sang pemimpi

30
Sang Pemimpi Sang Pemimpi Penulis Andrea Hirata Negara Indonesia Bahasa Indonesia Genre Roman Penerbit •Yogyakarta: Bentang Pustaka Tanggal terbit Juli 2006 Halaman x, 292 halaman ISBN ISBN 979-3062-92-4 Sang Pemimpi adalah novel kedua dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Juli 2006. Dalam novel ini Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal dan Arai. PRATINJAU Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA . Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal- alter egonAndrea Hirata , sedangkan Arai adalah saudara jauh yang yatim piatu yang disebut simpai keramat karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron adalah seorang yatim piatu yang terobsesi

Upload: mahbub-muttaqin

Post on 23-Jun-2015

442 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sang Pemimpi

Sang Pemimpi

Sang Pemimpi

Penulis Andrea Hirata

Negara Indonesia

Bahasa Indonesia

Genre Roman

Penerbit •Yogyakarta: Bentang Pustaka

Tanggal terbit Juli 2006

Halaman x, 292 halaman

ISBN ISBN 979-3062-92-4

Sang Pemimpi adalah novel kedua dalam tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada Juli 2006. Dalam novel ini Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal dan Arai.

PRATINJAU

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA. Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal- alter egonAndrea Hirata, sedangkan Arai adalah saudara jauh yang yatim piatu yang disebut simpai keramat karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhirnya menjadi saudara angkat dan Jimbron adalah seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Manggar, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka menonton film panas di bioskop dan akhirnya ketahuan guru mengaji mereka , kisah cinta Arai dan Jimbron, perpisahan Jimbron dengan ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhirnya membuat mereka berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di Perancis. Hidup mandiri terpisah

Page 2: Sang Pemimpi

dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar , sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.

Sang pemimpi ditulis dengan sudut pandang yang variatif. Sehingga pembaca dapat bersatu padu berimajinasi dalam dunia buku ini. Di mana kesan humor sampai nilai filosofis menjadi tali pengikat emosional pembaca yang kemudian diresonansikan. Sang pemimpi lahir sebagai sebuah refleksi dari perjuangan hidup manusia yang terbelit kemiskinan dan cita-cita yang gagah berani.

SINOPSIS 1

Suatu Senin di SMA Bukan Main saat diadakan upacara bendera, Pak Mustar mengunci pintu gerbang setengah jam sebelum jam masuk. Banyak anak yang telat masuk sekolah termasuk Ikal, Arai, dan Jimbron. Celakanya para murid yang terlambat mengejek Pak Mustar dengan menirukan gaya pidato dari Pak Mustar dengan dipimpin oleh Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar tiba – tiba berdiri di sebelah Ikal dan mengejar mereka bertiga. Celaka bagi Ikal, karena dialah yang diincar oleh Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Sebenarnya Ikal bias lolos kalau saja Ikal tidak mempedulikan panggilan dari Jimbron dan Arai. Tidak disangka pula Pak Mustar ternyata telah berdiri tak jauh dari tempat mereka bertiga. Setelah terjadi kejar – kejaran mereka akhirnya bersembunyi disebuah peti penyimpan ikan. Tidak diduga pula peti itu kemudian dibawah menuju pasar ikan untuk dijual. Sesampainya di pasar ikan, ketika peti itu di buka betapa kagetnya orang – orang di pasar karena baru saja melihat tiga orang keluar dari peti tanpa ekspresi sedikit pun.

Arai adalah sepupu jauh dari Ikal. Ia sudah tidak punya keluarga lagi setelah ayahnya meniggal dunia dan sejak itu Arai tinggal bersama dengan keluarga Ikal. Walapun Arai tidak memiliki keluarga lagi ia tetap bisa menunjukan keteguhan hatinya. Bahkan ketika Ikal tidak tega melihat Arai dalam keadaan seperti itu dan menangis, Arai juga yang menghiburnya. Betapa kuat hati Simpa Keramat ini, begitulah julukan dari orang Melayu untuk seseorang yang hanya hidup sebatang kara dan tidak memiliki keluarga lagi.

Arai bagi Ikal sudah seperti saudara sekaligus sahabatnya. Arai juga yang mengajarkan Ikal untuk mencari uang. Apalagi mereka diberi kamar sendiri hanya untuk mereka berdua. Bagi Ikal, Arai adalah seorang pelindung atau Lone Ranger.

Pada suatu sore yang cerah ketika Ikal dan Arai sedang bermain telepon dari kaleng yang dikaitkan dengan tali, datanglah Mak Cik Maryamah datang bersama dengan anaknya. Mereka ingin meminjam beras dari ibu Ikal. Ibu Ikal dengan senang hati memberikan sebagian berasnya untuk Mak Cik Maryamah. Dengan berat hati pula Mak Cik menyuruh Anaknya, Nurmi untuk memberikan biolanya sebagai ganti dari beras yang telah diberikan. Tapi ibu Ikal menolaknya karena Nurmi sangat menyayangi biolanya itu. Setelah Mak Cik Maryamah dan anaknya pulang,

Page 3: Sang Pemimpi

Arai tiba – tiba menuju peregasan dan memecahkan celengan ayamnya, tanpa dikomando Ikal pun ikut memecahkan celengannya walaupun ia tidak tahu akan dipakai apa uang itu. Arai memerintahkan Ikal untuk mengumpulkan semua uang itu ke dalam karung gandum. Ikal mengira Arai akan memberikan semua uang itu kepada Mak Cik Maryamah tetapi tanpa disangka oleh Ikal, Arai menuju pasar. Ia membeli terigu, gula dan lain – lain. Ikal yang tidak tahu untuk apa itu segera mencegah Arai untuk membeli semua itu. Terjadilah sebuah perkelahian seru antara Ikal dan Arai, perkelahian itu menimbulkan kegaduhaan dan juga menyebabkan tiga karung yang berisi kapuk pecah dan kapuknya bertaburan ke mana – mana. Di tengah kegaduhan itu Ikal sadar saudaranya itu tidak akan berbuat sesuatu yang buruk. Setelah itu mereka berdua bersepeda menuju rumah Mak Cik Maryamah. Semua bahan – bahan yang telah dibeli itu diberikan kepada Mak Cik untuk digunakan membuat kue dan menjualnya.

Di kampung Arai dan Ikal ada seorang dukun gigi yang sakit mandraguna, dia adalah A Put. Dia memiliki kesaktian yang hebat dalam hal menyembuh sakit gigi. Hanya berbekal palu, balok, dan paku ia bisa menyembuh sakit gigi. Suatu hari pasein A Put sangat banyak, esoknya ia didatangai oleh tetua kampung untuk dijadikan seorang pemimpin kampung. Begitulah tradisi kampung Ikal, ketika terjadi hujan yang terus menerus maka pawang hujanlah yang menjadi pemimpin kampung tetapi jika banyak buaya yang mulai nakal pawang buayalah yang menjadi pemimpin kampung. Tradisi berakhir setelah Islam masuk ke kampung Ikal. Para dukun dan pawang bangkrut pamornya digantikan oleh penggawa masjid.penggawa masjid sangatlah dihormati sekaligus ditakuti. Didikan yang sangat keras membuat mereka ditakuti, tetapi merekalah yang mendidik para warga kampung Ikal dan Arai tentang Budi Pekerti yang luhur. Arai dan Ikal sering mendapat hukuman dari Taikong Hamim, salah satu penggawa masjid, karena nafas mereka tidak panjang kalau mengaji. Di masjid pula Ikal dan Arai mengenal Jimbron yang gagapnya bukan main dan sangat gila kuda. Jimbron juga sama seperti Arai, hidup sebatang kara dan tidak punya saudara lagi. Jimbron adalah seseorang yang membuat Arai dan Ikal takjub dengan tiga macam keheranan. Pertama, mereka heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya, beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya Pendeta Geovanny. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai, ia menjadi anak asuh sang pendeta. Pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Keheranan mereka yang kedua adalah Jimbron sangat menyukai kuda. Kata orang-orang, ini berhubungan dengan sebuah film di televisi balai desa yang ditonton Jimbron seminggu sebelum ayahnya wafat. Dalam film koboi itu tampak seseorang membawa orang sakit untuk diobati dengan mengendarai kuda secepat angin sehingga orang itu dapat diselamatkan. Barangkali Jimbron menganggap nyawa ayahnya dapat tertolong jikaia membawa ayahnya ke Puskesmas dengan mengendarai kuda. Di kampung Ikaldan Arai tak ada seekor pun kuda tapi, Jimbron mengenal kuda seperti ia pernah melihatnya langsung. Jimbron adalah pemuda yang mudah mengantuk tapi jika sedikit saja ia mendengar tentang kuda, maka telinga layunya sontak berdiri. Jimbron segera menjadi pencinta kuda yang fanatik. Pernah suatu hari Taikong Hamin marah besar karena di dalam buku TPA-nya hanya terdapatkuda, Taikong pun menghukum dia

Page 4: Sang Pemimpi

dengan cara berlagak seperti kuda. Dan hanya da satu cara untukmembalas sang Taikong yaitu dengan mengucapkanam in dengan sangat tidak tuma'ninah. Setiap Taikong Hamim menjadi imam salat jamaah dan tiba pada bacaan akhir Al-Fatihah:

"Whalad dholiiiiiin...." Maka Arai langsung menyambut dengan lolongan seperti serigala mengundang kawin. "Aaammmiiinnn ... mmiiinn ... mmiiiiiiiinnnnn ...." Arai meliuk - liukkan suaranya dan terang- terangan merobek-robek wibawa Taikong.

Karena di kampung Arai tak ada SMA, setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah di SMA Bukan Main. Pada saat itu pula PN Timah mengalami kebangruktan, banyak anak putus sekolah dan bekerja untul membantu ekonomi keluarga mereka. Mereka yang masih bersemangat sekolah umumnya bekerja di warung mi rebus. Atau menjadi buruh pabrik kepiting. Berdiri sepanjang malam menyiangi kepiting untuk dipaketkan ke Jakarta. Atau, seperti Ikal, Arai, dan Jimbron, menjadi kuli ngambat. Sebelum menjadi kuli ngambat mereka pernah memiliki pekerjaan lain yang juga memungkinkan untuk tetap sekolah, yaitu sebagai penyelam di padang golf. Penjaga padang golf akan membayar untuk setiap bola golf yang dapat diambil pada kedalaman hampir tujuh meter di dasar danau. Bola golf di dasar danau dengan mudah dapat ditemukan karena indah berkilauan, persoalannya, danau itu adalah tempat buaya-buaya sebesar tong berumah tangga. Mereka juga pernah bekerja sebagai part time office boy di kompleks kantor,hanya saja gaji mereka bisa telat berbulan. Karena pekerjaan merekas ebagai kulingam bat itulah mereka bisa menyewa sebuah los sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua minggu. Setiap pagi mereka selalu seperti semut kebakaran. Menjelang pukul tujuh, dengan membersihkan diri seadanya mereka tergopoh-gopoh ke sekolah. Sampai di sekolah, semua kelelahan kami sertamerta lenyap, sirna tak ada bekasnya, menguap diisap oleh daya tarik laki-laki tampan ini, kepala sekolah SMA Bukan Main, guru kesusastraan: Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. Ada satu lagianak yang hidupnya hanya sebatang kara, dia adalah Laksmi. Jimbron sangat tergila pada Laksmi, walaupun Laksmi tidak meperdulikan dia. Laksmi seperti trauma karena orang – orang terdekatnya meninggalkan dia satu persatu. Bahkan ia tidak pernah tersenyum lagi. Senyumnya itu sangat dirindukan semua orang yang mengenalnya. Setiap Minggu pagi Jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ia membantu Laksmi di Pabrik Cincau.bertahun -tahun sudah Laksmi hidup tanpa senyum seakan-akan di dunia ini tidak ada yang menyayanginya. Ketika Arai dan Ikal menyarankan Jimbron untuk ditangani oleh orang yang ahli, ia hanya berkata "Aku hanya ingin membuatnya tersenyum...," ..

Di televisi balai desa mereka menyimak ulasan Ibu Toeti Adhitama tentang sepak terjang seorang patriot muda Mujahiddin yang baru saja menumbangkan komandan resimen utara Tentara Merah Rusia. Pemuda Mujahid itu Oruzgan Mourad Karzani. Keluarga iOruzgan Mourad Karzani turun-temurun memimpin gerilyawan Baloch sehaj Afganistan melawan pendudukan Inggris dan sampai saat terbuhuhnya komandan Rusia itu, sudah hampir sepuluh tahun mereka menggempur invasi Rusia. Terbunuhnya komandan resimen utara Tentara Merah menjadi tonggak penting direbutnya kembali zona utara dari penaklukan Tentara Merah,sekaligus pemicu hengkangnya Rusia dari Afghanistan tahun berikutnya.Oruzgan disambut bak pahlawan.Dalam waktu singkat,ia menjadi imam besar baloch.

Page 5: Sang Pemimpi

Ayah Ikal sangat sayang pada Ikal maupun Arai, buktinya jika tiba hari pembagian raport beliau mengambil cuti 2 hari. Hari pembagian raport sangatlah istimewa bagi ayah Ikal, beliau selalu menyiapkan segala sesuatu dengan sangat baik. Mulai dari sepatu, ikat pinggang, sepeda yang beliau gunakan hingga baju safari empat saku yang hanya dipakai saat acara penting. Persiapan ayah Ikal mengambil rapor akan ditutup dengan berangkat ke kawasan los pasar ikan untuk mencukur rambut dan kumis ubannya. Usai salat subuh ayah Ikal siap berangkat. Dengan bersepeda ayah Ikal berangkat ke SMA Negeri Bukan Main, 30 km jauhnya,untuk mengambil rapor anak-anaknya. Dibawah rindang dedaunan bungur Ikal dan Arai menunggu ayanhnya. Di dalam aula itu, Pak Mustar mengurutkan dengan teliti seluruh peringakat dari tiga kelas angkatan pertama SMA Bukan Main. Dari peringkat pertama sampai terakhir 160. Semua orangtua murid dikumpulkan di aula dengan nomor kursi besar-besar, sesuai peringkat anaknya. Nomor itu juga dicantumkan dalam undangan. Maka pembagian rapor adalah acara yang dapat membanggakan bagi sebagian orang tua sekaligus memalukan bagi sebagian lainnya. Pak Mustar menjejer sepuluh kursi khusus di depan. Di sanalah berhak duduk para orang tua yang anaknya meraih prestasi sepuluh besar. Ikal dan Arai serentak berdiri ketika melihat sepeda ayah Ikal. Sepeda itu mudah dikenali dari kap lampu alumunium putih yang menyilaukan ditimpa sinar matahari. Beliau melihat kami melambai-lambai dan mengayuh sepedanya makin cepat. Setelahtiba beliau menepuk-nepuk pundak mereka sambil memberikan senyumnya yang indah. Beliau mengelap keringat, merapikan rambutnya dengan tangan.dan berjalan tenang memasuki aula dengan gaya jalannya yang pengkor, mencari kursi nomor tiga. Tepuk tangan ramai bersahutan ketika nama ayah Ikal dipanggil. Setelah menerima rapor Ikal, Pak Mustar mempersilakan ayah Ikal menempati kursi nomor lima yang kosong, dan tepuk tangan kembali membahana waktu namanya kembali dipanggil untuk mengambil raport Arai. Tidak terlalu buruk, seorang tukang sekop diwasrai dipanggil dua kali oleh Kepala SMA Negeri Bukan Main.

Berbagai bangsa tekah berlabuh di Dermaga Magai, dan yang paling sering adalah Orang Saung. Mereka selalu memakai sarung sampai kepala mereka terkadang mereka jguga menutupi wajahnya. Jika merapat di Dermaga Olivir Magai maka peradaban pertama yang ditemukan orang adalah sebuah gedung bioskop. Gedung bioskop itu berada persis di depan los kontrakan Ikal dkk.Tapi sedikit pun kami tak berani meliriknya.Sebab menonton bioskop merupakan salah satu larangan paling keras Pak Mustar. Maka tak ada siswa SMA Negeri Bukan Main yang berani dekat-dekat bioskop itu. Membicarakannya pun sungkan. Tapi sore ini berbeda. Ikal, Jimbron, dan Arai baru pulang sekolah dan sedang duduk santai di beranda los kontrakan mereka waktu melihat para petugas bioskop mengurai gulungan terpal besar berukuran 4 x 3 meter, sebuah poster film baru. Mulanya mereka hanya melihat gambar dua potong betis yang putih. Namun, pemandangan semakin menarik sebab seiring dengan semakin panjang terpal diurai dan semakin ke atas betis itu tampak, semakin tak ada tanda-tanda pakaian menutupinya. Karena memang masih mudah mereka sangat penasaran. Setelah poster itu terbuka seluruhnya maka terlihatlah dengan jelas bahwa poster itu bergambar seorang yang hanya mengenakan bikini saja. Karena rasa penasaran, mereka bertiga sangat ingin menonton film itu.

Page 6: Sang Pemimpi

Cukup sulit mereka bisa menonto film itu, tapi karena pikiran mereka sudah dipengaruhi oleh nafsu akhirnya mereka menemukan cara yang tepat agar bisa masuk bioskop dan menonto film itu,dan mereka berhasil masuk. Setelah lampu dimatikan tanda film akan dimulai dengan leluasa mereka bertiga membuka kerudung. Mulanya beberapa ekor tikus got melintas cepat di bawah layar dan sekeluarga kecoak merayap di sudut-sudutnya.Kupikir merupakan bagian dari film,rupanya bukan,habitat hewan - hewan itu memang berada di dalam gedung bioskop ini, Film dimulai dengan adegan seorang bapak yang gendut dan botak, nyonya rumah, dan kedua anak remajanya sedang makan. Seekor anjing pudel berlari-lari mengelilingi meja makan.Tapi merka tak menemukan wanita di poster film yang mengundang merka bertiga masuk ke dalam bioskop bobrok ini. Mereka terkejut karena penonton yang menyesaki bioskop riuh bertepuk tangan, bersuit-suit, dan dari balik tirai muncullah wanita poster itu sambil membawa dandang nasi. Orang - orang berkerudung yang telah berulang kali menonton film ini bertepuk tangan sebelum tirai itu terbuka. Mereka langsung tahu adalah yang mereka tunggu – tunggu berperan sebagai babu. Dan jalan cerita tak lebih dari hanya kejar – kejaran antara majikan yang gendut itu dan pembantunya. Setelah film berjalan 20 menit munculah kembali sabg pembantu dengan hanya berpakain seperi yang terlihat pada poster. Adean pu dimulai dengan kejar – kejaran kembali, ketika merka bertiga sedang asyik menonton tiba – tiba tiga bayangan menghalangi pandangan mereka. Dengan Arai merhardik mereka. Dan sekian detik kemudian layar padam dan lampu mulai menyalah. Dan ternyata mereka bertiga adalah Pak Mustar dan para penjaga sekolah. Ikal, Arai dan Jimbron kemudian digelendang keluar oleh mereka bertiga.

Besoknya mereka benar – benar menjadi artis di sekola, karena hanya mereka bertigalah yang bisa melihat film itu.walaupu demikian, sebenarnya mereka juga cukup takut karena 2 hari lagi mereka akan mendapat hukuman dari Pak Mustar. Senin pagi, Ikal, Arai dan Jimbron dibariskan terpisah .Dan senin pagi ini tak ada siswa yang terlambat apel karena semuanya ingin menyaksikan tiga pesakitan di eksekusi.Pak Mustar naik podium. Dari microphone yang terus-menerus feed back, suaranya bertalu – talu. Hukuman pun akhirnya diputuskan, yaitu mereka harus berakting layaknya film yang mereka tonton itu. Arai sebagai anjing pudel, Ikal sebagai pembantu dan Jimbron sebagai majikan gendut.

Hukuman mereka tidak cukup sampai disitu, mereka bertiga harus membersihkan WC sekolah. Jimbron walaupun ia mendapat hukuman tetaplah senang -senang saja dan topik pembicaraan nya tak pernah jauh dari soal kuda. Bahkan ketika dia dihukum pun dia tetap membicarakan soal kuda sampai – sampai Ikal marah dan menghardiknya. Jimbron yang memiliki hati yang lemut pun tak menyangka akan mendapt perlakukan seperti itu dari temannya. Dasar Jimbron yang memiliki hati yang lembut, krtika Ikal dengan lembut meminta maaf atas tingkah lakunya, ia pun memaafkannya.

Suatu ketika ketika Ikal berlari pulang sekolah, tiba – tiba dia berhenti di depan restoran mie rebus di sana ia melihat dirinya sendiri, Arai dan Jimbron sedang bekerja mencuci piring – piring kotor. Ketika berlari kembali, tiba – tiba ia juga melihat 3 orang yang sama menjadi

Page 7: Sang Pemimpi

kernet. Ikal begitu kaget dan langsung berlari pulang karena ia melihat orang lain menjelma menjadi dirinya dan 2 orang sahabatnya. Semanagt Ikal seakan surut untuk melanjutkan sekolah karena pada akhirnya ia akan seperti apa yang dia lihat di resoran maupun tempat lain. Ia berpikir akan menjadi seperti Lintang. Ikal menjadi malas belajar dan sangat pesimis dalam kehidupannya. Karena pikiran yang pesimis dan malas belajar itulah ia mempersembahkan kusir nomer 75 bagi ayahnya. Sungguh sangat megecewakan, tetapi walau demikian ayah Ikal tetaplah bangga pada anaknya. Maka pada saat beliau mengambil rapot, beliau tetap seperti biasnya dengan ritual yang telah sudah lama beliau lakukan. Sungguh sangat perih hati Ikal, dengan sikap pesimisnya ia tertpuruk pada urutun 75. Ikal pun tak kaget jika nanti ayahnya tidak datang, dan Arai pun marah padanya. Tapi ayah Ikal datang dan seperti biasanya ia kemudian mengambil rapot dan langsung pulang. Arai dengan emosinya memaraahi Ikal karena telah mengecewakan ayahnya.

Pada suatu hari terdengarlah kabar bahwa Capo akan memelohara kuda, betapa terkejutnya Jimbron. Ia seperti tesambar petir. Kuda itu akan 2 minggu lagi dan berjumlah 7 ekor, dan seperti sudah bisa diduga sebelumnya Jimbron seakan mau pingsan. Bendera kapal BINTANG LAUT SELATAN telah tampak di horizon sejak pukul tiga sore dan mulai pukul dua dermaga telah dipadati orang - orang Melayu yang ingin melihat langsung hewan yang hanya pernah mereka lihat dalam gambar. Seisi kampung tumpah ruah ke dermaga,ratusan jumlahnya,di antara mereka tampak bupati, camat, lurah, kepala desa, dan para dukun berbagai spesialisasi lengkap dengan baju dinasnya masing-masing. Pelataran panjang yang menjulur ke pintu kapal telah dibangun. Ini merupakan pekerjaan besar tapi tak mengapa karena memang untuk peristiwa yang amat penting. BINTANG LAUT SELATAN merapat.Pintu utamanya dipaskan pada ujung pelataran sehingga tercipta jembatan antara dermaga denga kapal. Sinar matahari sore terbias pada permukaan laut membentuk pita berwarna jingga yang memukau dari dermaga sampai ke kaki langit. Jika tamu-tamu terhormat dariTasmania itu melenggang di atas jembatan tadi, pasti akan menambah pesona sore bersejarah di kampung kami ini. Pintu kapal dibuka.Semua mata tertuju ke pintu kapan itu dan ruangan di dalamnya yang gelap. Kemudian satu - persatu kuda itu turun dan angat indahlah pemandangan sore itu. Ada satu kuda yang sangat indah dan berwarna putih seperti salju. Kuda – kuda itu kemudian dimasukkan ke dalam truk dan di bawah ketempatnya. Karena keranjingannya terhadap kuda, Jimbron tidak dapt tidur memikirkan kuda – kuda itu.ia mulai malas makan dan lupa bahawa dirinya adalah seoran g murid SMA Bukan Main. Semakin hari keadaan Jimbron semakin gawat.Jika diajak bicara, maka yang mangajak bicara hanya bicara sendiri.Sore hari, pada jam ketika kuda - kuda itu datang, matanya sayu memandangi dermaga. Suatu hari Arai yang telah bekerja Capo pulang ke rumah dengan membawah kuda putih. Betapa senangnya Jimbron, ia mengendarai kuda itu dan mendatangi Laksmi dan menunjukan kehebatan sang kuda. Dan Laksmi mulai tersenyum, senyum yang telah lama di dambakan orang – orang disekitarnya.

Kebaikan Arai akhirnya berbuah kebaikan juga, Jimbron tidak lagi menjadimaniak kuda. Ia sekarang menjadi orang yang sangat mencintai Laksmi. Karena itu, Ikalingin membalas

Page 8: Sang Pemimpi

kebaikan hati Arai, Ia tahu apa yang harus diperbuatnya untuk Arai. Arai sangat mencintai Nurmala, maka dariitu ia ingin membantu Arai untuk merebuthati Nurmala. Arai mencintai Nurmala sejakiamelihat Nurmala pada haripendaftaraan. Arai telah merayu Nurmala dengan banyak cara, mulai dari puisi, syair, gurindam, dan jugasurat cinta tapi Nurmala tidak tersentuh sedikit pun. Akhirnya Ikal menemukan satu untuk membantusepupujauhnya itu.ikal menyuruh Araiuntuk berguru cinta pada Bang Zaitun, Pimpinan Orkes Melayu Pasar Ikan BelokKiri, Arai pun setuju dengan ide itu.mereka bersua pergi ke Bang Zaitun untuk berguru masalah Cinta.dan akhirnya Arai mendapatkan juru jitu menaklukan wanita dari Bang Zaitun, yaitu dengan lagu. Tapi yang menjadi masalah adalah Arai tidak memiliki musikalitas yan mumpuni untuk itu. Tapi dasar memangsudah cinta, Arai pun berusaha dengan kerashingga tangannya melepuh. Berminggu – minggu Arai belajarlagu When I am Fall in Love dan berminggu – minggu pula Ikal dan Jimbron harus menahan rasa pening karena suara Arai yang parau dan kering itu.Arai juga telahmerencanakan rencana yang sangat indah,Ia akan menyayikan lagu itupada saat hari ulang tahun Nurmala. Hari itupun tiba, Arai menyayikan lagu itu di depan jendela kamar Nurmala. Nurmala yang merasa terganggu karena suara Arai kemudian menyalakn sebuah piringan hitam ydan memutar lagu When I am Fal in Love yang dinyayikan oleh penyayi aslinya. Arai tidak meyerah, malahan ia meanaikkan volume suaranya, semakin Arai menaikkkan volume suaranya Nurmala juga semakin meninggikan volumepiringan hitamnya danakhirnya setelah berjuang sekian lama melawan penyayi berkelas Dunia Arai pun menyerah. Dengan bersama Ikal dan Jimbron Arai pulangdengan tertunduk lesu.

Sebuah rencana memang dibutuhkan untuk, melanjutkan kehidupan ini. Kali ini dalam pembagian rapot terakhir saat tamat SMA Bukan Main, Ikal kembali mendudukkan ayahnya pada urutan ketiga sedangkan Arai melejit hingga urutan kedua, adapun Nurmala sampai karatan menempati urutan pertama. Nurmala akan segera meninggalkan Belitong untuk menjalani rencana lima tahun plus dua tahun konservatifnya,dan menjelang malam perpisahan sekolah Arai telah menyiapkan sebuah rencana lagi untuk Nurmala. Idenya adalah Araiakan kembali menyayi seperti dulu tetapidengan lagu yang berbeda. Kali ini lagunya adalah Can't Stop Loving You. Belajar dari kegagalannya dulu, kaliini Arai hanya akan komat – kamit sedangkan yang bernyayi adalah kaset yang akan diputar oleh Ikal dan Jimbron. Dan kali ini Arai berhasil membuat Nurmala meniggalkan Arai hingga lagu selesai. Betapa senang dan bahagianya Arai melihat itu.

Tidak ketinggalan pula Arai dan Ikal akan merantau menuju jawa. Mereka berdua ingin merebut sukses di tanah jawa. Dengan menumpang kapal BINTANG LAUT SELATAN berangkatlah keduanya dengan diringi oleh orang – orang yang mereka kenal. Ayah Ikal, ibunya, Pak Balia, Bu Muslimah, dan juga Pak Mustar ikut mengantar mereka. Setelah 5 hari terapung – apung dilaut lepas sampailah mereka di Jakarta.dan tidak lupa sang Mualim berpesan pada mereka untuk pergi ke Jakarta Selatan tepatnya Terminal Ciputat, karena menurut sang Mualim itulah adalah tempat yang paling aman. Sang Mualimpun siapjika mereka tidak kuat maka 6 bulan lagi menunggu mereka di dermaga ini. Tetapi karena mereka belum pernah ke Jakarta, mereka berdua ternyata menaikki bus yang salah. Tanpa sadar mereka menaikki bis menuju

Page 9: Sang Pemimpi

Terminal Bogor. Setelah berjalan cukupjauh akhirnya mereka menemukan sebuah masjid untuk sekedar berteduh. Dan esoknya mereka mendapatkan kamar kos.kemudian mereka berusha untuk mencari pekerjaan supaya mereka bisa melanjutkan hodup di Jakarata. Setelah mencari selama 5 bulan merka berdua akhirnya mendapat pekerjaan sebagai seorang sales, setelah lama mereka tidak bisa menjual barang akhirnya mereka pun dipecat. Lalu mereka medapatkan pekerjaan di Pabrik Tali. Tapi sayang pabriknya harus tutup karena bangkrut. Keberuntungan pun masih memihak mereka berdua tetangga mereka mengajak mereka untuk berja sebagai tukang fotokopi di IPB. Tak lama setelah itu Ikal mendapat perkerjaan baru sebagai Tukang Pos dan Arai masih berkerja di kios fotokopi.

Setelah sekian lama berkerja sebagai tukang sortir,Ikalkembalirindu dengan teman sekaligus sepupu jauhnya, Arai. Tahun – tahun berlalu,sampaiakhirnya Ikal bisa kuliah di UI. Pada saat kuliah di Ui itulah Ikal bertemu dengan Nurmala.setelah perbincangan yang cukup hangat dengan Nurmala, tanpa diduga oleh Ikal Nurmala tiba – tiba menanyakan kabar Arai. Cukup bingung Ikal menjawab pertanyaan itu, tapi pada akhirnya Ikal bisa mengatasinya. Setelah lulus kuliah Ikal mengetahui bahwa ada pengumuman beasiswa stata dua, tanpa pikir panjang Ikalpun mencoba mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa itu. Hari Wanwancara pun tiba begitugugup Ikal karena saingan Ikal adalah tamatan mahasiswa yangcukup pintar – pintar. Tidak disangka pula riset yang dilakukan Ikal mendapat pujian yang sangat bagusdari seorang Profesor. Selepas Ikal keluar dari ruangan pewawancara dia kemudianmendengar suara yang cukup dia kenal. Tanpa diduga pula bahawa itu memang suara Arai, sungguh tak disangka setelah sekian lama tak bertemu akhirnya Ikal bertemu dengan Arai yang juga sedang mengajukan beasiswauntuk kuliah di Eropa.

Setelah sekian lama tak pulang ke Belitong kali ini Ikal dan Arai pulang kembali ke kampung halamanya. Mereka bertemu Jimbron yangsudah menikah dengan Laksmi dan mempuyai anak. Malamnya Ikal berjalan – jalan untuk menikmatisuasana yang telah lama ia rindukan. Waktu yang dinanti – nanti tiba, surat pengumuman beasiswa akhirnya tiba. Perlahan – lahan Ikal mulai membuka surat itu dan didapatinya ia lulus tes dan akan kuliah di Paris di Univesite de Paris, Sorbonne, Prancis begitu juga dengan Arai.

SINOPSIS 2

“Daratan ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik. Menggelegak sebab lahar meluap-luap di bawahnya. Lalu membubung di atasnya, langit terbelah dua. Di satu bagian langit, matahari rendah memantulkan uap lengket yang terjebak ditudungi cendawan gelap gulita, menjerang pesisir sejak pagi. Sedangkan di belahan yang lain, semburan ultraviolet menari-nari di atas permukaan laut yang bisu berlapis minyak, jingga serupa kaca-kaca gereja, mengelilingi dermaga yang

Page 10: Sang Pemimpi

menjulur ke laut seperti reign of fire, lingkaran api. Dan di sini, di sudut dermaga ini, dalam sebuah ruangan yang asing, aku terkurung, terperangkap, mati kutu.”

Kutipan kalimat-kalimat di atas adalah paragraf pertama pada mozaik 1 (what a wonderfull world) dalam buku “Sang Pemimpi” yang ditulis oleh Andrea Hirata. Sekuel/buku kedua dari rangkaian tetralogi “Laskar Pelangi” ini masih merupakan suatu memoar atau kisah yang diangkat dari kehidupan nyata sang penulis. Gaya bahasa yang digunakan tak ubahnya seindah buku pertamanya “Laskar Pelangi”; metafor, kritis, deskriptif, dan sarat dengan makna dimana pembaca dapat berkreasi dengan imajinasinya sendiri akan situasi yang terjadi. Andrea melukiskan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru. Sang pemimpi sangat inspiratif.

Pada awalnya tampak komikal, seperti kenakalan remaja biasa, tapi kemudian kisah dan karakter-karakter lambat laun menguasai cerita dalam buku/novel ini. Potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan pembaca pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis. Karena arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tiga orang tokoh utama buku ini: Ikal, Arai dan Jimbron akan memberikan daya tarik sehingga pembaca dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan.

“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai. “Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”

Menyaratkan pesan untuk percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, bahkan membuat kita percaya kepada Tuhan. Buku ini dipersembahkan untuk ayah sang penulis;

“Untuk Ayahku Seman Said Harun, Ayah juara satu seluruh dunia”

Sang Pemimpi menceritakan tentang hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal (sang penulis) dan Arai, serta persahabatan keduanya dengan Jimbron ketika masa- masa remaja (SMA). Perjuangan dan kesetiaan terhadap mimpi mereka. Pada bagian akhir cerita, Andrea memaparkan kehidupannya saat ia merantau ke Pulau Jawa dan mengenai mimpinya ... (kita simak dulu hasil “bedah” berikut).

Ikal dalam Sang Pemimpi adalah ikal remaja dari tokoh ikal dalam Laskar Pelangi (saran: baca/nonton buku/film pertamanya lebih dahulu; Laskar Pelangi). Arai adalah tokoh sentral dalam buku Sang Pemimpi. Arai dan Ikal masih bertalian darah. Usianya sebaya dengan Ikal. Neneknya adalah adik kandung kakeknya Ikal dari pihak ibu. Namun malang nasibnya, waktu ia kelas 1 SD, ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai, baru 6 tahun ketika itu, dan ayahnya, gemetar di samping jasad beku sang ibu yang memeluk erat bayi merah bersimbah darah. Anak-beranak itu meninggal bersamaan. Lalu Arai tinggal berdua dengan ayahnya. Kepedihan belum

Page 11: Sang Pemimpi

mau menjauhi Arai. Menginjak kelas 3 SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim piatu, sebatang kara. Ia kemudian dipungut keluarga Ikal.

Arai adalah sebatang pohon kara di tengah padang karena hanya tinggal ia sendiri dari satu garis keturunan keluarganya. Ayah ibunya merupakan anak-anak tunggal dan kakek neneknya dari kedua pihak orangtuanya juga telah tiada. Orang Melayu memberi julukan Simpai Keramat untuk orang terakhir yang tersisa dari suatu klan. Arai adalah seorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat. Kutipan berikut menggambakan ketegaran Si Simpai Keramat;

“Aku teringat, beberapa hari setelah ayahnya meninggal, dengan menumpang truk kopra, aku dan ayahku menjemput Arai. Sore itu ia sudah menunggu kami di depan tangga gubuknya, berdiri sendirian di tengah belantara ladang tebu yang tak terurus. Anak kecil itu mengapit di ketiaknya karung kecampang berisi beberapa potong pakaian, sajadah, gayung tempurung kelapa, mainan buatannya sendiri, dan bingkai plastik murahan berisi foto hitam putih ayah dan ibunya ketika pengantin baru. Sebatang potlot yang kumal ia selipkan di daun telinganya, penggaris kayu yang sudah patah disisipkan di pinggangnya. Tangan kirinya menggenggam beberapa lembar buku tak bersampul. Celana dan bajunya dari kain belacu lusuh dengan kancing tak lengkap. Itulah seluruh harta bendanya. Sudah berjam-jam ia menunggu kami. Tampak jelas wajah cemasnya menjadi lega ketika melihat kami. Aku membantu membawa buku-bukunya dan kami meninggalkan gubuk berdinding lelak beratap daun itu dengan membiarkan pintu dan jendela-jendelanya terbuka karena dipastikan tak 'kan ada siapa-siapa untuk mengambil apa pun. .... Kami menelusuri jalan setapak menerobos gulma yang lebih tinggi dari kami. Kerasak tumpah ruah merubung jalan itu. Arai menengok ke belakang untuk melihat gubuknya terakhir kali. Ekspresinya datar. Lalu ia berbalik cepat dan melangkah dengan tegap. Anak sekecil itu telah belajar menguatkan dirinya. Ayahku berlinangan air mata. Dipeluknya pundak Arai erat-erat. ... Aku tak dapat mengerti bagaimana anak semuda itu menanggungkan cobaan demikian berat sebagai Simpai Keramat. Arai mendekatiku lalu menghapus air mataku dengan lengan bajunya yang kumal. Tindakan itu membuat air mataku mengalir semakin deras. ... Melihatku pilu, kupikir Arai akan terharu tapi ia malah tersenyum dan pelan-pelan ia merogohkan tangannya ke dalam kacung kecampangnya. ... Ia mengeluarkan sebuah benda mainan yang aneh. Aku melirik benda itu dan aku semakin pedih membayangkan ia membuat mainan itu sendirian, memainkannya juga sendirian di tengah-tengah ladang tebu. ... Aku tersenyum tapi tangisku tak reda karena seperti mekanika gerak balik helikopter purba (mainan) ini, Arai telah memutarbalikkan logika sentimental ini. la justru berusaha menghiburku pada saat aku seharusnya menghiburnya. ... Arai melangkah menuju depan bak truk. la berdiri tegak di sana serupa orang berdiri di hidung haluan kapal. Pelan-pelan ia melapangkan kedua lengannya dan membiarkan

Page 12: Sang Pemimpi

angin menerpa wajahnya. Ia tersenyum penuh semangat. Agaknya ia juga bertekad memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru yang membelenggunya seumur hidup. Ia telah berdamai dengan kepedihan dan siap menantang nasibnya. Ia menggoyanggoyang tubuhnya bak rajawali di angkasa luas. "Dunia...!! Sambutlah aku...!! Ini aku, Arai, datang untukmu ...!!" Pasti itu maksudnya. Ayahku tersenyum mengepalkan tinjunya kuat kuat dan aku ingin tertawa sekeras- kerasnya, tapi aku juga ingin menangis sekeras-kerasnya.”

Meskipun perasaannya telah luluh lantak pada usia sangat muda tapi ia selalu positif dan berjiwa seluas langit. Kesedihan hanya tampak padanya ketika ia mengaji Al-Qur'an. Di hadapan kitab suci itu ia seperti orang mengadu, seperti orang yang takluk, seperti orang yang kelelahan berjuang melawan rasa kehilangan seluruh orang yang dicintainya. Setiap habis magrib Arai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di bawah temaram lampu minyak dan saat itu seisi rumah terdiam. Jika Arai mengaji, Ikal bergegas menuruni tangga rumah panggung, kemudian berlari sekuat tenaga. “Di tengah lapangan itu aku berteriak sejadi- jadinya” (Ikal). Karena berkepribadian terbuka, memiliki mentalitas selalu ingin tahu dan terus bertanya, Arai berkembang menjadi anak yang pintar. la selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Arai suka memanggil Ikal dengan nama lain dengan gaya Lone Ranger;

“Tonto"

Tokoh lainnya adalah Jimbron, anak yatim piatu. la gagap, tapi tak selalu gagap. Jika ia panik atau sedang bersemangat maka ia gagap. Jika suasana hatinya sedang nyaman, ia berbicara senormal orang biasa. Jimbron bertubuh tambun. Andrea menggambarkan ia seperti bonsai kamboja Jepang: bahu landai, lebar, dan lungsur, gemuk berkumpul di daerah tengah. Wajahnya seperti bayi, bayi yang murung, seperti bayi yang ingin menangis—jika melihatnya langsung timbul perasaan ingin melindunginya. Kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta (sebetulnya pastor karena beliau seorang Katolik). Beliau biasa dipanggil Pendeta Geovanny. Setelah sebatang kara seperti Arai, Jimbron menjadi anak asuh sang pendeta. Namun, pendeta berdarah Italia itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke masjid. Nasib Jimbron tak kalah menggiriskan dengan Arai. Dan gagapnya itu berhubungan dengan sebuah cerita yang memilukan. Dulu bicaranya normal seperti anak- anak lainnya.

Jimbron adalah anak tertua dari tiga bersaudara. la memiliki dua adik kembar perempuan. Ibunya wafat ketika Jimbron kelas empat SD. Jimbron sangat dekat dan sangat tergantung pada ayahnya. Ayahnya adalah orientasi hidupnya. Suatu hari, belum empat puluh hari ibunya wafat, Jimbron bepergian naik sepeda dibonceng ayahnya, masih berkendara ayahnya terkena serangan jantung. Jimbron pontang-panting dengan sepeda itu membawa ayahnya ke Puskesmas. la berusaha sekuat tenaga, panik, dan jatuh bangun terseok-seok membonceng ayahnya yang sesak napas sambil kesusahan memeganginya. Sampai di Puskesmas Jimbron, anak kelas 4 SD itu, kehabisan

Page 13: Sang Pemimpi

napas dan pucat pasi ketakutan. la kalut, tak sanggup menjelaskan situasinya pada orang-orang. Lagi pula sudah terlambat. Beberapa menit di Puskesmas ayahnya meninggal. Sejak itu Jimbron gagap. Pendeta Geovanny, sahabat keluarga itu, lalu mengasuh Jimbron. Kedua adik kembar perempuannya mengikuti bibinya ke Pangkal Pinang, Pulau Bangka.

Jimbron sangat menyukai kuda. Menurut cerita, ini berhubungan dengan sebuah film di televisi balai desa yang ditonton Jimbron seminggu sebelum ayahnya wafat. Dalam film koboi itu tampak seseorang membawa orang sakit untuk diobati dengan mengendarai kuda secepat angin sehingga orang itu dapat diselamatkan. Barangkali Jimbron menganggap nyawa ayahnya dapat tertolong jika ia membawa ayahnya ke Puskesmas dengan mengendarai kuda. Jimbron segera menjadi pencinta kuda yang fanatik. Penulis menggambarkan tak ada satu pun hal lain yang menarik di dunia ini bagi Jimbron selain kuda. “ Jimbron terobsesi pada kuda, penyakit gila nomor 14 (Obsesif Kompulsif).”

Ketiga tokoh larut dalam kisah persahabatan. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli ngambat di pelabuhan ikan pada dini hari. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.

Di kampungnya, tak ada SMA. Setelah tamat SMP Ikal, Arai, dan Jimbron merantau ke Magai untuk sekolah SMA. Setelah 40 tahun merdeka, akhirnya Belitong Timur memiliki sebuah SMA Negeri. Tak perlu lagi menempuh 120 kilometer ke Tanjong Pandan. Pada saat itulah PN Timah Belitong, perusahaan di mana sebagian besar orang Melayu menggantungkan nasib, termasuk ayah Ikal, terancam kolaps. Karyawan di-PHK, memunculkan gelombang besar anak-anak yang terpaksa berhenti sekolah dan tak punya pilihan selain bekerja untuk membantu orangtua. Ikal, Arai, dan Jimbron menjadi kuli ngambat. Karena pekerjaan ini, ketiganya menyewa sebuah los sempit di dermaga dan pulang ke rumah orangtua setiap dua minggu. Sebelum menjadi kuli ngambat mereka sempat bekerja sebagai penyelam di padang golf lalu beralih menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah untuk memungkinkannya dapat sekolah.

“Mantap sekali judul jabatan kami itu dan hebat sekali job description-nya: masuk kerja subuh-subuh dan menyiapkan ratusan gelas teh dan kopi untuk para abdi negara. Persoalannya, lebih sadis dari ancaman reptil cretaceous itu, yaitu berbulan-bulan tak digaji.”

Mimpi Ketiga tokoh dalam buku ini dimulai dari guru kesusastraan mereka: Bapak Drs. Julian Ichsan Balia. Sebagai anak-anak yang sejak sekolah dasar diajarkan untuk menghargai ilmu pengetahuan dan seni, Ikal, Arai, dan Jimbron terpesona pada Pak Balia.

“"What we do in life ..." kata Pak Balia teatrikal, "... echoes in eternity...!! Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah potongan-potongan mozaik. Terserak di sana sini, tersebar dalam rentang waktu dan ruang-ruang. Namun, perlahan-lahan ia akan bersatu membentuk sosok seperti

Page 14: Sang Pemimpi

montase Antoni Gaudi. Mozaik-mozaik itu akan membangun siapa dirimu dewasa nanti. Lalu apa pun yang kaukerjakan dalam hidup ini, akan bergema dalam keabadian... "Maka berkelanalah di atas muka bumi ini untuk menemukan mozaikmu!"”

"Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban...." kata Pak Balia sambil memperlihatkan gambar yang menampakkan seorang pelukis sedang menghadapi sebidang kanvas dengan sedikit coretan impresi dan di belakang kanvas itu berdiri menjulang Menara Eiffel seolah menunduk memerintahkan Sungai Seine agar membelah menjadi dua tepat di kaki-kakinya. Dan pada saat itulah ikal, Arai, dan Jimbron mengkristalisasikan harapan agung dalam satu statement yang sangat ambisius:

“cita-cita kami adalah kami ingin sekolah ke Prancis! Ingin menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne, ingin menjelajah Eropa sampai ke Afrika.”

Lulus SMA, tabungan dari hasil keringatnya bekerja sebagai kuli ngambat tidaklah cukup untuk sekolah di Prancis. Ikal dan Arai memutuskan untuk merantau ke Pulau Jawa untuk meneruskan pendidikan. Jimbron memberikan dua celengan berbentuk kuda berisi tabungannya dari upah menjadi kuli ngambat selama ini yang selalu ia isi dengan jumlah yang sama pada masing-masing celengan tersebut kepada kedua sahabatnya. Masing-masing satu untuk menambah bekal merantau di Pulau Jawa. Celengan kuda tersebut ia dapat dengan cara memesan kepada anak buah kapal kenalannya di dermaga. Dari anak buah kapal ini lah Ikal dan Arai berhasil ke Pulau Jawa dengan cara menumpang dan menjadi buruh kasar (membersihkan dak, memasak, dsb) di kapal yang ia tumpangi. Dan dari dia pula Ikal dan Arai tahu tujuan pertama ia di Pulau Jawa; Ciputat. Perpisahan Ikal dan Arai dengan orang-orang terdekat yang mengantarnya ke pelabuhan diceritakan dengan cukup mengharukan. Bu Muslimah yang ikut mengantar berpesan “Jangan kembali sebelum jadi Sarjana”.

Sampai di Pelabuhan Tanjung Priok pada malam hari, bergegas Ikal dan Arai mencari bis ke Ciputat. Namun tiba-tiba orang di dalam bis menariknya ketika ia menanyakan bis tujuan Ciputat, dan kemudian, mereka gagal pada tujuan pertama “Ciputat” dan berdiri di terminal yang bertuliskan “Terminal Baranangsiang” Bogor. Malam pertama mereka tidur di masjid dan keesokan harinya dengan mudah menemukan Kos di dekat kampus IPB. Oleh karena kesempatan untuk berkuliah belum mereka dapatkan, dan mereka butuh uang untuk menyambung hidup, mereka bekerja sebagai tukang foto copy. Mereka juga hampir menjadi sales alat-alat rumah tangga. Kemudian Ikal mendapat kesempatan mengikuti sejenis training untuk menjadi pegawai Pos di luar kota. Sekembalinya ke kosan di Bogor, Ikal tidak mendapati Arai. Arai tidak memberikan kabar apa-apa. Menurut kabar, Arai sudah berada di Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal berkesempatan kuliah di Fakultas Ekonomi-Universitas Indonesia,

Page 15: Sang Pemimpi

sementara ia masih bekerja di kantor Pos. Hingga lulus menjadi Sarjana, Ikal masih belum bertemu dengan Arai. Namun demikian, cita-citanya untuk sekolah di Prancis masih melekat di dadanya. Suatu kesempatan, ada beasiswa S2 di UNI Eropa. Dengan serius Ikal mempersiapkan proposal/papernya. Menurut sang penguji dari Indonesia, paper nya tersebut berkompeten menghasilkan penemuan baru.

Meskipun telah lama Ikal tidak bertemu dengan Arai, tapi Ikal tahu bahwa Arai tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Pada tes terakhirnya untuk mendapat beasiswa UNI Eropa tersebut, secara mengejutkan Ikal bertemu Arai. Ia juga berhasil masuk pada tes terakhir. Selama ini Arai kuliah pada jurusan Biologi di Universitas Mulawarman-Kalimantan sekaligus bekerja di toko batu permata. Sambil menungggu pengumuman beasiswa, Ikal dan Arai menyempatkan pulang ke Belitong. Di pelataran depan rumahnya, di sisi ayah ibunya ikal membuka surat; mengumumkan bahwa ia mendapat beasiswa Université de Paris, Sorbonne, Prancis. Dan Arai, di dalam rumah menangis tersedu di depan foto kedua orang tuanya, memegangi surat seperti surat Ikal. Ia juga mendapat beasiswa di Universitas yang sama.

UNSUR INTRINSIK

1. TEMATema yang tersirat dalam novel ini adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan serta kepercayaan terhadap kekuatan kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”.

2. ALURDalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan alur mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan tokoh utama dari kecil hingga dewasa dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.

3. SETTING/LATARDisebutkan bahwa latar novel ini adalah Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, gedung bioskop, SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan.

4. Tokoh-tokoh

Tokoh Utama

a. Ikal adalah anak kampung yang miskin, baik hati, optimis, pantang menyerah, penyuka Bang Rhoma.

b. Arai adalah tokoh sentral dalam buku ini. Menjadi saudara angkat Ikal ketika kelas 3 SD saat ayahnya (satu-satunya anggota keluarga yang tersisa) meninggal dunia. Seseorang yang mampu melihat keindahan di balik sesuatu, sangat optimis dan selalu melihat suatu peristiwa dari kaca mata yang positif. Arai adalah sosok yang begitu spontan dan jenaka, seolah tak ada sesuatupun di dunia ini yang akan membuatnya sedih dan patah semangat.

Page 16: Sang Pemimpi

c. Jimbron, anak yatim piatu yang diasuh oleh seorang pastur Katolik bernama Geovanny.Laki-laki berwajah bayi dan bertubuh subur ini sangat polos. Segala hal tentang kuda adalah obsesinya, dan gagapnya berhubungan dengan sebuah peristiwa tragis yang memilukan yang dia alami ketika masih SD , dulu ayahnya sekarat di depan matanya maka ia membawa ayahnya dengan sepeda yang lajunya lama sampai di puskesmas ayahnya meninggal di depan matanya dan waktu ditanyai orang-orang di sudah terlanjur gagap karena terlalu banyak menangis sampai tersendat-sendat ia selalu berfikir jika saja waktu itu dia menaiki kuda pasti ayahnya tertolong. Jimbron adalah penyeimbang di antara Arai dan Ikal, kepolosan dan ketulusannya adalah sumber simpati dan kasih sayang dalam diri keduanya untuk menjaga dan melindunginya.

Tokoh Lain

a. Pendeta Geovanny, ia adalah seorang Katolik yang mengasuh Jimbron selepas kepergian kedua orangtua Jimbron. Meskipun berbeda agama dengan Jimbron, beliau tidak memaksakan Jimbron untuk turut menjadi umat Katolik. Bahkan beliau tidak pernah terlambat mengantar Jimbron pergi ke masjid untuk mengaji. Meski disebut Pendeta, Geovanny yang berdarah Italia ini adalah seorang Pastor.

b. Pak Mustar M. Djai'din. BA. adalah salah satu pendiri SMA Negeri Manggar. Ia adalah kepala sekolah SMA Negeri Manggar, seorang yang baik dan cukup sabar namun berubah menjadi tangan besi ketika anaknya sendiri justru tidak diterima masuk ke SMA tersebut karena NEMnya kurang 0,25 dari batas minimal.Terkenal dengan aturan-aturannya yang disiplin dan hukuman yang sangat berat. Namun sebenarnya beliau adalah pribadi yang sangat baik dan patut dicontoh.

c. Pak Drs. Julian Ichsan Balia; Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri Manggar.Laki-laki muda, tampan, lulusan IKIP Bandung yang masih memegang teguh idealisme.

d. Nurmala; Zakiah Nurmala binti Berahim Mantarum,gadis pujaan Arai sejak pertama kali Arai melihatnya. Nurmala adalah gadis yang pandai, selalu menyandang ranking 1. Ia juga penggemar Ray Charles dengan lagunya "I Can't Stop Loving You" dan Nat King Cole dengan lagunya When I Fall in Love.

e. Laksmi; gadis pujaan Jimbron. Telah kehilangan kedua orangtuanya dan tinggal serta bekerja di sebuah pabrik cincau. Semenjak kepergian orangtuanya ia tidak pernah lagi tersenyum, walaupun senyumnya amat manis. Ia baru dapat tersenyum ketika Jimbron datang mengendarai sebuah kuda.

f. Capo Lam Nyet Pho; Seorang yang memungkinkan berbagai hal sebagai objek untuk bisnisnya. Bahkan ketika PN Timah terancam kolaps, ia melakukan ide untuk membuka peternakan kuda meskipun kuda adalah hewan yang asing bagi komunitas Melayu.

g. Taikong Hamim; Guru mengaji di masjid di kampung Gantung.Dikenal sebagai sosok nonkonfromis dan sering memberlakukan hukuman fisik kepada anak-anak yang melakukan kesalahan.

Page 17: Sang Pemimpi

h. Bang Zaitun; Seniman musik pemimpin sebuah kelompaok Orkes Melayu. Dikenal sebagai orang yang pernah mempunyai banyak pacar dan hampir memiliki 5 istri. Sebenarnya kunci keberhasilannya dalam percintaan adalah sebuah gitar. Ia pun mengajarkan hal tersebut pada Arai yang sedang mabuk cinta dengan Nurmala.

i. A Kiun; Gadis Hokian penjaga loket bioskop.j. Nurmi; Berbakat memainkan biola, mewarisi biola dan bakat dari kakeknya yang ketua

kelompok gambus di Gantung. Nurmi adalah tetangga Arai dan Ikal, seumuran, dan dia adalah gadis yang sangat mencintai biola.

k. Pak Cik Basman; Seorang tukang sobek karcis di sebuah bioskop di Belitong.l. A Siong; Pemilik toko kelontong tempat Ikal dan Arai berselisih tentang penggunaaan

uang tabunganm. Deborah Wong; Istri A Siong dan ibu dari Mei Mei. Perempuan asal Hongkong yang

tambun dan berkulit putih.n. Mei Mei; Gadis kecil anak Deborah Wong.

1. Sudut pandang: orang pertama/aku

5. Sudut pandang

Sudut pandang yang digunakan yaitu “orang pertama” (akuan). Dimana penulis memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.

6. Amanah

Amanat yang disampaikan adalah jangan pernah berhenti bermimpi. Hal ini sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya, pada prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi atau keinginan besar dalam hidupnya.

Menurut saya inti sari dari buku ini terletak pada bab 12 : Sungai Lenggang. Di situ dikisahkan bahwa setelah mengalami hal yang ‘menyakitkan’, Andrea sampai pada kesadaran bahwa dia tidak boleh berhenti bercita-cita. Dan berhenti bercita-cita adalah tragedi terbesar dalam hidup manusia (Pak Mustar). Dan seperti juga dikatakan oleh Arai : Orang seperti kita tidak punya apa-apa kecuali semangat dan mimpi-mimpi, dan kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu.

7. Kelebihan dan kelemahan

Kelebihan: banyak kelebihan yang didapatkan dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang mengajak pembaca masuk ke dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis memainkan imajinasi berpikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang menjadi backgroud adegan demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain adalah kepandaian Andreadalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.

Page 18: Sang Pemimpi

Kelemahan: pada dasarnya novel ini hampir tiada kelemahannya. Hal ini disebabkan karena penulis dengan cerdasdan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang haus akan novel yang bermutu.

Dari begitu banyak kelebihan yang dimiliki buku ini, saya juga menemukan beberapa kelemahan. Yang pertama adalah Andrea langsung ‘menggebrak’ di bab pertama dengan adegan yang memicu adrenalin. Yaitu peristiwa kejar-kejaran antara Pak Mustar dengan Ikal, Arai dan Jimbron. Terus terang saya terkejut dengan ‘gebrakan’ ini. Ibarat orang yang mengendarai mobil, baru start langsung tancap gas. Alangkah baiknya kalau peristiwa kejar-kejaran ini diletakkan di bab dua atau tiga. Bab satu hendaknya berisi hal-hal yang ringan-ringan saja. Anggaplah masih pemanasan.

Selanjutnya saya merasakan adanya kesenjangan. Dari bab pertama sampai bab 14, cerita bergulir cepat dan banyak peristiwa yang menegangkan. Tetapi mulai bab 15 ritme cerita langsung lambat dan tidak ada ketegangan (suspense) sehingga saya merasa bosan. Minat saya untuk menuntaskan membaca juga turun drastis.

Terlepas dari alur yang tidak seimbang itu, novel Sang Pemimpi menjadi bahan bacaan yang penuh inspirasi, menggugah semangat dan gilanya lagi, novel itu bisa menjadi ‘terapi’ atas beberapa potongan2 kecil dalam perjalanan hidup saya.

8. Gaya bahasa

Semua buku Andrea memiliki ciri : bertabur metafora. Menurut Prof. Sapardi Djoko Damono, guru besar sastra Universitas Indonesia, metafora Andrea adalah metafora yang berani, tak biasa, tak terduga, kadang kala ngawur, namun amat memikat.1. Aku masih seekor pungguk buta dan mimpi-mimpi itu masih rembulan. Namun sebenderang rembulan dini hari ini, mimpi-mimpi itu masih bercahaya dalam dadaku.2.Tubuhnya bergelombang seperti layar bahtera diterpa angin.3. …riuh bertepuk tangan melihat Jimbron beraksi di atas punggung kuda persis perampok bank yang dikejar sherrif dalam film koboi.4. ...Arai beraksi semakin menjadi-jadi, meliuk-liuk seperti ikan lele terlempar ke darat.

Selain metafora, hal lain yang menarik adalah paradoks.1. Simpai keramat yang yatim piatu ini badannya kumal dan bau. Kuku-kukunya hitam, potongan rambutnya tak keruan, digunting sendiri di depan cermin dengan gaya asal tak gondrong. Di lehernya melingkar daki. Tapi masya Allah, hatinya putih bercahaya, hatinya itu selalu hangat.2. Kami berpelukan. Betapa aku merindukan sepupu jauhku ini. Seseorang yang sering kubenci tapi selalu kuanggap sebagai pahlawan.3. Sungguh tak adil dunia ini; seorang siswa garda depan sekaligus pelari gesit berambut ikal

Page 19: Sang Pemimpi

mayang akan berakhir sebagai tukang cuci piring di restoran mi rebus.

Dan juga hiperbola :1. Arai terus melolong dengan gagah berani.2. Lolongan Arai semakin keras seperti jeritan kumbangAndrea selalu memakai istilah ‘melolong’ sebagai ganti dari ‘berteriak’. Hal ini untuk menegaskan betapa keras sesungguhnya teriakan Arai.

Kutipan-kutipan

"Seluruh kesulitan dalam hidup ini adalah bagian dari suatu tatanan yang sempurna dan sifat yang paling pasti dari sistem tata surya ini." (Pierre Simon de Laplace)

"Tak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan, dapat dihitung!” (Albert Einstein)

"Perempuan adalah makhluk yang plin-plan, maka pertama-tama, buatlah mereka bingung!" (Arai)

"Masa muda, masa yang berapi-api!” (Haji Rhoma Irama)