mdro

6
Definisi Multidrug-resistant organisms (MDRO) Untuk kepentingan epidemiologi, MDRO didefinisikan sebagai mikroorganisme atau bakteri yang telah menjadi resisten terhadap satu atau lebih dari agen antimikroba. Organisme yang mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotic, perlu mendapatkan perhatian khusus di tempat layanan kesehatan. Selain MRSA dan VRE, GNB tertentu, termasuk golongan yang memproduksi (ESBLs) dan lainnya yang resisten terhadap multiple kelas antibiotic. Termasuk dalam kategori resisten terhadap semua antibiotic kecuali imipenem yaitu Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, dan Acinetobacter baumannii. Organisme Stenotrophomonas maltophilia, Burkholderia cepacia, dan Ralstonia pickettii telah resisten terhadap antibiotic spectrum luas. Di wahana layanan kesehatan tertentu seperti lctf, penting untuk dilakukannya control terhadap multidrug-resistant S. pneumonia (MDRSP) yang telah resisten terhadap penisilin dan antibiotic spectrum luas seperti makrolid dan fluorokuinolon. Strain S. aureus yang telah resisten terhadap vankomisin seperti vancomycin- intermediate S. aureus (VISA), vancomycin-resistant S. aureus (VRSA) telah mempengaruhi populasi spesifik seperti pasien hemodialysis. Clinical importance of MDROs. Infeksi MDRO mempunyai klinis yang sama dengan infeksi yang disebabkan karena bakteri pathogen pada umunya. Namun pilihan

Upload: nabila-exa-talita

Post on 05-Jan-2016

231 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

MDRO

TRANSCRIPT

Page 1: MDRO

Definisi

Multidrug-resistant organisms (MDRO)

Untuk kepentingan epidemiologi, MDRO didefinisikan sebagai mikroorganisme atau bakteri

yang telah menjadi resisten terhadap satu atau lebih dari agen antimikroba. Organisme yang

mempunyai resistensi tinggi terhadap antibiotic, perlu mendapatkan perhatian khusus di tempat

layanan kesehatan. Selain MRSA dan VRE, GNB tertentu, termasuk golongan yang

memproduksi (ESBLs) dan lainnya yang resisten terhadap multiple kelas antibiotic. Termasuk

dalam kategori resisten terhadap semua antibiotic kecuali imipenem yaitu Escherichia coli,

Klebsiella pneumoniae, dan Acinetobacter baumannii.

Organisme Stenotrophomonas maltophilia, Burkholderia cepacia, dan Ralstonia pickettii telah

resisten terhadap antibiotic spectrum luas. Di wahana layanan kesehatan tertentu seperti lctf,

penting untuk dilakukannya control terhadap multidrug-resistant S. pneumonia (MDRSP) yang

telah resisten terhadap penisilin dan antibiotic spectrum luas seperti makrolid dan

fluorokuinolon. Strain S. aureus yang telah resisten terhadap vankomisin seperti vancomycin-

intermediate S. aureus (VISA), vancomycin-resistant S. aureus (VRSA) telah mempengaruhi

populasi spesifik seperti pasien hemodialysis.

Clinical importance of MDROs.

Infeksi MDRO mempunyai klinis yang sama dengan infeksi yang disebabkan karena bakteri

pathogen pada umunya. Namun pilihan terapi pasien yang terinfeksi MDRO sering sekali sangat

terbatas. Misalnya sampai sekarang hanya vankomisin yang efektif untuk terapi infeksi MRSA

yang mengancam jiwa. Selama tahun 1990 tidak ada antibiotic yang mampu mengobati infeksi

VRE. Meskipun sekarang telah tersedia antibiotic unttuk terapi infeksi karena MRSA dan VRE,

namun resistensi bakteri terhadap antibiotic baru berpotensi untuk terjadi.

Infeksi MDRO ini dikaitkan dengan semakin lamanya perawatan di rumah sakit, menambahnya

biaya dan tingkat kematian. Sedangkan infeksi VRE dikaitkan dengan meningkatnya tingkat

kematian, lamanya perawatan di rumah sakit, banyaknya pasien masuk ke ICU, prosedur operasi

yang lama dan banyaknya biaya yang dikeluarkan.

Pada MRSA, kasus yang sering terjadi yaitu bacteremia, poststernotomy mediastiinitis dan

infeksi tempat operasi. Terjadinya ketiga kasus di atas mungkin disebabkan bisa karena

Page 2: MDRO

tertundanya pemberian vankomisin, penurunan aktifitas bakterisid oleh vankomisin, atau

bacteremia persisten. Tingkat kematian dapat meningkat karena kurang sensitifnya vankomisn

terhadap VISA. Beberapa penelitian melaporkan bahwa terdapat hubungan antara infeksi MRSA

dengan lamanya perawatan dan banyaknya biaya kesehatan yang dikeluarkan.

Prevalensi infeksi MDRO lebih tinggi terdapat di ICU dibandingkan dengan bangsal biasa. Tak

dapat dipungkiri bahwa infeksi MDRO di bangsal biasa dapat menyebabkan penyakit yang serius

dan dapat menyebabkan kematian. Penghuni bangsal mungkin saja menjadi “kendaraan” bagi

MDRO untuk menyebar ke fasilitas kesehatan kecil lainnya.

Selama beberapa decade terakhir ini, prevalensi MDRO di rumah sakit amerika dan pusat

kesehatan telah mengalami peningkatan. MRSA pertama kali diisolasi di amerika pada tahun

1968. Awal tahun 1990, MRSA terhitung 20-25% nya adalah Staphylococcus aureus yang

berasal dari pasien yang pernah dirawat di rumah sakit. Pada tahun 1999, lebih dari 50% MRSA

merupakan S. aureus yang berasal dari pasien ICU di National Nosocomial Infection

Surveillance (NNIS). Pada tahun 2003, 59,5% S. aureus yang terdapat pada ICU NNIS adalah

MRSA.

Important concepts in transmission.

MRSA begitu MDRO terpapar ke suatu tempat layanan kesehatan, transmisi dan persistensi dari

strain yang resisten dibedakan oleh adanya pasien yang rentan terinfeksi, penggunaan antibiotic

yang selektif, dan meningkatnya potensi untuk terjadi transmisi dari pasien yang terinfeksi.

Pasien yang rentan terinfeksi adalah pasien dengan penyakit yang parah, terutama pasien

immune compromised, pasien post operasi, adanya alat medis seperti kateter urin, dan

endotrakeal tube.

Tangan sangat mudah terkontaminasi selama proses pelayanan atau kontak dengan pasien atau

lingkungan sekitar pasien. Yang perlu diperhatikan terutama pada pasien diare yang infeksi

MDRO di traktus gastrointestinal. Tanpa adanya rekomendasi untuk melakukan hand hygiene

dan penggunaan handscoen, sangat mungkin terjadi penularan MDRO dari petugas kesehatan

kepada pasien. Karena itu diperlukan strategi untuk mengontrol penyebaran MDRO.

Kemungkinan terjadinya transmisi MDRO ke layanan kesehatan primer adalah dari pasien yang

mendapatkan perawatan dari banyak tempat layanan kesehatan, pasien yang sering pindah dari

layanan ICU ke bangsal biasa dan sebaliknya.

Page 3: MDRO

Sangat jarang terjadi kejadian petugas kesehatan menularkan MDRO kepada pasien di ICU.

Namun tak dapat dipungkiri bahwa petugas kesehatan ini terkolonisasi secara persisten oleh

MDRO, namun transmisinya sangat terbatas, hanya jika factor lainnya ada seperti sinusistis

kronis, infeksi saluran pernafasan atas, dan dermatitis.

Community Associated MRSA (CA-MRSA)

MRSA ada yang didapat dari komunitas / masyarakat. Transmisinya dapat dari paien yang telah

dirawat di ICU kemudian menularkan kepada keluarga pasien yang menunggu, yang kemudian

dapat menyebar ke masyarakat. Infeksi CA-MRSA ini biasanya pada infeksi kulit dan infeksi

jaringan lunak, pneumonia necrotizing, necrotizing fasciitis, osteomieltis berat, sindrom sepsis

dengan angka kematian yang tinggi yang dapat menyerang anak-anak maupun dewasa.

Usaha Preventif Infeksi MDRO

Usaha preventif yang dapat dilakukan adalah manajemen yang baik terhadap kateter IV mau pun

kateter urin. Mencegah infeksi traktus respirasi bawah pada pasien yang diintubasi, akurat dalam

mendiagnosis infeksi dan pemilihan selektif antibiotic dan peralatan yang digunakan untuk

pasien.

Mengontrol MDRO

1. Dukungan lembaga

Dukungan rumah sakit ini sangat penting. Dapat ditunjukkan dengan pengadaan hand rub

dan tempat cuci tangan untuk mengurangi kemungkinan penyebaran bakteri dari pasien satu

ke pasien lain.

2. Edukasi

Edukasi ini diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga pasien. Yaitu edukasi

mengenai pentingnya hand hygiene.

3. Penggunaan antibiotic yang tidak sembarangan

Penggunaan antibiotic harus sesuai dengan penyebab infeksinya. Jika tidak, hal itu dapat

menyebabkan terjadinya resitensi bakteri terhadap antibiotic.

Page 4: MDRO

4. Lingkungan

Lingkungan sekitar pasien seperti bed pasien, meja pasien, pintu, meja perawat, perlu

dibersihkan dengan antiseptic (dapat digunakan alcohol hand rub) untuk mengurangi

penyebaran bakteri.