesia.

Namun, harapan mulia itu bukan hal mudah untuk diwu-judkan mengingat eksistensi partai politik (parpol) sebagai salah satu pilar penting kehi-dupan demokrasi di Indonesia saat ini justru tengah menuai badai kritik publik. Hal itu dise-babkan parpol memiliki sejum-lah problem akut organisasi, ya-itu persoalan tata kelola sebagai institusi penting penopang kehidupan demokrasi.

Gerakan reformasi 1998 telah melahirkan keterbukaan dan kebebasan untuk mendirikan parpol. Namun, keterbukaan politik dan kebebasan men-dirikan parpol ternyata tidak diiringi peningkatan kualitas tata kelolanya. Tidak menghe-rankan jika kemudian publik memandang parpol sebagai sa-lah satu institusi politik paling tidak dapat dipercaya. Hasil survei Indikator Politik Indone-sia pertengahan tahun lalu me-nunjukkan kepercayaan publik terhadap parpol hanya 31%.

Tidak dapat dimungkiri kuali-tas tata kelola parpol masih terbilang sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari belum terak-tualisasikannya empat dimensi institusionalisasi parpol. Parpol dapat dikatakan telah terinsti-tusionalisasi dengan baik bila memiliki ketangguhan, daya tahan, mampu menghadapi krisis, dan menyuguhkan pe-merintahan alternatif dapat dipercaya rakyat (Netherlands Institute for Multiparty Demo-cracy, 2004: 12)

Sementara itu, menurut Scott Mainwaring, ada empat di-mensi institusionalisasi parpol. Pertama, di dalam partai yang telah mengalami institusion-alisasi terdapat pola kompe-tisi politik yang stabil. Tidak ada dominasi personal dari seorang elite politik. Kedua, di dalam sistem yang telah mengalami institusionalisasi parpol miliki akar kuat di masyarakat. Ketiga, ada-nya pengakuan dari elite dan warga negara bahwa parpol ialah hal mendasar dan penting bagi kehidupan demo-krasi. Keempat, di dalam sistem yang telah mengalami ins titusionalisasi par-pol memiliki struktur internal, prosedur, dan rutinitas jelas (Mainwaring, 1998: 67-81).

Dominasi personalDengan merujuk empat di-

mensi itu, mari kita perhatikan

kualitas institusionalisasi par-pol di Indonesia. Ciri pertama dari belum kuatnya institusio-nalisasi parpol ialah dominasi personal dari seorang elite poli-tik. Dominasi personal seorang tokoh melanda hampir seluruh parpol. Partai Demokrat sangat bergantung terhadap tuah dan petunjuk SBY selaku pendiri partai. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki ketergantungan tinggi terhadap Megawati Soe-karnoputri. Pengaruh s o s o k

Prabowo Subianto sangat kuat mewarnai setiap derap langkah Partai Gerindra.

Ketiadaan ikatan kuat di ting-kat akar rumput merupakan ciri kedua dari belum kuatnya institusionalisasi parpol. Hal itu pun juga dapat dengan mu-dah kita temukan dalam diri partai-partai politik di Indone-

sia. Hasil survei Pol-Tracking Institute tentang Kecende-rungan sikap dan

perilaku pemi-

lih dalam Pemilu Legislatif 2014 me ngonfirmasikan hal tersebut. Melalui survei itu terungkap 64% pemilih merasa tidak memiliki kedekatan de-ngan parpol tertentu.

Ideologi parpol di Indonesia yang cenderung tidak jelas juga menjadi sebab dari ketiadaan ikatan kuat terhadap parpol di tingkat akar rumput. Hampir tidak ada perbedaan menonjol dalam hal garis ideologi an-tara satu parpol dan parpol lain. Akibat hal tersebut, pe-milih terlampau mudah untuk berpindah-pindah pilihan da-

lam setiap pemilu sesuai dengan dinamika sosial

politik saat itu. Dari Pemilu Legislatif 1999 hingga Pem i-

lu Legislatif 2004, PDIP

m e n g -a l a m i p e n u -runan

perolehan suara 15,5%. Partai Demokrat dari 0% langsung melejit menjadi 7%. Demikian pula dengan Partai Keadilan Se-jahtera (PKS) dari 1% menjadi sekitar 7%. Lalu dari Pemilu Legislatif 2004 hingga Pemilu Legislatif 2009, Partai Golkar mengalami penurunan suara sekitar 8%. Tidak jauh berbeda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mengalami penu-runan suara sekitar 5,5% dan PDIP turun 4,5%. Sebaliknya, Partai Demokrat melesat naik sebesar 14%.

Ciri ketiga institusionalisasi parpol berupa adanya peng-akuan dari elite dan warga negara bahwa parpol merupa-kan hal penting dan mendasar bagi kehidupan demokrasi. Dalam konteks politik Indo-nesia mutakhir hal itu mulai terlihat rapuh. Di masa-masa awal reformasi publik sangat menaruh ekspektasi tinggi ter-hadap parpol sebagai harapan bagi perubahan kehidupan ber-bangsa dan bernegara menuju arah lebih baik, tapi kini publik justru merasa sangat kecewa terhadap kinerja parpol.

Tingkat partisipasi pemilih yang terus mengalami penu-runan dalam setiap pelaksa-naan pemilu pada 1999-2009 merupakan cerminan dari hal tersebut. Tingkat partisi-pasi pada Pemilu 1999 sebesar 92,6%. Tingkat partisipasi itu kemudian turun pada Pemilu 2004 menjadi 84,1%. Lalu kem-bali mengalami penurunan pada Pemilu 2009 menjadi 70,9%.

Di samping itu, hasil survei Indikator Politik Indonesia bahwa kepercayaan publik terhadap parpol hanya sebesar 31% juga dapat dilihat sebagai gambaran akumulasi rasa ke-cewa publik terhadap kinerja partai-partai politik. Alih-alih menjadi harapan bagi peru-bahan kehidupan berbangsa dan bernegara, parpol kini justru lebih menjadi sumber masalah akibat perilaku korup sejumlah elite dan kader-kader mereka.

Kisruh internalCiri keempat institusionalisasi

parpol berupa kejelasan struktur internal, prosedur, dan rutinitas parpol belum tampak jelas di Indonesia. Organisasi internal parpol belum dapat dikatakan baik mengingat cukup banyak terdapat kasus perselisihan internal yang kemudian beru-jung pada pemisahan kubu dan pembentukan parpol baru.

Partai politik yang seharus-nya menjadi institusi utama bagi pembangunan dan pema-tangan pengembangan demo-krasi sering kali mengalami konfl ik internal sebagai akibat tidak berjalannya mekanisme demokrasi di internal setiap parpol. Parpol di Indonesia be-lum memiliki tradisi kuat untuk menjalankan organisasi secara rasional dan demokratis.

Pemaparan itu menunjuk-kan parpol di Indonesia belum mengalami institusionalisasi secara baik. Diperlukan per-baikan-perbaikan mendasar untuk mencapai hal terse-but. Dalam konteks itu, hemat penulis, penyempurnaan se-cara terus-menerus terhadap paket Undang-Undang Partai Politik menjadi penting untuk dilakukan. Di masa mendatang harus ada UU Parpol yang dapat memaksa parpol untuk mem-perbaiki berbagai kelemahan struktural mereka selama ini.

UU Parpol harus secara jelas, terang, dan eksplisit mengenai sanksi menguraikan sanksi-sanksi yang akan dikenakan kepada parpol apabila tidak menjalankan amanat UU. De-ngan demikian, ada tekanan kuat kepada parpol untuk se-rius memperbaiki kelemahan-kelemahan struktural mereka. Selain itu, UU Parpol harus memiliki kesesuaian dengan sistem pemerintahan, sistem pemilu, sistem perwakilan, dan sistem kepartaian berlaku. Jika dua hal itu dapat diakomodasi UU Parpol di masa mendatang, harapan untuk memiliki parpol dengan kapasitas institusio-nalisasi mumpuni tidak lagi sekadar mimpi.

MUNGKINKAH di Jakarta terjadi konflik sosial? Pertanyaan itu pernah digaungkan dan se-orang guru besar dari Univer-sitas Indonesia menyatakan tidak mungkin terjadi. Alasan-nya, pemahaman makna ke-bersamaan bagi orang Jakarta saat ini sangat cair. Jakarta adalah kampung besar yang dianggap sebagai representasi pemindahan konsep kampung dalam perspektif kaum urban pada konteks modern. Artinya, orang Jakarta adalah orang udik yang menerjemahkan metropolitan dalam konteks makna mereka sendiri-sendiri berdasarkan asal kedaerahan yang mereka miliki sebagai keturunan generasi kedua.

Pemaknaan yang sama itulah yang menjadi klausul penting dasar pemikiran bahwa sulit terjadi konflik sosial terjadi

di Jakarta karena adanya se-mangat kebersamaan tinggal di Ibu Kota dari kaum urban. Sesuai seleksi alam, akhirnya kaum-kaum urban inilah yang bisa menetap dan tersaring dalam strata sosial ekonomi da-lam gerak kehidupan masyara-kat. Penduduk asli yang kolot dan tidak mau berbaur dengan kaum urban akan terhempas, tersingkir.

Banjir dan jurang pemisahBanjir adalah sebuah feno-

mena rutin di Jakarta, bah-kan diklaim sebagai bencana musim an yang pasti terjadi. Sikap pesimistis Jakarta bebas banjir sudah lekat erat di ke-pala warga Jakarta, seolah-olah klaim Jakarta tidak bisa bebas banjir sudah pasti. Pers dengan sigap mengambil alih posisi se-bagai penyelisik dan pencari tahu akar permasalahan pe-nyebab banjir yang ada. Sesuai

dengan insting jurnalistik, me-reka bekerja secepat kilat dan mencari kemungkinan berita yang bisa dijual dan dicuatkan ke publik dengan dasar publik berhak tahu. Maka digelarlah peliputan pada satu titik yang dianggap sebagai sentral yang bisa digali dan dikomodifi kasi dengan menempelkan nilai berita (news value). Pilihan jatuh pada Kampung Pulo di Jakarta Timur, daerah ban-taran kali yang bersebelahan langsung dengan Ciliwung. Pilihan kedua ialah Bendungan Katulampa di Bogor.

Berita pers membuat semua mata dan telinga diarahkan un-tuk memperhatikan titik-titik peliputan tersebut, dan sema-kin membenarkan (reinforce) bahwa bahaya banjir bukanlah isapan jempol belaka. Media massa menunjukkan fungsi pengawasan sosial sesungguh-nya, sedemikianlah pendapat Lasswell yang seolah-olah ter-bukti. Satu yang menjadi prob-lem besar ialah ke mana arah pemberitaan bencana banjir ini, apa hubungannya dengan

konfl ik sosial di Jakarta? Penu-lis sudah melakukan pengujian pemberitaan dari beberapa laman dengan berbantuan gawai sistem alat pencari. Hasil temuan mendapatkan sekitar 842.000 berita, dan setelah me-lalui proses pemilahan maka pemberitaan yang terpilih ada 40 berita. Hasilnya cukup mengejutkan, bahwa semua berita serentak menggunakan pengungsi korban banjir seba-gai objek komodifi kasi berita

mereka. Artinya, bahwa korban banjir dalam artian pengungsi banjir diliput habis-habisan untuk diperah dalam upaya menarik simpati dan pandang-an publik (Universitas Budi Luhur, 2014).

Kesedihan dan air mata di-jual dalam upaya membuat publik iba dan larut dalam kemalangan para pengungsi korban banjir. Memang diakui

alur pemberitaan awalnya mengarah pada kondisi banjir, kemudian menggelontor pada minimnya sarana dan prasa-rana sampai pada kesigapan akan menghadapi bencana dan keseriusan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut. Kesegeraan pers mengangkat faktor penyebab sedemikian menarik, seperti drainase yang rusak, normalisasi bantaran kali, sampah yang menumpuk, sampai pada koordinasi dengan daerah resapan dan satelit Ja-karta diangkat habis-habisan.

Pemberitaan bergelombang dan mengarah pada satu titik terang penyelesaian, yakni isu sodetan Kali Ciliwung dengan Cisadane yang berakhir ti-dak terwujud karena hanya akan memindahkan banjir ke daerah lain dari Jakarta (Detik.com). Di sini terlihat pemberitaan seperti lesu (isti-lahnya mati angin) dan sudah seperti diketahui bahwa tidak ada titik terang penyelesaian dalam penanganan banjir di Jakarta.

Jelas arah berita berubah, pers sudah tidak menganggap menarik isu tersebut, dan su-dah selesai masalah dengan pemerintah yang dianggap su-dah berusaha, tetapi tidak ber-hasil. Kembali lagi pemberitaan mengarah kepada pengungsi yang semua dalam posisi positif pro dan membela, tiba-tiba

menjadi membenci, bahkan dianggap sebagai pihak yang mau enaknya sendiri saja. Pem-beritaan cenderung membuat pengungsi seperti pengemis dan mengiba-iba dalam kasus bencana ini seperti dalam opini Haryanto (Kompas 28/1).

Konstruksi yang terbangun akhirnya menggambarkan bahwa pengungsi ialah pihak yang perlu disalahkan, ka-rena memang mereka mem-buang sampah sembarangan, merusak ekosistem, dan yang membuat lebar kali menjadi menyempit. Sekarang silakan menikmati ulah yang sudah dilakukan. Sedemikianlah kon-struksi pemberitaan yang ada dari hasil temuan pemantauan analisis isi media massa dengan menggunakan model Klaus Krippendorff (2013:34).

Konfl ik sosial Ketika pemberitaan semua

mengonstruksi sedemikian ter-hadap pengungsi, yang terjadi ialah klaim kebencian dan me-nafi kan keberadaan pengungsi banjir karena klaim penyebab bencana tersebut. Klaim ini tidak akan berhenti di situ saja, tetapi lebih berkembang dan akan menyoroti pada efek pascapemberitaan yang kerap orang tidak pahami. Pemberi-taan akan menghantam alam kognitif dan melekat pada daya ingat (memori) yang ada pada

publik. Dalam pemahaman ini jelas bahwa akan terbangun kebencian kepada pengungsi yang lekat dan laten dalam benak setiap orang. Pemberi-taan dengan kemampuan agen-da medianya akan memaksa orang mengingat hal ini dan mengonstruksi dalam benak mereka sendiri akan sesuatu yang ada digambarkan dalam benaknya (McComb, 1994).

Di sinilah letak bahayanya dan penulis dapat meyakinkan kemungkinan potensi konfl ik yang bakal terjadi di Jakarta adalah benak-benak orang yang dikultivasi (diterpa ber-ulang-ulang) tentang gambar-an buruk pengungsi banjir yang secara implisit dibesar-besarkan oleh pemberitaan. Apalagi kondisi ini makin dibe-narkan oleh beberapa pihak yang menyayangkan sikap dan keker dilan diri dari pengungsi banjir. Ketika gambaran itu ditampilkan berulang-ulang, publik akan membenarkan dan mereka akan mengambil sikap akan kondisi sedemikian. Ke-tika nanti terjadi konfl ik besar menyoal pengungsi korban banjir, penulis katakan bahwa semua itu salah pemberitaan yang tidak tegas memosisikan diri sebagai jurnalis muckra-kers yang mau berjibaku demi nama kebenaran dan keadilan dalam perut yang lapar dan pesakitan.

PARTISIPASI OPINI Kirimkan ke email: [email protected] atau [email protected] atau fax: (021) 5812105, (Maksimal 6.000 karakter tanpa spasi. Sertakan nama, alamat lengkap, nomor telepon, foto kopi KTP, nomor rekening, dan NPWP)

Konstruksi yang terbangun dalam pemberitaan

bencana banjir akhirnya menggambarkan bahwa

pengungsi banjir ialah pihak yang perlu disalahkan,

karena memang mereka membuang sampah

sembarangan.

Pemilu 2014 dan Kualitas Tata Kelola Parpol

Potensi Kon ik dan Konstruksi Berita

Bawono KumoroPeneliti Politik The Habibie Center

Ilham PrisgunantoDosen Program Studi Magister Ilmu Komunikasi PPsUniversitas Budi Luhur

KAMIS, 20 FEBRUARI 2014OPINI6

Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm)Direktur Utama: Lestari MoerdijatDirektur Pemberitaan/Penanggung Jawab: Usman Kan-songDewan Redaksi Media Group: Saur M. Hutabarat (Ketua), Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Elman Saragih, Lau-rens Tato, Lestari Moer di jat, Rahni Lowhur Schad, Suryoprato-mo, Toeti P. Adhitama, Usman KansongRedaktur Senior: Elman Saragih, Gaudensius Suhardi, Lau-rens TatoKepala Divisi Pemberitaan: Abdul KoharKepala Divisi Content Enrichment: Teguh NirwahyudiKepala Divisi Artistik & Foto: HariyantoAsisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Haryo Prase-tyo, Jaka Budisantosa, Ono Sarwono, Rosmery C. Sihombing, Tjahyo UtomoKepala Sekretariat Redaksi: Sadyo Kristiarto

a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab. Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Su dir man: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa Pur nama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya Se latan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021) 5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812105 (Redaksi) e-mail: [email protected], Percetakan: Media In do nesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindo nesia.com,

DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WAR-TAWAN MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK DI PERKENANKAN MENERIMA ATAU ME-MINTA IMBALAN DE NGAN ALASAN APA PUN

Redaktur: Agus Mulyawan, Ahmad Punto, Anton Kuste dja, Aries Wijaksena, Cri Qanon Ria Dewi, Denny Parsaulian Sinaga, Eko Rah-mawanto, Eko Suprihatno, Hapsoro Poetro, Ida Farida, Iis Zatnika, Irana Shalindra, Jerome E. Wirawan, M. Soleh, Mathias S. Brahmana, Mirza Andreas, Patna Budi Utami, Santhy M. Sibarani, Soelistijono, Sitria Hamid, Wendy Mehari Utami, Wi dhoroso, Windy Dyah Indri-antariStaf Redaksi: Adam Dwi Putra, Agung Wibowo, Ahmad Maulana, Akhmad Mustain, Anata Syah Fitri, Anshar Dwi Wibowo, Arief Hul-wan Muzayyin, Asep Toha, Asni Harismi, Bintang Kri san ti, Corne-lius Eko, Daniel Wesly Rudolf, Deri Dahuri, Dian Palupi, Dika Dania Kardi, Dinny Mu tiah, Dwi Tu pa ni Gunarwati, Emir Chairullah, Eni Kartinah, Fardi an sah Noor, Gayatri Suroyo, Ghani Nurcahyadi, Gino F. Hadi, Hafizd Mukti Ahmad, Heni Rahayu, Heryadi, Hillarius U. Gani, Iwan Kurniawan, Jajang Su mantri, Jonggi Pangihutan M, Mo-hamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurulia Juwita, Panca Syurkani, Per-mana Pandega Jaya, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Rommy Pujianto, Rudy Polycarpus, Sabam Sinaga, Selamat Saragih, Sidik Pra mo no, Siswantini Sur yandari, Siska Nurifah, Su geng Sumariyadi, Sulaiman Basri, Sumar yanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Tha latie Yani, Us-man Iskandar, Zu baedah Hanum

Biro Redaksi: Dede Susianti (Bogor) Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Sumantri Handoyo (Tangerang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman (Palem-

bang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang); Wi-djajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya)

METROTVNEWS.COMNews: KhudoriRedaksi: Agus Triwibowo, Asnawi Khaddaf, Basuki Eka P, Deni Fauzan, Edwin Tirani, Henri Salomo, Irvan Sihom bing, Laila B, Rizky Yanuardi, Sjaichul, Wily Har yono, Wisnu AS, Retno Hemawati, Nurtjahyadi, Afwan A, Andrie, Donny Andhika, Fario Untung, Prita Da nes wari, Rita Ayu ningtyas, Torie Natallova

DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING)Kepala Divisi: Budiana IndrastutiAsisten Kepala Divisi: Mochamad Anwar Surahman, Victor JP NababanRedaktur: Agus Wahyu Kristianto, Lintang Rowe, Sri Purwandhari

CONTENT ENRICHMENTPeriset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Gurit Adi SuryoBahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Aam Firdaus, Adang Iskandar, Henry Bachtiar, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso, Suprianto ARTISTIKAsisten Kepala Divisi: Rio Okto WaasRedaktur: Annette Natalia, Donatus Ola Pereda, Gatot Purnomo,

Marjuki, Prayogi, Ruddy Pata AreadiStaf Redaksi: Ali Firdaus, Ami Luhur, Ananto Prabowo, Andi Nursandi, Bayu Aditya Ramadhani, Bayu Wicaksono, Briyan Bodo Hendro, Budi Setyo Widodo, Cathe rine Siahaan, Dedy, Dharma Soleh, Endang Mawardi, Fredy Wijaya, Gugun Per ma na, Hari Syahri-ar, Haris Imron Armani, Haryadi, Marionsandez G, M. Rusli, Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Su tisna, Novi Hernando, Nurkania Ismono, Putra Adji, Rugadi Tjahjono, Seno Aditya, Tutik Sunarsih, Warta SantosiOlah Foto: Saut Budiman Marpaung, Sutarman

PENGEMBANGAN BISNISKepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful BachriKepala Divisi Special Project & Partnership: Andreas Suji-yonoKepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard RAsisten Kepala Divisi Iklan: Wendy Rizanto Perwakilan Bandung: Aji Sukaryo (022) 4210500; Surabaya: Tri Febrianto (031) 5667359; Yogyakarta: Andi Yu dhanto (0274) 523167.Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/ Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021) 5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Per-cetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp67.000 per bulan (Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Reke ning Bank:

lintas berita

MOBIL Roger Danuarta, ter-sangka kasus penyalahgunaan narkotika, kerap terlihat parkir di Jalan Kayu Putih Tengah, Pulo Gadung, Jakarta Timur, atau lokasi ditemukannya artis itu dalam kondisi pingsan de-ngan jarum suntik tertancap di tangan, Minggu (16/2) malam.

Demikian penuturan sejum-lah saksi yang tinggal di Jalan Kayu Putih Tengah. Namun, in-formasi itu belum bisa dipasti-kan apakah Roger sengaja me-nepikan mobil Mercedez-Benz B 368 RY miliknya sekadar untuk mengonsumsi narkoba atau membeli narkoba.

Saksi di sana (warga) meng-aku tidak asing dengan mobil itu. Sering berhenti di TKP (tempat kejadian perkara). Kami masih mendalami infor-masi ttu, kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, kemarin.

Menurutnya, Roger meng-aku mendapat pasokan barang haram itu dari seorang berini-sial M. Namun, belum ada pen-jelasan dari tersangka tentang lokasi pembelian narkoba. Saat Roger pingsan, polisi menemu-kan barang bukti berupa 1,50 gram heroin dan 15,70 gram ganja kering. (GG/J-4)

PENERTIBAN PEDAGANG MONAS: Petugas Satpol PP menertibkan para pedagang yang berjualan di dalam taman Monumen Nasional, Jakarta, kemarin. Razia gabungan yang melibatkan unsur Polri, TNI, Satpol PP, dan keamanan Monas itu bertujuan memberantas preman dan PKL liar yang berjualan di kawasan tersebut.

MI/ANGGA YUNIAR

JAKARTA TIMUR

Pemprov Merasa Ditipu Investor Monorel

Mobil Roger Danuarta Kerap Parkir di Kayu Putih

DKI JAKARTA

PEMPROV DKI

PEMERINTAH Pro-v i n s i ( P e m p r o v ) DKI Jakarta mera-sa tertipu karena memenuhi keinginan PT Jakarta Monorel meresmi-kan proyek transportasi monorel. Padahal, proyek itu hingga kini mangkrak.

Ground breaking pemba-ngunan transportasi light rail transit (LRT) yang berlang-sung pada 16 Oktober 2013 itu diresmikan Gubernur Joko Widodo. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, perilaku PT Jakarta Monorel (JM) mem-buat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terasa konyol

di hadapan masyarakat. Kenapa pakai acara pe-

resmian kayak gitu? Itu mah tipu-menipu. Kita jadi kelihat-an konyol, kata Wagub yang akrab disapa Ahok di Balai Kota DKI, kemarin.

Ia menilai ground breaking sebagai tanda pembangunan transportasi LRT dapat dilan-jutkan merupakan topeng PT JM agar citra mereka di mata masyarakat dan Pemprov DKI bagus.

Kenyataannya, lanjut Ahok, PT JM selalu mengelak saat ditanya mengenai tiga doku-men penting yang harus dise-lesaikan perusahaan sebagai syarat pembangunan proyek.

PT JM beralasan, untuk mem-peroleh dokumen, harus me-lalui pertemuan dengan ba-nyak pihak.

Saya tidak tahu apakah ground breaking itu untuk mempermainkan Pemprov DKI atau tidak. Namun, me-mang alasannya macam-macam. Mau ketemu ini, mau ketemu itu. Kami akan me-manggil PT JM untuk minta kejelasan. Kalau hanya ground breaking, gue juga sanggup, ujarnya.

Belum bayarSejak ground breaking

proyek monorel dilakukan, hingga saat ini belum ada

kemajuan yang dikerjakan PT JM sebagai pengembang dan investor transportasi massal itu. Bahkan, hingga kini peru-sahaan yang saham dominan-nya dimiliki Ortus Holdings itu belum membayar 90 tiang pancang yang mangkrak di se-panjang Jalan HR Rasuna Said dan jalur hijau Senayan.

Ketika hal itu dikonfirmasi-kan kepada Gubernur Joko Widodo atau Jokowi, ia mem-benarkan. Menurutnya, tiang pancang yang mangkrak sejak 2007 oleh PT JM belum diba-yar kepada PT Adhi Karya senilai Rp193,662 miliar. Pem-bangunan fisik monorel tidak dapat dilanjutkan jika PT JM

tidak segera membayarnya. Pembangunan fisik monorel terganjal banyak hal. Selain terganjal tiga dokumen yang belum diserahkan PT JM, sa-lah satunya lagi tiang juga be-lum dibayar, kata Jokowi.

Padahal, lanjut Gubernur, putusan Pengadilan Ne-geri Jakarta Selatan No 296/Pdt.G/2012/PN JKT Selatan tanggal 11 September 2012 menyatakan PT Adhi Karya sebagai pemegang hak atas 90 fondasi monorel itu. Saya harap PT JM segera menye-lesaikan permasalahan ini. Segera membayarkan utang kepada PT Adhi Karya, ujarnya. (Ssr/J-4)

AQJ Mangkir dari Sidang Kecelakan Maut SIDANG perdana AQJ, putra musikus Ahmad Dhani, yang sedianya digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, kemarin, ditunda ka-rena AQJ tidak hadir tanpa alasan. Sidang yang dijadwalkan berlangsung pukul 09.00 WIB itu ditunda oleh ketua majelis hakim Petriyanti hingga 25 Februari mendatang.

Jaksa Ibnu Suud mengatakan AQJ tidak hadir tanpa memberikan informasi. Sidang (akhirnya) ditunda. Pukul 11.15 WIB hakim ketuk palu. Belum ada informasi ke kita me-ngapa (AQJ) tidak datang, kata Ibnu. Padahal, surat panggilan sudah disampaikan kepada AQJ dan diterima oleh salah seorang penghuni rumah Ahmad Dhani di Pondok Indah.

Dul menjadi tersangka kecelakaan lalu lintas di Tol Jagorawi pada 8 September 2013. Mobil B 80 SAL yang dikemudikannya me-nabrak pembatas jalan dan melintas ke jalur berlawanan hingga terjadi tabrakan yang menewaskan tujuh orang. (AF/J-4)

Tanggul Ditinggikan guna Atasi Banjir Rob TANGGUL laut yang berada di RT 20/17, Kelu-rahan/Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, akan ditinggikan menjadi 4,8 meter untuk mengantisipasi banjir akibat air laut pasang atau rob dan penurunan permukaan tanah. Tanggul sepanjang 100 meter itu juga akan diperlebar menjadi 10 meter.

Penurunan muka tanah di Penjaringan memang yang tertinggi (terparah) di Jakarta, mencapai 10 sentimeter per tahun. Makanya ada peninggian tanggul, selain juga untuk antisipasi rob, kata Kepala Bidang Prasana, Sarana Kota dan Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappe-da) DKI Jakarta Nursyam Daud saat meninjau lokasi pembangunan tanggul, kemarin.

Pembangunan akan dimulai setelah pem-bangunan tanggul sepanjang 100 meter oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisa-dane dilanjutkan oleh Pemprov DKI Jakarta. (SW/J-4)

KaMis, 20 febRuaRi 2014 MeGAPoLITAN 7

RENCANA pembentukan Un-dang-Undang Megapolitan terus menuai pro-kontra. Salah satu suara sumbang diutarakan perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri yang menyata-kan UU Megapolitan masih ha-rus dikaji lebih mendalam agar tidak membentur otonomi dan kewenangan daerah yang sudah ada. Jadi bukannya saya tidak setuju, melainkan ini perlu kajian mendalam ka-rena sebelumnya sudah ada pembagian wewenang, ujar Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Kemendagri Edi Sugiharto,

seusai acara diskusi dengan Komite 1 DPD RI tentang Ur-gensi Pembentukan UU Mega-politan di Gedung DPD RI Jakarta, Rabu (19/2).

Pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna, yang merupa-kan anggota tim ahli RUU Me gapolitan di acara itu me-ngatakan UU Megapolitan dapat menjadi terobosan buat mempertemukan kepentingan setiap daerah. Intinya, UU ini tidak mereduksi kewenangan yang ada di pusat atau daerah, tapi bagaimana mempertemu-kan kepentingan yang ada, ujarnya. (*/J-2)

DPD RI

RUU Megapolitan Perlu Kajian Lebih Mendalam

Bus Trans-Jakarta masih Telat DatangKEDATANGAN bus Trans-Jakarta di setiap halte masih lambat. Calon penumpang angkutan umum itu harus menunggu kedatangan bus rata-rata 15 menit, atau jauh dari target Gubernur DKI Joko Widodo, yakni 5-7 menit.

Berdasarkan pantauan pada Rabu (19/2), akibat bus terlambat datang, terjadi antrean panjang calon pe-numpang di beberapa halte

pada rute Harmoni-Lebak Bulus ataupun Harmoni-Pulo Gadung. Antrean lebih panjang terjadi pada saat jam berangkat dan pulang kerja. Para penumpang pun harus menunggu kedatangan bus sekitar 20 sampai 25 menit.

Salah seorang calon pe-numpang tujuan Pulo Ga-dung, Nita, 20, mengatakan telah menunggu lebih dari 10 menit, tapi bus tidak kunjung

datang. Kalau jam kerja, antrean sudah dipastikan panjang, tapi kalau hari libur, atau hari kerja pada siang hari, penumpang Trans-Ja-karta enggak begitu banyak, ujarnya saat ditemui di halte Harmoni.

Sebaliknya, kedatangan bus Trans-Jakarta di halte sepanjang jalur Blok M-Kota lebih cepat, yakni rata-rata 5 menit sekali. (*/J-4)

JAKARTA UTARA

Buron Interpol China DitangkapNATIONAL Central Bureau (NCB) Interpol China dan Kepolisian Indonesia me-nangkap WN China bernama Huang Zhang Bao, buron ka-sus penipuan perbankan dan pencucian uang yang kabur ke Indonesia.

Huang ditangkap atas kerja sama NCB Interpol China dan Polda Metro Jaya. Ia dibekuk di kediamannya di Aparte-men Regata, Tower Monte-

carlo, Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Selasa (18/2) malam. Selain Huang, istri dan dua putranya juga dibawa polisi.

Dari pemeriksaan, Huang dan keluarga sudah memiliki KTP rangkap dengan domisili DKI Jakarta dan Banten. Ke-luarga Huang sengaja meng-ganti nama ke penamaan Indonesia. Huang telah di-vonis seumur hidup atas ke-jahatannya dengan kerugian

US$7,9 juta atau Rp80 miliar. Polda Metro Jaya hanya mem-bantu penangkapan, ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto, Rabu (19/2).

Direktur Reserse Krimi-nal Umum Polda Metro Jaya Kombes Heru Pranoto me-nambahkan, Huang meman-faatkan paspor kakaknya untuk terbang ke Indonesia. (GG/J-2)

PENGUMUMANKeputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 1-2/PUU-XII/2014, menyatakan bahwa Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Menjadi Undang-Undang beserta lampirannya tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Selanjutnya, ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, berlaku kembali sebagaimana sebelum diubah oleh Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Menjadi Undang-Undang.

Berdasarkan hal tersebut, DPR RI membatalkan rekruitmen pemilihan calon Panel Ahli dan akan memilih serta menetapkan 2 (dua) orang Hakim Konstitusi. Untuk memenuhi asas keterbukaan dan pertanggungjawaban publik, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendaftarkan diri melalui Komisi III DPR RI guna mengikuti seleksi Calon Hakim Konstitusi. Pelaksanaan pendaftaran seleksi Calon Hakim Konstitusi dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, sebagai berikut :

(1) Hakim konstitusi harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela; b. adil; dan c. negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi hakim konstitusi, selain harus memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), seorang calon hakim konstitusi harus memenuhi syarat: a. warga negara Indonesia; b. berijazah doktor dengan dasar sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum; c. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; d. berusia paling rendah 47 (empat puluh tujuh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun pada saat

pengangkatan; e. mampu secara jasmani dan rohani dalam menjalankan tugas dan kewajiban; f. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; g. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan; dan h. mempunyai pengalaman kerja di bidang hukum paling sedikit 15 (lima belas) tahun dan/atau pernah menjadi pejabat

negara. (3) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) calon hakim konstitusi juga harus memenuhi kelengkapan administrasi dengan menyerahkan: a. surat pernyataan kesediaan untuk menjadi hakim konstitusi; b. daftar riwayat hidup; c. menyerahkan fotokopi ijazah yang telah dilegalisasi dengan menunjukkan ijazah asli; d. laporan daftar harta kekayaan serta sumber penghasilan calon yang disertai dengan dokumen pendukung yang sah dan

telah mendapat pengesahan dari lembaga yang berwenang; dan e. nomor pokok wajib pajak (NPWP).

Kepada masyarakat luas yang ingin mendaftarkan diri sebagai calon Hakim Konstitusi, dapat menyampaikan persyaratan sebagaimana tersebut diatas kepada Sekretariat Komisi III DPR-RI, Gedung Nusantara II Paripurna, Jalan Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270. Telp. (021) 5715.566 / 5715.559 / 5715.569, selambat-lambatnya hari Senin, tanggal 24 Februari 2014 pukul 16.00 WIB.

Jakarta, Februari 2014PIMPINAN KOMISI III DPR RI,