medan perang si pemimpi
DESCRIPTION
PoetryTRANSCRIPT
Medan Perang Sang Pemimpi Karya: Rifat Abhirama
Berjalan...
Tanpa henti...
Penuh peluh...
Tanpa keluh...
Masih jauh,
Sangatlah jauh
Tak tahu harus sampai kapan berjalan
Bukannya tanpa tujuan, tapi sangatlah berarti
Walau raga sudah lelah
Lelah untuk meradang ‘Si Penentang’
Walau ‘Si Penentang’ tak putus asa
Berusaha menghentikan langkahmu
Kamu harus tetap berjalan
Menggapai tujuan yang ada
Karna inilah yang kamu mau
Tak boleh ada yang mengganggu
Terutama ‘Si Penentang’
Ayo kawan!
Angkat pedangmu
Kenakan baju zirahmu
Jangan lupa dengan tamengnya
Dan juga rasa sakitnya
Rasa sakit peninggalan ‘Si Penentang’
Yang sudah menggerogoti hidupmu
Bertahun-tahun hidup dalam kegelapan
Tidakkah engkau malu?
Lihatlah imbalannya
Namamu akan dikenang
Orang-orang memujimu
Dan Tuhan mengucapkan selamat padamu
Mari kawan!
Bergabunglah bersamaku
Melawan ‘Si Penentang’
Jangan takut! Tuhan besertamu
Kamu membela yang benar
Ayo kawan!
Bersiap siagalah
Tarik pedangmu dari tempat persembunyiannya
Gendang penyemangat sudah ditabuh
Terompet perang sudah ditiup
Derap kavaleri ‘Si Penentang’ mulai terdengar
Berlari kencang dengan terengah-engah
Mencetuskan api dari kakinya
Menerbangkan butir-butir debu ke arahmu
Ini sudah dimulai!
Dengar!
Ketika pedang ‘Si Penentang’ menusukmu dari belakang
Hingga darah segar bercucuran
Menandakan kamu sudah hampir kalah
Belum, belum kalah
Hanya hampir
Kamu masih punya kesempatan
Walau terrlihat kecil
Kita harus gunakan itu
Ketika ‘Si Penentang’ lengah
Ketika ia menjatuhkan pedangnya
Ketika itulah saatnya kita bangkit dan membalas
Merampas pedangnya
Dan menusuknya dari belakang
Hai kawanku!
Lihatlah! Kamu sudah melakukannya
Melakukan yang seharusnya sudah kamu lakukan dari dulu
Melawan ketakutanmu
Melawan kebatilan
Melawan kegelapan
Melawan ‘Si Penentang’
Ya... Seperti inilah perasaannya
Perasaan orang-orang yang berhasil menggapai mimipnya
Mimpi yang tadinya terlihat tidak mungkin
Hingga akhirnya mimpi itu terlihat nyata
Ingatlah, ketika kamu berperang membela kebenaran
Kamu tidak sendirian
Tuhan besertamu, mengamatimu dan menolongmu
Semua itu mudah bagi-Nya
Kawanku!
Ada hal yang sudah kita pelajari
Tak terharga nilainya
Tak terbayarkan dengan apapun
Sekalipun kamu membayarnya dengan zamrud
Yaitu...
Kamu pasti bisa menggapai mimpimu
Walau terlihat sulit
Karena kamu membela yang benar
Dan yang terpenting,
Karena Tuhan besertamu