mdro
DESCRIPTION
MDROTRANSCRIPT
![Page 1: MDRO](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/563db821550346aa9a90d32c/html5/thumbnails/1.jpg)
Definisi
Multidrug-resistant organisms (MDRO)
Untuk kepentingan epidemiologi, MDRO didefinisikan sebagai mikroorganisme atau bakteri
yang telah menjadi resisten terhadap satu atau lebih dari agen antimikroba. Organisme yang
mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotic, perlu mendapatkan perhatian khusus di tempat
layanan kesehatan. Selain MRSA dan VRE, GNB tertentu, termasuk golongan yang
memproduksi (ESBLs) dan lainnya yang resisten terhadap multiple kelas antibiotic. Termasuk
dalam kategori resisten terhadap semua antibiotic kecuali imipenem yaitu Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, dan Acinetobacter baumannii.
Organisme Stenotrophomonas maltophilia, Burkholderia cepacia, dan Ralstonia pickettii telah
resisten terhadap antibiotic spectrum luas. Di wahana layanan kesehatan tertentu seperti lctf,
penting untuk dilakukannya control terhadap multidrug-resistant S. pneumonia (MDRSP) yang
telah resisten terhadap penisilin dan antibiotic spectrum luas seperti makrolid dan
fluorokuinolon. Strain S. aureus yang telah resisten terhadap vankomisin seperti vancomycin-
intermediate S. aureus (VISA), vancomycin-resistant S. aureus (VRSA) telah mempengaruhi
populasi spesifik seperti pasien hemodialysis.
Clinical importance of MDROs.
Infeksi MDRO mempunyai klinis yang sama dengan infeksi yang disebabkan karena bakteri
pathogen pada umunya. Namun pilihan terapi pasien yang terinfeksi MDRO sering sekali sangat
terbatas. Misalnya sampai sekarang hanya vankomisin yang efektif untuk terapi infeksi MRSA
yang mengancam jiwa. Selama tahun 1990 tidak ada antibiotic yang mampu mengobati infeksi
VRE. Meskipun sekarang telah tersedia antibiotic unttuk terapi infeksi karena MRSA dan VRE,
namun resistensi bakteri terhadap antibiotic baru berpotensi untuk terjadi.
Infeksi MDRO ini dikaitkan dengan semakin lamanya perawatan di rumah sakit, menambahnya
biaya dan tingkat kematian. Sedangkan infeksi VRE dikaitkan dengan meningkatnya tingkat
kematian, lamanya perawatan di rumah sakit, banyaknya pasien masuk ke ICU, prosedur operasi
yang lama dan banyaknya biaya yang dikeluarkan.
Pada MRSA, kasus yang sering terjadi yaitu bacteremia, poststernotomy mediastiinitis dan
infeksi tempat operasi. Terjadinya ketiga kasus di atas mungkin disebabkan bisa karena
![Page 2: MDRO](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/563db821550346aa9a90d32c/html5/thumbnails/2.jpg)
tertundanya pemberian vankomisin, penurunan aktifitas bakterisid oleh vankomisin, atau
bacteremia persisten. Tingkat kematian dapat meningkat karena kurang sensitifnya vankomisn
terhadap VISA. Beberapa penelitian melaporkan bahwa terdapat hubungan antara infeksi MRSA
dengan lamanya perawatan dan banyaknya biaya kesehatan yang dikeluarkan.
Prevalensi infeksi MDRO lebih tinggi terdapat di ICU dibandingkan dengan bangsal biasa. Tak
dapat dipungkiri bahwa infeksi MDRO di bangsal biasa dapat menyebabkan penyakit yang serius
dan dapat menyebabkan kematian. Penghuni bangsal mungkin saja menjadi “kendaraan” bagi
MDRO untuk menyebar ke fasilitas kesehatan kecil lainnya.
Selama beberapa decade terakhir ini, prevalensi MDRO di rumah sakit amerika dan pusat
kesehatan telah mengalami peningkatan. MRSA pertama kali diisolasi di amerika pada tahun
1968. Awal tahun 1990, MRSA terhitung 20-25% nya adalah Staphylococcus aureus yang
berasal dari pasien yang pernah dirawat di rumah sakit. Pada tahun 1999, lebih dari 50% MRSA
merupakan S. aureus yang berasal dari pasien ICU di National Nosocomial Infection
Surveillance (NNIS). Pada tahun 2003, 59,5% S. aureus yang terdapat pada ICU NNIS adalah
MRSA.
Important concepts in transmission.
MRSA begitu MDRO terpapar ke suatu tempat layanan kesehatan, transmisi dan persistensi dari
strain yang resisten dibedakan oleh adanya pasien yang rentan terinfeksi, penggunaan antibiotic
yang selektif, dan meningkatnya potensi untuk terjadi transmisi dari pasien yang terinfeksi.
Pasien yang rentan terinfeksi adalah pasien dengan penyakit yang parah, terutama pasien
immune compromised, pasien post operasi, adanya alat medis seperti kateter urin, dan
endotrakeal tube.
Tangan sangat mudah terkontaminasi selama proses pelayanan atau kontak dengan pasien atau
lingkungan sekitar pasien. Yang perlu diperhatikan terutama pada pasien diare yang infeksi
MDRO di traktus gastrointestinal. Tanpa adanya rekomendasi untuk melakukan hand hygiene
dan penggunaan handscoen, sangat mungkin terjadi penularan MDRO dari petugas kesehatan
kepada pasien. Karena itu diperlukan strategi untuk mengontrol penyebaran MDRO.
Kemungkinan terjadinya transmisi MDRO ke layanan kesehatan primer adalah dari pasien yang
mendapatkan perawatan dari banyak tempat layanan kesehatan, pasien yang sering pindah dari
layanan ICU ke bangsal biasa dan sebaliknya.
![Page 3: MDRO](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/563db821550346aa9a90d32c/html5/thumbnails/3.jpg)
Sangat jarang terjadi kejadian petugas kesehatan menularkan MDRO kepada pasien di ICU.
Namun tak dapat dipungkiri bahwa petugas kesehatan ini terkolonisasi secara persisten oleh
MDRO, namun transmisinya sangat terbatas, hanya jika factor lainnya ada seperti sinusistis
kronis, infeksi saluran pernafasan atas, dan dermatitis.
Community Associated MRSA (CA-MRSA)
MRSA ada yang didapat dari komunitas / masyarakat. Transmisinya dapat dari paien yang telah
dirawat di ICU kemudian menularkan kepada keluarga pasien yang menunggu, yang kemudian
dapat menyebar ke masyarakat. Infeksi CA-MRSA ini biasanya pada infeksi kulit dan infeksi
jaringan lunak, pneumonia necrotizing, necrotizing fasciitis, osteomieltis berat, sindrom sepsis
dengan angka kematian yang tinggi yang dapat menyerang anak-anak maupun dewasa.
Usaha Preventif Infeksi MDRO
Usaha preventif yang dapat dilakukan adalah manajemen yang baik terhadap kateter IV mau pun
kateter urin. Mencegah infeksi traktus respirasi bawah pada pasien yang diintubasi, akurat dalam
mendiagnosis infeksi dan pemilihan selektif antibiotic dan peralatan yang digunakan untuk
pasien.
Mengontrol MDRO
1. Dukungan lembaga
Dukungan rumah sakit ini sangat penting. Dapat ditunjukkan dengan pengadaan hand rub
dan tempat cuci tangan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri dari pasien satu
ke pasien lain.
2. Edukasi
Edukasi ini diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga pasien. Yaitu edukasi
mengenai pentingnya hand hygiene.
3. Penggunaan antibiotic yang tidak sembarangan
Penggunaan antibiotic harus sesuai dengan penyebab infeksinya. Jika tidak, hal itu dapat
menyebabkan terjadinya resitensi bakteri terhadap antibiotic.
![Page 4: MDRO](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/563db821550346aa9a90d32c/html5/thumbnails/4.jpg)
4. Lingkungan
Lingkungan sekitar pasien seperti bed pasien, meja pasien, pintu, meja perawat, perlu
dibersihkan dengan antiseptic (dapat digunakan alcohol hand rub) untuk mengurangi
penyebaran bakteri.